PROPOSAL PTK
Disusun oleh:
Yasir Faisal
BAB 1
PENDAHULUA
siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan model
informasi akademis baru kepada peserta didik setiap minggu atau secara reguler,
1
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Pendidik
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), h. 214
2
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h.40
2
3
berikut. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat
orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang
etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka
sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan dengan hasil yang mereka capai
sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim
penghargaan lainnya.3
jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Diawali dengan
kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar
3
Robert Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2008), h. 11-12
4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 68
4
pelajaran yang diberikan guru dan pelaksanaannya terdiri atas: (1) Penyajian
informasi (presentase kelas), (2) kerja kelompok, (3) kuis atau tes, dan (4)
bercirikan materi pelajaran yang disampaikan adalah sederhana dan tugas utama
Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya
mengandalkan satu siswa saja dalam satu kelompok tersebut. Karena setiap siswa
dituntut dapat meresume dan dapat mempresentasikan pada kelompok yang baru.
keaktifan dalam belajar. Dengan metode pembelajaran STAD para siswa dapat
berarti tercapainya tujuan belajar siswa. Tujuan belajar siswa dalam proses
pembelajaran adalah perubahan prestasi belajar mereka yang lebih baik daripada
sebelumnya.
5
Rustaman, Pembelajaran Kooperatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 26.
5
ada dua yaitu (1) Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam siswa
meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan; (2) Faktor ekstren
adalah faktor dari luar diri individu yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat.6
dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sekolah, dalam hal ini termasuk di
dalamya strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas. Oleh karena
itu, dengan STAD guru dapat memotivasi siswa untuk saling memberi semangat
mereka harus membantu dan memberi semangat teman satu tim dalam
mempelajari bahan ajar tersebut dan melakukan yang terbaik. Sehingga mereka
selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan. Keberhasilan ini antara
lain dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran dan perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses
6
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.54.
7
Robert E. Slavin, op.cit, h . 143
6
belajar tersebut. Keaktifan peserta didik tersebut bukan hanya dilihat dari segi
fisiknya, melainkan yang lebih penting adalah dari segi intelektual dan emosional
selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut, dan para peserta didik
mengalami perubahan secara sadar atau tidak sadar setelah mengalami proses
Olivia menyatakan prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat
mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah
yang meliputi tiga aspek setelah melalui proses pembelajaran dan dengan tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan.9 Aspek yang dimaksud ialah kognitif yang
materi Fiqih zakat mempunyai peranan yang penting dalam memberikan motivasi
kepada siswa dalam menerapkan tata cara menjaga akidah, iman dengan
menjalankan kewajiban agama dan untuk membantu dan menolong umat Islam
yang saling membutuhkan dan saling tolong menolong. Selain itu, pembelajaran
materi Fiqih zakat juga menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
8
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 311.
9
Femi Olivia, Tools For Study Skills: Teknik Ujian Efektif, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2011), h. 73.
7
dari itu, materi ini diajarkan di sekolah dan madrasah, meskipun materi ini bukan
berlandaskan iman dan takwa, namun kontribusi yang diberikan tidak dapat
tantangan zaman.
Menyadari akan peran dan fungsi pembelajaran materi Fiqih zakat itu,
telah dilakukan dalam melakukan revisi dan inovasi dalam pembelajaran guna
peranan penting karena dapat menimbulkan interaksi multi arah antara siswa
dengan guru dan antara siswa dengan siswa di kelas. Dengan demikian, perlu
diperhatikan ketepatan model mengajar yang dipilih oleh guru sesuai dengan
tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta dengan kemampuan guru memahami
10
Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah ( Standart Kompetensi), (Jakarta: Depag
RI, 2005), hal. 46.
11
Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 2001), h. 202.
8
merupakan salah satu cara memperbaiki dan peningkatan prestasi belajar siswa
maka dalam proses pembelajaran ada materi yang mudah dipahami dan ada juga
materi yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini menuntut setiap guru untuk
memahami bahwa tidak semua siswa dapat mempelajari apa yang diinginkannya.
penerima zakat, salah satunya adalah rendahnya motivasi dan prestasi belajar
pembelajaran bersikap pasif, mereka hanya menjadi pendengar yang baik, tidak
semangat dan tidak jarang terdapat beberapa siswa yang tidur ketika kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Hal ini terjadi karena, guru mengajar masih
siswa ketika menerima pengetahuan tersebut, seakan-akan guru dan siswa asyik
siswa untuk belajar, memerlukan suatu bentuk tindakan yang mampu memberikan
jalan keluar bagi permasalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan model pembelajaran baru yang lebih bersifat aktif
dan interaktif seperti strategi STAD. Karena, keaktifan siswa di kelas sangat
emosional siswa. Dalam Islam, penekanan proses kerja system memori terhadap
signifikansi fungsi kognitif dan fungsi sensori sebagai alat-alat penting untuk
9
belajar. Oleh karena itu, dengan metode STAD siswa akan mampu memecahkan
pengetahuan yang mereka miliki dengan bekerjasama dengan teman yang lainnya.
Batang Kuis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Fiqih bab zakat tentang 8 golongan penerima zakat masih sangat rendah dan belum
memenuhi KKM. Untuk mata pelajaran agama terutama untuk Fiqih nilai KKM
adalah 75. Hal ini bahwasannya 40% dari siswa yang mampu mencapai KKM
tersebut. Para siswa menganggap nilai 75 tersebut sangat tinggi karena tidak sedikit
anak yang merasa kesulitan dalam menghafal hadist dan ayat al-qur’an maupun
sehari-hari.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah prestasi belajar siswa, maka
ini diupayakan agar anak mampu mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar
Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan
membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Dalam hal ini, penulis
ingin mengangkat satu topik yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini,
10
Batang Kuis”
B. Identifikasi Masalah
berikut:
3. Prestasi belajar siswa pada pembelaran materi Fiqih zakat di Kelas X MAS
C. Pembatasan Masalah
Belajar Materi Fiqih zakat Siswa Kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam
Batang Kuis”
D. Rumusan Masalah
belajar siswa pada pelajaran Materi Fiqih zakat kelas X MAS Pondok
E. Tujuan Penelitian
Mawaridussalam
F. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa:
b. Bagi Guru:
LANDASAN
TEORITIS
Strategi berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti jenderal atau
dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran untuk mencapai proses dan hasil
yang maksimal.22
sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian
rupa sehingga tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai secara efektif dan
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
22
Demi Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Teori, Praktek dan Penilaian, (Bandung: CV
Pustaka Cendikia Utama, 2011), h.33
23
Ibid
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana, 2009), h.124
12
13
Divisions) biasa juga disebut sebagai pembagian tim pencapaian peserta didik.
Pembelajaran ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif
kelompok 4-5 orang peserta didik secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
penghargaan kelompok. Model ini dikembangkan oleh Roberts Slavin dan teman-
yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah
digunakan dalam Matematika, IPS, Bhs Inggris, teknik, dan banyak subjek
lainnya.26 Selain itu, model ini juga dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
yang maksimal.28
25
Syaiful Bahri Djamarah dkk, op.cit, h.5
26
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Pendidik, ( Jakarta;
Rajagrafindo Persada, 2010), h.214
27
Ibid, h.213
28
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Peserta Didik
(Bandung; Alfabeta, 2009), h. 74.
14
b. Pembagian Kelompok
(keragaman).
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya
e. Kuis (Evaluasi)
yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja
masing-masing kelompok.
luas yaitu memilih model, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif, menata
mengerjakan kuis secara mandiri, menilai dan menskor kuis siswa, memberikan
kelompok.30
B. Prestasi Belajar
1. Definisi Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni
“prestasi” dan “belajar”. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang
berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah
29
Rusman, op.cit, h. 215-216
30
Miftahul Huda, Cooperative Learning, Model, Tehnik, Struktur dan Model Penerapan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 18-19.
16
perubahan dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila
belajar mengajar. Hal ini dikarenakan ukuran dari baik atau tidaknya suatu proses
berpendapat lain bahwa prestasi belajar adalah tingkat pencapaian siswa dalam
proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu yang dapat diketahui melalui tes
hasil belajar.32 Ngalim Purwanto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tes
hasil belajar atau achievement test adalah tes yang dipergunakan untuk menilai
hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa-siswanya, atau dosen
merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran
melalui tes hasil belajar atau evaluasi yang telah ditentukan guru.
31
Nana Sudjana, Evaluasi Belajar, (Ciamis: Publikasi STKIP Siliwangi, 1981), h. 93.
32
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 25.
33
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 33.
17
2. Deskripsi Belajar
MA, yang mengatakan “menurut pendapat tradisional belajar itu hanya menambah
belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa perubahan pada
individu. Dalam pengertian lain defenisi belajar itu adalah: Suatu proses
perubahan yang timbul karena adanya reaksi terhadap situasi perubahan yang
sebagian oleh insting kematangan lebih masuk dan sebagainya tidak termasuk
proses perubahan yang dimaksud pada diri yang belajar harus terjadi perubahan
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang meliputi perubahan pengetahuan
nilai-nilai (values). Oleh karena itu, belajar adalah suatu kegiatan yang disadari
dan bersifat merenungkan hal yang baru serta hasilnya dapat digunakan dalam
sedemikian rupa pelajaran itu agar minat siswa dapat bangkit untuk
34
Ny. Roestiyah, H. K, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 8.
35
Tim Penyusun, Bag. Pro, Peningkatan Mutu Pendais, (Jakarta: Depag RI, 1981), h. 44.
18
diri sendiri.
keterampilan baru.
c. Perubahan itu terjadi akibat dan adanya suatu usaha yang disengaja.
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi
b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk
Dari faktor-faktor di atas, dapat diketahui bahwa ada siswa yang prestasi
belajarnya tinggi, ada siswa yang prestasi belajarnya rendah dan bahkan ada yang
gagal sama sekali. Dari beberapa faktor di atas, maka dapat diberikan penjelasan
sebagai berikut:
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek
36
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h.144.
19
1) Aspek fisiologis
percaya diri siswa, yang cepat atau lambat dapat mempengaruhi prestasi
kegagalan.
2) Aspek Psikologis
intelegensi (IQ) yang tinggi maka akan mudah belajar dan hasil belajarnya
pun baik. Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi (IQ) rendah maka
b) Bakat
baik atau tidak seseorang dalam bidang yang ia geluti tersebut, begitu pula
dalam belajar. Karena bakat itu mirip dengan intelegensi, maka seorang
siswa yang berintelegensi sangat cerdas disebut juga siswa yang berbakat.
c) Minat
yang besar terhadap pelajaran Bahasa Arab akan memiliki perhatian yang
besar pula untuk mempelajarinya. Berasal dari perhatian yang besar itu
37
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 160.
21
akan menimbulkan rasa giat untuk belajar dan akhirnya dapat mencapai
d) Motivasi
merupakan hal yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
merupakan hal yang berasal dari luar diri seseorang yang juga
tata tertib, suri tauladan orang tua atau guru dan sebagainya.
e) Sikap siswa
sesuatu baik positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap
mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar
prestasi belajar yang lebih baik. Sebaliknya sikap negatif siswa ditambah
memuaskan.
Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri
1) Lingkungan Sosial
seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang
baik serta memperlihatkan suri tauladan yang baik dalam belajar, dapat
kegiatan belajar siswa adalah orang tua atau keluarga siswa itu sendiri.
baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi belajar siswa.
keliru, dalam hal ini bukan saja siswa tidak mau belajar bahkan dapat
sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar
banyak hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar baik secara internal
melainkan juga faktor eksternal yang disebabkan dari lingkungan luar atau
guru itu tersendiri. Gambaran bahwa salah satu usaha yang kongkrit untuk
38
Tabrani Rusyan, Kunci Sukses Belajar, (Bandung; Sinergi Pustaka Indonesia, 2006), h.
96.
24
Pada dasarnya setiap mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu, dibatasi
oleh ruang lingkup keilmuanya bila dilihat dari segi isi materi. Dari segi sifatnya,
mata pelajaran dapat dibedakan menjadi mata pelajaran yang memiliki sifat bahan
yang konseptual dan aktual serta abstrak. Konseptual berarti suatu mata pelajaran
banyak berisi tentang konsep-konsep seperti ilmu ekonomi, sosiologi dan lainya.
Sedangkan aktual berarti berisi tentang bahan aplikatif yang harus dipraktekkan,
seperti akidah akhlak, olah raga dan lainya. Sedangkan abstrak adalah bahan yang
sulit untuk dijelaskan secara fisik seperti materi keimanan dan lain sebagainya.
Demikian halnya dengan mata pelajaran Fiqih zakat merupakan bagian dari
terutama pada sekolah tingkat menengah atas, sebagai standar minimal lulusan,
siswa yang telah tamat belajar dari sekolah menegah atas harus mampu
keimanan yang kuat dan akhlak yang baik, serta dapat mampu meneledani
akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, sebagai mata
pelajaran Fiqih zakat juga pun terkadang sulit dipahami secara menyeluruh bahan
ajarnya, sehingga para guru harus menunjukkan peran yang lebih maksimal dalam
pembelajaran.
25
Senada dengan itu, maka pada dasarnya prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih pada tingkat kognitif atau pengetahuannya dapat diukur dan
diamatidalam proses pembelajaran melalui tes hasil belajar yang dilakukan guru
2. Penelitian yang dilakukan oleh Legina Novita Dewi dalam skripsinya yang
meningkatkan prestasi siswa dari 73,91 pada siklus I menjadi 86,95 pada
hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata siswa adalah 54,26 dan
D. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
tindakan kelas berasal dari tiga kata inti, yaitu 1) penelitian, 2) tindakan, dan 3)
kelas. Berdasarkan tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali suatu permasalahan yang
ditemukan di dalam kelas oleh guru sebagai pengelola kelas, dan bertujuan untuk
yang berlokasi di jalan Pringgan Dsn. III Desa Tumpatan Nibung Kecamatan
efektif di kelas.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X, yang terdiri dari 15 siswa yang
terdiri atas 15 orang murid Laki-laki. Sementara itu, yang menjadi objek
penelitian adalah prestasi belajar siswa pada pembelajaran materi Fiqih judul
dari Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya “
Penelitian Tindakan Kelas” yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam
pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat elemen
56
penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 tahap yang di awali
dengan siklus I dan siklus II . Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
56
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), hlm; 16
30
b. Pelaksanaan Tindakan
kepada siswa.
dengan gambar
gambar, dan guru menulis tiap pertanyaan dan memberi skor nilai bagi
pada tiap pertanyaan, dan memberi nilai pada kelompok yang memberi
8) Guru membagikan bahan ajar dan LKPD kepada tiap kelompok dan
11) Guru meminta kelompok lain yang tidak melakukan presentasi untuk
tertinggi.
c. Pengamatan Tindakan
2) Keaktifan siswa
d. Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan, maka dari
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
b. Pelaksanaan Tindakan
c. Pengamatan Tindakan
d. Refleksi
pembelajaran STAD dalam peningkatan prestasi belajar materi Fiqih zakat siswa
dalam Islam.
1. Metode Observasi
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
33
penerapan cooperative learning dengan metode STAD pada mata pelajaran Fiqih
observasi ini memuat tiga fase esensial yaitu pertemuan perencanaan, observasi di
2. Metode Tes
Metode tes ini digunakan untuk mengetahui skor nilai melalui angka yang
cooperative learning dengan metode STAD pada mata pelajaran Fiqih zakat di
a) Pre-test (Tes Awal), yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai,
57
Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D
(Bandung : Alfabeta, 2007), h. 203
58
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 158
59
Ibid, h. 170
60
M. Ngalim Purwanto, op.cit, h. 28
34
diajarkan. Dalam hal ini fungsi pre-test adalah untuk melihat sampai
b) Post-test (Tes Akhir), yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program
kegiatan itu berhasil baik atau tidak. Dalam arti apakah semua atau
tercapai.61
3. Dokumentasi
yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah, prasasti, notulen rapat,
61
Ibid, h. 28
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), h. 206
35
learning model STAD seperti RPP, LKPD dan daftar nama siswa.
Keterangan
:
siswa
100 = Bilangan
tetap Kriteria :
63
M. Ngalim Purwanto, op.cit, h.102.
36
∑𝑋
x = ∑𝑁
Keterangan :
x : nilai rata-rata
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑N : Jumlah seluruh siswa
Dan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut: 64
Tabel 4
Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam %
Tingkat keberhasilan (%) Arti
>80% Sangat tinggi
60 – 79% Tinggi
40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah
<20% Sangat rendah
64
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK (Bandung: Yrama
Widyia, 2011), h.41.
65
Ibid., h. 41.
37
tingkat ketuntasan ≥ 65 %
38
DAFTAR PUSTAKA
Robert Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2008)
Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar dan Meneliti: Panduan Penilitian Tindakan
Kelas untuk Guru dan Calon Guru, (Surabaya: UNESA University Press,
2008)
Tim Penyusun, Bag. Pro, Peningkatan Mutu Pendais, (Jakarta: Depag RI, 1981)
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK (Bandung:
Yrama Widyia, 2011)
41
Batang Kuis,…………………….
Observer,
Topik /Pokok
Bahasan Waktu : Praktik Ketentuan Zakat
Siklus/pertemuan ke : 2x40 menit
: 1/2
Batang Kuis,…………
Observer,
sumber/LKS
3 Interaksi dengan bahan pelajaran
4 Interaksi dengan teman
5 Menyimak/mencatat penjelasan
6 Bermotif kerja
7 Bertanggung jawab
8 Bercanda/bermain di kelas
9 Keluar/masuk kelas
10 Tidak memperhatikan penjelasan
11 Menjawab pertanyaan guru
12 Mengajukan pertanyaan
13 Datang terlambat
14 Acuh tak acuh dalam kelompok
Batang Kuis,...........................
Observer
Pembelajaran Siklus/Pertemuan ke : ½
Penilaian
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Pengelolaan kelas
Berdoa dan mengabsen siswa
2 Apersepsi menarik perhatian siswa
3 Membangkitkan motivasi belajar
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
5 Unsur materi :
Penguasaan
Urutan
Kejelasan
6 Unsur pembelajaran
a. Penjelasan konsep
Melalui informasi
Melalui peragaan/demonstrasi
b. Mengorganisasi siswa kedalam kel belajar
c. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
d. Menerapkan teknik bertanya
Cara menyampaikan pertanyaan
Cara menanggapi pertanyaan
47
LKPD
IV Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
8. Peserta Didik secara berkelompok mendiskusikan jawaban
pertanyaanyang ada dalam LKPD
9. Peserta didik menyajikan hasil diskusi dengan semangat
V Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
10. Peserta didik memberikan tanggapan
11. Peserta menyimpulkan pelajaran yang diterimanya
12. Peserta didik melaksanakan tes evaluasi
4 Tes Soal Ujian Soal ujian
Inventory (Inventori) 1. Zakat secara bahasa artinya………
a. Tumbuh b.Barokah c. Thaharah
2. Golongan penerima zakat yang berjumlah 8 golongan terdapat dalam Al-Qur’an surah …….
a. QS. At-Taubah :6 b.QS. At-Taubah:10 c. QS. At-Taubah:103
3. Yang tidak termasuk orang yang berhak menerima zakat adalah………
a. Muzakki b. Ibnu sabil c. Fakir
4. Yang termasuk salah satu tujuan syariat dari zakat fitrah yaitu untuk menyucikan……
a. Kekayaan b. Jiwa c. Mata pencaharian
5. Orang yang banyak menanggung hutang dinamakan…….
a. Riqab b. Amil c. Gharim
6. Zakat maal merupakan zakat yang dikeluarkan untuk keperluan…..
a. Membersihkan sifat kikir b. Menyucikan dosa c. Membersihkan harta benda
7. Nishab kambing yaitu....
a. 60 ekor b. 20 ekor c. 40 ekor
8. Manfaat ibadah zakat bagi masyarakat yaitu ....
a. Membersihkan harta b. Melipatgandakan pahala c. Mendukung pembangunan sosial
9. Syarat harta yang dikeluarkan zakatnya yaitu……
a. Harta mencapai nishab b. Harta mencapai setengah tahun c. Kebutuhan harian belum tercukupi
10. Dalam zakat, jumlah kekayaan yang akan dizakati harus berada dibawah kekuasaan penuh ……..
a. Presiden
b. Amil
c. Muzakki
51
5 Dokumentasi Daftar Cocok (Check list) Keterangan : dokumentasi pada saat melakukan penelitian b