Anda di halaman 1dari 52

Lk.

11a Proposal Penelitian Tindakan Kelas

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN STAD DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MATERI FIQIH
ZAKAT SISWA KELAS X

PROPOSAL PTK

Disusun oleh:

Yasir Faisal
BAB 1

PENDAHULUA

A. Latar Belakang Masalah

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang berupaya

untuk mencapai pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Diantara strategi

pembelajaran yang berlandaskan pada model ini adalah strategi pembelajaran

STAD (Student Team Achievement Divisions), yaitu strategi pembelajaran yang

dikembangkan oleh Robert Slavin bersama-sama rekannya di Jhons Hopkins

University. Menurut Slavin, bahwa model pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang memacu

siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan yang diajarkan oleh guru.1

STAD merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif

yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan model

kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu tipe pembelajaran

cooperative learning yang efektif.2 Karena, STAD merupakan strategi yang

mudah dipahami, dan guru dapat menggunakan STAD untuk menyajikan

informasi akademis baru kepada peserta didik setiap minggu atau secara reguler,

baik melalui presentasi verbal atau teks.

1
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Pendidik
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), h. 214

2
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h.40

2
3

Berdasarkan pernyataan Slavin penjelasan mengenai STAD adalah sebagai

berikut. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat

orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang

etniknya. Guru menyampaikan pelajaran lalu siswa bekerja dalam tim mereka

untuk memastikan bahwa semua mengerjakan kuis mengenai materi secara

sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka

sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan

tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan dengan hasil yang mereka capai

sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim

yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau

penghargaan lainnya.3

Menurut Trianto pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan

jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan

campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Diawali dengan

penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis,

dan penghargaan kelompok.4

Dari sini dapat dipahami bahwa STAD menerapkan teknik pembelajaran

kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar

3
Robert Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2008), h. 11-12

4
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 68
4

dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari STAD ini adalah

mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai

pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka

mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Dalam pembelajaran kooperatif type ini, siswa dituntut untuk aktif

bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan dan memahami materi

pelajaran yang diberikan guru dan pelaksanaannya terdiri atas: (1) Penyajian

informasi (presentase kelas), (2) kerja kelompok, (3) kuis atau tes, dan (4)

penilaian kelompok. Menurut Rustaman “pembelajaran kooperatif type STAD

bercirikan materi pelajaran yang disampaikan adalah sederhana dan tugas utama

siswa adalah menyelesaikan lembar kerja secara berkelompok”.5

Dengan metode ini, siswa dapat bekerja atau berpikir sendiri tidak hanya

mengandalkan satu siswa saja dalam satu kelompok tersebut. Karena setiap siswa

dituntut dapat meresume dan dapat mempresentasikan pada kelompok yang baru.

Kegiatan belajar-mengajar menyenangkan apabila para siswa mempunyai

keaktifan dalam belajar. Dengan metode pembelajaran STAD para siswa dapat

menumbuhkan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, sehingga materi-

materi pelajaran yang diberikan dapat dipahami. Keberhasilan belajar siswa

berarti tercapainya tujuan belajar siswa. Tujuan belajar siswa dalam proses

pembelajaran adalah perubahan prestasi belajar mereka yang lebih baik daripada

sebelumnya.

5
Rustaman, Pembelajaran Kooperatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 26.
5

Menurut Slameto bahwa faktor yang mempengaruhi dalam prestasi belajar

ada dua yaitu (1) Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam siswa

meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan; (2) Faktor ekstren

adalah faktor dari luar diri individu yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat.6

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa salah satu faktor ekstren yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sekolah, dalam hal ini termasuk di

dalamya strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas. Oleh karena

itu, dengan STAD guru dapat memotivasi siswa untuk saling memberi semangat

dan membantu dalam menuntaskan ketrampilan-ketrampilan yang dipresentasikan

guru. Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan tim,

mereka harus membantu dan memberi semangat teman satu tim dalam

mempelajari bahan ajar tersebut dan melakukan yang terbaik. Sehingga mereka

merasa bahwa belajar itu penting, bermanfaat dan menyenangkan.7 Sehingga

dengan adanya kerjasama diantara mereka akan mendongkrak semangat mereka

dalam upaya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan meningkatkan

prestasi belajar mereka.

Keberhasilan belajar pada dasarnya merupakan perubahan positif belajar

selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan. Keberhasilan ini antara

lain dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses

pembelajaran dan perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses
6
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h.54.

7
Robert E. Slavin, op.cit, h . 143
6

belajar tersebut. Keaktifan peserta didik tersebut bukan hanya dilihat dari segi

fisiknya, melainkan yang lebih penting adalah dari segi intelektual dan emosional

selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut, dan para peserta didik

mengalami perubahan secara sadar atau tidak sadar setelah mengalami proses

belajar mengajar tersebut.8 Dengan kata lain, seseorang dikatakan telah

mengalami peristiwa belajar ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi

tahu, dari tidak berkompeten menjadi kompeten.

Olivia menyatakan prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat

mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah

ditetapkan. Prestasi belajar merupakan hasil prestasi yang mencerminkan siswa

yang meliputi tiga aspek setelah melalui proses pembelajaran dan dengan tujuan

pembelajaran yang sudah ditetapkan.9 Aspek yang dimaksud ialah kognitif yang

menyinggung pengetahuan, afektif yang menunjukkan sikap dan psikomotorik

yang menilai keterampilan.

Sabagai salah satu bagian integral dari pendidikan Islam, pembelajaran

materi Fiqih zakat mempunyai peranan yang penting dalam memberikan motivasi

kepada siswa dalam menerapkan tata cara menjaga akidah, iman dengan

menjalankan kewajiban agama dan untuk membantu dan menolong umat Islam

yang saling membutuhkan dan saling tolong menolong. Selain itu, pembelajaran

materi Fiqih zakat juga menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, dan mengamalkan Syariat islam, yang kemudian menjadi dasar

pandangan hidupnya melalui kegiatan

8
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 311.

9
Femi Olivia, Tools For Study Skills: Teknik Ujian Efektif, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2011), h. 73.
7

bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. 10 Maka

dari itu, materi ini diajarkan di sekolah dan madrasah, meskipun materi ini bukan

hanya satu-satunya faktor utama dalam membentuk sikap agamis yang

berlandaskan iman dan takwa, namun kontribusi yang diberikan tidak dapat

dipungkiri sangat besar, terutama dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi

tantangan zaman.

Menyadari akan peran dan fungsi pembelajaran materi Fiqih zakat itu,

maka senantiasa diperlukannya berbagai perubahan-perubahan yang mendasar

bagi kelangsungan dan keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Beberapa kebijakan

telah dilakukan dalam melakukan revisi dan inovasi dalam pembelajaran guna

lebih memudahkan dalam proses pencapaian tujuan pelaksanaan pembelajaran.11

Untuk menunjang proses pembelajaran materi Fiqih zakat, maka

penggunaan pendekatan, strategi, dan model pembelajaran sangat memegang

peranan penting karena dapat menimbulkan interaksi multi arah antara siswa

dengan guru dan antara siswa dengan siswa di kelas. Dengan demikian, perlu

diperhatikan ketepatan model mengajar yang dipilih oleh guru sesuai dengan

tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta dengan kemampuan guru memahami

dan melaksanakan model tersebut. Penggunaan pendekatan, strategi, model dan

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran

10
Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah ( Standart Kompetensi), (Jakarta: Depag
RI, 2005), hal. 46.

11
Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 2001), h. 202.
8

merupakan salah satu cara memperbaiki dan peningkatan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran Fiqih zakat.

Mengingat setiap materi mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda,

maka dalam proses pembelajaran ada materi yang mudah dipahami dan ada juga

materi yang sulit dipahami oleh siswa. Hal ini menuntut setiap guru untuk

memahami bahwa tidak semua siswa dapat mempelajari apa yang diinginkannya.

Fakta dilapangan, banyak sekali masalah yang dihadapi guru dalam

pembelajaran materi Fiqih zakat tentang penjelasan mengenai 8 golongan

penerima zakat, salah satunya adalah rendahnya motivasi dan prestasi belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran materi Fiqih. Banyak siswa ketika

pembelajaran bersikap pasif, mereka hanya menjadi pendengar yang baik, tidak

semangat dan tidak jarang terdapat beberapa siswa yang tidur ketika kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Hal ini terjadi karena, guru mengajar masih

menggunakan metode konvensional, yang hanya mengandalkan transfer

pengetahuan dari guru ke siswa saja, tanpa memperhatikan bagaimana situasi

siswa ketika menerima pengetahuan tersebut, seakan-akan guru dan siswa asyik

dengan dunia masing-masing.

Untuk membentuk suatu pembelajaran yang menarik dan menarik minat

siswa untuk belajar, memerlukan suatu bentuk tindakan yang mampu memberikan

jalan keluar bagi permasalah tersebut. Salah satu solusi yang dapat digunakan

adalah dengan menggunakan model pembelajaran baru yang lebih bersifat aktif

dan interaktif seperti strategi STAD. Karena, keaktifan siswa di kelas sangat

diperlukan karena proses kerja system memori sangat membantu perkembangan

emosional siswa. Dalam Islam, penekanan proses kerja system memori terhadap

signifikansi fungsi kognitif dan fungsi sensori sebagai alat-alat penting untuk
9

belajar. Oleh karena itu, dengan metode STAD siswa akan mampu memecahkan

masalahnya sendiri, yang paling penting melakukan tugasnya sesuai dengan

pengetahuan yang mereka miliki dengan bekerjasama dengan teman yang lainnya.

Berdasarkan hasil observasi di kelas X di MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam

Batang Kuis menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Fiqih bab zakat tentang 8 golongan penerima zakat masih sangat rendah dan belum

memenuhi KKM. Untuk mata pelajaran agama terutama untuk Fiqih nilai KKM

adalah 75. Hal ini bahwasannya 40% dari siswa yang mampu mencapai KKM

tersebut. Para siswa menganggap nilai 75 tersebut sangat tinggi karena tidak sedikit

anak yang merasa kesulitan dalam menghafal hadist dan ayat al-qur’an maupun

mempraktekan pembelajaran materi Fiqih zakat yang bermanfaat bagi kehidupan

sehari-hari.

Salah satu upaya untuk mengatasi masalah prestasi belajar siswa, maka

dilakukan perbaikan dan pembaharuan model dan strategi pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran cooperative learning dengan strategi STAD

(Student Team Achievement Divisions). Strategi ini menerapkan teknik

pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung

jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan penerapan STAD

ini diupayakan agar anak mampu mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar

kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin

diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan

suatu penelitian pendidikan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang mampu

membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Dalam hal ini, penulis

ingin mengangkat satu topik yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini,
10

yaitu: “Implementasi Strategi Pembelajaran STAD (Student Team

Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Materi

Fiqih Zakat Siswa Kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam

Batang Kuis”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

permasalahan yang terkait dengan judul penelitian ini di antaranya sebagai

berikut:

1. Aktivitas dan partisipasi siswa dalam pembelajaran materi Fiqih zakat di

Kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis masih

rendah, hal ini disebabkan banyak faktor.

2. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran materi Fiqih zakat di

Kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis belum

efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Prestasi belajar siswa pada pembelaran materi Fiqih zakat di Kelas X MAS

Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis masih rendah, hal ini

terlihat dari lemahnya perhatian siswa, tidak bersemangat dalam

menyelesaikan tugas dan enggan melakukan tanya jawab.

4. Penggunaan model pembelajaran guru mata pelajaran Fiqih monoton,

sehingga tidak menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Dalam pembahasan ini peneliti akan membatasi permasalahan di atas

pada: “Implementasi Strategi Pembelajaran STAD (Student Team Achievement

Divisions) Dalam Meningkatkan Prestasi


11

Belajar Materi Fiqih zakat Siswa Kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam

Batang Kuis”

D. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan peneliti dalam meneliti masalah ini dan juga

memfokuskan pembahasan, maka peneliti mengerucutkan pembahasan ini pada

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pembelajaran STAD dapat menumbuhkan semangat

belajar siswa pada pelajaran Materi Fiqih zakat kelas X MAS Pondok

Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Materi Fiqih zakat

kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui semangat belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X MAS PP

Mawaridussalam

2. Untuk Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran tipe STAD

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Fiqih zakat

kelas X MAS PP Mawaridussalam


12

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan dari penilitian tindakan kelas ini dapat didapatkan manfaat

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama

dalam bidang pendidikan Islam.

b. Ditemukannya proses pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan

prestasi siswa dalam belajar.

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa:

1) Memberikan kemudahan bagi siswa dalam menguasai materi Fiqih


zakat.

2) Meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam pembelajaran.

3) Menumbuhkan semangat berbagi ilmu antar siswa.

4) Siswa semakin terpacu untuk berfikir aktif, kreatif dan inovatif.

b. Bagi Guru:

1) Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat untuk meningkatkan

keterampilan guru dalam menerapan model pembelajaran

Kooperatif tipe STAD, dalam pembelajaran materi Fiqih zakat.

2) Guru dapat termotivasi untuk melakukan penelitian sederhana yang

lebih bervariatif dan inovatif sehingga dapat bermanfaat bagi

perbaikan proses pembelajaran materi Fiqih zakat.

3) Menambah pengetahuan guru dalam menciptakan suasana belajar

yang lebih kreatif dan menyenangkan.

4) Meningkatkan profesionalitas guru dalam mengajar.


BAB II

LANDASAN

TEORITIS

A. Strategi Pembelajaran STAD

1. Pengetian Strategi Pembelajaran STAD

Strategi berasal dari bahasa yunani strategos yang berarti jenderal atau

panglima, sehingga strategi diartikan sebagai ilmu kejendralan atau ilmu

kepanglimaan. Strategi selanjutnya dipakai dalam dunia pendidikan khususnya

dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran untuk mencapai proses dan hasil

yang maksimal.22

Secara umum strategi dalam bidang pendidikan atau pembelajaran adalah

sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di kelas sedemikian

rupa sehingga tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai secara efektif dan

efisien.23 Apabila dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran, maka menurut

Kemp, strategi pembelajaran adalah “suatu kegiatan pembelajaran yang harus

dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif

dan efisien”.24 Sedangkan menurut Djamarah strategi pembelajaran adalah “pola-

pola umum kegiatan guru-siswa dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

22
Demi Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Teori, Praktek dan Penilaian, (Bandung: CV
Pustaka Cendikia Utama, 2011), h.33

23
Ibid

24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana, 2009), h.124

12
13

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.”25

Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

Divisions) biasa juga disebut sebagai pembagian tim pencapaian peserta didik.

Pembelajaran ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif

dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap

kelompok 4-5 orang peserta didik secara heterogen. Diawali dengan penyampaian

tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan

penghargaan kelompok. Model ini dikembangkan oleh Roberts Slavin dan teman-

temannya di Universitas John Hopkin.

Menurut Slavin, model STAD merupakan variasi pembelajaran kooperatif

yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah

digunakan dalam Matematika, IPS, Bhs Inggris, teknik, dan banyak subjek

lainnya.26 Selain itu, model ini juga dapat digunakan dari tingkat sekolah dasar

sampai tingkat pendidikan tinggi.27

Pada pembelajaran dengan model STAD ini, menekankan pada adanya

aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling

membantu dalam menguasai menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi

yang maksimal.28

25
Syaiful Bahri Djamarah dkk, op.cit, h.5

26
Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Pendidik, ( Jakarta;
Rajagrafindo Persada, 2010), h.214

27
Ibid, h.213

28
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Peserta Didik
(Bandung; Alfabeta, 2009), h. 74.
14

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran STAD

Seperti halnya dengan model pembelajaran lainnya, pembelajaran

kooperatif tipe STAD juga membutuhkan langkah-langkah dalam menerapkan

model. Adapun langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

a. Penyampaian Tujuan dan Motivasi

Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran

tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap siswa

kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heteroginitas

(keragaman).

c. Presentasi dari Guru

Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya

pokok bahasan tersebut dipelajari.

d. Kegiatan Belajar dalam Tim

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk.

e. Kuis (Evaluasi)

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi

yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja

masing-masing kelompok.

f. Penghargaan Prestasi Tim

Memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok setelah guru


15

memeriksa hasil kerja siswa.29

Disamping langkah-langkah khusus di atas, langkah-langkah umum

penerapan pembelajaran kooperatif di ruang kelas memiliki langkah yang lebih

luas yaitu memilih model, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif, menata

ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif, merangking siswa, menentukan

jumlah kelompok, membentuk kelompok (pengelompokan permanen dan non

permanen), merancang team building untuk setiap kelompok, mempresentasikan

materi pembelajaran, membagikan lembar kerja siswa, menugaskan siswa

mengerjakan kuis secara mandiri, menilai dan menskor kuis siswa, memberikan

penghargaan kepada kelompok, dan mengevaluasi perilaku-perilaku anggota

kelompok.30

B. Prestasi Belajar
1. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yakni

“prestasi” dan “belajar”. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang

berbeda. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah

dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Sedangkan belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah

kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah

29
Rusman, op.cit, h. 215-216

30
Miftahul Huda, Cooperative Learning, Model, Tehnik, Struktur dan Model Penerapan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 18-19.
16

perubahan dalam diri individu. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil bila

telah terjadi perubahan dalam diri individu.

Prestasi belajar merupakan masalah yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar. Hal ini dikarenakan ukuran dari baik atau tidaknya suatu proses

pembelajaran sangat ditentukan oleh pencapaian prestasi belajar siswa. Nana

Sudjana menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh

melalui pengaruh-pengaruh lingkungan”31. Hal ini dapat dipahami bahwa prestasi

belajar merupakan hasil dari pengaruh-pengaruh dari lingkungan baik lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat sekitar. Abu Ahmadi

berpendapat lain bahwa prestasi belajar adalah tingkat pencapaian siswa dalam

proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu yang dapat diketahui melalui tes

hasil belajar.32 Ngalim Purwanto mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tes

hasil belajar atau achievement test adalah tes yang dipergunakan untuk menilai

hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada siswa-siswanya, atau dosen

kepada siswa, dalam jangka waktu tertentu.33

Dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran

melalui tes hasil belajar atau evaluasi yang telah ditentukan guru.

31
Nana Sudjana, Evaluasi Belajar, (Ciamis: Publikasi STKIP Siliwangi, 1981), h. 93.

32
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 25.

33
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 33.
17

2. Deskripsi Belajar

Menurut pendapat tradisional belajar adalah menambah dan

mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan hal itu sesuai pendapat S. Nasution

MA, yang mengatakan “menurut pendapat tradisional belajar itu hanya menambah

dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan”. 34Adapun pengertian yang lain

belajar adalah suatu proses aktifitas yang dapat membawa perubahan pada

individu. Dalam pengertian lain defenisi belajar itu adalah: Suatu proses

perubahan yang timbul karena adanya reaksi terhadap situasi perubahan yang

sebagian oleh insting kematangan lebih masuk dan sebagainya tidak termasuk

proses perubahan yang dimaksud pada diri yang belajar harus terjadi perubahan

tidak hanya intelek saja tetapi meliputi seluruh aspek Individu.35

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang meliputi perubahan pengetahuan

(knowledge), pengertian (undestanding), kemahiran (skill), sikap (attitude) dan

nilai-nilai (values). Oleh karena itu, belajar adalah suatu kegiatan yang disadari

dan bersifat merenungkan hal yang baru serta hasilnya dapat digunakan dalam

situasi yang bagaimanapun.

Untuk mencapai prestasi belajar yang demikian, maka perlu diorganisir

sedemikian rupa pelajaran itu agar minat siswa dapat bangkit untuk

mempelajarinya. Di dalam belajar ada 3 unsur pokok, yaitu :

34
Ny. Roestiyah, H. K, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 8.

35
Tim Penyusun, Bag. Pro, Peningkatan Mutu Pendais, (Jakarta: Depag RI, 1981), h. 44.
18

a. Suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk membawa perubahan pada

diri sendiri.

b. Kegiatan itu mempunyai tujuan untuk mendapatkan kecakapan atau

keterampilan baru.

c. Perubahan itu terjadi akibat dan adanya suatu usaha yang disengaja.

3. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/ kondisi

jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan

di sekitar siswa.

c. Faktor model belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.36

Dari faktor-faktor di atas, dapat diketahui bahwa ada siswa yang prestasi

belajarnya tinggi, ada siswa yang prestasi belajarnya rendah dan bahkan ada yang

gagal sama sekali. Dari beberapa faktor di atas, maka dapat diberikan penjelasan

sebagai berikut:

a. Faktor internal siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek

yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

36
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Press, 2009), h.144.
19

1) Aspek fisiologis

Kondisi fisiologis (jasmani) umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar siswa. Tegangan otot yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh

yang lemah dengan disertai kepala yang pusing, dapat menurunkan

kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga kurang mampu menyerap materi

pelajaran yang sedang dihadapinya.

Selain itu tidak kalah pentingnya kondisi panca indera (penglihatan,

pendengaran, penciuman, pengecap dan tubuh) juga sangat berpengaruh

pada kemampuan siswa. Daya pendengaran dan penglihatan yang

terganggu akan mempersulit siswa dalam menerima informasi yang

disajikan di dalam kelas. Akibatnya dapat menyebabkan terhambatnya

informasi menuju memori siswa.

Kondisi seperti tersebut di atas dapat menimbulkan kurangnya rasa

percaya diri siswa, yang cepat atau lambat dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa atau mungkin dapat menyebabkan siswa mengalami

kegagalan.

2) Aspek Psikologis

Kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam diri siswa merupakan

hal yang utama dalam menentukan intensitas dan prestasi belajar

seseorang. Faktor- faktor psikologis siswa yang umumnya ada dan

dibutuhkan oleh siswa diantaranya adalah:


20

a) Intelegensi/ kecerdasan siswa

M. Dalyono secara tegas mengatakan bahwa hasil belajar pada

umumnya dipengaruhi oleh intelegensi siswa dimana siswa yang memiliki

intelegensi (IQ) yang tinggi maka akan mudah belajar dan hasil belajarnya

pun baik. Sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi (IQ) rendah maka

akan mengalami kesulitan dalam belajar dan mendapatkan hasil belajar

yang rendah pula.37

b) Bakat

Di samping intelegensi (kecerdasan), bakat merupakan faktor yang

sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar seseorang. Tidak dapat

dipungkiri bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat

memperbesar peluang kemungkinan untuk memiliki prestasi belajar yang

baik atau tidak seseorang dalam bidang yang ia geluti tersebut, begitu pula

dalam belajar. Karena bakat itu mirip dengan intelegensi, maka seorang

siswa yang berintelegensi sangat cerdas disebut juga siswa yang berbakat.

c) Minat

Minat merupakan suatu rasa kecenderungan, kegairahan atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat juga dapat mempengaruhi

pencapaian hasil belajar. Misalnya, seseorang siswa yang memiliki minat

yang besar terhadap pelajaran Bahasa Arab akan memiliki perhatian yang

besar pula untuk mempelajarinya. Berasal dari perhatian yang besar itu

37
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 160.
21

akan menimbulkan rasa giat untuk belajar dan akhirnya dapat mencapai

hasil yang baik.

d) Motivasi

Motivasi merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut

mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, seseorang harus

memiliki motivasi, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik

merupakan hal yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang

mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar. Misalnya adanya

perasaan senang terhadap materi pelajaran. Sedangkan motivasi ekstrinsik

merupakan hal yang berasal dari luar diri seseorang yang juga

mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Misalnya, adanya pujian/hadiah,

tata tertib, suri tauladan orang tua atau guru dan sebagainya.

Kurangnya atau ketiadaan motivasi, baik internal maupun eksternal,

dapat menyebabkan kurang semangatnya seseorang untuk melakukan

proses mempelajari materi pelajaran baik di rumah maupun di sekolah

yang kemudian dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka.

e) Sikap siswa

Sikap merupakan berupa kecenderungan untuk merespons/mereaksi

sesuatu baik positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif terhadap

mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar

siswa tersebut. Reaksi positif tersebut dapat membawa siswa memperoleh

prestasi belajar yang lebih baik. Sebaliknya sikap negatif siswa ditambah

kebencian terhadap mata pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar


22

pada siswa dan dapat menghasilkan prestasi belajar yang kurang

memuaskan.

b. Faktor Eksternal Siswa

Seperti halnya faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri

atas dua macam, yakni:

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar

seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang

baik serta memperlihatkan suri tauladan yang baik dalam belajar, dapat

menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan masyarakat, tetangga dan teman- teman sepermainan

juga termasuk lingkungan sosial siswa. Kondisi masyarakat yang serba

kekurangan dan siswa anak dari pengangguran misalnya, sangat

berpengaruh pada aktivitas belajar anak. Mereka akan mengalami

kesulitan pada saat membutuhkan teman- teman untuk belajar dan

meminjam alat- alat belajar yang belum mereka miliki.

Lingkungan sosial siswa yang lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar siswa adalah orang tua atau keluarga siswa itu sendiri.

Keadaan di dalam keluarga/rumah semuanya dapat menimbulkan dampak

baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi belajar siswa.

Misalnya kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa yang

keliru, dalam hal ini bukan saja siswa tidak mau belajar bahkan dapat

melakukan hal-hal yang menyimpang.


23

2) Lingkungan Non Sosial

Faktor- faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung

sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar

yang digunakan siswa. Semua hal tersebut dipandang turut menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa.

Sedangkan menurut Tabrani Rusyan dalam proses belajar mengajar

banyak hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar baik secara internal

maupun eksternal, yaitu :

1) Siswa tidak memiliki semangat untuk belajar.


2) Kurang memahami akan adanya tujuan semangat belajar dalam
mengerjakan tugas belajar.
3) Kurang mampu merealisasikan program belajar dalam proses
pembelajaran.
4) Kurang memahami bagaimana susahnya membangun membina, dan
mengembagkan sumber daya manusia melalui proses pembelajaran
baik disekolah maupun diluar sekolah.
5) Tidak adanya perhatian dari guru tentang pentingnya semangat belajar
dalam kegiatan belajar.
6) Kurangnya mendapat peghargaan bagi siswa yang benar-benar
memiliki semangat belajar
7) Pengawasan belum berjalan sebagai mana mestinya.38

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang

menghambat kualitas belajar bukan hanya berasal dari internal siswa

melainkan juga faktor eksternal yang disebabkan dari lingkungan luar atau

guru itu tersendiri. Gambaran bahwa salah satu usaha yang kongkrit untuk

mendorong pencapaian prestasi belajar yang maksimal adalah juga dengan

membina dan mengembangkan semangat belajar yang baik, disamping

38
Tabrani Rusyan, Kunci Sukses Belajar, (Bandung; Sinergi Pustaka Indonesia, 2006), h.
96.
24

peningkatan pendidikan dan keterampilan dari siswa agar mampu

mengembangkan kegiatan belajar dengan baik.

4. Prestasi Belajar Materi Fiqih Zakat

Pada dasarnya setiap mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu, dibatasi

oleh ruang lingkup keilmuanya bila dilihat dari segi isi materi. Dari segi sifatnya,

mata pelajaran dapat dibedakan menjadi mata pelajaran yang memiliki sifat bahan

yang konseptual dan aktual serta abstrak. Konseptual berarti suatu mata pelajaran

banyak berisi tentang konsep-konsep seperti ilmu ekonomi, sosiologi dan lainya.

Sedangkan aktual berarti berisi tentang bahan aplikatif yang harus dipraktekkan,

seperti akidah akhlak, olah raga dan lainya. Sedangkan abstrak adalah bahan yang

sulit untuk dijelaskan secara fisik seperti materi keimanan dan lain sebagainya.

Demikian halnya dengan mata pelajaran Fiqih zakat merupakan bagian dari

mata pelajaran yang diamanahkan dalam UU Pendidikan Sisdiknas yang

terangkum dalam Pendidikan Agama Islam (PAI), yang membahas tentang

praktek kehidupan sehari-hari. Beberapa aspek tersebut diajarkan secara bertahap

terutama pada sekolah tingkat menengah atas, sebagai standar minimal lulusan,

siswa yang telah tamat belajar dari sekolah menegah atas harus mampu

memahami dan melaksanakan ajaran Islam salah satunya adalah memiliki

keimanan yang kuat dan akhlak yang baik, serta dapat mampu meneledani

akhlakul karimah dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu, sebagai mata

pelajaran Fiqih zakat juga pun terkadang sulit dipahami secara menyeluruh bahan

ajarnya, sehingga para guru harus menunjukkan peran yang lebih maksimal dalam

pembelajaran.
25

Senada dengan itu, maka pada dasarnya prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih pada tingkat kognitif atau pengetahuannya dapat diukur dan

diamatidalam proses pembelajaran melalui tes hasil belajar yang dilakukan guru

setelah proses pembelajaran berakhir.

C. Penilitian Yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ikhwan Mukarom, mahasiswa jurusan

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang pada tahun 2018 dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Fikih di MI KH.A Thohir Pulung Dowo Tumpang

Malang”. Dengan hasil penelitian menyatakan bahwa prestasi belajar

siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari pra-siklus sebesar

63,75% dan pada siklus III menjadi 82,50%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Legina Novita Dewi dalam skripsinya yang

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(Students Team Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Fiqih Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Sidodadi Garum Blitar”.

Dalam penelitian ini menunjukkan strategi pembelajaran STAD dapat

meningkatkan prestasi siswa dari 73,91 pada siklus I menjadi 86,95 pada

siklus II dan berada pada kriteria baik.

3. Penelitian Yoga Fathul Rohmah dalam skripsinya yang berjudul

“Penerapan Model Student Team Achievement Division (STAD) untuk

meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas III Sekolah


26

Dasar Negeri 03 Nglegok Blitar 2013/2014”. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa terbukti pada siklus pertama yang dilihat berdasarkan

hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata siswa adalah 54,26 dan

menjadi 73,19 (siklus I) dan 81,60 (siklus II).

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan strategi

pembelajaran STAD dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran

Fiqih zakat di kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dalambahasa Inggris disebut Claasroom Action Research (CAR). Penelitian

tindakan kelas berasal dari tiga kata inti, yaitu 1) penelitian, 2) tindakan, dan 3)

kelas. Berdasarkan tiga kata kunci tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali suatu permasalahan yang

ditemukan di dalam kelas oleh guru sebagai pengelola kelas, dan bertujuan untuk

memperbaiki serta meningkatkan mutu pembelajaran di kelas secara langsung.


28

Persoalan yang ingin dicari dalam penelitian ini adalah meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas X dalam pembelajaran materi Fiqih zakat.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam

yang berlokasi di jalan Pringgan Dsn. III Desa Tumpatan Nibung Kecamatan

Batang Kuis Deli Serdang Sumatera Utara.

Penelitian ini dijadwalkan pada bulan Oktober s/d November. Penentuan

waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK

memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang

efektif di kelas.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X, yang terdiri dari 15 siswa yang

terdiri atas 15 orang murid Laki-laki. Sementara itu, yang menjadi objek

penelitian adalah prestasi belajar siswa pada pembelajaran materi Fiqih judul

ketentuan zakat dalam Islam tentang 8 golongan penerima zakat.

Sedangkan kolaborator untuk penelitian ini adalah guru mata pelajaran

Fiqih kelas XI B Bapak Heri Kiswanto, S.Pd.I

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan menggunakan model spiral

dari Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dalam bukunya “

Penelitian Tindakan Kelas” yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam

pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan


29

pada siklus sebelumnya. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat elemen
56
penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 tahap yang di awali

dengan siklus I dan siklus II . Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai

berikut:

1. Siklus I

Siklus I pada pembelajaran ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar

yang akan disapaikan kepada siswa

2) Menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan

silabus pembelajaran materi Fiqih zakat pada judul “Ketentuan Zakat

Dalam Islam” tentang pengertian zakat, dalil kewajiban zakat, jennis-

jenis zakat, dan 8 golongan penerima zakat. Kemudian membuat

acuan pelaksanaan proses pembelajaran. Pembelajaran pada

pertemuan kedua dan seterusnya disusun berdasarkan hasil analisis

terhadap metode penelitian yang digunakan.

3) Membuat lembar kerja siswa

4) Membuat papan skor nilai untuk tiap kelompok

5) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

56
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), hlm; 16
30

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi dan apresiasi

tentang materi pokok yang akan diajarkan.

2) Penjelasan singkat metode pembelajaran STAD yang akan diterapkan

kepada siswa.

3) Guru memasang papan skor nilai kelompok

4) Guru membagi siswa kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri

dari 5-6 siswa

5) Guru meminta tiap siswa untuk mengamati gambar yang sudah

disediakan dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan gambar

6) Tiap kelompok mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan

gambar, dan guru menulis tiap pertanyaan dan memberi skor nilai bagi

kelompok yang mengajukan pertanyaan

7) Guru meminta kepada tiap kelompok untuk memberikan tanggapan

pada tiap pertanyaan, dan memberi nilai pada kelompok yang memberi

tanggapan di papan skor

8) Guru membagikan bahan ajar dan LKPD kepada tiap kelompok dan

meminta tiap kelompok untuk mengerjakan LKPD sesuai dengan

waktu yang ditentukan.

9) Guru memberi nilai kepada kelompok yang menyelesaikan LKPD

sebelum habis batas waktu yang ditentukan

10) Guru meminta beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusi mereka pada LKPD, dan memberi nilai kelompok tersebut.


31

11) Guru meminta kelompok lain yang tidak melakukan presentasi untuk

mengajukan pertanyaan, guru memberi nilai kelompok tersebut.

12) Kelompok yang presentasi atau kelompok lain menanggapi

pertanyaan-pertanyaan tersebut. Guru memberi nilai kelompok yang

memberi tanggapan dari pertanyaan.

13) Guru mengadakan kuis, dan memberi nilai kelompok yang

memberikan jawaban yang benar dari kuis tersebut.

14) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor

tertinggi.

15) Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama

c. Pengamatan Tindakan

1) Situasi kegiatan belajar mengajar

2) Keaktifan siswa

3) Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok

d. Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan, maka dari

data tersebut dianalisis untuk memastikan bahwa dengan menerapkan strategi

pembelajarn STAD dalam pembelajaran materi Fiqih zakat dapat meningkatkan

prestasi siswa dalam belajar.

2. Siklus II

Siklus II pada pembelajaran ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi sebagai berikut:


32

a. Perencanaan Tindakan

Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus pertama

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan strategi pembelajaran STAD berdasarkan rencana

pelaksanaan pembelajaran hasil refleksi siklus pertama

c. Pengamatan Tindakan

Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan terhadap implementasi

strategi pembelajaran STAD.

d. Refleksi

Peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus

kedua dan menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan strategi

pembelajaran STAD dalam peningkatan prestasi belajar materi Fiqih zakat siswa

kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam pada judul Ketentuan Zakat

dalam Islam.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang ada hubungannya dengan penulisan ini,

penulis memakai beberapa metode sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
33

terlalu besar.57Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.58

Dalam kegiatan ini yang di observasi secara langsung adalah kegiatan

penerapan cooperative learning dengan metode STAD pada mata pelajaran Fiqih

zakat di kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis. Metode

observasi ini memuat tiga fase esensial yaitu pertemuan perencanaan, observasi di

dalam kelas, dan diskusi balikan.

2. Metode Tes

Metode tes Adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang mendapat

jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.59

Metode tes ini digunakan untuk mengetahui skor nilai melalui angka yang

diberikan kepada siswa dengan kriteria-kriteria penskoran sebagaimana telah

tertulis. Dan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses penerapan

cooperative learning dengan metode STAD pada mata pelajaran Fiqih zakat di

kelas X MAS Pondok Pesantren Mawaridussalam Batang Kuis. Dalam penelitian

ini tes yang diberikan ada 2 macam, yaitu:60

a) Pre-test (Tes Awal), yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai,

dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa

57
Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D
(Bandung : Alfabeta, 2007), h. 203

58
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 158

59
Ibid, h. 170

60
M. Ngalim Purwanto, op.cit, h. 28
34

terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan

diajarkan. Dalam hal ini fungsi pre-test adalah untuk melihat sampai

dimana keefektifan pengajaran, setelah hasil pre-test tersebut nantinya

dibandingkan dengan hasil post-test.

b) Post-test (Tes Akhir), yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program

satuan pengajaran. Tujuan post-test ialah untuk mengetahui sampai

dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan

maupun pemahaman) dan prestasi belajar siswa terhadap materi yang

diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD).

jika hasil post-test dibandingkan dengan hasil pre-test, maka keduanya

berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana keefektifan pelaksanaan

program pengajaran. Guru atau pengajar dapat mengetahui apakah

kegiatan itu berhasil baik atau tidak. Dalam arti apakah semua atau

sebagian besar tujuan intruksional yang telah dirumuskan telah dapat

tercapai.61

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah, prasasti, notulen rapat,

legger, agenda dan sebagainya.62

61
Ibid, h. 28
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), h. 206
35

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai seluk beluk

proses pembelajaran materi Fiqih dengan menggunakan pendekatan cooperative

learning model STAD seperti RPP, LKPD dan daftar nama siswa.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini dianalisis secara deskriptif dengan

menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran. Maka untuk mengetahui persentase kemampuan siswa,

peneliti mnggunakan rumus : 63


𝑅
𝑁𝑃 = x 100
𝑆𝑀

Keterangan
:

NP = Nilai Persen yang di cari atau

diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh

siswa

SM = Skor Maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan

tetap Kriteria :

0% ≤ NP ≤ 65 % : Siswa belum tuntas dalam belajar


65 % ≤ NP ≤ 100 % : Siswa telah tuntas dalam belajar.
Secara individu, siswa dikatakan telah tuntas apabila ≥ 65
%

Untuk mencari nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

63
M. Ngalim Purwanto, op.cit, h.102.
36

∑𝑋
x = ∑𝑁

Keterangan :

x : nilai rata-rata
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑N : Jumlah seluruh siswa
Dan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut: 64

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


P= ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

Dari persentase ketuntasan belajar, maka kriteria tingkat keberhasilan belajar

dalam persen (%), sebagai berikut:65

Tabel 4
Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam %
Tingkat keberhasilan (%) Arti
>80% Sangat tinggi
60 – 79% Tinggi
40 – 59% Sedang
20 – 39% Rendah
<20% Sangat rendah

G. Variabel dan Indikator Keberhasilan

Terdapat dua variable utama dalam penelitian tindakan ini, yaitu:

1. Cooperative Learning dengan metode STAD dengan indikator

a. Siswa dapat saling ketergantungan positif

64
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK (Bandung: Yrama
Widyia, 2011), h.41.

65
Ibid., h. 41.
37

b. Siswa dapat bertanggung jawab perseorangan

c. Siswa dapat saling tatap muka

d. Siswa dapat saling berkomunikasi antar anggota

e. Siswa dapat saling mengevaluasi proses kelompok

2. Prestasi belajar dengan indikatornya :

a. Secara individu, siswa mencapai tingkat ketuntasan belajar ≥ 65 %

b. Secara klasikal, ≥ 80 % dari keseluruhan siswa sudah mencapai

tingkat ketuntasan ≥ 65 %
38

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994)

Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi ( Jakarta: Kencana, 2009)

Agus Suprijono, Cooperative Learning dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2011)

Demi Kurniawan, Pembelajaran Terpadu Teori, Praktek dan


Penilaian, (Bandung: CV Pustaka Cendikia Utama, 2011)

Hamzah B Uno & Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEMI,


(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012)

Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Peserta


Didik (Bandung; Alfabeta, 2009)

Miftahul Huda, Cooperative Learning, Model, Tehnik, Struktur dan Model


Penerapan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013)

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011)

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Press, 2009)

Oemar Hamalik, Teknik Pengukur dan Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Mandar


Maju, 1998)

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 2000)

Nana Sudjana, Evaluasi Belajar, (Ciamis: Publikasi STKIP Siliwangi, 1981)

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung:


Sinar Baru Algensindo, 1996)
39

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2004)

Ny. Roestiyah, H. K, Didaktik Metodik, (Jakarta: Bina Aksara, 1986)

Robert Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2008)

Rochiati Wiriaatmadja, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas untuk


meningkatkan Kualitas Guru dan Dosen, (Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya, 2005)

Rusman, Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Pendidik


(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010)

Rustaman, Pembelajaran Kooperatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta,


2010)

Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2007)

Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Surakarta: Yuma Pustaka,


2010)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :


Rineka Cipta, 2006)

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002)

Tabrani Rusyan, Kunci Sukses Belajar, (Bandung ;Sinergi Pustaka Indonesia,


2006)
40

Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar dan Meneliti: Panduan Penilitian Tindakan
Kelas untuk Guru dan Calon Guru, (Surabaya: UNESA University Press,
2008)

Tim Catha Edukatif, Pembelajaran Berkarakter, (Sukoharjo: CV Sindunnata,


2015)

Tim Dosen IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, cet 1 (Surabaya:


Usaha Nasional, 2001)

Tim Penyusun, Bag. Pro, Peningkatan Mutu Pendais, (Jakarta: Depag RI, 1981)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana,


2010)

Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2012)

Undang-undang Sisdiknas no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Wahidmurni, Pengembangan Kurikulum IPS & Ekonomi di Sekolah/Madrasah,


(Malang: UIN-Maliki Press, 2010)

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


(Jakarta: Kencana, 2009)

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK (Bandung:
Yrama Widyia, 2011)
41

FORMAT PENGAMATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR


I. IDENTITAS KBM YANG DIAMATI

1. Nama Sekolah : MAS PP Mawaridussalam


2. Alamat Sekolah : Jl Pringgan Kec. Batang Kuis Deli Serdang
3. Nama Guru : Yasir Faisal
4. Mata Pelajaran : Fiqih
5. Materi/Bahan Pelajaran : Praktik Ketentuan Zakat
6. Siklus/Pertemuan ke : 1/1
7. Kelas/Semester : X/I
8. Waktu : 2x40 menit

II. ASPEK YANG


DIAMATI Petunjuk
pengisian :
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan aspek yang diamati, dan
catatlah hal hal yang penting dan relevan sehubungan dengan aspek yang
diamati dalam kolom keterangan.
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
A. Pendahuluan
Apakah guru mengabsen,
1.
memotivasi/membangkitkan minat siswa
belajar
Adanya apersepsi
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
Menyiapkan alat bahan/media pembelajaran
Mengemukakan alur kegiatan yang akan
dilakukan siswa
B. Kegiatan Pokok
Apakah guru menggunakan alat, bahan atau
media pembelajaran
Sesuaikah media dengan materi ?
2.
Memotivasi siswa untuk bertanya ?
Berperan sebagai fasilitator
Mengaktifkan diskusi
Memantau kesulitan/kemajuan belajar siswa ?
C. Penutup
Apakah siswa membuat
3. rangkuman/catatan ?
Apakah guru memberikan tugas/pr ?
Apakah guru melakukan refleksi ?
Batang Kuis, …………………
Observer,

FORMAT PENGAMATAN PENAMPILAN KEMAMPUAN


42

I. IDENTITAS KBM YANG DIAMATI

1. Nama Sekolah : MAS PP Mawaridussalam


2. Alamat Sekolah : Jl Pringgan Kec. Batang Kuis Deli Serdang
3. Nama Guru : Yasir Faisal
4. Mata Pelajaran : Fiqih
5. Materi/Bahan Pelajaran : Praktik Ketentuan Zakat
6. Siklus/pertemuan ke : 2/1
7. Kelas/Semester : X/I
8. Waktu : 2x40 menit

II. ASPEK YANG


DIAMATI Petunjuk
pengisian :
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan aspek yang diamati, dan
catatlah hal hal yang penting dan relevan sehubungan dengan aspek yang diamati
dalam kolom keterangan.
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
A. Penampilan Guru

Apakah guru ceria


1. Apakah guru antusias dalam mengajar
Apakah guru memiliki semangat dalam
mengajar ?
Apakah penampilan guru rapi dan sopan ?

B. Penggunaan Papan tulis

Apakah tulisan guru di papan tulis dapat


2. terbaca sampai belakang ?
Apakah guru menuliskan istilah istilah
/kosakata baru ?
C. Pengelolaan Waktu

Apakah guru menggunakan waktu secara


3. efektif dan efisien
Apakah guru menggunakan sebagian
waktu untuk menciptakan situasi siswa
belajar ?

Batang Kuis,…………………….
Observer,

FORMAT PENGAMATAN PENGELOLAAN KELAS


43

I. IDENTITAS KBM YANG DIAMATI


1. Nama Sekolah : MAS PP Mawaridussalam
2. Alamat Sekolah : Jl.Pringgan Kec. Batang Kuis Deli Serdang
3. Nama Guru : Yasir Faisal
4. Mata Pelajaran : Fiqih
5. Materi : Praktik Ketentuan Zakat
6. Siklus/pertemuan ke : 2/2
7. Kelas/Semester : X/I
8. Waktu : 2 x 40 menit

II. ASPEK YANG DIAMATI


Petunjuk pengisian :
Berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan aspek yang diamati, dan catatlah
hal hal yang penting dan relevan sehubungan dengan aspek yang diamati
dalam kolom keterangan.
No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
A. Pengelolaan Kelas
1.
Apakah guru menenangkan kelas
sebelum memulai pelajaran ?
Apakah guru mengatur pengelompokan
siswa ?
B. Teknik bertanya

Apakah guru menyebarkan


pertanyaan kepada siswa ?
Apakah guru memperhatikan waktu
2. tunggu jawaban siswa ?
Apakah guru menghindari jawaban
serentak ?
Apakah guru menanggapi jawaban siswa
dengan baik dan penuh perhatian ?
C. Pengelolaan pembelajaraan kooperatif

Apakah guru membagi dalam kelompok


3. ?
Apakah guru memberikan uji awal dan
uji akhir ?

Batang Kuis, ………………..


Observer,
PEDOMAN OBSERVASI SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih


Nama Guru : Yasir Faisal
44

Topik /Pokok
Bahasan Waktu : Praktik Ketentuan Zakat
Siklus/pertemuan ke : 2x40 menit
: 1/2

CIRI PRILAKU SISWA DALAM


NO MELAKSANAKAN KEGIATAN YA TIDAK KOMENTAR
BELAJAR NYA
1. Mencari dan memberikan informasi
2. Bertanya pada guru atau siswa lain
3. Diskusi atau memecahkan masalah
Mengerjakan tugas yang
4. diberikan guru
Memanfaatkan sumber belajar yang
5.
ada
Menilai dan memperbaiki
6.
pekerjaannya
Dapat menjawab pertanyaan guru
7.
dengan tepat saat KBM berlangsung
Dapat memecahkan masalah dengan
8. tepat

Ada usaha dan motivasi untuk


9. mempelajari bahan atau stimulus
yang diberikan guru
Dapat bekerjasama dan berhubungan
10. dengan siswa lain

Batangg Kuis, ....................................


Observer

FORMAT PENGAMATAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Mata Pelajaran : Fiqih


Kelas/Semester : X/I
Waktu : 2 x 40 menit
Topik Pembelajaran : Praktik Ketentuan Zakat
Siklus /Pertemuan ke : 2/2
Nama Guru : Yasir Faisal

KEGIATAN PENGAMATAN YA TIDAK


Apersepsi 1. Persiapan pembelajaran ( RPP )
45

2. Menyiapkan media pembelajaran


3. Penampilan penyaji
PENDAHULUAN
4. Pemeriksaan Kehadiran siswa
5. Pelaksanaan apersepsi
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran
7. Pemberian motivasi pembelajaran
Penjelasan alur pelaksanaan
pembelajaran INTI
9. Penerapan strategi pembelajaran tertentu
Kegiatan Inti 10. Keterpaduan bahan pembelajaran
11. Penggunaan media pembelajaran
12. Penerapan teknik bertanya
Pemberian pengalaman berbahasa kepada
siswa
Pembahasan hasil kerja yang
melibatkan keaktifan siswa
15. Pemberian bimbingan kepada siswa
16. Penggunaan bahasa yang tepat
Penggunaan sistem penilaian (lisan/tertulis
)
18. Pemberian tindak lanjut
Penutup
(perbaikan/pengayaan )
19. Pemahaman wawasan siswa
( tugas akhir )

Batang Kuis,…………
Observer,

LEMBAR PRILAKU SISWA DALAM PBM

Nama Sekolah : MAS PP


Mawaridussalam Nama Guru : Yasir Faisal
Mata Pelajaran : Fiqih
Pokok Bahasan : Praktik Ketentuan
Zakat Kelas/Semester : X/I
Siklus/Pertemuan Ke : 2/2

No Perilaku Siswa Dalam PBM Tally Jumlah Prosentase


1 Menyelesaikan tugas
2 Interaksi dengan buku
46

sumber/LKS
3 Interaksi dengan bahan pelajaran
4 Interaksi dengan teman
5 Menyimak/mencatat penjelasan
6 Bermotif kerja
7 Bertanggung jawab
8 Bercanda/bermain di kelas
9 Keluar/masuk kelas
10 Tidak memperhatikan penjelasan
11 Menjawab pertanyaan guru
12 Mengajukan pertanyaan
13 Datang terlambat
14 Acuh tak acuh dalam kelompok

Batang Kuis,...........................
Observer

Format Ketrampilan Guru Dalam Mengembangkan Metode

Pembelajaran Siklus/Pertemuan ke : ½
Penilaian
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1 Pengelolaan kelas
Berdoa dan mengabsen siswa
2 Apersepsi menarik perhatian siswa
3 Membangkitkan motivasi belajar
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran
5 Unsur materi :
Penguasaan
Urutan
Kejelasan
6 Unsur pembelajaran
a. Penjelasan konsep
Melalui informasi
Melalui peragaan/demonstrasi
b. Mengorganisasi siswa kedalam kel belajar
c. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
d. Menerapkan teknik bertanya
Cara menyampaikan pertanyaan
Cara menanggapi pertanyaan
47

Menyimpulkan pendapat siswa


e. Penggunaan media pembelajaran
Papan tulis
Alat peraga
f. Melaksanakan kegiatan sesuai RPP
g. Membimbing siswa
Menjawab pertanyaan
Menyampaikan pendapat
h. Penampilan
Berbahasa yg baik
Kejelasan berbicara
Penghargaan kepada siswa
7 Penutup
a. Menyimpulkan hasil kegiatan belajar
b. Melaksanakan pos tes atau tugas/pr
c. Ketepatan waktu
Batang Kuis, …………………….
Observer,
48

LK-11b: Penyusunan Instrumen PTK

N Alat Instrumen Jenis Instrumen Contoh instrumen


o
1 Angket  Daftar Cocok (Check list) -
 Skala (Scala)
 Inventory (Inventory)

2 Wawancara  Pedomana Wawacara -


 Daftar Cocok (Check list)

3 Pengamat  Lembar Pengamatan


an  Panduan Observasi NO ASPEK Sangat
(Observas  Daftar Cocok (Check list) YANG baik Baik Cuku Kura
i) DIAMATI p ng
4 3 2 1
I Fase 1 (Orientasi Peserta Didik pada masalah)
1. Peserta Didik tampak antusias mengikuti proses pembelajaran
2. Peserta didik menemukan masalah dan menjawab pertanyaan dari guru
II Fase 2 (Mengorganisasikan Peserta Didik)
49
3. Peserta Didik membentuk kelompok sesuai instruksi guru
4. Peserta didik melakukan pengamatan terhadap gambar yang
disuruhguru
III Fase 3 (Membimbing penyelidikan individu dan kelompok)
5. Peserta Didik mengoptimalkan interaksi antara Peserta Didik dan
gurudengan diskusi kelompok
6. Peserta Didik terlibat langsung dalam kegiatan di kelas selama proses
Pembelajaran
7. Peserta Didik bekerjasama dalam berdiskusi dalam mengerjakan
50

LKPD
IV Fase 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
8. Peserta Didik secara berkelompok mendiskusikan jawaban
pertanyaanyang ada dalam LKPD
9. Peserta didik menyajikan hasil diskusi dengan semangat
V Fase 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
10. Peserta didik memberikan tanggapan
11. Peserta menyimpulkan pelajaran yang diterimanya
12. Peserta didik melaksanakan tes evaluasi
4 Tes  Soal Ujian  Soal ujian
 Inventory (Inventori) 1. Zakat secara bahasa artinya………
a. Tumbuh b.Barokah c. Thaharah
2. Golongan penerima zakat yang berjumlah 8 golongan terdapat dalam Al-Qur’an surah …….
a. QS. At-Taubah :6 b.QS. At-Taubah:10 c. QS. At-Taubah:103
3. Yang tidak termasuk orang yang berhak menerima zakat adalah………
a. Muzakki b. Ibnu sabil c. Fakir
4. Yang termasuk salah satu tujuan syariat dari zakat fitrah yaitu untuk menyucikan……
a. Kekayaan b. Jiwa c. Mata pencaharian
5. Orang yang banyak menanggung hutang dinamakan…….
a. Riqab b. Amil c. Gharim
6. Zakat maal merupakan zakat yang dikeluarkan untuk keperluan…..
a. Membersihkan sifat kikir b. Menyucikan dosa c. Membersihkan harta benda
7. Nishab kambing yaitu....
a. 60 ekor b. 20 ekor c. 40 ekor
8. Manfaat ibadah zakat bagi masyarakat yaitu ....
a. Membersihkan harta b. Melipatgandakan pahala c. Mendukung pembangunan sosial
9. Syarat harta yang dikeluarkan zakatnya yaitu……
a. Harta mencapai nishab b. Harta mencapai setengah tahun c. Kebutuhan harian belum tercukupi
10. Dalam zakat, jumlah kekayaan yang akan dizakati harus berada dibawah kekuasaan penuh ……..
a. Presiden
b. Amil
c. Muzakki
51

1. Rubrik dan penilaian kerja kelompok (pertemuan ke-1)


2. Sebutkan 8 golongan orang yang berhak menerima zakat !
52

5 Dokumentasi  Daftar Cocok (Check list)  Keterangan : dokumentasi pada saat melakukan penelitian b

Anda mungkin juga menyukai