Anda di halaman 1dari 5

1 Mengenal Asesmen Kemampuan Membaca

A. Asesmen
Asesmen berasal dari bahasa Inggris to assess yang berarti menaksir
atau taksiran. Istilah menaksir mengandung makna deskriptif atau
menggambarkan sesuatu, sehingga sifat atau cara kerja asesmen
sangat komprehensif. Artinya utuh dan menyeluruh.

Definisi asesmen menurut para ahli :


Menurut Alimin, Z (2012) : “Asesmen adalah upaya untuk
mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki,
hambatan/kesulitan yang dialami, mengetahui latar belakang
mengapa hambatan/kesulitan itu muncul dan untuk mengetahui
bantuan apa yang dibutuhkan oleh yang bersangkutan”.

Rochyadi, E (2016) : ” proses menggali dan menemukan inti


masalahnya secara lebih dalam sehingga esensi yang menjadi
faktor penghambatnya dapat ditentukan guna mencari alternatif
tindakan (intervensi) dalam penyelesaian masalahnya secara lebih
baik atau sekurang-kurangnya dapat meminimalisir masalah yang
dihadapi”.

Wallace & Longlin (1979): Asesmen merupakan suatu proses


sistematis dengan menggunakan instrumen yang sesuai untuk
mengetahui perilaku belajar, penempatan, dan pembelajaran.

Rosenberg (1982) Asesmen merupakan suatu proses pengumpulan


informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran anak.

Robert M. Smith (2002) “Asesmen adalah suatu pe komprehensif


dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya

dapat digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang


dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran.

1
McLounghlin & Lewis (1986) Asesmen adalah proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang
saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya
dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat
menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai
dengan kenyataan yang obyektif.

Fallen & Umansky (1988) Asesmen adalah proses pengumpulan


data untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh
proses pembuatan keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal
terhadap problem perkembangan sampai penentuan akhir terhadap
program anak.

Lerner, (1988:54) mendefinisikan bahwa asesmen merupakan


suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang siswa yang
akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan pembelajaran siswa tersebut.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di dalam


melakukan asesmen sebagaimana Mary, A.Falvey, (1986) dalam
Soendari (2009):

Mengapa Asesmen?
Moh. Amin (1995) mengemukakan tentang perlunya asesmen
dalam dunia pendidikan terutama bagi ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus).
Pertama, kegiatan asesmen merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi (identifikasi). Kedua, perbedaan individual.

Kapan Asesmen Dilakukan?


Sebelum, saat, setelah intervensi/pembelajaran (kontinyu-
berkesinambungan).
Mampu memfasilitasi belajar siswa dan keterampilan yang
diperoleh dari hasil belajar menjadi fungsional.

Dimana Asesmen Dilakukan?


Dalam situasi alamiah (seperti di rumah, di dalam kelas, di asrama,

2
dansebagainya (di mana anak tinggal).
Melihat perilaku nyata anak dalam berbagai ragam
situasi/lingkungan.

Bagaimana Asesmen Dilakukan?


Asesmen dilakukan melalui cara-cara berikut:

Observasi
Mengadakan pengamatan terhadap suatu obyek, gejala, peristiwa,
atau proses yang terjadi dalam suatu situasi baik yang terjadi pada
manusia atau pada lingkungannya.

Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui komunikasi verbal dengan cara mengadakan
tanya jawab baik langsung atau tidak langsung dengan responden.
Pada asesmen akademik, wali murid dan guru dapat menjadi
narasumber.

Tes
Alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan.

B. Tujuan Asesmen
Asesmen bertujuan untuk memperoleh data yang relevan, obyektif,
akurat, dan komprehensif tentang kondisi anak.

Secara spesifik, asesmen bertujuan untuk mengetahui profil anak


secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya,
serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak.

Profil anak yang ditemukan digunakan untuk menentukan layanan


yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya serta untuk memonitor kemajuannya (Sunardi &
Sunaryo, 2006).

Menurut Moh.Amin (1995) kegiatan asesmen yang dilakukan


setelah ditemukan hambatan pada anak atau setelah kegiatan

3
deteksi diperlukan untuk:
Menyaring kemampuan atau menyeleksi kemampuan anak, untuk
keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penemuan program
untuk anak. ntuk menentukan arah atau tujuan pendidikan serta
kebutuhan anak, untuk mengembangkan program pendidikan yang
diindividualisasikan, dan untuk menentukan strategi, lingkungan
belajar, dan evaluasi pengajaran.

C. Fungsi Asesmen
Asesmen berfungsi sbagai alat/bahan untuk melihat kemampuan
dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, dengan demikian
akan diketahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam
pembelajaran siswa.

Asesmen digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana


letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan
belajar seorang anak. Hasil asesmen ini digunakan guru untuk
menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan
obyektif. Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

D. Asesmen Membaca
Asesmen membaca merupakan suatu proses pengumpulan
informasi tentang individu mengenai aspek membaca tentang
sejauh mana kemampuan membaca yang dimiliki anak, apa
hambatan yang dimiliki anak, dan apa kebutuhan anak tersebut
dalam aspek membaca, sehingga dapat dijadikan acuan sebagai
landasan pembuatan program dalam memenuhi kebutuhannya.

Dalam ruang lingkup asesmen, asesmen dalam aspek membaca


termasuk dalam asesmen akademik atau yang berazazkan
kurikulum. Tentunya dalam pembuatan instrumen asesmen
membaca harus didasarkan pada analisis kurikukul yang berlaku
disekolah tersebut. Sebagaimana ditegaskan oleh Alimin, Z (2012)
bahwa “tanpa pemahaman yang mendalam tentang isi kurikulum
mustahil asesmen dapat dilakukan”.

Instrumen asesmen yang digunakan adalah instrumen tes membaca


pemahaman yang dibuat berdasarkan analisis kurikulum 2013 yang
digunakan di sekolah. Materi pembelajaran yang menjadi acuan
pembuatan instrumen test identifikasi membaca pemahaman

4
adalah materi kelas 4 semester 2, sedangkan untuk instrumen test
asesmen lanjutan dibuat instrumen dengan menurunkan materi
berdasarkan kurikulum pada kelas 3 semester 2, kelas 2 semester 1
dan kelas 1 semester 2.

Jika dalam penurunan hingga kelas 1 semester 2 anak masih


kesulitan dalam membaca pemahaman. Tentunya instrumen
membaca pemahaman diturunkan menjadi instrumen membaca
permulaan.

Jika dalam membaca permulaan anak masih mengalami kesulitan


sebagaimana dijelaskan dalam teori penjelasan sebelumnya
menurut Alimin, Z (2010) bahwa “Setelah kesulitan membaca
anak dapat diketahui, langkah berikutnya adalah mengecek
keterampilan pra-akademik (kesadaran linguistik)” Karena
kesadaran lingusitik merupakan dasar atau prasyarat bagi anak
untuk dapat dan memiliki kemampuan membaca.

Adapun proses asesmen membaca lanjutan dilakukan berbeda


dengan proses identifikasi, karena proses asesmen lanjutan
dilakukan secara individual sedangkan proses identifikasi
dilakukan secara klasikal.

Anda mungkin juga menyukai