Pemeriksaan

Riwayat medis perlu ditelusuri karena beberapa keadaan sistemik dapat berkaitan dengan
pembengkakkan pada wajah atau intaoral. Sifat benjolan tidak dapat ditentukan tanpa pemeriksaan
lebih lanjut :

- Harus dilakukan tes vitalitas, pemeriksaan karies yang perlu direstorasi pada setiap gigi yang
berada dekat dengan benjolan pada rahang.
- Pemeriksaan jaringan periodontal pada gigi juga perlu dilakukan.
- Perlunya gambaran luas lesi dan daerah sekitarnya jika terdapat benjolan pada rongga mulut.
Pemeriksaan dengan OPT atau radiografi khusus (misalnya tengkorak, sinus, fungsi kelenjar
ludah), CT-scan, MRI, USG dapat dilakukan.
- Pemeriksaan darah mungkin diperlukan, terutama jika ada kecurigaan adanya blood dyscrasia
atau endocrinopathy yang mungkin menjadi dasar perkembangan benjolan.

Management

Rujukan ke spesialis dilakukan jika praktisi merasa :

- Diagnosis tidak jelas

- Diduga diagnosis berat seperti kanker
- Terdapat penyakit sistemik seperti Crohn disease
- Pemeriksaan yang dilakukan tidak jelas
- Diperlukan pemeriksaan yang kompleks
- Perawatan yang cukup kompleks
- Tidak tersedianya peralatan untuk melakukan perawatan
- Prognosis tidak jelas
- Pasien akan lebih puas

Oral cancer

Oral cancer adalah epitel neoplasma ganas yang umum tejadi di mulut. Lebih dari 90% adalah oral
squamous cell carcinoma (OSCC).

Oral cancer di klasifikasikan berdasarkan lokasi :

- Bibir (ICD 140)

- Lidah (ICD 141)
- Gusi (ICD 143)
- Dasar mulut (ICD 144)
- Bagian mulur yang tidak spesifik (ICD 145)

Neoplasma oral ganas lainnya seperti :

- Keganasan epitel  melanoma

- Karsinoma sekunder
- Sarkoma  sarcoma Kaposi
- Neoplasma limforetikular  limfoma
Oral squamous cell carcinoma (OSCC)

OSCC adalah sepuluh kanker yang umum terjadi di dunia dan semakin meningkat. Jumlah oral
cancer dan orofaring diperkirakan 300.000 kasus di seluruh dunia sekitar 3% dari total kanker. OSCC
banyak terjadi pada laki-laki sedangkan pada wanita menurun. Dan umumnya terjadi pada orangtua
dibandingkan dengan dewasa muda

Lesi oral yang berpotensi menjadi keganasan (Tabel 3)