Anda di halaman 1dari 57

1.

Ankyloglossia

Nama lain Tongue-tie

Ankyloglossia merupakan variasi normal pada rongga mulut yang ditandai dengan frenulum lingualis yang pendek sehingga membatasi pergerakan lidah
Definisi
menyebabkan gangguan bicara1

Sekitar 1% - 10%, predileksi pada laki-laki (♂)2


Epidemiologi
((0,1% - 10,7%, neonates > anak-anak, remaja & dewasa)

Etiologi Berkaitan dengan mutase gen TBX22 (mutasi gen pada kromosom X yang berkaitan dengan cleft palate syndrome)2
Faktor predisposisi Genetik dan predileksi pada pria

Selama minggu ke-4 kehamilan 🡪 lidah terbentuk dari lengkung faring 1,2 dan 3 (pharyngeal arch) dan lekukan dibentuk secara lateral yang bergerak bebas kec pada
Patogenesis (gangguan
perlekatan frenulum di apex lidah. Selama perkembangan, sel-sel frenulum mengalami apoptosis dan migrasi ke medial dorsum lingual (jika terjadi gangguan pada
apoptosis sel2
fase ini makan menyebabkan ankyloglossia)3 (pembentukan lidah intrauterine / 4th week → pembentukan pharyngeal arch 1 2 3 secara lateral kecuali di bagian
frenulum)
apex lidah → ada gangguan apoptosis dan migrasi dari sel2 frenulum → sel2 frenulum tidak bisa migrasi ke medial-ventral → tied di bag apex/tongue tie

● Frenulum pendek 🡪 pergerakan lidah terbatas


● Dapat menimbulkan maloklusi seperti diastema anterior
Gambaran klinis ● Kesulitan breastfeeding pada bayi
● Gangguan bicara (pelafalan bunyi l, r, t, d, n, z, th dan sh)
● Kekurangan nutrisi akibat adanya proses menelan/salivasi abnormal
Penegakan diagnosis Kotlow’s assessment

● Severity

Normal (> 16 mm)

Kelas I / mild (12 – 16 mm)

Kelas II / moderate (8 – 11 mm)

Kelas III / severe (3 – 7 mm)

Kelas IV / complete (< 3 mm)

● Mobilitas:

- Oral hygiene (tidak bisa membersihkan permukaan lidah/pipi/palatum)


- Mobilitas (tidak bisa membasahi bibir/menjulurkan ke depan/menjulurkan ke atas/menggulung ke depan/menciptakan celah(?))

- Ortodontik (diastema anterior, mendesak gigi ke anterior, blanching)

- Infants (kesulitan breastfeeding, abrasi lidah)

- Nutrisi (mudah tersedak, salivasi/proses menelan abnormal)

Hazelbaker assessment (berdasarkan anatomi dan fungsi)

Differential diagnosis Bifid tongue (=) Gambaran klinis saat posisi rest sama (≠) Tidak terdapat gangguan bicara, perlekatan frenulum
Prognosis Baik

- Speech therapy

Tatalaksana - Frenectomy

- Frenuloplasty
Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami ankyloglossia yang merupakan variasi normal rongga mulut dan tidak berbahaya yang ditandai dengan
terbatasnya pergerakan lidah dan gangguan bicara saat mengucapkan bunyi tertentu
KIE
Informasi: Menginformasikan pada px tentang penyebab ankyloglossia

Edukasi: Instruksikan px untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan terapi yang dapat dilakukan termasuk terapi bicara dan tindakan bedah
1
McDonald and Avery’s textbook
2
https://www.statpearls.com/kb/viewarticle/17608
3
Belmehdi, A., Harti, K. E., & Wady, W. E. 2018. Ankyloglossia as an oral functional problem and its surgical management. Dental and medical problems, 55(2), 213-216.

warna merah : revisi / tambahan

blok kuning : belum nemu penjelasannya


2. Fissured Tongue

Nama lain Lingua Plicata/Scrotal Tongue/Plicated Tongue/Furrowed Tongue1

Definisi Merupakan variasi normal rongga mulut yang ditandai adanya celah yang dalam pada dorsum dan lateral lidah 1
2% - 5% keseluruhan populasi, baik pada anak-anak maupun dewasa 1 predileksi pada laki-laki (♂)2 [kalo di Scully M=F]

Epidemiologi Temuan pada px Down syndrome > populasi normal; classic triad pada Melkerson-rosenthall syndrome (facial palsy, facial swelling, fissured tongue) 1

[kalo di Scully: + px Psoriasis & Job syndrome (hyper Ig-E & imunodefisiensi)]

Etiologi Herediter (berperan besar), defisiensi vitamin B-complex3


Faktor predisposisi Usia ↑ maka jumlahnya ↑, OH yang kurang baik menimbulkan inflamasi, Nutrisi4

Factor genetic dan usia 🡪 depapilasi pada lidah 🡪 mudah trauma dan inflamasi 🡪 muncul fissure
Patogenesis Hereditary, a fissured tongue is found in many normal persons but is more often seen in psoriasis, Down syndrome (trisomy 21), Job syndrome (hyper-IgE and
immunodeficiency) and Melkersson-Rosenthal syndrome

Asimptomatik (kecuali ada penumpukan debris yang menimbulkan burning sensation dan rasa sakit akibat inflamasi) 4
Gambaran klinis
Fissure, linier, jumlah dan ukuran bervariasi, tepi ireguler, batas jelas, warna normal, perm halus, daerah sekitar normal

● Dapat didiagnosis berdasarkan gejala klinis pada Pemeriksaan klinis (biopsy jarang diperlukan); kriterianya:

Pattern: - Central longitudinal - Lateral longitudinal - Diffusing

- Central transversal - Branching

Number of Fissure: - Mild (1 – 3) - Moderate (> 3) - Severe (> 10)


Penegakan diagnosis Symptoms: with/without burning sensation

Direction (multiple): - Beda arah 🡪 Scrottle tongue (fissured tongue: hanya dorsum, scrotal: dorsum sampai lateral)

- Sama arah 🡪 Multi-fissured tongue

● Pemeriksaan histologis : Temuan menebalnya lamina propria, hiperplasi rete-peg, micro abscess neutrofilik, dan infiltrate inflamasi pada lamina propria,
depapilasi papila filiformis
Differential diagnosis Geographic tongue4 (=) Asimptomatik (≠) Berbentuk seperti pulau dan hilang timbul

Tatalaksana Asymptomatic tidak diperlukan perawatan; jika symptomatic dapat diberikan anestesi topical sebagai terapi paliatif
Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami fissured tongue yang merupakan variasi normal di dalam rongga mulut yang ditandai dengan adanya celah
dan alur yang dalam pada bagian atas dan samping lidah, baik disertai keluhan atau tidak.

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bagaimana terjadinya fissured tongue

Edukasi: Instruksikan px menjaga OH (membersihkan lidah) untuk mencegah penumpukan sisa makanan pada celah lidah. Instruksikan px untuk menghindari
makanan pedas (menimbulkan iritasi papilla), serta melakukan terapi jika dirasa ada keluhan
1
Madani & Kuperstein, 2014
2
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4592719/
3
McDonald and Avery’s textbook
4
http://ispub.com/IJNW/10/1/3217#
3. Crenated Tongue

Nama lain Scalloped Tongue/Pie Crust Tongue/Lingua Indentata

Definisi Lekukan pada tepi lateral dan terkadang ujung lidah akibat tekanan lidah pada gigi
Epidemiologi -

Ukuran lidah (macroglossia sbg manifestasi oral dari akromegali dan hipotiroid), Edentulous gigi posterior

Etiologi penekanan kronis pada tepi lidah yang kontak dengan bagian lingual geligi mandibula. Bisa juga kombinasi beberapa factor dari maloklusi, macroglossia (berkaitan
dengan akromegali), dan daya tekan lidah ke lateral. (etiologi : tekanan terus menerus dari otot lidah pada lengkung gigi sehingga mencetak lengkung gigi → intinya
tekanan!)

Faktor predisposisi Macroglossia, Kebiasaan buruk (menghisap lidah, menekan lidah ke luar), Maloklusi maupun edentulous (bisa juga kombinasi factor predisposisi)
Patogenesis Faktor predisposisi 🡪 kompresi terus-menerus permukaan gigi dengan lidah 🡪 bagian yang terkena kompresi tercetak lekukan 🡪 crenated tongue

Pada lateral atau apex lidah yang terkene kompresi tercetak lekukan yang mencetak lengkung gigi

Gambaran klinis

● Anamnesis (menanyakan kebiasaan buruk e.g menghisap lidah)


● Pemeriksaan klinis (terdapat gambaran seperti cetakan gigi)
Penegakan diagnosis
Biopsy (kasus amyloidosis) dan sampel jaringan (kemungkinan keganasan), blood test, CT scan, MRI (kalau org anestesi pake Mallampati Score sbg assesment u/
menilai kesulitan intubasi dgn cara(?) menilai letak lidah, tonsil dan orofaring)
Differential diagnosis -

Tatalaksana (tergantung penyebabnya) 🡪 Terapi hormone thyroid (hipotiroid), , bedah (menghilangkan jar. abnormal), yang jelas tidak memerlukan terapi khusus
Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami crenated tongue yang merupakan variasi normal di dalam rongga mulut yang ditandai dengan adanya
lekukan seperti cetakan gigi pada lateral lidah

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bagaimana terjadinya crenated tongue

Edukasi: Instruksikan px perlunya menghilangkan factor predisposisi dengan cara penggatian gigi yang hilang dan eliminasi kebiasaan buruk lidah serta tidak
diperlukannya terapi khusus pada crenated tongue
4. Coated Tongue

Nama lain -

- Lapisan putih yang terbentuk karena penumpukan debris, bakteri, dan sel-sel mati pada dorsum lidah akibat overgrowth dan swelling papilla lidah
Definisi - Pseudomembran berwarna putih kekuningan pada dorsum lidah yang terjadi akibat penumpukan debris, sel keratin yang tidak terdeskuamasi, serta dapat
ditemukan adanya mikroorganisme seperti bakteri maupun jamur 1
Epidemiologi Dapat ditemukan pada semua kelompok usia dan lebih banyak ditemukan pada lansia (+ laki2 dan lansia)

Etiologi Penumpukan debris dan sel-sel mati (multifaktorial dan multi predisposisi! → Qty ↓ dan Qlty ↓ dari saliva → self cleansing ↓ → debris menumpuk )
Faktor predisposisi Meningkatnya usia, penyakit periodontal, flow saliva rendah, jamur, OH buruk 🡪 memperparah coated tongue

Patogenesis Gabungan factor predisposisi yang diperparah dengan kondisi OH buruk 🡪 coated tongue
● Pseudomembran berwarna putih kekuningan
● Dapat dikerok tanpa meninggalkan jaringan eritema
Gambaran klinis
● Tidak nyeri
● Halitosis (+)
● Pemeriksaan Visual

Gross et al: Scraping menggunakan tongue scraper dimulai dari sulkus terminal sampai apex lidah, kemudian lidah dibersihkan dengan larutan
saline menggunakan cotton pellet. Berat lapisan ditimbang (mg) dan keparahan dikategorikan berdasarkan index 0-3 (tanpa lapisan – parah).
Penegakan diagnosis
Miyazaki et al: index 0-3 (tidak terlihat, <1/3, <2/3, >2/3 permukaan dorsum lidah)

Chen: Warna (putih/kuning/abu2/hitam) dan Kondisi lidah (kering/licin/kering & kasar/tajam/berambut sebagian/berambut total)

● Pemeriksaan penunjang 🡪 Uji Mikologi (swab test)


Differential diagnosis Pseudomembranous candidiasis

(=) Pseudomembran berwarna putih pada dorsum lidah yang dapat dikerok

(≠) Jika dikerok meninggalkan jar. eritem dan terdapat burning sensation dan perubahan rasa makanan

Hairy tongue

(=) Lesi putih/kekuningan/coklat pada dorsum lidah

(≠) Terdapat pemanjangan papilla filiformis > 3mm


homogenous leukoplakia (=) lesi putih (x) unscrapable plaque

Tatalaksana KIE, (tongue scrap)


Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami coated tongue yang merupakan variasi normal di dalam rongga mulut. Mengkomunikasikan pada px bahwa
coated tongue ditandai dengan adanya lapisan putih pada permukaan lidah yang dapat dikerok.
KIE
Informasi: Informasikan pada px penyebab coated tongue

Edukasi: Instruksikan px untuk menghilangkan factor predisposisi dan rutin membersihkan lidah untuk mencegah penumpukan sisa makanan.
1
Van Tornout M, Dadamio J, Coucke W, Quirynen M. 2013. Tongue coating: relatedfactors. J Clin Periodontol. Vol. 40. pp: 180–185. doi: 10.1111/ jcpe.12031
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1034/j.1601-5037.2003.00034.x
+ dok meme : OSCE → px anak2 9 thn demam tinggi 3 hari lalu, di PKM diberi antibiotik dan analgesik. Sebutkan DD nya!
→ kalo Dx coated tongue, DD nya acute pseudomembrane candidiasis. Ternyata px typhoid, diberi ciprofloxacin, jadi DX coated tongue dan DD nya APC (jangan terbalik)
5. Hairy Tongue

Nama lain Lingua Villosa

Definisi Kondisi lidah akibat akumulasi keratin dari papilla filiformis pada dorsum lidah yang memberikan gambaran seperti rambut
Epidemiologi 0,5% terjadi pada usia dewasa dan lansia

Etiologi Meningkatnya keratinisasi dan menurunnya deskuamasi keratin epitel (papilla filiformis) dorsum lidah
Faktor predisposisi OH buruk, xerostomia, obat2an (antibiotic, immunosuppressant), penyakit sistemik, terapi radiasi, obat kumur dengan peroksida, candidiasis, merokok

Patogenesis (Faktor predisposisi → deposit keratin → papila filiformis memanjang → hairy tongue)
● Pemanjangan papilla filiformis > 3mm, dimulai dari sentral lalu ke lateral dan anterior
● Umumnya pada 1/3 posterior lidah
Gambaran klinis ● Warna bervariasi (putih/kekuningan/coklat/hitam, tergantung microflora/stain makanan/rokok)
● Umumnya asimptomatik, tetapi dapat disertai sensasi ingin muntah dan perubahan rasa
● Halitosis (+)

● Anamnesis (riwayat penyakit)


Penegakan diagnosis ● Visual
● Mikroskopis (tapi tanpa biopsy?)
● Pseudo-black hairy tongue (=) Terlihat kehitaman akibat faktro penyebab yang sama (≠) Tidak adanya elongasi papilla
● Oral hairy leukoplakia (=) Lesi berupa plak berwarna putih (≠) Lesi tidak dapat dikerok; banyak pada px immunocompromised & berada di
Differential diagnosis
dorsum/ventral/buccal/gingiva, EBV (+)
● Pseudomembran candidiasis (=) Lesi putih kekuningan yang dapat dikerok (≠) Jika dikerok akan meninggalkan jar. eritema
Tatalaksana Eliminasi agen penyebab; modifikasi faktor predisposisi; kontrol OH; debridement (scraping maupun brushing)

Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami hairy tongue yang merupakan variasi normal di dalam rongga mulut yang ditandai dengan adanya
gambaran berambut pada lidah

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bagaimana terjadinya hairy tongue

Edukasi: Instruksikan px untuk memodifikasi/menghindari factor predisposisi dan menjaga OH dengan menyikat lidah untuk mencegah penumpukan debris dan
mendeskuamasi keratin
https://www.journalcra.com/article/hairy-tongue-case-report-and-review-literature
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2292769/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4138463/
6. Geopraphic Tongue

Nama lain Benign Migratory Glossitis/Erythema Migrans/Annulus Migrans

Kondisi lidah yang ditandai dengan bercak-bercak multipel, berbatas jelas, kemerahan, dan memiliki tepi keputihan yang lebih prominen serta terbatas pada area
Definisi
dorsum dan lateral lidah1

Epidemiologi 1% - 2,5% dari keseluruhan populasi rentang usia dekade ke-2; predileksi pada perempuan (♀) dengan rasio 2:1
Etiologi Tidak diketahui

Stres psikologis, faktor imun, genetic, atopic/alergi, rokok, gangguan hormone, defisiensi nutrisi (vitamin D, B6, B12, asam folat, zat besi, zinc) 1 , trauma
Faktor predisposisi
Psoriasis (autoimun → overekspresi HLA, biasanya muncul di telapak tangan/kaki, kulit dan scalp) → mukosa rentan trauma mekanis/fisik/kimia

Patogenesis Berkaitan dengan genetic 🡪 proses regenerasi yang tidak adekuat sehingga lesi terlihat berpindah-pindah
● Bercak kemerahan yang berubah ukuran dan lokasi (Buku Jean Burch → makula) ; depapilasi → EROSI (mulai dari S. spinosusm - S. germinativum)
● Umumnya asimptomatik, jika simptomatik keluhannya dapat berupa nyeri, burning sensation, dysgeusia, sensitive terhadap makanan panas, pedas &
Gambaran klinis
asam2
● Dapat terjadi pada px dengan fissured tongue (yang merupakan tahap akhir dari geographic tongue)
● Anamnesis (tanyakan riwayat penyakit…) (lokasi berpindah2 → karena erosi muncul di waktu berbeda sehingga waktu regenerasi berbeda)
Penegakan diagnosis ● Pemeriksaan klinis
● Pemeriksaan penunjang HPA (jika diperlukan)
● Pseudomembran candidiasis (=) Peninggian tepi keratotic putih pada dorsum lidah (≠) Pseudomembran dapat dikerok dan meninggalkan jar. eritematous
● Leukoplakia (=) Plak berwarna putih yang dapat disertai tepi kemerahan dan tidak dapat dikerok (≠) EBV (+)
Differential diagnosis ● Lichen planus
● SLE (=) Bercak kemrahan ireguler pada lidah (≠) Merupakan manifestasi oral dari systemic lupus erythematous (autoimun)
● atrophic glossitis (atrofi papila, permukaan merah dan licin)
● eritematous candidiasis (pseudomembran putih bisa dikerok + erosi kemerahan)
Tidak memerlukan terapi khusus, kecuali simptomatik bisa diberikan antara lain: kortikosteroid topical (triamcinolon acetonide 0,1% dengan retinoic acid 0,05%),
Tatalaksana
topical anestesi (lignocaine gel), imunosupresan (cyclosporin), antihistamin, imun regulator 🡪 modulator respon inflamasi dan imunologi 2

Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami geographic tongue merupakan variasi normal di dalam rongga mulut yang tidak berbahaya dan tidak
memerlukan terapi khusus (kalo simptomatik → Terapi: antiseptik + eliminasi penyebab)
KIE
Informasi: Menginformasikan pada px mengenai factor yang memperparah geographic tongue

Edukasi: Instruksikan px untuk menghindari factor predisposisi dan menjaga OH serta terapi yang diberikan jika terdapat keluhan
1
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6580408/
2
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554466/
7. Macroglossia & Microglossia
Nama lain - Hipoglossia

(Pertumbuhan dan perkembangan abnormal yang ditandai dengan ukuran lidah lebih besar/kecil dibandingkan dengan lengkung dalam gigi RB)

Macroglossia ditandai dengan pembesaran dan penebalan lidah yang Microglossia adalah kelainan congenital dengan gambaran lidah lebih kecil atau
Definisi kemungkinan dapat disertai ulcer dan fissure, menyebabkan gangguan pada belum sempurna yang sering muncul bersamaan dengan kelainan ekstremitas 5
lidah seperti kesulitan makan dan menelan, sialorrhea dan infeksi berulang
maupun obstruksi jalan napas atas1

Tidak diketahui pasti karena etiologinya berbeda-beda Sangat jarang, tidak ada predileksi jenis kelamin dan dapat ditemukan pada bayi
Epidemiologi
dan anak-anak2

Etiologi berkaitan dengan akromegali, amyloidosis, hipotiroid, tumor Trauma sel pada minggu pertama kehamilan
Macroglossia1,3: Microglossia:

● Beckwith-wiedermann syndrome 🡪 pertumbuhan jar berlebih & ● Hypoglossia-hypodactyly syndrome4 🡪 gangguan perkembangan lidah
hipertrofi otot lidah dan ekstremitas (minggu 4 -7 intrauterine)
Faktor predisposisi &
● Congenital hypothyroid 🡪 berkaitan dengan akumulasi glikosaminoglikan
Patogenesis & over-development otot lidah
● Mucopolysaccharidoses & Amyloidosis 🡪 deposit substansi abnormal
● Tumor local (Lingual thyroid gland)
● Down syndrome 🡪 hypotonus otot maxilla/mandibula
a) Lidah membesar dan menebal a) Resesi mandibula
b) Dapat ditemukan ulser atau fissure b) Insisif mandibula tidak ada
c) Gangguan fungsi (makan, menela, bicara) c) Pembesaran ridge otot sublingual
d) Sialorrhea dan infeksi berulang hingga obstruksi sal. napas atas d) Hipertrofi kelenjar sublingual/submandibular
e) Palatum tinggi dan menyempit
Klasifikasi
Gambaran klinis
a) True macroglossia (congenital & acquired): perubahan utamanya pada
lidah
b) Relative/Pseudo macroglossia: Akibat dari rongga mulut yang kecil atau
adanya disfungis neurologis pada Down syndrome (hypotonus otot
lidah)1
Penegakan diagnosis ● Anamnesis (setidaknya menanyakan kondisi terkait pada 3 generasi ● Anamnesis (gangguan menelan, bicara, bernapas, riwayat medis)
sebelumnya, adanya gangguan menelan, bicara, dan pernapasan) ● Pemeriksaan klinis (morfologi lidah)
● Pemeriksaan klinis (lidah dalam posisi rest 🡪 observasi kesejajaran lidah ● Pemeriksaan laboratorium penunjang (screening metabolisme)
dengan datarn oklusal RB dan lengkung dalam gigi RB
● Pemeriksaan laboratorium penunjang (fungsi tiroid, screening
metabolisme)
● Biopsy local (untuk diagnosis neoplasma)

Differential diagnosis -
Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami macroglossia/microglossia akibat gangguan pertumbuhan dan merupakan variasi normal di dalam rongga
mulut
Tatalaksana (KIE)
Informasi: Menginformasikan pada px mengenai penyebab kelainan tersebut

Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan perawatan khusus, jika ada keluhan dapat dilakukan perawatan tertentu
1
https://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S2444340917000061?
token=A0869EA7D5B638E5EF8C2D764D2C1CA0474E1C2C4DCE2C11B6244132CE12C9962F7EC2ADD248AC3242E229219CEE4FF9
2
Nepram SS, Jain P, Huidrom RD. Isolated microglossia: A case report. J Med Soc 2015;29:180-1.
3
https://www.asean-endocrinejournal.org/index.php/JAFES/article/view/363/805
4
https://www.omim.org/entry/103300
5
http://www.ijdr.in/article.asp?issn=0970-9290;year=2012;volume=23;issue=2;spage=264;epage=270;aulast=Sharma
8. Bifid Tongue
Nama lain Partial Cleft Tongue
Definisi Kelainan perkembangan lidah yang ditandai dengan defek celah yang membagi anterior lidah secara longitudinal
Epidemiologi Jarang terjadi
Etiologi Kegagalan fusi lateral lingual sweeling saat intrauterine & tongue piercing

● Opitz G BBB syndrome


● Oro-facial-digital syndrome tipe I
Faktor predisposisi ● Klippel-feil anomaly (klinis: fusi vertebrae, leher pendek, gerak terbatas)
● Larsen syndrome (klinis: dislokasi sendi multiple🡪
● Diabetic mother syndrome (high risk mengalami congenital malformations)
(minggu ke-4 intrauterine) median swelling 🡪 tuberculum impar di dasar faring, lateral tongue swelling yang menyatu di tengah 🡪 fusi lateral terganggu 🡪 lidah
Patogenesis
terbagi secara longitudinal di anterior 🡪 bifid tongue
Gambaran klinis Lidah terbagi secara longitudinal pada anterior lidah

Penegakan diagnosis -
Differential diagnosis Ankyloglossia (=) Gambaran klinis sama (frenulum pendek dan terikat) (≠) Perlekatan frenulum bisa berbeda dan ada gangguan bicara

Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus, jika ada keluhan dapat melakukan tindakan bedah, ortodontik, prostodontik, dsb
Komunikasi: Mengkomunikasikan bahwa px mengalami bifid tongue akibat gangguan pertumbuhan dan merupakan variasi normal di dalam rongga mulut

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bahwa bifid tongue terjadi karena kelainan perkembangan lidah saat kehamilan

Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan perawatan khusus, jika ada keluhan dapat dilakukan perawatan tertentu

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3304211/
https://sci-hub.tw/https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2212555815000083
9. Median Rhomboid Glossitis (MRG)
Nama lain Central Papillary Atrophy/Posterior Midline Atrophic/Posterior Lingual Papillary Atrophy 1,2
Definisi Daerah kemerahan pada pertengahan posterior dorsum lidah 2,3
Epidemiologi 1% keseluruhan populasi, predileksi pada laki-laki (♂) dengan rasio (3:1), usia sekitar dekade ke-3 dan 4 (30-50 thn) 1,2
Etiologi Tidak diketahui tetapi sering berkaitan dengan infeksi bakteri/jamur 3 (gangguan pada tuberkulum impar) 1) Gangguan perkembangan 2) Infeksi jamur

● Merokok (> parah dari DM) X


● Diabetes mellitus X
● Penggunaan denture X
Faktor predisposisi
● Kortikosteroid inhalasi3 X
● Infeksi candida
● Kondisi imunodefisiensi1 X

(4th week IU) → kegagalan tuberkulum impar menyatu dengan lateral processus lidah → atrofi papila (di depan papila circum vallata) → terbentuk area halus
Patogenesis
eritematous dengan sedikit papila → MRG

● Makula
● Rhomboid/oval
● Soliter
● Ukuran 2-3 cm
● Tepi ireguler
Gambaran klinis ● Berbatas jelas
● Berwarna merah
● Permukaan licin
● Daerah sekitar normal

Terkadang ditemukan ‘kissing lesion’ (AIDS marker) 1 → kissing lesion a/ tanda MRG dengan co infeksi candida → pastikan dengan uji mikologi

● Anamnesa & Pemeriksaan klinis


● Biopsi (kecurigaan neoplasma)
Penegakan diagnosis
● Histologi (menunjukkan hiperplasi pseudoepitel ireguler)
● Pemeriksaan mikrobiologi (uji mikologi)

Differential diagnosis ● Erythroplakia4


● Geographic tongue4
(=) Makula, tepi ireguler, berbatas jelas, warna merah, permukaan licin, asimptomatik
(≠) Bercak-bercak merah dengan tepi keputihan yang meninggi (seperti peta), bertahan pada area yang sama 12-24 jam (berpindah) dan muncul di area lain
● Granular cell tumor4
● Neoplasma
● Lingual thyroid
● Gumma
● Mycobacterial/deep fungal infection
● Pyogenic granuloma
● Acute erythematous candidiasis4

Asimptomatik (pada umumnya) 🡪 tidak memerlukan terapi khusus hanya eliminasi factor predisposisi 1,3
Tatalaksana
Simptomatik (nyeri persisten, iritasi, pruritus) 🡪 terapi antifungal 2, jika terdapat ulser atau palpasi teraba keras maka diperlukan biopsi 1

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi lidah tersebut adalah median rhomboid glossitis yang diakibatkan oleh kelainan pertumbuhkembangan
dan merupakan variasi normal di dalam rongga mulut

Informasi: Menginformasikan pada px bahwa MRG disebabkan oleh bakteri/jamur yang bisa diperparah oleh factor pemicu seperti rokok dsb
KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan perawatan khusus dan cukup menghindari factor yang memperparah, jika ada keluhan dapat dilakukan
perawatan tertentu

Tidak bisa sembuh / papila tidak dapat tumbuh baru


1
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3170022/
2
Textbook Scully
3
Textbook Burket’s
4
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4607981/
http://www.jioh.org/article.asp?issn=0976-7428;year=2019;volume=11;issue=5;spage=323;epage=328;aulast=Surboyo
10. Lingual Varices
Nama lain Lingual Varicosities/Caviar tongue/Sublingual Varices
Definisi Kondisi vena yang yang mengalami dilatasi abnormal tanpa diketahui penyebabnya
Epidemiologi Banyak ditemukan pada px lansia (kemungkinan manifestasi dari proses penuaan)
Etiologi Menurunnya elastisitas dinding vaskuler akibat proses penuaan

● Usia
● Merokok (nikotin menginduksi konstriksi pembuluh vena)
Faktor predisposisi2
● Cardiovascular disease (hipertensi)
● Defisiensi nutrisi (ex. Vit C)

Patogenesis Proses penuaan 🡪 degenerasi serabut elastis 🡪 perubahan jar. ikat/melemahnya dinding vena 🡪 vasodilatasi 🡪 tidak dapat kembali vasokonstriksi 4
● Elevasi vena yang terlihat berliku-liku dan dan berakhir di ventrolateral lidah
● Berwarna biru, merah, ungu (tergantung usia, makin tua makin gelap)
Gambaran klinis
● Tidak sakit kecuali jika ada robek/perdarahan
● Berbentuk bercak/nodul/peninggian4
● Pemeriksaan klinis
Penegakan diagnosis
● Diascopy/Blanching test
Hemangioma (≠) Lesi soliter lebih umum daripada bilateral; onset saat masa anak-anak (melalui anamnesis)

Differential diagnosis Hematoma (≠) DIsebabkan trauma

Melanoma (≠) Kanker melanosit

Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus, tetapi bisa dilakukan cryosurgery atau sclerotherapy 3
Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa px mengalami lingual varices yang diakibatkan oleh pelebaran pembuluh vena

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bahwa lingual varices tidak berpotensi menjadi keganasan

Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan perawatan khusus kecuali px merasa estetiknya terganggu
1
Madani
2
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4381015/
3
Scully
4
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4499223/
11. Tongue Papillae Prominent

Nama lain Papilla foliata prominent Papilla circumvalata prominent


Penonjolan papilla circumvalata pada 1/3 posterior lidah yang terletak di depan
Definisi1 Hipertrofi papilla foliata
sulcus terminalis
Epidemiologi -

● Iritasi kronis (permukaan gigi atau denture yang tajam)


Etiologi & Predisposisi2 ● Infeksi local (keradangan tonsil lingualis, Scarlet fever o.k. infeksi Etiologi idiopatik; Faktor predisposisi makanan panas dan pedas
Streptococcus)
Patogenesis Iritasi kronis/infeksi local 🡪 pembesaran papilla foliata

● Papula ● Papula
● Bulat ● Bulat
● Jumlah bervariasi ● Jumlah 6 - 12
● Ukuran 1-2mm (normalnya 0,5 – 1mm) ● Ukuran 2-4mm
Gambaran klinis2 ● Tepi ireguler ● Tepi reguler
● Batas jelas ● Berbatas jelas
● Warna bening ● Warna seperti jaringan sekitar
● Daerah sekitar normal ● Daerah sekitar normal
● Asimptomatik ● Asimptomatik
Penegakan diagnosis1 Pemeriksaan klinis (penonjolan papilla di lateral lidah) Pemeriksaan klinis (penonjolan papilla di 1/3 posterior lidah)

Differential diagnosis
Tatalaksana1 Tidak memerlukan terapi khusus

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px kondisi yang dialami px adalah folliata/circumvallate papilla prominent yaitu penonjola pada lidah akibat makanan
panas/pedas atau trauma
KIE
Informasi: Menginformasikan pada px bahwa kondisi tersebut dapat diatasi dengan menghilangkan factor penyebab dan predisposisi

Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan perawatan khusus


1
Laskaris’s Color Atlas of Oral Disease
2
Burket’s
12. Stensen’s Duct Prominent

Nama lain Parotid papilla1


Definisi Merupakan variasi normal berupa peninggian kecil muara duktus kelenjar parotis (Stensen’s duct) pada mukosa buccal yang sejajar dengan M1 M2 rahang atas 1
Etiologi Trauma karena tergigit, piranti ortodontik, denture, dll 2
Patogenesis Trauma kronis 🡪 memicu proliferasi sel epitel squamous 🡪 penumpukan sel epitel squamous pada muara Stensen’s duct

● Nodula ● Berbatas jelas


● Bulat ● Warna seperti daerah sekitar
Gambaran klinis ● Soliter ● Permukaan licin
● Ukuran > ● Daerah sekitar normal
● Tepi regular ● Palpasi kenyal dan tidak nyeri
Penegakan diagnosis ● Anamnesis (memastikan jika etiologic o.k./ kemungkinan trauma)

● Iritasi fibroma (=) Nodula dengan daerah sekitar normal (≠) Hanya ditemukan di mukosa bukal
Differential diagnosis
● Sialolithiasis (=) Pembesaran muara Stensen’s duc (≠) Obstruksi ductus, dapat tejadi pada ductus lainnya

Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus


Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut adalah variasi normal pada rongga mulut yang disebabkan adanya trauma kronis

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bahwa kondisi tersebut tidak berbahaya

Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan terapi khusus kecuali px merasakan adanya keluhan lebih lanjut
1
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3987572/
2
Scully
13. Linea Alba Buccalis
Nama lain -
Peninggian linier berwarna putih pada mukosa bukal yang sejajar dengan bidang oklusal gigi. Biasanya memanjang dari sudut mulut menuju ke arah
Definisi
pterygomandibular raphae dan sebagian besar pada gigi posterior yang beroklusi 1.
Epidemiologi Dewasa > anak-anak; Predileksi pada perempuan (♀); Predileksi usia dekade ke-4 hingga lansia

Penekanan berulang, trauma frictional, parafunctional habit 1 (Terjebaknya mukosa bukal di antara titik oklusi gigi maksila dan mandibula karena adanya ruang
Etiologi
oklusi (biasa ditemukan pada orang yang chubby)

Faktor predisposisi Kondisi psikis


Trauma gesekan/tekanan/parafunctional habit (+ predisposisi) → otot buccinator menekan mukosa melalui cusp geligi 🡪 keratinisasi (respon fisiologis) 🡪 penebalan
Patogenesis
dan perubahan warna mukosa 🡪 hyperkeratosis berwarna putih (linea alba buccalis) *bisa sebagai marker bruxism dan clenching
● Lokasi di mukosa buccal (bisa bilateral)
● Tidak dapat dikerok
● Papula (memanjang horizontal)
● Asimptomatik
Gambaran klinis ● Lebar 1 – 2mm
● Permukaan licin
● Perluasan memanjang dari mukosa buccal M2 – C
● Daerah sekitar normal
● Warna putih

● Pemeriksaan klinis (diagnosis klinis)3


Penegakan diagnosis
● HPA (hyperkeratosis [S. Corneum], lapisan granuler yang dominan, akantosis [S. Spinosum]) 🡪 untuk konfirmasi ada/tidaknya displasia3

● Morsicatio buccarum X
(=) Lesi putih dengan permukaan kasar o.k. trauma kronis ringan shg timbul keratin berlebih
(≠) Plak putih dengan keratosis serta erosi kemerahan akibat kebiasaan menggigit pipi bagian dalam yang tidak disadari px
Differential diagnosis ● Frictional keratosis ✔
(=) Lesi putih dengan permukaan kasar o.k. trauma kronis ringan shg timbul keratin berlebih
(≠) Plak putih kasar, di area edentulous ridge/terpapar trauma lain → penyebabnya tidak selalu o.k. gigi tetapi bisa dari abrasi kronis akibat sikat gigi,
makanan atau piranti ortodonti
● Homogenous Leukoplakia ✔ (=) lesi putih tidak dapat dikerok (x) pemeriksaan HPA menunjukkan displasia yang merupakan ciri lesi pra ganas
Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus, hanya eliminasi penyebab dan kebiasaan buruk 2
Komunikasi: Mengkomunikasikan px bahwa kondisi tersebut adalah line alba buccalis yang merupakan variasi normal di dalam rongga mulut

KIE Informasi: Menginformasikan pada px bahwa linea alba buccalis dapat terjadi karena trauma gesekan terus menerus

Edukasi: Edukasi px bahwa kelainan ini tidak memerlukan perawatan khusus dan dapat hilang sendiri pada beberapa orang
1
Madani
2
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6698443/
3
Scully
14. Morsicatio Buccarum

Nama lain Morsicatio mucosa oris / Chronic mucosal chewing

Morsus = bite 🡪 Kebiasaan berulang atau aktivitas parafungsional otot terhadap jaringan nonkeratin mukosa buccal yang menimbulkan permukaan kasar berwarna
Definisi
putih dengan tekstur tidak beraturan dan ukuran bervariasi 1

Epidemiologi 0,5 – 1,12% 🡪 predileksi gender pada perempuan (♀) 3x lipat (3:1)2 ; usia > 35 tahun3
Etiologi Iritasi kronis akibat kebiasaan menggigit, mengunyah, dan menghisap mukosa buccal 2,3

Faktor predisposisi Gangguan kecemasan/kebiasaan menggigit yang tidak disadari px (pasien tidak sadar tapi tahu sedang menggigit pipi alias tidak bisa dikontrol)
Patogenesis Iritasi kronis 🡪 produksi keratin meningkat 🡪 hyperkeratosis 🡪 plak putih dengan keratosis

● Lokasi pada epitel nonkeratin 🡪 sering pada mukosa buccal (morsicatio buccarum), bibir (morsicatio labiorum), tepi lateral lidah (morsicatio linguarum)
● Plak
● Ukuran bervariasi
● Bentuk permukaan kasar dengan tepi ireguler
Gambaran klinis
● Perluasan di pertengahan anterior mukosa buccal dekat garis oklusi atau lebih
● Daerah sekitar kemerahan, terkadang disertai dengan erosi & petechiae
● Warna putih
● Asimptomatik

● Pemeriksaan klinis (diagnosis secara klinis dan konfirmasi habit menggigit mukosa buccal melalui anamnesis)
Penegakan diagnosis
*jika ragu dapat dilakukan biopsy (HPA: epitel normal dengan parakeratotic dan peradangan subepitel ringan)

Differential diagnosis ● Speckled leukoplakia (non-homogenous e.g. erythroleukoplakia) X


(=) Lesi putih dengan permukaan kasar, tidak dapat dikerok
(≠) Hasil biopsy menunjukkan dysplasia 🡪 potensi keganasan (lesi praganas)
● Candidiasis (chronic hyperplastic candidiasis) ✔
(=) Lesi plak putih dengan permukaan kasar, tepi ireguler, dasar kemerahan
(≠) Etiologi o.k. infeksi jamur, ada keluhan burning sensation
● Frictional keratosis ✔
(=) Lesi plak putih dengan permukaan kasar o.k. trauma kronis ringan shg timbul keratin berlebih
(≠) Daerah sekitar normal tanpa area kemerahan, penyebabnya tidak selalu o.k. gigi tetapi bisa dari abrasi kronis akibat sikat gigi, makanan atau piranti
ortodontik
● LIchenoid Reaction (jika plak putihnya sedikit tebal)
● Linea alba buccalis X
(=) Lesi papula putih dengan permukaan kasar o.k. trauma kronis ringan shg timbul keratin berlebih
(≠) Lesi berbentuk papula linier yang memanjang dari komisura bibir sampai ke gigi posterior sejajar dengan garis oklusi

Tatalaksana Eliminasi kebiasaan buruk; dapat menggunakan night guard


Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan variasi normal di rongga mulut dan tidak berbahaya

Informasi: Menginformasikan pada px bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh iritasi kronis akibat kebiasaan yang tidak disadari px
KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus namun px perlu menghindari faktor predisposisi dan diingatkan terhadap perubahan-
perubahan mukosa
;1
Madani
2
Burket’s
3
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6473409/
15. Frictional Keratosis

Nama lain -

Definisi Lesi putih tanpa area merah yang diakibatkan oleh gesekan/iritasi mekanis/trauma kronis ringan pada epitel mukosa RM sehingga memproduksi keratin berlebih 1
Epidemiologi Prevalensi 2 – 7% populasi1

Gesekan/trauma kronis ringan o.k.1:


- Tumpatan yang kurang baik
Etiologi - Cusp gigi yang tajam - Kebiasaan mengigit pipi
- Penggunaan denture - Edentulous ridge yang kontak saat mengunyah
- Menggosok gigi terlalu keras

Faktor predisposisi Merokok dan alcohol1,2 (why???) (pasien tidak sadar dan tidak tahu jika terjadi hiperkeratosis akibat trauma/gesekan)
Patogenesis Gesekan ringan terus-menerus/trauma kronis ringan (+ predisposisi) 🡪 peningkatan produksi keratin (respon fisiologis) 🡪 hyperkeratosis 🡪Frictional keratosis1,2

● Lokasi banyak di area yang terpapar trauma/gesekan dan


edentulous ridge ● Perluasan dengan daerah sekitar normal
● Plak ● Tidak dapat dikerok
Gambaran klinis1
● Ukuran bervariasi ● Warna putih
● Bentuk permukaan kasar dengan tepi ireguler, terkadang ada ● Asimptomatik
kolonisasi bakteri/jamur
● Pemeriksaan klinis dan anamnesis (pastikan penyebab o.k. trauma sehingga tidak perlu biopsy dengan catatan lesi bisa berkurang/sembuh 🡪 Dx klinis
terkonfirmasi)
Penegakan diagnosis
*Biopsi dilakukan jika ragu atau lesi tidak berkurang/sembuh selama 2 minggu meskipun factor penyebab dihilangkan 🡪 HPA (hyperkeratosis dan akantosis
[S. Spinosum hiperplastik], jaringan ikat normal, tidak didapatkan dysplasia shg tidak potensi keganasan)
Differential diagnosis1,2,3 ● Linea alba buccalis
(=) Lesi putih dengan permukaan kasar o.k. trauma kronis ringan shg timbul keratin berlebih
(≠) Lesi berbentuk papula linier yang memanjang dari komisura bibir sampai ke gigi posterior sejajar dengan garis oklusi
● Morsicatio buccarum/labiorum/linguorum ✔
(=) Lesi plak putih dengan permukaan kasar o.k. trauma kronis ringan shg timbul keratin berlebih
(≠) Daerah sekitar kemerahan, terkadang disertai dengan erosi & petechiae serta etiologi karena kebiasaan yang tidak disadari oleh px
● Non-speckled/Homogenous leukoplakia ✔
(=) Lesi plak putih dengan permukaan kasar, tidak dapat dikerok
(≠) Hasil biopsy menunjukkan dysplasia 🡪 potensi keganasan (lesi praganas)
● Candidiasis
(=) Lesi putih dengan permukaan kasar
(≠) Lesi dapat dikerok, etiologi o.k. infeksi jamur, ada keluhan burning sensation
Tatalaksana Penegakan Dx dan eliminasi faktor penyebab
Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan variasi normal di rongga mulut dan tidak berbahaya

Informasi: Menginformasikan pada px bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh iritasi kronis akibat trauma mekanis
KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus namun px perlu menghindari faktor predisposisi dan diingatkan terhadap perubahan-
perubahan mukosa
1
Burket’s
2
Lewis & Jordan Atlas
3
Madani
16. Leukoedema
Nama lain -

Perubahan benign mukosa yang tidak diketahui penyebabnya dan merupakan variasi normal di rongga mulut.
Definisi
Merupakan variasi normal dari mukosa RM akibat akumulai cairan dalam sel epitel mukosa 3

Prevalensi pada kaukasian sebanyak 50% dan lebih banyak lagi pada orang berkulit hitam 1, di Amerika Serikat sebanyak 70 – 90% dewasa African-American dan 50%
Epidemiologi
anak-anak African-American2. Tidak ada predileksi gender.

Etiologi Tidak diketahui (kemungkinan genetik)


Faktor predisposisi Kebiasaan merokok

Patogenesis Penebalan epitel dan edema intraseluler dari malphigian layer (S. Basalis dan S. Spinosum) 3 🡪 lesi putih yang terlihat berkerut dan menghilang jika dregangkan
● Lesi putih yang terkadang pada area yang lebih parah dapat disertai dengan kerutan1,2
● Lokasi paling umum di mukosa buccal terkadang batas tepi lidah1
● Perluasan ke mukosa labial, tetapi jarang ke dasar mulut, palatofaring, dan laring 4
● Bilateral
Gambaran klinis
● Warna putih keabuan
● Batas diffuse
● Tidak dapat dikerok (tapi dapat hilang saat jar. diregangkan/stretching) 🡪 ciri khas
● Asimptomatik; tidak berpotensi keganasan1
Pemeriksaan klinis 🡪 Clinical stretching test
Penegakan diagnosis
*HPA: Gambaran parakeratosis dan akantosis dan disertai dengan edema intraseluler sel pada S. Spinosum sel epitel
● White sponge nevus
(≠) Jaringan mukosa terlihat tebal dan berlipat-lipat
● Morsicatio buccarum
(≠) terdapat area kemerahan yang menandakan adanya erosi
Differential diagnosis4
● Oral lichen planus
(≠) Lesi akan semakin prominen jika jaringan diregangkan
● Leukoplakia1
(≠) Lesi putih tidak hilang meskipun jaringan diregangkan
Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus (tetapi smoking cessation terbukti mengurangi kondisi tersebut) 4 dan prognosis baik

KIE Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan variasi normal di rongga mulut dan tidak berbahaya
Informasi: Menginformasikan pada px bahwa penyebab kondisi tersebut tidak diketahui namun dapat lebih parah dengan kebiasaan merokok

Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus namun dapat diberikan tretinoin pada kasus simptomatik serta anjuran px untuk
menghindari faktor predisposisi dan menjaga kebersihan rongga mulut 5
1
Burket’s
2
Madani
3
Laskaris
4
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6473409/
5
Leukoedema of the buccal mucosa - A case report (Nayak et al., 2018)
17. White Sponge Nevus
Nama lain Cannon’s disease3/Familial white folded dysplasia

Definisi Kelainan autosom dominan yang diwariskan dan dapat muncul saat lahir atau lebih sering berkembang pada masa anak-anak hingga awal remaja kemudian stabil 2,3
Epidemiologi Prevalensi 1 : 200.000 dengan rentang usia remaja (dekade 1 & 2) 1

Etiologi Mutasi pada gen yang mengkode keratin epitel tipe KRT4 dan KRT13 1
Mutase gen KRT4 dan KRT13 🡪 filamen intermediate asimetris 🡪 kelainan maturasi dan eksfoliasi epitel (mutasi gen KRT4/KRT13 → agregasi abnormal tonofil →
Patogenesis
filamen internal asimetris dan keratin jadi unstable → kelainan maturasi & eksfoliasi epitel → keratin menebal → epitel terlihat menebal
● Lesi berupa plak tebal berwarna putih
● Permukaan ireguler dan diffuse terdiri dari fissure atau pembentukan plak
Gambaran klinis1 ● Banyak ditemukan di mukosa buccal, bisa meluas ke area dengan epitel parakeratin atau non-keratin 🡪 ventral lidah, mukosa labial, palatum mole, mukosa
alveolar, dasar mulut namun bervariasi di tiap px
● Asimptomatik, jika meluas ke esofagus 🡪 keluhan dysphagia (+)

Pemeriksaan klinis dan anamnesis (riwayat kondisi yang sama di keluarga)


Penegakan diagnosis *HPA: Menunjukkan keratinisasi hiperplastik pada epitel skuamosa dengan hiperparakeratosis yang prominen, akantosis, dan spongiosis. Terlihat sel di S.
Spinosum memiliki sitoplasma transparan dengan kondensasi eusinofilik pada perinuklear; tidak ada dysplasia3,4
● Leukoedema
● Plaque-type lichen planus
(≠) Lesi hilang saat jaringan diregangkan
(≠) Tidak terdapat lipatan-lipatan dan berbatas jelas
● Leukoplakia
Differential diagnosis ● Chronic hyperplastic candidiasis
(≠) Tidak terdapat lipatan-lipatan dan berbatas jelas
(≠) Riwayat factor predisposisi penggunaan tembakau; onset usia
● Morsicatio buccarum
munculnya lesi bukan sejak lahir; potensi keganasan
(≠) Terdapat area kemerahan (erosi) di antara lesi putihnya
Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan variasi normal di rongga mulut dan tidak berbahaya

Informasi: Menginformasikan pada px bahwa kondisi tersebut disebabkan adanya mutasi gen yang dapat diwariskan dalam keluarga
KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus namun px disarankan untuk menghindari penyebab infeksi rongga mulut serta rutin menjaga
kebersihan rongga mulut
1
Burket’s
2
Lewis & Jordan Atlas
3
Laskaris
4
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4989564/
18. Fordyce’s Spot

Nama lain Fordyce’s granules

Kelenjar sebaceous ektopik atau choristomonas sebaceous yaitu jaringan normal di lokasi abnormal dalam mukosa rongga mulut dan termasuk variasi normal di
Definisi
rongga mulut.

Epidemiologi 80 – 90% populasi usia dewasa; predileksi pada laki-laki (♂)


Etiologi Kelainan pertumbuhkembangan

Faktor predisposisi Gender laki-laki, orang dengan kulit berminyak dan bertambahnya usia
Patogenesis Kelenjar sebaceous yang mengandung lipid netral mirip dengan yang ditemukan di kelenjar sebaceous kulit, tetapi tidak berkaitan dengan folikel rambut.

● Maculopapular
● Jumlah multipel
● Warna kuning atau kuning keputihan
Gambaran klinis ● Ukuran diameter 1 – 3mm
● Lokasi paling sering di mukosa buccal & mukosa labial, beberapa di vermillion bibir atas dan retromolar pad (bisa di genital juga)
● Bilateral
● Asimptomatik
Penegakan diagnosis Pemeriksaan klinis (gambaran klinis semakin jelas setelah memasuki masa pubertas dan bertambahnya usia)

● Pseudomembran candidiasis
(≠) Lapisan pseudomembran dapat dikerok
Differential diagnosis2,3 ● Lichen planus
(≠) Kumpulan papula putih kecil membentuk pola reticular (bisa terbentuk Wickham’s striae) 4
● Leukoplakia (…)
Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus dan prognosis baik

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan variasi normal di rongga mulut dan tidak berbahaya.

Informasi: Menginformasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan kelainan pertumbuhkembangan.


KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus tetapi dapat diberikan isoretinoin untuk mengurangi pembengkakan spot serta terapi laser
CO2 dan fotodinamik efektif jika indikasi. Px juga disarankan untuk rutin menjaga kebersihan rongga mulut.
1
Madani
2
Laskaris
3
Scully
4
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6473409/
19. Purpura

Nama lain -

Merupakan diskolorasi merah keunguan berbatas akibat adanya perdarahan di bawah permukaan kulit yang disebabkan oleh abnormalitas seperti kelainan
Definisi
platelet/pembekuan, pecahnya kapiler, dan infeksi

● Trauma
● Kelainan pembuluh dan komponen darah
Etiologi1
● Virus
● Penyakit sistemik

Faktor predisposisi Konsumsi antikoagulan, px sirosis liver, leukimia, dan penyakit ginjal tahap akhir (peny. sistemik)
Trauma/kelainan PD 🡪 PD pecah 🡪 ekstravasasi darah ke jaringan 🡪 timbul macula berwarna merah terang 🡪 purpura
Patogenesis
*seiring berjalannya waktu, terjadi diskolorasi karena Hb terdegradasi 🡪 menjadi biru-keunguan lalu coklat kekuningan 1

Berdasarkan ukuran: ● Makula


● Berbentuk bulat
Gambaran klinis - Petechiae (< 3 mm) ● Ukuran 3 mm – 1 cm
- Purpura (3 mm – 1 cm) ● Palpasi/blanching tidak pucat
- Ecchymosis (> 1 cm) ● Tidak nyeri

● Anamnesis (tanyakan riwayat trauma)


Penegakan diagnosis
● Pemeriksaan darah lengkap (terutama bleeding time, prothrombin time, partial prothrombin time) 1

● Petechiae dan ecchymosis


(≠) Perbedaan ukuran
Differential diagnosis ● Hemochromatosis
(≠) Makula biru-keabuan hingga coklat o.k. deposit zat besi pada hemosiderin
● Focal pigmented lesion
Tatalaksana Menghentikan faktor penyebab; prognosis baik

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan lesi normal di rongga mulut yang dapat sembuh dalam beberapa minggu.

KIE Informasi: Menginformasikan pada px penyebab kondisi tersebut dan dapat hilang jika factor penyebab dihilangkan.

Edukasi: Edukasi px untuk berhati-hati dengan menghindari adanya trauma serta konsultasi lebih lanjut jika lesi bertahan lebih dari 7 hari.
1
Burket’s
20. Hematoma

Nama lain -

Merupakan kondisi yang terbentuk karena adanya ekstravasasi darah ke jaringan dalam jumlah besar sehingga membentuk suatu massa/benjolan lunak berwarna
Definisi
merah, biru-keunguan sampai dengan kecoklatan.

Epidemiologi …
Etiologi Adanya benturan di wajah, erupsi gigi, atau cidera vena alveolaris posterior selama proses anestesi local untuk 2

Patogenesis Trauma 🡪 ekstravasasi darah ke jaringan 🡪 membentuk massa/benjolan 🡪 hematoma


● Lesi berbentuk massa/benjolan
Gambaran klinis ● Berwarna merah-kebiruan
● Nyeri (+)

● Anamnesis (tanyakan riwayat trauma)


Penegakan diagnosis
● Pemeriksaan darah lengkap (terutama bleeding time, prothrombin time, partial prothrombin time) 1

● Ecchymosis
Differential diagnosis (=) Lesi berupa macula kemerahan
(≠) Lesi tidak membentuk benjolan/massa
Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus dan prognosis baik
Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa kondisi tersebut merupakan lesi normal di rongga mulut yang dapat sembuh dalam beberapa minggu.

KIE Informasi: Menginformasikan pada px penyebab kondisi tersebut dan dapat hilang dalam beberapa waktu.

Edukasi: Edukasi px untuk berhati-hati dengan menghindari adanya trauma serta konsultasi lebih lanjut jika lesi bertahan lebih dari 7 hari.
1
Burket’s
2
Mortazavi H, Baharvand M, Dalaie K, Faraji M, Khalighi H, Behnaz M. Oral lesion description: a mini review. Int J Med Rev. 2019;6(3):81-87. doi:10.29252/ijmr-060303.
21. Freckle

Nama lain Cutaneous ephelis

Definisi Makula berwarna gelap dengan ukuran 1 – 3 mm pada wajah dan kulit sekitar akibat produksi melanin yang dimana melanosit melebihi jumlah normal 2
Epidemiologi Banyak ditemukan pada orang berkulit terang dan berambut pirang/terang

Etiologi Gen MC1R (berkaitan dengan pembentukan freckles pada usia anak-anak)
Faktor predisposisi Paparan sinar matahari; Pigmentasi lebih gelap pada usia anak-anak dan remaja

Patogenesis Kromosom 4q32 dan q34 🡪 melanosome ↑ dan melanosit ↓ 🡪 pparan sinar matahari 🡪 melanin ↑ 🡪 freckles
● Macula
● Berbentuk bulat/oval
● Jumlah bervariasi
● Ukuran 1 – 3 mm
Gambaran klinis
● Berbatas jelas
● Warna coklat atau gelap
● Lokasi sering pada fasial dan perioral yang mudah terpapar sinar matahari
● Asimptomatik
Penegakan diagnosis Pemeriksaan HPA (hiperpigmentasi melanosit tanpa proliferasi) *

● Melanotic macule
(≠) Makula tidak menjadi lebih gelap akibat paparan sinar matahari berkepanjangan
● Melanocytic nevus
Differential diagnosis (≠) Terletak di mukosa rongga mulut dan secara HPA ada proliferasi melanosit
● Peutz-Jeghers syndrome
(=) Makula berpigmen, kecil dan multiple pada bibir, kulit perioral, tangan dan kaki 🡪 ciri khas
(≠) Intensitas pigmentasi tidak dipengaruhi paparan sinar matahari; bisa ditemukan juga di anterior lidah serta mukoas buccal dan labial
Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa frekles merupakan lesi normal di rongga mulut dan tidak berbahaya.

KIE Informasi: Menginformasikan pada px penyebab freckles diperparah dengan adanya paparan sinar matahari berkepanjangan.

Edukasi: Edukasi px untuk menghindari paparan sinar matahari berkepanjangan, menggunakan sunscreen, serta konsultasi lanjut apabila lesi semakin meluas
1
Burket’s
2
Lewis & Jordan Atlas
22. Melanotic Macule

Nama lain Oral/labial melanotic macule

Definisi Merupakan lesi pigmentasi jinak tanpa peninggian pada bibir atau mukosa rongga mulut
Epidemiologi Prevalensi 1 : 1000 orang dewasa, predileksi pada perempuan (♀)

Etiologi Masih belum jelas tetapi kemungkinan o.k. trauma


Patogenesis Trauma (reaksi fisiologis) 🡪 peningkatan dan deposisi melanin pada lapisan basal cell dan lamina propia

● Macula
● Berbatas jelas
● Pigmentasi merata
● Berwarna gelap/coklat
● Berbentuk oval/ireguler
Gambaran klinis ● Lokasi bisa di semua mukosa, paling sering di bibir bawah (labial
● Jumlah soliter
melanotic macule), gingiva, palatum, lidah (congenital macule)
● Ukuran < 1 cm (membesar sampai ukuran tertentu dan cenderung stabil
● Asimptomatik
setelahnya)

Biopsy (penumpukan pigmen melanin di lapisan sel basal yang berpusat di ujung rete peg tanpa adanya proliferasi jumlah melanosit; sering ditemukan juga
Penegakan diagnosis
pigmentasi tak terkontrol (incontinence pigmentation) hingga ke lamina propria) 🡪 untuk membedakan dengan lesi keganasan

● Melanocytic nevus
(≠) Melalui HPA terlihat disertai proliferasi sel melanosit
● Malignant melanoma
(≠) Pigmentasi soliter yang persisten, bertambah luas (bisa > 1 cm), berkembang dengan cepat, pemeriksaan lebih pasti melalui HPA
● Amalgam tattoo
Differential diagnosis
(≠) Ukuran < 5 mm, berwarna biru/keabuan/hitam tanpa dikelilingi area kemerahan, tidak nyeri dan non-ulser, banyak ditemukan di gingiva/mukosa
alveolar mandibula/mukosa buccal dan dasar mulut yang berdekatan dengan restorasi amalgam
● Focal ecchymosis
(≠) Ukuran bisa > 1 cm dengan riwayat adanya trauma/penggunaan antikoagulan (anamnesis), dapat sembuh dalam waktu 2 minggu (lesi pigmentasi
persisten > 2mgg bukan tmsk ecchymosis)

Tatalaksana Tidak memerlukan terapi khusus, jika estetik merasa terganggu dapat dilakukan tindakan laser. Prognosis baik (tanpa rekurensi setelah prosedur operasi)
Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa melanotic macule merupakan lesi normal di rongga mulut dan tidak berpotensi menjadi keganasan.

KIE Informasi: Menginformasikan pada px penyebab melanotic macule o.k. reaksi fisiologi terhadap trauma.

Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi tersebut tidak memerlukan terapi khusus tetapi dapat dilakukan prosedur operasi jika merasa estetik terganggu.
1
Burket’s
2
Scully
23. Melanocytic Nevus

Nama lain Oral melanocytic nevus (OMN)/Oral nevi3

Definisi Merupakan neoplasma jinak yang terdiri dari sel-sel nevus karena meningkatnya pertumbuhan dan proliferas sel melanosit 1,3
● Prevalensi OMN hanya 1 : 2000 usia dewasa; berkembang cepat pada usia anak-anak dengan puncaknya di usia remaja awal 20-an
● Prevalensi di rongga mulut banyak ditemui intramucosal nevus (60%) >> blue nevus (25%) >> compound nevi > junctional nevus, combined nevus.
● Cutaneous nevi banyak ditemukan pada dewasa Kaukasian, predileksi pad pria (♂), sedangkan Oral melanocytic nevi jarang ditemukan tetapi predileksi
Epidemiologi
pada wanita (♀)
● Studi lain mengatakan banyak ditemukan pada orang berkulit hitam dengan predileksi lokasi palatum durum (40%) >> mukosa buccal (20%) > mukosa labial
> gingiva
Etiologi Berkaitan dengan genetik dan lingkungan

Faktor predisposisi Paparan sinar matahari


Sel nevus terlokalisir di lapisan basal cell, junctional epitel, dan dasar membrane serta di atas jar. ikat 🡪 melanosit berproliferasi ke bawah menuju jar. ikat 🡪
maturisasi 🡪 sel nevus terbebas dari epitel dan terperangkap seutuhnya dalam jar. submucosa (pigmentasinya turut berkurang)

Patogenesis *tambahan1:

- Common Blue Nevus: Melanosit spindle-shaped 🡪 berproliferasi 🡪 terakumulasi di jar. ikat yang lebih dalam (+ pembuluh darah di atasnya membasahi sel) 🡪 warna
coklat melanin berubah menjadi kebiruan.

- - Perjalanan klinis common blue nevus tidak berbahaya, namun cellular blue nevus cenderung lebih agresif dan tingkat rekurensi lebih tinggi

● Macula atau nodula


● Soliter
● Diameter < 1 cm & dapat melebar sampai ukuran tertentu kemudian stabil
Gambaran klinis
● Berbatas jelas
● Berwarna coklat atau kebiruan
● Asimptomatik

Penegakan diagnosis Biopsy

*Jenis (berdasarkan HPA)2:


- Intramucosal nevus (sel melanositik ditemukan di dalam lamina propria sutuhnya tanpa melibatkan epitelium)
- Blue nevus (sel berbentuk spindle di bagian yang lebih dalam pada berbagai kedalaman lamina propria)
- Junctional nevus (sel nevus jinak yang terakumulasi di lapisan basal cell pada junctional epitelium tanpa melibatkan lamina propria)
- Compound nevi (melibatkan 2 bagian yaitu epitel dan jar. submucosa di bawahnya)
- Combined nevi (terdiri dari 2 tipe sel yang berbeda)

● Melanotic macule
(≠) Penumpukan pigmen melanin di lapisan sel basal tanpa disertai proliferasi jumlah melanosit
● Malignant melanoma
(≠) Memiliki kriteria klinis ABCDE (asimetri, border ireguler, color/warna bervariasi, Diameter > 6 mm, evolusi peninggian permukaan) 🡪 Peningkatan ukuran
cepat (semula dangkal kemudian nodular), semakin berpigmen, dapat terjadi ulser dan perdarahan, serta nyeri [pemeriksaan lebih pasti melalui HPA: Epitel
abnormal dengan melanosit atipikal besar dan melanin berlebih (sel-sel melanoma memiliki inti besar, nukleolus menonjol dan menunjukkan membran
Differential diagnosis nukleus ireguler, sitoplasma terlihat eosinofilik merata atau transparan)
● Amalgam tattoo
(≠) Ukuran < 5 mm, berwarna biru/keabuan/hitam tanpa dikelilingi area kemerahan, tidak nyeri dan non-ulser, banyak ditemukan di gingiva/mukosa
alveolar mandibula/mukosa buccal dan dasar mulut yang berdekatan dengan restorasi amalgam
● Melanoacanthoma
(≠) Pelebaran cepat, berbatas diffuse, ukuran variasi, tepi ireguler, pigmentasi bisa tidak merata, biasanya banyak pada wanita Afrika kulit hitam. HPA:
adanya proliferasi dendritic-shaped melanosit.
Tatalaksana Bedah eksisi, atau laser pada cutaneous nevi. Prognosis baik.

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa melanocytic nevus merupakan lesi akibat proliferasi melanosit berlebih dan tidak berbahaya

KIE Informasi: Menginformasikan pada px penyebab melanocytic nevus karena factor genetik dan lingkungan

Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi tersebut tidak memerlukan terapi khusus tetapi dapat dilakukan prosedur operasi jika merasa estetik terganggu.
1
Burket’s
2
Scully
3
https://sci-hub.tw/https://www.oooojournal.net/article/S2212-4403(15)00920-7/pdf
24. Torus & Exostosis

Torus Palatinus Torus Mandibularis Eksostosis

Torus & eksostosi merupakan kelaianan jinak berupa nodula pada korteks tulang yang kemungkinan penyebabnya berkaitan dengan faktor genetik dan faktor
lingkungan (e.g stress oklusal) 1
Definisi Merupakan penonjolan tulang di sepanjang aspek Eksostosis merupakan pertumbuhan tulang di lokasi
Merupakan penonjolan tulang yang muncul di
lingual mandibula di bawah garis mylohyoid selain torus dan biasanya muncul di aspek facial dan
sepanjang garis median palatum.
(umumnya pada regio premolar)1 buccal maksila atau mandibula.
● Prevalensinya hingga 20% dari populasi ● Prevalensi buccal exostosis bervariasi dari
(prevalensi lebih besar pada populasi Asia ● Prevalensinya 6 – 8% populasi (prevalensi 0,09 – 19%
Epidemiologi dan Inuit) lebih besar pada populasi Asia dan Inuit) ● Palatal exostosis berkisar 8 – 69% populasi.
● Banyak muncul setelah usia setelah pubertas ● Tidak ada predileksi gender2 ● Beberapa kasus ada predileksi gender pada
● Predileksi pada perempuan (2:1)2 laki-laki1

Faktor genetik, faktor lingkungan, dan hiperaktivasi dan parafungsional mastikasi dengan keterkaitan diet (etiologi belum diketahui dengan jelas namun
Etiologi
kemungkinan multifactorial)4

Faktor predisposisi Bruxism dan occlusal stress


Patogenesis Developmental exostosis (stress terhadap tulang 🡪 inflamasi periosteal ringan dan kronis 🡪 proliferasi osteosit 🡪 Torus & Exostosis

● Lokasi di midline palatal, meluas secara


● Lokasi di aspek lingual mandibula regio
bilateral ● Lokasi di aspek facial dan buccal maksila dan
premolar (dapat meluas ke regio C dan M1)
● Bentuk bervariasi (flat, nodula, lobular, mandibula (unilateral/bilateral)
● Umumnya bilateral dan simetris
ireguler) ● Bentuk nodula
● Single/multiple ● Bentuk bervariasi (nodula/lobular/ireguler)
● Multiple
● Ukuran berkisar 0,5 – 1,5 cm (< 2 cm) ● Single/multiple
● Ukuran bervariasi
Gambaran klinis ● Batas jelas ● Ukuran bervariasi
● Batas jelas
● Warna seperti mukosa sekitar ● Batas jelas
● Warna seperti mukosa sekitar
● Permukaan licin ● Warna seperti mukosa sekitar
● Permukaan licin
● Daerah sekitar normal ● Permukaan licin
● Daerah sekitar normal
● Asimptomatik kecuali jika ada ulser (trauma) ● Daerah sekitar normal
● Asimptomatik
● Asimptomatik kecuali jika ada ulser (trauma)

● Gambaran klinis
Penegakan diagnosis
● Radiografi
● Unerupted teeth
(≠) Secara radiografi terlihat struktur gigi yang tertanam
Differential diagnosis
● Kista
(≠) Palpasi lunak dan secara radiografi terlihat radiolusen berbatas jelas dengan tepi radiopak
Tidak memerlukan terapi khusus karena kondisi ini tidak berbahaya, kecuali jika mengganggu stabilitas protesa gigi tiruan makan dapat dilakukan tindakan bedah
Tatalaksana (torektomi). Dapat diberikan obat kumur antiseptik jika muncul ulser dikarenakan mukosa yang tipis dan rentan terhada trauma. Prognosis baik. 3

*rekurensi torus mandibula mungkin terjadi jika struktur gigi yang berdekatan masih ada 1

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa torus dan exostosis merupakan kelainan pertumbuhan tulang yang tidak berbahaya

Informasi: Menginformasikan pada px penyebab timbulnya torus dan exostosis


KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi tersebut tidak memerlukan terapi khusus tetapi dapat dilakukan prosedur operasi jika merasa terganggu dan pertimbagan
pembuatan protesa gigi tiruan.
1
Neville, B., Damm, D., Allen, C. and Chi, A., 2018. Color Atlas Of Oral And Maxillofacial Diseases. 1st ed. Philadelphia: Elsevier.
2
Dios, P., Scully, C., Almeida, O., Bagán, J. and Taylor, A., 2017. Oral Medicine And Pathology At A Glance. 2nd ed. Chichester: John Wiley & Sons.
3
Jordan, R., Lewis, M. and Jordan, R., 2012. A Colour Handbook Of Oral Medicine. 2nd ed. London: Manson Publishing.
4
Bouchet, J., Hervé, G., Lescaille, G., Descroix, V. and Guyon, A., 2019. Palatal torus: etiology, clinical aspect, and therapeutic strategy. Journal of Oral Medicine and Oral Surgery, 25(2), p.18.
25. Cleft Lips

Nama lain -

Definisi Merupakan gangguan perkembangan bibir selama masa intrauterine yang menyebabkan kondisi celah abnormal pada bibir atas 1
Insidensinya 1 dari 900 kelahiran dan lebih sering ditemukan pada orang Asia dan Amerika asli, predileksi gender pada laki-laki dengan 85% kasus uniletaral dan
Epidemiologi
15% bilateral2
Etiologi Genetik (hasil dari ekspresi gen pola abnormal yang dibawa oleh pewarisan autosom dominan dan resesif serta pewarisan X-linked) 2

Faktor lingkungan:

- Obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan (e.g antikonvulsan)


Faktor predisposisi2 - Alcohol
- Merokok
- Kekurangan nutrisi (asam folat/vitamin B9)
Kegagalan fusi prosesus nasal dengan lateral prosesus maksilaris dari pharyngeal arch saat kehamilan minggu ke-6 dan -7 🡪 uni/bilateral 🡪 Cleft lip
Patogenesis1
(+) faktor predisposisi
Klasifikasi:
Gambaran klinis ● Unilateral / Bilateral
● Complete (melibatkan dasar hidung) / Incomplete (tidak melibatkan dasar hidung)
Penegakan diagnosis Gambaran klinis
Differential diagnosis -

Tatalaksana Prosedur bedah celah bibir pada usia 2 – 3 bulan setelah kelahiran 1
Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa celah bibir merupakan kondisi kongenital yang tidak berpotensi menjadi keganasan

Informasi: Menginformasikan pada px penyebab timbulnya celah bibir karena adanya gangguan pembentukan bibir selama trimester pertama masa kehamilan
KIE yang dapat diperparah dengan faktori predisposisi

Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi tersebut dapat dicegah dengan menghindari faktor predisposisi dan jika sudah terjadi dapat dilakukan prosedur bedah atas
instruksi ahli di bidangnya agar dapat mengembalikan fungsi bicara, bernapas dan makan penderita.
1
Neville, B., Damm, D., Allen, C. and Chi, A., 2018. Color Atlas Of Oral And Maxillofacial Diseases. 1st ed. Philadelphia: Elsevier.
2
Langlais, Robert P., Craig S., Miller., 2017. Color Atlas of Common Oral Disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins
26. Bifid Uvula

Nama lain Cleft uvula

Definisi Merupakan anomali pertumbuhkembangan selama masa embrionik yang berupa celah kecil pada posterior palatum lunak
Epidemiologi Prevalensinya sebesar 1 – 2% dari populasi dan banyak ditemukan pada orang Asia dan Amerika asli 1, lebih banyak ditemukan pada bayi daripada dewasa (karena

Etiologi Kegagalan fusi palatum lunak dan submucosal cleft palate


Patogenesis Kegagalan pembentukan uvula pada minggu ke-7 hingga -14 pada masa kehamilan

● Uvula tampak terbelah


● Berbatas jelas
Gambaran klinis ● Permukaan licin
● Warna seperti jaringan
● Tidak nyeri
Penegakan diagnosis Gambaran klinis

Submucosal palatal cleft3

Differential diagnosis (=) Salah satu variasi klinisnya yaitu bifid uvula, disamping celah palatum keras, zona pellucida di midline hingga tidak adanya PNS yang terlihat pada Ro

(≠) Disertai dengan celah palatum yang tertutup oleh mukosa berwarna pucat(?)
Tatalaksana Jika disertai cleft palate, maka dapat dilakukan bedah rekonstruksi

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa bifid uvula merupakan variasi normal rongga mulut yang tidak berpotensi menjadi keganasan

Informasi: Menginformasikan pada px penyebab dan faktor yang memperparah timbulnya bifid uvula
KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi tersebut tidak memerlukan terapi khusus tetapi dapat dilakukan prosedur bedah jika terdapat celah palatum dan gangguan
bicara/menelan.
1
Neville, B., Damm, D., Allen, C. and Chi, A., 2018. Color Atlas Of Oral And Maxillofacial Diseases. 1st ed. Philadelphia: Elsevier.
2
Langlais, Robert P., Craig S., Miller., 2017. Color Atlas of Common Oral Disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
3
Sales SA, Santos ML, Machado RA, Dias VO, Nascimento JE, Swerts MS, et al. Incidence of bifid uvula and its relationship to submucous cleft palate and a family history of oral cleft in the
Brazilian population. Braz J Otorhinolaryngol. 2018;84:687-90.
27. Lip Pits

Nama lain Paramedian Lip Pits

Definisi Merupakan kelainan kongenital berupa cekungan yang ditemukan pada vermillion border bibir bawah bagian lateral hingga medial
Epidemiologi Terjadi 1 dari 40.000 – 100.000 kelahiran 1

● Gagalnya penyatuan lateral sulci bibir pada masa embrionik


Etiologi
● Van der Woude syndrome

Mutasi gen yang mengkode interferon regulatory factor 6 (IRF6) sehingga sulci lateral lengkung rahang bawah mandibula gagal mengalami regresi selama minggu
Patogenesis
ke-6 kehamilan2

● Cekungan pada bibir


● Kedalaman cekungan hingga 1,5 cm
● Lokasi di paramedial vermillion border bibir bawah
Gambaran klinis ● Umumnya bilateral (simetris), tetapi bisa unilateral (single)
● Tidak nyeri
● Dapat disertai pembengkakan yang mengelilingi cekungan
● Sekresi saliva ditemukan karena duktus kel saliva minor mengarah ke cekungan
Penegakan diagnosis Gambaran klinis dan (memastikan ada tidaknya riwayat celah bibir atau palatum pada anggota keluarga

● Van der Woude syndrome (kombinasi dari paramedian lip pits, cleft lip dan cleft palate)
Differential diagnosis ● Popliteal syndrome
● Kabuki syndrome
Tatalaksana Tidak memerlukan perawatan khusus namun dapat dilakukan tindakan bedah jika estetiknya merasa terganggu

Komunikasi: Mengkomunikasikan pada px bahwa lip pits merupakan variasi normal rongga mulut yang tidak berpotensi menjadi keganasan

Informasi: Menginformasikan pada px penyebab dan faktor yang memperparah timbulnya lip pits
KIE
Edukasi: Edukasi px bahwa kondisi tersebut tidak memerlukan terapi khusus tetapi pasien perlu memebrsihkan cekungan untuk menghindari infeksi, serta tindakan
bedah dapat dilakukan jika estetik terganggu
1
Neville, B., Damm, D., Allen, C. and Chììììíkkkķķy6i, A., 2018. Color Atlas Of Oral And Maxillofacial Diseases. 1st ed. Philadelphia: Elsevier.
2
Langlais, Robert P., Craig S., Miller., 2017. Color Atlas of Common Oral Disease. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai