Anda di halaman 1dari 24

SKENARIO

Bercak putih di lidah

Seorang pasien laki-laki berusia 43 tahun datang ke drg di RSGM YARSI dengan keluhan lidah
terdapat bercak putih yang tidak terasa sakit. Pasien berusaha membersihkan bercal tersebut
dengan menyikat namun tidak dapat hilang. Pasien juga mengeluhkan bahwa lokasi bercak
berpindah tempat. Dokter gigi kemudian melakukan pemeriksaan klinis intra oral dan
menemukan lesi atrofi papila di dorsal lidah. Dokter menduga diagnosis kerja adalah Geographic
tongue yang merupakan varian normal jaringan lunak di rongga mulut.

IDENTIFIKASI KATA SULIT

Kata sulit
1. Geographic tongue
2. Atrofi
3. Lesi

Pengertian
1. Nama lain eritema margin, merupakan lesi jinak yang sering ditemukan terjadi pada lidah,
jarang terjadi pada bagian mukosa mulut lainnya.
2. Sebagai penurunan ukuran organ tubuh atau jaringan akibat penyakit kekurangan nutrisi,
cedera atau kurangnya penggunaan.
3. Suatu kelainan patologis pada jaringan yang menimbulkan gejala atau simptomatik.

PERTANYAAN
1. Apa etiologi dari geographic tongue?
2. Bagaimana perawatan dari geographic tongue?
3. Bagaimana gambaran klinis dari geographic tongue?
4. Apa diagnosis banding dari geographic tongue?
5. Apa gejala dari geographic tongue?
6. Bagaimana gambaran histopatologi dari geographic tongue?
JAWABAN
1. Etiologi geographic tongue adalah genetik, defisiensi nutrisi, psikosomatrik, dan hormonal
2. Perawatannya adalah aplikasi bahan anastesi lokal secara topikal bisa berupa lidokain atau
kortikosteroid, dan aplikasi topikal asam salisilat dan tretinoin

1
3. Lesi terlihat sebagai bercak depapilasi eritematosa, berbatas jelas, dikelilingi oleh tepi lesi
yang berwarna putih dan lebih tinggi sedikit dibandingkan sekitarnya. Multiple, biasanya
ditemukan pada dorsum lidah. Lesi ini bersifat asimtomatik, dapat muncul bersama fissure.
4. Diagnosis bandingnya adalah kandidiasis, lichen planus, psoriasis, sindrom reither, dan
mucous patch pada sifilis.
5. Gejalanya adalah seperti sakit terbakar, gatal pada daerah yang terkena, rasa yang tidak
nyaman, dan meningkatnya sensitifitas pada zat tertentu.
6. Tepi lesi hiperkeratosis-akantosis, dan pusat lesi adalah eritem, sel radang.

SKEMA

VARIASI NORMAL LIDAH

MACAM- ETIOLOGI DIAGNOSIS PERAWATAN


MACAM BANDING

GAMBARAN GAMBARAN
KLINIS HISTOPATOLOGI

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan mengenai macam-macam variasi normal lidah


1.1. Geographic tongue
1.1.1. Etiologi

2
Geographic tongue atau eritrema migran, merupakan lesi jinak yang sering
ditemukan, terutama terjadi pada lidah, jarang terjadi pada bagian mukosa mulut
lainnya. Etiologinya masih belum diketahui, kemungkinan ada faktor genetic yang
berperan.1

1.1.2. Gambaran klinis


Gambaran klinis lesi terlihat sebagai bercak depapilasi eritematosa, berbatas jelas,
dikelilingi oleh tepi lesi yang berwarna putih dan lebih tinggi sedikit dibandingkan
sekitarnya, multipel, biasanya ditemukan pada dorsum lidah. Lesi ini memiliki ciri
khas berada di satu area untuk waktu tertentu, kemudian menghilang sama sekali
dan muncul kembali di area lain. Lesi biasanya bersifat asimtomatik, dapat
muncul bersamaan dengan fissured tongue.1

1.1.3. Gambaran histopatologi


Papila filiformis mengalami hiperkeratosis dan akantosis lebih dekat bagian
tengah dari lesi yang berdekatan dengan area eritema, dan terjadi hilangnya
keratin intraepitel netrofil dan limfosit.1
1.1.4. Diagnosis banding
Diagnosis banding geographic tongue adalah kandidiasis, lichen planus, psoriasis,
sindrom reiter, mucous patch pada sifilis.1

1.1.5. Perawatan
Meyakinkan pasien bahwa kelainan tersebut tidak berbahaya.1

3
1.2. Granula fordyce
1.2.1. Etiologi

Granula Fordyce adalah kelenjar sebasea ektopik yang terjadi di mukosa mulut.
Etiologi dari lesi ini merupakan varian keadaan normal.1

1.2.2. Gambaran klinis


Secara klinis, granula Fordyce tampak sebagai bintik putih kekuningan yang
sedikit menonjol, asimtomatik dan multipel. Tempat predileksi lesi ini adalah tepi
vermilion bibir atas, komisura dan mukosa pipi. Lesi ditemukan pada 80%
populasi dewasa pada kedua jenis kelamin.1

1.2.3. Gambaran histopatologi


Lobul-lobul kelenjar sebacea superficial tampak menyebar ke sekitar duktus.
Duktus berisi keratinosa dan sebaceus.1

1.2.4. Diagnosis banding


Diagnosis banding granula fordyce adalah lichen planus, leukoplakia,
kandidiasis.1

1.2.5. Perawatan
Tidak diperlukan perawatan.1

1.3. Leukoedema
1.3.1. Etiologi

4
Leukoedema merupakan varian keadaan normal. Etiologi lesi ini terjadi akibat
peningkatan ketebalan epitel dan edema intraselular pada stratum spinosum.1

1.3.2. Gambaran klinis


Secara klinis memiliki ciri khas berupa mukosa berwarna putih-kelabu, dengan
pola opalesen. Permukaan lesi sedikit berkerut dan gambaran khas tersebut
menghilang jika mukosa diregangkan. Lesi biasanya terjadi bilateral di mukosa
pipi, jarang ditemukan di lidah maupun bibir.1
1.3.3. Gambaran histopatologi
Penebalan epitel dengan edema intraselular yang signifikan pada stratum
spinosum.1
1.3.4. Diagnosis banding
Diagnosis banding leukoedema adalah leukoplakia, hairy leukoplakia, lichen
planus.1

1.3.5. Perawatan
Tidak diperlukan perawatan.1

1.4. Fissure tongue


1.4.1. Etiologi

5
Fissure tongue dikenal dengan scrotal tongue atau plicated tongue adalah sebuah
kondisi variasi normal yang ditandai dengan terdapatnya celah dalam pada
dorsum lidah, dan umumnya tidak ada gejala sakit namun apabila ada sisa
makanan yang terjebak pada celah-celah tersebut pasien dapat mengeluhkan sakit
atau rasa terbakar pada lidahnya. Etiologi dari varian ini tidak dapat diketahui,
tetapi herediter memegang peranan penting. Kondisi ini merupakan herediter,
terlihat saat lahir atau mungkin menjadi lebih jelas ketika usia lanjut.2

1.4.2. Gambaran klinis


Dapat bervariasi baik dalam bentuk, jumlah, kedalaman dan panjang serta pola
dari celah-celah lidah tersebut. Biasanya celah pada fissure tongue terdapat lebih
dari satu yang dalamnya 2-6 mm. Pola yang biasa terlihat yakni terdapat celah
sentral yang paling besar di tengah lidah dengan celah kecil bercabang
disekitarnya. Berdasarkan pola celahnya pada lidah tersebut dibagi 3 arah
(vertikal, transversal dan oblique). Papilla filiformis tersebar di mukosa pada
permukaan dorsal lidah, dimana papilla tersebut melindungi permukaan epitel dari
tekanan mekanis. Fissure tongue biasanya asimtomatis dan ditemukan secara
kebetulan, akan tetapi akumulasi makanan yang terjebak dalam celah-celah
tersebut dapat menimbulkan terjadinya halitosis dan focal glossitis.2

1.4.3. Diagnosis banding


Tidak ada (sangat khas).2

1.4.4. Perawatan

6
Tidak membutuhkan perawatan yang spesifik, OH yang baik dalam kasus ini
sangat penting karena bakteri dan plak dapat ditemukan dalam celah-celah
tersebut sehingga menyebabkan halitosis. Bila pasien mengeluhkan rasa perih
pada daerah celah pada fissure tongue, lidah harus ditarik dan di ulas dengan
hidrogenperoxida 3% untuk menghilangkan debris.2

1.5. Torus palatinus dan torus mandibularis


1.5.1. Etiologi

Tori berarti menonjol dalam bahasa latin merupakan eksostosis yang terbentuk
dari kortikal yang menebal dengan jumlah yang terbatas dari sumsum tulang, serta
tertutup oleh mukosa yang tipis dan sedikit vaskularisasi. Torus atau eksostosis
sebagai penonjolan tulang kongenital dengan karakter jinak mengarah pada
osteoblas yang berlebihan sehingga tulang menjadi menumpuk sepanjang garis
dari fusi palatum atau badan mandibula. Eksostosis yang paling sering ditemukan
pada manusia adalah torus palatinus dan torus mandibularis. Torus palatinus
seperti nodul dari tulang yang terjadi sepanjang midline dari palatum keras. Torus
mandibularis merupakan penonjolan tulang yang terletak pada aspek lingual dari
mandibular.1
Etiologi secara anatomis terdapat pembengkakan nodular yang terdiri dari
tulang lamelar normal, sekalipun lesi luas mungkin memiliki tulang cancellous
pada bagian tengahnya. Patogenesis dari penonjolan (eksostosis) ini masih
diperdebatkan, berkisar dari faktor genetik hingga lingkungan (seperti tekanan

7
kunyah). Penyebab eksostosis ini belum diketahui tetapi pada beberapa orang
diturunkan secara autosomal dominan.1

1.5.2. Gambaran klinis


Eksostosis tulang tampak sebagai tumor (pembengkakan) yang kaku dengan
permukaan mukosa yang normal. Tonjolan tulang yang keras di tengah-tengah
palatum ini biasanya berukuran diameter kurang dari 2 cm, namun terkadang
perlahan-lahan dapat bertambah besar dan memenuhi seluruh langit-langit.
Kebanyakan torus tidak menyebabkan gejala. Bentuk dan ukuran dari torus
palatinus bervariasi.1
Ketika muncul di daerah midline pada palatum durum maka disebut torus
palatinus dan ketika muncul dilateral di regio lingual premolar dari mandibula
disebut torus mandibularis. Yang sangat mengherankan, torus palatinus dan torus
mandibularis jarang ditemukan muncul bersama-sama pada satu individu.
Prevalensi dari torus palatinus dan torus mandibularis adalah 20-25% dan 6-12%
dari populasi umum. Pada wanita insidennya lebih tinggi. Biasanya pasien baru
menyadari ada exostosis ini bila ada trauma.1

1.5.3. Diagnosis banding


Diagnosis banding torus palatinus dan torus mandibularis adalah abses, kista, dan
tumor.1

1.5.4. Perawatan
Tidak ada manajemen aktif yang wajib dilakukan. Bila mukosa yang melapisinya
tipis dan cenderung trauma, pasien mungkin membutuhkan antiseptik pencuci
mulut jika terdapat ulkus. Bila tidak ada keluhan, torus palatinus tidak
memerlukan perawatan. Namun pada pasien yang menggunakan gigi tiruan,
dilakukan tindakan bedah menggunakan conservative surgical excision.1

1.6. Linea alba


1.6.1 Etiologi

8
Linea alba merupakan alur horizontal pada mukosa setinggi bidang oklusal,
meluas dari lip commissure sampai gigi posterior, biasanya berhubungan dengan
tekanan,iritasi friksional, atau sucking trauma. Berupa garis putih yang lateral
akibat dari hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang
berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi di daerah ini . Gesekakn
gigi-gigi ini dapat menyebakan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan
terdiri dari jaringan hiperkeratotik. Terjadi pada individu yang memiliki susunan
gigi yang posisinya tidak normal, patah, berjejal, atau keluar dari lengkung rahang
ke arah pipi sehingga menyebabkan pipi bagian dalam sering bergesekan dengan
gigi atau tidak sengaja tergigit maka lama- kelamaan dapat timbul garis putih.
Garis tersebut akibat friksi (gesekan) dengan gigi yang sesungguhnya hanya
merupakan pembentukan jaringan keratin yang berlebihan (disebut cheek biting).
Etiologinya, yaitu:1
a. Variasi dalam diet (pola makan) dan kebersihan mulut
b. Frekuensi kontak gesekan dengan makanan dan gigi
c. Efek dari merokok, tekstur makanan dan penyebab iritasi lainnya.
Iritasi---> penebalan epitel (hiperkeratotik)---> respon gesekan pada gigi

1.6.2. Gambaran klinis


Asimptomatik, umumnya bilateral, lebih sering pada individu dengan reduced
overjet pada gigi posterior, terbatas pada rahang yang bergigi, dan tidak dapat
dihilangkan.1

9
1.6.3. Gambaran histopatologi
Hiperkeratosis, edema intraseluler, inflamasi kronis ringan.1

1.6.4. Diagnosis banding


Tidak ada.1

1.6.5. Perawatan
Tidak memerlukan perawatan.1

1.7. Ankyloglossia
1.7.1 Etiologi

Etiologi dan faktor predisposisinya adalah frenulum merekat pada dasar mulut,
bisa juga pada gusi pada bagian lingual/ujung ventral.3

1.7.2. Gambaran klinis


Frenulum lingualis terlihat melekat antara lidah dan dasar mulut/alveolar
mukosa.3

1.7.3. Diagnosis banding


Tidak ada.3

1.7.4. Perawatan
Pada kasus ringan tidak memerlukan perawatan, pada kasus berat bisa dilakukan
frenektomi.3

1.8. Cheek biting


1.8.1. Etiologi

10
Etiologi dan faktor predisposisinya adalah kepribadian mudah cemas atau
neurosis. Sering terjadi pada wanita yang mudah cemas, terutama mereka dengan
gangguan psikologis lain, seperti sakit disfungsi TMJ.3

1.8.2. Gambaran klinis


Abrasi epithelium superficial, yang meniggalkan fragmen keputihan dengan latar
belakang kemerahan. Lesi umumnya terbatas pada mukosa labial bawah dan atau
mukosa bukan garis oklusi.3

1.8.3. Diagnosis banding


Diagnosis banding cheek biting adalah white sponge nevus dan linea alba.3

1.8.4. Perawatan
Hentikan kebiasaan.3

1.9. Median Rhomboid Glossitis


1.9.1. Etiologi

11
Terdapat lesi di daerah median dorsal lidah di anterior papilla sirkumvalata dan
tidak memiliki papilla filiformis. Biasa berwarna merah, putih/kuning, sering
dihubungkan dengan adanya candida. Etiologi dan faktor predisposisinya
diperkirakan karena kelainan tumbuh kembang, serta supresi imun dan pasien
terapi antibiotik spectrum luas memiliki prevalensi median rhomboid glossitis
lebih tinggi.3

1.9.2. Gambaran klinis


Bentuk belah ketupat, menonjol dari jaringan sekitar, permukaan halus dan
berlobus.3
1.9.3. Diagnosis banding
Diagnosis banding median rhomboid glossitis adalah kandidiasis, limfangioma,
geographic tongue, sifilis, hemangioma, limfoma non Hodgkin.3
1.9.4. Perawatan
Tidak diperlukan perawatan.3

1.10. Lingual Varicositas


1.10.1. Etiologi

12
Pembesaran pembuluh darah vena pada permukaan ventral lidah. Penyebabnya
adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak atau hilangnya
elastisitas dinding vaskuler akibat penuaan.1

1.10.2. Gambaran klinis


Asimtomatis, biasanya pada usia lebih dari 60 tahun karena penurunan elastisitas,
terdapat di bibir dan mukosa bukal, bilateral.1

1.10.3. Diagnosis banding


Diagnosis banding lingual varicositas adalah hemangioma (endotel pada
pembuluh darah mengalami hiperplasia atau proliferasi, biasanya pada anak baru
lahir), angiomatus syndrom, vascular malformation, lymphangioma, glomus
tumor.1

1.10.4. Perawatan
Tidak ada perawatan yang diindikasikan tetapi jika berada di bibir, dan bukan
mukosa dibutuhkan surgery, cyrosurgery dan skleroterapi.1

1.11. White Sponge Nevus


1.11.1. Etiologi

13
Etiologinya karena genetik. Penyakit diturunkan secara autosomal dominan.1

1.11.2. Gambaran klinis


Tampak sebagai lesi putih disertai alur multipel dan tekstur menyerupai spons.
Lesi ini mungkin terlihat pada saat bayi lahir atau anak-anak. Tempat predileksi
lesi ini adalah mukosa pipi dan permukaan ventral lidah, walaupun mungkin saja
terjadi di lokasi manapun dalam mulut, bahkan di mukosa vagina ataupun
rektum.1

1.11.3. Gambaran histopatologi


a. Epitel terlihat menebal, hiperparakeratosis dan akantosis serta spongiosis.
b. Degenerasi hidofil pada sel spinosa9 mulai lapisan para basal hingga
permukaan.1

1.11.4. Diagnosis banding


Diagnosis banding white sponge nevus adalah leukodema,leukoplakia, lichen
planus, gigitan kronis, diskretrosis kongenital, pachyonychia kongenital.1

1.11.5. Perawatan
Tidak diperlukan perawatan.1

1.12. Hairy Tongue


1.12.1. Etiologi

14
Etiologinya tidak diketahui. Faktor predisposisi yang berperan adalah higiene
mulut yang buruk, obat kumur yang teroksidasi, antibiotika, merokok berlebihan,
terapi radiasi, stres emosional, infeksi bakteri dan spesies candida.1

1.12.2. Gambaran klinis


Secara klinis lesi memiliki ciri khas berupa pemanjangan papila filiformis di
dorsum lidah, bersifat asimtomatik, kadang memanjang hingga beberapa
milimeter. Warna lesi bervariasi dari putih hingga cokelat atau hitam.1

1.12.3. Gambaran histopatologi


Elongasi papilla filiformis.1

1.12.4. Diagnosis banding


Sangat khas.1

1.12.5. Perawatan
Menghilangkan faktor predisposisi, menyikat lidah, menggunakan bahan
keratolitik lokal (asam trikloroasetat, podophyllin).1

1.13. Makroglosia
1.13.1. Etiologi

15
Makroglosia adalah kelainan lidah berupa ukuran lidah lebih besar dari normal.
Frekuensinya tidak diketahui secara pasti. Makroglosia sangat bervariasi, secara
umum dapat dibagi ke dalam dua golongan utama yaitu makroglosia dan pseudo
makroglosia. True makroglosia bisa kongenital (dibawa lahir) dan akuired
(didapat). Makroglosia dapat menyebabkan gangguan kesehatan umum seperti
kesulitan makan, menelan, bernafas, berbicara serta kelainan pada gigi dan
rahang.4
1.13.2. Gambaran klinis
Terdapat jejas di lidah. Akibat dari lidah yang terlalu besar
sehingga mulut susah di tutup dan sangat menyulitkan saat
makan. Hal ini dijumpai pada pasien wanita usia sekitar 13
tahun dimana keadaan ini telah di alami penderita sejak lahir.
Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan
fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal
(microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala (bagian kepala dari arah
depan ke belakang) mendatar.4
Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang
mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata
menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds).
Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas
jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun
kaki melebar. Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput

16
(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau
bahkan kerusakan pada sistim organ yang lain.4

1.13.3. Perawatan
Dapat dilakukan bedah.4

1.14. Bifid Tongue

1.14.1. Etiologi

Cacat struktural bawaan lidah di mana bagian anterior dibagi


secara longitudinal disebabkan oleh kelainan genetik dan
malformasi pembuluh darah.5

1.14.2. Gambaran klinis


Lidah pada bagian anterior yang terbagi dua dan bisa
mempunyai ukuran yang sama dan berbeda. Lidah berkembang
selama minggu keempat kehidupan intrauterine, yang berasal
dari pembengkakan median, tuberculum impar pada faring dan
dua pembengkakan lingual lateral yang bergabung struktur
pusat. Struktur lateral yang tumbuh pesat untuk menutupi impar
tuberculum untuk membentuk anterior dua-pertiga dari lidah.
Ketika proses ini terganggu, ujung lidah dibagi longitudinal untuk

17
memberi jarak kenaikan tertentu untuk sumbing lidah/lidah
bifida. Terjadinya lidah bifida dengan tidak adanya kelainan
orofasial lainnya adalah entitas yang langka dengan sendirinya
dan biasanya menerima perhatian banyak kemudian
dibandingkan dengan yang terlihat dalam hubungan dengan
sindrom tertentu.5

1.14.3. Diagnosis banding


Cleft tongue.5

1.14.4. Perawatan
Glofektomi.5
1.15. Pigmentasi
1.15.1. Etiologi

Pigmentasi adalah suatu variasi tertentu pada mukosa rongga mulut yang berupa
pigmentasi gelap. Umumnya dijumpai pada orang kulit gelap. Melanin adalah
pigmen yang memberikan warna pada kulit mata dan rambut. Melanin pada setiap
etnis atau ras mempunyai perbedaan dimana orang kulit putih mempunyai sedikit
melanin dari pada orang berkulit gelap. Pigmentasi tidak hanya terlihat pada kulit
gelap tetapi terlihat pada beberapa orang kulit putih, terutama pada orang
mediterania. Pigmentasi disebabkan bertambahnya jumlah sel melanosit.1

1.15.2. Gambaran klinis

18
Pigmentasi kecoklatan sampai kehitaman dapat dilihat pada mukosa oral.1

1.15.3. Gambaran histopatologi


Pigmentasi fisiologik bukan karena kenaikan jumlah melanosit tetapi lebih karena
kenaikan aktivitas melanosit, melanin dijumpai sekitar keratinosit basal dan
melanophages.1

1.15.4. Diagnosis banding


Bedakan dengan penyebab lain dari pigmentasi (adison), pigmentasi terlokalisir
seperti amalgam tattoo, epulis, naevus, sindrom peutz-jegher, melanoma, kaposi
sarcoma.1
1.15.5. Perawatan
Tidak perlu dilakukan perawatan.1

1.16. Glossitis
1.16.1. Etiologi

Glossitis adalah suatu gangguan pada lidah yang diakibatkan adanya peradangan,
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan secara fisik pada lidah. Penyakit ini
menyebabkan bengkak dan membesar, berubah warna dan terjadi perubahan

19
struktur permukaan lidah bagian atas. Terjadinya glossitis dapat dipengaruhi oleh
faktor genetik yang diturunkan dalam satu keluarga. Namun munculnya peradangan
pada lidah dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya reaksi alergi, penyakit
infeksi, mulut kering, malnutrisi, trauma pada mulut.1

1.16.2. Gambaran klinis


Peradangan akibat glossitis biasanya terjadi pada papilla, yaitu sekumpulan nodul
yang memberikan tekstur di permukaan lidah.1

1.17.3. Gambaran histopatologi


Jaringan ikat hialin tebal memisahkan epithelium dengan jaringan dibawahnya.1

1.17.5. Perawatan
Pada umumnya rasa nyeri dan gejala glossitis dapat hilang dengan sendirinya tanpa
pengobatan spesifik, namun dapat beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu seperti
konsumsi antibiotik, menjaga kesehatan mulut, hindari pemicu inflamasi seperti
merokok.1

1.17. Scalloped tongue

1.17.1. Etiologi

20
Scalloped tongue adalah keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada
tepi lateral lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral tetapi dapat unilateral atau
terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-geligi.6

1.17.2. Gambaran klinis

Berupa lekukan pada lateral atau anterior lidah yang bersesuaian dengan lekukan-
lekukan gigi, lekukan tersebut berbentuk seperti kerang dan berwarna sama
dengan jaringan lidah normal atau dapat juga berwarna kemerahan dengan batas
garis putih pada kasus kontak yang terlalu erat dengan gigi geligi.6

1.17.3. Perawatan

Menghilangkan kebiasaan buruk.6

2. Memahami dan menjelaskan mengenai keterkaitan bentuk keanekaragaman fisik menurut


pandangan islam

Surat Ar-Rum ayat 30:

21
















Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Laskaris, George. Atlas Saku Penyakit Mulut. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2013. p.
10-314.
2. M rathee, A Hooda, A Kumar. Fissure tongue: A Case Report and Review of
Literatur. The Internet Jurnal of Nutrition and Wellness. 2009; 1(10).
3. Cawson, r. a, scully, c..Atlas Bantu Kedokteran Gigi Penyakit Mulut. Jakarta:
Hipokrates; 1991. p. 22-4.

4. Emmanouil EN, Kerameos-Foroglou C. Developmental


malformations of human tongue and associated syndromes
(review) Bull Group Int Rech Sci Stomatol Odontol. 1992;35:5
12.

5. Martinot VL, Manouvrier S, Anastassov Y, Ribiere J, Pellerin PN.


Orodigitofacial syndromes type I and III: Clinical and surgical
studies. Cleft Palate Craniofac J. 1994;31:4018.

6. Tyldesley WR, Field A, Longman L, 2003. Tyldesley's Oral medicine


5th edition. Oxford: Oxford University Press.

23
24

Anda mungkin juga menyukai