Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ORAL BIOLOGI 5

Hubungan Patogenesis Chronic Hyperplastic Candidiasis (Candidal


Leukoplakia) pada Perokok

Oleh:
Aprilia Hanum
04031181320033
Dosen Pembimbing:
drg. Shanty Chairani, M.Si

Program Studi Kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya
2015

Hubungan Patogenesis Chronic Hyperplastic Candidiasis (Candidal


Leukoplakia) pada Perokok
ABSTRACT:
Chronic hyperplastic candidosis/candidiasis (CHC/candidal leukoplakia) is a variant
of oral candidosis that typically presents as a white patch on the commissures of the oral
mucosa. The major etiologic agent of the disease is the oral fungal pathogen Candida
predominantly belonging to Candida albicans, although other systemic co-factors, such as
vitamin deficiency and generalized immune suppression, may play a contributory role.
Different environmental factors have been shown to increase asymptomatic oral candida
transmission such as wearing of removable dental prostheses, salivary pH. Whether tobacco
smoking should be considered as one of these factors is still a matter. Clinically, the lesions
are symptomless and regress after appropriate antifungal therapy and correction of underlying
nutritional or other deficiencies. If the lesions are untreated, a minor proportion may
demonstrate dysplasia and develop into carcinomas. This paper discuss about pathogenesis of
CHC associated with aethiology of tobacco smoking. In further, the treatment of CHC must
be studied.
KEYWORD: Chronic Hyperplastic Candidiasis, Tobacco Smoking, Candidal Leukoplakia

PENDAHULUAN
Chronic Hyperplastic Candidiasis (CHC) atau yang sering dibeut juga dengan
Candidal leukoplakia merupakan salah satu dari candidiasis oral yang juga merupakan lesi
awal keganasan yang terlihat seperti plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi
lateral lidah yang tidak bisa hilang bila dihapus. 1Yang membedakan kandidiasis ini dengan
leukoplakia pada umumnya adalah dengan metode biopsi.
CHC ini sering terjadi pada perokok. Beberapa penelitian menyatakan bahwa rokok
tembakau, baik rokok itu sendiri atau digabungkan dengan factor sistemik atau lokal,
dihubungkan dengan peningkatan kolonisasi candida oral atau dengan perkembangan dari
candidiasis oral. Karena pada umumnya perokok memiliki keadaan rongga mulut yang buruk
dan terjadi penurunan pH sehingga kondisi didalam rongga mulut menjadi asam.4

Kebiasaan rokok juga menyebabkan iritasi dan panas sehingga mengakibatkan


perubahan vaskularisasi dan sekresi kelenjar saliva. Seperti yang diketahui pada saliva
terdapat antifungal seperti lisozim, histamin, laktoferin dan calprotectin. 5 Sehingga apabila
produksi saliva mberkurang, perkembangan Candida akan meningkat.
CANDIDIASIS
Jamur yang paling sering menyerang oral manusia adalah Candida, yaitu Candida
albicans. Sebenarnya, bila presentasi kehadiran C. albicans kurang dari 200 sel / ml saliva,
maka tidak akan terjadi patogenesis. Akan tetapi, bila jumlah kehadirannya lebih besar dari
itu, akan menyebabkan infeksi. Spesies lain seperti C. stellatoida, C. tropicalis, C.
parapsilosis, C. pseudotropicalis, C. guillermondi, C. krusei, C. famata, C. glabrata, C.
rugosa, C. pintolopseii, juga ikut serta dalam menginfeksi kavitas oral. Infeksi yang
disebabkan oleh Candida dikenal sebagai Candidiasis.5
Peningkatan frekuensi infeksi orofaringeal yang disebabkan spesies Candida disebabkan
oleh adanya faktor lokal dan sistemik.
Faktor Lokal
o Xerostomia (Manifestasi dari Sindrom, Obat-obatan, dan radioterapi)
o Kortikosteroid topikal (Glikogen sel epitelial menjadi glukosa)
o Leukoplakia, epithelial dysplasia, oral cancer
o Denture (Fit yang buruk, trauma, tidak bersih)
o Konsumsi rokok
Faktor Sistemik
o Neonate dan pertambahan umur (Berkembangnya sistem imun)
o Antibiotik topikal dan sistemik
o Kortikosteroid (Otot glikogen pada hati meningkatkan glukosa saliva)
o Diabetes (Perubahan hormon)
o Kehamilan (Perubahan hormon)

Candidiasis dapat diklasifikasikan sebagai berikut menurut Samaranayake (1991)1:


Oral Candidiasis Primer
Akut
Pseudomembranous

Oral Candidiasis Sekunder


Manifestasi oral dari muccocutaneous
candida sistemik yang merupakan hasil dari

Erythematous

aplasia thymic dan candidiasis endokrinopati


sindrom

Kronik
Hyperplastic
Nodular
Seperti Plak
Erythematous
Pseudomembranous
Lesi yang berhubungan dengan Candida
Denture stomatitis
Angular Cheiltis
Median Rhomboid Glossitis
Lesi primer keratinisasi dengan infeksi Candida
Leukoplakia
Lichen Planus
Lupus Erythematous
CHRONIC HYPERPLASTIC CANDIDIASIS (Candidal Leukoplakia)
a. DEFINISI dan HISTOPATOLOGI
Chronic Hyperplastic Candidiasis (CHC) atau yang sering dibeut juga dengan
Candidal leukoplakia merupakan salah satu dari candidiasis oral yang juga merupakan lesi
awal keganasan yang terlihat seperti plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi
lateral lidah yang tidak bisa hilang bila dihapus.1
CHC meliputi berbagai macam kondisi dimana terjadi invasi miselia dari lapisan yang
lebih dalam pada mukosa dan kulit. Dan respon inang ditandai dengan parakeratosis,
akantosis, pseudoepiteliomatus hyperplasia, pembentukan mikroabses dan suatu infiltrasi sel
radang kronik yang banyak dalam koriumnya.5
Secara histopatologi sel candida, ragi, dan hifa terlihat pada permukaan jaringan
paling atas, dan ketika menginvasi sel epithelium sangat jarang berpenetrasi melebihi lapisans
pinosum. Padalesi CHC terlihata danya epitel hiperparakeratotik atau hiperorthokeratotik
dengan pemisahan tidak teratur dan hyperplasia epitel. Pada lesi ini terjadi aktivitas mitotic
yang tinggi tetapi terbatas pada lapisan basal dan suprabasal epitel.

b. ETIOLOGI
Penyebab utamanya adalah Infeksi jamur Candida pada rongga mulut. Namun factor
predisposisi juga berperan dalam terjadinya CHC. Berikut merupakan factor pada host yang
menyebabkan Candidal Leukoplakia5
1. Faktor Lokal
2. Merokok dan mengunyah tembakau
3. Faktor Sistemik (Diabetes, Defek Imunologi, Faktor Nutrisi)
c. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis dari chronic hyperplastic candidiasis (CHC) berupa plak putih yang
tidak dapat dihilangkan dengan diusap dan secara klinis terlihat seperti leukoplakia. Plak
putih itu biasa terlihat pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral lidah yang tidak
bisa hilang bila dihapus seperti halnya thrush. Lesini bisa homogen atau nodular dan bertahan
untuk beberapa tahun.5 Diagnosis infeksi hiperplastik tidak dapat dibedakan dengan
leukoplakia sehingga dibutuhkan incisional biopsy untuk mendiagnosisnya.

Gambar 1 Gambaran klinis Candidal Leukoplakia pada Rongga mulut

PEMBAHASAN
Chronic Hyperplastic Candidiasis merupakan lesi putih pada mukosa oral dengan
ukuran 5 mm atau lebih, tidak dapat dikeruk. Literature menyatakan bahwa peran dari
candida dalam menyebabkan perubahan neoplastic pada mukosa oral. Cawson (1973)
menyatakan kemampuan C.albicans untuk invasi permukaan epitelium hiperplastik.
Meskipun hal ini muncul bahwa hubungan relasi antara oral candidiasis secara
keseluruhan dengan merokok tidak bisa dipisah, bisa disimpulkan beberapa studi
berhubungan langsung dengan leukoplakia atau mengarah ke CHC. 5 Para peneliti
menganalisis bahwa peningkatan candida pada perokok didasari oleh, a. induksi dari
peningkatan epitel keratinisasi (Zimmermann, 1965) b. Penurunan immunoglobulin A saliva

(Bennet and Reade,1982) dan c. penurunan fungsi leukosit polimorfonuklear (Kenney et al.,
1977).
Predisposisi dari perokok juga berperan pada infeksi bakteri oral dan pernafasan.
Rokok dapat berperan pada infeksi jamur. Tembakau dapat membentuk karsinogen, seperti
TSNAs- Tobacco Specific Nitrosamines dan radikal bebas seperti glutathione reductase,
superoxide dismutase dan katalase.7 Pada orang-orang yang merokok juga terjadi perubahan
suasana di rongga mulut, sehingga tidak hanya bahan karsinogennya yang berperan pada lesi
keganasan tetapi juga perubahan kondisi dalam rongga mulut yang disebabkan oleh konsumsi
rokok.
Penelitian pertama menggunakan 53 pasien yang memiliki kebiasaan merokok dan
memiliki Candidal Leukoplakia, sedangkan jumlah yang sama individu sehat digunakan
sebagai kontrol. Sampel dikumpulkan menggunakan swab pada daerah perkembangan
leukoplakia. Swab tersebut dikultur pada media agar. Koloni diidentifikasi dengan Pewarnaan
Gram Smear. 3

Tabel 1 Perkembangan candida dihubungkan dengan kebiasaan merokok pada kedua grup

Pada tabel 1 menunjukan kebiasaan pasien merokok pada grup dengan pathogen
candida (ve+), sebagian besar (66%) menderita leukoplakia berat sedangkan pada pasien
dengan candida noramal (Ve-). Sedangkan pada grup kontol terdapat lebih banyak candida
yang normal dan hanya sedikit yang terdapat candida pathogen.2
Pada penelitian lain dilakukan pemaparan Cigarette smoke condensation (CSC) pada
Candida albicans untuk melihat perkembangannya dan respon stress terhadapa perubahan
lingkungan dan untuk mengetahui interaksi CSC mempengaruhi C.albicans pada fibroblas
normal gingiva.2

Gambar 2 CSC meningkatkan pembentukan hifa

Sebelumnya dijelaskan bahwa CSC meningkatkan pertumbuhan C. albicans. 3


Pertumbuhan Candida didukung oleh transisi dari blastospora untuk pembentukan hifa. Pada
gambar 2a perubahan diobservasi pada 6 jam dari kultur pada kondisi spesifik. Nyatanya,
jumlah hifa menunjukan peningkatan pada CSC dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan
pada gambar 2b menunjukan perpanjangan tabung pengukuran pada software yang
digunakan.

Gambar 3 CSC menyebaban ressistensi terhadapa oksidatif dan meningkatkan resistensi pada
osmotic dan panas

Pada

gambar

3 menunjukan CSC menyebabkan penurunan resistensi C. albicans

terhadap tekanan oksidatif dan meningkatkan ketahanan pada osmotic dan telkanan panas.
Seperti yang ditunjukan pada gambar 3 selama satu jam berkontak dengan 5 atau 10 mm
hydrogen peroksida, C. albicans menunjukan penurunan resistensi. Sedangkan untuk melihat
ketahanan osmotik dilakukan paparan NaCl, yang menunjukan peningkatan ketahanan. Dan
tekanan suhu panas dilihat dari perubahan suhu awal 37 o dinaikan menjadi 45o menunjukan
peningkatan ketahanan.

Gambar 4 CSC memepngaruhi adhesi C.albicans pada Gingival Fibroblas

Pada gambar 4 menunjukan CSC mampu mempengaruhi C.albicans untuk adhesi


lebih banyak pada fibroblast gingiva.3 C.albicans diinkubasi selama 24 jam oada CSC dan
diaplikasikan untuk mengaplikasi kultur gingival fibroblast selama 3 atau 6 jam. Tiap kondisi
kultur dipantau dengan Kristal pewarnaan violet (gambar a, setelah 6 jam). Gambar 4b
menunjukan angka signifikan pada koloni dengan perlakuan CSC dibangdingkan dengan
yang tidak diberi perlakuan CSC. Level adheren tinggi ditunjukan pada C.albicans pada
monolayer gingival fibroblast pada tiaap konsentari CSC yang diujikan.
Sedagakan penelitian lain menunjukan hubungan antara prevalensi penderita CHC
pada perokok dengan bukan perokok. Berikut pada tabel 2, angka Candidal Leukoplakia pada
perokok lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Angka tertinggu terdapat pada usia 40-49
tahun.4

Tabel 2 Perbandingan prevalensi Candidal Leukoplakia pada perokok dan bukan perokok

Mekanisme dari perjalanan C.albicans menyebabkan terjadinya CHC dimulai dari


invasi dari jamur C. albicans ke epithelium rongga mulut, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, invasi ini biasanya hanya sampai sebatas ke stratum spinosum. Dibantu dengan
rokok yang mampu menurunkan kualitas oral hygiene, menurunkan suasana netral di dalam
mulut menjadi asam. C.albicans kemudian menggunakan enzyme alcohol dehydrogenase
(ADH1) untuk menghasilkan acetaldehyde dengan cara metabolism alcohol dan karbohidrat.
Acetaldehyde yang dihasilkan kemudian akan mengikat protein dan DNA dan memodifikasi
struktur dan fungsi dari protein dan DNA tersebut. Selain itu, acetaldehyde juga
menyebabkan berkurangnya aktivitas antioksidan gluthathione sehingga menyebabkan
meningkatnya level dari reactive oxygen species (ROS). Modifikasi dari struktur dan fungsi
protein dan DNA, serta meningkatnya level ROS akan mengakibatkan terjadinya
ketidakstabilan darigenom, sehingga terbentuklah lesi pre-kanker atau lesi kanker (CHC).
Selain acetaldehyde, C.albicans juga akan menghasilkan nitrosamine yang dapat

menyebabkan terjadinya perubahan displastik dari epithelium oral. Perubahan displastik dari
epithelium oral tersebut akan menyebabkan epithel dysplasia yang mengacu kepada lesi
CHC.5
Tidak hanya mampu menyebabkan terjadinya lesi CHC, C.albicans juga memiliki
peranan dalam progresifitas sel kanker. Acetaldehyde yang dihasilkan oleh C.albicans juga
dapat menyebabkan terjadinya kerusakkan mitokondria yang akan menyebabkan apoptosis
dari sel. Akan tetapi, acetaldehyde juga mampu menghasilkan NF- yang akan menghambat
proses apoptosis sehingga sel-sel yang seharusnya mengalami atropi akan tetap persisten
dalam jaringan. C.albicans juga mampu mengaktivasi produksi sitokin dan molekul adhesi,
menyebabkan sel memiliki kermampuan adhesi ke sel endothelium sehingga terjadilah
progresifitas sel kanker. Selain itu, C.albicans juga mampu untuk menginduksi Th-17, yang
nantinya akan menghasilkan IL-23 yang memiliki kemampuan untuk mendorong terjadinya
angiogenesis dan pertumbuhan sel kanker. IL-23 juga memiliki sifat yang antagonis terhadap
IL-12 dan IFN- yang memiliki peranan penting dalam respon imun antitumor.14

KESIMPULAN
Chronic Hyperplasia Candidiasis merupakan lesi yang bisa menjadi keganasan. Lesi
ini akan berkembang salah satunya karena adanya faktor predisposisi. Rokok merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan peningkatan jumalan Candida, sehingga memicu
terjadinya CHC.
Adanya zat karsinogenik pada rokok, yang juga memicu menjadi keganasan. , seperti
TSNAs- Tobacco Specific Nitrosamines dan radikal bebas seperti glutathione reductase,
superoxide dismutase dan katalase. Pada orang-orang yang merokok juga terjadi perubahan
suasana di rongga mulut, sehingga tidak hanya bahan karsinogennya yang berperan pada lesi
keganasan tetapi juga perubahan kondisi dalam rongga mulut yang disebabkan oleh konsumsi
rokok.

SKEMA PATOGENESIS CHRONIC HYPERPLASTIC CANDIDIASIS PADA PEROKOK

FAKTOR PREDISPOSISI
(ROKOK)

ndukung pertumbuhan Candida dengan blastospora


Candida albicans Zat
adhesin (HWPLP , ALS , EAPLP , C

Adhesi dengan gingiva fibroblast atau

Perubahan
bentuk
menjadi
Hifa kinase (MAP)pada dinding sel candida untuk pertumbuhan hifa
Mitogen
activated
protein

Invasi ke matriks intraseluler

Hingga ke stratum spinosum

Nitrosamine merusak DNA

Epitel displasia

Perubahan epitel oral

LESI PRE CANCER


(Candidal Leukoplakia)
Chronic Hyperplastic Candidiasis

DAFTAR PUSTAKA

1. R, Rajendran. 2012.Shafers Textbook of Oral Pathology, 7/e. India:Elsevier


2. Anwar A. Al-Hussain Al-Saeed, B.D.S., M.Sc. 2006. The relation of candida growth
in the development of leukoplakia. Vol. 18(3), 2006
3. Humidah Alanazi, Andrew Zakrzewski. 2014. Cigarette Smoke-Exposed Candida
albicans Increased Chitin Production and Modulated Human Fibroblast Cell
Responses. BioMed Research International. Volume 2014, Article ID 963156, 11
pages
4. Darwazeh, Azmi Mohammad-Ghaleb. 2010. The Relationship between Tobacco
Smoking and Oral Colonization with Candida Species.The Journal of Contemporary
Dental Practice, Volume 11 No.3
5. Sitheeque, M.A.M.. Chronic Hyperplastic Candidiasis (Candidal Leukoplakia)
6. R, John Pramod. Textbook of oral medicine 2nd Ed. 2005. India: Jaypee
7. Scully, Crispian. 2011. Oral cancer aetiopathogenesis; past, present and future aspects,
Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2011 May 1;16 (3):e306-11.
8. Bruch, Jean M and Treister, Nathaniel S. Clinical Oral Medicine and Pathology. 2010.
New York: Springer
9. McCullough MJ, Savage NW. Oral Candidosis and the therapeutic use of antifungal
agents in dentistry. Aust Dent J 2005; 50 (2):S36-9
10. Akpan A, Morgan R. Oral Candidiasis. Postgrad Med J 2002; 78: 455-9
11. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine 1st Ed. United Kingdom: Wright;
2004:252-75
12. Muzyka B C. Oral Fungal Infections. Dent Clin N Am 2005; 49: 49-65
13. Kusumaningtyas, Eni. Mekanisme infeksi Candida albicans pada permukaan sel.
Lokakarya nasional penyakit zoonosis. 304-311
14. Kuleta, Justyna Karkowska, Maria Rapala Kozik, Andrzej Kozik. Fungi Pathogenic to
humas: molecular bases of virulence of Candida albicans, Cryptococcus neoformans
and Aspergillus fumigates. Acta Biochimica Polonica. Vol. 56 No. 2; 2009: 211-224.
15. Musrati, Ahmed S. Ali. Oral Immune Defense Against Chronic Hyperplastic

Candidiosis. 2008. 12.

Anda mungkin juga menyukai