Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GLOSITIS

Disusun Oleh:

Wahyu Gading Maulana (G992003155)

Margareta Evelyne A (G992003094)

Yosia Yonggara (G992102061)

Hubertus Corrigan (G992102031)

Beata Nino (G992108061)

Periode: 30 Agustus – 12 September 2021

Pembimbing:

Widia Susanti, drg., M.Kes.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GIGI DAN MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RS UNS
SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Referensi artikel ini disusun untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik


Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret /
RS UNS Surakarta. Makalah dengan judul:

GLOSITIS

Hari, tanggal:Rabu, 1 September 2021

Oleh:

Wahyu Gading Maulana (G992003155)

Margareta Evelyne A (G992003094)

Yosia Yonggara (G992102061)

Hubertus Corrigan (G992102031)

Beata Nino (G992108061)

Mengetahui dan menyetujui,

Pembimbing Makalah

Widia Susanti, drg., M.Kes.


BAB I

PENDAHULUAN

Lidah merupakan organ yang berada di dalam rongga mulut yang memiliki
berbagai macam fungsi. Lidah dapat berperan dalam proses pencernaan,
menghisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang.
Untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang, lidah dapat menjadi tolak ukur
kesehatan, baik kesehatan mulut, maupun kesehatan secara umum.

Dalam menjalani fungsinya, lidah dapat mengalami gangguan, baik dari


perkembangan, genetik, maupun lingkungan. Kelainan pada lidah memiliki
diagnosis banding yang luas. Adanya manifestasi hanya pada bagian mulut saja
juga dapat menunjukkan adanya kelainan pada sistemik. Oleh karena itu,
diperlukan pemeriksaan fisik lidah dan mukosa mulut yang teliti sehingga dapat
menegakkan diagnosis yang tepat.

Glositis merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan


adanya peradangan pada lidah. Gambaran yang umumnya ditampilkan pada
glositis ialah nyeri pada lidah, perubahan gambaran permukaan lidah, baik dari
tekstur maupun warna lidah, ataupun dari keduanya. Penyakit glositis dapat
disebabkan oleh berbagai macam hal, serta jika dilihat dari bentuk dan tekstur
lidahnya, glositis kemudian diklasifikasikan kembali agar diperoleh tatalaksana
yang sesuai dan pengobatan yang adekuat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Glositis merupakan inflamasi yang terjadi pada lidah, yang secara
klinis dapat berupa nyeri pada lidah, perubahan pada gambaran permukaan
(perubahan tekstur dan/atau warna), ataupun keduanya. Glossitis memiliki
banyak etiologi potensial. Sementara sebagian besar penyebabnya jinak atau
idiopatik, glositis dapat menjadi gejala yang muncul dari kondisi sistemik
yang lebih serius.

B. Epidemiologi
Tidak terdapat data akurat karena etiologinya luas, namun karena
berkaitan erat dengan nutrisi, maka demografis bervariasi berdasarkan dengan
status nutrisi suatu populasi.
Menurut NHANES III, dari 17.235 orang yang melakukan
pemeriksaan mukosa oral, sebanyak 27,9% memiliki lesi oral secara klinis, di
mana sebanyak 14,2% lesi berada di dorsal lidah dan 1,3% berada di batas
lateral dari lidah.

C. Etiologi
Beberapa hal yang dapat menyebabkan glositis ialah:
1. Anemia
2. Defisiensi vitamin B
3. Infeksi
a. Virus: herpes virus
b. Bakteri: jarang pada pasien imunokompeten
c. Jamur: umumnya spesies Kandida
d. Parasit: malaria, spirocheta
4. Obat-obatan, seperti ACE Inhibitor, albuterol, pil kontrasepsi oral,
dan litium karbonat.
5. Lainnya
a. Faktor psikologis: gangguan konversi, ansietas
b. Paparan iritan: alkohol, makanan pedas, rokok
c. Variasi familial normal: geographic tongue, fissured tongue
d. Iritasi mekanik
e. Higienitas oral yang buruk
f. Down syndrome
g. Psoriasis dan kondisi autoimun lainnya
h. Sindroma mulut terbakar

D. Klasifikasi
Klasifikasi dari glositis antara lain:
1. Glositis Atrofik
Pada glositis tipe ini, lidah tampak eritematosa, berkurangnya
papila lingualis, lidah tampak halus, mengkilat, dan kering.
Penyebabnya dapat disebabkan oleh malnutrisi, defisiensi vitamin
dan mineral.
2. Benign Migratory Glossitis (Geographic Tongue)
Pada tipe ini terdapat area lidah yang halus karena hilangnya papila
dan dikelilingi batas putih. Daerah tersebut dapat berubah posisi
(migrasi) dari waktu ke waktu. Lidah cenderung sensitif terhadap
sentuhan dan makanan tertentu. Penyebab tipe ini dapat berupa
defisiensi vitamin B2, penuaan, diabetes, serta dermatitis seboroik.
3. Herpetic Geometric Glossitis
Lidah pada tipe ini terdapat retakan di dorsal yang bercabang.
Dapat dijumpai rasa nyeri. Umumnya terdapat pada pasien
imunokompromis akibat HIV.
4. Median Rhomboid Glossitis
Pada tipe ini terdapat area hiperkeratotik sentral berbentuk
rhomboid. Secara klasik tipe ini muncul sebagai lesi eritema seperti
plak dengan perabaan llunak. Umumnya lesi ada di sentral dorsal
lidah.
E. Patogenesis dan patofisiologi
Patogenesis yang pasti dari glositis masih kurang dipahami. Namun, stres
dapat menjadi salah satu faktor eksaserbasi. Selain itu pasien juga melaporkan
gejala yang memburuk dengan paparan makanan tertentu (makanan asam dan
pedas, secara klasik) (Sharabi dan Winters, 2021).
Pada kasus defisiensi nutrisi, kadar pengangkutan O2 ke epitel dorsal
mukosa lidah rendah dan mengakibatkan perbaikan sel menjadi terhambat.
Sensasi nyeri muncul karena hilangnya proteksi oleh papila filiform dan
adanya paparan langsung terhadap akhiran sistem saraf. Hilangnya taste buds
papila fungiform menyebabkan disfungsi pengecapan, pengurangan sekresi
saliva, dan reduksi kadar gustin saliva (DeLongs, 2013).

F. Diagnosis
Diagnosis glositis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang apabila dibutuhkan.
1. Anamnesis
Pada anamnesis, biasanya pasien mengeluhkan hilangnya kemampuan
untuk mengecap dari papila lidah, terdapat perubahan tampilan pada
lidah, muncul rasa nyeri saat menelan, mengunyah, atau berbicara.
Keluhan ini juga berdasarkan faktor resiko pada pasien seperti nutrisi dan
diet, merokok, penggunaan alkohol, riwayat penyakit imunosupresif, dan
riwayat pengobatan

2. Pemeriksaan Fisik
1) Permukaan Lidah : dorsal dan ventral
2) Karakter Mukosa : basah, kering, eritematosa, leukoplakia, dll
3) Kesehatan gigi : gesekan kronis dari gigi bergerigi dapat
menyebabkan perubahan mukosa yang akan menjadi ulcer
4) Lesi di lidah
5) Palpasi dasar mulut : apakah ada nyeri tekan atau lesi palpable
6) Pemeriksaan Kepala leher : pemeriksaan limfadenopati
Kelainan fisik yang ditemukan pada glositis
a. Glositis Atrofi: Lidah eritematosa Kurangnya papila lingual dan
penampilan yang halus, mengkilat, dan kering,Lidah atrofi.
Penyebab: biasanya terkait dengan kekurangan nutrisi atau faktor
lain seperti xerostomia (mulut kering) atau anemia

b. Glositis romboid median:Daerah hiperkeratosis berbentuk belah


ketupat sentral. Muncul sebagai lesi seperti plak eritematosa dan
mungkin lembut saat palpasi. Terdapat di dorsum sentral dari
mobile tongue. Penyebabnya adalah infeksi jamur kronis, biasanya
jenis kandida.

c. Benign migratory glossitis: Disebut juga geographic tongue, Area


lidah halus dengan hilangnya papila yang mungkin memiliki batas
putih di sekitarnya kemudian mengubah posisi (bermigrasi) dari
waktu ke waktu .Sensitif terhadap sentuhan atau makanan tertentu.
Harus dibedakan dari lesi leukoplakia stabil atau eritroleukoplakia
yang lebih mengkhawatirkan untuk keganasan Kekurangan vitamin
B2 dapat menyebabkan beberapa tanda pada mulut termasuk lidah
geografis. Diabetes, dermatitis seboroik dan atopi berkaitan dengan
lidah geografis.

d. Strawberry tongue: Bermanifestasi dengan papila fungiformis


hiperplastik yang memberikan gambaran seperti strawberry.
Strawberry tongue sering terjadi pada penyakit kawasaki dan
kekurangan vitamin B12.

e. Geometric glossitis: Pada lidah terdapat celah yang terasa sangat


sakit apabila digerakan. Lesi kronis terkait infeksi virus herpes
simpleks tipe 1. Sering terjadi pada orang dengan defisiensi imun
dan penderita leukemia.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsi
Digunakan untuk mendiagnosis penyakit bulosa (pemfigus
vulgaris, pemfigoid bulosa). Diindikasikan untuk setiap lesi yang
stabil atau mengkhawatirkan untuk menyingkirkan keganasan
b. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan apabila kadar vitamin (jika diduga terjadi defisiensi
primer atau di daerah endemik/berisiko tinggi). Untuk memeriksa
studi reumatologi (faktor reumatoid, anti-ro, anti-la, laju
sedimentasi eritrosit, protein c-reaktif, lainnya) jika curiga kondisi
autoimun seperti skleroderma. Darah lengkap dan tes HIV dapat
dilakukan apabila ada kecurigaan imunosupresi / infeksi
oportunistik. Perlu dilakukan studi endokrin HbA1c dan tes fungsi
tiroid jika diduga diabetes atau penyakit tiroid.
c. Imaging
Pencitraan rutin tidak diperlukan. Dilakukan apabila terdapat
kecurigaan keganasan/harus menerima CT dengan Kontras

G. Tatalaksana
Kebanyakan kasus glositis dapat sembuh sendiri tanpa perlu pemberian
obat. Pengobatan untuk gejala simptomatik dapat dibantu dengan menjaga
kebersihan mulut dan obat kumur terutama yang mengandung kortikosteroid dan
lidokain sehingga dapat mengatasi gejala eksaserbasi akut dari migratory glossitis.
Beberapa tambahan tatalaksana yang dapat diberikan sesuai dengan jenis glositis
yaitu:

a. Glositis strofik : injeksi vitamin B12 melalui IM


b. Median rhomboid glossitis : antifungal (nistatin) hanya jika simptomatik
c. Benign migratory glositis : tidak perlu pengobatan, dapat
menggunakanobat kumur
d. Glositis geometrik : tidak perlu pengobatan, pada episode akut dapat
diberikan antivral, namun keberhasilannya tidak terlalu besar
e. Strawberry tongue : suplementasi vitamin B12
f. Terinduksi obat : hentikan penggunaan obat yang dicurigai sebagai
penyebab
g. Infeksi : tatalaksana infeksi, jika dicurigai infeksi oportunistik maka
indikasikan pemeriksaan penyakit penyerta dan kontrol diabetes

H. Edukasi
Pasien diberikan edukasi bahwa glositis umumnya merupakan kondisi yang
tidak berbahaya dan jarang memerlukan tatalaksana khusus selain tatalaksana
simtomatik/sesuai penyebab (obat anti inflamasi, mouthwash, antibiotik).
Edukasi yang diberikan kepada pasien, antara lain:
a. Menjaga kesehatan mulut dengan baik (sikat gigi yang baik dan benar)
b. Flossing, pembersihan teratur oleh profesional dan pemeriksaan yang rutin
c. Hentikan merokok dan hindari penggunaan tembakau dalam jenis apapun
d. Membersihkan lidah setelah makan
e. Mengunjungi dokter gigi secara teratur, segera konsultasi ke dokter bila
gangguannya bertambah parah
f. Jangan gunakan bahan bahan obat atau makanan yang merangsang lidah
untuk terjadi iritasi atau agent sensitisasi (makanan yang panas dan
beralkohol)
g. Bila lesi bersifat kronis atau tidak berubah harus menjalani biopsi untuk
menyingkirkan keganasan
I. Komplikasi
Komplikasi yang paling umum adalah kecemasan karena tampilan
fisik dari lidah, sehingga meyakinkan pasien bahwa beberapa kasus glositis
tidak memerlukan pengobatan khusus menjadi sulit. Pada pasien-pasien
dengan kecemasan, dapat diberikan anxiolitik untuk meringankan gejala
kecemasan. Biopsi untuk memastikan apakah pasien mengalami keganasan.
Pasien merasa rasa tidak nyaman akibat kesulitan mengunyah,
menelan, rasa tidak nyaman pada lidah, rasa terbakar, nyeri saat makan,
hingga lidah yang bengkak. Disfagia dapat terjadi karena adanya masalah
pada otot dan saraf tenggorokan atau kerongkongan, serta penyumbatan pada
tenggorokan ataupun kerongkongan. Disfonia juga dapat muncul yang
ditandai dengan gangguan produksi suara, atau bersuara serak, bahkan tidak
dapat mengeluarkan suara sama sekali. Komplikasi paling parah yang dapat
terjadi adalah obstruksi jalan napas yang akhirnya dapat menyumbat saluran
napas akibat lidah yang mengalami pembengkakan dan udara tidak dapat
masuk melalui mulut.
J. Prognosis

Prognosis keseluruhan tergantung pada penyebab glositis. Meskipun


umumnya merupakan kondisi yang jinak, bisa menjadi kronis atau seumur
hidup dengan flare-up berkala (yaitu, geographic tongue). Beberapa pasien
sangat sensitif dan terganggu oleh penampilan visual dan / atau gejala fisik.
Anxiolitik dapat digunakan pada kasus tersebut. Jika ada mengarah ke
keganasan, area tersebut harus segera dibiopsi dan tidak menunda pengobatan.
Sebagian besar glositis dapat disembuh dengan pengobatan sesuai etiologinya.
(Sharabi dan Winter, 2020).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Glositis merupakan inflamasi yang terjadi pada lidah, yang secara klinis
dapat berupa nyeri pada lidah, perubahan pada gambaran permukaan
(perubahan tekstur dan/atau warna), ataupun keduanya. Glositis biasanya
dapat disebabkan oleh defisiensi zat besi dan vitamin B, infeksi, trauma, serta
lainnya. Glositis dapat dibedakan menjadi empat antara lain glositis atrofik,
median rhomboid glositis, herpetic geometric glossitis dan benign migratory
glositis (geographic tongue). Diagnosis glositis dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Perawatan pada
glositis ini tergantung dari kasusnya. Sebagian besar penyebab glositis dapat
sembuh sendiri dan tidak memerlukan pengobatan. Pereda gejala dapat
dilakukan dengan kebersihan mulut yang baik dan obat kumur.

B. Saran

Pengobatan simtomatik pada glositis dapat dilakukan dengan obat kumur


anti-inflamasi dan penghilang rasa sakit. Pasien diedukasi terkait dengan
perkembangan penyakit apabila lesi bersifat kronis atau tidak berubah harus
menjalani biopsi untuk menyingkirkan keganasan. Perlu ditekankan terkait
dengan edukasi kebersihan mulut yang baik secara keseluruhan dapat
meminimalkan gejala dari glositis. Kunjungi dokter gigi secara teratur.
Jangan gunakan bahan-bahan obat atau makanan yang merangsang lidah
untuk terjadi iritasi atau agen-agen yang dapat menimbulkan sensitisasi.
Selain itu juga hentikan merokok dan hentikan penggunaan tembakau dalam
jenis apapun serta hindari alkohol. Nutrisi juga harus terpenuhi untuk
menghindari defisiensi terutama besi dan vitamin B.
DAFTAR PUSTAKA

DeLong, L. and Burkhart, N. W. (2013) General and oral pathology for the
dental hygienist, General and Oral Pathology for the Dental Hygienist.

How Do You Treat Chronic Glossitis in Your Practice? Med Acupunct.


2019 Aug 1;31(4):239-243. doi: 10.1089/acu.2019.29123.cpl. Epub 2019
Aug 19. PMID: 32952796; PMCID: PMC7497965.

Sharabi AF, Winters R. Glossitis. [Updated 2021 Jun 24]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560627/

Anda mungkin juga menyukai