DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
PENDAHULUAN
yaitu sebagai mastikasi, fonetik, dan juga estetik. Kesehatan rongga mulut juga
memiliki hubungan erat dengan kesehatan sistemik. Lidah merupakan salah satu
organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah dapat
dan warna lidah akibat suatu peradangan. Papilla pada lidah yang terjangkit
faktror stress emosional, defisiensi nutrisi, dan herediter. Bila radang ini semakin
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Gambar 1. Glositis
B. ETIOLOGI
1. Sistemik
- Kekurangan nutrisi (mis., Vitamin B12, asam folat, asam
askorbat)
- Anemia (merusak, kekurangan zat besi)
- HIV (infeksi oportunistik seperti kandidiasis [MRG], virus
herpes simpleks [HSV]; atau perubahan terkait HIV seperti
kehilangan papila)
- Antibiotik spektrum luas
- Kortikosteroid topikal atau inhalasi
- Berbagai obat lain (mis., Kaptopril, klaritromisin, enalapril,
lansoprazole, lithium, metronidazole, NSAID)
2. Lokal
- Infeksi (mis., HSV, virus Epstein-Barr, kandidiasis)
- Trauma (gigi palsu yang tidak pas, penindikan, luka bakar,
kejang kejang)
- Iritasi primer (alkohol, tembakau, makanan panas, rempah-
rempah, peppermint yang berlebihan, jeruk)
- Sensitisasi dengan iritan kimia (mis., Pewarna, obat kumur,
pasta gigi, obat sistemik)
- Keganasan (95% adalah sel skuamosa)
3. Genetika
- Riwayat keluarga mungkin hadir dengan BMG.
- GT dan psoriasis memiliki penanda genetik yang sama.
- Satu penelitian kecil baru-baru ini menunjukkan bahwa
beberapa kasus GT mungkin merupakan psoriasis oral yang
sebenarnya, sedangkan yang lain hanya GT.
C. FAKTOR RESIKO
Pada beberapa kasus, glositis akan menyembuh pada pasien
dengan rawat jalan. Rawat inap diperlukan bila pembengkakan pada
lidah ini membesar dan menghalangi jalannya udara yang dihirup
(Taqwa, 2009).
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi glositis:
1. Seorang pecandu alcohol
2. Seorang perokok
3. Memiliki riwayat keluarga menderita glossitis
4. Mengunyah tembakau
5. Sebelumnya ada riwayat trauma gigi
6. Nutrisi buruk
7. Gigi palsu
8. Tindikan
9. Latar belakang alergi (mis., Asma, eksim, hay fever)
10. Kecemasan, stress, depresi
11. Gangguan hormonal
12. Kontrasepsi oral
13. Usia lanjut
14. Keadaan immunocompromised
E. KLASIFIKASI
1. Atrophic Glossitis (Hunter’s Glossitis)
Atrophic glossitis adalah gangguan peradangan pada mukosa
lidah yang menunjukkan penampilan halus dan mengkilap dengan
latar belakang merah atau merah muda. Lidah terlihat licin dan
mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil.
Penampilan yang halus terkait dengan atrofi papila filiform yang
menyebabkan perkembangan lesi mirip ulser eritematosa pada
dorsum dan batas lateral lidah. Ditandai dengan kondisi lidah yang
kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil. Perasaan lidah
terbakar yang menyebar ke bagian mulut lain yang biasanya dipicu
oleh adanya ulserasi. Penyebab yang paling sering biasanya adalah
kekurangan zat besi, jadi banyak didapatkan pada penderita anemia
(Chiang et al, 2019).
G. TATALAKSANA
Tujuan pengobatan untuk glositis adalah untuk mengatasi peradangan.
Pengobatan yang dipilih adalah pengobatan obat secara oral.
Pengobatan glositis yang paling utama adalah mengatasi penyebab.
Kebersihan mulut yang baik sangat penting untuk mempercepat proses
penyembuhan. Dan hindari iritan seperti makanan panas dan pedas
kemudian menghindari konsumsi alkohol dan rokok karena
meningkatkan resiko dari glossitis (Swarup et al., 2017) .
H. PENCEGAHAN
1. Oral Hygiene
2. Hindari iritan
3. Kontrol dokter gigi secara teratur
4. Hindari rokok dan alkohol
5. Segera konsultasi ke dokter bila gangguannya bertambah parah.
2. Inokulasi langsung
Dalam hal ini basil tuberkel akan secara langsung diinokulasi pada
membran mukosa mulut tanpa lesi TB primer lainnya. Dalam kasus
seperti ini, basil akan ditemukan pada pemeriksaan langsung yang
diambil dari lesi lidah.
5. Fenomena Anachoretic
Dosis
Harian 3x / minggu
OAT
Kisaran dosis Maksimum Kisaran dosis Maksimum
(mg/kg BB) (mg) (mg/kg BB) (mg)
Isoniazid 5 ( 4 - 6) 300 10 ( 8 - 12) 900
Rifampisin 10 ( 8 - 12 ) 600 10 ( 8 - 12 ) 600
Pirazinamid 25 ( 20 - 30 ) - 35 ( 30 - 40 ) -
Etambutol 15 ( 15 - 20 ) - 30 ( 25 - 35 ) -
Streptomisin 15 ( 12 - 18 ) - 15 ( 12 - 18 ) 1000
Kriteria Definisi
Malar rash Eritema terfiksir, rata atau meninggi, melampaui
eminensia malar, cenderung menyisakan lipatan nasolabial
Discoid rash Plak meninggi eritematus dengan skuama keratotik dan
sumbatan folikuler, sikar atrofik timbul pada lesi lama
Fotosensitivitas Ruam kulit sebagai hasil dari reaksi terhadap sinar
matahari, dari anamnesis atau observasi dokter
Ulkus mulut Ulkus oral atau nasofaringeal, umumnya tidak nyeri
Arthritis Arthritis non erosif yang melibatkan dua atau lebih sendi
periferal, ditandai dengan nyeri, bengkak atau efusi
Serositis a. Pleuritis: riwayat nyeri pleuritik yang meyakinkan atau
terdengarnya suara pleural friction rub saat auskultasi atau
efusi pleura atau
b. Perikarditis: gambaran EKG atau bukti adanya efusi
perikardial
Gangguan a. Proteinuria persisten >0,5 g per hari atau >3+ jika tidak
ginjal dilakukan kuantifikasi atau
b. Cellular casts: eritrosit, hemoglobin, granular tubular, atau
campuran
Gangguan a. Bangkitan: tidak adanya penggunaan obat atau kelainan
neurologis metabolik yang diketahui (misal uremia, asidosis, atau
ketidakseimbangan elektrolit) atau
b. Psikosis: tanpa adanya penggunaan obat atau kelainan
metabolik yang diketahui
Gangguan a. Anemia hemolitik dengan retikulositosis atau
hematologi b. Leukopenia <4000/mm3 atau
c. Lymphopenia <1500/mm3 atau
d. Thrombositopenia <100.000/m3 tanpa adanya penggunaan
obat
Gangguan a. Anti-DNA: antibodi terhadap DNA native di titer
imunologis abnormal, atau
b. Anti-Sm: adanya antibodi terhadap antigen nukleus Sm
atau
c. Temuan antibodi antifosfolipid positif berdasarkan:
konsentrasi IgG atau IgM anticardiolipin serum abnormal.
Hasil positif dari antikoagulan lupus menggunakan metode
standar, atau tes serologi positif palsu terhadap sifilis
dalam 6 bulan terakhir dan dikonfirmasi dengan
immobilisasi Treponema pallidum atau tes absorpsi
antibodi treponemal fluoresen
Antibodi Titer antibodi antinuklear yang abnormal dengan
antinuklear pemeriksaan immunofluorescence
Pada umumnya lesi oral pada kasus LES dapat diterapi dengan
obat kumur antiseptik yang dikombinasi dengan aplikasi topikal
kortikosteroid seperti hidrokortison hemisuksinat pellet (2.5 mg) atau
betamethason sodium fosfat (0.5 mg) di sekitar lesi 2-4 kali sehari.
Sediaan topikal kortikosteroid lainnya seperti spray, obat kumur, krim,
dan ointments menunjukkan hasil yang baik pada beberapa pasien.
Intralesional injections dengan triamcinolone dapat digunakan dan
dilaporkan cukup berhasil mengatasi keluhan pasien. Obat antimalaria
seperti hidroksiklorokuin dan dapson juga telah berhasil digunakan
untuk terapi lesi oral pada lupus. Pada kasus yang berat seperti
ulserasi yang luas, eritem dan rasa sakit, terapi sistemik steroid jangka
pendek dapat diberikan untuk menghilangkan keluhan (Ciarocca,
2006).
BAB III
KESIMPULAN
Lidah bukan hanya tempat bagi lesi lokal, tetapi juga menjadi
cerminan dari keberadaan beberapa penyakit sistemik. Glositis merupakan
peradangan lidah yang ditandai dengan deskuamasi papila filiformis
sehingga menghasilkan daerah kemerahan yang halus dan mengkilat,
dapat terjadi secara akut dan kronis. Penyebab glossitis dapat terjadi
karena penyebab lokal (infeksi, trauma dan iritasi) maupun sistemik
(malnutrisi, anemia, HIV dan obat-obatan). Glossitis memiliki hubungan
dengan penyakit sisemik antara lain glossitis dengan, anemia, LES,
diabetes melitus, HIV, dan LES. Pencegahan glossitis dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan rongga mulut, konsumsi makanan bergizi
seimbang dan menghindari agen iritan lidah
DAFTAR PUSTAKA
Berberi, Antoine, and Georges Aoun. Oral Lesions Associated with Human
Immunodeficiency Virus in 75 Adult Patients: a Clinical Study. Journal of
the Korean Association of Oral and Maxillofacial Surgeons, vol. 43, no. 6,
2017, p. 388
Bajpai S dan Pazare AR. 2010. Oral Manifestation of HIV. Contemp Clin Dent.
2010 Jan-Mar; 1(1): 1–5.
Chiang, C. P., Chang, J. Y. F., Wang, Y. P., Wu, Y. H., Wu, Y. C., & Sun, A.
(2019). Atrophic glossitis: etiology, serum autoantibodies, anemia,
hematinic deficiencies, hyperhomocysteinemia, and management. Journal
of the Formosan Medical Association.
Chiang, C. P., Chang, J. Y. F., Wang, Y. P., Wu, Y. C., Wu, Y. H., & Sun, A.
(2018). Significantly higher frequencies of anemia, hematinic deficiencies,
hyperhomocysteinemia, and serum gastric parietal cell antibody positivity in
atrophic glossitis patients. Journal of the Formosan Medical Association.
https://doi.org/10.1016/j.jfma.2018.07.016
Ciarocca KN., Greenberg MS., Ulcerative Vesivular and Bullous Lesions dalam
Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment ed. 10th. BC Decker
Inc.2006p. 486-490.
Fanouriakis, A., Kostopoulou, M., Alunno, A., Aringer, M., Bajema, I., Boletis, J.
N., ... & Houssiau, F. (2019). 2019 update of the EULAR recommendations
for the management of systemic lupus erythematosus. Annals of the
rheumatic diseases, 78(6), 736-745.
Fernandes, E. G. C., Savioli, C., Siqueira, J. T. T., & Silva, C. A. A. (2007). Oral
health and the masticatory system in juvenile systemic lupus
erythematosus. Lupus, 16(9), 713-719.
Frimpong, Paul, et al. Oral Manifestations and Their Correlation to Baseline CD4
Count of HIV/AIDS Patients in Ghana. Journal of the Korean Association
of Oral and Maxillofacial Surgeons, vol. 43, no. 1, 2017, p. 29
Ghom, 2005, Textbook of Oral Medicine, Jaype Medical Brothers Publisher, New
Delhi, h. 479
Ghabanchi, J., Tadbir AA., Darafshi, R., Sadegholvad, M. 2011. The Prevalence
of Median Rhomboid Glossitis in Diabetic Patients: A Case-Control
Study. Iran Red Crescent Med J 2011; 13(7):503-506
Giannouli, S., Voulgarelis, M., Ziakas, P. D., & Tzioufas, A. G. (2006). Anaemia
in systemic lupus erythematosus: from pathophysiology to clinical
assessment. Annals of the rheumatic diseases, 65(2), 144-148.
Gonzaga, H. F. S., Chaves, M. D., Gonzaga, L. H. S., Picciani, B. L. S., Jorge, M.
A., & Dias, E. P. (2014). Environmental factors in benign migratory
glossitis and psoriasis : Retrospective study of the association of emotional
stress and alcohol and tobacco consumption with benign migratory
glossitis and cutaneous psoriasis, 1–4. https://doi.org/10.1111/jdv.12616
Goswami M, Verma A, Verma M. Benign migratory glossitis with fissured
tongue. J Indian Soc Pedod Prev Dent. 2012;30:173-5.
HIV AIDS online clinic. 2012. Perjalanan Penyakit dan Respon Imunologi HIV
AIDS. http://hivaidsclinic.wordpress.com/ 2012/08/13/ perjalanan-
penyakit-danrespon-imunologi-hiv-aids/
Johnson MA, Armstrong AW. Clinical and histologic diagnostic guidelines for
psoriasis: a critical review. Clin Rev Allergy Immunol. 2013;44:166-72.
Kanjikar S, K Shyamala, Rajkamal Malige, V V Nagaraj, Chandrakanth Chillargi,
Pramod Manthalkar (2019). Primary Tuberculous Glossitis: Report of a
Case and Review. Journal of Advanced Oral Research, 6(2): 44-48.
Khatibi, M., Shakoorpour, A. H., Jahromi, Z. M., & Ahmadzadeh, A. (2012). The
prevalence of oral mucosal lesions and related factors in 188 patients with
systemic lupus erythematosus. Lupus, 21(12), 1312-1315.
Langlais RP, Miller CS. 2001. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim.
Alih bahasa. Susetyo B. Jakarta: Hipokrates. 2001: 46.
Siregar et al. 2016. Buku Ajar HIV dan AIDS. UNRI Press
Goel, A., Bakshi, S. S., Soni, N., & Chhavi, N. (2017). Iron deficiency anemia
and Plummer-vinson syndrome: Current insights. Journal of Blood Medicine,
8, 175–184. https://doi.org/10.2147/JBM.S127801
Halim, N., Kalkur, C., Padmashree, S., & Rangare, A. L. (2018). Case Report
Diagnosis of Iron Deficiency Anemia through Oral Manifestation-A Case
Report. JOJ Case Stud, 7(5), 10–12.
https://doi.org/10.19080/JOJCS.2018.07.555724
Jinyoung Choi, Kim, S. T., & Craft, J. (2013). NIH Public Access, 24(6), 651–
657. https://doi.org/10.1016/j.coi.2012.10.004.The
Lu, S. Y. (2016). Perception of iron deficiency from oral mucosa alterations that
show a high prevalence of Candida infection. Journal of the Formosan
Medical Association. https://doi.org/10.1016/j.jfma.2016.03.011
Ladizinski B, Lee KC, Wilmer E, Alavi A, Mistry N, Sibbald RG. A review of the
clinical variants and the management of psoriasis. Adv Skin Wound Care.
2013;26:271 84.
Langlais RP, Miller CS. 2001. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim.
Alih bahasa. Susetyo B. Jakarta: Hipokrates. 2001: 46.
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W. I., & Setiowulan, W. (2001).
Kapita selekta kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.
Migliari DA, Penha SS, Marques MM, Matthews RW. Considerations on the
diagnosis of oral psoriasis: a case report. Med Oral. 2004;9:300-3.
Nam, S., Chesla, C., Stotts, N. A., Kroon, L., & Janson, S. L. (2011). Barriers to
diabetes management: patient and provider factors. Diabetes research and
clinical practice, 93(1), 1-9.
Nemes RM, Ianosi ES (2015). Tuberculosis of the oral cavity. RJME, 56(2).
Nunes-Alves C, Booty MG, Carpenter SM, Jayaraman P, Rothchild AC, Behar
SM (2014). In search of a new paradigm for protective immunity to TB. Nat
Rev Microbiol., 12(4): 289 – 299.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) (2011). Pedoman Diagnosis &
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta : Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia.
Raut AS, Prabhu RH, Patravale VB. Psoriasis clinical implications and treatment:
a review. Crit Rev Ther Drug Carrier Syst. 2013;30:183-216.
Rees, F., Doherty, M., Grainge, M. J., Lanyon, P., & Zhang, W. (2017). The
worldwide incidence and prevalence of systemic lupus erythematosus: a
systematic review of epidemiological studies. Rheumatology, 56(11), 1945-
1961.
Saini R, Al-Maweri SA, Saini D, Ismail NM, Ismail AR. Oral Mucosal Leions in
Non Oral Habit Diabetic Patients and Association of Diabetes Mellitus with
Oral Precancerous Lesions. Diabetes Research and Clinical
Practice.2010;89:320-6
Setiawati, S., Alwi, S., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M. K., Setiyohadi, B., &
Syam, A. F. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI.
Jakarta: Interna Publishing.
Setter, S. M., Iltz, J. L., Thams, J., & Campbell, R. K. (2003). Metformin
hydrochloride in the treatment of type 2 diabetes mellitus: a clinical
review with a focus on dual therapy. Clinical therapeutics, 25(12), 2991-
3026.
Sezer B, Zeytinoglu M, Tuncay U, Unal T. 2014. Oral mucosal ulceration: a
manifestation of previously undiagnosed pulmonary tuberculosis. J Am Dent
Assoc Mar;135(3):336-340
Sridevi, P., Munisekhar, M. S., Harika, C. H., & Rama Krishna, A. (2012). Oral
manifestations of autoimmune diseases. Int J Oral Maxillofac Pathol, 3, 27-
33.
Sudoyo Aru.W, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed IV, Jilid III.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Suyono S. (2007) Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, Hal 7-14
Suyoso, S. 2011. Kandidiasis mukosa. http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
Swarup, N., Gupta, S., Sagolsem, C., Chowdhary, Z., Gupta, S., & Sinha, N.
(2017). Atrophic Glossitis Burning Agony of Nutritional Deficiency Anemia.
World Journal of Anemia, 1(2), 48–50.
Tahara, T., Shibata, T., Okubo, M., Yoshioka, D., Ishizuka, T., Sumi, K., …
Hirata, I. (2014). A case of plummer-vinson syndrome showing rapid
improvement of dysphagia and esophageal web after two weeks of iron
therapy. Case Reports in Gastroenterology, 8(2), 211–215.
https://doi.org/10.1159/000364820
Taqwa. 2009. Kelainan Lidah.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001053.html
Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2007). Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan
efek-efek sampingnya. Elex Media Komputindo.
Treister NS, Bruch JM (2010). Clinical oral medicine and pathology. New York:
Humana Press. p. 149. ISBN 978-1-60327-519-4.
Verma AK, Joshi1 A, Mishra AR, Singh A, Kumari M, Kant S (2018). Tongue
Tuberculosis : A Rare Entity. Sahel Medical Journal, 20(4) :202-204
Wu, Y.-C., Wang, Y.-P., Chang, J. Y.-F., Cheng, S.-J., Chen, H.-M., & Sun, A.
(2014). Oral manifestations and blood profile in patients with iron deficiency
anemia. Journal of the Formosan Medical Association, 113(2), 83–87.
https://doi.org/10.1016/j.jfma.2013.11.010
Wu, Y. C., Wu, Y. H., Wang, Y. P., Chang, J. Y. F., Chen, H. M., & Sun, A.
(2016). Hematinic deficiencies and anemia statuses in recurrent aphthous
stomatitis patients with or without atrophic glossitis. Journal of the
formosan medical association, 115(12), 1061-1068.