Anda di halaman 1dari 16

Mekanisme Kerja Pembuluh Darah Terhadap Hipotensi Ortostatik

Essy Sembiring Meliala


102017112
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Email: essy.2017fk112@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
sistem kardiovaskular adalah sebuah sistem organ tubuh manusia yang berguna sebagai
sistem transportasi zat dari dan menuju sel. Pembuluh darah merupakan jalur bagi darah yang
mengalir berasal dari jantung menuju ke jaringan tubuh, dan sebaliknya. Pembuluh darah
sanggup dibagi jadi tiga macam, yaitu pembuluh kapiler, pembuluh vena dan pembuluh nadi.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah
ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Hipotensi ortostatik
terutama disebabkan oleh gravitasi yang disebabkan darah pooling di ekstremitas bawah,
yang pada gilirannya kompromi vena kembali, mengakibatkan penurunan curah jantung dan
menurunkan tekanan arteri berikutnya.
Kata kunci: ekstremitas inferior, hipotensi ortostatik, pembuluh darah

Abstract
the cardiovascular system is a human organ system that is useful as a system of transporting
substances from and towards the cell. The blood vessels are the pathways for families that
flow from the heart to the tissues of the body, and vice versa. Blood vessels can be divided
into three kinds, namely capillaries, veins and arteries. Blood pressure devices are used to
encourage human limbs. Orthostatic hypotension is primarily caused by merging in the lower
limb, which by the time the venous compromise passes back, results in a decrease in the heart
and decreases the subsequent artery.
Keywords: inferior extremity, orthostatic hypotension, blood vessels

Pendahuluan
Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang menjelaskan proses sirkulasi yang terjadi di
dalam tubuh manusia. Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah yang hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air
raksa. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Dan akan
membahas tentang hipotensi ortostasik yang merupakan penurunan tekanan darah yang
terjadi tiba-tiba saat berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak.1

Pembahasan
Struktur Makroskopis Vaskularisasi Extremitas Inferior
Ekstremitas inferior diperdarahi oleh A.femoralis yang merupakan lanjutan dari
A.iliaca externa. Setelah melewati canalis adductorius, A.femoralis selanjutnya disebut
sebagai A.poplitea.Cabang-cabang A.femoralis:Cabang superficial:A.epigastrica superficialis
yang berjalan ke arah kranialis ke dinding perut, a.circumflexa ilium superficialis menuju ke
arah lateralis sejajar dengan ligamentum inguinale dan Aa.pudendae externae, mengurus
genitalia externa. Cabang profunda:A.profunda femoris, cabang-cabangnya terbesar yang
memberi darah pada sebagian besar tungkai atas: a.circumflexa femoris medialis,
a.circumflexa femoris lateralis,Aa.perforantes, a.genus suprema: dipercabangkan dalam
canalis adductorius, kemudian menembus membrana vasto-adductoria bagian distal, bersama
n.saphenus, dan akhirnya ikut membentuk rete articulare genu.A.poplitea yakni lanjutan A.
femoralis, mempercabangkan: a.genus superior medialis, a.genus superior lateralis, a.genus
superior media, Aa.surales, a.genus inferior medialis, a.genus inferior lateralis.2
Kemudian pembuluh tersebut bercabang dua menjadi:A.tibialis anterior, memalui
lubang di dalam membrana interossea dan mencapai bagian anterior tungkai bawah di mana
dipercabangkan A.recurrens tibialis anterior dan posterior. A.tibialis posterior,
mempercabangkan ramus fibularis untuk rete articularis genus dan A.peronaea.A.obturatoria
cabang A.iliaca interna (atau A.glutea superior) melalui foramen obturatorium akan mencapai
otot-otot adduktor dan bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus.A.glutea
superior mengambil jalan melalui foramen suprapriforme. Cabang-cabangnya mengadakan
anastomosis dengan A.circumflexa ilium profunda ramus ascendens a.circumflexa femoris
lateralis dan ramus profundus a.circumflexa femoris medialis.3
Gambar 1. Pembuluh nadi ekstremitas inferior.3

Gambar 2.NadiTampak Posterior.3

Pembuluh Balik Extremitas Inferior


Di jaringan subkutan di bagian anterior dapat ditemukan V.saphena magna, yang pada
fossa ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara ke dalam V.femoralis.Selain pembuluh
ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke dalam pada fossa ovalis
(gambar 3) , yakni V.epigastrica superficialis, V.circumflexa ilium superficialis, vv.pudendae
externae. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan pembuluh nadi yang
sesuai namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oelh 2 pembuluh balik,
kecuali:A.profunda femoris, yang hanya mempunyai satu V.profunda femoris, a.femoralis.2

Gambar 3. Vena Extremitas Inferior.2

Secara topografik, pada kaki dapat dibedakan dorsum pedis dan planta pedis.
Pembuluh Nadi
Peredaran darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh A.tibialis anterior dan
A.tibialis posterior.A.tibialis anterior di dorsum pedis disebut A.dorsalis pedis. Di sisi medial
kaki dipercabangkan Aa.tarseae mediales dan untuk sisi lateral kaki dipercabangkan A.tarsea
lateralis. Di bagian distal dipercabangkan A.arcuata, yang berjalan di bawah otot-otot kaki ke
arah lateral dan berhubungan dengan A.tarsea lateralis untuk membentuk rete dorsalis pedis.
Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yang terkenal sebagai Aa.metatarseae
dorsales. Tiap A.metatarsea dorsalis memberi satu ramus perforans dan bercabang dua
menjadi Aa.digitales dorsales. A.dorsalis pedis sendiri menembus spatium interoseum 1
sebagai ramus plantaris profundus.A.tibialis posterior bercabang menjadi A.plantaris medialis
dan A.plantaris lateralis. A.plantaris medialis adalah lebih kecil dan berjalan ke arah distal di
sisi medialis kaki. A.plantaris medialis mengikuti otot-otot jari 1 ke arah distal, lalu
bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus.Ramus profundus A.plantaris
medialis mengadakan anastomosis dengan ramus plantaris profundus. A.dorsalis pedis dan
ramus profundus A.plantaris lateralis. Dan dengan demikian membentuk arcus
plantaris(gambar 4).Dari arcus plantaris dipercabangkan Aa.metatarseae plantares. Tiap
A.metatarsea plantaris mempercabangkan ramus perforans posterior yang berhubungan
dengan A,metatarsea dorsalis, ramus perforans anterior yang berhubungan dengan pembuluh
nadi di permukaan dorsalis jari, lalu bercabang dua membentuk aa.digitales plantares.3

Gambar 4.Arteri Plantar.4


Pembuluh Balik
Tiap pasang V.digitalis dorsalis pedis pada setiap jari akan bersatu menjadi satu
V.metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya ke dalam arcus venosus dorsalis pedis.
Arcus venosus dorsalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorsale pedis, yang terletak
subkutan dan menyalurkan darahnya melalui V.saphena magna dan V.saphena parva.Di
planta pedis tiap-tiap vv.digitales plantares pedis bersatu menjadi V.metatarsea plantaris yang
bermuara ke dalam arcus venosus plantaris. Lengkung ini terletak berdekatan pada arcus
plantaris arteriosum.Systema venosum di dorsum pedis dan di planta pedis dihubungkan satu
dengan yang lain oleh Vv.intercapitulariae. Dalam jaringan subkutan pedis terletak satu rete
venosum plantare.4

Nadi Utama Ekstremitas Atas

Pembuluh nadi terbesar dan terpenting daerah bahu adalah a. axillaris, yang
merupakan lanjutan a. subclavia mulai setinggi sisi lateralis iga I sampai dipinggir distal m.
pectoralis major. Arteri yang mengurus lengan adalah a. axillaris yang selanjutnya berganti
nama menjadi a. brachialis dan bercabang menjadi a. ulnaris, a. radialis, dan a. interossea
communis. Lanjutan a. axillaris mulai dari sisi kaudalis m. pectoralis major terkenal sebagai
a. brachialis.1-3 cabang pertama a. brachialis adalah a brachialis profunda yang bercabang
menjadi a. colteralis media dan a.colateralis lateral. a.brachialis berjalan bersama n. medianus
memasuki fossa cubiti dari arah medial dan ditempat inilah arteri ini terbagi menjadi dua a.
radialis dan a ulnaris. A. radialis berjalan turun diantara otot-otot fleksor superfisialis dan
profundus lengan bawah sampai dipergelangan tangan dan memperdarahi telapak tangan. A.
ulnaris turun kebawah bersama n. ulnaris ke sisi ulnar pergelangan tangan, cabang proksimal
a. ulnaris adalah a. interossea comunis (lihat ambar 1).3

Pembuluh balik biasanya mempunyai nama yang sama dengan arterinya, kecuali
beberapa vena tertentu di lengan ada pembuluh balik di bawah kulit yang terdiri dari v.
cephalica, v. basilica, dan v. mediana cubiti. Pembuluh ini penting untuk mengambil contoh
darah dan untuk transfuse darah atau infus cairan. Darah dari tubuh kiri dan kanan bagian atas
akhirnya bermuara pada v. brachiocephalica kiri dan kanan untuk selanjutnya diteruskan ke
vena cava superior (lihat gambar 2).4
Gambar 1. Arteri-ateri lengan3

Gambar 2. Vena-vena lengan atas4


Titik Raba Denyut Nadi Ekstremitas Atas

A.brachialis memasuki fossa cubiti dari arah medial sehingga kita dapat meraba a.
brachialis di siku bagian dalam. Pada bagian distal lengan bawah, a. radialis terletak
dipermukaan anterior os radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan fascia. Di tempat ini, di
lateral a. radialis terdapat tendo musculi brachioradialis dan sebelah medialnya terdapat tendo
muskulus flexor carpi radialis, dimana tempat tersebut untuk memeriksa denyut nadi radialis.
Pada bagian proximal perjalanan a. ulnaris terletak dibawah sebagian besar otot-otot flexor.
Di distal, menjadi lebih superficial dan terletak diantara tendo muskulus flexor carpi ulnaris
dan muskulus flexor digitorum superficialis. A ulnaris terletak tepat dilateral dari os
piriforme dan ditutupi hanya oleh kulit dan fascia, sehingga kita dapat meraba a. ulnaris tepat
di lateral os piriforme.2-3
Struktur Mikroskopis Pembuluh Darah
Sistem sirkulasi darah dalam tubuh di bagi menjdi dua bagian, yang pertama adalah
peredaran dara pulmonal yaitu sistem yang menyalurkan darah dari jantung ke paru-paru dan
yang kedua adalah sistem peredaran darah sistemik yaitu yang menyalurkan darah dari
jantung ke seluruh organ atau jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung. Pembuuh
darah yang berfungsi untuk mendistribusikan O2, zat makanan hormon serta enzim ke
jaringan dan mengumpulkan CO2 serta limbah metabolisme ion dari jaringan unuk disaluran
ke organ ekskretorius. Pembuluh darah juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran
zat dari dan ke jaringan.5
Pada arteri potongan melintang di dapatkan tiga lapisan yaitu, Tunika intima terdiri
atas endotel di lapisan paling dalam, sub endoetl yang merupakan yang merupakan jaringan
ikat, dan lamina elastika interna (lei)yang menandakan batas antara tunika intima dan tunika
media. Tunika media terdiri dari serat otot sirkular , anyaman serabut elastin halus terdapat di
antara sel otot polos. Tunika adventisiaterdiri dari jaringan ikat yangmengandung susuna n
saraf kecil dan embuuh darah kecil. Pembuluh darah di dalam adventisia di sebut vasa
vasorum atau pembuluh darah pada pembuluh darah. Bila sebuah arteri memiliki 25 lapisan
otot polos di dalam tunika media, arteri ini di sebut arteri muskular atau arteri pendistribusi.
Serat elastin atau lamina elastika externa (lee) yang menjadi batas antara tunika media dan
tunika adventisia.5
Arteri besar (elastis) berfungsi membantu menstabilkan aliran darah. Arteri besar
mencakup aorta beserta cabang-cabang besarnya. Diameternya lebih dari 1 cm, rata-rata 2,5
cm. Tebal dindingnya rata-rata 2 mm. Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin di
bagian medianya. Lamina intima lebih tebal dibandingkan dengan lapisan intima di arteri
sedang. Lamina elastika interna meskipun ada namun tidak terlihat jelas karena serupa
dengan lamina-lamina elastika di lapisan media.6
Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang
berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya
usia (pada neonates berjumlah 40, pada orang dewasa berjumlah 70). Diantara lamina-lamina
elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan, dan glikoprotein. Tunika
adventisia relatif kurang berkembang. Lamina elastis membantu fungsi penting yaitu agar
influx darah lebih merata.6
Arteri sedang (muskular): Arteri ini dapat mengendalikan banyaknya darah yang
menuju organ dengan mengontraksi atau merelaksasikan sel-sel otot polos tunika media.
Diameternya 0,5 mm – 1cm, rata-rata 0,4 mm, tebal dinding 1 mm. Tunika elastika interna
dan eksterna tampak jelas, terutama tunika elastika interna karena lapisan ini merupakan
komponen terluar dari tunika interna.5
Tunika media dapat terdiri atas lapisan-lapisan sel otot polos sampai 40 lapisan. Sel-
sel ini berbaur dengan lamina-lamina elastis (tergantung ukuran pembuluh) maupun serat-
serat retikulin dan proteoglikan, yang dihasilkan serabut otot polos dalam jumlah yang
bervariasi. Lamina elastika eksterna, yaitu komponen terakhir dari tunika media, hanya
terdapat pada arteri muskular yang lebih besar.5
Adventisia terdiri atas jaringan ikat kira-kira tebalnya sama dengan tebal tunika
medianya. Kandungan kolagen yang lebih tinggi dngan fibroblas. Serat elastik terkonsentrasi
di lamina elastika eksterna.5
Arteriol (arteri kecil) merupakan sebuah arteri yang umumnya mempunyai diameter
kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relatif sempit. Rata-rata mempunyai tebal 20
µm. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis. Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat
lamina elastika interna, dan tunika media umumnya terdiri atas satu atau dua lapis sel otot
polos yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna. Di atas arteriol terdapat arteri kecil
dengan tunika media yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar daripada lumen
arteriol. Arteri kecil mempunyai sampai 8 lapis otot polos paa tunika media. Pada arteriol dan
arteri kecil, tunika adventisianya sangat tipis.6
Kapiler: Pembuluh kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan
yang menghubungkan arteriol dengan venula. pembuluh darah terkecil di tubuh,
berdiameter antara 5 hingga 10 mikrometer, yang menghubungkan pembuluh arteri dan vena,
dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia
sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang
bercabang dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler.
Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang
mengembalikan darah ke jantung. Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis
sehingga gas danmolekul seperti oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya
dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik.6
Vena merupakan suatu pembuluh darah yang membawa darah dengan tekanan rendah
kembali jantung. Ada 3 tipe vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Mempunyai
tunika intima, media dan adventisia. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri.
Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah balik.6
Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang baik, tunika intima sama
seperti vena sedang yang umumnya memiliki lapisan subendotel. Pada tunika media
perkembangannya kurang sempurna, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologis mirip
dengan vena sedang. Tunika medianya lebih tipis, dengan beberapa lapisan sel otot polos dan
sejumlah jaringan ikat.6
Tunika adventisia beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya. Terdiri atas
jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal. Terdapat berkas otot polos yang
sangat mencolok dan tersusun longitudinal.6
Vena sedang mempunyai diameter 1-2 mm. Pada tunika intima selapis sel endotel,
kadang-kadang ada jaringan ikat di bawahnya. Tunika medianya jauh lebih tipis daripada
arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventisianya
lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot polos.6
Vena kecil sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah
banyak mengelilingi endotel. Diameter venula makin lama makin besar menjadi vena kecil.
Sedangkan pada Vena memiliki katup yang berguna untuk mengatasi gaya berat
sehingga darah tidak mengalir kembali ke arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan
kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik ke kapiler darah. 6

Fungsi Pembuluh Darah


Fungsi dari masing-masing pembuluh darah
1. Arteri berfungsi membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh dimana darah kaya
oksigen (kecuali pada arteri pulomanis/paru-paru yang kaya CO2).
2. Arteri besar mempunyai fungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang
disebabkan sistole jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus atau tidak
terhentak-hentak, disebut conducting arteries, membawa darah dari arteri ke
kapilerdan menjadi regulator utama aliran darah dan tekanan.
3. Arteri sedang mempunyai fungsi untuk membagi darah ke organ yang
membutuhkannya (distributing arteries). Contoh pada arteri brakhialis, arteriulnaris,
dan arteri femoralis.
4. Arteriol atau arteri kecil merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah.
Arteriol mempunyai fungsi mendistribusikan darah kejaringan organ-organ dalam dan
mengontrol aliran darah ke dalam kapiler.
5. Kapiler sebagai tempat terjadinya pertukaran air, oksigen, karbondioksida, nutrien, zat
kimia, dan sampah antara darah dengan jaringan sekitarnya.
6. Vena berfungsi membawa darah dari jaringan tubuh kembali ke jantung dimana darah
yang kaya CO2 (kecualipada vena pulmonalis/paru-paru yang kaya O2).
7. Vena besar bertugas membawa darah dari seluruh tubuh menuju jantung (bagian
atrium kanan).
8. Vena kecil bertugas mengalirkan darah dari kapile rke vena, kemudian vena akan
mengalirkannya kembali ke jantung.6

Mekanisme Kerja Pembuluh Darah, Tekanan Daran Dan Pengaturannya Dan Aliran
Balik Vena
Resistance (hambatan/tahanan) adalah daya yang melawan aliran (flow) dan
merupakan ukuran dari jumlah gesekan yang dijumpai darah saat melewati pembuluh.
Resistance yang sering dibicarakan adalah peripheral resistance. Terdapat tiga sumber
resistance yaitu viskositas darah: yang berhubungan dengan kekentalan dari cairan. Semakin
besar viskositas, semakin sulit molekul untuk bergerak. Viskositas darah cenderung konstan.
Panjang pembuluh darah total: Hubungan antara panjang total pembuluh darah dan panjang
pembuluh berbanding lurus.Diameter pembuluh darah: cairan yang dekat dengan dinding dari
kanal akan terhambat oleh friksi saat bergerak bersebelahan dengan dinding. Cairan yang
berada di tengah kanal akan bergerak dengan lebih bebas dari hambatan. Semakin kecil
kanal, semakin besar friksi, dan pergerakan akan semakin tertahan. Saat darah berhadapan
dengan perubahan ukuran kanal dengan mendadak atau dinding yang kasar, maka akan
muncul turbulent flow.7
Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
(lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal
tersebut d tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer
tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai
Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300.7
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak
dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut
garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan
sebagai bentuk yang tidak stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya
memecah dan menjadi takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih
besar dari 3000.7
Faktor yang mempengaruhi aliran laminar dan turbulen adalah bilangan
Reynolds. Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gayainersia
terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan
tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya
dengan bilangan tak berdimensi lain, Untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic
similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang
berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan,
keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.8

vs - kecepatan fluida,
L - panjang karakteristik,
μ - viskositas absolut fluida dinamis,
ν - viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ - kerapatan (densitas) fluid

Windkessel vessels (compression chamber): pembuluh darah yang sangat besar,


misal: aorta dan arteri besar lainnya. Pembuluh ini sangat elastis dan menyimpan energi
potensial yang dirubah menjadi energi kenetik. Resistance vessels: diameter agak kecil,
memiliki sistem pengaturan yang sangat efisien dan diatur pula oleh sistem syaraf otonom.
Exchange vessels: pembuluh darah kapiler (kapilaria). Pembuluh terkecil, dindingnya terdiri
dari 1 lapisan sel. Disini terjadi pertukaran air dan zat-zat di dalamnya antara darah dengan
cairan tubuh lainnya (cairan interstitiil). Capacity vessels: pembuluh-pembuluh darah balik
(vena dan venuli), dapat menampung darah dalam jumlah banyak. Shunt vessels: aliran darah
yang tidak melalui pembuluh kapiler akan melewati shunt ini, tidak turut dalam pertukaran
cairan dan zat-zat., diatur oleh sistem syaraf otonom dan hanya terdapat di beberapa tempat,
misal: kulit. Gunanya agar darah lebih mudah mengeluarkan panas keluar tubuh/permukaan.8
Vasokonstriksi adalah penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini akan mengurangi
jumlah darah yang mengalir ke bagian tubuh. Vasodilatasi adalah pelebaran diameter
pembuluh darah yang terjadi ketika otot-otot di dinding pembuluh darah mengendur (rileks).
Sering juga disebut vasodilasi.7
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg.
Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di
antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur
tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.7
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-
anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.Bila
tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan
mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya
mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.Tekanan
sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksiototjantung.Istilah ini secara khusus
digunakan untuk merujuk pada tekanan arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus
ventrikular kiri dari jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole.Pada format
penulisan angka tekanan darah, umumnya, tekanan sistolik merupakan angka pertama.
Sebagai contoh, tekanan darah pada angka 120/80 menunjukkan tekanan sistolik pada nilai
120 mmHg.Tekanan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi atau
beristirahat. Pada kurva denyut jantung, tekanan diastolik adalah tekanan darah yang
digambarkan pada rentang di antara grafik denyut jantung.8
Fase korotkoff:
 Fase I: Saatbunyi terdengar, dimana 2 suara terdengar pada waktu bersamaan,
disebut sebagai tekanan sistolik.
 Fase II: Bunyiberdesir akibat aliran darah meningkat, intensitas lebih tinggi dari
fase I.
 Fase III: Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah dari fase
I.
 Fase IV: Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan meniup.
 Fase V: Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai tekanan diastolik.

Tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure) adalah tekanan rata-rata yang
mendorong darah masuk ke jaringan selama siklus jantung. Pada frekuensi jantung saat
istirahat, ± 2/3 siklus jantung merupakan fase diastole, dan 1/3 sisanya merupakan fase
sistole. Oleh karena itu, tekanan arteri rata-rata lebih mendekati tekanan diastole. Perkiraan
nilai tekanan arteri rata-rata dapat dihitung dengan rumus berikut; tekanan arteri rata-rata =
tekanan diastole + 1/3 tekanan nadi. Tekanan arteri rata-rata inilah yang dimonitor dan
diregulasi oleh berbagai refleks tekanan darah. Karena arteri memiliki nilai tahanan yang
rendah terhadap aliran darah, energi tekanan yang hilang karena friksi tidak signifikan dan
tekanan arteri -sistole, diastole, nadi, dan rata-rata- dapat dianggap sama pada seluruh arteri.
Tekanan arteri rata-rata adalah daya utama yang menentukan perfusi jaringan, tekanan ini
mendorong darah ke dalam jaringan. Oleh karena itu, tekanan arteri rata-rata harus
dipertahankan cukup tinggi untuk menjamin aliran darah yang adekuat ke berbagai jaringan
(terutama otak) dan tidak terlalu tinggi sehingga tidak membebani jantung dan tidak
meningkatkan risiko kerusakan vaskular. Regulasi tekanan arteri rata-rata dilakukan melalui
mekanisme-mekanisme kompleks yang melibatkan aktivitas terintegrasi dari berbagai
komponen sistem sirkulasi dan sistem lain. Tekanan arteri rata-rata bergantung pada curah
jantung (cardiac output) dan tahanan perifer total (total peripheral resistance). Berbagai faktor
lain mempengaruhi besar curah jantung dan tahanan perifer total.8

Refleks Baroreseptor
Refleks ini berperan pada setiap perubahan tekanan darah yang diperantarai secara
otonom. Baroreseptor terdapat di sinus karotis dan arkus aorta yang bekerja sangat cepat
untuk mengkompensasi perubahan tekanan darah. Secara kontinu, baroreseptor menghasilkan
potensial aksi sebagai respon terhadap tekanan di dalam arteri. Jika tekanan arteri meningkat,
potensial aksi juga akan meningkat sehingga kecepatan pembentukan potensial aksi di neuron
eferen yang bersangkutan juga akan meningkat. Begitu juga sebaliknya saat terjadi penurunan
tekanan darah. Di saat tekanan arteri terlalu tinggi, pusat kontrol kardiovaskuler berespon
dengan mengurangi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas parasimpatis. Sinyal-sinyal
eferen ini menurunkan kecepatan denyut jantung, menurunkan volume sekuncup,
menimbulkan vasodilatasi arteriol dan vena serta menurunkan curah jantung dan resistensi
perifer total, sehingga tekanan darah kembali normal. Begitu juga sebaliknya jika tekanan
darah turun di bawah normal.8

Faktor Yang Mempengaruhi Aliran Balik Vena :


Efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena yaitu Otot polos vena banyak disarafi
serat saraf simpatis. Stimulasi saraf simpatis akanmenimbulkan vasokontriksi vena dan
meningkatkan tekanan vena dan kemudian akanmeningkatkan gradien tekanan yang akan
mendorong lebih banyak darah dari vena keatrium.Selain itu vasokontriksi dari vena akan
meningkatkan aliran balik vena denganmengurangi kapasitas vena.Efek aktivitas otot rangka
pada aliran balik venaVena besar yang terdapat pada ekstremitas terletak di antara otot-otot
rangka. Ototrangka yang berkontraksi akan menekan vena. Penekanan vena eksternal ini
akanmenurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan vena
akanterperas ke dalam jantung. Efek pemompaan ini yang dikenal dengan pompa ototrangka.
Efek katup vena pada aliran balik vena: Pada vena-vena besar terdapat katup-katup satu arah
yang terdapat dalam jarak 2sampai 4 cm. Katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke
depan ke arah jantungdan mencegah darah kembali ke jaringan. Katup vena ini juga melawan
efek gravitasidengan membantu mengecilkan aliran balik darah.Efek aktivitas pernapasan
pada aliran balik vena.Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada akan
menjadi rata-rata 5mmHg dibawah tekanan atmosfer. Aliran darah balik vena dari ekstremitas
akanterpajan perubahan ini. Perbedaan tekanan ini akan memeras darah dari vena-venabagian
bawah menuju ke vena dada dan meningkatkan aliran balik vena. Hal ini dikenaldengan
sebagai pompa respirasiEfek penghisapan jantung pada aliran balik vena. Selama kontraksi
ventrikel, katup AV tertarik ke bawah mengakibatkan atrium semakinmengembang dan
menurunkan tekanannya sehingga gradien tekanan vena-ke-atriumakan meningkat dan aliran
balik vena juga meningkat.Ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel akan
menciptakan tekanannegatif yang akan meningkatkan gradien tekanan vena-ke-atrium-ke-
ventrikel danmeningkatkan aliran balik vena.9

Hipotensi Ortostatik
Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba saat
berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak. Hipotensi ortostatik lebih sering
pada pasien yang mengkonsumsi obat antihipertensi. Gejala seperti lemah tiba-tiba, pusing,
terasa pingsan dan pingsan dapat terjadi. Hipotensi ortostatik sering ringan, yang berlangsung
beberapa detik hingga beberapa menit setelah berdiri. Namun, hipotensi ortostatik yang
berlangsung lama dapat menjadi tanda dari masalah yang lebih serius, sehingga perlu
konsultasi dengan dokter jika hal tersebut terjadi. Apalagi jika terjadi kehilangan kesadaran
walaupun sesaat. Hipotensi ortostatik ringan sering tidak memerlukan pengobatan. Banyak
orang kadang-kadang merasa pusing atau pusing setelah berdiri, dan biasanya tidak
menyebabkan keprihatinan. Pengobatan untuk kasus yang lebih berat dari hipotensi ortostatik
tergantung pada penyebabnya. Hipotensi ortostatik didefinisikan sebagai penurunan tekanan
darah sistolik 20 mmHg atau penurunan tekanan darah diastolik 10 mmHg dalam waktu tiga
menit berdiri dibandingkan dengan tekanan darah dari duduk atau posisi terlentang.10

Kesimpulan
Hipotensi ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba saat berubah posisi
dari telentang ke posisi duduk atau tegak. Hipotensi ortostastik disebabkan karena
baroresetornya mengalami kerusakan.

Daftar pustaka
1. Pearch EC. Anatomi dan fisiologi manusia. Jakarta: PT. Grammedia;2009.h.256-62
2. Anderson, Paul D.Anatomidan fisiologitubuhmanusia. Jakarta : EGC;2008.h.144-49
3. Snell RS. Anatomi klinik untuk kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;2006.h.99-122
4. Sugiarto B, Ester M. Anatomi dan fisiologi modern. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC;2012.h.124-7
5. Suryono IA, Damayanti L, Wonodireko S. Buku ajar berwarna histologi. Edisi ke-3.
Diterjemahkan dari Gartner LP, Hiatt JL. Singapore: Elsevier;2017.h.247-51
6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC;2009.h.329-47
7. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;2009.h. 492-96
8. Guyton,AC. Hall,JE. Buku ajar fisiologikedokteran .Jakarta: EGC;2007.h.151-6
9. Wibowo , Daniel S .Anatomitubuhmanusia . Jakarta : GramediaWidiasarana
Indonesia;2009.h.172.6
10. Hartono M, Kusuma I. Hipotensi ortostatik. Jakarta: EGC;2010.h.51-5

Anda mungkin juga menyukai