Anda di halaman 1dari 27

1.

Gangguan pertukaran sosial dan adaptasi lingkungan


DASAR ILMU GERONTOLOGI
Menua : menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Secara progresif lansia akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi.

2. Masa akhir hidup, pasien mengalami penurunan tajam pengelihatan, tidak mampu
berdiri, susah tidur dan makan
DASAR ILMU GERONTOLOGI DAN TEORI GERONTOLOGI
Teori ada dua, teori perkembangan genetik (penuaan primer) disebut juga teori non
stokhastik, dan teori stokhastik (penuaan sekunder karena penyakit yang didapat).
 Teori “Genetic Clock”
Menua sudah terprogram secara genetic. Didalam nucleus sudah ada jam
genetic yang menghitung mitosis dan bila tidak diputar akan menghentikan
replikasi sel dan menyebabkan kematian meskipun tanpa disertai kecelakaan
lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal.
 Teori Telomere
Setiap mitosis sel, bagian telomere DNA akan memendek. Semakin pendek
telomere maka kemampuan sel untuk membelah semakin terbatas dan pada
akhirnya berhenti.
 Teori “Aging Clock”
Teradapat jam penuaan tunggal yang menghubungkan berbagai jam biologis
yang terdapat dalam tubuh manusia dan hewan. Salah satu jam biologis
adalah yang berupa ritme biologic yang terlihat pada tingkat hormonal.
Ritme ini disinkronisasikan oleh batang otak. Pengaruh besar pada daya
hidup berasal dari lingkungan yang nyaman dan kebiasaan hidup yang
menyenangkan.
 Teori Error Catastrophe (Mutasi Somatik)
Faktor lingkungan dapat menyebabkan terjadinya mutase somatik.
Terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan
terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut. Menurut
hipotesis Error Catastrophe, menua disebabkan oleh kesalahan yang
berunrun sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi maupun translasi.
Menyebabkan terbentuknya enzim yang salah, metabolisme yang salah,
sehingga mengurangi fungsional sel.
 Rusakya Sistem Imun Tubuh
Mutasi berulang atau perubahan protein setelah translasi dapat
menyebabkan berkurangnya system imun tubuh mengenali diri sendiri (self
recognition). Jika mutasi menyebabkan kelainan pada antigen permukaan
sel, maka hal ini dapat menuebabkan system imun menganggap sel tersebut
sebagai sel asing. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
autoimun. Efek menua akan menyebabkan reaksi histokompabilitas pada
banyak jaringan.
 Teori Menua Akibat Metabolisme
Semakin sedikit metabolism atau intake kalori akan memperpanjang masa
hidup karena tidak memacu pengeluaran hormone pertumbuhan yang
merangsang proliferasi sel seperti insulin, dan growth hormone.
 Teori Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Electron yang tidak berpasangan akibat proses metabolic normal didalam
mitokondria dan hasil dari proses pernapasan. Radikal bebas (O2, OH, H202)
bersifat merusak karena sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan
DNA, protein, asam lemak tak jenuh, seperti seperti dalam membrane sel
dan dengan gugus SH. Radikal bebas dihubungkan dengan kerusakan DNA
akibat oksidasi RB terhadap LDL sehingga membentuk aterosklerosis.
 Teori Psikologik Kognitif
Manusia dewasa dengan pendidikan dan intelegensia tinggi akan
menunjukkan penurunan yang lebih sedikit disbanding mereka yang
pendidikan dan intelegensianya rendah. Intelegensia manusia akan terus
meningkat sampai titik terminal drop kemudian akan menurun
 Teori Kepribadian
Kepribadian perkembangan dan penyesuaian dipengaruhi oleh kejadian
historis semasa hidup. Kepribadian seseorang menetap saat mereka
mencapai usia lanjut, dan perubahan hanya terjadi bila berhubungan dengan
berbagai kehilangan yang menyangkut system kesehatan dan tunjangan
mereka.
 Teori Penuaan Sosial
Teori Pemisahan : penarikan diri pada usia lanjut dan dari peran mereka
sebelumnya dalam masyarakat.
Teori Aktivitas : aktivitas berperan penting dalam kesehatan dak kepuasan
hidup.
Teori kontinuitas : lansia cenderung bertindak sesuai dengan pola yang telah
mereka jalani di kehidupan ini.

3. Landasan obat anti penuaan mengandung vitamin E


Radikal bebas dapat dinetralkan menggunakan senyawa non enzimatik seperti
Vitamin C (asam askorbat), provitamin A (Beta Karoten), dan Vitamin E
(Tocopherol).

4. Dokter menyarankan memperbanyak aktivitas sosial


DASAR TEORI GERONTOLOGI
 Teori Penuaan Sosial
Teori Pemisahan : penarikan diri pada usia lanjut dan dari peran mereka
sebelumnya dalam masyarakat.
Teori Aktivitas : aktivitas berperan penting dalam kesehatan dan kepuasan
hidup.
Teori kontinuitas : lansia cenderung bertindak sesuai dengan pola yang telah
mereka jalani di kehidupan ini.

5. Pasien dengan keluhan cepat lelah bila berjalan jauh


BIOGERONTOLOGI FISIOLOGI JANTUNG
 Penurunan kekuatan kontraksi, kecepatan kontraksi, dan isi sekuncup.
 Penuruanan cadangan jantung dan kemampuan untuk meningkatkan
kekuatan curah jantung misalnya pada kegiatan exercise.

6. Pasien datang mengeluhkan rasa panas terbakar seluruh tubuh


BIOGERONTOLOGI MEKANISME ENDOKRIN FISIOLOGI
Hubungannya dengan menopause, osteoporosis menjadi komplikasi dari
menopause

7. Pasien laki laki datang dengan keluhan sesak napas, berapa terjadinya penurunan
PO2 pada pasien tersebut?
AGING PROCESS RESPIRASI
Elastisitas paru menurun, kekakuan dinding dada meningkat, kekuatan otot dada
menurun. Terjadi pula penurunan gerak silia, reflex batuk, dan reflex fisiologi lain.

PaO2 pada pasien laki laki usia 70 tahun = 109 - (0,43 x 70) + 4 = 74,9
Menurut kuliah fisio = 100 – (0,32 x usia) = 100 – (0,32 x 70) = 77.6

8. Faktor risiko terjadinya jatuh


AGING PROCESS MUSKULOSKELETAL
 Atrofi karena kurang aktivitas dan juga metabolic
 Proses pembentukan tulang berkurang
 Massa otot menghilang
 Kelemahan otot, kaku sendi, dan mekanisme sentral penampilan sensori-
motorik
 Berkurangnya ketepatan gerak, dan waktu.

9. Keluhan batuk lama dan sesak napas


AGING PROCESS RESPIRASI KAPASITAS PARU
Elastisitas paru menurun, kekakuan dinding dada meningkat, kekuatan otot dada
menurun. Terjadi pula penurunan gerak silia, reflex batuk, dan reflex fisiologi lain.

10. Proses Penuaan dan Biogerontologi


KLASIFIKASI AGING
Elderly : 65 -74 tahun
Older Elderly : 75 – 84 tahun
Very Old : >85 tahun

11. Laki-laki berusia 50 tahun didiagnosa Demensia Precock


AGING PROCESS
 Perubahan biokimia tingkat sel dan jaringan
 Perubahan fisiologis organ
 Penurunan kemampuan adaptasi
 Cenderung mudah mengalami penyakit
 Risiko mortalitas tinggi
DEMENSIA PRECOCK sekarang disebut SKIZOFRENIA ONSET LAMBAT (>40 Tahun)
Bisa disebabkan karena kelainan metabolic, kelainan hormonal
12. Sarkopenia
AGING PROCESS – MUSKULOSKELETAL
Massa otot berkurang, atrofi, gangguan pernapasan

13. Peningkatan pada system perkemihan


FISIOLOGI BERKEMIH
 Penebalan kapsula bowman (gangguan filtrasi)
 Diuresis meningkat (menyebabkan dehidrasi)
 Kontraksi kandung kemih tidak teratur
 Menurunnya tahanan pada urethra

Perubahan Anatomi Perubahan Fisiologi

I Creatinine clearance, GFR, dan


sekresi tubulus berkurang
I Atrofi ginjal, jumlah nefron
I Gangguan produksi urine,
berkurang
ekskresi obat
I Membran basalis glomerulus
I Risiko gagal ginjal
menebal
I Gangguan keseimbangan
elektrolit dan asam basa

Sekresi ADH berkurang Diuresis meningkat Risiko dehidrasi

I Kapasitas penyimpanan urine


menurun

I Respons terhadap saraf otonom


lambat
Inkonstinensia urine
I Kemampuan menahan urine
berkurang

I Sering terjadi kontraksi involunter

Pengosongan kandung kemih tidak


Sensing incomplete, volume resid
sempurna

 Kapasitas kadung kemih menurun


 Penurunan nefron
14. Kerusakan mitokondria yang menyebabkan apoptosis
TEORI AGING
Radikal bebas pada mitokondria menyebabkan early apoptosis

15. Pasien keluhan sendi sakit, medikamentosa yang tepat?


GERONTOLOGI SOSIAL RASIONALISASI TATA KELOLA
Terapi medikamentosa :
 Usia >75 tahun : NSAID topical atau oral
 Tatalaksana utama : OAINS ( + tramadol) atau injeksi steroid intraartikular

16. Pasien perempuan sulit tidur pada malam hari


GERONTOLOGI SOSIAL RASIONALISASI TATA KELOLA
Depresi karena kehilangan orang orang terdekat - fluoxetin

17. Ibu sulit tidur dan tidak mau makan selama tiga bulan, uji ketajaman analisis untuk
mengetahui kondisi pasien
GERONTOLOGI SOSIAL RASIONALISASI TATA KELOLA
Depresi yang akan berpengaruh terhadap malnutrisi
Assement MNA sama GDS

18. Perempuan 102 tahun menghadapi masa akhir hidupnya. Pelajari manajemen akhir
hayat
GERONTOLOGI SOSIAL RASIONALISASI TATA KELOLA
Depresi? General Anxiety Disorder?

19. Mengompol sejak seminggu, kemungkinan penyebabnya?


INKONTINENSIA URINE
Inkontinensia Akut (biasanya reversible dan diakibatkan penyakit sekarang)
D : Delirium
R : Restriksi mobilitas, Retensi Urine
I : Infeksi, Inflamasi, Impaksi
P : Pharmacy, Poliuri
Inkontinensia Persisten
 Inkontinensia Urgensi (Aktivitas detrusor berlebihan)
 Inkontinensia Overflow (Aktilitias detrusor menurun) : urinnya sedikit sedikit,
sisa urine residu 450 cc
 Inkontinensia Stress ( saat ketawa, bersin, batuk , mengangkat barang berat)
 Obstruksi Urethra
 Inkontinensia Fungsional : karena kognitif dll, nggak sampai ke toilet

20. Mengeluh kencing tidak puas, dapat kencing jika bersin, sulcus medianus cembung
Overflow/Stress

21. Gaduh gelisah


DEMENSIA, DELIRIUM, PENURUNAN KOGNITIF AGING PROCESS
Konfusio akut bisa terjadi karena peningkatan dopaminergic dan ketidakseimbangan
antara dopaminergic dan kholinergik.
22. Sulit menahan kencing, apakah masalahnya?
Inkontinensia Urine
Inkontinensia Akut (biasanya reversible dan diakibatkan penyakit sekarang)
D : Delirium
R : Restriksi mobilitas, Retensi Urine
I : Infeksi, Inflamasi, Impaksi
P : Pharmacy, Poliuri
Inkontinensia Persisten
 Inkontinensia Urgensi (Aktivitas detrusor berlebihan)
 Inkontinensia Overflow (Aktilitias detrusor menurun) : urinnya sedikit sedikit,
sisa urine residu 450 cc
 Inkontinensia Stress ( saat ketawa, bersin, batuk , mengangkat barang berat)
 Obstruksi Urethra
 Inkontinensia Fungsional : karena kognitif dll, nggak sampai ke toilet

23. Kesulitan Berjalan


RESIKO JATUH
Faktor Intrinsik :
 Kondisi fisik dan neuropsikiatrik
 Penurunan visus dan pendengaran
 Perubahan neuromuskuler, gaya berjalan, reflex postural
Faktor Ekstrinsik :
 Obat obatan (diuretic, antihipertensi, antidepresan trisiklik (fluoxetine),
antipsikotik, obat hipoglikemik, alcohol)
 Alat bantu berjalan
 Lingkungan yang berbahaya
ADL (Activity Daily Living) / AHS (Aktivitas Hidup Sehari-hari)
Kemampuan tubuh untuk berfungsi sederhana
24. Pasien beberapa hari sering terdiam
DEMENSIA, DELIRIUM, PENURUNAN KOGNITIF

25. Satu bulan badan terasa lemah, sindroma geriatric apa?


Insomnia? Karena kurang tidur jadi lemah
Atau karena sarcopenia, kurang massa otot jadi lemah

26. Pemeriksaan untuk membedakan demensia vaskuler dengan demensia Alzheimer


MMSE :
TOTAL 30. 
Interpretasi 27-30 : Normal
22-26 : Curiga Demensia
<21 : Demensia

MocaIna :
>26 normal

Hachinski Score :
<4 demensia Alzheimer, >7 demensia vaskular

Tes Neuropsikologi : untuk menentukan bagian otak mana yang bermasalah

NIHSS :
27. Gangguan mengingat, perubahan perilaku, progresif melambat. Sering tersasar, sulit
menemukan kata, gangguan atensi menulis dan berhitung
DEMENSIA ALZHEIMER
Pembahasan kesuma 2014 nomor 33

28. Tremor pada tangan kanan, menjalar ke tangan kiri terutama pada saat istirahat,
berkurang saat aktif, meningkat saat emosi, hilang saat tidur, kekakuan otot pada
tangan
PARKINSONS
 Tiga gejala utama : hipokinesia, tremor, rigiditas.
 Pencetusnya adalah infeksi, obat, pukulan, intoksikasi karbon monoksida
 Levodopa sebagai precursor dopamine merupakan lini pertama terapi
 Untuk mencegah efek samping nausea dan vomitus digunakan kombinasi
levodopa dengan karbidopa dan benserasid
 Pramipexole sebagai agonis dopamine dengan efek samping halusinasi
 Entacapone memanjangkan waktuparuh levodopa
 Vitamin E enriching substansia nigra

29. Perempuan 70 th tidak tidur di malam hari dan suka berteriak. Instrument
pemeriksaan?
 MMPI : dimensi psikopatologi kepribadian
 Psikotes
 MMSE : menilai demensia
 NRS : Numeric Rating Scale – untuk menilai nyeri
 VAS : Visual Analog Scale – Menilai nyeri

30. Gangguan bicara mendadak dengan kelemahan anggota sebelah kanan sejak 3 bulan
lalu, tidak bisa bicara tapi dapat memahami pembicaraan, riwayat DM dan HT
 Afasia motoric (Broca) : mengerti pembicaraan tapi tidak bisa bicara
 Afasia sensorik (Wernicke) : tidak mengerti isi pembicaraan, tapi bisa
berbicara
 Afasia transcortical : mirip sensorik tapi dapat menirukan bicara lawan bicara

31. Mudah lupa sejak 6 bulan yang lalu dan semakin memberat
MoCaIna : mirip MMSE, >26 adalah normal
 MMSE : menilai demensia, <21 demensia, 22-26 curiga demensia, 27-30
normal
 MMPI :menilai psikopatologik kepribadian

32. Gangguan memori berat mendadak, lupa cara mandi dan menggosok gigi
DEMENSIA, DELIRIUM, DAN PENURUNAN KOGNITIF ; PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium : darah, urin, feses. Pemeriksaan kimia klinik : gula darah,
tes fungsi ginjal, fungsi hati, dan status elektrolit, ensim jatung, saturasi oksigen. EKG
dan CT Scan. Pemeriksaan tersebut untuk menentukan penyebab konfusio akut.
33. Riwayat ensefalitis, sekarang hemiparesis dextra, apraksia. Letak lesi infeksi?
Hemiparesis dextra berarti kerusakan pada hemisphere sinistra. Lesi infeksi terdapat
pada bagian korteks motoric primer (gyrus presentralis sinistra)

34. Nyeri kedua lutut terutama kanan, didapatkan deformitas dan bengkak pada kedua
sendi lutut
OSTEOARTHRITIS DAN OSTEOPOROSIS
 OA : penyakit degenerasi pada sendi meliputi kartilago, tulang, cairan
synovial, otot, dan ligament. Pada laki laki usia >50 tahun wanita >40 tahun.
Faktor resiko kegemukan, usia lanjut, gangguan metab, cedera, pekerjaan,
olahraga, genetic, dan kelainan pertumbuhan
 Pada OA ditemukan kapsul yg menebal, pembentukan cyst, sclerosis,
hipertrofi synovial, dan osteofit.
 Gambaran klinis nyeri, perubahan bentuk, peradangan, kaku pagi hari,
krepitasi, pembesaran sendi.

35. Gambaran radiologi kasus sebelumnya


Radiologi OA: osteofit, soft tissue swallowing, joint space narrowing

36. Patogenesis OA
Penyakit dengan proses degenerative yang berlangsung aktif dan progresif, tulang
rawan menjadi tidak homogeny, mudah pecah, dan akhirnya hilang seluruhnya dari
permukaan sendi, muncul upaya kompensasi dengan pembentukan osteofit untuk
perluasan permukaan sendi.

37. Perempuan nyeri punggung bawah, terdapat kyphosis dan laseque test positif
OSTEOPOROSIS
 Primer : tipe I (pasca menopause pada trabekula), tipe II (senilis pada
korteks), idiopatik
 Sekunder : karena AR, hiperparatiroid, gagal ginjal kronis, dll
 Gejala klinis : nyeri punggung bawah, dowagers hump, patah tulang.

38. OSTEOPOROSIS – OSTEOMETABOLISM


Osteoklas lebih banyak dibandingkan osteoblast sehingga tulang rapuh

39. Nyeri punggung bawah, alergi susu sapi, penurunan berat badan bermakna
OSTEOPOROSIS - FARMASI
 Diet tinggi kalsium (sayur hijau), vitamin D
 Obat obatan yang :
 membantu pembentukan tulang : steroid anabolik, fluoride.
 Mengurangi perusakan tulang : esterpgen, testosterone, kalsium,
bifosfonat, kalsitonin
 Teriparatid, TSH,
 BIFOSFONAT ATAU RALOKSIFEN sebagai terapi jangka panjang

40. Laki laki, nyeri punggung bawah, konjungtiva palpebra pucat, RT tonjolan keras nyeri
pada jam 12.
OSTEOPOROSIS – karena terapi pada kanker prostat (obat antagonis androgen)
Gambaran radiologis osteoporosis :
Bone loss

41. Luka di betis tidak sembuh sembuh, diagnosis?


FAKTOR RISIKO PENYAKIT SISTEMIK
 Sindrom geriatric
 Menurunnya sekresi insulin
 Resistensi insulin perifer
 Perubahan komposisi tubuh à penurunan massa otot & peningkatan jaringan
lemak à menurunnya jumlah & sensitivitas reseptor insulin.
 Penurunan aktivitas fisik à penurunan jumlah reseptor insulin.
 Perubahan pola makan akibat berkurangnya jumlah gigi sehingga persentase
asupan karbohidrat meningkat.
 Perubahan neuro-hormonal àinsulin-like growth factor-1 (IGF-1) dan
dehydroepandrosteron (DHEAS) turun sampai 50% à penurunan ambilan
glukosa karena menurunnya sensitivitas reseptor insulin serta turunnya aksi
insulin.

42. Gambaran radiologis?


Osteoporosis – merupakan komplikasi dari DM

43. DOSIS LAZIM / DOSIS RASIONAL


R/ glibenklamid mg 1,25 (DL 1x =1 hari = 5 mg )
metformin mg 250 (DL 1x= 500 mg 1 hari
1500 mg-1700 mg)
SEKALI PEMBERIAN (PAKAI DOSIS PEMBERIAN SEKALI)
Dosis gliben sekali : 1,25 : 5 x 100 % =25 %
Dosis metfor sekali: 250:500x100% = 50 %
jumlah = 75 %
dosis sekali tidak melebihi DL, obat aman diberikan.
Efek terapi lebih kecil .

SEHARI PEMBERIAN (PAKAI DOSIS MAKSIMAL PER HARI)


Apabila digunakan 3x sehari :
Dosis glibenclamid = 3xmg=1,25mg =375 mg=
75%
Dosis metformin =3x250 mg = 750mg =45 %
jumlah = 120 %
Dosis sehari kurang aman.
Perlu dicermati mekanisme kerja obat, klinis pasien……. Apabila gula darah
tinggi, butuh efek yang kuat.

JADI MAKSIMAL PEMBERIAN 2X SEHARI = 80%

44. Pasien perempuan usia 75 th BB 50 kg keluhan sulit tidur. Alprazolam tersedia dalam
dosis lazim, Hitung dosis rasional!
65-70 tahun : D - 10%
75-84 tahun : D - 20 %
85 tahu lebih : D - 30%

DL Alprazolam : 0,5 g – 4 g / hari


75 tahun = (0,5 – 4) – (0,1 – 0,8) = 0,4 – 3,2 g / hari

45. Pengobatan rasional : kenapa sukralfat suspensi yang melindungi dan melekat pada
mukosa lambung diberikan juga anti emetic metklopramid yang meningkatkan
peristaltik?
Metklopramid : mempercepat pengosongan lambung sehingga obat lain yang
diabsorbsi menurun
Sukralfat :

46. Pasien perempuan 80 tahun, malnutrisi, post operasi fraktur, dibutuhkan antibiotika
preventif infeksi yang terdistribusi di plasma dalam jumlah cukup. Apa yang
diberikan?
PENGOBATAN RASIONAL

47. Pasien geriatric dengan polifarmasi


POLIFARMASI
 Obat yang diberikan >5 obat, membuat analisa interaksi obat semakin sulit
 Mencegah polifarmasi :
1. Mengenal obat yang akan digunakan
2. Dosis yang cukup
3. Mulai dengan dosis yang kecil
4. Mengenal riwayat obat-obat yng digunakan
5. Obat tanpa indikasi jangan diberikan
6. Obat jangan digunakan terlalu lama
7. Motivasi agar patuh menggunakan obat
 Keamanan obat bagi pasien geriatri :
1. satu obat diharapkan untuk mengatasi berbagai indikasi
2. menganalisis kombinasi obat/interaksi obat, efek obat, efek samping, efek
tambahan.
3. perhitungan dosis yang tepat

48. Pasien laki laki 80 th riwayat stroke, sulit tidur, bangun tidur pergelangan tangan
nyeri. Pasien sering makan bayam. Apa nama obat yang dikonsumsi pasien yang
berinteraksi dengan senyawa makanan?
Warfarin/ heparin – dengan bayam (Mengandung banyak vit K) sehingga
menurunkan efektifitas warfarin sebagai antikoagulan

49. Kombinasi obat antasida dan magnesium oksida kombinasinya aman, karena?
Efek samping aluminium hidroksida (antasida) adalah konstipasi, sedangkan efek
samping magnesium oksida adalah diare osmotic, sehingga dapat menghilangkan
efek samping masing2 obat.
50. Hasil pemeriksaan BMD -0.8

Diagnosis osteoporosis

 Normal : >-1
 Osteopenia : -1 sd -2,5
 Osteoporosis : <-2,5
 Osteoporosis berat : <-2,5 dengan fraktur

51. Fraktur collum femur, lalu mendapat tindakan operatif. Orthestic Prostetic
Menggunakan moore prosthesis karena setelah itu bis jalan lebih cepat, alat yang
digunakan menurutku wheelchair kalau pasca op tapi karena komplikasi bisa
decubitus bisa menggunakan walker setelah mampu berjalan

52. Kelemahan alat bantu Orthestic Prostetic


Cane
  Lighweight, easiest to use, provide the most mobility with unilateral support 
Decrease weight bearing and pain in arthritic joint
  May have problems with balance and stability, especially straight cane

Crutch
  Not usually used in older adults because higher level of coordination and skill is
required
  Allows significantly greater loads to be exerted in comparison with cane

Walker
  Provide bilateral support, promote upright posture and stability, and reduce more
body weight than the cane
  Allows to convey items from place to place with bag or basket on the walker
  Gait is slower, more difficult to use on stairs and in smaller spaces

Wheelchair
  Only prescribed when the person can’t walk safely or when walking endurance is
slow
  Provides community mobility but may be difficult to use in the home
  May discourage walking  Decline muscle strength and endurace  Increase risk of
falling

53. Nyeri punggung bawah, terapi modalitas yang dapat diberikan?


 Terapi panas :
 Superifisial : Dry Heat (Infra red, botol air panas) & Moist Heat (air hangat,
hydrocollator pack, uap air panas, paraffin bed)
 Deep : Short Wave Diathermy (SWD), Microwave Diathermy (MWD),
Ultrasound Diathermy (USD)

 Indikasi :
o EFEK ANALGESIK
o EFEK ANTI INFLAMASI
o EFEK RELAKSASI
o EFEK SEDATIF
o MENINGKATKAN SUHU JARINGAN
o VASODILATASI
 Terapi Dingin
 Stimulasi Listrik (TENS)
 Laser Terapi

54. Nyeri punggung bawah, William Flexion Exercise


Williams flexion exercises focus on placing the lumbar spine in a flexed position to
reduce excessive lumbar lordotic stresses. Exercises are designed to (1) strengthen
the abdominal, gluteal, and quadriceps muscles, and (2) stretch the erector spinae,
hamstring, and tensor fasciae latae muscles and iliofemoral ligament .
1- Pelvic tilt exercises: 

Lie on your back with knees bent, feet flat on floor. Flatten the small of your back
against the floor, without pushing down with the legs. Hold for 5 to 10 seconds.

2- Partial sit-ups: 

The athlete lies in "hooklying" position (supine with knees bent and feet flat). With
hands behind his or her head, the athlete elevates the upper torso until the scapulae
clear the resting surface and stress is placed on the rectus abdominus. After
returning to the start position, the sit-up is repeated for a prescribed number of
repitions. 

3- Knee-to-chest:

Single Knee to chest. Lie on your back with knees bent and feet flat on the floor.
Slowly pull your right knee toward your shoulder and hold 5 to 10 seconds. Lower
the knee and repeat with the other knee.

Double knee to chest. Begin as in the previous exercise. After pulling right knee to
chest, pull left knee to chest and hold both knees for 5 to 10 seconds. Slowly lower
one leg at a time.

4- Hamstring stretch:

Lying supine, the athlete places both hands around the back of one knee. The athlete
straightens his or her knee and pulls the thigh toward his or her head so the hip goes
into flexion. Williams believed that flexible hamstrings are necessary to accomplish
full flexion of the lumbar spine. Although tight hamstrings limit lumbar flexion in
standing with knee straight, we now know that tight hamstrings actually  tilt the
pelvis posteriorly and promote trunk flexion.

5- Standing lunges:

This exercise actually results in some extension of the lumbar spine when performed
properly. Nonetheless, it is a good stretching exercise for the entire lower extremity,
especially the iliopsoas, which may be a perpetrator of low back pain if it is
abnormally tight or in spasm.

The athlete begins the forward lunge in a standing position with the feet shoulder
width apart. He or she then takes a big step forward with the right leg and plants the
foot out front, keeping the body relatively straight. The knee should stay over your
ankle and not extend out over the toes to minimize stress on the knee joint.
6- Seated trunk flexion:

This exercise is performed by sitting in a chair and flexing forward in a slumped


position. Maximum trunk flexion is obtained and direct stretching of the lumbosacral
soft tissue structures occurs. 

7- Full squat:

William's squat position is with the feet placed shoulder width apart, the hip and
knees are flexed to the maximum available range of motion, and the lumbar spine is
rounded into flexion. Upon reaching maximum depth, the athlete "bounces the
buttocks up and down" 15 to 20 times, with 2 to 3 inches of excursion on each
bounce, then repeats 3 to 4 times.

55. Nyeri punggung bawah, BMD -3.5, peran tim rehabilitasi medik?
PERAN TIM REHAB MEDIK

56. Nyeri punggung bawah dengan BMD -3.5, nyeri paralumbal dextra.
PROMOTIF, PREVENTIF, FAKTOR RESIKO
 Assesment geriatri : risiko jatuh, jenis osteoporosis, fraktur
 Edukasi life style dan pencegahan jatuh
 Latihan dan program rehabilitasi : jogging, jalan cepat
 Diet tinggi kalsium dan Vit. D
 Medikamentosa : Bifosfonat, raloksifen, Teripatide, SERM, strontium maleat,
kalsium, vit D, kalsitriol, sulih hormon
 Pembedahan pada kasus fraktur

Faktor resiko : Imobilisasi, menopause, senilis, tubuh pendek, defisiensi kalsium,


protein, vit D, vit C, fluoride, kelenihan steroid, artirits rheumatoid,
hiperparatiroidisme, tirotoksikosis, gastrektomi, alkoholisme, merokok, penyakit
hati lanjut, DM, pengobatan dengan heparin.

57. Seorang pasien perempuan 87 tahun dibawa ke IGD dengan riwayat stroke. Pasien
tidak bisa bangun dari tempat tidur, ,makan dan minum hanya sedikit. Penentuan
faktor resiko malnutrisi :
ASSESMENT GIZI // MALNUTRISI
Faktor resiko :
 Depresi
 Loss of income karena pension
 Imobilitas
 Jarak rumah dan tempat belanja jauh
 Isolasi
 Penyakit : loss of appetite, absorbtion
 Obat
 Ignorance tentang nutrisi
 Dental problem : sulit mengunyah
 Alcohol
ASSESMENT
 Skrining : MNA (Mini Nutritional Assesment), SGA , penurunan BB, asupan
(kedua terakhir paling mudah dilakukan)
 Assesment : ABCD (Antropometry, Biochemistry, Clinical, Diet)
58. Faktor risiko malnutrisi pada pasien tersebut?
Eating poorly, Imobilitas

59. Dari kasus diatas, lakukan malnutrisi assessment gizi antropometri


 tetap perlu dilakukan penilaian status gizi
 Ideal: Indirect calorimetry, Bioimpedance, atau dengan bed scale weighing à
mahal
 dapat dilakukan pendekatan-pendekatan perhitungan status gizi dengan
menggunakan rumus-rumus.
 Dasar perhitungan dapat digunakan:
 lingkar lengan, triceps skinfold à massa otot
 arm span, tinggi lutut/ knee height à tinggi badan
 Tinggi lutut (knee height)
o TB (L) = 64.19 – (0.40 x usia) + (2.02 x TL)
o TB (P) = 84.88 – (0.24 x usia) + (1.83 x TL)
o Nomogram
 Panjang rentang tangan
o TB = [0.73 x(2 x ½ PRT)] + 0.43
o 2-12 Tahun : TB = [usia (th) x 6] + 77

60. Dari kasus diatas, kesadaran pasien apatis, tekanan darah 110/70, respirasi 30x per
menit, HR 108x/menit.
PEMBERIAN DIET
 Dukungan gizi peroral diutamakan, namun apabila ada gangguan saluran
cerna bagian atas maka makanan enteral dapat diberikan.
 Selama tidak ada gangguan GIT dapat diberikan secara enteral.
 Indikasi pemberian secara enteral : pasien yang tidak mau makan, tidak dapat
secara oral, yang membutuhkan terapi nutrisi

61. Kebutuhan energy lansia menurun sehingga dianjurkan mengurangi porsi makanan
terutama sumber karbohidrat
MALNUTRISI, AGING PROCESS, MEKANISME FISIOLOGI
Energy : 51-75 tahun = 90% dari usia 23 tahun; > 75 tahun = 75 - 80%
Karena terdapat intoleransi glukosa sehingga harus mengurangi karbohidrat, tambah
intake karbohidrat kompleks.

62. Lansia sering kesulitan untuk mengunyah makanan, upaya untuk memenuhi tujuan
tersebut adalah dengan meningkatkan densitas energy makanan.
Maksudnya adalah makan makanan dengan snack berkalori tinggi

63. Kesulitan menelan seringkali mengkonsumsi makanan cair


MALNUTRISI, AGING PROCESS, MEKANISME FISIOLOGI
Untuk meningkatkan asupan zat gizi dapat diberikan makanan cair yang diperkaya
zat besi.
64. Pasien lemas. Apa yang harus dilakukan untuk menentukan assessment gizi pada
paisen?
 skrining : MNA (Mini Nutritional Assesment), SGA (Subjective Global
Assessment) , penurunan BB, asupan (kedua terakhir paling mudah
dilakukan)
 Assesment : ABCD (Antropometry bisa menggunakan IMT/BMI, Biochemistry,
Clinical, Diet)

65. Pasien seminggu tidak mau makan dan minum, susah tidur, sering menangis sendiri.
Riwayat HT sejak 20 tahun lalu terkontrol baik. 2 tahun yang lalu pasien sering
mengeluh nyeri sendi lutut kaki kanan dan sering konsumsi obat nyeri.
ASSESMENT GERIATRI
GDS : Geriatric Depression Scale
Pasien menderita depresi ringan, faktor resiko dari obat anti hipertensi.

66. Dari kasus diatas, pelajari demensia, depresi, dan penurunan kognitif, termasuk
Farmasi
Terapi dengan fluoxetine (SSRI) start low go slow (1/3-1/2 dosis dewasa dinaikkan
perlahan)

67. Dari kasus diatas, pelajari demensia, depresi, dan penurunan kognitif, termasuk
Farmasi

 Penyebab :
 Digoksin
 L-Dopa
 Steroid
 Beta-Bloker
 Anti-hipertensi lainnya
 Pemakaian Benzodiazepin kronis
 Fenobarbital
 Pemakaian neuroleptik kronis

Terapi dengan fluoxetine (SSRI) start low go slow (1/3-1/2 dosis dewasa dinaikkan
perlahan)

68. Wanita 66 tahun dibawa keluarganya ke puskesmas karena sakit kepala sebah mual
sulit tidur, sebelumnya dirawat di RS karena anggota gerak kiri lemah tidak bisa
berjalan. Pasien dirawat selama 5 hari dan diperbolehkan pulang karena telah pulih
semula. Diagnosis?
Gangguan depresi pasca stroke
69. keluhan  sakit kepala, perut sebah mual dan sulit tidur. 4 minggu yg lalu pasien
menjalani rawat inap karena anggota gerak terasa lemah hingga tidak bisa jalan. Selama 5
hari diperbolehkan pulang karena udah pulih. Penyebab gangguan? Depresi pasca stroke
 Biologis : berkurangnya sel-sel saraf dan neurotransmiter, risiko genetik, penyakit
fisik

 Psikologis: kurangnya harga diri, kepribadian yg kaku

 Sosial : kesepian, kematian pasangan, kemiskinan, penyakit fisik, dll

Karena pasien sebelumnya pernah kena stroke, maka terjadi kerusakan neuron pada
otak. Sehingga penyebabnya adalah gangguan biologis.
Tx : antidepresan  fluoxetin
70. pasien sering marah marah sejak 3 minggu yg lalu. Keluhan terasa sore-malam. Ada
waham curiga yg ditandai dgn barang2 akan dicuri oleh tetangganya. Daya ingat semakin
lama semakin memberat  demensia alzeimer
Isi pikiran  waham paranoid
gangguan marah2nya  sundowning
Tx: karena pasien ada waham paranoid maka terapinya antipsikotik yaitu risperidol
dengan dosis lansia 2x2 atau 2x3 mg/hari
71. pasien sering marah marah sejak 3 minggu yg lalu. Keluhan terasa sore-malam. Ada
waham curiga yg ditandai dgn barang2 akan dicuri oleh tetangganya. Daya ingat semakin
lama semakin memberat  demensia alzeimer  gangguan kognitif

72. Demensia alzheimer  assessment menggunakan MMSE / PPSM


score MMSE
24-30 normal
20-23  mild gangguan kognitif
10-19  moderete
0-9  severe
73. pasien sering marah marah sejak 3 minggu yg lalu. Keluhan terasa sore-malam. Ada
waham curiga yg ditandai dgn barang2 akan dicuri oleh tetangganya. Daya ingat semakin
lama semakin memberat  demensia alzeimer
Isi pikiran  waham paranoid
gangguan marah2nya  sundowning
Tx: karena pasien ada waham paranoid maka terapinya antipsikotik yaitu risperidol
dengan dosis lansia 2x2 atau 2x3 mg/hari
sedangkan rx untuk alzeimernya menggunakan : Donepezil, Rivastigmine, Galantamine,
memantine  asetilkolinesterase inhibitor
74. lansia sehat, minta saran olahraga yg baik
Ketahanandaya tahan (endurance) kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan
dibanding latihan bertahan. Ex : sepeda, berjalan dan renang
Beban
Kelentukan : pembatasan ROM akibat kekakuan otot. Ex : peregangan statis (betis dan
hamstring)
Motorik umum
keseimbangan, kelincahan
Permainan
Teratur ( 2-4) kali/minggu
Intensitas 40-60 %
Pelaksanaan sesuai prinsip latihan
Sesuai dengan kondisi masing-masing
KI untk olahraga lansia  heart failure
75. keluhan utama : mual muntah mendadak. Didiagnosa sakit lambung, tapi ketika diberi
obat maag tidak ada perbaikan. Beliau seorang penderita DM, hipertensi dan disiplidemia.
EKG st elevasi (kelainan di jantung) setelah perawatan 8 hari daerah buli terasa nyeri. Selang
kateter nampak keruh (isk) tanpa perdarahan.
Masalah utama ? sepsis (?)
faktor risiko dan komorbid
faktor risiko : usia tua, malnutrisi
Perawatan dengan tiduran saja (imobilisasi) pada lansia tidak boleh lebih dari 3 hari.
76. pasien tdk dapat menahan kencing, sebelum sampai km udah ngompol. Tidak ada
riwayat DM dan hipertensi. Lututnya nyeri dan hasil foto rontgen ddptkan osteoarthritis
grade III.
Inkontinensia urin tipe fungsional terjadi akibat penurunan berat fungsi fisik dan kognitif
sehingga pasien tidak dapat mencapai toilet pada saat yang tepat. Hal ini terjadi biasanya
pada demensia berat, gangguan mobilitas
77. pasien didiagnosis BPH  inkontinensia tipe obstruktif (overflow) tindakan dengan
terapi bedah
78. pasien bolak balik kekamar mandi dan mengompol. Setiap malam 2-3x ke kamarmandi.
Pasien bukan penderita DM.
Tipe inkontinensia (akut dan kronik)
Akut  reversibel, gejala muncul secara mendadak biasanya karena sakit yg diderita atau
iatrogenik. Penyebabnya itu DIAPPERS dan DRIP
Kronik
a. Urgensi atau over active : aktivitas otot detrusor berlebihan
b. Overflow: sering berkemih pada malam hari dan keluar sedikit-sedikit (tidak lampias)
c. Stress : kebocoran urin pada saat aktivitas. Ex : batuk bersin. Mencolok pada siang hari
d. Obstruktif : urin menetes

1. Bladder training bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan teknik
distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih hanya 6-7 kali per hari atau 3-4
jam sekali.
2. Habit training memerlukan penjadwalan waktu berkemih. Diupayakan agar jadwal
berkemih sesuai dengan pola berkemih pasien sendiri.
3.Prompted voiding dilakukan dengan cara mengajari pasien mengenali kondisi atau status
kontinensia mereka serta dapat memberitahukan petugas atau pengasuhnya bila ingin
berkemih. Teknik ini digunakan pada pasien dengan gangguan fungsi kognitif.
4. Terapi biofeedback bertujuan agar pasien mempu mengontrol/menahan kontraksi
involunter otot detrusor kandung kemihnya. Cara biofeedbackmempunyai kendala jangka
waktu lama dan perlu mempunyai intelegensia yang cukup untuk dapat mengikuti petunjuk
pelatihnya.
5.Stimulasi elektrik merupakan terapi yang menggunakan dasar kejutan kontraksi otot pelvis
dengan menggunakan alat-alat bantu pada vagina atau rektum. Terapi ini tidak begitu
disukai oleh pasien, karena pasien harus menggunakan alat dan kemajuan dari terapi ini
terlihat lamban.
6.Penggunaan keteter menetap (indwelling catheter) sebaiknya tidak digunakan secara rutin
dalam pengelolaan inkontinensia urin karena dapat terjadi ISK sampai sepsis, pembentukan
batu, abses, dan bocor
79. pasien dengan keluhan pusing berputar sehingga ingin terjatuh (instabilitas) dan kedua
lutut terasa nyeri. Dokter menilai kemampuan dan kemandirianya  ADL (activity daily
living)
Assessment geriatri  meliputi aspek bio-psycho-social. Dalam menentukan kapasitas
fungsional (interaksi 3 komponen yg menentukan keadaan fungsi organ atau kesehatan
tubuh secara keseluruhan) geriatri dibutuhkan penilaian melalui ADL dengan indek barthel
dan indek katz.
Pasien keluhan pusing berputar sehingga ingin jatuh  vertigo (gangguan organ
vestibuler)
Kedua lutut nyeri  OA
80. sindrom geriatri merupakan kumpulan gejala yg sering dikeluhkan oleh lansia. Etiologi
dan patofisiologi bersifat multifaktorial dan belum diketahui. Untuk itu diperlukan
assessment.
Menurut solomon UCLA “14I”
Immobilisasi
Impaksi (konstipasi)
Instability  pasien mengeluh pusing berputar hingga jatuh ketika pasien lansia
jatuh  fraktur  imobilisasi
Iatrogenik (misdiagnosis karena salah obat atau pemberian terapi)
Intelektual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Impecunity (kemiskinan)
Isolation
Impotensi
Imunodefisiensi
Infeksi
Inanisi (malnutrisi)
Impairment of vision smell

Anda mungkin juga menyukai