Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

FLAP SURGERY

Dokter Pembimbing :
dr. Chadijah Rifai SpKK

Oleh :
Nina Amelinda 2013730162
Virni Tiana 2013730168
Hasniar 2013730045
Rezka Fadillah Y 2013730170
Putri Dina 2013730165

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA

RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH


PERIODE 27 NOVEMBER – 30 DESEMBER 2017
i
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan referat dengan judul “Flap Surgery”
sesuai pada waktu yang telah ditentukan.

Laporan ini kami buat sebagai dasar kewajiban dari suatu proses kegiatan yang kami
lakukan yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk praktik kehidupan sehari-hari.

Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Chadijah Rifai SpKK selaku pembimbing yang
telah membantu kami dalam kelancaran pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah kesempurnaan
laporan kami.

Jakarta, Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
DEFINISI .......................................................................................................... 3
SEJARAH ......................................................................................................... 3
KLASIFIKASI .................................................................................................. 4
INDIKASI ......................................................................................................... 5
MACAM-MACAM TEHNIK SURGERY....................................................... 6
PROSEDUR...................................................................................................... 10
KOMPLIKASI .................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
PENDAHULUAN

Flap adalah suatu unit jaringan yang dipindahkan dari satu area (donor site) ke area

yang lain (recipient site) dengan masih mempertahankan sistem aliran darahnya sendiri.

Prosedur sistematis yang pertama dengan menggunakan flap untuk memperbaiki hidung yang

hilang pada wanita dewasa dilakukan oleh Susruta pada tahun 1597, kemudian tehnik ini

semakin berkembang. 1

Flap kulit dapat diambil dalam berbagai cara dan bentuk dalam rangka menutup defek

jaringan yang ada pada daerah resipien. Flap kulit digunakan sebagai penutup luka saat

kemampuan vaskuler dari dasar luka dianggap tidak mencukupi kebutuhan yang diperlukan

pada skin graft.1

1
PEMBAHASAN
Sejarah flap
Klasifikasi flap didasarkan pada paradigma yang terus berkembang selama
ditemukannya kegunaan baru dan flap-flap baru. Laporan yang paling awal tentang
sebuah facial flap (the midline forehead flap) ditemukan dalam sebuah kitab suci agama
Hindu, Sushruta Samhita, pada tahun 600 bce. Dalam perkembangannya di kenal dalam
beberapa period.1

Perkembangan flap sebagian besar terabaikan atau diturunkan kepada mereka


yang bukan berasal dari keturunan pendeta Hindu pada periode antara kemunculan
kepercayaan Budha di India sampai dengan abad ke-16. Pada tahun 1500-an, Tagliacozzi
menyempurnakan arm-pedicled technique untuk rekonstruksi nasal yang kemudian
dikenal sebagai metode Italia. Metode Hindu tersebut diperkenalkan kepada komunitas
masyarakat yang berbahasa Inggris dengan sebutan “B.L” dalam sebuah surat yang
dikirimkan kepada Gentleman’s Magazine di London pada tahun 1794. 1
Ini melahirkan sebuah era baru dan disinyalir sebagai kelahiran kembali bedah
rekonstruksi. Pada tahun 1863, John Wood melaporkan pertama kali tindakan groin flap
untuk menangani deformitas pada tangan akibat luka bakar yang berat pada anak wanita
usia 8 tahun. Tiga dekade kemudian, seorang ahli bedah Italia, Ignio Tansini (1892),
pertama kali memperkenalkan tindakan latissimus dorsi flap untuk merekonstruksi defek
mammae yang telah dilakukan radical removal cancer. Flap kulit pada awalnya hanya
berupa flap kulit dan jaringan lemak subkutan, namun saat ini hal tersebut berkembang
hingga termasuk fasia, otot, tulang, serabut saraf, omentum dan jaringan lain 1,2
Flap kulit dapat diambil dalam berbagai cara dan bentuk dalam rangka menutup
defek jaringan yang ada pada daerah resipien. Flap kulit digunakan sebagai penutup luka
saat kemampuan vaskuler dari dasar luka dianggap tidak mencukupi kebutuhan yang
diperlukan pada skin graft.1
Klasifikasi flap
Berdasarkan suplai darah random (no named blood vessel) Axial (named
blood vessel) Mathes and Nahai classification : One vascular pedicle (eg, tensor fascia
lata), Dominant pedicle(s) and minor pedicle(s) (eg, gracilis), Two dominant pedicles
(eg, gluteus maximus), Segmental vascular pedicles (eg, sartorius), One dominant
pedicle and secondary segmental pedicles (eg, latissimus dorsi). berdasarkan jaringan

2
yang dipindahkan Flaps yang terdiri dari satu tipe jaringan, seperti kulit (cutaneous),
fascia, otot, tulang, and visceral (misal colon, usus halus, omentum) flaps. Composite
flaps termasuk fasciocutaneous (misal radial forearm flap), myocutaneous (misal
transverse rectus abdominis muscle, osseocutaneous (misal fibula flap),
tendocutaneous (misal dorsalis pedis flap), dan sensory/innervated flaps (misal
dorsalis pedis flap dengan deep peroneal nerve). lokasi donor site local flap, jaringan
yang dipindahkan berada dekat dengan area defek. distant flap, dari bagian tubuh
yang berbeda. 1,2

INDIKASI FLAP SURGERY

Saat luka tidak dapat tertutup dengan sendirinya karena ukuran luka terlalu
besar, ada ketegangan yang berlebihan, atau hasil fungsional atau kosmetik yang tidak
dapat diterima akan terjadi dari bekas luka linier, prosedur pergerakan jaringan,
seperti flap atau graft, harus dipertimbangkan. Local Skin Flap adalah bagian dari
kulit dengan ketebalan penuh dan jaringan subkutan yang dipindahkan dari tempat
donor yang berdekatan ke dalam kerusakan bedah. Flap mempertahankan suplai
darahnya melalui pedikel vaskular yang tetap terhubung ke situs donor.3

Terdapat beberapa indikasi absolut untuk dilakukan flap surgery. Diantara


adalah terdapat terdapatnya defek yang menyebabkan tulang pembuluh darah jaringan
otak persendian atau implant nonbiologi yang terpapar kepada dunia luar. Flap
surgery adalah metode yang berguna untuk menutupi defek dari jaringan, sebagai alat
atau pengobatan pada trauma primer dan prosedur rekonstruktif sekunder.4

Local flap untuk rekonstruksi pipi termasuk rhomberg transportation flap,


advancement flap, rotation – advancement flap, dan v-y advancement flap. Karena
karakteristik subunit pipi, beberapa desain local flap bia digunakan untuk
merekonstruksi defek yang luas. Untuk defek pada pipi yang lebih besar (> 6cm),
dibutuhkan beberapa tipe regional atau distant flap. Free flap dapat digunakan untuk
jaringan lunak yang kompleks dan defek pada tulang.6

Macam- macam flap surgery

3
Advancement flap merupakan teknik flap paling tua dan merupakan tipe
pemindahan jaringan langsung, pada dasarnya adanya ekstensi secara geometri dan
biomechanical pada ukuran fusiformis maupun lentikuler.6

Penggunaan dari advancement flap ini dapat mendistribusikan kembali dan


memilih tempat dalam pengambilan jaringan. Penggunaan flap ini sudah luas saat
menutup luka di wajah dibandingkan penggunaan yang linear pada sebagian bedah.6

Advancement flaps menggerakkan kulit pada umumnya pada arah linier yang
dengan memanfaatkan kelemahan pada jaringan yang berdekatan untuk menutup
defek. kebanyakan dari satu sisi defek seperti pada Advancement Burrow Flaps atau
U-plasty atau dari dua sisi seperti pada H-plasty atau O-T flaps. Vektor tegangan
terjadi pada arah penutupan defek primer.7

1. Rotational flaps
Flap rotasi melibatkan gerakan advancment dan kecepatan pada titik
pivot pada pedikel yang luas . pergerakan mungkin terbatas, dan sayatan
panjang dan kerusakan yang luas mungkin diperlukan untuk memobilisasi
jaringan yang sehat; Cacat sekunder ditutup terakhir. Saat berputar menjadi
cacat bedah, flaps 'lose height' dan dengan demikian elevasi yang
dipersonalisasi pada busur rotasi diperlukan terutama saat beroperasi di sekitar
pinggiran kelopak mata bagian bawah, misalnya. Seperti pada advencment
flaps, vektor tegangan terjadi pada arah penutupan defek primer. 7

Luka yang terlalu sempit untuk ditutup pada satu arah dapat diperbaiki
dengan mengatur vector tegangan dari primary motion. Keelastisan kulit
membuat penggunaan flap dapat di rotasi ke defek primer, dan vaktor
tegangan juga dapat menggantikan dog-ears kearah yang lebih
memungkinkan.7

4
gambar 1. Rotational Flaps
2. Transpositional Flaps
Transposisi flaps dapat memanfaatkan jaringan yang tidak segera
menempel pada defek dan dengan demikian menawarkan variasi yang besar.
Vektor tegangan terjadi pada arah penutupan defek sekunder, yang
memungkinkan redireksi vektor tegangan. flaps semacam itu didorong
daripada ditarik ke dalam defek. Transposisi flaps banyak digunakan .
Berbagai macam transposisi flaps didasarkan pada tiga desain sederhana
dengan persiapan yang hati-hati untuk berbagai tempat.7
Transpositional flap dapat menutup luka operative dengan rekonstruksi
kecil daripada advancement dan rotational flap. Garis dari transposition flap
lebih dapat dipindahkan dan di angkat. Hal ini bisa menjadi sebuah kelebihan
maupun kekurangan. Transpositional flap merupakan modifikasi dari
rotational flap. Donor untuk transpositional flap dengan adanya pedicle
sebagai dasarnya.2

5
gambar 2. Transpositional flaps

gambar 3. Transpositional flap

3. Pedicle Flaps
Pedicle flaps termasuk island pedikel flaps (juga dikenal sebagai V to Y flaps)
dan flaps interpolasi. Pedicle flap memperoleh dukungan nutrisinya dari jaringan
subkutan dan otot, sedangkan pedikel interpolasi memperoleh suplai vaskularnya dari
kulit dan pedikel jaringan subkutan. 7
Island pedicle flap berada pada jaringan kulit yang tervaskularisasi baik. .
konstruksi dari pedicle ditentukan oleh mobilisasi dan vaskularisasi dari flap.
Pergerakan awal dari island mungkin menggunakan advancement atau transposition .

6
island flap mungkin lebih rumit. Contoh adanya luka yang tebal pada lateral ala
mungkin diperbaiki dengan memutar nasolabial island flap yang akan membuat ulang
adanya internal lining and external nare.7
Island pedicle flap adalah prosedur satu tahap sedangkan interpolasi flap
melibatkan pembuatan pedikel kulit seperti jembatan; ini tetap melekat selama 2-3
minggu di lokasi donor dan defek sementara kulit donor menetapkan suplai darah
'sendiri' di lokasi defek. Laporan terbaru, bagaimanapun, mengadvokasi divisi
pedikel pada 1 minggu untuk juga efektif tanpa efek buruk pada hasil fungsional atau
estetika. Interpolasi flaps karena itu selalu melibatkan tahap bedah kedua saat pedikel
harus dibagi dan inset. flaps interpolasi digunakan bila sifat, posisi atau kedalaman
defek berarti bahwa flap lokal atau cangkok kulit yang lebih sederhana tidak dapat
digunakan atau dimana hasil yang tidak optimal akan terjadi. Pedicle flaps paling
sering dipindahkan ke posisinya melalui transposisi, walaupun kehadiran pedikel
memungkinkan eksitasi lebih besar dan tidak bergantung pada lokasi donor dan
penerima yang cocok.6

7
Prosedur Flap Surgery

1. Persiapan Pasien dan Inform Consent


Tujuan persiapan pasien bedah kulit baik sederhana maupun rumit adalah
menghindari komplikasi dan mengurangi risiko tindakan. Pada saat konsultasi, pasien
wajib diberitahukan mengenai tindakan yang akan dikerjaakan, jenis pilihan terapi
yang ada, untung-rugi tindakan, dan komplikasi yang dapat timbul.8
Pasien harus benar-benar menyadari risiko yang mungkin terjadi dan
komplikasi yang terkait dengan prosedur yang direncanakan. Persetujuan informasi
harus diperoleh dari orangtua atau wali dalam kasus anak di bawah umur, walaupun
beberapa remaja sepenuhnya mampu memberikan dan menolak persetujuan. Sebagian
besar pasien yang menjalani operasi merasa cemas dan biasanya merespons secara
positif terhadap penilaian ulang yang sesuai serta cara yang tenang dan professional
yang ditunjukkan oleh semua anggota tim bedah.8
Penggunanaan daftar periksa bedah sangat membantu dalam meminimalkan
risiko selama operasi kulit. Dafatr periksa tersebut mencakup identitas pasien, obat-
obatan yang relevan (misalnya warfarin) dan meningkatkan kesadaran akan alat
implant (misalnya alat pacu jantung) dan mengizinkan semua anggota tim
memastikan pasien yang benar memperhatikan lesi yang benar yang ditangani oleh
modalitas bedah yang disepakati. Operasi yang salah adalah penyebab meningkatnya

8
proses pengadilan dalam operasi dermatologis dan berbagai strategi telah dosarankan
meminimalkan risiko yang akan terjadi. 8
Hal yang perlu dicatat, yaitu riwayat perjalanan penyakit, riwayat pendarahan,
riwayat alergi, penggunaaan antikoagulan, alat pacu jantung, serta penyakit lain
seperti diabetes, kelaianan jantung, dan hipertensi. 8

2. Perencanaan dan Persiapan Pra Operasi


Sangat penting untuk mempertimbangkan metode biopsy atau penghapusan
lesi kulit yang paling sesuai untuk setiap keadaan individu. 9
Seringkali teknik selain eksisi elips lebih banyak digunakan seperti (kuretase,
shave biopsy) tidak menghasilkan bekas luka di telinga. Oleh karena itu keputusan
teknik bedah yang digunakan harus menyeimbangkan keuntungan kosmetik yang
mungkin berasal dari teknik-teknik yang lain (misalnya leai epidermal dan nevi wajah
yang tidak bersih) terhadap kebutuhan untuk menyediakan specimen jaringan
ketebalan penuh untuk pemeriksaan histologis (misalnya melanoma) dengan
melakukan eksisi bedah formal. 9
Pemeriksaan dan palpasi lesi kulit akan membantu memperkirakan tingkat,
kedalaman dan kedekatannya dengan pembuluh darah besar, saraf atau struktur
penting lainnya. Garis ketegangan kulit langers sebelumnya digunakan sebagai
panduan untuk sayatan, namun hasil kosmetik terbaik biasanya diperoleh dengan
mengikuti RSTL, yang pada wajah cenderung tegak lurus dengan dasar otot yang
mendasarinya. Garis langer dan RSTL sering bertepatan, seperti pada leher. 2
Permukaan kulit harus dibersihkan sebelum operasi dengan kombinasi
antibaketeri, paling sering mengandung chlorhexidine atau povidone iodine. Ini
membantu mengurangi risiko infekksi luka dengan menghilangkan pathogen dan
mengurangi bakteri-bakteri kutaneous. 9

3. Persiapan Dokter Bedah


Ahli dermatologi harus yakin bahwa mereka kompoten untuk melakukan
prosedur yang diusulkan dan untuk mengelola kemungkinan komplikasi. Jika tidak,
mereka harus meminta pendapat kedua. Dokter bedah harus diimunisasi sepenuhnya
terhadap hepatitis B, dan harus mengamati praktik yang aman sehubungan dengan
penanganan benda tajam dan specimen jaringan. Sarung tangan bedah harus selalu
dipakai dan pelindungan wajah dan mata juga sangat dianjurkan. 9

9
KOMPLIKASI FLAP

Komplikasi awal semua bentuk operasi dan penutupan kutaneous adalah


perdarahan, nyeri, dan infeksi. Perdarahan biasanya terjadi pada 24 jam pertama
setelah operasi dan harus segera ditangani. Cairan aliran rendah dapat diobati dengan
kompresi. Pasien harus diinstruksikan untuk menerapkan tekanan langsung paling
sedikit 20 menit tanpa mengintip untuk melihat apakah ia bekerja. Pendarahan arterial
Frank atau pembentukan hematoma besar akan memerlukan penghapusan jahitan
parsial atau lengkap, evakuasi gumpalan, dan eksplorasi luka untuk memungkinkan
visualisasi dan penutupan pembuluh darah berdarah. Pasien harus diinstruksikan
untuk memanggil jika mereka melihat massa yang membesar di bawah atau di sekitar
luka. 6

Rasa sakit biasanya bisa ditangani dengan penghilang rasa sakit non-narkotika
seperti acetaminophen. Asetaminofen dapat diberikan pada saat operasi dan
dilanjutkan selama 24 jam untuk mengurangi risiko ketidaknyamanan pasca operasi.
Hal ini umumnya lebih mudah untuk mendapatkan di depan rasa sakit daripada untuk
mengejar itu. Pasien harus diinstruksikan untuk menghindari obat antiinflamasi
nonsteroid nonprescribed sampai 48 jam pasca operasi untuk mengurangi memar dan
pendarahan akibat disfungsi trombosit. Sementara rasa sakit yang lebih parah
mungkin memerlukan pemberian resep obat penghilang rasa sakit, sebaiknya diteliti
untuk memastikan masalah yang lebih signifikan seperti infeksi atau hematoma tidak
terjadi. 6

Tanda-tanda infeksi biasanya akan terjadi dalam minggu pertama setelah


operasi dan mencakup peningkatan rasa sakit, eritema, dan panas di sekitar luka,
drainase berbau purulen dan kadang-kadang berbau busuk, dan demam. Bila infeksi
luka dicurigai, diperlukan suatu kultur untuk identifikasi patogen dan kerentanan
antibiotik, dan pengobatan dengan antibiotik spektrum luas harus dimulai. Patogen
yang umum pada permukaan kulit dan mukosa adalah cocci Gram positif, terutama
staphylococci atau, yang kurang umum, streptococci. Namun, bakteri aerob dan
bakteri gram negatif mencemari kulit di daerah pangkal paha / perineum. Bakteri
gram negatif juga dapat dibiakkan dari luka telinga dan luka di bagian bawah,
terutama pada pasien diabetes. Infeksi Staphylococcus aureus yang resisten

10
Methicillin meningkat secara dramatis dalam frekuensi dan harus diawasi dengan
saksama. 6

Konsekuensi yang diharapkan dari operasi adalah pembentukan bekas luka.


Sementara tujuan bedah rekonstruktif adalah meminimalkan munculnya bekas luka
yang dihasilkan, terkadang bisa melebar, atau bahkan menjadi hipertrofik. Seiring
waktu, bekas luka hipertrofik cenderung merata dan melembutkan. Kursus mereka
mungkin akan segera diteruskan dengan pemberian steroid intrasional dan perawatan
laser. Di daerah yang mengalami ketegangan dan atau gerakan, seperti punggung atas
dan lengan di atas deltoid, bekas luka bisa menyebar atau menjadi atrofik. Sementara
penyebaran parut mungkin menjadi kurang terlihat seiring waktu karena warna merah
muda awal memudar, lebar umumnya tidak berubah secara signifikan. Eritema dan
telangiektasia sering terbentuk di sekitar bekas luka selama fase penyembuhan dan
mungkin bertahan dalam waktu lama. Daerah vaskular yang sangat tinggi (rosacea)
dan mereka yang berada di bawah tekanan tinggi lebih cenderung mengembangkan
eritema dan telangiektasia yang persisten. Ini bisa diobati secara efektif dengan laser,
seperti laser pewarna berdenyut, KTP, atau lampu berdenyut intens. 6

Jahitan meluruskan atau jahitan granuloma dari jahitan terkubur mungkin


terjadi. Menempatkan jahitan dermal terkubur di bidang yang tepat akan membantu
meminimalkan terjadinya. Jika jahitan meludah menjadi terlihat, itu bisa dipangkas,
tapi tidak disarankan untuk secara agresif mengejar ini karena bekas luka bisa
terjadi.Dalam kasus perbaikan flap, komplikasi tambahan mungkin ditemui. Pada
periode awal pasca operasi, nekrosis flap parsial atau lengkap dapat terjadi. Hal ini
mungkin disebabkan oleh suplai darah yang tidak memadai dari tempat tidur luka,
yang lebih sering ditemui pada perokok, atau bila ada hematoma yang mendasarinya.
Desain flap juga bisa menyebabkan kompromi vaskular dan flap nekrosis, seperti saat
pedikel terlalu sempit untuk menopang massa flap, bila ada terlalu banyak torsi, atau
bila ada terlalu banyak ketegangan pada tepi flap. Daerah nekrosis parsial akan
sembuh secara sekunder dan bisa menyebabkan bekas luka yang tidak begitu menarik,
yang dapat direvisi setelah penyembuhan luka selesai. Kemudian pada periode
pascaoperasi, deformitas saluran jepret dapat terjadi di mana bagian tengah flap
menjadi tinggi dan garis jahitan menjadi tertekan. Ini bisa sembuh secara spontan
selama 6-12 bulan. Namun, jika efek pintu jepret atau bantalan bantalan tetap ada, hal
itu mungkin merespons steroid intralesional, elevasi ap dengan aping, dan / atau

11
dermabrasi. Efek trapdoor dapat dicegah dengan melemahkan luas sekitar cacat
primer, penipisan ap yang tepat, ukuran ap yang tepat, dan penggunaan bentuk
geometris ap. 6

Komplikasi cangkok termasuk kegagalan graft pada periode pascaoperasi awal


dan hasil dari pasokan nutrisi tidak adekuat ke jaringan. Hal ini sering terjadi karena
kesehatan vaskular yang buruk pada tempat tidur luka seperti yang dialami pada
perokok atau penderita diabetes. 6

Beberapa tingkat ketidak nyamanan, nyeri, atau nyeri tekan sering terjadi
setelah operasi kulit apapun, namun tingkat keparahan yang meningkat dapat
mengindikasikan adanya infeksi, hematoma, atau seroma. Hemostasis intraoperatif
teliti dan penggunaan dressing tekanan dapat meminimalkan risiko hematoma dan
seroma. Dalam kebanyakan kasus, dressing tekanan tidak perlu dilepas dalam 24 jam.
Dengan aplikasi yang tepat, dressing seringkali bisa tertinggal di tempat selama 1
minggu.9

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Thorne, Charles H., Techniques And Principles In Plastic Surgery. In: Thorne,
Charles H., Bartlett, Scott P. Beasley, Robert W. et., al. Grabb and Smith’s Plastic
Surgery. 6th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;2007; 3-14.
2. Chung, Chi Y, George H. Rudkin. Skin and Soft Tissue Graft. In Greer, Steven E.
Benhaim Prosper Lorenz, H. Peter. Et., al. Handbook of Plastic Surgery: New York :
Mercel Dekker;2006. P 121-4
3. Sheehan, Jessica M., Kingsley, Melanie, Rohrer, Thomas E.. Excisional Surgery And
Reapir, Flapas, And Grafts. In Susan B, Wolff K, Goldsmith La, Katz Si, Et Al:,.
Fitzpatricks’s Dermatology In General Medicine. 8 Th Ed. Volumes 1: New York:
Mc Graw Hill; 2012. P 2921-2949
4. Huang D, Wang Hai-Wen; Reconstruction Of The Soft Tissue Defect Of The
Extremity With The Perforator Flap From Inguinal Region. Chenese Medical Journal;
2009; 122 (23); 2861-2862. Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pubmed/20092791
5. Ebrahimi, Ali, Ashayeri Mehdi, And Rasouli Hamid Reza. “Comparison Of Local
Flaps And Skin Grafts To Repair Cheek Skin Defects.” Journal Of Cutaneous And
Aesthetic Surgery 8.2 (2015): 92–96. Pmc. Web. 23 Dec. 2017.
Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pmc/Articles/Pmc4477469/?Report=Printable
6. Hussain, S. Walayat, Motley, Richard J., Wang, Timothy S. Principles Of Skin
Surgery In Griffiths, Christopher. Barker, Jonathan . Bleiker, Tanya. Et,. Al,. Rook’s
Text Book Of Dermatology Ninth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
; 2016. 20.14.20.22
7. Goldman, D G, Dzubow LM. Facial Flap Surgery. New York: Mc Graw Hill; 2013 ;P
1- 62
8. Cipto, Herman. Surachmiati, Lis. Bedah Kulit. In Menaldi, Sri Linuwih Sw.
Bramono, Kusmarinah. Indriatmi, Wresti. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi 7.
Jakarta. Balai Penerbit Fkui. 2017. 417
9. Ramsey, Michael L. Pedicle/Interpolation Flaps Treatment & Management. New
York: Medscape ; 2016 https://emedicine.medscape.com/article/1128874-
treatment#d14

13

Anda mungkin juga menyukai