DisusunOleh:
Kelompok 2
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan kepada Tuhan YME, yang telah
memudahkan penyusun sehingga penyusun mampu menyusun makalah ini
dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................15
B. Saran ................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penjahitan luka ialah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Penjahita
luka bertujuan untuk menyatukan jaringan yang teroutus serta meningkatkan
proses penyambungan dan penyembuhan jaringan dan juga mencegah luka
terbuka yang akan mengakibatkan masuknya mikroorganisme/ infeksi.
Prinsip-prinsip umum yang harus dilaksanakan dalam penjahitan luka
laserasi adalah sebagai berikut :
1. Penyembuhan akan terjadi lebih cepat apabila tepi-tepi kulit dirapatkan
satu sama lain dengan hati-hati. Tegangan dari tepi-tepi kulit harus
seminimal mungkin atau kalau mungkin tidak ada sama sekali. Ini dapat
dicapai dengan memotong dan merapikan kulit secara hati-hati sebelum
dijahit.
2. Tepi kulit harus ditarik dengan ringan, ini dilakukan dengan memakai
traksi ringan pada tepi-tepi kulit dan lebih rentan lagi pada lapisan dermal
daripada kulit yang dijahit..
3. Setiap ruang mati harus ditutup, baik dengan jahitan subcutaneous yang
dapat diserap atau mengikutsertakan lapisan ini waktu menjahit kulit/
4. Jahitan halus tetapi banyak yang dijahit pada jarak yang sama lebih disukai
daripada jahitan yang lebih besar dan berjauhan.
5. Setiap jahitan dibiarkan pada tempatnya hanya selama diperlukan. Oleh
karena itu jahitan pada wajah harus dilepas secepat mungkin (48 jam-5
hari), sedangkan jahitan pada dinding abdomen dan kaki harus dibiarkan
selama 10 hari atau lebih.
1
6. Semua luka harus ditutup sebersih mungkin
7. Pemakaian forceps dan trauma jaringan diusahakan seminimal mungkin.
B. Rumusan masalah
Dari pembuatan makalah ini masalah yang ingin penyusun pecahkan adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari heacting ?
2. Apa saja tingkat-tingkat robekan ?
3. Apa saja macam-macam teknik jahitan
4. Bagaimana prosedur heacting pada proses persalinan ?
5. Apa pengertian dari Aff heacting ?
6. Bagaimana prosedur Aff heacting
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin penyusun capai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari heacting
2. Untuk mengetahui tingkat-tingkat robekan
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam teknik jahitan
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur heacting pada proses
persalinan
5. Untuk mengetahui pengertian dari Aff heacting
6. Untuk mengetahui prosedur dari Aff heacting
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian heacting
B. Tingkat robekan
Tingkat robekan dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Tingkat I : Robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina
tanpa mengenai kulit
2. Tingkat II : Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot
spinter ani
3. Tingkat III : Robekan mengenai perineum sampai dengan otot
spinter ani
4. Tingkat IV : Robekan mengenai perineum sampai pada spinter ani
dan mukosa rectum
Perlu diketahui bahwa kerusakan pada dasar panggul ini, jika tidak dijahit
dengan baik menyebabkan dukungan untuk alat-alat kandungan dalam tidak
sempurna, sehinggga uterus turun dan disebut “rolapses uteri atau descensus
uteri”.
3
1. Jahitan terputus
4
Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress. Jahitan
dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul
dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan
pertama.
Keuntunganya adalah memberikan hasil jahitan yang kuat.
4. Jahitan Matras Vertikal
Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far
5
6. Jahitan kontinu
Sering disebut doorloven. Simpul hanya pada ujung-ujung jahitan.,
jadi hanya ada dua simpul. Bial salah satu terbuak maka jahitan ini
akan terbuak seluruhnya. Jahitan ini jarang dipakai untuk menjahit
kulit. Secar kosmetik bekas luka jahitan seperti pada jahitan terputus.
Jahitan kontinu dapat dilakukan lebih cepat dari jahitan terputus.
6
Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture
7
Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk
menjahit area yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula
dengan simpul sederhana.
a. Bak steril berisi handscoen, dispo, jarum, benag lidokoin 1%, pinset
anatomi, nald fouder, gunting, chromic catgut (benag daging), tampon
bila diperlukan
b. Bengkok
c. Haas secukupnya
d. Alas bokong
e. Celemek
f. Lampu sorot dan kursi
g. Kateter logam
h. Betadine
i. Softex (pembalut)
2. Persiapan
a. Bantu ibu untuk mengambil posisi litotomi sehingga bokongnya
berada ditepi tempat tidur atau meja. Topang kakinya dengan alat
penopang atau minta anggota keluarga untuk memegang kaki ibu
sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
b. Tempatkan handuk atau kain bersih dibawah bokong.
8
c. Jika mungkin, tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum
bisa dilihat dengan jelas.
d. Gunakan teknik aseptik pada memeriksa robekan atau episiotomi,
memberikan anastesi lokal dan menjahit luka.
e. Cuci tangan menggunakan sabundan air bersih yang mengalir.
f. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
g. Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahan-
bahan desinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan.
h. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan
mudah dilihat dan penjahitan bisa dilakukan tanpa kesulitan.
i. Gunakan kain/kasa desinfeksi tinggi atau bersih untuk membersihkan
vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau
bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan luasnya luka.
j. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Pastikan bahwa
laserasi/sayatan perineum hanya merupakan derajat satu atau dua. Jika
laserasinya dalam atau episiotomi telah meluas, periksa lebih jauh
untuk memeriksa bahwa tidak terjadi robekan derajat tiga atau empat.
Masukkan jari yang bersarung untuk mengidentifikasi sfingter ani.
Raba tonus atau ketegangan sfingter, jika sfingter terluka, ibu
mengalami laserasi derajat tiga/empat dan harus dirujuka segera, ibu
juga dirujuk jika mengalami laserasi serviks.
k. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi
atau steril yang baru atau setelah melakukan pemeriksaan rektum.
l. Berikan anestesi lokal (kajilah teknik untuk memberikan anastesi lokal
dibawah ini)
m. Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan
benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat
lentur, kuat, tahan lama dan paling sedikit menimbulkan reaksi
jaringan.
n. Tempatkan jarum pada pemegang jarum dengan sudut 90 derajat, jepit
dan jepit jarum tersebut.
9
3. Memberkan anastesi lokal
a. Jelaskan pada ibu yang akan anda lakukan dan bantu ibu merasa santai.
b. Hisap 10ml larutan lidokain 1% kedalam alat suntik sekali pakai
ukuran 10ml.
c. Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4cm ke tabung suntik tersebut.
d. Tusuk jarum ke ujung atau pojok laserasi atau sayatan lalu tarik jarum
sepanjang tepi luka (kearah bawah diantara mukosa dan kulit
perineum)
e. Aspirasi untuk memastikan bahwa jarum tidak berada dipembuluh
darah. Jika darah masuk kejarum suntik, jangan suntikkan lidokain dan
tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikkan kembali.
f. Alasan : ibu bisa mengalami kejang dan kematian bisa terjadi jika
lidokain disuntikkan kedalam pembuluh darah.
10
g. Suntikkan anastesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum
suntik ditarik perlahan-lahan.
h. Tarik jarum sehingga sampai ke bawah tempat dimana jarum tersebut
disuntikkan.
i. Arahkan lagi jarum kearah diatas tengah luka dan ulangi langkah
keempat.
j. Tunggu selama 2 menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja dan
kemudian uji daerah yang dianastesi dengan cara dicubit dengan forcep
atau disentuh dengan jarum yang tajam.
11
g. Teruskan kearah bawah tetepi tepi tetap pada luka, menggunakan
jahitan jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi.
h. Setelah mencapai ujung laserasi arahkan jarum keatas dan teruskan
penjahitan. Menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan
subkiticuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapisan kedua. Periksa
lubang bekas jarum tetap terbuka berukuran 0,5cm atau kurang. Luka
ini akan menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
i. Tusukkan jarum dari robekan perineum kedalam vagina. Jarum harus
keluar dari belakang cincin himen.
j. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina. Potong ujung
benang dan sisakan sekitar 1,5cm jika ujung benang dipotong terlalu
pendek, simpul akan longgar dan laserasi akan membuka.
k. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa
tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal didalam.
l. Dengan lembut masukkan jari tangan yang paling kecil kedalam anus,
raba apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan teraba, ulangi
pemeriksaan rektum enam minggu pasca persalinan jika penyembuhan
belum sempurna (misalkan jika ada fistula rectovaginal atau ibu
melaporkan inkontinensia feses atau alvi), ibu segera dirujuk ke
fasilitas kesehatan rujukan.
m. Cuci daerah genital dengan lembut dengan air dan cairan desinfektan
tingkat tinggi, kemudian keringkan. Bantu ibu mencari posisi yang
lebih nyaman.
12
F. Prosedur Aff Heacting
1. Persiapan alat aff heacting
Berikut ini beberapa alat yang perlu dipersiapkan untuk aff heacting :
a. Gunting angkat jahitan
b. Handscoen steril
c. Pinset anatomis 2 buah
d. Nierekken(bengkok)
e. Handuk kecil
f. Gunting verban
g. Kassa secukupnya
h. Larutan chlorin 0,5 %
i. Perlak
j. Tempat sampah medis
k. Kapas alcohol
l. Plester
m. Betadhine
2. Penatalaksanaan
a. Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan
b. Pasang sampiran / tirai
c. Pelaksanaan
d. Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dilakukan
perawatan
e. Cuci tangan dengan sabun dan di air mengalir
f. Pakai sarung tangan
g. Atur posisi klien senyaman mungkin
h. Buka balutan luka lama dan buang ke bengkok
i. Kaji luka (pastikan luka kering)
j. Angkat dan tahan bagian luar jahitan dengan pinset, kemudian potong
benang di bawah simpuldengan gunting up hecting.
k. Cabut benang dari kulit secara perlahan
13
l. Bersihkan luka dengan kassa betadine
m. Lakukan tindakan antisepsis
n. Tutup kembali luka dengan kassa steril
o. Pasang plester
p. Rapikan pasien
q. Bereskan alat
r. Lepas sarung tangan
s. Rendam alat dan sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5 %
t. Cuci tangan
A.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Heacting atau penjahitan adalah tindakan untuk menyatukan
menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong
(mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan
hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Aff heacting adalah tindakan pengangkatan benang jahitan pada daerah
luka yang bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan
juga untuk mencegah infeksi.
ada banyak teknik dan jenis jahitan luka, namun pada dasarnya semua itu
sama bertujuan untuk menutup luka sehingga tidak terjadi infeksi, yang
membedakan hanyalah waktu serta indikasi luka akan cocok menggunakan
teknik jahitan mana.
B. Saran
Setiap luka memiliki kriteria yang berbeda-beda jadi bijaklah dalam
menentukan teknik jahitan mana yang akan digunakan, dan sebaiknya dalam
mengerjakan pasien kita tidak sendiri karna akan memperbesar kemungkinan
terjadinya perdarahan.
Penyusun sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak salah kata
maupun penulisan, karna itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari
teman-teman pembaca sekalian.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
DAFTAR TILIK MENGANGKAT JAHITAN (HECTING UP)
N0 BUTIR YANG DINILAI NILAI
A PERSIAPAN 2 1 0
Peralatan dan Perlengkapan Mengangkat Jahitan :
1. Bak instrument, berisi:
a. Handschoon steril 1pasang
b. Pinset anatomis 2 buah
c. Pinset sirugis 1buah
d. Kom steril 2buah
e. Gunting benang/ hectingup
2. Kassasteril
3. Bengkok
4. KOM
5. Guntingverban
6. Plester
7. Perlak danpengalasnya
8. Larutan antiseptic (povidone iodine10%)
9. Obat topical(antibiotic)
10. Framisetin sulfat / Daryant tulle (jikadiperlukan)
11. Kapas alcohol dalamtempatnya
12. Larutan klorin 0,5%
13. Cucing
14. Tempat sampahbasah
15. Sabunantiseptic
16. Handukbersih.
17
10. Melepaskan jahitan satu persatu dengan cara :
a. Meletakkan kassa steril di samping luka untuk meletakkan benangyang
sudahdiangkat
b. Menjepit simpul jahitan dengan pinset anatomis dan ditarik sedikitke
atas (tangan nondominan)
c. Menggunting benang di bawah simpul yang berdekatan dengankulit
atau pada sisi yang lain yang tidak simpul (tangandominan)
d. Mencabut benang dari kulit secara perlahan, dengan tangan dominan
menahan luka menggunakanpincet
e. Melakukan tindakan yang sama untuk semuasimpul/jahitan
f. Membuang kassa ke dalambengkok
11. Mengolesi luka dengan larutan antiseptik
12. Memberikan topical therapy bila perlu (zalp antibiotic/framisetin sulfat)
13. Menutup luka dengan kasa kering steril dan memasang plester
14. Membereskan alat dan bahan (membuang bahan habis pakai ke tempat
sampah, dan merendam alat-alat ke dalam larutan klorin 0,5%)
15. Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan klorin 0,5 %
16. Mengatur dan merapikan posisi pasien
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
18. Mengevaluasi keadaan umum pasien
19. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : waktu pelaksanaan,
hasil tindakan (jumlah yang diangkat, keadaan luka), dan respon
klien/pasien
D TEKNIS
1. Teruji melaksanakan secara sistimatis
2. Teruji menjaga kesterilan
3. Teruji menjaga privasi pasien
4. Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
5. Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak ragu ragu
18
CHEAK LIST MENJAHIT LUKA/HECTING
(JAHITAN TERPUTUS/SATU-SATU)
NILAI
NO LANGKAH 2 1 0
A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Peralatan dan Perlengkapan Menjahit Luka :
1. Bak instrument, berisi:
• Handschoon steril 1pasang
• Pinset anatomis 2 buah
• Pinset sirugis 1buah
• Kom steril 2buah
• Gunting benang/ hectingup
• Spuit 5 cc / 3cc
• Guntingbenang
• Nalpoeder
• Jarum kulit
• Jarum otot
• Benang kulit /Side
• Benang otot / Catgut ( kalau perlu)
2. Kapas alcohol 70%
3. Lidocain 2%
4. Aqua destilata ( Water for injection)
5. Pengalas
6. Kassasteril
7. Bengkok
8. Larutanantiseptic
9. Kom steril
10. Cucing
11. Larutan klorin 0,5%
12. Tempat sampahbasah
13. Tempat sampahkering.
19
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
6. Membuka paket steril, menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan,
kemudian memakai satu sarung tangan steril (tangan dominan)
7. Menyiapkan injeksi lidokain ( hisap lidokain 1 % ke dalam spuit, atau
untuk lidokain 2 %, encerkan dengan menggunakan water for injection
dengan perbandingan 1:1, dilanjutkan menggunakan satu sarung tangan
non dominan
8. Mengkaji luka: keadaan, kedalaman, dan luas luka
9. Membersihkan luka dengan larutan antiseptic dari area yang kurang
terkontaminasi ke area kontaminasi (dalam ke luar)
10. Menyuntikkan lidokain di sekitar tepi luka (disesuaikan dengan kedalaman
dan luasnya luka)
11. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah masukkan lidokain secara
perlahan-lahan sambil menarik jarum dan memasukkan obat sepanjang tepi
luka
12. Melakukan hal yang sama pada tepi luka yang lain
13. Menunggu kira-kira 2 menit untuk melihat reaksi obat
14. Menguji reaksi obat dengan menggunakan ujung pinset pada daerah luka,
apabila pasien sudah tidak mengeluh sakit berarti obat sudah bereaksi,
apabila masih mengeluh sakit tunggu 2 menit lagi kemungkinan obat belum
bereaksi
15. Menyiapkan nalpoeder, jarum dan benang (apabila luka akan dilakukan
penjahitan dalam, gunakan benang otot / catgut dan menggunakan jarum
otot yang ujungnya bulat), apabila luka hanya dilakukan penjahitan luar /
kulit, gunakan benang kulit / side dengan menggunakan jarum kulit yang
ujungnya segitiga
16. Menjahit luka dengan teknik terputus sederhana:
- Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulitsisi
lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yangkedua
- Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara
tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit
sisi yangpertama
- Dibuat simpul dan benangdiikat
- Memotong benang, sisakan kira-kira 1cm
17. Melakukan penjahitan satu persatu di bawah jahitan pertama dengan jarak
antara jahitan satu dengan lainnya kurang lebih sama dengan kedalaman
luka
18. Merapikan kembali jahitan, agar kulit saling bertemu dengan rapi
19. Memberikan antiseptic pada luka
20. Menutup luka dengan kassa steril dan memasang plester (pada pemasangan
kassa steril, perhatikan serat kassa jangan sampai ada yang menempel pada
luka)
21. Membereskan alat dan bahan (membuang bahan habis pakai ke tempat
sampah, dan merendam alat-alat ke dalam larutan klorin 0,5%)
22. Melepas sarung tangan, merendam dalam larutan klorin 0,5 %
23. Mengatur dan merapikan posisi pasien
24. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
25. Mengevaluasi keadaan umum pasien
20
26. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan : waktu pelaksanaan,
hasil tindakan (keadaan luka, teknik jahitan (jumlah jahitan), dan jenis
benang), serta respon klien/pasien
D TEKNIS
1. Teruji melaksanakan secara sistimatis
2. Teruji menjaga kesterilan
3. Teruji menjaga privasi pasien
4. Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
5. Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak ragu ragu
21