Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat
dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “PENJAHITAN LUKA” ini
dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini dibuat karena untuk pemenuhan tugas
mata kuliah Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan. Penulis berharap semoga
makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Serta
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses
patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ
tertentu (Perry , 2005). Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan
atau tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan hewan dll
(De Jong, 2004).
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis (Santoso,
2005).
B. Rumusan Masalah
1. Macam-macam jahitan.
2. Macam-macam benang dan kegunaannya.
3. Macam-macam jarum dan kegunaannya.
4. Macam-macam alat jahit dan alat untuk angkat jahitan dan kegunaannya.
5. Cara mengangkat jahitan.
C. Tujuan
1. Sebagai tugas umum, untuk membantu mahasiswa dalam pembelajaran
agar mengetahui bagaimana penjahitan pada luka.
2. Sebagai tugas khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah
KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Jahitan
1. Simple Interupted Suture (Jahitan Terputus/Satu-Satu)
Teknik penjahitan ini dapat dilakukan pada semua luka, dan apabila
tidak ada teknik penjahitan lain yang memungkinkan untuk diterapkan.
Terbanyak digunakan karena sederhana dan mudah. Tiap jahitan disimpul
sendiri. Dapat dilakukan pada kulit atau bagian tubuh lain, dan cocok
untuk daerah yang banyak bergerak karena tiap jahitan saling menunjang
satu dengan lain. Digunakan juga untuk jahitan situasi. Cara jahitan
terputus dibuat dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan. Keuntungan
jahitan ini adalah bila benang putus, hanya satu tempat yang terbuka, dan
bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka jahitan di tempat yang terinfeksi.
Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengerjakannya.
a. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit
sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang
kedua.
b. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua
secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi
dekat kulit sisi yang pertama
c. Dibuat simpul dan benang diikat.
2. Running Suture/ Simple Continous Suture (Jahitan Jelujur)
Jahitan matras dibagi menjadi dua, yaitu matras vertical dan matras
horizontal. Prinsip teknik penjahitan ini sama, yang berbeda adalah hasil
akhir tampilan permukaan. Teknik ini sangat berguna dalam
memaksimalkan eversi luka, mengurangi ruang mati, dan mengurangi
ketegangan luka. Namun, salah satu kelemahan teknik penjahitan ini
adalah penggarisan silang.Risiko penggarisan silang lebih besar karena
peningkatan ketegangan di seluruh luka dan masuknya 4 dan exit point
dari jahitan di kulit.
1. Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan
perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang
harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan
sebagai teugel (kendali)
2. Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
Warna : putih dan kekuningan
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis
dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar
(perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan
mengembang.
3. Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom,
sehingga menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10
hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila
mobilisasi harus segera dilakukan.
4. Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu
dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut.
Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan
tubuh lain
Warna : biru dan hitam
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan
pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata.
5. Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis.
Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih
Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi
6. Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap.
Kemasan atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung,
bedah mata, plastic, menjahit kulit
7. Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan
reaksi jaringan. Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3
bulan
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic
8. Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap
Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis
9. Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi
tubuh minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah
10. Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat
kuat tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo
C. Macam-Macam Jarum dan Kegunaannya
Jarum bedah disebut juga jarum hecthing (Suturu needles atau Surgical
needles) digunkana untuk menjahit luka, umumnya luka operasi. Pada
umumnya terbuat dari logam (stainless steel)
Biasanya jarum-jarum bedah dijial tersendiri, lepas dari benang badahnya.
Tapi sekarang banyak dijual jarum-jarum bedah berikut benangnya dalam
kemasan satu-satu. Jarum yang demikian disebut Atroumatic needle, karena
menimbulkan trauma, sebab benang tersebut langsung dijepit kedalam ujung
jarum yang satunya lagi.
1. Taper. Ujung jarum taper dengan batang bulat atau empat persegi cocok
digunakan untuk menjahit daerah aponeurosis, otot, saraf, peritoneum,
pembuluh darah, katup.
2. Blunt. blunt point dan batang gepeng cocok digunakan untuk menjahit
daerah usus besar, ginjal, limpa, hati
3. Triangular. Ujung segitiga dengan batang gepeng atau empat persegi. Bisa
dipakai untuk menjahit daerah kulit, fascia, ligament, dan tendon.
4. Tapercut. Ujung jarum berbentuk segitiga yang lebih kecil dengan batang
gepeng, bisa digunakan untuk menjahit fascia, ligaments, uterus, rongga
mulut, dan sebagainya.
D. Macam-Macam Alat Jahit dan Alat untuk Angkat Jahitan dan
Kegunaannya
1. Alat untuk menjahit luka
a. Alat (Instrumen)
1) Tissue forceps ( pinset ) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps
bergigi ujungnya ( surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya
yaitu atraumatic tissue forceps dan dressing forceps.
5) Needleholders
b. Bahan
1) Benang (jenis dan indikasi dijelaskan kemudian )
2) Cairan desifektan : Povidon-iodidine 10 % (Bethadine )
3) Cairan Na Cl 0,9% dan perhydrol 5 % untuk mencuci luka.
4) Anestesi lokal lidocain 2%.
5) Sarung tangan.
6) Kasa steril.
A. Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah bahwa terdapat macam-
macam benang dan jarum yang digunakan dan tentunya dengan fungsi yang
berbeda-beda. Tergantung pada jenis luka dan jahitan yang akan dilakukan.
Cara pengangkatan jahitan juga harus steril agar terhindar dari berbeagai
infeksi yang berisiko untuk pasien.
B. Saran
Sebagai mahasiswa kita dapat terus memperluas ilmu dengan membaca
banyak buku dan referensi lain agar lebih mengerti tentang penjahitan pada
luka operasi maupun tidak.
DAFTAR PUSTAKA