Oleh :
1. Ni Wayan Supari (C2119094)
2. Ni Putu Dewi Juliastini (C2119129)
3. Desi Christiani (C2119121)
4. Rahma Candra Saputra (C2119125)
5. Ni Putu Lia Kurniawati (C2119132)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik,dengan
judul : “MAKALAH PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN” adapun penyusunan
makalah ini dibuat untuk menambah wawasan saya dan memenuhi tugas mata ajar
KMB 1.
Makalah ilmiah ini telah di susun dengan maksimal dengan muatan materi
dari berbagai sumber yang saya temukan. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
penyusun
2
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................5
A. Macam-macam Pembalutan.........................................................................6
B. Guna Pembalutan.........................................................................................7
C. Bentuk anggota yang akan di balut..............................................................7
D. Cara menggunakan pembalut mitella (kain segitiga)...................................8
E. Cara menggunakan pembalut pita biasa (zwachtel)...................................14
F. Cara menggunakan pembalut plaster (kleffpleister)..................................24
G. Jenis Pembidaian........................................................................................26
H. Pembidaian pada barbagai fraktur dalam kegawatdaruratan.....................26
A. Kesimpulan................................................................................................37
B. Saran...........................................................................................................37
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
untuk mengetahui teknik pembalutan dan pembidaian pada
kegawatdaruratan
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui Macam – macam pembidaian dan pemblutan
b) Untuk mengetahui kegunaan pembidaian dan pembalutan
c) Untuk mengetahui Teknik pembidaian dan pembalutan
5
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBALUTAN
A. MACAM-MACAM PEMBALUT
3) Pelester ( kleefpleister )
6
B. GUNA PEMBALUT
1) supaya jangan kena cahaya
2) supaya jangan kena abu atau kotoran
3) untuk penekanan, penarikan, penahanan atau penunjang, penguncci dan
imobilisasi ( anggota itu tidak dapat bergerak )
7
D. CARA MENGGUNAKAN PEMBALUT MITELLA (KAIN SEGITIGA)
8
2) Penggunaan mitella pada kepala dengan cara fascia nadosa
9
disilangkan (diputarkan) sehingga masing-masing ujung kain segitiga itu
menuju ke muka (dahi).
Kain segitiga yang dipakai untuk funda ini kira-kira separuh besar
kain segitiga biasa. Sesudah dibikin kain segitiga itu secara funda lalu
dipergunakan untuk pembaut hidung. Caranya: kalau pada hidung itu ada
luka, lebih dahulu ditutup dengan bahan yang steril, sudah itu ditutup
dengan kapas maka ambillah funda tadi dan tutupkan ke hidung. Kedua
ujung yang ada disebelah bawah ditarik ke belakang kepala melalui
pinggir kuping sebelah atas. Dibelakang kepala kedua ujungnya
disimpulkan. Kedua ujung yang berada disebelah atas ditarik pula
kebelakang melalui pinggir kuping sebelah bawah, lalu disimpulkan pula
dibelakang kepala,
Gunanya untuk penutup, penekanan luka pada hidung.
Kain segitigaa biasa, bikin secara funda. Caranya: kalau ada luka
besar di dahi, lalu luka itu ditutup dengan bahan yang steril, sudah itu
ditutup dengan kapas. Letakkan bagian tengah funda itu ditengah dahi,
sehingga menutupi kira-kira sepertiga atau setengah dari kepala. Sisi funda
10
yang ada di pinggir dahi kedua ujungnya ditarik kebelakang kepala yang
disimpulkan. Sisi funda yang diatas kepala, ditarik kedua ujungnya
kebawah melalui muka kuping lalu disimpulkan dibawah dagu.
Gunanya untuk menutup, penekanan luka dahi.
11
8) Penggunaan mitela pada sendi siku
2. Kain segitiga dilipat-lipat siku, mulai dari sisi atas sampai tinggal
kira-kira 1/4 tinggi kain segitiga itu. Setelah itu diletakkan dibawah
siku (dipangkal lengan bawah). Ujung puncaknya menuju ke atas
(lengan atas) dengan melalui siku. Kedua ujung sudut kain segitiga
ini masing-masing ditarik kedalam menuju lipatan siku. Disana
dipersilangkan, ujung yang dari bawah siku menuju ke atas, terus
ke daerah siku sebelah atas dengan menindis ujung puncak. Ujung
dari atas terus menuju kebawah lengan atas, kemudian naik keatas
ujung lengan sebelah luar menindis pula ujung puncak. Ujung dari
atas terus menuju kebawah lengan atas, kemudia naik keatas ujung
lenggan sebelah luar menindis pula ujung puncaknya tadi. Kedua
ujung sudut itu dipersilangkan masing-masing di putarkan sekitar
12
ujung lengan atas tadi, lalu disimpulkan disana sehingga sekitar
bagian siku tadi tertutup rapat seluruhnya.
Kain segitiga dilipat-lipat sedikit mulai dari sisi alas, 1,2,3 kali. Ini
sebenarnya dapat dikirakan sendiri. Sudah itu kain segitiga tadi
dihamparkan. Diatasnya diletakkan tangan yang akan dibungkus, pinggir
alas tadi letaknya kira-kira dibagian pergelangan tangan. Setelah itu
puncaknya dilipatkan dipunggung tangan. Kemudian sisi kanan dan sisi
kiri kain segitiga itu dilipatkan masing-masing ke atas punggung tangan
dan ujung sudut atas yang sejajar dengan ibu jari, ditarik kesebelah luar
melewati punggung pergelangan tangan. Ujung sudut alas yang sejajar
dengan jari kelingking, ditarik pula arah kedalam melalui punggung
pergelangan tangan, serta pinggir kain segitiga yang dilipatkan diatas
punggung tangan tadi disusun dengan rapi, sehingga rapi kelihatannya.
Kedua ujung sudut alas tadi disusun pula dengan rapi sudah itu masing-
masing dibelitkan beberapa kali pada pergelangan tangan itu, lalu
disimpulkan disana.
13
dipersilangkan lalu keduanya meenuju ke bawah dengan melalui bagian
tumit sebelah bawah dan lagi pula menindis pinggir pembalut yang
pertama, kemudian naik ke punggung pergelangan kaki lalu
dipersilangkan pula kembali. Dari punggung pergelangan kaki menuju
kebawah, melalui bagian tumit sebelah atas dan menindis pinggir
peembalut yang pertama, terus naik kembali menuju ke punggung
pergeelangan kaki, disana keduanya bertemu kembali lalu disimpulkan.
1) Berkepala Satu
2) Berkepala dua
3) Berkepala tiga
14
Masing-masing pembalut itu akan dipakai (dipergunakan) menurut
maksud atau tujuannya yang tertentu.Kalau akan mengerjakan membalut, lebih
dahulukan di sediakan alat-alatnya yang lengkap, supaya bila melakukan
pembalutan jangan mencari cari lagi, atau menuggu-nunggu alat yang dibutuhkan,
akibatnya pekerjaan akan terhenti.
Cara membalut
1. Biasanya jalannya pembalut dari kiri ke kanan
2. Balutan harus menutup dan pinggirnya harus rapat.
3. Balutan tidak boleh kendor, akibatnya merosot atau terlepas
4. Balutan tidak boleh terlalu kencang akibatnya ilah stuwing.
Cara penyambungan pembalut
Pangkal pembalut yang kedua harus diletakkan dibawah ujung pembalut
yang pertama
Cara menyimpulkan ujung pembalut
Menyimpulkan ujung pembalut tidak boleh diatas bagian yang sakit
15
Macam- macam teknik dan cara penggunaan untuk membalut bagian
tubuh dengan menggunakan pita biasa adalah sebagai berikut :
a. Pembalut Kepala
1. Fascia Galenica (pembalut kepala)
Pembalut fascia galenica terdiri dari kain empat segi panjang yang
mempunyai jari ( kaki ) enam buah.
Cara penggunaan :
Letakkan kain segi empat itu ditengah- tengah kepala, tiga kaki berada
di sebelah kanan, tiga di sebelah kiri kepala. Kedua kaki yang tengah
ditarik ke bawah dagu lalu dipenitikan.
Gunanya; Fascia galenica untuk menutupi kepala.
2. Fascia Uniens
16
kepala satu menuju kekiri dan satu lagi menuju ke kanan. Masing-
masing menuju keelakang kepala.
17
c. Pembalut Telinga
d. Membalut Leher
18
1) Spika Humeri ascendens
19
f. Membalut Lengan
Ada beberapa cara membalut lengan yaitu :
1) Membalut lengan atas cara balut biasa (dolabra currens humeri
ascendens)
20
Ada beberapa cara untuk membalut lengan bawah yaitu :
1. Dolabra Reversa Antebrachi Asendens
21
Ada beberapa cara untuk membalut siku atas yaitu :
1) Membalut sendi siku cara penyu luar ( Testudo Cubiti
Reversa)
22
g. Membalut Pergelangan Tangan
Ada beberapa cara untuk membalut pergelangan yaitu :
23
F. CARA MENGGUNAKAN PEMBALUT PLASTER (KLEFFPLEISTER)
24
4. Plaster untuk beunton
Apabila ada luka lama (ulcus) yang lebar jarak antara kedua
pinggirnya, biasanya dokter memasang beunton. Maksudnya, supaya
kedua belah pinggir luka itu, lekas menjadi rapat atau lekas tertutup.
Cara memasang beunton : luka dibersihkan dan pinggir sekitar luka
itu dengan bensine, lalu direkatkan pada kulit sampai ke pinggir luka
sebagian dari pembalut plaster. Ambil lagi pembalut plaster yang lainnya,
rekatkan pada kulit yang sebelah lagi sampai ke pinggirnya (kepinggir
luka). letak bagian yang pertama sebaliknya dari letak yang kedua tetapi
agak kebawah daripada yang pertama. Sesudah itu kedua luka tadi
dirapatkan dengan kedua belah tangan, maksudnya supaya kedua pinggir
luka itu menjadi dekat. Dalam keadaan demikian itu bagian pembalut
plaster yang belut ditempelkan tadi, masing-masing ditarik, dari kiri
kekanan, demikian pula yang dari kanan ke kiri. Hingga kedua pinggir
luka itu bertambah dekat lagi, lalu pembalut plaster itu masing-masing
dirapatkan pada kulit yang belum ditempel tadi.
Cara beunton dapat dipakai kalau ulcus itu sudah bersih (tidak
bernanahlagi). Cara demikian dipakai juga bila ada hernia di pusat anak
kecil.
25
PEMBIDAIAN
G. JENIS PEMBIDAIAN
1) Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara
Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah
sakit.Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya.Bertujuan
untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang
lebihberat.Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip
dan teknik dasar pembidaian.
Patah tulang terdapat dalam beberapa bentuk yaitu patah tulang terbuka
dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka yaitu tulang yang patah
mencuat keluar melalui luka terbuka. Oelh karena itu tindakan pertolongan
harus lebih berhati-hati. Patah tulang tertutup, tidak terjadi robekan kulit
disekitar tulang yang patah.
26
disertai luka dikulit atau bersifat terluka, yang ditandai dengan luka robek
dikulit kepala. Patah tulang terbuka mudah diketahui karena tulang yang
patah dapat dilihat dari luar, kadang Nampak jg jaringan otaknya. Patah
tulang tertutup lebih sulit dikenali, karena kulit tetap utuh. Untuk
mengetahuinya kepala diperiksa dengan meraba biasanya terasa ada
cekungan pada bagian tulang yang patah atau terdapat pendarahan lewat
hdung dan telinga.
Tindakan pertolongannya :
Korban tidak boleh terlalu sering diangkat-angkat atau di pindahkan
sebab gerakan kasar dapat memperparah keadaanya. Bersihkan
mulut,hidung, dan tenggorokannya dari darah, lender/muntahan yang
mengganggu jalan nafasnya.
Baringkan korban dengan kedudukan miring atau kepala
ditelungkupkan untuk memudahkan aliran muntah atau lendir yang
dapat menhalangi jalan nafas.
Apabila tidak ada tanda patah tulang, baringkan korban dengan posisi
kepala lebih rendah dari tubuhnya. Bersihkan luka dari kotoran yang
melekat dan setiap pendarahan yang besar harus dihentikan secepat
mungkin.
Pada patah tulang yang terbuka, jangan sekali-kali mencuci lukanya
dengan cairan apapun. Bekuan darah atau benda-benda yg masuk
kedalam luka(patah tulang terbuka) tidak boleh disingkirkan.
Tutuplah lukanya dengan kasa steril dan balutlah dengan balutan yang
tidak menekan, korban segera dibawa rumah sakit yang terdekat.
Korban yang masih sadar, dilarang membuang ingus atau kotoran dari
hidungnya dengan mengendus atau bersin.
27
2. Patah tulang rahang
Patah pada tulang rahang biasanya mudah diketahui, dimana akan terlihat
bentuknya tidak lagi lurus atau simetris, nyeri kalau menggerakkannya,
dan ada pembengkakakan.
Tindakan pertolongannya :
Untuk mengurangi rasa sakit dan menghambat pembengkakan
compress rahangnya dengan es lalu dibalut.
Cara membalut rahang yang patah dengan mempergunakan pembalut
segitiga yang dilipat-lipat miring (dibelah) sudutnya atau pembalut
biasa.
Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan obat pereda rasa sakit
(misalnya asam asetil salisilat, antalgin, & sebagainya)
Sementara itu, ia tidak boleh menggerakkan rahangnya kecuali untuk
minum dengan menggunakan sedotan
28
Apabila ada kemungkinan patah tulang leher atau punggung, tindakaan
untuk memindahkan korban harus dilakukan hati-hati. Usahkan tidak
mengubah posisinya.
Jika keadaan untuk dipindahkan maka lakukan tanpa menekuk leher
Jika terjadi pendarahan di daerah leher harus disegera diatasi.
Cara menolongnya, tekan lah pembuluh darah tersebut pada
pangkalnya. Jalan nafas harus di bersihkan agar tidak menghalangi
jalan nafas.
Setelah pendarahaan diatas dan luka dibersihkan,leher diberi bantal
untuk membatasi gerakaannya. Kemudian angkatlah keatas usungan
yang beralas kayu. Dibawa dan disekeliling leher diberi bantal.segera
bawa korban kerumah sakit.
4. Patah tulang selangka
Tulang selangka adalah tulang yang menghubungkan pangkal tulang dada
dengan tulang bahu. Apabila tulang selangka patah, bahu disisi itu akan
condong keluar. Selain itu, di daerah yang patah akan terasa nyeri.
Tindakan pertolongannya :
Tindakan pertolongan yang pertama adalah kenakan balutan “ransel”
kepada korban.
Caranya adalah dari pundak kiri pembalut disiliangkan melalui
punggung ketiak kanan. Selanjutnya, dari bawah ketiak kanan kedepan
dan keatas pundak kanan. Dari pundak kanan di silangkan lagi ketiak
kiri lalu pundak kanan.
Sebaiknya dibawah ketiak diberi alas kain agar pembalut tidak melukai
kulitnya kemudian bawah penderita kerumah sakit.
29
5. Patah tulang lengan atas
Tulang lengan atas hanya ada satu buah dan terbentuk tulang
panjang( tulang pipa). Tanda patah tulang pipa ialah nyeri tekan pada
tempat yang patah dan terdapat nyeri tekan sumbu rasa nyeri akan timbul
bila tulang ditekan dikedua ujungnya. Patah tulang lengan atas dan bawah
memrlukan waktu untuk sembuh sekitar 2 bulan, yaitu satu bulan
digunakan untuk digips dan 1 bulan berikutnya proses penyempurnaannya
penyambungan tulang. Oleh karena itu, penderita dilarang mengangkat
beban yang berat.
Tindakan pertolongannya:
Pasanglah bidai disepanjang lengan atas dan berikan balutan untuk
mengikatnya. Kemudian dengan siku terlipat dan lengan bawah
merapat ke dada, lengan digantungkan ke leher.
Apabila patah tulang terjadi didekat sendi siku, biasanya siku tidak
dapat dilipat.
Pasanglah bidai yang juga meliputi lengan bawah . lalu biarkan lengan
dalam lurus tanpa perlu digantungkan ke leher.
30
6. Patah tulang lengan bawah
31
Tulang telapak tangan dapat patah apabila terkena pukulan langsung
yang keras, misalnya pada petinju.
Lakukan pertolongan dg menarik tangan korban kuat-kuat dan
pertahankan tarikan selama 5-10 menit agar patahan tulang saling
menjauh.
Lalu minta orang lain mempertahankan tarikan inidan penolong lain
menluruskan tulang yang patah lalu perlahan tarikan dikndorkan
sehingga ujung tulang saling bertemu.
Setelah itu, telapak tangan dibidai dalam kedudukan jari-jari
melengkung
Antara bidai dan telapak tangan diberi bantalan lembut padat. Bidai
dipasang lurus dan meliputi ujung lengan bawah.
Patah tulang jari tangan dapat dibidai dengan beda-beda yang mudah
didaapat di sekitar kita seperti bambu, sendok kayu, es cream, atau
kawat tusuk konde.
Apabila memungkinkan (tidak terasa sakit bila membengkokkan jari),
sebaliknya jari di bidai dalam kedudukan setengah melengkung.
32
Tindakan pertolongannya:
Iga yang patah difiksasi (yaitu ditopang agar tidak bergerak) dengan
menggunakan plaster biasanya, jangan memakai bidai atau pengikat
dada kaku.
Cara pembidaian langsung dengan plaster ini disebut stapping
Kadang-kadang sulit untuk memastikan iga mana saja yang patah
maka stapping dilakukkan pada seluruh iga
Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan obat pereda nyeri, misalnya
astaminofen, asam mefenamat, dan metamisol.
33
Saat pemeriksaan, jangan menekan daerah pinggul yang terluka karena
akan merusak jaringan organ yang ada didalam rongga pinggul
Korban harus dibawah dengan usungan, dimana kedua kaki dan
lututnya diikat menjadi satu
Dibawah lutut diberikan bantalan yang lunak, bantalan juga dipasang
dibawah pinggul, samping, dan kanan pinggul.
Seperti juga tulang lengan atas, paa juga hanya memiliki satu
tulang pipa.gejala dan tanda patah tulang paha sama seperti patah tulang
lengan atas.
Tindakan pertolongannya :
Bidai dipasang memanjang dari punggung hingga ke kaki. Harus
dipastikan bidai telah terpasang sebelum korban dipindahkan atau diusung
ketempat lain.
34
Berikan balutan menekan diatas lutut untuk menghambat atau
mengurangi pembengkakan, kompres air dingin untuk mengurangi
nyerinya.
Kemudian dengan posisi lutut sedikit terlipat, pasang bidai dibawah
lutut, dan pergelangan kaki diberi bantalan yang lunak
Sementara menunggu untuk usung lutut yang cedera diletakkan lebih
tinggi dari bagian tubuh lainnya.
35
15. Patah tulang telapak kaki
Pergelangan kaki dan telapak kaki memiliki sejumlah tulang kecil
yang pendek. Patah tulang dapat terjadi terutaa jika tertimpa benda yang
sangaat berat atau menahan sepeda motor yang jatuh dengan satu kakinya.
Gejala dan tandanya : timbul pembengkakan dan nyeri sumbu
Tindakan pertolongannya:
Berikan balutan yang menekan dan pasang bidai di bawah telapak kaki
serta letakkan bantalan kain di belakang tumitnya,
36
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
37
DAFTAR PUSTAKA
38