Anda di halaman 1dari 18

MENUMBUHKAN SEMANGAT

MELAWAN KORUPSI

DISUSUN OLEH :
Azizah Nurlitasari Tambulana P0
7124119001
Desti Reka Karena Sari P07124
119003
Fadia Amely Ramadhesia P07124
119005
ISI PEMBAHASAN
1 Gambaran Kondisi Indonesia Jika Tanpa Korupsi

2 Informasi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan


Peringkat

3 Negara yang relatif bersih dari korupsi dan potensi yang


dimiliki Indonesia untuk mewujudkan impian tanpa
korupsi
Gambaran Kondisi Indonesia
Jika Tanpa Korupsi
1. Tanpa Korupsi, Kemanan Terjamin.
2. Tanpa Korupsi, Rakyat Makmur Tanpa Miskin.
3. Tanpa korupsi, masyarakat lebih ramah, peduli, dan saling gotong royong.
4. Tanpa Korupsi, Anak-Anak Mendapatkan Layanan Pendidikan Berkualitas
dan Terjangkau
5. Tanpa Korupsi, Pemuda-Pemudi Terus Berkarya Untuk Negeri
6. Tanpa Korupsi, Layanan Kesehatan Optimal ke Seluruh Masyarakat
7. Jika Indonesia Bebas Korupsi, Maka Lingkungan Bersih Tanpa Polusi dan
Macet.
8. Jika Indonesia Bebas Korupsi, Pejabat Dan Aparat Dekat dengan Rakyat,
Produktivitas Masyarakat Meningkat, Layanan Publik yang Sempurna
Untuk Rakyat.
9. Tanpa Korupsi Rakyat Indonesia Sejahtera
1. Tanpa Korupsi, Kemanan Terjamin.

Sektor keamanan sebenarnya belum tersentuh dengan baik oleh agen pember
antas korupsi. Dalam bidang Pertahanan dan Keamanan, peluang korupsi,
baik uang maupun kekuasaan, muncul akibat tidak adanya transparansi dalam
pengambilan keputusan di tubuh angkatan bersenjata dan kepolisian serta nya
ris tidak berdayanya hukum saat harus berhadapan dengan oknum TNI/Polri
yang seringkali berlindung di balik institusi Pertahanan dan Keamanan.
 
Jika aparat keamanan sudah berani korupsi, jangan bermimpi Indonesia akan
aman dan damai! Jika memang negeri ini ingin mewujudkan keamanan yang
terjamin, mari kita saling menjaga dan mengawal agar benih-benih koruptif itu t
idak sampai merambah ke aparat penjaga kemananan, pertahanan, dan k
edaulatan bangsa.
 
2. Tanpa Korupsi, Rakyat Makmur Tanpa Miskin.

Korupsi sangat merugikan aset negara baik materi maupun inmateri. Sangat wajar apabila
angka kemiskinan berbanding lurus dengan angka perilaku korupsi suatu negara. Korupsi
bisa mengurangi cadangan Anggaran Pembangunan Belanja Nasional (APBN) atau
Daerah (APBD).
Penguasa koruptif akan lebih memedulikan penguasa yang koruptif juga.
Kaum miskin tidak diberdayakan. Sudah miskin, tidak berdaya pula.
Korupsi sangat menyengsarakan semua pihak, bahkan meningkatkan angka kemiskinan.
Benar saja, penguasa akan asal-asalan dalam membelajakan anggaran yang pada
ujungnya masyarakat akan merasa kekurangan pelayanan dan jaminan.
3. Tanpa korupsi, masyarakat lebih ramah, peduli, dan saling
gotong royong.

Korupsi menyudutkan semua orang untuk berlaku “tidak percaya”


pada pelaku korupsi. Bagaimana tidak, gejala sosial seperti emosi
tidak stabil dari masyarakat, perlahan-lahan akan menguras rasa
kepedulian bahkan untuk saling membantu sesama pun semakin
“enggan”.
Jika memang negeri ini ingin masyarakatnya lebih ramah, peduli, dan
saling gotong royong, caranya mudah. Jauhi korupsi. Bersikap lebih
hati-hati terhadap segala amanah yang diberikan kepada penguasa
tentu akan meningkatkan citra penguasa yang semakin dipercaya
dan diteladani.
 
4. Tanpa Korupsi, Anak-Anak Mendapatkan Layanan Pendidikan
Berkualitas dan Terjangkau

Dunia pendidikan merupakan salah satu bidang yang memiliki porsi penganggaran yang cukup besar dari
APBN dan APBD yaitu 20% sebagai amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Sehingga bidang pendidikan menjadi sebuah kue yang manis yang harus diperebutkan tikus dan semut-semut keci
l untuk menikmatai kue yang besar ini.
 
Jika negeri ini ingin bangsanya sekolah dengan gembira, memiliki layanan pendidikan berkualitas, caranya
mudah, mulai sekarang, kita jaga baik-baik lingkungan pendidikan kita dari praktik korupsi. Disadari atau tidak, kor
upsi dapat terjadi di momen potensial untuk berbuat koruptif seperti pengangkatan jabatan kepala sekolah, p
engadaan sarana dan prasarana, penggunaan dana beasiswa, penerimaan siswa baru, pengiriman siswa ke PT
N, bahkan pengangkatan guru honorer menjadi CPNS pun termasuk benih-benih pemicu kesuburan perilaku ko
rupsi di lingkungan Pendidikan.
5. Tanpa Korupsi, Pemuda-Pemudi Terus Berkarya Untuk Negeri

Mau bagaimana pun, anak muda jika kurang diberi wadah untuk berkarya, potensi mereka tidak akan berke
mbang. Fasilitas pelatihan karya sangat minim, apalagi jika sampai pemudanya sendiri yang terkontaminasi peril
aku korupsi. Itu jauh lebih berbahaya.
 

Jika negeri ini ingin punya segudang karya untuk anak bangsa, ya mudahkanlah jalan karyanya.

Pemuda adalah aset bangsa yang tak ternilai harganya. Sekalipun ia (generasi muda) dirusak pekertinya, s
aat itu pula perlahan-lahan kehancuran bangsa akan terjadi.
6. Tanpa Korupsi, Layanan Kesehatan Optimal ke Seluruh Masyarakat

Korupsi membuat segalanya menjadi tak berkualitas dan tak berproduktivitas. Pejabat korup akan
menambah kompleksitas pelayanan kesehatan. Pejabat korup sesungguhnya secara tidak
langsung memperpendek usia hidup masyarakat. Bagaimana tidak, korupsi di bidang kesehatan
sungguh pun adalah perilaku “keterlaluan”. Hak untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang optimal
harus direlakan begitu saja, Jika negeri ini ingin optimal pelayanannya untuk kesehatan, caranya
adalah dengan memberantas korupsi di sektor kesehatan dan berani melaporkan jika terjadi
hal-hal yang tidak diperlukan sebelumnya
7. Jika Indonesia Bebas Korupsi, Maka Lingkungan Bersih Tanpa Polusi
dan Macet.

Tidak sedikit praktik korupsi membuat izin lingkungan suatu proyek menjadi “liar”.Permainan uang saat
pembuatan AMDAL dan aspek pengelolaan lingkungan lainnya menjadi permainan asyik untuk berlaku korupsi
seluas-luasnya. Kebanyakan manusia menempatkan lingkungan hidup hanya sebagai bahan eksploitasi unt
uk tujuan jangka pendek. Kondisi ini tentu sangat medesak untuk segera dikendalikan. Perlu diadakan suatu s
istem yang konkrit
untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Jika tidak, kerusakan
lingkungan hidup sudah pasti akan menjadi ancaman besar bagi peradaban masyarakat dunia.
8. Jika Indonesia Bebas Korupsi, Pejabat Dan Aparat Dekat dengan Rakyat, Produktivitas Masyaraka
t Meningkat, Layanan Publik yang Sempurna Untuk Rakyat.

Perilaku antikorupsi akan meingkatkan rasa percaya orang sekitar. Jika rakyat sudah percaya, perlahan ia
akan memertahankan kepercayaannya pada pemegang amanah. Korupsi. Ternyata hal ini akan menurunkan pro
duktivitas masyarakat. Sekalinya korupsi terjadi, efek domino akan terjadi. Merambat ke sektor lain yang bisa ber
dampak lebih luas ke sektor lain.

9. Tanpa Korupsi Rakyat Indonesia Sejahtera

Pembangunan di segala bidang yang bersih tanpa ada indikasi korupsi akan menumbuhkan prestasi-presta
si di berbagai bidang. Alhasil, sejahtera akan tercapai
Informasi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dan Peringkat

Menurut peneliti Transparency International Indonesia (TII) "Hari ini indeks persepsi korupsi Indo
nesia ada di skor 40 dan ranking 85 dari 180 negara. Skor ini naik dua poin dari tahun 2018 yang
berada di poin 38"
Wawan Suyatmiko dalam pemaparan IPK 2019 di gedung Sequis Center, Jakarta, Kamis (23/1).
Organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik itu memang rutin mengeluarka
n skor IPK saban tahunnya. Skor berdasarkan indikator 0 (sangat korup) hingga 100 yang berarti
(sangat bersih). Jika skala global ada di peringkat 85 dari 180 negara, di level ASEAN, Indonesia
berada di peringkat empat.
kenaikan skor ini salah satunya dipicu penegakan hukum yang tegas kepada pelaku suap dan ko
rupsi.
Sementara penurunan skor dipicu maraknya suap dan pungutan liar pada proses ekspor-impor,
pelayanan publik, pembayaran pajak tahunan, hingga proses perizinan dan kontrak.
Negara yang relatif bersih dari korupsi
1. Selandia Baru
Selandia Baru sangat transparan dalam bisnis dan politik, serta dalam sistem peradilan. Oran
g yang terbukti menerima suap dan kejahatan dikenai sanksi penjara minimal 14 tahun. meski tak a
da hukuman mati bagi koruptor (sudah dihapus sejak 1961), namun hukuman sosial jauh lebih man
jur.
Tekanan publik bisa membuat pejabat mundur. Bahkan, untuk perkara yang dianggap sangat
sepele, polisi bisa turun tangan untuk melakukan investigasi. Di Selandia Baru bukannya tak
ada skandal Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Ada, namun angkanya begitu kecil. Menurut Tra
nsparency International, lembaga nirlaba yang berbasis di Jerman, Selandia Baru ada di peringkat
pertama dengan skor 91.
2. Denmark
Denmark posisi 2 besar dalam daftar "Negara dengan Tingkat Korupsi Terendah" sejak 199
5, setelah Selandia Baru. Tahun 2009, parlemen mengenalkan Skema Keterbukaan yang bertujuan
meningkatkan transparansi pengeluaran dan aktivitas anggota parlemen. Setiap anggota parleme
n harus mengumumkan pengeluaran bulanan, aktivitas hiburan, biaya perjalanan, hadiah ya
ng diperoleh, dan pertemuan resmi mereka setiap bulan.
3. Finlandia
Negara ini memegang skor 85 dari 100 untuk negara yang paling
sedikit korupsinya, menurut Transparency International. Sistem peradilan
Finlandia sangat diawasi oleh negara. Hampir tidak pernah ada kasus warga
negara yang melakukan suap kepada hakim, dan bisnis di negara ini memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap sistem pengadilan.
Para pembuat keputusan (hakim) sangat percaya diri dengan
pekerjaan mereka dan mengaku mendapatkan sedikit tekanan. Selain itu, bila
mereka berprestasi, mereka yakin akan naik jabatan. Bukan karena faktor-faktor
asing.Alasan lain yakni negara ini memiliki kebebasan sejati dalam hal
keterbukaan dan penghormatan terhadap media dan jurnalisme.
4. Singapura
Singapura merupakan negara yang bisa dijadikan model untuk
mengekang korupsi. Meski wilayahnya kecil, dengan populasi lebih dari 5 juta
orang, namun Singapura terkenal 'bersih'. Inilah alasan yang mendasari kasus
korupsi lebih mudah diungkap dan ditegakkan.
Di sana, ada meritokrasi (sistem yang memberikan kesempatan kepada
seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan
kekayaan, senioritas, dan sebagainya) yang jelas dalam mempromosikan
pegawai negeri.
5. Kanada
Sistem pengadila Kanada bersih dan efisien, Itulah alasan mengapa Kanada menduduki perin
gkat tertinggi di seluruh Amerika. Tetapi, korupsi kecil masih terjadi di Kanada. Begitu pula suap.

Access to Information Act sayangnya masih sangat tidak kompeten, namun pemerintah telah
menyelidiki lebih lanjut dan mencari cara agar transparansi di seluruh negara dapat lebih dicapai. J
uga, pada tahun 2006, Kanada meluncurkan Undang-Undang Perlindungan Pegawai Negeri (Publ
ic Servants Disclosure Protection Act), yang memberi mereka akses untuk mengekspos kesalahan
dalam pemerintahan dan menceritakan kesaksian mereka.
URUTAN DARI BERBAGAI
NEGARA

Denmark, skor 88 Inggris, skor 80


Selandia Baru, skor 87 Jerman, skor 80
Swiss, skor 85 Australia, skor 77
Columns Singapura, skor 85
Swedia, skor 85
Islandia, skor 76
Hongkong, skor 76

Style Finlandia, skor 85


Norwegia, skor 84
Austria, skor 76
Belgia, skor 75
Belanda, skor 82 Jepang, skor 73
Kanada, skor 81 Irlandia, skor 73
Luxembourg, skor 81 Estonia, skor 73
Terima Kasih
Apa ada yang ingin ditanyakan?

Anda mungkin juga menyukai