Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWING

SYSTEM DALAM PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH


BEBAS KORUPSI
(Studi Pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Blitar)

Wilis Asri, Nurlita Novianti

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya


Jalan MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia
Email: wilisasri@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to identify the implementation of gratification control and whistleblowing system in
developing integrity zones for corruption-free regions. The object of this study is the Investment and One-Door
Integrated Service Agency of Blitar regency. Using qualitative method, this study finds that gratification control in
the development of integrity zones in the agency has been conducted by conforming with the decree of the Minister of
State Apparatus and Bureaucratic Reformation number 10 of 2019. The public campaign for gratification control has
been held, and the gratification control has been in effect. However, the implementation of the whistleblowing system
has not conformed the aforementioned decree, where the work unit for the system has not evaluate its implementation
and has not followed up the evaluation of such system. The results of this research are expected to be considered by
the agency in their future policies to tackle problems in developing integrity zones for corruption-free region.

Keywords: integrity zone, gratification, whistleblowing system

tidak wajar dan legal memperkaya diri sendiri atau


PENDAHULUAN memperkaya mereka yang dekat dengan kekuasaan,
dengan cara menyalahgunakan kekuasaan publik yang
Kecurangan (fraud) adalah salah satu hal yang dipercayakan kepada mereka. Korupsi di Indonesia
harus ditangani dengan serius karena dapat sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Setelah era
menyebabkan pihak lain mengalami kerugian. reformasi, masyarakat menuntut pemerintah untuk
Tindakan kecurangan (fraud) dapat dilakukan oleh melakukan pemberantasan korupsi,kolusi, dan
siapa saja, kapan saja dan dimana saja. pihak yang nepotisme (KKN) yang tumbuh subur pada saat Orde
melakukan fraud saat ini tidak hanya terbatas pada Baru. Tidak bisa dipungkiri karena banyaknya kasus
golongan atas, namun sudah banyak yang korupsi yang terjadi di negeri ini serta penindakan yang
menyentuh lapisan pegawai bawah. Oleh karena itu terkesan tidak niat membuat masyarakat memiliki sikap
semua orang berpotensi untuk menjadi pelaku fraud skeptis terhadap pemerintah. Dalam Corruption
tidak peduli bagaimana latar belakang Perceptions Indexs 2018 yang diterbitkan oleh
kehidupannya. Bentuk fraud yang dapat terjadi di Transparancy International, pada tahun 2018 Indonesia
dalam sebuah organisasi / perusahaan yaitu korupsi, menempati peringkat 89 dengan skor 38, hanya naik 1
penyalahgunaan asset organisasi / perusahaan, dan poin dari tahun 2017 yaitu dengan skor 37. Semakin
kecurangan laporan keuangan. rendah skor suatu negara, maka negara tersebut
Organisasi sektor publik menjadi salah satu dianggap semakin korup dan sebaliknya.
tempat dimana fraud dapat terjadi. Di Indonesia, isu Korupsi yang ada di Indonesia bentuknya
tentang fraud yang tidak pernah berhenti dibahas dan bermacam-macam. Menurut Komisi Pemberantasan
menjadi topik hangat setiap hari yaitu korupsi. Korupsi (KPK), terdapat 7 bentuk korupsi yaitu
Berdasarkan Report to the Nation 2018 yang kerugian keuangan negara, suap menyuap, penggelapan
dikeluarkan oleh Association of Certified Fraud dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
Examiners, korupsi menempati posisi pertama kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. Saat ini
sebagai salah satu bentuk skema fraud yang terjadi di semua bentuk korupsi di Indonesia ditangani oleh KPK.
wilayah Asia Pasifik. Menurut Transparancy KPK dibentuk oleh pemerintah pada tahun 2003 karena
International (TI), korupsi adalah perilaku pejabat peraturan perundang-undangan tentang korupsi yang
publik, politikus, atau pegawai negeri, yang secara ada sebelumnya dianggap tidak mampu memberantas
1
korupsi dengan baik. Lahirnya KPK menandakan tersebut dapat disebut dengan pelapor atau
bahwa pemerintah tidak main-main dalam misi whistleblower. Di dalam penelitian Valentina, Dewi &
pemberantasan korupsi. Banyaknya kasus tindak Andrisman (2017) menyatakan bahwa whistleblower
pidana korupsi di Indonesia bukan tanpa sebab. berperan untuk memudahkan pengungkapan tindak
Faktor yang dapat mendorong terjadinya korupsi pidana korupsi, karena whistleblower adalah pihak yang
menurut Fraud Triangle yaitu adanya kesempatan berada di dalam internal sebuah organisasi / institusi
(opportunity), tekanan (pressure), dan rasionalisasi yang diduga terjadi tindak pidana tersebut. Semua orang
(rationalization). Korupsi dapat dilakukan oleh dapat menjadi seorang whistleblower sehingga apabila
seseorang yang mengalami tekanan, yaitu tekanan ia memberikan laporan kepada penegak hukum, maka
keuangan karena gaji yang ia peroleh tidak cukup harus mendapat perlindungan sebagai saksi. Mekanisme
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ataupun pelaporan tindak pidana korupsi dapat dilakukan dengan
tekanan keuangan yang disebabkan oleh gaya hidup mengembangkan whistleblowing system.
yang mewah tetapi tidak sebanding dengan gaji yang Whistleblowing system adalah salah satu sistem
diperoleh. Kadang kala ketika seseorang dihadapkan pelaporan bagi pegawai atau masyarakat yang ingin
dalam posisi yang tertekan, ia akan melakukan melaporkan adanya tindak pidana korupsi yang terjadi di
berbagai macam tindakan yang irasional agar dalam organisasi. Di dalam Guidelines on
masalah yang ia hadapi bisa terpecahkan, dalam hal Whistleblowing yang disusun oleh International
ini kesulitan keuangan. Tindakan korupsi dipilih Chamber of Commerce dikatakan bahwa whistleblowing
sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. system adalah alat bantu pendeteksi fraud yang paling
Namun, korupsi tidak dapat dilakukan oleh efisien dan merupakan bagian integral dari program
seseorang apabila tidak ada kesempatan untuk integritas internal organisasi.
melakukan aksi tersebut. Selain dua faktor tersebut, Upaya pencegahan korupsi dilakukan tidak hanya
faktor rasionalisasi juga dapat mendorong terjadinya dengan membuat kebijakan dan strategi, namun perlu
korupsi. Ketika lingkungan kerja pelaku dipenuhi juga membangun integritas terhadap seluruh elemen
orang-orang yang korup, maka ketika pelaku yang ada di dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
melakukan korupsi ia akan menganggap bahwa Beberapa tahun ke belakang istilah integritas sangat
tindakannya sah-sah saja untuk dilakukan dan tidak populer digunakan oleh masyarakat. Menurut KPK,
sepenuhnya salah karena semua orang di integritas adalah bertindak secara konsisten antara apa
lingkungannya melakukan hal sama. yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai
Pada tahun 2018 dilansir oleh Berita Korupsi, yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik
telah dilakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral
KPK terhadap Walikota Blitar yaitu Muh. pribadi). Manurung (2016) dalam penelitiannya
Samanhudi Anwar dan pihak kontraktor yaitu Susilo mengungkapkan bahwa aspek integritas manusia banyak
Prabowo karena diduga melakukan suap-menyuap dipengaruhi oleh pendidikan moral yaitu didikan untuk
sebesar Rp 1,5 miliar atas izin proyek pembangunan bertindak jujur dan teguh pada kejujuran tersebut.
sekolah menengah pertama di Blitar. Proyek sehingga penting untuk membuat budaya anti korupsi
pembangunan sekolah menengah pertama tersebut yaitu budaya malu jika melakukan korupsi atau malu
senilai Rp 23 miliar. Kasus tersebut langsung jika orang tua kita terlibat korupsi karena sejatinya
menjadi buah bibir karena masyarakat tidak percaya korupsi adalah tindakan mengambil sesuatu yang bukan
bahwa pemimpin wilayahnya sendiri terlibat dalam hak kita. Gufroni (2018) dalam penelitiannya
tindak pidana korupsi. Hakim menjatuhkan vonis 5 menyatakan bahwa bagi seorang manusia, integritas
tahun penjara kepada Walikota Blitar atas suap yang merupakan suatu karakter yang baik, sedangkan pada
diterimanya sedangkan pihak kontraktor yaitu Susilo suatu institusi/ organisasi, integritas merupakan suatu
Prabowo divonis 2 tahun penjara. Berkaca dari kasus budaya organisasi yang baik. Pemimpin sebuah
korupsi yang terjadi di wilayah Blitar, dapat dilihat organisasi atau perusahaan harus memiliki integritas
bahwa koruptor bisa berasal dari golongan mana saja karena seorang pemimpin merupakan role model atau
asalkan ada kesempatan untuk melancarkan orang yang dijadikan panutan dalam bersikap bagi
perbuatan melawan hukum tersebut. Kasus korupsi pegawainya. Hilangnya integritas dari diri seseorang
dalam bentuk suap yang terjadi di Blitar baru-baru dapat mengarahkannya ke dalam tindakan korupsi.
ini telah mencederai kepercayaan masyarakat Marhaenningsih (n.d.) dalam artikel yang diunggah oleh
terhadap pemerintah. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Pengungkapan kasus korupsi tidaklah mudah mengusulkan tiga strategi untuk mencegah dan
karena butuh adanya pihak yang menyaksikan dan mengungkapkan korupsi yaitu strategi kenali, cegah,
melaporkan tindakan tindak terpuji tersebut. Pihak dan tindak. Strategi kenali yaitu anggota organisasi

2
harus sadar mana saja tindakan yang dikategorikan pemerintahan yang pimpinan dan jajarannya
sebagai korupsi dan bagaimana mekanisme untuk mempunyai komitmen untuk mewujudkan wilayah
melaporkan tindakan tersebut. Strategi kedua yaitu bebas korupsi/wilayah birokrasi bersih melayani melalui
cegah misalnya dengan membentuk unit khusus anti reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan
korupsi. Strategi ketiga yaitu tindak, yakni korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku Pembangunan zona integritas di wilayah kabupaten /
korupsi sehingga akan menimbulkan efek jera di kota meliputi Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas
masa depan. Kependudukan dan Catatan Sipil, unit kerja yang
Dalam pelayanan publik, seseorang harus menyelenggarakan Sistem Administrasi Manunggal
memiliki integritas yang tinggi karena celah untuk Satu Atap (Samsat), dan unit kerja yang
melakukan korupsi lebih besar misalnya adanya menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
suap, pungutan liar, dan gratifikasi. Ketika seorang (PTSP) di tingkat Kabupaten/Kota. Dilansir oleh
pegawai dihadapkan pada pemberian cuma-cuma DelikNews tahun 2019, terdapat 4 Organisasi Perangkat
(gratifikasi) dari seseorang dan dikhawatirkan di Daerah (OPD) di Kabupaten Blitar yang mulai
masa depan dapat menimbulkan benturan membangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
kepentingan, maka dalam hal ini integritas pegawai Korupsi yaitu RSUD Ngudi Waluyo, Dispendukcapil,
adalah poin yang sangat penting. Pegawai yang Kecamatan Wlingi, dan Kantor Dinas Penanaman
berintegritas tinggi pasti akan melaporkan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
penerimaan gratifikasi kepada pihak yang Pembangunan zona integritas dilakukan sebagai upaya
berwenang atas hal tersebut. Sebaliknya jika pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan
pegawai memiliki integritas yang rendah pasti akan publik.
dengan senang hati menerima pemberian tersebut Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
dan bertindak seolah-olah hal tersebut dibenarkan. Satu Pintu adalah instansi yang melayani
Tindakan yang sedemikian rupa apabila terjadi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non-perizinan
terjadi terus menerum maka akan merugikan serta peningkatan investasi di Kabupaten Blitar.
masyarakat dan menurunkan kualitas pelayanan Pelayanan tersebut membuat pegawai yang bekerja
publik. Berbagai hal yang menghambat pelaksanaan disana berinteraksi langsung dengan masyarakat yang
penyelenggaraan pemerintahan yang baik harus berkepentingan. Ketika ada masyarakat yang ingin
ditata ulang agar pemerintah tidak kehilangan mengurus perizinan usaha yang baru ia dirikan maka
kepercayaan masyarakat atas penyelenggaraan terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
pelayanan publik. Reformasi birokrasi digadang- dapat memperoleh izin usaha tersebut. Sering kali
gadang sebagai salah satu upaya untuk karena banyaknya persyaratan dan berkas yang
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Menurut dibutuhkan membuat masyarakat kewalahan duluan.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Hal ini membuka celah bagi oknum-oknum yang tidak
Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), reformasi bertanggung jawab untuk melakukan tindakan
birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk kecurangan (fraud) agar dapat memperoleh izin usaha
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar dengan cepat misalnya dengan suap menyuap dan
terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan pemberian gratifikasi kepada pegawai yang bekerja
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan disana.
(organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
sumber daya manusia aparatur. Sedangkan menurut peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian pengendalian gratifikasi dan whistleblowing system
Keuangan (DJKN Kemenkeu), reformasi birokrasi dalam pembangunan zona integritas menuju wilayah
merupakan langkah awal untuk melakukan penataan bebas korupsi yang ada di Dinas Penanaman Modal dan
sistem penyelenggaraan pemerintah yang baik, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar melalui
efektif dan efisien, sehingga dapat melayani skripsi yang berjudul “Implementasi Pengendalian
masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Gratifikasi dan Whistleblowing System dalam
Pembangunan zona integritas menuju wilayah Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
bebas korupsi adalah salah satu bentuk penerapan Bebas Korupsi di Dinas Penanaman Modal dan
reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah. Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar”.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi TELAAH PUSTAKA
(Permenpan RB) No 10 tahun 2019, zona integritas
adalah predikat yang diberikan kepada instansi Korupsi
3
melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran
Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu pelaporan gratifikasi secara transparan dan akuntabel
yang busuk, jahat, dan merusak. Jika sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam
membicarakan tentang korupsi memang akan menjalankan kegiatan pengendalian gratifikasi,
menemukan kenyataan semasam itu karena terdapat sejumlah prinsip-prinsip utama, yaitu:
korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat dan 1. Prinsip Transparansi
keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau 2. Prinsip Akuntabilitas
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan 3. Prinsip Kepastian Hukum
dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi 4. Prinsip Kemanfaatan
dan politik, serta penempatan keluarga atau 5. Prinsip Kepentingan Umum
golongan ke dalam kedinasan di bawah keuasaan 6. Prinsip Independensi
jabatannya (Hartanti,2012). Sedangkan menurut 7. Perlindungan Pelapor Gratifikasi
Brata (dikutip oleh Kristiana, 2016, hal. 41)
korupsi adalah perbuatan mencuri, karena itu, Whistleblowing System
korupsi satu trah dengan maling, nyolong, nodong,
jambret, ngecu, ngrampok, nggarong, nggrayah, Whistleblowing System adalah bagian dari sistem
ngrampas, ngutil, malak, ngembat, nilep, pengendalian internal dalam mencegah praktik
merompak, mencuri, menipu, menggelapkan, penyimpangan dan kecurangan serta memperkuat
memanipulasi, yang semuanya tergolong hina dari penerapan praktik good governance (KNKG, 2008).
sudut pandang moral. Trah-nya adalah durjana, Menurut BPKP (n.d.) Whistleblower System
maka pelakunya pantas menyandang nama merupakan sebuah mekanisme penyampaian
durjana. pengaduan dugaan tindak pidana korupsi yang telah
Korupsi merupakan salah satu bentuk dari terjadi atau akan terjadi yang melibatkan pegawai dan
fraud. Menurut Cressey (dikutip oleh Irianto dan orang lain yang berkaitan dengan dugaan tindak
Novanti,2019,hal.42) terdapat tiga alasan utama pidana korupsi yang dilakukan di dalam organisasi
mengapa seseorang melakukan fraud. Alasan tempatnya bekerja.
tersebut antara lain :
1. Tekanan yang dihadapi oleh pelaku Zona Integritas
(pressure)
2. Kesempatan yang dimiliki oleh pelaku Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
(opportunity) Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
3. Rasionalisasi dari dalam diri pelaku Indonesia No. 10 tahun 2019, Zona Integritas (ZI)
(rationalization) adalah predikat yang diberikan kepada instansi
Ketiga alasan tersebut kemudian disebut dengan pemerintah yang pimpinan dan jajarannya
fraud triangle atau Cressey fraud triangle. mempunyai komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi,
Gratifikasi khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik. Menuju
Menurut Penjelasan Pasal 12B Undang- Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya
Undang Nomor 20 Tahun 2001 pengertian disingkat Menuju WBK adalah predikat yang
gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni diberikan kepada suatu unit kerja/kawasan yang
meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), memenuhi sebagian besar manajemen perubahan,
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. akuntabilitas kinerja. Menuju Wilayah Birokrasi
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam Bersih dan Melayani yang selanjutnya disingkat
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa kepada suatu unit kerja/kawasan yang memenuhi
sarana elektronik. sebagian besar manajemen perubahan, penataan
Menurut KPK (2015) pengendalian gratifikasi tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM,
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas
untuk mengendalikan penerimaan gratifikasi kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
4
Adapun proses pembangunan Zona Integritas dilakukan untuk pengujian kredibilitas data dengan
merupakan tindak lanjut dari pencanangan yang mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
telah dilakukan oleh pimpinan instansi sumber. Pihak yang menjadi informan dalam
pemerintah. Proses pembangunan Zona Integritas penelitian ini adalah sebagai berikut :
difokuskan pada penerapan program Manajemen
Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan
Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Tabel 1
Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit. Daftar Nama Informan

METODE PENELITIAN Nama Jabatan dalam Tim Zona Integritas


Rendra Dwi Santoso, S.E., MM. Koordinator Tim Manajemen Perubahan
Jenis Penelitian Sunarko, S.H. Sekretaris Tim Manajemen Perubahan
Sri Mulyaningsih, Amd. Anggota Tim Manajemen Perubahan
Penelitian ini adalah penelitian eksploratif Tri Handayani, S.H., MH Sekretaris Tim Penguatan Pengawasan
dengan pendekatan studi kasus. Menurut
Titin Yanuantikasari, S.Sos Anggota Tim Penguatan Pengawasan
Mudjiyanto (2018) penelitian eksploratif adalah
penelitian yang berupaya memaparkan atau
menggambarkan fenomena dimana peneliti belum Sumber Data
memiliki arah atau peta penjelasan tentang
fenomena yang dihadapinya. Eksploratif adalah Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal
pengumpulan data untuk menjawab persoalan dari hasil wawancara yang didapat dari informan,
yang menjadi minat peneliti. Pendekatan yang website Kementerian Pendayaguaan Apartur Negara
digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan dan Reformasi Birokrasi, dan arsip Dinas Penanaman
studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
yang mendalam tentang individu, satu kelompok, Blitar.
satu organisasi, satu program kegiatan, dan
sebagainya dalam waktu tertentu (Rahardjo, Teknik Pengumpulan Data
2010). Menurut Sarosa (2012 : 117) case study
digunakan untuk menguji teori, menjelaskan Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh
penyebab suatu kejadian, dan membandingkan peneliti dalam penelitian ini yaitu wawancara dan
teori. Fokus uama case study adalah menjawab dokumentasi.
permasalahan penelitian yang dimulai dengan kata
tanya bagiamana atau mengapa. Teknik Analisis Data

Objek dan Subjek Penelitian Teknik analisis data dalam penelitian ini sama
seperti model analisis yang dikemukakan oleh Miles
Dalam penelitian ini objek penelitiannya dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017 : 246)
adalah pengendalian gratifikasi dan yakni aktivitas dalam analisis data kualitatif
whistleblowing system pada Dinas Penanaman dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
Kabupaten Blitar. Sedangkan subjek penelitiannya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
adalah organisasi perangkat daerah terkait yaitu reduction, data display, dan conclusion drawing /
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu verification.
Satu Pintu Kabupaten Blitar. Oleh karena itu
dibutuhkan informan yang dapat memberikan 1. Data Reduction (Mereduksi Data)
informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh peneliti. Pemilihan informan dilakukan oleh Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
peneliti dengan pertimbangan tertentu yaitu hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
informan tersebut dianggap paling tahu terhadap penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
hal-hal yang sedang diteliti. Jumlah informan data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
dalam penelitian ini adalah 5 orang. Hal tersebut yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
5
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran
mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2017 : pelaporan gratifikasi secara transparan dan akuntabel
247). sesuai peraturan perundang-undangan. Penerimaan
gratifikasi oleh oknum-oknum pegawai yang tidak
2. Data Display (Penyajian Data) bertanggung jawab dapat disebabkan karena adanya
tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data rasionalisasi (rationalization). Tekanan yang dihadapi
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, pegawai tersebut misalnya tekanan keuangan.
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan Pegawai yang bersangkutan merasa bahwa gaji yang
sejenisnya. ia terima tidak bisa memenuhi semua kebutuhan
hidupnya. Sehingga apabila ada oknum-oknum di luar
3. Conclusion Drawing / Verification yang memberikan gratifikasi ia dengan senang hati
akan menerima dan tidak melaporkannya. Tindakan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin tersebut dianggap hal biasa (rasionalisasi) karena bagi
dapat menjawab rumusan masalah yang oknum pegawai penerima gratifikasi banyak pegawai
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, lain yang melakukan hal serupa sehingga sah-sah saja
karena masalah dan rumusan masalah dalam apabila menerima pemberian cuma-cuma tersebut.
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan Penerimaan gratifikasi tanpa melaporkannya dapat
akan berkembang setelah peneliti berada di dilakukan oleh oknum pegawai yang tidak
lapangan (Sugiyono, 2017 : 252). bertanggung jawab dikarenakan terdapat kesempatan
(opportunity) dalam melancarkan aksinya. Berikut ini
Uji Keabsahan Data adalah tabel implementasi kebijakan pengendalian
gratifikasi di Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Di dalam penelitian ini uji keabsahan data Kabupaten Blitar sesuai dengan Peraturan Menteri
dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai Birokrasi Republik Indonesia No. 10 tahun 2019
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu Tabel 2
(Sugiyono, 2017: 273). Triangulasi sumber dipilih Indikator Pengendalian Gratifikasi Menurut
oleh peneliti dan dilakukan dengan cara mengecek Permenpan RB Nomor 10 Tahun 2019
data yang telah diperoleh dari beberapa informan. Pelaksanaan
No Pernyataan Keterangan
Ya Tidak
Data yang telah diperoleh akan dianalisis oleh 1. Unit kerja telah memiliki public
peneliti sehingga akan menghasilkan suatu campaign tentang pengendalian V
gratifikasi
kesimpulan (Sugiyono, 2017:274). Triangulasi 2. Unit kerja telah
sumber dapat dilakukan dengan membandingkan mengimplementasikan pengendalian V
gratifikasi
data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
dan membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan pandangan orang lain dalam 1. Unit kerja telah memiliki public campaign
berbagai strata sosial yang berbeda (Nugrahani, tentang pengendalian gratifikasi.
2014 : 116).
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten
Blitar telah melaksanakan public campaign dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN mendukung pembangunan zona integritas menuju
wilayah bebas korupsi. Bentuk public campaign
Implementasi Pengendalian Gratifikasi tersebut yaitu sosialisasi melalui media gambar,
radio, media sosial, website, leaflet, baliho,
Pengendalian gratifikasi merupakan salah satu spanduk, jingle (yel-yel), dan sosialisasi di event-
indikator yang ada dalam komponen penguatan event tertentu yang diadakan oleh pemerintah
pengawasan dalam pembangunan zona integritas. Kabupaten Blitar.
Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Menurut Ibrahim (2004) dalam artikel yang
Pembangunan (2016) pengendalian gratifikasi berjudul Kampanye Publik Anti Korupsi,
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan pelaksanaan kegiatan kampanye public harus secara
untuk mengendalikan penerimaan gratifikasi terencana, sistematis, serta sifatnya harus
6
informatif, persuasif, dan edukatif. Media yang Sumber : observasi peneliti, 2019
dapat digunakan untuk melakukan kampanye
public yaitu media konvensional atau non Pelaksanaan public campaign yang bersifat
konvensional. Penggunaan media komunikasi edukatif di Dinas Penanaman Modal dan PTSP
tersebut harus secara optimal agar bisa Kabupaten Blitar dilakukan dengan memasang X-
mendorong masyarakat untuk ikut aktif dalam Banner sebagai berikut ini di ruang pelayanan publik.
kampanye anti korupsi. Gambar 3
Gambar 1 X-Banner di DPMPTSP Kabupaten Blitar
Kampanye Publik

Sumber : Ibrahim (2004)


Sumber : observasi peneliti, 2019
Pelaksanaan public campaign pengendalian
gratifikasi di Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Di dalam X-Banner tersebut terdapat kalimat
Kabupaten Blitar sejalan dengan sifat kampanye
“Pelayanan Perizinan OSS Gratis!! Urus Sendiri
publik yang baik yaitu informatif, persuasif, dan
Tanpa Calo Tanpa Pungli. Apabila Anda Menemuka
edukatif. Kampanye public yang bersifat
Calo Di Lingkungan Kantor DPMPTSP Kab.Blitar
informatif dapat terlihat dari adanya unggahan
Segera Laporkan.” Kalimat tersebut bersifat edukatif
video di Youtube yang berisi informasi tentang
karena memberikan pengetahuan dan wawasan bagi
zona integritas dan adanya spanduk, leaflet, dan
masyarakat bahwa apabila ada ketidakberesan dalam
baliho di lingkungan kantor tentang tidak adanya
pengurusan perizinan, masyarakat dapat langsung
pungli,calo,suap ketika ingin mengurus perizinan
melaporkannya kepada pimpinan instansi tersebut.
dan non perizinan. Selain itu para pegawai juga
Dengan demikian Dinas Penanaman Modal dan
mengenakan pin yang bertuliskan “No Gratifikasi,
PTSP Blitar telah memiliki public campaign tentang
No Pungli, No Korupsi, dan No Suap”.
pengendalian gratifikasi dan pelaksanaannya telah
Public campaign yang bersifat persuasive
sesuai dengan kriteria public campaign yang baik
adalah kampanye publik yang dilakukan dengan
yaitu bersifat informatif, persuasif, dan edukatif dan
menggunakan kalimat-kalimat yang mengandung
terdapat dokumentasi gambar yang dapat dijadikan
pengaruh, ajakan, dan imbauan. Public campaign
bukti pendukung.
tersebut dapat terlihat dalam spanduk yang
dipasang di depan halaman Dinas Penanaman
2. Unit kerja telah mengimplementasikan
Modal dan PTSP Kabupaten Blitar.
pengendalian gratifikasi
A. Kebijakan Pengendalian Gratifikasi
Gambar 2
Spanduk DPMPTSP Kabupaten Blitar
Pengendalian gratifikasi sebagai upaya
pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas
korupsi mulai dilaksanakan pada tahun 2018 dengan
merujuk kepada Keputusan Kepala Dinas Penanaman
Modal dan PTSP Nomor 001a tahun 2018. Kemudian
pada tahun 2019 dilakukan beberapa revisi terkait
dengan susunan anggota program kerja setiap
komponen pengungkit pembangunan Zona Integritas

7
dengan menerbitkan Keputusan Kepala Dinas di wilayahnya.
Penanaman Modal dan PTSP Nomor 18 tahun Pelaporan gratifikasi di Dinas Penanaman Modal
2019. dan PTSP Kabupaten Blitar dilakukan melalui bagian
Gambar 4 Pengaduan dan Unit Pengendalian Gratfikasi yang
Surat Keputusan Kepala Dinas berada di Inspektorat Kabupaten Blitar.

Gambar 5
Mekanisme Pelaporan Gratifikasi

Sumber : KPK, 2015 (diolah)

Namun dalam pelaksanaan pengendalian


gratifikasi terdapat kendala yang dihadapi yaitu
adanya pihak-pihak internal di DPMPTSP yang tidak
melapor kepada Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)
ketika menerima pemberian dari masyarakat. Selain
itu karakter masyarakat yang suka memberi hadiah
Sumber : arsip DPMPTSP kepada tim yang sedang bertugas menyebabkan
penerimaan gratifikasi tidak dapat terhindari karena
B. Pelaporan Gratifikasi adanya rasa tidak enak menolak.
Pegawai negeri atau penyelenggara negara Implementasi Whistleblowing System
mempunyai kewajiban untuk melaporkan kepada
KPK apabila ia menerima hadiah-hadiah tertentu Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi
dari suatu pihak. Kewajiban tersebut sesuai di sebuah instansi memasukkan Whistleblowing
dengan UU No 20 Tahun 2001 Pasal 12 C. system sebagai salah satu indikator penilaian untuk
Menurut Peraturan KPK Republik Indonesia mengetahui apakah instansi tersebut layak diberikan
Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Pedoman predikat wilayah bebas korupsi atau tidak.
Pelaporan dan Penetapan Status Gratifikasi. Ada Whistleblowing system adalah indikator yang ada di
beberapa cara untuk melaporkan adanya dalam komponen penguatan pengawasan. Berikut ini
gratifikasi yaitu : adalah tabel implementasi whistleblowing system di
1. Disampaikan secara langsung ke kantor KPK Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blitar
oleh Penerima Gratifikasi atau orang yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
mendapat kuasa tertulis dari Penerima Gratifikasi. Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
2. Disampaikan melalui UPG atau Tim/Satuan Indonesia No. 10 tahun 2019.
Tugas yang ditunjuk oleh Pimpinan Instansi
tempat penerima Gratifikasi berdinas dalam waktu Tabel 3
paling lama 7 hari kerja sejak diterimanya Indikator Penerapan Whistleblowing System Menurut
gratifikasi. Permenpan RB Nomor 10 Tahun 2019
3. Melalui pos, e-mail, atau website KPK (online).
Terkait dengan pengendalian gratifikasi,
pemerintah Kabupaten Blitar menunjuk
Inspektorat sebagai Unit Pengendalian Gratifikasi
8
Pelaksanaan tidak ditemukan adanya indikator whistleblowing
No Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
1. unit kerja telah menerapkan whistle
V
system dalam dokumen tersebut. Untuk melaporkan
blowing system tindakan pegawai lain yang menyalahi kode etik
2. unit kerja telah melakukan evaluasi
atas penerapan whistle blowing V dilakukan dengan cara lain yaitu teguran. Seiring
system berjalannya waktu apabila pihak yang bersangkutan
3. unit kerja menindaklanjuti hasil
evaluasi atas penerapan whistle V tadi mengulangi kesalahan yang sama maka akan
blowing system dilaporkan ke Inspektorat untuk diproses lebih lanjut
dan akan diberikan sanksi oleh Badan Kepegawaian
Sumber : Permenpan RB No.10 Tahun 2019 Daerah. Selain melalui teguran langsung, pelaporan
tindakan pegawai yang melanggar kode etik juga
1. Unit kerja telah menerapkan whistleblowing pernah dapat dilakukan melalui tatap muka langsung
system dengan pimpinan dan juga dengan menggunakan
aplikasi Whatsapp.
Bagi sebuah instansi, adanya whistleblowing Dengan demikian dapat terlihat bahwa
system dapat membantu dalam mengungkap Whistleblowing system belum terdapat di instansi ini
praktik-praktik tertentu yang dianggap sebagai sehingga belum ada pedoman dan aturan resmi
tindakan yang melanggar kode etik yang telah tentang penerapan whistleblowing system.
ditetapkan di organisasi / intansi tersebut.
Whistleblowing system dapat membantu menekan B. Aspek Kualitas
kesempatan (opportunity) pegawai untuk
melakukan tindakan terlarang tersebut karena Dalam aspek kualitas yang dinilai adalah adanya
setiap pegawai akan merasa diawasi tindakannya. unit kerja yang menangani pengaduan tersebut,
Menurut BPKP (2016) dalam membangun zona memiliki sistem perlindungan saksi dan korban, dan
integritas menuju wilayah bebas korupsi, penggunaan sistem informasi untuk pengaduan
penilaian indikator whistleblowing system dilihat tersebut. Kerahasiaan dan perlindungan
dari tiga aspek yaitu aspek pemenuhan, kualitas, whistleblower belum ada di Dinas Penanaman Modal
dan implementasi. dan PTSP Kabupaten Blitar. Ketika ada seorang
pegawai yang melaporkan pegawai lain yang
Gambar 4.20 dianggap melakukan tindakan yang menyalahi kode
Indikator Whistleblowing System menurut BPKP etik dan aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinan,
identitas pegawai yang melaporkan tidak akan
diketahui oleh seluruh pegawai yang ada di Dinas
Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blitar.
Namun, tidak menutup kemungkinan adanya
kebocoran informasi karena laporan yang dibuat ke
pimpinan sifatnya secara lisan. Bisa jadi ada pegawai
lain yang melihat orang yang melaporkan tadi sedang
berbicara dengan pimpinan. Bagi pegawai yang
terlapor, tindakannya yang menyalahi kode etik dan
aturan tadi pasti akan diketahui oleh semua pegawai
yang ada disana.
Sumber : olahan peneliti, 2020
C. Aspek Implementasi
A. Aspek Pemenuhan
Dalam aspek implementasi yang dinilai adalah
Dalam aspek pemenuhan yang dinilai adalah
unit kerja mengimplementasikan whistleblowing
adanya pedoman whistleblowing system, pedoman
system, adanya perlindungan saksi dan korban, unit
tersebut telah di sahkan, dan sudah
kerja telah melakukan evaluasi atas pelaksanaan
disosialisasikan kepada seluruh pegawai di unit
whistleblowing system, dan unit kerja telah
kerja tersebut. Berdasarkan dokumen rencana
melakukan tindakan yang diperlukan. Dinas
kerja pembangunan zona integritas menuju
Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blitar
wilayah bebas korupsi yang disusun oleh Dinas
belum memiliki whistleblowing system sehingga
Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blitar,
9
tidak memenuhi komponen-kompenen yang ada bahwa whistleblowing system belum terdapat di Dinas
di dalam aspek implementasi. Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Blitar. Oleh
karena itu belum ada evaluasi yang dilakukan atas
Dengan demikian indikator whistleblowing penerapan whistleblowing system.
system yang dilihat dari tiga aspek di atas yakni
aspek pemenuhan, aspek kualitas, dan aspek 3. Unit kerja menindaklanjuti hasil evaluasi atas
implementasi belum sesuai karena belum ada penerapan whistleblowing system
pengembangan sistem pelaporan pelanggaran
yang menggunakan teknologi di Dinas Penanaman Apabila evaluasi penerapan whistleblowing system telah
Modal dan PTSP Kabupaten Blitar. dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah
Whistleblowing system belum terdapat di menindaklanjuti hasil evaluasi tersebut. Namun,
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten berdasarkan hasil wawancara, dokumen pendukung,
Blitar disebabkan oleh beberapa alasan yaitu dan observasi peneliti yang telah dipaparkan di atas,
karena di lingkup instansi tersebut belum diketahui bahwa whistleblowing system belum terdapat
mempunyai perangkat online untuk melaporkan di Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten
tindakan pegawai yang menyalahi kode etik, Blitar. Oleh karena itu belum ada tindaklanjut hasil
belum ada sumber daya manusia yang mampu evaluasi yang dilakukan atas penerapan whistleblowing
untuk menciptakan whistleblowing system, dan system.
belum ada anggaran untuk mendukung
pengembangan sistem tersebut. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN
Dalam upaya mengungkap segala bentuk SARAN
kecurangan yang terjadi dibutuhkan kerjasama
dari beberapa pihak. Tidak semua orang berani Berdasarkan hasil penelitian terhadap
mengungkap dugaan tindak kecurangan karena implementasi pengendalian gratifikasi dan
takut terjadi sesuatu terhadapnya di masa depan. whistleblowing system dalam pembangunan zona
Untuk membangun keberanian seluruh pegawai integritas menuju wilayah bebas korupsi di Dinas
yang bekerja di Dinas Penanaman Modal dan Penananaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
PTSP Kabupaten Blitar dalam mengungkap segala Pintu Kabupaten Blitar, dapat ditarik kesimpulan
hal yang dianggap sebagai tindakan melanggar bahwa pengendalian gratifikasi di Dinas Penanaman
aturan, pimpinan instansi senantiasa memberikan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
arahan kepada para pegawai ketika apel pagi agar Blitar telah dilaksanakan sesuai dengan Permenpan
selalu bertindak sesuai dengan aturan yang RB No. 10 Tahun 2019 yakni di lingkup instansi yang
berlaku, saling mengingatkan antar pegawai diusulkan menjadi zona integritas telah memiliki
apabila ada yang melakukan tindakan yang public campaign tentang pengendalian gratifikasi dan
menyalahi kode etik serta meyakinkan para telah mengimplementasikan kebijakan pengendalian
pegawai agar tidak takut untuk melapor apabila gratifikasi. Public campaign yang dilakukan bersifat
mengetahui ada oknum-oknum yang dianggap informatif, persuasif, dan edukatif. Pelaporan adanya
menyalahi aturan. gratifikasi di antara para pegawai telah dilakukan
melalui Unit Pengendalian Gratifikasi.
2. Unit kerja telah melakukan evaluasi atas Whistleblowing system belum diimplementasikan
penerapan whistleblowing system di lingkup Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar. Terdapat
Menurut KNKG (2008) organisasi atau beberapa alasan mengapa hal tersebut terjadi yaitu
perusahaan yang telah memiliki whistleblowing karena adanya keterbatasan sumber daya manusia dan
system perlu melakukan pemantauan dan review belum ada anggaran khusus untuk mendukung
untuk mengetahui secara pasti bagaimana pengembangan whistleblowing system. Saat ini
efektifitas penerapan whistleblowing system yang pelaporan tindakan pegawai yang dianggap
telah dibangun sehingga dapat memenuhi tujuan menyalahi kode etik dilakukan dengan melaporkan
yang sudah ditetapkan pada saat awal langsung tindakan tersebut kepada pimpinan unit
pencanangan sistem tersebut. Berdasarkan hasil kerja dan apabila terbukti melanggar aturan maka
wawancara, dokumen pendukung, dan obeservasi akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
peneliti yang telah dipaparkan di atas, diketahui berlaku.
10
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian Suatu
peneliti tidak mendapat kesempatan untuk Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
mewawancarai Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Blitar. Hal tersebut dikarenakan pada saat periode Satu Pintu Kabupaten Blitar. (n.d.). Sekilas
wawancara dilaksanakan Kepala Dinas sedang DPMPTSP. Diakses dari website
memiliki kesibukan lain. Oleh karena itu peneliti https://dpmptsp.blitarkab.go.id/?page_id=198
tidak bisa memperoleh informasi lain terkait 40
pengendalian gratifikasi dan whistleblowing
system menurut perspektif Kepala Dinas selaku Gufroni. (2018). Integritas Moral dan Korelasinya
pihak yang memiliki jabatan tertinggi dalam dengan Perilaku Korupsi. Seminar Nasional
instansi tersebut. Namun, untuk mengatasi hal Hukum UNS, 1-9. Diakses dari
tersebut peneliti diberi rekomendasi informan lain https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/ha
yang memiliki kapasitas untuk menjawab ndle/11617/9716/34.%20Gufroni.pdf?sequen
pertanyaan yang diajukan peneliti. ce=1&isAllowed=y
Berdasarkan keterbatasan tersebut, bagi
peneliti selanjutnya sebelum terjun ke lapangan Hartanti, Evi. (2012). Tindak Pidana Korupsi Edisi
untuk melakukan wawancara sebaiknya membuat Kedua. Jakarta : Sinar Grafika.
janji dengan kepala dinas atau informan lain yang
memiliki kapasitas untuk menjawab pertanyaan Ibrahim, Idi Subandy. (2004). Kampanye Publik
wawancara dan memastikan nama-nama informan tentang Antikorupsi. Mediator, 5(2),1-11.
yang bersedia untuk diwawancarai. Selain itu bagi Diakses dari
peneliti yang membahas zona integritas di masa https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediat
mendatang dapat memilih subjek penelitian or/article/view/1168/pdf
instansi pemerintah yang berhubungan dengan
pelayanan publik selain Dinas Penanaman Modal International Chamber of Commerce. (2008). ICC
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, misalnya di Guidelines on Whistleblowing. Diakses dari
rumah sakit, kantor catatan sipil, dan sebagainya website
agar dapat melihat perbedaan pembangunan zona https://iccwbo.org/content/uploads/sites/3/200
integritas antar unit kerja atau instansi. 8/06/ICC-Whistleblowing-Guidelines.pdf

DAFTAR PUSTAKA Irfan, M. Nurul. (2012). Korupsi dalam Hukum


Pidana Islam. Jakarta : Amzah.

ACFE Indonesia Chapter. (2016). Survei Fraud Irianto,Gugus.,Novianti,Nurlita. 2019. Dealing with
Indonesia 2016. Diakses dari website Fraud. Malang : Universitas Brawijaya Press.
https://acfe-indonesia.or.id/wp-
content/uploads/2017/07/SURVAI- Junaidi, Achmad. (2019). 4 OPD Lingkup Pemkab
FRAUD-INDONESIA-2016_Final.pdf Blitar, Menuju Zona Integritas WBK dan
WBBM. Diakses dari website
Association of Certified Fraud Examiner. (2018). https://jatim.deliknews.com/2019/09/11/4-
Report to the Nations 2018 Global Study opd-lingkup-pemkab-blitar-menuju-zona-
On Occupational Fraud and Abuse. integritas-wbk-dan-wbbm/
Diakses dari website
https://www.acfe.com/report-to-the- Karyono. 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta :
nations/2018/default.aspx Penerbit Andi

Albrecht,C. C., Albrecht, W. S., Albrecht, C. O., Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan
& Zimbelman, M. F. (2017). Akuntansi Reformasi Birokrasi. (2009). Reformasi
Forensik Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Birokrasi. Diakses dari website
Salemba. https://www.menpan.go.id/site/reformasi-
birokrasi/makna-dan-tujuan
11
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2008). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Sistem Pelaporan Pelanggaran – SPP dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun
(Whistleblowing System) – WBS. Diakses 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
dari Menteru Pendayagunaan Aparatur Negara dan
https://nasional.kompas.com/read/2018/09 Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun 2014
/04/22452391/kpk-perpanjang-masa- tentang Pedoman Pembangunan Zona
penahanan-wali-kota-blitar Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari
Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Diakses dari
Diakses dari http://berkas.dpr.go.id/setjen/dokumen/ittama
https://www.kpk.go.id/gratifikasi/BP/Pedo -Eksternal-PERMENPAN-RB-NO-10-THN-
man_Pengendalian_Gratifikasi.pdf 2019-tentang-pedoman-pembangunan-ZI-
1563780595.pdf
Kristiana, Yudi. (2016). Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Perspektif Hukum Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang
Progresif. Yogyakarta : Penerbit Thafa Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
Media. 2025. Diakses dari website
https://rbkunwas.menpan.go.id/images/pedom
Manurung, Elizabeth Tiur. (2016). Roadmap To an/reformasi-birokrasi_PERPRES-NOMOR-
Eliminate Corruption Through 81-TAHUN-2010-TENTANG-GRAND-
Development Of Integrated Human. Asia DESIGN-REFORMASI-BIROKRASI-2010-
Pacific Fraud Journal. 1(1), 4-5. Diakses 2025-.pdf
dari
http://apfjournal.or.id/index.php/apf/articl Pusat Edukasi Antikorupsi. (n.d). Apa itu Korupsi.
e/view/10/manurung Diakses dari website
https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-
Marhaenningsih, Eni. (n.d). Korupsi dan Strategi terhadap-korupsi/infografis/apa-itu-korupsi
Menanganinya. Diakses dari website
Badan Pengawasan Keuangan dan Pusat Edukasi Anti Korupsi. (n.d). Pengertian
Pembangunan : Korupsi. Diakses dari website
http://www.bpkp.go.id/jateng/konten/2273 https://aclc.kpk.go.id/materi/sikap-
/Korupsi-dan-Strategi- antikorupsi/infografis/pengertian-integritas
Menanganinya.bpkp
Rachman, Dylan Aprialdo. (2018). KPK Perpanjang
Mudjiyanto, Bambang. (2018). Tipe Penelitian Masa Penahanan Walikota Blitar. Diakses dari
Eksploratif Komunikasi (Exploratory website Kompas :
Research In Communication Study). Jurnal https://nasional.kompas.com/read/2018/09/04
Studi Komunikasi dan Media, 64-74. /22452391/kpk-perpanjang-masa-penahanan-
Diakses dari wali-kota-blitar
https://media.neliti.com/media/publication
s/261103-none-9c12c00f.pdf Rahardjo, Mudjia. (2010). Jenis dan Metode
Penelitian Kualitatif. Diakses dari website
Nazir,Moh. (2009). Metode Penelitian. Bogor : http://mudjiarahardjo.uin-
Ghalia Indonesia. malang.ac.id/materi-kuliah/215-jenis-dan-
metode-penelitian-kualitatif.html
Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Sarosa, Samiadji. (2012). Penelitian Kualitatif
Bahasa. Diakses dari Dasar-Dasar. Yogyakarta : PT Indeks.
http://lppm.univetbantara.ac.id/data/materi
/Buku.pdf Sekaran, Uma. (2017). Metode Penelitian Untuk
12
Bisnis Edisi 6. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan


(Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan
R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Transparency International. (2018). Corruption


Perceptions Index 2018. Diakses dari
website
https://www.transparency.org/cpi2018

Valentina, Bella., Dwi, Erna.,& Andrisman, Tri.


(2017). Implementasi Whistle Blower
Dalam Mengungkapkan Perkara Tindak
Pidana Korupsi. POENALE : Jurnal
Bagian Hukum Pidana Universitas
Lampung. 5(3), 6-7. Diakses dari
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/pida
na/article/view/873/752

_______(2018). Susilo Prabowo Si Penyuap 2


Kepala Daerah, Divonis 2 Tahun Penjara.
Diakses dari website
http://www.beritakorupsi.co/2018/11/susil
o-prabowo-sipenyuap-2-kepala.htm

13

Anda mungkin juga menyukai