ABSTRACT
The purpose of this study is to identify the implementation of gratification control and whistleblowing system in
developing integrity zones for corruption-free regions. The object of this study is the Investment and One-Door
Integrated Service Agency of Blitar regency. Using qualitative method, this study finds that gratification control in
the development of integrity zones in the agency has been conducted by conforming with the decree of the Minister of
State Apparatus and Bureaucratic Reformation number 10 of 2019. The public campaign for gratification control has
been held, and the gratification control has been in effect. However, the implementation of the whistleblowing system
has not conformed the aforementioned decree, where the work unit for the system has not evaluate its implementation
and has not followed up the evaluation of such system. The results of this research are expected to be considered by
the agency in their future policies to tackle problems in developing integrity zones for corruption-free region.
2
harus sadar mana saja tindakan yang dikategorikan pemerintahan yang pimpinan dan jajarannya
sebagai korupsi dan bagaimana mekanisme untuk mempunyai komitmen untuk mewujudkan wilayah
melaporkan tindakan tersebut. Strategi kedua yaitu bebas korupsi/wilayah birokrasi bersih melayani melalui
cegah misalnya dengan membentuk unit khusus anti reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan
korupsi. Strategi ketiga yaitu tindak, yakni korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku Pembangunan zona integritas di wilayah kabupaten /
korupsi sehingga akan menimbulkan efek jera di kota meliputi Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas
masa depan. Kependudukan dan Catatan Sipil, unit kerja yang
Dalam pelayanan publik, seseorang harus menyelenggarakan Sistem Administrasi Manunggal
memiliki integritas yang tinggi karena celah untuk Satu Atap (Samsat), dan unit kerja yang
melakukan korupsi lebih besar misalnya adanya menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
suap, pungutan liar, dan gratifikasi. Ketika seorang (PTSP) di tingkat Kabupaten/Kota. Dilansir oleh
pegawai dihadapkan pada pemberian cuma-cuma DelikNews tahun 2019, terdapat 4 Organisasi Perangkat
(gratifikasi) dari seseorang dan dikhawatirkan di Daerah (OPD) di Kabupaten Blitar yang mulai
masa depan dapat menimbulkan benturan membangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas
kepentingan, maka dalam hal ini integritas pegawai Korupsi yaitu RSUD Ngudi Waluyo, Dispendukcapil,
adalah poin yang sangat penting. Pegawai yang Kecamatan Wlingi, dan Kantor Dinas Penanaman
berintegritas tinggi pasti akan melaporkan Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
penerimaan gratifikasi kepada pihak yang Pembangunan zona integritas dilakukan sebagai upaya
berwenang atas hal tersebut. Sebaliknya jika pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan
pegawai memiliki integritas yang rendah pasti akan publik.
dengan senang hati menerima pemberian tersebut Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
dan bertindak seolah-olah hal tersebut dibenarkan. Satu Pintu adalah instansi yang melayani
Tindakan yang sedemikian rupa apabila terjadi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non-perizinan
terjadi terus menerum maka akan merugikan serta peningkatan investasi di Kabupaten Blitar.
masyarakat dan menurunkan kualitas pelayanan Pelayanan tersebut membuat pegawai yang bekerja
publik. Berbagai hal yang menghambat pelaksanaan disana berinteraksi langsung dengan masyarakat yang
penyelenggaraan pemerintahan yang baik harus berkepentingan. Ketika ada masyarakat yang ingin
ditata ulang agar pemerintah tidak kehilangan mengurus perizinan usaha yang baru ia dirikan maka
kepercayaan masyarakat atas penyelenggaraan terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar
pelayanan publik. Reformasi birokrasi digadang- dapat memperoleh izin usaha tersebut. Sering kali
gadang sebagai salah satu upaya untuk karena banyaknya persyaratan dan berkas yang
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Menurut dibutuhkan membuat masyarakat kewalahan duluan.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Hal ini membuka celah bagi oknum-oknum yang tidak
Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), reformasi bertanggung jawab untuk melakukan tindakan
birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk kecurangan (fraud) agar dapat memperoleh izin usaha
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar dengan cepat misalnya dengan suap menyuap dan
terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan pemberian gratifikasi kepada pegawai yang bekerja
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan disana.
(organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
sumber daya manusia aparatur. Sedangkan menurut peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian pengendalian gratifikasi dan whistleblowing system
Keuangan (DJKN Kemenkeu), reformasi birokrasi dalam pembangunan zona integritas menuju wilayah
merupakan langkah awal untuk melakukan penataan bebas korupsi yang ada di Dinas Penanaman Modal dan
sistem penyelenggaraan pemerintah yang baik, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar melalui
efektif dan efisien, sehingga dapat melayani skripsi yang berjudul “Implementasi Pengendalian
masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional. Gratifikasi dan Whistleblowing System dalam
Pembangunan zona integritas menuju wilayah Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
bebas korupsi adalah salah satu bentuk penerapan Bebas Korupsi di Dinas Penanaman Modal dan
reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah. Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Blitar”.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi TELAAH PUSTAKA
(Permenpan RB) No 10 tahun 2019, zona integritas
adalah predikat yang diberikan kepada instansi Korupsi
3
melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran
Secara harfiah korupsi merupakan sesuatu pelaporan gratifikasi secara transparan dan akuntabel
yang busuk, jahat, dan merusak. Jika sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam
membicarakan tentang korupsi memang akan menjalankan kegiatan pengendalian gratifikasi,
menemukan kenyataan semasam itu karena terdapat sejumlah prinsip-prinsip utama, yaitu:
korupsi menyangkut segi-segi moral, sifat dan 1. Prinsip Transparansi
keadaan yang busuk, jabatan dalam instansi atau 2. Prinsip Akuntabilitas
aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan 3. Prinsip Kepastian Hukum
dalam jabatan karena pemberian, faktor ekonomi 4. Prinsip Kemanfaatan
dan politik, serta penempatan keluarga atau 5. Prinsip Kepentingan Umum
golongan ke dalam kedinasan di bawah keuasaan 6. Prinsip Independensi
jabatannya (Hartanti,2012). Sedangkan menurut 7. Perlindungan Pelapor Gratifikasi
Brata (dikutip oleh Kristiana, 2016, hal. 41)
korupsi adalah perbuatan mencuri, karena itu, Whistleblowing System
korupsi satu trah dengan maling, nyolong, nodong,
jambret, ngecu, ngrampok, nggarong, nggrayah, Whistleblowing System adalah bagian dari sistem
ngrampas, ngutil, malak, ngembat, nilep, pengendalian internal dalam mencegah praktik
merompak, mencuri, menipu, menggelapkan, penyimpangan dan kecurangan serta memperkuat
memanipulasi, yang semuanya tergolong hina dari penerapan praktik good governance (KNKG, 2008).
sudut pandang moral. Trah-nya adalah durjana, Menurut BPKP (n.d.) Whistleblower System
maka pelakunya pantas menyandang nama merupakan sebuah mekanisme penyampaian
durjana. pengaduan dugaan tindak pidana korupsi yang telah
Korupsi merupakan salah satu bentuk dari terjadi atau akan terjadi yang melibatkan pegawai dan
fraud. Menurut Cressey (dikutip oleh Irianto dan orang lain yang berkaitan dengan dugaan tindak
Novanti,2019,hal.42) terdapat tiga alasan utama pidana korupsi yang dilakukan di dalam organisasi
mengapa seseorang melakukan fraud. Alasan tempatnya bekerja.
tersebut antara lain :
1. Tekanan yang dihadapi oleh pelaku Zona Integritas
(pressure)
2. Kesempatan yang dimiliki oleh pelaku Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan
(opportunity) Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
3. Rasionalisasi dari dalam diri pelaku Indonesia No. 10 tahun 2019, Zona Integritas (ZI)
(rationalization) adalah predikat yang diberikan kepada instansi
Ketiga alasan tersebut kemudian disebut dengan pemerintah yang pimpinan dan jajarannya
fraud triangle atau Cressey fraud triangle. mempunyai komitmen untuk mewujudkan
WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi,
Gratifikasi khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan
peningkatan kualitas pelayanan publik. Menuju
Menurut Penjelasan Pasal 12B Undang- Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya
Undang Nomor 20 Tahun 2001 pengertian disingkat Menuju WBK adalah predikat yang
gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yakni diberikan kepada suatu unit kerja/kawasan yang
meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), memenuhi sebagian besar manajemen perubahan,
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. akuntabilitas kinerja. Menuju Wilayah Birokrasi
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam Bersih dan Melayani yang selanjutnya disingkat
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa kepada suatu unit kerja/kawasan yang memenuhi
sarana elektronik. sebagian besar manajemen perubahan, penataan
Menurut KPK (2015) pengendalian gratifikasi tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM,
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas
untuk mengendalikan penerimaan gratifikasi kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.
4
Adapun proses pembangunan Zona Integritas dilakukan untuk pengujian kredibilitas data dengan
merupakan tindak lanjut dari pencanangan yang mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
telah dilakukan oleh pimpinan instansi sumber. Pihak yang menjadi informan dalam
pemerintah. Proses pembangunan Zona Integritas penelitian ini adalah sebagai berikut :
difokuskan pada penerapan program Manajemen
Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan
Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan,
Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Tabel 1
Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit. Daftar Nama Informan
Objek dan Subjek Penelitian Teknik analisis data dalam penelitian ini sama
seperti model analisis yang dikemukakan oleh Miles
Dalam penelitian ini objek penelitiannya dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017 : 246)
adalah pengendalian gratifikasi dan yakni aktivitas dalam analisis data kualitatif
whistleblowing system pada Dinas Penanaman dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
Kabupaten Blitar. Sedangkan subjek penelitiannya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data
adalah organisasi perangkat daerah terkait yaitu reduction, data display, dan conclusion drawing /
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu verification.
Satu Pintu Kabupaten Blitar. Oleh karena itu
dibutuhkan informan yang dapat memberikan 1. Data Reduction (Mereduksi Data)
informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh peneliti. Pemilihan informan dilakukan oleh Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
peneliti dengan pertimbangan tertentu yaitu hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
informan tersebut dianggap paling tahu terhadap penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
hal-hal yang sedang diteliti. Jumlah informan data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
dalam penelitian ini adalah 5 orang. Hal tersebut yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
5
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran
mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2017 : pelaporan gratifikasi secara transparan dan akuntabel
247). sesuai peraturan perundang-undangan. Penerimaan
gratifikasi oleh oknum-oknum pegawai yang tidak
2. Data Display (Penyajian Data) bertanggung jawab dapat disebabkan karena adanya
tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data rasionalisasi (rationalization). Tekanan yang dihadapi
bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, pegawai tersebut misalnya tekanan keuangan.
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan Pegawai yang bersangkutan merasa bahwa gaji yang
sejenisnya. ia terima tidak bisa memenuhi semua kebutuhan
hidupnya. Sehingga apabila ada oknum-oknum di luar
3. Conclusion Drawing / Verification yang memberikan gratifikasi ia dengan senang hati
akan menerima dan tidak melaporkannya. Tindakan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin tersebut dianggap hal biasa (rasionalisasi) karena bagi
dapat menjawab rumusan masalah yang oknum pegawai penerima gratifikasi banyak pegawai
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, lain yang melakukan hal serupa sehingga sah-sah saja
karena masalah dan rumusan masalah dalam apabila menerima pemberian cuma-cuma tersebut.
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan Penerimaan gratifikasi tanpa melaporkannya dapat
akan berkembang setelah peneliti berada di dilakukan oleh oknum pegawai yang tidak
lapangan (Sugiyono, 2017 : 252). bertanggung jawab dikarenakan terdapat kesempatan
(opportunity) dalam melancarkan aksinya. Berikut ini
Uji Keabsahan Data adalah tabel implementasi kebijakan pengendalian
gratifikasi di Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Di dalam penelitian ini uji keabsahan data Kabupaten Blitar sesuai dengan Peraturan Menteri
dilakukan dengan cara triangulasi. Triangulasi Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai Birokrasi Republik Indonesia No. 10 tahun 2019
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu Tabel 2
(Sugiyono, 2017: 273). Triangulasi sumber dipilih Indikator Pengendalian Gratifikasi Menurut
oleh peneliti dan dilakukan dengan cara mengecek Permenpan RB Nomor 10 Tahun 2019
data yang telah diperoleh dari beberapa informan. Pelaksanaan
No Pernyataan Keterangan
Ya Tidak
Data yang telah diperoleh akan dianalisis oleh 1. Unit kerja telah memiliki public
peneliti sehingga akan menghasilkan suatu campaign tentang pengendalian V
gratifikasi
kesimpulan (Sugiyono, 2017:274). Triangulasi 2. Unit kerja telah
sumber dapat dilakukan dengan membandingkan mengimplementasikan pengendalian V
gratifikasi
data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
dan membandingkan keadaan dan perspektif
seseorang dengan pandangan orang lain dalam 1. Unit kerja telah memiliki public campaign
berbagai strata sosial yang berbeda (Nugrahani, tentang pengendalian gratifikasi.
2014 : 116).
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten
Blitar telah melaksanakan public campaign dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN mendukung pembangunan zona integritas menuju
wilayah bebas korupsi. Bentuk public campaign
Implementasi Pengendalian Gratifikasi tersebut yaitu sosialisasi melalui media gambar,
radio, media sosial, website, leaflet, baliho,
Pengendalian gratifikasi merupakan salah satu spanduk, jingle (yel-yel), dan sosialisasi di event-
indikator yang ada dalam komponen penguatan event tertentu yang diadakan oleh pemerintah
pengawasan dalam pembangunan zona integritas. Kabupaten Blitar.
Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Menurut Ibrahim (2004) dalam artikel yang
Pembangunan (2016) pengendalian gratifikasi berjudul Kampanye Publik Anti Korupsi,
merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan pelaksanaan kegiatan kampanye public harus secara
untuk mengendalikan penerimaan gratifikasi terencana, sistematis, serta sifatnya harus
6
informatif, persuasif, dan edukatif. Media yang Sumber : observasi peneliti, 2019
dapat digunakan untuk melakukan kampanye
public yaitu media konvensional atau non Pelaksanaan public campaign yang bersifat
konvensional. Penggunaan media komunikasi edukatif di Dinas Penanaman Modal dan PTSP
tersebut harus secara optimal agar bisa Kabupaten Blitar dilakukan dengan memasang X-
mendorong masyarakat untuk ikut aktif dalam Banner sebagai berikut ini di ruang pelayanan publik.
kampanye anti korupsi. Gambar 3
Gambar 1 X-Banner di DPMPTSP Kabupaten Blitar
Kampanye Publik
7
dengan menerbitkan Keputusan Kepala Dinas di wilayahnya.
Penanaman Modal dan PTSP Nomor 18 tahun Pelaporan gratifikasi di Dinas Penanaman Modal
2019. dan PTSP Kabupaten Blitar dilakukan melalui bagian
Gambar 4 Pengaduan dan Unit Pengendalian Gratfikasi yang
Surat Keputusan Kepala Dinas berada di Inspektorat Kabupaten Blitar.
Gambar 5
Mekanisme Pelaporan Gratifikasi
ACFE Indonesia Chapter. (2016). Survei Fraud Irianto,Gugus.,Novianti,Nurlita. 2019. Dealing with
Indonesia 2016. Diakses dari website Fraud. Malang : Universitas Brawijaya Press.
https://acfe-indonesia.or.id/wp-
content/uploads/2017/07/SURVAI- Junaidi, Achmad. (2019). 4 OPD Lingkup Pemkab
FRAUD-INDONESIA-2016_Final.pdf Blitar, Menuju Zona Integritas WBK dan
WBBM. Diakses dari website
Association of Certified Fraud Examiner. (2018). https://jatim.deliknews.com/2019/09/11/4-
Report to the Nations 2018 Global Study opd-lingkup-pemkab-blitar-menuju-zona-
On Occupational Fraud and Abuse. integritas-wbk-dan-wbbm/
Diakses dari website
https://www.acfe.com/report-to-the- Karyono. 2013. Forensic Fraud. Yogyakarta :
nations/2018/default.aspx Penerbit Andi
Albrecht,C. C., Albrecht, W. S., Albrecht, C. O., Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan
& Zimbelman, M. F. (2017). Akuntansi Reformasi Birokrasi. (2009). Reformasi
Forensik Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Birokrasi. Diakses dari website
Salemba. https://www.menpan.go.id/site/reformasi-
birokrasi/makna-dan-tujuan
11
Komite Nasional Kebijakan Governance. (2008). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Sistem Pelaporan Pelanggaran – SPP dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun
(Whistleblowing System) – WBS. Diakses 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
dari Menteru Pendayagunaan Aparatur Negara dan
https://nasional.kompas.com/read/2018/09 Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun 2014
/04/22452391/kpk-perpanjang-masa- tentang Pedoman Pembangunan Zona
penahanan-wali-kota-blitar Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari
Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2015). Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah.
Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Diakses dari
Diakses dari http://berkas.dpr.go.id/setjen/dokumen/ittama
https://www.kpk.go.id/gratifikasi/BP/Pedo -Eksternal-PERMENPAN-RB-NO-10-THN-
man_Pengendalian_Gratifikasi.pdf 2019-tentang-pedoman-pembangunan-ZI-
1563780595.pdf
Kristiana, Yudi. (2016). Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Perspektif Hukum Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang
Progresif. Yogyakarta : Penerbit Thafa Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
Media. 2025. Diakses dari website
https://rbkunwas.menpan.go.id/images/pedom
Manurung, Elizabeth Tiur. (2016). Roadmap To an/reformasi-birokrasi_PERPRES-NOMOR-
Eliminate Corruption Through 81-TAHUN-2010-TENTANG-GRAND-
Development Of Integrated Human. Asia DESIGN-REFORMASI-BIROKRASI-2010-
Pacific Fraud Journal. 1(1), 4-5. Diakses 2025-.pdf
dari
http://apfjournal.or.id/index.php/apf/articl Pusat Edukasi Antikorupsi. (n.d). Apa itu Korupsi.
e/view/10/manurung Diakses dari website
https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-
Marhaenningsih, Eni. (n.d). Korupsi dan Strategi terhadap-korupsi/infografis/apa-itu-korupsi
Menanganinya. Diakses dari website
Badan Pengawasan Keuangan dan Pusat Edukasi Anti Korupsi. (n.d). Pengertian
Pembangunan : Korupsi. Diakses dari website
http://www.bpkp.go.id/jateng/konten/2273 https://aclc.kpk.go.id/materi/sikap-
/Korupsi-dan-Strategi- antikorupsi/infografis/pengertian-integritas
Menanganinya.bpkp
Rachman, Dylan Aprialdo. (2018). KPK Perpanjang
Mudjiyanto, Bambang. (2018). Tipe Penelitian Masa Penahanan Walikota Blitar. Diakses dari
Eksploratif Komunikasi (Exploratory website Kompas :
Research In Communication Study). Jurnal https://nasional.kompas.com/read/2018/09/04
Studi Komunikasi dan Media, 64-74. /22452391/kpk-perpanjang-masa-penahanan-
Diakses dari wali-kota-blitar
https://media.neliti.com/media/publication
s/261103-none-9c12c00f.pdf Rahardjo, Mudjia. (2010). Jenis dan Metode
Penelitian Kualitatif. Diakses dari website
Nazir,Moh. (2009). Metode Penelitian. Bogor : http://mudjiarahardjo.uin-
Ghalia Indonesia. malang.ac.id/materi-kuliah/215-jenis-dan-
metode-penelitian-kualitatif.html
Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Sarosa, Samiadji. (2012). Penelitian Kualitatif
Bahasa. Diakses dari Dasar-Dasar. Yogyakarta : PT Indeks.
http://lppm.univetbantara.ac.id/data/materi
/Buku.pdf Sekaran, Uma. (2017). Metode Penelitian Untuk
12
Bisnis Edisi 6. Jakarta : Penerbit Salemba
Empat
13