Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ANALISIS KASUS KORUPSI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

AURA SALMA RAHMANI


042111333025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
TAHUN 2021
A. PENDAHULUAN
Korupsi adalah perbuatan melawan hokum dengan maksud memperkaya diri sendiri atau
orang lain , baik perorangan maupun korporasi yang dapat merugika keuangan negra atau
peekonomian negara .Kasus korupsi dari dahulu hinggga saat ini masih menjadi permasalhan
yang serius dan belum dapat terselesaikan di Indonesia. Tindakan yang satu ini sudah merupakan
sebuah penyakit di masyarakat yang akan menghancurkan sebuah negara jika tidak segera
dibentdung.Sebagai suatu penyakit , maka penyelesaian dari permasalahan in tidak hanya dengan
menghukum para pelakuna tetapi jga menyembuhkan penyakit ini dari masyarakat yang
menyebabkan tingkah laku korup. Menjamurnya tinak pidana korupsi oleh segala pihak sangat
membuat segenap bangsa Indonesia gundah gulana. Ternyata korupsi terjadi pada pelbagai
sektor dan juga kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta sektor swasta (private sector).
Korupsi ini masuk dalam kategori white collar crime yakni kejahatan yang dilakukan oleh
seseorang yang sangat terhormat dan berstatus social tinggi di dalam pekerjaannya. Tindakan
kejahatan ini dapat terjadi di dalam perusahaan, kalangan professional, perdagangan maupun
kehidupan politik. Tindakan korupsi ini merupakan suatu tindakan yang sangat tidak etis dan
bertentangan dengan sila-sila Pancasila. Pada masa pandemic ini banyak dari masyarakat
menengah kebwah yang terdampak, mereka kesulitas untuk bertahan hidup. Namun bukan malah
membantu , banyak oknum-oknum pemerintah yang justru mengembil kesempatan ini untuk
menyenangkan kehidupan mereka tanpa memperulikan nasib dari para kalangan menengah
kebawah .
Berdasarkan data dariIndonesian Corruption Watch (ICW) diketahui sepanjang tahun
2020 terjadi 1.218 perkara korupsi yang disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi,
Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. Total terdakwa kasus korupsi di tahun 2020,
mencapai 1.298 orang. Dari data tersebut tercatat praktek korupsi dilakukan paling besar oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan 321 kasus, pihak swasta dengan 286 kasus, dan perangkat
desa dengan 330 kasus.( Kompas ,2021). Dalam survey yang diselenggarakan Lembaga Survey
Indonesia dalam tren korupsi, mendapatkan hasil 39,6% menyatakan tingkat korupsi naik
di masa pandemic Covid-19 (Liputan6.com, 2020).
B. ANALISIS PERMASALAHAN

Indonesian Corruption Watch (ICW) membeberkan sepanjang 2020 terdapat 444


kasus korupsi yang telah ditindak oleh penegak hukum. ICW mencatat ratusan kasus
tersebut telah merugikan negara sebesar Rp 18,6 triliun. Sepanjang 2020, terungkap pula
kasus suap senilai total Rp 86,5 miliar dan pungutan liar senilai Rp 5,2 miliar.
Berdasarkan data yang dikumpulkan ICW, jumlah penindakan kasus korupsi selama
enam bulan awal tahun 2021 mencapai 209 kasus. Jumlah itu naik dibanding periode
yang sama di tahun sebelumnya sebesar, yakni 169 kasus.Namun kasus korupsi di
Indonesia juga pernah turun tepatnya pada Semester 1 tahun 2017 yang awalnya
berjumlah 266 kasus pada Semester 1 tahun 2018 turun menjadi 139 kasus.Begitu juga
dari Semester 1 tahun 2018 turun menjadi 122 kasus pada Semester 1 Tahun 2019 .
Tentunya peningkatan dan penurunan dari kasus tindak pidana korupsi ini bukan tanpa
sebab . Alasan dari adanya peingkatan dan penurunan kasus korupsi di Indonesia ini
beragam.
Pertama , budaya malu sudah tidak ada lagi di negeri ini.Mereka para pemimpin
dan pejaat negara yang notabenenya dipilih oleh rakyat tidak pernah menghiraukan nasib
rakyart yang pada awalnya mereka perintahkan untuk memilih mereka pada pemilihan
umum .Mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri dan golongan mereka. seorang
pejabat itu bukan untuk melaksanakan tanggungjawab, tapi adalah sebagai kesempatan
untuk mengembalikan modal yang sudah dihabiskan untuk mencapai posisi itu, plus
keuntungan yang diimpikan.Banyak diantara para pejabat tidak focus dalam bidangnya ,
mereka terlalu sibuk untuk menumpuk kekayaan . Andaikan mereka focus terhadap
tanggungjawab mereka pun hanya untuk sekedar membangun citra diri agar saat
diadakan pemilihan umum nanti mereka terpilih lagi.
Kedua, minimnya efek jera terhadap para pelaku tindak pidana korupsi .
Penegakan hukum yang setengah hati menjadikan negeri ini sebagai surga bagi koruptor.
Selain itu, mantan narapidana korupsi ketika kembali kemasyarakat masih mendapat
posisi terhormat. Tidak ada sanksi sosial dari masyarakat.
Ketiga , adanya keterlibatan masyarakat dalam pemberantasan kasus
korupsi.Yang perlu kita ketahui bahwa peanganan kasus korupsi bukan hanya
merupakan tanggung jawab Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) dan penegak hukum
saja , tetapi juga memerlukan peranan dari masyarakat. Peran serta masyarakat yang baik
sangat penting mengingat bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi tidak memiliki
perwakilan di daerah, maka cukup sulit untuk Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
mengawasi tindak pidana korupsi di seluruh Indonesia. Dengan adanya partisipasi
masyarakat di daerah, maka akan membantu Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
menjalankan tugasnya untuk memberantas tindak pidana korupsi.Semakin masyarakat
terlibat dalam penanganan korupsi maka semakin menurunkan angka terjadinya kasus
korupsi , sebaliknya semakin minim keterlibatan masyarakat dalam penanganan kasus
korupsi akan meningkatkan terjadinya kasus tindak pidana korupsi. Salah satu bentuk
keterlibatan masyarakat dalam penanganan kasus korupsi adalah dengan melaporkan
kecurigaaan ataupun tindakan yang sudah mulai mengarah pada tindakan korupsi kepada
pihak yang terkait dengan penanganan korupsi. Hal ini diperlukan karena sebagian besar
dari masyarakat Indonesia meskipun mereka mengetahui tindakan yang mulai mengarah
pada korupsi mereka cenderung diam saja karena ketakutan dalam diri mereka jika
mereka akan ditindas dan malah dilaporkan oleh pejabat yang mereka curigai .

Kasus korupsi di Indonesia ini sangatlah banyak . Saat ini dengan banyaknya
jenis-jenis tindak pidana korupsi tetapi tetap saja masih banyak orang yang melakukan
tindak pidana korupsi . Terdapat beberapa factor penyebab terjadinya tindak pidana
korupsi secraa garis besar dikelompokkan menjadi 2 yakni dari factor internal dan factor
eksternal.
Faktori nternal merupakan factor dari dalam diri koruptor itu sendiri, antara lain:
Pertama , gaya hidup yang konsumtif. Gaya hidup tentunya menjadi salah satu
penyebab korupsi yang disebabkan oleh faktor internal. Bila seseorang memiliki gaya
hidup yang konsumtif dan pendapatannya lebih kecil dari konsumsinya tersebut, maka
hal ini akan menjadi penyebab korupsi. Tentunya hal ini sangat erat kaitannya dengan
pendapatan seseorang.
Kedua, sifat tamak/rakus. Sifat tamak atau rakus merupakan sifat manusia yang
merasa selalu kurang dengan apa yang telah dimilikinya, atau bisa juga disebut dengan
rasa kurang bersyukur. Orang yang tamak memiliki hasrat untuk menambah harta serta
kekayaannya dengan melakukan tindakan yang merugikan orang lain seperti korupsi.
Ketiga, moral yang kurang kuat. Orang yang tidak memiliki moral yang kuat
tentunya akan mudah tergoda melakukan perbuatan korupsi. Salah satu penyebab
korupsi ini merupakan tonggak bagi ketahanan diri seseorang dalam kehidupannya. Bila
seseorang memang sudah tidak memiliki moral yang kuat, atau kurang konsisten bisa
menyebabkan mudahnya pengaruh dari luar masuk ke dalam dirinya.
Keempat , adanya dorongan dari lingkunagn sekitar untuk melakukan tindak
pidana korupsi. Hal ini bisa terjadi karena dorongan dan dukungan dari keluarga,
walaupun sifat pribadi seseorang tersebut tidak ingin melakukannya. Lingkungan dalam
hal ini malah memberikan dorongan untuk melakukan korupsi, bukannya memberikan
hukuman.

Faktor eksternal adalah factor datang dari luar seseorang untuk melakukan tindak pidana
korupsi.
Pertama, dari aspek sikap masyarakat. Penyebab korupsi dalam aspek ini adalah
ketika nilai nilai dalam masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Masyarakat tidak
menyadari bahwa yang paling rugi atau korban utama ketika adanya korupsi adalah
mereka sendiri. Selain itu, masyarakat juga kurang menyadari kalau mereka sedang
terlibat korupsi. Korupsi tentunya akan bisa dicegah dan diberantas bila ikut aktif dalam
agenda pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut. Untuk itu, diperlukan adanya
sosialisasi dan edukasi tentang kesadaran dalam menanggapi korupsi ini bagi
masyarakat.
Kedua, dari aspek ekonomi. Aspek ekonomi hampir mirip dengan perilaku
konsumtif pada faktor internal. Bedanya, disini lebih ditekankan kepada pendapatan
seseorang, bukan kepada sifat konsumtifnya. Dengan pendapatan yang tidak mencukupi,
bisa menjadi penyebab korupsi dilakukan seseorang.
Ketiga , dari aspek organisasi. penyebab korupsi bisa terjadi karena beberapa hal,
seperti kurang adanya keteladan kepemimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang
benar, kurang memadainya sistem akuntabilitas yang benar, serta kelemahan sistim
pengendalian manajemen dan lemahnya pengawasan.
Keempat , dari aspek politik. Pada aspek politis, korupsi bisa terjadi karena
kepentingan politik serta meraih dan mempertahankan kekuasaan. Biasanya dalam aspek
politis ini bisa membentuk rantai rantai penyebab korupsi yang tidak terputus. Dari
seseorang kepada orang lainnya.
Adapula dampak korupsi terhadap perekonomian antara lain :

1) Korupsi Berdampak Negatif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Sand the wheel hypothesis (SWH) berpendapat bahwa korupsi berdampak negatif
terhadap perekonomian. korupsi berdampak buruk bagi perekonomian. Hal ini terbukti
dengan banyaknya propaganda dan pendirian lembaga anti korupsi di berbagai negara
termasuk di Indonesia. Selain itu penganut GWH hanya menganalogikan efek
positif korupsi terhadap perekonomian ketika sistem kelembagaan tidak baik
yaitu sistem birokrasi yang lama dan berbelit-belit. Namun, dalam sistem
kelembagaan yang baik GWH tetap berpendapat bahwa dampak korupsi adalah
negatif terhadap perekonomian. Henderson dan Kuncoro (2006) dan Rivayani
(2008) menemukan bahwa GWH tidak terbukti di Indonesia berdasarkan data
empiris. Dengan demikian, dampak korupsi khususnya di Indonesia adalah
menghambat pertumbuhan ekonomi dan merugikan perekonomian nasional.
2) Korupsi Menurunkan Tingkat Investasi

C. SOLUSI YANG DITERAPKAN

• pembentukan badan antikorupsi;


• peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye untuk pemilu
dan partai politik;
• promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan publik;
• rekrutmen atau penerimaan pelayan publik (pegawai negeri) dan mereka
dilakukan berdasarkan prestasi;
• adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan publik (pegawai negeri)
dan mereka harus tunduk pada kode etik;
• transparansi dan akuntabilitas keuangan publik;
• penerapan tindakan indisipliner dan pidana bagi pegawai negeri yang
korupsi;
• dibuatnya persyaratan khusus terutama pada sektor publik yang sangat
rawan seperti badan peradilan dan sektor pengadaan publik;
• promosi dan pemberlakuan standar pelayanan publik;
• adanya keikutsertaan seluruh komponen masyarakat dalam upaya untuk
pencegahan korupsi yang efektif;
• perlu ada seruan kepada negara-negara untuk secara aktif melibatkan
organisasi nonpemerintah (LSM);
• peningkatan kesadaran masyarakat terhadap korupsi termasuk dampak
buruk korupsi serta hal hal yang dapat dilakukan masyarakat yang
mengetahui telah terjadi tindak pidana korupsi.

DATA PUSTAKA
Liputan6.com (n.d.). Berita Korupsi Hari Ini - Kabar Terbaru Terkini | Liputan6.com. [online]
www.liputan6.com. Available at: https://www.liputan6.com/tag/korupsi?
type=profile#:~:text=adalah%20perbuatan%20melawan- [Accessed 8 Dec. 2021].

Pluang. (2020). Apa Itu White-Collar Crime? Pengertian White-Collar Crime. [online] Available
at: https://blog.pluang.com/cerdascuan/white-collar-crime-adalah/#:~:text=H.%20Sutherland
%2C%C2%A0white-.

Media, K.C. (2021). Data ICW 2020: Kerugian Negara Rp 56,7 Triliun, Uang Pengganti dari
Koruptor Rp 8,9 Triliun. [online] KOMPAS.com. Available at:
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/22/19301891/data-icw-2020-kerugian-negara-rp-567-
triliun-uang-pengganti-dari-koruptor-rp#:~:text=%22Jadi%20pengenaan- [Accessed 8 Dec.
2021].

Adji, I. S. (2009). Korupsi dan penegakan hukum.

Tempo. (2021). ICW: Angka Penindakan Kasus Korupsi Semester 1 2021 Naik Jika
Dibandingkan Tahun Sebelumnya. [online] Available at: https://data.tempo.co/data/1208/icw-
angka-penindakan-kasus-korupsi-semester-1-2021-naik-jika-dibandingkan-tahun-
sebelumnya#:~:text=anti%2Dkorupsi%20Indonesia [Accessed 8 Dec. 2021].

webcache.googleusercontent.com. (n.d.). Book 1. [online] Available at:


http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:QSZmS6QF9LcJ:bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/
2017/10/01bukuajar_pbak.pdf+&cd=17&hl=ban&ct=clnk&gl=id#:~:text=Page%203- [Accessed
8 Dec. 2021].

BBC News Indonesia. (2013). Mengapa korupsi tetap tumbuh subur? [online] Available at:
https://www.bbc.com/indonesia/forum/2013/06/130604_forum_korupsi_penjara#:~:text=Apakah
%20sinyalemen%20adanya- [Accessed 8 Dec. 2021].

www.google.com. (n.d.). peningkatan korupi terjadi karena apa saja - Google Search. [online]
Available at: https://www.google.com/search?
q=peningkatan+korupi+terjadi+karena+apa+saja&oq=peningkatan+korupi+terjadi+karena+apa+
saja&aqs=chrome..69i57.7883j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#:~:text=Aug- [Accessed 8
Dec. 2021].

Anda mungkin juga menyukai