Anda di halaman 1dari 9

Perkembangan Korupsi di Indonesia

Nama Kelompok :

1. AHMAD ADI ANDY 2022010101119


2. Awal Hidayatullah 2022010101117
3. Risdawati.s 2022010101116
4. ASLAMIA LUTFIAH 2022010101118
5. Deby Dwi Amandari 2022010101121
6. Indri Mayanti 2022010101122
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi allah tuhan seluruh alam, atas nikmat yang ia
berikan yaitu nikmat kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah terkait
"Perkembangan Korupsi di Indonesia".
Sholawat serta salam kami kirim haturkan kepada nabi Muhammad SAW. karena
beliaulah yang membimbing umat dari zaman yang gelap gulita menuju ke zaman
yang teran benderang seperti sekarang ini.

I. PENDAHULUAN
A. latar belakang
Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah
kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih
jauh panggang dari api. Periodisasi korupsi di Indonesia secara umum dapat dibagi
dua, yaitu periode pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.
Korupsi merupakan suatu tindakan yang buruk dan melawan hukum yang ada
di masyarakat. Dengan tindakan buruk tersebut melahirkan beberapa malapetaka
atau kerusakan di suatu tempat seperti terpuruknya ekonomi sehingga membuat
masyarakat sengsara dan bahkan bisa menimbulkan kematian akibat kelaparan. Di
Indonesia korupsi sudah menjadi budaya para pejabat dengan mengambil
keuntungan untuk memenuhi ambisi mereka tanpa memperdulikan Kasus korupsi di
Indonesia masih sering terjadi, berdasarkan kejadian korupsi di tahun 2021
Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara yang banyak melakukan korupsi.
Sedangkan yang di prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, di
perkirakan Perilaku Anti Korupsi berada di sekitar 3,88%.
Korupsi merupakan kejahatan luar biasa yang berdampak pada masyarakat
dan merugikan negara. dampak yang terjadi di lingkungan masyarakat akibat
perbuatan buruk mereka. Kebudayaan korupsi ini terjadi karena pendahulu
pendahulu mereka juga sering melakukan korupsi yang diberi hukuman oleh
penegak hukum dengan hukuman yang tidak begitu keras dan tidak membuat jerah
sehingga memancing para tikus-tikus baru melakukan tindakan yang sangat
merugikan rakyat yaitu tindakan korupsi.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Korupsi berkembang dan tumbuh subur di Indonesia?, dan
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam rangka pencegahan dan pemberantasan
korupsi di indonesia?
II. PEMBAHASAN

A. Faktor korupsi berkembang dan subur di Indonesia


Ada beberapa faktor yang menjadikan korupsi tumbuh subur di indonesia :
 Korupsi berjalan sebagai suatu sistem yang dikerjakan secara berjama’ah dan
sangat rapi. Sejak jaman pemerintahan Soeharto, korupsi kian marak
dilakukan secara berjama’ah, saling mendukung dan saling menutupi satu
sama lain dalam suatu sitem yang rapi dan saling bekerjasama, sehingga kasus
korupsi sulit sekali terbongkar dan diselidiki. Akibatnya dalam menangani
kasus ini sangat rumit dan susah terungkap, hal tersebut dikarenakan para
pelaku korupsi merupakan orang-orang yang memiliki intelegensi tinggi
(orang-orang pintar) yang bisa memutar balikkan fakta serta menutup rapat
tindakan yang mereka lakukan.
 Konsentrasi kekuasan, pada pengambil keputusan yang tidak bertanggung
jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang
bukan demokratik dan juga kurangnya transparansi dalam pengambilan
keputusan pemerintah yang biasanya dengan kebijakan tersebut memungkikan
para penguasa mudah dalam melakukan tndakan korupsi dan menutupi
kesalahannya.
 Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari
pendanaan politik yang normal. Kampanye yang begitu mahal dalam
mencalonkan diri menjadi kepala-kepala pemerintahan baik pada tingkat pusat
maupun daerah merupakan salah satu faktor penyebab maraknya kasus
korupsi di Indonesia. Hal ini terjadi karena mereka ingin mengembalikan
modal dari uang yang telah mereka kaluarkan untuk mencalonkan diri dan
mengikuti kampanya. Selain mengembalikan modal tentunya mereka juga
berharap mendapatkan keuntungan yang lebih dari modal yang telah mereka
keluarkan.
 Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar. Sekarang ini banyak
sekali proyek-proyek pembangunan baik infrastuktur maupun sumber daya
manusia yang menggunakan uang rakyat tidak sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat diketahui misalnya
dalam hal pembangunan SDM pada acara seminar/workshop-workshop yang
mengeluarkan biaya tidak sedikit. Mereka biasanya melakukan workshop di
hotel berbintang, ditempat yang relatif jauh dan dengan alasan refreshing
sehingga menguras dana rakyat sangat besar, padahal kebanyakan mereka
disana tidak fokus untuk mengikuti workshop dalam rangka meningkatkan
pengetahuan mereka, melainkan mereka banyak menghabiskan banyak waktu
untuk berjalan-jalan, shoping, dan sebagainya. Kemudian pembangunan
infrastruktur yang tidak semestinya seperti pembangunan toilet DPR yang
menghabiskan uang puluhan juta rupiah.
 Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan “teman
lama”. Lingkungan yang tertutup sangat memungkinkan terjadinya kasus
korupsi karena mereka akan dapat dengan mudah melakukan tindakan korupsi
secara berjama’ah dalam lingkungannya sehingga orang lain yang berada
diluar jaringan sulit untuk mengontrol dan mengetahui tindakan-tindakan yang
mereka lakukan termasuk tindakan korupsi.
 Lemahnya ketertiban hukum. Ketertiban hukun di Indonesia ini dapat
diibaratkan seperti pisau. Ia akan sangat tegas menghukum masyarakat bawah
ketika melakukan tindakan kejahatan seperti mencuri sandal jepit, mencuri
ayam, dsb. Namun untuk kelas atas yang mencuri uang rakyat sampai puluhan
bahkan ratusan juta rupiah hukum sulit sekali ditindak, sepertinya kasusnya
sangat berbelt-belit dan sulit sekali diungkap. Selain itu banyak kasus pejabat-
pejabat negara yang terlibat kasus korupsi mendapat perlakuan khusus ketika
di dalam penjara, seperti pemberian fasilitas yang mewah, dapat menyogok
aparat penegak hukum agar bisa jalan-jalan keluar tahanan bahkan sampai
keluar negeri.
 Lemahnya profesi hukum. Prosesi hukum yang sangat berbelit belit dan sulit
sekali untuk mengungkap kasus korupsi merupakan salah satu penyebab para
aparat negara untuk melakukan korupsi. Mereka tidak takut terlibat kasus
korupsi karena mereka beranggapan bahwa kasus yang akan mereka lakukan
bakal sulit terungkap atau bahkan tidak terungkap. Selain itu aparat penegak
hukum dalam melakukan tugasnya masih dapat disogok dengan sejumlah uang
agar menutupi kasusnya dan membenarkan pihak terdakwa kasus korupsi.

 Rakyat mudah dibohongi oleh para pejabat, seperti halnya pada saat
pencalonan seorang pejabat, baik itu presiden, DPR, bupati, dll. Mereka akan
mau memilih calon tersebut apabila mereka diberi imbalan uang (money
politic).
 Ketidak adaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau
“sumbangan kampanye”. Pihak kontrol di Indonesia ini sangatlah lemah,
bahkan pihak kontrol sendiri banyak yang terlibat kasus suap sehinga mereka
dapat dengan mudah membiarkan kasus-kasus kampanye dengan uang. Dan
bisa dibilang mereka membiarkn kasus suap karena mereka sendiri telah
disuap.
 Kurangnya keimanan dan ketakwaan para pemimpin dan birokrat negara
kepada Tuhan YME. Lemahnya tingkat keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan YME merupakan salah satu faktor utama maraknya kasus korupsi di
negeri ini. Mereka tidak takut terhadap dosa dari perilaku yang telah mereka
lakukan, jika mereka takut terhadap dosa dan ancaman yang diberikan akibat
perbuatan mereka pasti para pemimpin dan borokrat negara ini tidak akan
melakukan perbuatan korupsi walaupun tidak ada pengawasan. Sebab mereka
dengan sendirinya akan merasa diawasi oleh Tuhan YHE dan takut terhdap
ancaman dosa yang dapat menyeret mereka dalam lembah kesengsaraan yaitu
neraka.
selain faktor-faktor diatas yang menyebabkan korupsi berkembang sangat subur di
Indonesia, ternyata Korupsi tidak hanya berdampak di aspek ekonomi saja, namun
banyak aspek yang terdampak akibat perbuatannya buruk ini (korupsi) diantaranya :

1. Dapat merusak generasi muda


Hal dapat kita lihat, banyak pemuda yang sudah tidak peduli dengan korupsi
dan menganggap fenomena korupsi adalah suatu kebiasaan atau budaya. Karena
hal itulah pemuda bisa saja terkena pengaruh untuk melakukan tindakan yang
tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Jika hal ini terjadi bisa dibayangkan
betapa suramnya masa depan bangsa.

2. Korupsi juga berdampak pada politik kekuasaan yang jujur


Korupsi menimbulkan rasa ketidakpercayaan masyarakat kepada kebijakan
pemerintah akibatnya mereka tidak akan patuh dan tunduk pada otoritas mereka.

3. dapat mencederai Demokrasi


Korupsi juga merusak sistem demokrasi di Indonesia. Jika pemilu mulai
dilaksanakan banyak oknum yang melakukan tindakan yang mengarah kepada
tindakan pidana korupsi seperti pemilu yang curang, kekerasan dalam pemilu,
money politik atau biasa disebut serangan fajar, dan lain lain.

B. Upaya pemerintah dalam rangka mencegah dan memberantas korupsi di


indonesia

korupsi ini tentunya Pemerintah Telah Banyk sekali melakukan upaya Untuk
memerangi korupsi Yang meski SamPai saat ini tidak pernah Selesai . Berbagai
landasan dan instrumen hukum telah dibentuk di Indonesia untuk memberantas dan
menghanguskan tindak pidana korupsi. Berbekal undang-undang dan peraturan
pemerintah, korupsi berusaha dicegah dan pelakunya diberi hukuman yang
setimpal.
Indonesia memiliki dasar-dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi
yang menjadi pedoman dan landasan dalam pencegahan dan penindakan. Salah
satunya menjadi dasar pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK
untuk menjadi penggawa pemberantasan korupsi di tanah air.
Nah Dasar-dasar hukum inilah yang menjadi bukti keseriusan pemerintah
Indonesia dalam memberantas korupsi di indonesia.
Selanjutnya Dalam perjalanannya, berbagai perubahan undang-undang dilakukan
untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini mengenai kasus-kasus penindakan
kasus korupsi. Kemudian pemerintah juga tidak bisa bekerja sendirian dalam
pencegahan korupsi, akhirnya melalui Peraturan Pemerintah juga mengajak peran
serta masyarakat untuk mendeteksi dan melaporkan tindak pidana korupsi. Nahh di
sini juga peran serta kita sebagai masyarakat di butuhkan
Berikut adalah dasar-dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi di
Indonesia.
1. UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Undang-undang ini dikeluarkan di masa Orde Baru pada kepemimpinan
Presiden Soeharto. UU No. 3 tahun 1971 mengatur pidana penjara maksimum
seumur hidup serta denda maksimal Rp 30 juta bagi semua delik yang
dikategorikan korupsi.
2. Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas KKNSejalan dengan TAP MPR tersebut, pemerintah
Presiden Abdurrahman Wahid membentuk badan-badan negara untuk
mendukung upaya pemberantasan korupsi, antara lain: Tim Gabungan
Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Ombudsman Nasional,
Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara dan beberapa lainnya.
3. UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KKN, Undang-undang ini dibentuk di era Presiden BJ Habibie pada tahun
1999 sebagai komitmen pemberantasan korupsi pasca tergulingnya rezim Orde
Baru. Dalam UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN ini dijelaskan definisi soal korupsi, kolusi dan
nepotisme, yang kesemuanya adalah tindakan tercela bagi penyelenggara
negara.
4. UU Nomor 20 Tahun 2001 jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Undang-undang di atas telah menjadi landasan hukum
pemberantasan tindak pidana korupsi di tanah air.
5. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Undang-Undang No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi menjadi pencetus lahirnya KPK di masa Kepresidenan
Megawati Soekarno Putri. Ketika itu, Kejaksaan dan Kepolisian dianggap
tidak efektif memberantas tindak pidana korupsi sehingga dianggap pelu
adanya lembaga khusus untuk melakukannya.
7. UU No 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Pencucian uang
menjadi salah satu cara koruptor menyembunyikan atau menghilangkan bukti
tindak pidana korupsi. Dalam UU ini diatur soal penanganan perkara dan
pelaporan pencucian uang dan transaksi keuangan yang mencurigakan sebagai
salah satu bentuk upaya pemberantasan korupsi.
8. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018 tentang Strategi Nasional
Pencegahan Korupsi (Stranas PK)
9. Peraturan Presiden No.102/2020 tentang tentang Pelaksanaan Supervisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Diterbitkan Presiden Joko Widodo,
Perpres ini mengatur supervisi KPK terhadap instansi yang berwenang
melaksanakan pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan Kejaksaan Republik Indonesia.
10. Permenristekdikti Nomor 33 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penyelenggaraan
Pendidikan Anti Korupsi (PAK) di Perguruan Tinggi Pemberantasan korupsi
bukan sekadar penindakan, namun juga pendidikan dan pencegahan. Oleh
karena itu Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengeluarkan
peraturan untuk menyelenggarakan pendidikan antikorupsi (PAK) di
perguruantinggi.
dalam rangka untuk mencegah perkembangan korupsi pemerintah dapat melakukan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan
pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan
agama.
2. Meningkatkan pengawasan dan penjagaan terhadap sistem administrasi dan
birokrasi pemerintah guna meminimalisir kasus korupsi. Dan juga
memberikan hukuman atau sanksi yang tegas bagi para pejabat atau oknum-
oknum yang melakukan tindakan korupsi.
apakah dengan adanya UU terkait korupsi apakah pemerintah sudah cukup baik
dalam menangani korupsi?. pemerintah sudah melakukan yang terbaik untuk
mencegah korupsi, untuk meminimalisasi penyebab dan peluang seseorang
melakukan korupsi dengan cara Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR,
Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya. Membangun
kode etik di sektor publik. Hal ini sudah dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
sudah berupaya agar korupsi di indonesia berkurang, akan tetapi korupsi terjadi
karena faktor internal-eksternal dari instansi, perusaan, keluarga, dan pribadi
seseorang.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Korupsi merupakan perilaku buruk yang dilakukan koruptor untuk
memperkaya diri sendiri dengan melawan hukum yang ditetapkan
sehingga merugikan negara dan masyarakat. Perkembangan korupsi di
Indonesia bagaikan api yang menjalar, merusak apa yang dilaluinya dan
api itu semakin lama akan semakin besar. Begitu lah perumpamaan
korupsi di Indonesia. Pejabat korup semakin hari semakin menjadi jadi,
dengan besarnya jumlah koruptor di Indonesia membuat negara kita
mengalami kerusakan khususnya aspek ekonomi dan sosial masyarakat.
Untuk itu kita sebagai warga negara dan pemerintah perlu memadamkan
api (korupsi) tersebut dengan menghukum para pelaku dengan hukuman
yang setimpal, agar koruptor dan calon koruptor akan jera dan takut
untuk melakukan tindakan pidana korupsi.

B. Saran
Seharusnya pengetahuan akan korupsi sudah diberikan sejak dini agar
korupsi tidak terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai