13
ETIKA ADMINISTRASI
Hal. 1 dari 12
CHAPTER 13
KORUPSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti matakuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memberikan fenomena korupsi
dan kejahatan publik, penyebab terjadinya korupsi dan kejahatan pejabat publik dan saran upaya
A. Pengertian Korupsi
Korupsi adalah perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang terjadi di
masyarakat,atau tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu masalah
atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan.Korupsi tersebut dianggap sebagai kejahatan.
Karena mereka yang melakukan korupsi tidak memikirkan di luar sana nasib orang-orang miskin
dan mereka hanya mementingkan kepentingan dan kepuasan tersendiri. Faktor-faktor penyebab
terjadinya korupsi antara lain:
1. Faktor internal
Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal adalah:
a. Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia
Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang dimilikinya
saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan hal
tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan korupsi.
b. Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari berlebihan,
atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup yang semacam ini
akan mendorong mereka untuk melakukan korupsi karena apabila dari penghasilan
mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup mereka yang boros.
2. Faktor eksternal
Penyebab korupsi dari faktor eksternal antara lain:
a. Politik
Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya politik sendiri
berhubungan dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang tersebut pasti akan
Hal. 2 dari 12
menggunakan berbagai cara, bahkan melakukan korupsi demi mendapatkan kekuasaan
tersebut. Faktor politik terbagi menjadi dua yaitu kekuasaan dan stabilitas politik.
b. Hukum
Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro pada
pihak-pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri. Faktor hukum
juga dibagi menjadi dua yaitu konsistensi penegakan hukum dan kepastian hukum.
c. Ekonomi
Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya korupsi. Hal tersebut
dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Faktor ekonomi juga terbagi menjdai dua
yaitu gaji atau pendapatan dan sistem ekonomi.
d. Organisasi
Faktor organisasi memiliki beberapa aspek yang menyebabkan korupsi. Faktor organisasi
ini adalah faktor eksternal dari penyebab terjadinya korupsi. Di suatu tempat pasti ada
sebuah organisasi yang berdiri, biasanya tindak korupsi yang terjadi dalam organisasi ini
adalah kelemahan struktur organisasi, aturan-aturan yang dinyatakan kurang baik,
kemudian kurang adanya ketegasan dalam diri seorang pemimpin. Di dalam suatu
struktur organisasi akan terjadi suatu tindak korupsi jika di dalam struktur tersebut belum
adanya kejujuran dan kesadaran diri dari setiap pengurus maupun anggota.
Ada beberapa hal di Indonesia yang menyebabkan korupsi susah diberantas dan selalu
bermunculan dengan cara-cara baru, yang cukup mengerikan. Adapun alasan tersebut adalah:
1. Korupsi Sudah Mengakar dan Menjadi Budaya
Korupsi di Indonesia sejatinya sudah mengakar dengan kuat. Bahkan sebelum kata korupsi
atau KKN jadi tenar saat Pak Soeharto lengser, korupsi sudah hidup dan membumi di
Indonesia. Di zaman-zaman kerajaan seperti Singasari, Majapahit hingga Demak. Korupsi
sudah menyusup masuk dan akhirnya membuat kerajaan yang besar ini jadi hancur.
Motifnya adalah sama. Memperkaya diri dan ingin mendapatkan kekuasaan yang setinggi-
tingginya. Akhirnya perang pun tak bisa dihindarkan.
Korupsi sejak zaman Majapahit pun sudah ada. Selain itu, saat zaman penjajahan Belanda.
Korupsi mulai ditanamkan oleh bangsa yang sering disebut dengan kompeni ini. Mereka
mengangkat petinggi-petinggi lokal lalu memberinya upeti. Selain itu mereka juga mengajari
bagaimana mendapatkan uang dengan memeras rakyat dan memakai uang dari
Hal. 3 dari 12
pemerintahan. Lambat laun budaya ini terus mengakar kuat. Bahkan sekarang korupsi telah
menjelma menjadi sebuah pohon besar yang akan diwariskan dari generasi ke generasi.
China telah melakukan hukuman mati bagi semua pejabat atau siapa saja yang bersalah.
Hal ini menyebabkan banyak orang di sana takut untuk menjadi tikus uang. Berbeda dengan
Indonesia. Orang yang ditangkap dengan dugaan korupsi pun masih bisa tersenyum pada
media. Mereka terlihat biasa dan tidak memiliki rasa bersalah. Coba jika mereka mendengar
bahwa hukuman “dor” akan diterima. Pasti akan menangis untuk meminta maaf.
3. Korupsi Bukan Perkara Individu Tapi Sistem yang Kuat
Korupsi di Indonesia bukan hanya dilakukan oleh individu saja. Barangkali mereka memang
ditangkap sendirian, namun di balik itu ada sebuah sistem yang kuat. Ia memiliki banyak
sekali backing orang kuat hingga membuatnya mampu melakukan korupsi dengan skala
yang sangat besar. Selain itu mereka juga bekerja dengan sangat rapi hingga ada pihak
yang ditunjuk sebagai eksekutor dan juga pihak yang rela mengorbankan tubuhnya.
Artinya jika ketahuan mereka rela ditangkap dan membisu jika diinterogasi. Dengan begitu
akar dari sistem ini akan tetap kokoh. Anggap orang yang ditangkap sebuah cabang. Satu
patah maka akan tetap ada cabang lainnya. Jika penegak hukum mampu menangkap akar
dari sistem ini maka korupsi di Indonesia bisa ditanggulangi dengan baik. Sayangnya pihak
penegak hukum pun ada yang terjerat kasus korupsi. Lantas kita harus percaya kepada
siapa untuk penegakan hukum di Indonesia?
Hal. 4 dari 12
dilontarkan KPK seakan jadi boomerang bagi mereka sendiri. Terlebih pihak yang “dicolek”
KPK adalah Kepolisian. Pihak yang harusnya menegakkan hukum.
Prahara cicak dan buaya kembali mencuat dan membuat publik kembali geram. Pemerintah
dalam hal ini Presiden tidak melakukan apa-apa. Hanya formalitas untuk meminta dialog dan
menyelesaikan semua. Coba jika Presiden turun tangan untuk mengatasi lembaga-lembaga
yang ada di bawahnya ini. Maka drama saling menjatuhkan tidak akan pernah terjadi.
Masyarakat pun tidak perlu menyaksikan kebobrokan negeri ini yang sudah kian parah.
Inilah beberapa hal yang menyebabkan korupsi tidak berhenti di Indonesia. Mereka
menganggap jika korupsi hanya akan membuat mereka dipenjara. Keluar dari sana masih
bisa melakukan hal yang sama, bahkan jauh lebih besar. Jika saja melakukan korupsi
merupakan akhir dari sebuah kehidupan. Maka mereka tidak akan memilih untuk mencuri
uang rakyat.
Lima hal di atas adalah beberapa alasan mengapa Korupsi tidak akan pernah hilang dari
Indonesia. Kita tak perlu berharap korupsi segera hilang. Berkurang sedikit saja sudah
merupakan kemajuan yang sangat hebat!
B. Dampak Korupsi
Korupsi memiliki pengaruh yang negatif bagi suau negara. Akibat dari tindak korupsi tersebut
memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi negara. Berikut dampak dari korupsi.
1. Dampak Terhadap Ekonomi
Hal. 5 dari 12
Ekonomi berfungsi sebagai faktor terpenting bagi masyarakat. apabila korupsi sudah masuk
pada perekonomian negara mana mungkin bisa makmur masyaraktnya jikalau semua
proses ekonomi dijalankan oleh oknum yang korup. Hasil dari dampak korupsi terhadap
ekonomi yakni :
a. Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi
b. Turunnya Produktifitas
c. Rendahnya kualitas barang dan jasa
d. Menurunnya pendapatan negara dari sektor pajak
e. Meningkatnya hutang negara
Hal. 6 dari 12
c. Menguatnya sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal
d. Hancurnya kedaulatan rakyat
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berupaya melakukan tindakan pemberantasan korupsi
yang sudah menyasar pada lingkup masyarakat kecil agar negara Indonesia tidak mengalami
kemerosotan di berbagai aspek dan bidang karena dampak dari adanya korupsi ini sendiri. Upaya
yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi terdiri dari upaya
Hal. 7 dari 12
pencegahan, upaya penindakan, dan upaya edukasi. Ketiga upaya pemerintah tersebut dibahas
secara lebih lanjut di dalam artikel ini.
Berikut beberapa macam cara upaya pemerintah dalam melanjutkan tingkat jumlah
pemberantasan korupsi di Indonesia:
1. Upaya Pencegahan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi
adalah melalui tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan agar
masyarakat memiliki benteng diri yang kuat guna terhindar dari perbuatan yang
mencerminkan tindakan korupsi di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Upaya pencegahan
tindakan korupsi dilakukan oleh permerintah berdasarkan nilai-nilai dasar Pancasila agar
dalam tindakan pencegahannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dari Pancasila itu
sendiri. Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
melakukan upaya pemberantasan korupsi di wilayah negara Indonesia diantaranya:
a. Penanaman Semangat Nasional
Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
bentuk penyuluhan atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia. Kepribadian yang berdasarkan Pancasila merupakan kepribadian
yang menjunjung tinggi semangat nasional dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan adanya penanaman semangat nasional Pancasila dalam diri
masyarakat, kesadaran masyarakat akan dampak korupsi bagi negara dan masyarakat
akan bertambah. Hal ini akan mendorong masyarakat Indonesia untuk menghindari
berbagai macam bentuk perbuatan korupsi dalam kehidupan sehari-hari demi
kelangsungan hidup bangsa dan negaranya.
Kejujuran dan keterbukaan dalam penerimaan pegawai yang dilakukan oleh pemerintah
menunjukkan usaha pemerintah yang serius untuk memberantas tindak pidana korupsi
yang berkaitan dengan suap menyuap dalam penerimaan pegawai. Pemerintah yang
Hal. 8 dari 12
sudah berupaya melakukan tindakan pencegahan dalam penerimaan pegawai perlu
disambut baik oleh masyarakat terutama dalam mendukung upaya pemerintah tersebut.
Jika pemerintah telah berupaya sedemikian rupa melakukan tindakan pencegahan
korupsi dalam penemerimaan aparatur negara tapi masyarakat masih memberikan
peluang terjadinya korupsi, usaha pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dapat
menjadi sia-sia. Selain itu, jika perilaku masyarakat yang memberikan peluang terjadinya
tindakan korupsi dalam penerimaan pegawai diteruskan, maka tidak dapat dipungkiri
praktik tindakan korupsi akan berlangsung hingga dapat menimbulkan konflik diantara
masyarakat maupun oknum pemerintah. (baca juga: Pengertian Konflik Menurut Para
Ahli)
Hal. 9 dari 12
e. Pencatatan Ulang Aset
Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi aset
yang dimiliki oleh masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu
kebijakan kepada masyarakatnya untuk melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk
upaya pencegahan tindakan korupsi yang dapat terjadi di masyarakat. Pencatatan aset
yang dimiliki oleh masyarakat tidak hanya berupa aset tunai yang disimpan di bank, tetapi
juga terhadap aset kepemilikan lain berupa barang atau tanah. Selain itu, pemerintah
juga melakukan penelurusan asal aset yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengetahui
apakah aset yang dimiliki oleh masyarakat tersebut mengindikasikan tindak pidana
korupsi atau tidak.
2. Upaya Penindakan
Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana
korupsi. Dalam pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah
lembaga independen pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
Penindakan yang dilakukan oleh KPK semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah
membuahkan hasil yang dapat disebut sebagai hasil yang memaksimalkan. Upaya
penindakan yang dilakukan oleh KPK terhadap tindak pidana korupsi merupakan upaya
yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.
Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga
independen ini tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan
peranan lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan dilakukan
sesuai dengan mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan
undang-undang yang berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui KPK terhadap
pelaku tindak pidana korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para
pelakunya dan secara tidak langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang
berniat untuk melakukan tindak pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Upaya Edukasi
Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi
adalah upaya yang dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia
dilakukan dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses
Hal. 10 dari 12
edukasi, masyarakat diberikan pendidikan anti korupsi sejak dini agar masyarakat sadar
betul akan bahaya korupsi bagi negara-negara khususnya negara Indonesia.
Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat
memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya maupun bagi masyarakat umum terhadap
cara pemberantasan korupsi dari dalam diri masing-masing. Upaya edukasi yang dilakukan
oleh pemerintah juga termasuk sebagai upaya membangun karakter bangsa di era
globalisasi untuk memberantas pertumbuhan budaya korupsi yang dapat merugikan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
BAHAN REVIEW
Mahasiswa diharapkan melakukan review terkait modul chapter diatas!
Hal. 11 dari 12
Daftar Pustaka:
Widodo, Joko. 2001. Etika Birokrasi Dalam Pelayanan Publik. Malang: CV Citra.
Hal. 12 dari 12