Perpajakan
PERSEDIAAN (INVENTORY)
Pengertian
Persediaan merupakan salah satu asset yang memiliki nilai cukup
besar. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya persediaan
bagi suatu perusahaan. Perputaran persediaan merupakan
indicator untuk menilai efektif atau tidaknya manajemen
perusahaan.
Ketentuan Akuntansi
PSAK 14 tentang Persediaan berlaku untuk semua persediaan, kecuali :
1. Persediaan dalam pekerjaan dalam proses yang timbul sebagai akibat kontrak
konstruksi (telah diatur PSAK 34)
2. Persediaan dalam instrument keuangan (telah diatur PSAK 50 dan PSAK 55)
3. Persediaan yang dimilki oleh produsen produk agriklutur dan kehutanan, hasil
agrikultur setelah panen dan mineral dan produk mineral, sepanjang
persediaan diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan praktik di Industri
tersebut (telah diatur PSAK 69)
4. Persediaan yang dimilki oleh pialang perdagangan komoditas yang mengukur
persediaannya pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
Pengertian dan Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi Persediaan
• Persediaan Barang Dagang atau Barang Jadi
• Persediaan Dalam Proses
• Persediaan bahan Mentah
Biaya Perolehan Persediaan (Cost)
b. MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) atau FIFO (First In First Out)
Metode ini berasumsi bahwa unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertunggal dalam persediaan akhir
adalah yang dibeli atau di produksi kemudian
Metode Pencatatan persediaan berdasarkan harga perolehan, yaitu harga beli dan
biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh atau membuat barang
persediaan.
Kecuali jika pihak bertransaksi dalam hubungan istimewa (hubungan keluarga,
kepemilikan atau penguasaan)
.
• Pasal 2 ayat 1 UU PPN menjelaskan tentang harga jual atau penggantian yang
dipengaruhi hubungan istimewa, maka harga jual atau penggantian dihitung atas
dasar harga pasar wajar
• Pasal 10 UU PPh menjelaskan tentang pengakuan nilai asset, termasuk
persediaan, diantaranya harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi
jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang
sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan
istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima
Ketentuan Pajak
Persediaan meliputi barang-barang baik yang ada pada Wajib Pajak, dalam
perjalanan maupun dititipkan pada pihak lain (Konsinyasi)
Contoh A : Perpetual dan Periodik
Pada tanggal 3 Maret 2020 PT ABC membeli barang dagangan secara kredit
sebanyak 50 unit Komputer dengan total harga Rp. 275.000.000; harga sudah
termasuk PPN
Pada tanggal 31 Maret 2020, PT ABC menjual 30 Unit computer secara tunai
. masing-masing unit sebesar Rp. 6.500.000 belum termasuk
dengan harga jual per
PPN
Diminta :
Catatlah transaksi diatas jika diasumsikan PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
dan tidak sebagai Pengusaha Kena Pajak
Contoh A : Perpetual dan Periodik
Jurnal PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual Metode Periodik
3 Maret 2020 Persediaan 250Jt Pembelian 250Jt
Pembelian 50Unit PPN –Masukan 25Jt PPN Masukan 25Jt
Utang Usaha 275jt Utang Usaha 275jt
Harga Beli Barang = 100/110 x 275Jt = 250Juta
PPN = 10/110 x 275Jt = 25 Juta
Harga Pokok per Unit = 250Juta /50 Unit = 5Juta/Unit
31 Maret 2020 Kas/Bank 214,5 Jt Kas/Bank 214,5Jt
Penjualan 30 Unit PPN Keluaran 19,5Jt PPN Keluaran 19,5Jt
Penjualan 195Jt Penjualan 195Jt
HPP 150Jt
Persediaan 150Jt
Penjualan = 6,5Jt x 30 Unit = 195Jt
PPN = 10% x 195Jt = 19,5Jt
Harga Pokok Penjualan = 5Jt x 30Unit = 150Jt
Contoh A : Perpetual dan Periodik
Jurnal PT ABC Tidak Sebagai sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual Metode Periodik
3 Maret 2020 Persediaan 250Jt Pembelian 250Jt
Pembelian 50Unit Utang Usaha 250jt Utang Usaha 250jt
Pada tanggal 3 Maret 2020 PT ABC membeli barang dagangan secara kredit
sebanyak 50 unit Komputer dengan total harga Rp. 275.000.000; harga sudah
termasuk PPN.
Pada tanggal 15 Maret 2020 kembali membeli 25 Unit computer dengan total harga
. sudah termasuk PPN
Rp. 140.250.000, harga
Pada tanggal 31 Maret 2020, PT ABC menjual 30 Unit computer secara tunai
dengan harga jual per masing-masing unit sebesar Rp. 6.500.000 belum termasuk
PPN
Diminta :
Catatlah transaksi diatas jika diasumsikan PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
Contoh B : Perpetual (FIFO dan Average)
Jurnal PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual- FIFO Metode Perpetual- Average
3 Maret 2020 Persediaan 250Jt Persediaan 250Jt
Pembelian 50Unit PPN –Masukan 25Jt PPN –Masukan 25Jt
Utang Usaha 275jt Utang Usaha 275jt
Harga Beli Barang = 100/110 x 275Jt = 250Juta
PPN = 10/110 x 275Jt = 25 Juta
Harga Pokok per Unit = 250Juta /50 Unit = 5Juta/Unit
15 Maret 2020 Persediaan 127,5Jt Persediaan 127,5t
Pembelian 25 Unit PPN –Masukan 12,75t PPN –Masukan 12,75Jt
Utang Usaha 140,25Jt Utang Usaha 140,25t
Nilai Realisasi Bersih (Net Realizable Value/NRV) = estimasi harga jual – estimasi
biaya penyelesaian – Estimasi biaya yang diperlukan untuk penjualan
.
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit
dalam persediaan, namun penurunan nilai persediaan yang mungkin lebih sesuai jika dihitung
terhadap kelompok unit yang serupa atau berkaitan
Ada 2 metode yang biasanya digunakan untuk mencatat efek penilaian persediaan pada nilai
realisasi bersih, yaitu :
1. Metode Harga Pokok Penjualan (COGS Method) atau Metode Langsung, dimana HPP
didebitkan dan persediaan di kreditkan
2. Metode kerugian (Loss Method) atau metode Tidak Langsung, dimana kerugian didebitkan
dan cadangan penurunan nilai persediaan dikreditkan
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-
Contoh -1
PT ABC bergerak di bidang Manufactur memiliki persediaan yang belum selesai
(WIP) . dengan biaya perolehan 950 dan harga jual 1.000, perkiraan biaya
menyelesaikan WIP tersebut sebesar 50 dan estimasi biaya untuk menjual sebesar
200
Nilai realisasi bersih dihitung dengan rumus :
Estimasi harga Jual – Estimasi Biaya Penyelesaian – Estimasi Biaya untuk
Penjualan
= 1.000 – 50 – 200 = 750
Dalam laporan keuangan, perusahaan melaporkan nilai persediaan sebesar 750,
dan mengakui rugi penurunan nilai persediaan sebesar 200
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-
Jawab Contoh -1
Jurnal. Penyesuaian
1. Metode Tidak Langsung/Kerugian
Rugi Penurunan Nilai Persediaan 200
Cadangan Penurunan Nilai Persediaan WIP 200
Jawab Contoh -2
Jurnal. Penyesuaian
1. Metode Tidak Langsung/Kerugian
Rugi Penurunan Nilai Persediaan 31.000
Cadangan Penurunan Nilai Persediaan WIP 31.000
Dari aspek Pajak Penghasilan, rugi penurunan nilai persediaan karena penggunaan
metode. mana yang lebih rendah Antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto
(Lower cost to Nett Realizable Value /LCNRV) tidak dapat dijadikan pengurang biaya
dari penghasilan. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 10 UU PPh disebutkan
bahwa penilaian persediaan harus berdasarkan harga perolehan (cost Method)
Untuk itu rugi penurunan nilai persediaan dikoreksi fiscal positif karena merupakan
beda tetap
Ketentuan Pajak
Dari aspek Pajak Penghasilan, pada prinsipnya atas kerugian barang dagang yang
kadaluarsa/rusak
. dapat dibebankan menjadi biaya perusahaan sepanjang dapat
dibuktikan bahwa memang terjadi barang dagangan kadaluarsa/rusak tersebut
dengan dibuatkan berita acara atas pemusnahan barang dagangan
kadaluarsa/rusak. Berita acara selain ditanda tangani oleh Pihak Internal perusahaan
juga harus ditanda tangani oleh pihak ketiga seperti Notarsi atau Pihak
RT/RW/Kelurahan setempat
*) kerugian barang rusak tersbeut dapat diakui biaya oleh pajak sepanjang ada berita acara barang rusak
yang ditanda tangani oleh pimpinan dan pihak lain (RT/RW/Kelurahan) dan barang rusak tersebut harus di
pisahkan fisiknya dari persediaan barang serta barang tersebut tidak boleh dijual atau di beri Cuma-Cuma
kepada pihak lain
Jika barang rusak tersebut dijual maka harus diakui nilai penjualnnya dan dibuatkan faktur pajak, seperti
penjualan normal. Jika brang tersbeut diberikan secara Cuma-Cuma kepada pihak lain, maka dibuatkan
faktur pajak sebesar nilai pokoknya dan dapat dicaat sebagai beban
Contoh
Pertengahan Bulan Desember 2020 terjadi pencurian barang digudang dengan total
kerugian barang sebesar Rp. 21.000.000,- Kejadian ini sudah dilaporkan kepada
pihak kepolisian untuk dibuatkan laporan polisi
Atas kerugian tersebut pada akhir desember 2020 dibuatkan jurnal penyesuaian
sebagai. beriktu
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Persediaan*) 21.000.000
Persediaan 21.000.000
*) Kerugian barang akibat pencurian tersebut dapat diakui sebagai biaya oleh pajak
sepanjang ada laporan kepolisian
Tugas Pertemuan 5
1. Bagaimana ketentuan Pajak untuk beberapa hal dibawah ini :
a. Rugi Penurunan nilai persediaan
b. Penghapusan persediaan karena kadaluarsa atau rusak
c. Penghapusan Persediaan karena hilang atau kebakaran