Anda di halaman 1dari 33

Akuntansi

Perpajakan
PERSEDIAAN (INVENTORY)
Pengertian
Persediaan merupakan salah satu asset yang memiliki nilai cukup
besar. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya persediaan
bagi suatu perusahaan. Perputaran persediaan merupakan
indicator untuk menilai efektif atau tidaknya manajemen
perusahaan.
Ketentuan Akuntansi
PSAK 14 tentang Persediaan berlaku untuk semua persediaan, kecuali :
1. Persediaan dalam pekerjaan dalam proses yang timbul sebagai akibat kontrak
konstruksi (telah diatur PSAK 34)
2. Persediaan dalam instrument keuangan (telah diatur PSAK 50 dan PSAK 55)
3. Persediaan yang dimilki oleh produsen produk agriklutur dan kehutanan, hasil
agrikultur setelah panen dan mineral dan produk mineral, sepanjang
persediaan diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan praktik di Industri
tersebut (telah diatur PSAK 69)
4. Persediaan yang dimilki oleh pialang perdagangan komoditas yang mengukur
persediaannya pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
Pengertian dan Klasifikasi Persediaan

Persediaan adalah asset yang tersedia untuk dijual dalam


kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk
penjualan tersebut, atau dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa

Klasifikasi Persediaan
• Persediaan Barang Dagang atau Barang Jadi
• Persediaan Dalam Proses
• Persediaan bahan Mentah
Biaya Perolehan Persediaan (Cost)

Biaya Perolehan Persediaan meliputi :


1. Biaya Pembelian, meliputi harga beli, bea impor, pajak, biaya
pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara
langsung dapat di distribusikan, bahan dan jasa tidak termasuk diskon,
rabat dan hal sejenisnya. Diskon dagang, rabat dan hal lainnya yang
serupa dikurangkan dalam menentukan biaya perolehan pembelian.
2. Biaya Konversi, meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan
unit yang di produksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung, alokasi
overhead produksi tetap dan variable
3. Biaya lain, yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
lokasi saat ini. Misalnya dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk
memasukkan overhead non produksi atau biaya desain produk untuk
pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
Biaya Perolehan Persediaan (Cost)
1.Contoh Jurnal Pembelian
Persediaan XX
PPN Masukan XX
Kas / AP XX
2. a. Jurnal Transaksi Terkait Pembelian
Bea Impor XX
Kas XX
2. b. Jurnal atribusi biaya pembelian lain, biaya
konversi dan biaya lain :
Persediaan XX
Bea Impor XX
Biaya Pengakutan XX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XX
Metode Pencatatan Persediaan
1. Metode Periodik /Fisik (Periodical Inventory System)
Suatu Metode dimana penentuan nilai persediaan
dilakukan melalui perhitungan secara fisik (physical counting) yang
lazim dilakukan setiap akhir periode akuntansi. Melalui perhitungan
fisik ini, jumlah kuantitas persediaan (Inventory quantity) akan
diketahui (misalnya dalam berat, meter, kilogram, gallon dsb),
sehingga nilai persediaan (inventory value) dapat dihitung dengan
mengalikan jumlah kuantitas persediaan dengan suatu harga yang
sesuai dengan metode rumus biaya persediaan yang di pilih
perusahaan
a. Pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian
b. Biaya transportasi masuk (Freight in) di debit ke akun terpisah
c. Retur dan potongan pembelian serta diskon pembelian di kredit
ke akun terpisah
d. Persediaan akhir ditentukan dengan melakukan perhitungan fisik
Metode Pencatatan Persediaan
2. Metode Perpetual (Perpetual inventory system)
suatu metode pencatatan mutasi persediaan dilakukan secara terus
menerus dan berkesimbungan sehingga persediaan selama satu periode
termonitor setiap saat baik jumlah maupun nilai persediaan dapat
diketahui tanpa melakukan perhitungan secara fisik. Dengan metode ini,
maka seluruh mutasi persediaan selama satu peruode akan dicatat dalam
akun persediaan (inventory)
a. Pembelian barang dagangan untuk dijual atau pembelian bahan baku
untuk diproduksi didebet ke persediaan
b. Biaya taransportasi masuk (Freight in) didebet ke persediaan. Retur
dan potongan pembelian dan diskon pembelian di kredit ke
persediaan.
c. Harga pokok penjualan didebet dan mengkredit persediaan untuk
setiap penjulan
d. Buku besar pembantu (persediaan) memperlihatkan kuantitas dan
biaya dari setiap jenis persediaan yang ada di tangan.
RUMUS BIAYA PERSEDIAAN
(HARGA POKOK PENJUALAN)
a. Identifikasi Khusus
Metode ini berasumsi bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya, sehingga
setiap kelompok barang diberi identifikasi dan dibuatkan kartu persediaan, identifikasi
khusus digunakan untuk mengukur biaya persediaan yang tidak dapat ditukar dengan
persediaan lain, misalnya berlian, mobil mewah dll

b. MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) atau FIFO (First In First Out)
Metode ini berasumsi bahwa unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertunggal dalam persediaan akhir
adalah yang dibeli atau di produksi kemudian

c. Rata-rata Tertimbang (Average)


Metode ini berasumsi bahwa biaya setiap unit ditentukan berdasarkan biaya rata-rata
tertimbang dar unit yang serupa pada awal periode dan biaya unit yang serupa dibelu
atau diproduksi selama satu periode.
Ketentuan Pajak
Pasal 28 (7) UU KUP
Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau system yang lazim dipakai di Indonesia,
misalnya berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan
perpajakan menentukan lain.
Salah satu objek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah penyerahan, ekspor
dan impor barang kena pajak (BKP) yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak
(PKP)
• Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang yang dikenai Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) berdasarkan UU PPN dengan tariff sebesar 11%*) Pada
hakekatnya semua barang adalah BKP, kecuali ditentukan lain oleh UU
PPN
• Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak dan telah
memiliki peredaran usaha atau omzet dalam 1 (satu) tahun lebih dari Rp.
4.800.000.000 harus mendaftarkan diri mendapatkan Nomor Pokok
Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).
Salah satu kewajiban PKP adalah menerbitkan Faktur Pajak untuk setiap
Penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak.
Ketentuan Pajak

Metode Pencatatan persediaan berdasarkan harga perolehan, yaitu harga beli dan
biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh atau membuat barang
persediaan.
Kecuali jika pihak bertransaksi dalam hubungan istimewa (hubungan keluarga,
kepemilikan atau penguasaan)
.
• Pasal 2 ayat 1 UU PPN menjelaskan tentang harga jual atau penggantian yang
dipengaruhi hubungan istimewa, maka harga jual atau penggantian dihitung atas
dasar harga pasar wajar
• Pasal 10 UU PPh menjelaskan tentang pengakuan nilai asset, termasuk
persediaan, diantaranya harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi
jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang
sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat hubungan
istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima
Ketentuan Pajak

Persediaan dan pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai


berdasarkan harga perolehan yang dilakukan dengan cara :
.
a. Mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama (FIFO)
b. Rata-rata (Average)

Tidak diperkenankan untuk melakukan penilaian persediaan dengan menggunakan


metode harga pasar yang lebih rendah dari harga pokok/perolehan
Ketentuan Pajak

Pencatatan sedapat mungkin dilakukan dengan metode Perpetual, kecuali untuk


usaha-usaha yang karena sifatnya kesulitan untuk menggunakan metode perpetual
seperti pedagang . eceran. Metode yang dipilih harus diterapkan secara taat asa
(Pasal 10 ayat 6 UU PPh)

Persediaan meliputi barang-barang baik yang ada pada Wajib Pajak, dalam
perjalanan maupun dititipkan pada pihak lain (Konsinyasi)
Contoh A : Perpetual dan Periodik

Pada tanggal 3 Maret 2020 PT ABC membeli barang dagangan secara kredit
sebanyak 50 unit Komputer dengan total harga Rp. 275.000.000; harga sudah
termasuk PPN
Pada tanggal 31 Maret 2020, PT ABC menjual 30 Unit computer secara tunai
. masing-masing unit sebesar Rp. 6.500.000 belum termasuk
dengan harga jual per
PPN

Diminta :
Catatlah transaksi diatas jika diasumsikan PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
dan tidak sebagai Pengusaha Kena Pajak
Contoh A : Perpetual dan Periodik
Jurnal PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual Metode Periodik
3 Maret 2020 Persediaan 250Jt Pembelian 250Jt
Pembelian 50Unit PPN –Masukan 25Jt PPN Masukan 25Jt
Utang Usaha 275jt Utang Usaha 275jt
Harga Beli Barang = 100/110 x 275Jt = 250Juta
PPN = 10/110 x 275Jt = 25 Juta
Harga Pokok per Unit = 250Juta /50 Unit = 5Juta/Unit
31 Maret 2020 Kas/Bank 214,5 Jt Kas/Bank 214,5Jt
Penjualan 30 Unit PPN Keluaran 19,5Jt PPN Keluaran 19,5Jt
Penjualan 195Jt Penjualan 195Jt
HPP 150Jt
Persediaan 150Jt
Penjualan = 6,5Jt x 30 Unit = 195Jt
PPN = 10% x 195Jt = 19,5Jt
Harga Pokok Penjualan = 5Jt x 30Unit = 150Jt
Contoh A : Perpetual dan Periodik
Jurnal PT ABC Tidak Sebagai sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual Metode Periodik
3 Maret 2020 Persediaan 250Jt Pembelian 250Jt
Pembelian 50Unit Utang Usaha 250jt Utang Usaha 250jt

Harga Beli Barang = 100/110 x 275Jt = 250Juta


Harga Pokok per Unit = 250Juta /50 Unit = 5Juta/Unit

31 Maret 2020 Kas/Bank 195 Jt Kas/Bank 195Jt


Penjualan 30 Unit Penjualan 195Jt Penjualan 195Jt
HPP 150Jt
Persediaan 150Jt

Penjualan = 6,5Jt x 30 Unit = 195Jt


Harga Pokok Penjualan = 5Jt x 30Unit = 150Jt
Contoh B : Perpetual (FIFO dan Average)

Pada tanggal 3 Maret 2020 PT ABC membeli barang dagangan secara kredit
sebanyak 50 unit Komputer dengan total harga Rp. 275.000.000; harga sudah
termasuk PPN.
Pada tanggal 15 Maret 2020 kembali membeli 25 Unit computer dengan total harga
. sudah termasuk PPN
Rp. 140.250.000, harga
Pada tanggal 31 Maret 2020, PT ABC menjual 30 Unit computer secara tunai
dengan harga jual per masing-masing unit sebesar Rp. 6.500.000 belum termasuk
PPN

Diminta :
Catatlah transaksi diatas jika diasumsikan PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
Contoh B : Perpetual (FIFO dan Average)
Jurnal PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual- FIFO Metode Perpetual- Average
3 Maret 2020 Persediaan 250Jt Persediaan 250Jt
Pembelian 50Unit PPN –Masukan 25Jt PPN –Masukan 25Jt
Utang Usaha 275jt Utang Usaha 275jt
Harga Beli Barang = 100/110 x 275Jt = 250Juta
PPN = 10/110 x 275Jt = 25 Juta
Harga Pokok per Unit = 250Juta /50 Unit = 5Juta/Unit
15 Maret 2020 Persediaan 127,5Jt Persediaan 127,5t
Pembelian 25 Unit PPN –Masukan 12,75t PPN –Masukan 12,75Jt
Utang Usaha 140,25Jt Utang Usaha 140,25t

Harga Beli Barang = 100/110 x 140,25jt = 127,5 Jt


PPN = 10/110 x140,25Jt = 12,75Jt
Harga Pokok Per Unit = 127,5Jt/25 Unit = 5,1Jt/Unit
Contoh B : Perpetual (FIFO dan Average)
Jurnal PT ABC sebagai Pengusaha Kena Pajak
.
Tgl Metode Perpetual- FIFO* Metode Perpetual- Average*
31 Maret 2020 Kas/Bank 214,5Jt Kas/Bank 214,5Jt
Penjualan 30 Unit PPN Keluaran 19,5Jt PPN Keluaran 19,5Jt
Penjualan 195Jt Penjualan 195Jt
HPP 150Jt HPP 150,99Jt
Prsediaan 150Jt Prsediaan 150,99Jt

Penjualan = 6,5 Jt x 30 Unit = 195 Jt


PPN = 10% x 195Jt = 19,5Jt
Harga Pokok Penjualan *)
30Unit x 5Jt = 150Jt
Harga Pokok Rata-rata per unit*)
(250Jt + 127,5Jt)/ (50 unit + 25Unit) = 5.033jt
Harga Pokok Penjualan :
30Unit x 5,033Jt = 150,99 Jt
Metode Penilaian Tambahan Persediaan

A. Metode Nilai Realisasi Bersih (Net Realiable Value/NRV)


Seperti dijelaskan sebelumnya, persediaan dicatat berdasarkan biaya perolehan. Namun
bisa terjadi penurunan nilai persediaan karena disebabkan:
1. Seluruh atau sebagian persediaan telah rusak
2. Seluruh atau. sebagian persediaan telah using
3. Harga jual persediaan telah menurun; atau
4. Estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biayauntuk membuat penjualan telah
meningkat
Oleh karena itu, nilai persediaan harus dilaporkan dengan menggunakan metode mana
yang lebih rendah Antara biaya perolehan dan nilai realsasi bersih (Lower cost to net
realizable value /LCNRV)
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-

Nilai Realisasi Bersih (Net Realizable Value/NRV) = estimasi harga jual – estimasi
biaya penyelesaian – Estimasi biaya yang diperlukan untuk penjualan
.
Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit
dalam persediaan, namun penurunan nilai persediaan yang mungkin lebih sesuai jika dihitung
terhadap kelompok unit yang serupa atau berkaitan

Ada 2 metode yang biasanya digunakan untuk mencatat efek penilaian persediaan pada nilai
realisasi bersih, yaitu :
1. Metode Harga Pokok Penjualan (COGS Method) atau Metode Langsung, dimana HPP
didebitkan dan persediaan di kreditkan
2. Metode kerugian (Loss Method) atau metode Tidak Langsung, dimana kerugian didebitkan
dan cadangan penurunan nilai persediaan dikreditkan
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-

Contoh -1
PT ABC bergerak di bidang Manufactur memiliki persediaan yang belum selesai
(WIP) . dengan biaya perolehan 950 dan harga jual 1.000, perkiraan biaya
menyelesaikan WIP tersebut sebesar 50 dan estimasi biaya untuk menjual sebesar
200
Nilai realisasi bersih dihitung dengan rumus :
Estimasi harga Jual – Estimasi Biaya Penyelesaian – Estimasi Biaya untuk
Penjualan
= 1.000 – 50 – 200 = 750
Dalam laporan keuangan, perusahaan melaporkan nilai persediaan sebesar 750,
dan mengakui rugi penurunan nilai persediaan sebesar 200
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-

Jawab Contoh -1

Jurnal. Penyesuaian
1. Metode Tidak Langsung/Kerugian
Rugi Penurunan Nilai Persediaan 200
Cadangan Penurunan Nilai Persediaan WIP 200

2. Metode Langsung / Harga Pokok


Harga Pokok Penjualan 200
Persdiaan WIP 200
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-
Contoh 2
Penerapan metode mana yang lebih rendah Antara biaya perolehan dan nilai
realisasi neto (Lower cost to Nett Realizable value /LCNRV) untuk setiap unit
.
persediaan
Food Stock Cost* NRV** Nilai Inv Penurunan Nilai
Bayam 80.000 120.000 80.000
Wortel 100.000 110.000 100.000
Kacang 50.000 40.000 40.000
Kentang 90.000 72.000 72.000
Kangkung 95.000 92.000 92.000
Total NRV 415.000 384.000 31.000

• * Nilai persediaan berdasarkan hasil rumus biaya persediaan


• **Nilai persediaan berdasarkan hasil nilai realisasi bersih, yaitu estimasi harga jual di kurangi
estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya untuk dijual
Metode Nilai Realisasi Bersih
-Net Realizable Value/NRV-

Jawab Contoh -2

Jurnal. Penyesuaian
1. Metode Tidak Langsung/Kerugian
Rugi Penurunan Nilai Persediaan 31.000
Cadangan Penurunan Nilai Persediaan WIP 31.000

2. Metode Langsung / Harga Pokok


Harga Pokok Penjualan 31.000
Persdiaan WIP 31.000
Ketentuan Pajak

Rugi Penurunan Nilai Persediaan

Dari aspek Pajak Penghasilan, rugi penurunan nilai persediaan karena penggunaan
metode. mana yang lebih rendah Antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto
(Lower cost to Nett Realizable Value /LCNRV) tidak dapat dijadikan pengurang biaya
dari penghasilan. Hal ini didasarkan pada ketentuan Pasal 10 UU PPh disebutkan
bahwa penilaian persediaan harus berdasarkan harga perolehan (cost Method)
Untuk itu rugi penurunan nilai persediaan dikoreksi fiscal positif karena merupakan
beda tetap
Ketentuan Pajak

Penghapusan Persediaan (Karena Kadaluarsa, rusak atau hilang)

Dari aspek Pajak Penghasilan, pada prinsipnya atas kerugian barang dagang yang
kadaluarsa/rusak
. dapat dibebankan menjadi biaya perusahaan sepanjang dapat
dibuktikan bahwa memang terjadi barang dagangan kadaluarsa/rusak tersebut
dengan dibuatkan berita acara atas pemusnahan barang dagangan
kadaluarsa/rusak. Berita acara selain ditanda tangani oleh Pihak Internal perusahaan
juga harus ditanda tangani oleh pihak ketiga seperti Notarsi atau Pihak
RT/RW/Kelurahan setempat

Sedangkan kerugian barang dagangan akibat kehilangan/kebakaran, juga dibuatkan


berita acara kehilangan/kebakaran juga dilengkapi dengan surat dari pihak
kepolisian
Ketentuan Pajak

Penghapusan Persediaan (Karena Kadaluarsa, rusak atau hilang)

Dari asepk PPN, Ketentuannya diatur didalam Pasal 12 Peraturan Pemerintah No 1


Tahun 2012
. tentang Pelaksanaan UU PPN yaitu bahwa :
a. Atas barang/aktiva yang tidak dapat dipakai lagi karena sebab tersebut diatas
tidak diterbitkan Faktur Pajak keluaran sepanjang atas barang/aktiva tersebut
tidak dilakukan penyerahan yang terutang PPN (dijual/dipakai
sendiri/diberikan Cuma-Cuma). Apabila dilakukan penyerahan yang terutang
PPN (dijual/dipakai sendiri/diberikan Cuma-Cuma) maka harus menerbitkan
Faktur pajak keluaran sesuai dengan ketentuan tentang penyerahan yang
terutang PPN
b. Atas pajak masukan barang/aktiva yang telah dikreditkan atau telah dibebankan
sebagai biaya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan koreksi
Contoh
Persediaan akhir barang berupa piring sebanyak 50Lusin Harga Pokok @Rp.
50.000, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik (Stock Opname) ditemukan 46 Lusin
Piring dalam keadaan baik, sedangkan 4 lusin piring dalam keadaan rusak. Temuan
ini dilaporkan kepada Pimpinan menggunakan berita acara stock opname dan telah
disetujui untuk dikeluarka dari persediaan
.
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Persediaan 200.000 (4Lusin x 50.)
Persediaan 200.000

*) kerugian barang rusak tersbeut dapat diakui biaya oleh pajak sepanjang ada berita acara barang rusak
yang ditanda tangani oleh pimpinan dan pihak lain (RT/RW/Kelurahan) dan barang rusak tersebut harus di
pisahkan fisiknya dari persediaan barang serta barang tersebut tidak boleh dijual atau di beri Cuma-Cuma
kepada pihak lain
Jika barang rusak tersebut dijual maka harus diakui nilai penjualnnya dan dibuatkan faktur pajak, seperti
penjualan normal. Jika brang tersbeut diberikan secara Cuma-Cuma kepada pihak lain, maka dibuatkan
faktur pajak sebesar nilai pokoknya dan dapat dicaat sebagai beban
Contoh
Pertengahan Bulan Desember 2020 terjadi pencurian barang digudang dengan total
kerugian barang sebesar Rp. 21.000.000,- Kejadian ini sudah dilaporkan kepada
pihak kepolisian untuk dibuatkan laporan polisi
Atas kerugian tersebut pada akhir desember 2020 dibuatkan jurnal penyesuaian
sebagai. beriktu

Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Persediaan*) 21.000.000
Persediaan 21.000.000

*) Kerugian barang akibat pencurian tersebut dapat diakui sebagai biaya oleh pajak
sepanjang ada laporan kepolisian
Tugas Pertemuan 5
1. Bagaimana ketentuan Pajak untuk beberapa hal dibawah ini :
a. Rugi Penurunan nilai persediaan
b. Penghapusan persediaan karena kadaluarsa atau rusak
c. Penghapusan Persediaan karena hilang atau kebakaran

2. Jelaskan Komponen Biaya Perolehan Persediaan menurut PSAK 14


3. Berikut Laporan Laba Rugi Parsial
1. Pada akhir tahun dibentuk penyisihan potongan sebesar Rp.
25juta dan Penyisihan retur penjualan Rp.15juta. Jumlah
Penjualan Bruto 23.072.000.000 tersebut sudah termasuk didalam potongan penjualan
Potongan Penjualan 252.500.000 Rp.252.500.000 dan retur penjualan Rp.112.600.000
Retur Penjualan 112.600.000 365.100.000
2. Didalam pembelian Rp. 20.057.150.000 termasuk biaya
Penjualan Netto 22.706.900.000 yang tidak didukung dengan bukti-bukti yang sah sebesar
Harga Pokok Penjualan Rp.12.500.000.
Persediaan Awal 525.650.000
3. Diketahui Perusahaan menggunakan metode LCNRV dalam
Pembelian 20.057.150.000 menilai persediaan, dimana:
Tersedia Untuk Dijual 20.582.800.000
Harga Pokok (Rp) NRV (Rp)
Persediaan Akhir 617.500.000
HPP 19.965.300.000 Persediaan Awal 525.650.000 550.000.000
Laba Bruto 2.741.600.000 Persediaan Akhir 630.000.000 617.500.000

Buatlah penyesuaian untuk pelaporan pajaknya


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai