Anda di halaman 1dari 41

PERSEDIAAN

Oleh: Ulva Rizky Mulyani SE, M.Ak


DEFINISI

PSAK 14 Persediaan adalah aset:


a.Tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha biasa
b.Dalam proses produksi untuk
penjualan tersebut;
c.Dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa
KLASIFIKASI
Dagan
PERSEDIAAN Manufakt
g ur
• Mencatat • Persediaan Terlepas dari klasifikasi
persediaan Barang Jadi tersebut, perusahaan
sebagai • Persediaan melaporkan semua
persediaan pada akun
Persediaan Barang dalam
Persediaan pada Aset
Barang Penyelesaian Lancar di Laporan Posisi
Dagang • Persediaan Bahan Keuangan
Baku
Penentuan
Kepemilikan
● Barang yang dibeli belum
Barang diterima
● Barang yang dijual belum dikirim
Barang dalam perjalanan
● Barang dalam perjalanan harus
dimasukkan ke dalam
persediaan perusahaan yang
memiliki hak legal atas barang
● Hak legal ditentukan berdasarkan
syarat penjualan
Barang dalam Perjalanan

Biaya transportasi akan dibayar oleh


pembeli dan hak kepemilikan
beralih ketika barang dikirimkan,
sehingga pengakuan persediaan
berada pada pembeli ketika periode
transit

Biaya transportasi akan dibayar oleh


penjual dan hak kepemilikan tidak
beralih hingga pembeli menerima
barang, sehingga pengakuan
persediaan tetap berada pada penjual
selama periode transit
Penjualan Konsinyasi
• Pada kerjasama konsinyasi, pemilik
barang mengirimkan barang
kepada penjual yang telah
menyetujui menerima barang
tanpa ada kewajiban apapun,
kecuali perawatan dan penjagaan
terhadap kehilangan dan
kerusakan, hingga barang terjual
kepada pihak lain
• Pihak penjual tidak mengakui
barang yang dititipkan sebagai
persediaan
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
Biaya pembelian meliputi harga beli, bea impor, pajak
lainnya (selain yg dapat ditagih kembali setelahnya oleh
Biaya persediaan entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan,
biaya penanganan dan biaya lain yang dapat
terdiri dari seluruh diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan
biaya pembelian, jasa

biaya konversi, dan Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara
biaya lain yang timbul langsung terkait unit produksi, seperti biaya tenaga kerja
langsung, termasuk juga alokasi overhead produksi tetap
sampai persediaan dan variabel

dalam kondisi dan


lokasi saat ini Biaya lain yang termasuk dalam biaya persediaan hanya
sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada
dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Aliran Arus Biaya
Persediaan
Persediaan Barang Dagang Awal xxx
Pembelian Barang Dagang (Bersih) xxx
Barang Siap Dijual xxx
Persediaan Barang Dagang Akhir (xxx)
Beban Pokok Penjualan xxx
PENCATATAN
PERSEDIAAN

PERPETUAL
Sistem pencatatan persediaan
yang menyajikan pencatatan PERIODIK
terkini terhadap barang Sistem pencatatan persediaan
persediaan setiap terjadi yang menentukan kuantitas
perubahan nilai persediaan persediaan ditentukan secara
periodik yaitu hanya pada saat
perhitungan fisik (stock
opname)
Sistem Perpetual
1. Pembelian barang dagang atau pembelian
bahan baku untuk diproduksi didebet ke
Persediaan
2. Biaya transportasi didebet ke Persediaan
3. Retur, potongan pembelian, dan diskon
pembelian dikredit ke Persediaan
4. Beban pokok penjualan didebet dan akun
Persediaan dikredit untuk setiap
penjualan
Sistem Periodik
1. Pembelian persediaan dicatat dengan mendebet akun
Pembelian
2. Persediaan akhir ditentukan dengan melakukan
perhitungan fisik (stock opname)
3. Harga pokok penjualan dicari dengan cara

Persediaan Barang Dagang Awal xxx

Pembelian Barang Dagang (Bersih) xxx

Barang Siap Dijual xxx

Persediaan Barang Dagang Akhir (xxx)

Beban Pokok Penjualan xxx


Perbandingan Perpetual dan
Periodik
Pengendalian Persediaan
1. Seluruh perusahaan membutuhkan pengujian
secara periodik atas catatan persediaan
melalui perhitungan aktual, penimbangan, dan
pengukuran. Perhitungan ini akan
dibandingkan dengan catatan persediaan.
2. Perhitungan fisik dilakukan menjelang akhir
tahun fiskal sehingga kuantitas persediaan
yang tepat dapat digunakan dalam pembuatan
jurnal dan laporan keuangan
PENILAIAN PERSEDIAAN
Weighted
Average
Metode
(Rata-rata
Identifika FIFO Tertimban
si Khusus (MPKP) g)
Model Identifikasi Khusus
● Model identifikasi khusus adalah biaya-biaya
tertentu yang diatribusikan ke unit persediaan
tertentu
● Entitas harus mengidentifikasi barang yang dijual
dengan tiap jenis dalam persediaan secara spesifik
● Dengan metode ini, maka perhitungan dengan
sistem perpetual = sistem periodik
● Contoh: perusahaan yang menjual
perhiasan/permata, barang antik, barang seni,
mobil mewah, galeri lukisan
Ilustrasi
Ilustrasi
PT. Mentari merupakan perusahaan dagang yang memiliki transkasi di bawah
ini selama bulan Mei tahun 2020
Model
Identifikasi
Khusus
Jika diasumsikan persediaan
akhir sejumlah 15.000
unit terdiri atas:
• 2.000 unit @ Rp 6.000
• 8.000 unit @ RP 6.400
• 5.000 unit @6.600
Hitunglah persediaan akhir Beban Pokok Penjualan
dan beban pokok penjualan! Barang tersedia untuk dijual 248.000.000
Persediaan akhir (96.200.000)
Beban Pokok Penjualan 151.800.000
FIFO (MPKP)
● FIFO mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli
akan dijual atau digunakan terlebih dahulu
● Kelebihan: relevansi nilai persediaan yang disajikan di
Laporan Posisi Keuangan  nilai persediaan yang disajikan
merupakan nilai yang didasarkan pada harga paling terkini
● Kelemahan: tidak merefleksikan laba yang paling akurat 
kurang cocok dengan konsep biaya dan pendapatan
● Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, harga barang
mengalami inflasi dalam waktu yang cepat, maka laba yang
dicatat perusahaan dapat menjadi lebih besar dari yang
sesungguhnya (overstated)
Perpetual - FIFO
Periodik - FIFO
Periodik – FIFO

Beban Pokok Penjualan


Barang tersedia untuk dijual 248.000.000
Persediaan akhir ( 99.000.000)
Beban Pokok Penjualan 149.000.000
Metode Rata-Rata Tertimbang
● Metode ini menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya
rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode
dan biaya unit serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu
periode
● Biaya persediaan = Biaya barang yang tersedia untuk dijual
dibagi dengan unit yang tersedia untuk dijual
Perpetual - Metode Average
Periodik – Metode Rata-rata
Tertimbang
Periodik – Metode Rata-rata
Tertimbang

Beban Pokok Penjualan


Barang tersedia untuk dijual 248.000.000
Persediaan akhir ( 93.000.000)
Beban Pokok Penjualan 155.000.000
Laporan Keuangan dan Pengaruh
Pajak
NILAI REALISASI
NETO
• Persediaan dapat diukur berdasarkan nilai yang lebih
rendah antara nilai berdasarkan biaya dan nilai realisasi
neto (NRV)
• Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam
kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian
dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat
penjualan
• Persediaan akan dinilai pada realisasi netonya apabila
biaya persediaan (yang didapat dari penggunaan metode
identifikasi khusus, FIFO, atau rata-rata) lebih tinggi dari
estimasi nilai yang akan diperoleh kembali
NILAI REALISASI
NETO
• Nilai persediaan biasanya diturunkan ke nilai
realisasi neto secara terpisah untuk setiap unit
dalam persediaan
• Namun, dalam beberapa kondisi, penurunan
nilai persediaan bisa jadi lebih sesuai jika
dihitung terhadap kelompok unit yang serupa
atau berkaitan
Ilustrasi
PT. Abadi memiliki persediaan barang belum jadi dengan nilai biaya
sebesar RP 19.000.000 dan harga jual sebesar Rp 20.000.000. Untuk
menyelesaikan barang tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp
1.000.000 dan biaya penjualan sebesar Rp 4.000.000.

Perhitungan NRV

Nilai jual persediaan 20.000.000

Estimasi biaya penyelesaian (1.000.000)

Estimasi biaya penjualan (4.000.000)

NRV 15.000.000
Pelaporan nilai
persediaan
Nilai persediaan 15.000.000
Biaya 19.000.000
Kerugian penurunan nilai (4.000.000)

• Perusahaan akan melaporkan nilai persediaan di Laporan Posisi Keuangan sebesar Rp


15.000.000 dan mencatat kerugian penurunan nilai persediaan pada Laporan Laba
Rugi sebesar 4.000.000
• Penurunan nilai menjadi nilai realisasi neto ini mungkin saja terjadi apabila barang
persediaan mengalami kerusakan, seluruh atau sebagian persediaan telah using, atau
harga jualnya telah turun
Biaya Terendah atau
NRV
• Jika perusahaan menggunakan metode nilai terendah antara biaya dan NRV
untuk:

1. Individual  persediaan Rp 40.980.000

2. Kelompok  persediaan Rp 41.430.000

3. Total  persediaan Rp 41.480.000


• Dengan menggunakan metode LCNRV, perusahaan harus melakukan
pencatatan terkait dengan dampaknya terhadap laba karena terdapat
penyesuaian dalam nilai beban pokok penjualan
Metode Lain dalam
Penilaian Persediaan
Akhir
Metode Laba Bruto Metode Ritel
Metode ini menghitung Metode pengukuran
persediaan dengan nilai persediaan
mengestimasikan dengan menggunakan
jumlah persediaan rasio biaya untuk
akhir berdasarkan nilai menurunkan nilai
barang yang tersedia persediaan akhir yang
untuk dijual, dinilai berdasarkan
penjualan, dan nilai ritelnya menjadi
persentase laba bruto nilai biaya
Metode Laba Bruto
Ilustrasi
PT. Bahagia memiliki saldo persediaan awal sebesar Rp
50.000.000 dan pembelian (bersih) sebesar 125.000.000
yang keduanya dinilia pada nilai biaya. Penjualan (bersih)
yang terjadi sebesar Rp 112.000.000. Persentase laba kotor
pada penjualan ditentukan sebesar 40%. Hitung nilai
persediaan akhir
Penyelesaian
Metode Laba
Kotor ● Persentase laba kotor diperoleh
dari

 persentase dari penjualan

 Persentase dari biaya


● Persentase Gross profit biaya
didasarkan pada data historis.
● Metode gross profit biasanya
tidak diterima untuk pelaporan
keuangan
Metode Persediaan Retail
Cocok untuk pertimbangan retail:
1. Dengan volume penjualan tinggi dan
2. Jenis barang yang berbeda-beda.

Metode ini berasumsi adanya pola yang dapat diobservasi


antara biaya dan harga. Langkah-langkahnya adalah:
3. Tentukan persediaan akhir pada harga retail
4. Konversikan jumlah tersebut ke basis biaya dengan
menggunakan rasio cost-to-retail
PENGUNGKAPAN
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk
rumus biaya yang digunakan
b. Total jumlah tercatat persediaan dan jumla menurut klasifikasi yang sesuai bagi
entitas
c. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual
d. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
e. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah
persediaan diakui sebagai ebban dalam periode berjalan
f. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurnag jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode
berjalan
g. Keadaan atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang
diturunkan
h. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai