Anda di halaman 1dari 20

LECTURE NOTES

Financial Accounting I

Week 6
Valuation of Inventories

Financial Accounting I
LEARNING OUTCOMES

LO 3: Apply the concept of calculating and disclosing inventory, fixed assets and
intangible assets

OUTLINE MATERI :
Valuation of Inventories: A cost-Basis Approach
• Inventory Issues: Classification; Inventory Cost Flow; Inventory Control
• Physical Goods included in Inventory: Goods in Transit; Consigned Goods; Special
Sales Agreements
• Cost included in Inventory: Product Cost; Period Cost; Treatment of Purchase
Discounts

Inventories: Additional Valuation Issues


• Lower-Of-Cost-Or-Net-Realizable Value: Net Realizable Value; Methods of
Applying LCNRV; Recording Net Realizable Value instead of Cost; Use of
Allowance; Recovery of Inventory
• Valuation Bases: Special Valuation Situations; Valuation Using Relative Sales Value
• The Gross Profit Method of Estimating Inventory: Computation of Gross Profit
Method
• Retail Inventory Method: Retail-Method Concepts; Retail Inventory Method with
Markups and Markdowns – Conventional Method; Evaluation of Retail Inventory
method

Financial Accounting I
ISI

Persediaan (Inventories) adalah barang yang ditujukan untuk dijual atau barang yang akan
dipakai sebagai bahan baku dalam proses produksi sampai dengan menjadi barang jadi.
Adapun jenis usaha yang biasanya memiliki persediaan adalah:
1. Usaha dagang (merchandiser)
2. Usaha produksi (manufacturing)

Adapun arus persediaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk merchandiser:
✓ mereka membeli persediaannya dari pihak lain yang mana biaya pembeliannya
disebut cost of goods purchased. Cost of goods purchased ini akan menjadi
biaya pokok penjualan (COGS).
✓ Dalam laporan keuangan, hanya ada satu aku inventory. Berikut tampilan dari
current asset khususnya pada bagian Inventory untuk perusahaan dagang:

Financial Accounting I
2. Untuk manufacturing
✓ biaya produksinya terdiri dari: biaya material, biaya tenaga kerja (labor), dan
biaya overhead. Jumlah dari ketiga biaya tersebut akan menjadi biaya pokok
penjualan (COGS).
✓ Terdapat tiga akun inventory, yaitu raw materials, work in process dan
finished goods. Berikut tampilannya untuk perusahaan manufaktur:

Metode yang digunakan dalam perhitungan persediaan yang biasanya digunakan adalah:
1. Sistem perpetual
• Pembelian barang dagangan didebit ke Persediaan.
• Retur pembelian, Allowances dan pembelian diskon dikreditkan ke Persediaan.
• Beban pokok penjualan didebit dan Persediaan dikreditkan untuk setiap penjualan.
• Catatan menunjukkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis persediaan di tangan.

Financial Accounting I
2. Sistem periodic
• Pembelian barang dagangan didebit ke Pembelian.
• Persediaan akhir ditentukan oleh perhitungan fisik.
• Perhitungan Harga Pokok Penjualan:
Beginning inventory xxx
Purchases, net xxx
Goods available for sale xxx
Ending inventory (xxx)
Cost of goods sold xxx

Contoh: Perusahaan Fesmire memiliki transaksi yangberkaitan dengan persediaan sebagai


berikut:

Buatlah jurnal dari transaksi diatas menggunakan system perpetual dan system periodic.

Financial Accounting I
Semua perusahaan perlu melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap catatan persediaan
untuk mengetahui jumlah yang sebenarnya dengan jumlah berdasarkan catatan persediaan.
Perusahaan harus memeriksa persediaan secara fisik menjelang akhir tahun fiskal mereka,
untuk memastikan bahwa jumlah yang ada pada catatan persediaan sesuai dengan jumlah
persediaan secara fisik.

Biaya-biaya yang terkait dengan persediaan:


1. Biaya produk, yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan penjualan persediaan
tersebut, misal: biaya transport untuk membawa barang-barang ke tempat pembeli,
mengubah barang-barang tersebut sampai barang tersebut siap untuk dijual.
2. Period cost, yaitu biaya penjualan, umum, dan administrasi
3. Perlakuan untuk diskon pembelian:

* $4,000 x 2% = $80
** $10,000 x 98% = $9,800
Beberapa hal terkait dengan kepemilikan barang persediaan:
1. Barang persediaan dalam perjalanan (Goods in Transit)
Contoh: Perusahaan LG (Korea) menentukan kepemilikan dengan menerapkan aturan
barang persediaan dalam perjalanan.
• Jika menggunakan aturan FOB Shipping Point maka kepemilikan barang
persediaan akan berpindah tangan dari pemasok (supplier) ke LG ketika
barang sudah sampai ke kargo yang telah ditentukan sesuai dengan perjanjian
yang bertindak sebagai agen dari LG.

Financial Accounting I
• Jika menggunakan aturan FOB Destination maka kepemilikan barang
persediaan akan berpindah tangan dari pemasok (supplier) ke LG ketika
barang telah sampai ke gudang atau ke tujuan yang telah ditetapkan oleh LG.

2. Barang konsinyasi (Consignment Goods)


Satu pihak menitipkan barangnya (Consignor) kepada pihak penjual (Consignee).
Perjanjian antara consignor dan consignee menuliskan jenis dan jumlah barang yang
dititipkan, harga jual barang yang dititipkan, biaya yang boleh dibiayakan kepada
consignor oleh consignee serta komisi yang akan diterima oleh consignee dari hasil
penjualan barang titipan. Kepemilikan barang tetap dicatat di pihak consignor sampai
dengan barang tersebut terjual kepada pihak ketiga.

Cost flow Asumption terdiri dari 3:


1. First In First Out (FIFO)
Persediaan yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang
yang dijual.
2. Rata-rata tertimbang (Average Cost)
Metode harga perolehan rata-rata menetapkan harga persediaan berdasarkan harga
perolehan rata-rata atas semua barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
3. Specific identification
Biaya yang dicatat tergantung dari harga barang mana yang dianggap sebagai barang
yang terjual.
Contoh: Young & Crazy Company membuat pembelian berikut:
1 item pada 2/2/11 untuk $ 10
1 item pada 2/15/11 untuk $ 15
1 item pada 2/25/11 untuk $ 20
Young & Crazy Co. menjual satu item pada 2/28/11 untuk $ 90. Hitung persediaan akhir dan
harga pokok penjualan untuk bulan yang berakhir pada Februari 2011, dengan asumsi perusahaan
menggunakan FIFO, Average Cost, dan biaya Identifikasi Khusus?
1. FIFO
Sales $ 90
Cost of goods sold 10 →harga barang yang pertama kali dibeli
Gross profit 80

Financial Accounting I
2. Average Cost
Sales $ 90
Cost of goods sold 15 →rata-rata harga barang yang dibeli ((10+15+20)/3)
Gross profit 75

3. Specific Identification
Sales $ 90
Cost of goods sold 20 →Asumsi barang yang terjual adalah barang yang
dibeli
dengan harga $20
Gross profit 70

Call-Mart Inc memiliki 6.000 unit persediaan terdiri dari 1.000 unit dari pembelian tanggal 2
Maret, 3.000 dari 15 Maret pembelian, dan 2.000 dari pembelian 30 Maret. Hitung jumlah
persediaan akhir dan harga pokok penjualan.

1. Jika dihitung menggunakan Weighted Average Method (Periodic Inventory)

Financial Accounting I
2. Jika dihitung menggunakan Moving Average Method (Perpetual Inventory)

Maka COGS = 17,200 dan Ending inventory = 26,700

3. Jika dihitung menggunakan FIFO (Periodic Inventory)

4. Jika dihitung menggunakan FIFO (Perpetual Inventory)

Maka COGS = 16,800 dan Ending inventory = 27,100

Dalam semua kasus di mana FIFO digunakan, persediaan dan harga pokok penjualan akan
sama di akhir bulan apakah sistem perpetual atau periodik digunakan.

Financial Accounting I
5. Jika dihitung menggunakan LIFO (Periodic Inventory)

6. Jika dihitung menggunakan LIFO (Perpetual Inventory)

Maka COGS = 17,600 dan Ending inventory = 26,300

Berdasarkan IFRS, metode Last In Fist Out (LIFO) tidak diizinkan untuk tujuan pelaporan
keuangan. Dalam metode ini persediaan yang terkahir kali masuk itulah yang pertama kali
dicatat sebagai barang yang dijual.

Berikut adalah perbandingan Net Income dengan jika menggunakan ketiga metode

Financial Accounting I
Dapat dilihat bahwa laba kotor dan laba bersih yang terendah di bawah LIFO, tertinggi
berdasarkan FIFO.

Inventories: Additional Valuation Issues


Lower-of-Cost-or-Net Realizable Value (LCNRV)
Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika kemampuan menghasilkan pendapatan di
masa yang akan datang dari aset tersebut turun di bawah biaya aslinya. Jika memang kemampuan
menghasilkan di masa yang akan datang lebih rendah dibandingkan dengan biaya aslinya
(NRV<Cost), maka perusahaan menggunakan NRV sebagai nilai persediaannya. Kebalikannya,
jika memang kemampuan menghasilkan di masa yang akan datang lebih tinggi dibandingkan
dengan biaya aslinya (NRV>Cost), maka perusahaan menggunakan biaya sebagai nilai
persediaannya Perusahaan membandingkan antara nilai cost dengan NRV, kemudian memilih
yang paling rendah sebagai nilai persediaan. Hal ini disebut dengan LCNRV (Lower-of-Cost-or-
Net Realizable Value).

Pencatatan NRV
Misal: Cost of goods sold (sebelum penyesuaian ke NRV) $ 108,000
Ending inventory (cost) 82,000
Ending inventory (NRV) 70,000
Penacatatan dapat dilakukan dengan 2 metode:
1. Loss Method
Loss due to decline to NRV 12,000
Inventory 12,000

Financial Accounting I
2. COGS Method
COGS 12,000
Inventory 12,000

Situasi atau keadaan yang biasanya menggunakan LCNRV


1. Aset Agricultural
• Aset biologis (diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar) adalah hewan yang hidup
atau tanaman, seperti domba, sapi, pohon buah-buahan, atau tanaman kapas. Aset
biologis diukur pada pengakuan awal dan pada setiap akhir periode pelaporan pada
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (NRV). Perusahaan mencatat
keuntungan atau kerugian akibat perubahan NRV dari aset biologis ketika terjadi.
• Hasil pertanian adalah produk dipanen dari aset biologis, seperti wol dari domba,
susu dari sapi perah, buah, atau kapas dari tanaman kapas. Hasil pertanian diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (NRV) pada titik panen. Ketika
dipanen, NRV menjadi biaya.
2. Komoditas yang dimiliki oleh broker
Umumnya mengukur persediaan adalah menggunakan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual (NRV), dengan perubahan NRV diakui di laporan laba rugi pada
periode terjadinya perubahan. Termasuk membeli atau menjual komoditas (seperti
jagung dipanen, gandum, logam mulia, minyak pemanas). Tujuan utama broker ini
adalah untuk menjual komoditas dalam waktu dekat dan menghasilkan keuntungan
dari fluktuasi harga.

Gross Profit Method of Estimating Inventory


Perhitungan Persentase Laba Kotor (Gross Profit Percentage)

Financial Accounting I
Laba kotor dapat disajikan dengan persentase dari penjualan atau biaya.

Contoh dari persentase laba kotor:


Perusahaan Astaire menggunakan metode laba kotor untuk memperkirakan persediaan untuk
tujuan pelaporan bulanan. Berikut ini adalah informasi untuk bulan Mei.

Inventory, May 1 € 160,000


Purchases (gross) 640,000
Freight-in 30,000
Sales 1,000,000
Sales returns 70,000
Purchase discounts 12,000

a. Hitunglah persediaan diperkirakan 31 Mei, dengan asumsi bahwa laba kotor adalah
25% dari penjualan.

Financial Accounting I
b. Hitunglah persediaan diperkirakan pada tanggal 31 Mei, dengan asumsi bahwa laba
kotor adalah 25% dari biaya.

Contoh 2:
Cetus S E memiliki persediaan awal sebesar €60.000 dan pembelian sebesar €200.000,
keduanya dengan harga perolehan. Penjualan dengan harga jual berjumlah €280.000. Laba
kotor atas harga jual adalah sebesar 30%. Cetus menerapkan metode gross margin sebagai
berikut.

Dari informasi di atas, laba kotor telah tersedia. Tapi bagaimana Cetus mendapatkan angka
itu? Untuk mengetahui cara menghitung persentase laba kotor, asumsikan bahwa sebuah
artikel berharga €15 dan dijual seharga €20, laba kotor sebesar €5.

Retail Inventory Method


Sebuah metode yang digunakan oleh pengecer, untuk menilai persediaan tanpa perhitungan
fisik, dengan mengubah harga eceran biaya. Yang harus diketahui atau dicatat oleh pengecer
dalam perhitungan ini adalah:

Financial Accounting I
• Total biaya dan nilai eceran barang yang dibeli.
• Total biaya dan nilai eceran dari barang yang tersedia untuk dijual.
• Penjualan untuk periode tersebut.

Metode yang dapat digunakan untuk retail inventory ini adalah: conventional atau cost
method.
Item-item yang mempengaruhi:
• Freight costs
• Purchase returns
• Purchase discounts and allowances
• Transfers-in
• Normal spoilage
• Abnormal shortages
• Employee discounts

Contoh:
Data berikut berhubungan dengan departemen Fuque Inc untuk bulan Oktober. Buatlah
perhitungan persediaan eceran (retail inventory) menggunakan metode konvensional dan
biaya.

COST RETAIL
Beg. inventory, Oct. 1 £ 52,000 £ 78,000
Purchases 272,000 423,000
Freight in 16,600
Purchase returns 5,600 8,000
Additional markups 9,000
Markup cancellations 2,000
Markdowns (net) 3,600
Normal spoilage and breakage 10,000
Sales 390,000

Financial Accounting I
CONVENTIONAL
Menggunakan Method:
metode konvensional: Cost to
COST RETAIL Retail %
Beginning inventory £ 52,000 £ 78,000
Purchases 272,000 423,000
Purchase returns (5,600) (8,000)
Freight in 16,600
Markups, net 7,000
Current year additions 283,000 422,000
Goods available for sale 335,000 500,000 67.0%
Markdowns, net (3,600)
Normal spoilage and breakage (10,000)
Sales (390,000)
Ending inventory at retail £ 96,400

Ending inventory at Cost:


£ 96,400 x 67.0% = £ 64,588

Menggunakan metode biaya:

COST Method: Cost to


COST RETAIL Retail %
Beginning inventory £ 52,000 £ 78,000
Purchases 272,000 423,000
Purchase returns (5,600) (8,000)
Freight in 16,600
Markdowns, net (3,600)
Markups, net 7,000
Current year additions 283,000 418,400
Goods available for sale 335,000 496,400 67.49%
Normal spoilage and breakage (10,000)
Sales (390,000)
Ending inventory at retail £ 96,400

Ending inventory at Cost:


£ 96,400 x 67.49% = £ 65,060

Financial Accounting I
Presentation and Analysis
Presentation of Inventories
Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan laporan keuangan dari hal-hal berikut yang
berkaitan dengan persediaan:
1. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam mengukur persediaan, termasuk rumus
biaya yang digunakan (rata-rata tertimbang, FIFO).
2. Total nilai tercatat persediaan dan nilai tercatat dalam klasifikasi (klasifikasi umum
persediaan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi).
3. Nilai tercatat persediaan dicatat pada fair value dikurangi costs to sell.
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai expense selama periode berjalan (cost of
goods sold)
5. Jumlah penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai expense dalam periode dan
jumlah reversal penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang expense pada periode
tersebut.
6. Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan reversal penurunan nilai persediaan.
7. Nilai tercatat persediaan yang dijaminkan untuk kewajiban, jika ada.

Informasi ini dapat diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam skedul tersendiri
dalam catatan. Gabungan raw materials, work-in-process, dan finished goods membantu
dalam menilai likuiditas dan menghitung tahap penyelesaian persediaan. Pengaturan
pembiayaan yang signifikan atau tidak biasa yang berkaitan dengan persediaan mungkin
memerlukan pengungkapan catatan. Contohnya termasuk transaksi dengan pihak berelasi,
pengaturan pembiayaan produk, firm purchase commitment, dan penjaminan persediaan
sebagai jaminan.

Analysis of Inventories
Rasio yang umum digunakan dalam pengelolaan dan evaluasi tingkat persediaan adalah:
1. Inventory turnover ratio
Mengukur berapa kali rata-rata perusahaan menjual persediaan selama periode
tersebut.
Rumus: COGS/Average Inventory

Financial Accounting I
2. Average days to sell Inventory
Mengukur rata-rata jumlah hari yang diperlukan untuk melakukan penjualan atas
persediaan yang ada di perusahaan.

Financial Accounting I
KESIMPULAN

Persediaan (Inventories) adalah barang yang ditujukan untuk dijual atau barang yang akan
dipakai sebagai bahan baku dalam proses produksi sampai dengan menjadi barang jadi.
Adapun jenis usaha yang biasanya memiliki persediaan adalah:
1. Usaha dagang (merchandiser)
2. Usaha produksi (manufacturing)
Metode yang digunakan dalam perhitungan persediaan yang biasanya digunakan adalah:
1. Sistem perpetual
2. Sistem periodic
Cost flow Asumption terdiri dari 3:
1. First In First Out (FIFO)
Persediaan yang pertama kali masuk itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang
yang dijual.
2. Rata-rata tertimbang (Average Cost)
Metode harga perolehan rata-rata menetapkan harga persediaan berdasarkan harga
perolehan rata-rata atas semua barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
3. Specific identification
Biaya yang dicatat tergantung dari harga barang mana yang dianggap sebagai barang
yang terjual.
Perusahaan meninggalkan prinsip biaya historis ketika kemampuan menghasilkan pendapatan di
masa yang akan datang dari aset tersebut turun di bawah biaya aslinya. Jika memang kemampuan
menghasilkan di masa yang akan datang lebih rendah dibandingkan dengan biaya aslinya
(NRV<Cost), maka perusahaan menggunakan NRV sebagai nilai persediaannya. Kebalikannya,
jika memang kemampuan menghasilkan di masa yang akan datang lebih tinggi dibandingkan
dengan biaya aslinya (NRV>Cost), maka perusahaan menggunakan biaya sebagai nilai
persediaannya Perusahaan membandingkan antara nilai cost dengan NRV, kemudian memilih
yang paling rendah sebagai nilai persediaan. Hal ini disebut dengan LCNRV (Lower-of-Cost-or-
Net Realizable Value).

Financial Accounting I
DAFTAR PUSTAKA

1. Kieso, Weygandt, & Warfield. (2020). Intermediate Accounting. IFRS Edition 4e.
IR. JWS. New York. Chapter 8&9

Financial Accounting I

Anda mungkin juga menyukai