Anda di halaman 1dari 18

LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 8
Inventories

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Menjelaskan konsep dan metode yang berkaitan dengan persediaan dan kecurangan serta
pengendalian internal.

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Classifying inventory

2. Determining inventory quantities

3. Inventory costing

4. Statement Presentation and Analysis

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Classifying Inventory

Persediaan diklasifikasikan sesuai dengan karakteristik perusahaan, apakah perusahaan


dagang atau perusahaan manufaktur.

Merchandising Inventory

Yaitu persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang (merchandising company).

Karakteristik utama dari persediaan ini adalah:

1) Dimiliki oleh perusahaan


2) Dalam bentuk yang siap untuk dijual kepada konsumen
3) Diklasifikasikan dalam satu kategori yaitu merchandise inventory

Manufacturing Inventory
Yaitu persediaan yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur (manufacturing company)
Karakteristik dari persediaan ini adalah:
1) Beberapa jenis inventory belum siap untuk dijual kepada customer. Inventory
ini terdiri dari:
a. Raw material inventory: bahan dasar yang akan digunakan untuk
produksi
b. Work in process: barang belum selesai diproduksi
c. Finished goods inventory: yaitu barang yang telah selesai diproduksi
dansiap untuk dijual
2) Dalam laporan keuangan disajikan secara detail sehingga pembaca
laporankeuangan dapat memperoleh pemahaman mengenai rencana produksi
perusahaan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Inventory System

Sistem yang dipakai dalam inventory terdiri dari periodic system dan perpetual system.
Namun apa pun inventory system yang dipakai oleh perusahaan, perusahaan harus melakukan
perhitungan fisik persediaan untuk menentukan jumlah persediaan akhir pada akhir periode
akuntansi.

1) Perpetual System
Dalam perpetual system, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan
pada akhir periode untuk:
✓ Mengecek keakuratan pencatatan persediaan menggunakan perpetual
✓ Menentukan jumlah inventory yang hilang karena rusak atau dicuri baik oleh
pelanggan maupun karyawan.

Dalam perpetual system, Cost of Good Sold (COGS) diperoleh setiap terjadi transaksi
penjualan.

2) Periodic System
Pada periodic system, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada akhir
periode untuk:
✓ Menentukan saldo akhir persediaan secara fisik pada akhir periode
✓ Menentukan “cost of Goods Sold” pada periode tersebut.

sedangkan pada periodic system, COGS diperhitungkan di akhir periode.

Berikut ini adalah contoh perbandingan jurnal pada perpetual dan periodic inventory
system:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perbedaan yang mencolok adalah pada jurnal pembelian dan penjurnalan COGS pada
transaksi penjualan. Pada penghitungan COGS/Inventory sistem periodik dilakukan pada
akhir periode sedangkan untuk sistem perpetual dilakukan setiap ada transaksi
penjualan/pembelian.

Determining Inventory Quantities

Dalam menentukan kuantitas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, maka ada 2 hal yang
harus diperhatikan, yaitu:

1. Menghitung fisik persediaan yaitu dengan melaksanakan aktivitas penjumlahan,


penimbangan, pengukuran persediaan yang ada di gudang dan tempat penyimpanan
lain.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Menentukan kepemilikan barang, apakah terdapat barang dalam tempat penyimpanan
perusahaan yang bukan milik perusahaan dan apakah terdapat barang perusahaan
yanglokasinya tidak dalam tempat penyimpanan perusahaan.
a. Goods in transit
Barang yang tidak ada di gudang atau tempat penyimpanan milik perusahaan
namuntelah merupakan barang milik persediaan karena masih dalam
perjalanan (dalam truk,kereta api, kapal, atau pesawat) pada akhir periode.
Perusahaan harus menyertakan barang dalam perjalanan ini sebagai komponen
persediaan akhir. Dalam menentukan goods in transit harus diperhatikan syarat
penjualannya;
i. FOB (free on board) shipping point, yaitu kepemilikan berpindah saat
penjual menyerahkan barang kepada pengangkut.
ii. FOB destination, yaitu kepemilikan berpindah saat barang telah
sampai kegudang pembeli.

b. Consigned goods
Barang konsinyasi (consigned goods) adalah barang yang ada dalam gudang
perusahaan namun bukan milik perusahaan karena merupakan barang titipan.
Barang konsinyasi ini dikecualikan dalam perhitungan persediaan akhir.

Inventory Costing

1. Persediaan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang


tersebutsampai barang tersebut siap untuk dijual.
2. Selain itu, perusahaan harus menentukan berapa biaya yang harus diakui pada saat
barang tersebut dijual (cost of goods sold/harga pokok penjualan).
3. Persediaan mungkin diperoleh dengan berbagai macam harga, sehingga untuk
menentukan harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan cara:
i. Spesifik identification. Perusahaan dapat mengidentifikasi harga perolehan
barang yang hendak dijual tersebut. Hal ini dimungkinkan apabila
perusahaan hanya mempunyai persediaan yang relatif sedikit, tidak
bermacam-macam dan unik, dan harganya relatif tinggi, misalnya untuk
penjualan barang-barang antik.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ii. Menggunakan asumsi arus biaya. Terdapat tiga macam asumsi arus biaya
yaitu:
a. First In First Out (FIFO)
b. Last In First Out (LIFO)
c. Average cost
Penggunaan arus biaya ini tidak berhubungan dengan perpindahan fisik barang.
Sebagai ilustrasi, digunakan periodic inventory system.
Data dari Houston Electronics adalah sebagai berikut:

COGS Houston Electronics adalah:


(beginning inventory + purchases) – ending inventory

Untuk menentukan harga per unit dari 550 tergantung dari asumsi arus biaya yang ditentukan
oleh manajemen.
• FIFO
FIFO mengasumsikan bahwa barang yang dibeli pertama adalah barang yang pertama
kali dijual. Sehingga berdasarkan FIFO, barang yang dijual sebanyak 550 tersebut
mempunyai harga masing-masing:
􀀹100 unit dengan harga per unit $10
􀀹200 unit dengan harga per unit $11
􀀹250 unit dengan harga per unit $12
Total COGS adalah $6,200
Saldo ending inventory $5,800

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• LIFO
Last In First Out mengasumsikan bahwa barang yang dibeli terakhir adalah yang
pertama kali dijual. Berdasarkan LIFO, barang yang dijual sebanyak 550 tersebut
masing-masing adalah:
􀀹400 unit dengan harga per unit $13
􀀹150 unit dengan harga per unit $12
Total COGS adalah $7,000
Saldo ending inventory $5,000

• Average cost
Average cost method mengalokasikan harga pokok ke COGS dan persediaan akhir
secara rata-rata. Dalam kasus di atas, total cost of goods available for sale adalah
$12,00 dan total units-nya 1,000 units. Dengan demikian, harga pokok per unit
berdasarkan average cost adalah $12.
COGS sebesar 550 x $12 yaitu $6,600
Ending inventory 450 x $12 yaitu $5,400

Statement Presentation and Analysis

Laporan Keuangan dan Efek dari metode arus barang:

Manajemen boleh memilih metode inventory dalam laporan keuangannya. Alasan


manajemen lebih memilih suatu metode dari metode yang lain bervariasi. Beberapa alasannya
antara lain:
✓ Efek pada laporan laba rugi
Penggunaan metode arus biaya yang berbeda akan menghasilkan laba/rugi perusahaan
yang berbeda, seperti terlihat di bawah ini:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Dalam ekonomi yang mengalami inflasi, penggunaan metode FIFO akan
menghasilkan net income yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya.
Dengan demikian perusahaan akan membayar pajak penghasilan perusahaan lebih
besar dibandingkan menggunakan metode lainnya. Sedangkan LIFO dalam periode
inflasi diyakini akan mengurangi kemungkinan perusahaan melaporkan profit di atas
kertas sebagai laba ekonomi.

✓ Efek pada neraca


Manfaat utama penggunaan metode FIFO dalam periode inflasi adalah persediaan
akhir dalam neraca disajikan pada biaya kini (current cost), sedangkan metode LIFO
sebaliknya, merupakan kelemahan karena akan mengalokasikan persediaan akhir
dalam neraca secara kurang saji (understated) dari current cost-nya.

✓ Efek perpajakannya
Dari tiga metode di atas, metode yang menghasilkan efek pajak paling besar adalah
metode FIFO, sedangkan metode LIFO menghasilkan net income paling kecil
sehingga pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil dibandingkan metode yang lain.

Penggunaan metode arus biaya


• Perusahaan harus memilih dan menggunakan metode arus biaya persediaan ini secara
konsisten agar laporan keuangan dapat diperbandingkan.
• Perubahan diperbolehkan dengan catatan perubahan tersebut diyakini dapat
menyajikan informasi yang lebih andal dan relevan kepada pengguna laporan
keuangan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Monitoring Inventory
Investasi perusahaan dalam persediaan biasanya besar, dan mungkin terdiri dari banyak
barang dagangan yang dapat dengan mudah dicuri dan dijual kembali. Jika persediaan
sebagian besar berisi bahan mentah, melacaknya penting untuk memastikan bahwa proses
produksi yang menggunakannya tidak akan kekurangan bahan. Ini berarti perlu menerapkan
serangkaian kontrol, baik untuk mencegah pencurian atau untuk memastikan bahwa operasi
manufaktur tidak kekurangan input. Kontrol internal utama untuk inventory adalah:

a. Pagar dan kunci gudang. Kontrol inventaris yang paling penting hanyalah mengunci
gudang. Ini berarti pemilik usaha perlu membangun pagar di sekitar inventory dan
mengunci gerbang, dan hanya mengizinkan personel yang berwenang masuk ke
gudang.
b. Mengatur inventory. Dasar fundamental untuk pengendalian internal persediaan barang
dagangan adalah memberi nomor pada semua lokasi, mengidentifikasi setiap item
inventory, dan melacak item-item ini berdasarkan lokasi.
c. Hitung semua inventory yang masuk. Jangan hanya menerima informasi dari pemasok
bahwa kuantitas yang tertera pada pengiriman adalah benar. Hitung persediaan sebelum
mencatatnya saat diterima. Ini mencegah kesalahan dimasukkan ke dalam catatan
inventaris.
d. Periksa inventory yang masuk. Verifikasi bahwa semua inventaris yang masuk adalah
jenis yang benar dan tidak rusak. Semua barang yang gagal dalam pemeriksaan harus
dikembalikan sekaligus, dan staf bagian hutang memberitahu bahwa barang yang
dikembalikan tidak boleh dibayar.
e. Beri tag semua inventory. Setiap sisa persediaan di gudang harus diidentifikasi dengan
tag, yang menyatakan nomor bagian, deskripsi, satuan ukuran, dan kuantitas. Jika tidak,
item persediaan pasti akan salah diidentifikasi.
f. Pisahkan inventory milik pelanggan. Jika ada inventory di lokasi yang dimiliki
pelanggan, staf gudang kemungkinan akan menghitungnya seolah-olah itu milik
perusahaan, jadi siapkan prosedur untuk memberi label barang-barang ini sebagai milik
pelanggan ketika mereka tiba, dan pisahkan dalam satu bagian terpisah dari gudang.
g. Standarisasi pencatatan untuk pengambilan inventory. Saat item diambil dari rak di
gudang, untuk digunakan di area produksi atau untuk dijual ke pelanggan, miliki

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


prosedur standar untuk mencatat pengambilan segera setelah mereka meninggalkan
gudang (yang lebih mudah jika ada pagar gudang , dan inventory hanya dapat melewati
satu gerbang yang dikendalikan).
h. Tanda tangani untuk semua inventory dihapus dari gudang. Jika barang inventaris
dikeluarkan dari gudang karena alasan di luar proses pengambilan normal, mintalah
orang tersebut menghapus tanda inventaris untuk dipindahkan, sehingga ada catatan
siapa yang bertanggung jawab.
i. Audit bill of material. Bill of material adalah catatan bagian-bagian yang digunakan
untuk membangun suatu produk. Tagihan bahan digunakan untuk mengambil barang
dari stok, jadi jika tagihannya salah, pemetik akan menarik jumlah yang salah dari
gudang. Hal ini membutuhkan audit berkala untuk setiap tagihan, serta akses hanya
kata sandi ke catatan tagihan material dalam sistem komputer.
j. Lacak daftar permintaan tambahan dan pengembalian . Jika staf produksi meminta
tambahan suku cadang, atau mengembalikan jumlah berlebih ke gudang, maka ada
kesalahan dalam catatan pengambilan (mungkin dalam bill of material, seperti yang
baru saja disebutkan).
k. Lakukan tinjauan inventaris usang secara berkala. Gudang pada akhirnya dapat menjadi
penuh oleh persediaan usang yang tidak dapat digunakan, yang membutuhkan biaya
penyimpanan yang tinggi dan juga mengganggu komponen yang diperlukan dalam
produksi. Diperlukan papan peninjau bahan yang secara berkala memeriksa catatan
inventaris untuk menentukan barang mana yang harus dijual atau dihilangkan.
l. Staf gudang perlu berkala menghitung dari sebagian kecil inventory dan selidiki serta
perbaiki kesalahan yang ditemukan. Hal ini secara bertahap meningkatkan akurasi
catatan inventory.
m. Selidiki catatan inventory saldo negatif. Jika pencatatan akuntansi menunjukkan adanya
persediaan negatif, maka jelas terdapat cacat transaksi yang menyebabkan saldo
negatif. Ini adalah target utama untuk investigasi mendetail.
n. Catat transaksi dalam bentuk memo. Membuang barang bekas saja tanpa dilakukan
pencatatan memo secara sistem akuntansi masih menganggap item yang dihapus masih
tersedia, sehingga akan melebih-lebihkan jumlah inventory secara administrasi. Untuk
itu perlu adanya prosedur untuk melacak memo secara teratur.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Analysis of Inventory
Inventory turnover ratio
Inventory turnover ratio adalah rasio yang menunjukkan perputaran inventory
dalamsuatu periode (dalam tahun). Perhitungan Inventory Turnover Ratio adalah
sebagaiberikut:

Inventory turnover ratio yang tinggi (days in inventory rendah) menunjukkan


bahwaperusahaan mempunyai investasi minimal pada persediaan. Walaupun
inventory turnover ratio yang tinggi menunjukkan efisiensi, namun jika terlalu tinggi
juga mengindikasikan bahwa perusahaan dapat saja kehilangan kesempatan menjual
lebih besar karena kekurangan persediaan. Jika pelanggan kecewa karena tidak ada
persediaan, besar kemungkinan pelanggan akan berpindah ke competitor.

Analyst’s adjustment for LIFO Reserves


Perusahaan yang menggunakan metode LIFO harus menyajikan pula informasi
tentang perbedaan saldo persediaan dalam neracanya jika ia menggunakan FIFO,
Perbedaan antara saldo persediaan menggunakan LIFO dengan jika perusahaan
menggunakan FIFO disebut LIFO Reserve’s.
LIFO Reserve’s sangat membantu bagi para analyst keuangan untuk
memperbandingkan laporan keuangan perusahaan satu dengan yang lain ketika
perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan arus biaya persediaan yang berbeda-
beda.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh Soal:

Soal 1

Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2018
sehubungan dengan saldo persediaan barang dagangan dan hitunglah berapa besarnya harga
pokok penjualan serta laba kotor, apabila metode penilaian persediaan yang digunakan adalah
metode FIFO (first in, first out) sedangkan metode pencatatannya adalah periodic/physical
inventory system. Berikut ini adalah data yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan.
1. Persediaan awal 1 Januari sebanyak 15.200 unit @Rp 3.000
2. Pembelian tanggal 5 Februari sebanyak 44.000 unit @Rp 3.100
3. Pembelian tanggal 9 Juli sebanyak 55.000 unit @Rp 3.200
4. Pembelian tanggal 8 Desember sebanyak 26.800 unit @Rp 3.250
5. Penjualan selama tahun 2018 adalah 125.000 unit @Rp 4.640
6. Retur penjualan yang terjadi dalam tahun 2018 adalah 1.600 unit @Rp 4.640
7. Potongan pembelian yang diperoleh selama tahun 2018 sebesar Rp 9.000.000
8. Ongkos angkut masuk yang dikeluarkann selama tahun 2018 sebesar Rp 9.000.000

JAWABAN

Income Summary 45.600.000

Merchandise Inventory 45.600.000

Merchandise Inventory 57.200.000

Income Summary 57.200.000

Sales Revenue:

Sales 580.000

Sales returns (7.434)

Net sales 572.576

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Cost of Goods Sold:

Merchandise Inventory (beginning)

Purchases 399.500

Purchase Discounts (9.000)

Net purchases 390.500

Freight in 9.000

Cost of Goods Purchased 399.500

Cost of Goods Available for Sale 445.100

Merchandise Inventory (ending) (57.200)

Cost of Goods Sold 387.900

Gross profit 184.676

SOAL 2

Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh PD. PALUGADA selama
Bulan Juni 2019. Sistem pencatatan barang dagangan yang digunajan adalah sistem
perpetual.

8 Juni Dibeli barang dagangan dari PD. Palugada sebanyak 10 unit dengan harga @Rp
2.000.000, syarat 2/10, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD.
Palugada sebesar Rp 500.000

9 Juni Dijual barang dagangan senilai Rp 10.000.000 kepada PD. Casablanca dengan
syarat 1/15, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD. Palugada
sebesar Rp 350.000. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp 7.500.000.

11 Juni Dikembalikan Sebagian barang dagangan kepada PD. Palugada atas pembelian
barang dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu sebesar Rp
5.200.000 karena rusak.

15 Juni Dijual abrang dagangan kepada PD. Calasca sebesar Rp 27.550.000 dengan syarat
1/10, n/60 FOB destination point. PD Palugada membayar ongkos angkut sebesar
Rp 750.000. harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp12.000.000

17 Juni Dilunasi utang usaha yang timbul atas transaksi pembelian barang dagangan secara

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


kredit yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu.

18 Juni Diterima pengembalian Sebagian barang dagangan dari PD. Casablanca atas
transaksi penjualan barang dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang
lalu karena rusak sebesar Rp 3.000.000. Harga pokok barang yang dikembalikan
adalah sebesar Rp 2.250.000

23 Juni Diterima pembayaran dari PD. Casablanca atas transaksi penjualan barang
dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang lalu.

Diminta: buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada
pembukuan PD. Palugada selama Bulan Juni 2018.

JAWABAN

8 Juni Merchandise Inventory 20.000.000


Account payable 20.000.000
Merchandise Inventory 500.000
Cash 500.000

9 Juni Account receivable 10.350.000


Sales 10.000.000
Cash 350.000

11 Juni Account payable 5.200.000


Merchandise Inventory 5.200.000
15 Juni Account receivable 27.550.000
Sales 27.550.000
Freight out 750.000
Cash 750.000
Cost of Goods Sold 12.000.000
Merchandise Inventory 12.000.000

17 Juni Account payable 14.800.000


Cash 14.504.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Merchandise Inventory 296.000
18 Juni Sales return 3.000.000
Account receivable 3.000.000
Merchandise Inventory 2.250.000
Cost of Goods Sold 2.250.000
Cash 7.280.000
Sales discounts 70.000
Account receivable 7.350.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan jumlah persediaan yaitu: (1)


melakukan perhitungan fisik persediaan, (2) menentukan status kepemilikan atas
barang: barang konsinyasi (consignment) dan barang dalam perjalanan (in transit).
2. Dasar utama akuntansi untuk inventory adalah biaya/harga pokok (cost). Yang
dimaksud dengan cost adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan
barang tersebut sampai barang tersebut siap untuk dijual. Cost of goods available for
sale adalah jumlah darisaldo persediaan awal dan harga pokok pembelian. Terdapat
tiga metode arus biayapersediaan yaitu FIFO, LIFO, dan average cost
3. Harga pokok barang tersedia untuk dijual dapat dialokasikan untuk harga pokok
penjualan dan persediaan akhir dengan identifikasi secara khusus atau dengan metode
yang didasarkan pada arus biaya yang diasumsikan. Ketika harga menaik, metode
FIFO menghasilkan COGS yang rendah dan net income yang tinggi dari pada metode
LIFO. Ketika harga barang turun akan terjadi sebaliknya. Hal tersebut mengakibatkan
LIFO akan menghasilkan pajak perusahaan yang lebih rendah dari pada FIFO
4. Inventory turnover ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat peruputaran
inventory suatu perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi COGS dengan
rata-rata inventory. Turnover rasio yang tinggi menunjukkan bahwa manajemen
menjaga tingkat persediaannya rendah.
5. LIFO reserve merupakan perbedaan antara persediaan akhir menggunakan LIFO
dengan persediaan akhir jika perusahaan tersebut menggunakan FIFO. Untuk
beberapa perusahaan, perbedaan ini dapat menjadi signifikan dan memungkinkan
kesalahan kesimpulan dalam penggunaan current ratio dan inventory turnover ratio.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd


Edition. JWS. New Jersey. Chapter 6

2. https://www.accountingtools.com/articles/2017/5/8/inventory-
controls#:~:text=A%20company's%20investment%20in%20inventory,not%20run%2
0short%20of%20materials.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise

Anda mungkin juga menyukai