Week 8
Inventories
Menjelaskan konsep dan metode yang berkaitan dengan persediaan dan kecurangan serta
pengendalian internal.
1. Classifying inventory
3. Inventory costing
Classifying Inventory
Merchandising Inventory
Manufacturing Inventory
Yaitu persediaan yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur (manufacturing company)
Karakteristik dari persediaan ini adalah:
1) Beberapa jenis inventory belum siap untuk dijual kepada customer. Inventory
ini terdiri dari:
a. Raw material inventory: bahan dasar yang akan digunakan untuk
produksi
b. Work in process: barang belum selesai diproduksi
c. Finished goods inventory: yaitu barang yang telah selesai diproduksi
dansiap untuk dijual
2) Dalam laporan keuangan disajikan secara detail sehingga pembaca
laporankeuangan dapat memperoleh pemahaman mengenai rencana produksi
perusahaan.
Sistem yang dipakai dalam inventory terdiri dari periodic system dan perpetual system.
Namun apa pun inventory system yang dipakai oleh perusahaan, perusahaan harus melakukan
perhitungan fisik persediaan untuk menentukan jumlah persediaan akhir pada akhir periode
akuntansi.
1) Perpetual System
Dalam perpetual system, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan
pada akhir periode untuk:
✓ Mengecek keakuratan pencatatan persediaan menggunakan perpetual
✓ Menentukan jumlah inventory yang hilang karena rusak atau dicuri baik oleh
pelanggan maupun karyawan.
Dalam perpetual system, Cost of Good Sold (COGS) diperoleh setiap terjadi transaksi
penjualan.
2) Periodic System
Pada periodic system, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada akhir
periode untuk:
✓ Menentukan saldo akhir persediaan secara fisik pada akhir periode
✓ Menentukan “cost of Goods Sold” pada periode tersebut.
Berikut ini adalah contoh perbandingan jurnal pada perpetual dan periodic inventory
system:
Dalam menentukan kuantitas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, maka ada 2 hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
b. Consigned goods
Barang konsinyasi (consigned goods) adalah barang yang ada dalam gudang
perusahaan namun bukan milik perusahaan karena merupakan barang titipan.
Barang konsinyasi ini dikecualikan dalam perhitungan persediaan akhir.
Inventory Costing
Untuk menentukan harga per unit dari 550 tergantung dari asumsi arus biaya yang ditentukan
oleh manajemen.
• FIFO
FIFO mengasumsikan bahwa barang yang dibeli pertama adalah barang yang pertama
kali dijual. Sehingga berdasarkan FIFO, barang yang dijual sebanyak 550 tersebut
mempunyai harga masing-masing:
100 unit dengan harga per unit $10
200 unit dengan harga per unit $11
250 unit dengan harga per unit $12
Total COGS adalah $6,200
Saldo ending inventory $5,800
• Average cost
Average cost method mengalokasikan harga pokok ke COGS dan persediaan akhir
secara rata-rata. Dalam kasus di atas, total cost of goods available for sale adalah
$12,00 dan total units-nya 1,000 units. Dengan demikian, harga pokok per unit
berdasarkan average cost adalah $12.
COGS sebesar 550 x $12 yaitu $6,600
Ending inventory 450 x $12 yaitu $5,400
✓ Efek perpajakannya
Dari tiga metode di atas, metode yang menghasilkan efek pajak paling besar adalah
metode FIFO, sedangkan metode LIFO menghasilkan net income paling kecil
sehingga pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil dibandingkan metode yang lain.
a. Pagar dan kunci gudang. Kontrol inventaris yang paling penting hanyalah mengunci
gudang. Ini berarti pemilik usaha perlu membangun pagar di sekitar inventory dan
mengunci gerbang, dan hanya mengizinkan personel yang berwenang masuk ke
gudang.
b. Mengatur inventory. Dasar fundamental untuk pengendalian internal persediaan barang
dagangan adalah memberi nomor pada semua lokasi, mengidentifikasi setiap item
inventory, dan melacak item-item ini berdasarkan lokasi.
c. Hitung semua inventory yang masuk. Jangan hanya menerima informasi dari pemasok
bahwa kuantitas yang tertera pada pengiriman adalah benar. Hitung persediaan sebelum
mencatatnya saat diterima. Ini mencegah kesalahan dimasukkan ke dalam catatan
inventaris.
d. Periksa inventory yang masuk. Verifikasi bahwa semua inventaris yang masuk adalah
jenis yang benar dan tidak rusak. Semua barang yang gagal dalam pemeriksaan harus
dikembalikan sekaligus, dan staf bagian hutang memberitahu bahwa barang yang
dikembalikan tidak boleh dibayar.
e. Beri tag semua inventory. Setiap sisa persediaan di gudang harus diidentifikasi dengan
tag, yang menyatakan nomor bagian, deskripsi, satuan ukuran, dan kuantitas. Jika tidak,
item persediaan pasti akan salah diidentifikasi.
f. Pisahkan inventory milik pelanggan. Jika ada inventory di lokasi yang dimiliki
pelanggan, staf gudang kemungkinan akan menghitungnya seolah-olah itu milik
perusahaan, jadi siapkan prosedur untuk memberi label barang-barang ini sebagai milik
pelanggan ketika mereka tiba, dan pisahkan dalam satu bagian terpisah dari gudang.
g. Standarisasi pencatatan untuk pengambilan inventory. Saat item diambil dari rak di
gudang, untuk digunakan di area produksi atau untuk dijual ke pelanggan, miliki
Soal 1
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2018
sehubungan dengan saldo persediaan barang dagangan dan hitunglah berapa besarnya harga
pokok penjualan serta laba kotor, apabila metode penilaian persediaan yang digunakan adalah
metode FIFO (first in, first out) sedangkan metode pencatatannya adalah periodic/physical
inventory system. Berikut ini adalah data yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan.
1. Persediaan awal 1 Januari sebanyak 15.200 unit @Rp 3.000
2. Pembelian tanggal 5 Februari sebanyak 44.000 unit @Rp 3.100
3. Pembelian tanggal 9 Juli sebanyak 55.000 unit @Rp 3.200
4. Pembelian tanggal 8 Desember sebanyak 26.800 unit @Rp 3.250
5. Penjualan selama tahun 2018 adalah 125.000 unit @Rp 4.640
6. Retur penjualan yang terjadi dalam tahun 2018 adalah 1.600 unit @Rp 4.640
7. Potongan pembelian yang diperoleh selama tahun 2018 sebesar Rp 9.000.000
8. Ongkos angkut masuk yang dikeluarkann selama tahun 2018 sebesar Rp 9.000.000
JAWABAN
Sales Revenue:
Sales 580.000
Purchases 399.500
Freight in 9.000
SOAL 2
Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh PD. PALUGADA selama
Bulan Juni 2019. Sistem pencatatan barang dagangan yang digunajan adalah sistem
perpetual.
8 Juni Dibeli barang dagangan dari PD. Palugada sebanyak 10 unit dengan harga @Rp
2.000.000, syarat 2/10, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD.
Palugada sebesar Rp 500.000
9 Juni Dijual barang dagangan senilai Rp 10.000.000 kepada PD. Casablanca dengan
syarat 1/15, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD. Palugada
sebesar Rp 350.000. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp 7.500.000.
11 Juni Dikembalikan Sebagian barang dagangan kepada PD. Palugada atas pembelian
barang dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu sebesar Rp
5.200.000 karena rusak.
15 Juni Dijual abrang dagangan kepada PD. Calasca sebesar Rp 27.550.000 dengan syarat
1/10, n/60 FOB destination point. PD Palugada membayar ongkos angkut sebesar
Rp 750.000. harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp12.000.000
17 Juni Dilunasi utang usaha yang timbul atas transaksi pembelian barang dagangan secara
18 Juni Diterima pengembalian Sebagian barang dagangan dari PD. Casablanca atas
transaksi penjualan barang dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang
lalu karena rusak sebesar Rp 3.000.000. Harga pokok barang yang dikembalikan
adalah sebesar Rp 2.250.000
23 Juni Diterima pembayaran dari PD. Casablanca atas transaksi penjualan barang
dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang lalu.
Diminta: buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada
pembukuan PD. Palugada selama Bulan Juni 2018.
JAWABAN
2. https://www.accountingtools.com/articles/2017/5/8/inventory-
controls#:~:text=A%20company's%20investment%20in%20inventory,not%20run%2
0short%20of%20materials.