MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Analisa dan Standard
Akuntansi Keuangan
Dosen Pengampu : SYAMSUL ASMEDI Drm S.E, M.M, M.Ak.
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
AKUNTANSI PERSEDIAAN
A. Pengertian persediaan
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam
operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat
barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan (Inventory), merupakan aktiva
perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu
perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang
bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan
yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan,
perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri
memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan
Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan.
Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan
Rugi/Laba maupun neraca.
B. Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a) Menurut PSAK no.14 (2007)
1. Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara
phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran
dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan
dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya
memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai
ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual
berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis
persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus
mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun
demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi
komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti
di toko retail.
1. Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus
menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun
penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai
yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat
mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya
persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat
pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan
mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk
mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir
periode.
1. Metode FIFO
2. Metode LIFO
3.Metode rata-rata
2. Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga.
Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat
terjadi penjualan.
3. Metode LIFO
Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok
dihitung pada saat terjadi penjualan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat
tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan.
Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak
termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang
menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan.
Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua,
yaitu:
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat tergantung dari
perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob
Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di gudang/toko
bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak
lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan mendapatkan
sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik perusahaan. Sebaliknya
untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan tanggal neraca belum terjual
harus dicantumkan di Neraca.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem fisik/periodik
(periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan
menghitung fisik terhadap persediaan.