1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333) Persediaan
merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak
perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer
operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement
persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi
biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan
merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus
mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang y
perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena
baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa
mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung
B.Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a) Menurut PSAK no.14 (2007)
3
b) Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut.
Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk
siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam
perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Terdapatnya
klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan
perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua
periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang
menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah
di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah,
koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus
mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi.
Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan
adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan
4
perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali
persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah
tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk
mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan
dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai
persediaan pada akhir periode.
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual
terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita
adalah barang-barang yang terakhir dibeli oleh kita.
terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah
barang-barang yang pertama kali kita beli.
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan
harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara
5
E. Contoh Kasus FIFO, LIFO dan RATA-RATA
berikut:
20012
2012
2012
2012
Selama bulan Januari 2012, perusahaan ini menjual 700 unit microwave kepada
para pelanggannya secara tunai dengan harga jual Rp900.000 per unit, dan
perusahaan tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara terinnci. Pada akhir
bulan Januari 2012 bagian akuntansi dan gudang perusahaan melakukan
stock opname persediaan. Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan
pada akhir bulan Januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir microwave.
Karena perusahaan menggunakan metode FIFO, maka dari 300 unit persediaan
pada akhir bulan Januari itu, harga beli microwave yang digunakan adalah harga terakhir,
yaitu sebanyak 100 unit menggunakan harga Rp675.000 per unit dan sebanyak 200 unit
menggunakan harga Rp640.000 per unit. Jadi, nilainya adalah:
- Total Rp 195.500.000
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan Januari 2012
sebesar 300 unit bernilai Rp195.500.000, maka beban pokok penjualan (BPP) bulan Januari
6
adalah Rp413.500.000 yang dihitung sebagai berikut:
- Pembelian 417.500.000
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal). Jadi, barang yang tersisa pada akhir periode
adalah barang yang berasal dari pembelian atau diproduksi awal periode.
Dalam kasus PT. Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode LIFO, maka
akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda dimana hasil
perhitungan fisik (stock opnamme) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir
- Total RP 167.500.000
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan
Januari 2012 sebanyak 300 unitt bernilai Rp167.500.000, maka beban pokok
penjualan (BPP) bulan Januari 2012 adalah Rp441.500.000 yang dihitung sebagai
berikut:
- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000
- Persedian 471.500.000
7
RATA-RATA AVERAGE
Dalam metode ini barang yang di keluarkan/dijual maupun barang yang tersisa
dinilai berdasarkan harga rata-rata, sehingga barang yang tersisa pada akhir
Dalam kasus PT.Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode Rata- rata, maka
akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda di mana hasil
perhitunganfisik (stock opname) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir
bulan januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari harga beli
Selama bulan januari 2012, PT. Niaga Jaya memilika 1.00 unit microwave dengan
nilai sebesar Rp. 609.000.000. karena dari 1.000 unit persediaan tersebut memiliki harga beli
yang berbeda, maka harga beli rata-rata persediaan adalah Rp. 609.000.000 : 1.000 unit = Rp.
609.000 per unit. Jadi, nilai persediaan perusahaan
pada akhir bulan januari 2012 adalah Rp.609.000 x 300 unit = Rp. 182.700.000 Karena
hasil stock opnamemenunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan januari 2012 sebanyak 300
unit bernilai Rp. 182.700.000, maka beban pokok penjualan (BPP) bulanjanuari 2012 adalah
Rp. 426.300.000 yang dihitung sebagai berikut :
- Pembelian 471.500.000
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus
operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual
atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva
perusahaan yang menempati posisi yang cukup
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit ) sangat tergantung dari
perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob
Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua
barang yang berada di gudang/toko bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang
titipan (barang konsinyasi) dari pihak lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama
pihak lain tersebut dengan mendapatkan sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui
sebagai milik perusahaan. Sebaliknya untuk barang yang sifatnya consigment out , yang
sampai dengan tanggal neraca
belum terjual harus dicantumkan di Neraca.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem fisik/periodik
( periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan
menghitung fisik terhadap persediaan
B. Saran
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian
terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang
daftar pustaka makalah.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://erisetyo21.blogspot.co.id/2015/02/makalah-akuntansi-persediaan.html
http://alifsyarmizaro.blogspot.com/2011/03/alasan-us-gaap-masih-mengadopsi- lifo.html
http://dasar-akuntansi.blogspot.com/2009/09/akuntansi-persediaan.html Assauri, Sofjan.
Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi 2008. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.Jakarta: 2008
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan.............................................................................................3
B. Klasifikasi Persediaan............................................................................................3
C. Sistem pencatatan persediaan.................................................................................4
D. Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan...........................................................5
E. Contoh Kasus FIFO, LIFO dan RATA-RATA......................................................6
A. Kesimpulan.............................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanniirahim
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah penulis ini sangat jauh dari apa yang diharapkan
baik susunan bahasa maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis sangat berterima kasih
kepada :
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan motivasi maupun materil
3. Kepada teman-teman penulis yang telah memberikan saran dan masukan dalam
penyusunan makalah ini.
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi dan
saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah penulis selanjutnya senantiasa akan
penulis terima dengan tangan terbuka.
Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen