No Pertanyaan
1 Apa yang dimaksud dengan persediaan (Inventories)? Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
sebagai aset perusahaan yang sengaja dibe
Ada 2 cara pencatatan Akuntansi Persediaan, Sebutkan dan berikan metode perpetual kebalikan dari metode p
3
penjelasan mengenai ke-2 nya!
harus dicatat pada pos persediaan. Metode
lantaran tidak mesti menghitung persediaa
Ada 3 cara pengukuran atau penilaian persediaan, yaitu FIFO, LIFO LIFO artinya adalah yang masuk terakhir k
dan Average (Rata-rata), berikan penjelasan mengenai ke-3 dikeluarkan di akhir. Artinya, unit yang di
4
metode tersebut! Dan metode apakah yang sudah tidak persediaan akhir barang dagangan akan d
diperbolehkan digunakan oleh PSAK? persediaan LIFO ini adalah didasarkan pad
terjadinya biaya.
Ada 3 cara pengukuran atau penilaian persediaan, yaitu FIFO, LIFO LIFO artinya adalah yang masuk terakhir k
dan Average (Rata-rata), berikan penjelasan mengenai ke-3 dikeluarkan di akhir. Artinya, unit yang di
4
metode tersebut! Dan metode apakah yang sudah tidak persediaan akhir barang dagangan akan d
diperbolehkan digunakan oleh PSAK? persediaan LIFO ini adalah didasarkan pad
terjadinya biaya.
kan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 butir 4, Inventory atau persediaan barang dagang bisa didefinisikan
set perusahaan yang sengaja dibeli dan dimpan, kemudian dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
proses produksi dan atau perjalanan atau
bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
dua sistem pencatatan akuntansi persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik (fisik). Penentuan kedua sistem pencatatan
rgantung pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
eriodik berarti perusahaan menghitung secara langsung persediaan yang ada pada periode tertentu. Jika ada transaksi yang
uhi persediaan, maka hanya transaksinya yang dicatat, bukan jumlah persediaannya. Intinya, tidak ada pencatatan pada pos
n meski ada pembelian atau penjualan.
erpetual kebalikan dari metode periodik. Jika ada pembelian atau penjualan yang berhubungan dengan persediaan, maka
atat pada pos persediaan. Metode perpetual memudahkan penyusunan laporan laba rugi dan neraca
idak mesti menghitung persediaan secara fisik.
n: Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada
encatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun
n sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
an nilai persediaan pada akhir periode.
1.Metode FIFO
st out yang artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk ke
erusahaan akan dijual pertama. FIFO (First-In, First-Out) adalah metode untuk menentukan harga pokok penjualan
ara mengasumsikan bahwa produk yang sudah terjual merupakan produk terlama dalam inventaris. Biaya yang
an untuk produk terlama itulah yang digunakan dalam perhitungan. Singkatnya, metode FIFO akan menghapus produk
al yang masuk dari akun persediaan setiap terjadi pencatatan penjualan.
nya adalah yang masuk terakhir keluar pertama. Metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan
an di akhir. Artinya, unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Jadi biasanya
an akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk. Metode biaya
an LIFO ini adalah didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan adalah kebalikan dari kronologi
a biaya.
3. Metode Average (Rata-rata)
average biasa disebut metode rata-rata tertimbang. Metode average membagi antara biaya barang yang tersedia untuk
ngan jumlah unit yang tersedia. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga
Metode average adalah titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Metode yang sudah tidak
ehkan digunakan oleh PSAK, yaitu: Metode LIFO tidak boleh digunakan lagi alasannya karena dapat menyebabkan nilai
kok penjualan yang terlalu besar sehingga menyebabkan keuntungan dari penjualan barang atau produk tersebut
ebih rendah dibandingkan apabila dengan menggunakan metode FIFO atau metode rata – rata.
Jawaban
itu sistem perpetual dan sistem periodik (fisik). Penentuan kedua sistem pencatatan
rusahaan.
angsung persediaan yang ada pada periode tertentu. Jika ada transaksi yang
g dicatat, bukan jumlah persediaannya. Intinya, tidak ada pencatatan pada pos
dalah pada akun yang digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada
catat dengan mendebit akun
kan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
1.Metode FIFO
pertama, maka pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk ke
t-In, First-Out) adalah metode untuk menentukan harga pokok penjualan
udah terjual merupakan produk terlama dalam inventaris. Biaya yang
nakan dalam perhitungan. Singkatnya, metode FIFO akan menghapus produk
p terjadi pencatatan penjualan.
tama. Metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan
ma adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Jadi biasanya
gan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk. Metode biaya
bahwa aliran keluar biaya persediaan adalah kebalikan dari kronologi
Metode Average (Rata-rata)
rtimbang. Metode average membagi antara biaya barang yang tersedia untuk
persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga
perpaduan dari metode FIFO dan LIFO. Metode yang sudah tidak
e LIFO tidak boleh digunakan lagi alasannya karena dapat menyebabkan nilai
menyebabkan keuntungan dari penjualan barang atau produk tersebut
menggunakan metode FIFO atau metode rata – rata.
LCNRV PT Champion
Estimtaed cost to
Cost Sales Price
complete & sales
Gitar Rp 405,000,000 Rp 577,500,000 Rp 135,000,000
Biola Rp 510,000,000 Rp 607,500,000 Rp 150,000,000
Terompet Rp 187,500,000 Rp 345,000,000 Rp 165,000,000
Piano Rp 225,000,000 Rp 390,000,000 Rp 75,000,000
Drum Rp 375,000,000 Rp 525,000,000 Rp 180,000,000
Bass Rp 640,000,000 Rp 725,000,000 Rp 85,000,000
Rp 2,342,500,000 Rp 3,170,000,000 Rp 790,000,000
LCNRV
Cost LCNRV
Individual Items
General Ledger
Loss Due to Decline of Inventory to NRV Rp 37,500,000
Allowance to Reduce Inventory to NRV Rp 37,500,000
Income Statement
COGS Method
Sales Revenue Rp 3,170,000,000
COGS (after adj to NR Rp 752,500,000
Gross profit on sale Rp 2,417,500,000
Loss Method
Sales Rev Rp 3,170,000,000
COGS Rp 790,000,000
Gross profit on sale Rp 2,380,000,000
Loss Due to Decline-Rp 37,500,000
Rp 2,417,500,000
COGS before adj to N Rp 790,000,000
Difference between -Rp 37,500,000
inventory at cost
and NRV
*COGS after ajd to N Rp 752,500,000
Net Realizable Value Final Inventory Value
Rp 442,500,000 Rp 405,000,000
Rp 457,500,000 Rp 457,500,000
Rp 180,000,000 Rp 180,000,000
Rp 315,000,000 Rp 225,000,000
Rp 345,000,000 Rp 345,000,000
Rp 640,000,000 Rp 640,000,000
Rp 2,380,000,000 Rp 2,252,500,000
LCNRV by:
Major Groups Total Inventory
Rp 345,000,000
Rp 1,270,000,000
Rp 637,500,000
Rp 2,252,500,000 Rp 2,342,500,000
PT RASYID
a HPP Rp 30,000,000
Perse akhir 200 Rp 24,800,000
b HPP Rp 123,200,000
Persediaan Rp 123,200,000
80
Rp 8,000,000
80
Rp 9,600,000
40
Rp 7,200,000
Rp 24,000,000
Rp 2,500,000
Rp 21,500,000
Rp 33,750,000
-Rp 12,250,000