1. Penilaian Persediaan
Tujuan utama dari penilaian persediaan digunakan untuk proses penandingan antara
pendapatan dan biaya.
Proses penandingan ini dilakukan dalam menentukan besarnya biaya dari barang yang
tersedia untuk dijual, untuk kemudian dikurangi dengan pendapatan pada periode
berjalan, sehingga dari proses penandingan ini akan diperoleh besarnya laba perusahaan.
Metode Penilaian
Persediaan Penilaian persediaan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap
kelayakan hasil usaha dan posisi keuangan suatu perusahaan.
seperti yang dikemukakan oleh Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. Donald E.
Kieso, Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim
(2002:460) menyatakan bahwa:
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang
pertama yang digunakan (dalam perusahaan manufaktur atau dijual dalam perusahaan
dagang), karena itu, persedian yang tersedia merupakan barang yang dibeli paling
terakhir.
Jumlah persediaan yang dihitung dalam metode FIFO dengan cara fisik akan
mengakibatkan hasil yang sama dengan metode buku, metode FIFO akan mengakibatkan
nilai persediaan dalam neraca dengan harga sekarang.
Dalam keadaan harga naik akan menghasilkan laba bruto dengan keadalan harga turun
akan mengakibatkan turunnya laba bruto, karena harga pokok persediaan akan
dibebankan dengan harga pokok Penjualan adalah harga pokok barang yang dibeli lebih
awal.
B. Metode LIFO
Asumsi bahwa metode ini adalah persediaan yang dibebankan sebagi biaya
berjalan terdiri dari saldo awal dan pembelian-pembelian awal periode yang masih
tersisa,
seperti yang telah dikemukakan oleh Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt dan Terry D.
Warfield yang diterjemahkan oleh Emil Salim (2002:461) menyatakan bahwa: Metode
LIFO menandingkan (matches) biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap
pendapatan.
Cara ini berbeda dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya karena berdasarkan atas
rata-rata dimana harga tersebut dari pengaruhi oleh jumlah barang-barang yang
diperoleh pada masing-masing harganya.
Metode Rata-Rata tertimbang adalah netral ditinjau dari persediaan dan harga pokok
penjualan dan harga pokok produksi, pada umumnya harga pokok penjualan dan harga
pokok produsi seta laba akan jatuh diantara ekstrim-ekstrim FIFO dan LIFO
b) Apabila harga cendrung meningkat secara terus menerus maka metode LIFO akan
memberikan gambaran yang lebih jelas realistis dibandingkan dengan pendapatan
penjualan
c) Apabila harga cendrung menurun terus menerus akan terjadi sebaliknya bahwa
dengan menggunakan metode FIFO dianggap lebih realistis karena perhitungan laba
rugi dilakukan atas dasar harga lebihdahulu yang lebih besar, sedangkan sisa
persediaan dalam neraca dinilai dengan barang yang lebih mendekati harga pada saat
ini.
Metode penilaian persediaan dengan didasarkan pada arus biaya (cost) adalah yang
layak digunakan dalam praktek dunia usaha, tetapi ada pengecualian apabila
mamfaat yang diberikan sudah tidak layak sesuai lagi dengan costnya maka dapat
diperkenankan untuk melakukan penyimpangan dari suatu penilaian berdasarkan
arus biaya.
Penyimpangan seperti ini sering diistilahkan dalam bidang akuntansi sebagi metode
penilaian biaya persediaan yang lebih rendah dari harga pasar atau disebut lower of
cost or market.
2. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Adalah usaha-usaha penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi
sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat diperoleh
biaya persediaan yang sekecil-kecilnya
Fungsi dan Manfaat Persediaan:
a. Mengatasi risiko keterlambatan pengiriman
b. Mengatasi risiko kesalahan pengiriman
c. Mengatasi risiko kenaikan harga
d. Mengatasi ketergantungan pada musim
e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian
f. Untuk melayani konsumen dengan lebih baik
g. Kelangsungan operasional perusahaan
Pengelompokkan Persediaan:
a. Fluktuation Stock
b. Anticipation Stock
c. Lot-Size Inventory
d. Pipeline Inventory
e. Persediaan ABC
Metode ini menggunakan matematika dan statistika sebagai alat bantu utama dalam
memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan.
Pada dasarnya metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam menentukan :
1. Jumlah pemesanan optimal (EOQ)
2. Titik pemesanan kembali (Reorder point)
3. Material Requirement Planning (MRP)
4. Just In Time (JIT)
Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP yaitu
kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu
Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu
sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal
produksi induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal
valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang
kompleks dan tidak pasti.
JIT memusuhi pemborosan yang tidak memberi nilai tambah produk. JIT juga
membeberkan permasalahan dan kemacetan yang disebabkan oleh keragaman
(variabilitas). Keragaman ini terjadi karena adanya deviasi dari nilai optimum. JIT juga
akan mampu mencapai produksi ramping dengan mengurangi persediaan
Kontribusi JIT untuk keunggulan bersaing
Paling tidak terdapat 7 kontribusi JIT untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu:
pemasok, tata letak, persediaan, penjadwalan, pemeliharaan pencegahan, mutu produksi
dan pemberdayaan karyawan.
1. JIT pada pemasok
Dengan semangat JIT, jumlah pemasok sebaiknya sedikit, ada hubungan
kedekatan dan pemasok yang senantiasa berbisnis ulang dengan kita. Perlu
dilakukan analisis untuk memilih pemasok yang mampu bersaing dengan harga
yang bersaing. Penawaran yang bersaing sebagian besar dibatasi kepada pembeli
baru. Pembeli mempertahankan integrasi verttikal dari bisnis pemasok. Para
pemasok seringkali mendorong untuk menerapkan JIT kepada pemasok-pemasok
mereka.
Prinsip kerja JIT dapat dibagi kepada tiga bagian besar yaitu:
a. Cost reduction, karena menggunakan prinsip 5S.
b. Inventory reduction, karena just in time (yang menggunakan konsep pull
system) melawan just in case (yang menggunakan konsep push sistem).
c. Quality improvement dimulai dari: Pemberdayaan karyawan kemudian
kualitas sebagai paradigma baru setiap orang dan akhirnya pada gugus
kendali mutu.
1. SEIRI/Pemilahan. diartikan sebagai usaha untuk memilih mana yang perlu dan
mana yang tidak serta menghindari berbagai kelebihan.
2. SEITON/Pengaturan. Barang atau peralatan diatur sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pemakaian dan pencarian.
3. SEISO/Pembersihan. Peralatan dijaga agar selalu dalam keadaan bersih agar
mudah dirawat dan dan selalu dalam kondisi bagus pada saat digunakan.
4. SEIKETSU/Pemeliharaan kebersihan lingkungan. Untuk menjaga kebersihan
lingkungan diperlukan prosedur standart sehingga setiaap orang akan berperilaku
sama dalam perawatan kebersihan.
5. SHITSUKE/Pelatihan dan disiplin. Untuk menjaga prosedur standard dan
kelangsungannya maka pelatihan untuk mengubah dan menjaga perilaku
induvidu perlu dilakukan