Nim : 11200084
PERTANYAAN PEMBUKA :
1. Jelaskan perbedaan pencatatan periodic dengan perpetual pada transaksi terkait barang
dagang! Jelaskan juga metode penilaian apa saja yang dapat digunakan!
- Pencatatan Periodik,
Pencatatan periodik adalah pencatatan persediaan dimana dalam penentuan
persediaan dilakukan melakukan melalui perhitungan secara fisik yang dilakukan
pada setiap akhir periode akuntansi dalam rangka penyiapan laporan keuangan.
Melaui perhitungan fisik ini, jumlah kuantitas porsediaan akan diketahui sehingga
nilai persediaan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah kuantitas persediaan
dengan suatu harga
- Pencatatan Perpetual
Pencatatan perpetual merupakan pencatatan persediaan dimana pencatatanya
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga mutasi persediaan
selama satu periode termonitor dan setiap saat jumlah maupun nilai persediaan
selama satu periode termonitor dan setiap saat jumlah maupun nilai persediaan dapat
diketahui tanpa melakukan secara fisik.
- Metode penilaian :
1. Metode FIFO (First In, First Out)
- Metode penilaian persediaan yang mengasumsikan bahwa persediaan yang
diproduksi terlebih dahulu akan menjadi unit pertama yang dijual dan
dipenuhi. Fungsi dari penggunaan metode ini ialah memudahkan Anda untuk
menentukan nilai inventaris berdasarkan persediaan yang ada meskipun ada
perubahan pada HPP. Menurut metode penilaian First-In-First-Out (FIFO),
barang-barang persediaan dijual dalam urutan yang sama dengan pembelian
atau pembuatannya. Metode penilaian FIFO merupakan metode penilaian
persediaan yang paling umum digunakan.
2. Metode LIFO (Last In, First Out)
- Metode penilaian persediaan last-in-first-out (LIFO) justru merupakan
kebalikan dari metode penilaian FIFO. Menurut LIFO, cara menghitung nilai
inventaris adalah dari barang yang paling baru dibeli atau diproduksi dijual
terlebih dahulu. Dengan LIFO, biaya produk terbaru yang dibeli atau
diproduksi adalah yang pertama dihitung sebagai barang yang terjual.
Menggunakan metode ini, biaya produk lama yang lebih rendah akan
dilaporkan sebagai nilai persediaan.
3. Metode WAC (Weighted Average Cost)
- Dengan metode penilaian persediaan WAC, persediaan dan Harga Pokok
Penjualan dihitung berdasarkan harga rata-rata semua barang yang dibeli
selama suatu periode. Metode ini banyak digunakan oleh bisnis yang tidak
memiliki begitu banyak variasi dalam inventaris mereka.
4. Jelaskan keterkaitan pilihan perusahaan atas metode imprest atau metode fluctuation
dengan pengendalian kas internal
- Perusahaan dapat memilih metode yang digunakan untuk pengendalian kas internal
berdasarkan sifatnya. Apabila menggunakan metode imprest maka dana yang ada
bersifat tetap yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Metode ini
mengisi kembali dana kas perusahan dimana jumlah nilai saldo kas kecil pada
perusahan tidak akan berubah.
- Sedangkan untuk metode fluctuation adalah metode penggunaan kas kecil yang
memliki sifat yang tidak tetap yaitu dalam pengunakan kas kecil harus dicatat sesuai
dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk keperluan operasional.
5. Jelaskan transaksi apa saja yang mempengaruhi dilutive EPS! berikan contoh perhitungan
- Transaksi laba per saham yang dikonversi menjadi saham biasa, penghapusan bunga
terkait setelah dikurangi pajak.
Contoh perhitungan:
Pada November 2021 saham PT. Sinar Abadi yang beredar yaitu 1 milyar lembar.
Kemudian awal Desember 2021 pihak korporasi menyelenggarakan right issue yaitu
mengeluarkan 1,5 milyar lembar saham baru. Pada tahun 2022 PT. Sinar Abadi
merilis laporan keuangan jika laba bersih yang dihasilkan sepanjang tahun 2021 yaitu
Rp500 milyar. Berapa nilai EPS PT. Jaya?
Total rata-rata saham beredar ={( 1 miliar *365) + ( 1,5 miliar *31)}/ (365+31)
= 411,5 miliar/ 396
= Rp 1.039.141.141
Maka nilai EPS = RP500.000.000 / Rp 1.039.141.141 = Rp431.90
9. Jelaskan penerapan cost based pricing dan target pricing dalam bisnis
- cost-based pricing, perusahaan mengalokasikan biaya ke harga jual ditambah dengan
tingkat keuntungan yang diharapkan (markup). Karena mudah diterapkan dan
dikelola, strategi ini lebih populer.
- Target pricing adalah penentuan harga produk dilakukan sebelum produk diproduksi.
Artinya, sebelum perusahaan tahu berapa biaya produksi yang dibutuhkan untuk
membuat suatu produk, produk tersebut sudah memiliki harga jual.
PERTANYAAN PENUTUP
4. Jelaskan perbedaan pelaporan akun account receivable apabila piutang tersebut dijual
dengan piutang dijaminkan
- Piutang yang dijaminkan
Perusahaan yang memerlukan uang dengan segera dapat meminjam ke bank atau
lembaga keuangan non bank lain dengan menjaminkan piutang dagang. Penggunaan
piutang dagang sebagai jaminan biasanya dengan ketentuan jika ada yang tidak dapat
ditagih, maka peminjam berkewajiban untuk menggantinya dengan piutang dagang
lain. Pelanggan yang piutangnya dipakai sebagai jaminan biasanya tidak diberitahu
bahwa piutangnya dijaminkan sehingga penagihan tetap dilakukan oleh perusahaan
yang meminjam uang. Hasil tagihan dari piutang-piutang yang dijaminkan digunakan
untuk melunasi pinjaman.Biasanya jumlah piutang yang dijaminkan lebih besar
daripada pinjaman yang diterima.Apabila pinjaman sudah dilunasi kembali
sedangkan masih ada piutang yang dijaminkan maka kelebihan tersebut adalah milik
peminjam. Penggunaan piutang sebagai jaminan dapat juga dapat diberitahukan
kepada debitur-debitur yang piutangnya dijaminkan dan penagihan piutang itu
dilakukan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank pemberi pinjaman.
Kelebihan jumlah piutang yang ditagih di atas jumlah pinjaman dan biaya-biaya
dikembalikan kepada peminjam. Pinjaman uang dengan jaminan piutang dikenakan
biaya administrasi, komisi dan bunga serta pinjaman yang diberikan akan lebih kecil
daripada piutang yang dijaminkan.
5. Jelaskan apa yang terjadi apabila nilai saldo due from factor leih kecil dari nilai retur di
pelanggan
- sale of receivable
Dalam beberapa tahun terakhir ini sering terjadi penjualan piutang kepada factor yaitu
lembaga keuangan atau bank dengan mendapat sejumlah fee (imbalan). Factor
menagih langsung piutang kepada pelanggan. Penjualan piutang dapat atas dasar:
sale without recourse, Dalam hal ini resiko piutang tak tertagih merupakan
tanggung jawab si pembeli (factor), sedangkan retur dan potongan penjualan tetap
tanggung jawab si penjual.
sale with recourse, Dalam hal ini resiko piutang tak tertagih, retur dan potongan
penjualan merupakan tanggung jawab si penjual.
8. Jelaskan kelemahan dari cost based pricing dalam penetapan harga yang memenuhi
ekspektasi investor
- Alokasi biaya overhead lebih kompleks daripada dalam teori. Jika perusahaan
memiliki beragam produk, kesulitan muncul ketika menentukan berapa biaya
overhead untuk masing-masing. Misalnya, dalam anggaran, mereka mungkin
menentukan biaya iklan untuk masing-masing produk. Tapi, ketika bernegosiasi
dengan agen periklanan, mereka mungkin tidak akan menegosiasikan biaya iklan per
masing-masing produk. Selain memakan waktu, perusahaan tidak dapat mengambil
keuntungan seperti diskon karena memberikan kontrak besar ke agen.
- Tidak fleksibel, harga tidak responsif terhadap perubahan pasar. Meski perusahaan
dapat menyesuaikan persentase keuntungan, tapi harga jual pada akhirnya sangat
tergantung pada struktur biaya perusahaan. Misal perusahaan memiliki struktur biaya
tinggi. Asumsikan, harga pasar turun ke level di bawah biaya per unit perusahaan.
Jika mengadopsi cost-based pricing, maka perusahaan tidak dapat menurunkan harga
di bawah biaya per unit. Itu adalah batas minimum untuk menentukan harga jual. Dan
di level itu perusahaan tidak mendapat keuntungan. Jadi, perusahaan kemungkinan
tidak akan melakukannya.
10. Jelaskan manfaat dari perhitungan basic EPS dan dilutive EPS bagi pengambilan
keputusan
a. Untuk menentukan jumlah saham biasa yang beredar pada akhir periode, dividen
yang dibayarkan untuk pemegang saham preferen (jika ada), dan laba bersih.
b. Informasi tentang nilai earning per share suatu perusahaan juga menjadi indikator
yang dapat digunakan para investor dalam membeli saham berkenaan dengan
pemilihan investasi yang tepat dan menguntungkan.
c. Earning Per Share dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba dan menyalurkan laba tersebut kepada para investor.
d. Earning Per Share dapat digunakan sebagai indicator pengukur nilai perusahaan.
e. Sebagai komponen utama yang digunakan untuk menghitung rasio penilaian price to
earning (P/E).
f. Earning Per Share juga dapat mengukur seberapa besar keberhasilan perusahaan
untuk mencapai keuntungan bagi para investor perusahaan.
g. Earning Per Share dapat mengukur performance dari perusahaan. Performance dari
perusahaan meliputi kinerja operasi dan profitabilitasnya.
h. Laba per saham tertinggi berarti perusahaan cukup menguntungkan untuk membayar
lebih banyak uang kepada pemegang sahamnya.
i. Membentuk sebuah tren untuk pertumbuhan EPS akan memberikan Anda ide yang
lebih baik mengenai seberapa menguntungkannya EPS bagi perusahaan di masa lalu
dan di masa mendatang. Perusahaan dengan peningkatan laba per saham dianggap
lebih menguntungkan daripada perusahaan dengan laba per saham rendah