Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
senantiasa memberikan limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul
Akuntansi persediaan ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan makalah
Akuntansi persediaan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Dan yang terakhir, saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua baik pembaca maupun penyusun. Tak lupa, kritik dan
saran untuk kesempurnaan makalah ini adalah salah satu yang saya
harapkan.
Balikpapan, 2015
Eri setyowati
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
..1
DAFTAR ISI
..2
BAB I Pendahuluan
LATAR BELAKANG 3
BAB II Pembahasan
A. AKUNTANSI PERSEDIAAN
1. Pengertian persedian
.4
2. Klasifikasi persediaan
....4
3. Sistem pencatatan persediaan 5
4. Metode dalam penentuan nilai persediaan 6
KESIMPULAN .9
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya
organisasi yang di simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap
proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses,dan
kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal
dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal
yang diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah lama
menyadari bahwa manajement persediaan yang baik itu sangatlah
penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan
cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen
akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena
itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi
persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system
perencanaan dan pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk
fisik, organisasi harus menentukan apakah akan membeli atau membuat
sendiri produk mereka. Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya
adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi
menetapkan persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
AKUNTANSI PERSEDIAAN
A. Pengertian persediaan
Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual
dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan
(Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan
industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi,
hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli
bahan-bahan bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan,
perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan
industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang
dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena
baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui
nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat
kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
B. Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a) Menurut PSAK no.14 (2007)
1. Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan
secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut
meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan
yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di
sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah,
koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan
beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus
mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi.
Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan
dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan
frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
1. Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan
secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik
pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal
persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu
waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada
saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik
(mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk
mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode
akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
2. Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga.
Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat
terjadi penjualan.
3. Metode LIFO
Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok
dihitung pada saat terjadi penjualan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada
saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal
perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi
tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan merupakan aktiva perusahaan
yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan.
Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada
dua, yaitu:
Masalah kepemilikan barang dalam perjalanan (Goods in transit) sangat tergantung dari
perjanjian yang disepakati oleh penjual dan pembeli. 2 syarat tersebut adalah (1) Fob
Shipping Point dan (2) Fob Destination. Tidak semua barang yang berada di gudang/toko
bisa diakui menjadi milik perusahaan, misalnya barang titipan (barang konsinyasi) dari pihak
lain dengan tujuan akan dijual untuk dan atas nama pihak lain tersebut dengan
mendapatkan sejumlah komisi (consignment in) tidak dapat diakui sebagai milik
perusahaan. Sebaliknya untuk barang yang sifatnya consigment out, yang sampai dengan
tanggal neraca belum terjual harus dicantumkan di Neraca.
Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua, yang pertama sistem fisik/periodik
(periodic inventory system), berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan
melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.