I.I.
PENDAHULUAN
Sebelumnya telah dibahas tentang pengertian persediaan tentang , cara pencatatan dan
perhitungan harga pokok penjualan. Disini akan dibahas kembali tentang persediaan yaitu tentang
penafsiran persediaan, penilaian persediaan, analisis persediaan.
Dalam sistem pencatatan persediaan barang pastilah ada cara penafsiran persediaan barang apabila dalam
suatu periode produksi barang jadi terdapat sisa atau pun barang yang dipakai untuk produksi masih
terpakai hanya 75 persen dari quantity order barang tersebut. Didalam siklus akuntansi pasti ada
pencatatan tiap bulannya setelah barang jadi diproduksi lalu dipasarkan, maka pencatatan persediaan
selalu ada karena untuk mengatasi adanya kelebihan barang sisa produksi atau overload goods.
Persediaan juga dapat ditafsirkan apabila dalam siklus pembuatan barang produksi hanya diketahui
barang sisa barangnya saja tanpa diketahui barang awal sebelum produksi.
Selain penafsiran persediaan ada pula penilaian persediaan, dalam siklus persediaan akan terjadi
penilaian dari persediaan yang ada, penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui angka yang terjadi
dalam setiap perhitungan pesediaan barang tersebut. Dibutuhkan pula analisisnya untuk mengetahui saldo
akhir maupun saldo awal persediaan barang yang ada.
BAB II
II.I. PEMBAHASAN
A. PENAKSIRAN PERSEDIAAN
Bagi kebanyakan perusahaan yang menggunakan sistem periodic untuk mencatat mutasi
persediaan barang dagangannya, adakalanya mengalami kesulitan untuk menghitung nilai harga
pokok barang dagangannya apabila manajemen perusahaan mengharuskan untuk menyiapkan
laporan keuangan bulanan, atau per triwulan, kwartalan, semesteran, bahkan mingguan, oeh
karena itu harus melakukan perhitungan fisikpersediaanbarang dagangan secara langsung.
Perhitungan fisik persediaan barang dagangan memerlukan biaya yang mahal, sementara
kebutuhan manajemen harus dilaksanakan. Untuk mengantisipasinya maka dibutuhkanmetode
lain yang dapat membantu untuk memperoleh harga pokok persediaan barang dagangan sesuai
dengan skedul kebutuhan manajemen tanpa harus melakukan perhitungan fisik persediaan
barang dagangan secara langsung bagi perusahaan yang menggunakan system periodic. Metode
lain yang dimaksud adalah metode taksiran. Metode taksiran tidak seakurat perhitungan fisik
persediaan barang dagangan secara langsung, namun nilai harga pokok persediaan barang
dagangan yang diperoleh dari metode taksiran secara umum nilainya (selisihnya) tidak jauh
berbeda dengan perhitungan fisik persediaan barang dagangan secara langsung.
Metode taksiran tidak boleh digunakan untuk menghitung harga pokok persediaan barang
dagangan untuk kepentingan penyiapan laporan keuangan tahunan, atau untuk kepentingan
eksternal perusahaan seperti pemerintah (fiskus), investor, tetapi penggunaan metode taksiran
hanya untuk kebutuhan internal perusahaan. Metode taksiran yang dapat digunakan untuk menilai
harga pokok barang dagangan , terdiri dari:
1.
2.
Rp 75.000,-
Pembelian
705.000,-
Penjualan
930.000,-
Atas dasar tingkat laba kotor sebesar 25 % dari hasil penjualan, seperti kebijaksanaan perusahaan
dalam beberapa tahun terakhir ini, maka besarnya nilai persediaan akhir (31 Desember) dapat
ditentukan sbb :
Persediaan Awal
Rp 75.000,-
Pembelian
705.000,-
Hasil Penjualan
Laba Kotor
Rp 780.000,-
Rp 930.000,232.500,-
Rp 697.500,-
Rp 82.500,-
Contoh :
HARGA POKOK
Persediaan Awal
500.000,-
625.000,-
Pembelian
11.250.000,-
14.062.500,-
Penjualan
13.750.000,-
Sesuai dengan prosedur penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran, maka besarnya
persediaan akhir ditentukan sebagai berikut :
Tahap
Keterangan
Persediaan awal
Pembelian
(1)
(2)
Cost Ratio
625.000,-
Harga Pokok
Rp
500.000,-
14.062.500,-
11.250.000,-
Rp 14.687.500,-
Rp 11.750.000,-
13.750.000,-
937.500,-
Penjualan
(4)
(5)
Rp
B. PENILAIAN PERSEDIAAN
Penilaian persediaan berguna untuk :
1. Mengetahui persediaan barang dagang dalam satu periode
2. Menentukan besarnya harga pokok penjualan barang dagang tersebut.
750.000,Rp 11.000.000,-
C. ANALISA PERSEDIAAN
Seperti banyak analisis laporan keuangan yang lain adalah mungkin untuk menggunakan
lebih dari satu ukuran dalam menganalisis efesiensi dan efektivitas pengelolaan persediaan
perusahaan, dua ukuran yang dimaksud dalam persediaan adalah perputaran persediaan dan
jumlah hari penjualan dalam persediaan.
1. RASIO PERPUTARAN PERSEDIAAN
BAB III
III.I. CONTOH KASUS
PENILAIAN PERSEDIAAN
TANGGAL
PEMBELIAN
PENJUALAN
1-Jan-10
12.000
5-Jan-10 unit
14.000
12-Jan-10 unit
20-Jan-10
30-Jan-10 8000 unit
3000 per
unit
3200 per
unit
SALDO UNIT
PERSEDIAAN
6000 unit
@Rp.2.800
18.000 unit
15.000 unit
3300 per
unit
32.000 unit
17.000 unit
25.000 unit
Berdasarkan ilustrasi diatas ditentukan penjualan sebesar 15.000 unit tersebut, dengan
demikian dapat diketahui harga untuk masing-masing unit dalam persediaan terakhir.
Apabila diasumsikan bahwa dari persediaan terakhir sejumlah 25.000 unit terdiri atas
9000 unit @ Rp 3000, 8000 unit @ Rp 3.200 dan 8000 unit @ Rp 3200 maka
perhitungan nilai persediaan akhir dan beban pokok penjualan PT. MAJU TAK GENTAR
dengan menggunakan metode identifikasi khusus dengan sistem periodic dan
perpetual :
JUMLAH UNIT DAN UNIT
TANGGAL
BIAYA
5-Jan-10 9000 unit
3000 per unit
3200 per
12-Jan-10 8000 unit
unit
30-Jan-10 8000 unit
3300 per unit
persediaan
25.000
terakhir
unit
biaya barang yang tersedia untuk dijual
dikurangi : persediaan akhir
beban pokok penjualan
TOTAL BIAYA
Rp. 27.000
Rp. 25.600
Rp. 26.400
Rp.79.000
Rp.124.000.000
Rp.(79.000.000)
Rp.45.000
Dengan ilustrasi diatas maka nilai hasil persediaan akhir dan beban pokok penjualan
PT.MAJU TAK GENTAR dengan menggunakan metode MPKP (FIFO) dengan sistem
periodik :
TOTAL BIAYA
Rp. 9.000
Rp. 44.800
Rp. 26.400
Rp.80.200
Rp.124.000.000
Rp.(80.200.000)
Rp.43.800
Sistem perpetual :
TANGG
AL
1-Jan10
PEMBELIAN
5-Jan- 12.000 @
10 3000
12-Jan- 14.000 @
10 3200
SALDO
6000 @
2.800
Rp.36.0
00
Rp.
44.800
20-Jan10
30-Jan- 8000 @
10 3.300
PENJUALAN
6000 @
2.800
9000 @
3.000
Rp.26.4
00
Rp.43.8
00
6000 @
2.800
12.000 @
3000
6000 @
2.800
12.000 @
3.000
14.000 @
3.200
3000 @
3.000
14.000 @
3.200
3000 @
3.000
14.000 @
3.200
8.000 @
3.300
Rp.52.800.0
00
Rp.97.600.0
00
Rp.53.800.0
00
Rp.
80.200.000
Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, maka perhitungan nilai akhir dan beban pokok penjualan PT.MAJU
TAK GENTAR dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang berdasarkan sistem periodik :
TANGGAL
UNIT
HARGA
1-Jan-10
6,000
Rp.2.80
0
5-Jan-10
12,000
Rp.3.00
0
12-Jan-10
14,000
30-Jan-10
8,000
40,000
Rp.
124.000.000
Rp.3.20
0
Rp.
3.300
TOTAL BIAYA
Rp.16.800.000
Rp.36.000.000
Rp.44.800.000
Rp.26.400.000
Rp.124.000.000
Rp.3.100
40,000
JUMLAH PERSEDIAAN AKHIR 25.000 UNIT
25.000 X
NILAI PERSEDIAAN AKHIR
3.100
BARANG YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
NILAI PERSEDIAAN AKHIR
BEBAN POKOK PENJUALAN
Rp.77.500.00O
Rp.124.000.000
Rp.77.500.00O
Rp.46.500.00O
Sistem perpetual :
TANGGA
L
PEMBELIAN
PENJUALAN
6000 @
2.800
1-Jan-10
SALDO
Rp.16.800.
000
12.000 @
3.000
Rp.36.000.
000
18.000 @
2.933
Rp.52.800.
000
12-Jan10
20-Jan10
14.000 @
3.200
Rp.44.800.
000
32.000 @
3.050
17.000 @
3.050
Rp.97.600.
000
Rp.51.850.
000
30-Jan10
8.000 @
3.300
25.000 @
3.130
Rp.78.250
.000
5-Jan-10
15.000 @ 3.050
Rp.45.750.000
Rp.26.400.
000
Contoh Soal!
1. Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2010 sebesar Rp. 100.000.000,- dan
persediaan barang per tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp. 150.000.000,-. Dalam laporan laba
rugi tahun 2010, diperoleh data penjualan sebesar 315.000.000,-. Hitunglah berapa kali
perputaran persediaan di gudang?
Jawab !
100.000.000,- + 150.000.000,Persediaan rata-rata = ---------------------------------------2
= 125.000.000,Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan =