Makalah Ini Dibuat Dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Pada
Mata Kuliah “Akuntansi” Program Studi Akuntansi Syariah
Kelas :2C
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN.........................................................................................................22
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Persediaan merupakan aset perusahaan yang utama baik dari segi fungsi maupun
jumlah rupiahnya. Dalam perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur persediaan
kadang-kadang mencakup lebih dari 50% dari asetnya bagaimana perusahaan
mengelompokkan persediaannya Tergantung pada apakah perusahaan tersebut
merupakan perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur dalam perusahaan dagang
perusahaan bisa memiliki berbagai jenis barang.1 Masalah umum dalam persediaan
barang bersumber dari kejadian yangdihadapi suatu perusahaan. Kejadian tersebut
dapat terjadi karena terlalu banyakatau mugkin persediaan barang terlalu sedikit
untuk memenuhi permintaankonsumen yang akan di produksi dimasa mendatang. jika
barang terlalu banyak dalam persediaan barang maka perusahaan harus menambah
tanggungan biaya seperti biaya simpan dan biaya pesan. Sebaliknya jika persediaan
barang terlalusedikit akan menimbulkan kerugian karena barang yang dibutuhkan
tidak tersedia dan mengakibatkan kehilangan penjualan.
Untuk mendapatkan jumlah persediaan barang yang tepat, maka perusahaan bisa
mengamati dari transaksi penjualan serta dengan melakukan pengolahan terhadap
data penjualan maka perusahaan bisa mengetahui informasi yang digunakan untuk
keperluan persediaan barang seperti menentukan jumlah barang yang harus disiapkan
digudang, mengatur jumlah minimal stok dan menentukan stok yang aman. Selain itu
dengan menggunakan informasi ini dapat menentukan kapan perusaharan harus
melakukan pembelian barang pada suplier.
1
Al.Haryono Jusup,dasar-dasar akuntansi jilid 1,(Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN,2011) hal 418.
1
1.2. Rumusan masalah
1.Apa Pengertian Persediaan ?
2.Apa saja Klasifikasi Persediaan ?
3.Bagaimana Sistem pencatatan persediaan ?
4.Apa Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan ?
5.Bagaimana Contoh Kasus FIFO, LIFO, RATA-RATA dan MPKP ?
6.Tujuan dan manfaat adanya persediaan?
7.Apa saja kesalahan persediaan?
1.3.Tujuan masalah
1.Mengetahui Pengertian Persediaan
2.Dapat memahami Klasifikasi Persediaan
3.Tahu Sistem pencatatan persediaan.
4.Mengetahui Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan
5.Mengetahui cara perhitungan FIFO, LIFO, RATA-RATA dan metode masuk
pertama keluar pertama.
6.mengetahui kesalahan pada persediaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva
berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva: 3
2
Ahmed Riahi dan Belkaoui,teori akuntansi,(Jakarta:selemba empat.2000).hal 127.
3
Ibid.Hal.129
3
2.Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
3.Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi.
4
Ali Mahmudi,sistem informasi akuntansi perusahaan,(Jakarta:PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia,2005)hal.28.
5
Ahmed Riahi dan Belkaoui,teori akuntansi,(Jakarta:selemba empat.2000).hal 132.
4
Berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung
fisik terhadap persediaan. Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara
periodik. Dalam sistem ini pencatatan terhadap mutasi persediaan tidak selalu
diikuti. Oleh karena itu prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir
periode harus dilakukan (mandatory procedure) untuk dapat menentukan fisik
persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan
fisik ini dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan. Untuk lebih
jelasnya, sistem fisik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Pembelian dan penjualan barang dagangan, tidak dicatat ke dalam akun
“persediaan”, sehingga akun persediaan hanya menunjukkan informasi nilai
persediaan barang dagang awal periode.
b. Transaksi pembelian barang dagang dicatat debit pada akun “pembelian” dan
transaksi penjualan barang dagang dicatat sebesar harga jualnya.
c. Nilai persediaan pada akhir periode diketahui setelah dilakukan pemeriksaan
dan penghitungan barang secara fisik.
2. Sistem perpetual (perpetual inventory system) 6
Pencatatan terhadap mutasi persediaan selalu diikuti secara konsisten, dengan
mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya
persediaan. Penghitungan fisik persediaan menjadi tidak wajib
diselenggarakan (mandatory procedure). Untuk lebih jelasnya, sistem fisik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Transaksi pembelian barang dagang, dicatat debit pada akun “persedaiaan”,
kredit akun “kas” atau “utang dagang”.
b. Transaksi penjualan barang dagang dicatat sebagai berikut:
1. Harga (hasil) penjualan dicatat debit pada akun “kas” atau akun”piutang
dagang”, dan kredit “akun “penjualan”.
6
Ibid.hal.133.
5
2. Harga pokok barang yang dijual, dicatat debit pada akun “harga pokok
penjualan” dan kredit akun “persediaan”
Persediaan brg.dg…………..Rp.2.100.000,
Utang dagang……………………..Rp.2.100.000,-
Utang dagang…….Rp.100.000,-
Persediaan brg.dg………………..Rp.100.000,-
7
James M.Reeve,Pengantar Akuntansi,(Jakarta: Salemba Empat,2008).Hal.437
6
Piutang dagang….Rp.1.000.000,-
Penjualan…………………………..Rp.1.000.000,-
Harga Pokok Penjualan…Rp.700.000,-
Persediaan brg.dg…………….Rp.700.000,-
Retur penjualan…Rp.200.000,-
Piutang dagang………………...Rp.200.000,-
Persediaan brg.dg…..Rp.140.000,-
Harga Pokok Penjualan…….Rp.140.000,
Metode ini menghitung harga rata-rata per satuan barang dengan cara
menjumlahkan harga persatuan setiap transaksi pembelian termasuk persediaan awal
periode lalu dibagi dengan jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal
periode. Untuk metode pencatatan fisik.
Metode ini menghitung harga rata-rata per satuan barang dengan cara
membagi jumlah harga pembelian barng yang disediakan untuk dijual dengan jumlah
kuantitasnya.
Metode penilaian ini mengasumsikan bahwa item pertama yang tiba di inventaris
bisnis akan menjadi yang pertama dijual. Hal ini terutama digunakan untuk melacak
makanan, obat-obatan dan produk yang mudah rusak lainnya.
8
James M.Reeve,Pengantar Akuntansi,(Jakarta: Salemba Empat,2008).Hal.439
9
Ibid.hal.441
7
4.Metode L I F O (Last In First Out Method)
Metode penilaian ini mengasumsikan bahwa item terbaru dalam inventaris akan
dijual terlebih dahulu dan item yang lebih lama akan dijual kemudian. LIFO tidak
populer di kalangan bisnis karena barang lama dalam inventaris umumnya memiliki
peluang lebih kecil untuk menemukan pembeli. Barang yang tidak terjual berarti
kehilangan keuntungan bagi bisnis.
Bisnis biasanya menggunakan metode LIFO hanya jika harga barang dalam
persediaan cenderung naik. Dengan memindahkan ini ke harga pokok penjualan,
mereka dapat melaporkan tingkat laba yang lebih rendah untuk mendapatkan pajak
yang lebih rendah.10
E. Contoh kasus11
Diminta: Hitunglah nilai persediaan akhir barang dagangan berdasarkan metode harga
10
By.Gie,apa itu akuntansi persediaan? https://accurate.id/akuntansi/apa-itu-akuntansi-
persediaan/#:~:text=Akuntansi%20persediaan%20adalah%20penilaian%20barang,bisnis%20untuk%
20dijual%20kepada%20pelanggannya.pada tanggal18 mei 2022,pukul 12:33.
11
Mina Sari&Muhammad Dahiri,Analisis Sistem Persediaan Dalam Akuntansi, Jurnal Saintikom
Vol.VII,No. Januari 2010.hal.5.
8
pokok rata - rata yang terdiri dari:
c. F I F O c.LIFO
Pembahasan :
a. Physical System
1. Simple Average
Harga pokok rata-rata perunit:
= Rp.10.000,+Rp.11.000,+Rp.11.500,
3
= Rp10.833
9
3. F I F O (First in First Out)
Penjualan 350 unit:
01/01/08 Persediaan 100 unit senilai Rp.10.000,- = Rp. 1.000.000,-
10/01/08 Pembelian 250 unit senilai Rp.11.000,- = Rp. 2.750.000,-
350 unit Rp. 3.750.000,-
Persediaan akhir:
10/01/08 Pembelian 50 unit senilai Rp.11.000.- = Rp. 550.000,-
24/01/08 Pembelian 100 unit senilai Rp.11.500,- = Rp. 1.150.000,
10
150 unit Rp. 1.700.000,-
11
Weight average(rata-rata)
12
Fifo (first in first out)
13
Lifo ( last in first out)
Metode MPKP
Dalam metode ini dianggap bahwa barang yang dibeli lebih dahulu juga dijual lebih awal. Metode MPKP seiring sejalan
dengan aliran barang yang sesungguhnya dijual, dan hal ini juga merupakan praktik bisnis yang baik yakni mendahulukan
14
untuk menjual barang yang pembelinya terjadi lebih dahulu. Oleh karena itu dalam metode MPKP biaya perolehan barang
yang dibeli lebih dahulu akan digunakan lebih dahulu pula dalam menentukan beban pokok penjualan.( Hal ini tidak
berarti bahwa unit barang yang dibeli dahulu sungguh-sungguh telah dijual lebih dahulu melainkan biaya perolehan barang
yang dibeli diakui lebih dahulu). Ilustrasi berikut ini menggambarkan pengalokasian biaya perolehan barang tersedia dijual
pada toko elektronik Rahayu berdasarkan metode MPKP.
Perusahaan memiliki 1000 unit barang yang tersedia untuk dijual sampai akhir tahun. Total biaya perolehan dari
semua unit tersebut adalah 12.000.000. Perhitungan fisik yang dilakukan pada akhir tahun menunjukkan pada selama
setahun perusahaan telah menjual sebanyak 550 unit radio dan persediaan radio yang ada pada tanggal 31 Desember
berjumlah 450 unit. Pertanyaannya adalah harga mana yang akan digunakan untuk menilai biaya perolehan barang yang
telah dijual dan persediaan akhir. Total biaya perolehan yang harus dialokasikan ke Unit yang dijual ditambah biaya
perolehan yang melekat pada persediaan akhir harus berjumlah 12.000.000 yaitu total biaya perolehan barang tersedia
dijual.12
12
Al.Haryono Jusup,dasar-dasar akuntansi jilid 1,(Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2011) hal 426-427
15
BIAYA PEROLEHAN BARANG TERSEDIA DIJUAL
Tanggal Keterangan Unit Biaya perolehan per unit Total biaya perolehan
Jan.1 Persediaan awal 100 10.000 1.000.000
Apr.15 Pembeliaan 200 11.000 2.200.000
Aug 24 Pembeliaan 300 12.000 3.600.000
Nov.27 Pembeliaan 400 13.000 5.200.000
16
Perhitungan beban pokok penjualan dengan metode MPKP
Tgl Keterangan Unit Biaya perolehan per unit Total biaya perolehan
Jan.1 Persediaan awal 100 10.000 1.000.000
Apr.15 Pembeliaan 200 11.000 2.200.000
Aug.24 Pembeliaan 250 12.000 3.000.000
Jumlah 550
17
F. Kesalahan persediaan
Dampak terhadap laporan laba rugi. Dalam sistem persediaan periodik baik
persediaan awal maupun Persediaan akhir dicantumkan dalam laporan laba rugi.
Persediaan akhir dari suatu periode secara otomatis akan menjadi persediaan awal
periode berikutnya dengan demikian kesalahan persediaan akan mempengaruhi
perhitungan beban pokok penjualan dan laba bersih dan 2 periode.
Penjualan
18
pelajari pada semester pertama yaitu : Aset = kewajiban + modal kesalahan dalam
Persediaan akhir akan berdampak sebagai berikut: 13
2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca. Dalam hal ini
disamping adanya penggolongan persediaan sesuai dengan jenisnya juga sangat
penting artinya masalah penilaian (inventory valuation) terhadap persediaan itu
sendiri.
13 13
Al.Haryono Jusup,dasar-dasar akuntansi jilid 1,(Yogyakarta:Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN,2011) hal 441-444.
19
2.Menyuguhkan informasi persediaan, mulai daripenerimaan hingga pengakuan
persediaan.
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:
Akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat dan menilai setiap mutasi dan
jenis persediaan di suatu perusahaan. Pencatatannya bisa dilakukan dengan metode
perpetual atau fisik. Sedangkan penilaiannya bisa dilakukan dengan metode FIFO,
LIFO, atau average cost dan metode MPKP. Persediaaan sangatlah penting dalam
akuntansi karena persediaan aktiva yang berada atau dicacat didalam laporan laba
rugi dan neraca jadi lebih istimewa.
21
DAFTAR PUSTAKA
22