Disusun oleh :
NIM : 236601079
Pada umumnya dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan
dan manufaktur, akan selalu melakukan perhitungan terhadap ketersedian barangnya
setiap kali barang tersebut keluar dari gudang maupun terjadi pembelian barang.
Sering kali perusahaan akan memperhitungan ketersedian barangnya pada saat akhir
periode (Periodik) dan pada saat barang masuk ke gudang ataupun keluar dari gudang
(Perpetual). meskipun sudah sering di lakukan perhitungan secara mendetail tetap
saja terjadi kecurian barang yang diakibatkan oleh sistem perhitungan persediaan
barang yang tidak sesuai.
i
Daftar Isi
Halaman Judul
Abstraksi..................................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................................1
3. Tujuan Pembelajaran.............................................................................1
BAB II Pembahasan
1. Pengertian Persediaan...........................................................................2
2. Klasifikasi Persedian.............................................................................3
3. Sistem pencatatan Persedian.................................................................4
4. Metode dalam penentuan nilai Persedian ............................................6
5. Alasan mengapa LIFO tidak diakui di Indonesia.................................11
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan............................................................................................13
Daftar Pustaka..........................................................................................................14
ii
BAB 1
Pendahuluan
Pengertian persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
waktu tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya
dalam suatu proses produksi.
Sedangkan menurut Herjanto (1999, hal: 219) Persediaan adalah bahan atau
barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku
cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan
pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses
produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan
kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan
produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat
efisiensi penjadwalan pembelian dan kegiatan produksi.
Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang
jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya
produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses
produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi.
c) Barang jadi
Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera
dijual, pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya
merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat
merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau
dengan memberikan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk).
Sistem periodik yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara
phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi
pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk
kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan
sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam
namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat
perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis,
aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun
nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi
yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya
pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang
memudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko
retail.
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk
mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada akhir periode
akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
2.4 Metode dalam penentuan nilai persediaan
A. Sistem perpetual
1. Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling
awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok
dilakukan pada saat terjadi penjualan
2. Metode FIFO
Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling
awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok
dilakukan pada saat terjadi penjualan.
Dalam metode ini, harga beli ratarata dihitung setiap terjadi transaksi
pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga ratarata pada
saat terjadi transaksi penjualan.
Contoh Soal
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut.
Diminta : Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO dan
Average.
Jawaban:
B. Sistem Periodik
1. Metode FIFO
Dalam metode ini, barang yang lebih dulu masuk diaggap lebih dulu keluar atau
dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang yang dibeli atau
yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang yang keluar (dijual) dihitung
berdasarkan harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai dengan jumlah
pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai persediaan akhir barang didasarkan pada
harga barang yang dibeli terakhir, sesuai dengan jumlah unitnya.
2. Metode LIFO
Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk diaggap lebih dulu keluar atau
dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang yang dibeli atau
yang masuk lebih awal. Sehingga harga pokok barang yang terjual dihitung
berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir sesuai dengan jumlah unitnya,
atau nilai persediaan barnag didasarkan pada harga barang yang dibeli pada awal,
sesuai dengan jumlah unitnya.
3.Metode Tanda Pengenal Khusus
Dalam metode tanda pengenal khusus ( specific identification ) setiap barang yang
dibeli atau yang masuk diberi kode / tanda pengenal yang menunjukkan harga per
satuan sesuai faktur yang diterima. Pada metode ini sudah jelas harga per satuannya
Dengan demikian untuk mengetahui jumlah atau nilai persediaan pada akhir periode
tinggal mengalikan jumlah barang yang masih ada dengan harga yang tercantum
dalam etiket barang tersebut.
4. Metode RataRata
1. Metode Rata-Rata Sederhana
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga beli
per satuan setiap transaksi pembelian dan persediaan awal dengan frekwensi
pembelian dan persediaan awal periode.
Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi jumlah harga
barang yang tersedia untuk dijual yakni jumlah persediaan awal ditambah jumlah
pembelian dengan kuantitas barang tersebut
Contoh Soal
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut.
Diminta :
1. Hitunglah nilai persediaan akhir Sistem periodik dengan metode FIFO, LIFO dan
Average.
Jawaban:
Sistem periodik
BAB 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Persedian dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-
barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu
tertentu atau persedian barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses
produksi, ataupun persedian bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu
proses produksi.
Daftar Pustaka
1. ARTIKEL
Akbar, R., & Juliastrioza, J. (2015). Penerapan Enterprise Resource Planning (ERP)
untuk Sistem Informasi Pembelian, Persedian dan Penjualan Barang pada Toko
EMI GROSIR dan ECERAN. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi, 1(1), 7.
https://doi.org/10.25077/TEKNOSI.v1i1.2015.7
(Tamodia, 2013)
2. WEBSITE
http://agribisnisaisyahprihatin.blogspot.co.id/2017/03/makalah-persediaan-barang-
dagang.html
http://www.akuntansilengkap.com/akuntansi/contoh-soal-metode-fifo-lifo-dan-average-
bonus-jawaban-penyelesaiannya/
http://candraekonom.blogspot.co.id/2014/03/perdebatan-dari-metode-lifo-pro-ifrs-or.html
https://dosenakuntansi.com/pengertian-persediaan
http://erisetyo21.blogspot.co.id/2015/02/makalah-akuntansi-persediaan.html
http://www.ortax.org/ortax/?mod=studi&page=show&id=43
http://siskaheptasari.blogspot.co.id/2015/11/materi-mata-kuliah-akuntansi-keuangan-1.html