Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nyasaya dapat menyelesaikan makalah berjudul “Vivo, Ifo Dan Average
”.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah penulis alami.Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
penulis semata-mata.Namun karena adanya dukungan pihak-pihak yang
terkait.Sehubungan dengan tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan


pengalaman penulis masih sangat terbatas.Oleh karena itu, penulis mohon maaf
dan sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agara
makalah ini lebih bermanfaat.

Serta akhir kata penulis menguapkan terima kasih, semoga makalah ini
dapat diterima.

Singaraja, 30 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Pengertian Persediaan........................................................................................3
2.2 Klasifikasi Persediaan........................................................................................3
2.3 Sistem pencatatan persediaan.............................................................................4
2.4Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan........................................................5
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di
simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan
produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke
barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333)
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer
operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement persediaan yang
baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya
dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan
merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan
harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan
konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan
pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus
menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah
hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan.Kemudian
manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan untuk melayani
permintaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Persediaan ?
1.2.2 Apa saja Klasifikasi Persediaan ?
1.2.3 Bagaimana Sistem pencatatan persediaan ?
1.2.4 Apa Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan ?
1.2.5 Bagaimana Contoh Kasus FIFO, LIFO dan RATA-RATA ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui Pengertian Persediaan
1.3.2 Dapat memahami Klasifikasi Persediaan
1.3.3 Tahu Sistem pencatatan persediaan
1.3.4 Mengetahui Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan
1.3.5 Mengetahui cara perhitungan FIFO, LIFO dan RATA-RATA

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persediaan


Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk
dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau
dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa
Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi
yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun
perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu
untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang
perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena
baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa
mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung
berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.

2.2 Klasifikasi Persediaan


Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a) Menurut PSAK no.14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakanbahwa
persediaan adalah aktiva:
 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
 Dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
 Dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan
dalamproses produksi

3
b) Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha
perusahaan tersebut.Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang
merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif
dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau
manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan
perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua
perusahaan itu memang berbeda.Fungsi perusahaan perdagangan adalah
menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata
lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka
pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian
kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk
selesai.

2.3 Sistem pencatatan persediaan


Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan
menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang
digunakan adalah:

1. Sistem Periodik (physical)


 Yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk
menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi
pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu
periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya.
Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki
karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil.
Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan
pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris
handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun
nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap

4
transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun
demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan
adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi
dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
2. Sistem Permanen (Perpetual),
 Yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu
dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun
penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan
memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu
waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali
persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat
rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan
untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode
akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.

2.4 Metode Dalam Penentuan Nilai Persediaan


Metode yang dapat kita pergunakan.Yaitu : 1. Metode FIFO   2. Metode
LIFO    3.Metode rata-rata   4.Metode identifikasi khusus.
1. Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap
dijual terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan
kita adalah barang-barang yang terakhir dibeli oleh kita.
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi)
terlebih dahulu akan dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehinggan yang
tersisa pada periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau
produksi terakhir.
Sebagai contoh, PT Niaga Jaya adalah distributor microwave
merek “Hotmix” yang belokasi di Jakarta. Selama bulan Januari 2002, data
yang dimiliki perusahaan ini berkaitan dengan persediaan microwave
adalah sebagai berikut:

5
PT Sangun mencatat persediaan menggunakan sistem perpetual, berikut
adalah data persediaan selama bulan Januari 2008 :

Tanggal Keterangan Unit Harga / Unit Total


Januari 1 Awal 20 2.500 50.000
5 Beli 10 2.300 23.000
7 Jual 15 2.600 39.000
12 Jual 9 2.400 21.600
15 Beli 7 2.700 18.900
17 Beli 5 2.550 12.750
20 Jual 13 2.800 36.400
23 Beli 10 2.750 27.500
25 Jual 3 2.850 8.550
31 Beli 4 2.900 11.600
Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi
kotor dengan metode FIFO.
Jawaban :

Tangga IN OUT SALDO


l Uni Harg Total Uni Harg Total Uni Harg Total
t a t a t a
01-Jan- 20 2.500 50.000
08
05-Jan- 10 2.300 23.00 20 2.500 50.000
08 0
10 2.300 23.000
07-Jan- 15 2.500 37.50 5 2.500 12.500
08 0
10 2.300 23.000
12-Jan- 5 2.500 12.50 6 2.300 13.800
08 0
4 2.300 9.200
15-Jan- 7 2.700 18.90 6 2.300 13.800
08 0
7 2.700 18.900
17-Jan- 5 2.550 12.75 6 2.300 13.800
08 0
7 2.700 18.900
5 2.550 12.750
20-Jan- 6 2.300 13.80 5 2.550 12.750
08 0
7 2.700 18.90
0
23-Jan- 10 2.750 27.50 5 2.550 12.750
08 0
10 2.750 27.500

6
25-Jan- 3 2.550 7.650 2 2.550 5.100
08
10 2.750 27.500
31-Jan- 4 2.900 11.60 2 2.550 5.100
08 0
10 2.750 27.500
4 2.900 11.600

Saldo persediaan akhir = 5.100 + 27.500 + 11.600


= 44.200
Harga pokok penjualan = 37.500 + 12.500 + 9.200 + 13.800 + 18.900 + 7.650
= 99.550
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (99.550)
Laba Kotor =    6.000

2. Metode LIFO ( Last In First Out )


Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama
disebutkan diatas. Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang
yang terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita
adalah barang-barang yang pertama kali kita beli.
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling
akhir akan dikeluarkan/dijual paling awal). Jadi, barang yang tersisa pada
akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau diproduksi
awal periode.
PT Sangun mencatat persediaan menggunakan sistem perpetual,
berikut adalah data persediaan selama bulan Januari 2008 :

Tanggal Keterangan Unit Harga / Unit Total


Januari 1 Awal 20 2.500 50.000
5 Beli 10 2.300 23.000
7 Jual 15 2.600 39.000
12 Jual 9 2.400 21.600
15 Beli 7 2.700 18.900
17 Beli 5 2.550 12.750
20 Jual 13 2.800 36.400
23 Beli 10 2.750 27.500
25 Jual 3 2.850 8.550
31 Beli 4 2.900 11.600

7
Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi
kotor dengan metode LIFO.
Jawaban :
Tangga IN OUT SALDO
l Uni Harg Total Uni Harg Total Uni Harg Total
t a t a t a
1-Jan- 20 2.500 50.00
08 0
5-Jan- 10 2.300 23.00 20 2.500 50.00
08 0 0
10 2.300 23.00
0
7-Jan- 10 2.300 23.00 15 2.500 37.50
08 0 0
5 2.500 12.50
0
12-Jan- 9 2.500 22.50 6 2.500 15.00
08 0 0
15-Jan- 7 2.700 18.90 6 2.500 15.00
08 0 0
7 2.700 18.90
0
17-Jan- 5 2.550 12.75 6 2.500 15.00
08 0 0
7 2.700 18.90
0
5 2.550 12.75
0
20-Jan- 5 2.550 12.75 5 2.500 12.50
08 0 0
7 2.700 18.90
0
1 2.500 2.500
23-Jan- 10 2.750 27.50 5 2.500 12.50
08 0 0
10 2.750 27.50
0
25-Jan- 3 2.750 8.250 5 2.500 12.50
08 0
7 2.750 19.25
0
31-Jan- 4 2.900 11.60 5 2.500 12.50
08 0 0
7 2.750 19.25
0
4 2.900 11.60

8
0

Saldo persediaan
= 12.500 + 19.250 + 11.600
akhir
= 43.350
Harga pokok = 23.000 + 12.500 + 22.500 + 12.750 + 18.900 + 2.500 +
penjualan 8.250
= 100.400
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan =  105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (100.400)
Laba Kotor =     5.150

3. Metode rata-rata ( Average Method )


Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung
berdasarkan harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara
penghitungan yang berbeda.
a) Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga
beli barang secara global.
b) Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.

Dalam metode ini barang yang di keluarkan/dijual maupun


barang yang tersisa dinilai berdasarkan harga rata-rata, sehingga
barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang dimiliki
nilai rata-rata.
PT Sangun mencatat persediaan menggunakan sistem perpetual, berikut
adalah data persediaan selama bulan Januari 2008 :

Tanggal Keterangan Unit Harga / Unit Total


Januari 1 Awal 20 2.500 50.000
5 Beli 10 2.300 23.000
7 Jual 15 2.600 39.000
12 Jual 9 2.400 21.600
15 Beli 7 2.700 18.900
17 Beli 5 2.550 12.750
20 Jual 13 2.800 36.400
23 Beli 10 2.750 27.500
25 Jual 3 2.850 8.550
31 Beli 4 2.900 11.600

9
Hitunglah saldo persediaan akhir, harga pokok penjualan, laba/rugi
kotor dengan metode AVERAGE

Jawaban :
Tangg IN OUT SALDO
al Un Harg Total Un Harg Total Un Harg Total
it a it a it a
1-Jan- 20 2.50 50.00
08 0 0
5-Jan- 10 2.30 23.00 30 2.43 73.00
08 0 0 3 0
7-Jan- 15 2.43 36.49 15 2.43 36.49
08 3 5 3 5
12-Jan- 9 2.43 21.89 6 2.43 14.59
08 3 7 3 8
15-Jan- 7 2.70 18.90 13 2.57 33.49
08 0 0 6 8
17-Jan- 5 2.55 12.75 18 2.56 46.24
08 0 0 9 8
20-Jan- 13 2.56 33.39 5 2.56 12.84
08 9 7 9 5
23-Jan- 10 2.75 27.50 15 2.68 40.34
08 0 0 9 5
25-Jan- 3 2.68 8.067 12 2.68 32.26
08 9 9 8
31-Jan- 4 2.90 11.60 16 2.74 43.86
08 0 0 2 8

Saldo persediaan akhir = 43.868


Harga pokok penjualan = 36.495 + 21.897 + 33.397 + 8.067
= 99.856
Laba/ Rugi Kotor :
Penjualan = 105.550 (39.000 + 21.600 + 36.400 + 8.550)
HPP = (99.856)
Laba Kotor =   5.69

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki
perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam
siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi
tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.
Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan.
Metode yang banyak digunakan perusahaan dalam pencatatan laporan
keuangan salah satunya adalah metode FIFO. Prinsip akuntansi adalah
mengeluarkan pengorbanan yang sedikit untuk menghasilkan keuntungan yang
maksimal. Metode FIFO menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah, Nilai
persediaan akhir yang tinggi serta laba kotor tertinggi dibandingkan dengan
metode yang lainnya. Nilai persediaan metode FIFO akan menggambarkan nilai
persediaan yang sebenarnya. Analisa deskriptif juga menunjukkan bahwa
kebijakan pencatatan, penilaian dan pelaporan persediaan barang dagang telah
diterapkan secara wajar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK).

3.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai Persediaan diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi.
Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak

11
dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin
luas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.


Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.15 (revisi 2015)- persediaan. Jakarta.
Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi (Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan
keuangan), Adaptasi IFRS. Jakarta: Erlangga
Surharyati, Ely dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan,
EdisiPertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.

12
13

Anda mungkin juga menyukai