Anda di halaman 1dari 148

ANALISIS STRATEGI BERSAING DALAM MENINGKATKAN

PENJUALAN
(Studi Pada Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program
Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

FRANSISKA BR BANGUN
160907039

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


i

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :Fransiska Br Bangun

Nim :160907039

Menyatakan Bahwa Skripsi yang berjudul :

Analisis Strategi Bersaing Dalam Meningkatka Penjualan (Studi Pada Usaha Warung

Wajik Peceren H.Ngadimin).”Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri

serta seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakkan

dengan benar sesuai ketentuan. Apabila terbukti tidak demikian, saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku.

Medan,7 Januari 2021

Fransiska Br Bangun

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BERSAING DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN


(STUDI PADA USAHA WARUNG WAJIK PECEREN H.NGADIMIN)

Nama : Fransiska Br Bangun


NIM : 10907039
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing : Dr.Beti Nasution,M.Si.
Strategi bersaing merupakan langkah-langkah strategis yang terencana
maupun tidak terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat
meningkatkan penjualan. Strategi bersaing akan berjalan dengan baik apabila
perusahaan mampu menerapkan keunggulan bersaing yang merupakan suatu nilai
lebih di bandingkan pesaing dan memberikan kesempatan hidup lebih lama dalam
persaingan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana strategi bersaing dalam
meningkatkan penjualan pada usaha warung wajik peceren H.Ngadiminn di dataran
tinggi Kabupaten Karo di Kota Berastagi di Desa Sempajaya. Serta untuk
menganalisis strategi yang tepat di gunakan dalam meningkatkan penjualan di usaha
warung wajik Peceren H.Ngadimin.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Dengan teknik
pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data perimer
dilakukan dengan cara wawancara kepada informan penelitian yaitu pengelola usaha
warung wajik (informan kunci), karyawan (informan utama) dan masyarakat sekitar
(informan tambahan) serta observasi langsung ke lapangan. Data sekunder dilakukan
dengan cara studi kepustakaan, dokumentasi dan penelusuran data online dengan
instansi terkait.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi bersaing yang paling tepat
diterapkan untuk meningkatkan penjualan usaha Warung Wajik H.Ngadimin adalah
Strategi SO (Strength-Opportunity) yang diperoleh dari analisis SWOT. Sedangkan
strategi lainnya seperti WO (Weakness-Opportunity), ST (Strength-Opportunity), WT
(Weakness-Threats) dapat dijadikan sebagai strategi alternatif yang bisa di
pertimbangkan untuk mengembangkan strategi bersaing dan meningkatkan penjualan
penjualan pada Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin.

Kata Kunci: Strategi Bersaing, Meningkatkan Penjualan, Analisis SWOT.

iv

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALYSIS OF COMPETITIVE STRATEGIES IN INCREASING SALES (STUDI


ON H.NGADIMIN LIQUOR STORE PECEREN)

Name : Fransiska Br Bangun


Student ID Number : 160907039
Departement : Business Administration
Faculty : Social and Political Science
Supervisor : Dr.Beti Nasution, M.Si.

Competitive strategies is both calcuated and unplanned strategic steps to be


able to have competitive advantage so as to increasing sales. The strategies
competitive work best when companies are able to implement a competitive
adventage that is a higer value than competitors and provides a longer chance of
survival in the competition.
This Research aims to analy sis how to competitive strategies in increasing
sales study on H.Ngadimin liquor store peceren in the highlands of Karo district in
the city of Berastagi in Sempajaya village. As well as to analyze the right strategy to
be used in creasing sales in study on H.Ngadimin liquor store peceren.
The research method used is qualitative. With data collection techniques using
primary and secondary data.Primary data comes from interviews with research
informers that run the liquor store (key informant), shop floor (prime informant) and
the surrounding communities (additional informant). As well as a direct observation
into the field.Secondary data is done by litaerature study, documentation and data
searches online with related agencies.
Research shows that the most appropriate competing strategies are
implemented to increase sales of H.Ngadimin’s liquor stores was the SO (Strength-
Opportunity) Strategy obtained from a SWOT analysis. Meanwhile, other strategies
such as WO (Weakness-Opportunity), ST (Strength Opportunity), WT (Weakness-
Threats) an alternatif strategi might be considered developing a competitive strategy
and increasing sales on H.Ngadimin liquor store peceren.

Keywords : Strategies Competitve, Increasing Sales, SWOT Analysis.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini

berjudul “Analisis Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Penjualan (studi kasus

pada usaha warung wajik Peceren H.Ngadimin) ” dimaksudkan untuk memenuhi

syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada program studi Ilmu

Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

Keberhasilan penulisan skripsi ini, tentunya penulis tidak terlepas dari banyak

halangan dan kendala, segala halangan dan kendala tersebut kemudian dijadikan

semangat, masukan dan kritik yang membangun atas bantuan dari beberapa pihak.

Maka dari itu, atas segala bantuan yang telah diberikan selama proses pengerjaan

skripsi dan kegiatan di kampus penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Marlon Sihombing, M.A selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara serta

selaku dosen PA penulis selama menempuh studi di Departemen Administrasi

vi

Universitas Sumatera Utara


Bisnis FISIP USU dan selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan

memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

4. Ibu Feby Aulia Safrin, S.AB, MA, selaku Dosen Pengguji yang memberikan

masukan dan juga dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Siswati Saragi, Sos, MSP dan Bapak Achmad Farid, S.H. selaku Staf

Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatra Utara.

6. Seluruh Staff pengajar atau Dosen di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis di

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Ibu Sri Siregar, selaku Pengelola Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin

yang sudah memberikan izin penelitian sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

8. Kedua orangtua saya yaitu Bapak Lesta Bangun dan Ibu Martina Br Ginting yang

selalu mendukung dan mendoakan setiap perjalanan hidup saya, terutama dalam

penyelesaian skripsi ini. Saya mengucapkan terima kasih banyak, semoga hasil

yang saya peroleh dapat memberikan kebanggan bagi keluarga dan berguna bagi

semua orang.

9. Saudara kandung saya Dewy Bangun dan Albina Ria Br Bangun serta abang ipar

saya yaitu David Barus dan Basry Yanenta Sembiring yang selalu memberikan

dukungan dan doa kepada peneliti baik secara moril maupun materil sehingga

skripsin ini dapat selesai.

10. Sahabat saya Julia Kembaren, Meysika Gurky, Sry Barus, Bonusta Tarigan, Jery

Martin Ginting yang selalu mendengarkan keluh kesah saya dan memberikan

vii

Universitas Sumatera Utara


semangat.

11. Seluruh sahabat seperjuangan angkatan 2016 kelas A Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis yang telah memberikan kenangan terindah selama menjalani

perkuliahan.

12. Seluruh informan yang telah bersedia membantu dan mendukung penulis dalam

pengumpulan data yang berkaitan dengan skripsi ini.

13. Seluruh pihak-pihak yang namanya tidak bisa saya sebut satu persatu.

Terimakasih atas semuanya yang sudah diberikan kepada peneliti selama

pengerjaan skripsi ini, baik itu bimbingan, arahan dan nasehat agar peneliti

menjadi lebik baik lagi kedepanya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat dan karunianya

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada peneliti.

Peneliti menyadari skripsi ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat

berguna bagi semua pihak khususnya strategi bersaing dalam meningkatkan

penjualan. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih

Medan, 7 Januari 2021

Peneliti

Fransiska Br Bangun
NIM : 160907039

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 8


2.1 Konsep Strategi ............................................................................... 8
2.1.1 Tipe-Tipe Strategi Strategi ..................................................... 11
2.1.2 Jenis-Jenis Strategi ................................................................. 12
2.2 Konsep Manajemen Strategi............................................................ 16
2.3 Konsep Persaingan .......................................................................... 19
2.4 Konsep Strategi Bersaing ................................................................ 26
2.4.1 Jenis-Jenis Strategi Bersaing ................................................ 29
2.5 Konsep Penjualan ............................................................................ 34
2.5.1 Tujuan Penjualan .................................................................. 37
2.6 Analisis SWOT ................................................................................ 38
2.7 Komponen Analisis SWOT ............................................................. 39
2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 40
2.9 Defenisi Konsep .............................................................................. 42
2.10 Kerangka Penelitian ........................................................................ 44

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 46


3.1 Bentuk Penelitian............................................................................. 46
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 47
3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................................... 47
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................... 47
3.3 Informan Penelitian ......................................................................... 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 48

ix

Universitas Sumatera Utara


3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 51
3.5.1 Analisis SWOT....................................................................... 51
3.5.2 Matriks IFAS .......................................................................... 52
3.5.3 Matriks EFAS ......................................................................... 54
3.5.4 Diagram Analisis SWOT ........................................................ 55
3.5.5 Matriks SWOT ....................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 60


4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................. 60
4.1.1 Sejarah Singkat Warung Wajik Peceren H.Ngadimin ............ 62
4.1.2 Visi Misi Warung Wajik Peceren H.Ngadimin ...................... 62
4.2 Penyajian Data .................................................................................. 62
4.2.1 Faktor Internal yang menjadi Kekuatan dan Kelemahan ....... 65
4.2.2 Faktor Eksternal yang menjadi Peluang dan Ancaman ......... 82
4.3 Teknik Analisis Data ........................................................................ 85
4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan ...................................... 85
4.3.1.1 Lingkungan Internal ................................................... 86
4.3.1.2 Lingkungan Eksternal ................................................ 89
4.3.2 Internal Strategic Factor Analysis Strategic (IFAS)............. 93
4.3.3 External Strategic Factor Analysis Strategic (EFAS)........... 97
4.3.4 Analisis Diagram SWOT ........................................................ 101
4.3.5 Analisis Matriks SWOT ......................................................... 102

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 110


5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 110
5.2 Saran ................................................................................................. 110

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Penjualan Warung Warung Wajik Peceren


H.Ngadimin ....................................................................... 5
Tabel 3.1 Matriks IFAS ..................................................................... 44
Tabel 3.2 Matriks EFAS .................................................................... 55
Tabel 3.3 Matriks SWOT .................................................................. 58
Tabel 4.1 Identitas Informan Kunci penelitian .................................. 63
Tabel 4.2 Identitas Informan Utama Penelitian ................................. 63
Tabel 4.3 Identitas Informan Tambahan Penelitian .......................... 65
Tabel 4.4 SWOT Usaha Warung Wajik Peceren
H.Ngadimin ...................................................................... 92
Tabel 4.5 Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS)
Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin ...................... 95
Tabel 4.6 External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS)
Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin ...................... 99
Tabel 4.7 Matriks IFAS dan EFAS ................................................... 101
Tabel 4.8 Matriks SWOT Usaha Warung Wajik Peceren
H.Ngadimin ....................................................................... 102

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Strategi Sebagai Upaya Pencapaian Tujuan


Organisasi ......................................................................... 11
Gambar 2.2 Proses Evaluasi Pesaing .................................................... 24
Gambar 2.3 Strategi Generik Ala Mintberg .......................................... 29
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ............................................................. 45
Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT .................................................. 56
Gambar 4.1 Diagram SWOT Usaha Warung Wajik Peceren
H.Ngadimin ....................................................................... 102

xii

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan saat ini dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin

meningkat dalam keterbukaan bisnis. Kondisi saat ini menuntut perusahaan harus

lebih kreatif inovatif dengan menawarkan sesuatu yang bernilai lebih, dibanding

yang dilakukan pesaing. Inilah yang dituntut oleh pasar yang menjadi fokus atau

sasaran untuk bersaing. Pada umunya perusahaan berupaya untuk memenuhi harapan

jangka panjang antara perusahaan dan pelanggannya. Hubungan ini harus dapat

ditingkatkan dari waktu ke waktu misalnya pelayanannya, kualitas produknya dan

sebagainya. Dengan demikian perusahaan dapat menciptakan kepuasaan terhadap

konsumen dan konsumen juga dapat menciptakan komitment untuk menggunakan

produk yang akan di tawarkan perusahaan pada pasar sasarannya.

Melihat fakta bahwa makanan adalah komoditi sehari-hari setiap manusia.

Industri food and beverage merupakan usaha industri yang paling siap memasuki Era

Industri 4.0. Dikarenakan bisnis sektor food and beverage (F&B) memanfaatkan

teknologi guna menunjang perkembangan bisnisnya. Bisnis sektor (F&B) setiap

tahunnya menunjukkan tren peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data

yang di peroleh di (www.bps.go.id>2018/02/01>pertahun hasil web pertumbuhan

produksi inustri manufaktur ~badan pusat statistik pada tanggal 28 Juli 2020), (F&B)

di indonesia yang di peroleh dari tahun 2016 angkanya berada pada level (2016:US$

10,43 miliar) meningkat 10,26 % menjadi (US$ 11,5 miliar : 2017). Sementara

Universitas Sumatera Utara


2

potensi bisnisnya sendiri di tahun 2018 lalu angkanya berada di level Rp 844,35

triliun, dengan komposisi terbanyak berasal dari pemain independen yang sebesar

90%.

Hingga saat ini dalam perkembangan bisnis (F&B) fokus pada kesamaan

bisnis. Dimana tren kopi lifestyle menjadi satu tren yang saat ini begitu banyak di

minati oleh customer. Sedangkan untuk sektor makanan, konsep makanan ciri khas

nusantara menjadi tren yang bisa menyaingi tren makanan fast food yang lebih

banyak di dominasi oleh Franchise. Itulah kondisi saat ini yang terjadi pada sektor

binis (F&B). Dimana peran Konsumen menjadi salah satu hal yang perlu menjadi

perhatian pebisnis agar bisa lebih diterima oleh konsumen. Tanpa memperhatikan apa

yang saat ini sedang di apresiasi oleh konsumen mustahil apa yang disajikan dalam

industri ini bisa berkembang sejauh dan sebesar ini.

Bicara tentang Customer Relationship Managemment (CRM) merupakan

sebuah aplikasi yang akan meningkatkan apresiasi pebisnis kepada customer-nya.

Konsep Customer Satisfaction Oriented pada akhirnya menjadi kunci bagaimana

CRM mampu menjawab apa yang menjadi keinginginan dari perbisnis yang memang

orientasinya kepada konsumen seperti (F&B). Sebagai contoh yang menarik adalah

berkembangnya cafe-cafe di seluruh indonesia yang produknya di dominasi oleh

coffee. Yang di bangun dengan Interior yang bervariasi dengan mengeluarkan ilmu

dan seni untuk menciptakan lingkungan bangunan yang lebih indah sehingga

konsumen nyaman dengan keadaan lingkungan usaha, dan menyediakan layanan

penyajian berbasis teknologi yang efesien dan praktis agar para pelanggan tertarik

untuk mendatangi cafe tersebut.

Universitas Sumatera Utara


3

Di lihat dari fakta diatas bahwa usaha food and beverage menunjukkan

persaingan antara suatu usaha dengan usaha lainnya tentu membutuhkan suatu

strategi dalam menjalankan usaha tersebut. Strategi merupakan serangkaian

keputusan atau tindakan mendasar yang disusun oleh manajemen puncak dan di

implementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi. Strategi dalam dunia bisnis sangatlah dibutuhkan untuk pencapaian

sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu

langkah untuk melakukan analisa lingkungan internal berkaitan dengan apa saja

kekurangan dan kelebihan perusahaan dan analisis lingkungan eksternal untuk

mengetahui apa saja yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan dalam

melakukan aktivitas bisnis. Persaingan merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan

supaya mendapatkan kemenangan atau mendapatkan posisi yang lebih baik tanpa

harus terjadi benturan fisik atau konflik. Kemampuan dalam menghadapi persaingan

sangat menentukan kondisi perusahaan, apakah perusahaan dapat tetap berjalan atau

mundur dalam persaingan. Untuk dapat memenangkan persaingan perusahaan

membutuhkan suatu kebijakan yang dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam

menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. Pedoman tersebut dapat diartikan

sebagai sebuah strategi, dimana strategi merupakan sesuatu hal yang sangat penting

keberadaannya dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Kota Berastagi merupakan kota yang sejuk dan mempunyai banyak destinasi

wisata yang sangat menarik. Banyak wisatawan yang berdatangan baik dari dalam

negri maupun luar negri untuk menikmati keindahan objek wisata yang ada di Kota

Berastagi. Dengan keberadaan objek wisata yang sangat banyak di Kota Berastagi

Universitas Sumatera Utara


4

secara otomatis wisatawan pasti akan membutuhkan kebutuhan primer seperti

makanan dan minuman. Disamping banyaknya destinasi wisata yang ada di Kota

Berastagi banyak juga kuliner dengan produk cita rasa yang ciri khas. Sehingga

usaha food and beverage di Kota Berastagi berkembang. Salah satunya adalah

warung wajik peceren. Warung Wajik peceren kembangkan dengan berbagai jenis

usaha warung wajik dengan konsep yang sama. Yaitu Warung wajik peceren

H.Ngadimin, warung wajik Bahagia A Bapak Suparman dan warung wajik Bahagia B

Bapak Suparman.

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin merupakan salah satu rumah makan yang

menyediakan makanan tradisional khas jawa yang sudah tidak asing lagi di telinga

masyarakat luas khususnya masyarakat di tanah karo. Yang beralamat di jalan Jamin

Ginting Desa Sempajaya No.38 Berastagi, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo

Sumatra Utara. Warung wajik di didirikan pada tahun 1950 di Desa Peceren.

Eksistensi warung wajik di Desa Peceren wajik mulai berkembang pada kurun tahun

1970-1980 dimana bermunculan rumah makan serupa dengan konsep yang sama.

Sedikitnya ada tiga buah warung yang berkonsep sama dan juga memiliki nama usaha

yang hampir sama yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Usaha rumah makan

tradisional ini dianggap sangat menjanjikan oleh sebab itu etnis jawa yang ada di

sekitaran warung wajik peceren mencoba mendirikan usaha yang sama. Alasan

peneliti melakukan penelitian pada wajik peceren Haji Ngadimin ini karena

merupakan salah satu usaha wajik yang berkembang pesat dengan menyajikan

makanan dan minuman dengan kulitas dan rasa yang unggul dan servis yang sangat

memuaskan serta memiliki tempat usaha yang eksklusif di bandingkan dengan usaha

Universitas Sumatera Utara


5

sejenis. Apalagi dengan adanya tiga warung yang berkonsep sama serta

mengeluarkan inovasi-inovasi produk yang dikeluarkan oleh wajik peceren lain dan

diperkuat dengan strategi bersaing yang dilakukan oleh wajik peceren yang lain.

Sampai sekarang ini warung wajik peceren H.Ngadimin mampu berdiri dan

bertahan meskipun banyaknya persaingan dari berbagai usaha wajik lainnya. Tetapi

tidak menutup kemungkinan warung wajik peceren H.Ngadimin mengalami kondisi

dimana akan menghadapi banyaknya persaingan dan inovasi-inovasi produk yang

dapat mengakibatkan penjualan pada warung wajik H.Ngadimin mengalami

penurunan atau peralihan selera konsumen pada produk para pesaing lebih menarik

perhatian konsumen. Tabel di bawah ini adalah data pendapatan atau profit Warung

wajik peceren H.Ngadimin 5 tahun terakhir dan pada tahun 2019 warung wajik

peceren H.Ngadimin mengalami penurunan di lihat dari tabel berikut.

Tabel 1.1
Data Pendapatan/Profit Warung Wajik Peceren H.Ngadimin
Tahun 2015 – 2019
Tahun Total profit Perkembangan profit
(Rp) (%)
2015 89.000.000 9,96 %
2016 90.100.000 9,97 %
2017 93.300.000 9,98 %
2018 94.500.000 9,99%
2019 80.900.000 8,49%
Sumber: Pengelola Warung Wajik Peceren H.ngadimin (2020)

Berdasarkan data tabel di atas dapat dilihat bahwa Warung Wajik Pecren

H.Ngadimin mengalami penurunan pendapatan dalam menjalankan bisnisnya pada

tahun 2019. Oleh sebab itu warung wajik Peceren H.Ngadimin perlu menetapkan

suatu strategi bersaing di pasar agar perusahaan dapat menjalankan dan

Universitas Sumatera Utara


6

mengembangkan bisnis serta mampu menghadapai persaingan.

Melihat dari data diatas, penulis tertarik untuk meneliti usaha warung wajik

peceren H.Ngadimin dan mempelajari bagaimana strategi yang tepat untuk

diterapkan pada warung wajik peceren H.Ngadimin kabupaten karo agar dapat

bersaing dengan wajik peceren lainnya, dengan judul penelitian “Analisis Strategi

Bersaing Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Usaha Warung Wajik Peceren

H.Ngadimin Kabupaten ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana strategi yang tepat dalam meningkatkan penjualan

pada Warung Wajik Peceren H.Ngadimin?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah Untuk menganalisis strategi bersaing dalam meningkatkan penjualan pada

Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin Kabupaten karo serta strategi yang tepat

di gunakan dalam menghadapi persaingan dengan usaha wajik lainnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini antara lain

sebagai berikut :

1. Bagi penulis

Dapat di jadikan sebagai wadah penulis untuk mengembangkan wawasan dan

Universitas Sumatera Utara


7

untuk mengetahui strategi persaingan yang di terapkan oleh perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Dari Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan ataupun acuan dalam

menerapkan strategi persaingan dalam meningkatkan penjualan. Memberikan dan

menambah wacana dalam hal strategi bersaing serta informasi tambahan dalam

melihat para pesaing yang sama.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi program studi dan

memberikan informasi tambahan dan pertimbangan dalam penelitian berikutnya

yang relevan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Strategi

Pada pembahasan ini cukup jelas bagi kita untuk memahami betapa

pentingnya arti kata strategi, sebagai kata kunci untuk dapat memahami manajemen

strategi secara komprehensif. Pada kamus besar bahasa indonesia (KKBI) tertulis

pengertian strategi adalah: 1.Siasat Perang, 2.Ilmu siasat berang, 3.Tempat yang baik

menurut siaat perang, 4.Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai

sasaran (kkbi.web.id pada 15 Agustus 2020). Jelas bahwa strategi sudah melekat

suatu perencanaan yang cermat dari segala kegiatan yang akan dilaksanakan agar

dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang diharapkan, dalam kehidupan kita sering

kali menyamakan kata strategi dengan taktik. Taktik adalah rencana atau tindakan

yang bersistem dalam penerapannya, khusus dalam manajemen strategi. Strategi di

artikan suatu rencana kegiatan yang menyuluruh yang disusun secara sistematis dan

bersifat umum, karena itu dapat diketahui oleh setiap orang dalam perusahaan

maupun diluar perusahaan, tetapi taktik bagaimana perusahaan melaksanakan strategi

itu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, harus dirahasiakan dan tidak semua

orang dapat mengetahuinya.

Muhamad Suryanto (2007:106) strategi adalah sebuah pola yang mendasar

dari sasaran yang berjalan dan direncanakan, penyebaran sumber daya dan interkasi

organisasi dengan pasar, pesaing dan faktor-faktor lingkungan. Sumber keunggulan

adalah pengembangan pemahaman yang dalam tentang pemilihan pasar dan

Universitas Sumatera Utara


9

pelanggan atau customer oleh perusahaan yang juga menunjukkan kepada cara

terbaik untuk berkompetisi dengan pesaing di dalam pasar.

Crown (2005 :5) strategi adalah hal menetapkan arah kepada manajemen

dalam arti orang tentang sumber daya dalam berbisnis dan strategi tentang bagaimana

mengidentifikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu

memenangkan persaingan di dalam pasar. Di dalam hal ini sumber daya manusia

dituntut untuk saling bekerjasama dalam menjalankan tugas sesuai bagian masing-

masing. Manajer puncak juga dituntut dapat memimpin suatu perusahaan baik itu di

lingkungan internal maupun eksternal.

David dan Thomas (2003 :16) strategi perusahaan merupakan rumusan

perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan

tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan

keterbatasan bersaing sehingga dapat bersaing dengan cara persaingan bisnis yang

sehat dan tidak menimbulkan konflik antara sesama pebisnis. Dan pencapaian target

sesuai visi dan misi perusahaan harus berjalan dengan perencanaan yang sudah di

susun sedemikan rupa sehingga dalam pengeimplementasiannya pada persaingan di

pasar dapat berjalan dengan lancar.

Coulter Mary (2002:7) Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang

ditujukan untuk mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi

dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan industrinya. Dengan

demikian beberapa ciri strategi yang utama adalah (1).Goal-directed actions, yaitu

aktivitas menunjukkan apa yang diinginkan organisasi dan bagaimana

mengimplimentasikannya. (2).Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber

Universitas Sumatera Utara


10

daya dan kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan.

Webster‟s New World Dictionary (2001:6) strategi adalah (1).Ilmu

merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan militer dalam skala besar dan

memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi yang paling menguntungkan sebelum

bertempur dengan musuhnya. (2).Sebuah keterampilan dalam mengelola atau

merencanakan suatu stratagmen atau cara yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan.

Strategi disini diartikan sebagai trik atau skema untuk mencapai suatu maksud.

Setiap Perusahaan ternyata memerlukan strategi jika ingin berhasil dalam

menghadapi situasi lingkungan bisnis yang berubah-ubah karena strategi merupakan

suatu proses pengambilan keputusan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada,

secara efekif dan efesien, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dimasa yang akan

datang. Pencapaian sasaran tersebut hanya dapat berhasil, bila proses perumusan

strategi itu dilaksanakan menurut prosedur atau tahapan proses penyusunan strategi,

yang didukung oleh data yang lengkap, akurat, up to-date dan vaild. Setiap manajer

atau tingkatan manajer dalam perusahaan tidak peduli apakah ia manajer puncak

(CEO), manajaer tingkat menengah (SBU) ataupun manajer tingkat bawah (SF)

adalah merupakan kunci kesuksesan perusahaan. Prestasi para manajer sangat

ditentukan oleh keberhasilannya menentukan dan melaksanakan strategi perusahaan

dengan baik.

Dari beberapa pengertian di atas ada beberapa unsur yang penting yaitu:

1. Strategi perusahaan adalah suatu kesatuan rencana perusahaan yang komphrensif

yang terpadu dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan perusahaan

Universitas Sumatera Utara


11

karena lingkungan menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sehingga

dapat disusun kekuatan strategi perusahaan.

3. Dalam mencapai tujuan perusahaan terdapat berbagai cara dipertimbangkan dan

dipilih

Dilihat dari pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa strategi adalah

suatu rencana perusahaan yang komprehensif dan terpadu yang dihubungkan dengan

lingkungan perusahaan sehingga terbentuk kekuatan dan kelemahan perusahaan

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Gambar 2.1
Strategi Sebagai Upaya Pencapaian Tujuan Organisasi
Kondisi Perusahaan saat Kondisi Perusahaan di
Strategi
ini Masa Depan

Sumber : Amirullah (2015:14)

2.1.1 Tipe -Tipe Strategi

Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi,

yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis (Rangkuti Freddy

2002:7).

1. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen

dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi

pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi

pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya,

Universitas Sumatera Utara


12

apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau

berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan

kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena

strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya

strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi

organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.2 Jenis-jenis Strategi

Pada penerapan strategi yang tepat dalam suatu usaha manager puncak harus

pintar dalam manangani suatu keputusan karena dalam penerapan strategi terdapat

berbagai jenis strategi . Dalam penerapan srategi tersebut sudah pasti muncul

kekuatan dan kelamahan dalam penerapan suatu usaha, maka dari itu strategi

dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

Jenis-jenis strategi Menurut Fred R.David (2009:252-272) strategi dibedakan

menjadi 4 jenis yaitu:

1. Strategi Integrasi

a. Integrasi ke depan

Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki atau

meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak

perusahaan manufaktur (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi

kedepan dengan cara mendirikan situs web untuk menjual produk-produk

Universitas Sumatera Utara


13

mereka secara langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan

gejolak di sejumlah industri.

b. Integrasi ke belakang

Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencoba

memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi

ini sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat

diandalkan. Persaingan global juga memacu perusahaan untuk mengurangi

jumlah pemasoknya dan menurut pelayanan dan mutu yang lebih baik dari

yang ada sekarang ini.

c. Integrasi horizontal

Integrasi horizontal (horizontal integration) adalah strategi pertumbuhan

integrasi Horizontal dilakukan melalui akuisisi perusahaan pesaing yang

memiliki line of business yang sama. Yang dapat dilakukan dalam strategi ini

adalah dengan meningkatkan ukiran perusahaan, meningkatkan penjualan,

keuntungan dan pasar potensial dari perusahaan.

Suatu wilayah tertentu tanpa bertentangan dengan aturan pemerintah, ketika

organisasi bersaing di sebuah industri yang sedang berkembang, ketika meningkatnya

skala ekonomi, ketika organisasi memiliki modal maupun sumber daya manusia yang

dibutuhkan, dan ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial.

2. Strategi Intensif

a. Penetrasi Pasar

Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan

peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini

Universitas Sumatera Utara


14

melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi

penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan,

penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekstensif, atau pelipat

gandaan upaya-upaya pemasaran.

b. Pengembangan Pasar

Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produksi

atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Strategi

ini sangat efektif ketika saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat

diandalkan, tidak mahal dan berkualitas baik; ketika organisasi sangat berhasil

dalam bisnis yang dijalankannya; ketika pasar baru yang belum

dikembangkan dan belum jenuh muncul; ketika organisasi mempunyai modal

dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan

operasi.

c. Pengembangan Produk

Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi yang

mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau

memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Pengembangan produk

biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan

pengembangan.

3. Strategi Diverifikasi

a. Diverifikasi Terkait

Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian strategis

lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Strategi diversifikasi terkait

Universitas Sumatera Utara


15

berupaya mentransfer keahlian yang bernilai secara kompetitif, tips dan trik

teknologis atau kapabilitas lain dari bisnis yang terpisah ke dalam satu operasi

tunggal untuk mencapai biaya yang lebih rendah, memanfaatkan nama merek

yang sudah dikenal luas, kerja sama lintas bisnis untuk menciptkan kekuatan

dan kapabilitas sumber daya yang bernilai secara kompetitif.

b. Diverifikasi Tak Terkait

Strategi diverifikasi tak terkait lebih memilih portofolio bisnis yang sanggup

memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industrinya sendiri, alih-

alih berupaya memanfaatkan kesesuaian strategis rantai nilai diantara bisnis.

Diverifikasi tak terkait melibatkan usaha untuk mencari dan mengakuisisi

perusahaan-perusahaan yang asetnya bernilai rendah atau secara finansial

sedang tertekan atau yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi namun

kekurangan modal investasi.

4. Strategi Defenisisf

a. Penciutan

Penciutan (retrenchment) terjadi manakala sebuah organisasi melakukan

pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan aset untuk membaik

penjualan dan laba yang menurun. Penciutan dirancang untuk memperkuat

kompetensi khusus dasar suatu organisasi. Penciutan bisa melibatkan

penjualan lahan dan bangunan untuk mendapatkan kas yang dibutuhkan,

memangkas lini produk, menutup bisnis yang tidak menguntungkan, menutup

pabrik yang usang, mongotomatisasi proses, mengurangi jumlah karywan ,

dan membangun sistem pengendalian beban.

Universitas Sumatera Utara


16

b. Divestasi

Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut dengan divestasi

(divestitur). Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal guna akuisisi

atau investasi strategis lebih jauh. Divestasi dapat menjadi bagian keseluruhan

strategi penciutan untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak

menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang tidak

begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain.

c. Likuidasi

Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah untuk kekayaan

berwujud disebut likuidasi (liquidation). Likuidasi merupakan pengakuan

kekalahan dan konsekunsinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara

emosional. Namun demikian lebih baik menghentikan operasi dari pada terus

menerus menderita kerugian uang dalam jumlah yang besar.

2.2 Konsep Manajemen Strategi

Manajemen strategi berorientasi kemasa depan. Manajemen strategi berfokus pada

terciptanya impian dan perubahan yang kreatif, perpaduan sumber daya guna menggapai

keunggulan bersaing, penciptaan kerangka kerja, perspekstif perencanaan yang lebih utuh

dan menyeluruh, sistem kepemimpinan dan budaya yang mendukung, serta peran dan inisiatif

manajemen puncak. Melalui manajemen strategi yang dijalankan dengan baik, peluang untuk

meraih kesuksesan dalam imlpementasi dan perubahan akan semakin besar. Dan lebih dalam

implementasi dan perubahan akan semakin besar. Dan lebih penting lagi, kinerja yang tinggi

akan lebih mudah dipertahankan. Manajemen strategi diberikan suatu cita ras khusus di

samping hal-hal secara umum selalu diimplikasikan yaitu mempunyai dampak penting untuk

Universitas Sumatera Utara


17

perkembangan organisasi, keputusannya membawa konsekuensi pemanfaatan sumber daya

organisasi secara bermakna. Dengan melihat dari fakta diatas maka manajemen strategi

dapat di defenisikan menurut para ahli yaitu sebagai berikut

J.David Hunger (2003:4) manajemen strategi merupakan seni dan

pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan serta mengevaluasi

keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi

mencapai tujuannya. Manajemen strategi fokus pada usaha untuk mengintergrasikan

manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan

pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasillan

organisasi.

Whelen (2000:5) manajemen strategi adalah serangkaian keputusan-keputusan

dan tindakan-tindakan manajerial yang mengarah kepada penyusunan strategi-strategi

efektif untuk mencapai tujuan perusahaan dengan analisis SWOT. Sehingga dari

analisis SWOT dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Manajemen strategi penting karena dapat membuat perbedaan dalam seberapa baik

kinerja suatu organisasi dan berhubungan dengan kenyataan bahwa organisasi dari

semua jenis dan ukuran mengadapi situasi yang terus berubah.

David (2006:6) manajemen strategi adalah sebagai seni dan ilmu untuk

memformulasikan, memplementasikan dan mengevaluasi keputuan lintas fungsi yang

memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Tersirat dalam defenisi,

manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,

keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem

informasi komputer untuk mencapai tujuan organisasi.

Universitas Sumatera Utara


18

Thomas dan Martin (2010:3) manajemen strategi adalah proses dengan mana

sebuah organisasi menentukan tingkat tujuan, sasaran, dan hasrat pencapaian,

memutuskan tindakan untuk mencapainya dalam skala waktu yang tepat dalam

lingkungan yang senantiasa berubah, mengimplementasikan tindakan dan menilai

kemajuan dan hasil yang di peroleh. Jadi dapat disimpilkan bahwa manjamen strategi

ialah suatu perumusan, tindakan dan evaluasi yang berfokus pada tujuan manajemen

di dalam perusahaan atau organsasi.

Hitt Irlend dan Hoskisson (2011:3) manajemen strategi adalah sebagai

seperangkat komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan perusahaan untuk

mencapai daya saing strategis dan memperoleh tingkat pengembalian di atas rata-rata.

Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah menganalisis lingkungan

eksternal dan organisasi internalnya guna menentukan sumber daya, kapabilitas dan

kompetensi intinya. Dengan informasi ini, perusahaan membangun visi dan misinya

dan merumuskan strateginya. Guna mengimplementasikan strateginya, perusahaan

mengambil tindakan dengan tujuan mencapai daya saing strategis dan pengembalian

di atas rata-rata. Tindakan strategi yang efektif dalam konteks usaha perumusan dan

pengimplementasian strategi yang berintegrasi akan menciptakan hal yang positif.

Jauch lawrence R. dan William F.Gluek (2004:6) manajemen strategi adalah

sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi

yang akan diimplentasikan secara konsekuen (strategic management) dan peranan

manjemen strategi di dalam perusahaan yang berorentai pada laba dan lembaga-

lembaga nir laba. .

Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara


19

manajemen strategi merupakan suatu rangkaian aktivitas terhadap pengambilan

keputusan yang bersifat mendasar dan komphrensif dan disertai dengan penetapan

keputusan yang bersifat mendasar dan komphrensif dan disertai dengan penetapan

cara aplikasinya yang dibuat oleh pimpinan dan juga di laksanakan oleh seluruh

pihak-pihak yang terlibat di dalam suatu perusahaan dalam mecapai tujuan yang

diharapkan. Manajemen strategi merupakan suatu sistem yang digunakan sebagai satu

kesatuan dalam memiliki beragam komponen saling berkaitan dan mempengaruhi

satu sama lain serta bergerak serentak menuju arah yang sama pula.

2.3 Konsep Persaingan

Persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan perusahaan.

Persaingan menentukan kegiatan yang perlu bagi perusahaan untuk berprestasi,

seperti inovasi, budaya yang kohesif atau implementasi yang baik. Sebuah

perusahaan dalam suatu industri yang sangat menarik mungkin tetap saja tidak

memperoleh laba menarik jika ia memilih posisi bersaing yang jelek. Sebaliknya,

perusahaan yang memiliki posisi bersaing yang sangat baik mungkin berada pada

industri yang tidak sangat menguntungkan dan upaya untuk memperkuat posisinya

tentu kurang ada gunanya.

Baik daya tarik industri maupun posisi bersaing dapat dipengaruhi suatu

perusahaan dan inilah yang membuat pemilihan strategi bersaing menantang dan

menarik. Meskipun daya tarik industri sebagian merupakan cerminan dari beberapa

faktor yang kurang bisa dipengaruhi oleh suatu perusahaan, strategi bersaing

mempunyai kekuatan cukup besar untuk membuat suatu industri menjadi lebih atau

kurang menarik. Pada waktu yang sama, suatu perusahaan dapat memperbaiki atau

Universitas Sumatera Utara


20

merusak posisinya sendiri dalam industri melalui pilihan strateginya. Oleh karena itu,

strategi bersaing bukan hanya merupakan tanggapan terhadap lingkungan melainkan

juga upaya membentuk lingkungan tersebut sesuai dengan keinginan perusahaan.

Persaingan ada dimana-mana. Faktanya, beberapa peneliti manajemen strategi

telah mencoba untuk menjabarkan lingkungan kompetitif bisnis saat ini sebagai suatu

hiperkompetisi (hypercompetition) yang secara sederhana diartikan sebagai situasi

dengan tingkat kompetisi yang intensif dan terus-menerus meningkat. Sehingga dapat

disimpulkan pengertian persaingan menurut beberapa ahli sebagai berikut.

Supriyono.RA (2001:17) persaingan merupakan kenyataan hidup dalam dunia

bisnis, sifat, bentuk dan intensitas persaingan yang terjadi dan cara yang ditempuh

oleh para pengambilan keputusan strategi untuk menghadapi pada tingkat yang

dominan mempengaruhi tingkat keuntungan suatu perusahaan.

Boyd (2000:78) analisis lingkungan persaingan harus mempertimbangkan dua

daerah penyelidikan utama. Yang pertama adalah struktur industri danbagaimana

berbagai kekuatan persaingan mempengaruhi kemampulabaan jangka panjang

industri. Yang kedua adalah mengetahui posisi, strategi dan kekuatan dan kelemahan

kompetitif dari lawan terdekat perusahaan, yang membantu manajemen untuk secara

lebih baik mengantisipasi apa yang akan dilakukan pesaing di masa depan.

Munculnya pesaing dalam suatu pemasaran umumnya dapat menyebabkan

ketidak setabilan volume penjualan pada perusahaan. Ini disebabkan karena

konsumen mempunyai pilihan yang lebih banyak, baik dalam kualitas produk dan

harga. Namun demikian bila pihak perusahaan dapat mengembangkan suatu

kebijaksanaan pemasaran yang tepat, persaingan tidak banyak membawa pengaruh

Universitas Sumatera Utara


21

terhadap volume penjualan.

Persaingan biasanya terjadi bila sejumlah perusahaan menawarkan produk-

produk atau jasa-jasa yang relatif sama. Tetapi dalam kenyataan pesaingan muncul

akibat barang-barang atau jasa-jasa yang ada memperebutkan pemenuhan kebutuhan

atau daya beli yang sama. Ada empat tingkat persaingan berdasarkan tingkat

substitusi produk (Philip Kotler 2004:311)1.

1. Persaingan merek yaitu perusahaan dapat melihat persaingan sebagai perusahaan

yang lain dan menawarkan produk dan jasa sejenis pada pelanggan yang sama

dengan harga yang sama.

2. Persaingan industri yaitu perusahaan dapat memandang persaingan dengan lebih

luas sebagai semua perusahaan yang membuat produk atau jenis produk yang

sama.

3. Persaingan bentuk yaitu perusahaan dapat memandang persaingan dengan lebih

luas sebagai semua produk manufaktur perusahaan yang memberikan jasa yang

sama.

4. Persaingan umum yaitu perusahaan dapat memandang persaingan dengan

lebih luas sebagai semua perusahaan yang bersaing untuk mengkonsumsi

rupiah yang sama.

Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari:

1. Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.

2. Barang pengganti atau subsitusi

3. Barang lain yang dibuat perusahaan lain yang sama-sama menginginkan

uang konsumen.

Universitas Sumatera Utara


22

Michael E. Porter (2010:23) suatu perusahaan dapat memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam berhadapan dengan persaingannya, ada dua jenis dasar keunggulan

bersaing yaitu dapat memiliki oleh perusahaan yaitu biaya rendah dan diferensiasi.

Kedua jenis dasar keunggulan yang digabungkan dengan cakupan aktivitas yang

berusaha dicapai oleh sebuah perusahaan menghasilkan tiga strategi generik untuk

mencapai kinerja diatas rata-rata dalam suatu industri yaitu:

1. Keunggulan Biaya

Keunggulan biaya barangkali merupakan yang paling jelas dari ketiga strategi

generik. Dalam sebuah perusahaan bersiap menjadi produser berbiaya rendah

dalam industinya. Sumber-sumber keunggulan biaya bervariasi dan tertanggung

kepada struktur industri. Sumber-sumber itu mungkin mencakup pengajaran

skala ekonomi, teknologi milik sendiri, akses berferensi kebahan mentah.

Dengan harga yang sama atau lebih rendah dari pimpinannya biaya diwujudkan

kedalam keuntungan yang lebih tinggi.

2. Keunggulan diferensiasi produk

Dalam strategi diferensiasi perusahaan berusaha menjadi unik dalam industrinya

di sepanjang beberapa dimensi yang secara umum dihargai oleh pembeli. Cara

melakukan diferensiasi dapat di dasarkan pada produk itu sendiri, sistem

penyerahan produk yang akan digunakan untuk menjual pendekatan pemasar dan

jajaran luas faktor lain.

3. Fokus

Strategi ini berada dengan kedua stategi diatas, karena mengenakan pilihan akan

cakupan yang sempit dalam suatu industri. Dengan mengoptimalkan strategi

Universitas Sumatera Utara


23

untuk segmen sasaran, penganut strategi fokus ini berusaha mencapai

keunggulan bersaing secara keseluruhan. Dengan demikian penganut strategi

fokus dapat mencapai keunggulan bersaing dengan mendedikasikan pada segmen

tersebut secara ekslusif.

Dari hasil pemahaman diatas maka dapat disimpulkan bahwa keungulan

bersaing yang kompetitif dapat di lihat proses evaluasi pesaing untuk mencapai

tujuan perusahaan. Tahap-tahap penting dalam analisis pesaing individual

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2
Proses Evaluasi Pesaing
Tujuan Pesaing

Strategi Pesaing

Keberhasilan Pesaing Sampai Saat ini

Kekuatan Dan Kelemahan Pesaing

Perilaku Masa Depan Pesaing

Sumber:Boyd (2000:79)

1. Tujuan pesaing

Analisis tujuan pesaing penting karena memberikan pemahaman tentang apakah

pesaing puas dengan kemampulabaan dan posisi pasarnya sekarang dan

bagaimana pesaing biasanya memperkuat strategi yang sedang diterapkannya

terutama ketika lingkungan berubah atau jika pesaing melakukan gerakan

Universitas Sumatera Utara


24

strategis tertentu. Tujuan mencakup sasaran keuangan, posisi kompetitif (pangsa

pasar), dan tujuan-tujuan kualitatif seperti kepemimpinan dalam harga industri,

teknologi produksi, dan tanggung jawab sosial. Para manajer harus mengetahui

trade-off apakah yang akan pesaing buat antara tujuan kemampulabaan dan

tujuan-tujuan lainnya selama waktu penuh tekanan (time of stress).

2. Strategi pesaing

Analisis ini meninjau kembali strategi yang sudah dan sedang diterapkan dari

setiap pesaing utama. Strategi masa lalu memberikan wawasan terhadap

kegagalan dan menunjukkan bagaimana perusahaan merekayasa perubahan,

terutama dalam hubungan produk pasar baru. Informasi historis itu membantu

mengantisipasi program-program pemasaran strategis mana yang pesaing

gunakan di masa depan.

3. Keberhasilan pesaing sampai saat ini

Tahap berikutnya adalah mengevaluasi bagaimana pesaing berhasil dalam

mencapai tujuannya dan menjalankan strateginya. Ukuran-ukuran kemapulabaan

mungkin sulit untuk di capai apabila pesaing adalah bagian dari korporasi yang

sangat besar dan bahkan lebih sulit lagi dimana bagian produk pasar (product-

market entry) tertentu dititik beratkan. Namun demikian, lebih mungkin

memperolehestimasi penjualan dan pangsa pasar yang bisa diandalkan, bahkan

pada tingkat segmen, dari berbagai macam sumber, termasuk laporan tahunan

dan perusahaan jasa komersial sindikasi. Faktor penting lain adalah berapa kali

pesaing mengalami kegagalan atau keberhasilan dalam tahun-tahun belakangan

ini. Ini dapat mempengaruhi keyakinan pesaing untuk menjadi lebih baik atau

Universitas Sumatera Utara


25

lebih buruk. Demikian juga, perusahaan seharusnya menelaah bagaimana pesaing

selama bertahun-tahun menanggapi perubahan pasar dan industri, termasuk

perubahan strategi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan lain.

4. Kekuatan dan kelemahan pesaing

Sebagai bahan pertimbangan, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan

pesaing lahir dari tahap-tahap sebelumnya dalam analisis pesaing. Informasi ini

penting, terutama ketika dikaitkan dengan tujuan dan strategi pesaing. Evaluasi

kekuatan dan kelemahan harus memperhitungkan kepentingan relatif dari unsur-

unsur penting dari program pemasaran strategis yang dibutuhkan untuk menggali

situasi. Idealnya, perusahaan akan mengambil keuntungan dari kelemahan

pesaing dengan menggunakan kekuatannya sendiri.

5. Perilaku masa depan pesaing

Tujuan dari analisis ini sejauh ini adalah untuk menilai perilaku masa depan

pesaing berkaitan dengan tujuan dan strateginya. Untuk mengembangkan profil

tanggapan untuk setiap pesaing yang penting, pertanyaan berikut ini perlu di

ajukan:

a. Sejauh mana pesaing merasa puas dengan posisinya sekarang?

b. Sejauh mana pesaing cenderung mengubah strateginya sekarang?

c. Perubahan-perubahan spesifik apakah yang biasanya akan dibuat?

d. Berapa besar bobot yang akan pesaing letakkan di belakang perubahan-

perubahan itu?

e. Bagaimana pesaing akan menanggapi perubahan-perubahan ini?

f. Bagaimana tanggapan itu akan mempengaruhi pesaing yang berniat

Universitas Sumatera Utara


26

melakukan perubahan?

g. Peluang-peluang apakah yang pesaing berikan pada lawan terdekatnya?

h. Peluang-peluang apakah ini akan bertahan dalam waktu lama atau tertutup

dalam sekejap?

i. Bagaimana pesaing akan menjadi efektif dalam menanggapi perubahan

lingkungan, termasuk gerakan-gerakan yang dibuat oleh pesaing - pesaingnya

j. Peristiwa dan perubahan apakah yang pesaing tanggapi dengan sukses dan

yang ditanggapi dengan buruk?

k. Untuk setiap peristiwa atau perubahan, tindakan nyata apakah yang paling

mungkin dilakukan?

2.4 Konsep Strategi Bersaing

Strategi yang mengubah struktur industri dapat merupakan pedang bermata

dua, karena perusahann dapat saja merusak struktur dan kemampulabaan industri

secepat ia meningkatkannya. Desain produk baru yang dapat melangkahi hambatan

menekan kemampulabaan jangka panjang sebuah industri. Misalnya akan menekan

kemampulabaan jangka panjang sebuah industri, meskipun perusahaan pemkrakarsa

barangkali selama beberapa waktu akan menikmati laba yang lebih tinggi. Strategi

bersaing posisi relatif suatu perusahaan dalam industrinya. Posisi ini menentukan

apakah kemampulabaan perusahaan berada diatas atau dibawah rata-rata industri.

Michael E Porter (2006:52) strategi bersaing adalah mengembangkan formula

umum mengenai bagaimana bisnis akan bersaing, apa seharusnya yang menjadi

tujuannya, dan kebijakan apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


27

Persaingan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan

yang tidak dapat di hindari begitu saja. Dimana persaingan merupakan salah satu

yang sangat efektif untuk mendorong berpikir.

Mudrajad Kuncoro (2006:26) keunggulan bersaing merupakan hasil dari

kemampuan perusahaan menanggulangi ilmu faktor persaingan secara baik. Lima

kekuatan persaingan semua pesaing dalam industri

Menurut porter faktor persaingan antar pesaing dalam industri yang sama

inilah yang menjadi sentral kekuatan persaingan yaitu sebagai berikut

1. Ancaman masuknya pendatang Baru

Sebab perusahaan tertarik untuk terjun kedalam suatu industri tersebut

menawarkan keuntungan yang tinggi. Secara makro, datangnya pemain baru

akan membuat persaingan lebih ketat dan akhirnya perjuangan pada turunnya

laba yang diterima bagi semua perusahaan.

2. Ancaman barang subtitusi

Barang substitusi merupakan barang atau jasa dapat menggantikan produk

sejenis. Ancaman barang substitusi dapat dijelaskan oleh faktor

a. Harga Relatif

b. Biaya mengalihkan keproduk lain

c. Kecendrungan pembeli untuk mensubtitusi

3. Daya tawar penyedia Input (Pemasok)

Menyedia input daya tawar yang tinggi bila perusahaan tersebut menjadi satu-

satunya penyedia bahan baku bagi perusahaan lain yang membutuhkan inputnya.

Rangkuti Freddy (2016:153) strategi bersaing adalah keberhasilan suatu

Universitas Sumatera Utara


28

strategis yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh seberapa besar tingkat

kesesuaian strategi tersebut dengan perubahan lingkungan, pesaing, serta situasi

organisasi faktor-faktor dalam merumuskan strategi dalam kondisi posisi persaingan

yang kuat dan membangun kekuatan kompetitif.

Keunggulan kompetitif adalah strategi yang bersaing terhadap sesuatu yang

dirancang untuk diekploitasi oleh suatu organisasi. Bagaimana cara organisasi untuk

mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan merupakan inti dari strategi

bersaing. Pilihan strategi bersaing didasarkan pada keunggulan kompetitif yang dapat

dikembangkan oleh organisasi. Bagaimana cara unit bisnis atau organisasi akan

bersaing dalam suatu industri adalah pilihan dari strategi bersaing.

Keunggulan bersaing yang berkesinambungan terjadi pada saat perusahaan

menerapkan suatu strategi pencipta nilai dan perusahaan pesaing tidak secara

berkesinambungan menerapkannya, serta mengemukakan bahwa keunggulan

bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut

peluang pasar.

Henry Mintzberg telah mengembangkan alternatif tipe strartegi persaingan

yang dirasakan lebih bagus dalam menggambarkan naiknya kompleksitas persaingan.

Ia mengajukan lima strategi yang memungkinkan sebagaimana tampak pada gambar

pada halaman berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


29

Gambar 2.3
Strategi Persaingan Generik ala Mintzberg
Diferenisiasi Melalui Harga

Melalui Citra Merek

Melalui Desain
Produk
Melalui Kualitas
Produk
Melalui Pendukung
Produk
Tidak
Diferensiasi

Sumber : Henry Mintzberg (2002:229)

Diferensiasi melalui citra (image) adalah strategi organisasi untuk

menciptakan citra tertentu pada benak konsumen. Diferensiasi melalui desain produk

bisa diartikan sebagai usaha organisasi untuk berkompetisi dengan menciptakan fitur

produk dan desain yang diinginkan pasar. Diferensiasi melalui kualitas merupakan

strategi di mana organisasi berkompetisi dengan memberikan kualitas dan kinerja

produk yang lebih tinggi pada harga yang bersaing. Diferensiasi melalui pendukung

produk menekankan pada jasa pelayanan pelanggan yang disediakan organisasi.

Sedangkan strategi tidak terdiferensiasi menjelaskan situasi dimana organisasi

mempunyai dasar untuk diferensiasi atau ketika organisasi dengan sengaja

menerapkan yang ditirunya dari strategi organisasi lain.

2.4.1 Jenis-jenis Strategi Bersaing

Pada pendekatan yang dikemukakan Michael Porter, terdapat dua faktor yang

Universitas Sumatera Utara


30

diperhitungkan dalam menciptakan strategi bersaing yang tepat. Pertama, didasarkan

pada keunggulan kompetitif organisasi. Menurut porter keunggulan kompetitif hanya

akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber: bisa dari keunggulan menciptakan

biaya yang rendah (cost leadership) atau dari kemampuan organisasi untuk menjadi

berbeda (differentation) dibandingkan para pesaingnya. Faktor kedua dalam

pendekatan ini adalah produk pasar (Competitive Scope) dimana organisasi saling

bersaing satu sama lain dalam pasar luas dan sempit. Gabungan dari dua faktor ini

membentuk dasar dari strategi bersaing generik Porter. (a).Kepemimpinan biaya (cost

leadership), (b).Diferensiasi (diferentation) dan (c).Fokus (berbasis biaya atau

diferensiasi).

Michael E.Porter (2000 : 146-150) menguraikan tiga opsi strategis dari buku

klasiknya Michael Porter, Competitive Strategy, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Strategi Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership Strategy)

Strategi kepemimpinan biaya adalah strategi dimana perusahaan berjuang untuk

menjadi produsen dengan biaya paling rendah dibandingkan dengan pesaingnya

dalam industri itu. Perusahaan-perusahaan yang menang dalam hal biaya

(pemimpin dalam biaya) memiliki keunggulan kompetitif dalam meraih

pelanggan, dengan kriteria pembelian utamanya adalah harga. Terakhir adalah

perusahaan yang terlalu antusias mengejar strategi kepemimpinan biaya, ketika

berusaha menekan biaya, maka perusahaan itu meniadakan berbagai fitur produk

dan jasa, padahal fitur produk atau jasa dianggap sangat penting oleh pelanggan.

Strategi kepemimpinan biaya yang dilaksanakan di bawah kondisi yang tepat dan

benar dapat menjadi senjata strategis yang sangat hebat.

Universitas Sumatera Utara


31

2. Strategi diferensiasi (Differentiation Strategy)

Perusahaan yang mengikuti strategi diferensiasi akan berusaha membangun

loyalitas pelanggan melalui penempatan produk atau jasanya secara unik atau

berbeda. Diferensiasi ini pada gilirannya, memungkinkan perusahaan tersebut

menetapkan harga produk atau jasanya lebih tinggi dibandingkan dengan

pesaingnya. Cara-cara untuk menciptakan strategi diferensiasi telah ditempuh,

tetapi konsep utamanya adalah menjadi yang istimewa pada sesuatu yang penting

bagi pelanggan. Perusahaan berjuang agar menjadi lebih baik dari pada

pesaingnya pada faktor tertentu yang dianggap bernilai oleh pelanggan.

Perusahaan kecil yang dapat meningkatkan kinerja produk atau jasanya,

mengurangi biaya dan resiko yang harus ditanggung pelanggan ketika membelinya,

atau memberikan manfaat tidak kelihatan yang dirasakan bernilai oleh pelanggan,

maka perusahaan tersebut memiliki potensi sukses dalam melakukan diferensiasi.

Perusahaan yang berhasil melakukan strategi diferensiasi bisa menetapkan harga

premium untuk produk-produk dan jasanya, meningkatkan pangsa pasarnya, dan

menuai keuntungan karena pelanggannya akan selalu ingat dan loyal. Perusahaan

agar sukses harus membuat produk atau jasanya sama sekali berbeda, paling tidak

dimata pelanggannya.

Basis umum untuk diferensiasi mencakup layanan pelanggan yang istimewa,

ciri produk yang khusus, lini produk yang lengkap, ketersediaan suku cadang dengan

segera, keandalan produk tanpa kompromi, kualitas produk yang prima, serta

pengetahuan produk yang luas. Strategi diferensiasi yang sukses harus menciptakan

persepsi di mata pelanggannya. Pelanggan tidak akan membeli produk dan jasa yang

Universitas Sumatera Utara


32

dianggap tidak bernilai baginya, tidak masalah betapa tinggi nilai yang sebenarnya.

Perusahaan kecil akan menghadapi resiko ketika ingin menerapkan strategi

diferensiasi, salah satunya adalah berusaha melakukan diferensiasi terhadap produk

dan jasa yang tidak meningkatkan kinerja atau menurunkan biaya bagi pembeli.

Penjiplakan dan “salinan murahan” dari para pesaing juga merupakan ancaman bagi

kesuksesan strategi diferensiasi. Bahaya lainnya adalah diferensiasi yang berlebihan

akan menyedot biaya yang terlalu tinggi hingga perusahaan harga produknya tidak

terjangkau oleh pasar. Risiko terakhir adalah hanya berfokus pada karakteristik fisik

suatu produk atau jasa dan mengabaikan berbagai faktor psikologis, seperti status,

prestise, dan citra yang dapat merupakan sumber yang sangat berguna untuk

diferensiasi.

3. Strategi fokus (Focus Strategy)

Strategi fokus adalah strategi dimana suatu perusahaan memilih satu atau

beberapa segmen pasar, mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, dan minat

pelanggan, serta mendekatinya dengan barang atau jasa yang didesain untuk

memenuhi kebutuhan, keinginan, dan minat pelanggan. Strategi fokus

dikembangkan dari perbedaan di antara berbagai segmen pasar.

Kesuksesan strategi fokus akan bergantung pada kemampuan perusahaan kecil

yang bersangkutan untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan kelompok pelanggan

sasarannya dan untuk mengembangkan berbagai keahlian yang dibutuhkan untuk

melayani para pelanggan. Seorang wirausahawan dan setiap orang di perusahaan

harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai cara untuk menambah nilai pada

produk atau jasa bagi pelanggan.

Universitas Sumatera Utara


33

Perusahaan yang fokus akan mengkhususkan diri melayani segmen sasaran

tertentu, dari pada mencoba untuk melayani seluruh pasar. Strategi fokus sangat ideal

untuk digunakan di berbagai usaha kecil, yang sering kali kekurangan sumber daya

untuk mencapai pasar secara keseluruhan. Tujuan usaha-usaha kecil ini adalah

melayani target pasar perusahaan yang terbatas secara lebih efektif dan efisien dari

pada yang dilakukan oleh para pesaing yang mengejar pasar yang lebih luas.

Dasar pemikiran yang umumnya digunakan untuk membangun strategi fokus,

meliputi penguasaan total suatu area geografis kecil tertentu, menargetkan

sekelompok pelanggan yang memiliki kebutuhan atau ketertarikan yang hampir sama,

mengkhususkan diri pada suatu produk atau jasa, atau menjual pengetahuan khusus.

Perusahaan dengan strategi fokus yang paling sukses, membangun daya saing dengan

berkonsentrasi pada ceruk pasar tertentu dan melayani ceruk tersebut lebih baik dari

pada yang dapat dilakukan para pesaingnya. Strategi fokus, pada dasarnya bergantung

pada penciptaan nilai bagi pelanggan baik dengan menjadi produsen yang memiliki

biaya terendah atau dengan melakukan diferensiasi produk atau jasa dengan cara yang

unik, tetapi melakukannya dalam sebuah segmen sasaran terbatas.

Strategi fokus meskipun bisa menjadi strategi yang menguntungkan, juga

mengandung bahaya dan resiko. Resikonya adalah perusahaan terkadang harus

berjuang untuk memenangkan cukup banyak pangsa pasar dalam pasar yang kecil

agar bisa mendapat keuntungan. Suatu perusahaan kecil yang sukses dalam suatu

ceruk, akan mendapatkan ancaman dari para pesaing yang lebih besar yang masuk ke

pasar tersebut dan mengikis pangsa pasar perusahaan kecil tersebut. Wirausahawan

yang mengikuti strategi fokus, sering kali harus berjuang untuk menjaga agar biaya

Universitas Sumatera Utara


34

perusahaan tetap rendah, volume bisnis yang kecil dalam beberapa ceruk akan

meningkatkan biaya produksi, hingga membuat perusahaan rentan terhadap

perusahaan pesaing yang biayanya lebih rendah, ketika harga perlahan-lahan naik.

2.5 Konsep Penjualan

Konsep penjualan merupakan sebuah orintasi bisnis lain. Konsep Penjualan

menyatakan bahwa para konsumen dan perusahaan apabila di biarkan mengikuti

pilihan mereka sendiri normal tidak akan membeli produk-produk organisasi dalam

jumlah cukup. Maka oleh karenanya organisasi-organisasi perlu melaksanakan

penjualan secara agresif di samping upaya-upaya promosi. Konsep tersebut

mengasumsikan bahwa para konsumen secara tipikal menunjukkan inersia atau

resistensi, dan mereka perlu dirangsang atau didorong untuk melaksanakan

pembelian-pembelian. Juga diasumsi olehnya bahwa perusahaan yang bersangkutan

memiliki suatu arsenal lengkap berupa perlalatan promosi serta penjualan efektif

guna merangsang timbulnya pembelian dalam jumlah lebih banyak.

Marwan (2003:45) penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk

mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan

kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan.

penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan karena dari penjualan dapat

diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk

memenuhi daya tarik konsumen sehingga dapat mengetahui hasil produk yang

dihasilkan.

Winardi (2000:55) penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda. Dari

Universitas Sumatera Utara


35

penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan

orang-orang yang bekerja di bidang penjualan seperti pelaksaaan dagang, agen, wakil

pelayanan dan wakil pemasaran. Pada umumnya perusahaan yang ingin mempercepat

proses peningkatan volume penjualan akan melakukan untuk mengadakan kegiatan

promosi dan memilih lokasi yang strategis .

Untuk mempermudah kegiatan promosi dan memilih lokasi perusahaann

dituntut agar dapat memahami cara tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Promosi

Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi mempengaruhi dan atau mengingatkan pasar sasaran

atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

2. Lokasi

Lokasi merupakan saluran yang berkaitan pemsaran antara tempat dan keputusan

saluran distribusi. Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan

lokasi masing-masing perusahaan berbeda. Beberapa hal yang perlu di perhatikan

dalam pemilihan lokasi

a. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau misalnya lokasi yang mudah di

jangkau sarana transportasi umum.

b. Visiablitas yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari

pandangan normal.

c. Lalu lintas (Traffic) menyangkut dua pertimbangan utama yaitu banyaknya

orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang Implusive Buying yaitu

Universitas Sumatera Utara


36

keputusan pembelian yang terjadi secara spontan tanpa perencanaan dan

tanpa melalui usaha-usaha khusus serta kemacetan dan kepadatan bisa

menjadi hambatan.

Swasta Basu dan Irawan (2000:65) penjualan adalah transaksi jual beli atau

pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya

melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak

kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil

mencapai sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud tersebut penjual harus

memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yakni :

1. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.

2. Harga produk.

3. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah

penjualan, garansi dan sebagainya.

Assuari sofian (2011:23) kegiatan penjualan merupakan kegiatan pelengkap

atau suplemen dari pembelian, untuk memungkinkan terjadinya transaksi. Jadi

kegiatan pembelian dan penjualan merupakan suatu kesatuan untuk dapat

terlaksananya transfer hak atau transaksi. Oleh karena itu, kegiatan penjualan seperti

halnya kegiatan penjualan seperti halnya kegiatan pembelian, terdiri dari serangkaian

kegiatan yang meliputi penciptaan permintaan, menemukan si pembeli, negoisasi

harga dan syarat-syarat pembayaran. Dalam hal ini, penjualan ini seperti penjual

harus menentukan kebijaksanaan dan prosedur yang akan diikuti memungkinkan

dilaksanakannya rencana penjualan yang di tetapkan.

M.Nafarin (2009:166) penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit

Universitas Sumatera Utara


37

yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa,

dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yang

mendatangkan keuntungan atau laba dari produk atau barang yang dihasilkan

produsennya dengan pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan

sendiri tidak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalam nya

seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran.

Jadi dapat diihat bahwa melakukan penjualan adalah suatu kegiatan yang

ditujuakan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberi pembeli agar

pembelian dapat menyesuaikan kebutuhan dengan produksi yang ditawarkan serta

mengadakan perjanjian yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai

harga yang menguntungkan kedua belah pihak .Jadi kesimpulannya bahwa penjualan

adalah suatu kegiatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian

(penyerahan) barang atau jasa yang di tawarkan, berdasarkan harga yang telah

disepakati oleh kedua belah pihak dalam kegiatan tersebut.

2.5.1 Tujuan Penjualan

Pada umumnya para pengusaha mempunyai tujuan mendapatkan laba tertentu

dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkan untuk jangka waktu lama.

Tujuan tersebut dapat direalisir apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang di

rencanakan. Dengan demikian tidak berarti bahwa barang atau jasa yang terjual selalu

akan menghasilkan laba. Kemampuan usaha dalam menjual produknya menentukan

keberhasilan dalam mencari keuntungan, apabila usaha tersebut tidak mampu menjual

maka usaha tersebut akan mengalami kerugian.

Basu Swasta (2001:80) tujuan umum penjualan yaitu :

Universitas Sumatera Utara


38

1. Mencapai volume penjualan

2. Mendapatkkan laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan usaha

2.6 Analisis SWOT


Analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (2015: 19) adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang

(Oppurtunites) namun secara bersamaan dapat bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (Weakneses) dan ancaman (Threats). Analisis ini didasarkan pada

hubungan atau interaksi antar unsure internal, yaitu kekuatan dan kelemahan,

terhadap unsur-unsur eksternal, yaitu peluang dan ancaman. Petunjuk umum yang

sering diberikan untuk perumusan adalah memanfaatkan kesempatan dan kekuatan

(Opportunity dan Strength). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka

panjang, dengan cara mengatasi atau mengurangi ancaman dan kelemahan (Threat

dan Weakness). Analisis ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek,

yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan).

Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

(strength, weakness, opportunity, and threat). Analisis SWOT merupakan identifikasi

yang bersifat sistematis dari faktor kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang

dan ancaman lingkuangan luar strategi yang menyajikan kombinasi terbaik di antara

keempatnya. Perusahaan dapat menentukan strategi setelah mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan yang

dimilikinya untuk mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada, sekaligus

Universitas Sumatera Utara


39

memperkecil atau mengatasi kelemahan yang dimilikinya untuk menghindari

ancaman yang ada. Hasil analisis SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan,

bukan pemecahan masalah.

Tahap awal proses penetapan strategi adalah menafsir kekuatan, kelemahan,

kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisis SWOT memungkinkan

organisasi memformulasikan dan implementasikan strategi utama sebagai tahap

utama lanjut pelaksanaan dan tujuan organisasi. Dalam analisis SWOT, informasi

dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis dapat menyebabkan perubahan pada misi,

tujuan, kebijaksanaan, atau strategi yang sedang berjalan.

2.7 Komponen Analisis SWOT

Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar, yaitu:

1. Strength (S), yaitu situasi atau kondisi kekuatan dari organisasi atau program

pada saat ini.

2. Weakness (W), yaitu situasi atau kondisi kelemahan dari organisasi atau program

saat ini.

3. Opportunity (O), yaitu situasi atau kondisi peluang di luar organisasi dan

memberikan peluang berkembang bagi organisasi masa depan.

4. Threat (T), yaitu situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi

dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan.

Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling

dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang

berbeda. Hasil analisis adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan

Universitas Sumatera Utara


40

dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi kekurangan

dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan

membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat.

Berdasarkan ukuran di atas, ada hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

analisis SWOT, yaitu:

1. Analisis SWOT bisa sangat subjektif, oleh karena itu dua orang menganalisis

sebuah perusahaan yang sama, tetapi bisa menghasilkan SWOT yang berbeda.

2. Pembuat analisis harus realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan

internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak terjabarkan

akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.

3. Analisis harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi, bukan situasi yang

seharusnya terjadi.

4. Hindari “grey areas”. Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisis yang

berlebihan.

2.8 PenelitianTerdahulu

Peneliti membutuhkan penelitian sebagai dasar pijakan terdahulu dalam

rangka penyusunan penelitian ini, untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh

peneliti terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Akbar Riswandi (2016)

Judul Penelitian “Analisis Strategi Bersaing Rumah Makan (Studi Pada Rumah

Makan Darisa Cafe Campus) Universitas Tadulako. Dari hasil Penelitan

menunjukkan bahwa dari hasil Analisis SWOT rumah makan Darisa Cafe

Universitas Sumatera Utara


41

Campus perlu mempercepat waktu pelayanan dan meningkatkan promosi produk

unggulan tanpa melupakan produk-produk yang belum dikenal luas di pasaran.

2. Antonio Yongki (2016)

Judul penelitian “Analisis Strategi Bersaing Conato Bakery Jember”. Dari hasil

penelitian Conato Bakery menggunakan pendekatan Resaource Based view, dari

lingkungan (strength) yang dimiliki anatara lain reputasi yang baik di mata

masyarakat jember. Lokasi gerai yang baik, sumber modal dari owner sendiri.

ditemukan juga unsur kelemahan (weakness) yang dimiliki Conato Bakery

Jember. Antara lain adanya pengintegrasian sistem teknologi informasi bagi

operasional Conoto Bakery Jember, luas gerainya yang sangat terbatas dan

reputasi sosial media yang kurang baik.

3. Nurcahaya Sianipar (2015)

Judul penelitian “Analisis Strategi Bersaing Pada Usaha Laundry Di Padang

Bulan” Universitas Sumatra Utara. Dari hasil penelitian Laundry cheap dapat

bersaing dengan strategi persaingan yang berkompeten. Cheap Laundry

menerapkan strategi yang dapat bersaing dengan usaha yang sama. Di lihat dari

analisis lingkungan internalnnya keunggulan bersaing yaitu dengan menawarkan

jasa laundry yang sangat murah dan pelayanan yang sangat ramah.

4. Ratih Indriyani (2015)

Judul penelitian “Analisis Strategi Bersaing Pada Bakery Donalson di Makassar”

Universitas Kristen Petra”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur

kekuatan yang di miliki Donalson dari penelitian lingkungan internal yaitu

memiliki modal yang cukup dan pengetahuan serta kemampuan karyawan baik

Universitas Sumatera Utara


42

dan reputasi yang baik. Sedangkan kelemahan Donalson dari penelitian

lingkungan internal yaitu mesin yang digunakan sudah tua dan nama merek yang

kurang dikenal.

5. Sulbina (2015)

Judul Penelitian “Analisis Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Penjualan

Pada Warnet Harlens Pekan Baru” Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim

Riau. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi keunggulan biaya

menyeluruh, strategi diferensiasi, fokus dan kebijakan-kebijakan lainnya telah

dapat meningkatkan volumen penjualan dan mampu mengembangkan usahanya,

sesuai dengan apa yang diharapkan.

2.9 Defenisi Konsep

Untuk memberikan batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing

konsep guna menghindari adanya salah pengertian, maka defenisi konsep yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Strategi Bersaing

Strategi bersaing dalam penelitian ini adalah langkah-langkah strategis yang

terencana maupun tidak terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing

sehingga dapat menarik perhatian konsumen, memperkuat posisi dalam pasar dan

bertahan terhadap tekanan persaingan. Dengan demikian dapat di pahami bahwa

strategi bersaing akan berjalan dengan baik apabila perusahaan mampu

menjelaskan. Keunggulan bersaing yang merupakan suatu nilai lebih

dibandingkan pesaing. Keunggulan bersaing ini akan memudahkan perusahaan

untuk meraih keuntungan yang lebih besar dibandingkan pesaing dan

Universitas Sumatera Utara


43

memberikan kesempatan hidup lebih lama dalam persaingan. Henry Mintzberg

(2002:229) fokus pada strategi bersaing menguji bagaimana kesuksesan

perusahaan dalam persaingan di pasar dengan usaha sejenis. Sehingga

perusahaan dapat menguasai pasar. Mengembangkan alternatif tipe strategi yang

memungkinkan mendapatkan strategi bersaing yang tepat. Sehingga dimensi

strategi bersaing dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Melalui Harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha perusahaan

untuk menciptakan persaingan harga dengan harga terjangkau.

b. Melalui Citra Merek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah merek yang

dimiliki perusahaan memiliki keunggulan tersendiri dengan usaha sejenis dan

menarik perhatian konsumen untuk berkunjung.

c. Melalui Desain Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha

perusahaan untuk berkompetisi dengan menciptakan fitur produk dan desain

yang diinginkan konsumen sehingga tertarik untuk membeli

d. Melalui Kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha yang

digunakan perusahaan Kinerja produk, keistimewaan tambahan, keandalan,

kesesuaian dengan spesifikasi, daya tahan, estetika pelayanan purna jual dan

kemantapan dibandingakn dengan pesaing.

e. Melalui Pendukung yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha

organisasi yang menekakan pada jasa pelayanan pelanggan yang disediakan

organisasi

2. Meningkatkan Penjualan

Universitas Sumatera Utara


44

Meningkatkan penjualan penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan organisasi

untuk dapat bertahan lama dan memaksimalkan laba sehingga dapat menunjang

pertumbuhan usaha. Winardi (2000:55) penjualan adalah suatu transfer hak atas

benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang

dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja di bidang penjualan seperti

pelaksanaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran, serta

pemilihan lokasi yang mudah untuk di jangkau. Sehingga dimensi dalam

meningkatkan penjualan dalam penelitian ini adalah

a Promosi yang di maksud dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam

menyebarluaskan produk melalui periklanan (Advertising), dan Publisitas

(Public Relation)

b. Lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi yang strategis

nyaman untuk berkunjung dan parkiran yang luas untuk sarana transportasi

pribadi.

2.10 Kerangka Penelitian

Dalama penelitian ini penulis mengangkat kerangka penelitian dari

keberlangsungan usaha yang dijalankan sudah sesuai dengan target tujuan perusahaan

sehingga muncul strategi yang terapkan dan analisis SWOT adalah alat ukur untuk

mengetahui analisis lingkungan Internal dan analisis lingkungan Eksternal

Perusahaan dan dapat meningkatkan penjualan. Dibawah ini adalah gambar kerangka

penelitian pada Warung Wajik Peceren H.Ngadimin

Universitas Sumatera Utara


45

Gambar 2.4
Kerangka berpikir

Keberlangsungan Usaha

Strategi

Manajemen Strategi

Meningkatkan Penjualan

Sumber :Penulis (2020)

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan

metode kualitatif. Penelitian Deskriptif dengan pengumpulan data untuk

memberikan gambaran atau penegasan terhadap suatu konsep atau gejala dan juga

menjawab pertanyaan sehubungan dengan subjek penelitian.

(http://repository.upi.edu/14063/6/S_PEK_1001758_Chapter3.pdf pada 25 Agustus

2020)

Penelitian kualitatif deskriptif merupakan gambaran ringkasan berbagai

kondisi, situasi atau berbagai variabel. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan

melalui metode pengumpulan data, yaitu wawancara atau metode observasi.

Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan

atau peristiwa sebagaimana adanya.

(http://repository.unpas.ac.id/30446/4/BAB%20III%20Skripsi.pdf pada 25 Agustus

2020)

Lexi J.Moleong (2013:16) pendekatan kulitatif deskriptif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik dan

dengan cara deproposal dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks

khusus yang ilmiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada kondisi objek yang alami.

46

Universitas Sumatera Utara


47

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara gabungan. Data yang dihasilkan

bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di warung wajik peceren H.Ngadimin jalanJamin

Ginting Desa Sempajaya No.38 Berastagi, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo

Sumatra Utara. Alasan memilih objek tersebut adalah dengan pertimbangan bahwa

penulis berdomisili pada kota yang sama yaitu di Medan sehingga mempermudah

perolehan data, serta waktu, tenaga dan biaya dapat digunakan seefisien mungkin.

3.2.2 Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan

dimulai dari Juni sampai dengan Agustus 2020

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Lexi J. Moleong

2012:97). Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui atau berkaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti Yaitu informan utama, informan kunci, dan

informan tambahan.

a. Informan Kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

b. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara


48

c. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah Data

kulitatif, data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk

angka.(Neong Muhadjir, metodologi penelitian kulitatif, Yogyakarta:Rakesarasin,

2002).

1. Teknik Pengumpulan Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam

hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan

instrumen-instrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian pengumpulan. Data

Primer merupakan bagian internal dri proses penelitian dan yang seringkali

diperlukan untuk tujuan pengambasu bilan keputusan. Data primer dianggap

lebih akurat, karena data ini disajikan secara terperinci. (Indriantoro dan Supomo

2010:79).

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan secara

terstruktur oleh dua orang atau lebih, baik secara langsung maupun tidak

langsung atau wawancara jarak jauh. (Lexy J. Moleong 2000:135)

Menurut Sugiyono (2014 : 412) wawancara terstruktur sebagai teknik bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang

akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah

Universitas Sumatera Utara


49

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternative jawabannya pun telah di siapkan. Wawancara dilakukan dengan

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternative jawabannya juga telah disiapkan. Wawancara terencana terstruktur adalah

suatu bentuk wawancara di mana pewawancara dalam hal ini peneliti menyusun

secara terperinci dan sistematis rencana atau pedoman pertanyaan menurut pola

tertentu dengan menggunakan format yang baku. Sehingga Pewawancara hanya

membacakan pertanyaan yang telah disusun. Dalam hal ini Penelitian ini dilakukan

dengan mengadakan wawancara secara langsung kepada informan kunci, infoman

utama dan informan tambahan.

1. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik/pengelola warung

wajik peceren H.Ngadimin yaitu Ibu Sri Siregar.

2. Informan Utama dalam penelitian ini adalah karywan yang bekerja warung

wajik peceren H.Ngadimin.

3. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah beberapa konsumen di

usaha warung wajik peceren H.Ngadimin.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan pengamatan secara langsung

di suatu objek penelitian yang di lakukan pada waktu tertentu guna

mendapatkan infomasi terkait dengan penelitian (Ridwan 2004 : 104).

Observasi pada penelitian ini ialah dengan cara memperhatikan kondisi usaha

warung wajik peceren H.Ngadimin baik dari eksternal perusahaan maupun internal

perusahaan. Peneliti juga mengamati konsumen yang berkunjung pada hari libur dan

Universitas Sumatera Utara


50

hari kerja atau hari biasa, kondisi hidangan dan cita rasa atau kemasan yang di bawa

pulang oleh konsumen, lingkungan fisik usaha (physical evidance) dan pelayanan

yang diberikan kepada konsumen.

2. Teknik Pengumpulan Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya

sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah

sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik pada perusahaan. Pada

umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam

arsip (data documenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipulikasikan.

Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari semua karyawan yang terkait

dalam perusahaan. Indrianto dan Supomo (2010:80).

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan

yang ada hubungannya dengan masalah yang di pecahkan (Nazir,2003: 111).

Misalnya membaca buku di perpustakaan.

2. Dokumentasi

Kegiatan yang khusus mengumpulkan dokumen-dokumen dapat memberikan

keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses pengumpulan dan

pengelolaan dokumen secara sistematis serta menyebar luaskan kepada

pemakai informasi tersebut (Paul Otlet International Economic Conference

2000). Dokumen yang di dapatkan dalam penelitian ini yaitu sejarah

Universitas Sumatera Utara


51

berdirinya usaha dan data penjualan secara singkat yang di paparkan secara

lisan oleh pengelola usaha .

3. Penelusuran Data Online

Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah tata cara melakukan

penelusuran data melalui media online. Seperti internet atau media jaringan

lainnya yang menyediakan fasilitas online. Dalam penelusuran online ini

dapat membantu peneliti guna melengkapi penelitian ini. (Bungin, 2007:131).

Misalnya Jurnal, skripsi dan penelitian terdahulu.

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Analisis SWOT

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

metode analisis deskriptif kualitatif dan teknik analisis data yang digunakan dengan

menganalisis penggunaan SWOT. Analisis SWOT merupakan cara bagaimana

mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan teknik

analisis data deskriptif yang dilakukan dengan cara merumuskan dan menafsirkan

data yang ada sehingga memberikan gambaran umum yang jelas mengenai hasil

penerapan stategi sehingga memberikan gambaran umum yang jelas mengenai hasil

penerapan strategi SWOT dalam peningkatan daya saing pada warung wajik peceren.

Penulis akan meneliti penerapan SWOT (Strengths, Weakness, Opptunites,

Threats) dari warung wajik. Faktor-faktor apa saja yang menjadi Strengths (kekuatan)

dan Weakness (kelemahan) dari warung wajik, serta faktor-faktor yang menjadi

Opportunites (Peluang) dan Threats (ancaman) bagi warung wajik. Faktor-faktor

Universitas Sumatera Utara


52

tersebut akan dimasukkan ke d alam matriks SWOT, yaitu alat yang digunakan untuk

menggambarkan secara jelas bagaiman peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini

dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategi.

3.5.2 Matrik IFAS

Matrik IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal

tersebut dalam kerangka Strenght dan Weakness perusahaan. Tahapannya adalah :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing tersebut dengan skala mulai dari 1.0 (paling penting)

sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap

posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi

skor total 1.00).

3. Hitung rating (dalam kolom) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang

bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai

dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik ) dengan membandingkan dengan cara

rata-rata industri dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat

negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali di

bandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika

kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri nilainya adalah 4

Universitas Sumatera Utara


53

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor startegis

internalnya. Skor total ini dapat untuk membandingkan perusahaan ini dengan

perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 3.1
Matriks IFAS
Faktor-faktor strategi Bobot Rating Bobot × Rating
eksternal

Kekuatan :
-Kekuatan 1
-Kekuatan 2
-kekuatan 3
dst...
Kelemahan:
-Kelemahan 1
-Kelemahan 2
-Kelemahan 3
dst...

Total
Sumber :Husein Umar (2005 : 42)

Universitas Sumatera Utara


54

3.5.3 Matrik EFAS

Sebelum membuat matrik EFAS, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor-

faktor sebagai eksternal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi

eksternal (EFAS)

1. Susunlah dalam kolom 2 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-Faktor tersebut kemungkinan dapat

memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (poor) yang bersangkutan

pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yag semakin

besar diberikan rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1).

Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikanya Misalnya, jika nilai

ancamannya sangat besar, ratingnya 1. Sebaliknya, jika nila ancamannya sedikit

ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing fator yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor)

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

Universitas Sumatera Utara


55

eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 3.2
Matrik EFAS
Faktor-faktor strategi Bobbot Rating Bobot ×Rating
eksternal
Peluang:
-Peluang 1
-Peluang 2
-Peluang 3
dst...
Kelemahan:
-Peluang 1
-Peluang 2
-Peluang 3
dst...
Total
Sumber :Husein Umar (2005 : 45)

3.5.4 Diagram Analisis SWOT

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan

dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal Strengtht

dan Weakness serta lingkungan eksternal Oppurtunites dan Threats yang di hadapi

dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(oppurtunites) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (Strenght) dan

kelemahan (weakness)

Universitas Sumatera Utara


56

Gambar 3.1
Diagram analisis SWOT

Berbagai
peluang

3.Mendukung strategi turn around 1.Mendukung strategi


agresif

Kekuatan Kekuatan
Eksternal Internal

4.Mendukung stategi Defensif 2.Mendukung strategi


diverifikasi

Berbagai
Ancaman

Sumber:Husein Umuar (2005 : 47)

1. Kuadran I: ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

2. Kuadran II: perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal meskipun

menghadapi berbagai macam ancaman. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

3. Kuadran III: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

Universitas Sumatera Utara


57

lain pihak, perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus

strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

4. Kuadran IV: ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

Analisis SWOT terbagi atas empat komponen dasar, yaitu:

1. Strength (S), yaitu situasi atau kondisi kekuatan dari organisasi atau program

pada saat ini.

2. Weakness (W), yaitu situasi atau kondisi kelemahan dari organisasi atau

program saat ini.

3. Opportunity (O), yaitu situasi atau kondisi peluang di luar organisasi dan

memberikan peluang berkembang bagi organisasi masa depan.

4. Threat (T), yaitu situasi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar

organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi pada masa depan.

Metode analisis SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling

dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang

berbeda. Hasil analisis adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan

dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, dengan mengurangi kekurangan

dan menghidari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan

membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat.

Berdasarkan ukuran di atas, ada hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan

analisis SWOT, yaitu:

1. Analisis SWOT bisa sangat subjektif, oleh karena itu dua orang menganalisis

Universitas Sumatera Utara


58

sebuah perusahaan yang sama, tetapi bisa menghasilkan SWOT yang

berbeda.

2. Pembuat analisis harus realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan

internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak

terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.

3. Analisis harus didasarkan atas kondisi yang sedang terjadi, bukan situasi

yang seharusnya terjadi.

4. Hindari “grey areas”, Hindari kerumitan yang tidak perlu dan analisis yang

berlebihan.

3.5.5 Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah

matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan

alternatif strategis.

Tabel 3.3
Matriks SWOT
IFAS Strengths Weaknesses
 Kekuatan-  Kelemahan-
EFAS kekuatan kelemahan
internal internal
perusahaan perusahaan
Opportunities Strategi SO Strategi WO
 Peluang-peluang  Kekuatan untuk  Memperkecil
eksternal yang meraih kelemahan
ada keuntungan dengan
dari peluang memanfaatkan
yang ada keuntungan dari

Universitas Sumatera Utara


59

peluang
yang ada

Threats Strategi ST Strategi WT


 Ancaman-
ancaman 
Kekuatan  Memperkecil
eksternal yang untuk kelemahan dan
ada menghindari menghindari
ancaman ancaman
Sumber :Husein Umar (2005 : 49)

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan. Yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

peluang sebesar besarnya.

b. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defenisif dan

berusaha meminimakan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.4.1 Sejarah Singkat Warung Wajik Peceren H.Ngadimin Kabupaten karo

Warung Wajik peceren adalah suatu usaha yang didirikan di dataran tinggi

Kabupaten karo di Kota Berastagi di Desa Sempajaya. Usaha di ciptakan oleh kaum

wanita etnis Jawa yang ada di Desa Se mpa Jaya (Peceren). Cikal bakal warung wajik

di Desa Peceren ini di mulai sejak tahun 1947 oleh Ruminem dan Karmi hingga tahun

1960. Usaha ini awalnya adalah salah satu bentuk usaha sampingan yang dikerjakan

untuk menambah penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Adanya keahlian

memasak oleh orang-orang etnis Jawa di Desa Peceren memberikan ide untuk

berjualan makanan tradisional Jawa yakni Pecal. Orang Jawa memang terkenal

diketahui oleh masyarakat dan bukan lagi rahasia pada masayarakat di Kecematan

Berastagi. Usaha berjualan ini dilakukan dengan cara meletakkan bahan-bahan pecal

yang sudah di tata rapi di atas tampah dan di bawa keliling dengan cara di sunggih

atau dijujung di atas kepala. Dan semakin ramai peminat pecal dan membuat penjual

pecal keliling menambahkan makanan selingan berupa kue-kue tradisonal atas

permintaan dan saran dari pelanggan. Seperti wajik dan kue-kue lainnya. Lambat laun

penjual keliling semakin populer karena kesukaan masyarakat pada kue wajiknya

yang berbahan dasar beras ketan ini di cari oleh hampir semua kalangan.

Pada tahun 1950 Rumeinem yang sebelumnya berjualan wajik dan pecal

keliling akhirnya memutuskan untuk mendirikan sebuah warung makanan khas jawa

60

Universitas Sumatera Utara


61

yang pertama kalinya di Desa Peceren Kecamatan Berastagi. Kemajuan usaha warung

pecal dan wajik tersebut turut di sertai dengan munculnya usaha serupa pada tahun

1970-an yaitu wajik peceren yang dikelola oleh H.Ngadimin dan warung wajik

Bahagia (A) yang dikelola oleh Bapak Suparman serta Warung Wajik Bahagia (B)

dikelola oleh Mas Boy keluarga dari Bapak Suparman.Warung dengan konsep yang

sama ini terletak di tepi jalan Jamin Ginting Desa Peceren berjarak kurang lebih 100

meter dari warung wajik H.Ngadimin Peceren.

Lambat laun pada tahun 1980 warung pecal H.Ngadimin akhirnya

membangun rumah usaha yang baru berdekatan dengan Warung Wajik Bahagia (A)

dan Warung Wajik Bahagia (B) Desa Sempa Jaya Peceren. Warung wajik dan pecal

H.Ngadimin sebelumnya mengontrak bangunan sekarang sudah membangun gedung

milik sendiri. Seiring dengan hal itu usaha ini kemudian dikelola oleh anaknya yang

bernama Sutarno. Lokasi warung wajik peceren yang dipilih pun sangat strategis dari

pada yang sebelumnya letaknya yaitu sekitar 500 meter dari Hotel Green Garden di

pinggiran jalan jamin ginting peceren Kota Berastagi.

Tahun 2000 dimana masa kontrak selama 20 tahun telah habis warung wajik

peceren H.Ngadimin kemudian diambil alih oleh Budi yang merupakan generasi ke 3

dari H.Ngadimin. Dan yang mengelola warung wajik peceren H.Ngadimin adalah

istri dari Budi yaitu Sri Siregar selaku menantu H.Ngadimin .Warung wajik yang ada

di Desa Peceren ini terus menerus berkembang maju dan semakin lama semakin

ramai pengunjung terkhusus pada akhir pekan dan hari besar. Menu makanan yang di

tambah untuk mengikuti perkembangan agar lebih modern lagi tanpa menghilangkan

menu dan resep makanan tradisional yang selalu di andalkan dari tahun ke tahun

Universitas Sumatera Utara


62

usaha warung wajik. Pecal dan wajik di jual masih eksis dan diminati oleh

masyarakat, terutama kue wajik dari dulu sampai sekarang menjadi ikon dan

Primadona yang andalan setiap warung wajik yang ada di Desa Sempajaya (Peceren).

4.4.2 Visi Misi Warung Wajik Peceren H.Ngadimin

Adapun yang menjadi visi dan misi dari Usaha Warung Wajik Peceren

H.Ngdimin Kabupaten karo sebagai berikut:

1. Visi

Menciptakan Usaha Warung Wajik menjadi warung kuliner terbaik se Tanah

Karo maupun Se-Sumatra Utara

2. Misi

a. Membangun usaha kemandirian

b. Membuat makanana khas jawa dengan mengubah standar makanannya

menjadi lebih tinggi.

c. Meningkatkan cita rasa baru pada produk warung wajik agar dapat

bersaing dengan jajanan-jajanan makanan lainnya.

d. Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan kesejahteraan

masyarakat.

4.2 Penyajian Data

Penulis akan menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama

penelitian. Data diperoleh dengan melakukan wawancara secara mendalam kepada

pihak yang berhubungan dengan judul yakni Ibu Sri Siregar sebagai pengelola Usaha

Warung wajik Peceren serta sebagai informan kunci di dalam penelitian ini. Berikut

data Informan penelitian yang di klasifikasikan ke dalam bentuk tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


63

Tabel 4.1
Identitas Informan Kunci Penelitian
Nama Usia Jenis Keterangan Waktu
Kelamin Penelitian
Ibu Sri 45 Tahun Perempuan Pengelola Usaha 25 Juli
Siregar Warung Wajik 2020
Peceren 13.00 Wib

Sumber : Data Diolah (2020)

Selain dari informan kunci, peneliti juga memperoleh data dari informan

utama. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dengan interaksi

sosial yang diteliti dan di dalam penelitian ini yang menjadi informan utama yaitu

karyawan yang ada di usaha Warung Wajik Peceren H.Nggadimin. Yang menjadi

daftar pertanyaa yang di ajukan peneliti seputar, harga, citra produk, desain produk,

kualitas produk, pelayanan, promosi dan lokasi serta kelebihan dan kelemahan,

peluang dan ancaman dengan usaha sejenis yang diketahui oleh narasumber.

Informan Utama pada penelitian ini berjumlah 5 Orang. Dengan 2 laki-laki

dan 2 perempuan. Berikut ini adalah identitas informan utama yaitu :

Tabel 4.2
Identitas Informan Utama Penelitian
No Nama Usia Jenis Pekerjaan Waktu
Kelamin Penelitian
1 Iva 35 Tahun Perempuan Bagian 27 Juli 2020
Nasutio Produksi 11.00 Wib
n
2. Evan 35 Tahun Laki-laki Karyawan 27 Juli 2020
Tarigan Penyaji 13.00 Wib
Makanan
3 Pindy 25 Tahun Perempuan Karyawan 28 Juli 2020
Ginting Penyaji 11.00 Wib
makanan
4 Koresa 37 Tahun Perempuan Karyawan 28 Juli 2020
Sinaga Penyaji 13.00 Wib
Makanan

Universitas Sumatera Utara


64

5 Fadil 34 Tahun Laki-laki Karyawan 28 Juli 2020


Sinaga Penyaji 15.00 Wib
Makanan
Sumber : Data diolah (2020)

Penjelasan mengenai tabel diatas, yaitu :

1. Penulis menetapkan informan utama dalam proses wawancara sebanyak 5 orang,

seluruh informan utama berjenis kelemin laki-laki dan perempuan merupakan

karyawan yang bekerja di usaha warung wajik peceren H.Ngadimin sebagai

karyawan bagian produksi dan karyawan penyaji makanan.

2. Semua informan utama memiliki usia 25-37 tahun

3. Jenis kelamin informan utama 2 laki-laki dan 3 perempuan

4. Peneliti melakukan wawancara dengan informan utama untuk mengetahui

seputar harga, citra usaha, kualitas produk, pelayanan, promosi, dan lokasi,

kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman pada usaha warung wajik

pecereren H.Ngadimin serta perbandingannya dengan pesaing yang diketahui

oleh narasumber.

Peneliti juga memperoleh dari data informan tambahan yaitu mereka yang

juga ikut terlibat langsung di interaksi sosial yang di teliti oleh peneliti dan sudah

melakukan pembelian lebih dari satu kali dan bertempat tinggal di sekitar lokasi

usaha warung wajik peceren H.Ngadimin. Yang menjadi pertanyaan yang di ajukan

oleh peneliti seputar harga, promosi, lokasi, desain produk, pelayanan, kualitas

produk, kelebihan, kekurangan serta peluang dan ancaman untuk menghadapi

persaingan di pasar dengan usaha sejenis yang di ketahui atau yang di amati selama

ini oleh narasumber. Berikut adalah tabel informan tambahan berdasarkan identitas:

Universitas Sumatera Utara


65

Tabel 4.3
Identitasi Informan tambahan Penelitian
No Nama Usia Jenis Pekerjaan Waktu
Kelamin penelitian
1 Yasmin 30 Tahun Perempuan Karyawan 29 Juli 2020
Sinaga Swasta 11.00 Wib

2 Moniska 45 Tahun Perempuan Pegawai 29 Juli


Sembirin Negri 14.00 Wib
g
Sumber : Data diolah (2020)

Penjelasan tabel diatas yaitu :

1. Penulis menetapkan informan tambahan dalam proses wawancara sebanyak 2

orang, seluruh informan tambahan berjenis kelamin perempuan merupakan

konsumen yang melakukan pembelian.

2. Informan tambahan memiliki usia 30-45 Tahun.

3. Jenis kelamin 2 perempuan.

4. Informan tambahan memiliki profesi yang beraneka ragam. Informan tambahan

yang berprofesi sebagai karyawan swasta berjumlah 1 orang dan pegawai negri

berjumlah 1 orang.

5. Peneliti melakukan wawancara dengan informan tambahan untuk mengetahui

seputar harga, citra usaha, kualitas produk, pelayanan, promosi, lokasi,

kelebihan, kekuranga, peluang dan ancaman pada usaha warung wajik pecereren

H.Ngadimin serta perbandingannya dengan pesaing yang diketahui oleh

narasumber.

4.2.1 Faktor Internal yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan

Faktor internal adalah segala sesuatu yang menjadi kekuatan dan kelemahan

Universitas Sumatera Utara


66

Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yang di tinjau dari analisis lingkungan

internalnya. Proses pengambilan data dilakukan dengan wawancara secara mendalam

terhadap narasumber untuk dapat memecahkan permasalahan yang terkait dalam

penelitian. Berikut adalah hasil wawancara dengan pemilik dan

konsumen/pengunjung Usaha Warung Wajik Pecren H.Ngadimin mengenai faktor-

faktor internal tersebut

1. Strategi Bersaing

Strategi Bersaing merupakan langkah-langkah yang di rencanakan atau tidak

direncanakan perusahaan sehingga memiliki keunggulan bersaing serta dapat

memperkuat posisi di pasar dan tahan terhadap tekanan persaingan yang sudah di

tetapkan oleh Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin. Berikut adalah hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pengelola Usaha Warung Wajik

Peceren H.Ngadimin “Strategi Bersaing kita terapkan dalam menjalankan usaha ini

dengan menerapkan yaitu dengan sistem 3 M (Mutu, Murah dan Mudah). Mutu yang

berarti wajik dan makanan pendukung lainnya yang di buat memiliki kulitas yang

baik, Murah berarti harga wajik dan makanan lain juga terjangkau oleh konsumen

dan yang terakhir mudah berarti proses pembuatan wajik dan makanan tidak sulit

dalam memproduksinya.”(Ibu Sry Siregar Selaku Pengelola Usaha).

Berdasarkan wawancara di atas dapat di simpukan bahwa usaha warung wajik

peceren H.Ngadimin sudah menerpkan strategi bersaing khusus yang berfokus pada

strategi harga, Citra usaha, kualitas produk, desain produk, promosi dan lokasi yang

strategis. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa hal tersebut menjadi kenyamanan bagi

konsumen untuk berkunjung ke usaha kuliner tersebut.

Universitas Sumatera Utara


67

2. Harga

Harga merupakan salah satu faktor utama bagi konsumen dalam melakukan

pembelian. Dengan kata lain harga suatu produk harus seimbang dengan produk yang

di tawarkan jika di lihat dari struktur atau cita rasa jika di rasakan oleh konsumen.

Sehingga konsumen memiliki kepuasan tersendiri pada saat melakukan pembelian.

Oleh sebab itu perlu melakukan pengamatan sebelum memasarkan dan membeli

produk. Berikut adalah hasil wawancara dengan pengelola usaha.“Harga yang di

tawarkan di usaha wajik ini dapat dijangkau oleh konsumen, wajik perpotong dijual

Rp 2.000/Potong. Serta makanan pendukung minuman lainnya harganya sekitar Rp

10.000 - Rp 30.000. Jika ada pemesanan untuk acara penting dari luar baik partai

besar maupun partai kecil, kami memberikan diskon harga tergantung kuntitas

makanan yang di pesan. Kami menetapkan harga dari modal produksi sampai

produk jadi yang siap untuk di pasarkan.Disini kami juga sangat mempertimbangkan

kemampuan konsumen pada saat melukaan pembelian sehingga tercipta kepuasan

tidak hanya enak di mulut tapi juga enak di kantong” (Sri Siregar, Menantu

H.Ngadimin selaku pengelola usaha)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa Usaha Warung

Wajik Peceren H.Ngadimin sudah menetapkan harga dari modal produksi hingga

produk jadi. sehingga usaha ini memiliki harga yang sesuai dengan kemampuan

konsumen. Serta menjadi kekuatan di Usaha Warung Wajik Peceren H. Ngadimin

yang dapat menarik perhatian konsumen dalam melakukan pembelian.

Berikut hasil wawancara dengan karyawan seputar harga yang di tawarkan di

Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin. “Harga Yang kami tawarkan dalam

Universitas Sumatera Utara


68

usaha ini tentunya dapat di jangkau oleh konsumen dan sesuai dengan kualitas

produk. Kalau kami menjual wajik perpotongnya hanya Rp 2.000/potong. Dan jika

ada pemesanan partai besar, sedang maupun kecil ada diskon harga yang kami

berikan tergantung kuantitas permintaan konsumen” (Iva Nasution, bagian produksi

usaha warung wajik Peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen di Usaha Warung Wajik

Peceren H.Ngadimin dari segi harga, bahwa harga yang di tawarkan tidak mahal dan

sebanding dengan produk yang di pasarkan. Dan ada diskon pada saat permintaan

konsumen banyak. Dan ini menjadi kekuatan Internal bagi Usaha Warung Wajik

Peceren H.Ngadimin dalam menghadapi persaingan dengan usaha sejenis.

Berikut ini adalah hasil wawancara konsumen seputar harga yang di tawarkan

oleh Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin. Berikut hasil wawancara yang di

peroleh peneliti dari konsumen. “Menurut konsumen harga produk warung wajik

sudah sangat murah jika di lihat dari produk yang dipasarkan. Harga sangat

terjangkau, dengan cita rasa yang khas dan porsi nya juga banyak . dan harga rata-

rata makanan yang ada di warung wajik ini sekitara Rp. 15.000/porsi. Apalagi

kuliner wajik ini berlokasikan dengan sekitaran destinasi wisata yang memiliki daya

tarik yang luar biasa. Yang membuat wisatawan baik dari luar negri maupun dalam

negri ramai berkunjung ke usaha wajik tersebut”. (Yasmin Sinaga dan Moniska

Sembiring, konsumen warung wajik peceren H.Ngadimin).

Berdasarkan hasil wawancara dengan konsumen maka dapat di simpulkan bahwa

harga produk warung wajik sudah sesuai dengan produk yang di pasarkan dan hal ini

menjadi daya tarik konsumen atau wisatawan yang melakukan pembelian dan

Universitas Sumatera Utara


69

menjadi keunggulan bagi usaha tersebut dalam menghadapi persaingan.

3. Citra Merek

Citra Produk merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek

dan dibentuk dari informasi dan pengalaman konsumen. Penciptaan citra merek

bertujuan untuk mengevaluasi produk ketika kosumen tidak memiliki pengetahuan

yang cukup tentang suatu produk usaha. Maka dari itu citra merek merupakan

keputusan konsumen pada saat melakukan pembelian. Oleh sebab itu peneliti

melakukan pengamatan langsung ke lapangan melalui wawancara kepada pengelola

usaha Berikut hasil wawancara dengan pengelola usaha.”Dalam penciptaan citra

merek kami sebagai penglola usaha wajik sangat mengutamakan kepuasaan

konsumen sehingga citra merek yang kami punya tidak jelek di benak kosumen

dengan cara menciptakan makanan dengan mutu yang tinggi sehingga konsumen

tertarik untuk berkunjung kembali, serta kami harus menciptakan makanan yang

bervariasi atau up to date sesuai kemajuan zaman sehingga konsumen tidak bosan

dengan produk yang kami ciptakan.” (Ibu Sri Diregar, Menantu H.Ngadimin selaku

pengelola usaha)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti melalui informan

kunci selaku pengelola usaha maka usaha ini mengembangkan citra merek dengan

sumber daya manusia yang lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja melayani

konsumen serta usaha ini harus menciptakan produk yang terbaru sesuai dengan

kemajuan zaman.

Perjalanan sebuah usaha dalam mengembangkan bisnis di pasaran juga sangat

memerlukan citra merek yang berkualitas, dengan menarik konsumen untuk

Universitas Sumatera Utara


70

melakukan pembelian oleh sebab itu peneliti juga mewawancarai karyawan yang

bekerja di usaha tersebut karena karyawan mempunyai peranan yang sangat besar

dalam menjalankan usaha tersebut. Serta menggali informasi seputar citra merek

yang di kembangkan di usaha warung wajik peceren H.Ngadimin. Berikut hasil

wawancara yang di peroleh dari karyawan seputar harga. “Kami selalu berusaha

menciptakan produk makanan terbaru dan bervariasi tidak hanya menciptakan wajik

dan pecel saja tetapi makanan pendukung lainnya juga ada. sehingga konsumen

merasakan kepuasaan pada saat melakukan pembelian. Dan itu menurut saya

merupakan suatu kelebihan yang dimiliki usaha wajik ini. (Evan Tarigan, dan Pindy

Ginting karyawan penyaji makanan Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin).

Menurut saya sudah, tetapi dalam menjalankan bisnis ini kami sebagai pengelola

dan sebagai SDA yang berperan dalam usaha ini harus lebih kompetitif dengan

perkembangan pasar. Agar dapat bertahan lama di persaingan.” (Koresa Sinaga dan

Fadil Sinaga, Karyawan Penyaji Makanan Warung Wajik Peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah diperoleh oleh peneliti dari konsumen

maka dapat disimpulkan bahwa konsumen merasakan bahwa citra merek yang di

miliki oleh usaha wajik sudah tepat di persaingan dengan penciptaan produk yang

bervariasi. Cita rasa makanan yang khas dan pelayanan luar biasa sehingga menarik

perhatian konsumen.

Tidak terlepas dari penilaian konsumen yang melakukan pembelian. Dalam

perkembangan bisnis yang di jalankan usaha wajik H.Ngadimin ini peneliti juga

menggali informasi seputar citra merek yang di miliki wajik ini. Berikut hasil

wawancara yang di peroleh peneliti dari konsumen sebagai informan tambahan.

Universitas Sumatera Utara


71

“Menurut saya Ya, karena menurut pengetahuan saya terlebih dahulu usaha wajik

H.Ngadimin ini merupakan usaha wajik yang pertama sekali berdiri di bandingkan

dengan usaha sejenis lainnya. Dan jika dilihat dari citra merek yang dimiliki sangat

puas menurut saya sebagai pembeli karena usaha ini menciptakan produk yang

bervariasi, serta tempat ini cocok untuk tempat peristirahatan wisatawan yang

sedang melakukan wisata, seperti kami, dan ketanggapan dalam menawarkan produk

terbaru sudah sangat bagus.” (Yasmin Sinaga, konsumen Warung Wajik

H.Ngadimin). “Sudah, karena usaha wajik lainnya tidak memiliki apa yang saat ini

di kembangkan dari usaha. H.Ngadimin baik itu dalam penilaian produk dan

penciptaan produk dan itu salah satu keunggulan usaha ini dari segi citra merek.”

(Moniska Sembiring, konsumen warung wajik peceren H.Ngadimin )

4. Kualitas produk

Kualitas produk merupakan kondisi fisik, fungsi, meliputi daya tahan, keandalan,

kemudahan operasi, cita rasa, aroma, porsi, penampilan. Kualitas produk bertujuan

untuk mengetahui bagaimana produk tersebut di produksi, ketahanan produk, manfaat

serta fungsinya. Oleh sebab itu peneliti juga mendapatkan informasi seputar kualitas

produk yang di ciptakan oleh usaha wajik peceren dengan melakukan wawancara

dengan pengelola usaha wajik. Berikut hasil wawancara dengan pengelola usaha.

“Strategi yang kita terapkan dalam menciptakan kualitas produk dan jenis makanan

lainnya di produksi dengan menggunakan bahan baku yang terbuat dari bahan-

bahan mentah pilihan seperti beras, gula, dan lainnya sehingga hasil produksi

maksimal. Dan aroma khas wajik juga harus di rasakan konsumen, kepuasaan porsi

makanan, dan prnampilan produk.” (Ibu Sri Siregar, menantu H.Ngadimin selaku

Universitas Sumatera Utara


72

pengelola usaha)

Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh dari informan kunci yaitu

pengelola usaha bahwa kualitas produk sangat baik sehingga konsumen tertarik untuk

berkun jung kembali. Dari segi cita rasa, aroma, penampilan dan porsi menjadi tujuan

usaha ini dalam memproduksi produk.

Kualitas produk juga merupakan berbagai cara yang dilakukan untuk

menghasilkan produk yang bermutu. Oleh sebab itu peneliti juga mewawancarai

karywan seputar produk serta bagaimana produk di produksi sehingga menghasilkan

produk yang menarik di mata konsumen. Berikut hasil wawancara yang dilakukan

oleh peneliti kepada karyawan di usaha warung wajik peceren H.Ngadimin. Berikut

hasil wawancara yang dilakuka oleh peneliti.”Cara yang kami tempuh dalam

menciptakan kualitas yang produk yang unggul di mata konsumen yaitu dengan

menciptakan makanan yang berciri khas kan sesuai dengan nama makanan,

melebihkan porsi makanan, tidak menggunakan micin atau penyedap makanan

mendesain penampilan makanan, serta daya tahan makanan tidak bertahan lama

karena idak ada bahan pengawet yang kami gunakan serta pada saat kita mencicipi

makanan tersebut lidah kita merasakan nikmat yang luas biasa. Dan dari situ

otomatis kita tahu bahwasanya produk nya di produksi dari bahan mentah pilihan

dan tanpa micin. “(Iva Nasution, Evan Tarigan dan Pindy Ginting, Karyawan Usaha

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah diperoleh peneliti konsumen

berpendapat bahwa kualitas produk yang di ciptakan dalam usaha baik dengan

berbahan dasarkan dengan bahan mentah pilihan tanpa menggunakan penyedap

Universitas Sumatera Utara


73

makanan.

Penilaian dari masyarakat sekitar juga peneliti rangkum dari kualitas produk

yang di ciptakan oleh usaha warung wajik H.Ngadimin. Peneliti memperoleh hasil

tersebut melalui wawancara langsung dengan konsumen. Berikut Wawancara yang

peneliti ajukan kepada konsumen. “Menurut kami selaku konsumen sudah bagus, jika

di bandingkan dengan usaha sejenis. Usaha Wajik Peceren H.Ngadimin ini

memasarkan produk yang baik dengan kualitas yang baik pula. Mengapa demikian,

jika kita mencicipi produk yang di pasarkan di usaha ini kita langsung tahu

bagaimana perbedaan produk dengan usaha sejenis, karena sudah melakukan

kunjungan dengan usaha yang lain bahwasanya produk yang di ciptakan tidak

sepaten dari cita rasa, testur makanan dan daya tahan makanan juga tidak tahan

lama karen tanpa pengawet dan bahan penyedap makanan produk yang di tawarkan

warung H.Ngadimin. (Moniska Sembiring,konsumen warung wajik peceren

H.Ngadimin). Dan yang lain konsumen berpendapat bahwa warung wajik ini

menghasilkan kualitas produk yang baik dan bermanfaat bagi kesehatan.” (Yasmin

Sinaga, konsumen warung wajik peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah di peroleh peneliti maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa warung wajik peceren Haji Ngadimin mengutamakan kulitas

produk dalam menjalankan bisnis nya untuk menarik perhatian konsumen dan dapat

bertahan menghadapi pesaing. Sehingga konsumen yang mengkonsumsi produk

tersebut dapat menjadi kesehatan bagi tubuhnya tidak hanya untuk kenikmatan

semata. Dan hal ini menjadi kekuatan internal usaha wajik Haji Ngadimin.

Universitas Sumatera Utara


74

5. Pelayanan

Pelayanan merupakan tindakan atau kegiatan yang dapat diberikan oleh pihak

lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa

pun tetapi dapat dirasakan. Pelayanan juga merupakan faktor yang sangat berperan

penting dalam kesuksesan sebuah usaha dan juga menjadi faktor pendorong untuk

konsumen dalam berkunjung. Oleh sebab itu peneliti akan mencari tahu informasi

bagaimana pelayanan yang di berikan oleh warung wajik peceren H.Ngadimin kepada

konsumen nya dengan melakukan wawancara kepada pihak pengelola usaha tersebut.

Berikut hasil wawancara yang diperoleh dari pengelola usaha. ”Pelayanan yang kami

berikan untuk melayani konsumen dengan cara menawarkan menu makanan terbaru

di kertas kami berikan untuk melayani konsumen dengan cara menawarkan menu

makanan terbaru di kertas kami berikan untuk melayani konsumen dengan cara

menawarkan menu daftar menu makanan yang sudah kami susun dan desain dengan

sebaik-baiknya. Dan jika konsumen memesan makananan, konsumen juga harus

menuliskan menu makanan di kertas yang sudah disediakan oleh karyawan. Dan

karyawan sebelum berkerja di wajibkan untuk berpakaian sopan, rapi dan karyawan

harus lebih tanggap apa yang di inginkan konsumen sehingga konsumen merasakan

pelayanan yang baik.” (Ibu Sry Siregar, Menantu Haji Ngadimin selaku pengelola

usaha)

Berdasarkan hasil wawancara yang di dapatkan oleh peneliti seputar pelayanan,

maka dapat di simpulkan bahwa pelayanan yang diberikan warung wajik peceren Haji

Ngadimin mengutamakan kepuasan pelanggan. Dengan mengoptimalkan sumber

daya manusia yang sangat berperan aktif dalam pengembangan dan kesuksesan

Universitas Sumatera Utara


75

bisnis.

Di samping itu, peneliti juga mewawancari karyawan sebagai informan utama

dalam penelitian ini yang berperan aktif dalam memberikan pelayan di usaha warung

wajik peceren H.Ngadimin sudah terlaksana dengan baik sehingga usaha tersebut

dapat bersaing dengan usaha sejenis. Berikut wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada karyawan. “Pelayanan yang kami berikan terlebih dahulu memberikan daftar

menu makanan yang ada, sesudah itu kami juga menawarkan minuman yang ingin

dikonsumsi serta makanan pelengkap lainnya. Dan dalam proses bekerja kami

sebagai karyawan di tuntut agar tanggap, cepat, sopan, dan bersih.” (Iva Nasution,

Evan Tarigan, Pindy Ginting, Koresa Sinaga dan Fadil sinaga, Karyawan Usaha

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin)

Dapat di simpulkan bahwa karyawan harus memiliki potensi yang lebih dalam

melayani konsumen yang berkunjung dari ketanggapan, kecepatan dalam memproses

makanan, kebersihan, sopan, serta rapi dalam berpenampilan.

Dengan demikian peneliti juga ingin mendapatkan informasi seputar pelayanan

dengan mewawancarai informan tambahan yaitu konsumen yang mungkin juga

mengetahui apa perbedaan yang dimilki usaha warung wajik peceren H.Ngadimin

sehingga dapat bertahan sampai sekarang di persaingan. Oleh sebab itu peneliti akan

melampirkan pertanyaan kepada masyrakat sekitar dibawah ini. Berikut hasil

wawancara yang diperoleh dari konsumen. “Baik, karena saya juga melakukan

pembelian ke usaha tersebut. lebih dari satu kali. dan usaha wajik lain nya juga.

Kenapa, saya langsung meraskan perbedaan yang sangat besar dengan usaha

tersebut karena di usaha warung wajik H.Ngadimin ini dalam peroses pemesanan

Universitas Sumatera Utara


76

makanan begitu cepat. Dan sebagai konsumen saya mersakan terlayani dengan baik.

Sangat berbeda dengan usaha sejenis lainnya. Dan saran saya hal ini perlu di

pertahankan dan di tingkatkan. (Moniska Sembiring dan Yasmin Sinaga, konsumen

warung wajik peceren H.Ngadimin)

Dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan yang di berikan pada usaha ini sangat

berbeda dengan usaha sejenis lainnya. Sebagai masyarakat sekitar yang sudah

melakukan pembelian merasakan perbedaan pelayanan dengan usaha sejenis. Usaha

wajik ini memilik potensi SDA yang luar biasa dalam bekerja.

6. Lokasi

Lokasi merupakan letak atau penempatan suatu tempat baik itu usaha maupun

tempat tinggal dan memiliki manfaat. Lokasi usaha juga merupakan hal utama yang

perlu dipertimbangkan. Lokasi yang strategis menjadi faktor penting dan sangat

menentukan keberhasilan usaha. Dalam keberlangsungan usaha warung wajik

peceren, peneliti melakukan wawancara untuk menggali lebih dalam informasi

bagaimana letak usaha ini dipilih dalam menjalankan usaha bisnis. Berikut hasil

wawancara yang dilakukan dengan pengelola usaha.

“Sudah, karena letak di pinggir jalan raya dan di sekelilingi berbagai destinasi

wisata yang sangat ramai pengunjungnya. Dan usaha ini memeiliki lokasi yang

terpisah dengan usaha sejenis lainnya. Tapi jika ditanya mengapa usaha ini teletak

berdekatan dengan konsep yang sama. Mungkin saya jawab karena udah

kesepakatan dari genareasi kami dan harus bersaing secara sehat.” (Ibu Sry Siregar,

menantu H.Ngadimin selaku pegelola usaha)

Berdasarkan hasil yang telah di peroleh peneliti, maka dapat di simpulkan bahwa

Universitas Sumatera Utara


77

letak lokasi tersebut strategis dalam menjalankan usaha. Serta memiliki tempat usaha

yang eksklusif. Dan hal ini menjadi kemudahaan bagi konsumen agar dapat

mengetahui nya dan dapat langsung di kunjungi.

Lokasi yang tepat merupakan suatu kemudahaan bagi perusahaan demi menuju

kesuksesan bisnisnya, maka dari itu keberhasilan dari usaha juga sangat ditentukan

dari faktor letak usaha tersebut. Jadi peneliti juga ingin mendapatkan seputar

informasi yang diperoleh dari karyawan yang bekerja di usaha tersebut. Berikut hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti.” Sudah, karena letak usaha ini berada tepat

di pinggir jalan raya, dan di kota yang tepat yaitu Kota Berastagi yang memiliki

sumber daya alam yang sangat indah dan menarik di jadikan destinasi wisata. Dan

konsumen yang ingin berkunjung sangat mudah untuk mengetahui lokasi usaha.”

(Evan Tarigan, Pindy Ginting dan Iva Nasution, karyawan warung wajik peceren

H.Ngadimin).

Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh dari karyawan maka lokasi usaha

warung wajik peceren H.Ngadimin sudah strategis. Dan pendapat karyawam bahwa

konsumen dapat dengan mudah mengetahuinya pada saat melakukan wisata ke Kota

Berastagi. Dan itu merupakan kekuatan internal dari usaha tersebut.

Letak suatu usaha juga membutuhkan penilaian dari konsumen untuk

pengembangan sebuah usaha. Dan menjadi manfaat yang sangat besar jika konsumen

dapat memberikan pendapat mereka mengenai keberlangsungan usaha warung wajik

peceren H.Ngadimin. Maka dari itu peneiti juga melakukan wawancara secara

langsung kepada masyarakat sekitar seputar letak usaha tersebut. ”Sudah, karena

disekelilingi dengan destinasi wisata meskipun berdiri dengan usaha yang sejenis

Universitas Sumatera Utara


78

dengan konsep yang sama tetapi usaha tersebut dapat bertahan di persaingan. Serta

tempat usaha ini sudah bagus dari segi interior sudah bagus dan bersih. Serta tempat

usaha ini memiliki tempat yang eksklusif di bandingkan dengan tempat usaha

pesaing.” (Moniska Sembiring, konsumen warung wajik H.Ngadimin).” Sudah,

Karena dekat dengan jalan raya”(Yasmin Sinaga dan Yasmin Sinaga, konsumen

warung wajik peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara maka dapat ditarik kesimpulan bahwa letak usaha

warung wajik ini sudah strategis. Dan tempat usaha ini eksklusif, serta bersih dan

interiornya sudah di desain dengan bagus. Dan ini menjadi kekuatan internal dalam

usaha ini dan menjadi peluang besar untuk menuju kesuksesan usaha warung wajik

peceren H.Ngadimin.

7. Promosi

Promosi merupakan upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau

jasa pada konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau

mengkonsumsinya. Dengan demikian, promosi dalam menawarkan sangatlah penting

sehingga konsumen lebih cepat dapat mengetahui secara global. Media promosi yang

dapat digunakan yaitu media cetak dan media sosial. Dan dalam keberlangsungan

usaha warung wajik peceren, peneliti juga mencari tahu informasi mengenai media

promosi yang digunakan oleh usaha wajik tersebut dengan mewawancarai pengelola

usaha tersebut. “Promosi yang kami lakukan dalam menjalankan usaha ini yaitu ke

akun sosial media seperti instagram dan facebook dengan begitu kosumen lebih

cepat tahu apalagi sekarang sudah eraglobalisasi dan semuanya dapat di akses di

media sosial.” (Ibu Sry Siregar, menantu H.Ngadimin selaku pengelola usaha)

Universitas Sumatera Utara


79

Dilihat dari hasil wawancara yang diperoleh dari pihak pengelola maka promosi

yang dilakukan usaha wajik ini sudah maksimal dengan menggunakan media sosial

sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan begitu hal ini sudah menyatakan

promosi yang dilakukan sudah maksimal.

Promosi yang sudah dilakukan usaha wajik ini juga merupakan usaha yang

dilakukan oleh karyawan yang bekerja di usaha warung wajik ini. Oleh karena itu

peneliti ingin mencari tahu bagaimana cara karyawan mempertahankan atau

meningkatkan kegiatan promosi tersebut. Berikut hasil wawancara yang dilakukan

peneliti kepada karyawan.”Cara yang kami lakukan dalam melakukan kegiatan

promosi yaitu dengan menyebarluaskan produk yang kami pasarkan di media sosial

seperti instagram dan facebook. Apalagi sekarang kita berada di Era 4.0 yaitu era

digital dimana kita dituntut agar lebih tanggap menggunakan teknologi maupun

menggunakan media sosial. Supaya konsumen dapat mengetahui usaha kami ini

dengan cepat.” (Iva Nasution, Fadil Sinaga, Evan Tarigan, Pindy Ginting dan

Koresa Sinaga, Karyawan usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti dari pendapat beberapa

Kegiatan promosi yang sudah diterapkan dari usaha wajik ini juga memerlukan

pandangan dari konsumen demi kelancaran usaha wajik ini. Oleh sebab itu peneliti

juga mewawancarai konsumen untuk mendapatkan informasi terkait dengan kegiatan

promosi. Berikut hasil wawancara yang di peroleh oleh peneliti. “Sudah, karena

usaha warung wajik H.Ngadimin ini melakukan promosi ke akun sosial media secara

terus menerus dan up to date jika ada produk yang baru. Dan Hal itu merupakan

kegiatan promosi yang sudah maksimal.” (Moniska Sembiring dan Yasmin Sinaga,

Universitas Sumatera Utara


80

konsumen warung wajik peceren H.Ngadimin)

Dapat ditarik kesimpulan masyarakat sekitar berpendapat bahwa usaha warung

wajik ini sudah melakukan promosi yang maksimal dengan menggunakan teknologi

informasi yaitu media sosial untuk menyebarluaskan usaha tersebut sehingga tersebar

luas di pasar.

8. Kelemahan

Kelemahan merupakan suatu hal yang tidak dapat dilakukan karena berbagai

faktor. Kelemahan usaha mungkin saja terjadi dari berbagai hal tanpa di rencanakan.

Maka dari itu peneliti juga mencari tahu informasi tentang kelemahan usaha warung

wajik H.Ngadimin yang sedang berlangsung atau sering di hadapi dengan melakukan

wawacara langsung kepada pihak pengelola. Berikut hasil wawancara yang diperoleh

peneliti dari informan kunci sebagai pengelola. “Yang menjadi kelemahan dalam

usaha ini keterbatasan tempat parkir yang kurang luas dalam usaha ini”. (Ibu Sri

Siregar, menantu H.Ngadimin selaku pengelola usaha)

Berdasarkan hasil wawancara dari pihak pengelola usaha warung wajik

H.Ngadimin bahwa kurangya tempat parkiran yang mengakibatkan kenyamanan dan

keamanan konsumen pada saat melakukan kunjungan ke warung wajik tersebut.

Karyawan juga sangat berperan dalam mengelola usaha serta mengetahui

kelemahan yang dimiliki usaha tersebut dan dapat memberikan pendapat untuk dapat

dijadikan masukan untuk kesuksesan sebuah usaha. Maka dari itu peneliti juga

mewawancarai konsumen seputar kelemahan yang di miliki usaha warung wajik

H.Ngadimin.”Yang menjadi kelemahan usaha ini yaitu keterbatasan tempat parkir

yang kurang luas, sehingga hal itu merupakan faktor penghambat bagi konsumen

Universitas Sumatera Utara


81

untuk berkunjung, karena tempat parkir yang luas sangat berpengaruh untuk

kenyamana dan keamanan konsumen. Dan dalam proeses packing produk bagi

pembeli yang membawa pulang ke rumah masih belum menggunakan merek usaha.

Atau masih menggunakan kantongan asoy serta belum menggunakan dinkes label

halal.”(Iva Nasution, Evan Tarigan dan Pindy Ginting, Koresa Sinaga dan Fadil

sinaga, karyawan warung wajik peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara yang telah di dapatkan dari karyawan bahwa

warung wajik H.Ngadimin perlu memperluas tempat parkiran karena sangat

berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan konsumen. Dan usaha warung

wajik belum menggunakan logo di proses packing produk seperti dust bag usaha. Jadi

warung wajik perlu mempertimbangkan hal itu. Agar keberlangsungan usaha ini

berjalan dengan lancar.

Kelemahan yang dimilki oleh sebuah usaha juga merupakan penilaian dari

konsumen melalui pengamatan nya secara langsung dalam melakukan pembelian

karena sudah melihat kondisi usaha tersebut. Dan konsumen juga dapat berperan aktif

dalam memberi masukan tentang kelemahan yang dimilki agar dapat memperkecil

kelemahan tersebut. Berikut peneliti juga mengajukan pertanyaan dengan melakukan

wawancara secara langsung kepada masyarakat sekitar. “Yang menjadi kelemahan

dari berbagai pendapat konsumen yaitu keterbatasan tempat parkiran, karena pada

musim hari libur konsumen yang berkunjung merasakan kewalahan dalam lokasi

parkiran dan seakan-akan konsumen yang tidak mau tahu dengan orang lain dapat

saja memparkirkan kendaraan nya di sekitar jalan raya. Yang dapat mengakibatkan

kemacetan. Karena jalan raya termasuk jalan lalu lintas yang dapat di tempuh

Universitas Sumatera Utara


82

kemana saja. Dan di dalam pemasaran produk belum menggunakan merek usaha

(logo usaha) di dust bag dan belum menggunakan label halal.” ( Yasmin Sinaga,

konsumen pada warung peceren wajik H.Ngadimin). “Menurut saya usaha warung

wajik H.Ngadimin perlu memperluas lahan parkiran dengan membeli lahan yang

kosong di sekitar lokasi usaha agar dapat memperluas tempat parkiran.“ (Moniska

Sembiring konsumen warung wajik peceren H.Ngadimin).

Berdasarkan hasil wawancara yang di dapatkan oleh peneliti maka dapat di

simpulkan bahwa warung tersebut memiliki kelemahan yaitu lokasi parkiran yang

tidak luas sehingga dapat menghambat konsumen dalam melakukan kunjung pada

usaha warung wajik peceren H.Ngadimin. Dan belum menggunakan merek usaha dan

label halal.

4.2.2 Faktor Eksternal Yang Menjadi Peluang dan Ancaman

1. Peluang

Peluang usaha merupakan sebuah kesempatan yang akan di dapatkan oleh sebuah

usaha demi mendapatkan tujuan dengan cara berbagai macam sumber daya yang akan

di miliki. Dalam menjalankan usaha warung wajik peceren H.Ngadimin peneliti juga

akan mencari tahu tentang peluang usaha yang mungkin bisa di dapatkan oleh usaha

warung wajik ini. Dengan wawancara langsung kepada pengelola usaha tersebut.

„Yang menjadi peluang yang mungkin didapatkan yaitu bertambahnya destinasi

wisata di sekitar di lokasi usaha, Minat Konsumsi tinggi, dan permintaan meningkat

pada musim tertentu. Dan hal itu menjadi peluang dalam menjalankan usaha ini.”

(Ibu Sri Siregar, menantu H.Ngadimin selaku pengelola usaha)

Berdasarkan hasil wawancara maka dapat di simpulkan peluang yang menjadi

Universitas Sumatera Utara


83

kesempatan untuk usaha warung wajik pecere H.Ngadimin ini yaitu Bertambahnya

objek wisata, minat konsumsi tinggi, dan permintaan meningkat pada musim tertentu.

Peneliti juga melakukan wawancara seputar informasi yang mungkin di dapatkan

dari karyawan sebagai pertimbangan untuk perkembangan bisnis dan dapat di

laksanakan. Berikut pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti. “Bertambahnya objek

wisata di sekitar lokasi wisata, sehingga wisatawan yang berkunjung ke objek wisata

tersebut juga dapat mencicipi kuliner di warung wajik peceren H.Ngadimin ini.”

(Evan Tarigan Iva Nasution, Pindy Ginting, Koresa Sinaga dan Fadil Sinaga,

Karyawan warung wajik peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara dengan mengajukan pertanyaan kepada konsumen

maka memperoleh hasil bahwa peluang yang mungkin di dapatkan dalam mencapai

tujuan usaha warung wajik peceren H.Ngadimin ini yaitu bertambahnya destinasi

wisata di sekitar lokasi usaha.

Berdasarkan hasil yang telah di peroleh dari konsumen makan peneliti juga

melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar sebagai informan tambahan seputar

informasi peluang yang mungkin di dapatkan oleh usaha warung wajik peceren

H.Ngadimin. Berikut wawancara yang di ajukan peneliti kepada konsumen. “Peluang

yang mungkin di dapatkan yaitu dengan bertambahnya objek wisata yang

mengakibatkan permintaan di warung wajik peceren H.Ngadimin dapat meningkat

dengan pesat pada musim tertentu. Serta bertambahnya populasi penduduk di sekitar

lokasi usaha.” (Moniska Sembiring, dan Yasmin Sinaga, konsumen warung wajik

peceren H.Ngadimin)

Berdasarkan hasil wawancara masyarakat sekitar memberikan pendapat nya

Universitas Sumatera Utara


84

bahwa warung ini dapat meningkatkan penjualan pada musim tertentu dan

bertambahnya populasi penduduk di sekitar lokasi usaha warung wajik peceren

H.Ngadimin

2. Ancaman

Ancaman usaha merupakan penghambat yang mungkin saja terjadi secara tiba-

tiba dalam menjalankan usaha. Ancaman dapat berasal dari dalam dan di luar usaha.

Oleh sebab itu peneliti juga akan mewawancarai yang pengelola usaha warung wajik

peceren H.Ngadimin kepada pihak pengelola usaha tersebut. Berikut hasil wawancara

yang dilakukan peneliti kepada pengelola. “‟Kendala yang mungkin terjadi

munculnya lagi usaha sejenis dengan konsep yang sama. Dan kendala sering terjadi

seperti kenaikan harga BBM yang tidak stabil dan dapat mengakibatkan bahan baku

tidak stabil dan sangat berpengaruh terhadap pendapatan usaha.” (Ibu Sry Siregar,

menantu H.Ngadimin selaku pengelola usaha)

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha warung wajik H.Ngadimin dapat

menghadapi ancaman dari berbagai faktor dari segi ancaman kenaikan harga BBM

yang tidak stabil yang berpengaruh terhadap kenaikan bahan baku dalam

memperoduksi produk. Munculnya usaha sejenis dengan konsep yang sama.

Disamping informasi yang diperoleh dari informan kunci yaitu pengelola,

karyawan juga dijadikan peneliti sebagai infoman utama. Karyawan juga ikut

berperan aktif dalam perkembangan usaha wajik ini. Maka dari itu peneliti juga

melakukan wawancara dengan karyawan yang bekerja di usaha warung wajik ini.

Berikut hasil wawancara yang di peroleh peneliti dari karyawan. “Ancaman yang

mungkin saja kami hadapi dalam mengembangkan usaha ini yaitu kenaikan harga

Universitas Sumatera Utara


85

BBM yang tidak stabil yang mengakibatkan harga bahan baku yang meningkat

sehingga mengghambat proses produksi yang mengakibatkan pendapatan usaha

menurun.” (Ivan Nasution dan Evan Trigan, karyawan warung wajik peceren

H.Ngadimin)

Dapat di tarik kesimpulan dari hasil wawancara karyawan bahwa usaha ini sering

mengalami ancaman pada proses produksi dikarenakan kenaikan harga BBM yang

tidak stabil. Dan hal ini mengakibatkan pendapatan usaha tersebut tidak stabil atau

menurun.

4.3 Teknik Analisis Data

Tenik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kulitatif dengan metode analisis swot yang merupakan cara merumuskan

dan menafsirkan data yang ada menggunakan metode SWOT sehingga memberikan

gambaran yang jelas mengenai kekuatan kelemahan peluang dan ancaman yang

dimiliki Warung Wajik Peceren H.Ngadimin

4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan

Berdasarkan hasiil wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber

serta hasil observasi langsung ke Warung Wajik Peceren H.Ngadimin, maka dapat

diklasifikasikan beberapa faktor lingkungan perusahaan yang memperngaruhi yang

terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal terdiri

atas kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness), sedangkan lingkungan

eksternal terdiri atas peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat).

Universitas Sumatera Utara


86

4.3.1.1 Lingkungan Internal

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki suatu perusahaan adalah hasil dari analisa lingkungan

internal perusahaan. Secara garis Besar keuntungan yang dimiliki oleh Warung

Wajik Peceren H.Ngadimin yang di dapatkan dari analisa lingkungan internal

adalah sebagai berikut :

1. Kulitas Produk yang baik

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin secara konsisten menghasilkan produk

makanan dari bahan baku yang berkualitas dengan jenis tertentu atau pilihan.

Tanpa menggunakan penyedap makanan atau bahasa gaul zaman sekarang

tanpa menggunakan micin . Porsi makana yang banyak, cita rasa dan aroma

yang khas. Serta berdasarkan hasil observasi peneliti produk yang dihasilkan

oleh warung wajik peceren H.Ngadimin ini selalu sama setiap harinya.

2. Produk yang Bervariasi

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin pada awalnya hanya menjual wajik saja,

lama kelamaan dengan melihat selera konsumen dan tidak mau ketinggalan

trend, usaha ini menghasilkan menu makanan berbagai jenis dan memiliki

cita rasa tersendiri. Seperti : Wajik, Pecel, Gado-gado, Nasi ikan taucho, Teh

sere, Teh jahe gula merah dan masih banyak jenis makanan dan minuman

lainnya. Dapat dilihat dari lampiran yang di peroleh peneliti.

3. Harga yang terjangkau

Wajik dan pecal serta menu makanan lainnya di jual dengan harga yang

murah, Produk makanan yang di jual dengan harga Rp 5.000-Rp 40.000 per

Universitas Sumatera Utara


87

posi dan produk minuman yang di jual dengan harga Rp 5.000-Rp 15.000

per jenis minuman. Dan Dapat dilihat di lampiran berdasarkan dokumentasi

yang di lakukan peneliti pada saat observasi. Pemilik mengakui tidak

mengambil untung yang tinggi. Konsep utama dalam menjual produknya

adalah dengan untung yang sedikit dan banyak pengunjung.

4. Promosi yang maksimal

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin sudah memanfaatkan teknologi sesuai

dengan perkembangan zaman. Warung wajik ini memanfaatkan berbagai

ragam media sosial dalam pelaksaan promosi produk dan usaha agar tersebar

luas di kalangan masyarakat maupun di pasar. Sosial yang sudah digunakan

seperti facebook dan instagram dalam melakukan promosi produk dalam

meningkatkan penjualan. Sehingga konsumen dengan mudah mengetahui

tempat usaha tersebut dan dapat diakses melalui jalur media sosial.

5. Ketersediaan Bahan Baku

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin sudah memiliki pemasok bahan baku

tetap dengan kulitas yang ditentukan. Karena di Kota Berastagi merupakan

kota penghasil buah dan sayur ternama dan memiliki potensi yang luar biasa.

Dan dalam kesempatan ini warung wajik Haji ngadimin tidak menyia-

nyiakan hal tersebut. Warung Wajik Haji Ngadimin memperoleh berbagai

jenis sayur-mayur dan buah-buahan yang di jadikan minuman dari pemasok

yang sudah menjadi rekan kerja mereka. Hal ini menjadi kekuatan bagi

usaha ini karena mendapatkan persediaan bahan baku dengan mudah.

Universitas Sumatera Utara


88

6. Kualitas Pelayananan baik

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin memiliki kualitas pelayanan yang

sangat memuaskan konsumen. Dikarenakan sumber daya manusia yang

bekerja dalam keberlangsungan usaha ini harus memiliki potensi yang

kompetitif, inovatif dan kreatif. Dan berpenampilan menarik, sopan dan

bersih pada saat melayani konsumen. Dan hal ini harus di miliki oleh

karyawan yang bekerja di warung wajik ini. Hal ini menjadi kekuatan bagi

usaha ini agar dapat bersaing dengan usaha sejenis.

7. Lokasi usaha yang Strategis

Lokasi warung wajik peceren H.Ngadimin terletak di jalan jamin ginting

Desa Sempajaya No.38 Kota Berastagi yang terkenal sebagai daerah yang

memiliki objek wisata yang menarik dan memiliki banyak jenis variasi

kuliner. Tempat usaha warung wajik Peceren H.Ngadimin dapat dikatakan

eksklusif karena terpisah dari usaha yang sejenis. Dan berada di pinggir jalan

raya. Dan Keadaan usaha tersebut dari kondisi fisik (physical evidance)

sudah bagus baik dilihat dari interior usaha tersebut dan kebersihan selalu

terjaga di usaha wajik ini. Hal ini di nilai penulis sebagai salah satu

kekuatan. Banyak orang yang datang dari luar kota atau sekitaran Kota

Berastagi khusus untuk mencoba kuliner Warung Wajik Peceren

H.Ngadimin

2. Kelemahan (Weakness)

Selain kekuatan faktor-faktor yang menjadi kelemahan juga menjadi hasil

yang didapatkan dari analisa lingungan internal. Berikut Merupakan Kelemahan

Universitas Sumatera Utara


89

yang di miliki Warung Wajik Peceren H.Ngadimin

1. Tempat parkir yang tidak luas

Keterbatasan tempat parkir sangat menunjang keinginan konsumen dalam

melakukan kunjungan ke suatu tempat. Pada Warung Wajik Peceren

H.Ngadimin hanya memiliki tempat parkiran yang sempit serta dekat dengan

jalan raya dan pada saat musim liburan dapat mengakibatkan kemacetan

yang luar biasa dikarenakan konsumen warung wajik ini parkir dengan

kesukaan hati mereka tanpa mempedulikan orang lain. Dan usaha tersebut

perlu memperluas lahan parkiran untuk konsumen karena sangat

berpengaruh dengan keamanan dan kenyamanan konsumen.

2. Ketidak lengkapan atribut Produk

Warung Wajjik Peceren H.Ngadimin belum memasarkan dengan merek

sendiri, dan belum memiliki izin dinkes dan label halal. Warung wajik

H.Ngadimin ini dalam memasarkan produk nya tanpa menggunakan dust

bag usaha. Padahal dengan menggunakan dust bag atau logo usaha

konsumen akan semakin penasaran dengan produk yang di hasilkan

4.3.1.2 Lingkungan Eksternal

1. Peluang (Oppurtunity)

Peluang yang dimilki perusahaan merupakan hasil dari analisa lingkungan

eksternal perusahaan. Beberapa peluang yang dimilki usaha warung wajik

H.Ngadimin yang di dapatkan melalui analisa lingkungan eksternal adalah

1. Permintaan meningkat pada musim tertentu

Permintaan Menu makanan Warung Wajik Peceren H.Ngadimin meningkat

Universitas Sumatera Utara


90

pada hari libur yaitu sabtu dan minggu dikarenakan lokasi usaha tersebut di

sekelilingin objek wisata. Seperti : bukit kubu, pajak buah, taman mejuah-

mejuah, gundaling farmstaed dan masih banyak lainnya. Dan ini merupakan

peluang untuk usaha warung wajik. Hasil ini di peroleh secara langsung dari

hasil observasi ke lapangan.

2. Minat konsumsi tinggi

Hampir semua konsumen yang sudah melakukan kunjungan di warung wajik

peceren H.Ngadimin ini menyukai hasil produksi makanan dan minuman,

yang membuat usaha wajik ini lebih mudah untuk menjual produk

makanannya. Dikarenakan produk yang di produksi memiliki cita rasa yang

khas dengan aroma yang enak untuk di nimkati. Dan kulitas produk dari segi

cita rasa , penampilan, poris, cita rasa dan daya tahan produk sama setiap

harinya karena usaha ini memproduksi produknya tanpa menggunakan

penyedap makanan. Hasil ini di peroleh secara langsung dari observasi ke

lapangan.

3. Bertambahnya objek wisata

Pertambahan objek wisata sangat berpengaruh bagi usaha warung wajik ini.

Seperti pertambahan objek wisata baru di Kota Berastagi seperti taman

mejuah-juah dan pagoda juga berpengaruh terhadap perkembangan kemajuan

usaha ini. Dengan adanya objek wisata ini, wisatawan yang berdatangan dari

luar kota. maupun di dalam kota pasti melakukan kunjungan ke kuliner Kota

Berastagi. Salah satunya usaha wajik ini yang merupakan usaha kuliner yang

terkenal dan banyak peminatnya. Hasil ini di peroleh dari observasi langsung

Universitas Sumatera Utara


91

ke lapangan dan pada saat wawancara dengan konsumen peneliti juga

menanyakan terlebih dahulu mengapa dapat sampai di kuliner wajik dan

sebagian konsumen menjawab mereka baru saja selesai melakukan liburan

dan menikmati objek wisata di Kota Berastagi.

4. Bertambahnya populasi penduduk

Bertambahnya polulasi penduduk juga berpengaruh terhadap peningkatan

permintaan konsumen. Karena usaha ini adalah usaha industri yaitu usaha

pengolahan barang mentah atau setengah jadi menjadi barang konsumsi

seperti makanan dan minuman. Yang merupakan kebutuhan pokok manusia.

Apalagi hasil produksi di usaha warung wajik ini di produksi tanpa

mengunakan bahan pengawet atau penyedap makanan. Dan dilihat dari segi

kesehatan usaha produk usaha ini layak di konsumsi.

2. Ancaman (Threat)

Beberapa ancaman yang dimiliki Usaha Warung Wajik Peceren

H.Ngadimin yang di dapat melalui analisa lingkungan eksternal adalah sebagai

berikut :

1. Banyaknya pesaing dengan usaha sejenis

Pesaing dari usaha ini adalah usaha yang memproduksi barang yang sejenis

dan memiliki konsep sama. Berdasarkan hasil observasi langsung ke

lapangan, nama usaha sejenis yang berdekatan dengan usaha wajik peceren

H.Ngadimin ini adalah usaha warung wajik bahagia (A) Bapak Suparman

dan usaha warung wajik bahagia (B). Dan hal ini menjadi penghambat bagi

warung wajik peceren H.Ngadimin dalam keberlangsungan usahanya. Dan

Universitas Sumatera Utara


92

tidak menutup kemungkinan akan ada lagi muncul usaha sejenis dengan

konsep yang sama juga. Oleh sebab itu pemilik perlu mengantisipasi

perkembangan produk dari usaha lainnya untuk tetap menjaga pangsa pasar

agar tetap aman.

2. Kenaikan harga BBM

Dalam kegiatan produksi tentunya usaha warung wajik H,Ngadimin ini akan

memerlukan bahan mentah untuk dijadikan barang jadi untuk di pasarkan

agar memperoleh keuntungan demi pencapaian tujuan usaha. Seperti yang

sering terjadi naiknya harga bahan bakar minyak dan gas akan

mempengaruhi kenaikan harga bahan baku seperti: beras pulut, gula, telur,

minyak goreng dan lain-lain. Maka dari itu usaha ini harus tetap

menyeimbangkan proses produksinya seperti dapat dilakukan dengan

mengurangi porsi produk. Sehingga harga terjaga dan kesetabilan

pendapatan serta dapat bertahan di persaingan

Berikut tabel yang merupakan rangkuman dari kekuatan (Strength) kelemahan

(Weakness), peluang (Opportunity),dan ancaman (Threat) Usaha Warung Wajik

Peceren H.Ngadimin.

Tabel 4.4
SWOT Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
(Strength) (Weakness) (Oppurtunity) (Threat)
1. Kualitas 1. Tempat 1. Permintaan 1. Banyakn
Produk baik parkir yang meningkat ya
tidak luas pada musim pesaing
2. Produk yang tertentu dengan
bervariasi 2. Ketidaklengk usaha
aan atribut 2. Minat sejenis

Universitas Sumatera Utara


93

3. Harga produk konsumen


Terjangkau tinggi 2. Kenaika
3. Tidak n Harga
4. Promosi yang menggunaka 3. Bertambahnya BBM
maksimal n jasa agen Objek wisata
distributor
5. Ketersediaan 4. Bertamahnya
bahan baku populasi
penduduk
6. Kualitas
pelayanan baik

7. Lokasi usaha
strategis
Sumber :Data diolah penulis (2020)

4.3.2 Internal Strategic Factor Analysis Strategy (IFAS)

Matrik IFAS disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal

tersebut dalam kerangka Strenght dan Weakness perusahaan. Tahapnya adalah

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dalam skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-

faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1.00)

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat

Universitas Sumatera Utara


94

baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri dengan pesaing

utama. Sedangkan variabel yang bersifa negatif, kebalikannya. Contohnya,

jika kelemahan perusahaan besar sekali di bandingkan dengan rata-rata

industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah

rata-rata industri, nilainya adalah 4.

Rating pada matriks IFAS adalah

1= merupakan kelemahan utama

2= merupakan kelemahan-kelemahan yang kecil

3= merupakan kekeuatan yang kecil

4= merupakan kekuatan yang utama

Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu

pada industri dimana perusahaan berada.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasai mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis internalnya. Skor ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Berikut adalah penyajian faktor-faktor internal usaha Warung Wajik

Peceren Haji Ngadimin dalam tabel Internal Strategic Factor Analysis

Universitas Sumatera Utara


95

Summary (IFAS)

Tabel 4.5
Internal Strategic Factor Analyisis Summary (IFAS) Usaha Warung
Wajik Peceren H.Ngadimin
Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot
x
Rating
Kekuatan:
1. Kualitas produk baik 0,13 4 0,52

2. Produk bervariasi 0,10 4 0,40

3. Harga terjangkau 0,12 4 0,48

4. Promosi maksimal 0,08 3 0,24

5. Ketersediaan bahan baku 0,11 3 0,33

6. Kualitas pelayanan baik 0,10 3 0,30

7. Lokasi usaha strategis 0,09 3 0,27

Total Skor Kekuatan 0,73 2,54


Kelemahan :
1. Tempat parkir yang tidak luas 0,14 1 0,14

2. Ketidaklengkapan atribut produk 0,13 2 0,26

Total Skor Kelemahan: 0,27 0,40


TOTAL 1 2,94
Sumber : Data diolah Penulis (2020)

Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi kekuatan adalah sebagai

berikut

1. Kekuatan Utama yang pertama Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu

kualitas produk baik dengan skor 0,52 melalui bobot 0,13 (sangat penting) dan

rating 4 (kekuatan utama). Kualitas adalah hal yang sangat penting dan juga

Universitas Sumatera Utara


96

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

2. Kekuatan utama yang kedua Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu

Harga terjangkau dengan skor 0,48 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan

rating 4 (kekuatan utama). Harga merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

3. Kekuatan utama yang ketiga Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu

produk yang bervariasi dengan skor 0,40 melalui bobot 0,10 ( penting) dan

rating 3 (kekuatan yang kecil ). Varian produk sangat penting untuk kepuasaan

pelanggan dalam memilih produk.

4. Kekuatan utama yang ke empat Usaha Warung Wajik Pecere H.Ngadimin yaitu

ketersediaan bahan baku dengan skor 0,33 melalui bobot 0,11 ( penting) dan

rating 3 (kekuatan yang kecil). Ketersediaan bahan baku menjadi kekuatan

karena selalu tersedia dan menjaga produksi tetap lancar.

5. Kekuatan yang ke lima Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu Kualitas

pelayanan baik dengan skor 0,30 melalui bobot 0,10 (penting) dan rating 3

(kekuatan yang kecil). Pelayanan dinilai dari pendapat konsumen yang

berkunjung ke warung tersebut serta padatnya penduduk yang berkunjung pada

setiap harinya.

6. Kekuatan yang ke enam Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu lokasi

strategis dengan skor 0,27 melalui bobot 0,09 (penting) dan rating 3 (kekuatan

yang kecil). Lokasi usaha dinilai strategis karena di sekelilingi dengan objek

wisata yang sangat indah pemandangannya.

7. Kekuatan yang ketujuh Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu promosi

Universitas Sumatera Utara


97

yang maksimal dengan skor 0,08 melalui bobot 0,24 (penting) dan rating 3

(kekuatan yang kecil). Promosi dinilai dari pengetahun konsumen akan adanya

usaha warung tersebut dan produk yang selalu up to date di media sosial maupun

media sosial dan media cetak.

Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi kelemahan adalah sebagai

berikut:

1. Kelemahan utama yang pertama Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin

yaitu tempat parkir yang tidak luas dengan skor 0,14 melalui bobot 0,14 (sangat

penting) dan rating 1(Kelemahan utama). Usaha ini tidak memiliki tempat parkir

yang tidak luas sehingga berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan

konsumen pada saat berkunjung karena lokasi usaha tersebut dekat dengan jalan

raya.

2. Kelemahan utama yang ke dua Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu

ketidaklengkapan atribut produk dengan skor 0,13 melalui bobot 0,26 (penting)

dan rating 2 (Kelemahan kecil). Atribut produk dari segi pengemasan masih

belum menggunakan logo atau merek usaha.

4.3.3 External strategic Factor Analysis Strategy (EFAS)

Sebelum membuat matrik EFAS, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor-

faktor eksternal. Berikut adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS):

1. Susunlah dalam kolom 1(5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman)

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam fakor tersebut dalam kolom 2,

mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-

faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor

Universitas Sumatera Utara


98

strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif

(peluang yang semakin besar diberikan rating +4 , tetapi jika peluangnya

kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah

kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya

adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingya 4.

Rating pada matriks EFAS:

1= memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar

2= memilik peluang yang sedikit atau ancaman yang besar

3= memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil

4= memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang lain nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor.

5. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini

menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-

faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk

membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam

Universitas Sumatera Utara


99

kelompok industri yang sama.

Berikut adalah penyajian faktor-faktor usaha Warung Wajik Peceren

H.Ngadimin dalam tabel Eternal strategic factor Analysis summary (EFAS)

Tabel 4.6
External Strategic factor Analysis (EFAS) Usaha Warung Wajik
H.Ngadimin
Faktor-faktor strategis Bobot Rating Bobot x
Eksternal Rating
Peluang:

1. Permintaan meningkat pada 0,15 3 0,45


musim tertentu

2. Minat konsumen masyarakat 0,18 4 0,72


tinggi
0,17 4 0,68
3. Bertambahnya objek wisata
0,15 3 0,45
4. Bertambahnya populasi
penduduk
Total Skor Peluang 0,66 2,30
Ancaman :

1. Banyaknya pesaing dengan 0,19 1 0,19


usaha yang sejenis

2. Kenaikan Harga BBM 0,20 2 0,40


Total Skor Ancaman 0,34 0,61
Total 1 2,91
Sumber : Data diolah penulis (2020)

Keterangan hasil analisis EFAS dari sisi peluang adalah sebagai berikut :

1. Peluang utama Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu Minat

Konsumen tinggi dengan skor 0,72 melalui bobot 0,18 (sangat penting) dan

rating 4 (peluang yang sangat besar). Kegemaran masyarakat mengkonsumsi

wajik, pecel serta menu makanan lainnya yang sangat enak. Dan hal ini menjadi

Universitas Sumatera Utara


100

peluang bagi perusahaan

2. Peluang Kedua Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu bertambahnya

objek wisata dengan skor 0,68 melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4

(peluang yang sangat besar). Bertambahnya objek wisata di Kota Berastagi

merupakan peluang yang sangat besar bagi perusahaan karena wisatawan yang

berdatangan akan mengetahui kuliner di warung wajik dan berkunjung ke

warung wajik.

3. Peluang ketiga Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu permintaan

meningkat pada musim tertentu dengan skor 0,45 melalui bobot 0,15 (penting)

dan rating 3 (peluang besar). Waktu tertentu seperti liburan sekolah dan hari

besar lainnya mendatangkan keuntungan bagi usaha ini karena permintaan nya

naik.

4. Peluang ke empat Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu bertambanya

populasi penduduk dengan skor 0,45 melalui bobot 0,15 (penting) dan rating 3

(peluang besar). Semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka usaha ini

mendapat peluang yang besar untuk meningkatkan penjualan.

Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Ancaman adalah sebagai

berikut:

1. Ancaman utama Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu kenaikan

harga BBM dengan skor 0,20 melalui bobot 0,40 ( sangat penting) dan rating 2

(ancaman besar). Kenaikan harga BBM berdampak pada naiknya harga bahan

baku dan bahan penunjang yang juga berdampak pada produksi di usaha warung

wajik.

Universitas Sumatera Utara


101

2. Ancaman yang ke dua Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin yaitu

banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis dengan skor 0,19 melalui bobot

0,19 (sangat penting) dan rating 1 (ancaman yang sangat besar). Tingginya

tingkat persaingan merupakan ancaman terbesar bagi perusahaan ini.

4.3.4 Analisis Diagram SWOT

Dari hasil pembobotan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil seperti yang

tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Matriks IFAS dan EFAS
Total Skor Kekuatan = 2,54 Total Skor Kelemahan = 0,40

Total Skor Peluang= 2,30 Total Skor Ancaman = 0,61

Total S + O = 4,84 Total W+T =1,01

Sumber : Data diolah penulis (2020)

Diketahui oleh :

Strength + Opportunity >Weakness + Threat

4,84 > 1,01

Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan

keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekommendasi yang

diharapkan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal diatas

maka strategi yang harus di ambil oleh pihak Usaha Wajik Peceren H.Ngadimin

dapat digambarkan dalam bentuk diagram SWOT seperti halaman berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


102

Gambar 4.1
Diagram SWOT Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin
Peluang (2.30)
IV I
Mendukung Strategi
Agresif

Kelemahan (0,40) Kekuatan (2,54)


III II
Ancaman (0,61

Sumber : Data diolah penulis (2020)

4.3.5 Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT dianalisis dengan menyesuaikan antara kekuatan dan

kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki perusahaan.

Analisis matriks SWOT Usaha Warung Wajik H.Ngadimin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
Matriks SWOT Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin
Faktor Eksternal Kekuatan (Strength) Kelemahan
(Weakness)
1. Kualitas produk baik 1. Tempat parkir
2. Produk bervariasi yang tidak
3. Harga terjangkau luas
4. Promosi maksimal 2. Ketidaklengka
5. Ketersediaaan bahan pan atribut
baku produk
6. Kualitas pelayanan
baik
7. Lokasi usaha
strategis

Faktor Internal

Universitas Sumatera Utara


103

Peluang (Oppurtunity) Strategi SO Strategi WO


1. Permintaan (menggunakan (meminimalkan
meningkat pada kekuatan untuk kelemahan
musim tertentu memanfatkan untuk
2. Minat konsumen peluang) mendapatkan
masyarakat tinggi peluang)
3. Bertambahnya 1. Membuat inovasi 1. Melakukan
objek wisata produk “edisi pembenahan
4. Bertambahnya liburan” pada saat tempat
populasi musim libur sekolah parkiran
penduduk atau hari raya karena 2. Membuat logo
banyaknya sebagai
permintaan kelengkapan
2. Mempertahankan atribut guna
harga dan kualitas meningkatkan
produk untuk daya tarik
menarik konsumen produk serta
baru, serta meningkatkan
meningkatkan kepuasan
kepuasan dan konsumen.
loyalitas konsumen
lama.
3. Melakukan
penjualan melalui
media sosial serta
lokasi yang strategis
di sekelilingi objek
wisata dapat
meningkatkan
penjualan.
4. Memanfaatkaan
ketersediaan bahan
baku dengan
semaksimal
mungkin dengan
bertambahnya
populasi dapat
meningkatkan
penjualan.
Ancama (Threat) Strategi ST Strategi WT
1. Banyaknya pesaing (menggunakan (meminimalkan
dengan usaha yang kekuatan untuk kelemahan
sejenis menghindari dengan
ancaman) menghindari

Universitas Sumatera Utara


104

2. Kenaikan Harga BBM ancaman)


1. Menciptakan produk 1. Melakukan
dengan bentuk dan Renovasi
cita rasa yang baru untuk
2. Menciptakan memperluas
kualitas produk yang lokasi parkiran
baik dengan guna
memanfaatkan meningkatkan
ketersediaan bahan kenyamanan
baku yang bagus. dan keamanan
3. Memperbanyak konsumen
produksi untuk 2. Menciptakan
memperluas pasar Logo atau
4. Melakukan kegiatan merek guna
promosi menarik mengindari
pada saat musim kesalahaan
tertentu. konsumen
pada saat
berkunjung
dengan usaha
sejenis
3. Membangun
dan
mengembangk
an usaha
patungan
dengan pihak
yang
menyediakan
modal dan
bahan baku
untuk
menghindari
penurunan
produksi
sehingga dapat
di ciptakan
atribut produk.
Sumber : Data diolah penulis (2020)

Berdasarkan matriks SWOT menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat

ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan faktor eksternal. Sesuai dengan matriks

Universitas Sumatera Utara


105

SWOT, usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin paling sesuai memanfaatkan

strategi SO, namun untuk memaksimalkan hasil, sebaiknya pemilik juga

memanfaatkan strategi lainnya dalam menjalankan usaha. Kombinasi kedua faktor

tersebut ditunjukkan dalam hasil analisis SWOT sebagai berikut:

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-

pelung yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan memiliki kelemahan

perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut. Sedangkan jika

perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus berusaha

menghindarinya dan berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada. Strategi SO

pada Usaha Warung Wajik Pecere H.Ngadimin adalah sebagai berikut:

1. Membuat inovasi produk “edisi liburan” pasa saat musim libur sekolah atau

hari raya karena banyaknya permintaan. Seperti yang dapat dilakukan dalam

penciptaan produk baru ala musim liburan. Dapat menciptakan wajik dengan

cita rasa yang baru dan makanan yang lain seperti membuat cake, minuman

buble seperti minuman yang terkenal sekarang dengan rasa yang bervariasi.

2. Mempertahankan harga dan kualitas produk untuk menarik konsumen baru

serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen lama. Seperti harga

produk yang sebelumnya harus tetap terjaga meskipun adanya benturan

dalam memperoduksinya yang di sebabkan kenaikan harga BBM tetapi hal

tersebut tidak menjadi masalah dikarenakan usaha warung wajik H.Ngadimi

ini dapat memproduksi produknya dengan mengurangi porsi produknya

sehingga harga tetap terjaga kesetabilannya. Dan dapat menarik konsumen

Universitas Sumatera Utara


106

baru serta meningkatkan loyalitas konsumen lama.

3. Melakukan penjualan melalui media sosial serta lokasi yang strategis serta di

sekelilingi objek wisata dapat meningkatkan penjualan. Berdasarkan data

yang sudah di peroleh peneliti maka usaha ini sudah menerapkan promosi ke

berbagai media sosial. Dengan desain yang menarik perhatian konsumen

menyebarluaskan produk di berbagai media lainnya. Seperti iklan,

whatshapp dan lain-lain.

4. Memanfaatkan ketersediaan bahan baku dengan semaksimal mungkin

dengan bertambahnya populasi dapat meningkatkan permintaan.

Ketersediaan bahan baku dapat di lakukan seperti memproduksi produk yang

terbaru dan sehingga masyarakat ataupun konsumen yang melakukan

kunjungan tidak bosan dengan produk yang hanya biasa saja .

2. Strategi ST (Strength-Threat)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi

dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi ST pada Usaha Warung Wajik

Peceren H.Ngadimin adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan produk dengan bentuk cita rasa yang baru. Akibat tingginya

persaingan dengan usaha sejenis, maka usaha ini diharuskan melakukan

renovasi pada produk yang dihasilkan, untuk menciptakan ciri khas pada

Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin. Seperti penciptaan wajik dengan

berbagai cita rasa serta menciptakan berbagai jenis minuman dengan

berbagai varian rasa.

2. Menciptakan kualitas produk yang baik dengan memanfaatkan ketersediaan

Universitas Sumatera Utara


107

bahan baku. Dengan kekayaan sumber daya alam dari sektor pertanian di

daerah Kota Berastagi usaha warung wajik dapat menciptakan produk yang

berkualitas tinggi dengan cita rasa yang khas sehingga di minati banyak

masyarakat.

3. Memperbanyak produksi untuk memperluas pasar.

Dalam menjalankan usaha ini warung wajik ini, perlu memperbanyak

produksi dengan memperluas produk di pasar. Dengan cara mencari agen

distributor sehingga produk tidak hanya terjual kepada konsumen yang

berkunjung saja tetapi sudah tersebar luas di pasar. Dalam hal tersebut dapat

meningkatkan penjualan pada warung wajik ini tanpa harus bersusah payah

dalam memasarkan atau menjual produk sendiri di pasar.

4. Membuat kegiatan promosi menarik, yang berbeda dengan usaha sekitar.

Dan khusus diadakan pada saat hari libur nasional. Kota Berastagi memiliki

banyak destinasi wisata, ini bisa di jadikan peluang oleh Usaha Warung

Wajik Peceren H.Ngadimin dengan membuat sepanduk promosi produk di

depan usaha yang lebih mencolok di bandingkan dengan usaha lain. Seperti

contoh dapat di lakukan produk sepaket dan banyak cara lainnya. Sehingga

memiliki perbedaan dengan usaha sejenis lainnya.

3. Strategi WO (Weakness-Oppurtunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal

perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO pada Usaha

Warung Wajik Peceren H.Ngadimin sebagai berikut:

1. Melakukan Pembenahan tempat parkiran.

Universitas Sumatera Utara


108

Kurangnya lahan tempat parkiran dapat mengakibatkan kurangnya konsumen

dalam melakukan kunjungan. Perluasan parkiran dapat dilakukan dengan

mengoptimalkan lahan parkiran, seperti kendaraan konsumen dapat di susun

sesuai prosedurnya. Serta meminta izin kepada masyarakat sekitar agar lokasi

rumahnya ataupun usahanya dapat di pakai konsumen pada saat parkiran

padat. Dan juga dapat di lakukan membeli lahan kosong di sekitar lokasi

usaha.

2. Membuat logo sebagai kelengkapan atribut guna meningkatkan daya tarik

produk serta meningkatkan kepuasaan konsumen. Kelengkapan atribut

produk dapat dilakukan dengan cara menciptakan dustbag produk. Sehingga

konsumen dengan cepat mengetahui produk dan konsumen menjadi

penasaran serta segera melakukan pembelian.

4. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang

dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal

sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang untuk

tetap hidup bertahan. Adapun strategi WT dari Usaha Warung Wajik Peceren

H.Ngadimin adalah :

1. Mengoptimalkan lahan parkiran dengan menyusun kendaraan konsumen

sesuai prosedur. Meminta izin kepada pemilik lokasi yang ada di sekitaran

lokasi usaha untuk dijadikan lahan parkiraan pada saat parkiran padat. Serta

dapat melakukan renovasi parkiran dengan membeli tanah kosong jika ada

Universitas Sumatera Utara


109

yang menjual lahan di sekitar lokasi. Sehingga lokasi parkiran yang luas

dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan konsumen.

2. Menciptakan logo atau merek guna menghindari kesalahan konsumen pada

saat berkunjung dengan usaha sejenis. Penciptaan logo usaha sangat penting

untuk dilakukan karena juga dapat menghindari kesalahan tempat untuk

berkunjung yang di lakukan dengan usaha sejenis. Dan dapat menyebabkan

usaha tersebut sangat cepat tersebar luas di pasaran. Penciptaan produk dapat

dilakukan dengan menciptakan dustbag usaha serta setiap produk memiliki

logo usaha yang hendak di bawa pulang oleh konsumen.

3. Membangun dan mengembangkan usaha patungan dengan pihak yang

menyediakan modal dan bahan baku untuk menghindari penurunan produksi

sehingga dapat di ciptakan atribut produk. Keberlangsungan usaha juga

dipengaruhi dengan investor yang profesional dan memiliki potensi yang

tinggi di pasar.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis SWOT yang dilakukan oleh peneliti pada maka

di tarik kesimpulan bahwa Usaha Warung Wajik Peceren H.Ngadimin mendukung

Strategi agresif (kuadran I), dimana warung wajik peceren H.Ngadimin memiliki

kekuatan lebih besar dari pada kelemahan (faktor internal) dan peluang yang dimliki

lebih besar dari pada ancaman (faktor eksternal). Strategi bersaing yang paling tepat

diterapkan untuk meningkatkan penjualan adalah Strategi SO (Strength-Opportunity)

yang diperoleh dari analisis SWOT. Sedangkan strategi lainnya seperi strategi WO

(Weakness-Opportunity),ST (Strength Opportunity),WT (Weakness-Threats) dapat

dijadikan sebagai strategi alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk

mengembangkan dan meningkatkan strategi bersaing dalam meningkatkan penjualan

usaha warung wajik peceren H.Ngadimin. Sedangkan strategi lainnya dapat dijadikan

sebagai alternatif yang dapat dibuat menjadi refrensi dan pertimbangan untuk

mengembangkan usaha, dalam meningkatkan penjualan dan menjaga agar tetap

unggul dalam persaingan dengan usaha sejenis.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

yaitu:

1. Membuat inovasi produk “edisi liburan” pada saat musim libur sekolah atau

110

Universitas Sumatera Utara


111

hari raya karena banyaknya permintaan.

2. Memanfaatkan ketersediaan bahan baku dengan semaksimal mungkin

dengan bertambahnya populasi penduduk dapat meningkatkan permintaan.

3. Menciptakan produk dengan menggunakan logo usaha dan memiliki izin

dinkes dan label halal.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Basu, Swasta dan Irawan. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi 4. Yogyakarta: Ansi
Offset
Basu, Swasta. 2001. Marketing Mix. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Boyd, 2000. Analisis SWOT. Jakarta: Erlangga
Bungin. 2017. Persaingan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Crown. 2005. Manajemen Strategi. Surabaya. PT. Gramedia
. 2006. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga
David & Thomas. 2003. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga
David, Fred R .2009. Manajemen Strategis. Jakarta: Mitra Wacana Media
. 2015. .Alat Analisis Strategi Bersaing Eksternal dan Internal.
Jakarta: Alfabeta
. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta: Mitra Wacana Media
. 2006. Manjemen Strategi. Jakarta: Erlangga
. 2006. Strategic Management: Consepts and Cases, 10th Ed.
Indriantoro dan Supomo dalam Purhantara. 2010. Analisis Data Sekunder.Surabaya:
Erlangga
Irlend, Hitt dan Hoskisson. 2011. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi
J. David, Hunger . 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi
Kotler, Philip. 2004. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro ,Mudrajad. 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif.Jakarta:
Erlangga
Mary,Coulter. 2002. Strategic Management in Action ,2nd ed., Pretince Hall New
Jersey
Marwan. 2003. Konsep Penjualan. Yogyakarta: Erlangga
Mintberg, Henry. 2002. Strategi Persaingan. Bandung: Alfabeta

Universitas Sumatera Utara


Moleong, Lexy J. 2000. Defenisi Wawancara.Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utma
. 2012. Informan Penelitian Pendekatan kualitatif. Jakarta: Ghaila Indonesia
. 2012. Pendekatan Kualitatif. Jakarta: Erlangga
. 2013. Pendekatan Kualitatif. Surabaya: PT.Gramedia
Muhadjir, Neong. 2002. Metodologi Penelitian kulitatif, Yogyakarta: Rakesarasin
Nafarain, M. 2009. Konsep Penjualan.Semarang: Mitra Wacana Media
. 2009. Strategi Bersaing. Surabaya: PT.Gramedia Pustaka Utama
Nazir. 2003. Pengertian Studi Kepustakaan. Jakarta: Karya Selmba Empat
Paul Otlet International Economic Conference. 2000. Analisis Pengumpulan Data
Berdasarkan dokumentasi. Jakarta: PT.Gramedia.
Porter, Michael E. 2010. Management Strategic. Yogyakarta: Erlangga
. 2000. Competitive Strategy. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama
. 2006. Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Bogor: Andy offset
Purhantara. 2010. Teknik Pengumpulan Data Sekunder. Jakarta: Erlangga
R. Jauch, Lawrence and F. Glueck, William 2004. Management Strategis dan
kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlanga
RA, Supriyono. 2001. Manajemen Strategi dan Kebijaka Perusahaan.Yogyakarta :
Pustaka Nusantara
Rachmat . 2016. Teknik Membedah Analisis Swot. Jakarta: Pt Gramedia
Rangkuti, Freddy. 2002. Manajamen Strategi. Yogyakrta: PT.Gramedia Pustaka
Utama
. 2012. Teknik Menganalisis Industri Dan Pesaing. Yogyakarta: Erlangga
. 2015. Teknik Analisis Lingkungan Eksternal. Jakarta: Erlanga
. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta :PT.Gramedia
. 2014. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama.
Robinson. 2014. Manajemen Strategis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Soedjadi. 2000. Konsep Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Universitas Sumatera Utara


Sofian, Assuari. 2011. Pemasaran Strategik. Edisi 3. Yogyakarta: Andi
Sugiyono. 2014. Wawancara Terstruktur. Jakarta. Erlangga
Suryanto, Muhamad. 2007. Startegi Bersaing. Jakarta: Erlangga
Thomas, Hunger.L dan Martin. 2010. Manajemen Strategi. Jakarta: Mitra Wacana
Media
Umar, Husein. 2005. Perumusan Strategi Bersaing. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Webster’s New World Dictionary. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia.KUBI.
Jakarta: Erlangga
Whelen. 2000. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Winardi. 2000. Pemasaran. Bogor: PT.Gramedia Utama.
Yazid. 2003. Bauran Pemasaran. Surabaya: Erlanga

Sumber Jurnal
Riswandi, Akbar. 2016.Analisis Strategi Bersaing Rumah Makan (Studi Pada Rumah
Makan Darisa Cafe Campus). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis (JAB)│Vol 2
No.3 Maret 2016│jurnal.untad.ac.id
Yongki, Antoni. 2016. Analisis Strategi Bersaing Conato Jember.Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)│Vol. 14 No.3 Oktober
2015│administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Nurcahaya, Sianipar. 2015. Analisis Strategi Bersaing Pada Usaha Laundry Padang
Bulan (Studi Kasus pada Cheap Laundry).Jurnal Ilmu Administrasi (JAB)│
No.1 November 2015│repository.usu.ac.id
Ratih, Indryani. 2015. Analisis Strategi Bersaing Pada Bakery Donalson di
Makassar.Jurnal Adminisrasi Bisnis (JAB) │Vol.7 No 2 September
2015│administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sulbina. 2015. Analisis Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Penjualan Pada
Warnet Harlens.Jurnal Adminstrasi Bisnis (JAB)│Vol.20 No 23 Mei
2015│administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Sumber Internet
Https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.signals-
analytics.com/food-beverage-
analytics&ved=2ahUKEwiDisjdxfzsAhXIAnIKHVnsCl8QFjABegQIEhAB&u
sg=AOvVaw3-nxxbKAv0MiusVZnrt7mr

Universitas Sumatera Utara


Https://.google.com/url?sa=t&sourc=web&rct=j&url=http://medanbisnisdaily.com/m/
news/read/2013/08/18/45554/kue_wajik_pecerendan_pecal_berastagi/&ved=2
ahUKEwj7vq6Q_YLqAhWL8XMBHXv-
AW0QFjABegIAxAB&usg=AOvVaw1JakuXU5kzw9GL0SGIFKLg&cshid=
1592195258350
Https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rc=j&url=https://business.google.co
m/website/warung-wajik
bahagia&ved=2ahUKEwj7vq6Q_YLqhWL8XMBHXv-
AW0QFjADegQIAhAB&usg=AOvVaw3UNTnQwRs-
6RDWDx4puInNY&cshid=1592195397365
Http://www.kkbi.web.id pada tanggal 15 Agustus 2020
www.bps.go.id>2018/02/01>pertahun hasil web pertumbuhan produksi industri
manufaktur ~badan pusat statistik pada tanggal 28 Juli 2020),
Http://repository.upi.edu/14063/6/S_PEK_1001758_Chapter3.pdf pada 25 Agustus
2020)
Http://repository.unpas.ac.id/30446/4/BAB%20III%20Skripsi.pdf pada 25 Agustus
2020)

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Transkrip Wawancara Ibu Sry Siregar Selaku Pengelola Usaha

Data Wawancara

“Bagaimana strategi bersaing yang di terapkan dalam menjalankan usaha ini


?”

“Sehubungan saya selaku pengelola usaha wajik dan saya juga sudah
memerintahkan untuk semua pegawai yang bekerja di sini yaitu dengan menerapkan
promosi dengan sistem 3M (Mutu, Murah dan Mudah). Mengapa 3 M, saya kasih
sedikit penjelasan bahwa 3 M berarti yang pertama Mutu berarti wajik dan
makanan pendukung lainnya di olah dengan memiliki kualitas yang baik, yang
kedua Murah, yaitu harga wajik dan makanan lain juga terjangkau oleh konsumen
dan yang terakhir Mudah yang berarti proses pembuatan wajik dan makanan
lainnya tidak sulit dalam memproduksinya.

“Bagaimanakah tawaran harga yang di berikan kepada konsumen pada saat


melakukan pembelian ?”

“Di sini kami menawarkan harga produk tidak mahal-nahal kali, tawaran harga
yang kami berikan pada konsumen pada saat melakukan pembelian dengan harga
jual Rp. 2.000/Potong.Serta makanan pendukung minuman lainnya harganya
sekitar Rp.10.000-Rp.30.000. Jika ada pemesanan untuk acara penting dari luar
baik partai besar maupun partai kecil, kami memberikan diskon harga tergantung
kuntitas makanan yang di pesan. Kami menetapkan harga dari modal produksi
sampai produk jadi yang siap untuk di pasarkan. Disini kami juga sangat
mempertimbangkan kemampuan konsumen pada saat melukaan pembelian sehingga
tercipta kepuasan tidak hanya enak di mulut tapi juga enak di kantong.

“Bagaimana strategi yang di terapkan untuk menciptakan citra merek untuk


menarik konsumen ?”

“Dengan kepemilikan citra merek yang sudah di miliki saya sebagai pengelola dan
karyawan saya juga yang sangat berperan aktif dalam menjalankan usaha ini.
Dalam penciptaan citra merek kami sebagai penglola usaha wajik sangat
mengutamakan kepuasaan konsumen sehingga citra merek yang kami punya tidak
jelek di benak kosumen dengan cara menciptakan makanan dengan mutu yang
tinggi sehingga konsumen tertarik untuk berkunjung kembali, serta kami harus
menciptakan makanan yang bervariasi atau up to date sesuai kemajuan zaman
sehingga kosumen tidak bosan dengan produk yang kami ciptakan dengan harga
yang standart.”

“Bagaimana strategi yang di terapkan dalam menciptakan kulitas produk


untuk menarik perhatian konsumen dalam usaha ini?
“Kualitas wajik dalam menjalankan usaha ini di produksi dengan sangat bagus

Universitas Sumatera Utara


dengan bahan baku yang terbuat dari bahan mentah pilihan seperti beras, gula,
sayur-mayur dan bahan lainnya yang masih sangat bagus kualitas produknya serta
kualitas porsi makanan dan penampilan produk”

“Bagaimana pelayanan yang di berikan pada saat melayani konsumen pada


saat melakukan pembelian ?

“Di sini kami sangat mengutamakan pelayanan yang maksimal kepada konsumen .
Karena dari pelayanan juga merupakan poin yang unggul di miliki dari usaha yang
sejenis menurut saya. Pelayanan yang kami berikan untuk melayani konsumen
dengan cara menawarkan menu makanan terbaru di kertas kami berikan untuk
melayani konsumen dengan cara menawarkan menu makanan terbaru di kertas
kami berikan untuk melayani konsumen dengan cara menawarkan menu daftar
menu makanan yang sudah kami susun dan desain dengan sebaik-baiknya. Dan jika
konsumen memesan makananan, konsumen juga harus menuliskan menu makanan
di kertas yang sudah disediakan oleh karyawan. Dan karyawan sebelum berkerja di
wajibkan untuk berpakaian sopan, rapi dan konsumen harus lebih tanggap apa yang
di inginkan konsumen sehingga konsumen merasakan pelayanan yang baik”.

“Menurut Ibu , apakah lokasi usaha ini sudah strategis di bandingkan dengan
usaha sejenis lainnya ?”

“Menurut saya sih sudah, karena dari pengamatan saya, lokasi usaha kami ini
berada di pinggir jalan raya dan di sekelilingi dengan destinasi wisata yang sangat
menarik. Tapi jika ditanya mengapa usaha ini teletak berdekatan dengan konsep
yang sama. Mungkin saya jawab karena udah kesepakatan dari genareasi kami dan
harus bersaing secara sehat.”

“Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini ?

“Dalam kegiatan promosi dalam menjalankan usaha ini yaitu ke akun sosial media
seperti instagram dan facebook atas nama usaha warung wajik peceren. Dengan
begitu konsumen lebih cepat tahu apalagi sekarang sudah eraglobalisasi dan
semuanya dapat di akses di media sosial.”

“Apakah yang menjadi kelemahan, yang sering di alami dalam menjalankan


usaha ini ?”

“Yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha ini yaitu belum ada jasa agen
distributor dalam memasarkan produk yang kami ciptakan sehingga kami harus
berperan aktif dalam menjalankan usaha ini.”

“Menurut ibu, apa yang mungkin menjadi peluang dalam menjalankan usaha
tersebut ?”

Universitas Sumatera Utara


“Dengan bertambahnya objek wisata yang di kota Berastagi merupakan suatu
peluang bagi usaha kuliner ini karena dengan banyaknya wisatawan yang
berkunjung sudah pasti ada mereka ingin merasakan kuliner Kota Berastagi. Salah
satunya usaha kuliner yang kita jalankan saat ini.”

“Menurut ibu, apakah yang sering menjadi kendala atau ancaman di tengah
menjalankan usaha ini ?”

“Mungkin seperti yang kita lihat dengan berdirinya usaha sejenis dengan konsep
yang sama, serta harga kenaikan BBM yang tidak setabil yang mengakibatkan
harga sembako meningkat. Dan mengakibatkan pendapatan usaha ini tidak
setabil.”

Transkrip Wawancara Iva Nasution selaku karyawan

Data Wawancara

“Bagaimana harga yang di tawarkan kepada konsumen yang sedang


melakukan pembelian ?”

“Sesuai dengan arahan bos kami bahwa harga produk yang kami tawarkan di sini
harus sesuai dengan kemampuan konsumen dengan cara memaksimalkan kegiatan
produksi. Harga yang kami tawarkan di sini senilai Rp.2.000 / potong dan jika ada
pemesanan parta besar dan kecil kami akan memberikan sebagaimana mestinya.”

“Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menciptakan citra merek dalam


menarik perhatian konsumen?”

“Dalam menerpakan kegiatan citra merek yang mearik perhatian konsumen


mungkin Kami selalu berusaha menciptakan produk makanan terbaru dan
bervariasi tidak hanya menciptakan wajik dan pecel saja tetapi makanan pendukung
lainnya juga ada. Sehingga konsumen merasakan kepuasaan pada saat melakukan
pembelian. Dan itu menurut saya merupakan suatu kelebihan yang dimiliki usaha
wajik in.”

“Bagaimanakah kualitas produk yang di ciptakan dalam menjalankan usaha


ini ?”

“Kualitas produk juga merupakan cara kami yang paling depan dalam menjalankan
usaha ini, dalam memproduksi produk kami selalu menggunakan bahan mentah
yang bagus, penampilan produk yang di desain sehingga ketika melihat kita ingin
menikmatinya langsung serta porsi makanan yang memungkin melebihi dari usaha
lain.

Universitas Sumatera Utara


“Bagaimana pelayanan yang di berikan pada saat melayani konsumen yang
melakukan pembelian?”

“Peran kami selaku pelaku usaha wajik ini adalah Pelayanan yang kami berikan
terlebih dahulu memberikan daftar menu makanan yang ada, sesudah itu kami juga
menawarkan minuman yang ingin dikonsumsi serta makanan pelengkap lainnya.
Dan dalam proses bekerja kami sebagai karyawan di tuntut agar tanggap, cepat,
sopan, dan bersih. Dan itu sudah menjadi kebiasaan kami setiap harinya.”

“Menurut kakak, apakah lokasi usaha ini sudah strategis di bandingkan


dengan usaha lainnya ?

“ Kalo menurut saya sudah, dikarenakan letak usaha ini berada tepat di pinggir
jalan raya, dan di kota yang tepat yaitu Kota Berastagi yang memiliki sumber daya
alam yang sangat indah dan menarik di jadikan destinasi wisata. Dan konsumen
yang ingin berkunjung sangat mudah untuk mengetahui lokasi usaha.”

“Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini?

“Menurut saya sudah, karena usaha warung wajik H.Ngadimin dan selaku SDM
melakukan promosi ke akun sosial media secara terus menerus dan up to date jika
ada produk yang baru. Dan Hal itu merupakan kegiatan promosi yang sudah
maksimal menurut saya pribadi.”

“Menurut kakak, apa yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha


warung wajik ini ?”

“Kendala yang mungkin sering kami hadapi yaitu kenaikan harga BBM, jika dilihat
dari lokasi usaha wajik ini tempat pakir kurang luas.”

“Menurut kakak, apa yang menjadi pelung dalam menjalankan usaha ini?”

“Yang menjadi peluang dalam menjalankan usaha ini mungkin dengan


bertambahnya objek wisata di sekitar lokasi usaha maupun di Kota Berastagi.”

Transkrip Wawancara Evan Tarigan selaku karyawan

Data Wawancara

“Bagaimana harga yang di tawarkan kepada konsumen yang sedang


melakukan pembelian?”

“Baik, akan saya jawab, berkaitan dengan harga kami bekerja di sini di anjurkan

Universitas Sumatera Utara


agar dapat memproduksi makanan dan minuman dengan semaksimal mungkin
sehingga harga yang kami tawakan di warung wajik tidak tinggi dan dapat di
jangkau oleh konsumen. Kami hanya menjual wajik Rp. 2000//potong dan harga
jenis makanan juga antara Rp. 15.000-Rp. 30.000. Dan perporsinya sudah banyak.

“Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menciptakan citra merek dalam


menarik perhatian konsumen?”

“Cara kami untuk menciptakan citra merek yang baik di benak konsumen adalah
selalu menciptakan inovasi produk yang terbaru tetapi tidak menghilangkan rasa
yang khas.”

“Bagaimanakah kualitas produk yang di ciptakan dalam menjalankan usaha


ini ?”

“Cara yang kami tempuh dalam memnciptakan kualitas yang produk yang unggul di
mata konsumen yaitu dengan menciptakan makanan yang berchiri khas kan sesuai
dengan nama makanan, melebihkan porsi makanan, tidak menggunakan micin atau
penyedap makanan mendesain penampilan makanan, serta daya tahan makanan
tidak bertahan lama karena tidak ada bahan pengawet.”

“Bagaimana pelayanan yang di berikan pada saat melayani konsumen yang


melakukan pembelian?”

“Pelayanan yang harus kami lakukan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan
yaitu dengan berpakaian rapi dan selalu senyum dan menawarkan produk makanan
terbaru serta memberikan sedikit penjelasan dengan produk yang di tawarkan.”

“Menurut Abang, apakah lokasi usaha ini sudah strategis di bandingkan


dengan usaha lainnya ?

“Menurut saya sudah, karena berdekatan dengan jalan raya dan di sekelilingi
destinasi wisata dan berada pada tempat yang lebih eksklusif di bandiingkan
dengan usaha sejenis.”

“Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini?”

“Promosi yang kami lakukan dalam memasarkan produk kami yaitu dengan
menyebarluaskan ke media sosial, seperti facebook dan instagram.”

“Menurut Abang, apa yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha


warung wajik ini ?”

“Yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha ini yaitu dust bag usaha masih

Universitas Sumatera Utara


belum menggunakan merek usaha.”

“Menurut Abang, apa yang menjadi pelung dalam menjalankan usaha ini?”

“Yang menjadi peluang yaitu bertambahnya populasi penduduk dengan begitu


otomatis permintaan akan semakin meningkat serta bertambahnya objek wisata.”

Transkrip Wawancara Pindy Ginting selaku karyawan

Data Wawancara

“Bagaimana harga yang di tawarkan kepada konsumen yang sedang


melakukan pembelian?”

“Kami menjual produk dengan harga yang sangat standart dengan harga wajik Rp.
2.000/ potong dan porsi makanan Rp.15.000-Rp.30.000 per porsi.”

“Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menciptakan citra merek dalam


menarik perhatian kosumen?”

“Dengan menciptakan produk yang baru dan penampilan menarik perhatian untuk
di cicipi.”

“Bagaimanakah kualitas produk yang di ciptakan dalam menjalankan usaha


ini ?”

“Dengan memproduksi makanan menggunakan bahan mentah pilihan, tahan lama,


tanpa menggunakan penyedap rasa.”

“Bagaimana pelayanan yang di berikan pada saat melayani konsumen yang


melakukan pembelian?”

“Pada saat melayani kosnumen pelayanan yang kami berikan seperti menawarkan
produk terbaru kam terlebih dahulu. Serta berpenampilan menarik dan sopan.”

“Menurut kakak, apakah lokasi usaha ini sudah strategis di bandingkan


dengan usaha lainnya ?

“Jika dilihat dari letaknya sudah karena berdekatan dengan jalan besar Medan-
Kabanjahe serta di sekelilingi objek wisata yang menarik lainnya.”

“Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini?”

“Promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini yaitu dengan

Universitas Sumatera Utara


menyebarluaskan produk yang terbaru di sosial media. Seperti instagram dan
facebook”

“Menurut kakak, apa yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha


warung wajik ini ?”

“Yang mungkin terjadi menjadi kelemahan usaha ini yaitu belum menggunakan jasa
agen distributor.”

“Menurut kakak, apa yang menjadi peluang dalam menjalankan usaha ini?”

“Yang mungkin menjadi peluang dalam menjalankan usaha ini yaitu bertambahnya
objek wisata.”

Tranksrip Wawancara Koresa Sinaga selaku karyawan

Data Wawancara

“Bagaimana harga yang di tawarkan kepada konsumen yang sedang


melakukan pembelian?”

“Kami menjual produk menurut saya sudah termasuk golongan yang mura . Jika
dilihat produk dengan harga yang sangat standart dengan harga wajik Rp. 2.000/
potong dan porsi makanan Rp.15.000-Rp.30.000 per porsi serta memiliki cita rasa
yang khas serta porsi makanan yang lumayan banyak kami ciptakan. Itu merupakan
idaman semua konsumen.”

“Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menciptakan citra merek dalam


menarik perhatian konsumen?”

“Dengan kami lakukan menciptakan produk yang bervariasi dan cita rasa yang
khas.”

“Bagaimanakah kualitas produk yang di ciptakan dalam menjalankan usaha


ini ?”

“Kami selaku karyawan yang bekerja di warung ini sangat mengutamakan


kepuasaan konsumen dengan cara menciptakan kualitas produk yang baik, seperti
memproduksi nya dengan bahan baku pilihan dan menampilkan tampilan produk
kami sehingga terarik untuk di cicipi.”

“Bagaimana pelayanan yang di berikan pada saat melayani konsumen yang


melakukan pembelian?”

Universitas Sumatera Utara


“Baik akan saya jawab, dalam pelayanan sangat kami utamakan dalam usaha ini,
karena menurut kami itu bisa menjadi kekuatan dalam mengembangkan usaha ini.
Di pelayanan kamis selalu memberikan yang terbaik dengan cara berpakaian rapi
dan sopan serta selalu ramah kepada setiap konsumen yang datang.”

“Menurut kakak, apakah lokasi usaha ini sudah strategis di bandingkan


dengan usaha lainnya ?

”Menurut saya sudah, mengapa demikian karena usaha tempat kami bekerja ini di
sekelilingi dengan destinasi wisata serta berdekatan dengan jalan raya dan memiliki
tempat yang lebih eksklusif di bandingkan dengan usaha pesaing meskipun
berkonsep sama.”

“Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini?”

“Promosi yang kami lakukan dalam menjalankan usaha ini dengan menggunakan
media sosial. Begitu menurut pengetahuan saya sebagai karywan yang sudah
bekerja di sini 10 tahun.”

“Menurut kakak, apa yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha


warung wajik ini ?”

“Kami memiliki kelemahan yaitu belum menggunakan jasa agen distributor dalam
memasarrkan produk kami, serta belum menggunakan dust bag usaha (logo
usaha).”

“Menurut kakak, apa yang menjadi peluang dalam menjalankan usaha ini?”

“Peluang yang mungkin di miliki menurut saya sih dengan bertambahnya objek
wisata dan bertambahnya populasi penduduk.”

Transkrip Wawancara Fadil Sinaga selaku karyawan

Data Wawancara

“Bagaimana harga yang di tawarkan kepada konsumen yang sedang


melakukan pembelian?”

“Harga yang kami tawarkan sudah termasuk sangat murah. Dengan harga wajik Rp
2.000/Pcs dan porsi makanan rata Rp15.000-Rp 30.000 per porsi. Jika di pandang
dari lokasi usaha tersebut di sekelilingi banyak destinasi wisata sudah termasuk
sangat murah.”

“Bagaimana strategi yang dilakukan dalam menciptakan citra merek dalam

Universitas Sumatera Utara


menarik perhatian kosumen?”

“Dengan menciptakan produk dengan cita rasa yang khas dan tidak menggunakan
bahan pengawet.”

“Bagaimanakah kualitas produk yang di ciptakan dalam menjalankan usaha


ini ?”

“Kualitas yang kami ciptakan yaitu dengan memproduksi makanan dengan bahan
pilihan serta memiliki penampilan yang menarik dan porsi yang lumayan banyak.”

“Bagaimana pelayanan yang di berikan pada saat melayani konsumen yang


melakukan pembelian?”

“Bisa dikatakan pelayanan yang kami berikan baik mengapa ? karena kami sangat
mengutamakan kepuasaan pelanggan seperti berpakaian rapi dan sopan serta
ramah kepada setiap konsumen yang berdatangan. Dan selalu menawarkan produk
kami dan menjelaskan sedetail mungkin tanpa lelah dan tidak pernah mengenal kata
bosan.”

“Menurut kakak, apakah lokasi usaha ini sudah strategis di bandingkan


dengan usaha lainnya ?”

“Menurut saya sih sudah, karena usaha warung wajik ini berdekatan dengan jalan
raya dan banyak disekelilingi destinasi wisata. Kemungkinan sudah pasti memiliki
banyak pengunjung.”

“Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini ?”

“Promosi yang sering kami lakukan adalah dengan menyebarluaskan produk kami
di media sosial seperti akun facebook dan instagram.”

“Menurut kakak, apa yang menjadi kelemahan dalam menjalankan usaha


warung wajik ini ?”

“Kalo menurut pengamatan kakak ya dek, yaitu tidak menggunakan jasa agen
distributor serta keterbatasan tempat parkir karena seiring dengan laporan yang di
informasikan oleh Bapak satpam di luar dia sering kewalahan pada saat hari sabtu
dan minggu maupun hari libur.”

“Menurut kakak, apa yang menjadi peluang dalam menjalankan usaha ini?”

“Bisa di bilang peluang yang mungkin di miliki menurut saya sih dengan
bertambahnya objek wisata dan bertambahnya populasi penduduk itu aja sih dek.”

Universitas Sumatera Utara


Transkrip Wawancara Yasmin Sinaga selaku konsumen

Data Wawancara

“Menurut Ibu, bagaimanakah harga yang di tawarkan di warung wajik


peceren ini?”

“Menurut saya sudah sangat murah dengan harga rata-rata Rp. 15.000 dengan
porsi yang banyak.”

“Menurut pengetahuan ibu, bagaimakaha citra merek yang di miliki usaha


warung wajik peceren ini?”

“Menurut pengetahuan yang saya miliki citra merek warung wajik ini sudah karena
warung wajik ini menciptakan produk yang sangat bervariasi dan pelayanan di
dalam seperti ketanggapan sudah maksimal.”

“Menurut Ibu, bagaimakah kulitas produk yang di ciptakan di warung wajik


ini?’”

“Menurut saya sudah, karena ketika kita mencicpi produk yang di hidangkan kita
tidak merasakan bahwa adanya bahan penyedap makanan yang digunakan dan
langsung kita tahu bagaimana perbedaan dengan usaha yang sejenis.”

“Bagaimanakah pelayanan yang di berikan di warung wajik peceren ini ? “

“Kalau saya pribadi baik saya puas, karena saya juga melakukan pembelian ke
usaha tersebut. lebih dari satu kali. dan usaha wajik lain nya juga . Tapi ntah
kenapa saya langsung meraskan perbedaan yang sangat besar dengan usaha
tersebut karena di usaha warung wajik H.Ngadimin ini dalam peroses pemesanan
makanan begitu cepat. Dan sebagai konsumen saya mersakan terlayani dengan
baik. Sangat berbeda dengan usaha sejenis lainnya. Dan saran saya hal ini perlu di
pertahankan dan di tingakatkan.”

“Menurut Ibu, apakah lokasi usaha warung wajik ini sudah stratagis?”

“karena disekelilingi dengan destinasi wisata meskipun berdiri dengan usaha yang
sejenis dengan konsep yang sama tetapi usaha tersebut dapat bertahan di
persaingan. Serta profile usaha ini sudah bagus dari segi interior sudah bagus dan
bersih. Serta tempat usaha ini memiliki tempat yang eksklusif di bandingkan dengan
tempat usaha pesaing.”

“Menurut Ibu, apakah kegiatan promosi yang dilakukan usaha warung wajik
ini sudah maksimal?”

Universitas Sumatera Utara


“Kalo menurut saya sudah, Sudah, karena usaha warung wajik H.Ngadimin ini
melakukan promosi ke akun sosial media secara terus menerus dan up to date jika
ada produk yang baru. Dan Hal itu merupakan kegiatan promosi yang sudah
maksimal.”

“Menurut pengamatan Ibu, apa yang menjadi kelemahan warung wajik ini?”

“Yang menjadi kelemahan dari warung wajik ini, yaitu keterbatasan parkiran untuk
kendaraan konsumen, menurut saya itu sangat penting di karenakan dapat
mengakibatkan kemacetan, seperti contoh: pada musim libur dengan keterbatasan
tempat parkiran yang mengakibatkan konsumen dengan sembarangan memparkiran
kendaraan nya dengan sesuka hatinya”

“Menurut ibu, apakah yang mungkin di dapatkan menjadi peluang di usaha


warung wajik ?”

“Ya... kalo menurut peluang yang mungkin seperti bertambahnya objek wisata”

Transkrip Wawancara Moniska Sembiring selaku konsumen

Data Wawancara

“Menurut Ibu, bagaimanakah harga yang di tawarkan di warung wajik


peceren ini?”

“Menurut saya sudah murah, karena warung wajik ini memasarkan produknya
dengan harga yang mungkin sudah standart jika di lihat dari porsi serta lokasi yang
berada di destinasi wisata.”

“Menurut pengetahuan ibu, apakah citra merek yang di miliki usaha warung
wajik peceren ini?”

“Menurut saya sudah, karena usaha wajik lainnya tidak memiliki apa yang saat ini
di kembangkan dari usaha. H.Ngadimin baik itu dalam penilaian produk dan
penciptaan produk dan itu salah satu keunggulan usaha ini dari segi citra merek.”

“Menurut Ibu, bagaimakah kulitas produk yang di ciptakan di warung wajik


ini?”

“Menurut saya baik, karena kualitas produknya memiliki manfaat bagi kesehatan.”

“Apakah anda puas dengan pelayanan yang di berikan usaha ini pada saat
melakukan pembelian

Universitas Sumatera Utara


“Baik, karena saya juga melakukan pembelian ke usaha tersebut. lebih dari satu
kali, dan usaha wajik lain nya juga. Tapi ntah kenapa saya langsung meraskan
perbedaan yang sangat besar dengan usaha tersebut karena di usaha warung wajik
H.Ngadimin ini dalam peroses pemesanan makanan begitu cepat. Dan sebagai
konsumen saya merasakan terlayani dengan baik. Sangat berbeda dengan usaha
sejenis lainnya. Dan saran saya hal ini perlu di pertahankan dan di tingakatkan.”

“Menurut Ibu, apakah lokasi usaha warung wajik ini sudah strategis?”

“Ya... seperti yang saya lihat usaha ini sudah strategis karena di sekelilingi dengan
destinasi objek wisata yang menarik dan usaha ini memiliki lokasi usaha yang
eksklusif dan bersih.”

“Menurut Ibu, apakah kegiatan promosi yang dilakukan usaha warung wajik
ini sudah maksimal?”

“Menurut saya sudah karena mereka melakukan promosi produk ke akun sosial
medianya secara up to date.”

“Menurut pengamatan ibu, apa yang menjadi kelemahan warung wajik ini?”

“Ya bisa dikatakan jika menurut pengamatan saya usha warung wajik ini memiliki
parkiran yang sangat sempit, serta dalam memasarkan produknya belum
menggunakan dust bag usaha (logo usaha) dan belum memiliki label halal.”

“Menurut ibu, apakah yang mungkin di dapatkan menjadi peluang di usaha


warung wajik ?”

“Kalo menurut saya, peluang yang mungkin bisa di dapatkan yaitu bertambahnya
objek wisata serta bertambahnya populasi penduduk yang mengakibatkan
permintaan meningkat.”

Universitas Sumatera Utara


Lampiran Pertanyaan Wawancara

Dalam memperoleh data peneliti melakukan wawancara langsung ke lapangan


sebagai metode utama untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Berikut
ini merupakan pedoman wawancara yang di ajukan kepada informan. Yang terkait
dengan interaksi sosial yang teliti di Usaha Warung Wajik H.Ngadimin.

1. Informan Kunci Dan Informan Utama

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

No Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana strategi bersaing yang diterapkan dalam usaha ini ?
2. Bagaimanakah tawaran harga yang di berikan kepada konsumen pada
saat melakukan pembelian ?
3. Bagaimanakah citra merek yang di terapkan untuk menciptakan citra
merek untuk menarik konsumen ?
4. Bagaimanakah strategi yang di terapkan dalam menciptakan kulitas
produk yang menarik perhatian konsumen?
5. Bagaimana pelayanan yang di berikan kepada konsumen pada saat
melakukan pembelian ?
6. Apakah lokasi ini sudah strategis di bandingkan dengan usaha sejenis
lainnya?
7. Bagaimana promosi yang dilakukan dalam menjalankan usaha ini?
8. Apa yang menjadi kelemahan, yangsering di alami dalam menjalankan
usaha ini?
9. Apakah yang mungkin menjadi peluang dalam menjalankan usaha
tersebut?
10. Apakah yang menjadi kendala atau ancaman di tengah menjalankan
usaha ini?

Universitas Sumatera Utara


Lampiran Pertanyaan Wawancara

Dalam memperoleh data peneliti melakukan wawancara langsung ke lapangan


sebagai metode utama untuk melakukan pengkajian data secara mendalam. Berikut
ini merupakan pedoman wawancara yang di ajukan kepada informan. Yang terkait
dengan interaksi sosial yang teliti di Usaha Warung Wajik H.Ngadimin.

1. Informan Tambahan

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

No Pertanyaan wawancara
1. Apakah harga produk yang di tetapkan dalam usaha warung wajik ini
sebanding dengan produk yang di pasarkan ?
2. Menurut anda, apakah citra merek yang di miliki usaha wajik ini dapat
bersaing dengan usaha sejenis?
3. Bagaimana menurut anda dengan kulitas produk yang di tawarkan oleh
usaha ini?
4. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan usaha ini pada saat
melakukan pembelian ?
5. Menurut anda, Apakah lokasi usaha sudah strategis ?
6. Apakah kegiatan promosi yang dilakukan usaha ini sudah maksimal ?
7. Menurut anda, apa yang menjadi kelemahan yang dimilki usaha warung
wajik ini ?
8. Menurut anda, apa yang menjadi peluang yang mungkin di dapatkan
dalam usaha wajik?

Universitas Sumatera Utara


Dokumentasi

1. Produk yang di pasarkan

Universitas Sumatera Utara


2. Keadaan warung wajik pada saat hari libur

Universitas Sumatera Utara


3. Keadaan warung wajik pada hari biasa

Universitas Sumatera Utara


4. Wawancara Dengan Pihak pengelola warung wajik Yaitu Ibu Sry Siregar

Universitas Sumatera Utara


5. Karyawan di usaha warung wajik peceren H.Ngadimin

6. Konsumen yang berkunjung ke usaha warung wajik peceren H.Ngadimin

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai