Anda di halaman 1dari 102

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL

(Studi Pada UD Kreasi Lutvi Jl. Tunas Mekar No. 285, Desa Tuntungan II,
Pancur Batu)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana (S1)
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

RIZKINA MALA RITONGA

120907080

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMNISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : RIZKINA MALA RITONGA
NIM : 120907080
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul Skripsi : STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN
PRODUK USAHA KECIL (Studi Pada UD Kreasi Lutvi
Jl. Tunas Mekar No. 285, Desa Tuntungan II, Pancur
Batu)

Medan, 2 Agustus 2016

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Hatta Ridho, S.Sos, M.S.P Prof.Dr.Marlon Sihombing, M.A


NIP.197105122006041001 NIP.195908161986011001

Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M,Si.

NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL


(Studi Pada UD Kreasi Lutvi No. 285 Desa Tuntungan II, Pancur Batu)
Nama : Rizkina Mala Ritonga
NIM : 120907080
Pembimbing : Hatta Ridho, S.Sos, M.S.P
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Kegiatan pemasaran di suatu perusahaan selain bertindak dinamis juga harus


selalu menerapkan prinsip-prinsip yang unggul. Perusahaan harus meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak berlaku serta terus menerus
melakukan inovasi. Karena sekarang bukanlah zaman dimana produsen
memaksakan kehendak terhadap konsumen, melainkan sebaliknya konsumen
memaksakan kehendaknya terhadap produsen.
UKM Kreasi Lutvi adalah usaha penghasil keripik ubi dan dikelola secara
tradisional dan sudah berdiri sejak tahun 1999. Dalam pengimplementasian
pemasaran dari sudut 4P Marketing Mix, usaha ini menonjolkan keunggulan dari
sisi product dan price. Dari sisi promotion, pemilik hanya mengandalkan promosi
secara Word of Mouth dari para pembeli. Padahal di era perdagangan bebas
sekarang ini, promosi sangat berpengaruh terhadap usaha perusahaan untuk
mencapai volume penjualan yang maksimal, karena meskipun produk yang
ditawarkan sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh, jika tidak
disertai promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
pemasaran yang dilakukan usaha ini, melakukan evaluasi, serta merumuskan
alternatif strategi yang tepat.
Bentuk penelitian yang dilakukan penulis adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat analisis yang digunakan adalah
matrik EFAS (Eksternal Factor Analysis Strategy), matrik IFAS (Internal Factor
Analysis Strategy), dan matrik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and
Threats).
Hasil analisis SWOT menghasilkan 11 alternatif strategi yang dapat dipilih
oleh perusahaan yaitu : (1) mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas
produk untuk menarik konsumen baru, (2) melakukan penjualan melalui media
sosial online, (3) membuat inovasi produk pada saat musim libur karena
banyaknya permintaan, (4) meningkatkan promosi dengan memanfaatkan media
sosial online, (5) menjalin kerjasama dengan agen distributor yang potensial untuk
menambah pangsa pasar, (6) membuat kegiatan promosi menarik dan berbeda
dengan usaha sekitar, (7) menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang
baru, (8) memperbanyak produksi untuk memperluas pasar, (9) melakukan
penyesuaian harga, (10) mengadakan kerja sama dengan pedagang lain serta agen
distributor di luar wilayah agar proses pendistribusian lebih luas dan (11)
membangun dan mengembangkan usaha patungan dengan pihak yang
menyediakan modal dan bahan baku untuk menghindari penurunan produksi.

Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Usaha Kecil, Analisis SWOT

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

DEVELOPMENT MARKETING STRATEGY OF SMALL BUSINESS


PRODUCT (Study at UD Kreasi Lutvi Number 285, Desa Tuntungan II,
Pancur Batu)

Name : Rizkina Mala Ritonga


Nim : 120907080
Advisor : Hatta Ridho, S.Sos, M.S.P
Faculty : Social Studies and Political Science

Marketing activities in a company, other than the dynamic action, should


always apply the principles of excellence. Companies must abandon old habits
that no longer exists and constantly innovating. Because now is not the era in
which producers will impose on consumers, but on the contrary consumers
impose its will against the manufacturer.
UD Kreasi Lutvi is a small bussines that producing potato chips and
managed traditionally and has been established since 1999. The implementation
of 4Ps Marketing Mix, this business offers advantages in terms of product and
price. In terms of promotion, the owners simply rely on word of mouth promotion
from buyers. Whereas in the era of free trade, promotion affects the company's
efforts to achieve sales volume is maximized, because although the products
offered are good, relatively inexpensive and easy to obtain, if not accompanied by
good promotion, the sales level will not be sufficient.
The purpose of this study was to determine how the marketing strategy of
this effort, evaluation, and formulate appropriate strategy alternative.
Research form the writer use is descriptive method with qualitative approach. The
analysis tool used is EFAS matrix (External Factor Analysis Strategy), IFAS
matrix (Internal Factor Analysis Strategy), and SWOT matrix (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats).
SWOT analysis produced 11 alternative strategies that can be selected by
the company, there are: (1) maintaining the prices and improve the quality of
products to attract new customers, (2) making sales through online social media,
(3) create innovative products during the holiday season as many demand of
product, (4) increase the sale by making use of online social media, (5) establish
cooperation with potential distributors agents to add market share, (6) make
promotional activities interesting and different to the other business, (7) creates
products with new shapes and flavor, (8) multiply production to expand the
market, (9) adjust the price, (10) collaborates with other merchants and agents
distributors outside the territory so that the process of distributing more widely
and (11) build and joint ventures with providing capital and raw materials
provider to avoid the decline in production.

Keywords: Marketing Strategy, Small Business, SWOT Analysis

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan

hidayah-Nyalah, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Strategi Pengembangan Pemasaran Produk Usaha Kecil (Studi Pada

UD Kreasi Lutvi No. 285 Desa Tuntungan II, Pancur Batu)”, yang disusun

untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1

(S1) program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.. Shalawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang membawa

manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Pencapaian tugas akhir ini tidak terlepas dari jasa-jasa orang tua penulis.

Ungkapan terima kasih yang tulus penulis persembahkan untuk kedua orang tua,

Bapak dan Mamak tercinta, Manahan Ritonga dan Lailam Padang, atas curahan

kasih sayang dan doa yang tiada henti, dukungan yang tak terbatas, nasihat,

motivasi, moral dan materil selama hidup Penulis. Ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada adik-adikku tersayang, Arif

Rahman Ritonga, Dai Ridho Ritonga dan Uswatun Nisa Ritonga, atas dukungan

dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis

menghaturkan rasa hormat dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

iii

Universitas Sumatera Utara


1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara yang memberikan arahan dan nasihatnya.

4. Bapak Hatta Ridho, S. Sos, M.S.P, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan nasihat dan saran

kepada Penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Faisal Eriza S. Sos, M.S.P, selaku Dosen Penguji dalam seminar

proposal yang telah banyak memberikan nasihat dan saran dalam menyusun

skripsi.

6. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, M.S.P, dan Bapak Farid, SH, yang telah

membantu penulis dalam administrasi selama perkuliahan di program studi

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

7. Dosen-dosen Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan waktu dan

didikannya selama penulis menempuh pendidikan di Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

8. Segenap keluarga yang dengan tulus hati telah memberikan bimbingan serta

dorongan serta pengorbanan baik materil, maupun spiritual selama penulis

menempuh studi.

iv

Universitas Sumatera Utara


9. Terima kasih kepada teman-temanku tersayang, Juliani Sari Sitorus, Ruli

Damayanti, Dina Putri Pratiwi, dan yang telah namun selalu terkenang di hati,

Intan Indri Yani. Terima kasih untuk waktu dan kenangan yang begitu

berharga. Mari sama-sama kita mencapai impian doa dan kerja keras,

menggapai angan-angan yang selalu kita khayalkan bersama-sama.

10. Untuk Ridha Mustika beseta keluarga, terima kasih banyak Penulis ucapkan

atas dukungan dan bantuannya, yang sudah mengizinkan Penulis menginap

berhari-hari di rumah untuk melakukan penelitian. Khusus untuk Ridha,

terima kasih sudah menemani Penulis melakukan observasi dan penelitian ke

lokasi UD Kreasi Lutvi.

13. Teman-teman sekelompok magang, yang namanya sudah disebutkan di atas,

namun Penulis ingin menyampaikan khusus rasa terimakasih, Juliani Sari

Sitorus, Ridha Mustika dan Afrila Mulyati Siregar karena sudah menjadi

teman kelompok yang memberikan dukungan dan nasihat kepada Penulis

selama magang hingga penyelesaian skripsi ini.

14. Terimakasih kepada Bapak Muhdi selaku pemilik UD Kreasi Lutvi yang

dengan tangan terbuka menerima Penulis dalam melakukan penelitian di

tempat usahanya.

15. Teman-teman yang akrab kepada Penulis di akhir semester, karena jadwal

bimbingan, seminar proposal dan urusan tugas akhir yang sama dan saling

membantu dalam penyelsaiannya, Florida Simarmata, Ayu Suprapti dan

Debora Saragih.

Universitas Sumatera Utara


16. Teman-teman seperjuanganku, mahasiswa Administrasi Bisnis kelas B,

terima kasih untuk 4 tahun yang menyenangkan. Sukses untuk kita semua

teman-teman.

17. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah

memberukan Penulis dukungan ilmu, dukungan moril maupun semangat

dalam menempuh perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa banyak keurangan dalam skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini

dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan

pembaca lainnya umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan

yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Medan, Agustus 2016

Penulis

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................. 6

BAB II KERANGKA TEORI ............................................................................ 7

2.1 Strategi ................................................................................................ 7

2.1.1 Pengertian Strategi ................................................................... 7


2.1.2 Tipe-Tipe Strategi .................................................................... 8
2.1.3 Jenis-Jenis Alternatif Strategi................................................... 9
2.2 Pemasaran ........................................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Pemasaran .............................................................. 10
2.2.2 Konsep Pemasaran ................................................................... 12
2.2.3 Lingkungan Pemasaran ............................................................ 13
2.3 Strategi Pemasaran ............................................................................. 15
2.3.1 Pengertian Strategi Pemasaran ................................................. 15
2.3.2 Pemilihan Strategi Pemasaran .................................................. 18

vii

Universitas Sumatera Utara


2.3.3 Bauran Pemasaran .................................................................... 19
2.4 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ................................................... 21
2.4.1 Pengertian UKM ...................................................................... 21
2.4.2 Tujuan dan Peranan UKM........................................................ 23
2.5 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28

3.1 Bentuk Penelitian ............................................................................... 28


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 28
3.3 Informan Penelitian ............................................................................ 28
3.4 Definisi Konsep .................................................................................. 29
3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 30
3.6.1 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi .................... 30
3.6.2 Matrik IFAS ............................................................................. 31
3.6.3 Matrik EFAS ............................................................................ 32
3.6.4 Diagram SWOT........................................................................ 33
3.6.5 Matrik SWOT........................................................................... 35

BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 38
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 38
4.1.1 Sejarah Singkat Usaha .............................................................. 38
4.1.2 Profil Umum............................................................................. 39
4.1.3 Visi dan Misi ............................................................................ 40
4.1.4 Struktur Organisasi................................................................... 40
4.1.5 Deskripsi Tugas ........................................................................ 41
4.2 Penyajian Data .................................................................................... 42
4.2.1 Faktor Internal Perusahaan ....................................................... 43

viii

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Faktor Eksternal Perusahaan .................................................... 48
4.3 Analisis Data ...................................................................................... 54
4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan ........................................ 54
4.3.2 Internal Strategic Analysis Summary (IFAS)........................... 60
4.3.3 External Strategic Analysis Summary (EFAS)......................... 64
4.3.4 Analisis Diagram SWOT ......................................................... 67
4.3.5 Analisis Matrik SWOT ............................................................ 69

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75


5.1 Kesimpulan......................................................................................... 75
5.2 Saran ................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Perkembangan UMKM 2012 .................................................. 3


Tabel 3.1 Matriks IFAS ................................................................................... 31
Tabel 3.2 Matrik EFAS .................................................................................... 32
Tabel 3.3 Matrik SWOT .................................................................................. 35
Tabel 4.1 Informan Penelitian .......................................................................... 43
Tabel 4.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman UD Kreasi Lutvi .... 59
Tabel 4.3 Internal Strategic Analysis Summary (IFAS) .................................. 61
Tabel 4.4 External Strategic Analysis Summary (EFAS) ................................ 65
Tabel 4.5 Matriks IFAS dan EFAS .................................................................. 68
Tabel 4.6 Matriks SWOT UD Kreasi Lutvi ..................................................... 69

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bauran Pemasaran ........................................................................ 20


Gambar 3.1 Diagram SWOT............................................................................ 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi UD Kreasi Lutvi ........................................... 41
Gambar 4.2 Diagram SWOT UD Kreasi Lutvi ................................................ 68

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis yang kompetitif menuntut para pelaku usaha untuk secara

terus menerus memantau dan menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar. Setiap

pelaku usaha tentunya menginginkan kegiatan bisnisnya dapat terus hidup dan

berkembang mengikuti pasar. Hal ini dapat terwujud apabila bisnisnya secara

terus menerus mengikuti keinginan konsumen, yang terwujud dalam pertahanan

dan peningkatan penjualan produk, karena pada dasarnya fungsi kegiatan usaha

atau bisnis adalah memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen,

dengan tujuan untuk memperoleh laba. Ketatnya persaingan mengharuskan para

pelaku bisnis untuk semakin kreatif dalam merumuskan strategi yang tepat untuk

keberlangsungan usahanya.

Penentuan strategi yang baik dalam menghadapi persaingan di pasar adalah

salah satu kunci sukses perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa yang

dihasilkannya. Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis

menyeluruh terhadap faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Lingkungan eksternal dapat setiap saat berubah dengan cepat sehingga

mendatangkan berbagai peluang (opportunities) dan ancaman (threats).

Konsekuensi perubahan lingkungan eksternal tersebut juga mengakibatkan

perubahan lingkungan internal perusahaan, baik kekuatan (strengths) maupun

kelemahannya (weakness). Sehubungan dengan hal tersebut, maka pelaku bisnis

wajib untuk mencari kesesuaian-kesesuaian antara lingkungan eksternal dan

internal perusahaan untuk bisa memengangkan pasar.

Universitas Sumatera Utara


Kegiatan pemasaran di suatu perusahaan, selain bertindak dinamis juga

harus selalu menerapkan prinsip-prinsip yang unggul. Perusahaan harus

meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang sudah tidak berlaku serta terus

menerus melakukan inovasi. Karena sekarang bukanlah zaman dimana produsen

memaksakan kehendak terhadap konsumen, melainkan sebaliknya konsumen

memaksakan kehendaknya terhadap produsen.

Dalam krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak beberapa waktu yang

lalu, banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi, akan tetapi sektor

usaha kecil dan menengah (UKM) terbukti tangguh dan memiliki daya tahan yang

relatif kuat dalam menghadapi krisis tersebut. Berdasarkan data yang dirilis oleh

Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, tiga tahun pasca krisis ekonomi

nasional yaitu tahun 1997, sektor UKM mampu memberikan kontribusi yang

besar, yaitu dalam total pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

tahun 2000 sebesar 4,9 persen, sebanyak 2,8 persen berasal dari pertumbuhan

sektor UKM (Primiana 2009:49).

Perkembangan UKM saat ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan,

selain karena dorongan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi dan ditambah

dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil, masyarakat juga

dituntut mulai kreatif untuk berfikir tentang bagaimana mendapatkan beragam

penghasilan sampingan guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. UKM

merupakan wadah kreatifitas sebagai upaya meningkatkan produktifitas keluarga,

sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan mengatasi masalah

kemiskinan serta pengangguran. Hal ini mendorong masyarakat untuk mecara

mandiri menciptakan sumber penghasilannya sendiri, ini dapat dilihat dari data

Universitas Sumatera Utara


yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UKM, UKM di Indonesia

berjumlah 56.539.560 yang tersebar di seluruh Indonesia yang dimana jumlah

tersebut mewakili 99,9% jumlah unit usaha yang ada di Indonesia, dimana

pertumbuhannya setiap tahunnya semakin banyak.

Tabel 1.1
Data Perkembangan UMKM 2012

Menurut BPS Sumut, Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang adalah kota

dengan jumlah UMKM terbanyak di Sumatera Utara, yaitu Kota Medan sebanyak

88.675 unit dan Deli Serdang 57.076 unit dan dapat dipastikan akan terus

meningkat tiap tahunnya. Adapun jenis-jenis UKM yang ada di Kota Medan dan

Deli Serdang yaitu usaha di bidang kuliner, jasa percetakan, garmen, pembuatan

kerajinan tangan dan sebagainya. Seiring dengan semakin banyak UKM yang

bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, maka yang perlu

Universitas Sumatera Utara


diperhatikan para pelaku usaha adalah bagaimana menciptakan keunikan dari

produk dan jasa yang ditawarkan, serta dapat memberikan kepuasan kepada para

konsumennya.

Usaha pengolahan ubi menjadi keripik adalah salah satu jenis UKM yang

banyak ditemukan di kota Medan. UKM Kreasi Lutvi merupakan salah satunya.

Usaha ini dikelola secara tradisional dan sudah berdiri sejak tahun 1999. Usaha ini

termasuk jenis usaha kecil yang teletak di desa, pemiliknya tidak pernah

mengiklankan produk keripik ubi di media cetak maupun elektronik, hanya

mengikuti pelatihan dan pameran UKM. Semakin banyak orang yang menyukai

keripik ini karena berasal dari bahan baku berkualitas, tanpa pewarna dan

pengawet serta harga yang terjangkau.

Dalam pengimplementasian pemasaran dari sudut 4P Marketing Mix, usaha

ini menonjolkan keunggulan dari sisi product dan price. Pemilik usaha

menggunakan bahan baku berkualitas dan memiliki standar quality control, serta

dari sisi harga, produk keripik dijual dengan harga yang terjangkau, berkisar

antara Rp 2.500,00 sampai dengan Rp 40.000,00-. Dari sisi promotion, pemilik

hanya mengandalkan promosi secara Word of Mouth dari para pembeli. Padahal di

era perdagangan bebas sekarang ini, promosi sangat berpengaruh terhadap usaha

perusahaan untuk mencapai volume penjualan yang maksimal, karena meskipun

produk yang ditawarkan sudah baik, relatif murah serta mudah untuk diperoleh,

jika tidak disertai promosi yang baik, maka tingkat penjualan tidak akan memadai.

Dalam usaha persaingan yang semakin ketat dengan bertambahnya usaha-

usaha sejenis yang menempatkan dirinya sebagai pesaing, menuntut perusahaan

untuk menerapkan strategi yang tepat dan disesuaikan dengan lingkungan bisnis

Universitas Sumatera Utara


agar mampu bersaing dengan usaha sejenisnya. Kondisi demikian menuntut usaha

agar selalu tanggap terhadap perubahan yang ada jika ingin tetap bertahan pada

pasar industrinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian di

UKM Kreasi Lutvi. Peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi pemasaran yang

dilakukan usaha ini, melakukan evaluasi, serta merumuskan alternatif strategi

melalui analisis SWOT. Peneliti akan melakukan analisa terhadap faktor-faktor

yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada UKM Kreasi

Lutvi. Dengan demikian, maka judul penelitian ini adalah “STRATEGI

PENGEMBANGAN PEMASARAN PRODUK USAHA KECIL (Studi Pada UD

Kreasi Lutvi Jln. Tunas Mekar No. 285, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur

Batu)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan UD Kreasi Lutvi?

2. Apa alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan dalam

pemasaran produk keripik ubi UD Kreasi Lutvi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui strategi pemasaran yang digunakan UD Kreasi Lutvi.

Universitas Sumatera Utara


2. Mengetahui alternatif strategi pemasaran untuk keripik ubi UKM Kreasi

Lutvi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan peneliti dalam melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan peneliti

tentang strategi pemasaran, dan mengetahui perbandingan antara teori

dengan kenyataan di lapangan serta menerapkan secara langsung ilmu

yang diperoleh selama kuliah.

2. Bagi Pemilik Usaha

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau masukan saran bagi

UKM Kreasi Lutvi untuk mengembangkan strategi pemasaran

produknya.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepustakaan,

yang nantinya berguna dalam memberikan informasi tambahan atau

referensi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian dengan

topik yang sama dengan masalah penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Kata „strategi‟ berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata stratos

yang berarti militer dan ag yang artinya memimpin. Strategi dalam konteks awal

diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal

dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.

Seiring dengan kemajuan zaman, strategi mengalami perkembangan dan

mengenai seluruh aspek kehidupan termasuk politik, ekonomi dan bisnis. Pada

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tertulis bahwa pengertian strategi adalah

filsafat perang, ilmu siasat bersaing, alat untuk mencapai sasaran, dan rencana

yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran. Pengertian ini

menjelaskan bahwa strategi itu sudah melekat dalam suatu perencanaan yang

cermat dari segala kegiatan yang akan dilaksanakan agar dapat mencapai sasaran

sesuai dengan yang diharapkan.

Siagian (2004:57) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan

dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan

diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi tersebut.

Chandler (dalam Kuncoro 2006:1) menyebutkan strategi adalah penentuan

tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi

sumber daya yang dibutuhkan untuk mncapai tujuan yang telah ditetapkan..

Universitas Sumatera Utara


Menurut pendapat lain, Hamel dan Prahalad (dalam Grant 1997:10) strategi

merupakan bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama,

kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi satu

kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan membantu

penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi

suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik disusun

berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan dan antisipasi

perubahan dalam lingkungan.

2.1.2 Tipe-Tipe Strategi

Menurut Rangkuti (2009:6) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan

berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu:

1. Strategi Manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh

manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.

Misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi

akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan

sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya

apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif

atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi

pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan

sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnsi secara fungsional

karena strategi berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,

misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strateg iyang berhubungan

dengan keuangan.

2.1.3 Jenis-Jenis Alternatif Strategi

Alternatif strategi atau strategi ekonomi adalah proses mempertemukan

antara kesempatan lingkungan dengan kemampuan perusahaan pada tingkat resiko

yang dapat diterima . Dalam menentukan alternatif strategi hendaknya tidak

terlalu banyaka atau terlalu sedikit. Alternatif yang terlalu banyak memerlukan

waktu, tenaga dan biaya penyusunan yang tinggi. Sebaliknya, alternatif yang

terlalu sedikit juga dapat berakibat menghilangkan kemungkinan pilihan strategi

yang paling cocok untuk perusahaan.

Menurut Sofyan (2015:80), dalam mengembangkan alternatif strategi

penyusunan strategi menghadapi berbagai jenis alternatif sebagai berikut.

1. Strategi Stabilitas

Strategi stabilitas adalah strategi bertahan dimana perusahaan berusaha

untuk memepertahankan hasil-hasil yang telah dicapai di masa lalu,

termasuk mempertahankan lini produk yang sudah ada,

mempertahankan pasar yang ada sekarang, dan tidak mengadakan

perubahan dari fungsi usaha yang ada.

2. Strategi Penciutan

Universitas Sumatera Utara


Strategi pencuitan adalah adalah strategi yang dilakukan karena terpaksa

akibat tekanan lingkunga yang sangat kuat dan perusahaan tidak mampu

mengatasinya.

3. Strategi Ekspansi

Strategi ekspansi merupakan strategi utama atau sering disebut grand

strategy. Perusahaan melakukan strategi ekspansi dengan alasan untuk

menambah lini produk atau jasa, serta menambah pasar dan fungsi

usahanya

4. Strategi Kombinasi

Strategi perusahaan menggunakan lebih dari satu strategi dalam kurun

waktu yang bersamaan. Straegi ini dilakukan dengan pertimbangan

karen akebimbangan perusahaan dengan hanya menggunakan satu

strategi. Selain itu, strategi kombinasi digunakan pada perusahaan yang

berskala besar.

2.2 Pemasaran

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Kegiatan pemasaran yang kita pahami adalah berupa aktivitas pertukaran

antara dua pihak. Seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa

dengan sejumlah nilai ke berbagai macam kelompok sosial untuk memenuhi

kebutuhannya. Sehingga pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia

yang diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses

pertukaran.

10

Universitas Sumatera Utara


Gozali (2013:3) mengemukakan pemasaran adalah sebuah sistem yang

menyeluruh dalam bentuk berbagai kegiatan usaha dari sebuah perusahaan dengan

cara perencanaan, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang atau jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, konsumen dan pelanggan.

Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) adalah proses dimana

perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang

kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan

sebagai imbalannya.

Sedangkan menurut Tjiptono (2008:5) adalah fungsi yang memiliki kontak

yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya

memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu,

pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran hanyalah menjual. Saat

ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pemahaman kuno sebagai membuat

penjualan, tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan

pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan

produk dan jasa yang menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan

harga, mendistribusikan, dan mepromosikan produk dan jasa itu secara efektif,

maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual. Drucker (dalam Kotler dan

Armstrong, 2008:6) menyatakan bahwa tujuan pemasaran adalah membuat

penjualan tidak diperlukan lagi. Penjualan dan iklan hanyalah bagian dari bauran

pemasaran yang lebih besar seperangkat sarana pemasaran yang bekerjasama

untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan hubungan dengan

pelanggan.

11

Universitas Sumatera Utara


2.2.2 Konsep Pemasaran

Seiring perkembangan zaman, konsentrasi kebanyakan organisasi bisnis

yang berpusat pada produksi, produk dan penjualan, kini telah berubah tidak

hanya berupaya untuk memenuhi kperluan pelanggan tetapi juga memenuhi

kesejahteraan seluruh masyarakat. Kadir (2013:7) mengemukakan bahwa konsep

pemasaran terus berkembang dan dibedakan atas :

1. Konsep Produksi

Konsep produksi menyatakan bahwa orang akan membeli produk yang

baik dan harganya terjangkau. Akibatnya, perusahaan cenderung berfokus

pada kemampuan internalnya daripada kebutuhan pelanggan. Produsen

berkonsentrasi pada pembuatan dan distribusi agar lebih efisien.

2. Konsep Produk

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan membeli produk yang

menawarkan kualitas dan keutamaan yang lebih. Asumsi yang yang

digarisbawahi adalah bahwa “barang yang bagus menjual diri mereka

sendiri. Konsentrasi adalah membuat barang lebih besar, lebih baik atau

lebih cepat tanpa mengetahui kebutuhan pelanggan.

3. Konsep Penjualan

Konsep penjualan meyakini bahwa konsumen tidak akan membeli produk

perusahaan kecuali perusahaan telah melakukan promosi dan usaha

penjualan yang sungguh-sungguh. Filosofinya adalah bahwa perusahaan

menjual produk yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.

4. Konsep Pemasaran

12

Universitas Sumatera Utara


Konsep pemasaran menyatakan bahwa perusahaan harus menentukan

kebutuhan dari pelanggan mereka dalam upaya mencapai tujuan

perusahaan. Tiga keutamaan dasar dari konsep ini yaitu kepuasan

pelanggan, usaha koordinasioleh setiap unit perusahaan untuk memenuhi

kepuasan pelanggan, dan penekanan pada tujuan profit jangka panjang.

5. Konsep Pemasaran Kemasyarakatan

Konsep pemasaran mengalami perkembangan bersamaan dengan semakin

majunya masyarakat dan teknologi. Kalau perusahaan ingin berhasil dan

dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan-

kebiasaan dalam masyarakatnya. Perusahaan tidak lagi berorientasi kepada

pembeli saja, tetapi kepada masyarakat.

2.2.3 Lingkungan Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (dalam Kadir 2013:22), lingkungan

pemasaran terbentuk dari lingkungan mikro (microenvironment) dan lingkungan

makro (macroenvironment). Berikut penjelasan lebih lanjut.

1. Lingkungan mikro terdiri atas kekuatan terdekat pada perusahaan yang

memainkan peran penting pada kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan. Unsur-unsur lingkungan mikro yang

mempengaruhi lingkungan adalah sebagai berikut.

a. Perusahaan, adalah lingkungan internal dari perusahaan yaitu

pemasaran produk. Perusahaan terdiri dari depatemen-departemen

berbeda dan hubungan tiap departemen itu memebentuk lingkungan

internal.

13

Universitas Sumatera Utara


b. Pasar Pelanggan

Pelanggan adalah orang yang memebeli produk. Pelanggan sebuah

perusahaan dapat dikelompokkan mnjadi lima yaitu pasar konsumen,

pasar bisnis, pasar pengecer, pasar pemerintah dan pasar

internasional.

c. Publik (Masyarakat)

Publik adalah setiap kelompok yang memiliki ketertarikan atau

pengaruh aktual atau potensial dalam sebuah organisasi untuk

mencapai tujuannya.

d. Pemasok (Supplier)

Pemasok adalah penyedia sumber daya yang dibutuhkan oleh

perusahaan untuk memproduksi barang dan jasanya.

e. Kompetitor / Pesaing

Kompetitor adalah organisasi lain yang bersaing dengan perusahaan

untuk merebut konsumen yang sama dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan yang sama.

f. Perantara Pemasaran

Perantara pemasaran adalah orang yang membantu perusahaan untuk

mempromosikan, menjual dan mendistribusikan barangnya kepada

pengguna terakhir.

2. Lingkungan makro adalah lingkungan yang tidak dapat dikendalikan

dimana pemasar tidak memiliki pengaruh. Lingkungan makro meliputi

keseluruhan peluang usaha. Unsur-unsur lingkungan makro antara lain

sebagai berikut.

14

Universitas Sumatera Utara


a. Ekonomi, terdiri dari keseluruhan ekonomi termasuk siklus usaha,

pendapatan konsumen dan pola pengeluaran.

b. Demografi, adalah studi mengenai populasi manusia dalam

kaitannya dengan ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras,

asal mula, pekerjaan dan statistik lainnya.

c. Teknologi, yang digunakan untuk meningkatkan kualitas produk dan

jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Perkembangan teknologi

memberikan informasi dan peluang penting untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan.

d. Hukum dan Politik, termasuk di dalamnya regulasi dan tekanan

sosial yang mempengaruhi pasar. Hukum dan regulasi mencakup

banyak area yang relevan dengan pemasar, termasuk pengemasan,

penetapan harga, periklanan dan penjualan.

e. Budaya, didefinisikan sebagai institusi dan kekuatan lain yang

memepengaruhi nilai dasar masyarakat, persepsi, pilihan dan

kelakuan masyarakat. Termasuk di dalamnya kode etik, pakaian,

bahasa, agama, ritual, norma perilaku seperti jukum dan moral, serta

sistem kepercayaan dan seni.

2.3 Strategi Pemasaran

2.3.1 Pengertian Strategi Pemasaran

Semua organisasi membutuhkan pemasaran untuk mencapai tujuan dan

objektifnya, jadi perusahaan memerlukan strategi yang berbeda-beda guna jangka

panjang yang digunakan bagi pedoman masing-masing tingkat perusahaan.

15

Universitas Sumatera Utara


Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2015:17) mendefinisikan strategi

pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan

perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang

digunakan untuk melayani pasar sasaran yang bersangkutan.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:193), strategi pemasaran merupakan

rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai

aktifitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya

di pasar sasaran tertentu. Perusahaan bisa menggunakan dua atau lebih program

pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program seperti periklanan,

promosi penjualan, personal selling, layanan pelanggan, atau pengembangan

produk memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Oleh sebab

itu, dibutuhkan mekanisme yang dapat mengkoordinasikan program-program

pemasaran agar program-program itu sejalan dan terintegrasi dengan sinergistik.

Mekanisme ini disebut sebagai strategi pemasaran.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:58), strategi pemasaran adalah logika

pemasaran dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran

pemasarannya. Strategi pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan

lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal. Strategi pemasaran

merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang di jadikan target

oleh perusahaan. Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan

melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan membandingkan nilai dan

kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, promosi dan

distribusi (marketing mix) terhadap pesaing dekatnya.

16

Universitas Sumatera Utara


Menurut Radiosunu (2001:27), strategi pemasaran didasarkan atas lima

konsep strategi berikut:

a. Segmentasi pasar. Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang

mempunyai kebutuhan, kebiasaan membeli dan reaksi yang berbeda-beda.

Perusahaan tak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua pembeli.

Karena itu perusahaan harus mengkelompok-kelompokkan pasar yang

bersifat heterogen ke dalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.

b. Market positioning. Perusahaan tak mungkin dapat menguasai pasar

keseluruhan. Maka prinsip strategi pemasaran kedua adalah memilih pola

spesifik pemusatan pasar yang akan memberikan kesempatan maksimum

kepada perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata

lain perusahaan harus memilih segmen pasar yang dapat menghasilkan

penjualan dan laba yang paling besar.

c. Targeting adalah strategi memasuki segmen pasar yang dijadikan sasaran

penjualan.

d. Marketing mix strategy. Kumpulan variabel-variabel yang dapat

digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah variabel-

variabel yang berhubungan dengan product, place, promotion danprice

(4P).

e. Timing strategy. Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan produk

merupakan hal yang peru diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat

adanya kesempatan baik. Terlebih dulu harus dilakukan persiapan baik

produksi.

17

Universitas Sumatera Utara


2.3.2 Pemilihan Strategi Pemasaran

Tjiptono dan Chandra (2012:200) menyatakan bahwa proses pemilihan

strategi pemasaran membutuhkan pertimbangan cermat atas sejumlah tipe

informasi, yaitu:

1. Tujuan atau sasaran produk

Tujuan produk harus dijadikan pedoman dalam menentukan tipe dasar

strategi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika tujuan utama produk adalah

meningkatkan volume penjualan atau pertumbuhan pangsa pasar, maka

biasanya alternatif utama yang dipertimbangkan adalah strategi

permintaan selektif yang berfokus pada upaya merebut pelanggan dari

pesaing atau memperluas pasar yang dilayani.

2. Peluang pasar

Karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan secara jelas

berdasarkan analisis pasar dan pengukuran pasar. Analisis pasar

memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk produk (dan

siapa yang tidak membelinya), berbagai situasi pakaian produk (dan juga

situasi yang tidak menggunakan produk).

3. Kesuksesan pasar

Manajer pemasaran harus memahami jenis keunggulan bersaing dan

tingkat pengeluaran pemasaran yang diperlukan untuk mencapai

kesuksesan pasar. Melalui analisis persaingan, perusahaan dapat

memahami siapa pesaingnya, seberapa besar tingkat intensitas persaingan

yang ada, dan keunggulan apa yang harus dikembangkan dalam rangka

18

Universitas Sumatera Utara


bersaing secara selektif menghadapi para pesaing merek langsung atau

para pesaing kelas produk yang tidak langsung.

2.3.3 Bauran Pemasaran

Setelah memutuskan target pasarnya, perusahaan memnutuskan rencana

detail untuk bauran pemasaran. Menurut Kotler (2008:48) bauran pemasaran

adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga,

tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon dari

target marketnya. Bauran pemasaran juga dikenal dengan 4P yang didefinisikan

sebagai berikut:

1. Produk (product)

Produk adalah kombinasi benda atau jasa dari perusahaan yang

ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Produk secara luas meliputi desain, merk, hak paten, positioning, dan

pengembangan produk baru.

2. Harga (price)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk

mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga juga merupakan pesan yang

menunjukan bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di pasar.

3. Distribusi (place)

Distibusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya

tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi,

pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi

konsumen.

19

Universitas Sumatera Utara


4. Promosi (promotion)

Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk

dan jasanya dan mempengaruhi target konsumen untuk membeli.

Kegiatan promosi antara lain, iklan, personal selling, promosi penjualan

dan public relation.

Penjelasan diatas dapat digambarkan empat variabel bauran pemasaran

dalam gambar berikut :

Gambar 2.1
Bauran Pemasaran

Sumber : Kotler (2008 : 62)

20

Universitas Sumatera Utara


2.4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

2.4.1 Pengertian UKM

Berikut merupakan beberapa pengertian UKM:

1. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dikutip dari situs www.bps.go.id,

Pengertian Usaha Kecil Menengah dikelompokkan berdasarkan

kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang

memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha

menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d.

99 orang.

2. UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, dikutip dari situs

www.bpkp.go.id, membagi ke dalam dua pengertian yakni:

a. Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

- Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha.

- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

b. Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria

sebagai berikut :

- Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00

21

Universitas Sumatera Utara


(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha.

- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00

(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Dikutip dari situs resmi Kementrian Koperasi dan UKM

(www.depkop.go.id) UKM dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan total aset,

total penjualan tahunan dan status usaha dengan kriteria sebagai berikut:

a. Usaha Mikro, adalah suatu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

dan bersifat tradisional dan informal, yang belum terdaftar, tercatat, atau

berbadan hukum yang memiliki pendapatan paling banyak Rp 100 juta /

tahun atau Rp 8 juta / bulan.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang per orangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

usaha menengah atau besar yang memenuhi kriteria usaha kecil

sebagaimana dimaksud dalam UU No. 20 tahun 2008.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri

yang dilakukan oleh orang per orangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan, yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

22

Universitas Sumatera Utara


usaha kecil atau besar yang memenuhi kriteria usaha menengah sesuai

dengan UU No.20 tahun 2008.

2.4.2 Tujuan dan Peranan UKM

Dikutip dari situs www.bpkp.go.id, tujuan usaha mikro menurut Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu

bertujuan menumbuhkan danmengembangkan usahanya dalam rangka

membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan.

Lumbanraja (2011:88) menyatakan usaha mikro mempunyai peran yang

penting dalam pembangunan ekonomi. UKM merupakan jenis usaha yang

menyerap banyak tenaga kerja dan memiliki daya tahan dan fleksibilitas yang

lebih baik dalam menghadapi dinamika kehidupan ekonomi. Perkembangan UKM

terus meningkat merupakan wujud keberhasilan para dari pelaku-pelaku UKM

yang tersebar diseluruh pelosok wilayah Indonesia, yang mengindikasikan bahwa

betapa pentingnya peranan UKM di tengah-tengah perekonomian Indonesia.

Peran UKM dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari Kementerian

Koperasi dan UKM tahun 2005 dalam Neddy (2006:32) yaitu:

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai

sektor penyedia lapangan kerja yang terbesar.

2. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat.

3. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.

23

Universitas Sumatera Utara


4. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan

ekspor.

Peran UKM selama ini diakui memiliki dampak besar dalam perekonomian

nasional. Beberapa peran strategis UKM menurut Bank Indonesia yaitu :

1. Jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.

2. Menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih

banyak kesempatan kerja.

3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan

menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan

harga terjangkau.

2.5 Penelitian Terdahulu

Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan peneliti

sebagai referensi dalam melakukan penerlitian.

1. Chresy Novalina Hutagalung, Nusril dan Teguh Adiprasetyo, tahun

2012 dengan judul Strategi Pengembangan Pemasaran Makanan Khas

Bengkulu Pada Sentra Oleh-Oleh Anggut Kota Bengkulu. Hasil

penelitian menunjukkan lingkungan internal dan eksternal digunakan

dalam SWOT matriks analisis. Strategi pengembangan pemasaran Cita

Rasa memberikan insentif harga untuk konsumen, perluasan pasar,

menjaga dan mempertahankan kualitas, rasa dan lokalitas produk, dan

menghias layout pada tampilan menarik. Pengembangan strategi

pemasaran Kue Ku Yovita adalah harus meningkatkan promosi dan

24

Universitas Sumatera Utara


iklan, pemberian insentif harga untuk konsumen, perluasan pasar, dan

menghias tampilan kemasan agar menarik. Strategi pengembangan

pemasaran Arzel adalah meningkatkan promosi dan iklan, memberikan

harga insentif bagi konsumen, perluasan pasar, meningkatkan kualitas,

kebersihan dan rasa produk, dan menghias tampilan agar menarik.

2. Dewi Yuliati, tahun 2012 dengan judul Analisis Strategi Pemasaran

Pada UMKM Subsistem Agribisnis Bandeng (Chanos-chanos) Presto Di

Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan analisis SWOT

menunjukkan posisi UMKM berada pada kuadran I yaitu Strategi

Agresif, yang merupakan situasi yang menguntungkan dalam agribisnis

Pengolahan Bandeng Presto. Strategi Agresif merupakan strategi yang

menguntungkan karena terdapat banyak peluang (oportunity) yang dapat

dimanfaatkan oleh UMKM dengan menggunakan kekuatan (strength)

internalnya, sehingga didapat hasil yang optimal dalam pemasaran

bandeng presto. Rekomendasi Strategi yang sesuai dengan kondisi

UMKM skala mikro dan kecil saat ini adalah pembuatan sentra bandeng

presto, meningkatkan kualitas produk dengan penerapan sistem jaminan

mutu dan keamanan produk, pembangunan rumah kemasan,

diversifikasi dan inovasi produk, meningkatkan promosi penjualan,

meningkatkan kualitas SDM. Rekomendasi Strategi yang sesuai dengan

kondisi UMKM skala menengah saat ini adalah meningkatkan kualitas

produk dengan jaminan mutu dan keamanan, meningkatkan status

UMKM dengan sertifikasi, membuka cabang, melakukan ekspor.

25

Universitas Sumatera Utara


3. Agus Athori dan Supriyono, tahun 2013 dengan judul Analisis Strategi

Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Produk Pada

Perusahaan Snack Lucky Olympic Kediri. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan Snack

Lucky Olympic Kediri adalah Strategi Stabilitas (Stability) yaitu

menekankan pada tidak bertambahnya produk, pasar dan fungsi-fungsi

perusahaan, lebih pada upaya peningkatan efesiensi dalam rangka

peningkatan kinerja dan keuntungan. Strategi ini relatif memiliki resiko

yang rendah. (2) melalui analisa EFAS (External Strategic Factor

Analisys Summary) diperoleh skor total 2,40 dan melalui analisa IFAS

(Internal Strategic Factor Analisys Summary) diperoleh skor total 2,50.

Sehingga nilai tersebut dimasukan pada SWOT Analisis yang

menunjukkan posisi perusahaan Snack Lucky Olympic Kediri pada

kuadran I, strategi yang sesuai adalah strategi agresif atau strategi

ekspansi artinya perusahaan dalam kondisi prima dan mantap sehingga

sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar

pertumbuhan dan meraih kemajuan dengan memaksimalkan kekuatan

internal dan eksternal perusahaan dalam meningkatkan volume

penjualan dan keunggulan bersaing.

4. Moh. Halini Azhari dkk, tahun 2013, dengan judul Pengembangan

Strategi Pemasaran Produk Gula Tapo (Studi Kasus di Desa Ambesia

Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong). Hasil analisis pada titik

koordinat diperoleh alternatif strategi berada pada kuadran I yang

mengindikasikan bahwa strategi yang tepat berada pada strategi SO

26

Universitas Sumatera Utara


(Kekuatan-Peluang) yang disebut dengan strategi agresif, yakni : (i)

meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pelatihan usaha sehingga

mendorong masyarakat dalam menciptakan lapangan kerja, (ii)

memaksimalkan pemanfaatan bahan baku yang cukup memadai, (iii)

mempertahankan keaslian cita rasa untuk sasaran pasar nasional dan

agrowisata, (iv) meningkatkan diversifikasi rasa produk menjadi produk

unggulan agrowisata.

5. Sulistiono dan Mumuh Mulyana, tahun 2012, dengan judul Strategi

Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Sepatu Sandal. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan analisis SWOT

Strategi Pengembangan yang bisa dilakukan oleh para Pengrajin adalah

a) Peningkatan kreatifitas dalam membuat model sepatu sandal,

sehingga semakin beraneka ragam bentuk dan modenya, b) Optimalisasi

jaringan / saluran pemasaran melalui pembangunan kerjasama dengan

sesama Pengrajin atau Pengusaha dan Pemasar lainnya, c) Memperluas

jaringan relasi pemasaran, d) Pemanfaatan website atau email sebagai

sarana promosi dan pemasaran (pengembangan E-Commerce), e)

Mengalokasikan dana dari hasil penjualan untuk meningkatkan

teknologi produksi yang dipergunakan, f) Bekerjasama dalam rangka

optimalisasi Koperasi yang telah dibentuk sehingga mampu

menyediakan bahan baku dan modal kerja serta mampu mengkoordinir

distribusi produk jadi dan g) Para Pengrajin bekerjasama untuk

membangun kekuatan bersama sehingga bisa saling menutupi atau

mengeliminir kelemahan.

27

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan penulis adalah metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena,

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan

sifat-sifat suatu objek tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemelitian dilakukan di UKM Kreasi Lutvi yang berlokasi di Jl. Tunas

Mekar No. 50, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur Batu. Waktu penelitian

direncanakan penulis dilakukan pada bulan April-Mei 2016.

3.3 Informan Penelitian

Untuk memperoleh informasi terkait penelitian, maka penulis menetapkan

informan, yakni:

a. Informan kunci, yaitu informan yang memiliki informasi pokok yang

diperlakukan dalam melakukan penelitian. Informan kunci dalam

penelitian ini berjumlah satu orang, yaitu UD Kreasi Lutvi

b. Informan utama, yaitu informan yang terlibat langsung dalam interaksi

sosial yang diteliti. Informan utama pada penelitian ini adalah konsumen

UD Kreasi Lutvi yang berjumlah dua orang.

28

Universitas Sumatera Utara


3.4 Definisi Konsep

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau karakterisitik suatu objek,

kondisi, situasi dan perilaku tertentu, yang akan mempermudah pemahaman dan

menghindari ketidaktahuan peneliti.

Definisi konsep pada penelitian ini adalah:

1. Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang

dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh

jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi

tersebut (Siagian 2004:57).

2. Pemasaran adalah adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai

bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan

dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai

imbalannya. (Kotler dan Armstrong 2008:6).

3. Strategi pemasaran sadalah rencana yang menjabarkan ekspektasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktifitas atau program pemasaran

terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.

(Tjiptono dan Chandra 2012 :193).

3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan dua jenis data yang dibedakan atas teknik atau cara

pengumpulannya, yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan atau

narasumber melalui observasi dan wawancara.

29

Universitas Sumatera Utara


a. Observasi dilakukan peneliti dengan mengamati aktivitas, situasi dan

lingkungan UD Kreasi Lutvi.

b. Wawancara langsung dilakukan terhadap informan penelitian dengan

membuat daftar pertanyaan guna mendapatkan informasi yang jelas

dan rinci.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data sekunder penelitian

ini antara lain data-data yang diterbitkan di situs internet dan studi

kepustakaan mengenai strategi pemasaran guna memperoleh teori dan data

sebagai pendukung penelitian, baik dari buku, jurnal dan penelitian

terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Rangkuti (2009:18) berpendapat bahwa analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis

ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,

namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,

tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan

strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang, ancaman) dalam konsidi yang ada saat ini. Untuk

mengetahui dengan jelas kekuatan masing-masing faktor iternal dan

eksternaldapat dilakukan dengan cara mngklasifikasikan faktor-faktor strategis

30

Universitas Sumatera Utara


dari kedua lingkungan tersebut ke dalam dua kelompok matrik yaitu Intenal

Factor Analysis Strategy (IFAS) dan External Factor Analysis Strategy (EFAS).

3.6.2 Matrik IFAS

Tabel 3.1
Matrik IFAS
Faktor-Faktor Internal Bobot Rating Bobot × Rating
Kekuatan :
- Kekuatan 1
- Kekuatan 2
- Kekuatan 3
dst...
Kelemahan :
- Kelemahan 1
- Kelemahan 2
- Kelemahan 3
dst...
TOTAL
Sumber : Rangkuti (2009:25)

Matrik IFAS dibuat untuk menyusun faktor-faktor strategis internal

perusahaan dalam kerangka Strengths and Weaknesess perusahaan. Tahapannya

adalah:

1. Tentukan beberapa faktor-faktor yang menajdi kekuatan serta kelemahan

perusahaan pada kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut mulai dari 1,0 (paling penting)

sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap posisi strategis perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak

boleh melebihi skor total 1,0.

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),

31

Universitas Sumatera Utara


berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Faktor kekuatan diberi nilai +1 sampai dengan +4 (sangat

baik). Sedangkan kelemahan, jika nilai kelemahan sangat besar ratingnya 1,

jika nilai kelemahannya kecil diberi rating 4.

4. Kalikan bobot di kolom 2 dan rating di kolom 3 untuk memperoleh faktor

pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.

3.6.3 Matrik EFAS

Tabel 3.2

Matrik EFAS

Faktor-Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot × Rating


Peluang :
- Peluang 1
- Peluang 2
- Peluang 3
dst...
Ancaman :
- Ancaman 1
- Ancaman 2
- Ancaman 3
dst...
TOTAL
Sumber : Rangkuti (2009:24)

Matrik EFAS dibuat untuk menyusun faktor-faktor strategis enternal

perusahaan dalam kerangka Opportunities and Threats perusahaan. Tahapannya

adalah:

1. Tentukan beberapa faktor strategis eksternal, yaitu peluang dan

ancaman bagi perusahaan.

32

Universitas Sumatera Utara


2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).

3. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor)

berdarakan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan.

Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang bersifat positif diberi

rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1. Untuk faktor

ancaman, jika ancamannya besar diberi rating 1, dan nilai ancaman

yang sedikit diberi rating 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi

mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

3.6.4 Diagram SWOT

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan

Internal Strengths dan Weakness serta lingkungan eksternal Opportunities dan

Threats yang dihadapi dunia bisnis.

Diagram SWOT akan menunjukkan posisi strategis suatu usaha, dengan

melihat posisi apakah perusahaan ada di kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3 atau

kuadran 4. Tiap kuadran memberikan alternatif strategi yang berbeda sesuai posisi

perusahaan.

33

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.1 Diagram SWOT

Sumber : Rangkuti (2009:19)

Kuadran 1, merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung

kebijakan pertumbuhan yang agresif.

Kuadran 2, meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka pangjang dengan

cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

Kuadran 3, perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi

di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi

perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan

sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih.

34

Universitas Sumatera Utara


Kuadran 4, merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

3.6.5 Matrik SWOT

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua

informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Salah satu

modal yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah

Matriks SWOT (Rangkuti 2009:31).

Tabel 3.3
Matrik SWOT

Strengths Weaknesess
IFAS
Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor
EFAS kekuatan internal kelemahan internal
Opportunities Strategi SO Strategi WO

Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang


peluang eksternal yang menggunakan meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan untuk
memanfaatkan memanfaatkan peluang
peluang
Threats Strategi ST Strategi WT

Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang


peluang eksternal yang menggunakan meminimalkan
kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi ancaman menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti (2009:31)

35

Universitas Sumatera Utara


Pada dasarnya strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha

untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan

peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Sehingga dari matriks

SWOT tersebut akan diperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut

dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT.

1. Strategi SO

Apabila didalam kajian terlihat peluang- peluang yang tersedia ternyata juga

memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut juga memiliki posisi

internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan

komparatif. Dua elemen eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh

dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pemberdayaan

meskipun demikian proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya

berbagai kendala dan ancaman perubahan. Kodisi lingkungan yang terdapat

di sekitarnya untuk digunakan sebagai usaha dalam mempertahankan

keunggulan komparatif tersebut. (Strategi SO : menggunakan kekuatan

memanfaatkan peluang).

2. Strategi ST

Kotak ini merupakan kajian yang mempertemukan interaksi antara ancaman

atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman

atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi sebuah

peluang bagi pemberdayaan selanjutnya. (Strategi ST : menggunakan

kekuatan untuk mengusir hambatan).

36

Universitas Sumatera Utara


3. Strategi WO

Kotak ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari berbagai

peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi

oleh kurangnya kemampuan sector untuk mengungkapnya. Pertumbuhan

harus dilakukan dengan hati-hati untuk memilih dan untuk menerima peluang

tersebut, khususnya dikaitkan dengan potensi kawasan. (Strategi WO :

menggunakan peluang untuk menghindari kelemahan).

4. Strategi WT

Merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi

oleh sektor dalam perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan

antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat

didalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan

untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan sedikit membenahi

sumber daya internal yang ada. (Strategi WT : meminimalkan kelemahan dan

mengusir hambatan).

37

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Usaha

Industri keripik ubi Kreasi Lutvi berdiri sejak tahun 1999 dan mampu

bertahan dan berkembang sampai saat ini. Semula industri ini hanya dilakukan

sebagai usaha sampingan dan hanya mampu mengolah ubi kayu menjadi keripik

ubi sebanyak 50 kg per hari dengan dikerjakan oleh keluarga saja serta dengan

cara pemasaran langsung, yaitu di sekolah-sekolah Dasar disekitar Desa

Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu. Namun kini, Kreasi Lutvi terus

memgalami perkembangan hingga menyerap bahan baku ubi kayu sebanyak 1 ton

(1.000 kg) per hari dengan tenaga kerja yang merupakan masyarakat sekitar

sebanyak 50 orang, yang bekerja mulai dari pengupasan, pemotongan keripik,

penggorengan hingga pengepakan. Saat permintaan berlimpah, jelang hari raya

dan tahun baru, omzet bisa naik hingga 3 kali lipat.

Pemilik usaha ini, Bapak Muhdi memaparkan ia menggunakan konsep 3 M,

yaitu mutu, murah, dan mudah. Usaha ini menggunakan minyak dan bahan baku

ubi yang bagus. Jenis ubi yang digunakan adalah jenis ubi roti, ubi saga, ubi

Malaysia susu yang umurnya 1 tahun. Murah, pemilik tidak mengambil untung

yang tinggi, penting pembayaran dengan uang kontan, untungnya sedikit, yang

penting perputaran cepat. Dan M yang terakhir adalah Mudah, dengan proses

yang mudah dan tidak berbelit-belit membuat kerja sama dengan koleganya

berjalan lancar.

38

Universitas Sumatera Utara


Seiring dengan semakin tingginya permintaan pasar akan keripik ubi ini,

maka secara perlahan-lahan kualitas dan kuantitas produksinya pun mulai

ditingkatkan begitu juga dengan berbagai bentuk dan cita rasa yang dihasilkan,

dimana untuk mewujudkan hal ini diperlukan inovasi dan kreasi serta dukungan

mesin dan peralatan yang memadai sehingga mampu meningkatkan daya saing di

pasar. Keripik singkong kreasi Lutvi menyediakan berbagai varian rasa yang

berbeda dengan keripik singkong lainnya, yaitu rasa original, rasa jagung bakar,

keju, rumput laut, barbeque, balado, chitato, serta singkong mini stik.

4.1.2 Profil Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : “Kreasi Lutvi”

Alamat : Jalan Tunas Mekar No. 285 Desa

Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu,

Indonesia.

Nama Pemilik Usaha : Muhdi, S.Ag.

Alamat : Jalan Tunas Mekar nomor 285 Desa

Tuntungan II Kecamatan Pancur Batu,

Indonesia.

Telepon/HP : 0819632889

Bidang Usaha : Industri Keripik /Ubi.

Tanggal Berdiri : 08 September 1999

Merek Usaha : KREASI LUTVI

Logo Usaha : Terdaftar di Ditjen HaKI Kementrian

Hukum Dan HAM RI. No. D00-

39

Universitas Sumatera Utara


2006034754. Tanggal 18-10-2006.

Sertifikat Halal : Nomor. 09 100000801 105.

4.1.3 Visi dan Misi

Keripik Kreasi Lutvi memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi : Membangun Usaha yang Mandiri dan Sejahtera

2. Misi :

a. Mewujudkan usaha dangan kemandirian

b. Menciptakan lapangan pekerjaan dalam upaya perbaikan taraf

hidup masyarakat di sekitar.

c. Mewujudkan pemanfaatan potensi bahan baku hasil pertanian

menjadi produk hasil industri.

d. Meningkatkan keterampilan dan penguasaan teknologi produksi

guna memenuhi standart mutu dan peningkatan daya saing.

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka dari susunan jabatan pekerjaan dan

hubungan tiap bagian serta posisi dalam suatu organisasi yang disusun sedemikian

rupa untuk mempermudah pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan usaha.

Struktur organisasi UD Kreasi Lutvi adalah sebagai berikut.

40

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1
Struktur Organisasi UD Kreasi Lutvi

Pimpinan

Pengawas

Bagian Pemotongan Bagian Penggorengan Bagian Pengemasan

Sumber : UD Kreasi Lutvi, 2016

4.1.5 Deskripsi Tugas

1. Pimpinan / Pemilik, bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan usaha

baik internal maupun eksternal, membuat keputusan dan kebijakan agar

kegiatan usaha dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengawas, bertugas mengkoordinir, memberikan instruksi dan pengarahan

dalam pelaksanakan kegiatan usaha dalam pelaksanaan serta mengevaluasi

program-program kerja yang telah ditetapkan.

3. Bagian Penggorengan, bertanggung jawab atas semua hal yang

berhubungan dengan tingkat kematangan penggorengan.

4. Bagian Pengemasan, bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan

dengan pembungkusan keripik hingga menjadi produk siap jual.

Jam kerja untuk tenaga kerja keripik ubi Kreasi Lutvi ini ditetapkan dari

pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan jam kerja selama 7

jam, maka jam kerja ini dibagi menjadi 2 shift yaitu jam 09.00 WIB - 12.00 WIB

dan 13.00 WIB - 16.00 WIB. Sistem honor yang diberikan untuk tenaga kerja

41

Universitas Sumatera Utara


adalah menggunakan sistem honor borongan, yaitu sebesar Rp.2.000,- per kg

untuk masing-masing karyawan.

Keripik ubi Kreasi Lutvi melakukan banyak cara untuk dapat

mempertahankan tenaga kerja, seperti memberikan jaminan kesehatan pada

pekerja, pemberian bonus, dan juga mengadakan pertemuan setiap 3 bulan untuk

mendengarkan pendapat maupun keluhan dari para pekerja. Insentif-insentif ini

akan lebih memberikan motivasi pada pekerja agar tetap bertahan pada

pekerjaannya, dan agar menjaga stabilitas operasional.

4.2 Penyajian Data

Penulis menyajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh selama masa

penelitian. Data diperoleh dengan mengunakan metode wawancara secara

mendalam kepada informan kunci informan utama. Informan kunci adalah orang

yang paling mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 1 orang, yaitu Bapak

Muhdi selaku pemilik UD Kreasi Lutvi.

Selain data dari informan kunci, peneliti juga memperoleh data dari

informan utama. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam

interaksi sosial yang diteliti dan dalam penelitian ini informan utamanya adalah

pelanggan keripik UD Kreasi Lutvi yang melakukan pembelian lebih dari tiga

kali. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan seputar produk, harga, lokasi,

promosi, pelayanan, kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman pada UD

Kreasi Lutvi. Informan utama pada penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu Yuniar

dan Ridha Mustika.

42

Universitas Sumatera Utara


Berikut merupakan tabel identitas informan dalam penelitian :

Tabel 4.1
Informan Penelitian
Informan Kunci
No. Nama Umur Jabatan
1 Muhdi, S.Ag Pemilik UD Kreasi Lutvi
Informan Utama
No. Nama Umur Pekerjaan
1 Yuniar 38 Wirausaha
2 Ridha 22 Mahasiswa
Sumber : Data diolah, 2016

Peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi usaha, serta melakukan

wawancara dengan informan kunci dan informan utama di UD Kreasi Lutvi yang

beralamat di Jl. Tunas Mekar nomor 285, Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancur

Batu.

4.2.1 Faktor Internal Yang Menjadi Kekuatan dan Kelemahan

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam UD Kreasi Lutvi

yang mencakup kekuatan dan kelemahan ditinjau dari analisis lingkungan

internal. Faktor-faktor internal pada UD Kreasi Lutvi yang dimonitor oleh peneliti

yaitu sebagai berikut :

1. Strategi Pemasaran

Pemasaran adalah bidang penting bagi suatu usaha, karena bidang

pemasaranlah yang secara langsung bersentuhan dengan konsumen. Strategi

43

Universitas Sumatera Utara


pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar

yang di jadikan target oleh perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, UD Kreasi Lutvi tidak

menerapkan strategi pemasaran secara khusus. Pemilik usaha menentukan

strategi pemasaran berdasarkan keadaan yang terjadi. Menurut pantauan

penulis, keripik ubi Kreasi Lutvi menggunakan 2 unsur dari marketing mix

yaitu produk (product), dan harga (price), sebagai daya saing terhadap

usaha sejenis lainnya, sehingga menjadi lebih dominan menarik minat

konsumen untuk melakukan pembelian keripik ubi pada UD Kreasi Lutvi

dibandingkan usaha keripik singkong lainnya. Strategi produk yang

dijalakan adalah dengan senantiasa menghasilkan produk keripik dari

berkualitas, sedangkan strategi harga dengan menerapkan harga yang

terjangkau.

2. Produk

Pemilik usaha sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan.

Pemilik usaha keripik ubi kreasi Lutvi selalu memperhatikan kualitas ubi

kayu yang digunakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, ubi

kayu yang digunakan adalah jenis ubi roti, yang baik digunakan sebagai

bahan baku keripik ubi, sehingga ketika diproses menjadi keripik ubi akan

menghasilkan keripik ubi yang bercita rasa tinggi serta rapuh. Selain itu

keripik ubi Kreasi Lutvi juga menggunakan bahan-bahan pewarna yang

aman untuk dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif

bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Banyak konsumen yang meminati

dan membeli produk keripik Kreasi Lutvi, dan didukung variasi cita rasa

44

Universitas Sumatera Utara


menyebabkan peningkatan pangsa pasar dan permintaan produk yang cepat.

Hal ini juga diakui oleh konsumen yang diwawancarai oleh penulis, mereka

mengakui bahwa keripik ubi Kreasi Lutvi diminati karena rasanya yang

enak, dan pilihan variasi rasa yang banyak.

Selain dari kualitas, kelebihan produk juga dapat dilihat dari

kelengkapan atribut kemasannya. Produk keripik Kreasi Lutvi yang

dipasarkan sudah dilengkapi kemasan dengan label yang berisi merek

dagang, izin dinas kesehatan, serta logo halal.

3. Price (Harga)

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, UD Kreasi

Lutvi tidak menawarkan harga yang mahal untuk produk keripik ubinya,

demi terus mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru. Selain

unggul di produk, pemilik usaha juga turut memperhatikan harga

produknya. Harga yang ditawarkan terjangkau oleh segala lapisan

masyarakat, dimulai dari harga Rp. 500,- untuk kemasan kecil yang dijual

per 10 bungkus, dan harga tertinggi adalah Rp. 40.000,- untuk kemasan 1kg.

Harga tersebut sangat terjangkau untuk segala lapisan masyarakat. Hal ini

juga diakui oleh konsumen yang menjadi informan utama, yang mengatakan

bahwa harga keripik ubi Kreasi Lutvi terjangkau.

4. Place (Tempat)

Keripik singkong kreasi Lutvi terletak di lokasi yang pedesaan yang

padat penduduk, sehingga memudahkan para konsumen sekitarnya untuk

memperolehnya. Menurut hasil wawancara dengan informan Ridha,

45

Universitas Sumatera Utara


lokasinya sangat mudah dijangkau karena informan juga bertempat tinggal

di Tuntungan. Berdasarkan observasi penulis, lokasi usaha ini memang

mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar yang bertempat tinggal di

Tuntungan, namun jika untuk konsumen dari luar Tuntungan, seperti dari

Pancur Batu dan Medan, lokasi kurang strategis, disebabkan jarak yang jauh

serta jalan yang rusak. Namun menurut hasil wawancara dengan informan

Yuniar yang bertempat tinggal di Medan, hal tersebut tidak memberatkan

karena informan datang memang dengan tujuan membeli keripik Kreasi

Lutvi.

5. Promotion (Promosi)

Promosi sebagai upaya untuk memperkenalkan usaha kepada para

konsumen. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, promosi yang

dilakukan UD Kreasi Lutvi sampai saat ini hanyalah dengan media mouth to

mouth dari para konsumen yang sudah pernah membeli produk keripik.

Kurangnya promosi yang dilakukan menyebabkan sedikit masyakat di luar

kecamatan Tuntungan yang mengetahui keberadaan produk ini. Walaupun

hanya dengan promosi mulut ke mulut, UD Kreasi Lutvi sudah banyak

memiliki pelanggan, namun alangkah baiknya jika jika kegiatan promosi

ditingkatkan, dengan banyaknya media promosi yang mendukung saat ini.

Tentunya akan semakin banyak menarik minat masyarakat.

6. Supplier (Pemasok)

Bahan baku utama dalam usaha ini adalah ubi kayu / singkong.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, pengadaan bahan baku

46

Universitas Sumatera Utara


tidaklah sulit karena usaha ini memiliki beberapa pemasok tetap yang

didatangkan dari Pancur Batu, Berastagi dan Kabanjahe. Pemilik membuat

kebijakan memiliki beberapa pemasok untuk menghindari tidak

terpenuhinya bahan baku sesuai kebutuhan produksi. Sejauh ini, belum

pernah ada hambatan mengenai bahan baku pada UD Kreasi Lutvi.

7. Pesaing

Desa Tuntungan terkenal sebagai kawasan yang memiliki banyak

pengusaha keripik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik,

persaingan antar pengusaha keripik tidak menjadi sebuah masalah karena

rasa kekeluargaan yang ada di desa masih sangat kental. Para pengusaha

justru saling membantu untuk proses produksi dan saling melengkapi

apabila bahan baku yang dibutuhkan kurang atau tidak ada. Informasi-

informasi yang menyangkut keripik ubi dapat lebih mudah menyebar

dengan hubungan antar sesama pengusaha. Namun ditinjau dari sisi

keilmuan, semua pengusaha keripik ubi di Tuntungan merupakan pesaing

UD Kreasi Lutvi, usaha ini harus tetap mengantisipasi perkembangan

produk dari unit usaha lainnya untuk menjaga agar pangsa pasar yang

dimiliki tetap aman.

Menurut hasil wawancara dengan informan utama, walaupun di

Tuntungan banyak produk sejenis dari unit usaha lain, mereka lebih

meminati keripik ubi Kreasi Lutvi, karena rasa dan kualitas produknya lebih

baik dibandingkan produk lainnya.

8. Perantara Pemasaran

47

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik, selain memasarkan

keripik ubi langsung kepada konsumen, UD Kreasi Lutvi juga

memasarkannya melalui perantara pemasaran. Perantara pemasaran yang

digunakan saat ini adalah kedai-kedai ataupun minimarket yang ada di

dalam pasar daerah Tuntungan dan toko-toko lain yang ada di lingkungan

Desa Tuntungan, seperti Pancur Batu dan Medan. Pemilik tidak

menggunakan jasa agen distributor barang dalam memasarkan barangnya ke

daerah lain, karena pemilik mendistribusikannya sendiri ke konsumen yang

dituju. Akan tetapi melihat wilayah pemasaran saat ini masih kecil, pemilik

merasa perlu untuk menjalin kerjasama dengan agen distributor untuk

membantu mendistribusikan produknya ke daerah lain untuk menambah

pangsa pasar baru.

4.2.2 Faktor Eksternal Yang Menjadi Peluang dan Ancaman

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar UD Kreasi Lutvi

yang mencakup peluang dan ancaman ditinjau dari analisis lingkungan eksternal.

Faktor-faktor eksternal pada UD Kreasi Lutvi yang dimonitor oleh peneliti yaitu

sebagai berikut :

1. Ekonomi

Keadaan perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kinerja

suatu perusahaan atau industri di dalam negara tersebut. Kondisi

perekonomian Indonesia yang masih belum stabil sejak adanya krisis

ekonomi tahun 1997 memberikan iklim yang kurang kondusif bagi

perkembangan bisnis di Indonesia baik bisnis dengan skala besar maupun

48

Universitas Sumatera Utara


skala kecil. Hal ini ditandainya dengan tersendatnya perkembangan

ekonomi, seperti terus naiknya harga bahan bakar minyak dan gas, yang

selalu mempengaruhi kenaikan harga-harga barang-barang lainnya secara

umum, tidak terkecuali dengan bahan baku penunjang produksi UD Kreasi

Lutvi seperti minyak goreng, garam, dan lain-lain.

Dikutip dari galamedianews.com, ancaman lainnya adalah nilai tukar

mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menurun.

Kondisi ini menjadi memicu terjadinya inflasi dan tentunya akan sangat

memberatkan para pengusaha karena bahan baku mayoritas impor yang

berdampak pada meningkatnya biaya operasional. Indonesia dikenal sebagai

negara agraris dan mempunyai tanah yang subur, namun Indonesia ternyata

masih mengimpor ubi kayu. Dikutip dari finance.detik.com, Badan Pusat

Statistik (BPS) mencatat Indonesia masih mengimpor ubi kayu. Impor

singkong pada Maret 2016 mencapai 987,5 ton atau senilai US$ 191.093.

Impor singkong mayoritas didatangkan dari Vietnam.

Kementerian Pertanian mengatakan bahwa adanya impor ubi kayu ini

disebabkan pola produksi nasional yang rendah. Penyebab impor lainnya

bukan karena kekurangan produksi, tetapi produk ubi kayu nasional belum

semuanya memiliki standar kualitas Hazard Analysis Critical Control Point

Specification (HACCP). Keadaan ini akan menjadi ancaman serius bagi

para pengusaha, bukan tidak mungkin ada pengusaha yang mengalami

kesulitan finansial, bisa memicu pengusaha gulung tikar sebagai imbas dari

nilai tukar rupiah yang terus melemah. Untuk mengatasinya, tiap unit usaha

49

Universitas Sumatera Utara


harus menyusun strategi untuk bisa tetap bertahan di situasi kondisi seperti

ini.

Saat ini semua pelaku bisnis di Indonesia dihadapkan pada

perdagangan global yaitu AFTA (Asean Free Trade Area) dan MEA

(Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang merupakan wujud dari kesepakatan

negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan

atau pasar bebas. Perdagangan semacam ini tentunya akan menjadi suatu

ancaman bagi para pengusaha di Indonesia, jika melihat kondisi SDM yang

ada di Indonesia masih terlihat belum sepenuhnya siap untuk bersaing

dengan para pebisnis dari luar negeri.

Pemilik UD Kreasi Lutvi mengakui bahwa perdagangan bebas ini

mungkin hanyalah merupakan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan-

perusahaaan menengah ke atas yang secara keseluruhan sumber daya yang

dimiliki sudah siap untuk bersaing dengan perusahaan dari luar negeri.

Namun untuk skala usaha yang lebih kecil seperi usaha miliknya, pasar

bebas seperti ini dikira tidak akan berpengaruh.

2. Demografi

Perkembangan jumlah penduduk akan berdampak positif pada pada

peningkatan konsumsi, termasuk konsumsi keripik ubi yang digemari segala

kalangan, baik tua muda, laki-laki dan perempuan. Hal ini merupakan

peluang terhadap perkembangan usaha pemasaran keripik ubi. Respon

positif dari lingkungan sosial di luar perusahaan dapat berupa adanya

dukungan terhadap peningkatan produksi dan memperluas pangsa pasar

yang ada sehingga akan menyerap jumlah tenaga kerja, selain itu

50

Universitas Sumatera Utara


peningkatan produksi juga akan membutuhkan bahan baku yang besar

sehingga perusahaan harus memasok bahan baku dari lebih banyak/luas lagi

dari tempat yang sebelumnya.

Pemilik UD Kreasi Lutvi mengatakan bahwa faktor demografi sangat

berpengaruh pada usahanya. Awal membuka usaha di Desa Tuntungan,

keadaan desa belum banyak penduduk dan dia menjalankan usahanya

sendiri bersama istrinya. Setelah beberapa tahun, makin banyak penduduk

yang bermukin di Desa Tuntungan. Permintaan akan keripik ubi semakin

banyak, dan tentunya beliau membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk

dapat memenuhi permintaan. Pemilik mengajak tetangga sekitarnya untuk

menjadi pegawai di usaha keripik ubinya.

3. Teknologi

Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, teknologi

merupakan salah satu fungsi yang memegang peran penting dalam

perkembangan suatu industri. Perkembangan teknologi yang semakin pesat

menuntut kalangan industri untuk berusaha mengamati bahkan mengadopsi

perkembangan dari berbagai teknologi yang ada saat ini untuk menunjang

seluruh kegiatan operasional usahanya. Teknologi yang digunakan di UD

Kreasi Lutvi adalah mesin pemotong ubi dan mesin pencampur bumbu.

Selain itu, kemajuan teknologi komunikasi yang berupa telepon

seluler (handphone) telah terbukti memperlancar transaksi jual beli produk

dari produsen kedistributor atau konsumen yang tempatnya berjauhan secara

lebih efektif dan efisien. Hal ini diakui oleh pemilik usaha, dimana beliau

51

Universitas Sumatera Utara


memantau keadaan pasar / penjualannya dengan berkomunikasi

menggunakan handphone dengan pegawainya.

Perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan

untuk menjual produknya secara online. UD Kreasi Lutvi belum

memanfaatkan teknologi online ini. Maraknya media sosial saat ini dapat

dijadikan tempat promosi gratis dalam memasarkan produk, seperti toko-

toko online (online shop) yang memanfaatkan media BBM (Blackberry

Messenger), Instragram, LINE, dan sebagainya dalam mempromosikan

produk mereka.

4. Politik

Keadaan politik di suatu negara baik secara langsung maupun tidak

langsung memiliki pengaruh yang besar bagi kelangsungan hidup suatu

usaha. Pemantauaan perlu dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan

baik mengenai situasi politik, Peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan

pemerintah baik pemerintah pusat/daerah, terutama kebijakan mengenai

UMKM dapat mempengaruhi perkembangan usaha kecil ini.

Peraturan yang dibuat dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal

memudahkan perusahaan atau mempersulit perusahaan untuk berkembang

sehingga dapat menjadi peluang atau ancaman. Keadaan politik yang tidak

stabil akan menyebabkan ancaman pada nilai tukar rupiah yang tidak stabil

dan berdampak juga pada penurunan nilai investasi, penanaman modal, dan

nilai daya beli masyarakat di dalam negeri. Politik yang tidak stabil

merupakan satu penghambat dalam dunia industri, baik yang bergerak

disektor produksi, jasa maupun sektor-sektor lainnya.

52

Universitas Sumatera Utara


5. Budaya

Hampir semua orang, termasuk penduduk Tuntungan dan sekitarnya

mengonsumsi keripik ubi. Pertimbangannya selain harga yang sangat

terjangkau, mudah didapat, rasa yang enak, juga mudah didapatkan.

Penduduk Tuntungan yang bekerja di luar daerah, apabila mudik terutama

saat Idul Fitri juga sangat menggemari keripik ubi. Tidak hanya dikonsumsi,

namun juga dibawa ke daerah bekerjanya sebagai oleh-oleh, baik yang

bekerja di Pulau Jawa, bahkan hingga Malaysia dan Singapura. Hal ini yang

menjadikan peluang pemasaran yang sangat baik untuk pengusaha keripik

ubi untuk memperluas daerah pemasarannya.

Permintaan keripik ubi meningkat saat musim libur, seperti libur

kenaikan kelas dan libur Idul Fitri adalah waktu penjualan keripik ubi yang

paling baik, dimana banyak orang luar yang sengaja menyempatkan

membeli keripik ubi ke Tuntungan selain konsumen Kreasi Lutvi sendiri.

Peminat yang banyak untuk pasar diluar Tuntungan, Pancur Batu dan

Medan menjadi sebuah pemikiran tersendiri bagi pemilik usaha yang harus

dapat mengusahakan produk keripik ubi dapat secara terus menerus

dikonsumsi oleh konsumen di luar Tuntungan, Pancur Batu dan Medan.

Pengusaha harus memiliki strategi yang benar agar tetap dapat berproduksi

dengan menjaga kualitas namun dapat meningkatkan kuantitas serta

penambahan jalur pemasaran supaya dapat menjangkau pasar yang lebih

luas.

53

Universitas Sumatera Utara


4.3 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif dengan metode analisis SWOT, yang merupakan cara

merumuskan dan menafsirkan data yang ada mengunakan metode SWOT

sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang dimiliki oleh UD Kreasi Lutvi.

4.3.1 Identifikasi Lingkungan Perusahaan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan narasumber

serta hasil observasi langsung di UD Kreasi Lutvi, maka dapat diklasifikasikan

beberapa faktor lingkungan perusahaan yang mempengaruhi yang terdiri dari

lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri atas Kekuatan

(Strength) dan Kelemahan (Weakness), sedangkan lingkungan eksternal terdiri

atas Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat).

A. Lingkungan Internal

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah hasil dari analisa lingkungan

internal perusahaan. Secara garis besar kekuatan yang dimiliki oleh UD

Kreasi Lutvi yang didapatkan dari analisa lingkungan internal adalah

sebagai berikut :

a. Kualitas produk yang baik

UD Kreasi Lutvi secara konsisten menghasilkan produk keripik dari

bahan baku yang berkualitas dengan jenis tertentu dan minyak goreng

54

Universitas Sumatera Utara


yang baik pula, serta formula yang pas antara banyaknya minyak,

besarnya api, panas minyak, dan besarnya wajan.

b. Kelengkapan atribut produk

Keripik UD Kreasi Lutvi sudah dipasarkan dengan merek sendiri,

memiliki izin dinkes dan label halal.

c. Produk yang bervariasi

Keripik UD Kreasi Lutvi awalnya hanya menjual keripik dengan rasa

asli (original). Lama kelamaan, dengan melihat selera masyarakat dan

agar tidak ketinggalan trend, usaha ini menghasilkan keripik dengan

banyak varian rasa. Selain dari segi rasa, juga dari ukuran produk.

Produk paling murah dijual dengan harga Rp 500, lalu ada yang

setengah kilogram, satu kilogram, dan paling besar dua kilogram.

d. Harga terjangkau

Produk keripik dijual dengan harga yang murah, pemilik mengakui

tidak mengambil untung yang tinggi. Konsep utama dalam menjual

produknya, adalah pembayaran dengan uang kontan, untungnya sedikit

sedikit saja yang penting perputaran cepat.

e. Lokasi usaha strategis

Lokasi UD Kreasi Lutvi terletak Desa Tuntungan yang terkenal sebagai

daerah penghasil keripik. Hal ini dinilai pebulis sebagai salah satu

kekuatan.Banyak orang yang datang ke Tuntungan khusus untuk

membeli keripik.

f. Ketersediaan bahan baku

55

Universitas Sumatera Utara


UD Kreasi Lutvi sudah memiliki pemasok bahan baku tetap dengan

kualitas yang sudah ditentukan. Hal ini menjadi kekuatan bagi usaha ini

karena bisa mendapatkan persediaan bahan baku dengan mudah.

2. Kelemahan (Weakness)

Selain kekuatan, faktor-faktor yang menjadi kelemahan juga menjadi

hasil yang didapt dari analisa lingkungan internal. Berikut merupakan

kelemahan yang dimiliki UD Kreasi Lutvi.

a. Promosi yang tidak maksimal

Ragam media sosial yang ada saat ini bisa dimanfaatkan usaha ini untuk

mempromosikan produknya, namun dari hasil analisa, usaha ini belum

melakukan hal tersebut.

b. Pemasaran kebanyakan di tingkat lokal

Pemilik memasakan ke konsumen yang memang dituju / yang menjadi

pelanggan, yang berada di Tuntungan, Pancur Batu dan Tuntungan.

Pemilik belum mencoba memperluas pasar ke tempat lain, mencari dan

menambah pelanggan lain

c. Tidak menggunakan jasa agen distributor

Pemilik hanya mendistribusikan produk ke konsumen yang dituju.

Melihat wilayah pemasaran yang saat ini masih kecil, perlu untuk

menjalin kerjasama dengan agen distributor untuk membantu

mendistribusikan produk ke daerah lain untuk menambah pangsa pasar

baru.

56

Universitas Sumatera Utara


B. Lingkungan Eksternal

1. Peluang (Opportunity)

Peluang yang dimiliki perusahaan merupakan hasil dari analisa

lingkungan eksternal perusahaan. Beberapa peluang yang dimiliki UD

Kreasi Lutvi yang didapat melalui analisa lingkungan eksternal adalah

sebagai berikut :

a. Bertambahnya populasi penduduk

Faktor demografi sangat berpengaruh pada usaha Kreasi Lutvi. Awal

membuka usaha di Desa Tuntungan, keadaan desa belum banyak

penduduk dan pemilik menjalankan usahanya sendiri bersama istrinya.

Setelah beberapa tahun, makin banyak penduduk yang bermukin di

Desa Tuntungan. Permintaan akan keripik ubi semakin banyak, dan

tentunya beliau membutuhkan tenaga kerja tambahan untuk dapat

memenuhi permintaan. Pemilik mengajak tetangga sekitarnya untuk

menjadi pegawai di usaha keripik ubinya.

b. Perkembangan dunia internet

Perkembangan dunia internet dapat dijadikan peluang oleh perusahaan

untuk menjual produknya secara online. Maraknya media sosial saat ini

dapat dijadikan tempat promosi gratis dalam memasarkan produk,

seperti toko-toko online (online shop) yang memanfaatkan media BBM

(Blackberry Messenger), Instragram, LINE, dan sebagainya dalam

mempromosikan produk mereka.

c. Minat konsumsi tinggi

57

Universitas Sumatera Utara


Hampir semua orang, termasuk penduduk Tuntungan dan sekitarnya

mengonsumsi keripik ubi. Pertimbangannya selain harga yang sangat

terjangkau, mudah didapat, rasa yang enak, juga mudah didapatkan.

d. Permintaan meningkat pada musim tertentu

Permintaan keripik ubi meningkat saat musim libur, seperti libur

kenaikan kelas dan libur Idul Fitri.

2. Ancaman (Threat)

Beberapa ancaman yang dimiliki UD Kreasi Lutvi yang didapat melalui

analisa lingkungan eksternal adalah sebagai berikut :

a. Banyaknya pesaing dengan usaha sejenis

Pesaing UD Kreasi Lutvi adalah usaha lain yang memproduksi produk

yang sejenis. Pemilik perlu mengantisipasi perkembangan produk dari

usaha lainnya untuk menjaga agar pangsa pasar yang dimiliki tetap

aman.

b. Kenaikan harga BBM

Naiknya harga bahan bakar minyak dan gas selalu mempengaruhi

kenaikan harga-harga barang-barang lainnya secara umum, tidak

terkecuali dengan bahan baku penunjang UD Kreasi Lutvi seperti

minyak goreng, garam, dan lain-lain.

c. Melemahnya nilai tukar rupiah

Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat berdampak

terhadap dunia usaha. Pasalnya, mayoritas bahan baku yang digunakan

oleh pengusaha Indonesia berasal dari luar negeri atau impor, karena

bahan baku mayoritas impor.

58

Universitas Sumatera Utara


d. Pengadaan bahan baku impor

Tanaman ubi kayu bersifat temporal, pada saat panen raya, produksinya

cukup tinggi tetapi setelah panen dan musim tanam pasokan tidak ada

sama sekali, atau karena kualitas yang tidak baik. Ini menyulitkan

industri pengolahan mendapatkan bahan baku sehingga harus impor,

dan tentunya akan memberatkan para pengusaha karena meningkatnya

biaya operasional.

Berikut tabel 4.2 yang merupakan rangkuman dari kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) UD Kreasi

Lutvi.

Tabel 4.2
Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman UD Kreasi Lutvi
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman (Threat)
(Strength) (Weakness) (Opportunity)
1. Kualitas 1. Promosi yang 1. Bertambahnya 1. Banyaknya
produk naik tidak maksimal populasi pesaing dengan
penduduk usaha sejenis

2. Kelengkapan 2. Pemasaran 2. Perkembangan 2. Kenaikan


atribut produk kebanyakan di dunia internet harga BBM
tingkat lokal

3. Produk 3. Tidak 3. Minat 3. Melemahnya


bervariasi menggunakan jasa konsumsi nilai tukar
agen distributor masyarakat rupiah
tinggi

4. Harga 4. Permintaan 4. Pengadaan


terjangkau meningkat bahan baku
pada musim impor
tertentu

5. Lokasi usaha
strategis

59

Universitas Sumatera Utara


6. Ketersediaan
bahan baku
Sumber : Data diolah, 2016

4.3.2 Internal Strategic Factor Analysis Strategy (IFAS)

Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan yang telah teridentifikasi yang

mana merupakan kekuatan dan kelemahan, selanjutnya diberi bobot dan rating

pada tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analisys Summary) yang nantinya

penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya dipetakan

dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi perusahaan.

Adapun proses analisis lingkungan internal (IFAS) adalah sebagai berikut:

a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item IFAS yang paling penting

dalam kolom faktor strategis, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan

dan kelemahan untuk analisis internal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat

penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Jumlah seluruh bobot yang

diberikan baik faktor-faktor yang merupakan kekuatan maupun faktor-

faktor yang menjadi kelemahan harus sama dengan 1,00.

c. Hitung rating untuk masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan

dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1

(poor). Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar

diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian

nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar

ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4.

60

Universitas Sumatera Utara


Rating pada matrik IFAS:

1= merupakan kelemahan utama

2 = merupakan kelemahan kelemahan yang kecil

3 = merupakan kekuatan yang kecil

4 = merupakan kekuatan utama

Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu

pada industri dimana perusahaan berada.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

Berikut adalah penyajian faktor-faktor internal UD Kreasi Lutvi dalam tabel

Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) :

Tabel 4.3
Internal Strategic Factor Analisys Summary (IFAS) UD Kreasi Lutvi

Faktor-Faktor Strategis
Bobot Rating Bobot × Rating
Internal

Kekuatan :
1. Kualitas produk baik 0,13 4 0,52

2. Kelengkapan atribut 0,10 3 0,30


produk

3. Produk bervariasi 0,12 4 0,48

4. Harga terjangkau 0,12 4 0,48

5. Lokasi usaha strategis 0,09 3 0,27

6. Ketersediaan bahan 0,09 3 0,27


baku

61

Universitas Sumatera Utara


Total Skor Kekuatan 0,65 2,32

Kelemahan :
1. Promosi yang tidak 0,12 1 0,12
maksimal

2. Pemasaran 0,11 2 0,22


kebanyakan di tingkat
lokal

3. Tidak menggunakan 0,12 1 0,12


jasa agen distributor

Total Skor Kelemahan 0,35 0,46


TOTAL 1 2,78
Sumber : Data diolah, 2016

Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kekuatan adalah sebagai
berikut :
1. Kekuatan utama pertama UD Kreasi Lutvi yaitu kualitas produk yang baik

dengan skor 0,52 melalui bobot 0,13 (sangat penting) dan rating 4

(kekuatan utama). Kualitas adalah hal yang sangat penting dan juga

menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

2. Kekuatan utama yang kedua UD Kreasi Lutvi yaitu produk yang bervariasi

dengan skor 0,48 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating 4

(kekuatan utama). Varian produk sangat penting untuk kepuasan

pelanggan dalam memilih produk.

3. Kekuatan utama yang ketiga yaitu harga yang terjangkau dengan skor 0,48

melalui bobot 0.12 (sangat penting) dan rating 4 (kekuatan utama). Harga

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen.

62

Universitas Sumatera Utara


4. Kekuatan keempat yaitu kelengkapan atribut produk dengan skor 0,30

melalui bobot 0,10 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). UD

Kreasi Lutvi selalu memasok produk yang megikuti perkembangan zaman

dengan menciptakan ragam citarasa keripik ubi.

5. Kekuatan kelima adalah lokasi strategis dengan skor 0,27 melalui bobot

0,9 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). Lokasi usaha dinilai

strategis karena konsumen yang datang bertujuan untuk membeli keripik

ubi yang dijual di UD Kreasi Lutvi.

6. Kekuatan berikutnya adalah ketersediaan bahan baku dengan skor 0,27

melalui bobot 0,9 (penting) dan rating 3 (kekuatan yang kecil). Bahan

baku menjadi kekuatan karena selalu tersedia dan menjaga produksi tetap

lancar.

Keterangan hasil analisis Matriks IFAS dari sisi Kelemahan adalah sebagai
berikut :
1. Kelemahan utama pertama UD Kreasi Lutvi yaitu promosi yang tidak

maksimal dengan skor 0,12 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating

1 (kelemahan utama). Usaha ini tidak melakukan promosi secara

maksimal, seperti memanfaatkan media sosial online.

2. Kelemahan utama yang kedua UD Kreasi Lutvi yaitu tidak menggunakan

jasa agen distributor 0,12 melalui bobot 0,12 (sangat penting) dan rating 1

(kelemahan utama). Usaha ini tidak menggunakan jasa agen,

menyebabkan wilayah pemasaran yang terbilang masih sempit.

3. Kelemahan yang ketiga yaitu pemasaran yang hanya di tingkat dengan

skor 0,22 melalui bobot 0,11 (sangat penting) dan rating 2 (kelemahan

kecil). Pemasaran yang hanya di tingkat lokal dinilai sebagai kelemahan

63

Universitas Sumatera Utara


karena melihat tingginya oersaingan, usaha ini harusnya memperluas

daerah pemasarannya.

4.3.3 External Strategic Factor Analysis Strategy (EFAS)

Seperti faktor-faktor internal perusahaan, faktor-faktor eksternal yang telah

teridentifikasi yang mana merupakan peluang dan ancaman, selanjutnya diberi

bobot dan rating pada tabel EFAS (External Strategic Factor Analisys Summary)

yang nantinya penjumlahan skor masing-masing diperbandingkan dan selanjutnya

dipetakan dalam diagram SWOT untuk menentukan posisi perusahaan.

Adapun proses analisis lingkungan dan eksternal (EFAS) adalah sebagai

berikut:

a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulis item-item EFAS yang paling penting

dalam kolom faktor strategis eksternal, tunjukkan mana yang merupakan

peluang dan ancaman untuk analisis eksternal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat

penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategis

perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor

total 1,00. Jumlah seluruh bobot yang diberikan baik faktor-faktor yang

merupakan peluang maupun faktor-faktor yang menjadi ancaman harus

sama dengan 1,00.

c. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberi

rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai

64

Universitas Sumatera Utara


rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya

adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

Rating pada matrik EFAS:

1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar

2 = memiliki peluang yang sedikit atau ancaman yang besar

3 = memiliki peluang yang besar atau ancaman yang kecil

4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

Berikut adalah penyajian faktor-faktor eksternal UD Kreasi Lutvi dalam

tabel External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) :

Tabel 4.4
External Strategic Factor Analisys Summary (EFAS) UD Kreasi Lutvi
Faktor-Faktor Strategis Bobot ×
Bobot Rating
Eksternal Rating

Peluang

1. Bertambahnya 0,16 3 0,48


populasi penduduk

2. Perkembangan 0,17 4 0,68


dunia internet

3. Minat konsumsi 0,17 4 0,68


masyarakat tinggi

4. Permintaan 0,16 3 0,48


meningkat pada
musim tertentu
Total Skor Peluang 0,66 2,32

65

Universitas Sumatera Utara


Ancaman

1. Banyaknya pesaing 0,11 1 0,24


dengan usaha sejenis

2. Kenaikan harga 0,08 2 0,20


BBM

3. Melemahnya nilai 0,08 1 0,08


tukar rupiah

4. Pengadaan bahan 0,07 2 0,14


baku impor

Total Skor Ancaman 0,34 0,66


TOTAL 1 2,76
Sumber : Data diolah, 2016

Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Peluang adalah sebagai

berikut :

1. Peluang utama UD Kreasi Lutvi yaitu berkembangnya dunia internet

dengan skor 0,68 melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4

(peluang yang sangat besar). Berkembangnya dunia internet terutama di

bagian teknologi informasi merupakan peluang yang sangat besar yang

bisa dijadikan sarana promosi dan jual beli.

2. Peluang utama yang kedua yaitu minat konsumsi tinggi dengan skor 0,68

melalui bobot 0,17 (sangat penting) dan rating 4 (peluang yang sangat

besar). Kegemaran masyarakat mengkonsumsi makanan ringan keripik ubi

dinilai sangat tinggi, hal ini menjadi peluang besar bagi usaha.

3. Peluang ketiga yaitu bertambahnya populasi penduduk dengan skor 0,48

melalui bobot 0,16 (penting) dan rating 3 (peluang besar). Semakin

66

Universitas Sumatera Utara


bertambahnya jumlah penduduk, maka usaha ini mendapat peluang yang

besar untuk meningkatkan penjualan.

4. Peluang berikutnya adalah permintaan yang meningkat di waktu tertentu

dengan skor 0,48 melalui bobot 0,16 (penting) dan rating 3 (peluang

besar). Waktu tertentu seperti liburan sekolah atau Idul Fitri mendatangkan

keuntungan bagi usaha ini karena naiknya permintaan keripik ubi.

Keterangan hasil analisis Matriks EFAS dari sisi Ancaman adalah sebagai

berikut :

1. Ancaman utama UD Kreasi Lutvi yaitu berkembangnya dunia internet

dengan skor 0,24 melalui bobot 0,24 (sangat penting) dan rating 1

(ancaman yang sangat besar). Tingginya tingkat persaingan dengan usaha

sejenis, menjadi ancaman yang sangat perlu diperhatikan usaha ini.

2. Ancaman yang kedua kenaikan harga BBM dengan skor 0,20 melalui

bobot 0,10 (penting) dan rating 2 (ancaman besar). Kenaikan harga BBM

berdampak pada naiknya harga bahan baku dan bahan penunjang, yang

juga berdampak pada produksi keripik ubi.

4.3.4 Analisis Diagram SWOT

Dari hasil pembobotan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil seperti yang

tertera pada tabel berikut :

67

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.5
Matriks IFAS dan EFAS

Totak Skor Kekuatan = 2,32 Total Skor Kelemahan = 0,46

Total Skor Peluang = 2,32 Total Skor Ancaman = 0,66

Total S + O = 4,64 Total W + T = 1,12


Sumber : Data diolah, 2016

Diketahui bahwa :

Strength + Opportunity > Weakness + Threat


4,64 > 1,12

Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan

keluar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang

diharapkan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal maupun eksternal di atas

maka strategi yang harus diambil oleh pihak UD Kreasi Lutvi dapat digambarkan

dalam bentuk diagram SWOT seperti terlihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2
Diagram SWOT UD Kreasi Lutvi

Sumber : Hasil Penelitian, 2016

68

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan gambar di atas, UD Kreasi Lutvi berada di pada kuadran 1

dengan mendukung strategi agresif. Menurut Rangkuti (2009:19), ini merupakan

situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan

sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth

oriented strategy) seperti mengambil manfaat adanya peluang-peluang eksternal,

menanggulangi kelemahan-kelemahan internal dan enghindari ancaman-ancaman

eksternal atau strategi SO pada matriks SWOT.

4.3.5 Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT dianalisis dengan menyesuaikan antara kekuatan dan

kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki usaha,

dengan tujuan mengembangkan strategi-strategi alternatif bagi perusahaan yang

mendukung strategi agresif sesuai dengan posisi perusahaan pada diagram SWOT.

Analisis matrik SWOT UD Kreasi Lutvi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6
Matriks SWOT UD Kreasi Lutvi

Faktor Internal Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)

1. Kualitas produk baik 1. Promosi yang tidak


2. Kelengkapan atribut maksimal
produk 2. Pemasaran kebanyakan
3. Produk bervariasi di tingkat lokal
4. Harga terjangkau 3. Tidak menggunakan
5. Lokasi usaha strategis jasa agen distributor
6. Ketersediaan bahan
baku
Faktor Eksternal

69

Universitas Sumatera Utara


Peluang (Opportunities) Strategi SO Strategi WO
1. Bertambahnya 1. Mempertahankan harga 1. Meningkatkan promosi
populasi penduduk dan meningkatkan dengan memanfaatkan
2. Perkembangan dunia kualitas produk untuk media sosial online
internet menarik konsumen (W1, O2, O4, O6)
3. Minat konsumsi baru, serta
masyarakat tinggi meningkatkan
4. Permintaan kepuasan dan loyalitas 2. Menjalin kerjasama
meningkat pada konsumen lama (S1, dengan agen distributor
musim tertentu S2, S3, S4, O1, O3,O4) yang potensial untuk
menambah pangsa
2. Melakukan penjualan pasar (W2, W3, O3)
melalui media sosial
online (S1, S2, S3, S4,
O2, O3) 3. Membuat kegiatan
promosi menarik, yang
berbeda dengan usaha
3. Membuat inovasi sekitar, bisa dengan
produk „edisi liburan‟ menggunakan media
pada saat musim libur cetak/elektronik yang
sekolah atau hari raya khusus diadakan saat
karena banyaknya libur sekolah (W1, O3,
permintaan (S1, S3, O4)
O4)

Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT


1. Tingginya tingkat
1. Menciptakan produk 1. Mengadakan kerja
persaingan
dengan bentuk dan sama dengan pedagang
2. Kenaikan harga
citarasa yang baru (S1, lain serta agen
BBM
S2, S3, S6, T1) distributor di luar
3. Melemahnya nilai
wilayah agar proses
tukar rupiah
pendistribusian lebih
4. Pengadaan bahan
2. Memperbanyak luas. (W2, W3, T1)
baku impor
produksi untuk
memperluas pasar (S1,
S2, S3, S4, T1, T2) 2. Membangun dan
mengembangkan usaha
3. Melakukan patungan dengan pihak
penyesuaian harga, bisa yang menyediakan
dengan mengurangi isi modal dan bahan baku
kemasan atau untuk menghindari
menaikkan harga (S1, penurunan produksi
S2, T3, T4) (W2, W3, T1, T4)

Sumber : Data diolah, 2016

70

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan matriks SWOT menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat

ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Melalui hasil diagram

SWOT, UD Kreasi Lutvi paling sesuai memanfaatkan strategi SO, namun untuk

memaksimalkan hasil, sebaiknya pemilik usaha juga memanfaatkan strategi

lainnya dalam menjalankan usaha. Kombinasi kedua faktor tersebut ditunjukkan

dalam diagram hasil analisis SWOT sebagai berikut :

1. Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih

peluang-peluang yang ada diluar perusahaan. Jadi jika perusahaan memiliki

kelemahan maka perusahaan harus mampu mengatasi kelemahan tersebut,

sedangkan jika perusahaan menghadapi ancaman maka perusahaan harus

berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-

peluang yang ada. Strategi SO padaUD Kreasi Lutvi adalah :

a. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk

untuk menarik konsumen baru, serta meningkatkan kepuasan

dan loyalitas konsumen lama

b. Melakukan penjualan melalui media sosial online.

Membuat media sosial online untuk berinteraksi dengan lebih

banyak konsumen.

c. Membuat inovasi produk „edisi liburan‟ pada saat musim libur

sekolah atau hari raya karena banyaknya permintaan.

Permintaan keripik Kreasi Lutvi meningkat 3 kalilipat saat libur,

bisa dijadikan peluang dengan membuat produk oleh-oleh atau

parcel.

71

Universitas Sumatera Utara


2. Strategi ST (Strength-Opportunity)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi ST pada

UD Kreasi Lutvi adalah :

a. Menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang baru

Akibat tingginya persaingan usaha sejenis, maka usaha ini

diharuskan melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan,

untuk meciptakan ciri khas pada keripik UD Kreasi Lutvi

b. Memperbanyak produksi untuk memperluas pasar

Cara lain untuk mengatasi persaingan adalah dengan

memperluas pasar, hal ini tentunya harus didukung dengan

produksi yang memadai.

c. Membuat kegiatan promosi menarik, yang berbeda dengan

usaha sekitar, yang khusus diadakan saat libur sekolah.

Daerah Tuntungan memiliki banyak penghasil keripik, ini bisa

dijadikan peluang oleh UD Kreasi Lutvi dengan membuat iklan

yang berbeda, dan lebih mencolok dibanding usaha lain, bisa

dengan menggunakan spanduk iklan, media cetak/elektronik.

3. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan

internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan dalam memanfaatkan

peluang karena adanya kelemahan-kelemahan internal, oleh karena itu

72

Universitas Sumatera Utara


tergantung bagaimana manajemen perusahaan untuk menggunakan strategi

tersebut. Strategi WO pada UD Kreasi Lutvi adalah :

a. Meningkatkan promosi melalui memanfaatkan media sosial

online. Kurangnya promosi merupakan hal yang fatal dalam

usaha. Promosi memanfaat media sosial dapat sangat efektif dan

tidak memerlukan biaya yang besar.

b. Menjalin kerjasama dengan agen distributor yang potensial

untuk menambah pangsa pasar.

c. Melakukan penyesuaian harga, bisa dengan mengurangi isi

kemasan atau menaikkan harga.

Akibat ancaman pelemahan nilai tuka rupiah serta adanya

kebijakan impor bahan baku, mau tidak mau usaha ini harus

melakukan penyesuaian harga jual untuk mengalami kerugian

dengan mengurangi isi kemasan atau menaikkan harga.

4. Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang

dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal

sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya, ia harus berjuang

untuk tetap hidup bertahan. Strategi WT pada UD Kreasi Lutvi adalah :

a. Membangun dan mengembangkan usaha patungan dengan pihak

yang menyediakan modal dan bahan baku untuk

mempertahankan/meningkatkan kapasitas dan meringankan

biaya produksi.

73

Universitas Sumatera Utara


b. Mengadakan kerja sama dengan pedagang lain / agen distributor

di luar wilayah agar proses pendistribusian lebih luas.

74

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi pemasaran pada UD Kreasi

Lutvi, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Strategi pemasaran yang selama ini digunakan oleh UD Kreasi Lutvi

adalah dengan menggunakan 2 unsur dari marketing mix yaitu produk

(product), dan harga (price). Strategi produk yang dijalakan adalah

dengan senantiasa menghasilkan produk keripik dari berkualitas,

sedangkan strategi harga dengan menerapkan harga yang terjangkau.

Dari sisi produk dan harga telah dijalankan dengan baik, namun masih

sangat kurang dari sisi promosi. Usaha ini perlu meningkatkan kegiatan

promosinya karena persaingan yang ketat.

2. Melalui analisis SWOT yang dilakukan peneliti, dihasilkan bahwa posisi

UD Kreasi Lutvi berada pada kuadran I, dimana UD Kreasi Lutvi

memiliki nilai faktor internal sebesar 2,78, kekuatan lebih besar dari

pada kelemahan dan nilai faktor eksternal sebesar 2.76, peluang yang

dimiliki lebih kuat dari pada ancaman. Strategi SO adalah strategi yang

paling tepat bagi UD Kreasi Lutvi dan strategi lainya dapat dijadikan

strategi alternatif yang dapat digunakan oleh UD Kreasi Lutvi sebagai

referensi dan pertimbangan untuk mengembangkan usaha,

meningkatkan volume penjualan dan menjaga agar tetap unggul dalam

persaingan.

75

Universitas Sumatera Utara


5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

yaitu :

1. UD Kreasi Lutvi dapat menjalakan usaha mengunakan strategi SO

dikombinasikan dengan strategi alternatif lainnya, seperti :

a. Mempertahankan harga dan meningkatkan kualitas produk untuk

menarik konsumen baru, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas

konsumen lama

b. Melakukan penjualan melalui media sosial online. Tidak dapat

dipungkiri, saat ini media sosial menjadi sarana yang paling sering

digunakan dalam kehidupan sosial, melakukan penjualan melalui

media sosial diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan

secara drastis.

2. UD Kreasi Lutvi dapat mengatasi kelemahan yang ada dengan cara :

a. Menciptakan produk dengan bentuk dan citarasa yang baru. Akibat

tingginya persaingan usaha sejenis, maka usaha ini diharuskan

melakukan inovasi pada produk yang dihasilkan, untuk meciptakan

ciri khas pada keripik UD Kreasi Lutvi

b. Memperluas pasar dengan cara menjalin kerja sama dengan agen

distributor potensial, hal ini juga harus didukung dengan produksi

yang memadai.

3. Meningkatkan kelebihan, mengurangi kekurangan, manfaatkan peluang

dan hindari ancaman yang ada pada UD Kreasi Lutvi.

76

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Gozali. 2013. Teori dan Praktik Pemasaran Barang dan Jasa. CV Rizky
Aditya : Jakarta Timur.

Grant, Robert M. 1997. Analisis Strategi Kontemporer Konsep, Teknik dan


Aplikasi. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Kadir, Abdul Rahman. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa : Pendekatan


Integratif antara Teori dan Implementasi. PT Penerbit IPB Press : Kampus
IPB Taman Kencana Bogor.

Kotler, Philip dan Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid


1. Erlangga : Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan


Kompetitif. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Radiosunu. 2001. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis. BPFE :


Yogyakarta.

Rangkuty, Freddy. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT


Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Siagian, Sondang. 2004. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara : Jakarta.

Sofyan, Iban. 2015. Manajemen Strategi Teknik Penyusunan serta


Penerapannya untuk Pemerintah dan Usaha. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran Edisi Ketiga. Penerbit Andi :


Yogyakarta.

__________. 2015. Pemasaran Strategik : Perspektif Perilaku Konsumen dan


Marketing Plan. PT Penerbit IPB Press : Kampus IPB Taman Kencana Bogor.

__________. 2015. Strategi Pemasaran Edisi 4. Penerbit Andi : Yogyakarta.

__________& Chandra Gregorius. 2012. Pemasaran Stratejik. Penerbit Andi


: Yogyakarta.

77

Universitas Sumatera Utara


Jurnal

Athori, Agus dan Supriyono. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Dalam


Meningkatkan Volume Penjualan Produk Pada Perusahaan Snack Lucky
Olympic Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 02, No. 04 Desember 2013.

Azhari, Moh Halini dkk. 2013. Pengembangan Strategi Pemasaran Produk


Gula Tapo (Studi Kasus di Desa Ambesia Kecamatan Tomini Kabupaten
Parigi Moutong). Jurnal Agrotekbis : 81-92, April 2013.

Neddy, Rafinaldy. 2006. Memeta Potensi Dan Karakteristik Umkm Bagi


Pertumbuhan Usaha Baru. Infokop Nomor .29.

Novralina, Chresy dkk. 2012. Strategi Pengembangan Pemasaran Makanan


Khas Bengkulu Pada Sentra Oleh-Oleh Anggut Kota Bengkulu : Aplikasi AHP
dan SWOT. Jurnal Agrisep Vol. 11 No. 2 September 2012.

Prihatin, Lumbanraja. 2011. Bersama UKM Membangun Ekonomi Rakyat dan


Lingkungan Hidup. Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011.

Sulistiono dan Mumuh Mulyana. 2012. Strategi Pengembangan Pemasaran


UKM Pengrajin Sepatu Sandal. Jurnal Ilmiah Ranggading Vol. 12 No. 1,
April 2012.

Yuliati, Dewi. 2012. Analisis Strategi Pemasaran Pada UMKM Subsistem


Agribisnis Bandeng (Chanos-chanos) Presto Di Kota Semarang. Tesis
Universitas Jember.

Situs Internet

www.bpkp.go.id, diakses pada 25 Maret 2016 pukul 09.00 WIB


www.bps.go.id, diakses pada 25 Maret 2016 pukul 10.30 WIB
www.depkop.go.id, diakses pada 26 Maret 2016 10.00 WIB
www.detik.finance.com, diakses pada 28 Juli 2016 pukul 19.00 WIB
www.galamedianews.com, diakses pada 28 Juli pukul 19.30 WIB

78

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. TRANSKRIP WAWANCARA

Berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan Penulis dengan Pemilik


UD Kreasi Lutvi serta konsumen Yuniar dan Ridha.

Faktor-faktor eksternal pada UD Kreasi Lutvi yang dimonitor oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:

1. Strategi Pemasaran

Pertanyaan 1 : Strategi apakah yang digunakan UD Kreasi Lutvi dalam


memasarkan produk keripik ubinya?

Jawaban : Strateginya ya biasa saja, yang penting harus menghasilkan


produk dengan kualitas yang bagus dan harga terjangkau. Terus juga harus
selalu menjaga hubungan baik dengan penduduk sekitar, dengan
pelanggan. Karena kalau produk udah bagus, keripiknya enak tapi kalo
gak punya hubungan bagus dengan yg lain, ya orang juga gak mau beli.
Trus soal harga, harganya gak usah mahal-mahal, yang penting bisa terjual
terus.

2. Product (Produk)
Pertanyaan : Apa kelebihan dari keripik ubi UD Kreasi Lutvi?

Jawaban : Renyah, gak alot. Udah dari dulu orang-orang tau kalo keripik
lutvi itu renyah. Gak pake bahan kimia biar keripiknya renyah. Karena
bahan bakunya ya dari ubi berkualitas dan minyak yang berkualitas juga.
Untuk ubi Bapak gunakan jenis ubi roti, ubi saga, ubi susu yang umurnya
1 tahun, kurang dari satu tahun membuat hasil keripik menjadi keras
sementara jika ubinya sudah kelebihan usia, membuat keripiknya jadi
gampang patah. Kalau sekarang sih Cuma lihat ubinya saja, Bapak sudah
bisa menebak mutu dan usia ubi. Varian rasa keripik lutvi juga banyak, ada
15 rasa, ada original, chitato, balado, keju, rumput laut dll. Kelebihan yang
lain itu harganya murah, Bapak gak cari untung banyak-banyak, yang
penting bisa kerja sama-sama pegawai, makan sama-sama pegawai.

Kelebihan keripik ubi Kreasi Lutvi adalah keripiknya renyah karena dibuat
dari ubi berkualitas. Selain itu, untuk dapat lebih menarik perhatian, keripik dibuat
dengan berbagai varian rasa agar masyarakat tidak bosan.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan mengenai produk keripik ubi kepada
informan utama.

Universitas Sumatera Utara


Pertanyaan : Menurut anda, bagaimana kualitas produk keripik ubi UD
Kreasi Lutvi?

Jawaban : Kulitasnya bagus. (Yuniar)


Jawaban : Kualitasnya bagus, keripiknya enak, renyah,gak keras. (Ridha)

Pelanggan mengatakan bahwa kualitas produk keripik ubi Kreasi Lutvi


bagus karena rasanya renyah serta banyak varian rasanya.

Pertanyaan : Bagaimana dengan varian rasa yang disediakan?

Jawaban : Nah ini juga salah satu kelebihannya, keripik ubi Kreasi Lutvi
punya banyak varian.
Jawaban : Banyak varian rasanya, cukup memuaskanlah untuk penyuka
keripik seperti saya. Udah gitu, ada varian ukuran juga, mau yang bungkus
kecil yang murah sampai yang besar ada pilihannya. Jadi gak bosan beli di
sini.

Pelanggan mengakui bahwa varian rasa keripik ubi Kreasi Lutvi banyak dan
memuaskan.

3. Price (Harga)
Pertanyaan : Bagimana strategi penerapan harga yang diterapkan oleh UD
Kreasi Lutvi?

Jawaban : Harganya terjangkau, sesuailah sama kualitas. Bapak memasang


konsep 3M, mutu, murah, mudah. Murah, Bapak mengakui gak ngambil
untung yang tinggi, yang penting pembayaran dengan uang kontan,
untungnya sedikit sedikit saja yang penting perputaran cepat.

Pertanyaan 2 : Keripik ubi Kreasi Lutvi terkenal kualitasnya dan harganya


terjangkau. Bagaimana strategi pemasarannya agar mendapat keuntungan
terus menerus dengan menjual harga yang terjangkau?

Jawaban : Ya Bapak sih gak ambil untung banyak-banyak. Yang penting


usaha masih lanjut dan biasa ngajak orang kerja, bantu orang biar gak
nganggur. Kalau masalah kualitas bagus tapi harga murah itu tentunya
udah dipikirkan sebelumnya. Bapak punya pemasok ubi langganan di
beberapa daerah. Ya itu tadi, karena menjaga hubungan baik dengan
pemasok selama bertahun-tahun, gak sulit untuk mendapatkan ubi kualitas
baik dengan harga yang ga terlalu mahal. Kalaupun sedang tidak

Universitas Sumatera Utara


musimnya, ada triknya. Keripik tetap dijual dengan harga yang sama, tapi
dikurangi kuantitasnya, isinya dikurangi, untuk menghindari kerugian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci, UD Kreasi Lutvi


tidak menawarkan harga yang mahal untuk produk keripik ubinya, demi terus
mempertahankan pelanggan dan menarik pelanggan baru.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan mengenai harga kepada informan utama.
Pertanyaan : Menurut anda, apakah harga keripik Kreasi Lutvi sesuai
dengan kualitas produknya?

Jawaban : Iya, sesuailah sama keripiknya


Jawaban : Sangat terjangkau, murah malah. Keripiknya memang enak,
banyak pilihan rasa, dan harganya murah.

Hasil wawancara menunjukan bawah harga keripik ubi Kreasi Lutvi


terjangkau dengan kuatitasnya yang baik.

4. Place (Tempat)

Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah lokasi memasarkan keripik sudah


bagus/strategis?

Jawaban : Bagus ya bagaimana ya...kalau kedai yang depan rumah ya


memang untuk pelanggan di Tuntungan ini saja, cukup strategislah kalau
untuk pelanggan di sini.

Pertanyaan : Kemana saja Anda memasarkan produk keripik ubi Anda?

Jawaban : Itu bisa dilihat di depan rumah ada tokonya. Selain itu, kita ada
beberapa toko di Medan dan Binjai, kita pasok juga ke kedai-kedai sekitar
sini, trus ada agen juga, siapa aja boleh ngambil keripik dan terserah mau
dijual berapa sama dia.

Keripik ubi Kreasi Lutvi tidak bisa dijumpai di tiap toko. Hanya di gerai
mereka dan beberapa kedai yang mereka pasok, serta agen tidak tetap yang
mengambil keripik dari UD Kreasi Lutvi
Peneliti juga mengajukan pertanyaan mengenai lokasi kepada informan
utama.

Pertanyaan : Apakah lokasi UD Kreasi Lutvi sulit dijangkau?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban : Sulit sih ngga, tapi agak jauh ya. Rumah saya di Pancur Batu,
kalau mau ke sini lumayan agak jauh, tiap ke sini biasanya saya langsung
beli banyak.
Jawaban : Tidak sulit. Dekat dengan rumah saya.

5. Promotion (Promosi)
Promosi sebagai upaya untuk memperkenalkan usaha kepada para
konsumen. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan UD Kreasi
Lutvi.

Pertanyaan : Apakah UD Kreasi Lutvi melakukan promosi?

Jawaban : Gak ada kegiatan khusus untuk promosi, paling ya cuma


promosi dari mulut ke mulut antara saya dengan teman, pelanggan,
ataupun dari pelanggan ke orang lain.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa tidak ada kegiatan promosi hanya


promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) para konsumen.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan mengenai promosi ke informan
utama.

Pertanyaan : Dari mana Anda tau tentang keripik ubi UD Kreasi Lutvi?

Jawaban : Dari teman, katanya keripik ubi Lutvi enak dan murah
makanya saya tertarik beli.
Jawaban : Karena lokasi tokonya dekat sama rumah saya jadi ya saya tau,
tapi awal tertarik beliny itu ya karena orang-orang bilang keripiknya enak.

Promosi yang dilakukan UD Kreasi Lutvi cukup berhasil. Terbukti, dengan


mengikuti pameran produk kewirausahaan, usaha ini bisa menarik perhatian
pelanggan luar negri. Namun untuk masyarakat sekitar, usaha ini tidak melakukan
promosi khusus, hanya mengandalkan promosi word of mouth antar
pelanggannya.

6. Kelebihan Lainnya
Untuk mengetahui kekuatan internal UD Kreasi Lutvi peneliti berusaha
mengali lebih mendalam mengenai kelebihan yang dimiliki usaha ini.

Pertanyaan : Menurut Bapak, apa kelebihan lain, mungkin yang beda dari
yang lain yang dimiliki UD Kreasi Lutvi ini?

Universitas Sumatera Utara


Jawaban : Ya...kalau kelebihan lagi, itu tadi, keripiknya harus dari ubi
kualitas terbaik, dan harganya harus terjangkau. Keripik lutvi kelasnya
udah lebih tinggilah dari keripik-keripik lain, udah punya merek, udah
dapat izin usaha pastinya, izin dinkes, udah dapat label halal dari MUI.
Selain itu, yang penting juga adalah dengan terus menjaga hubungan baik
dengan masyarakat sekitar, dengan pelanggan, menambah relasi juga
dengan ikut pameran dan seminar, bisa memperluas pasar juga. Kreasi
Lutvi juga udah buka dari tahun 1999, jadi bisa dibilang sudah
pengalamanlah, dan punya pasar sendiri, punya keterikatan sama
pelanggan makanya bisa berdiri sampai sekarang.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa UD Kreasi Lutvi memiliki kelebihan


dari sisi kelengkapan atribut produk, seperti label merek, izin dinkes dan label
halal. Dari segi usia, usaha berdiri sejak tahun 1999, sudah cukup terkenal dan
berpengalaman dan memiliki banyak pelanggan tetap bahkan kini melakukan
ekspor.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan tentang kelebihan usaha ini kepada
informan utama.

Pertanyaan : Apa kelebihan yang dimiliki UD Kreasi Lutvi?

Jawaban : Keripiknya enak, murah, banyak varian rasa.


Jawaban : Kualitasnya bagus, murah pula.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa kelebihan menonjol dari UD Kreasi


Lutvi adalah kualitas produknya yang bagus serta harganya yang terjangkau.

7. Kekurangan Lainnya
Untuk mengetahui kelemahan UD Kreasi Lutvi, peneliti berusaha
menggali lebih mendalam mengenai kelemahan usaha ini.

Pertanyaan : Apa yang menjadi hambatan dalam menjalankan usaha


Anda?

Jawaban : Kalau hambatan-hambatan yang berarti sih gak ada. Paling


cuma masalah-masalah kecil, ya mungkin karena itu tadi, Bapak sih gak
cari untung banyak-banyak, yang penting berhubungan baik terus sama
orang lain, sama pegawai, sama pelanggan. Kalau hambatan-hambatan
kecil pasti selalu bisa teratasilah.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa pemilik UD Kreasi Lutci tidak


memiliki hambatan berarti dalam menjalankan usahanya.

Universitas Sumatera Utara


Peneliti juga menanyakan mengenai kekurangan usaha ini kepada
informan utama.

Pertanyaan : Menurut Anda apa kelemahan yang dimiliki UD Kreasi


Lutvi?

Jawaban : Dari sisi promosinya mungkin. Promosinya harus lebih besar


lagi supaya orang-orang tau, sayang kalau keripik enak, harga murah, udah
ekspor tapi kayaknya belum terkenal keripiknya. Harus ada promosi
khusus biar makin terkenal.

Jawaban : Kekurangannya mungkin dari sisi cara pemajangan produk di


tokonya, harus dibuat semenarik mungkin, gak bertumpuk-tumpuk kayak
yang sekarang, harusnya disusun rapi.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa kekurangan yang dimiliki UD Kreasi


Lutvi antara lain adalah promosinya yang kurang, serta tata letak produknya
(layout) dalam toko yang harus dibuat menarik.

Faktor-faktor eksternal pada UD Kreasi Lutvi yang dimonitor oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
1. Persaingan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, usaha yang
dapat mencapai tujuannya adalah usaha yang dapat menghadapi persaingan.

Pertanyaan : Bagaimana menurut Anda mengenai persaingan bisnis dari


usaha yang Anda jalankan? Bagaimana mengatasi persaingan tersebut?

Jawaban : Iya kalau dilihat sekarang memang banyak sekali usaha sejenis
yang bermunculan, yang usaha keripik ubi menjamur. Tap Bapak sih gak
takut. Bersaing sehat aja, semua ada rejeki masing-masing, punya
pelanggan masing-masing. Ya jualan aja seperti biasa.

Pertanyaan : Bagaimana dengan ancaman pendatang baru?

Jawaban : Malah bagus kan makin banyak usaha yang berdiri berarti
makin banyak orang yang berkemauan untuk berusaha secara mandiri
memenuhi kebutuhan hidup. Yang penting kerja keras aja, gak perlu
bersaing yang bagaimana, bersaing sehat aja.

Dapat disimpulkan bahwa persaingan usaha sejenis cukup banyak namun


pemilik usaha tidak memandang persaingan sebagai masalah yang berarti.

Universitas Sumatera Utara


2. Permodalan
Permodalan merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani usaha.
Permodalan dilingkungan eksternal menjelaskan adanya peluang atau
ancaman dari pihak luar yang dapat mempengaruhi usaha.

Pertanyaan : Darimana modal untuk menjalankan usaha? Modal sendiri


atau dari pihak lain?

Jawaban : Gak ada dari pihak lain. Semua modal sendiri.

3. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan yang dibuat pemerintah dapat mempengaruhi usaha baik secara
langsung atau tidak.

Pertanyaan : Apakah ada kebijakan pemerintah yang menguntungkan atau


menghambat usaha anda?

Jawaban : Kalau yang menghambat gak ada. Kau menguntungkan ya jelas


ada, pemerintah kan tentunya mendukung masyarakat yang mau
berwirausaha, contohnya banyak kegiatan pelatihan dan seminar
wirausaha, ada kegiatan pameran produk wirausaha.

Pertanyaan : Pernahkah ada kebijakan pemerintah yang mempengaruhi


harga produksi keripik? Seperti naiknya harga BBM?

Jawaban : Oh iya pasti pernah, ongkos untuk ngangkut bahan baku jadi
tambah mahal. Tapi kita gak naikkan harga jual, kita siasati dengan
mengurangi keripik. Jadi satu bungkus isinya dikurangi, gak kayak biasa,
biar gak rugi.

4. Teknologi
Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan
pengembangbiakan produk yang baru dan lebih baik, mengubah posisi
biaya kompetitif relative dalam suatu industri.

Pertanyaan : Apakah Bapak ada menggunakan teknologi dalam


menjalankan usaha?

Jawaban : Ada, kayak dari media sosial kalau mau berhubungan sama
pemasok atau agen. Trus kalo di produksi juga pemotongan dan
pencampuran itu pakai mesin.

Universitas Sumatera Utara


Hasil wawancara mnunjukkan bahwa pemilik usaha memanfaatkan
teknologi dalam usahanya dengan melakukan proses pemesanan produk
mengunakan media sosial.

5. Kesediaan Bahan Baku

Pertanyaan : Bahan baku produk Bapak, yaitu ubinya, Bapak dapat dari
mana? Apakah semua dari pemasok atau punya kebun sendiri?

Jawaban : Iya Bapak ada kebun sendiri, tapi gak mencukupilah, bukan
sumber yang utama. Bapak punya beberapa pemasok di beberapa daerah.
Ada di Berastagi, Kabanjahe, Pancur Batu.

Pertanyaan : Pemasoknya cukup banyak, apa alasannya Pak?

Jawaban : Iya soalnya untuk menjamin ketersediaan bahan baku, kalau


dari Pancur Batu gak cukup, tambah dari Brastagi atau Kabanjahe, begitu.

6. Kondisi Ekonomi

Pertanyaan : Bagaimana dengan keadaan perekonomian saat ini,


berpengaruhkan ke usaha Bapak?

Jawaban : Jelas sekali berpengaruh. Dulu juga buka usaha ya karna krisis
moneter, coba-coba buka usaha mandiri. Trus kalau sekarang ini, lihat aja
semua kan harga apa-apa makin lama makin naik, ya jelas berpengaruh
sama usaha.

Pertanyaan : Bagaimana dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)?


Bapak ada strategi dalam menghadapinya?

Jawaban : Gak ada strategi khusus, biasa-biasa aja. Ikut seminar, pelatihan
sama pameran kewirausahaan aja sering-sering biar tau perkembangan.

7. Sosial Budaya

Pertanyaan : Kalau soal masyrakat nih Pak, ada tidak kebiasaan


masyarakat yang mempengaruhi usaha?

Jawaban : Ya tentu saja ada. Kebiasaan masyarakat suka makan keripik


ubi. Apalagi keripik ubi enak, murah, banyak yang sukalah mulai dari
anak-anak sampai yang tua semua suka. Selain itu, banyak yang suka beli

Universitas Sumatera Utara


buat oleh-oleh. Kalau libur sekolah atau hari besar, orang-orang banyak
yang beli buat pulang kampung, banyak agen yang ambil juga.

Universitas Sumatera Utara


B. FOTO-FOTO PENELITIAN

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai