ABON LELE
(Studi Kasus Sahabat Lele Wirausaha Mahasiswa Agribisnis
UNHAS pada Program Mahasiswa Wirausaha di Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan)
OLEH:
i
ii
PANITIA UJIAN SARJANA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TIM PENGUJI
iii
RINGKASAN
Strategi Pengembangan Bisnis Abon Lele
(Studi Kasus Sahabat Lele Wirausaha Mahasiswa Agribisnis
UNHAS pada Program Mahasiswa Wirausaha di Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan)
1
Iftytah Amelyani Umar, 2 Mahyuddin, 2Letty Fudjaja
1
Mahasiswa, 2Dosen Program Studi Agribisnis
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin
Makassar, Sulawesi Selatan 90245
Email : Iftytah_amelyaniumar@yahoo.co.id
Nilai guna ikan lele dapat ditingkatkan dengan mengolahnya menjadi produk abon
lele. Abon lele kurang berkembang, padahal bahan baku ikan lele cukup melimpah.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor pendorong, dan penghambat
dari usaha Abon Lele, menganalisis pesaing, menganalisis preferensi konsumen dan
merumuskan strategi untuk mengembangkan usaha Abon Lele. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Mei 2017 di Kota Makassar dengan responden konsumen
sebanyak 30 dan informan kunci dari pelaku usaha Abon Lele di Makassar. Data
dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
menemukan bahwa faktor-faktor pendorong usaha Abon Lele adalah memiliki mitra
bahan baku, harga yang ditawarkan pesaing lebih tinggi, kemasan yang praktis,
memiliki SDM yang berpotensial, tidak menggunakan bahan pengawet, banyaknya
penyedia bahan baku, produsen abon ikan lele masih kurang, bahan penunjang yang
mudah didapatkan, adanya peluang pasar, dan tersedianya lembaga penyedia
permodalan. Sedangkan faktor-faktor penghambat adalah keterbatasan modal, belum
adanya lokasi usaha, waktu produksi tidak menentu, kekhasan produk masih kurang,
daya simpan produk kurang tahan lama, jaringan pemasaran belum ada, belum
mendapat nomor izin usaha, harga bahan dapat mengalami fluktuasi, dan kurangnya
tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk. Jumlah pesaing Sahabat Lele di
Makassar hanya satu yaitu UKM Mangga Tiga yang mampu menguasai pangsa pasar
sebesar 93,4%. Uji preferensi konsumen pada tampilan produk, konsumen lebih suka
produk Sahabat Lele, pada aspek harga konsumen bersifat netral, dan pada aspek
organoleptik (warna,aroma,tekstur,rasa) konsumen lebih menyukai produk pesaing.
Strategi pengembangan bisnis Abon Lele adalah melakukan kerjasama dengan
lembaga permodalan dan melakukan pengevaluasian kembali terkait produksi dan
pemasaran dalam meningkatkan produktivitas usaha.
iv
ABSTRACT
The Business Development Strategy of Catfish Shredded
(Case Study of Entrepreneurship by Agribusiness Students of
Hasanuddin University through Students Entrepreneurial Program
in Makassar, South Sulawesi)
1
Iftytah Amelyani Umar, 2 Mahyuddin, 2Letty Fudjaja
1
Students, 2Lecturer of Agribusiness Program
Social Economy Agriculture Departement
Agriculture Faculty, Hasanuddin University
Makassar, South Sulawesi 90245
Email : Iftytah_amelyaniumar@yahoo.co.id
The value of catfish can be improved by processing it into shredded products. Catfish
shredded is less developed, besides catfish raw material is abundant. The purpose of
this research is to know the driving factors, and obstacles of Abon Lele business,
analyze the competitors, analyze consumer preferences and formulate strategies to
develop Catfish Shredded business. The research was conducted in May 2017 in
Makassar City with 30 consumer respondents and key informants from Catfish
Shredded businessmen in Makassar. Data were analyzed by qualitative and
quantitative descriptive method. This study found that the driving factors of Catfish
Shredded 's business were to have raw material partners, higher competitor prices,
practical packaging, potential human resources, no preservatives, the number of raw
material providers, the manufacturers of catfish shredded is still lacking, easy-to-
obtain supporting materials, market opportunities, and availability of capital provider
institutions. While the inhibiting factors are limited capital, the absence of business
location, production time is uncertain, product specificity is still lacking, shelf life of
less durable product, marketing network does not yet exist, has not got business
license number, material price can experience fluctuation, and lack the level of
consumer confidence in the product. The number of competitors that produce
shredded from catfish there is only one that is UKM Mangga Tiga dominate market
share 93,4%. Preference test about package, consumer prefer Sahabat Lele product, in
price aspect consumer are netral, and for organoleptik aspect (colour, aroma, texture,
flavor) consumer Prefer the competitors product. Catfish Shredded business
development strategy is to cooperate with capital institution and conduct reevaluation
related to production and marketing for improving business productivity.
v
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Telepon : 085397004658
Email : Iftytah_amelyaniumar@yahoo.co.id
Formal
vi
Non Formal/Training-Seminar
Pengalaman Organisasi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa,
skripsi ini sebagai tugas akhir pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
salawat dan salam kepada Junjungan Kita Nabi besar Muhammad SAW yang
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Hasanuddin.
yang penulis miliki, dengan penuh kerendahan hati penulis mengakui bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca
dan semua pihak yang terkait untuk penyempurnaan karya tulis ini, sekaligus
viii
Akhir kata, semoga percikan pemikiran yang tersaji dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga jasa baik dan amal bakti kita
Penulis
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan
Allah SWT, satu dari berbagai nikmat yang selalu diberikan Allah SWT
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang
sekarang ini beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang
terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari beberapa pihak baik moril
sujud penulis persembahkan untuk ibunda ST. Husna dan Ayahanda Umar
yang tak ternilai, serta doa yang senantiasa dipanjatkan untuk anaknya.
x
Kepada Kakak-kakakku Irmayani Umar, Darmiyani Umar dan Lely Indra
Suryani Umar terima kasih banyak atas segala bantuan, perhatian, doa,
selama ini.
temui mulai dari tahap persiapan hingga tahap penyelesaian akhir skripsi ini.
Namun, Alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan, arahan,
kerjas sama, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini
kepada:
atas setiap waktu yang diberikan untuk ilmu, motivasi, saran, teguran
yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan selama
skripsi ini. Penulis secara pribadi memohon maaf atas segala kekurangan
xi
sempat membuat kecewa akibat tingkat dan perbuatan saya selama
4. Dr. Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si., Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si. dan
Rasyidah Bakri, S.P, M.Sc selaku penguji yang telah memberikan kritik
tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan
5. Ibu Dr. Ir. Saadah, M.Si. selaku panitia ujian sarjana dan Ibu Ni Made
xii
6. Seluruh staf dan pegawai Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Kak Hera, dan Kak Ima terimah kasih telah membantu penulis dalam
7. Ibu Ratna dan ibu Salma, selaku informan yang telah bersedia
berterima kasih atas waktu, kesedian dan informasi yang diberikan sesuai
dengan apa yang diperlukan penulis serta izin yang diberikan untuk
jika ada kesalahan penulis baik dari segi perilaku dan perbuatan selama
ada kata dan perbuatan yang tidak berkenang di hati bapak dan ibu serta
kakak-kakak
dan untuk teman-teman RUMPI terima kasih atas waktu, saran, serta
xiii
10. Saudara-saudariku terkhusus, Ardina Tambung, Siti Mahmudah,
Serli Hatul Hidayat, Winda Vita Sari, Rosmawati, Marselia, A.Irma Eka
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
RINGKASAN ..................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
xv
2.6 Strategi Bisnis ....................................................................... 19
xvi
4.3.2 Proses Produksi.......................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
xx
I. PENDAHULUAN
Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya yaitu dengan membuat suatu
di Indonesia. Perkembangan usaha kecil saat ini sangat penting karena dapat
telah di buat pada praktek pembelajaran kewirausahaan yang ada pada mata
1
Usaha kecil yang telah dibuat bergerak di bidang kuliner yang bahan
dasarnya dari ikan lele. Ikan lele di pilih menjadi salah satu usaha karena
melihat kenyataan yang ada, ikan lele banyak di minati oleh masyarakat
salah satu komoditas air tawar yang memiliki potensi untuk dikembangkan
adalah ikan lele. Hal ini didasarkan ikan lele memiliki tingkat perimintaan
yang cukup tinggi yaitu sekitar ± 500.000 ekor/minggu. Selain itu ikan lele
Ikan lele merupakan salah satu bahan pangan bergizi yang mudah
untuk dihidangkan sebagai lauk. Kandungan gizi ikan lele sebanding dengan
daging ikan lainnya. Beberapa jenis ikan, termasuk ikan lele mengandung
protein lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan daging hewan
lainnya. Nilai gizi ikan lele meningkat apabila diolah dengan baik yang
terdapat pada ikan lele segar yang belum rusak dan busuk (Abbas, 2010).
fosfor, kalsium, zat besi, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, dan kaya akan
asam amino. Daging ikan lele mengandung asam lemak omega-3 yang
gizi ikan lele mudah dicerna dan diserap oleh tubuh manusia baik pada anak-
2
anak, dewasa, dan orang tua. Manfaat ikan lele dapat membantu
memelihara masa tubuh anak agar tidak terlalu berlemak. Selain itu juga ikan
kolagen, untuk perbaikan pada jaringan tubuh. Sehingga kandungan ikan lele
pun bisa melindungi anak dari cold sore dan virus herpes. Ikan lele memiliki
kandungan air tinggi sebesar 80% yang dapat menyebabkan daging ikan
mudah rusak. Selain itu kandungan kandungan asam lemak tak jenuh
pengolahan untuk menambah nilai, baik dari segi gizi, rasa, bau, bentuk,
tawar cukup tinggi, terutama pada jenis ikan lele. Saat ini ikan lele
produksi ikan lele di Makassar, budidaya ikan lele juga meningkatkan nilai
3
ikan lele merupakan prospek usaha beternak yang sangat layak untuk
berkaitan dengan benih ikan lele sebagai komoditas utamanya. Bisnis benih
lele sekarang ini tengah marak dan bekembang pesat. Bisnis lele ini meliputi
dan pembesaran lele, usaha lele di bidang pemancingan juga masih sangat
berprospek. Satu hal yang sedang menjamur adalah produk olahan dengan
bahan baku ikan lele, seperti abon lele serta kerupuk lele. Minat masyarakat
atas hasil olahan inipun cukup baik. Pasar utama ikan lele adalah warung
lesehan dan pecel lele, disamping itu lele segar ataupun aneka olahan ikan
menjanjikan yang ditunjukkan dengan permintaan dan harga lele yang setiap
sebenarnya tidak hanya terbatas pada pasar lokal saja. Lele memiliki peluang
dalam kelompok white meat dan tidak berserat. Daging lele juga tidak
memiliki duri halus pada bagian utamanya sehingga dapat diolah menjadi
4
1.2 Rumusan Masalah
penganekaragaman makanan yang lebih praktis dan tahan lama. Selain itu
rasa, aroma dan juga manfaat dari ikan lele tersebut. Saat ini di pasaran kita
dapat menemukan dengan mudah berbagai macam sajian ikan lele, tetapi
Makassar sampai saat ini belum ada industri yang menghasilkan abon lele
banyak yang mulai menyukainya tetapi belakang ini hasil dari penjualan tidak
lele?
5
1.3 Tujuan dan Kegunaan
mengembangkan usahanya;
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
tertentu. Keunggulan utama produk ikan adalah nilai cerna protein ikan
sangat tinggi (lebih dari 90%) sehingga ikan mudah untuk dicerna karena
daging ikan lebih lembut dibandingkan dengan hewani lainnya. Selain kaya
akan protein yang bermutu tinggi, vitamin yang banyak tedapat pada ikan
adalah vitamin yang larut lemak (vitamin A dan D). Ikan mengandung asam
lemak tak jenuh. Dibandingkan dengan lemak hewani lainnya, lemak ikan
7
Ikan Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk ke
dalam ordo Siluriformes dan digolongkan ke dalam ikan bertulang sejati. Lele
dicirikan dengan tubuhnya yang licin dan pipih memanjang, serta adanya
sungut yang menyembul dari daerah sekitar mulutnya. Nama ilmiah Lele
adalah Clarias spp. yang berasal dari bahasa Yunani "chlaros", berarti "kuat
dan lincah". Dalam bahasa Inggris lele disebut dengan beberapa nama,
ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond
(Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan
walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin.
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk,
sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak
mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri
Di Indonesia ikan lele merupakan jenis ikan yang cukup populer. Ada
8
1. Ikan Lele Dumbo
Ikan lele Dumbo memiliki tubuh yang lebih besar 6-8 kali panjang
lebih cepat. Ukuran kepala 3-3,5 kali lebih besar. Kepala agak persegi
premaxilla dan rahang bawah kecil, halus dan diatur dalam beberapa
baris. Barbels 1/5 sampai ½ kali dari ukuran kepala dan ½ sampai 4/5
kali dari ukuran kepala ketika individu masih kecil. Sirip pektoral hanya
tampak lebih jelas apabila stress. Bagian perut, ventral dan sirip yang
Lele Lokal memiliki tubuh yang pipih dibagian posterior. Rahang atas
duri dan kasar dibagian sisi luar serta bergerigi dibagian ujung dalam.
Duri atau sirip pektoral mengandung racun, dan memiliki panjang 2 kali
9
dari lebar tubuh. Genital jantan panjang dan meruncing, serta memiliki
selama tempat itu tetap menjaga lele dalam keadaan lembab dan
basah seperti berpindah dari kolam air stagnan, rawa, sungai, atau
bahkan lahan padi yang terkena banjir. Ikan lele Lokal mampu
dibandingkan lele Dumbo dan umur pertama matang gonad yang lebih
tua. Pada pemeliharaan umur 5-26 hari ikan ini menghasilkan laju
10
4. Ikan Lele Albino
Lele Albino merupakan lele jenis apa saja yang memiliki gen resesif
dari parental, tercermin dari warnanya yang putih akibat gen yang tidak
tergolong ikan lele hias serta memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi
Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging
(sapi, kerbau, ikan laut) yang disuwir-suwir dengan berbentuk serabut atau
adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging,
termasuk makanan ringan atau lauk yang siap saji. Produk tersebut sudah
dikenal oleh masyarakat umum sejak dulu. Abon dibuat dari daging yang
11
diolah sedemikian rupa sehingga memiliki karakteristik kering, renyah dan
gurih. Pada umumnya daging yang digunakan dalam pembuatan abon yaitu
Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang terbuat dari ikan laut
Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan
mempunyai daya simpan yang relatif lama. Menurut Suryani (2007) Abon
ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah
mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya
simpan yang relatif lama. Karyono dan Wachid (1982) menyatakan, abon
ikan adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan,
penyedap terhadap daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat
dari daging ternak, abon ikan cocok dikonsumsi sebagai pelengkap makan
12
memiliki kualitas yang baik dan aman bagi konsumen. Para produsen abon
abon, kualitas abon semakin baik, dimana bahan tambahan yang digunakan
13
2.3 Pesaing
dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan. Dalam
sebanyak mungkin, baik pelanggan baru maupun pelanggan lama, dan juga
gerik pesaing. Hal-hal yang perlu diketahui dari pesaing dan terus-menerus
kita pantau adalah produk pesaing, baik mutu kemasan, label, atau lainnya.
yang dimilikinya dengan produk kita. Di samping itu, pengusaha juga harus
Namun, pengusaha juga harus waspada terhadap setiap ancaman yang ada
sekarang dan di masa yang akan datang. Ancaman yang dilakukan pesaing
14
Untuk memantau kegiatan pemasaran pesaing terdapat istilah analisis
a. Mengidentifikasikan pesaing;
perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang mirip dengan produk
a) Identifikasi pesaing
15
c) Identifikasi strategi pesaing
suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi.
16
disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu pilihan yang diambil dan dipilih
konsumen dari berbagai macam pilihan yang tersedia (Schiffman dan Kanuk,
beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya
mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai konsumen, juga untuk
menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk maupun produk itu
17
sendiri. Dengan menggunakan analisis preferensi ini akan diperoleh urutan
kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling penting atau yang
kondisi yang saat ini. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu dilihat faktor
eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT, yaitu:
18
keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri dan
(corporate culture)
kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim
pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi
dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan
waktu yang lebih singkat. Strategi juga dapat diartikan sebagai serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
19
Strategi bisnis adalah suatu cara atau metode yang digunakan suatu
besarnya. Pada fase ini umumnya perusahaan baru mulai menata aktivitas
bisnisnya atau sedang belajar untuk dapat menemukan cara yang paling
berikut :
20
c. Belum ada standar ukuran yang pasti, baik mengenai kualitas,
tersebut.
pada pasar yang berkembang cukup sulit. Ada beberapa bukti yang
21
c. Memberikan kemudahan bagi konsumen pertama untuk membangun
berikutnya.
kapan stop produksi. Tanpa adanya sebuah strategi produksi, tentunya akan
berakibat fatal bagi industri itu sendiri. Jika Strategi Produksi yang di gunakan
tidak tepat, maka pengiriman hasil produksi dari sebuah industri akan
industri sudah banyak diterapkan hampir di semua industri yang ada. Ada
memiliki lintasan produk yang sama. Pada pola flowshop, operasi dari
suatu job hanya dapat bergerak satu arah, yaitu dari proses awal di
mesin awal sampai proses akhir di mesin akhir dan jumlah tahapan
dilakukan oleh industri proses kimia dengan skala produksi kecil atau
22
umumnya melakukan proses produksi secara partaian adalah industri
partaian lebih tidak efisien karena pada setiap akhir proses produksi
23
ditentukan. Strategi yang dilakukan lingkungan produksi ini adalah
dimensi saat ini dan dimensi yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan
yang akan datang yang diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan
24
Dari pengertian di atas struktur manajemen pemasaran strategis
atas lima elemen-elemen yang saling berkait. Kelima elemen tersebut adalah:
1) Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan ini
25
d) Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan
atau garansi, jasa reparasi dan bantuan teknis yang disediakan penjual,
penjual;
menggunakannya;
26
a. Faktor lingkungan
perkembangan teknologi, tingkat inflasi dan gaya hidup juga tidak boleh
b. Faktor pasar
permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat
c. Faktor persaingan
27
e. Faktor perilaku konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat
analisis BEP (break even point), penilaian resiko/laba, dan analisis faktor
ekonomi pesaing.
harga, promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik. Analisa tersebut
28
digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang
dijalankan perlu diubah, dan untuk menyusun atau menentukan strategi yang
dihadapi.
2. Bauran Pemasaran
29
dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan
tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan
secara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang
1) Strategi Produk
dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga
dapat memberikan daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih
tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya
30
(Product Mix), merk dagang (Brand), cara pembungkusan atau kemasan
(services) yang diberikan. Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat
itu semata-mata tapi karena manfaat yang ditimbulkan dari produk yang
dibelinya. Pada dasarnya, produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan
produk tersebut.
2) Strategi Harga
atau harga beli pihak bank harus berhati-hati. Sebab, kesalahan dalam
31
penentuan harga yaitu untuk bertahan hidup ; Untuk memaksimalkan laba.;
pemakai pada waktu yang tepat. Yang dimaksud dengan saluran distribusi
dibedakan menjadi:
Konsumen.
4) Strategi Promosi
32
pembeli/nasabah bisa mendapatkan informasi yang lebih baik, bagaimana
bank mengedukasi calon nasabah, maka promosi adalah salah satu medium
barang, atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang
dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat
terealisasinya penjualan.
membeli seperti exhibition, roadshow, and all things about selling yang
sosial lainnya yang menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh
33
promosinya melalui agent individu (personal channel) maupun saluran
Sinar Surya lebih baik dari pada WIRAGRI dari banyak aspek. Namun
melakukan inovasi produk baik dari segi rasa maupun kemasan; (4)
34
2. Nama Peneliti : Iis Trisnawati Iswan
berupa CV.
diterapkan pada usaha kecil kripik ubi Mak Atik ini adalah 1. Strategi
yang dapat diterapkan pada usaha kripik ubi Mak Atik ini untuk
35
sesuai dengan keinginan konsumen dan mempertahankan pelayanan
pengembangan usaha pada Usaha Kripik Ubi Mak Atik. Faktor kekuatan
itu, penelitian ini juga melakukan analisis faktor internal dan eksternal, hanya
36
2.8 Kerangka Pemikiran
Bisnis Abon lele merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek
yang baik untuk di kembangkan karena kebutuhan pangan dari ikan lele terus
meningkat tiap tahunnya khususnya di Kota Makassar. Hal ini dapat terlihat
permintaan dari masyarakat akan konsumsi ikan lele tidak terbatas baik itu
beri nilai serta kritik dan saran seberapa suka mereka de ngan abon dari ikan
produk yang sama dengan yang kita buat. Adapun hal-hal yang menjadi
memproduksi abon ikan lele, berapa harga yang ditawarkan, dimana saja
saluran distribusinya dan promosi apa saja yang telah di lakukan untuk
37
memperkenalkan produknya. Ketiga, menggunakan analisis SWOT dengan
38
III. METODE PENELITIAN
mulai bulan Mei sampai dengan Agustus 2017. Penentuan lokasi penelitian
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif itu berbentuk uraian
yang berlaku umum di dalam suatu parameter. Data ini di peroleh dari
39
preferensi konsumen, kemudian diolah secara manual untuk melihat
Penentuan jumlah sampel di ikuti sesuai dengan penetapan uji hedonik yaitu
paling sedikit 30 dan paling banyak 100 orang sehingga di pilih peneliti
terkait dengan faktor internal dari usaha. Metode yang digunakan untuk
saja yang secara tidak sengaja atau kebetulan bertemu dengan peneliti,
40
dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar dan Dinas
instansi pendukung.
di buat dengan maksud meminta kritik dan saran terhadap produk yang
pengembangan bisnis.
internet.
41
4. Dokumentasi yaitu data sekunder berupa dokumen foto-foto terkait
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
intensitas aroma daging segar. Karena berkaitan dengan selera konsumen uji
yang digunakan adalah sifat fisik daging yang dapat diamati, diraba, dicium
hedonik terhadap parameter kemasan, warna, aroma, tekstur dan rasa dan
harga dari produk tersebut dengan membandingkan dua intervensi dari satu
merupakan bagian dari uji organoleptik. Uji kesukaan di sebut juga uji
hedonik, dilakukan apabila uji dari desain untuk memilih satu produk diantara
produk lain secara langsung. Uji ini dapat diaplikasikan pada saat
42
kesuakaan meminta penelis untuk harus memilih satu pilihan diantara yang
lain. Maka dari itu, produk yang tidak dipilih dapat menujukkan bahwa produk
tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Skala hedonik dapat juga
dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik dapat
penelitian ini maka di gunakan analisis SWOT yaitu semua data dan fakta
artikel dan sumber data lainnya yang terkait dengan pengembangan bisnis
abon lele selanjutnya di analisis secara kualitatif yaitu dengan melihat faktor
pada bisnis abon lele berdasarkan uraian dari informan dan sumber
data lainnya.
43
2. Faktor eksternal untuk mengidentifikasi peluang-peluang (Opportunities)
abon lele berdasarkan uraian dari informan dan sumber data lainnya.
Adapun metode penelitian bisnis Abon Lele yang dapat dilihat pada
44
1. Produksi abon lele adalah suatu kegiatan untuk menciptakan/
1. Abon ikan lele adalah salah satu jenis makanan penganekaragaman ikan
lele yang diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Abon ikan
yang sama persis dengan produk abon lele yang ditawarkan di kalangan
masyarakat.
45
7. Harga adalah satuan ukuran yang menjadi nilai jual produk yang
46
IV. GAMBARAN UMUM USAHA
Usaha Abon Lele didirikan pada bulan November 2015 oleh peneliti
dan rekannya yang di beri nama Sahabat Lele. Sahabat Lele merupakan
salah sau usaha yang muncul dari proses pembelajaran kewirausahaan pada
hasil kesepakatan yang diambil dari aspek lokasi usaha atau tempat awal
produksi yaitu di Jl. Sahabat dan produk yang di hasilkan dari bahan baku
ikan lele sehingga di gabungkan menjadi Sahabat Lele. Usaha ini di jalankan
Munculnya ide usaha Abon lele berawal dari salah satu rekan
mahasiswa yang sangat suka membawa oleh-oleh abon lele sepulang dari
dengan keunggulan dapat dijadikan sebagai lauk dan daya simpan cukup
lama. Semenjak itu Rahma, Khaeria dan Iftytah berinisiatif untuk menjadikan
47
namun, ternyata usaha ini justru mendapat dukungan dosen agar produk ini
Seiring berjalannya waktu pada tahun 2016 hingga saat ini terjadi
dana di gunakan untuk pembelian alat-alat dan bahan untuk memulai usaha
sehingga tidak repot untuk meminjam dari orang lain. Setelah beberapa kali
oleh karena itu peneliti mulai memikirkan untuk membuat strategi dalam
mengembangkan produk ini agar dapat melanjutkan usaha berskala kecil ini
kearah yang lebih profesional dari segala aspek manajemen yang juga dapat
UNHAS sebagai tempat produksi. Lokasi ini masih dalam status kontrakan
karena belum ada dana yang cukup untuk mendirikan sebuah tempat usaha.
lokasi usaha ini salah satunya adalah luas ruangan yang sempit. Modal
usaha dari Abon Lele ini adalah sebesar Rp. 3.400.000,-. Modal ini
48
bentuk uang tunai yang kemudian digunakan untuk membeli sebagian
peralatan produksi sebagai modal investasi atau harta tetap Sahabat Lele
dan juga membeli bahan baku produk sebagai modal kerja serta untuk
Abon Lele ini tidak menggunakan bahan pengawet karena telah di uji di Balai
saja. Disamping itu tampilan produk yang menarik dengan kemasan praktis
perhatian konsumen dan dapat menjadi teman ketika sedang lapar yang
gambar berikut :
Pemimpin Perusahaan
(Iftytah Amelyani Umar)
Muslimin
49
Berdasarkan Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa struktur
Dalam menjalankan usaha ini Sahabat Lele memiliki visi dan misi
melihat realitas yang kita alami saat ini, untuk menciptakan dan menemukan
apa yang belum ada, serta menjadikan diri sebagai seseorang yang saat
50
Adapun Visi dari Sahabat Lele adalah “Menjadi Perusahaan yang
Sumberdaya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi
atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumberdaya tidak selalu bersifat fisik,
tetapi juga non fisik. Sumberdaya ada yang dapat berubah, baik menjadi
semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumberdaya yang kekal (selalu
51
nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya adalah komponen
dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi
sudah unggul dari pesaing. Ketiga langkah diatas kemudian digunakan untuk
menganalisis apakah perusahaan lebih kuat atau lebih lemah dari para
dan memadai. Sumberdaya yang dimiliki oleh Sahabat Lele terdiri dari
sumber daya lahan dan bangunan, sumber daya manusia, sumber daya
pengembangan usaha.
52
4.2.1 Sumber Daya Lahan dan Bangunan
mutlak diperlukan untuk mengelola suatu jenis usaha. Sumber daya lahan
adalah lahan yang digunakan sebagai wadah dan ruang kegiatan manusia
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya hasil
pertahun. Dalam ruangannya pun di bagi lagi menjadi 2 tempat yaitu ruang
Abon Lele luas bangunan yang dimiliki tentunya tergolong sempit karena
lahan dan bangunan ini merupakan salah satu kelemahan dari Sahabat Lele
karena sebenarnya tempat ini belum mengkhusus untuk produksi Abon Lele
53
menanggulangi masalah sampai mendapatkan solusi yang tepat agar bisa
3m
WC
Ket: 1 2
1 = Pintu Masuk
2 = Ruang Pengemasan 3m
3
3 = Ruang Produksi
sebagai tempat untuk mengemas abon yang telah jadi, semua alat-alat yang
digunakan telah tercantum pada Tabel 3. Pada gambar diatas ruang produksi
terlihat lebih luas dibanding ruang pengemasan ini di karenakan alat yang di
gunakan lebih banyak dan membutuhkan lebih dari satu tenaga kerja agar
proses pembuatan tidak memakan waktu yang sangat lama dan pekerja juga
54
satu tenaga kerja karena dalam pengemasan abon bukanlah hal yang cukup
berat untuk di lakukan apalagi jumlah produksi yang masih berskala kecil,
dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab
dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting (Hariandja, 2007).
dua, yakni sumber daya makro dan sumber daya mikro. Pengertian sumber
daya manusia makro adalah jumlah penduduk usia produktif yang ada
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang
55
pengeluaran dan pemasukan dari usaha Abon Lele, 1 orang sebagai manajer
produksi yang mengatur pengadaan bahan baku sampai menjadi produk siap
pembuatan produk yang jumlahnya masih dalam skala kecil sudah dapat
yang tingkat kepekaan lidahnya lebih baik di banding yang lain, kemudian
Disamping itu, pembagian gaji atau upah pada tenaga kerja Sahabat
Lele masih belum terarah, ini diakibatkan karena usaha masih bersifat baru
dan waktu produksi belum menentu. Masalah ini menjadi puncak dari usaha
lagi dengan produk yang belum bisa bertahan lama dan menyebabkan
56
perusahaan rugi karena produk mudah rusak, sehingga berdampak buruk
bagi keuangan Sahabat Lele. Oleh sebab itu upah atau gaji tenaga kerja
yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Jenis dan jumlah peralatan
Penyusutan Alat, yaitu nilai yang terdapat pada suatu alat denga melihat
harga awal dari barang tersebut, harga akhir, lama pemakaian, dan jumlah
berikut : ∑
Sahabat Lele dalam membangun sebuah usaha karena peralatan inilah yang
abon lele. Peralatan yang digunakanpun juga harus lengkap karena jika tidak,
57
sumberdaya peralatan yang dimiliki oleh Sahabat lele dapat di lihat pada
yang dimiliki Sahabat. Saat ini, kondisi peralatan yang dimiliki Sahabat Lele
masih dalam keadaan baik atau masih layak pakai. Total keseluruhan biaya
58
1. Kompor gas merupakan peralatan produksi yang berfungsi untuk
untuk menyimpan ikan lele yang belum dikukus atau setelah di kukus.
59
12. Gunting merupakan peralatan produksi yang berfungsi sebagai alat
13. Pres merupakan alat yang berfungsi untuk merekatkan kemasan agar
masih ada alat yang di pakai tetapi belum dimiliki oleh perusahaan. Alatnya
yaitu spinner, alat ini merupakan salah satu inti dari pembuatan abon karena
jika tidak memakai alat ini ketahanan atau lama simpan produk akan
Sahabat Lele harus meminjam alat spinner kepada rekan dari usaha lain jika
60
sumber daya finansial. Modal adalah barang ekonomi yang dapat
Lele sebesar Rp 1.602.000. Kas ini di peroleh dari total saldo pada rekening
untuk tahun 2017. Sahabat lele tidak memiliki piutang dan tidak memiliki
tabungan di bank sehingga total aktiva sama dengan total kas. Sedangkan
61
aktiva tetap yang dimiliki berupa peralatan produksi. Untuk lahan dan
belum termasuk tempat khusus usaha. Pada passiva lancar Sahabat Lele
tidak memiliki utang usaha jadi passiva lancar bernilai 0 sehingga modal yang
dimiliki Sahabat Lele senilai dengan total aktiva yaitu sebesar Rp 1.712.000,-.
Modal ini seharusnya sudah dapat di katakan banyak untuk awal memulai
khusus yang digunakan agar produk bisa bertahan lama dan bertekstur baik
jalannya pengembangan usaha. Oleh sebab itu Sahabat Lele belum bisa
62
Rp 1.602.000 dan hal itu adalah salah satu hambatan berjalnnya usaha
produksi yaitu manusia, alam dan modal. Kegiatan produksi dan distribusi
produksi yang tujuannya bukan untuk mencari laba. Seperti yayasan sosial,
keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat berupa barang atau jasa.
63
4.3.1 Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif di dalam
dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi
dasar yang mutlak disediakan karena sangat diperlukan dalam suatu proses
yang akan memberikan nilai dan manfaat yang lebih sehingga proses
bahan yang menjadi penguat rasa atau yang membuat produk menjadi lebih
proses produksi. Prinsipnya, tanpa bahan ini, produk akan tetap bisa
diselesaikan, ataupun diganti dengan bahan yang lain hanya saja jadinya
akan melakukan proses produksi termasuk untuk bahan baku utama maupun
tambahan yaitu ikan lele, bawang merah, bawang putih, cabai, jeruk nipis,
serai, jahe, asam, gula merah, garam dan minyak goreng. Kualitas ikan yang
diinginkan adalah ikan segar yang baru di panen. Hal ini agar dapat
64
dibutuhkan yang masih segar dan tidak layu. Penggunaan garam dan
bawang putih tidak terlalu banyak dalam proses pembuatan bumbu, sehingga
pada saat di lakukan pembelian bahan langsung dalam jumlah yang banyak
selain menghemat biaya karena, bahan tersebut tidak mudah rusak atau bisa
Makassar dari informasi BPS Provinsi Sulawesi Selatan usaha budidaya ikan
lele sebanyak 705. Sumber pasokan ikan lele oleh Sahabat Lele di peroleh
Hasanuddin yang juga salah satu penerima bantuan dana dari PMW yang
lokasinya bertempat NHP Perumahan Citra Cluster Blok 6 no.2. Tempat ini
tidak mahal dan juga memiliki fasilitas pesan antar sehingga tidak perlu
minyak goreng hanya di pasok dari pasar-pasar terdekat saja yang tidak jauh
dari lokasi produksi karena bahan-bahan ini merupakan bumbu dapur yang
65
Adapun jumlah dan nilai pengadaan bahan baku utama dan tambahan
usaha Abon Lele setiap produksi dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Jumlah dan Nilai Pengadaan Bahan Baku Setiap Produksi pada
Sahabat Lele di Makassar, 2017
Jumlah Harga Jumlah
Sumber
No Jenis Bahan Kebutuhan Satuan Biaya
Pasokan
(unit) (Rp/unit) (Rp)
I Bahan Produksi
NHP
Perumahan
1 Ikan Lele 5 kg 20.000 100.000
Citra Cluster
Blok 6 no.2
2 Bawang Merah ½ kg 20.000 10.000
3 Bawang Putih ½ siung 2.000 1.000
4 Jahe 3 buah 1.000 3.000
5 Lengkuas 3 buah 1.000 3.000
6 Asam 1 buah 1.000 2.000
Pasar
7 Serai 1 ikat 2.000 2.000
8 Gula Merah ¼ kg 20.000 5.000
9 Garam 120 g 2.000 2.000
10 Jeruk Nipis 3 buah 1.000 3.000
11 Minyak Goreng 2 liter 12.000 24.000
12 Gas 3 kg 18.000 18.000 Toko
Jumlah 173.000
II Bahan Pengemasan
1 Kemasan 13 pack 500 6.500 Toko Plastik
2 Stiker 13 lembar 500 6.500 Toko ATK
Jumlah 13.000
TOTAL BIAYA PENGADAAN BAHAN 186.000
digunakan Sahabat Lele dalam memproduksi Abon Lele dengan bahan baku
ikan lele sebanyak 5 kg tiap kali produksi dengan tambahan bumbu dan
rempah-rempah yang alami tanpa penyedap rasa instan atau MSG yang
satu kali produksi. Tempat pengadaan bahan bakunya juga sangat mudah di
66
dapatkan yaitu hanya di pasar, karena sudah jadi pusat perbelanjaan
masyarakat. Untuk bahan baku utama Sahabat Lele sudah mempunya mitra
sekarang juga sedang merintis usaha budidaya ikan lele yaitu LEORMA yang
cukup mudah untuk melalukan mitra karena sebelumnya sudah saling kenal
menguntungkan antara produsen. Tetapi terlepas dari itu Sahabat Lele tetap
harus mencari mitra bahan baku lain karena jika sewaktu-waktu stok ikan lele
pada usaha LEORMA habis, Sahabat Lele dapat memasok ikan lele dari
nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumberdaya yang
ada. Produk juga dapat diartikan sebagai output yang dihasilkan untuk
67
Adapun tahap-tahap dari proses produksi Abon Lele yang dilakukan di
tempat salah satu karyawan yaitu dapat di lihat pada Gambar 4 dibawah ini :
yang dilakukan dalam proses produksi mulai dari penyiapan alat dan bahan
68
ikan lele sebanyak 5 Kg dan bahan tambahan secukupnya, kemudian ikan
dikukus selama 20 menit lalu diambil dagingnya. Daging ikan lele yang
dihasilkan kurang lebih 1,2 Kg setelah dipisahkan dari tulang dan kepalanya.
kedalam minyak yang telah dipanaskan. Abon diaduk kurang lebih 2 jam
spinner untuk menisriskan minyak yang masih meresap pada abon selama
15 menit dan abon siap dikemas. Hasil abon yang diperoleh sebanyak
Hal ini dilakukan demi menjaga kualitas produk agar tetap higienis.
69
Keseluruhan tahapan produksi di laksanakan langsung oleh semua
tenaga kerja baik pimpinan maupun para manajer ikut turun langsung
bertugas untuk pengadaan bahan baku dan membersihkan alat serta bahan-
kebutuhan dan keinginan yang ada melalui proses pertukaran yang saling
proses satu individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan
Bauran pemasaran tersebut antara lain produk, harga, promosi dan distribusi.
70
Agar dapat terjadi penjualan optimal, maka diperlukan tat kelola manajemen
1. Produk
Produk yang dibuat oleh Sahabat Lele adalah Abon Lele yaitu sejenis
makanan lauk pauk yang siap saji. Berikut ini merupakan atribut fisik dari
1) Tampilan Produk
seperti mutu, sifat, dan rancangan. Mutu produk merupakan hal yang
dan diperbaiki, serta sifat lain yang bernilai bagi pemenuhan keinginan
Tampilan siap jual produk kami yaitu dikemas dalam plastik yang
71
direkatkan dengan alat sealer/pres agar udara tidak masuk dan produk
bisa bertahan lama. Berikut ini gambar dari tampilan produk Abon Lele
2) Bentuk Produk
abon ikan ini lebih sedikit dibandingkan dengan abon daging sapi atau
ikan yang ada di pasaran karena alat yang di gunakan masih manual
72
dapat lebih baik. Karena jika di spinner dengan keadaan dingin maka
abon akan menggumpal dan menjadi seperti butir-butir. Hal ini juga
3-6 bulan hanya menjadi kurang lebih satu bulan, yang diikuti dengan
Lele dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu sebagai berikut:
3) Label Produk
73
tampilan ikan lele sebagai backgrounnya dan memberi warna-warna
kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak serta terletak pada bagian
kemasan yang mudah untuk dilihat dan dibaca dengan jelas. Adapun
label pada kemasan Abon Lele dapat dilihat pada gambar dibawah
74
4) Kemasan Produk
dengan klip atau perekat sehingga dapat ditutup kembali jika produk
kemana-mana serta tidak mudah sobek dan anti air. Adapun tampilan
kemasan dari produk Abon Lele dapat dilihat pada gambar di bawah
75
2. Harga
biaya saja. Peranan penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama
Penetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat perlu
Lele sebesar Rp 20.000 per kemasan dengan berat 100 gram. Harga ini
berasal perhitungan anggaran biaya tetap dan biaya variabel atau harga
76
Harga Pokok Produksi =
= Rp 193.200 / 13
= Rp 14.861/kemasan
Jumlah produksi
13
= Rp 251.160
13
= Rp 19.320/kemasan
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa harga Abon Lele per kemasan
77
abon, harga yang di tawarkan Sahabat Lele masih tergolong rendah. Karena
murah karena dapat dijangkau di semua kalangan masyarakat. Hal ini sesuai
dia dapat memberikan harga jual yang lebih murah daripada harga yang
yang lebih rendah dapat dapat dicapai oleh perusahaan tersebut karena dia
3. Promosi
dilakukan secara berencana dan kontinyu agar efektif sesuai dengan sasaran
yang ingin dicapai. Konsumen potensial agar mau melakukan aksi pembelian
78
perlu mendapat informasi, sedangkan konsumen yang telah melakukan
pembelian perlu terus di bina agar melakukan pembelian ulang atau mereka
dapat menjadi pemasar tidak langsung oleh karena kepuasan yang mereka
promosi yang dilakukan ini di akui masih sangat kurang sebab belum dapat
4. Distribusi
sesuai dengan yang diperlukan (jenis, harga, tempat dan saat yang
79
Adapun alur distribusi Sahabat Lele dapat di lihat pada gambar di
Abon Lele terbagi dua yaitu melalui pedagang pengecer dan konsumen
ikan lele banyak memiliki manfaat yang baik untuk tubuh sehingga beliau
karena produk masih belum memiliki waktu ketahanan yang cukup lama
praktis dan siap saji karena selain enak, abon juga adalah makanan
pengganti lauk yang dapat di simpan dengan daya tahan cukup lama.
80
Sebenarnya produk ini memiliki banyak peluang untuk didistribusikan
segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian
dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
liangkungan setiap pembuatan Abon Lele tidak pernah terpisah dengan yang
81
namanya sampah fisik, misalnya sampah organik berupa kepala dan sirip lele
ke dalam plastik biasanya yang organik di jadikan pakan ternak dan yang non
sebagai berikut :
82
Berdasarkan Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa hanya ada dua
Sahabat Lele, diantaranya limbah padat dan limbah cair. Pada limbah padat
sendiri untuk saat ini sudah ada penanggulangan yang di lakukan sehingga
tidak terlalu banyak membawa dampak negatif adanya usaha ini. Sedangkan
penanggulanan sisa minyak bekas. Tentunya ini menjadi salah satu masalah
83
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
barang/jasa yang sama atau mirip dengan produk yang kita tawarkan.
Abon Ikan yang masuk dalam daftar data produk dari Dinas Koperasi dan
84
Tabel 7. Jumlah dan Jenis Pesaing Sahabat Lele di Makassar, 2017.
NO
NAMA USAHA NAMA PRODUK LOKASI USAHA
.
1. UKM Ilo Mandiri Abon Ikan Tuna Mangga 3 C7 N0. 3, Daya
Jl. Muh. Tahir Perum. Grand
2. Bajabu “Fabya’s” Makanan Abon Property No. A21 Balang
Baru- Tamalate
UD Selamat Sehat Abon Ikan
3. Jl. Sipala 2 No. 31
Sejahtera Tenggiri “Melati”
UKM Mangga Jl. Gontang Raya No.44
4. Abon Ikan Lele
Tiga Kec. Tanjung Merdeka
Jl. Barukang 3, No 42 A
5. Fatimah Azzahra Abon Ikan Tuna
Makassar
Abon Ikan
6. RIZKY Jl. BTN Antara D1/1M
Bandeng
UD Bintang Jl. Butta Caddi IV Kec.Tallo,
7. Abon Ikan Tuna
Sembilan Makassar
8. UKM Samawa Abon Ikan Tuna Tanjung Alang No. 51
9. Nurul Jaya Lestary Abon Tuna Biringkanaya, Makassar
Jl. Sastra 2 No 4 Perum
10. TUNAS Abon Ikan Tuna
Dosen Antang Makassar
Jl. KS Tubun No. 15
12. KUB Barokah Abon Ikan
Makassar
Jl. Arif Rahman Hakim II no.
13. Arsya Wistara Abon Ikan
17 Makassar
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar, 2017
Berdasarkan Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa ada banyak macam
produk abon ikan yang sudah terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Diantaranya adalah abon ikan tuna, gabus, bandeng, kakap, tenggiri juga lele
Lele kedepannya. Tetapi dari sekian banyak usaha hanya ada dua
85
perusahaan yang memproduksi abon ikan lele sehingga masih ada peluang
untuk menambah produksi abon dari jenis ikan yang cukup banyak di gemari
oleh masyarakat Makassar. Usaha yang memproduksi abon lele adalah UKM
Mangga Tiga dan UKM Minasa Te’ne akan tetapi menurut pegawai bagian
pemasaran di toko oleh-oleh Dinas Koperasi, UKM Minasa Te’ne sudah tidak
lagi memasukkan produk abon ikan lele karena tidak memproduksi lagi
dan selalu memasukkan produknya jika sudah habis terjual. Karena UKM
Mangga Tiga adalah salah satu pesaing yang sama persis memproduksi
produk dari Sahabat lele maka dari itu untuk menganalisis pesaing UKM
Mangga tiga menjadi objek yang akan di teliti untuk di indetifikasi lebih lanjut
bahwa jumlah pesaing yang memproduksi Abon dari Ikan Lele hanya ada
satu yang berada di Kota Makassar yaitu UKM (Unit Kegiatan Masyarakat)
Mangga Tiga yang bertempat di Jl. Gontang Raya No. 44 Kelurahan Tanjung
Merdeka Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Selain data dari Dinas juga
untuk mencari pesaing dari UKM Mangga Tiga yaitu diantaranya Toko
86
Cahaya Oleh-Oleh di daerah Toddopuli, Toko Oleh-Oleh Khas Sulawesi
Selatan di daerah Perintis tetapi tidak ada dari toko tersebut yang
memasarkan produk abon yang terbuat dari ikan lele. Sehingga dapat
bervariasi sesuai dengan berat yang di beli. Berikut dapat di lihat jenis harga
Tabel 8. Harga Produk Abon Lele UKM Mangga Tiga di Makassar , 2017
No. Berat (gr) Kemasan Harga (Rp)
1. 100 Toples 25.000
2. 300 Aluminium 50.000
3. 1000 Plastik 250.000
tawarkan UKM Mangga Tiga paling rendah sebesar Rp 25.000,- dan paling
dari konsumen langsung baik maupun konsumen tidak langsung atau melalui
produk dengan berat 25g dan 300g, sedangkan untuk berat 1000g hanya di
dari pihak rumah sakit akan memasarkannya langsung kepada pasien atau
konsumen dengan kemasan sediri sehingga jumlah abon yang dipasok selalu
87
Adapun harga yang di tawarkan Sahabat Lele kepada konsumen
hanya memakai satu jenis kemasan saja dengan berat 100gr. Tetapi jika di
bandingkan, harga yang ditawarkan Pesaing lebih mahal dari produk Sahabat
Lele. Penetapan harga ini didasarkan pada upaya pengenalan produk baru
konsumen dan tentunya ini dapat dijadikan kekuatan bagi perusahaan dalam
koperasi, rumah sakit dan toko-toko besar yaitu dinas koperasi ,toko oleh-
oleh ukm provinsi Sulawesi Selatan, Indomode, toko istana buah, toko
cahaya, rumah sakit labuang baji, dan rumah sakit Hikma. Tetapi dari
tidak tahu adanya produk abon ikan lele dari UKM Mangga Tiga ini.
Sedangkan Abon Lele yang di produksi Sahabat Lele belum memiliki saluran
atau tempat distribusi. Hal ini menunjukkan bahwa jaringan pemasaran yang
88
5.1.4 Promosi yang Telah Di Lakukan
dan penolakan oleh masyarakat, UKM Mangga Tiga terus berusaha agar
usaha ini dapat maju dan hasilnya sudah mulai banyak yang menyukainya
rumah sakit. Setelah usaha ini mulai berkembang, UKM Mangga Tiga
usaha dan produk apa saja yang mereka buat. Hanya saja mereka tidak
karena itu, jika ingin membeli produk abon ikan lele bisa langsung datang
89
5.1.5 Posisi Pasar
menentukan strategi pada usaha, karena dari posisi tersebut kita dapat
melihat seberapa besar pangsa pasar yang dikuasai pesaing dan juga
yang di distribusikan UKM Mangga Tiga dapat dilihat pada tabel berikut :
didistribusikan UKM Mangga Tiga pada Bulan Februari, Mei dan Agustus.
Pada bulan Februari UKM Mangga Tiga melakukan produksi sebanyak 7 kali
90
mengakibatkan kerugian dari usaha tersebut. Adapun dari hasil penelitian
telah diuraikan jumlah produk yang dihasilkan Sahabat Lele setiap kali
Tabel 10. Jumlah Produk yang di Pasarkan Setiap Kali Produksi Sahabat
Lele di Makassar, 2017
Bulan
No Uraian
Februari Mei Agustus
1. Jumlah Produksi (gram) 1100 1800 1300
2. Harga (Rp) 20.000 20.000 20.000
3. Jumlah Penjualan (unit) 400 1200 700
4. Nilai (Rp) 80.000 240.000 140.000
Total (Rp) 80.000 240.000 140.000
lakukan Sahabat Lele setiap kali produksi. Pada bulan Februari di produksi
4kg ikan lele yang menghasilkan 1100gr abon. Hasil penjualan yang di
700gr lainnya rusak dan berjamur akibat alat yang di gunakan masih manual
dan proses produksinya kurang tepat. Pada bulan Mei Sahabat Lele
memproduksi kembali sebanyak 5kg ikan lele dengan hasil 1800gr. Hasil
sedangkan 600gr kemasan di berikan kepada staf dan pegawai PMW untuk
sebanyak 5kg ikan lele yang menghasilkan 1300gr. Hasil produk yang terjual
91
Hasil diatas menunjukkan adanya perbedaan setiap kali produksi,
penjualan pada bulan Mei lebih tinggi di bandingkan pada bulan Februari dan
bulan Mei produksi dilakukan di salah satu rumah rekan pembimbing yang
mempunyai mesin spinner, sehingga hasil yang diperoleh lebih baik. Selain
itu kami juga dibimbing untuk menakar beberapa bahan dalam pemberian
bumbu agar tidak kelebih ataupun kurang sehingga cita rasa yang dihasilkan
sama rata. Selain itu adanya perbedaan jumlah produk yang dihasilkan pada
bulan Mei dan Agustus, dipengaruhi oleh besar kecilnya ikan yang di olah,
karena jika ikan lele yang diproduksi sebanyak 5kg itu masih termasuk berat
kotornya baik dari kepala maupun tulangnya dan setelah di pisahkan maka
berat bersih dari daging ikan kurang lebih 3 sampai 3,5kg saja. Sehingga
dalam pembuatan abon harusnya memilih ikan lele yang besar atau gemuk.
Dari kedua tabel hasil penjualan dari masing-masing produk Abon Lele
30000
25000
20000
15000 Pesaing
5000
0
Februari Mei Agustus
92
Berdasarkan Gambar 10, ke dua grafik diatas dapat disimpulkan bahwa
karena Pesaing mempunyai pangsa pasar yang cukup tinggi. Produk UKM
Mangga Tiga sudah berdiri selama 7 tahun dan memiliki berbagai macam
100gr. Jika di lihat posisi pesaing merupakan pemimpin pasar karena sudah
dalam melakukan produksi yang besar. Sedangkan Sahabat Lele yang masih
produk yang di miliki masih harus diperbaiki dan di evaluasi kembali baik dari
Adapun posisi pasar Sahabat Lele dan Pesaing di wilayah pasar dapat
dimiliki Sahabat Lele hanya sebesar 6,6% dan sisanya merupakan pangsa
pasar yang dimiliki Pesaing sebanyak 93,4%. Dari hasil tersebut di simpulkan
bahwa Sahabat Lele lemah dalam aspek pemasaran karena produksi yang di
lakukan tidak maksimal dan belum memiliki pangsa pasar yang besar
93
sehingga perlu adanya strategi untuk pengembangan pasar abon lele.
mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai konsumen, juga untuk
menentukan urutan kepentingan dari suatu atribut produk maupun produk itu
kepentingan karakteristik produk seperti apa yang paling penting atau yang
suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi.
Pilihan tersebut berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya dengan
konsumen terhadap produk yang ditawarkan, berikut dapat di lihat pada tabel
di bawah ini :
94
Tabel 12. Karakteristik yang Diperoleh dari Konsumen Abon Ikan Lele,
di Makassar 2017
No Karakteristik Responden Jumlah (org) Total
Jenis Kelamain
1. a. Laki-Laki 7 30
b. Perempuan 23
Usia (tahun)
a. 10-20 5
2. b. 21-30 15 30
c. 31-40 6
d. 41-60 4
Pekerjaan
a. Pelajar/Mahasiswa 14
3. b. Pegawai 9 30
c. Ibu Rumah Tangga 3
d. Lainnya 4
abon pada penelitian ini. Karakteristik yang pertama adalah usia di mana
penelitian ini karena pemasar perlu mengetahui komposisi dan distribusi usia
penduduk dari suatu wilayah atau daerah yang dijadikan target pasarnya.
oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang dari 30 responden. Hal ini
95
pelajar/mahasiswa sebanyak 14 orang. Hal ini dikarenakan konsumen yang
atau siap saji, selain tidak membutuhkan waktu yang lama dalam
ibu rumah tangga dan pekerjaan lainnya mereka lebih senang dengan
makanan olahan sendiri disamping banyak memiliki waktu luang mereka juga
hanya terdapat satu usaha yang memproduksi abon dari ikan lele maka,
kesukaan dari dua produk abon ikan lele. Kedua produk ini di tawarkan
dengan berfokus pada variable-variabel yang telah ditentukan yaitu dari segi
kemasan, warna, aroma, tekstur, rasa dan harga. Adapun hasil preferensi
96
Tabel 13. Preferensi Konsumen Terhadap Tampilan Produk dari Abon
Ikan Lele di Makassar, 2017
No Karakteristik Konsumen Tampilan Produk Persentase
SL N P SL N P
1. Jenis Kelamain
a. Laki-Laki 4 1 2 13,3 3,3 6,6
b. Perempuan 13 4 6 40,0 13,3 23,3
Jumlah 17 5 8 56,6 16,6 26,5
TOTAL 30 100%
2. Usia (tahun)
a. 10-20 3 1 1 10,0 3,3 3,3
b. 21-30 11 2 2 36,6 6,6 6,6
c. 31-40 1 1 4 3,3 3,3 13,3
d. 41-60 2 1 1 6,6 3,3 3,3
Jumlah 17 5 8 56,6 16,6 26,5
TOTAL 30 100%
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa 9 1 4 30,0 3,3 13,3
b. Pegawai 6 - 3 20,0 - 10,0
c. Ibu Rumah Tangga 1 1 1 3,3 3,3 3,3
d. Lainnya 1 3 - 3,3 10,0 -
Jumlah 17 5 8 56,6 16,6 26,5
TOTAL 30 100%
Keterangan : SL = Sahabat Lele, N = Netral, P = Pesaing
jumlah 16,6%.
97
Pada karakteristik berdasarkan usia mulai dari 10-20 tahun, 3 dari 5
sebanyak 10%. Pada usia 21-30 tahun, 11 dari 15 orang lebih menyukai
kemasan dari Sahabat Lele dengan persentase sebanyak 36,6%. Pada usia
persentase sebanyak 13,3% dan pada usia 41-60 tahun 2 dari 4 orang lebih
dan selebihnya netral yaitu suka keduanya dengan jumlah persentase 16,5%.
30%. Pekerjaan sebagai pegawai, 6 dari 9 orang lebih menyukai warna dari
baik dari Sahabat Lele maupun Pesaing dengan persentase 3,3% sedangkan
98
Hasil di atas menunjukkan bahwa ketiga karakteristik konsumen lebih
Pesaing. Hal ini di karenakan dari segi kemasan, bentuk dan juga label yang
di tampilkan Sahabat Lele lebih menarik, praktis dan tidak mudah rusak
warna, aroma, tekstur dan rasa yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 14. Preferensi Konsumen Terhadap Warna dari Abon Ikan Lele di
Makassar, 2017
No Karakteristik Responden Warna Persentase
. SL N P SL N P
1. Jenis Kelamain
a. Laki-Laki 1 1 5 3,3 3,3 16,6
b. Perempuan 3 2 18 10,0 6,6 60,0
Jumlah 4 3 23 13,3 9,9 76,6
TOTAL 30 100%
2. Usia (tahun)
a. 10-20 1 - 4 3,3 - 13,3
b. 21-30 2 2 11 6,6 6,6 36,6
c. 31-40 1 1 4 3,3 3,3 13,3
d. 41-60 - - 4 - - 13,3
Jumlah 5 3 23 13,2 9,9 76,5
TOTAL 30 100%
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa 2 1 11 6,6 3,3 36,6
b. Pegawai 2 - 7 6,6 - 23,3
c. Ibu Rumah Tangga - - 3 - - 10,0
d. Lainnya - 2 2 - 6,6 6,6
Jumlah 4 3 23 13,2 9,9 76,5
TOTAL 30 100%
Keterangan : SL = Sahabat Lele, N = Netral, P = Pesaing
99
Berdasarkan Tabel 14 di atas menunjukkan tingkat kesukaan konsumen
juga lebih menyukai warna dari produk pesaing dengan persentase sebanyak
sebanyak 13,3%. Pada usia 21-30 tahun, 11 dari 15 orang lebih menyukai
warna produk dari pesaing dengan persentase sebanyak 36,6%. Pada usia
31-40 tahun, 4 dari 6 orang lebih menyukai warna dari produk pesaing
dengan persentase sebanyak 13,3% dan pada usia 41-60 tahun yang
Sahabat Lele yang hanya 13,2% dan selebihnya netral yaitu menyukai warna
36,6%. Pekerjaan sebagai pegawai, 7 dari 9 orang lebih menyukai warna dari
100
Rumah Tangga sebanyak 3 orang dan semuanya menyukai warna dari
sebanyak 13,2%.
warna lebih dominan pada produk Pesaing karena warna yang dihasilkannya
sudah memenuhi standar mutu abon yaitu berwarna kecoklatan seperti abon
101
Tabel 15. Preferensi Konsumen Terhadap Aroma dari Abon Ikan Lele di
Makassar, 2017
No Karakteristik Responden Aroma Persentase
SL N P SL N P
1. Jenis Kelamain
a. Laki-Laki 3 - 4 10,0 - 13,3
b. Perempuan 3 6 14 10,0 20,0 46,6
Jumlah 6 6 18 20,0 20,0 59,9
TOTAL 30 100%
2. Usia (tahun)
a. 10-20 - 1 4 - 3,3 13,3
b. 21-30 5 1 9 16,6 3,3 30,0
c. 31-40 - 2 4 - 6,6 13,3
d. 41-60 1 2 1 3,3 6,6 3,3
Jumlah 6 6 18 19,9 19,8 59,9
TOTAL 30 100%
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa 2 2 10 6,6 6,6 33,3
b. Pegawai 2 2 5 6,6 6,6 16,6
c. Ibu Rumah Tangga - 1 2 - 3,3 6,6
d. Lainnya 2 1 1 6,6 3,3 3,3
Jumlah 6 6 18 19,8 19,8 59,8
TOTAL 30 100%
Keterangan : SL = Sahabat Lele, N = Netral, P = Pesaing
sebanyak 13,3%. Pada usia 21-30 tahun, 9 dari 15 orang lebih menyukai
102
aroma produk dari pesaing dengan persentase sebanyak 30,0%. Pada usia
31-40 tahun, 4 dari 6 orang lebih menyukai aroma dari produk pesaing
dengan persentase sebanyak 13,3% dan pada usia 41-60 tahun yang
Sahabat Lele yang hanya 19,9% dan selebihnya netral yaitu menyukai warna
33,3%. Pekerjaan sebagai pegawai, 5 dari 9 orang lebih menyukai aroma dari
terasa bau khas ikannya sedangkan produk Sahabat Lele hanya terasa bau
103
rempah-rempah yang sangat kuat. Sehingga konsumen lebih suka abon yang
masih terasa aroma khas dari bahan bakunya, agar dapat memberikan
Tabel 16. Preferensi Konsumen Terhadap Tekstur dari Abon Ikan Lele
di Makassar, 2017
No Karakteristik Responden Tekstur Persentase
SL N P SL N P
1. Jenis Kelamain
a. Laki-Laki 1 1 5 3,3 3,3 16,6
b. Perempuan 1 3 19 3,3 10,0 63,3
Jumlah 2 4 24 6,6 13,3 79,9
TOTAL 30 100%
2. Usia (tahun)
a. 10-20 - 1 4 - 3,3 13,3
b. 21-30 1 3 11 3,3 10,0 36,6
c. 31-40 1 - 5 3,3 - 16,6
d. 41-60 - - 4 - - 13,3
Jumlah 2 4 24 6,6 13,3 79,8
TOTAL 30 100%
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa - 3 11 - 3,3 36,6
b. Pegawai 2 - 7 6,6 - 23,3
c. Ibu Rumah Tangga - - 3 - - 10,0
d. Lainnya - 1 3 - 3,3 10,0
Jumlah 2 4 24 6,6 9,9 79,9
TOTAL 30 100%
Keterangan : SL = Sahabat Lele, N = Netral, P = Pesaing
104
Pada karakteristik berdasarkan usia mulai dari 10-20 tahun, 4 dari 5
sebanyak 13,3%. Pada usia 21-30 tahun, 11 dari 15 orang lebih menyukai
tekstur produk dari pesaing dengan persentase sebanyak 36,6%. Pada usia
31-40 tahun, 5 dari 6 orang lebih menyukai tekstur dari produk pesaing
dengan persentase sebanyak 16,6% dan pada usia 41-60 tahun yang
Sahabat Lele yang hanya 6,6% dan selebihnya netral yaitu menyukai warna
Ibu Rumah Tangga sebanyak 3 orang yang semuanya menyukai tekstur dari
105
Hasil di atas menunjukkan bahwa konsumen lebih menyukai produk
Lele sertanya masih kurang kasar dan belum terlalu kering karena minyak
yang menyerap tidak terperas dengan maksimal. Hal ini di akibatkan karena
Tabel 17. Preferensi Konsumen Terhadap Rasa dari Abon Ikan Lele di
Makassar, 2017
No Karakteristik Responden Rasa Persentase
SL N P SL N P
1. Jenis Kelamain
a. Laki-Laki 2 3 2 6,6 10,0 6,6
b. Perempuan 6 4 13 20,0 13,3 43,3
Jumlah 8 7 15 26,6 23,3 49,9
TOTAL 30 100%
2. Usia (tahun)
a. 10-20 1 1 3 3,3 3,3 10,0
b. 21-30 5 4 6 16,6 13,3 20,0
c. 31-40 1 1 4 3,3 3,3 13,3
d. 41-60 1 1 2 3,3 3,3 6,6
Jumlah 8 7 15 26,5 23,2 59,9
TOTAL 30 100%
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa 4 2 8 13,3 6,6 26,6
b. Pegawai 2 4 3 6,6 13,3 10,0
c. Ibu Rumah Tangga - - 3 - - 10,0
d. Lainnya 2 1 1 6,6 3,3 3,3
Jumlah 8 7 14 26,5 23,2 59,9
TOTAL 30 100%
Keterangan : SL = Sahabat Lele, N = Netral, P = Pesaing
106
juga lebih menyukai rasa dari produk pesaing dengan persentase sebanyak
orang lebih menyukai rasa dari produk pesaing dengan persetase sebanyak
10,0%. Pada usia 21-30 tahun, 6 dari 15 orang lebih menyukai rasa produk
dari pesaing dengan persentase sebanyak 20,0%. Pada usia 31-40 tahun, 4
dari 6 orang lebih menyukai rasa dari produk pesaing dengan persentase
sebanyak 13,3% dan pada usia 41-60 tahun yang berjumlah 4 orang terdapat
26,6% dan selebihnya netral yaitu menyukai rasa kedua produk dengan
26,6%. Pekerjaan sebagai pegawai, 3 dari 9 orang lebih menyukai rasa dari
107
keseluruhan konsumen yang menyukai produk pesaing sebesar 59,9% di
produk Pesaing karena di dukung dengan tekstur yang lembut dan berserat
sebenarnya tidak terlalu enak hanya saja lebih mendekati abon pada
dari Sahabat Lele terasa lebih pedas dan mendominasi hanya rasa
rempahnya. Tetapi dari rasa pedas tersebut sebagian konsumen ada yang
Tabel 18. Preferensi Konsumen Terhadap Harga dari Abon Ikan Lele di
Makassar, 2017
No Karakteristik Responden Harga Persentase
SL N P SL N P
1. Jenis Kelamain
a. Laki-Laki 1 6 - 3,3 20,0 -
b. Perempuan 5 17 1 16,6 56,6 3,3
Jumlah 6 23 1 19,9 76,6 3,3
TOTAL 30 100%
2. Usia (tahun)
a. 10-20 2 2 1 6,6 6,6 3,3
b. 21-30 4 11 - 13,3 36,6 -
c. 31-40 - 6 - - 20,0 -
d. 41-60 - 4 - - 13,3 -
Jumlah 6 23 1 19,9 76,5 3,3
TOTAL 30 100%
3. Pekerjaan
a. Mahasiswa 5 8 1 16,6 26,6 3,3
b. Pegawai 1 8 - 3,3 26,6 -
c. Ibu Rumah Tangga - 3 - - 10,0 -
d. Lainnya - 4 - - 13,3 -
Jumlah 6 23 1 19,9 76,5 3,3
TOTAL 30 100%
Keterangan : SL = Sahabat Lele, N = Netral, P = Pesaing
108
Berdasarkan Tabel 18 di atas menunjukkan tingkat kesukaan konsumen
jenis kelamin laki-laki, di dominasi oleh 6 dari 7 orang setuju dengan kedua
sebesar 76,6%.
orang lebih menyukai harga dari produk Sahabat Lele dengan persentase
sebanyak 6,6%. Pada usia 21-30 tahun, 4 dari 15 orang lebih menyukai rasa
produk dari Sahabat Lele. Pada usia 31-40 tahun, dengan jumlah 6 orang
semuanya netral dan pada usia 41-60 tahun yang berjumlah 4 orang
yang hanya 3,3% dan selebihnya netral yaitu menyukai rasa kedua produk
3,3%. Pekerjaan sebagai pegawai, 1 dari 9 orang lebih menyukai harga dari
109
menyukai harga dari produk pesaing dan produk Sahabat Lele dengan
harganya lebih murah tetapi di sisi lain konsumen juga akan melihat dari segi
Sahabat Lele lebih murah dibandingkan harga produk Pesaing tetapi terdapat
perbedaan dari segi tampilan produk yang digunakan sehingga sudah dapat
dikatakan sesuai jika kemasan plastik lebih murah dari pada kemasan toples,
hanya saja konsumen lebih menyukai kemasan yang lebih praktis untuk di
bawa kemana-mana.
110
Tabel 19. Kerangka Matriks
EKSTERNAL
OPPORTUNITY TREATHS
INTERNAL
Strategi yang Strategi yang
memaksimalkan kekuatan Memaksimalkan
STRENGTH
untuk memanfaatkan kekuatan untuk
peluang yang ada, mengatasi ancaman,
Strategi yang Strategi yang
Meminimalkan kelemahan Meminimalkan
WEAKNESS
untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang mengatasi ancaman
perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau maupun yang akan datang.
(strengths) yang dimiliki Sahabat Lele pada berbagai aspek yang terkait
1. Kekuatan
Kekuatan adalah faktor internal yang adadi dalam institusi yang bisa di
111
butuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan skitarnya. Jika pada institusi
lain juga terdapat kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki kemampuan
utama yang sama, maka kekuatan harus di ukur dari bagaimana kekuatan
dapat di simpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang di miliki institusi harus
penting jika di lihat dari lingkungan yang lebih luas (LPEM-FE-UI, 2007).
yang di miliki Sahabat Lele dengan pengembangan produk Abon Lele yang
Bermitra atau bekerja sama merupakan salah satu hal yang perlu
yang bisa memenuhi kebutuhan utama perusahaan. Hal ini yang di lakukan
oleh Sahabat Lele yang bekerja sama dengan LEORMA salah satu usaha
budidaya ikan lele dari mahasiswa perikanan yang juga mendapat bantuan
112
b. Harga yang Ditawarkan Lebih Rendah Dibanding Harga Abon
yang Ada Di Pasaran
digunakan. Harga yang ditawarkan Sahabat Lele tergolong murah dan dapat
terkhusus abon ikan lele dari UKM Mangga Tiga. Penetapan harga ini di
usaha ini masih baru perlu adanya kelebihan yang di tampilkan dengan tetap
melindungi produk dari luar. Kemasan yang digunakan Sahabat Lele terbuat
bawa kemana saja juga kecil jadi tidak boros tempat. Selain itu tidak mudah
sobek atau rusak jika terjatuh sehingga mengurangi faktor resiko dan
bumbu sehingga aman untuk dikonsumsi, bahkan produk ini telah melalui uji
113
yang hasilnya positif tidak mengandung formalin dan bahan berbahaya
lainnya, maka ini adalah salah satu bukti nyata bahwa produk yang di
hasilkan Sahabat Lele tidak berbahaya sehingga dapat dipasarkan dan juga
karena dalam usia muda tentunya banyak yang bisa dilakukan dengan
2. Kelemahan
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
114
dapat mengetahui dan tidak membuat keraguan akan adanya produk yang di
pasarkan. Tetapi Sahabat Lele belum memiliki lokasi usaha atau tempat
untuk di jadikan lokasi usaha. Selama ini ruangan yang digunakan dalam
memproduksi Abon Lele hanya di salah satu tempat tinggal rekan kerja dari
Sahabat Lele yang juga di sewanya, sehingga tempatnya tidak bisa dijadikan
b. Keterbatasan Modal
menjalankan suatu usaha. Ada beberapa bentuk dari modal yaitu uang,
tenaga (keahlian) atau sumberdaya. Jika modal tidak ada maka sulit untuk
menjalankan usaha. Hal inilah yang dialami Sahabat Lele karena terbatasnya
modal yang dimiliki baik berupa uang maupun sumberdaya. Modal yang
utama dalam membuat abon yaitu spinner karena mesin ini harganya cukup
2.000.000,-selain itu juga tidak cukup untuk menyewa bangunan yang dapat
Sahabat Lele belum memiliki waktu atau jadwal yang tetap untuk
memproduksi. Hal ini karena keterbatasan peralatan yang dimiliki juga modal
yang kurang. Selain itu belum adanya tempatatau saluran distribusi yang
115
dampak kerugian bagi perusahaan apalagi produk yang di hasilkan masih
belum bisa bertahan lama kurang lebih sampai 6 bulan seperti abon-abon
yang menjadi kekhasan pada abon. Abon yang di buat oleh Sahabat Lele
belum sepenuhnya seperti abon yang lain baik dari tingkat warna, aroma, dan
enak hanya saja dari segi penampilan warna, aroma dan tekstur masih jauh
berbeda dari abon yang biasa dipasarakan, maka ini menjadi salah satu
masalah dalam Sahabat Lele yang akan ditindaklanjuti agar dapat memenuhi
abon yang biasanya dapat bertahan lama kurang lebih 6 bulan tidak dialami
pada abon yang di produksi Sahabat Lele. Abon yang dihasilkan daya
tahannya hanya sampai satu bulan saja, sehingga setiap memproduksi maka
akan dapat mengalami kerugian jika tidak cepat terjual atau dikonsumsi.
Produk yang tidak tahan lama atau mudah rusak akibat jumlah kadar air yang
menggunakan mesin khusus yaitu spinner selain itu pada waktu penirisan
116
minyak tidak dengan keadaan yang masih panas sehingga penyerapan
minyak semakin banyak dan menyebabkan daya tahan kurang lama dan
apapun produk jika pemasaran tidak baik maka usaha tidak akan
produknya hanya dengan personal selling. Kegiatan promosi ini masih sangat
tentang adanya produk Abon Lele misalnya dari teman ke teman, atau dari
persyaratan yang harus di penuhi yaitu adanya lokasi usaha yang tetap
sedangkan Sahabat Lele belum memiliki lokasi usaha tersebut sehingga hal
ini juga menjadi salah satu penghambat dalam memproduksi abon, jika
belum ada nomor izin usaha dan predikat halal maka untuk mendapatkan
117
4.4.2 Analisis Faktor Eksternal
peluang (opportunities) yang dapat di raih Sahabat Lele pada berbagai aspek
1. Peluang
kebutuhan proses, struktur pasar dan industri, perubahan dalam persepsi dan
pengetahuan baru. Berikut ini beberapa peluang yang dapat di raih oleh
cukup banyak yaitu 42 usaha akan tetapi yang memproduksi abon dengan
bahan baku ikan lele hanya 1 usaha saja yaitu UKM Mangga Tiga sehingga
ada peluang untuk menambah produksi abon dari bahan baku ikan lele selain
118
itu keberadaan usaha Sahabat Lele tersebut dapat membantu Pesaing untuk
usaha dalam menyempurnakan olahan produk. Saat ini Sahabat Lele tidak
Data dari BPS terkait jumlah usaha rumah tangga di Provinsi Sulawesi
Selatan untuk tahun 2013 sebanyak 7056 usaha. Banyaknya peternak ikan
lele di Kota Makassar menjadi salah satu peluang untuk membuat suatu
olahan yang dapat menambah nilai jual ikan lele, mulai dari kalangan orang
luas mulai dari kalangan ekonomi bawah sampai ekonomi tinggi baik
terhadap makanan yang siap saji menjadi peluang besar bagi Sahabat Lele
119
waktu yang lama dalam penyajiannya juga praktis di bawa kemana saja baik
2. Ancaman
Adanya permintaan pasar yang cukup tinggi maka harga bisa saja
akan naik karena ketersediaan bahan mulai berkurang baik bahan baku
maupun bahan penunjang. Oleh sebab itu, pengeluaran dana untuk biaya
produksi Sahabat Lele harus di olah dan perhitungkan sebaik mungkin demi
120
b. Tingkat Kepercayaan Konsumen Berkurang Dalam Membeli
Produk
predikat Halal.
dimiliki oleh Sahabat Lele untuk meraih peluang-peluang (O) yang ada
dimiliki oleh Sahabat Lele untuk meraih peluang-peluang (O) yang ada
121
4. Strategi WT, dengan mengurangi kelemahan-kelemahan (W) yang
sebagaimana tertera pada Tabel 17, maka diperoleh yang dapat di lakukan
tabel berikut :
122
Tabel 20. Matriks Analisis SWOT Strategi Pengembangan Bisnis Abon Lele, Makassar 2017
Faktor Eksternal PELUANG (O) ANCAMAN (T)
Harga bahan
keparcayaan
Tersedianya
cukup tinggi
permodalan
bahan baku
Harga yang
yang dapat
Banyaknya
mengalami
ditawarkan
konsumen
berkurang
Produsen
abon dari
penerima
penyedia
lembaga
membeli
fluktuasi
ikan lele
peluang
pesaing
Adanya
Tingkat
kurang
produk
dalam
masih
pasar
Faktor Internal
2
KEKUATAN (S) STRATEGI SO STRATEGI ST
1 Memiliki mitra bahan baku - Memanfaatkan bahan baku yang tersedia dan mudah - Memberikan kepercayaan konsumen
didapatkan untuk meningkatkan produksi dalam menambah dengan menampilkan komposisi pada
Bahan penunjang yang
2 macam olahan yang belum di miliki oleh pesaing dengan label produk yang bebas dari bahan
mudah di dapatkan
memahami secara detail keinginan konsumen. (S1,S2,O4,O5) pengawet. (S5,T3)
Kemasan yang di gunakan
3 - Memanfaatkan SDM untuk menjalin kerjasama dengan lembaga - Memanfaatkan potensi SDM yang dimiliki
praktis
penyedia permodalan agar memberikan bantuan dalam untuk mengoperasikan keuangan dalam
Memiliki SDM yang meningkatkan sumberdaya pada usaha Abon Lele. (S4,S6) mengantisipasi adanya biaya tak terduga.
4 berpotensial untuk di - Memberikan harga lebih murah dari pesaing, kemasan praktis (S4,T1)
kembangkan dan komposisi produk yang jelas. (S3,S5,O3)
Tidak menggunakan
5
bahan pengawet
KELEMAHAN (W) STRATEGI WO STRATEGI WT
Lokasi usaha yang belum - Membuat proposal untuk mendapat bantuan permodalan dari - Menetapkan harga produk yang dapat
1
ada lembaga-lembaga yang tersedia agar menutupi kekurangan mengantisipasi fluktuasi harga bahan
2 Keterbatasan modal perusahaan seperti lokasi usaha dan sumberdaya peralatan baku sehingga perusahaan tidak
Waktu produksi tidak untuk mendapat nomor izin usaha. (W1,W2,W7,O6) mengalami kerugian (T1)
3 - Meningkatkan citarasa sesuai selera pada masing-masing - Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan
menentu
Kekhasan pada warna, kalangan usia dengan mengevaluasi kembali proses dengan untuk dapat mengurus surat izin usaha
4 aroma, tekstur dan rasa memperhatikan standar industri indonesia yang ada. (W4,O1) dan predikat halal sebagai bukti
masih kurang - Meningkatkan produksi abon dari ikan lele dengan memperluas keamanan produk agar membangun
jaringan pemasaran dengan melakukan usaha promosi dan kepercayaan konsumen dalam membeli
Daya simpan produk kurang
5 distribusi mulai dari personal selling, media sosial ataupun produk (W2,W7,T3,)
tahan lama
mengikuti pameran agar produksi dapat teratur. - Menetapkan sasaran pasar dan membuat
Jaringan pemasaran yang (W6,W3,O2,O5).
6 program pemasaran yang lebih baik
belum ada
untuk menarik perhatian dan
Belum mendapat nomor izin memabangun kepercayaan konsumen
7 akan kualitas dan kuantitas produk yang
usaha
dihasilkan. (W4,W6,W7,T3)
123
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa ada beberapa strategi
yang telah di rumuskan berdasarkan faktor internal dan ekternal yang ada
1. Strategi SO
keinginan konsumen.
2. Strategi WO :
124
mulai dari personal selling, media sosial ataupun mengikuti pameran
3. Strategi ST :
4. Strategi WT :
izin usaha dan predikat halal sebagai bukti keamanan produk agar
125
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
simpulkan bahwa :
memiliki mitra bahan baku, harga yang ditawarkan pesaing lebih tinggi,
produsen abon ikan lele masih kurang, bahan penunjang yang mudah
2. Jumlah pesaing yang memproduksi abon dari ikan lele hanya ada satu
sebesar 93,4%.
produk Sahabat Lele, pada aspek harga konsumen bersifat netral, dan
126
pada aspek organoleptik (warna,aroma,tekstur,rasa) konsumen lebih
6.2 Saran
di hasilkan
127
DAFTAR PUSTAKA
Craig, J.C and R.M. Grant. 1996. Strategi Management. The Fast-Track MBA
Series. Penerbit Ekex Media Computindo : Jakarta.
Dinas Koperasi dan UKM, 2016. Data UKM Produk Abon di Sulawesi Selatan
Tahun 2016 : Makassar
128
Faramitha, Nurul. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang.
Universitas Hasanuddin : Makassar.
Firdaus, Tjiptono. 2007. Sumber Daya Perusahaan dan Manusia. Mitra
Cendekia : Yogyakarta
Husein Umar, 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Edisi
kedua, Rajagrafindo Persada Jakarta.
Kasmir dan Jafar. Studi kelayakan Bisnis. Edisi ke dua. Jakarta: Persada
Media, 2004.
Irawan, Handi. 2016. 3 Rules for Success in Building Top Brands. Penerbit:
Publishing One: Jakarta.
Morri, M.J. 2000. Kiat Sukses Pengembangan Usaha Kecil. Arcan: Jakarta
129
Pambudy, Rahmat. 2001. Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem
Agribisnis. Pustaka Wirasaha Muda : Bogor.
Saanin (1984) dalam Hilwa. 2004. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan,
Bina Cipta : Jakarta.
Sianturi, R. 2000. Kandungan Gizi dan Uji Palatabilitas Abon Daging Sapi
dengan Kacang Tanah (Arachis hypogeae L) Sebagai Bahan
Pencampur. Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja Grafindo
Persada : Jakarta.
130
Supriatna, Nandan. 2010. Pengertian Bangunan. www.file.upi.edu.kemasan-
Wicaksono, dkk. 2013. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama
: Jakarta
Wisena (1998) dalam Sianturi. 2000. Evaluaisi Nilai Gizi Abon Sapi
Menggunakan Metode invitro dan Evaluasi Mutu Abon Komersial
yang Beredar di Kota Bogor. Fakultas Teknologi Pangan: Bogor
131
1. Proses Produksi Abon Lele
132
2. Proses Wawancara Terhadap Pesaing Abon Lele
133
4. Proses Preferensi Konsumen dengan Menawarkan Secara
Langsung
134
135
Produk
Sabahat Lele Pesaing
No. Konsumen Umur Pekerjaan
Organoleptik Organoleptik Harga
Tampilan Tampilan
Harga
Produk Warna Aroma Tekstur Rasa Produk Warna Aroma Tekstur Rasa
1 Anwar 44 Pegawai 5 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5
2 Asti 33 Pegawai 5 5 3 5 4 4 3 4 5 4 4 4
Kurniati
3 24 Mahasiswa 5 3 4 3 4 3 3 5 3 5 5 3
Kamaruddin
4 Wirahmat 28 Guru 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 5 4
5 Serli 23 Mahasiswa 5 4 3 5 4 5 3 5 5 5 4 4
10 Muksin 45 Pegawai 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 3 5
11 Haris 30 Pegawai 5 3 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5
12 Ina 31 Honorer 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5
13 Lidiarasti 19 Mahasiswa 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 3
15 Nur 30 IRT 5 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 5
16 Amra 37 Pegawai 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5
17 Risna 18 Mahasiswa 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4
136
18 Sitti Aisyah 23 Mahasiswa 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 3
19 Ahdar 28 Wiraswasta 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 4
20 Nuraeni 24 Wiraswasta 4 3 5 3 5 2 4 5 4 5 4 2
Ir. Hj.
21 54 Pegawai 3 3 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4
Hasmah
22 Shinta 37 IRT 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4
23 Gje' 36 Wiraswasta 3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 4
24 Hasrah 21 Mahasiswa 5 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3
25 Wahyuni 21 Mahasiswa 4 2 2 3 5 4 4 4 3 4 3 2
26 Sittin 29 Mahasiswa 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
27 Diah 22 Mahasiswa 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3
28 Marianti 36 Mahasiswa 3 3 3 3 3 4 5 5 4 5 4 4
Ainun Rezki
29 18 Mahasiswa 2 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4
Salam
30 Layla 22 Mahasiswa 3 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 3
TOTAL 128 108 112 105 119 124 111 135 130 141 127 118
137
5. Daftar Usaha Produk Abon Ikan Pada Dinas Koperasi Dan
Ukm Provinsi Sulawesi Selatan
NO. NAMA USAHA NAMA PRODUK LOKASI USAHA
1. ILO MANDIRI Abon Ikan Tuna Mangga 3 C7 N0. 3
Jl. Muh. Tahir Perum. Grand Property
2. Bajabu “Fabya’s” Makanan Abon
No. A21 Balang Baru- Tamalate
UD Selamat Sehat Abon Ikan Tenggiri
3. Jl. Sipala 2 No. 31
Sejahtera “Melati”
Jl. Gontang Raya No.44 Kec. Tanjung
4. UKM Mangga Tiga Abon Ikan Lele
Merdeka
5. Fatimah Azzahra Abon Ikan Tuna Jl. Barukang 3, No 42 A Makassar
Abon Ikan
6. RIZKY Jl. BTN Antara D1/1M
Bandeng
UD Bintang
7. Abon Ikan Jl. Butta Caddi IV Kec.Tallo, Makassar
Sembilan
8. UKM SAMAWA Abon Ikan Tanjung Alang No. 51
9. Nurul Jaya Lestary Abon Tuna Biringkanaya, Makassar
10. TUNAS Abon Ikan Tuna Jl. Sastra 2 No 4 Perum Dosen Antang
Desa Tamalate Kec. Galesong Utara,
11. AJJULUKANA Abon Ikan Tenggiri
Takalar
UKM Mart/UD
12. Abon Ikan Kakap Jl. Poros Malili Palopo Timur
NURHIKMAH
13. USAHA RIDHA Abon Ikan Gabus Jl. Malino, Bonto Parang, Parangloe
14. HIKMAH Abon Ikan laut BTN Pantai Indah Soreang, Pare-Pare
Perum Mutiara Mandai Indah Blok J No
15. UD. Zaitun Abon Ikan Tuna
11 Maros
16. HATI MULIA Abon Ikan Tuna Lengkese Takalar
Poros Limbung BT. Kadopepe,
17. UKM Minasa Te’ne Abon Ikan Lele
Galesong Utara Takalar
Abon Ikan
18. CAP 2 Lembang Utara, Pangkep
Bandeng
Jl. Bandeng, Desa Balantang, Malili
19. HUDAYA Abon Ikan
Luwu Timur
Abon Ikan
20. Cinde Malise Lembang Utara Poros Makassar-Maros
Bandeng
21. Ramadani Abon Ikan Tuna Jl.Veteran No.11 Barru
UKM
22. Abon Ikan Jl. Hamsah Tuppu Soppeng
SIPAKALABBIRI
23. Nyeti Pratama Abon Ikan Jl. Sambaloge Baru Bone
24. Dini Sejahtera Abon Ikan Gabus BT. Sungguh Parangloe, Gowa
Abon Ikan
25. Dwi Putri Lemba, Lalabata, Soppeng
Bandeng
26. RIZKY Abon Ikan Jl. Sultan Hasanuddin No.73 Pinrang
27. Kop Sipakalewa Abon Ikan Gabus Pitusunggu, Ma’rang
28. UD. Mekar Abon Ikan Tuna Mattiro Tasi No.1 Pare-Pare
29. UMKM Mahardika Abon Ikan Gabus Tempe-Tempe, Wajo
138
6. Daftar Usaha Produk Abon Ikan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan
NO NAMA
NAMA IKM PRODUK ALAMAT
. PEMILIK
Jl. Borong Raya No. 103
1 UKM Eltisyah Bakso Nuget Askari
Makassar
Bakso Nuget, Otak BTN. Agraria Blok Q.9
2 UKM Food Mandiri Yusriani
- otak Ikan Makassar
UKM Ilo Mandiri
3 Abon Ikan Nurhidaya Daya
Daya
4 KUB Aisyah Crabs Olahan Seafood Hasia Tutu Jl. Baji Nyawa No. 17 Makassar
Hasanuddin Jl. Kompleks Unhas Antang
5 CV. Tunas Abon Ikan
Djumakking Makassar
6 Fatimah Az Zahra Abon Ikan Nuaraeni Jl. Barukang Makassar
Jl. Pengayoman ruko mirah II/7
7 Bakso Qolbu Bakso Ikan Hj. Zakiyah
Makassar
8 KUB Barokah Abon Ikan Tahriyani Jl. KS Tubun No. 15 Makassar
Ikan Bandeng Jl. Kerung - kerung ruko P8
9 UD. Samakun Muh. Yusuf
Tanpa Tulang Makassar
10 Otak - otak Kijang Otak - otak ikan Elly lianty jl. Kijang 7D Makassar
Jl. Nusa Tamalanrea Indah blok
11 Safina Nuget Ikan Najmah Azis
PB2 Makassar
Arsya Jl. Arif Rahman Hakim II no. 17
12 Arsya Wistara Abon Ikan
Wistara Makassar
Rumah Ikan Jl. Raya Pendidikan Blok D 2/6
13 Ikan Kering Hardin
Balerakko Makassar
139
7. Proyeksi Laba Rugi Sahabat Lele Tahun 2017
Produksi
No Uraian
1 2 3
1 Hasil Penjualan 80.000 240.000 140.000
2 Total Penjualan Bersih 80.000 240.000 140.000
3 Harga Pokok Penjualan
a. Persediaan awal barang jadi 0 0 0
b. Harga Pokok Produksi 185.000 188.500 186.000
c. Penyusutan Peralatan 7.200 7.200 7.200
4 Total Harga Pokok Penjualan 192.200 195.700 193.200
5 Laba Kotor (2-4) - 112.200 44.300 -53.200
6 Biaya Operasi/Administrasi
a. Biaya Pemasaran 0 0 0
b. Perlengkapan kantor 0 0 0
c. Transportasi 0 20.000 0
d. biaya penyusutan peralatan 0 0 0
kantor
7 Total Biaya 0 20.000 0
Operasi/Administrasi
8 Laba Usaha/Operasi (5 - 7) - 112.200 24.300 -53.200
9 Laba Bersih (11-12) - 112.200 24.300 -53.200
140
8. Proyeksi Arus Kas Sahabat Lele Tahun 2017
Produksi
No Uraian
1 2 3
1 Arus kas Masuk
a. Hasil Penjualan 80.000 240.000 140.000
b. Pinjaman - - -
c. Tagihan - - -
d. modal 1.882.000 1.712.000 1.413.500
Total Arus Kas Masuk 1.962.000 240.000 140.000
2 Arus Kas Keluar
a. HPP 185.000 188.500 186.000
b. Peralatan Kantor - -
c. Peralatan Produksi - 110.000 -
d. Perizinan - - -
Total Arus Kas Keluar 185.000 298.500 186.000
Selisih Kas 1.712.000 1.413.500 1.227.500
Saldo Kas Akhir 1.712.000 1.413.500 1.227.500
141