Anda di halaman 1dari 60

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN PUBLIK DALAM PENATAAN

PASAR TRADISIONAL DI PASAR SIBORONGBORONG KABUPATEN

TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1)

Pada Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh

PRYDA R. HUTASOIT

140903012

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Sumatera Utara maupun di perguruan tinggi

lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan

pihak lain, kecuali arahan Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan

dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta

sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi

Medan, April 2018

Yang membuat Pernyataan

Pryda R. Hutasoit

NIM : 140903012

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :

Nama : Pryda R. Hutasoit

NIM : 140903012

Departemen : Ilmu Administrasi Publik

Judul : Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan Pasar


Tradisional di Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

Medan, April 2018

Dosen Pembimbing Ketua Departemen,


Ilmu Administrasi Publik

Dr. Tunggul Sihombing, MA Dr. Tunggul Sihombing, MA


NIP. 196203011986031027 NIP.196203011986031027

Wakil Dekan I
FISIP USU MEDAN

Husni Thamrin, S.Sos, M.Si


NIP. 197203082005011001

ii

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Departemen Ilmu Administrasi
Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : Pryda R. Hutasoit
NIM : 140903012
Departemen : Ilmu Administrasi Publik
Judul : Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan Pasar Tradisional di
Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
Yang dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : /April 2018
Waktu :
Tempat : Ruang Sidang FISIP USU

Panitia Penguji
Ketua : Drs. Robinson Sembiring, M.Si (........................................)
NIP. 1960042019880310002
Anggota I :

Anggota II :

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pasar tradisional merupakan tempat berlangsungnya kegiatan masyarakat untuk membantu


kelangsungan hidup dan perekonomian. Adanya proses jual beli di Pasar Tradisional tentu ada
sisi negatif dan sisi positif seperti yang kita lihat banyak pasar-pasar tradisional di Indonesia
yang terkesan kumuh, semrawut, kotor, bau dan menjadi sumber kemacetan lalu lintas.
Permasalahan yang terjadi di Pasar Tradisional Siborongborong tidak jauh berbeda dengan
kondisi Pasar Tradisonal pada umumnya. Oleh sebab itu Peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan Pasar
Tradisional di Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan
data. Teknik pengumpulan data adalah Wawancara, Observasi dan dokumen yang terkait dengan
penelitian. Penelitian ini menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van
Horn meliputi ukuran dasar dan tujuan kebijakan (sasaran kebijakan), sumber-sumber kebijakan
(sumber daya), komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan (komunikasi),
karakteristik badan-badan pelaksana, kondisi-kondisi sosial, ekonomi dan politik, disposisi
(sikap para pelaksana).

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa Implementasi kebijakan pelayanan publik
dalam penataan pasar tradisional siborongborong pemenuhan ukuran dasar dalam penataan pasar
tradisional siborongborong belum memenuhi standar sasaran kebijakan.
Dinas Perindustrian dan perdagangan dan UPT Pasar sudah mengupayakan bekerja sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi yang ada hanya saja kendala dalam ketersediaan staf yang
handal. Komunikasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan belum terealisasi dengan baik karena
masyarakat dan agen pelaksana tidak bisa menyatukan persepsi, sedangkan kondisi ekonomi
belum bisa dikatakan baik karena mungkin faktor pedagang yang berjualan berdekatan
(sampingan) kebijakan ini tidak dapat terlaksana dengan baik karena masyarakat menerima
kebijakan itu tetapi tidak melaksanakan peraturan yang telah dibuat.

Kata Kunci : Pasar Tradisional, Penataan Pasar, Implementasi

iv

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Sang Pemilik Hidup dan Kehidupan Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan

Kurikulum Sarjana Strata-1 (S1) pada Departemen Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah

Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan Pasar Tradisional di Pasar

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

Pada kesempatan ini, penulis akan mempersembahka skripsi ini kepada kedua orang tua

penulis, ayahanda St. Tohom Hutasoit (Pak Kompol) dan Ibunda tercinta Rosalina Siburian

yang tiada henti untuk memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Terima kasih untuk

doa, kasih sayang, materi maupun moral, nasehat dan buat kerja keras yang kalian berikan untuk

membesarkan dan mendidik penulis beserta seluruh saudara yang terlahir dari rahim yang sama.

Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yaitu kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yaitu Bapak Dr.

Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.

2. Ketua Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, yaitu Bapak Dr. Tunggul Sihombing, MA.

3. Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara, yaitu Ibu Dra. Asima Yanti Siahaan, MA, P.hD.

Universitas Sumatera Utara


4. Seluruh jajaran dosen atau staf pengajar Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh staff administrasi di Departemen Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Terima kasih kepada kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu penulis mulai

dari awal perkuliahan hingga saat ini.

7. Sekretari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bapak Rudi Sinaga, SE. M.Si.

8. Kepala Bidang Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Bapak Wahman Sitompul.

9. Kepala Seksi Pengelolaan Pasar Ibu Pinita Silitonga, SE.

10. Kepala Seksi Bina Usaha Perdagangan dan Kemitraan Ibu Mariati Manurung.

11. Kasubbag Tata Usaha UPT Pasar Siborongborong Bapak R. Batubara, SE.

12. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada orang tua penulis yakni

ayahanda St. Tohom Hutasoit (Pak Kompol), Ibunda Rosalina Siburianyang telah bekerja

keras untuk menyekolahkan saya hingga saya dapat menyelesaikan studi ku di S1 Ilmu

Administrasi Publik. Kiranya bapak dan ibu selalu sehat supaya kita dapat menikmati

setiap berkat yang Tuhan Yesus berikan khususnya di keluarga kita dan diberikan rezeky.

Semoga doa dan restu bapak dan ibu selalu mengiringi supaya cita-cita, harapan dan

langkah penulis tercapai.

13. Terima kasih kepada adik laki-laki penulis, Prada Rahmat Jhonson Hutasoit, Rogatri

Rezeky Hutasoit, saudara perempuan penulis, Nancy Julyana Hutasoit, Siska Insani

Margaretha Hutasoit yang selama ini telah memberikan nasehat, mendoakan penulis dan

dukungan kepada penulis supaya dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu.

vi

Universitas Sumatera Utara


14. Terima kasih buat seseorang yang spesial dimana selalu mendoakan dan memotivasi

penulis dalam menyelesaikan studi, dan selalu memberi dukungan positif yakni Abang

Sofar Hasudungan Simanullang.

15. Para sahabat dan seluruh teman seperjuangan Departemen Ilmu Administrasi Publik

angkatan 2014.

16. Kepada Pemuda-Pemudi GKPI Padang Bulan Medan yang selalu menjadikan penulis lebih

menyadari arti hidup, dan bagaimana mengasihi Tuhan dan melayani Tuhan dengan

sepenuh hati. Terima kasih sudah menjadi keluarga besar penulis selama kuliah di medan

yakni Coach yang paling baik bang Ondi Yohan Tambunan, ka Juniar Manik, ka Dahlia, ka

Anna Purba, ka Tiur siringoringo, ka Maretta Silaban, bintang, lastiar, marison, irma,bang

candra purba, bang roben, putri sinaga, putri lumban gaol, veronika sihombing, lolo, ivon,

lala, esra, rosa silaban, rosa siboro, bang frans, Fajar Tumanggor, Matta, ka elsi, bang

junter, tlang feri, tulang antoni, tante pebrina, tante maduri.

17. Terima kasih kepada teman saya Corry Nainggolan, Danawita Sianturi, Ika Marpaung,

Juliana Sihombing yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

18. Terimakasih buat adik saya Marta Nababan yang selalu setia menemani saya satu tahun ini

di kost harmonika no. 34 dan selalu mengasihi, membantu penulis.

19. Terima kasih kepada teman saya Naomi Lubis, Afryani, Baqi, Ori, Tongam, bang Leo,

Ester Simangunsong, Reliska Manurung, de shinta, de Desi yang selalu memotivasi dan

mendukung penulis.

20. Kepada teman penulis yang belum lama kenal yakni, Butet (Yessi), Sabina, Yuli, Maya,

Febrina yang selalu menghibur penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

21. Dan, seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

vii

Universitas Sumatera Utara


Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna baik dari materi maupun

penyajiannya, ibarat pepatah yang mengatakakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Untuk

itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap, skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan

bagi pembaca, khususnya bagi para akademisi dan pembuat kebijakan di negeri Indonesia ini.

SHALOM, TUHAN YESUS MEMBERKATI

Medan, April 2018


Penulis

Pryda R. Hutasoit

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
1.5.1 Manfaat secara Teoritis.................................................................... 6
1.5.2 Manfaat secara Praktis ..................................................................... 6
1.5.3 Manfaat secara Akademis ................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kerangka Teori .......................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Implementasi.................................................................. 8
2.1.2 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik ..................................... 9
2.1.3 Model Implementasi Van Meter dan Carl Van Horn ...................... 10
2.2 Pelayanan Publik ........................................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Pelayanan Publik ........................................................... 13
2.2.2 Kualitas Pelayanan Publik ............................................................... 15
2.2.3 Faktor Pendukung Pelayanan Publik ............................................... 15
2.2.4 Hipotesis Kerja ................................................................................ 17

BAB III Metode Penelitian


3.1 Jenis Penelitian........................................................................................... 19
3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................ 20
3.3 Informan Penelitian.................................................................................... 20

ix

Universitas Sumatera Utara


3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 23
3.4.1 Jenis Data .........................................................................................
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data............................................................... 23
3.4.2.1 Teknik Pengumpulan Data Primer ........................................... 23
3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................. 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Ukuran Dasar dan Tujuan Kebijakan (Sasaran Kebijakan) ....................... 28
4.2 Sumber-sumber Kebijakan (Sumber Daya) ............................................... 32
4.2.1 Sumber Daya Manusia ..................................................................... 32
4.2.2 Sumber Daya Finansial .................................................................... 33
4.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana (Fasilitas) ............................... 35
4.3 Komunikasi ................................................................................................ 36
4.4 Karakteristik Badan-badan Pelaksana........................................................ 38
4.5 Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik ............................................ 40
4.6 Disposisi (Sikap Para Pelaksana) ............................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 43
5.2 Saran .......................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 47

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2. Surat Permohonan Skripsi

Lampiran 3. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 4. Surat Undangan Seminar Proposal Penelitian Skripsi

Lampiran 5. Jadwal Seminar Proposal Penelitian Skripsi

Lampiran 6. Daftar Hadir Seminar Proposal Penelitian Skripsi

Lampiran 7. Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 8. Surat Rekomendasi/Izin Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 9. Surat Rekomendasi/Izin Penelitian KESBANGPOL KAB.TAPUT

Lampiran 10. Surat Rekomendasi/Izin Penelitian BAPPEDA KAB.TAPUT

Lampiran 11. Kartu Kendali Skripsi

Lampiran 12. Transkip Observasi

Lampiran 13. Transkip Wawancara

Lampiran 14. Transkip Dokumentasi

xi

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelayanan Publik pada hakikatnya menyangkut berbagai aspek kehidupan

yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, pemerintah memiliki fungsi

memberikan pelayanan pubik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari

pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam bidang perekonomian.

Peran pemerintah untuk meningkatkan kualitas perekonomian di Indonesia

suatu kewajiban dan tugas pemerintah untuk mensejahterakan seluruh masyarakat

Indonesia melalui pelayanan publik, sehingga pemerintah telah melakukan

berbagai upaya agar warga masyarakat Indonesia merasakan hidup makmur dan

sejahtera. Namun hingga saat ini permasalahan mengenai pelayanan masih banyak

terjadi dan tak jarang pemerintah daerah mulai mengalami kesulitan untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

Untuk mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan

mutu pelayanan, maka pemerintah mengeluarkan pedoman tentang perbaikan dan

peningkatan mutu pelayanan aparatur pemerintah terhadap masyarakat. Namun

hingga kini masyarakat masih menganggap bahwa kualitas pelayanan masih

teramat rendah, terutama di daerah-daerah. Berbagai masalah muncul dari

masalah birokrasi hingga sumber daya manusia yang masih kurang menguasai

bidang tersebut. Salah satu entitas yang secara langsung ikut berkompetisi dalam

spirit persaingan perekonomian adalah pasar tradisional.

Universitas Sumatera Utara


Pasar tradisional di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memiliki

posisi yang strategis dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Posisi yang

sangat strategis dari eksistensi pasar tradisional, juga karena pasar tersebut masih

merupakan wadah utama bagi penjualan produk-produk berskala ekonomi rakyat

seperti petani, nelayan, pedagang barang kerajinan tangan, dan produk industri

rumah tangga (industri rakyat). Di dalam pasar terjadi suatu aktivitas interaksi

sosial dan transaksi jual beli antara penjual dan pembeli. Pasar mempunyai fungsi

yang sangat penting bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan, Selain itu

fungsi pasar adalah untuk berekreasi, membuka lapangan pekerjaan dan

berbelanja.

Pasar Tradisional adalah suatu bentuk pasar nyata, sebagaimana definisi

pasar seutuhnya, dimana barang yang diperjualbelikan bisa dipegang oleh

pembeli. Barang yang diperjualbelikan di pasar tradisional biasannya adalah

barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pasar Tradisional menyediakan barang atau

komoditas yang beraneka jenis seperti beras, sayur, ikan, daging, dan lain

sebagainnya. Kebanyakan atau sebagian besar pasar tradisional secara keleluasaan

distribusi dapat dikategorikan sebagai pasar lokal, karena hanya menjangkau

daerah tertentu yang luas cakupannya.

Sementara sejauh yang kita ketahui pasar tradisional diberbagai tempat-

tempat yang masih jauh dari sebutan “kota besar” pasar tradisional merupakan

sesuatu hal yang sangat penting untuk membantu kelangsungan hidup dan

perekonomian masyarakat. Adanya proses jual beli di Pasar Tradisional tentu ada

sisi negatif dan sisi positif seperti yang kita lihat banyak pasar-pasar tradisional di

Universitas Sumatera Utara


Indonesia yang terkesan kumuh, semrawut, kotor, bau dan menjadi sumber

kemacetan lalu lintas.

Seperti yang terjadi di salah satu pasar tradisional di Tapanuli Utara

tepatnya di Pasar tradisional Siborongborong. Pasar tradisional siborongborong

sekarang ini berada dibawah naungan Kementerian Perindustrian dan

Perdagangan dengan bantuan dari UPT pasar siborongborong. Seperti yang

penulis lihat bahwa pasar tradisional siborongborong eksistensi pasarnya terkesan

kumuh, dagangannya kurang higienis, masih rendahnya kesadaran pedagang

untuk mengembangkan usahanya disamping itu masyarakat masih kurang patuh

terhadap peraturan yang sudah dibuat oleh UPT pasar tersebut.

Di kecamatan siborongborong pasar (transaksi jual beli) dilaksanakan

sebanyak dua (2) kali dalam satu minggu. Berhubung siborongborong juga jalan

lintas sumatera (Jalinsum) maka pada saat transaksi pasar (transaksi jual beli)

akan terjadi kemacetan yang cukup menyita waktu dari arah Balige menuju ke

arah kota Tarutung, Hal ini disebabkan karena penataan pasar tradisional kurang

diperhatikan atau dibiarkan begitu saja, Kemudian kurang patuh dan disiplin nya

pedagang yang berjualan di badan pasar dan pinggiran jalan masuk pasar

tradisional, juga belum adanya pembangunan jalan alternatif di kecamatan pasar

siborongborong, manajemen pasar yang tidak efektif.

Namun, dengan di berlakukannya otonomi daerah, membuka peluang

kembali bagi daerah untuk mengelola dan mengembangkan pasar tradisional yang

tujuannya dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Kebijakan

pengembangan pasar tradisional memang perlu dilakukan, karena hal ini

merupakan amanat dari pasal 33 dalam UUD 1945, yang menyebutkan bahwa

Universitas Sumatera Utara


perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berpihak pada

rakyat. Dengan demikian, untuk dapat mengelola dan mengembangkan pasar

tradisional perlu dibuat strategi-strategi atau kebijakan pengembangan pasar

tersebut yang sesuai dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal.

Pada Tahun 2016 Pasar tradisional siborongborong masih dibawah naungan

SKPD, Dinas kebersihan pertamanan dan pasar. Namun, setelah berlakunya UU

No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah maka pengelolaan pasar berada

pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan sesuai dengan Perda No. 09 Tahun

2016.

Berdasakan informasi melalui berita online Setiap kali digelar pekan (pajak)

pada hari Selasa, pajak Siborongborong selalu semrawut dan macet. Tidak terlihat

petugas yang dapat mengatur lalu lintas yang datang dari dan menuju lokasi

tersebut. Dinas Pasar dan Dinas Perhubungan, dua dinas yang paling berkompeten

atas penataan pajak Siborongborong, terkesan tutup mata. Para pedagang tidak

ditata dan bebas berjualan di bahu jalan di sepanjang Jalan SM Raja, Jalan

Baktiar, Jalan Sanif, Jalan Dolok Martimbang, Jalan Guru Herman, Jalan Horas,

Jalan Dame dan Jalan Merdeka. (Dikutip dari http://

semrawut/)edisimedan.com/pajak-siborongborong-dibiarkan-kumuh-dan- )

Sedangkan di wilayah Kabupaten Klaten terdapat beberapa pasar tradisional

yang tersebar di masing-masing kecamatan. Keberadaan pasar tradisional di

wilayah Kabupaten Klaten pada saat ini juga sudah mulai tergerus oleh berdirinya

toko modern yang pertumbuhannya semakin meningkat. Keadaan fisik pasar

tradisional di Kabupaten Klaten ini dikenal kumuh, becek, bau dan semrawut

Universitas Sumatera Utara


merupakan fakta pasar tradisional yang selama ini di kenal masyarakat. Sampah

yang berserakan sudah menjadi pemandangan sehari-hari di pasar tradisional

Kabupaten Klaten tersebut. (Dikutip dari Jurnal PMI Vol. X. No. 2, hal

1,Melindungi Pasar Tradisional Kabupaten Klaten, Tatik Setyorini, 2013)

Berdasarkan Latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan di atas,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi

Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan Pasar Tradisional di Pasar

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara”

1.2. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif perlu dibuat batasan masalah yang berisi fokus

atau pokok masalah yang diteliti. Hal ini bertujuan untuk mempertajam

pembahasan penelitian. Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis dan

mendeskripsikan mengenai Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam

Penataan Pasar Tradisional di Pasar Siborongborong yang dinaungi Dinsa

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Utara.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah yang akan di jawab melalui penelitian ini adalah :

“Bagaimana Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan

Pasar Tradisional di Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara?”

Universitas Sumatera Utara


1.4. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang diajukan mempunyai sasaran yang hendak dicapai

atau apa yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian. Suatu riset

khusus dalam pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan iu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan pelayanan publik

dalam penataan pasar tradisional di Pasar Siborongborong Kabupaten

Tapanuli Utara”

2. Untuk mengetahui kendala dalam implementasi kebijakan pelayanan

publik dalam penataan pasar tradisional di Pasar Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara”

1.5. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian dan tujuan yang

ingin dicapai, maka penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain:

1.5.1. Manfaat secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk

menambah pengetahuan serta mengembangkan kemampuan

berpikir di bidang Ilmu Administrasi Publik khususnya yang

berkaitan dengan Implementasi Pelayanan Publik.

1.5.2. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat

dapat memberikan masukan bagi instansi terkait demi melayani

masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara


1.5.3. Manfaat secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak

langsung bagi akademis/ pihak-pihak yang berkompeten dalam

pencarian informasi atau sebagai referensi mengenai implementasi

kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional di

Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara

terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan.

Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada

penempatan suatu program ke dalam tujuan kebijakana yang diinginkan.

Implementasi adalah pelaksanaan pembuatan kebijakan dengan cara-cara


lain (meminjam parafrase Clausewitz tentang perang) (dalam parsons, 2005:464)

Menurut Jenkis (dalam parsons, 2005:463) Studi implementasi adalah studi

perubahan, yang memuat: bagaimana perubahan terjadi, bagaimana kemungkinan

perubahan bisa dimunculkan. Ia juga merupakan studi tentang mikrostruktur dari

kehidupan politik; bagaimana organisasi di luar dan di dalam sistem politik

menjalankan urusan mereka dan berinteraksi satu sama lain; apa motivasi-

motivasi mereka bertindak seperti itu, dan apa motivasi lain yang mungkin

tindakannya berbeda.

Implementasi adalah proses mentransformasi suatu rencana ke dalam

praktik dimana sering dilihat sebagai suatu proses yang penuh dengan muatan

politik dimana mereka yang berkepentingan berusaha sedapat mungkin

mempengaruhinya untuk mencapai suatu sasaran strategi. (Bernadine R. Wijaya

& Susilo Supardo,2006:81).

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi Kebijakan adalah tahap yang penting dalam kebijakan. Tahap

ini menentukan apakah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah benar-benar

aplikabel di lapangan dan berhasil untuk menghasilkan output dan outcomes

seperti yang telah direncanakan. Output biasanya dapat dilihat dalam waktu yang

singkat pasca implementasi kebijakan. Outcomes biasanya diukur setelah

keluarnya output atau dalam waktu yang lama pasca implementasi kebijakan

(Indiahono: 2009:143)

Studi implementasi kebijakan adalah berbeda dari apa yang umumnya dibut

dengan “evaluasi kebijakan”. Evaluasi kebijakan adalah alat yag sedang

bertumbuh berkembang cepat dan berharga bagi para pembuat keputusan. Pada

dasarnya, hal ini membandingkan tujuan program dengan hasilnya, yang

mengukur dampak program semacam peningkatan dalam pendidikan, pekerjaan,

kecanduan obat-obatan, atau sakit yang mungkin bisa diartikanbusikan pada

kebijakan dengan tujuan ini (tangkilisan : 2003:9)

James Anderson 1979 mengatakan Implementasi kebijakan/ program

merupakan bagian dari administrative process (proses administrasi). Proses

administrasi sebagaimana diistilahkan oleh Anderson, digunakan untuk

menunjukkan desain atau pelaksanaan sistem administrasi yang terjadi pada setiap

saat. Proses administrasi mempunyai konsekuensi terhadap pelaksanaan, isi dan

dampak suatu kebijakan (dalam Kusumsnegara : 2010:97)

Mengenai pelaksanan (implementation) suatu kebijaksanaan, sesungguhnya

sudah difikirkan dan dipertimbangkan sejak kebijaksanaan tersebut dalam

perumusan dan proses penetapannya.

Universitas Sumatera Utara


Proses pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation) merupakan

proses yang dapat panjang dan meluas guna tercapainya tujuan kebijaksanaan itu

adalah terhadap rakyat, dan rakyat ini mempunyai sifatnya yang berkembang

dengan kesadaran nilai-nilai yang berkembang pula. Dalam pelaksanaan

kebijaksanaan pemerintah, maka wujud kegiatan orang-orang yang dipimpin itu

merupakan partisipasi masyarakat (citizen participation) yang benar-benar

merupakan syarat yang penting dan perlu (relevant) untuk keberhasilan

pelaksanaan pemerintah.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan kebijaksanaan

a) Interpretation
Interpretation adalah berusaha untuk mengerti apa yang dimaksudkan oleh
pembentuk kebijaksanaan dan mengetahui betul apa dan bagaimana tujuan
akhir (goal) itu harus diwujudkan, harus direalisir.
b) Organization
Organization adalah sebagai pembentukan badan-badan atau unit-unit
beserta metode-metode yang diperlukan untuk menyelenggarakan
rangkaian kegiatan guna mencapai tujuan yang terkandung dalam
kebijaksanaan itu.
c) Application
application adalah penerapan segala keputusan dan peraturan-peraturan
dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk terrealisirnya tujun kebijaksanaan itu.

2.1.3 Model Implementasi Van Meter dan Carl Van Horn

Menurut Indiahono (2009:19) model adalah sebuah kerangka sederhana

yang merupakan sebuah usaha untuk memudahkan penjelasan terhadap suatu

fenomena. Model banyak digunakan untuk memudahkan para pemerhati atau

pembelajar tingkat awal.

Van Meter dan Van Horn mengatakan dalam (Winarno, 2008:146-147)

bahwa implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan dalam

keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha

10

Universitas Sumatera Utara


untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional

dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk

mencapai perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan

kebijakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Van Meter dan Van Horn dalam teorinya ini berwal dari suatu asumsi

bahwa proses implementasi akan berbeda-beda sesuai dengan sifat kebijakan yang

dilaksanakan. Selanjutnya Van Meter dan Van Horn (dalam Winarno 2012:155)

menawarkan karakteristik dalam proses Implementasi yakni, Pertama proses

implementasi akan dipengaruhi oleh sejauh mana kebijakan mnyimpang dari

kebijakan-kebijakan sebelumnya. Kedua, proses implementasi akan dipengaruhi

oleh sejumlah perubahan organisasi yang diperlukan. Kedua ahli ini menegaskan

pula pendiriannya bahwa perubahan, kontrol dan kepatuhan bertindak merupakan

konsep penting dalam prosedur implementasi.

Model yang ditawarkan Van Meter dan Van Horn mempunyai 6(enam)

variabel yang membentuk ikatan (lingkage) antara kebijakan dan pencapaian

(performace). Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut

(Winarno,2002:110-119):

1. Ukuran Dasar dan Tujuan Kebijakan (Sasarab Kebijakan).


Variabel ini didasarkan pada kepentingan utama terhadap sistem-
sistem yang menentukan pencapaian kebijakan. Pencapaian ini menilai
sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan telah
direalisasikan. Ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan berguna di
dalam menguraikan tujuan-tujuan keputusan kebijakan secara
menyeluruh. Disamping itu ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan
merupakan bukti itu sendiri dan dapat diukur dengan mudah dalam
beberapa kasus. Misalnya pemerintah berusaha menciptakan lapangan
pekerjaan untuk para pengganguran dengan membuat beberapa proyek
padat karya. Untuk menjelaskan apakah implementasi telah berhasil
atau tidak, perlu ditentukan jumlah pekerjaan yang telah diciptakan,

11

Universitas Sumatera Utara


identitas orang-orang dipekerjakan oleh kemajuan proyek-proyek
pembangunan yang berhubungan.
2. Sumber-sumber Kebijakan (Sumber Daya).
Sumber-sumber layak mendapat perhatian karena menunjang
keberhasilan implementasi keijakan. Sumber-sumber yang dimaksud
mencakup dana atau perangsang (incentive) lain yang mendorong dan
memperlancar implemntasi yang efektif.
3. Komunikasi Antar Organisasi dan Kegiatan-kegiatan Pelaksanaan
(komunikasi).
Komunikasi di dalam dan antara organisasi-organisasi merupakan
suatu proses yang kompleks dan sulit. Dalam meneruskan pesan-pesan
ke dalam suatu organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasinya,
para komunikator dapat menyimpannya atau menyearluaskannya, baik
secara sengaja atau tidsk sengaja . Lebih dai itu, jika sumber-sumber
yang sama memberikan interpretasi-interpretasi yang bertentangan,
para pelaksana akan menghadapi kesulitan yang lebih besar untuk
melaksanakan maksud-maksud kebijakan.
4. Karakteristik Badan-Badan Pelaksana.
Van Meter dan Van Horn mengetengahkan beberapa unsur yang
mungkin berpengaruh terhadap suatu organisasi dalam
mengimplementasikan kebijakan: (1) kompetensi dan ukuran staf suatu
badan, (2) Tingkat Pengawasan hierarkis terhadap keputusan-
keputusan sub unit dan proses-proses dalam badan-badan pelaksana,
(3) Sumber-sumber politik suatu organisasi (misalnya dukungan di
anytara anggota-anggota legislatif dan eksekutif), (4) Vitalisasi suatu
organisasi, (5) Tingkat komunikasi-komunikasi “terbuka”, yang
didefenisikan sebagai jaringan kerja komunikasi horisontal dan
vertikal secara bebas, serta tingkat kebebasan yang secara relatif tinggi
dalam komunikasi dengan individu-individu di luar organisasi, (6)
Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan “pembuat
keputusan”.
5. Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik.
Para peminat perbandingan politik Negara dan kebijakan publik secara
khusus tertarik dalam mengidentifikasikan pengaruh variabe-variabel
lingkungan pada hasil-hasil kebijakan. Sekalipun dampak dari sistem-
sistem ini pada implementasi keputusan-keputusan kebijakan
mendapat perhatian yang kecil, namun menurut Van Meter dan Van
Horn, sistem-sistem ini mungkin mempunyai efek yang mendalam
terhadap pencapaian badan-badan pelaksana.
6. Disposisi (Sikap Para Pelaksana).
Pada tahap ini pengalaman-pengalaman subjektifitas individu-individu
memegang peranan yang sangat besar. Van Meter dan Van Horn
kemudian mengidentifikasikan tiga unsur tanggapan pelaksana yang
mungkin mempengaruhi kemampuan dan keinginan mereka untuk
melaksanakan kebiakan, yakni : kognisi (kompehensi, pemahaman)
tentang kebijakan, macam tanggapan terhadapnya (penerimaan,
netralitas, penolakan) dan identitas tanggapan itu. Pemahaman
pelaksana tentang tujuan umum maupun ukuran-ukuran dasar

12

Universitas Sumatera Utara


dantujuan-tujuan kebijakan merupakan suatu hal yag penting.
Implementasi kebijakan yang berhasil harus diikuti oleh kesadaran
terhadap kebijakan tersebut secara menyeluruh. Hal ini berarti harus
diikuti oleh kesadaran terhadap kebijakan tersebut secara menyeluruh.
Hal ini berarti bahwa kegagalan suatu implementasi kebijakan sering
diakibatkan oleh ketidaktaatan para pelaksana terhadap kebijakan.
Dalam keadaan ketidaksesuaian kognitif, individu mungkin akan
berusaha menyeimbangkan pesan yang tidak menyenangkan dengan
persepsinya tentang apa yang seharusnnya merupakan keputusan
kebijakan. Intensitas kecenderungan pelaksanaan inilah yang akan
mempengaruhi pencapaian implementasi.

2.2. Pelayanan Publik

2.2.1 Pengertian Pelayanan Publik

Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim

dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan

manusia.

Budiman Rusli berpendapat pelayanan menurutnya sesuai dengan life cycle

theory of leadership (LCTL) bahwa pada awal kehidupan manusia (bayi)

pelayanan secara fisik sangat tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia pelayanan

yang dibutuhkan akan semakin menurun.

Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang

atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pelayanan publik adalah

pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.

Pelayanan adalah cara melayani, membantu, menyiapkan, dan mengurus,

menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang atau sekelompok orang, artinya

obyek yang dilayani adalah individu, pribadi, dan kelompok organisasi (sianipar,

1998), sedangkan publik dapat diartikan sebagai masyarakat atau rakyat (Ahmad

Ainur Rohman,2010:25).

13

Universitas Sumatera Utara


Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintah baik di pusat, di daerah, BUMN, dan BUMD alam entuk

barang maupun jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai

peraturan perundang-undangan berdasarkan KEPMENPAN 81/93 (dalam Tjandra

:2005:9)

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan

berdasarkan KEPMENPAN 81/93 (dalam Tjandra :2005:9)

Konsep citizen charter menjadi mengemuka paska adannya tuntutan

diberinya ruang yang lebih bagi publi utuk berpartisipasi dalam pelayanan publik.

Publik dalam citizen charter dapat memberikan tuntutan yang rasional untuk

meningkatkan kepuasan publik atas pelayanan yang diberikan pemerintah.

Pemerintah pun diberikan kesempatan untuk memberikan informasi tentang

mekanisme dan prosedur pelayanan secara jelas. Citizen charter membuka

kesempatan lahirnya dialog antara pemerintah dan publik sehingga kedua belah

pihsk mengetahui keterbatasan kedua belah pihak, mencari solusi dan

memberikan yang terbaik guna perbaikan pelayanan, Indiahoo,2006 (dalam

Indiahono :2009:161)

Sinambela, dkk (2011:5) berpendapat “pelayanan Publik diartikan

“pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi tertentu sesuai dengan aturan pokok dan

tata cara yang telah ditetapkan”.

14

Universitas Sumatera Utara


Moenir (2000) mengemukakan bahwa pelayanan itu adalah (jurnal ilmu

administrasi 2, 2008:138) :

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan yakni pelayanan yang


cepat dalam arti tanpa hambatan.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar, yaitu pelayanan tanpa disertai kata-
kata yang bernada meminta sesuatu kepada pihak yang dilayani dengan
alasan apapun.
3. Memperoleh perlakuan yang sama dalam pelayanan, yaitu tanpa pilih
kasih dimana aturan dan prosedur diterapkan sama.
4. Memperoleh perlakuan yang jujur dan terus terang. Ini menyangkut
keterbukaan pihak yang melayani, seperti jika ada masalah yang dihadapi
dalam pemberian pelayanan sebaiknya dikemukakan terus terang.

2.2.2 Kualitas Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan


masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima
tercermin dari :
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan
dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti;
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas;
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dlam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat;
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi
dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan,
status sosial, dan lain-lain;
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik.

2.2.3 Faktor Pendukung Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat akan dapat terealisasi

dengan baik jika faktor-faktor pendukungnya cukup memadai dan dapat

difungsikan dengan baik dan berdaya guna. Pada proses pelayanan terdapat faktor

penting dan setiap faktor mempunyai peranan yang berbeda-beda tetapi saling

15

Universitas Sumatera Utara


berpengaruh dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan

yang baik.

H.A.S Moenir (2002:88) mengemukakan pendapat ada 6 (enam) faktor yang

mendukung Pelayanan Publik antara lain : Faktor kesadaran, faktor aturan, faktor

organisasi, faktor pendapatan, faktor kemampuan, dan fator sarana pelayanan.

1. Faktor Kesadaran
Mengarah pada keadaan jiwa seseorang yang merupakan titik temu dari
beberapa pertimbangan sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan,
ketetapan hati dan keseimbangan jiwa. Dengan adannya kesadaran akan
membawa seseorang kepada kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Faktor Aturan
Merupakan suatu perangkat penting dalam segala tindakan pekerjaan
seseorang. Oleh karena itu, setiap aturan secara langsung atau tidak
langsung akan berpengaruh. Dengan adannya aturan ini seseorang akan
mempunyai pertimbangan dalam menentukan langkahnya. Pertimbangan
pertama manusia sebagai subyek aturan ditujukan oleh hal-hal penting
antara lain : kewenangan; pengetahuan dan pengalaman; kemampuan
bahasa; pemahaman pelaksanaan; Dsiplin dalam melaksanakan
diantaranya disiplin dalam melaksanakan diantaranya disiplin waktu dan
disiplin kerja.
3. Faktor Organisasi
Tidak hanya terdiri dari susunan organisasi tetapi lebih banyak pada
pengaturan mekanisme kerja. Sehingga dalam organisasi peru adannya
sarana pendukung yaitu sistem, prosedur, dan metode untuk memperlancar
mekanisme kerja.
4. Faktor Pendapatan
Yang diterima oleh seseorang merupakan imbalan atas tenaga dan pikiran
yang telah dicurahkan orang lain. Pendapatan dalam bentuk uang, iuran
tau fasilitas dalam jangka waktu tertentu.
5. Faktor Kemampuan
Merupakan titik ukur untuk mengetahui sejauh mana pegawai dapat
melakukan suatu pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai
dengan apa yang diharapkan.
6. Faktor Sarana Pelayanan
Segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungi
sebagai alat pendukung utama dalam mempercepat pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan. Adapun fungsi sarana pelayanan, anatara lain:
a) Mempercepat proses peaksanaan pekerjaan sehingga dapat
menghemat waktu.
b) Meningkatkan produktivitas baik barang atau jasa.
c) Ketetapan susunan yang baik dan terjamin.
d) Menimbulkan rasa nyaman bagi orang yang berkepntingan.

16

Universitas Sumatera Utara


e) Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepntingan
sehingga dapat mengurangi sifat emosional.

Keenam faktor tersebut mempunyai peranan yang berbeda tetapi saling

mempengaruhi dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan

pelayanan secara optimal, baik berupa pelayanan tulisan atau pelayanan dalam

bentuk gerakan/tindakan dengan atau tanpa tulisan.

Wolkins alam Fandy Tjiptono (2000:75) mengemukakan enam faktor dalam

melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan. Keenam faktor

tersebut meliputi: “kepemimpinan, pendidikan, perencanaan, review, komunikasi

serta penghargaan dan pengakuan”.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pelayanan

pblik harus memperhatikan aspek pendukung agar pelayanan dapat berjalan

dengan baik. Faktor yang harus diperhatikan meliputi: Faktor kesadaran baik dari

petugas pelayanan maupun dari masyarakat, faktor aturan yang telah ditentukan

oleh instansi pemberi pelayanan maupun dari masyarakat, faktor organisasi yang

baik, faktor imbalan atau gaji; faktor kemampuan dalam bekerja, aktor sarana dan

prasarana, komunikasi dan pendidikan.

2.2.4 Hipotesis Kerja

Hipotesis adalah jawaban sementara peneliti terhadap penelitian yang

dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan

(suggested, recomended) sebagai satu panduan dalam proses analisis data.

Hipotesis kerja adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai

pedoman untuk melakukan penelitian (Umar, 2010:38). Hipotesis kerja ini juga

merupakan hipotesis dari peneliti, yang dinyatakan secara operasional. Hipotesis

penelitian adalah prediksi yang diturunkan dari teori yang akan diuji (Noor,

17

Universitas Sumatera Utara


2011:89). Oleh karena itu penulis merumuskan hipotesis kerja dalam penelitian

ini, yaitu “Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik Dalam Penataan Pasar

Tradisional di Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara meliputi ukuran

dasar dan tujuan kebijakan (sasaran kebijakan), sumber-sumber kebijakan

(sumber daya), komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

(komunikasi), karakteristik badan-badan pelaksana, kondisi-kondisi sosial,

ekonomi dan politik, disposisi (sikap para pelaksana)”.

18

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yang

bersifat deskriptif, yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam melalui

pengumpulan data. Penelitian ini muncul karena adanya perubahan paradigma

sehingga dapat dipandang sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis

dan penuh makna.

Menurut Bodgan dan Biklen dalam Sugiyono (2005:9), secara umum


penelitian kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan
peneliti adalah instrumen kunci
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau
outcome
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

Yusuf (2014:31) Metode ini bertujuan unyuk menjawab pertanyaan yang

menyangkut sesuatu pada waktu yang sedang berlangsungnya proses penelitian.

Metode penelitian ini dapat digunakan dengan lebih banyak segi dan lebih luas

dari metode yang lain. Adapun memberikan informasi yang muktakhir sehingga

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat

diterapkan pada berbagai macam masalah.

Di dalam penelitian deskriptif tidak terbatas dalam mengumpulkan data saja

tetapi juga menganalisis dan interpretasi dari data itu cenderung mencari dan

menerangkan saling berkesinambungan. Untuk itu dalam penelitian ini, peneliti

mengumpulkan informasi terkait ukuran dasar dan tujuan kebijakan (sasaran

19

Universitas Sumatera Utara


kebijakan), sumber-sumber kebijakan (sumber daya), komunikasi antar organisasi

dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan (komunikasi), karakteristik badan-badan

pelaksana, kondisi-kondisi sosial, ekonomi dan politik, disposisi (sikap para

pelaksana).

3.2 Lokasi Penelitian

Guna untuk mendapatkan data sebagai bahan dalam penulisan Skripsi ini

sekaligus menjawab pemecahan rumusan masalah dan mendapatkan solusi yang

tepat yang sesuai dengan menggunakan teori yang sudah ditentukan oleh peneliti

yaitu teori Van Meter dan Van Horn yang terdiri atas 6 (enam) variabel yaitu

ukuran dasar dan tujuan kebijakan (sasaran kebijakan), sumber-sumber kebijakan

(sumber daya), komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

(komunikasi), karakteristik badan-badan pelaksana, kondisi-kondisi sosial,

ekonomi dan politik, disposisi (sikap para pelaksana). Penelitian ini berlokasi di

Pasar Tradisional Siborongborong dibawah naungan Dinas perindustrian dan

perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tapanuli Utara, karena di lokasi penelitian

terdapat masalah terkait mengenai pelayanan publik.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari

hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian

ini ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian yang akan memberikan berbagai

informasi yang diperlukan selama proses penelitian adalah Kepala disperindag,

Staf disperindag, Upt dinas pasar, staf upt dinas pasar, Kepala dishub, Satpol pp,

Polsek, Koramil, Pedagang, Pembeli.

20

Universitas Sumatera Utara


Lebih jelasnya adapun informan yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :

No Informan Informasi yang dibutuhkan Jumlah


1. Sekretaris Disperindag 1. Standar dan sasaran 1
kebijakan
2. Sumberdaya
3. Komunikasi antar
organisasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen
pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi
dan politik
6. Disposisi implementor

2. Kabid. Perdagangan dan 1. Standar dan sasaran 1


pengelolaan pasar kebijakan
Disperindag 2. Sumberdaya
3. Komunikasi antar
organisasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen
pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi
dan politik
6. Disposisi implementor
3. Kasi. Pengelolaan Pasar 1. Standar dan sasaran 1
Disperindag kebijakan
2. Sumberdaya
3. Komunikasi antar
organisasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen
pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi
dan politik
6. Disposisi implementor
4. Kasi. Bina Usaha 1. Standar dan sasaran 1
perdagangan dan Kemitraan kebijakan
2. Sumberdaya
3. Komunikasi antar
organisasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas

21

Universitas Sumatera Utara


4. Karakteristik agen
pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi
dan politik
6. Disposisi implementor
5. Kasubbag Tata Usaha UPT 1. Standar dan sasaran 1
Pasar Siborongborong kebijakan
2. Sumberdaya
3. Komunikasi antar
organisasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen
pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi
dan politik
6. Disposisi implementor
6. Pedagang 1. Standar dan sasaran 8
kebijakan
2. Sumberdaya
3. Komunikasi antar
organisasi antar
organisasi dan
penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen
pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi
dan politik
6. Disposisi implementor

Jumlah 13

22

Universitas Sumatera Utara


3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis Data

Data merupakan berbagai informasi yang dikumpulkan untuk mendukung

sebuah penelitian. Sebuah data harus diolah kembali untuk dapat

menjawabpertanyaan-pertanyaan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah, sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari peninjauan langsung

di lapangan pada objek penelitian, data tersebut diperoleh dari

wawancara yang dilakukan peneliti kepada pihak-pihak yang

berkompeten yang akan di proses untuk tujuan penelitian.

2. Data Sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan

berbagai sumber lain yang terdiri dari laporan, catatan, dokumen,

dan studi pustaka yang diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya.

3.4.1 Teknik pengumpulan data

Di dalam (sugiyono, 2016 :101) Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling utama dalam penelitian, karena bertujuan untuk mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang diharapkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek

penelitian, dan selanjutnya mengadakan pencatatan terhadap

gejala-gejala yang ditemukan dilapangan.

23

Universitas Sumatera Utara


Menurut Nawawi dan Martini (1992:74) observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur

yang tampak dalam suatu gejala-gejala pada obyek penelitian.

Oleh karena itu, peneliti menyusun pedoman observasi sesuai

dengan konsep atau variabel yang ada dalam teori yang digunakan

dalam membahas permasalahan penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang

terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

Menurut Hasan (1963) dalam sunyanto (2013:36), wawancara

dapat diartikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung anatara

dua orang dalam suatu situasi saling berhadapan. Yaitu yang

melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada

orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan

keyakinannya.

Oleh karena itu, peneliti menyusun pedoman wawancara

sesuai dengan konsep atau variabel yang ada dalam teori yang

digunakan dalam membahas permasalahan penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumen-dokumen yang ada

24

Universitas Sumatera Utara


dilokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang terkait dengan

objek penelitian.

Oleh karena itu, peneliti menyusun pedoman dokumentasi

sesuai dengan konsep atau variabel yang ada dalam teori yang

digunakan dalam membahas permasalahan penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

“Analisis data adalah proses mengatur urusan data, mengorganisasikan

kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar” (patton, 2002:97).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif, yaitu yang menuraikan serta menginterprestasikan data yang

diperoleh di lapangan dari para informan. Teknik analisis data ini didasarkan pada

kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data dan informasi, kemudian

data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang

dapat mengungkapkan permasalahan penelitian dan kemudian dapat menarik

kesimpulan.

Menurut Miles dalam Emzir (2016:129-135) ada tiga macam kegiatan dalam

analisis data kualitatif, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang

terjadi dalam catatan-catatan selama proses penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk

dapat melihat gambaran secara khusus atau bagian-bagian tertentu dari

25

Universitas Sumatera Utara


data penelitian. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif

selama ini adalah naratif.

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan muncul ari data yang tealh teruji kepercayaannya,

kekuatannya, konfirmablitasnya yaitu validitasnya.

4. Triangulasi

Triangulasi merupakan upaya untuk menunjukkan bukti empirik untuk

meningkatkan pemahaman terhadap realitas atau gejala yang diteliti.

Karena itu, sering kali peneliti menemukan kenyataan bahwa data dalam

suatu penelitian kualitatif bersifat sejalan (consistent) ketika diuji dengan

data lain, atau mungkin tidak sejalan (inconsistent) atau bahkan bertolak

belakang (contradictory) (pawito, 2007: 98).

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai

berikut:

 Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

 Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi

 Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

 Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas

 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan

26

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis semua data yang didapat

dari hasil penelitian di lapangan. Adapun teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yaitu menguraikan serta

menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para informan. Tehnik

analisis data ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta,

data dan informasi, kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga

diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan

penelitian dan kemudian dapat menarik kesimpulan.

Dari semua data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi

pustaka, wawancara dengan informan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan,

UPT Pasar Siborongborong, dan pedagang di pasar tradisional siborongborong.

Data yang telah diperoleh oleh penulis telah disusun secara sistematis baik

melalui observasi di lokasi penelitian, dan juga data sekunder berupa berkas

maupun catatan-catatan yang diperoleh penulis dilapangan sebagai bukti

pendukung dari penelitian ini.

Selanjutnya data tersebut akan diberikan analisis tentang Implementasi

kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam melakukan analisis peneliti menggunakan teori

dalam implementasi kebijakan melalui variabel-variabel yang telah dibuat penulis

sebelumnya sehingga analisis data yang dilakukan penulis dapat disajikan dengan

rinci.

27

Universitas Sumatera Utara


Ada enam variabel menurut Van Meter dan Van Horn yang membentuk

ikatan (lingkage) antara kebijakan dan pencapaian (performance). Variabel-

variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut (winarno,2002:110-119) yaitu: ukuran

dasar dan tujuan kebijakan, sumber-sumber kebijakan (sumber daya), komunikasi

antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan (komunikasi), karakteristik

badan-badan pelaksana, kondisi-kondisi ekonomi, sosial, dan politik, disposisi

(sikap para pelaksana) sudah sejauh mana penerapan implementasi kebijakan

pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong Kabupaten

Tapanuli Utara dapat dilihat dari variabel-variabel tersebut. Adapun variabel

implementasi kebijakan yaitu:

4.1 Ukuran dasar dan tujuan kebijakan (Sasaran kebijakan)

Sasaran kebijakan adalah acuan atau pegangan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan yang didasarkan pada kepentingan utama terhadap sistem-sistem

yang menentukan pencapaian kebijakan. Oleh karena itulah, ukuran dasar dan

tujuan kebijakan itu merupakan ketentuan-ketentuan untuk dijadikan sebagai bukti

dan dapat diukur dengan mudah dalam mewujudkan standar dan sasaran, dan

orang yang terlibat dalam suatu kebijakan. Sasaran kebijakan yang jelas akan

memudahkan sebuah kebijakan dan akan menghindari masalah dalam

pengimplementasiannya.

Pada Tahun 2016, pasar Siborong-borong masih di bawah naungan SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah), Dinas kebersihan, pertamanan dan pasar.

Namun setelah berlakunya UU NO 23 Thn 2014 tentang pemerintahan daerah

Perindustrian dan Perdagangan) sesuai dengan Perda No.09 Thn 2016 maka

28

Universitas Sumatera Utara


pengelolaan pasar berada dibawah naungan DISPERINDAG (Dinas Perindustrian

dan Perdagangan) sesuai dengan Perda No.09 Thn 2016.

Ukuran dasar dalam Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam

penataan pasar tradisional siborongborong berguna untuk menguraikan tujuan-

tujuan keputusan secara menyeluruh karena kinerja implementasi kebijakan dapat

diukur keberhasilannya jika ukuran memang sesuai di level pelaksana kebijakan

dan pengawas kebijakan. Ukuran dasar Implementasi kebijakan pelayanan publik

dalam penataan pasar tradisional siborongborong sudah diatur dalam Peraturan

Bupati Tapanuli Utara No. 20 Tentang Pedoman Penataan dan Pemanfaatan

Fasilitas Pasar Tradisional di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan adanya

Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional

siborongborong sasarannya yang pertama untuk meningkatkan perekonomian

pedagang pasar siborongborong, yang kedua supaya pedagang tidak sembarangan

untuk berjualan di badan pasar siborongborong karena jika masyarakat berjualan

di badan pasar maka pasar siborongborong akan mengalami kemacetan. Maka

Disperindag sebagai agen pelaksana dibantu oleh UPT Pasar siborongborong

bekerjasama melakukan penataan pasar dan tidak memberikan izin kepada

pedagang untuk berjualan disepanjang badan pasar dengan tujuan memberikan

pelayanan yang baik dalam penataan pasar. Dalam rangka untuk mewujudkan

pasar tradisional yang baik dan berdaya guna, maka pedagang dan masyarakat

diberi kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan

pemamfaatan fasilitas pasar tradisional disiborongborong.

Berkaitan dengan standar dan ukuran dasar (sasaran kebijakan)

implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional

29

Universitas Sumatera Utara


siborongborong itu sangat perlu karena tanpa adannya penataan pasar tradisional

siborongborong maka bentuk pasar tidak akan beraturan maka diharapkan

pedagang atau pihak ketiga dapat berpartisipasi dalam pembangunan pasar dengan

cara mengikuti standar yang telah disampaikan oleh agen pelaksana kebijakan

seperti yang sudah di jelaskan informan mengenai Peraturan Bupati No. 20 yakni

pasar dibuka sesuai jadwal hari pekan mulai jam 05.00 s.d. pukul 19.00 WIB,

Jenis barang dagangan harus sesuai dengan pemberian izin yang tercantum dalam

surat perjanjian sewa. Los/ lapak atau kios dan balerung yang telah ditempati

tidak diperkenankan untuk menambah dan merubah bentuk. Pemilik yang hendak

mengalihkan penggunaan ataupun pemakaian kios atau balerung harus

mempunyai surat pengalihan dari pemilik pertama ke pemilik ke dua yang ditanda

tangani kedua belah pihak diatas materai 6000 dan harus diketahui UPT Pasar

setempat dan Disperindag Kabupaten Tapanuli Utara. Pedagang musiman atau

harian yang berada diluar pasar/pekan tidak diperkenankan mendirikan bangunan

tempat dagangan yang permanen atau menetap. Tempat jualan yang dibuat pada

pagi hari, harus ditutup/dibongkar pada sore hari setelah aktivitas pasar selesai

serta menempati tempatnya sesuai yang ditetapkan pengelola pasar.

Dalam hal melakukan penataan pasar implementasi kebijakan pelayanan

publik dalam penataan pasar siborongborong sudah seharusnya dilakukan dimana

yang menjadi sasaran kebijakan ini ialah semua pedagang yang berjualan di pasar

siborongborong. Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar

tradisional siborongborong memang sangat bagus diterapkan sesuai sasaran

kebijakan yang ada, supaya Pasar siborongborong layak disebut sebagai pasar.

30

Universitas Sumatera Utara


Disamping itu juga pasar yang tertata dengan baik akan mengacu peningkatan

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Berkaitan dengan sasaran kebijakan Implementasi kebijakan pelayanan

publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong pemenuhan ukuran dasar

dalam penataan pasar tradisional siborongborong belum memenuhi standar

sasaran kebijakan dimana letak pasar siborongborong lokasinya kurang strategis

karena berada di sekeliling pemukiman masyarakat, melihat kondisi banyaknya

masyarakat yang datang berbelanja ke pasar siborongborong menurut peneliti

pasar siborongborong perlu di relokasi karena daya tampung pasar terhadap

masyarakat disana menjadi salah satu kendala dalam penataan pasar

siborongborong, para pedagang juga sembarangan berjualan di tempat yang

sudah dilarang dengan alasan kurang nya tempat yang disediakan buat mereka

untuk berjualan. Pasar siborongborong juga merupakan Jalan Lintas Sumatera

Utara, Dimana saat terjadi proses transaksi jual beli di pasar maka jalan raya pasar

siborongborong akan mengalami macet, dan keadaan pasar pun akan semberawut

dan tidak dapat tertata dengan rapi.

Berkaitan dengan kualitas penataan pasar tradisional siborongborong

masih sangat jauh dari ukuran dan tujuan kebijakan karena faktor yang terjadi di

atas. Atas dasar itu peneliti melihat bahwa Implementasi kebijakan pelayanan

publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong belum sesuai dengan

sasaran kebijakan untuk itu diharapkan kerjasama dari semua pihak baik itu

elemen pemerintah, aparat, maupun pedagang untuk keberhasilan implementasi

kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong.

31

Universitas Sumatera Utara


4.2 Sumber-sumber kebijakan (sumber daya)

Sumber daya adalah hal yang sangat penting utuk keberhasilan suatu proses

implementasi kebijakan. Sumber daya yang dimaksudkan mencakup sumber daya

manusia, fasilitas, dana atau perangsang yang mendorong dan memperlancar

implementasi yang efektif, oleh karena itu pihak dinas harus melihat bagaimana

sumber daya yang sudah tersedia untuk keberhasilan kebijakan tersebut

4.2.1 Sumber Daya Manusia (Staf)

Demikian juga halnya dengan Staf merupakan sumber daya yang paling

penting dalam melaksanakan kebijakan atau program. Kurangnya staf pelaksana

akan menghambat jalannya suatu kebijakan sehingga implementasi kebijakan

yang dilakukan tidak maksimal. Tetapi jika jumlah staf nya juga banyak tidak

memungkinkan bahwa implementasi itu akan berhasil. Namun disisi lain

kekurangan staf akan menimbulkan persoalan menyangkut implementasi

kebijakan yang baik.

Sumber daya yang ada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Tapanuli Utara berjumlah sekitar 96 orang pegawai dengan berbagai latar

belakang kualifikasi pendidikan yang berbeda-beda.

Diperindag melalui UPT Pasar Siborongborong dalam melaksanakan

kebijakan dalam penataan, pengaturan dan penertiban juga melibatkan Satpol PP,

Dishub, Polsek, Dandramil.

Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara sejauh ini Dinas Perindustrian dan

perdagangan dan UPT Pasar sudah mengupayakan bekerja sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi yang ada. Hanya saja kendala dalam ketersediaan staf yang

32

Universitas Sumatera Utara


handal untuk pelaksanaan kebijakan sumber daya Disperindag staf/pegawai nya

berasal dari disiplin ilmu yang kurang mendukung dalam implementasi kebijakan

pelayanan publik.

Kesiapan sumber daya sudah siap melaksanakan Implementasi kebijakan

pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong tetapi karena

adanya faktor yang menghambat terelealisasi nya kebijakan dimana peneliti

melihat bahwa tidak teraturnya lokasi para pedagang dan berjualan di badan pasar

mengakibatkan kemacetan arah lalu lintas terhadap pengemudi kendaraan

bermotor dan mempersulit petugas UPT Pasar dalam mengatur pedagang. Ketika

pedagang susah diatur dan tidak mau menuruti peraturan terpaksa UPT Pasar

melibatkan polsek dan dishub untuk membantu dalam pengaturan jalannya arus

lalu lintas da mengusir pedagang yang berjualan di badan pasar siborongborong

tetapi setelah mereka pergi masyarakat akan mengulangi kesalahan yang sudah

dilarang untuk dilakukan.

4.2.2 Sumber Daya Finansial

Sumber daya finansial merupakan faktor pendorong dalam melaksanakan

Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara. Besarnya alokasi sumber daya finansial terhadap

kebijakan tersebut mempengaruhi terlaksanannya implementasi dengan efektif.

Setiap program juga membutuhkan dukungan pegawai untuk melakukan

pekerjaan-pekerjaan administratif dan teknis, serta memonitor program yang

semuanya ini diperlukan biaya.

Untuk meningkatkan pelayanan yang adil dalam penataan pasar siborongborong

maka dikenakan biaya partisipasi. Pengenaan biaya partisipasi, diatur dengan

33

Universitas Sumatera Utara


Keputusan Bupati No. 20 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas tarif retribusi

pelayanan parkir di tepi jalan umum, retribusi pelayanan pasar, dan retribusi

pengujian kendaraan bermotor pada peraturan daerah Kabupaten Tapanuli Utara

Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Retribusi Daerah, Besarnya tarif retribusi

pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditetapkan adalah parkir sepeda motor

Rp.1000; sekali parkir, taxi, mobil pribadi, mopen umum Rp.2000;sekali parkir,

bus dan sejenisnya Rp. 3000; sekali parkir, truck Rp.5000; sekali parkir. Untuk

tarif retribusi pelayanan pasar (retribusi harian per m²) Ikan mas RP. 6000;/ m²,

ikan mujair Rp. 4000;/ m², buah-buahan Rp. 2000;/ m², kain tenun (ulos batak)

Rp.2000;/ m², dan rata-rata retribusi pelayanan pasar per m² Rp. 2000;/ m².

Retribusi mingguan di dalam pekan/luar pekan tempat terbuka / undung-undung

untuk tempat jualan kain, ukuran 2m x 2m dipungut retribusinya Rp. 4.000;

tempat undung-undung tetap jualan kelontong dan alat-alat pertanian, ukuran 2m

x 2m Rp.2000; retribusi bulanan di dalam pekan / pinggir pekan balairing ukuran

2m x 2m dipungut retribusinya Rp.11.000; kios inpres satu ruang dipungut

retribusinya Rp.9000; kios permanen 2m x 2m Rp. 12.000, kios permanen 3m x

3m Rp. 17.000, kios permanen 3m x 4m Rp. 20.000. Pendapatan yang timbul

sebagai akibat ditetapkannya Peraturan Bupati di setor ke kas Daerah sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penerimaan biaya partisipasi yang dimaksudkan disini ialah Tarif retribusi

pelayanan parkir di tepi jalan umum, Tarif retribusi pelayanan pasar, Retribusi

bulanan di dalam pekan/ pinggir pekan.

34

Universitas Sumatera Utara


Besarnya alokasi sumber daya finansial terhadap kebijakan tersebut juga

mempengaruhi terlaksanannya implementasi dengan efektif. Setiap program juga

membutuhkan dukungan pegawai untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

administratif dan teknis, serta memonitor program yang semuanya ini diperlukan

biaya.

Pembiayaan pembangunan dan pengembangan pasar tertuang dalam

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 37/M-DAG/PER/5/2017

tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan

“Pembiayaan pembangunan/ Revitalisasi serta pengelolaan Sarana Perdagangan

dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Belanja

Negara, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha milik Daerah, koperasi dan/

atau swasta. Pembiayaan dan pendapatan juga di atur dalam Peraturan Bupati No.

20 Tahun 2017 Pasal 10 dimana segala biaya yang timbul sebagai akibat

ditetapkannya Peraturan Bupati dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli Utara dan sumber lain yang sah dan tidak

mengikat.

Pembiayaan pembangunan dan pengembangan pasar bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Namun, pembiayaan pembangunan dan

pengembangan pasar ini dirasa masih belum cukup terutama dalam menopang

biaya pembangunan penataan pasar tradisional siborongborong.

4.2.3 Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Seorang pelaksana atau implementor kebijakan mungkin mempunyai staf

yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas, akan tetapi tanpa fasilitas

seperti bangunan sebagai tempat pedagang parengge-rengge berjualan, dan

35

Universitas Sumatera Utara


perlengkapan maka besar kemungkinan Implementasi Kebijakan Pelayanan

Publik dalam Penataan Pasar Tradisional Siborongborong tidak akan berhasil.

Sarana dan prasarana di pasar siborongborong masih sangat jauh dari

standar yang ada, dari standar berdirinya pasar yang peneliti baca pasar

siborongborong belum layak di jadikan sebagai pasar melihat sarana dan

prasarana yang seharusnya ada. Di pasar siborongborong hanya tersedia

MCK(kamar mandi), gedung, kios, sedangkan untuk studi kelayakan pasar

seharusnya ada hidrant mengatasi jika terjadi kebakaran karena pasar identik

dengan kebakaran, lokasi parkir juga harus disediakan supaya pasar tertata dengan

rapi dan tidak sembrawut, tempat bersalin juga harus disediakan dimana jika

pedagang yang sedang hamil mau melahirkan, ada tempat penitipan bayi dan

tempat sholat. Jadi sarana maupun prasarana di siborongborong masih belom

memadai.

4.3 Komunikasi antar organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

(komunikasi)

Komunikasi adalah faktor yang paling penting dari sebuah organisasi

supaya program-programnya dapat direalisasikan sesuai dengan tujuan dan

sasarannya. Komunikasi sangat penting untuk Implementasi Kebijakan Pelayanan

Penataan Pasar Tradisional di Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

Komunikasi juga merupakan suatu proses yang sulit karena dalam meneruskan

pesan-pesan ke dalam organisasi harus disampaikan dengan baik sesuai standar

dan sasaran kebijakan supaya tidak terjadi intrepertasi yang bertentangan dengan

kegiatan para pelaksana.

36

Universitas Sumatera Utara


Suatu komunikasi yang tersalurkan dengan baik secara langsung akan

menghasilkan suatu implementasi yang baik, hal ini ditandai dengan setiap

implementor harus mengerti apa yang harus mereka kerjakan, kegiatan apa yang

harus dilaksanakan dan bagaimana melaksanakannya.

Komunikasi tidak hanya disampaikan kepada para pelaksana kebijakan saja

tetapi juga kepada kelompok sasaran dan pihak yang terkait. Walaupun maksud

dan tujuan dari Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar

Tradisional Siborongborong sudah dipahami oleh sebagian besar pegawai

disperindag dan UPT Pasar sebagai pelaksana kebijakan tidak menjamin bahwa

Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional

Siborongborong terlaksana dengan baik.

Masyarakat Sebagai kelompok sasaran dari Implementasi Kebijakan

Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional Siborongborong juga harus

mengetahui maksud dan tujuan dari Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik

dalam Penataan Pasar Tradisional Siborongborong tersebut. Dalam rangka

meningkatkan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong

dalam pelaksanaan Peraturan Bupati No. 20 Tahun 2017 dibentuk Tim Sosialisasi/

Tim Penataan Pasar yang bertugas membantu Bupati dalam melakukan

sosialisasi, verifikasi pedagang, penataan dan tugas lain dalam rangka tercapainya

pelaksanaan penataan pasar secara tertib dan lancar. Tim sosialisasi dalam

penataan pasar ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati dari unsur perangkat

daerah dan pihak-pihak lain yang terkait berdasarkan usul kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan. DISPERINDAG dan UPT Pasar sebagai aktor

pelaksana kebijakan juga sudah menyampaikan tujuan dan maksud Implementasi

37

Universitas Sumatera Utara


Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional Siborongborong

kepada masyarakat, baik itu melalui sosialisasi secara langsung dengan cara

mengarahkan masyarakat untuk tidak berjualan di badan pasar dan menempati

tempat yang sudah disediakan, melalui surat edaran, dan media yang relevan.

Dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan komunikasi

Dinas perindustrian dan perdagangan belum terealisasi dengan baik karena

masyarakat dan agen pelaksana tidak bisa menyatukan persepsi supaya

implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar siborongborong

berjalan sesuai sasaran kebijakan.

4.4 Karakteristik badan-badan pelaksana

Kompetensi dan ukuran staf suatu badan adalah badan pelaksana

menjangkau dan mepertahankan bagaimana supaya ukuran dan sasaran berjalan

sesuai yang diinginkan.

Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja kebijakan publik.

Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang dilaksanakan

bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan

permasalahan yang mereka rasakan.

Tingkat pengawasan hierarkis merupakan usaha yang dilakukan oleh badan

pelaksana supaya sasaran kebijakan sesuai dengan tujuan. Sehingga Implementasi

Kebijakan Pelayanan Penataan Pasar Tradisional di Pasar Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara perlu diawasi dengan baik.

38

Universitas Sumatera Utara


Dinas perindustrian dan perdagangan tentu memiliki peran masing-masing

di dalam Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar

tradisional sibrongborong.

Pelaksanaan Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan

pasar tradisional siborongborong dalam peraturan Bupati No. 20 Tahun 2017

pelaksanaan Peraturan Bupati dikoordinasikan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapnuli Utara dan

Kepala UPT Pasar berhak mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan dapat

menghentikan pelaksanaan pekerjaan, apabila tidak sesuai dengan gambar dan

rencana.

Dinas perindustrian dan perdagangan sendiri mengatakan sudah bekerja

sesuai Tufoksi yang ada dan sejauh ini tidak ada dilakukan pengawasan untuk

badan-badan pelaksana karena masing-masing bidang mengerjakan tufoksinya

dengan baik.

Peneliti melihat badan-badan pelaksana masih sangat kurang dalam

Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar siborongborong,

dimana pasa saat transaksi jual beli di pasar siborongborong dari Disperindag dan

staf/pegawai kurang ikut serta mengambil bagian dalam penataan pasar

siborongborong, peneliti melihat hanya dari UPT Pasar dan staf UPT pasarlah

yang turun kelapangan dalam penertiban, penataan pada saat pasar beroperasi .

Tetapi bukan hanya UPT pasar saja yang turun mereka juga melibatkan Polsek,

Dishub, Koramil tentunya hal tersebut bukanlah hal yang baik. Kerjasama yang

sudah disepakati melalui SK Bupati terkait tugas pokok dan fungsi sudah

selayaknya harus dipertanggungjawabkan. Peneliti melihat kurangnya pastisipasi

39

Universitas Sumatera Utara


dari badan pelaksana. Ketegasan dan reward dari pemimpin daerah diharapkan

dapat memberikan efek yang positif demi kelancaran Implementasi kebijakan

pelayanan publik dalam penataan pasar siborongborong yang lebih baik.

4. 5 Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik

Kondisi ekonomi, sosial, dan politik perlu juga diperhatikan untuk

memenuhi bagaimana kinerja implementasi kebijakan publik yang ditawarkan

oleh Metter dan Horn adalah, sejauh mana lingkungan dari luar turut

mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan

sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi masalah dalam

kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena itu, upaya untuk

mengimplementasikan kebijakan harus memperhatikan ketertiban kondisi

lingkungan eksternal.

Dari wawancara peneliti dengan informan Implementasi kebijakan

pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong sejauh ini

menguntungkan perekonomian pedagang parengge-rengge dan juga

masyarakat yang berjualan warung nasi di depan rumahnya. Hanya saja karena

faktor keterbatasan lahan pasar siborongborong menyebabkan masalah sosial di

antara 1200 pedagang karena tidak mendapatkan tempat untuk berjualan.

Peneliti melihat kondisi ekonomi pedagang masih belum bisa dikatakan

baik, karena mungkin faktor pedagang yang berjualan berdekatan (sampingan)

menjual komoditi yang sama (pedagang tidak berjualan sistem zoning) pedagang

menggabungkan jualan basah dengan kering jadi ketika ada masyarakat yang

40

Universitas Sumatera Utara


hendak belanja tentu mereka mencari barang yang berdekatan dengan barang yang

dibutuhkan untuk menghemat waktu berbelanja. Jadi ada masyarakat yang barang

dagangannya cepat habis karena dia pintar mencari tempat strategis tetapi ada juga

masyarakat yang dagangan nya hanya terjual sedikit karena mungkin masyarakat

sudah belanja pada saat belanja barang yang berdekatan.

Menurut peneliti perlu dilakukan penataan pasar sistem zoning(menjual

barang yang sama misalnya khusus penjual ikan satu tempat, jualan pakaian satu

tempat, begitu juga penjual sayur dengan begitu pasar tertata dengan rapi, pasar

tidak becek karena menggabugkan jualan kering dan jualan basah disamping itu

juga mungkin perekonomian masyarakat meningkat karena penyesuaian standar

harga jualan sama tidak menutup kemungkinan juga dagangannya cepat habis.

Berkaitan dengan masalah sosial agen pelaksana perlu mengingatkan

masyarakat maupun pedagang untuk tidak memakai barang berharga seperti

emas dan membawa uang lebih pada saat berbelanja, karena peneliti pernah

melihat di pasar siborongborong pedagang di hipnotis sehingga dia kehilangan

emas dan uang dalam jumlah yang lumayan banyak. Peneliti melihat ini salah

satu faktor kegagalan kinerja Implementasi kebijakan. Karena itu, agen

pelaksana perlu memperhatikan ke kondusifan kondisi lingkungan eksternal

maupun internal.

41

Universitas Sumatera Utara


4.6 Disposisi (Sikap para pelaksana)

Dalam hal ini kecendurungan sikap maupun pemahaman yang dimiliki

oleh implementor yang mempengaruhi pencapaian tujuan dari implementasi

kebijakan melalu 3 hal yaitu : kognisi (kompehensi, pemahaman) tantang

kebijkan, macam tanggapan terhadapnya (penerimaan, netralitas,

penolakan)dan identitas tanggapan itu. Pemahaman pelaksana perlu karena

implementasi kebijakan yang berhasil harus diikuti oleh kesadaran terhadap

kebijakan tersebut secara menyeluruh.

Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang di laksanakan

bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan dan

permasalahan yang mereka rasakan.

DISPERINDAG sendiri mempunyai peran yang sentral dalam mendukung

setiap kebijakan dan program pemerintah terlebih Implementasi kebijakan

pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong.

DISPERINDAG maupun dari UPT Pasar itu sendiri sangat mendukung

Implementasi kebijakan penataan pasar tradisional siborongborong. Tetapi

kesadaran pedagang parengge-rengge masih sangat kurang sehingga meskipun

sudah dilakukakan penataan, pedagang tidak mau diarahkan maupun mematuhi

peraturan

Berdasarkan dari penjelasan informan dapat disimpulkan bahwa meskipun

dari Dinas sendiri menerima adanya Implementasi kebijakan pelayanan publik

dalam penataan pasar tradisional siborongborong dan masyarakat juga menerima,

tetapi kebijakan ini tidak dapat terlaksana dengan baik karena masyarakat

menerima kebijakan itu tetapi tidak melaksanakan peraturan yang telah dibuat.

42

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian analisis yang telah penulis

kemukakan di bab sebelumnya. Maka pada bab ini penulis akan menarik

kesimpulan berdasarkan penelitian di lapangan yang telah dilakukan dan

memberikan saran terkait dengan Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik

dalam Penataan Pasar Tradisional Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

5.1 Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian ini, antara lain:

Untuk melihat Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan

Pasar Tradisional Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat melalui

variabel-variabel berikut:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan, Implementasi kebijakan pelayanan publik

dalam penataan pasar tradisional siborongborong pemenuhan ukuran dasar

dalam penataan pasar tradisional siborongborong belum memenuhi standar

sasaran kebijakan.

2. Sumber Daya, Implementasi Kebijakan Pelayanan Publik dalam Penataan

Pasar Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara sejauh ini Dinas

Perindustrian dan perdagangan dan UPT Pasar sudah mengupayakan bekerja

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ada. Hanya saja kendala dalam

ketersediaan staf yang handal untuk pelaksanaan kebijakan sumber daya

Disperindag staf/pegawai nya berasal dari disiplin ilmu yang kurang

mendukung dalam implementasi kebijakan pelayanan publik.

43

Universitas Sumatera Utara


3.Komunikasi antar Organisasi dan Kegiatan-kegiatan Pelaksanaan

(Komunikasi) komunikasi Dinas perindustrian dan perdagangan belum

terealisasi dengan baik karena masyarakat dan agen pelaksana tidak bisa

menyatukan persepsi supaya implementasi kebijakan pelayanan publik dalam

penataan pasar siborongborong berjalan sesuai sasaran kebijakan.

4. Karakteristik Badan Pelaksana, badan-badan pelaksana masih sangat kurang

dalam Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar

siborongborong, dimana pasa saat transaksi jual beli di pasar siborongborong

dari Disperindag dan staf/pegawai kurang ikut serta mengambil bagian dalam

penataan pasar siborongborong, peneliti melihat hanya dari UPT Pasar dan

staf UPT pasarlah yang turun kelapangan dalam penertiban, penataan pada

saat pasar beroperasi .

5. Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial, dan Politik, kondisi ekonomi pedagang

masih belum bisa dikatakan baik, karena mungkin faktor pedagang yang

berjualan berdekatan (sampingan) menjual komoditi yang sama (pedagang

tidak berjualan sistem zoning) pedagang menggabungkan jualan basah dengan

kering jadi ketika ada masyarakat yang hendak belanja tentu mereka mencari

barang yang berdekatan dengan barang yang dibutuhkan untuk menghemat

waktu berbelanja.

6. Disposisi (Sikap Para Pelaksana), meskipun dari Dinas sendiri menerima

adanya Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar

tradisional siborongborong dan masyarakat juga menerima, tetapi kebijakan

44

Universitas Sumatera Utara


ini tidak dapat terlaksana dengan baik karena masyarakat menerima kebijakan

itu tetapi tidak melaksanakan peraturan yang telah dibuat.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti terkait dengan implementasi

kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong

adalah :

1. Ukuran dasar dan tujuan kebijakan (Sasaran Kebijakan), Implementasi

kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional

siborongborong belum sesuai dengan sasaran kebijakan untuk itu

diharapkan kerjasama dari semua pihak baik itu elemen pemerintah, aparat,

maupun pedagang untuk keberhasilan implementasi kebijakan pelayanan

publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong.

2. Sumber Daya, berkaitan dengan sumber daya dalam Implementasi

kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional

siborongborong perlu ditingkatkan lagi baik sumber daya manusia, finansial

maupun sarana dan prasarana.

3. Komunikasi) perlu melakukan penyuluhan dan menyatukan persepsi

antara agen pelaksana dan pedagang supaya Implementasi kebijakan

pelayanan publik dalam penataan pasar tradisional siborongborong berjalan

sesuai sasaran kebijakan.

4. Karakteristik badan pelaksana, Diharapkan ketegasan dan reward dari

pemimpin daerah diharapkan dapat memberikan efek yang positif demi

kelancaran Implementasi kebijakan pelayanan publik dalam penataan pasar

siborongborong yang lebih baik.

45

Universitas Sumatera Utara


5. Kondisi-kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik, Berkaitan dengan masalah

sosial agen pelaksana perlu mengingatkan masyarakat maupun pedagang

untuk tidak memakai barang berharga seperti emas dan membawa uang

lebih pada saat berbelanja.

6. Disposisi (Sikap Para Pelaksana), Agen pelaksana harus lebih

menunjukkan dukungannya atas implementasi kebijakan pelayanan publik

dalam penataan pasar tradisional siborongborong untuk keberhasilannya

46

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ainur Rohman, Ahmad & dkk, 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Malang :
Averroes Press Edward. Yogyakarta : Lukman OFFSET DAN Yayasan
Pembaruan Administrasi Publik Indonesia
Emzir, 2016. Analisis Data. Jakarta : PT. Raja Gravindo Persada Kerlinger, 2006.
Asas-asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Hanif Harul, Gustomy Rachmad & dkk, 2004. Menembus Ortodoksi Kajian
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Fisipol UGM
Moenir, H.A.S, 2002. Manjemen pelayanan umum di indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara
Pawito, 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis Yogyakarta
SD H Soekarno, 2000. Pengertian Pokok untuk Memahami dan Analisa
Kebijaksanaan Pemerintah. Surabaya: Airlangga University Press
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : PT. Alfabeta

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kualitatif, kuantitatif Dan R&B. Bandung:


PT. Alfabeta

Suyanto, Bagong, 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif


Pendekatan. Jakarta: Prenada Group
Sinambela, Litjan Poltak, dkk. 2008. Reformasi Pelayanan Publik Teori
kebijakan, dan implementasi. Jakarta: Bumi Aksara
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Implementasi Kebijakan Publik : Transformasi
Pikiran George Edward. Yogyakarta : Lukman OFFSET
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003. Kebijakan Publik Yang Membumi. Yogyakarta:
Lukman Offset
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media
Pressindo
Yusuf, Muri . 2014. Metode Penelitian. Jakarta : Prenada Media Group

Sumber Undang-Undang

Undang Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 Tentang Perekonomian nasional


kesejahteraan sosial
Regulasi Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan
pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern
Permendagri No. 20 Tahun 2012 Tentang pengelolaan dan pemberdayan pasar
tradisional
Kepmempan 81 Tahun 1993 Tentang Pedoman tatalaksana pelayanan umum

47

Universitas Sumatera Utara


Jurnal dan Skripsi:

Efendi, Zulham. Implementasi Tentang Pengaturan Dan Pembinaan Pedagang


Kaki Lima Di Pasar Tradisional Kota Samarinda. eJournal Administrasi
Negara, Volume 5, Nomor 3 , 2017:6621-6635 ISSN 0000-0000,
ejournal.an.fisip-unmul.ac.id © Copyright2017

Halik, abdul . 2014. Peran Pemerintah Kota Serang Dalam Kebijakan


Pengembangan Pasar Tradisional. jurnal bina praja | volume 6 nomor 2
edisi juni 2014:

Handam, Muchlas M. Tahir. 2016. Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan


Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Minasamaupa Kabupaten Gowa.
Copyright © 2016, Otoritas : Jurnal Ilmu Pemerintahan, p-ISSN: 2088-
3706, e-ISSN: 2502-9320

Ita Mutiara Dewi. Implementasi Kebijakan Perencanaan Penataan Toko Modern


Berjaringan Nasional Di Kabupaten Sleman Dalam Studi Ekonomi Politik.

Setyorini. 2013. Melindungi Pasar Tradisional Kabupaten Klaten, Tatik Jurnal


PMI Vol. X. No. 2, hal 1, (www.e-jurnal.usu.ac.id)

Sumber Internet :

http://semrawut/)edisimedan.com/pajak-siborongborong-dibiarkan-kumuh-dan
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=112335

48

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai