Anda di halaman 1dari 152

STRATEGI PT PELABUHAN INDONESIA (PELINDO) I PERSERO

DALAM IMPLEMENTASI PELAYANAN JASA BONGKAR MUAT


BARANG DI PELABUHAN BELAWAN

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata 1
(S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Publik

OLEH :
Rizliyani Rahmah Asihra
140903045

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh:

Nama : Rizliyani Rahmah Asihra


NIM : 140903045
Program Studi : Ilmu Administrasi Publik
Judul : Strategi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam
Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di
Pelabuhan Belawan

Medan, 26 Juli 2018

Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi Ilmu


Administrasi Publik

Dr. Tunggul Sihombing, M.A Dr. Tunggul Sihombing, M.A


NIP. 196203011986031027 NIP. 196203011986031027

Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si


NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi
Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara Oleh:

Nama : Rizliyani Rahmah Asihra


NIM : 140903045
Program Studi : Ilmu Administrasi Publik
Judul : Strategi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam
Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di
Pelabuhan Belawan

Yang dilaksanakan pada:

Hari : Kamis
Tanggal : 26 Juli 2018
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Ruang Sidang FISIP-USU

Panitia Penguji

Ketua : Drs. Robinson Sembiring, M.Si (..........................................)


NIP. 196106191987011002

Anggota I : Rudi Kristian, S.Sos, M.Si (..........................................)


NIP. 198605172018051001

Anggota II : Dr. Tunggul Sihombing, MA (..........................................)


NIP. 196203011986031027

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Pelayanan jasa bongkar muat adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam
bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan yang meliputi
kegiatan stevedoring, cargodoring dan receiving/delivery. PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
menyelenggarakan kegiatan bongkar muat di Wilayah Barat Indonesia salah
satunya Pelabuhan Belawan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif


dengan menggunakan teori teori implementasi strategi yang disampaikan oleh J.
David Hunger dimana proses manajemen strategi manajemen terdiri dari 4 tahap
yaitu pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi. Yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah implementasi strategi
dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannnya melalui
pengembangan program, anggaran dan prosedur. Penelitian ini juga menggunakan
analisis strategi SO, ST, WO dan WT oleh Albert Humprey.D. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara secara mendalam, observasi lapangan dan
dokumentasi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi PT Pelabuhan Indonesia I


(Persero) dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat di Pelabuhan
Belawan sudah cukup baik meskipun masih ada beberapa kekurangan seperti para
pegawai usaha bongkar muat barang tidak mengetahui SOP terkait kegiatan
bongkar muat barang. Dimana hal ini disebabkan para atasan atau manajer hanya
memberika perintah dan arahan terhadap bawahannya dalam pelaksanaan kegiatan
bongkar muat barang.

Kata Kunci : Strategi, Implementasi, Bongkar Muat Barang

iii

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

Loading and unloading services is a business activity engaged in the


loading and unloading of goods from and to the ship at the port which includes
activities stevedoring, cargodoring and receiving / delivery. PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) is one of the State Owned Enterprises which organizes
loading and unloading activities in the West Region of Indonesia one of Belawan
Port.
The method used in this research is qualitative descriptive using the theory
of strategy implementation theory delivered by J. David Hunger where
management strategy management process consists of 4 stages: environmental
observation, strategy formulation, strategy implementation and evaluation. The
focus of this research is the implementation of strategies where management
embodies its strategies and policies through program development, budgets and
procedures. This research also uses the analysis of SO, ST, WO and WT strategies
by Albert Humprey.D. Data collection techniques include in-depth interviews,
field observation and documentation. Determination of informants in this study
using purposive sampling technique.

The results showed that the Strategy of PT Pelabuhan Indonesia I


(Persero) in Implementation of Service of loading and unloading in Belawan port
is good enough although there are still some shortcomings such as business
officers unloading goods do not know SOP related to loading and unloading
activities. Where this is because the boss or manager only gives orders and
directives against his subordinates in the implementation of goods loading and
unloading activities.

Keywords: Strategy, Implementation, Loading and Unloading of Goods

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya selaku penulis, sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi yang saya teliti ini berjudul “Strategi PT Pelabuhan

Indonesia (Pelindo) I Persero dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di

Pelabuhan Belawan.” Tujuan dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat

untuk meraih gelar S1 Ilmu Administrasi Publik.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tentu saja mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara, sekaligus dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dan

ilmu yang sangat berharga selama berlangsungnya proses bimbingan skripsi

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik yang telah

memberikan bekal pengetahuan selama proses perkuliahan berlangsung

5. Kepada orang tua saya, Rato Jamhar dan Susilaningsih. Teruntuk mama yang

selalu jadi big supporter, yang selalu menyemangati, kesabaran dan kasih sayang

mama tidak akan pernah bisa terbalaskan. Dan juga papa yang do’a dan usahanya

tidak pernah putus untuk saya. Love much more for u both.

Universitas Sumatera Utara


6. Untuk teman-teman Program Studi Ilmu Administrasi Publik stambuk 2014,

khususnya kelas A. Thanks for being good friends since we met. Dan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu saya selama proses penelitian dan

penulisan skripsi ini yang mungkin belum tersebutkan

Skripsi ini juga diharapkan mampu memberi manfaat sekaligus menjadi referensi

untuk pembaca sekalian. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini tentunya masih terdapat

beberapa kekurangan. Untuk itu, penulis memohon dengan sangat kritik dan saran yang

membangun agar skripsi ini bisa lebih baik kedepannya.

Medan, 26 Juli 2018

Penulis

Rizliyani Rahmah Asihra

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii

ABSTRAK ..........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 12

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Strategi ........................................................................................ 14

2.1.1 Pengertian Manajemen ............................................................................ 14

2.1.2 Pengertian Strategi .................................................................................. 15

2.1.3 Pengertian Manajemen Strategi .............................................................. 15

2.1.4 Manfaat Manajemen Strategi .................................................................. 17

2.1.5 Proses Manajemen Strategi ..................................................................... 17

2.2 Implementasi Strategi..................................................................................... 23

2.3 Strategi dalam Implementasi Pelayanan Publik .............................................. 28

2.4 Hipotesis Kerja ................................................................................................ 33

ix
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian ............................................................................................ 35

3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 36

3.3 Informan Penelitian ......................................................................................... 36

3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 41

3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 42

3.6 Teknik Keabsahan Data .................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan ..................... 46

4.1.1 Visi, Misi dan Tat Nilai Perusahaan PT Pelabuhan Indoensia I

Cabang Belawan...................................................................................... 53

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi PT Pelabuhan Indonesia I

Cabang Belawan ..................................................................................... 55

4.1.3 Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia I

Cabang Belawan ..................................................................................... 57

4.1.4 Komposisi Pegawai Divisi Usaha Bongkar Muat


PT Pelindo I Cabang Belawan berdasarkan Jenjang Pendidikan
dan Jenis Kelamin ................................................................................... 68
4.2 Strategi PT Pelindo I dalam Implementasi Pelayanan
Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan ....................................... 69
4.3 Analisis Strategi SO, ST, WO dan WT .......................................................... 70
4.3.1 Analisis Strategi SO dalam Implementasi Pelayanan
Jasa Bongkar Muat Barang ................................................................... 70
4.3.2 Analisis Strategi ST dalam Implementasi Pelayanan
Jasa Bongkar Muat Barang ................................................................... 79
4.3.3 Analisis Strategi WO dalam Implementasi Pelayanan
Jasa Bongkar Muat Barang ................................................................... 83

ix
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Analisis Strategi WT dalam Implementasi Pelayanan
Jasa Bongkar Muat Barang ................................................................... 87
4.4 Keterkaitan Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam
Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang
di Pelabuhan Belawan dengan Pengembangan Program ............................ 92
4.5 Keterkaitan Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam
Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang
di Pelabuhan Belawan dengan Pengembangan Anggaran ..........................100
4.6 Keterkaitan Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam
Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang
di Pelabuhan Belawan dengan Pengembangan Prosedur ...........................102

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................107

5.2 Saran ..............................................................................................................109

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................111

LAMPIRAN.......................................................................................................114

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1 Ilustrasi Kegiatan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan ................ 5


Gambar 1.1.2 Aktifitas Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan ............................ 6
Gambar 1.1.3 Grafik Arus Bongkar Muat PT Pelindo I (Persero)
Cabang Belawan ........................................................................... 7
Gambar 1.1.4 Grafik Arus Petikemas PT Pelindo I (Persero)
Cabang Belawan ........................................................................... 7
Gambar 2.3.1 Model Manajemen Strategi Komprehensif ................................... 31
Gambar 4.1.1 Gudang Penumpukan Curah Kering
Terminal Ujung Baru .................................................................... 48
Gambar 4.1.2 Pipa Terpadu Terminal Ujung Baru
Pelabuhan Belawan ...................................................................... 49
Gambar 4.1.3.1 Struktur organisasi PT Pelindo I (Persero)
Cabang Belawan ......................................................................... 67
Gambar 4.3.1.1 Gambar Pipa Terpadu ................................................................. 75

Gambar 4.3.1.2 Gudang lapangan penumpukan .................................................. 76

Gambar 4.3.1.3 Daftar alat bongkar muat ............................................................ 76

Gambar 4.3.1.4 Kegiatan bongkar muat .............................................................. 77

Gambar 4.3.2.1 Dana pengelolaan lingkungan .................................................... 82

Gambar 4.3.4.1 Penyedia layanan customer care 24 jam .................................... 91

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 3.3.1 Matriks Informan .............................................................................. 37


Tabel 4.1.4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan.................... 68
Tabel 4.3.1.1 Daftar Peralatan Bongkar Muat (Mekanik)
PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan ........................................ 72

xii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Pedoman Wawancara ................................................................114


LAMPIRAN 2 Pedoman Observasi ....................................................................117
LAMPIRAN 3 Pedoman Dokumentasi ..............................................................118
LAMPIRAN 4 Transkrip Wawancara, Observasi Dan Dokumentasi ...............119

xiv

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya

adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di

persinggahan rute perdagangan dunia. Sebagai negara kepualuan yang sebagian

besar daerahnya adalah lautan, tak salah jika Indonesia disebut sebagai negara

maritim.Wilayah pesisir dan lautan Indonesia juga daerah pantai banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai modal memenuhi kebutuhan sehari – hari

serta penunjang pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia.

Sebagai negara yang sebagian besar daerahnya adalah perairan maka

transportasi air tidak bisa terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia dan

termasuk sebagai sistem transportasi sungai, danau dan laut. Salah satu penunjang

dari sistem transportasi tersebut adalah adanya sektor sektor kepelabuhanan yang

merupakan bagian strategis dari sistem transportasi nasional maupun internasional

dan merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas pelayaran.

Menurut Undang – Undang No. 21 Tahun 1992, pelabuhan adalah tempat

yang terdiri dari daratan dan pantai di sekitarnya dengan batas – batas tertentu

sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik-turun penumpang, dan atau

bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan, serta sebagai tempat pemindahan intra dan antar

moda transportasi. Komponen yang berperan dalam penyelenggaraan pelabuhan

antara lain unit pelaksana teknis/satuan kerja dan Badan Usaha Pelabuhan. Unit

pelaksana teknis/satuan kerja dan pelabuhan adalah unit organisasi pemerintah,

Universitas Sumatera Utara


pemerintah propinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan Badan Usaha

Pelabuhan (BUP) adalah badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah

yang khusus didirikan untuk mengusahakan jasa kepelabuhanan di pelabuhan

umum.

Sektor pelabuhan merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dalam

melayani kebutuhan masyarakat dalam memberikan pelayanan berupa pelayanan

dalam bidang jasa transportasi. Pelabuhan juga merupakan salah satu rantai

perdagangan yang sangat penting dari seluruh proses perdagangan, baik itu

pedagangan antar pulau maupun internasional. Hal tersebut merupakan potensi

yang besar bagi negara Indonesia khususnya dibidang maritim.

Sejalan dengan hal tersebut pada masa pemerintahan Presiden Joko

Widodo barulah terdapat wacana Revolusi Maritim Indonesia. Revolusi Maritim

di pemerintahan Presiden Jokowi dimulai dengan visi besar membangun “Tol

Laut” yang menghubungkan pelabuhan Indonesia bagian barat dengan bagian

timur, dari Belawan hingga ke Sorong (Dermaga, Januari 2016 :23). Maka saat ini

fokus pemerintah adalah membangun infrastruktur pelabuhan dan juga potensi

maritim lainnya dengan salah satu tujuannya adalah guna meningkatkan integrasi

aliran barang (logistik) nasional. Dengan tercapainya integrasi logistik nasional

diharapkan bahwa seluruh aktivitas logistik di Indonesia mulai dari tingkat

pedesaan, perkotaan sampai dengan antara wilayah dan antar pulau beroperasi

secara efektif dan efisien serta menjadi satu kesatuan yang terintegrasi secara

nasional dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang akan

membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia. Untuk

Universitas Sumatera Utara


mendukung itu semua, kehadiran pelabuhan menjadi unsur penting sebagai

penyedia sarana dan prasarana kegiatan bongkar muat barang.

Pelabuhan memiliki peran penting dalam rangka penghubung kegiatan

distribusi logistik nasional karena perannya sebagai tempat kegiatan bongkar dan

muat barang berupa terminal. Pelabuhan merupakan sarana utama dalam

pelaksanaan kegiatan bongkar dan maut logistik yang akan didistribusikan ke

berbagai daerah di Indonesia dan sebagai tempat keluar masuknya barang dari

atau keluar pulau baik dalam skala nasional maupun internasional.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan usaha bongkar muat barang merupakan

kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari dan ke

kapal di pelabuhan meliputi kegiatan stevedoring, cargoing dan

receiving/delivery. Untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang dari dan

ke kapal harus dilakukan di pelabuhan utamnya di terminal dengan fasilitas

pendukungnya.

Di Indonesia pegelolaan pelabuhan sebagian besar di serahkan ke PT

Pelabuhan Indonesia ( PELINDO ) Persero yang merupakan badan usaha milik

negara yang memiliki beberapa wilayah kerja salah satunya PT Pelabuhan

Indonesia I (Persero).PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang selanjutnya

disingkat menjadi PT Pelindo I merupakan Badan Usaha Milik Negara dibawah

naungan kementerian BUMN sedangkan pembinaan Teknis Operasional berada

ditangan Departemen Perhubungan Republik Indonesia dan dilaksanakan oleh

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. PT Pelindo I memiliki wilayah kerja usaha

di bagian Barat Indonesia yakni di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),

Sumatera Utata (Sumut), Riau dan Kepulauan Riau (Kepri).

Universitas Sumatera Utara


Kehadiran PT Pelindo I Persero di Kawasan Barat Indonesia memiliki

fungsi sesuai dengan visinya yakni sebagai penyedia jasa kepelabuhan yang

terintegrasi, berkualitas dan bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi

di wilayahnya dan menjadi nomor satu bisnis kepelabuhanan di Indonesia dengan

pengelolaan peti kemas dengan throughput terbesar di Indonesia, yang ditargetkan

akan terwujud pada tahun 2023.

Belawan sebagai salah satu wilayah kerja PT Pelindo I di Sumatera Utara

memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan arus barang baik itu impor

maupun ekspor di wilayah pantai timur Indonesia yang berada di arus lalu litas

selat malaka yang sangat efektif dalam perdagangan internasional. Belawan juga

merupakan pelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan utama sekunder

yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan

internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang luas serta

merupakan simpul dalam jaringan transportasi laut nasional.

Setidaknya ada 4 (empat) fungsi Pelabuhan Belawan layaknya fungsi

sebuah pelabuhan pada umunya, yaitu (Suyono, 2003 hal 12) :

1. Sebagai tempat pertemuan (interface)

2. Gapura (gateway)

3. Entitas Industri

4. Mata Rantai Transportasi

Jika dilihat fungsinya sebagai entitas industri, Pelabuhan Belawan

merupakan sarana untuk mempermudah industri mengirimkan produknya dan

mendatangkan bahan baku. Dengan demikian, Pelabuhan Belawan berkembang

menjadi suatu jenis industri sendiri yang menjadi ajang bisnis berbagai jenis

Universitas Sumatera Utara


usaha, mulai dari transportasi, perbankan, perusahaan leasing peralatan dan

sebagainya.

Gambar 1.1.1 Ilustrasi kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan

Sumber : Situs Resmi PT. Mitra Karunia Samudera


www.mikasa.co.id
Gambar di atas merupakan ilustrasi dari kegiatan bongkar muat barang di

pelabuhan yang meliputi kegiatan stevendoring, cargoing dan receiving delivery.

Untuk memudahkan penjelasan agar menjadi satu rangkaian kegiatan bongkar

muat maka, penulis menggunakan sistem transshipment atau alih kapal. Alih

kapal atau Transshipment adalah kegiatan membongkar barang dari kapal

pengangkutan pertama, disusun dan ditumpuk di lapangan penumpukan dan

memuat kemabali ke kapal pengngkutan kedua.

Pelabuhan Belawan juga merupakan pelabuhan yang dijadikan tempat oleh

kapal dagang dalam pelayaran yang singgah untuk memuat atau membongkar

muatannya. Jasa bongkar muat di pelabuhan ini dilaksanakan oleh perusahaan

Bongkar Muat (PBM) salah satunya adalah PT Pelindo I Persero. Sebagai Badan

Usaha Milik Negara PT Pelindo I Persero memiliki beberapa bidang usaha yang

Universitas Sumatera Utara


salah satunya adalah sebagai penyedia dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk

pelaksanaan kegiatan bongkar dan muat Barang.

Gambar 1.1.2 Aktifitas Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan

Sumber : Situs Resmi PT. Pelindo I ( Persero )


www.pelindo1.co.id

Terminal petikemas merupakan fasilitas pendukung pelabuhan yang

bergerak dalam hal bongkar muat barang. Pengangkutan dengan menggunakan

petikemas memungkinkan barang-barang digabung menjadi satu dalam petikemas

sehingga aktivitas bongkar muat dapat dimekanismekan. Hal ini dapat

meningkatkan jumlah muatan yang bisa diganti sehingga waktu bongkar muat

menjadi lebih cepat. Sedangkan petikemas (container) adalah salah satu kemasan

yang dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai berulang kali,

dipergunakan untuk menyimpan dan sekaligus mengangkut muatan yang ada di

Universitas Sumatera Utara


dalamnya. Keduanya memiliki peran besar sebagai sarana dalam membantu

kegiatan distribusi logistik nasional maupun internasional yang terus berkembang.

Berikut adalah grafik arus bongkar muat dari PT. Pelabuhan Indonesia I

Persero Cabang Belawan.

Gambar 1.1.3 grafik arus bongkar muat PT Pelindo I (Persero) Cabang

Belawan

BONGKAR MUAT BARANG (TON)


20000000

15000000

10000000

5000000

0
2009 2010 2011 2012 2013

Gambar 1.1.4 Grafik arus petikemas PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan

BONGKAR MUAT PETI KEMAS (TEUS)


1600000
1400000
1200000
1000000
800000
600000
400000
200000
0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : PT Pelindo I Cabang Belawan

Terlihat dari grafik tersebut produksi jasa bongkar muat baik barang dan

peti kemas mengalami fluktuatif sejak tahun 2010. Hal tersebut dikarenakan

Universitas Sumatera Utara


beberapa kegiatan trafik mengalami penurunan seperti arus kunjungan kapal, arus

bongkar muat dan arus peti kemas.

Hal ini lah yang menjadikan PT Pelindo I saat ini semakin gencar untuk

melakukan transformasi – transformasi dalam pengelolaan perusahaanya untuk

meningkatkan pelayanannya dibidang jasa kepelabuhanan. Untuk meningkatkan

pelayanannya, PT Pelindo I (Persero) menerapkan transformasi proses bisnis dan

transformasi budaya. Pelindo I berkomitmen untuk menjadi Nomor Satu di Bisnis

Kepelabuhanan di Indonesia sesuai dengan visinya. Hal ini muncul dengan dilatar

belakangi oleh potensi geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional yang

membuka peluang bagi perusahaan untuk merealisasikan visi yang dimaksud.

Sedangkan misinya adalah menyediakan jasa kepelabuhanan yang terintgrasi,

berkualitas dan bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi

wilayahnya. Untuk mencapai itu semua Pelindo I membuat Tata Nilai Perusahaan

yang dikenal dengan “ CIPTA” yakni Customer Focus, Integrity, Profesionalismi

dan Teamwork.

Selain itu, sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang

menyediakan jasa kepelabuhanan, tentunya PT. Pelindo I Persero harus dapat

memberikan profit melalui pelayanan yang efektif dan efisien. Sebagai suatu

perusahaan jasa, PT. Pelindo I Persero juga tidak terlepas dari upaya untuk selalu

berusaha mengikuti perubahan lingkungan bisnis yang terjadi yang dipicu oleh 5C

yaitu :Customers, Company, Competition, Collaborators dan Change. ( Tiptono

dan Chandra, 2012:22 )

Telah banyak penghargaan yang didapat oleh PT Pelindo I (Persero) yakni

penghargaan Pelayanan Prima pada tanggal 19 September 2016 oleh Kementerian

Universitas Sumatera Utara


Perhubungan, penghargaan International Council for Small Business (ICSB)

Indonesia Presidential Award 2016 pada tanggal 04 Oktober 2016 oleh MarkPlus,

penghargaan Infobank BUMN Award pada tanggal 23 Oktober 2016 atas kinerja

keuangan Perusahaan dengan penilaian predikat “Sangat Bagus” oleh Majalah

Infobank, penghargaan Anugerah Media Humas 2916 untuk kategori Advetorial,

pada tanggal 18 November 2016 oleh Kementerian Komunikasi & Informatika,

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), Bambang Eka Cahyana

menerima penghargaan sebagai The Best CEO in Marketing Development BUMN

Award 2016, pada tanggal 23 November 2016 oleh BUMN Track, penghargaan

sebagai The Best Customer Oriented BUMN Award 2016 oleh BUMN Track dan

penghargaan Apresiasi CSR Award tahun 2016 pada tanggal 13 Desember 2016

oleh Majalah SINDO. ( Laporan Tahunan Pelindo I Tahun 2016:18)

Akan tetapi hal tersebut tampaknya berbanding terbalik dengan keadaan

dilapangan, masalah-masalah pelayanan kepelabuhanan masih kerap kali terjadi di

PT Pelindo I khususnya di Pelabuhan Belawan yang saat ini sebagai pelabuhan

internasional di PT Pelindo I.

“Ombudsman Republik Indonesia melakukan investigasi sistemik dengan


mengambil contoh pada 4 (empat) Pelabuhan Utama, yaitu Pelabuhan
Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan
Belawan Medan dan Pelabuhan Soekarno Hatta Makasar.Berdasarkan
temuan ombudsman, kondisi pelayanan di Pelabuhan Belawan masih
ditemukan berbagai masalah seperti waktu tunggu sandar kapal yang
cukup lama, antrian kapal mencapai rata-rata lima belas hari karena kurang
luasnya dermaga dan peralatan sehingga waktu bongkar kapal lambat.
kinerja bongkar muat dipelabuhan Belawan masih di bawah standard dan
menyebabkan biaya tinggi. Selain itu, pelabuhan Belawan tidak steril
karena orang bebas keluar masuk wilayah pelabuhan yang menyebabkan
terjadinya beberapa kasus pencurian isi container.”
(sumber:http://www.majalahdermaga.co.id/post/35/rekomendasi__perbaikan_pel
ayanan_publik_di_pelabuhan_laut_utama__terkait_upaya__percepatan_dwelling
_time diakses pada 24 Januari 2018 pukul 02.58 wib )

Universitas Sumatera Utara


Menurut ombudsman, di Pelabuhan Belawan belum memiliki lokasi

pemeriksaan jalur merah yang memadai dan belum memiliki timbangan kontainer

sehingga terjadi beberapa kasus kehilangan atau kekurangan kuantitas (jumlah) isi

kontainer.

Keterbatasan sarana dan prasarana lainnya yaitu belum adanya TPFT dan

lokasi behandle yang memadai dan belum adanya Hi-Co scan untuk mempercepat

proses pemeriksaan kontainer. Pemeriksaan kontainer tergantung pada

ketersediaan buruh sedangkan ketersediaan buruh tidak dapat dipenuhi oleh

Belawan International Container Terminal (BICT). Proses pemindahan kontainer

menjadi lama karena hanya memiliki 1 (satu) Forklifts dan 11 (sebelas)

crane.Beberapa hal lain yang terjadi dan merugikan pengguna layanan pelabuhan

adalah pungutan biaya penarikan Rp.500.000/kontainer ke lokasi behandle.

Volume jalur merah 20% dari keseluruhan kontainer yang masuk serta

dwelling time di proses jalur merah masih lama, yaitu rata-rata 7 s.d. 10 hari. Hal

lain seperti pengambilan sampel kontainer oleh oknum karantina diduga melebihi

aturan yang seharusnya 6 kg tetapi dikeluhkan pengambilan sampel sampai 20 kg.

Hal senada juga dikeluhkan oleh para pengusaha.

KABARHUKUM-Medan | Ombudsman RI menampung keluhan dari


para pengusaha ekspor/impor di Sumatera Utara di Kantor Gapkindo
Sumut terkait pungli dan dwelling time yang terjadi di Pelindo I. (sumber
:http://www.kabarhukum.com/2016/01/30/soal-pelayanan-pelindo-i-
ombudsman-ri-tampung-keluhan-pengusaha-sumut/ diakses pada 24
Januari 2018 pukul 03.07 wib)

Terkuak sejumlah permasalahan yang dihadapi para pengusaha selama

ini.Mulai dari system bongkar muat yang belum sesuai aturan, buruknya

infrastruktur, maraknya pungli dan rendahnya tingkat keamanan.

10

Universitas Sumatera Utara


MEDAN - Kepolisian mulai turun tangan membereskan masalah dwelling
time di pelabuhan, menyusul penangkapan dua orang yang diduga
melakukan pemerasan di Pelabuhan Belawan, Medan.Penangkapan dua
oknum tersebut diikuti dengan penggeledahan dua kantor yang memiliki
kaitan dengan kasus pemerasan dwelling time di pelabuhan tersebut,
Kamis (6/10).
Sebelumnya, seorang seorang pengusaha bongkar muat barang di
Pelabuhan Belawan berinitial HPM terjaring operasi tangkap tangan
(OTT) tim khusus dwelling time yang dibentuk Polda Sumut.( sumber :
http://www.translogtoday.com/2016/10/07/polda-sumut-bongkar-kasus-
pemerasan-dwelling-time-di-pelabuhan-belawan diakses pada 24 Januari
2018 pukul 3.18 wib )

Belum lagi masalah kenaikan tarif kepelabuhanan yang dapat merugikan

sejumlah pelaku usaha, termasuk pengguna jasa pelabuhan langsung maupun

tidak langsung.

JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) didesak membatalkan


kenaikan sejumlah tarif kepelabuhanan di Pelabuhan Belawan, Medan,
sebab pelayanan kapal dan bongkar muat barang masih sering tersendat. (
sumber : http://www.translogtoday.com/2017/12/08/kadin-desak-pelindo-
i-batalkan-kenaikan-tarif-kepelabuhanan-di-belawan diakses pada 24
januari 2018 pukul 03.25 wib )

PT Pelindo I harusnya mempertimbangkan upaya penaikan tarif

kepelabuhanan karena hal ini tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk

memangkas biaya logistic karena kenaiakan biaya di pelabuhan mengesankan PT

Pelindo I tidak mendukung upaya tersebut. Kenaikan tarif kepelabuhanan juga

akan memicu meningkatnya biaya transportasi dan logistik, padahal selama ini

salah satu sumber inefisiensi logistik berada di kepalabuhanan.

Atas dasar itulah membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian

terhadap dinamika perkembangan PT Pelindo I dan strategi – strategi yang di

terapkan pada perusahaan ini untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan

sehingga penelitian ini diberikan judul “Strategi PT Pelabuhan Indonesia

11

Universitas Sumatera Utara


(Pelindo) I Persero Dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Barang di Pelabuhan Belawan”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memudahkan penelitian ini agar memiliki arah yang jelas, maka

terlebih dahulu dirumuskan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan uraian latar

belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah: “ Bagaimana strategi PT Pelabuhan Indonesia ( PELINDO )

I Persero Dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di

Pelabuhan Belawan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bagaimana strategi

yang diterapkan pada PT Pelabuhan Indonesia ( PELINDO ) I Persero Dalam

Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan.

1.4 Manfaat penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Secara Subjektif

Penelitian diharapkan bermanfaat untuk melatih, meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan metodologi penulis

dalam menyusun suatu wacana baru dalam memperkaya khazana ilmu

pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai Starategi Perusahaan Dalam

Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang.

12

Universitas Sumatera Utara


b. Manfaat Teoritis

a) Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan serta

kepustakaan untukmelakukan penelitian lanjutan terkait

dengan tema dan topik dalam penelitian ini.

b) Sebagai bahan acuan untuk mengkaji dan menganalisis

Starategi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam

Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang

sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan.

c. Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti, penelitian ini sebagai sarana mengaplikasikan

berbagai ilmu pengetahuan yang telah dipelajari sekaligus

untuk menambah pengetahuan tentang strategi pelayanan

jasa kepelabuhanan.

b) Bagi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Sebagai bahan

masukan bagi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dalam

mengkaji, mengevaluasi, dan merevisi strategi

implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang.

13

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini diperlukan adanya kumpulan teori – teori yang akan

menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian. Tinjauan pustaka adalah bagian

dari penelitian, sebagai landasan teorits peniliti untuk mendukung pejelasan dari

peneliti tentang hal – hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub pokok,

sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.

Tinjauan Pustaka digunakan untuk memberikan landasan berpikir yang

berguna untuk membantu penelitian terutama dalam memecahkan masalah.

Tinjauan pustaka juga sebagai pedoman teoritis yang diharapkan dapat membantu

peneliti dalam memahami permasalahan yang diteliti dan sebagai landasan

penelitian yang akan dilakukan.

2.1 Manajemen Strategi


2.1.1 Pengertian Manajemen

Menurut Daft (2002 : 8) manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran

organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi.

Sedangkan definisi manajemen menurut Hasibuan (2000:2) adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan. Maka, manajemen dapat

disimpulkan sebagai poses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengendalian usaha yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya.

14

Universitas Sumatera Utara


2.1.2 Pengertian Strategi

Menurut Freddy (1997), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini

dapat ditujukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30

tahun terakhir.

Sedangkan menurut Wheelen dan Hunger (2012) strategi perusahaan

merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan

mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

Hampir sama dengan Wheelen dan Hunger, Mulyadi (2001) juga

berpendapat bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk

mewujudkan visi organisasi, melalui misi. Strategi membentuk pola pengambilan

keputusan dalam mewujudkan visi organisasi. Dengan tindakan berpola,

perusahaan dapat mengerahkan dan mengarahkan seluruh sumber daya organisasi

secara efektif ke perwujudan visi organisasi.

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan alat pada

sebuah organisasi untuk mewujudkan visi organisasinya melalui misi dan langkah

yang diambil dapat menjadikan organisasi atau perusahaan dapat berbeda dengan

yang lainnya karena keunggulunnya.

2.1.3 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan

manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi

15

Universitas Sumatera Utara


(perencanaan strategis dan perencanaan jangka panjang), implemetasi strategi, dan

evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan

dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan

kelemahan perusahaan. (Wheelen dan Hunger, 2001: 4). Sedangkan David (2005 :

5) mendefinisikan manajemen strategi sebagai ilmu tentang perumusan,

pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan

organisasi mencapai tujuannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

manajemen strategi merupakan proses perumusan, pelaksanaan, dan

pengevaluasian keputusan atau kebijakan untuk menetapkan arah organisasi

dalam mencapai tujuannya.

Ciri khusus manajemen strategis adalah penekanan pada pengambilan

keputusan strategis. Tidak seperti keputusan – keputusan yang lain, keputusan

strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk

organisasi secara keseluruhan dan mempunyai 3 karakteristik (David 2007 : 3)

yakni :

a. Rare: Keputusan – keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang
tidak dapat ditiru
b. Consequental :keputusan – keputusan strategis yang memasukkan sumber
daya penting dan menuntuk banyak komitmen.
c. Directive : keputusan – keputusan strategis yang menetapkan keputusan
yang dapat ditiru untuk keputusan – keputusan lain dan tindakan –
tindakan di masa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.

Karakteristik tersebut membuat resiko manajemen strategis menjadi sangat

tinggi. Walaupun hal tersebut beresiko, akan tetapi setiap keputusan strategi baru

pasti akan bermanfaat bagi suatu organisasi.

16

Universitas Sumatera Utara


2.1.4 Manfaat Manajemen Strategi

Manajemen strategi menurut David (2005 : 20) membuat organisasi lebih

proaktif daripada reaktif dalam membentuk masa depannya, manajemen strategis

membuat organisasi dapat memulai dan mempengaruhi berbagai kegiatan dan

dengan demikian mengendalikan nasib sendiri. Secara historis, manfaat utama

manajemen strategis adalah membantu organisasi merumuskan strategi-strategi

yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional

untuk menentukan pilihan strategis.

Salusu (2008:495) menyebutkan beberapa manfaat pentingnya manajemen


strategis, yakni:
a. Identifikasi peluang, yakni memungkinkan ancaman dari lingkungan dapat
dihindari seminimal mungkin dengan menggunakan kekuatan yang
dimiliki organisasi, sehingga organisasi dapat memperbaiki kelemahan-
kelemahannya dan memberi petunjuk untuk mengantisipasi perubahan-
perubahan awal dari lingkungan eksternal;
b. Semangat korps, yakni mampu menetapkan sinergi dan semangat korps
sehingga meningkatkan produktivitas; dan
c. Perubahan-perubahan strategis, yakni apabila terjadi perubahan
dalamlingkungan organisasi maka dengan manajemen strategik dapat
menyesuaikanarah perjalanan organisasi dengan misi dan tujuan yang
dicapai.

Manajemen strategis muncul sebagai respon atas meningkatnya

pergolakan lingkungan.Bidang ilmu ini melihat pengelolaan organisasi secara

menyeluruh dan menjelaskan mengapa beberapa organisasi berkembang dan maju

dengan pesat, sedangkan yang lainnya tidak maju dan akhirnya mati.

2.1.5 Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi menurut (David & Thomas 2007 : 9) terdiri

dari 4 tahap, yaitu: (1) pengamatan lingkungan, (2) perumusan strategi, (3)

implementasi strategi, (4) evaluasi dan pengendalian.

17

Universitas Sumatera Utara


1) Pengamatan Lingkungan

a. Analisis Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variable-variabel ( peluang dan

ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam

pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variable-variabel tersebut

membentuk keadaan dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Lingkungan

eksternal terdiri dari elemen-elemen atau kelompok secara langsung berpengaruh

atau dipengaruhi oleh operasi-operasi utama organisasi.

Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum. Kekuatan itu tidak

berhubungan langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi

dapat dan sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang, yaitu :

- Kekuatan ekonomi yang mengatur pertukaran material, uang, energi, dan

informasi

- Kekuatan teknologi yang menghasilkan penemuan pemecahan masalah

- Kekuatan hukum-politik yang mengalokasikan kekuasaan dan

menyediakan pemaksaan dan perlindungan hukum dan aturan-aturan

- Kekuatan sosiokultural yang mengatur nilai-nilai, adat istiadat dan

kebiasaan lingkungan.

b. Analisis Internal

Lingkungan internal terdiri dari variable-variabel (kekuatan dan

kelemahan) yang ada dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian

jangka pendek dari manajemen puncak. Variable-variabel tersebut membentuk

suasana dimana pekerjaan dilakukan.Variable-variabel itu meliputi struktur,

budaya, dan sumber daya organisasi.

18

Universitas Sumatera Utara


Struktur adalah cara bagaimana perusahaan diorganisasikan yang

berkenaan dengan komunikan, wewenang, dan arus kerja. Struktur sering disebut

rantai pemerintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan

organisasi.

Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yang

dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus

memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari

manajemen puncak sampai karyawan operatif.

Sumber daya adalah aset yang meliputi keahlian orang, kemampuan, dan

bakat menejerial.

Tujuan utama dalam manajemen strategis adalah memadukan variabel-

variabel internal organisasi untuk memberikan kompetensi unik dan

memampukan organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif secara terus-

menerus.

2) Perumusan Strategi

Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan

dan kelemahan organisasi. Perumusan strategi meliputi menentukan misi

perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai, pengembangan strategi

, dan pedoman kebijakan.

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa sebuah organisasi

tetap hidup. Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuan

mendasar dan unik yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain.

Dan mengidentifikasi jangkauan operasi organisasi dalam produk yang

19

Universitas Sumatera Utara


ditawarkan dan sasaran yang dilayani. Misi memberitahukan siapa kita dan apa

yang kita lakukan. Misi dapat ditetapkan secara sempit atau secara luas. Misi

sempit menegaskan secara jelas kegiatan utama organisasi, misi ini juga secara

jelas membatasi jangakauan aktivitas organisasi yang berhubungan dengan produk

atau jasa yang ditawarkan, teknologi yang digunakan, dan sasaran yang dilayani.

Misi sempit juga juga membatasi kesempatan-kesempatan untuk

tumbuh.Sebaliknya, misi luas melebarkan jangkauan aktivitas organisasi untuk

memasukkan banyak tipe produk atau jasa, pasar dan teknologi. Konsep misi

oraganisasi menunjukkan bahwa arah bersama atau penyatuan tema sebaiknya

dijalankan melalui aktivitas-aktivitas organisasi, dan organisasi dengan arah

bersama akan dapat lebih baik dalam mengatur dan menjalankan aktivitas-

aktivitasnya.

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencaan. Tujuan merumuskan apa

yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dan sebaiknya diukur jika

memungkinkan. Pencapaian tujuan organisasi merupakan hasil dari penyelesaian

misi.

Strategi organisasi merupakan rumusan perencanaan komprehensif

tentang bagaimana organisasi akan mencapai misi dan tujuanya. Strategi akan

memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.

Salah satu cara untuk melihat strategi implicit suatu organisasi adalah dengan

tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh para manajer, melainkan

memperhatikan apa yang mereka lakukan. Strategi implicit dapat berasal dari

kebijakan perusahaan, program-program yang disetujui (dan yang tidak disetujui),

dan anggaran yang telah disahkan.

20

Universitas Sumatera Utara


Kebijakan menyediakan pedoman luas untuk pengambilan keputusan

organisasi secara keseluruhan.Kebijakan juga merupakan pedoman luas untuk

menghubungkan perumusan strategi dan implementasi. Kebijakan organisasi

merupakan pedoman yang luas untuk divisi guna mengikuti strategi perusahaan.

Kebijakan-kebijakan tersebut diinterpretasikan dan diimplementasikan melalui

strategi dan tujuan divisi masing-masing.

3) Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan ,

strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program,

anggaran, dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi perubahan budaya

secara menyeluruh, struktur dan atau system manajemen dari organisasi secara

keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan perubahan secara drastis pada perusahaan,

manajer level menengan dan bawah akan mengimplementasikan strateginya

secara khusus dengan pertimbangan dari manajemen puncak. Kadang-kadang

dirujuk sebagai perencaan operasional, implementasi strategi sering melibatkan

keputusan sehari-hari dalam alokasi sumber daya.

Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang

diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan

restrukturisasi perusahaan, dan perubahan budaya internal organisasi.

Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,

setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat digunakan

oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan. Anggaran tidak hanya

memberikan perencaan rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga

menentukan dengan dengan laporan keuangan performa yang menunjukkan

21

Universitas Sumatera Utara


pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan organisasi.

Prosedur sering disebut dengan Standard Operating Procedures (SOP).

Prosedur adalah system langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang

menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.

Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk

menyelesaikan program-program organisasi.Pada tahap ini, ketrampilan

interpersonal sangatlah berperan.

Strategi bukanlah sekedar aktivitas problem-solving, tetapi lebih dari itu

strategi bersifat terbuka (openended) dan kreatif untuk mempertajam masa depan

dalam model chain of command dimana suatu strategi harus dijalankan setepat

mungkin (menghindari bias-bias yang tidak perlu dalam setiap bagian struktur

organisasi).

4) Evaluasi dan Pengendalian

Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-

aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya

dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level

menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan

memecahkan masalah. Walaupun evaluasi dan pengendalian merupakan elemen

akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan

secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan

mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.

Agar evaluasi dan pengendalian efektif, manajer harus mendapatkan

umpan balik yang jelas, tepat dan tidak bias dari orang – orang bawahannya yang

ada dalam hierarki perusahaan. Dengan menggunakan umpan balik tersebut,

22

Universitas Sumatera Utara


manajer membandingkan apa yang sesungguhnya tgerjadi dengan apa yang

sesungguhnya direncanakan dalam tingkat perumusan.

2.2 Implementasi Strategi

Implementasi Strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang

dibutuhkanuntuk mengeksekusi perencanaan strategis. Artinya apa yang

dirumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbagai program

kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur.

Rumusan strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam

implementasi. Begitu pula dengan implementasi tidak akan berkontribusi baik

pada perusahaan jika rumusan strateginya tidak baik. Keberadaan manajemen

strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus

dipengaruhi oleh peluang yang tersedia.

Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan rumusan

program, anggaran yang akan membiayai pelaksanaan program, dan prosedur

untuk memeastikan program berjalan seperti yang diharapkan.

1. Program

Program harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah dibuat.

Kemudian sedapat mungkin bersifat action-oriented. Karena itu, di dalam

dokumen program kerja dianjurkan menuliskan item programnya dengan kata

kerja. Rumusan strategi pengimplementasiannya dengan “mengunjungi”. Karena

“mengunjungi” merupakan rencana tindak (action-plan) bagi si manajer. Dalam

formulir rencana kerja rumusannya menggunakan rencana kerja serta indikator

pencapaian dari rencana tindak atau outcome yang ingin dicapai dinyatakan dalam

bentuk kuantitatif serta menyatakan hasil yang diharapkan. Dalam banyak format

23

Universitas Sumatera Utara


juga menyatakan anggaran yang diperlukan serta pihak yang bertanggung

jawabatas pencapaian program. Dengan seperti ini pihak yang menyelenggarakan

bisa mengukur sendiri pencapaiannya dan hal ini juga dapat memudahkan para

atasan manajer memantau proses pencapaian rencana aksinya.

2. Anggaran

Anggaran adalah sebuah program dalam bentuk uang dan sering kali

disebut juga sebagai darahnya program. Strategi tidak berjalan dengan baik karena

anggaran yang ditetapkan tidak dapat direalisasikan. Biasanya terjadi karena

dalam menyusun program, manajer tidak realistis dengan situasi perusahaannya,

kemudia perencanaan arus kas perusahaan meleset dari dugaan sebelumnya

sehingga program kerja tertentu yang memerlukan pendanaan juga harus digeser

pelaksanaannya. Untuk membuat strategi bisnis yang efektif, maka ia harus

ditopang oleh penganggaran yang baik pula.

3. Prosedur

Pembuatan prosedur ini tidaklah selalu dibuat setelah program kerja dan

anggaran diselesaikan, karena prosedur sebelumnya bisa saja sudah ada. Prosedur

ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan

sebuah bagian pekerjaan dalam program. Dengan adanya prosedur, maka kita

dapat menjamin sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya

sesuai dengan harapan.

Pembuatan prosedur ini membutuhkan pemahaman yang baik atas proses

kerja atau kelompok aktivitas. Dengan inilah organisasi lebih menyukai mereka

yang berpengalaman dalam satu bidang karena umumnya lebih bisa

24

Universitas Sumatera Utara


menggambarkan dengan baik bagaimana urutan-urutan pekerjaan yang harus

dilakukan.

Menurut Hunger (1996), untuk memulai proses implementasi pihak

manajemen harus memperhatikan 3 (tiga) pertanyaan berikut :

a. Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah

diformulasikan?

b. Apa yang harus dilakukan?

c. Bagaimana sumberdaya manusia yang bertanggung jawab dalam

implementasi akan melaksanakan berbagai aspek yang diperlukan?

a. Siapa yang Akan Melaksanakan Implementasi?

Dibandingkan dengan pihak yang merumuskan strategi, biasanya pihak

yang mel0akukan implementasi strategi jumlahnya lebih banyak.Pada perusahaan

multi industri yang besar, pelaksana strategi adalah setiap orang dalam organisasi

tersebut. Para direktur fungsional (pemasaran, SDM, operasi, dan keuangan), para

direktur divisi atau SBU (strategic business unit) akan bekerja sama dengan para

karyawannya untuk mengimplementasi seluruh rumusan yang telah dibuat dalam

skala besar. Sedangkan para manajer pabrik, manajer proyek dan kepala-kepala

unit akan mengimplementasikan rumusan strategi tersebut secara rinci dan dalam

skala yang lebih kecil. Oleh karena itu setiap manajer operasi harus mampu

mengawasi implementasi secara strategis sampai pada tingkat lini pertama. Untuk

mendukung hal itu maka karyawan harus dilibatkan dalam berbagai proses

implementasi, baik pada level korporat, unit bisnis maupun fungsional.

Tidak sedikit orang yang mempunyai peran penting dalam implementasi

strategi justru kurang banyak dilibatkan dalam pengembangan strategi.Akibatnya,

25

Universitas Sumatera Utara


hal ini berpotensi memunculkan resistensi bagi mereka. Resistensi ini akan

semakin tampak jika perubahan misi, tujuan , strategi dan berbagai kebijkaan

penting perusahaan tidak dikomunikasikan secara jelas dan transparankepada

seluruh manajer operasional. Jika ini terjadi, para manajer operasional tersebut

akan berusaha mempengaruhi manajemen puncak untuk meninggalkan perubahan

baru yang direncanakan, dan kembalike cara lama. Oleh karena itu, untuk

menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, maka perusahaan harus

melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam

perumusan strategi maupun implementasinya.

b. Apa yang Harus Dilakukan?

Untuk mendukung implementasi strategi yang telah dirumuskan, para

manajer divisi dan manajer wilayah fungsional harus saling bekerja sama dengan

manajer lainnya dalam mengembangkan program, merancang anggaran dan

prosedur yang diperlukan untuk mewujudkan apa yang telah dirumuskan. Hal ini

berarti para manajer tersebut harus bekerja sama untuk mencapai sinergi diantara

mereka agar mampu memperoleh dan mempertahankan keunggulan bersaing bagi

perusahaan tersebut.

Beberapa hal yang harus dilakukan adalah mengembangkankan program,

anggaran dan prosedur. Pengembangan program dibuat dengan tujuan agar

strategi yang telah dibuat dapat diimplementasikan dalam suatu “tindakan”

(action-oriented). Setelah menyusun semua program yang dibutuhkan, maka

langkah selanjutnya adalah menyusun anggaran.Melalui anggaran, pihak

manajemen dapat memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam

rangka mengimplementasikan strategi yang telah dipilihnya. Selain itu, hal ini

26

Universitas Sumatera Utara


juga dapat menjadi petunjuk bagi perusahaan apakah strategi yang dipilih dapat

diimplementasikan (sebagaimana sering terjadi, strategi yang tampaknya idela

ternyata bnyak kendala, bahkan benar-benar tidak dapat diimplementasikan).

Proses perancangan dan penyusunan anggaran program, divisional

maupun perusahaan, akan merupakan “trigger” bagi pihak manajemen untuk

mengambangkan standart operating procedures (SOP). SOP berisi rincian

beragam kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah program

perusahaan.

c. Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggungjawab dalam


implementasikan melaksanakan berbagai aspek yang diperlukan?

Implementasi strategi seringkali membutuhkan berbagai prioritas baru

dalam pengelolaan sumberdaya manusia.Beberapa perubahan tertentu mungkin

berimplikasi pada dibutuhkannya orang-orang baru dengan kompetensi baru,

memperhentikan orang-orang yang kompetensinya tidak sesuai atau tidak

memenuhi standar, melatih kembali karyawan yang ada dan sebagainya.

Implementasi juga terkait dengan pengarahan staff untuk menggunakan

kompetensinya pada tingkat yang paling optimal untuk mencapai sasaran

perusahaan. Tanpa adanya pengarahan, staf cenderung melakukan pekerjaan

sesuai cara pandang mereka. Mereka mungkin melakukan pekerjaan berdasarkan

pengalaman masa lalu atau menekankan pekerjaan pada hal-hal yang paling

mereka senangi tanpa memperhatikan apakah yang mereka kerjakan sudah sesuai

dengan arah strategis yang baru. Pengarahan dapat berbentuk kepemimpinan dari

pihak manajemen, mengkomunikasikan norma perilaku dari budaya perusahaan,

27

Universitas Sumatera Utara


atau membangun kesepakatan diantara para pegawai sendiri dalam kelompok-

kelompok kerja yang otonom.

Untuk mengarahkan strategi baru dengan efektif, manajemen puncak harus

mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dengan tepat kepada para

manager operasionalnya. Mereka harus mampu mendorong pegawai untuk

berperilaku sesuai dengan cara-cara yang diinginkan oleh perusahaan dan

mengkoordinasikan tindakan untuk menghasilkan kinerja yang optimal.

2.3 Strategi dalam Implementasi Pelayanan Publik

Menurut David (2011:7), penerapan strategi merupakan tahap aksi dari

manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan

manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Sering kali dianggap

sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis. Penerapan strategis

membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategis

yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan,

yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Strategi yang telah dirumuskan,

namun tidak diterapkan berarti strategi tersebut tidak ada gunanya. Penerapan

strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat

kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga

strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

Penerapan strategi mencakup :

- Pengembangan budaya yang suportif pada strategi

- Penciptaan struktur organisasional yang efektif

- Pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran

- Penyiapan anggaran

28

Universitas Sumatera Utara


- Pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi

- Pengaitan kompetensi karyawan dengan kinerja organisasi

Strategi meningkatkan kualitas pelayanan publik merupakan salah satu

agenda birokrasi, yang bertitik tolak dari kenyataan buruk kondisi faktual kualitas

pelayanan sebagian besar ditentukan oleh kualitas sikap dan apratur pemerintah

yang tidak terpuji, korup, dan tidak bertanggung jawab. Konsep yang ditawarkan

para ahli untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik cukup banyak. Beragam

strategi pelayanan dikemukakan oleh berbagai pakar, dapat digunakan oleh

pelayan publik agar layanan yang diberikan dapat memperbaiki kepuasan para

pelanggan atau masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan tersebut. Konsep

David Osborne dalam Sedarmayanti (2009) merumuskan lima strategi dalam

meningkatkan kinerja pelayanan publik, lima strategi tersebut adalah:

1) Core Strategy (strategi inti).


Strategi inti bertujuan memperjelas misi dan visi organisasi.Strategi ini
dapat dioperasionalkan melalui pendekatan-pendekatan dalam bentuk
memperjelas tujuan perusahaan dengan membuat persiapan sebelum
mengoperasionalkan perusahaan, memperjelas peran pimpinan perusahaan dan
pegawai, dan memperjelas arah perusahaan dengan memperbaiki tujuan
perusahaan.

2) Consequences Strategy (strategi konsekuensi).


Strategi konsekuensi bertujuan untuk menciptakan kondisi agar terjadi
persaingan yang sehat di antara penyelenggara pelayanan publik yang lain. Selain
itu strategi ini juga mendorong Perusahaan untuk memberikan para pegawainya
insentif dan disentif yang tinggi untuk mengikuti dan mematuhi peraturan-
peraturan yang dibuat oleh perusahaan.

3) Customer Strategy (strategi pelanggan).


Strategi pelanggan bertujuan untuk menciptakan sistem penyelenggaraan
pelayanan yang dilaksanakan oleh birokrat, sehingga mampu memberikan tingkat
pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Cara-cara yang dapat dilaksanakan
adalah dengan menciptakan sistem umpan balik dari masyarakat, menciptakan
prosedur yang sederhana, menciptakan lingkungan kantor yang menyenangkan
dan menyejukkan, menyediakan tempat pengaduan dan tempat informasi,
menciptakan sistem pelayanan yang berbasis teknologi informasi, media, dan
telekomunikasi, menciptakan sistem computer yang menggunakan sistem online.

29

Universitas Sumatera Utara


4) Control Strategy (strategi pengawasan).
Strategi pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan
organisasi melalui penataan organisasi. Melalui strategi pengawasan diharapkan
dapat menciptakan kemampuan dan kemandirian serta kepercayaan masyarakat
terhadap kantor pemerintahan sebagai institusi pelayanan publik dan pegawai atau
karyawan sebagai pelayan masyarakat. Strategi pengawasan dapat dilakukan
dalam bentuk organisasional, memberdayakan pegawai, dan memberdayakan
komunitas.

5) Culture Strategy (strategi budaya).


Strategi budaya bertujuan untuk mengubah budaya yang dapat
menghalangi ke arah suatu perubahan. Dengan kata lain budaya yang berorientasi
pada status quo harus dapat dirubah menjadi budaya yang terbuka terhadap suatu
perubahan. Untuk melakukan perubahan budaya seseorang atau lembaga
organisasi memang bukan pekerjaan yang mudah.

Visi dan misi memang sangat penting sebagai pedoman jangka panjang

akan kemana sebuah organisasi akan diarahkan dengan memperhatikan berbagai

aspek yang menjadi tugas pokok dan fungsinya serta memperhatikan

perkembangan lingkungan strategis. Tidak hanya itu, perubahan budaya dalam

organisasi juga penting karena budaya merupakan hasil interaksi dari suatu

pengalaman dengan emosi dan akal sehat yang sudah tertanam sejak orang itu

lahir ke dunia.Tetapi sudah merupakan keharusan untuk melakukan perubahan.

Menurut David (2005 : 90) cara paling baik untuk mempelajari dan

menerapkan proses manajemen strategi adalah dengan menggunakan model.

Setiap model menggambarkan suatu jenis proses. Kerangka kerja yang terdapat

dalam gambar 1 adalah model komprehensif suatu proses manajemen strategi

yang telah diterima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi

mewakili pendekatan praktis dan jelas untuk perumusan, pelaksanaan, dan

evaluasi strategi.

30

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.3.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif

Pengamatan Perumusan Implementasi Evaluasi dan


Lingkungan Strategi Strategi Pengendalian

Sumber: David (2007 : 11)

Gambar 2.3.1 menunjukan interaksi antar elemen – elemen manajemen

strategis. Pada level korporasi, proses manajemen strategis meliputi aktivitas –

aktivitas mulai dari pengamatan lingkungan sampai evaluasi kinerja. Manajemen

mengamati lingkungan eksternal untuk melihat kesempatan dan ancaman dan

mengamati lingkungan internal untuk melihat kekuatan dan kelemahan organisasi.

Faktor-faktor yang paling penting untuk masa depan organisasi disebut faktor-

faktor strategis yakni strategi SO, ST, WO dan WT. Setelah mengidentifikasi

faktor-faktor strategis, manajemen mengevaluasi interaksinya dan menentukan

misi perusahaan yang sesuai. Langkah pertama dalam merumuskan strategi

adalah pernyataan misi, yang berperan penting dalam menentukan tujuan, strategi,

dan kebijakan perusahaan. Perusahaan mengimplementasikan strategi dan

kebijakan tersebut melalui program, anggran, dan prosedur.Akhirnya, evaluasi

kinerja dan umpan balik untuk memastikan tepatnya mengendalian aktivitas

organisasi.

Analisis Strategi SO, ST, WO dan WT mulai dikenal pada tahun 1960-

1970 oleh Albert Humprey. Analisis Strategi SO, ST, WO dan WT merupakan

salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu

masalah, yang berdasarkan pada faktor internal (dalam) yaitu Strengths, Weakness

dan faktor eksternal (luar) yaitu Opportunity dan Threats.

31

Universitas Sumatera Utara


Analisis Strategi SO, ST, WO dan WT terdiri atas 4 faktor
(Sudarmo, 2008 : 115) yaitu:

1) Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat


dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan
yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi itusendiri.
2) Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat
dalam organisasi yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuhorganisasi.
3) Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang yang
berkembang di masa mendatang yang terjadi. Kondisi yang terjadi
merupakan peluang dari luar organisasi itu sendiri. Misalnya
kebijakan pemerintah dan kondisi lingkungansekitar.
4) Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dariluar.
Ancaman ini dapat mengganggu jalannya aktivitas organisasi.

Analisis Strategi SO, ST, WO dan WT merupakan suatu alat perencanaan

strategi yang penting untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal

organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal. Strategi SO dibuat

berdasarkan jalan pikiran organisasi, yaitu dengan memanfaatkan seluruh

kekuatan internal organisasi untuk merebut dan memanfaatkan peluang ekternal

organisasi sebesar-besarnya. Strategi ST menggunakan kekuatan internal yang

dimiliki organisasi untuk mengatasi atau mengurangi dampak ancaman eksternal

organisasi. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal

organisasi dengan memanfaatkan peluang eksternal organisasi. Strategi WT

didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan

kelemahan serta mengatasi ancaman eksternal.

Kondisi eksternal dapat dibagi menjadi empat kategori : kekuatan

ekonomi, sosiokultural, teknologi, dan politik-hukum. Sedangkan kondisi internal

dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni struktur, budaya dan sumber

daya. Hasil dari analisis Strategi SO, ST, WO dan WT ini akan memberikan

sebuah arahan ke arah mana organisasi akan memberikan perumusan strategi,

32

Universitas Sumatera Utara


implementasi bahkan evaluasi yang dapat mendukung keunggulan organisasi dan

kesempatan yang ada untuk perkembangan sebuah organisasi dan rumusan

strategi yang dapat memperkecil kelemahan bahkan memprediksi ancaman di

masa depan serta menghasilkan cara- cara untuk mengantisipasinya.

2.4 Hipotesis Kerja

Didalam penelitian kualitatif hipotesis kerja bagian penting untuk

melengkapi data peneliti dan bertujuan untuk membantu mengarahkan peneliti

dari apa yang peneliti teliti. Hipotesis kerja berasal dari hipotesis. Hipotesis

merupakan kebenaran sementara terhadap masalah penelitian yang harus diuji

secara empiris (Sumadi, 1983). Sedangkan hipotesis kerja merupakan hipotesa

yang sebenaranya, yang asli, yang bersumber dari kesimpulan teoritik (Tatang,

2000). Hipotesis kerja merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan

teoritis yang diperoleh dari penelaahan perpustakaan dengan tidak

mengesampingkan hasil yang didapat dari penelitian di lapangan. Hipotesis kerja

ini berfungsi untuk menfokuskan dan mengarahkan peneliti agar penelitian tidak

lari dari rumusan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis kerja, yaitu “Strategi

PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang di

pelabuhan Belawan terkait dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST, strategi

WT. Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan internal PT Pelindo I untuk merebut dan

memanfaatkan peluang ekternal organisasi sebesar-besarnya. Strategi ST

menggunakan kekuatan internal yang dimiliki PT Pelindo I untuk mengatasi atau

mengurangi dampak ancaman eksternal organisasi. Strategi WO bertujuan untuk

33

Universitas Sumatera Utara


memperbaiki kelemahan internal PT Pelindo I dengan memanfaatkan peluang

eksternal organisasi. Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

dan berusaha meminimalkan kelemahan serta mengatasi ancaman eksternal.

34

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang memusatkan perhatian terhadap masalah – masalah atau fenomena –

fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan

fakta – fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan

kenyataan sebagaiamana adanya dan mencoba menganalisis untuk memberikan

kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh diiringi dengan interpretasi yang

rasional dan akurat.

Dalam penelitian ini, bentuk penelitian yang dipergunakan adalah

pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara secara mendalam, observasi

dan dokumentasi.Peneliti memilih penelitian ini karena penelitian kualitatif

bersifat menyeluruh (holistic), dan dinamis. Dengan demikian peneliti akan

mengumpulkan informasi terkait dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST,

dan strategi WT untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang – peluang

eksternal PT Pelindo I dan kekuatan – kekuatan internal organisasi, dengan

memperhatikan ancaman - ancaman eksternal organisasi dan kelemahan –

kelemahan internal PT Pelindo I

Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian dalam melihat bagaimana strategi

PT Pelindo I dalam mengimplementasikan pelayanan jasa bongkar muat di

pelabuhan Belawan sehingga PT Pelindo I bisa meningkatkan pelayanan jasa

bongkar muat di pelabuhan Belawan dan bisa mendapat begitu banyak

penghargaan adalah sebuah fenomena sosial yang memerlukan informasi secara

35

Universitas Sumatera Utara


mendalam dan menyuluruh melalui wawancara mandalam, observasi dan

dokumentasi dari masing – masing informan agar terlihat dengan jelas apa yang

sebenarnya terjadi di lapangan.

3.2 Lokasi Penelitian

Guna memperoleh data atau informasi sebagai bahan dalam penulisan

skripsi ini sekaligus guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini dilakukan di PT Pelindo I Cabang Belawan.

Alasan memilih lokasi penelitian di PT Pelindo I Cabang Belawan karena

Pelabuhan Belawan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu

wilayah kerja PT Pelindo I yang merupakan pelabuhan terpenting di Pulau

Sumatera sekaligus sebagai pelabuhan internasional.Pelabuhan Belawan adalah

sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung dibawah PT Pelindo

I.

Tidak bisa dipungkiri, dengan banyaknya prestasi-prestasi yang diraih PT

Pelindo I, tidak menutup kemungkinan masih banyak permasalahan dalam

pelayanan kepelabuhanan yang terjadi di pelabuhan milik PT Pelindo I seperti di

Pelabuhan Belawan.Permasalahan yang paling sering terjadi mulai dari dwelling

time, sistem bongkar muat yang belum sesuai aturan, buruknya infrastruktur,

maraknya pungli dan rendahnya tingkat keamanan.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari

hasil penelitiannya.Dalam penelitian kualitatif subjek penelitian yang telah

tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian

inilah yang menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang

36

Universitas Sumatera Utara


akan diperlukan . Adapun informan penelitian yang menjadi obyek penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3.1 Matriks Informan

No Informan Informasi yang dibutuhkan Metode Jumlah


I General Manager 1. Perubahan-perubahan Wawancara 1
PT Pelindo I yang dilakukan
Cabang Belawan dalam implementasi
pelayanan jasa
bongkar muat barang
terkait strategi SO,
ST, WO dan WT.
2. Target yang ingin
dicapai dengan
dilakukannya
transformasi terkait
kegiatan pelayanan
jasa bongkar muat
barang
II Deputi General 1. Analisis lingkungan Wawancara 1
Manajer PT internal dan eksternal
Pelindo I Cabang PT Pelindo I Cabang
Belwan Belawan terkait
strategi SO, ST,WO
dan WT dalam
implementasi
pelayanan jasa
bongkar muat barang
meliputi :
 Kekuatan
(Strength)
 Kelemahan

37

Universitas Sumatera Utara


(weakness)
 Peluang
(Opportunity)
 Ancaman
(Threat)
III Asisten Manajer 1. Analisis lingkungan Wawancara 1
Pelayanan Bongkar internal dan eksternal
Muat divisi Usaha divisi usaha bongkar
Bongkar Muat muat terkait strategi
SO, ST,WO dan WT
dalam implementasi
pelayanan jasa
bongkar muat barang
meliputi :
 Kekuatan
(Strength)
 Kelemahan
(weakness)
 Peluang
(Opportunity)
 Ancaman
(Threat)
Secara divisional
IV Asisten Manajer 1. Mengenai produktivitas Wawancara 1
Keuangan dan bongkar muat barnag
Umum divisi 2. Mengenai waktu
Usaha Bongkar tunggu kapal.
Muat 3. Mengenai pengadaan
buruh
4. Mengenai sumber
anggaran kegiatan
pelayanan jasa bongkar

38

Universitas Sumatera Utara


muat barang.
5. Mengenai sumber daya
manusia divisi usaha
bongkar muat.
V Staff divisi Usaha 1. Mengenai fasilitas Wawancara 4
Bongkar Muat penunjang kegiatan
bongkar muat
2. Mengenai sasaran mutu
3. Tarif pelayanan jasa
bongkar muat barang
4. Pihak-pihak yang
terlibat dalam kegiatan
bongkar muat
5. Pengawasan selama
kegiatan bongkar muat
berlangsung
6. Terkait sistem bongkar
muat online
7. Terkait pengadaan
buruh bongkar muat.
VI Humas PT Pelindo Terkait strategi PT Pelindo Wawancara 1
I Cabang Belawan I Cabang Belawn dalam
implementasi pelayanan
jasa bongkar muat
VII Staff Divisi 1. Mengenai feedback Wawancara 1
Pelayanan yang diberika para
Pelanggan pengguna jasa
2. Dampak trend
produktivitas pasca
dilakukannya
transformasi terkait
kegiatan bongkar

39

Universitas Sumatera Utara


muat barang
VIII Pengguna Jasa 1. Mengenai pelayanan Wawancara 2
a. Huumas PT yang diterima oleh
Samudera para pengguna jasa
Indonesia dalam kegiatan
b. Anggota bongkar muat
Gabungan barang
Importir 2. Perbedaan
Seluruh pelayanan yang
Indonesia diberikan pasca
(GINSI) diterapkankannya
Sumatera sistem digitalisasi
Utara
IX Staff Divisi 1. Terkait implementasi Wawancara 1
Teknologi dan program digitalisasi
Informasi bongkar muat barang di
Pelabuhan Belawan.
2. Sasaran penerapan
program-program yang
dicanangkan PT Pelindo
I Cabang Belawan
terkait kegiatan bongkar
muat barang.
3. Pengaruh pasca
diterapkannya program
tersebut.
X Staff Divisi Sistem 1. Mengenai SOP (Standar Wawancara 2
dan Manajemen Operasional Procedure)
terkait kegiatanbongkar
muat barang
2. Terkait sistem
pengamanan pelabuhan

40

Universitas Sumatera Utara


3. Terkait sistem
pengamanan selama
kegiatan bongkar muat
berlangsung

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data

primer dilakukan dengan instrumen sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan

pertanyaanlangsung kepadasejumlah pihak terkait yang didasarkan

pada percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk

informan penelitian yang telah ditetapkan.

b. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan

pertanyaanlangsung kepadasejumlah pihak terkait yang didasarkan

pada percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk

informan penelitian yang telah ditetapkan.

41

Universitas Sumatera Utara


c. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan

pertanyaanlangsung kepadasejumlah pihak terkait yang didasarkan

pada percakapan intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ditujukan untuk

informan penelitian yang telah ditetapkan.

d. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek

penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan

untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang

berkenaan dengan topik penelitian.

e. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan

menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian

serta sumber-sumber lain yang menyangkut masalah yang diteliti

dengan instansi terkait.

3.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang digunakan

penulisan dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif. Analisa data

kualitatif adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan

nalar penelitian dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi. Jadi

teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan

melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan di lapangan sehingga

diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik

kesimpulan. Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan

analisis data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data,

menelaah dan menyusunnya dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan

42

Universitas Sumatera Utara


pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan

analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan

penelitian . Terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan

analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan

data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif

sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnyaberdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakanmerupakan

kesimpulan yang kredibel.

43

Universitas Sumatera Utara


3.6 Teknik Keabsahan Data

Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek

keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya, triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Triangulasi ini selain

digunakan untuk mengecek kebenaran data, juga dilakukan untuk memperkaya

data. Adapun triangulasi meliputi beberapa hal sebagai berikut: (Moelong 2006:1)

1. Triangulasi metode

Teknik ini dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data

dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2. Triangulasi sumber data

Teknik ini dilakukan dengan cara menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Contohnya, selain

melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi

terlibat (participant observation), dokumen tertulis, arsip, dokumen

sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto.

Masing – masing cara ini akan menghasilkan bukti atau data yang

berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang

berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

3. Triangulasi teori

Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi.

Informasi tersebut akan dibandingkan dengan perspektif teori yang

relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau

44

Universitas Sumatera Utara


kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat

meningkatkan pemahaman peneliti, jika peneliti mampu menggali

pengetahuan teoritik secara lebih mendalam atas hasil analisis data yang

diperoleh.

45

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan yang secara teknis

operasional berada dibawah lingkungan Departemen Perhubungan. Dalam

perkembangan perusahaan ini, memiliki sejarah panjang sejak jaman Hindia-

Belanda dengan nama “Haven Bedrijf Belawan Deli” yang saat itu memiliki

pegawai lebih kurang 50 orang berstatus sebagai pegawai federal dan nama ini

digunakan sampai tahun 1950.

Periode 1951-1956 Haven Bedrijf berubah menjadi “jawatan Pelabuhan”

yang dipimpin oleh seorang Direktur Pelabuhan. Jawatan Pelabuhan berubah

menjadi “Perusahaan Pelabuhan Negara” pada perioder 1956-1961 yang dipimpin

oleh Direktur Perusahaan Pelabuhan Belawan.“Perusahaan Negara Pelabuhan

Daerah I” menggantikan Perusahaan Pelabuhan Negara berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 128 Tahun 1961. Selanjutnya pada tahun 1964 berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1964 terjadi perubahan dalam struktur

kepelabuhanan dengan diperkenalkannya istilah “Komando Pelabuhan” sebgaia

penguasa Pelabuhan yang membawahi syahbandar dan Perusahaan Negara

Pelabuhan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1969 Penguasa

Pelabuhan berubah menjadi “ Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP)”.

Pemerintah kemudian mendirikan “Perusahaan Pelabuhan” melalui

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1983 sebagai respon meningkatknya

kebutuhan akan sarana kepelabuhanan yang kemudian disempurnakan menjadi

46

Universitas Sumatera Utara


“Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan I” yang memiliki wilayah kerja meliputi

empat provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepualauan Riau melalui

Peraturan Pemerintah no. 56 Tahun 1991 dengan Akta Notaris Imas Fatimah,

Perusahaan Umum Pelabuhan I secara resmi berubah menjadi “PT. (Persero)

Pelabuhan Indonesia I” yang selanjutnya disingkat menjadi PT Pelindo I.

PT Pelindo I Cabang Belawan memiliki beberapa dermaga diantaranya :

1. Dermaga Belawan Lama

Dermaga ini melayani kapal lokal dan internasional hingga sekarang.

Dermaga Belawan Lama merupakan dermaga pertama di Pelabuhan Belawan dan

mulai berfungsi pada tahun 1915. Dermaga ini berada di tepi Sungai Belawan di

sebelah Selatan Pangkalan TNI Angkatan Laut. Dermaga Belawan Lama memiliki

panjang dermaga 688,71 M, lebar 30 M, luas 9.832,73M2, kedalaman kolam 5-7

LWS. Di dermaga ini terdapat 6 unit gudang dengan luas 4.981,50M 2 dan 7 unit

lapangan penumpukan seluas 11.480,12 M2. Dermaga Belawan Lama melayani

kapal antar pulau berukuran di bawah 4000 DWT. Sistem bongkar di dermaga ini

masih menggunakan stuck loading, karena sebagian muatan adalah hasil pertanian

yang diangkut oleh kapal milik pertanian yang diangkut oleh kapal milik

Pelayaran Rakyat (Pelra). (Wasino dkk, 2012:32).

2. Dermaga Ujung Baru

Dermaga ujung baru umumnya melayani kapal antar pulau dan

internasional untuk bongkar muat barang. Drmaga ujung baru adalah dermaga

multi purpose dan melayani kapal samudera yang angkut muatan ekspor dan

impor, seperti muatan curah cair, curah kering, serta general cargo. Dermaga

ujung baru mempunyai panjang 1.669,75 M, lebar 14,2 M, luas 20.906,73 M2 ,

47

Universitas Sumatera Utara


dan kedalaman kolam 9,5 LWS. Dermaga ini mampu melayani kapal berukuran

30.000 DWT. Terdapat 2 lini gudang penumpukan yakni lini I terdapat 11 unit

gudang dengan luas 38.512,75 M2, sedangkan di lini II mempunyai 2 unit gudang

dengan luas 1.935,00 M2.Sementara untuk lapangan penumpukan, di dermaga ini

terdapat 88 unit seluas 23.435,80 M2.Sampai dengan tahun 2015 Dermaga Citra

diperuntukkan sebagai dermaga bongkar muat muatan curah cair, kering dan

general cargo.

Gambar 4.1.1 gudang penumpukan curah kering Terminal Ujung Baru

Sumber : Dokumentasi Penulis, Maret 2018

48

Universitas Sumatera Utara


Ekpor andalan pelabuhan Belawan adalah Crude Palm Oil (CPO) juga

dilayani oleh dermaga ini. Handling CPO lewat pipa terpadu yang disalurkan dari

tangki timbun minyak kelapa sawit milik 14 perusahaan kepala sawit dengan total

kapasitas 408,085 ton (PT Pelindo I, 68:2012). Pemilik tangki minyak timbun

kelapa sawit bergabung dalam Asosiasi Tangki Timbun dan Pemompaan (ATTP)

Belawan. Dengan menggunakan fasilitas handling dengan pipa terpadu

operasional lebih efisien karena round time turun dan kapal di dermaga akan

ditekan. Disamping itu Dermaga Ujung Baru juga handling curah kering antara

lain, semen pupuk, dan bungkil. Pangkalan ini dilengkapi dengan 1 unit open

storage dengan luas 510 M2 dan lapangan penumpukan seluas 15.885M2.

Gambar 4.1.2 Pipa terpadu terminal Ujung Baru Pelabuhan Belawan

Sumber : Dokumentasi Penulis, Maret 2018, transkrip dokumentasi hal 122

49

Universitas Sumatera Utara


3. Dermaga Citra

Dermaga ini secara umum melayani kapal antar pulau. Dermaga Citra

terletak di sebelah timur Pelabuhan Belawan, serta melayani kapal dan bongkar

muat barang antar pulau. Lokasi Dermaga Citra mempunyai panjang 625 M, lebar

14 M, luas 8.937,50 M2, dan kedalaman kolam 7 meter LWS yang dapat melayani

kapal di dawah 20.000 DWT. Dermaga ini memiliki 3 unit gudang seluas 16.800

M2, dan 7 unit lapangan penumpukan seluas 25.175,84M2.

4. Dermaga IKD (Industri Kimia Dasar)

Dermaga IKD berhadapan dengan dermaga Citra dan berada dalam kolam

pelabuhan Dermaga Citra.Dermaga ini terdapat 2 dermaga yang masing-masing

memiliki panjang 150 meter. Dermaga IKD memiliki panjang 300M, lebar 14 M,

luas 7.500 M2, dan keladalam kolam 7 meter.

5. Dermaga Terminal Petikemas Konvensional Gabion

Dermaga ini melayanai kapal semi container dan kapal full container yang

dikelola tersendiri oleh UPTK.Selain itu dermaga ini khusus melayanani bongkar

muat peti kemas (container).Terminal ini merupakan badan usaha sendiri yang

terpisah dengan Pelabuhan Belawan namun tetap berada di area kerja Pelabuhan

Belawan. Dermaga ini mempunyai panjang 500 m, lebar 31,25 m dan kedealaman

kolam 11 m.

6. Terminal penumpang

Terminal penumpang saat ini berada di dermaga ujung Pelabuhan

Belawan, tepatnya diujung timur dermaga, sehingga site yang ditempati oleh

terminal ini terletak tepat disudut, dengan dengan salah satu sisi berfungsi sebagai

dermaga domestik dan disisi lain sebagai dermaga internasional.

50

Universitas Sumatera Utara


PT Pelindo I (Persero) membawahi 15 pelabuhan cabang yang berlokasi di

4 provinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera utara, Riau dan Kepulauan

Riau. Salah satu cabang adalah Pelabuhan Belawan yang dipimpin oleh seorang

General Manajer (GM) yang dibantu oleh beberapa manager yaitu manager

umum, manager STI, manager komersial, manager pelayanan kapal, manager

pelayanan terminal, manager teknik, manajer keuangan, manager usaha bongkar

muat, dan manajemen representative ISO (wakil managemen mutu).

Dalam melaksanakan aktivitasnya, Pelabuhan Belawan didukung oleh

kurang lebih 600 staff yang mempunyai waktu operasional selama 24 jam dengan

sistem pelayanan terpadu dilaksanakan di bawah satu naungan Pusat Pelayanan

Satu Atap (PPSA) dengan berbasis sistem online.

Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan utama dilingkungan PT Pelindo I

merupakan pelabuhan terbesar di Pulau Sumatera. Pelabuhan Belawan terletak

pada posisi 030-47’-20” LU 980-42’-08”BT, dengan panjang alur pelayaran 9 mil,

pasang surut 3m LWS, kecepatan arus 0,2-2 knot dan kecepatan angin 4-8 knot.

Pelabuhan Belawan memiliki lokasi strategis yaitu terletak di Timur Laut Pantai

Sumatera berdektan Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran internasional.

Dengan demikian posisi Pelabuhan Belawan sangat strategis sebagai sebagai pintu

keluar masuk komoditas ekspor dan impor khususnya barang-barang yang berasal

dari beberapa provinsi di Pulau Sumatera. Kapal-kapal besar tiap hari hilir mudik

melewati selat malaka, sebagai wilayah penghubung jalur perdagangan Asia dan

sekitarnya, Amerika, Australia, Afrika dan Eropa. Kapal-kapal tangki besar

berukuran besar yang mengangkut BBM dari Timur Tengah menuju Jepang,

Korea, dan China pasti melewati Selat Malaka. Oleh karena itu jika mampu

51

Universitas Sumatera Utara


menjadi hub port maka pelabuhan Belawan akan mampu menyaingi pelabuhan-

pelabuhan besar di Asia. Pelabuhan Belawan juga terletak di antara pelabuhan-

pelabuhan internasional negara lain seperti pelabuhan Singapura, pelabuhan Port

Klang, pelabuhan Penang, serta pelabuhan Tanjung Pelepas di Malaisya dan

Singapura.

Pelabuhan Belawan memiliki daerah kerja seluas 12.072,33 ha dan terdiri

atas beberapa pangkalan dan terminal, yaitu Belawan Lama, Dermaga Antar-

Pulau Ujung Baru, Ujung Baru, Kolam Citra, Jetty Pertamina, dan UPTK

Gabion. Dari segi komoditas yang terangkut terutama produk agrobisnis baik,

curah cair maupun curah kering. Pelabuhan Belawan mempunyai potensi untuk

bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan di Malaisya dan Singapura. Oleh karena itu

Pelabuhan Belawan dimasa mendatang perlu dikembangkan sebagai hub

pelabuhan Internasional yang melayani alih muat peti kemas, curah kering, dan

curah cair dan mampu melayani angkutan langsung ke negara tujuan.

Merespon perkembangan perekonomian di wilayah Sumatera Utara dan

penongkatan arus barang melalui pelabuhan Belawan seperti dijelaskan di atas

maka manajemen PT Pelindo I membagi beberapa unit usaha yang ada di

Pelabuhan Belawan menjadi 2 kelompok bisnis yaitu bisnis ustama dan bisnis

pendukung. Unit usaha yang termasuk kedalam bisnis utama adalah Pelabuhan

Konvensional, Belawan International Container Terminal (BICT), Unit Galangan

Kapal (UGK), dan Terminal Petikemas Domestik Belawan (TPKDB). Sementara

yang termasuk kedalam bisnis pendukung adalah Rumah Sakit Pelabuhan Medan

(RSPM) dan PT Prima Logistik Indonesia (PIL).

52

Universitas Sumatera Utara


4.1.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I
Cabang Belawan

Sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan yang didukung oleh

transformasi perusahaan tahun 2015, diterjemahkan/didefinisikan tujuan yang

ingin dicapai perusahaan dalam beberapa tahun ke depan melalui visi dan misi

yang ditetapkan sebagai berikut:

a. Visi

Visi PT Pelabuhan Indonesi I merupakan cara pandang ke depan, kemana

dan bagaimana organisasi harus di bawa dan berkarya agar tetap konsisten dan

dapet eksis, antisipatif, inovatif serta produktif dan sekaligus sebagai pengarah

dan sumber acuan dalam pelaksanaan tugas yang diemabn oleh seluruh jajaran

organnisasi. Visi PT Pelabuhan Indonesia I diambil dari keyakinan dasar dan

niali-niali dasar yang dianut oleh seluruh komponen organisasi, dengan

mempertimbangkan lingkungan sekitarnya dan tugas pokok dan fungsi PT

Pelabuhan Indonesia I. Atas dasar tersebut visi PT Pelabuhan Indonesia I adalah

sebagai berikut :

“Menjadi Nomor Satu Bisnis Kepelabuhanan di Indonesia”

Adapun penjelasan visi :

Nomor satu di bisnis kepelabuhanan di Indonesia

- Pelayanan terminal operator CPO

- Marine Business

- Pemanduan selat malaka

- Pelayanan terminal operator curah kering

- Port developer (industrial gateway port)

53

Universitas Sumatera Utara


Visi tersebut merupakan pernyataan cita-cita Perusahaan menjadi

pengelola terminal peti kemas dengan throughput terbesar di Indonesia, yang

ditarget akan terwujud pada tahun 2023. Cita-cita ini muncul dilandasi dengan

potensi geografis, peluang bisnis serta kebijakan nasional yang membuka peluang

bagi Perusahaan untuk merealisasikan visi dimaksud.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut maka dirumuskanlah misi PT Pelindo I

sebagai berikut :

“Menyediakan Jasa Kepelabuhanan yang Terintegerasi, Berkualitas, dan Bernilai

Tambah untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Wilayah”.

- Jasa Kepelabuhanan yang terintegerasi

Terintegerasi dalam satu rantai nilai logistik dan konektivitas antar moda

- Jasa kepelabuhanan yang berkualitas

Berkualitas yang cepat dan aman

- Jasa kepelabuhanan yang bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan

ekonomi wilayah

Bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah yang ditandai

dengan pertumbuhan arus barang dan perdagangan.

c. Tata Nilai Perusahaan

Tata nilai yang berlaku diharapkan mampu mengantar perusahaan mencapai

visi dan menjalankan misinya yang dikenal sebagai “CIPTa”. Tata nilai tersebut

ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Nomor:

KP.30/1/2/PI-14.T.U

54

Universitas Sumatera Utara


Adapun values perusahaan ditetapkan sebagai berikut:

- Customer Focus

Proaktif dalam melayani dan membangun hubungan dengan pelanggan, melalui

perilaku kunci: proaktif dan cepat tanggap, mengutamakan pelayanan prima dan

kepuasan pelanggan.

- Integrity

Mengutamakan perilaku terpuji sesuai dengan nilai, prinsip dan etika perusahaan,

melalui perilaku kunci : jujur dan taat, serta berani dan bertanggung jawab

- Profesionalism

Penguasaan terhadap pekerjaan yang mencakup pengetahuan dan keterampilan

dan sikap melalui perilaku kunci : kompeten dan disiplin, serta berkualitas

- Teamwork

Keinginan yang tulus untuk bekerja sama dengan orang lain, melalui perilaku

kunci: berkolaborasi dan bersinergi, serta tulus dan saling menghargai.

Maksud dan tujuan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) sesuai dengan

anggaran dasar perusahaan adalah melakukan usaha dibidang penyelenggaraan

dan pengusahaan jasa kepelabuhanan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya

yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermutu.

4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan

Cabang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan, melaksanakan

pengusahaan dan pelayanan jasa kepelabuhanan serta usaha dan pelayanan jasa

lainnya secara efisien dan efektif dalam rangka menunjang kelancaran arus kapal,

55

Universitas Sumatera Utara


bongkar muat barang dan arus penumpang sesuai dengan kebijaksanaan yang

ditetapkan oleh Direksi.

Untuk melaksanakan tugas pokoknya cabang mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan, pengusahaan jasa pemanduan, penundaan, labuh, tambat,

dermaga, gudang, lapangan penumpukan, usaha bongkar muat, terminal

peti kemas, tanah, perairan, bangunan air, listrik, alat bongkar muat serta

usaha lainnya;

b. Pelaksanaan pelayanan bagi kapal, barang, penumpang dan pelayanan

lainnya;

c. Pelaksanaan pengendalian dan pemelliharaan fasilitas dan peralatan

pelabuhan, serta pelaksanaan program pembangunan sesuai rencana induk

pelabuhan;

d. Pengelolaan administrasi keuangan cabang;

e. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan kesejahteraan, kesehatan dan

keselamatan kerja, hubungan industrial, urusan tata usaha dan rumah

tangga, hukum dan hubungan masyarakat serta pengamanan aset cabang

pelabuhan;

f. Pelaksanaan pengolahan data laporan serta pengoperasian dan

pemeliharaan sistem informasi;

g. Pelaksanaan perencanaan dan penerapan sistem manajemen mutu.

56

Universitas Sumatera Utara


4.1.3 Struktur Organisasi PT Pelindo I Cabang Belawan

Pada umumnya perusahaan mempunyai struktur organisasi.Struktur

organisasi merupakan jenjang tanggung jawab dan wewenang orang-orang yang

ada dalam perusahaan. Sehingga dengan struktur organisasi ini akan jelas bagi

setiap anggota perusahaan mengenai pembagian kerja , hubungan wewenang

antara orang-orang atau unit-unit di dalam organisasi, berbagai tingkat aktifitas

berkaitan satu sama lain bagaimana sistem komunikasinya (hubungan

pelaporannya) dan span of control ( jumlah orang yang diawasi dengan efisien).

Pengertian struktur organisasi secara umum merupakan tata atau susunan

dari suatu perusahaan mulai dari tingkatan yang paling atas sampai pada tingkat

yang paling bawah, tentang jenjang pekerjaan pada perusahaan tersebut. Untuk

memperjelas tanggung jawab dan wewenang tersebut disusun struktur organisasi

dengan suatu bagan organisasi yang menunjukkan diagram fungsi departemen

atau jabatan dalam organisasi serta menunjukkan hubungan mereka satu sama

lain.

Kesatuan perintah (unity of command) sangat penting dalam suatu

organisasi untuk menjaga jangan sampai ada simpangsiuran atau kesalahan dari

atasan kepada bawahan. Adapun struktur organisasi PT. Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Cabang Belawan, terdiri dari: Divisi Komersial, Divisi Pelayanan Kapal,

Barang dan PPSA, Divisi Teknik, Divisi Keuangan, Divisi Umum, Divisi Sistem

dan Teknologi Informasi dan Unit Usaha Bongkar Muat. Masing-masing divisi

dipimpin oleh Manajer yang terdiri dari Dinas, yang masing-masing dipimpin

oleh Asisten Manajer. Untuk penerapan dan pelaksaan manajemen mutu, General

57

Universitas Sumatera Utara


Manajer dibantu oleh Wakil Manajemen Mutu dan Manajemen Mutu dibantu oleh

Staff Sistem Mutu dan Staf Pengembangan Mutu.

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing divisi adalah :

1. Divisi Komersil

Divisi komersil mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,

melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengkajian pasar dan promosi, pusat

pelayanan administrasi jasa usaha serta aneka usaha. Untuk melaksanakan

tugasnya, Divisi Komersil mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengkajian pasar dan

promosi;

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan

administrasi jasa/usaha (PPAJU);

c. Perencanaan, pelakasaan dan pengendalian kegiatan aneka usaha.

Divisi Komersil terdiri dari :

a) Dinas Pengkajian Pasar dan Promosi dengan tugas pokok

melaksanakan dan mengendalikan penyelenggaraan pengkajian

pasar dan promosi;

b) Dinas Pusat Pelayanan Administrasi Jasa/Usaha dengan tugas

pokok melaksanakan dan mengendalikan pelayanan administrasi

pelayanan administrasi jasa usaha kepelabuhanan, verifikasi

produksi dan pendapatan, penotaan jasa kepelabuhanan serta

evaluasi produksi dan pendapatan;

58

Universitas Sumatera Utara


c) Dinas Aneka Usaha dengan tugas pokok melaksanakan dan

mengendalikan pengusahaan tanah dan perairan, bangunan, air,

listrik serta usaha lainnya.

2. Divisi Pelayanan Kapal, Barang dan PPSA

Divisi ini mempunyai tugas pokok menyiapkan perencaan, melaksanakan

dan mengendalikan kegiatan pelayanan pemanduan, penyiapan armada

kepanduan, pelayanan pemadam kebakaran dan rupa-rupa, perencanaan dan pusat

pelayanan satu atap serta pelayanan operasi barang. Untuk melaksanakan

tugasnya Divisi Pelayanan Kapal, Barang dan PPSA mempunyai fungsi sebagai

berikut :

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan pemanduan;

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan pemadam

kebakaran dan rupa-rupa;

c. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian perencanaan PPSA meliputi:

pihak internal (semua divisi terkait) dan eksternal perusahaan;

d. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelayanan operasi dan kinerja

operasional;

e. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian penyiapan armada kepanduan.

Divisi Pelayanan Kapal, Barang dan PPSA terdiri dari :

a) Dinas Pelayanan Pemadam mempunyai tugas pokok

melaksanakan pelayanan telekomunikasi kapal, pelayanan

pemanduan dan penundaan serta melaksanakan administrasi

kepanduan;

59

Universitas Sumatera Utara


b) Dinas Pelayanan Pemadam Kebakaran dan Rupa-Rupa yang

mempunyai tugas pokok melaksanakan dan mengendalikan

pelayanan pemadam kebakaran, pelayanan pas pelabuhan dan

parker, pelayanan terminal penumpang serta pelayanan peralatan

pelabuhan;

c) Dinas perencanaan dan pengendalian yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan dan mengendalikan kegiatan perencanaan

dan pengendalian pelayanan kapal dan barang serta

mengkoordinasikan kegiatan perencanaan baik dengan pihak

internal maupun dengan pihak eksternal perusahaan;

d) Dinas pelayanan operasi yang mempunyai tugas pokok

melaksanakan administrasi dan pelayanan operasi dermaga,

gudang dan lapangan penumpukan dan pendataan kinerja masing-

masing pelayanan;

e) Dinas penyiapan armada kepanduan yang mempunyai tugas

pokok merencanakan dan mengendalikan perawatan dan

perbaikan, melaksanakan penilikan dan evaluasi serta

melaksanakan penyiapan pengawakan dan perbekalan armada.

3. Divisi Teknik

Divisi teknik mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,

melaksanakan dan mengendalikan invesatasi dan pemeliharaan prasarana dan

sarana pelabuhan, rekomendasi teknis yang berkaitan dengan IMB, perbekalan

teknik/logistik, pemantauan rencana induk pelabuhan dan lingkungan hidup serta

implementasi Sistem Informasi Manajemen Teknik dan Administrasi Teknik,

60

Universitas Sumatera Utara


pelayanan air umum, air kapal dan pelayanan listrik. Untuk melaksanakan

tugasnya, divisi teknik mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian investasi dan

pemeliharaan prasarana pelabuhan dan penyiapan rekomendasi teknik

untuk penerbitan IMB;

b. Perencanaan , pelaksanaan dan pengendalian investasi dan

pemeliharaan sarana pelabuhan serta perbekalan teknik;

c. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pemantauan rencana

induk pelabuhan dan lingkungan, implementasi Sistem Informasi

Manajemen Teknik dan Administrasi Teknik.

Divisi Teknik terdiri dari:

a) Dinas Pekerjaan Sipil yang mempunyai tugas pokok

merencanakan, menyelenggarakan dan mengendalikan

pekerjaan investasi, pemeliharaan prasarana pelabuhan serta

penyiapan rekomendasi teknis untuk penerbitan IMB;

b) Dinas Pelaralatan dan Instalasi yang mempunyai tugas pokok

merencakan, menyelenggarakan dan mengendalikan pekerjaan

investasi, pemeliharaan sarana pelabuhan serta perbekalan

teknik/logistik, pelayanan umum, pelayanan air kapal dan

umum;

c) Dinas Perencanaan dan Administrasi Teknik yang mempunyai

tugas pokok menyelenggarakan dan mengendalikan

pemantauan rencana induk pelabuhan dan lingkungan serta

61

Universitas Sumatera Utara


implementasi sistem informasi, manajemen teknik dan

administrasi teknik.

4. Divisi keuangan

Divisi ini mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,

melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengendalian anggaran, akuntansi dan

perbendaharaan serta kemitraan dan bina lingkungan. Untuk melaksanakan

tugasnya, divisi keuangan mempunyai fungsi:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran;

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian ekonomi;

c. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian perbendaharaan;

d. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kemitraan dan bina

lingkungan.

Divisi keuangan terdiri dari:

a) Dinas Anggaran yang mempunyai tugas pokok merencanakan,

menyelenggarakan dan mengendalikan anggaran pendapatan, biaya

dan investasi serta membuat perhitungan kinerja keuangan.

b) Dinas Akunansi mempunyai tugas pokok merencanakan,

menyelenggarakan dan mengendalikan siklus akuntansi, meliputi

bukti pendukung transaksi, administrasi dan usulan penghapusan

aktiva tetap, administrasi dan pelaporan perpajakan serta

pengarsipan bukti pembukuan dan laporan keuangan .

c) Dinas Pembendaharaan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan dan mengendalikan lalu lintas keuangan dan

rekening koran, administrasi hutang piutang, uper, penerimaan

62

Universitas Sumatera Utara


penyimpanan, pengeluaran kas bank dan barang persediaan surat

berharga;

d) Dinas Kemitraan dan Bina Lingkungan mempunyai tugas pokok

merencanakan, menyelenggarakan dan mengendalikan administrasi

keuangan dan pembinaan, pembinaan usaha kecil dan koperasi,

menyeleksi dan mengevaluasi calon mitra binaan serta menyiapkan

laporan keuangan kemitraan dan bina lingkungan.

5. Divisi Umum

Divisi Umum mempunyai tugas pokok menyiapkan perencanaan,

melaksanakan dan mengendalikan tata usaha, rumah tangga dan keprotokolan,

administrasi personalia, perencanaan dan pengembangan SDM, hubungan

industrial, hukum dan humas, serta pengamanan lingkungan kerja dan aset

perusahaan. Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Umum mempunyai fungsi:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian tata usaha, rumah tangga dan

keprotokolan;

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi

personalia serta perencanaan dan pengendalian SDM dan hubungan

industrial.

Divisi Umum terdiri dari:

a) Dinas Tata Usaha yang mempunyai tugas pokok melaksanakan

dan mengendalikan administrasi perkantoran dan

kerumahtangaan, keprotokolan, pengadaan, penyaluran,

inventarisasi dan pemeliharaan peralatan kantor, serta pool

kendaraan;

63

Universitas Sumatera Utara


b) Dinas Personalia mempunyai tugas pokok melaksanakan dan

mengendalikan administrasi kepegawaian, perencanaan dan

pengembangan SDM, pendidikan dan pelatihan, kesejahteraan

dan K3 pegawai serta hubungan industrial;

c) Dinas Hukum dan Humas mempunyai tugas pokok

melaksanakan dan mengendalikan penanganan dan penelaahan

masalah hukum di cabang. Melaksanakan hubungan

kemasyarakatan, penataan dokumen perusahaan dan

perlindungan kepentingan perusahaan serta mengupayakan

peningkatan citra perusahaan;

d) Dinas Pengamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan dan

mengendalikan pengamatan terhadap lingkungan kerja

perusahaan dan aset perusahaan.

6. Divisi Sistem dan Teknologi Informasi

Divisi Sistem dan Teknologi Informasi mempunyai tugas pokok

merencanakan dan melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan sistem dan

teknologi informasi serta menyusun laporan dan penyiapan informasi. Adapun

fungsi Divisi Sistem dan Teknologi antara lain:

a. Perencanaan, pelakasanaan dan pengendalian kegiatan pengumpulan,

pengolahan, penyajian informasi dan laporan;

b. Pengoperasian dan pemeliharaan sistem dan teknologi informasi.

Divisi Sistem dan Teknologi Informasi terdiri dari :

64

Universitas Sumatera Utara


a) Dinas Data dan Informasi mempunyai tugas pokok perencanaan,

pelaksanaan, pengumpulan, pengolahan data dan penyajian

informasi;

b) Dinas Pengoperasian Sistem mempunyai tugas pokok

melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengoperasian dan

pemeliharaan Sistem dan Teknologi Informasi.

7. Divisi Usaha Bongkar Muat

Divisi Usaha Bongkar Muat mempunyai tugas pokok menyiapkan

perencanaan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bongkar muat dan

pemupukan, menyiapkan peralatan dan perawatan serta tata usaha dan keuangan.

Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Sistem Usaha Bongkar Muat mempunyai

fungsi:

a. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan bongkar muat dan

penumpukan;

b. Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyiapan peralatan,

perencanaan perawatan, perbaikan dan perbengkelan serta perbekalan;

c. Penyiapan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan tata usaha

dan keuangan usaha bongkar muat.

Divisi Usaha Bongkar Muat terdiri dari:

a) Dinas Operasi mempunyai tugas pokok merencanakan dan

mengendalikan kegiatan bongkar muat, melaksanakan kegiatan

bongkar muat dan penumpukan serta melaksanakan administrasi

operasi dan pendekatan kinerja bongkar muat;

65

Universitas Sumatera Utara


b) Dinas penyiapan peralatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

dan mengendalikan perawatan dan pemeliharaan, serta

melaksanakan, mengendalikan dan mengadministrasikan

pengoperasian fasilitas dan peralatan bongkar muat;

c) Dinas tata usaha dan keuangan mempunyai tugas pokok

melaksanakan tata usaha, pengumpulan data dan informasi,

pendistribusian produksi dan pendapatan, pembuatan pranota serta

administrasi keuangan.

66

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.1.3.1 Struktur Organisasi PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan

Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan

67

Universitas Sumatera Utara


4.1.4 Komposisi Pegawai Divisi Usaha Bongkar Muat PT Pelindo I Cabang
Belawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin

Peranan karyawan bagi sebuah perusahaan berupa keterlibatan mereka

dalam sebuah perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh

perusahaan. Berbicara mengenai peranan tenaga kerja, harus dibedakan antara

mereka yang memiliki pekerjaan dan mereka yang bekerja. Karyawan adalah

mereka yang bekerja pada orang lain dengan menjual jasa mereka, waktu, tenaga

dan pikiran untuk perusahaan dan mendapat kompensasi dari perusahaan tersebut.

Disini terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak dan kewajiban masing-

masing.

Disini peneliti mengambil komposisi pegawai yang berada di divisi usaha

bongkar muat PT Pelindo I Cabang Belawan. Kegiatan bongkar dalam

pelaksanaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab divisi usaha bongkar muat

barang. Pengguna jasa berhubungan langsung dengan karyawan yang berada di

divisi usaha bongkar muat. Mengingat pentingnya divisi usaha bongkar muat

maka peneliti hanya mengambil komposisi pegawai divisi usaha bongkar muat.

Tabel 4.1.4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan dan Jenis


Kelamin

URAIAN JUMLAH
Kualifikasi Berdasarkan Pendidikan
1. SLTA/SMK 6 orang
2. D-III 2 orang
3. S-1 10 orang
4. S-2 1 orang
TOTAL 19 orang

Kualifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin


1. Laki-laki 19 orang
2. Perempuan -
TOTAL 19 orang
Sumber : PT Pelindo I (Divisi Usaha Bongkar Muat)

68

Universitas Sumatera Utara


4.2 Strategi PT Pelindo I Cabang Belawan dalam Implementasi
Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan

Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi

strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah

menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur.

Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangan setelah strategi

dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari

manajemen strategi. Implementasi strategi merupakan tahap yang krusial dalam

proses kebijakan publik. Suatu kebijakan atau program harus diimplementasikan

agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan.

Pada penelitian ini, data yang didapatkan peneliti lebih banyak berupa

penggambaran deskripsi kata-kata dan tindakan informan yang diwawancarai.

Adapun sumber utama tersebut yaitu peneliti mencatat semua informasi dalam

transkrip wawancara, observasi dan dokumentasi, sebagian besar

didokumentasikan melalui alat perekam dan kamera handphone yang peneliti

gunakan selama proses wawancara berlangsung. Peneliti juga menggunakan data

dokumentasi yang berada di PT Pelindo I Cabang Belawan.

Pada bab pembahasan ini peneliti menggunakan teori implementasi

strategi yang disampaikan oleh J. David Hunger dimana proses manajemen

strategi manajemen terdiri dari 4 tahap yaitu pengamatan lingkungan, perumusan

strategi, implementasi strategi dan evaluasi. Disini peneliti fokus pada

implementasi strategi dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannnya

melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Rumusan strategi yang

69

Universitas Sumatera Utara


baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam implementasi. Begitu pula

dengan implementasi tidak akan berkontribusi baik pada organisasi jika rumusan

strateginya tidak baik. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis strategi SO,

ST, WO dan WT oleh Albert Humprey.D.

4.3 Analisis Strategi Strength-Opportunity (SO), Strength-Threat (ST),


Weakness-Opportunity (WO), Weakness-Threat (WT)

Analisis strategi SO, ST, WO dan WT telah menjadi salah satu alat yang

berguna dalam dunia industri. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan

untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam

pengenalan program-program baru di lembaga-lembaga yang memiliki visi dan

misi yang luar biasa dalam artian memiliki target di masa depan misalnya

perusahaan, organisasi, lembaga pendidikan dan dunia bisnis lainnya. Proses

penggunaan manajemen analisis strategi SO,ST,WO dan WT menghendaki

adanya suatu survei internal tentang strenght (kekuatan) dan weakness

(kelemahan) program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan

threats (peluang/kesempatan).

4.3.1 Analisis Strategi Strenght-Opportunity (SO) dalam Implementasi


Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Analisis strategi SO dibuat dengan memanfaatkan selururh kekuatan

internal organisasi PT Pelindo I untuk merebut dan memanfaatkan peluang

eksternal oraganisasi sebesar-besarnya. Analisis strategi SO didapatkan dari hasil

identifikasi Strength (kekuatan) dan Opportunity (peluang). Adapun kekuatan dan

peluang dari PT Pelindo I Cabang Belawan sebagai berikut :

70

Universitas Sumatera Utara


Kekuatan (strength) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat di dalam

organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis

merupakan faktor yang terdapat dalam sebuah organisasiatau konsep bisnis itu

sendiri. Yang menjadi kekuatan PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan adalah

sebagai berikut :

a. Fasilitas dedicated terminal yang memadai baik curah cair, curah kering,

petikemas, car terminal, terminal penumpang, dan general cargo. Hal ini

ditandai dengan meningkatnya service level dengan jaminan sandar,

kecepatan layanan dan focus.

b. Jumlah alat bongkar muat untuk penanganan bongkar muat petikemas,

curah kering dan general kargo yang ditandai dengan adanya investasi

penambahan alat bongkar muat yang akan meningkatkan produktivitas

bongkar muat dan penguasaan pasar. Saat ini fasilitas alat bongkar muat

yang dimiliki oleh PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan sebagai

berikut:

Tabel 4.3.1.1 Daftar peralatan bongkar muat (mekanik) PT Pelindo I


(Persero) Cabang Belawan
Kondisi
No Jenis Peralatan Merk Kap (Baik/Rusak)
1 Forklift Clark 15 Ton No.13 Komatsu 10 Ton Baik
2 Forklift Komatsu 10 Ton No.14 Clark 15 Ton Baik
3 Forklift Toyota 3.5 Ton No.15 Toyota 3.5 Ton Baik
4 Forklift Toyota 3.5 Ton No.16 Toyota 3.5 Ton Baik
5 MHC Liebherr LHM 280 Liebherr 84 Ton Baik
Mobile Crane Grove 35 Ton
6 No.01 Grove 35 Ton Baik
7 Mobile Crane HMC 6130 No.02 Sennebogen 84 Ton Baik
8 Mobile Crane HMC 6130 No.03 Sennebogen 84 Ton Baik
9 Mobile Crane HMC 6130 No.04 Sennebogen 84 Ton Baik
10 Mobile Crane HMC 6130 No.05 Sennebogen 84 Ton Baik

71

Universitas Sumatera Utara


11 Grab Bucket No.1 Guven 20 Ton Baik
12 Grab Bucket No.2 Guven 20 Ton Baik
13 Grab Bucket No.3 Guven 20 Ton Baik
14 Grab Bucket No.4 Guven 20 Ton Baik
15 Dry Bulk Hopper No.1 Guven 45 Ton Baik
16 Dry Bulk Hopper No.2 Guven 45 Ton Baik
17 Dry Bulk Hopper No.3 Guven 45 Ton Baik
18 Dry Bulk Hopper No.4 Guven 45 Ton Baik
19 Excavator Komatsu PC200-8 Komatsu 1 Ton Baik
Sumber : (PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan 2018, transkrip dokumentasi
hal 122)

c. Unit usaha bongkar muat yang sumber daya utamanya adalah sebagai

Badan Usaha Pelabuhan (BUP) operator terminal/pelabuhan.

d. Sumber daya tenaga pandu yang memadai ditandai dengan pelimpahan

pemanduan di area wajib pandu Belawan

e. Konsesi terminal eksisting ditandai dengan adanya daya tawar untuk

kerjasama dengan pihak ketiga yang akan berbisnis di area konsesi

Jika dilihat secara divisional dari unit usaha bongkar muat yang

menjadi kekuatan adalah selalu berperan aktif semaksimal mungkin dalam

memanfaatkan fungsi-fungsi kepelabuhanan. Secara corporate yakni reputasi

yang baik sudah tersebar di masyarakat luas. Kemudian dari segi fasilitas seperti

dermaga. PT Pelindo I yang merupakan salah satu perusahaan dengan modal

negara sehingga dengan fasilitas yang besar-besar seperti memiliki kapal

kepanduan, memiliki alur pelabuhan, pelabuhan, listrik, air, bangunan, tanah yang

kesemuanya dimiliki oleh PT Pelindo I sehingga tidak bergantung pada

perusahaan lain.

72

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang program apa saja

yang dilakukan PT Pelindo I terkait strategi mereka dalam implementasi

pelayanan jasa bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan menyatakan bahwa :

“Pelabuhan belawan selaku pelabuhan konvensional di tuntut melakukan


peningkatan kinerja, percepatan pertumbuhan dan lain sebagainya.
Karena itu saat ini pelabuhan sedang melakukan pembangunan dermaga
dedicated. Artinya ia akan menjadi dermaga yang akan dikhususkan untuk
produk atau jenis bisnis tertentu”. (Wawancara penulis dengan General
Manajer PT Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret 2018 di ruang rapat
direksi pukul 09.15 WIB, transkrip wawancara hal. 114)

Selanjutnya informan lainnya juga menyatakan bahwa,

“Telah dilakukannya pembangunan Dedicated Terminal yang berupa


terminal CPO antar pulau dan Car Terminal. (Wawancara penulis
dengan Humas PT Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret di ruang
kantor SDM dan Umum pukul 11.45 WIB, transkrip wawancara hal.
114)

Kemudian mengenai pembangunan dedicated terminal terkait strategi

SO informan menyebutkan bahwa:

“Car terminal. Kalau selama ini mobil yang datang dari jakarta masuk di
Pelabuhan Ujung Baru , saat turun mereka akan diletakkan di lapangan-
lapangan yang memang kebetulan ada lowong, tidak disiapkan secara
khusus. Sekarang kita siapkan satu terminal khusu, car terminal dengan
kapasitas 900 mobil. Kemudian terminal CPO antar pulau. Seperti kita
ketahui wilayah kita sebagian besarnya adalah perkebunan, CPO masih
menjadi komoditas andalan. Memang saat ini sudah ada terminal curah
cair tapi fokusnya untuk kegiatan ekspor impor. Sementara, perusahaan-
perusahaan perkebunan yang ada di Sumatera Utara biasanya juga
mempunyai perkebunan di pulau lain atau provinsi lain, Jambi,
Kalimantan atau Sulawesi. Nah, terminal antar pulau ini nantinya akan
menjadi konsoslidasi, dikumpulkannya CPO mereka. Selama ini masih
belum dialokasikan secara khusus, masih berserak dimana mana, inilah
yang sedang kita benahi. Kalau selama ini kita konvensional, sekarang
kita coba menata wilayah dan mendedikasikannya secara khusus.”
(Wawancara penulis dengan General Manajer PT Pelindo I Cabang
Belawan, 5 Maret 2018 di ruang rapat direksi pukul 09.30 WIB,
transkrip wawancara hal. 115)

73

Universitas Sumatera Utara


Selanjutnya penulis menanyakan juga kepada informan yang sama

mengenai tujuan yang ingin dicapai dengan dibangunnya dedicated terminal di

Pelabuhan Belawan dan menyatakan bahwa:

“Untuk CPO antar pulau sudah dipersiapkan 3x3000 metrik tong tangki,
jadi kalau selama ini pelabuhan tidak memiliki tangki, yang punya tangki
Cuma pengusaha perkebunannya, sekarang pelabuhan juga akan
mempunyai tangki yang bisa dipakai oleh para pemilik kebun, dan kalau
tidak meleset, setahun perusahaan (PelindoI) bisa mendapatkan 300-
400.000 ton jasa terminal CPO antar Pulau. Dan saat ini kita juga sedang
membenahi terminal Ujung Baru. Pelabuhan ini akan dijadikan sebagai
multi terminal.Walaupun dedikasi juga, tetapi seolah-olah masih
tercampur. Kita akan membangun terminal curah kering ( untk food dan
pakan ternak seperti jagung dan kedelai). Yang sudah ada sekarang itu
hanya untuk kegiatan curah kering ekspor, terutama ampas sawit dan
sebagainya. Tapi ternyata kita juga melihat ada peluang untuk curah
kering impor dan antar pulau. Seperti jagung misalnya, kan tidak boleh
dicampur lagi, tapi ada yang dari Lampung atau Gorantalo. Untuk hal-
hal seperti itu, kita coba tangani dalam satu terminal. Kalau dalam istilah
kami, terminal curah kering bongkar. Tapi pupuk belum kita handle.”
(Wawancara penulis dengan General Manajer PT Pelindo I Cabang
Belawan, 5 Maret 2018 di ruang rapat direksi pukul 09.45 WIB,
transkrip wawancara hal. 115)

Hal senada juga disampaikan oleh informan lainnya, yaitu:

“Hal ini bertujuan untuk semakin melengkapi fasilitas yang dimiliki oleh
Pelabuhan Belawan. Pembangunan terminal CPO antar pulau ini
bertujuan untukmenambah kapasitas bongkar muat CPO menjadi sebesar
1,8 juta/tahun. Sedangkan pembangunan car terminal di lahan eks
dermaga 004 Pelabuhan Belawan Lama menjadi jawaban dari tuntutan
pengguna jasa yang setiap bulan rutin mendatangkan ratusan unit mobil
baru dari Jakarta. Pembangunan car terminal ini juga untuk memenuhi
kenaikan bongkar muat mobil setiap tahunnya melalui Pelabuhan
Belawan. Sepanjang Tahun 2016, pelabuhan Belawan melayani bongkar
muat mobil sebanyak 55.020 unit, dan meningkat sebesar 23% di tahun
2017 atau sebanyak 68.031 unit. Hingga bulan Februari 2018, bongkar
muat mobil melalui Pelabuhan Belawan mencapai 6.017 unit, dengan
rata-rata kunjungan kapal 12 (dua belas) call tiap bulannya. PT Pelindo I
(Persero juga membangun cold storage untuk menfasilitasi produk-produk
holtikultura dari hasil pertanian yang akan diekspor keluar Sumatera

74

Universitas Sumatera Utara


Utara agar bisa disimpan langsung di Pelabuhan Belawan. Pembangunan
Cold Storage ini menjadi fasilitas yang disediakan Terminal Holtikultura
yang diharapkan mampu menekan biaya logistik produk holtikultura. PT
Pelindo I (Persero) juga menegembangkan terminal Multipurpose
Pelabuhan Belawan yang terdiri dari Terminal Curah Kering dengan
kapasitas sebesar 1 juta ton, Terminal General Cargo dan Dermaga IKD
(Industri Kimia Dasar) yang diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan kelancaran operasional bongkar muat barang, serta
menambah kapasitas bongkar muat komoditi baik curah kering maupun
general cargo di Pelabuhan Belawan.” (Wawancara penulis dengan
Humas PT Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret di ruang kantor SDM
dan Umum pukul 11.55 WIB, transkrip wawancara hal.116)

Berdasarkan pengamatan peneliti pada tanggal 5 Maret 2018 pukul 10.00-

12.45 WIB di Kantor PT Pelindo I Cabang Belawan Divisi Usaha Bongkar Muat

Barang tepatnya di Pelabuhan Ujung Baru telah dibangunnya pipa terpadu untuk

bongkar muat curah cair.

Gambar 4.3.1.1 Gambar Pipa Terpadu

(Sumber: Dokumentasi PT Pelindo I, Maret 2018 transkrip


dokumentasi hal. 122)

Gambar di atas merupakan foto pipa terpadu milik PT Pelindo I sebagai


fasilitas penunjang kegiatan bongkar muat barang curah cair. Dalam terminal

75

Universitas Sumatera Utara


curah cair Pelabuhan Belawan juga terdapat 4 'unloading point' untuk komoditas
minyak sawit dan 2 'loading point' untuk komoditas BBM.
Peneliti juga mengamati gudang lapangan penumpukan yang bertujuan

agar pelindo I memiliki gudang yang jaraknya dekat dengan pelabuhan dan hal ini

akan mengurangi biaya logistik perjalanan bongkarmuat dari dan ke kapal.

Gambar 4.3.1.2 Gudang Lapangan Penumpukan

Peneliti juga mengamati alat-alat bongkar muat yang digunakan untuk

kegiatan bongkar muat seperti crane, forklift, grab bucket, exavator dan lainnya.

Gambar 4.3.1.3 Daftar alat bongkar muat

(Sumber: Dokumentasi PT Pelindo I, Maret 2018 transkrip dokumentasi hal.122)

Gambar di atas merupakan daftar alat bongkar muat yang dimiliki oleh PT

Pelindo I. Semua kondisi alat masih dalam kondisi baik.

76

Universitas Sumatera Utara


Selain itu, peneliti juga melihat bagaimana alur kegiatan bongkar muat

barang di Pelabuhan Terminal Ujung Baru yang pada saat itu sedang melakukan

kegiatan bongkar muat petikemas dan curah kering seperti pasir dengan

menggunakan alat-alat bongkar muat milik PT Pelindo I.

Bongkar muat dari kapal petikemas menggunakan crane dan diangkut

menggunakan truck menuju lapangan penumpukan. Peneliti tidak menemukan

kejanggalan atau sistem yang salah dari kegiatan bongkar muat tersebut. Semua

sesui dengan SOP yang telah ditetapkan.

Gambar 4.3.1.4 Kegiatan bongkar muat

(Kegiatan bongkar muat barang PT Pelindo I di Pelabuhan Belawan)

(Kegiatan bongkar muat curah kering) ( kegiatan bongkar muat peti kemas)
(Sumber: Dokumentasi Penulis, Maret 2018 transkrip dokumentasi hal. 121)

77

Universitas Sumatera Utara


Gambar diatas merupakan kegiatan proses bongkar muat peti kemas dan

curah kering di Terminal Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Kegiatan tersebut

berjalan dengan baik. Tampak juga dalam proses tersebut kesiapan alat bongkar

muat milik PT Pelindo I sangat memadai.

Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan kesempatan baik

untuk jangka pendek maupun jangka panjang di luar lingkungan organisasi untuk

mengembangkan aktivitasnya di masa depan. Yang menjadi peluang PT Pelindo I

(Persero) Cabang Belawan adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan arus petikemas di pelabuhan Belawan berkisar antara 7%-

10% pertahun dengan peluang pasar yang menyediakan “Terminal

Petikemas Mini” untuk kapal/tongkang yang belum memiliki window di

BICT/TPKDB

b. Preferensi pemilik barang yang menginginkan kemudahan paket layanan

dengan peningkatan pangsa usaha bongkar muat

c. Kegiatan di SBM Pertamina dan alih muat kapal yang memberikan

peluang layanan pemanduan/penundaan kapal

Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat diketahui bahwa strategi SO

PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang adalah

sebagai berikut:

1. Menyediakan terminal peti kemas mini di cabang Pelabuhan Belawan

2. Melayani kegiatan pemanduan/penundaan di luar wilayah wajib pandu

(SBM Pertamina, STS Lampu 1, Pulau Kurau)

3. Meningkatkan pangsa pasar UBM

78

Universitas Sumatera Utara


4. Memprioritaskan penggunaan alat bongkar muat milik/yang dikuasai oleh

Pelindo

5. Membentuk konsosrsium/mengikat kerjasama dengan perusahaan bongkar

muat untuk jaminan standar kinerja bongkar muat

Akhirnya setelah penulis mendeskripsikan atau menggambarkan

informasi-informasi di atas mengenai strategi PT Pelindo I dalam memanfaatkan

kekuatan internal organisasi untuk merebut peluang eksternal organisasi, maka

penulis menyatakan bahwa PT Pelindo I telah menerapkan strategi strength-

opportunity (SO) dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat di Pelabuhan

Belawan.

4.3.2 Analisis strategi Strength-Threat (ST) dalam Implementasi Pelayanan

Jasa Bongkar Muat

Analisis stretagi ST menggunakan kekuatan internal yang dimiliki PT

Pelindo I untuk mengatasi atau mengurangi dampak ancaman eksternal organisasi.

Strategi ST didapatkan dari hasil analisis kekuatan organisasi dan ancaman

eksternal organisasi. Adapaun kekuatan dan ancaman PT Pelindo I yaitu:

a. Fasilitas dedicated terminal yang memadai baik curah cair, curah kering,

petikemas, car terminal, terminal penumpang, dan general cargo. Hal ini

ditandai dengan meningkatnya service level dengan jaminan sandar,

kecepatan layanan dan focus.

b. Jumlah alat bongkar muat untuk penanganan bongkar muat petikemas,

curah kering dan general kargo yang ditandai dengan adanya investasi

penambahan alat bongkar muat yang akan meningkatkan produktivitas

bongkar muat dan penguasaan pasar.

79

Universitas Sumatera Utara


c. Unit usaha bongkar muat yang sumber daya utamanya adalah sebagai

Badan Usaha Pelabuhan (BUP) operator terminal/pelabuhan.

d. Sumber daya tenaga pandu yang memadai ditandai dengan pelimpahan

pemanduan di area wajib pandu Belawan

e. Konsesi terminal eksisting ditandai dengan adanya daya tawar untuk

kerjasama dengan pihak ketiga yang akan berbisnis di area konsesi

Jika dilihat secara divisional dari unit usaha bongkar muat yang menjadi

kekuatan adalah selalu berperan aktif semaksimal mungkin dalam memanfaatkan

fungsi-fungsi kepelabuhanan. Secara corporate yakni reputasi yang baik sudah

tersebar di masyarakat luas. Kemudian dari segi fasilitas seperti dermaga. PT

Pelindo I yang merupakan salah satu perusahaan dengan modal negara sehingga

dengan fasilitas yang besar-besar seperti memiliki kapal kepanduan, memiliki alur

pelabuhan, pelabuhan, listrik, air, bangunan, tanah yang kesemuanya dimiliki oleh

PT Pelindo I sehingga tidak bergantung pada perusahaan lain.

Ancaman merupakan faktor yang berasal dari lingkungan di luar

lingkungan organisasi yang dapat menghambat usaha-usaha ataupun aktivitas dari

suatu organisasi. Ancaman bagi PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan sebagai

berikut:

a. Tuntutan pengguna jasa untuk pelayanan yang cepat, transparan, fairness

dan no service no pay yang ditandainya dengan pengguna jasa semakin

terbuka menyampaikan klaim, tuntutan dan keluhan.

b. Inflasi dan kenaikan upah minimum kota/provinsi yang mengakibatkan

kenaikan biaya operasional

80

Universitas Sumatera Utara


c. Tuntutan regulasi untuk kelestarian lingkungan yang ditandai dengan

ancaman pencemaran lingkungan yang tidak terkontrol.

Secara divisional yang menjadi ancaman bagi berlangsungnya kegiatan

bongkar muat barang ada beberapa faktor seperti cuaca. Misalkan terjadi hujan

banyak buruh bongkar muat yang tidak mau bekerja dan ada juga beberapa jenis

barang bongkar muat yang tidak boleh terkena air hujan seperti pupuk dan semen.

Kemudian prasarana bongkar muat yang tidak seluruhnya dimiliki dan dikelola

oleh PT Pelindo I seperti gudang, tracking itu dari pemilik barang. Jika jarak

antara gudang dan pelabuhan jauh kemudian unit tracking juga terbatas maka itu

akan memakan waktu yang cukup lama untuk kegiatan bongkar muat. Selain itu

kondisi lalu lintas yang kelancarannya tidak bisa diprediksi juga menjadi salah

satu kendala di lapangan apakah terjadi kemacetan atau kondisi jalan yang buruk.

Selain itu banyaknya pesaing sekitar kurang lebih 40 perusahaan bongkar

muat milik swasta. PT Pelindo I sebagai perusahaan negara dalam melakukan

kegiatan prosedurnya harus mengacu dengan peraturan yang telah ditetapkan baik

Undang-Undang maupun peraturan menteri. Sedangkan perusahaan swasta dalam

kegiatannya mereka memiliki peraturan sendiri yang dapat diubah secara cepat

meskipun tetap harus mengacu pada undang-undang.

Seperti yang dijelaskan oleh salah satu mengenai ancaman apa yang akan

menghambat usaha bongkar muat PT Pelindo I di Pelabuhan Belawan, yakni

sebagai berikut:

“Banyaknya pesaing sekitar kurang lebih 40 perusahaan bongkar muat


milik swasta. PT Pelindo I sebagai perusahaan negara dalam melakukan
kegiatan prosedurnya harus mengacu dengan peraturan yang telah
ditetapkan baik Undang-Undang maupun peraturan menteri. Sedangkan
perusahaan swasta dalam kegiatannya mereka memiliki peraturan sendiri

81

Universitas Sumatera Utara


yang dapat diubah secara cepat meskipun tetap harus mengacu pada
undang-undang.” (Wawancara penulis dengan Asisten Manajer
Pelayanan Bongkar Muat pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha
bongkar muat pukul 14.12 WIB, transkrip wawancara hal. 139)

Sedangkan informan lainnya menyebutkan bahwa,

“Tuntutan pengguna jasa untuk pelayanan yang cepat, transparan,


fairness dan no service no pay yang ditandainya dengan pengguna jasa
semakin terbuka menyampaikan klaim, tuntutan dan keluhan. Inflasi dan
kenaikan upah minimum kota/provinsi yang mengakibatkan kenaikan
biaya operasional. Tuntutan regulasi untuk kelestarian lingkungan yang
ditandai dengan ancaman pencemaran lingkungan yang tidak terkontrol.”
(Wawancara penulis dengan Deputi General Manajer pada 12 Maret
2018 di ruang pelayanan pelanggan pukul 08.17 WIB, transkrip
wawncara hal. 139)

Terkait dengan tuntutan regulasi untuk kelestarian lingkungan, PT Pelindo

I telah mengeluarkan sejumlah anggaran yang dialokasikan untuk pelekasanaan

program dan kegaiatan pengelolaan lingkungan. Seperti yang terdapat dalam

laporan sustainability report PT Pelindo I 2017.

Gambar 4.3.2.1 Dana Pengelolaan Lingkungan

Sumber: sustainability report PT Pelindo I 2017 hal. 04


www.pelindo1.co.id

82

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat diketahui bahwa strategi ST

PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan jaminan pelayanan/service level guarantee (SLG) kepada

pengguna jasa

2. Menerapkan service level agreement (SLA) dengan pengguna jasa

strategis untuk pengenaan tarif B to B dan jaminan layanan. Jaminan ini

diberikan atas kerugian pihak ketiga melalui asuransi port liability.

3. Kerjasama dengan mitra strategis untuk jaminan volume dan optimalisasi

fasilitas dedicated berth.

4. Kerjasama dengan mitra strategis untuk penyediaan fasilitas

penanggulangan pencemaran

Akhirnya setelah penulis mendeskripsikan atau menggambarkan

informasi-informasi di atas mengenai strategi PT Pelindo I dalam memanfaatkan

kekuatan internal organisasi untuk mengatasi ancaman bagi keberlangsungan

usaha bongkar muat PT Pelindo I, maka penulis menyatakan bahwa PT Pelindo I

telah menerapkan strategi strength-threat (ST) dalam implementasi pelayanan jasa

bongkar muat di Pelabuhan Belawan.

4.3.3 Analisis Strategi Weakness-Opportunity (WO) dalam Implementasi

Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Strategi WO dibuat bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal

organisasi dengan memanfaatkan Peluang eksternal organisasi. Strategi WO

dibuat dengan mengetahui kelemahan organisasi dan melihat peluang dari

83

Universitas Sumatera Utara


eksternal organisasi. Adapun yang menjadi kelemahan dan peluang pada PT

Pelindo I yaitu :

Kelemahan merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi yang

dapat menghambat kinerja atau aktivitas organisasi. Dalam hal ini, kelemahan

yang terdapat pada PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan adalah sebagai

berikut:

a. Pendangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dapat diatasi

dengan adanya dermaga idle karena kapal-kapal masuk/keluar karena

menunggu air pasang yang menyebabkan potensi kapal kandas.

b. Back up area yang terbatas yang menyebabkan kehilangan potensi

pengembangan.

c. Kapasitas dermaga terbatas karena tidak seluruh dermaga dapat disandari

kapal besar dan penempatan alat bongkar muat

Seperti yang telah dijelaskan oleh informan di bawah ini mengenai

kelemahan atau yang menjadi hambatan bagi PT Pelindo I dalam menjalankan

kegiatan usaha bongkar muat barang terkait strategi WT yaitu :

“Pendangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dapat diatasi


dengan adanya dermaga idle karena kapal-kapal masuk/keluar karena
menunggu air pasang yang menyebabkan potensi kapal kandas. Back up
area yang terbatas yang menyebabkan kehilangan potensi pengembangan.
Kapasitas dermaga terbatas karena tidak seluruh dermaga dapat
disandari kapal besar dan penempatan alat bongkar muat.” (Wawancara
penulis dengan Deputi General Manajer pada 12 Maret 2018 di ruang
pelayanan pelanggan pukul 08.16 WIB, transkrip wawancara hal.
138)

Berbeda dengan informan lainnya yang menyebutkan bahwa,

84

Universitas Sumatera Utara


“Ada beberapa faktor seperti cuaca. Misalkan terjadi hujan banyak buruh
bongkar muat yang tidak mau bekerja dan ada juga beberapa jenis
barang bongkar muat yang tidak boleh terkena air hujan seperti pupuk
dan semen. Kemudian prasarana bongkar muat yang tidak seluruhnya
dimiliki dan dikelola oleh PT Pelindo I seperti gudang, tracking itu dari
pemilik barang. Jika jarak antara gudang dan pelabuhan jauh kemudian
unit tracking juga terbatas maka itu akan memakan waktu yang cukup
lama untuk kegiatan bongkar muat. Selain itu kondisi lalu lintas yang
kelancarannya tidak bisa diprediksi juga menjadi salah satu kendala di
lapangan apakah terjadi kemacetan atau kondisi jalan yang buruk.”
Selain itu juga Alat pendukung seperti gudang dan tracking yang tidak
sepenuhnya dimiliki oleh PT Pelindo I melainkan dari Ekspedisi Muatan
Kapal Laut (EMKL) dan itu merupakan salah satu kendala PT Pelindo I
Cabang Belawan. Yang disediakan oleh PT Pelindo I Cabang Belawan
adalah seperti buruh, alat, dan dermaga. Sebab kalau gudang berada di
sekitar pelabuhan itu akan sangan efisien dalam hal waktu pengangkutan.
Terkadang pemilik barang tidak mau gudang berada di pelabuhan. Maka
jarak antara pelabuhan dengan gudang menjadi salah satu kelemahan
dalam hal kegiatan bongkar muat. PT Pelindo tidak memiliki jasa EMKL.
Karena jika semua sarana dan prasarana kegiatan bongkar muat dimiliki
oleh PT Pelindo I maka akan menyebabkan yang dinamakan monopoli.
(Wawancara penulis dengan Asisten Manajer Pelayanan Bongkar
Muat pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha bongkar muat pukul
14.11 WIB, transkrip wawancara hal. 138)

Adapun kelemahan PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan dalam

menjalankan usaha bongkar muat secara divisional adalah alat pendukung seperti

gudang dan tracking yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh PT Pelindo I melainkan

dari Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan itu merupakan salah satu kendala

PT Pelindo I Cabang Belawan. Yang disediakan oleh PT Pelindo I Cabang

Belawan adalah seperti buruh, alat, dan dermaga. Sebab kalau gudang berada di

sekitar pelabuhan itu akan sangat efisien dalam hal waktu pengangkutan.

Terkadang pemilik barang tidak mau gudang berada di pelabuhan. Maka jarak

antara pelabuhan dengan gudang menjadi salah satu kelemahan dalam hal

kegiatan bongkar muat. PT Pelindo tidak memiliki jasa EMKL. Karena jika

85

Universitas Sumatera Utara


semua sarana dan prasarana kegiatan bongkar muat dimiliki oleh PT Pelindo I

maka akan menyebabkan adanya monopoli.

Peluang adalah situasi atau kondisi yang merupakan kesempatan baik

untuk jangka pendek maupun jangka panjang di luar lingkungan organisasi untuk

mengembangkan aktivitasnya di masa depan. Yang menjadi peluang PT Pelindo I

(Persero) Cabang Belawan adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan arus petikemas di pelabuhan Belawan berkisar antara 7%-

10% pertahun dengan peluang pasar yang menyediakan “Terminal

Petikemas Mini” untuk kapal/tongkang yang belum memiliki window di

BICT/TPKDB

b. Preferensi pemilik barang yang menginginkan kemudahan paket layanan

dengan peningkatan pangsa usaha bongkar muat

c. Kegiatan di SBM Pertamina dan alih muat kapal yang memberikan

peluang layanan pemanduan/penundaan kapal

Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat diketahui bahwa strategi WO

PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang adalah

sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengerukan perawatan secara rutin

2. Penataan dan pembenahan fasilitas

3. Penataan flow kendaraan masuk/keluar pelabuhan

4. Pelatihan SDM, on the job training dan mentoring SDM.

Akhirnya setelah penulis mendeskripsikan atau menggambarkan

informasi-informasi di atas mengenai strategi PT Pelindo I dalam mengurangi

86

Universitas Sumatera Utara


kelemahan internal organisasi dengan memanfaatkan peluang eksternal organisasi

untuk usaha bongkar muat PT Pelindo I, maka penulis menyatakan bahwa PT

Pelindo I telah menerapkan strategi weakness-opportunity (WO) dalam

implementasi pelayanan jasa bongkar muat di Pelabuhan Belawan.

4.3.4 Analisis Strategi Weakness-Threat (WT) dalam Implementasi Pelayanan


Jasa Bongkar Muat

Strategi WT dibuat berdasarkan pada kegiatan defensif untuk berusaha

meminimalkan dan memperbaiki kelemahan dan mengatasi ancaman eksternal

organisasi. Strategi WT dibuat dengan mengetahui apa yang menajadi kelemahan

dan apa yang menjadi ancaman bagi organisasi. Adapun kelemahan dan ancaman

bagi organisasi PT Pelindo I yakni :

a. Pendangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dapat diatasi

dengan adanya dermaga idle karena kapal-kapal masuk/keluar karena

menunggu air pasang yang menyebabkan potensi kapal kandas.

b. Back up area yang terbatas yang menyebabkan kehilangan potensi

pengembangan.

c. Kapasitas dermaga terbatas karena tidak seluruh dermaga dapat disandari

kapal besar dan penempatan alat bongkar muat

Adapun kelemahan PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan dalam

menjalankan usaha bongkar muat secara divisional adalah alat pendukung seperti

gudang dan tracking yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh PT Pelindo I melainkan

dari Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan itu merupakan salah satu kendala

87

Universitas Sumatera Utara


PT Pelindo I Cabang Belawan. Yang disediakan oleh PT Pelindo I Cabang

Belawan adalah seperti buruh, alat, dan dermaga. Sebab kalau gudang berada di

sekitar pelabuhan itu akan sangat efisien dalam hal waktu pengangkutan.

Terkadang pemilik barang tidak mau gudang berada di pelabuhan. Maka jarak

antara pelabuhan dengan gudang menjadi salah satu kelemahan dalam hal

kegiatan bongkar muat. PT Pelindo tidak memiliki jasa EMKL. Karena jika

semua sarana dan prasarana kegiatan bongkar muat dimiliki oleh PT Pelindo I

maka akan menyebabkan yang dinamakan monopoli.

Ancaman merupakan faktor yang berasal dari lingkungan di luar

lingkungan organisasi yang dapat menghambat usaha-usaha ataupun aktivitas dari

suatu organisasi. Ancaman bagi PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan sebagai

berikut:

a. Tuntutan pengguna jasa untuk pelayanan yang cepat, transparan,

fairness dan no service no pay yang ditandainya dengan pengguna jasa

semakin terbuka menyampaikan klaim, tuntutan dan keluhan.

b. Inflasi dan kenaikan upah minimum kota/provinsi yang

mengakibatkan kenaikan biaya operasional

c. Tuntutan regulasi untuk kelestarian lingkungan yang ditandai dengan

ancaman pencemaran lingkungan yang tidak terkontrol.

Secara divisional yang menjadi ancaman bagi berlangsungnya kegiatan

bongkar muat barang ada beberapa faktor seperti cuaca. Misalkan terjadi hujan

banyak buruh bongkar muat yang tidak mau bekerja dan ada juga beberapa jenis

barang bongkar muat yang tidak boleh terkena air hujan seperti pupuk dan semen.

88

Universitas Sumatera Utara


Kemudian prasarana bongkar muat yang tidak seluruhnya dimiliki dan dikelola

oleh PT Pelindo I seperti gudang, tracking itu dari pemilik barang. Jika jarak

antara gudang dan pelabuhan jauh kemudian unit tracking juga terbatas maka itu

akan memakan waktu yang cukup lama untuk kegiatan bongkar muat. Selain itu

kondisi lalu lintas yang kelancarannya tidak bisa diprediksi juga menjadi salah

satu kendala di lapangan apakah terjadi kemacetan atau kondisi jalan yang buruk.

Selain itu banyaknya pesaing sekitar kurang lebih 40 perusahaan bongkar

muat milik swasta. PT Pelindo I sebagai perusahaan negara dalam melakukan

kegiatan prosedurnya harus mengacu dengan peraturan yang telah ditetapkan baik

Undang-Undang maupun peraturan menteri. Sedangkan perusahaan swasta dalam

kegiatannya mereka memiliki peraturan sendiri yang dapat diubah secara cepat

meskipun tetap harus mengacu pada undang-undang.

“Pendangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dapat diatasi


dengan adanya dermaga idle karena kapal-kapal masuk/keluar karena
menunggu air pasang yang menyebabkan potensi kapal kandas. Back up
area yang terbatas yang menyebabkan kehilangan potensi pengembangan.
Kapasitas dermaga terbatas karena tidak seluruh dermaga dapat
disandari kapal besar dan penempatan alat bongkar muat.” (Wawancara
penulis dengan Deputi General Manajer pada 12 Maret 2018 di ruang
pelayanan pelanggan pukul 08.16 WIB, transkrip wawancara hal.
138)

Berbeda dengan informan lainnya yang menyebutkan bahwa,

“Ada beberapa faktor seperti cuaca. Misalkan terjadi hujan banyak buruh
bongkar muat yang tidak mau bekerja dan ada juga beberapa jenis
barang bongkar muat yang tidak boleh terkena air hujan seperti pupuk
dan semen. Kemudian prasarana bongkar muat yang tidak seluruhnya
dimiliki dan dikelola oleh PT Pelindo I seperti gudang, tracking itu dari
pemilik barang. Jika jarak antara gudang dan pelabuhan jauh kemudian
unit tracking juga terbatas maka itu akan memakan waktu yang cukup
lama untuk kegiatan bongkar muat. Selain itu kondisi lalu lintas yang
kelancarannya tidak bisa diprediksi juga menjadi salah satu kendala di
lapangan apakah terjadi kemacetan atau kondisi jalan yang buruk.”

89

Universitas Sumatera Utara


Selain itu juga Alat pendukung seperti gudang dan tracking yang tidak
sepenuhnya dimiliki oleh PT Pelindo I melainkan dari Ekspedisi Muatan
Kapal Laut (EMKL) dan itu merupakan salah satu kendala PT Pelindo I
Cabang Belawan. Yang disediakan oleh PT Pelindo I Cabang Belawan
adalah seperti buruh, alat, dan dermaga. Sebab kalau gudang berada di
sekitar pelabuhan itu akan sangan efisien dalam hal waktu pengangkutan.
Terkadang pemilik barang tidak mau gudang berada di pelabuhan. Maka
jarak antara pelabuhan dengan gudang menjadi salah satu kelemahan
dalam hal kegiatan bongkar muat. PT Pelindo tidak memiliki jasa EMKL.
Karena jika semua sarana dan prasarana kegiatan bongkar muat dimiliki
oleh PT Pelindo I maka akan menyebabkan yang dinamakan monopoli.
(Wawancara penulis dengan Asisten Manajer Pelayanan Bongkar
Muat pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha bongkar muat pukul
14.11 WIB, transkrip wawancara hal. 138)

Kemudian informan menjelaskan mengenai ancaman apa yang akan

menghambat usaha bongkar muat PT Pelindo I di Pelabuhan Belawan, yakni

sebagai berikut,

“Banyaknya pesaing sekitar kurang lebih 40 perusahaan bongkar muat


milik swasta. PT Pelindo I sebagai perusahaan negara dalam melakukan
kegiatan prosedurnya harus mengacu dengan peraturan yang telah
ditetapkan baik Undang-Undang maupun peraturan menteri. Sedangkan
perusahaan swasta dalam kegiatannya mereka memiliki peraturan sendiri
yang dapat diubah secara cepat meskipun tetap harus mengacu pada
undang-undang.” (Wawancara penulis dengan Asisten Manajer
Pelayanan Bongkar Muat pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha
bongkar muat pukul 14.12 WIB)

Sedangkan informan lainnya menyebutkan bahwa,

“Tuntutan pengguna jasa untuk pelayanan yang cepat, transparan,


fairness dan no service no pay yang ditandainya dengan pengguna jasa
semakin terbuka menyampaikan klaim, tuntutan dan keluhan. Inflasi dan
kenaikan upah minimum kota/provinsi yang mengakibatkan kenaikan
biaya operasional. Tuntutan regulasi untuk kelestarian lingkungan yang
ditandai dengan ancaman pencemaran lingkungan yang tidak terkontrol.”
(Wawancara penulis dengan Deputi General Manajer pada 12 Maret
2018 di ruang pelayanan pelanggan pukul 08.17 WIB)

90

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat diketahui bahwa strategi WT

PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang adalah

sebagai berikut:

a. Penerapan tarif yang kompetitif

b. Penyediaan layanan customer care 24 jam

c. Efisiensi

Gambar 4.3.4.1 Penyediaan Layanan Customer Care 24 Jam

Sumber: sustainability report PT Pelindo I 2017 hal. 60


www.pelindo1.co.id

Gambar diatas merupakan bukti bahwa PT Pelindo I telah melakukan

penyediaan layanan customer care 24 jam sebagai bentuk dari antisipasi

kelemahan dan ancaman dari PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa

bongkar muat.

Akhirnya setelah penulis mendeskripsikan atau menggambarkan

informasi-informasi di atas mengenai strategi PT Pelindo I dalam mengurangi

kelemahan internal organisasi dan mengatasi ancaman eksternal organisasi untuk

91

Universitas Sumatera Utara


usaha bongkar muat PT Pelindo I, maka penulis menyatakan bahwa PT Pelindo I

telah menerapkan strategi weakness-threat (WT) dalam implementasi pelayanan

jasa bongkar muat di Pelabuhan Belawan.

4.4 Keterkaitan Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam Implementasi

Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan dengan

Pengembangan Program

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan

kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,

berlabuh,naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Usaha jasa

pengurusan transportasi (freight forwading) adalah kegiatan/usaha yang ditujukan

untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan

penerimaan barang dan/atau hewan melalui angkutan darat, laut dan/atau udara.

Kata angkut berarti mengangkut dan membawa, memuat atau

mengirimkan. Pengangkutan dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan

manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Produsen yang melakukan

pengangkutan barang, akan melakukan kegiatan bongkar muat barang di areal

pelabuhan agar barang yang telah dibawa dapat dikirim sampai ke konsumen.

Rangkaian peristiwa pemindahan itu meliputi kegiatan :

a. Memuat penumpang atau barang ke dalam alat pengangkut

b. Membeawa penumpang atau barang ke tempat tujuan

c. Menurunkan penumpang atau membongkar abrang di tempat tujuan

92

Universitas Sumatera Utara


Usaha bongkar muat barang adalah kegiatan usaha yang bergerak dalam

bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan yang meliputi

kegiatan stevedoring, cargodoring, dan receiving/delivery.

a. Stevedoring yaitu pekerjaan membongkar barang dari kapal ke

dermaga/tongkang/truck atau memuat dari dermaga/tongkang/truck ke

kapal samapi dengan tersusun dalam palka kapal dengan menggunakan

derek kapal atau derek darat.

b. Cargodoring yaitu pekerjaan melepaskan sling/jala-jala (ex tackle) di

dermaga dan mengankut dari dermaga, ke gudang/lapangan penumpkan

dan menyususn di gudang/lapangan penumpukan atau sebaliknya.

c. Receiving/Delivery yaitu pekerjaan memindahkan barang dari

timbunan/tempat penumpukan di gudang/lapangan penumpukan dan

menyerahkan keatas truck penerima barang untuk cargo yang dibongkar,

sebaliknya untuk cargo yang akan dimuat ke kapal diserahkan ke atas

kapal.

Berikut merupakan dokumen muatan/cargo pada kapal yang harus

dipenuhi dalam rangka bongkar muat :

a. Shipping Order (So) atau sering di sebut Shipping Instruction (Si)

merupakan Surat yang dibuat oleh Shipper yang ditujukan kepada

Carrier / kapal untuk menerima dan memuat muatan yang tertera dalam

surat tersebut. Shipping Order berisi : Nama shipper, Nama Consignee

di pelabuhan bongkar, Notify address, Pelabuhan Muat, Pelabuhan

Tujuan, Nama dan Jenis barang, Jumlah Berat dan Volume, Shipping

Mark, Total Nett Weight, Total Gross weight, Total Measurement,

93

Universitas Sumatera Utara


Freight and charge, B/L , Dated, Commercial Invoice, No.L/C. Shipping

Instruyction merupakan sumber pengapalan, oleh karena itu kalau S/I

sudah diterima oleh agen pelayaran (accepeted by the agent) maka kedua

belah pihak yaitu shipper dan carrier terikat kepada kesepakatan

tersebut, yaitu pengapalan muatan. kalau shipper membatalkan

pengapalannya, carrier yang bersangkutan mempunyai hak atas ganti

rugi yang dinamakan dead freight. Sebaliknya kalau carrier membatalkan

sailing, harus mengganti ganti rugi kepada shipper .

b. Cargo Declaration merupakan dokumen yang di buat oleh shipper

(pengirim) ditujukan kepada master kapal, dokumen ini menyatakan

bahwa cargo telah di inspeksi oleh independent surveyor yang

menyatakan cargo aman untuk di angkut.

c. Resi Mualim (Mate Receipt) Surat tanda terima barang / muatan diatas

kapal sesuai dengan keadaan muatan tersebut yang ditanda tangani oleh

mualim – I. Resi Mualim diberi catatan bila terdapat hal-hal yang tidak

sesuai atau perlu keterangan tambahan. Apa yang tertera dalam Mate

receipt akan tertera dalam Konosemen (Bill of Lading).

d. Resi Gudang, yaitu surat tanda muatan yang dikeluarkan oleh kepala

gudang yang menerima muatan tersebut dari shipper. Biasanya shipper

menyerahkan muatan yang akan dikapalkan itu satu dua hari sebelum

saat kedatangan kapal yang bersangkutan dipelabuhan pemuatan, untuk

melakukan pemuatan. Resi Gudang dibuat dalam lembar (atau lebih,

sesuai kebutuhan) menggunaan warna yang berbeda-beda; masing-

masing lembar mempunyai fungsi yang berbeda sbb:

94

Universitas Sumatera Utara


- Lembar ke-1 (asli), warna putih, sebagai surat Muat, yaitu surat penterahan

muatan dari gudang ke perwira kapal.

- Lembar ke-2, kuning, sebagai mate's receipt (resi mualim) asli, setelah

muatan diterima oleh mualim dan segala kondisi muatan dicatat disitu,

untuk shipper

- Lembar ke-3, warna merah jambu, sebagai Tembusan Resi Mualim,

diserahkan kepada agen setempat sebagai dasar pembuatan Bill of Lading;

- Lembar ke-4, warna hijau, untuk arsip kapal;

- Lebar ke-5 dan lembat ke-6, warna putih, untuk eperluan lainnya.

- Lembar-lembar kedua dan seterusnya menggunakan kertas tipis sedangkan

lembar kesatu menggunakan kertas HVS.

Perusahaan-perusahaan pelayaran tertentu menggunakan formulir yang

merupakan satu set dari mulai S/O sampai Resi Mualim.

e. Tally Sheet Suatu daftar / catatan penghitungan jumlah / banyaknya

muatan yang diterima atau muatan yang dibongkar oleh kapal.

Penghitungan dilakukan oleh Tally Clerk dan di syahkan / diketahui oleh

Mualim I.

f. Manifest Surat yang merupakan suatu Daftar barang-barang / muatan

yang telah dikapalkan. Dimana daftar tersebut berisi : Nama kapal,

Pelabuhan Muat dan Pelabuhan tujuan, Nama Nakhoda, Tanggal, No. B/L,

Pengirim (Shipper), Penerima (Consignees), Tanda (Mark), Jumlah /

banyaknya (Quantity), Jenis barang / muatan (Description of goods), Isi &

Berat (Volume & Weight) dan Keterangan jika ada. Dibuat oleh

Perusahaan Pelayaran.

95

Universitas Sumatera Utara


g. Bill Of Lading (Konosemen) Merupakan surat persetujuan pengangkutan

barang antara pengirim (Shipper) dan Perusahaan Pelayaran (Owner)

dengan segala konsekuensinya yang tertera pada surat tersebut. Juga dapat

merupakan surat kepemilikan barang sebagaimana yang tertera dalam

surat tersebut dan oleh karenanya dapat diperjual belikan sehingga Bill of

Lading ini juga merupakan surat berharga.

h. Letter Of Indemnity / Letter Of Guarantee adalah Surat Jaminan yang

dibuat oleh Shipper untuk memperoleh Clean B/L, dimana Shipper akan

bertanggung jawab apabila timbul Claim atas barang tersebut.

i. Delivery Order Suatu surat yang menyatakan kepemilikan atas barang atau

muatan. Dimana D/O dapat diperoleh dengan menukarkan B/L miliknya.

j. Statement Of Fact Laporan pelaksanaan kegiatan bongkar / muat mulai

dari awal hingga selesai kegiatan.

k. Stowage Plan merupakan gambaran informasi kondisi muatan yang

berada dalam ruang muat baik mengenai Letak, Jumlah dan Berat muatan

sesuai consignment mark bagi masing-masing pelabuhan tujuannya

l. Hatch List Daftar muatan yang berada dalam palka yang bersangkutan.

m. Discharging List Daftar bongkaran muatan pada suatu pelabuhan tertentu.

n. Damage Report Merupakan suatu surat berita acara kerusakan muatan

yang terjadi diatas kapal sehubungan tanggung jawab pihak carrier.

o. Marine Note Of Sea Protest Merupakan suatu Berita Acara atas kerusakan

muatan diluar kemampuan manusia. Dibuat oleh Nakhoda dan di syahkan

oleh Notaris.

96

Universitas Sumatera Utara


p. Notice Of Readiness Suatu surat yang dibuat oleh Nakoda yang

menyatakan bahwa kapal telah siap untuk melaksanakan kegiatan

pembongkaran atau pemuatan.

Gambar 4.4.1 Kegiatan bongkar muat PT Pelindo I (Persero) Cabang

Belawan

Sumber : Dokumentasi Penulis, Maret 2018

Sejalan dengan transformasi yang dilakukan, PT Pelindo I (Persero) terus

meningkatkan kinerja dan pelayanan jasa kepelabuhanan. Upaya tersebut

diwujudkan dengan melakukan berbagai program-program khususnya program

pembangunan seperti dengan melakukan pembenahan pada setiap pelabuhan,

salah satunya adalah Pelabuhan Belawan. PT Pelindo I (Persero) mengoptimalkan

potensi yang dimiliki Pelabuhan Belawan yang menjadi pelabuhan utama di

pesisir pantai Timur Sumatera. Adapun program pembangunan yang telah

dilaksanakan antara lain pembangunan Dedicated Terminal yang merupakan

terminal CPO Antar Pulau dan Car Terminal.

97

Universitas Sumatera Utara


Pembangunan Terminal CPO Antar Pulau ini bertujuan untuk menambah

kapasitas bongkar muat CPO menjadi sebesar 1,8 juta/tahun. Sedangkan

pembangunan car terminal di lahan eks dermaga 004 Pelabuhan Belawan Lama

menjadi jawaban dari tuntutan pengguna jasa yang setiap bulan rutin

mendatangkan ratusan unit mobil baru dari Jakarta. Pembangunan car terminal ini

juga untuk memenuhi kenaikan bongkar muat mobil setiap tahunnya melalui

Pelabuhan Belawan. Sepanjang Tahun 2016, pelabuhan Belawan melayani

bongkar muat mobil sebanyak 55.020 unit, dan meningkat sebesar 23% di tahun

2017 atau sebanyak 68.031 unit. Hingga bulan Februari 2018, bongkar muat

mobil melalui Pelabuhan Belawan mencapai 6.017 unit, dengan rata-rata

kunjungan kapal 12 (dua belas) call tiap bulannya.

PT Pelindo I (Persero juga membangun cold storage untuk menfasilitasi

produk-produk holtikultura dari hasil pertanian yang akan diekspor keluar

Sumatera Utara agar bisa disimpan langsung di Pelabuhan Belawan.

Pembangunan Cold Storage ini menjadi fasilitas yang disediakan Terminal

Holtikultura yang diharapkan mampu menekan biaya logistik produk holtikultura.

PT Pelindo I (Persero) juga menegembangkan terminal Multipurpose Pelabuhan

Belawan yang terdiri dari Terminal Curah Kering dengan kapasitas sebesar 1 juta

ton, Terminal General Cargo dan Dermaga IKD (Industri Kimia Dasar) yang

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kelancaran operasional

bongkar muat barang, serta menambah kapasitas bongkar muat komoditi baik

curah kering maupun general cargo di Pelabuhan Belawan.

Selain itu penerapan program-program berbasis online juga terus menerus

dikembangkan oleh PT Pelindo I (Persero) Cabang belawan seperti bongkar muat

98

Universitas Sumatera Utara


online pertama di Indonesia. Program ini disebut receiving/delivery online.

Pelanggan cukup hanya mengisi aplikasi receiving/delivery online dari rumahnya

atau kantornya. Jadi pada saat ini pengurusan dokumen barang di Pelabuhan

Belawan sudah semakin lancar dan cepat pasca sistem digitalisasi. Dampak ini

jelas terlihat di terminal peti kemas, sejak diterapkannya sistem ini kinerja

operasional di terminal peti kemas dalam memberikan pelayanan jasa

kepelabuhanan semakin meningkat sehingga produktivitas bongkar muat selama

dekade 2017 rata-rata 49 boks/ship/hours (B/S/H).

Penerapan receiving/delivery online ini merupakan yang pertama di

Indonesia. Setelah itu, pelayanan pembayaran juga sudah dilakukan dengan sistem

host to host serta Integrated Billing System (IBS) untuk mempercepat proses

pelayanan peti kemas. Jadi pengguna jasa tak perlu lagi datang ke Pelabuhan atau

Kantor Pelindo I Belawan atau bertatap muka dengan personel Pelindo untuk

mengurus dokumen barang. Hal ini juga memperkecil hal-hal seperti kolusi dan

nepotisme akibat seringnya melakukan pertemuan dengan personel pelabuhan

untuk pengurusan bongkar muat barang.

Data terakhir yang peneliti peroleh menunjukkan tiga bulan pertama di

2018 kinerja di terminal peti kemas menunjukkan trend meningkat dimana jumlah

kapal yang datang mengalami peningkatan yang signifikan. Selama triwulan I-

2018 arus kunjungan kapal tercatat 139 call atau naik sekitar 5,30 persen

dibandingkan tahun lalu yang jumlahnya 132 call. Begitu juga GRT nya naik dari

540.690 menjadi 631.049 ton atau naik sekitar 16,71 persen.

Program digitalisasi juga terjadi dari sektor administrasi dengan

menerapkan Manajemen Surat Elektronik (MSE) yang diterapkan di semua

99

Universitas Sumatera Utara


cabang PT Pelindo I termasuk juga PT Pelindo I Cabang Belawan. Dengan sistem

MSE proses surat menyurat dan pengiriman juga lebih cepat dan dapat diketahui

apahak surat sudah dibaca atau belum oleh orang yang dituju. Proses informasi

yang dilakukan secara cepat dan tepat sangat berpengaruh pada performance

Pelindo I sehingga informasi yang disampaikan ke berbagai cabang termasuk

cabang Belawan lebih cepat sampai dan keputusan yang diambil bisa lebih cepat

ditindaklanjuti. Namun kelemahannya adalah, sistem ini masih dilakukan secara

internal karena sistem MSE belum terkoneksi dengan instansi eksternal. Belum

semua instansi eksternal seperti pemerintah sudah menetapkan MSE.

Program digitalisasi lainnya adalah implementasi program Entreprise

Resource Planning (ERP). Sejak diterapkan ERP beberapa program masuk dalam

ERP termasuk program finansial yang berhubungan dengan uang dan akan

berpengaruh pada geliat perusahaan.

Di bagian Sumber Daya Manusia dan Umum misalnya, diterapkan

Manajemen Kinerja Elektronik (MKE). Dengan adanya MKE setiap pegawai

wajib memasukkan kinerja PKM selama 1 bulan. Bila PKM tidak memenuhi

target yang sudah ditetapkan, konsekuensinya tunjangan akan dilakukan

pemotongan beberapa persen.

4.5 Keterkaitan Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam Implementasi

Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan dengan

Anggaran

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan suatu

strategi adalah adanya sumber daya dana atau yang biasa disebut dengan

anggaran. Tanpa adanya anggaran yang mendukung, maka program maupun

100

Universitas Sumatera Utara


kegiatan tidak akan berjalan dengan baik. Didalam anggaran , satuan kegiatan dan

satuan uang menempati posisi penting karena segala kegiatan akan

dikuatfikasikan dalam bentuk uang.

Terkait dengan hal tersebut sistem pengganggaran PT Pelindo I (Persero)

Cabang Belawan bersumber dari anggaran perusahaan. Sistem penganggarannya

ditentukan dengan target pertahun bagi setiap divisi di kantor cabang termasuk

divisi usaha bongkar muat dan lainnya berdasarkan segmen pendapatan. PT

Pelindo I (Persero) Cabang Belawan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara

sumber anggarannya tidak berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

ataupun Daerah, melainkan dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

tidak mengelola APBN ataupun APBD. Untuk subsidi, PT Pelindo I merupakan

salah satu BUMN yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Murni

mengelola anggaran dari Pelindo yang telah ditetapkan oleh direksi.

Untuk program-program terpusat seperti sistem digitalisasi, sejak 1 Januari

2018, masing-masing bidang mengajukan anggaran untuk melaksanakan program

ini selama 1 tahun . ini semacam Purchase Order (PO). Bila selama 1 tahun

anggaran yang diajukan tidak habisa, ada kemungkinan di carry over untuk tahun

depannya. Tapi tidak menutup kemungkinan anggaran yang tidak habis akan

ditutup dan tidak bisa di carry over. Berbeda dengan program yang tidak bisa

selesai selama 1 tahun, masih bisa dilanjutkan di tahun berikutnya. Hal ini

dikarenakan implementasi ERP masih tahun ini dilaksanakan. Anggaran yang

dibutuhkan sangat besar dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk dapat

menyelesaikan satu program. Bila tahun pertama anggaran program sudah

terserap 10 persen, maka tahun berikutnya tidak akan masalah.

101

Universitas Sumatera Utara


4.6 Keterkaitan Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam Implementasi

Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan dengan

Prosedur

Setelah anggaran diprogram, divisional dan perusahaan disetujui, maka

prosedur operasi standar harus dikembangkan. Sering disebut Strandart

Operasional Procedure (SOP), yang dirinci secara khusus berbagai aktivitas yang

harus dilaksanakan untuk menyempurnakan program-pogram korporasi. Hal

semacam ini juga dikenal sebagai rutinitasi organisasi, prosedur adalah cara utama

dimana organisasi mencapai banyak dari apa yang mereka lakukan. Setelah di

tempat, prosedur diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam terknologi

serta strategi.

Terkait dengan Standart Operasional Procedure (SOP) bongkar muat

pada PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan, sistem dan prosedur dipegang oleh

asisten manajer dan manajer divisi usaha bongkar muat. Staff tidak mengetahui

data fisik sistem dan prosedur. Staff hanya mendapatkan perintah dan arahan dari

asisten manajer atau manajer terkait dengan sistem dan prosedur kegiatan yang

mengacu kepada SOP yang telah ditentukan. Terkait tentang sistem dan prosedur,

atasan memberikan sop kepada staff berdasarkan perintah, karena yang terpenting

adalah hasil kerja. Adapun jenis-jenis SOP terkait dengan bongkar muat barang

sebagai berikut:

a. Prosedur terpadu pembongkaran barang

b. Prosedur terpadu penanganan pembongkaran, pemuatan peti kemas dari

dan ke kapal

c. Prosedur terpadu pelayanan terminal curah kering

102

Universitas Sumatera Utara


d. Prosedur terpadu penyerahan barang (delivery)

e. Prosedur terpadu pelayanan receiving dan delivery peti kemas domestik

f. Prosedur terpadu penyiapan peralatan bongkar muat

g. Prosedur terpadu pelayanan muat melalui pipa

Sejauh ini atasan memberikan sosioalisasi kepada staff dengan

menggunakan sistem berdasarakan perintah dan arahan dan hasil kerja masih

bagus. sejauh ini masih belum ada masalah mengenai sistem tersebut, kalaupun

ada masalah kembali kepada SOP yang telah dibuat, dan itu pun tergantung

kepada divisi terkait, apakah perlu dilakukan revisi atau tidak. Jika divisi

menganggap perlu melakukan revisi mereka akan berkoordinasi dengan divisi

sistem dan manajemen untuk melakukan perubahan SOP sesuai dengan arahan

divisi masing-masing dan sesuai dengan kebiasaan cara kerja divisi tersebut.

Dalam proses bongkar muat tentu pihak Pelindo harus memastikan bahwa

barang-barang yang dibongkar atau dimuat dalam keadaan utuh dan aman. Terkait

dengan sistem pengamanan pelabuhan dan bongkar muat, PT Pelindo I Cabang

Belawan memeiliki standarisasi tertentu. ISPSCO ( International ship port

security) adalah untuk pengamanan kapal dan pelabuhan dimana hal ini adalah

hasil dari deklarasi IMO (International maritime organitation). Di setiap daerah

pelabuhan di buat restricted area atau daerah terbatas. Jadi orang-orang yang

masuk ke pelabuhan sudah teridentifikasi dan itu khusus untuk pekerja.

Untuk pengamanan barang dari kegiatan bongkar muat sendiri tidak

dilakukan oleh PT Pelindo I Cabang Belawan. Ini dilakukan oleh departemen

keuangan dan dilaksanakan oleh pihak bea cukai terkait status barang baik ekspor

dan impor yang akan dikenakan pajak bea cukai. Kalau dari PT Pelindo I sistem

103

Universitas Sumatera Utara


pengawasannya hanya akses fasilitas saja. Baik itu dermaga, gudang dan lapangan

penumpukan. Terkait barang, PT Pelindo hanya melayani dari kapal ke truck dan

dari truck ke gudangnya pemilik barang ataupun dari truck ke kapal. Untuk

pengamanan barangnya itu tergantung si pemilik barang, kalau pemilik barang

ingin pengamanan maka ia meminta dari baik itu angkatan laut, polisi atau

pengamanan lainnya di luar Pelindo I.

Barang menjadi tanggung jawab PT Pelindo I hanya pada saat barang

diangkut dari kapal ke truck atau dari truck ke kapal dan itu tidak ada pengamanan

khusus karena sistem pengamanan daerah pelabuhan sudah berada dalam

restricted area dengan pagar pembatas. Yang diperbolehkan masuk ke area

terbatas hanya pihak Pelindo, bea cukai, pihak karantina, pekerja, otoritas

pelabuhan dan imigrasi. Jika ada oknum yang masuk selain yang diperbolehkan

masuk, tidak ada sanksi khusus, hanya disuruh keluar saja. Saat ini semua ativitas

di terminal peti kemas sudah bisa terpantau melalui layar control tower. Control

tower itu baru dioperasikan guna meningkatkan pengawasan. Jadi jika penggunan

jasa mendapatkan kendala mencari barangnya, bisa melapor ke control tower

untuk mencarinya.

Dalam proses bongkar muat tentunya juga membutuhkan pekerja atau

buruh bongkat muat. Terkait penyediaan buruh yang melakukan proses kegiatan

bongkar muat, PT Pelindo I Cabang Belawan bekerja sama dengan koperasi

tenaga kerja bongkar muat untuk persediaan buruh bongkar muat. Buruh bongkar

muat berasal dari koperasi primer upaya karya. Semua pengusaha bongkar muat

wajib menggunakan itu. Mereka (buruh) dibawah naungan Primer Koperasi

Tenaga Kerja Bongkar Muat Upaya Karya Pelabuhan Belawan atau yang

104

Universitas Sumatera Utara


disingkat dengan Primkop yang juga berada dibawah naungan otoritas pelabuhan.

buruh diambil dengan sistem borongan per ton. Misalkan untuk gula perton itu

sudah ada tarif-tarifnya. Buruh tersebut bersifat tidak tetap. Misalkan pelindo mau

bongkar gula, mereka order ke primkop untuk sekian ton. Jadi buruh itu bukan

buruh pelindo. Mengenai tarif adalah kesepakatan bersama antara Dewan

Pengurus Wilayah Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI)

Sumatera Utara dengan Primkop tentang Pembayaran Biaya Bagian Tenaga Kerja

Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan yang disahkan pada tahun 2017. buruh

dikelola oleh pihak ketiga, pelindo dan pengusaha bongkar muat itu sebagai user.

Untuk tarifnya sendiri hanya berubah jika UMR juga berubah karena ini terkait

buruh.

Terkait upah, pihak usaha bongkar muat berkordinasi dengan koperasi

tenaga kerja bongkar muat. Koperasi tersebut bukan merupakan bagian dari

Pelindo I. koperasi tersebut berdisi sendiri yang berfungsi untuk menyediakan

tenaga kerja/buruh untuk bongkar muat. Dimana buruh tersebut dalam

kelompoknya terdiri dari 12 orang yakni 1 mandor dan 11 pekerja.

Waktu tunggu kapal juga menjadi hal yang krusial bagi kegiatan bongkar

muat barang. Terkait waktu tunggu kapal di PT Pelindo I (Persero) Cabang

Belawan, penetapan waktu sandar kapal itu ada ketentuannya, itu dikaitkan

dengan jumlah barangnya. Misalkan bongkar beras 5000 ton. Sudah ada ketentuan

dari op misalkan produktivitasnya 1000 ton berarti 5000 dibagi 1000 berarti 5 hari

waktu kerja untuk membongkar beras tersebut. Setiap barang beda-beda ketentuan

produktivitasnya. Misalkan garam 500 ton perhari, gula 1000 ton perhari. Jadi

misalkan ada kapal masuk mau bongkar gula 10.000 ton dengan waktu

105

Universitas Sumatera Utara


produktivitas gula 1000 ton perhari maka dibutuhkan waktu 10 hari untuk

membongkar gula tersebut dan harus siap dengan waktu yang ditentukan berari

diberikan waktu 10 hari kapal bersandar. Jika tidak siap maka akan dikenakan

sanksi berupa denda kelambatan bongkar yang dibebankan oleh pengusaha

bongkar muat sesuai sisa barang yang belum terbongkar. Jadi waktu tunggu kapal

ditetapkan berdasarkan produktivitas barang yang akan di bongkar.

Kendala yang sering terjadi dalam penerapan prosedur adalah prosedur

hanya muncul diatas kertas saja tanpa komitmen menjalankannya dengan baik.

Untuk ini manajemen harus menjalankan proses audit yang mencoba melihat

sejauh mana karyawan di satu bagian menjalankan prosedur yang sudah ada.

Audit ini penting bukan saja untuk memastikan apa yang sudah dituliskan dalam

prosedur dilaksanakan, tapi juga bisa menjadi bagian dari evaluasi, apakah sebuah

prosedur sudah optimum mengarahkan pekerjaan tertentu

106

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian yang berjudul Strategi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang ini menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif yang menggambarkan, menjabarkan, dan

menganalisa melalui teori implementasi strategi yang disampaikan oleh J. David

Hunger dan juga menggunakan analisis strategi SO, ST, WO dan WT oleh Albert

Humprey. D bahwa pelayanan jasa bongkar muat bongkar muat merupakan

kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkar muat dari dan ke kapal di

pelabuhan yang meliputi kegiatan stevedoring, cargoing, dan receiving/delivery.

Untuk melaksanakan bongkar muat barang dari dan ke kapal harus dilakukan di

pelabuhan utamanya di terminal dengan fasilitas pendukungnya dalam hal ini, PT

Pelindo I (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara adalah salah satu

penyelenggara kegiatan bongkar muat di kawasan Barat Indonesia.

5.1.1 Strategi SO dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Strategi SO dibuat dengan memanfaatkan kekuatan internal organisasi

untuk dapat memanfaatkan peluang eksternal organisasi sebesar-besarnya dalam

hal ini PT Pelindo I Cabang Belawan dalam implementasi pelayanan jasa bongkar

muat barang. Dalam implementasinya yakni pelayanan bongkar muat barang di

pelabuhan Belawan, PT Pelindo I sudah baik dengan berpedoman pada peraturan

perundangan dan SOP (Standart Operasional Procedural) yang menerapkan

beberapa strategi pelayanan dengan sistem digitalisasi bongkar muat barang

online. Hal ini berdampak positif yang ditandai dengan trend meningkat di

terminal peti kemas pada triwulan I tahun 2018. Selain itu Pelindo I juga gencar

107

Universitas Sumatera Utara


melakukan pambangunan fasilitas pendukung seperti General Cargo dan dermaga

IKD untuk meningkatkan produktivitas dan kelancaran operasional. Dengan kata

lain PT Pelindo I telah menerapkan strategi SO dalam Implementasi Pelayanan

Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan.

5.1.2 Strategi ST dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Strategi ST dibuat dengan berdasarkan kekuatan yang dimiliki oleh

internal organisasi untuk mengatasi ancaman eksternal organisasi dalam hal ini PT

Pelindo I Cabang Belawan dalam implementasi Pelayanan jasa bongkar muat

barang. Telah dibangunnya terminal dedicated yakni berupa terminal khusus

kendaraan dan terminal CPO antar pulau untuk memudahkan kegiatan bongkar

muat barang. Dan hal ini berdampak positif yang ditandai dengan meningkatnya

produktivitas bongkar muat kendaraan dan CPO antar pulau. Hal ini menandakan

PT Pelindo I telah menerapkan strategi ST dalam implementasi pelayanan jasa

bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan.

5.1.3 Strategi WO dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Strategi WO dibuat untuk mengatasi atau memperbaiki kelemahan

organisasi dengan menafaatkan peluang eksternal sebesar-besarnya. Dengan

begitu PT Pelindo I Cabang Belawan melakukan beberapa pemabngunan fasilitas

dermaga. Salah satunya dengan dibangunnya gudang penumpukan untuk bongkar

muat curah kering. Hal ini dilakukan untuk mengatasi jauhnya jarak antara

gudang dengan pelabuhan . Dengan ini, PT Pelindo I telah menerapkan strategi

WO dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang.

108

Universitas Sumatera Utara


5.1.4 Strategi WT dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat

Strategi WT dibuat untuk memperbaiki kelemahan internal organisasi dan

mengurangi atau mengatasi dampak ancaman eksternal organisasi dalam hal ini

PT Pelindo I Cabang Belawan dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat

barang. Salah satu staretgi yang dicanangkan adalah penerapan tarif yang

kompetitif. Saat ini PT Pelindo I sudah memangkas waktu tunggu kapal hingga

sampai 1 hari saja. Dengan demikian PT Pelindo I telah menerapkan strategi WT

dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan.

5.2 Saran
Berbagai program dan kegiatan di bidang pelaksanaan kegiatan bongkar

muat barang telah dilaksanakan oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang

Belawan demi terwujudnya penyediaan jasa kepelabuhanan tang terintegerasi,

berkualitas, dan bernilai tambah untuk memacu pertumbuhan ekonomi wilayah.

Berbagai kendala juga hambatan sering terjadi selama kegiatan berlangsung.

5.2.1 Strategi SO dalam Implementasi Pelayanan Bongkar Muat

Kendala yang sering terjadi adalah dalam prosedur penerapan prosedur

hanya muncul diatas kertas saja tanpa komitmen menjalankannya dengan baik.

Sebagai saran dari penulis terhadap strategi PT Pelindo I (Persero) Cabang

Belawan dalam implementasi pelayanan jasa kepelabuhanan yaitu terkait

mengenai SOP, untuk ini manajemen harus menjalankan proses audit yang

mencoba melihat sejauh mana karyawan di satu bagian menjalankan prosedur

yang sudah ada. Audit ini penting bukan saja untuk memastikan apa yang sudah

dituliskan dalam prosedur dilaksanakan, tapi juga bisa menjadi bagian dari

109

Universitas Sumatera Utara


evaluasi, apakah sebuah prosedur sudah optimum mengarahkan pekerjaan

tertentu.

5.2.2 Strategi ST dalam Implementasi Pelayanan Bongkar Muat

Sejauh ini apa yang di implementasikan untuk melaksanakan strategi ST

sudah baik, dan diharapkan kedepan pembangunan Pelabuhan Belawan dapat

difokuskan untuk semua lini barang yang akan di lakukan pembongkaran dan

pemuatan. Seperti untuk bongkar muat ternak agar dibuatkan juga dedicated

terminal.

5.2.3 Strategi WO dalam Implementasi Pelayanan Bongkar Muat

Untuk strategi WO dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat

saat ini masih belum optimal dalam pelaksanaanya, karena salah satu strategi yang

dicanangakan yakni penataan flow kendaraan keluar/ masuk belum di

implementasikan dengan optimal. Karena kendaraan yang keluar dan masuk

pelabuhan sebagai area terbatas masih bisa diakses oleh semua orang dengan kata

lain, pengamanan belum ketat.

5.2.4 Strategi WT dalam Implementasi Pelayanan Bongkar Muat

Dalam implementasi strategi WT seperti penetapan tarif yang kompetitif,

penyediaan layanan customer care 24 jam dan efisiensi semuanya sudah berjalan

dengan baik sejak ditetapkannya sistem digitalisasi khususnya untuk kegiatan

bongkar muat barang. Diharapkan program ini dapat dikembangkan untuk semua

lini usaha yang ada di PT Pelindo I Cabang Belawan.

110

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Buku

Agustino, Leo.2008. Dasar – Dasar Kebijakan Publik.Bandung : Alfabeta

Dahuri, Rokhimin & Rais Jacub dkk.2008.Pengelolaan Sumber Daya Wilayah


Pesisir dan Lautan Secara Terpadu.Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Daft, Richard L. 2002. Manajemen. Jakarta: Erlangga.

David, Fred R. 2005. Manajemen Strategis : Konsep. Jakarta: Salemba Empat.

David, Fred R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi Konsep, Edisi


12. Jakarta: Salemba Empat.

Dess, Gregory G, dan Alex Miller. 1993. Strategy Management. Mc Graw Hill
Book Co.

Dwiyanto, Agus. 2011. Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan


Kolaboratif, Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Glueck, WF & Jauch LR.1994. Manajemen Strategis dan


Kebijakan Perusahaan.Jakarta: Erlangga.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hardiyansyah.2011.Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi, Indikator dan


Implementasinya. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Hasibuan, Malayu S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.


Bumi Aksara.

Hunger, D.J., dan Wheelen, L.Thomas.Strategic Management and Business


Policy, Thirteenth Edition.United States of America: Pearson,2012

Hunger, D.J., dan Wheelen, L.Thomas.Manajemen Strategis, Edisi Pertama,


Cetakan Pertama. Yogyakarta:Andi Yogyakarta,2001.

Hunger,J.David and Thomas Wheelen, 1996, Strategic Management, 5th ed. New
York:Addison Wesley

Jatmiko, R. D. 2004. Manajemen Stratejik, Edisi Pertama. Malang: UMM Press.

Kamaluddin.1983. Sarana Penunjang Angkutan Laut. Jakarta: Bina Aksara

Moleong.L.J.2006.Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

111

Universitas Sumatera Utara


M. Amirin, Tatang.2000.Menyusun Rencana Penelitian.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Parasuraman, A. Valerie, 2001. Delivering Quality Service.New York: The Free


Press.

Purba Radiks. 1981.Shipping dan Angkutan Muatan Laut. Jakarta : Bharatara

Rangkuti, Freddy.1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Salusu, J. 2008. Pengambilan Keputusan Statejik, Organisasi Publik dan


Nonprofit. Jakarta: Grasindo.

Sedarmayanti. 1999. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dalam


Rangka Otonomi Daerah: Upaya Membangun Organisasi Efektif dan
Efisien. Bandung: CV. Mandar Maju.

Siagian, Sondang P. 2005. Manajemen Stratejik, Edisi Keenam. Jakarta: PT.


Bumi .

Sinambela, Lijan. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Suyono, Capt. R.P., SHIPPING Pengangkutan International Ekspor Impor


Melalui Laut. Jakarta : Lembaga Manajemen PPM, 2003

Tjiptono, Fandy. 2004. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua.Yogyakarta: Andi.

_____dan Grogerious Chandra, (2012).Servive Management. Meningkatkan


Layanan Prima. Andi.Yogyakarta

Tjiptowardojo, Sularno (1995).Seri Intisari Manajemen Strategi. PT Elex Media


Komputindo. Jakarta.

Wasino, dkk. 2017. Simpul Kemajuan Indonesia Bagian Barat. Pelabuhan


Belawan dari Masa Kolonial Hingga Masa Kini. PT Pelabuhan Indonesia
I (Persero) dan Pusat Kajian Sejarah dan Tradisi Lisan Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang

Undang – Undang

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No PM 152 tentang


Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan Ke
Kapal

Undang – Undang No. 21 Tahun 1992 Tentang Pelayaran Dengan Rahmat Tuhan
Yang Maha Esa Presiden Republik Indonesia,

112

Universitas Sumatera Utara


Internet
www.mikasa.co.id diakses pada 8 Maret 2018 pukul 10.23 wib

www.pelindo1.co.id diakses pada 8 Maret 2018 pukul 10.54 wib

https://ekbis.sindonews.com/read/1240487/34/pelindo-i-borong-empat-
penghargaan-anugerah-bumn-2017-1505647390 diakses pada jumat, 27
Oktober 2017 pukul 16.45 WIB

http://www.pelindo1.co.id/wps/portal/Home/News/Press-Release/Press-Release-
Detail/pelindo diakses pada jumat 27 Oktober pukul 18.05 WIB

https://www.pelindo1.co.id/id/profil/Report/Annual+Report+Pelindo+1+Tahun+
2016.pdf diakses pada 16 Desember 2017 pukul 21.00 WIB

http://www.majalahdermaga.co.id/post/35/rekomendasi__perbaikan_pelayanan_p
ublik__pelabuhan_laut_utama__terkait_upaya__percepatan_dwelling_tim
ediakses pada 24 Januari 2018 pukul 02.58 wib

http://www.kabarhukum.com/2016/01/30/soal-pelayanan-pelindo-i-ombudsman-
ri-tampung-keluhan-pengusaha-sumut/ diakses pada 24 Januari 2018
pukul 03.07 wib

http://www.translogtoday.com/2016/10/07/polda-sumut-bongkar-kasus-
pemerasan-dwelling-time-di-pelabuhan-belawandiakses pada 24 Januari
2018 pukul 3.18 wib

http://www.majalahdermaga.co.id/emagz/files/DERMAGA_206_Januari_2016.pd
f diakses pada 7 Maret 2018 pukul 19.40 wib

https://www.pelindo1.co.id/id/publikasi/Magazine/07%20Gema%20Juli%2017.pd
f diakses pada 4 April 2018 pukul 17.30 wib

https://www.pelindo1.co.id/id/publikasi/Magazine/11%20Gema%20November%2
017.pdf
diakses pada 4 April 2018 pukul 18.15 wib

https://www.pelindo1.co.id/id/publikasi/Magazine/GEMA4%20web.pdf diakses
pada 4 April 2018 pukul 22.10 wib

113

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Adapun pedoman wawancara dalam penelitian ini berdasarkan teori teori

implementasi strategi yang disampaikan oleh J. David Hunger dan menggunakan

analisis strategi SO, ST, WO dan WT oleh Albert Humprey.D untuk membahas

mengenai Strategi PT Pelindo I (Persero) dalam Implementasi Pelayanan Jasa

Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Belawan, sehingga diperoleh susunan

wawancara sebagai berikut :

- Informan : General Manajer, Deputi General Manajer, Asisten Manajer

Pelayanan Bongkar Muat, Asisten Manajer Keuangan dan Umum Divisi

Usaha Bongkar Muat, Staff Divisi Usaha Bongkar Muat, Humas, Staff

Divisi Pelayanan Pelanggan, Staff Divisi Teknologi dan Informasi, Staff

Divisi Sistem dan Manajemen

1. Program terkait Strategi SO, ST, WO dan WT

- Perubahan-perubahan apa yang dilakukan oleh PT Pelindo I untuk

meningkatkan pelayanan jasa bongkar muat di Pelabuhan Belawan?

- Apakah pembangunan terminal dedicated telah selesai atau sedang

dalam pembangunan?

- Apakah tujuan dibangunnya dedicated terminal di Pelabuhan

Belawan?

- Bagaimana mengenai pembangunan multi terminal di Pelabuhan

Belawan?

- Apa yang ingin dicapai dengan adanya pembenahan di Pelabuhan

Belawan ini?

114

Universitas Sumatera Utara


- Apakah yang menyebabkan produktivitas bongkar muat fluktuatif

sampai tahun 2017?

- Adakah target tertentu yang ingin dicapai oleh divisi usaha bongkar

muat?

- Bagaimana mengenai implementasi program digitalisasi bongkar muat

barang di Pelabuhan Belawan?

- Bagaimana kelancaran kegiatan bongkar muat sejak diterapkannya

bongkar muat berbasis online?

- Bagaimana sasaran yang ditetapkan dengan adanya digitalisasi

kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan?

- Bagaimana tanggapan para pengguna jasa bongkar muat pasca adanya

perubahan-perubahan yang dilakukan PT Pelindo I?

- Bagaimana pengaruhnya terhadap trend produktivitas kegiatan

bongkar muat?

2. Anggaran terkait Strategi SO, ST, WO dan WT

- Bagaiamana anggaran yang digunakan untuk kegiatan bongkar muat

barang di Pelabuhan Belawan?

- Bagaimana anggaran yang digunakan dalam implementasi program

digitalisasi di Pelabuhan?

- Bagaimana mengenai tarif pelayanan jasa bongkar muat di Pelabuhan

Belawan?

3. Prosedur terkait strategi SO, ST, WO dan WT

- Bagaimana SOP terkait proses bongkar muat barang di Pelindo I

Belawan?

115

Universitas Sumatera Utara


- Bagaimana mekanisme waktu tunggu kapal?

- Bagaimana sistem pengadaan buruh untuk kegiatan bongkar muat?

- Bagaimana kesiapan fasilitas penunjang kegiatan bongkar muat?

- Siapa sajapihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan bongkar muat?

- Bagaimana sistem pengawasan selama kegiatan bongkar muat

berlangsung?

- Bagaimana sistem pengawasan di area pelabuhan itu sendiri?

4. Analisis internal dan eksternal terkait dengan strategi SO, ST, WO dan

WT

- Apa yang menjadi keunggulan usaha bongkar muat PT Pelindo I di

Pelabuhan Belawan?

- Adakah hal-hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan

bongkar muat barang?

- Peluang seperti apa yang bisa dimanfaatkan PT Pelindo I dalam

melaksanakan kegiatan pelayanan jasa bongkar muat barang di

Pelabuhan Belawan?

- Apa yang menjadi ancaman bagi keberlangsungan usaha bongkar

muat PT Pelindo I di Pelabuhan Belawan?

- Bagaimana strategi PT Pelindo I dalam implementasi pelayanan jasa

bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan?

- Informan : Humas PT Samudera Indonesia dan anggota Gabungan

Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) Sumatera Utara

- Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh PT Pelindo I di Pelabuhan

Belawan terkait dengan kegiatan bongkar muat barang?

116

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Pedoman Observasi

Pedoman observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi dan data baik mengenai kondisi fisik dan non fisik terkait Strategi PT

Pelindo I dalam Implementasi Pelayanan Jasa Bongkar Muat Barang di Pelabuhan

Belawan.

Adapun aspek yang akan menjadi pedoman observasi bagi peneliti, yaitu :

Variabel Indikator

Program terkait strategi SO, ST, - Dibangunnya terminal dedicated

WO dan WT - Fasilitas sarana dan prasarana yang

memadai

- Produktifitas kegiatan bongkar muat

2014-2017

Anggaran terkait strategi SO, ST, - Menerapkan tarif yang kompetitif

WO dan WT

Prosedur terkait strategi SO, ST, - SOP terkait kegiatan bongkar muat

WO dan WT barang di Pelabuhan Belawan

- Sistem pengamanan pelabuhan atau

area terbatas (restrected area)

- Kesepakatan bersama anatara APBMI

dengan Primkop Upaya Karya tentang

Tenaga Kerja Bongkar Muat

117

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
Pedoman Dokumentasi

Adapun pedoman dokumentasi dalam penelitian ini, yaitu :

Data Kelembagaan :

a. Visi, dan Misi PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan

b. Struktur organisasi PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan

c. Sarana dan Prasarana

Dokumentasi berdasarkan hipotesis kerja

a. Dokumentasi program terkait strategi SO, ST, WO dan WT yaitu, foto

kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan, gudang lapangan

penumpukan, pipa terpadu, dedicated terminal, jumlah alat bongkar muat.

b. Dokumentasi anggaran terkait strategi SO, ST, WO dan WT yaitu,

sumber-sumber anggaran untuk pelaksanaan program.

c. Dokumentasi prosedur terkait strategi SO, ST, WO dan WT yaitu, SOP

terkait kegiatan bongkar muat, nota kesepakatan tentang tenaga kerja

bongkar muat di Pelabuhan Belawan, daftar pegawai divisi usaha bongkar

muat.

118

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

Transkrip Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi

- Wawancara dengan informan : General Manajer, Deputi General

Manajer, Asisten Manajer Pelayanan Bongkar Muat, Asisten Manajer

Keuangan dan Umum Divisi Usaha Bongkar Muat, Staff Divisi Usaha

Bongkar Muat, Humas, Staff Divisi Pelayanan Pelanggan, Staff Divisi

Teknologi dan Informasi, Staff Divisi Sistem dan Manajemen.

1. Program terkait Strategi SO, ST, WO dan WT

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang program apa saja

dilakukan PT Pelindo I terkait strategi mereka dalam implementasi pelayanan jasa

bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan menyatakan bahwa,

“Pelabuhan belawan selaku pelabuhan konvensional di tuntut melakukan


peningkatan kinerja, percepatan pertumbuhan dan lain sebagainya. Karena itu
saat ini pelabuhan sedang melakukan pembangunan dermaga dedicated.
Artinya ia akan menjadi dermaga yang akan dikhususkan untuk produk atau
jenis bisnis tertentu”. (Wawancara penulis dengan General Manajer PT
Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret 2018 di ruang rapat direksi pukul
09.15 WIB)

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan lainnya juga menyatakan

hal yang sama bahwa,

“Dengan dilakukannya pembangunan Dedicated Terminal yang berupa


terminal CPO antar pulau dan Car Terminal. (Wawancara penulis dengan
Humas PT Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret di ruang kantor SDM dan
Umum pukul 11.45 WIB)

Kemuadian mengenai pembangunan dedicated terminal terkait strategi

SO, ST, WO dan WT adalah sebagai berikut,

“Car terminal. Kalau selama ini mobil yang datang dari jakarta masuk di
Pelabuhan Ujung Baru , saat turun mereka akan diletakkan di lapangan-

119

Universitas Sumatera Utara


lapangan yang memang kebetulan ada lowong, tidak disiapkan secara khusus.
Sekarang kita siapkan satu terminal khusu, car terminal dengan kapasitas 900
mobil. Kemudian terminal CPO antar pulau. Seperti kita ketahui wilayah kita
sebagian besarnya adalah perkebunan, CPO masih menjadi komoditas
andalan. Memang saat ini sudah ada terminal curah cair tapi fokusnya untuk
kegiatan ekspor impor. Sementara, perusahaan-perusahaan perkebunan yang
ada di Sumatera Utara biasanya juga mempunyai perkebunan di pulau lain
atau provinsi lain, Jambi, Kalimantan atau Sulawesi. Nah, terminal antar pulau
ini nantinya akan menjadi konsoslidasi, dikumpulkannya CPO mereka.
Selama ini masih belum dialokasikan secara khusus, masih berserak dimana
mana, inilah yang sedang kita benahi. Kalau selama ini kita konvensional,
sekarang kita coba menata wilayah dan mendedikasikannya secara khusus.”
(Wawancara penulis dengan General Manajer PT Pelindo I Cabang
Belawan, 5 Maret 2018 di ruang rapat direksi pukul 09.30 WIB)

Selanjutnya penulis menanyakan kepada informan mengenai tujuan yang

ingin dicapai dengan dibangunnya dedicated terminal di Pelabuhan Belawan

menyatakan bahwa,

“Untuk CPO antar pulau sudah dipersiapkan 3x3000 metrik tong tangki, jadi
kalau selama ini pelabuhan tidak memiliki tangki, yang punya tangki Cuma
pengusaha perkebunannya, sekarang pelabuhan juga akan mempunyai tangki
yang bisa dipakai oleh para pemilik kebun, dan kalau tidak meleset, setahun
perusahaan (PelindoI) bisa mendapatkan 300-400.000 ton jasa terminal CPO
antar Pulau. Dan saat ini kita juga sedang membenahi terminal Ujung Baru.
Pelabuhan ini akan dijadikan sebagai multi terminal.Walaupun dedikasi juga,
tetapi seolah-olah masih tercampur. Kita akan membangun terminal curah
kering ( untk food dan pakan ternak seperti jagung dan kedelai). Yang sudah
ada sekarang itu hanya untuk kegiatan curah kering ekspor, terutama ampas
sawit dan sebagainya. Tapi ternyata kita juga melihat ada peluang untuk curah
kering impor dan antar pulau. Seperti jagung misalnya, kan tidak boleh
dicampur lagi, tapi ada yang dari Lampung atau Gorantalo. Untuk hal-hal
seperti itu, kita coba tangani dalam satu terminal. Kalau dalam istilah kami,
terminal curah kering bongkar. Tapi pupuk belum kita handle.” (Wawancara
penulis dengan General Manajer PT Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret
2018 di ruang rapat direksi pukul 09.45 WIB)

Hal senada juga disampaikan oleh informan lain,

“Hal ini bertujuan untuk semakin melengkapi fasilitas yang dimiliki oleh
Pelabuhan Belawan. Pembangunan terminal CPO antar pulau ini bertujuan

120

Universitas Sumatera Utara


untukmenambah kapasitas bongkar muat CPO menjadi sebesar 1,8 juta/tahun.
Sedangkan pembangunan car terminal di lahan eks dermaga 004 Pelabuhan
Belawan Lama menjadi jawaban dari tuntutan pengguna jasa yang setiap
bulan rutin mendatangkan ratusan unit mobil baru dari Jakarta. Pembangunan
car terminal ini juga untuk memenuhi kenaikan bongkar muat mobil setiap
tahunnya melalui Pelabuhan Belawan. Sepanjang Tahun 2016, pelabuhan
Belawan melayani bongkar muat mobil sebanyak 55.020 unit, dan meningkat
sebesar 23% di tahun 2017 atau sebanyak 68.031 unit. Hingga bulan Februari
2018, bongkar muat mobil melalui Pelabuhan Belawan mencapai 6.017 unit,
dengan rata-rata kunjungan kapal 12 (dua belas) call tiap bulannya. PT
Pelindo I (Persero juga membangun cold storage untuk menfasilitasi produk-
produk holtikultura dari hasil pertanian yang akan diekspor keluar Sumatera
Utara agar bisa disimpan langsung di Pelabuhan Belawan. Pembangunan Cold
Storage ini menjadi fasilitas yang disediakan Terminal Holtikultura yang
diharapkan mampu menekan biaya logistik produk holtikultura. PT Pelindo I
(Persero) juga menegembangkan terminal Multipurpose Pelabuhan Belawan
yang terdiri dari Terminal Curah Kering dengan kapasitas sebesar 1 juta ton,
Terminal General Cargo dan Dermaga IKD (Industri Kimia Dasar) yang
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kelancaran operasional
bongkar muat barang, serta menambah kapasitas bongkar muat komoditi baik
curah kering maupun general cargo di Pelabuhan Belawan.” (Wawancara
penulis dengan Humas PT Pelindo I Cabang Belawan, 5 Maret di ruang
kantor SDM dan Umum pukul 11.55 WIB)

Selanjutnya mengenai target tertentu yang ingin dicapai oleh divisi usaha

bongkar muat,

“Untuk banyaknya barang yang masuk PT Pelindo I sudah memiliki sasaran


target perhari yang harus dicapai yang telah ditetapkan oleh general manager.
Dan apabila tidak mencapai target yang telah ditetapkan maka usaha bongkar
muat dianggap gagal dan kinerja buruk.” (Wawancara dengan staff divisi
usaha bongkar muat, 5 Maret di ruang kantor Divisi Usaha Bongkar
Muat pukul 14.12 WIB)

Kemudian informan lain menjelaskan mengenai adanya implementasi

program digitalisasi bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan,

“PT Pelindo I Cabang Belawan membuat sejarah baru bagi sistem pelayanan
bongkar muat petikemas di Indonesia. Karena terminal petikemas pertama di
luar Pulau Jawa ini menjadi menjadi terminal peti kemas yang pertama

121

Universitas Sumatera Utara


menerapkan pelayanan bongkar muat dengan sistem online. Sistem online ini
dilakukan tentu untuk memberikan kepuasan kepada pengguna jasa yang
memang membutuhkan pelayanan maksimal yang tentu akan berimbas
terhadap meningkatnya profitnya yang diperoleh perusahaan.

Beliau juga menjelaskan bahwa program digitalisasi juga terjadi di

beberapa bidang lainnya seperti di bawah ini,

“Program digitalisasi juga terjadi dari sektor administrasi dengan menerapkan


Manajemen Surat Elektronik (MSE) yang diterapkan di semua cabang PT
Pelindo I termasuk juga PT Pelindo I Cabang Belawan. Dengan sistem MSE
proses surat menyurat dan pengiriman juga lebih cepat dan dapat diketahui
apahak surat sudah dibaca atau belum oleh orang yang dituju. Proses informasi
yang dilakukan secara cepat dan tepat sangat berpengaruh pada performance
Pelindo I sehingga informasi yang disampaikan ke berbagai cabang termasuk
cabang Belawan lebih cepat sampai dan keputusan yang diambil bisa lebih
cepat ditindaklanjuti. Namun kelemahannya adalah, sistem ini masih dilakukan
secara internal karena sistem MSE belum terkoneksi dengan instansi eksternal.
Belum semua instansi eksternal seperti pemerintah sudah menetapkan MSE.
Program digitalisasi lainnya adalah implementasi program Entreprise Resource
Planning (ERP). Sejak diterapkan ERP beberapa program masuk dalam ERP
termasuk program finansial yang berhubungan dengan uang dan akan
berpengaruh pada geliat perusahaan. Di bagian Sumber Daya Manusia dan
Umum misalnya, diterapkan Manajemen Kinerja Elektronik (MKE). Dengan
adanya MKE setiap pegawai wajib memasukkan kinerja PKM selama 1 bulan.
Bila PKM tidak memenuhi target yang sudah ditetapkan, konsekuensinya
tunjangan akan dilakukan pemotongan beberapa persen.” (Wawancara
dengan staff divisi teknologi dan informasi, 6 Maret di ruang kantor
Teknologi dan Informasi pukul 08.15 WIB)

Selanjutnya informan menjelaskan juga mengenai kelancaran kegiatan

bongkar muat pasca diterapkannya program digitalisasi bongkar muat,

“Pasca diterapkannya program tersebut kinerja operasional di terminal peti


kemas khususnya dalam memberikan pelayanan jasa kepelabuhanan semakin
meningkat sehingga produktivitas bongkar muat selam adekade 2017 rata-rata
49 boks/ship/hours (B/S/H). Kunjungan kapal dan aktivitas bongkar muat
petikemas semakin meningkat sebagai hasil dari strategi pemasaran yang
dilakukan dengan dukungan sistem digitalisasi pelabuhan yang memanfaatkan
teknologi informasi melalui penerapan receiving/delivery atau bongkar muat
online yang kemudian sistem pembayarannya juga sudah dilakukan dengan

122

Universitas Sumatera Utara


sistem host to host serta Integrated Billing Statement (IBS) untuk
mempercepat proses pelayanan peti kemasnya. Jadi sekarang ini pengguna jasa
tak perlu lagi datang ke terminal atau bertatap muka dengan personel UBM
untuk mengurus dokumen barang. Mereka cukup mengisi aplikasi
receiving/delivery online dari rumah atau kantornya. Jadi pengurusan dokumen
barang sudah semakin lancar dan cepat pasca sistem digitalisasi.”
(Wawancara dengan staff divisi teknologi dan informasi, 6 Maret di ruang
kantor Teknologi dan Informasi pukul 08.17 WIB)

Kemudian informan menjelaskan mengenai sasaran yang ditetapkan

dengan adanya digitalisasi bongkar muat ini yaitu,

“Kita optimis produktivitas bongkar muat di terminal peti kemas khususnya


akan semakin membaik karena pelayanan sudah dilakukan dengan sistem
digitalisasi. Jika sepanjang tahun 2017 produktivitas bongkar muat bisa
mencapai 49 boks/kapal/jam atau box/ship/hours, maka diharapkan ditahun
2018 akan bertambah. Data terakhir yang kita peroleh di tiga bulan pertama
tahun 2018 kinerja di terminal petikemas menunjukkan trend meningkat dimna
jumlah kapal yang datang mengalami keniakna yang signifikan. Tercatat arus
kunjungan kapal 139 call atau naik sekitar 5.30 persen dibandingkan tahun lalu
yang jumlahnya 132 call. Begitu juga GRT nya naik dari 540.690 menjadi
631.049 ton atau naik sekitar 16.71 persen. Begitu juga aktivitas bongkar muat
ekspor dan impor naik dari sebelumnya 114.483 teus pada tiga bulan pertama
2017 menjadi 134.136 teus atau meningkat sekitar 17.16 persen.”
(Wawancara dengan staff divisi teknologi dan informasi, 6 Maret di ruang
kantor Teknologi dan Informasi pukul 08.20 WIB)

Kemudian penulis mendatangi kantor divisi pelayanan pelanggan PT

Pelindo I Cabang Belawan untuk menanyakan kepada salah satu staff divisi

mengenai tanggapan para pengguna jasa sejak diberlakukannya beberapa

perubahan-perubahan terkait bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan, beliau

menjelaskan,

“Dengan segala usaha dan anggaran yang tidak sedikit, sekarang sudah jarang
sekali terdengan keluahan-keluhan dari pengguna jasa terkait buruknya layanan
akibat seringnya alat bongkar muat seperti crane yang “ngadat” sehingga
menganggu proses bongkar muat barang seperti sebelumnya. Misalnya saja di
terminal peti kemas BICT yang memiliki dermaga sepanjang 550 meter dan

123

Universitas Sumatera Utara


lapangan penumpukan ( container yard/CY) seluas 158,464 meter persegi
berkapasitas 1,2 juta teus itu sudah siap pakai karena dilengkapi alat bongkar
muat berupa 6 unit container crane, 12 unit rubber tyred gantry crane (RTG), 2
unit Reachstacket, 4 unit side loaker dan 44 unit head truck serta 57 chasis.”
(Wawancara dengan staff divisi pelayanan pelanggan PT Pelindo I
Cabang Belawan 6 Maret di ruang divisi Pelayanan Pelanggan pukul
08.30 WIB)

Selanjutnya beliau juga menjelaskan pengaruhnya dengan trend

produktivitas yakni,

“Karena kesiapan alat bongkar muat yang memadai itu throughput petikemas
hingga September 2017, rata-rata 33.631 boks per bulan dari sebelumnya
30.436 boks perbulan atau naik sekitar 10,49 persen. Sedangkan produktivitas
bongkar muat naik sekitar 40 persen yakni menjadi rata-rata 49 bok/kapal/jam
dari sebelumnya 35 boks/kapal/jam. Saat ini semua kativitas di terminal peti
kemas sudah bisa terpantau melalui layar control tower. Control tower itu baru
dioperasikan guna meningkatkan pengawasan. Jadi jika penggunan jasa
mendapatkan kendala mencari barangnya, bisa melapor ke control tower untuk
mencarinya.” (Wawancara dengan staff divisi pelayanan pelanggan PT
Pelindo I Cabang Belawan 6 Maret di ruang divisi Pelayanan Pelanggan
pukul 08.35 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

program yang diterapkan oleh PT Pelindo I terkait strategi SO, ST, WO dan

WT dalam implementasi pelayanan jasa bongkar muat barang di Pelabuhan

Belawan berupa pembangunan pelabuhan seperti terminal dedicated dan

terminal multi purpose. Selain itu PT Pelindo I juga menerapkan program

digitalisasi dalam kegiatan bongkar muat barang. Dimana pasca diterapkannya

program-program ini berdampak potisitif baik bagi para pengguna jasa dan

trend produktivitasnya.

- Observasi

1. Program terkait Strategi SO, ST, WO dan WT

124

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengamatan peneliti pada tanggal 5 Maret 2018 pukul 10.00-

12.45 WIB di Kantor PT Pelindo I Cabang Belawan Divisi Usaha Bongkar Muat

Barang tepatnya di Pelabuhan Ujung Baru telah dibangunnya pipa terpadu untuk

bongkar muat curah cair dan gudang lapangan penumpukan yang bertujuan agar

pelindo I memiliki gudang yang jaraknya dekat dengan pelabuhan dan hal ini akan

mengurangi biaya logistik perjalanan bongkar muat dari dan ke kapal. Peneliti

juga mengamati alat-alat bongkar muat yang digunakan untuk kegiatan bongkar

muat seperti crane, forklift, grab bucket, exavator dan lainnya. Selain itu, peneliti

juga melihat bagaimana alur kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan

Terminal Ujung Baru yang pada saat itu sedang melakukan kegiatan bongkar

muat petikemas dan curah kering seperti pasir.

Bongkar muat dari kapal petikemas menggunakan crane dan diangkut

menggunakan truck menuju lapangan penumpukan. Peneliti tidak menemukan

kejanggalan atau sistem yang salah dari kegiatan bongkar muat tersebut. Semua

sesui dengan SOP yang telah ditetapkan

- Dokumentasi

1. Program terkait Strategi SO, ST, WO dan WT

(Kegiatan bongkar muat barang PT Pelindo I di Pelabuhan Belawan)

125

Universitas Sumatera Utara


(Kegiatan bongkar muat curah kering) ( kegiatan bongkar muat peti kemas)

(Sumber: Dokumentasi Penulis, Maret 2018)

Gambar diatas merupakan kegiatan proses bongkar muat peti kemas dan

curah kering di Terminal Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Kegiatan tersebut

berjalan dengan baik. Tampak juga dalam proses tersebut kesiapan alat bongkar

muat milik PT Pelindo I sangat memadai.

(Sumber: Dokumentasi PT Pelindo I, Maret 2018)

126

Universitas Sumatera Utara


Gambar di atas merupakan daftar alat bongkar muat yang dimiliki oleh PT

Pelindo I. Semua kondisi alat masih dalam kondisi baik.

(Sumber: Dokumentasi PT Pelindo I, Maret 2018)

Gambar di atas merupakan foto pipa terpadu milik PT Pelindo I sebagai

fasilitas penunjang kegiatan bongkar muat barang curah cair. Dalam terminal

curah cair Pelabuhan Belawan juga terdapat 4 'unloading point' untuk komoditas

minyak sawit dan 2 'loading point' untuk komoditas BBM.

2. Anggaran terkait strategi SO, ST, WO dan WT

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai anggaran atau

sumber daya dana yang digunakan PTPelindo I dalam implementasi pelayanan

bongkar muat barang sebagai berikut,

“Terkait dengan hal tersebut sistem pengganggaran PT Pelindo I (Persero)


Cabang Belawan bersumber dari anggaran perusahaan. Sistem
penganggarannya ditentukan dengan target pertahun bagi setiap divisi di
kantor cabang termasuk divisi usaha bongkar muat dan lainnya berdasarkan
segmen pendapatan. PT Pelindo I (Persero) Cabang Belawan yang merupakan
Badan Usaha Milik Negara sumber anggarannya tidak berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara ataupun Daerah, melainkan dari Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) tidak mengelola APBN ataupun APBD. Untuk

127

Universitas Sumatera Utara


subsidi, PT Pelindo I merupakan salah satu BUMN yang tidak mendapatkan
subsidi dari pemerintah. Murni mengelola anggaran dari Pelindo yang telah
ditetapkan oleh direksi. Untuk program-program terpusat seperti sistem
digitalisasi, sejak 1 Januari 2018, masing-masing bidang mengajukan
anggaran untuk melaksanakan program ini selama 1 tahun . ini semacam
Purchase Order (PO). Bila selama 1 tahun anggaran yang diajukan tidak
habis, ada kemungkinan di carry over untuk tahun depannya. Tapi tidak
menutup kemungkinan anggaran yang tidak habis akan ditutup dan tidak bisa
di carry over. Berbeda dengan program yang tidak bisa selesai selama 1 tahun,
masih bisa dilanjutkan di tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan implementasi
ERP masih tahun ini dilaksanakan. Anggaran yang dibutuhkan sangat besar
dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk dapat menyelesaikan satu
program. Bila tahun pertama anggaran program sudah terserap 10 persen,
maka tahun berikutnya tidak akan masalah.” (Wawancara penulis dengan
Asisten Manajer Keuangan dan Umum Divisi Usaha Bongkar Muat PT
Pelindo I Cabang Belawan 6 Maret 2018 di ruang kantor Asisten
Manajer Keuangan dan Umum Pukul 10.10 WIB)

PT Pelindo I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang tidak

menerima subsidi dari pemerintah seperti hal nya PLN dan Pertamina. Sehingga

sampai saat ini PT Pelindo I menggunakan anggaran yang bersumber dari

perusahaan untuk menjalankan kegiatannya dalam pelayanan jasa kepelabuhanan

seperti bongkar muat barang.

- Observasi

2. Anggaran terkait strategi SO, ST, WO dan WT

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melakukan penelitian, PT

Pelindo I sudah membuat laporan keuangan secara transparansi yang dapat dilihat

oleh semua kalangan pada portal pelindo I yakni www.pelindo1.co.id di sana pada

bagian profile maka akan muncul laporan keuangan PT Pelindo I secara corporate.

128

Universitas Sumatera Utara


3. Prosedur terkait strategi SO, ST, WO dan WT

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai SOP

terkait pelaksanaan kegiatan bongkar muat yaitu,

“Sistem dan prosedur di pegang oleh asisten manajer dan manajer. Staff tidak
mengetahui data fisik sistem dan prosedur. Staff hanya mendapatkan perintah
dan arahan dari asisten manajer atau manajer terkait dengan sistem dan
prosedur kegiatan yang mengacu kepada SOP yang telah ditentukan. Terkait
tentang sistem dan prosedur, atasan memberikan sop kepada staff berdasarkan
perintah, karena yang terpenting adalah hasil kerja. Sejauh ini atasan
memeberikan sosioalisasi kepada staff dengan menggunakan sistem
berdasarakan perintah dan arahan dan hasil kerja masih bagus. sejauh ini
masih belum ada masalah mengenai sistem tersebut, kalaupun ada masalah
kembali kepada SOP yang telah dibuat, dan itu pun tergantung kepada divisi
terkait, apakah perlu dilakukan revisi atau tidak. Jika divisi menganggap perlu
melakukan revisi mereka akan berkoordinasi dengan divisi sistem dan
manajemen untuk melakukan perubahan SOP sesuai dengan arahan divisi
masing-masing dan sesuai dengan kebiasaan cara kerja divisi tersebut.”
(Wawancara penulis dengan Staff divisi Sistem dan Manajemen pada 7
Maret 2018 di ruang kerja Divisi Sistem dan Manajemen pukul 11.25
WIB)

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan informan lain untuk

menjelaskan bagaimana mekanisme waktu tunggu kapal sebagai berikut,

“Penetapan waktu sandar kapal itu ada ketentuannya, itu dikaitkan dengan
jumlah barangnya. Misalkan bongkar beras 5000 ton. Sudah ada ketentuan
dari op misalkan produktivitasnya 1000 ton berarti 5000 dibagi 1000 berarti 5
hari waktu kerja untuk membongkar beras tersebut. Setiap barang beda-beda
ketentuan produktivitasnya. Misalkan garam 500 ton perhari, gula 1000 ton
perhari. Jadi misalkan ada kapal masuk mau bongkar gula 10.000 ton dengan
waktu produktivitas gula 1000 ton perhari maka dibutuhkan waktu 10 hari
untuk membongkar gula tersebut dan harus siap dengan waktu yang
ditentukan berari diberikan waktu 10 hari kapal bersandar. Jika tidak siap
maka akan dikenakan sanksi berupa denda kelambatan bongkar yang
dibebankan oleh pengusaha bongkar muat sesuai sisa barang yang belum
terbongkar. Jadi waktu tunggu kapal ditetapkan berdasarkan produktivitas
barang yang akan di bongkar.” (Wawancara penulis dengan Asisten
Manajer Keuangan dan Umum divisi Usaha Bongkar Muat pada 7 Maret

129

Universitas Sumatera Utara


2018 di ruang kerja Asisten Manajer Keuangan dan Umum pukul 12.10
WIB)

Selanjutnya informan lain menjelaskan mengenai kesiapan alat penunjang

fasilitas kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Belawan yakni,

“Masing-masing perusahaan bongkar muat di pelabuhan Belawan wajib


memiliki alat bongkar muat seperti fortklift atau crane. Alat yang dimiliki
pelindo I untuk kegiatan bongkar muat cukup lengkap yang terdiri alat
mekanik dan non mekanik dengan total ada 19 alat. selain alat, PT Pelindo I
juga menyediakan buruh dan dermaga berikut fasilitasnya.” (Wawancara
dengan staff usaha bongkar muat pada 5 Maret 2018 di kantor divisi
Usaha Bongkar Muat pukul 12.15 WIB)

Kemudian mengenai pengawasan dan pengamanan terkait pelaksanaan

bongkar muat barang informan menjelaskan sebagai berikut,

“Dengan meninjau kelancaran kerja, ketersedian alat pengangkutan, dan buruh


yang akan bekerja. Pengawasan dilakukan oleh pihak bongkar muat. Semua
kegiatan diawasi oleh pihak bongkar muat.” (Wawancara dengan staff
usaha bongkar muat pada 5 Maret 2018 di kantor divisi Usaha Bongkar
Muat pukul 12.20 WIB)

Informan lain juga menjelaskan mengenai hal tersebut yaitu,

“untuk pengamanan di pelabuhan itu sendiri menggunakan pedoman dari


ISPSCO ( International ship port security) untuk pengamanan kapal dan
pelabuhan dimana hal ini adalah hasil dari deklarasi IMO (International
maritime organitation). Di setiap daerah pelabuhan di buat restricted area atau
daerah terbatas. Jadi orang-orang yang masuk ke pelabuhan sudah
teridentifikasi dan itu khusus untuk pekerja. Untuk pengamanan barang dari
kegiatan bongkar muat sendiri tidak dilakukan oleh PT Pelindo I Cabang
Belawan. Ini dilakukan oleh departemen keuangan dan dilaksanakan oleh
pihak bea cukai terkait status barang baik ekspor dan impor yang akan
dikenakan pajak bea cukai. Kalau dari PT Pelindo I sistem pengawasannya
hanya akses fasilitas saja. Baik itu dermaga, gudang dan lapangan
penumpukan. Terkait barang, PT Pelindo hanya melayani dari kapal ke truck
dan dari truck ke gudangnya pemilik barang ataupun dari truck ke kapal.
Untuk pengamanan barangnya itu tergantung si pemilik barang, kalau pemilik
barang ingin pengamanan maka ia meminta dari baik itu angkatan laut, polisi
atau pengamanan lainnya di luar Pelindo I. barang menjadi tanggung jawab

130

Universitas Sumatera Utara


PT Pelindo I hanya pada saat barang diangkut dari kapal ke truck atau dari
truck ke kapal dan itu tidak ada pengamanan khusus karena sistem
pengamanan daerah pelabuhan sudah berada dalam restricted area dengan
pagar pembatas. Yang diperbolehkan masuk ke area terbatas hanya pihak
Pelindo, bea cukai, pihak karantina, pekerja, otoritas pelabuhan dan imigrasi.
Jika ada oknum yang masuk selain yang diperbolehkan masuk, tidak ada
sanksi khusus, hanya disuruh keluar saja. “(Wawancara penulis dengan
Staff divisi Sistem dan Manajemen pada 7 Maret 2018 di ruang kerja
Divisi Sistem dan Manajemen pukul 11.30 WIB)

Selanjutnya informan berbeda menyampaikan mengenai pengadaan buruh

tenaga bongkar muat di Pelabuhan Belawan

“Buruh bongkar muat berasal dari koperasi primer upaya karya. Semua
pengusaha bongkar muat wajib menggunakan itu. Mereka (buruh) dibawah
naungan primkop dibawah op. buruh diambil dengan sistem borongan perton.
Misalkan untuk gula perton itu sudah ada tarif-tarifnya. Buruh tersebut bersifat
tidak tetap. Misalkan pelindo mau bongkar gula, mereka order ke primkop
untuk sekian ton. Jadi buruh itu bukan buruh pelindo. Mengenai tarif itu
adalah kesepakatan antara APBMI dengan Primkop Upaya karya tentang
pembayaran biaya bagian tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan Belawan
Tahun 2017. Buruh dikelola oleh pihak ketiga, pelindo dan pengusaha
bongkar muat itu sebagai user. Untuk tarifnya sendiri hanya berubah jika
UMR juga berubah karena ini terkait buruh.” (Wawancara penulis dengan
Asisten Manajer Keuangan dan Umum divisi Usaha Bongkar Muat pada
7 Maret 2018 di ruang kerja Asisten Manajer Keuangan dan Umum
pukul 12.15 WIB)

Hal senada juga disampaikan oleh informan lain yaitu,

“PT Pelindo I Cabang Belawan bekerja sama dengan koperasi tenaga kerja
bongkar muat untuk persediaan buruh bongkar muat. Terkait upah, pihak
usaha bongkar muat berkordinasi dengan koperasi tenaga kerja bongkar muat.
Koperasi tersebut bukan merupakan bagian dari Pelindo I. koperasi tersebut
berdisi sendiri yang berfungsi untuk menyediakan tenaga kerja/buruh untuk
bongkar muat. Dimana buruh tersebut dalam kelompoknya terdiri dari 12
orang yakni 1 mandor dan 11 pekerja.” (Wawancara dengan staff usaha
bongkar muat pada 5 Maret 2018 di kantor divisi Usaha Bongkar Muat
pukul 12.25 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

sistem dan prosedur hanya diketahui oleh para atasan atau manajer sedangkan

131

Universitas Sumatera Utara


para bawahan yang melkasanakan bongkar muat itu sendiri tidak

mengetahuinya. Para atasana hanya memberikan perintah terkait pelaksanaan

kegiatan bongkar muat barang agar sesuai dengan SOP ynag telah ditetapkan.

Hal ini tidak dapat menjamin bahwa SOP yang ditetapkan tersebut telah

berjalan dengan sesuai atau tidak.

- Observasi

3. Prosedur terkait strategi SO, ST, WO dan WT

Para anggota divisi usaha bongakr muat tidak memiliki data fisik SOP

terkait pelaksanaan bongkar muat. Hal ini penuli ketahui pada saat penulis

menjunjukkan SOP terkait kegiatan tersebut dan salah satu anggota divisi

meminta data tersebut untuk di fotocopy.

Mengenai sistem pengamanan baik di pelabuhan maupun terkait pada

pelaksanaannya PT Pelindo I hanya menerapkan area terbatas atau restricted

area di pelabuhan. Padahal pada saat peneliti melakukan penelitian pada

tanggan 5-7 Maret restricted area bukan hanya dimasuki oleh pekerja

bongkar muat tetapi juga penduduk yang memungut bekas-bekas hasil

bongkar muat logistik seperti beras dan gula. Hal ini tentu saja menganggu

jalannya proses bongkar muat apalagi mereka tidak menggunakan peralatan

keamanan dan keselamatan.

132

Universitas Sumatera Utara


- Dokumentasi

3. Prosedur terkait strategi SO, ST, WO dan WT

(SOP Pelayanan terminal curah kering) (SOP Pembongkaran Barang)

(SOP Penanganan Pembongkaran (SOP Pelayanan receiving dan delivery


Pemuatan PetiKemas dari dan ke petikemas domestik)
Kapal)

133

Universitas Sumatera Utara


(SOP Penyiapan peralatan bongkar (SOP Pelayanan bongkar muat
muat) kendaraan )

SOP Penyerahan barang bongkaran (SOP Pelayanan muat melalui pipa


(Delivery) terpadu)

(Sumber: Dokumentasi Penulis, Maret 2018)

134

Universitas Sumatera Utara


Gambar di atas merupakan dokumentasi SOP terkait pelaksanaan kegiatan

bongkar muat oleh PT Pelindo I Cabang Belawan di Pelabuhan Belawan. Dimana

SOP tersebut yang tidak diketahui secara fisik oleh anggota divisi bongkar muat

barang. Mereka hanya menerima berbentuk perintah dari atasan untuk

menjalankan kegiatan bongkar muat.

(Sumber: Dokumentasi Penulis, Maret 2018)

Gambar tersebut di atas merupakan gambar restrected area atau area

terbatas sebagai upaya pengawasan PT Pelindo I baik untuk pelabuhan maupun

untuk kegiatan bongkar muat barang.

(Sumber: Dokumentasi PT Pelindo I, Maret 2018)

135

Universitas Sumatera Utara


Gambar di atas merupakan dokumentasi dari nota kesepakatan

bersama antara Dewan Pengurus Wilayah Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat

Indonesia (APBMI) Sumatera Utara dengan Primer Koperasi Tenaga Kerja

Bongkar Muat Upya Karya Pelabuhan Belawan tentang Pembayaran Biaya

Bagian Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Belawan. Dimana kesepakatan

itu mengatur tentang tenaga kerja bongkar muat dan upahnya.

- Wawancara

4. Analisis Internal dan Eksternal terkait strategi SO, ST, WO dan WT

Berdasarkan wawancara dengan informan mengenai analisis internal dan

eksternal terkait strategi SO, ST, WO dan WT PT Pelindo I Cabang

Belawan yakni terkait strategi SO sebagai berikut,

“Fasilitas dedicated terminal yang memadai baik curah cair, curah kering,
petikemas, car terminal, terminal penumpang, dan general cargo. Hal ini
ditandai dengan meningkatnya service level dengan jaminan sandar, kecepatan
layanan dan focus. Jumlah alat bongkar muat untuk penanganan bongkar muat
petikemas, curah kering dan general kargo yang ditandai dengan adanya
investasi penambahan alat bongkar muat yang akan meningkatkan
produktivitas bongkar muat dan penguasaan pasar. Unit usaha bongkar muat
yang sumber daya utamanya adalah sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP)
operator terminal/pelabuhan. Sumber daya tenaga pandu yang memadai
ditandai dengan pelimpahan pemanduan di area wajib pandu Belawan.
Konsesi terminal eksisting ditandai dengan adanya daya tawar untuk
kerjasama dengan pihak ketiga yang akan berbisnis di area konsesi.”
(Wawancara penulis dengan Deputi General Manajer pada 12 Maret
2018 di ruang pelayanan pelanggan pukul 08.14 WIB)

Informan lain menjelaskan mengenai keunggulan dari usaha bongkar muat

PT pelindo I yaitu,

“Selalu berperan aktif semaksimal mungkin dalam memanfaatkan fungsi-


fungsi kepelabuhanan. Secara coporate yakni reputasi yang baik sudah
tersebar di masyarakat luas. Kemudian dari segi fasilitas seperti dermaga. PT

136

Universitas Sumatera Utara


Pelindo I yang merupakan salah satu perusahaan dengan modal negara
sehingga dengan fasilitas yang besar-besar seperti memiliki kapal kepanduan,
memiliki alur pelabuhan, pelabuhan, listrik, air, bangunan, tanah yang
kesemuanya dimiliki oleh PT Pelindo I sehingga tidak bergantung pada
perusahaan lain.” (Wawancara penulis dengan Asisten Manajer Pelayanan
Bongkar Muat pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha bongkar muat
pukul 14.10 WIB)

Selain keunggulan informan juga menjelaskan mengenai peluang-

peluang yang bisa dimanfaatkan bagi usaha bongkar muat barang di PT

Pelindo I Cabang Belawan yaitu,

“Pertumbuhan arus petikemas di pelabuhan Belawan berkisar antara 7%-10%


pertahun dengan peluang pasar yang menyediakan “Terminal Petikemas Mini”
untuk kapal/tongkang yang belum memiliki window di BICT/TPKDB.
Preferensi pemilik barang yang menginginkan kemudahan paket layanan
dengan peningkatan pangsa usaha bongkar muat. Kegiatan di SBM Pertamina
dan alih muat kapal yang memberikan peluang layanan pemanduan/penundaan
kapal.” (Wawancara penulis dengan Deputi General Manajer pada 12
Maret 2018 di ruang pelayanan pelanggan pukul 08.15 WIB)

Kemudian informan juga menjelaskan mengenai kelemahan atau yang

menjadi hambatan bagi PT Pelindo I dalam menjalankan kegiatan usaha bongkar

muat barang terkait strategi WT yaitu,

“Pendangkalan alur pelayaran dan kolam pelabuhan yang dapat diatasi dengan
adanya dermaga idle karena kapal-kapal masuk/keluar karena menunggu air
pasang yang menyebabkan potensi kapal kandas. Back up area yang terbatas
yang menyebabkan kehilangan potensi pengembangan. Kapasitas dermaga
terbatas karena tidak seluruh dermaga dapat disandari kapal besar dan
penempatan alat bongkar muat.” (Wawancara penulis dengan Deputi
General Manajer pada 12 Maret 2018 di ruang pelayanan pelanggan
pukul 08.16 WIB)

Berbeda dengan informan lainnya yang menyebutkan bahwa,

“Ada beberapa faktor seperti cuaca. Misalkan terjadi hujan banyak buruh
bongkar muat yang tidak mau bekerja dan ada juga beberapa jenis barang
bongkar muat yang tidak boleh terkena air hujan seperti pupuk dan semen.
Kemudian prasarana bongkar muat yang tidak seluruhnya dimiliki dan

137

Universitas Sumatera Utara


dikelola oleh PT Pelindo I seperti gudang, tracking itu dari pemilik barang.
Jika jarak antara gudang dan pelabuhan jauh kemudian unit tracking juga
terbatas maka itu akan memakan waktu yang cukup lama untuk kegiatan
bongkar muat. Selain itu kondisi lalu lintas yang kelancarannya tidak bisa
diprediksi juga menjadi salah satu kendala di lapangan apakah terjadi
kemacetan atau kondisi jalan yang buruk.” Selain itu juga Alat pendukung
seperti gudang dan tracking yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh PT Pelindo I
melainkan dari Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan itu merupakan
salah satu kendala PT Pelindo I Cabang Belawan. Yang disediakan oleh PT
Pelindo I Cabang Belawan adalah seperti buruh, alat, dan dermaga. Sebab
kalau gudang berada di sekitar pelabuhan itu akan sangan efisien dalam hal
waktu pengangkutan. Terkadang pemilik barang tidak mau gudang berada di
pelabuhan. Maka jarak antara pelabuhan dengan gudang menjadi salah satu
kelemahan dalam hal kegiatan bongkar muat. PT Pelindo tidak memiliki jasa
EMKL. Karena jika semua sarana dan prasarana kegiatan bongkar muat
dimiliki oleh PT Pelindo I maka akan menyebabkan yang dinamakan
monopoli. (Wawancara penulis dengan Asisten Manajer Pelayanan
Bongkar Muat pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha bongkar muat
pukul 14.11 WIB)

Kemudian informan menjelaskan mengenai ancaman apa yang akan

menghambat usaha bongkar muat PT Pelindo I di Pelabuhan Belawan, yakni

sebagai berikut,

“Banyaknya pesaing sekitar kurang lebih 40 perusahaan bongkar muat milik


swasta. PT Pelindo I sebagai perusahaan negara dalam melakukan kegiatan
prosedurnya harus mengacu dengan peraturan yang telah ditetapkan baik
Undang-Undang maupun peraturan menteri. Sedangkan perusahaan swasta
dalam kegiatannya mereka memiliki peraturan sendiri yang dapat diubah
secara cepat meskipun tetap harus mengacu pada undang-undang.”
(Wawancara penulis dengan Asisten Manajer Pelayanan Bongkar Muat
pada 12 Maret 2018 di ruang divisi usaha bongkar muat pukul 14.12
WIB)

Sedangkan informan lainnya menyebutkan bahwa,

“Tuntutan pengguna jasa untuk pelayanan yang cepat, transparan, fairness dan
no service no pay yang ditandainya dengan pengguna jasa semakin terbuka
menyampaikan klaim, tuntutan dan keluhan. Inflasi dan kenaikan upah
minimum kota/provinsi yang mengakibatkan kenaikan biaya operasional.
Tuntutan regulasi untuk kelestarian lingkungan yang ditandai dengan ancaman

138

Universitas Sumatera Utara


pencemaran lingkungan yang tidak terkontrol.” (Wawancara penulis dengan
Deputi General Manajer pada 12 Maret 2018 di ruang pelayanan
pelanggan pukul 08.17 WIB)

Akhirnya peneliti mencari tau mengenai kepuasan pelayanan kepada

pengguna jasa yakni kepada PT Samudera Indonesia dan Gabungan Importir

Seluruh Indonesia (Ginsi) Sumatera Utara yakni,

“Saat ini tingkat pelayanan yang disuguhkan kepada kami dalam kegiatan
bongkar muatnya sudah lebih baik apalagi di terminal petikemasnya yang juga
salah satu terminal petikemas terkemuka diluar jawa. Ini sudah lebih baik dari
yang sudah – sudah. Perbaikan itu sangat terasa dalam hal kesiapan alat
bongkar muat serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Alat
bongkar muatnya saat ini sudah memadai ditambah dengan personel yang
kreatif dan gesit. Pelayanannya sudah lebih baik. Kita mengapresiasi pelindo
yang sangat peduli terhadap kepuasan stakeholder. Ini suatu kemajuan. “
(Wawancara penulis dengan humas PT Samudera Indonesia pada 13
Maret 2018 di ruang rapat direksi PT Pelindo I Cabang Belawan pukul
11.35 WIB)

Informan lainnya juga mengatakan hal yang senada,

“Sekarang ini pelayanan di pelindo belawan khususnya di BICT sudah


semakin bagus terutama dalam hal kesiapan bongkar muat plus kesiapan SDM
nya. Kalau sebelumnya alat bongkar muat seperti container crane sering
“ngadat” sehingga menjadi keluhan di kalanagan importir, tapi sekarang sudah
tidak ada lagi sehingga proses bongkar muat barang menjadi lancar. Tingkat
pelayanannya sudah semakin baguslah. Kalangan dunia usaha pasti lebih
memilih aktivitasnya melalui terminal petikemas pelindo I di belawan karena
tingkat pelayanannya sudah semakin membaik.” (Wawancara penulis
dengan salah satu anggota Ginsi Sumatera Utara pada 13 Maret 2018 di
ruang rapat direksi pukul 11.36 WIB WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa upaya-

upaya perubahan yang dilakukan oleh PT Pelindo I mendapatkan tanggapan

positif baik dari internal maupun ektsternal perusahaan. Hal ini ditandai

dengan tidak adanya keluhan dari para pelanggan dan peningkatan

produktivitas di beberapa sektor.

139

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai