SKRIPSI
Oleh
Lastri Kurniawati
6661140491
Assalamu’alaikum wr.wb
ALLAH SWT, serta shalawat dan salam yang senantiasa tercurah limpahkan kepada nabi
Muhammad SAW, sahabat beserta seluruh keluarganya, karena berkat ridho, rahmat, karunia dan
kasih sayang-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengawasan
Maksud dari skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana pada program Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten. Dengan selesai nya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang selalu mendukung peneliti.
1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, Drs., M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
3. Rahmawati, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
4. Iman Mukhrohman, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ii
5. Kandung Sapto. N, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
6. Listyaningsih, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial
7. Dr. Arenawati, M.Si, Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
8. Riny Handayani, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan arahan selama penyusunan
9. Drs. H. Oman Supriyadi, M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan arahan selama
10. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
11. Seluruh Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi
12. Seluruh Pihak Satwas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang yang telah
13. Seluruh Pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu yang telah mengizinkan dan
14. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten yang telah mengizinkan dan membantu
15. Aparat Kepolisian Air Karangantu Polres Serang yang telah membantu peneliti dalam
iii
16. Ayahanda H. Wardi dan Almarhumah Ibunda Hj. Roemi, atas cinta kasih yang tulus tak
17. Seluruh anggota keluargaku dari kakak nomor satu sampai tujuh yaitu Kang Mpi, Kang
Oman, Kang Dedi, Kang Eli, Teteh Mul, Kang Ujang dan Teh Inah, yang telah
18. Sahabat-sahabatku Aan Sumarni, Siti Ida Aida dan Rizki Amilia berkat kebersamaan
yang telah kita lewati bersama yang berkesan dan juga telah memberikan motivasi
19. Teman terdekatku, Tio Matoviami yang telah senantiasa membantu dan mendukung
20. Teman-temanku Annisa Rizqiyah, Peri Supriatna, Teh Santi Nurmayanti, Kak Galih
Ramadhan, dan Anggita Adeliani yang telah berjuang bersama selama bimbingan skripsi
21. Seluruh teman-teman Administrasi Publik 2014, atas kebersamaan yang begitu besar
Akhirnya penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan terselesaikannya
penyusunan skripsi ini. Penulis meyadari masih banyak kekurangan. Penulis berharap kritik dan
saran dari semua pihak. Semoga Skripsi ini bermafaat bagi semua pihak.
Lastri Kurniawati
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Persembahan:
“Skripsi ini aku persembahkan untuk
Kedua Orang tuaku
Bapak Wardi dan Almh. Ibu Roemi,
Berserta semua kakak-kakakku”
v
ABSTRAK
Karangantu merupakan wilayah potensi perikanan yang berada di Kota Serang sehingga banyak
kapal perikanan nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan, akan tetapi banyak
persoalan pengawasan pada aktivitas kapal penangkap ikan di karangantu. Persoalan yang ada
yaitu masih adanya kapal perikanan tidak memiliki dokumen kapal lengkap, terdapat kapal
perikanan menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, serta kurangnya personil
pengawas perikanan yang bertugas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengawasan
perikanan yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang. Penelitian ini menggunakan teori Tahapan
Proses Pengawasan dalam Usman Effendi (2014:212-213). Metode yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengawasan yang dilakukan Satwas SDKP
Serang terkait aktivitas kapal perikanan di Karangantu masih kurang karena belum maksimalnya
pelaksanaan program, SDM terbatas serta anggaran yang sedikit menimbulkan kurangnya
pengamatan langsung sehingga masih banyak nelayan yang menggunakan alat tangkap ikan yang
tidak ramah lingkungan dan kapal perikanan yang tidak memiliki dokumen kapal yang lengkap.
Saran yang diberikan oleh peneliti adalah mengusulkan penambahan personil pengawas
perikanan, melakukan koordinasi yang baik dengan instansi pemerintah terkait masalah yang ada
pada nelayan, selalu melakukan pemeriksaan teknis kapal perikanan, serta memberikan sanksi
secara tegas kepada nelayan yang melakukan pelanggaran berdasarkan aturan undang-undang
yang berlaku.
vi
ABSTRACT
Karangantu is a potential fishery area located in Serang city so many fishing vessels fishermen
who do fishing activities, but many issues of supervision on the activity of fishing vessels in reefs.
The existing problem that is still the existence of fishery vessel do not have complete ship
document, there are fishing boats using environmentally friendly fishing gear, and lack of fishery
supervisory personnel on duty. The purpose of this study is to determine the supervision of
fisheries conducted by Satwas SDKP Serang. This research uses the Stage Process Monitoring
theory in Usman Effendi (2014: 212-213). The method used is qualitative descriptive.
Techniques of collecting data using interviews, observation and documentation. The result of the
research shows that the supervision done by Satwas SDKP Serang related to fishery vessel
activity in Karangantu is still lacking because the program implementation is not maximal,
limited human resources and budget causing the lack of direct observation so that there are
many fishermen who use fishing gear which is not environmentally friendly and fishing boat
which does not have complete ship documents. The suggestion given by the researcher is to
propose the addition of fishery supervisory personnel, do good coordination with government
institution related to fisherman problem, always conduct technical inspection of fishing vessel,
and give strict sanction to fisherman who commits violation based on rule of law applicable .
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
COVER …………………………………………………………………………..... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………………….…... 20
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………….……….…. 20
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………….…………... 20
1.5 Tujuan Penelitian ……………………………………………….…………. 21
1.6 Manfaat Penelitian ……………………………….………………………... 21
1.7 Sistematika Penulisan …………………………….……………………….. 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka …………………………………..……………………… 28
2.1.1 Definisi Manajemen ………………………..……………….……….. 28
2.1.2 Pentingnya Manajemen ………………………..……….……………. 30
2.1.3 Fungsi-fungsi Manajemen ………………………...…………………. 31
2.1.4 Definisi Pengawasan ……………………………...………………….. 32
2.1.4.1 Hakikat Pengawasan …………………………...…………………. 34
2.1.4.2 Jenis/Tipe Pengawasan ………………………...…………………. 35
2.1.4.3 Pentingnya Pengawasan ……………………….…………………. 36
2.1.4.4 Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif …………….…………………. 38
2.1.4.5 Tahap-tahap dalam proses Pengawasan …….……………………. 39
2.1.4.6 Cara-cara Mengawasi …………………….……………………… 39
2.1.4.7 Tugas (Fungsi) Pengawasan ……………….…………………….. 40
2.1.5 Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan ………………………………….…………………………..40
2.1.5.1 Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan …………… ……………40
2.1.5.1.1 Tata Cara Pelaksanaan tugas Pengawas Perikanan …………..41
2.1.5.1.2 Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan di Kapal
Perikanan. …………..………………………..…………..…...41
2.1.5.1.3 Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan di Kapal
Penangkap Ikan…….…………………………………..……..42
2.1.5.2 Teknis Pengawasan Kapal Perikanan………………………..……..43
2.1.5.2.1 Surat Laik Operasi (SLO) Kapal Perikanan……………..……44
2.1.5.2.2 Syarat dan Ketentuan Penerbitan SLO ………………….…...44
2.1.6 Pengertian Pelabuhan………………………………………………….45
2.1.6.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara ………………………….……….47
2.2 Penelitian Terdahulu ……………………………………………………….48
2.3 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….49
2.4 Asumsi Dasar ………………….…………………………………………...51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian ……………………………….….……52
3.2 Fokus Penelitian ………………………………………………………….. 53
3.3 Lokasi Penelitian …………………………………………………………. 54
3.4 Variabel Penelitian ……………………………………………………….. 54
3.4.1 Definisi Konseptual …………………………………………………. 54
3.4.2 Definisi Operasional ………………………………………………… 56
3.5 Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 57
3.6 Informan Penelitian ………………………………………………………. 59
3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data …………………………………. 61
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….. 61
3.7.2 Teknik Analisis Data ………………………………………………... 64
3.7.3 Uji Keabsahan Data ……………………….………………………… 67
3.7.3.1 Triangulasi ………..…………………….……………………… 67
3.7.3.2 Membercheck ……………………………………………………69
3.8 Jadwal Penelitian …………………………………………………………..69
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………………………… 71
4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang ……………………………………... 71
4.1.2 Gambaran Umum Satwas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Serang…………………………….…………………………………. 78
4.1.2.1 Wilayah Kerja Satwas SDKP Serang…………………...…… 80
4.1.2.2 Struktur Organisasi Satwas SDKP Serang…………………… 81
4.1.2.3 Visi, Misi Satwas SDKP Serang………………………………84
4.1.2.4 Landasan Hukum pelaksanaan Kegiatan Pengawasan
SDKP Serang…………………………………………………. 85
4.1.2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Perikanan ……..……….. 86
4.2 Informan Penelitian ……………………………………..……………….. 90
4.3 Deskripsi Data ……………………………………..…………………….. 92
4.4 Analisis Data…………………………………..…………………………. 93
4.5 Reduksi Data ……………………………..……………………………… 94
4.6 Pengawasan Aktivitas Kapal Penangkap Ikan Karangantu Di Satuan
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang………………… 96
4.7 Penyajian Data ……………………………………………………..……. 140
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………………. 140
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………… 168
5.2 Saran …………………………………………………………………….. 170
BAB I
PENDAHULUAN
Teluk Banten adalah teluk yang berada di Provinsi Banten, teluk ini berada
di dekat ujung laut pulau jawa negara Indonesia. Jalur perairan Banten
merupakan jalur penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Provinsi
Banten secara topografi dibatasi oleh laut jawa disebelah utara, selat sunda
dibatasi oleh daratan, laut provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.
Ibukota Provinsi Banten ialah Serang. Dahulu Banten merupakan salah satu
tempat bersejarah yang terkenal, tempat bersejarah yang terkenal yaitu hanya
dan 18.
Potensi daerah yang dimiliki oleh Banten yaitu salah satu nya pada sumber
daya kelautan yang sangat melimpah diantaranya terumbu karang dan ikan
laut nya. Adapun luas lautan yang ada di Provinsi Banten yaitu 11.486 km²,
Lebak.
2
Tabel 1.1
(Sumber: http://dkp.bantenprov.go.id/upload/DKP/Statistik/2017)
Melihat luas wilayah yang sangat besar maka pentingnya untuk mengelola
seluruh hasil laut yang nanti nya akan menjadi sumber pendapatan daerah,
pemerintah setempat dapat mengelola dengan baik maka akan menjadi sumber
Banten di bidang kelautan dan perikanan yaitu hasil laut nya yang melimpah
diantaranya terumbu karang dan ikan laut. Potensi pertama yang dapat dilihat
yaitu terumbu karang banyak memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan
dan lingkungan biota yang hidup disekitarnya dan juga bagi kehidupan
3
manusia. Secara garis besar, fungsi dan manfaat terumbu karang bagi
mengandung arti sebagai peran terumbu karang dalam hubungan timbal balik
perikanan. Potensi yang sangat besar ini mendukung kemajuan perikanan dan
Banten berbatasan langsung dengan daerah khusus Ibu Kota Jakarta dan
Jika dimanfaatkan dengan benar maka bisa menambah nilai ekonomi untuk
nilai impor ikan dari negara lain. Agar menjadi salah satu wilayah yang
perikanan tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan masalah baru
Tabel 1.2
wilayah Laut Jawa. WPP-NRI bagian laut jawa meliputi Provinsi Lampung,
Banten, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Wilayah perairan yang memiliki
potensi di bidang perikanan ini memberikan dampak positif bagi para nelayan
yang ada di wilayah tersebut. Sumber daya perikanan yang dimiliki Indonesia
Tabel 1.3
Jenis – jenis Pelabuhan di Provinsi Banten
JENIS PELABUHAN KETERANGAN
A. Pelabuhan Umum
1. Pelabuhan Nasional Merak 4 Dermaga Ro-ro
1 Dermaga Kapal Cepat
1 Dermaga Ro-ro, dijadwalkan beroperasi
awal sptember 2009.
2. Pelabuhan Ciwandan (dikelola oleh PT. Generl Cargo, Bulk Cargo
Pelindo II) Cabang Banten.
3. Pelabuhan Regional Anyer General Cargo
4. Pelabuhan Internasional Bojonegara Satu sistem dengan Tanjung Priok (DKI
Jakarta)
5. Pelabuhan Regional Labuan General Cargo
B. Pelabuhan Khusus
40 Pelabuhan Dermaga untuk kepentingan sendiri
4 tidak beroperasi
C. Pelabuhan Perikanan
1. Pelabuhan Perikanan Pantai Dijadwalkan oktober 2009 ditingkan menjadi
Karangantu pelabuhan perikanan nusantara
2. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan Proses pembentukan UPTD
3. Pangkalan Pendaratan Ikan
a. Citulis Persiapan menjadi pelabuhan perikanan pantai
b. Kronjo Persiapan menjadi pelabuhan perikanan pantai
c. Binuangeun Persiapan menjadi pelabuhan perikanan samudera
d. Bayah Persiapan menjadi pelabuhan perikanan pantai
(Sumber: RTRW Banten Tahun 2010-2030)
6
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
Ikan).
perikanan tipe B, atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang terutama untuk kapal
Dermaga panjang dan Jetty panjang, 3. Perairan, meliputi: Alur pelayaran panjang
Kota Serang dipilih sebagai lokasi penelitian karena dilihat dari segi potensi
kecamatan di Kota Serang yang memiliki potensi kelautan yang beragam. Kota
Serang juga sebagai Ibukota dari Provinsi Banten yang menjadi central segala
Serang yang mempunyai tugas pokok yaitu memfasilitasi produksi dan pemasaran
pemasaran dan distribusi hasil perikanan, 10. Pelayanan jasa, pemanfaatan lahan
dan fasilitas usaha, 11. Pelaksanaan pengumpulan data, informasi dan publikasi,
Ikan yang Baik (CPIB), 13. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan, 14.
urusan tata usaha dan rumah tangga. (Sumber: Laporan Tahunan PPN
Karangantu 2016 ).
Salah satu aktivitas dari nelayan adalah aktivitas kapal perikanan nelayan.
mengendalikan, dan mengatur agar sesuai dengan apa yang menjadi program dan
tugas pokok dari Pelabuhan Perikanan. Adapun di dalam pelabuhan ini dari segi
Karangantu sendiri yang menjadi tugas pengawasan sumber daya kelautan dan
Serang atau disingkat menjadi Satwas SDKP Serang yang terletak di PPN
perikanan. Satwas SDKP sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu Pengawas
Sumber Daya Kelautan dan Pengawas Sumber Daya Perikanan. Adapun Satwas
SDKP yang teletak di Karangantu Kota Serang ini memiliki tugas untuk
mengawasi segala aktivitas perikanan dan kelautan dari seluruh kabupaten dan
kota yang ada di provinsi banten. Adapun wilayah operasional dari Satwas SDKP
Serang ini yaitu Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tangerang, Kota
Tangerang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang Selatan. Tata cara pelaksanaan
sentra kegiatan perikanan, area pembenihan ikan, area pembudidayaan ikan, UPI
dan Konservasi perairan. Karena dalam penelitian kali ini peneliti hanya
ikan, kapal pengangkutan ikan, kapal pengolahan ikan, kapal latih perikanan,
keabsahan SIPI/atau SIKPI, Surat Laik Kapal (SLO), dan Surat Persetujuan
penangkap atau kapal pengangkut ikan untuk ukuran dan alat penangkapan ikan
Memeriksa kesesuaian jenis dan jumlah ikan yang diangkut, 10. Memeriksa
point terakhir bagi kapal pengangkut ikan hasil budidaya dengan SIKPI, 12.
Dalam segi pengawasan Satwas SDKP Serang memiliki tugas sebagai salah
nelayan. Seperti misalnya nelayan harus memiliki SIPI (Surat Izin Penangkapan
Ikan). SIPI diterbitkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan terkait, dalam
pelayanan penerbitan SIPI nelayan dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Dalam prosedur pelayanan perizinan SIPI
ditetapkan, SIPI merupakan salah satu syarat administrasi yang harus dimiliki
setiap kapal perikanan yang selanjutnya untuk penerbitan Surat Laik Operasi
(SLO). Bagi nelayan yang belum memiliki SIPI yang resmi dan lengkap, maka
akan berakibat tidak bisa nya mereka melakukan penangkapan ikan. Oleh karena
itu SIPI merupakan syarat administratif awal yang harus dimiliki oleh nelayan.
aktivitas kapal perikanan, baik bongkar muat hasil tangkapan ikan, penggunaan
alat tangkap ikan dll. Dari segi perizinan administratif dokumen kapal perikanan
yang ada di pelabuhan, ketaatan nelayan masih dibilang rendah karena masih
perikanan. Salah satu perizinan administratif yang harus dilengkapi nelayan yaitu
berupa SIPI, SIUP, SIKPI dan juga SLO (Surat Laik Operasi). SLO merupakan
perikanan. Maksud dan tujuan diterbitkannya Peraturan Menteri ini adalah sebagai
acuan bagi pengawas perikanan, nahkoda kapal, pemilik kapal perikanan, operator
SLO. Oleh karena itu setiap kapal perikanan yang akan melakukan kegiatan
Tabel 1.4
Jumlah kapal perikanan yang wajib memiliki SLO
No. Nama Kapal Pemilik Jenis alat Ukuran
tangkap GT/NT
1. KMN. Kareso 02 Wahid Bagan Apung GT.13 No.497/Ab
2. KMN. Kurnia Ilahi 02 Nur Muhammad Bagan Apung GT.15 No.488/Ab
3. KMN. Putri Timbul Wariyanto Cantrang GT.15 No.612/Ab
4. KMN. Kausar Musa Pancing GT.15 No.7163/Bc
5. KMN. Cahaya Rizki 02 Jumardin Bagan Apung GT.14 No.43/Aa
6. KMN. Cahaya Rizki 01 Jumardin Bagan Apung GT.17 No.43/Aa
7. KMN. Bintang Selamat Hanafi Bagan Apung GT.6.J.26. No.0577
8. KMN. Rizki Bahari H. Bacotang Bagan Apung GT.14 No.202/Db
9. KMN. Cahaya Abdad H. Sahibe Bagan Apung GT.13 No.422/Ab
10. KMN. Karuni Akbar Ardi Bagan Apung GT.10 No.421/Ab
11. KMN. Setia Baru Sulton Bagan Apung GT.6.S.44 No.492
12. KMN. Putra Mandala Tarmuji Bagan Apung GT.12 No.427/Ab
13. KMN. Anugrah Ilahi M. Miftahi Bagan Apung GT.14 No.498/Ab
Rahmatillah
14. KMN. Bintang Ariyna 01 Amirudin Bagan Apung GT.5.J.26 No.0622
15. KMN. Bintang Ariyna 02 Amirudin Bagan Apung GT.6.J.26 No.0623
16. KMN. Nurhayati 01 Syaiful Bahri Bagan Apung GT.11 No.456/Ab
17. KMN. Putri Bahagia Basuni Bagan Apung GT.12 No.453/Ab
18. KMN. Vikri Abadi Jaya Haryadi Bagan Apung GT.15 No.453/Ab
19. KMN. Sinar Jaya M. Nasir Bagan Apung GT.13 No.488/Ab
20. KMN. Panjang Barokah Holani Bagan Apung GT.12 No.454/Ab
21. KMN. Setia Bunga Roji Bagan Apung GT.7 No.7/Ad
22. KMN. Barokah Warso Cantrang GT.18 No.121/Ab
(Sumber: Laporan Penerbitan/Pencabutan/Penundaan SPB Kapal Perikanan
PPN Karangantu 2017)
Penerbitan SLO di Satwas SDKP Serang sendiri pada tahun 2017 di setiap
bulan nya mengalami penurunan. Salah satu, alasan dari menurunnya penerbitan
administratifnya dan dari segi kelayakan teknis. Berikut adalah data mengenai
perikanan yang masuk dan keluar di Pelabuhan Karangantu pada Tahun 2017
nelayan tradisional. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini yang menjelaskan
penerbitan SLO berdasarkan ukuran kapal dan data penerbitan HPK dan SLO dan
Tabel 1.5
IZIN JMLH
IZIN PUSAT IZIN PROPINSI JUMLAH TOTAL
KABUPATEN JML KAPA
KAPA L
NO BULAN HPK S HPK HPK HPK % Laik
L TIDA
L SLO SLO SLO LAIK K
D B O D B D B D B LAIK
12 December 60 73 68 60 73 68 93.15% 68 5
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa total pengeluaran SLO bagi
kapal penangkap ikan terjadi pengurangan sekitar 2.1 %, HPK A sekitar 5.8 %,
sebagian nelayan dari luar provinsi Banten ke Karangantu tanpa disertai surat
andon/masa berlaku andon sudah habis. Data yang telah dipaparkan sebelumnya
merupakan hasil dari kegiatan pengawasan terkait penerbitan SLO selama satu
tahun terakhir.
Pertama: masih adanya nelayan yang belum memiliki dokumen kapal perikanan
yang lengkap, salah satu dokumen kapal perikanan yang harus dilengkapi bagi
setiap kapal yang akan melakukan penerbitan SLO adalah kelengkapan SIPI
(Surat Izin Penangkapan Ikan). SIPI merupakan bagian awal dari nelayan dalam
kegiatan penangkapan ikan, dapat dikatakan SIPI adalah perizinan yang sangat
penting yang harus dimiliki nelayan, karena kesesuaian fisik kapal penangkap
ikan dengan SIPI yang meliputi bahan kapal, merek dan nomor seri mesin utama,
tanda selar, dan nama panggilan /call sign serta kesesuaian jenis dan ukuran alat
tangkap ikan dengan SIPI harus sesuai dengan apa yang nantinya akan diterbitkan
SLO. Jika nelayan tidak memiliki SIPI atau masa berlaku SIPI habis, maka
Satwas SDKP Serang tidak bisa menerbitkan SLO (Surat Laik Operasi) yang juga
Masalah ini perkuat dengan hasil wawancara dengan salah anggota Satwas
SDKP Serang Bapak Slamet Riyanto pada tanggal 02 februari 2018 pukul: 14.00
WIB di Kantor Satwas SDKP Serang sebagai berikut: “Inti dari masalah perizinan
yaitu, nelayan menganggap SIPI perizinan yang lamban. Jadi banyaknya nelayan
15
yang memiliki kapal perikanan belum memiliki SIPI”. Dari hasil wawancara
dengan salah satu anggota dari Satwas SDKP Serang ini bahwa nelayan
perizinan SIPI. Ini yang mengakibatkan dari segi ketaan nelayan masih dibilang
rendah.
SLO adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa kapal perikanan telah
kegiatan perikanan. Sedangkan SIPI adalah izin tertulis yang harus dimiliki setiap
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP). Jadi dapat
dikatakan bahwa SLO sangatlah wajib yang harus dimiliki setiap kapal perikanan.
Namun SLO tidak diwajibkan bagi kapal perikanan untuk nelayan kecil dan
lainnya terlebih dahulu yaitu memiliki SIPI. Yang jadi masalah adalah masih
banyaknya kapal perikanan milik nelayan yang tidak memiliki SIPI, ini
membuat SIPI. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan salah satu
nelayan pemiliki kapal perikanan di karangantu yaitu Bapak Saiman pada pukul
cenderung lama dan akhirnya kita malas untung mengurusi perizinan itu lagi”.
Dari hasil wawancara dengan salah satu nelayan yang memiliki kapal perikanan di
bisa jadi atau diterbitkan selama 13 (tiga belas) hari sudah bisa selesai dan
digunakan oleh para nelayan untuk selanjutnya dijadikan sebagai salah satu syarat
Masalah yang Kedua: dari segi Satwas SDKP Serang dalam aktivitas
pengawasan kapal perikanan kurangnya SDM. Ini dilihat dari wilayah kerja
operasional pengawasan Satwas SDKP Serang yaitu se Kabupaten dan Kota yang
memiliki daerah perairan di Provinsi Banten. Hal ini diperkuat dan diakui oleh
salah satu anggota SATWAS SDKP Serang dari hasil wawanca yang dilakukan
pada hari Jumat, 02 Februari 2018 pukul: 14.00 WIB dengan Bapak Slamet
Riyadi di Kantor Satwas SDKP Serang sebagai berikut: “SDM kita yang kecil dan
sedikit sedangkan di daerah tangerang saja banyak UPI-UPI juga di daerah Anyer
banyaknya budidaya ikan. Jadi masih kurangnya SDM Pengawasan jika kita lihat
dari tugas pekerjaan yang banyak”. Adapun jumlah SDM pengawasan yang ada di
Tabel 1.6
Jumlah SDM Satwas SDKP Serang
No. Nama Jabatan
Serang
Berdasarkan Tabel 1.5 di atas peneliti mengetahui bahwa jumlah SDM atau
wilayah operasional kerja pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang
Lebak merupakan wilayah kerja dari Satwas SDKP Serang. Banyaknya pegawai
yang merangkap pekerjaan mereka dinilai tidak efektif dan efisien dalam
sebaiknya dilakukan karena SDM merupakan salah satu bagian terpenting dari
lapangan langsung, baik dari segi langsung maupun dari segi administratifnya
yang tidak ramah lingkungan dan alat tangkap yang dilarang oleh pemerintah.
Masalah ini ditemukan langsung oleh petugas Satwas SDKP Serang bahwa masih
mereka menggunakan alat tangkap yang dilarang oleh pemerintah. Hal ini
diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bapak Slamet Riyadi pada hari Jumat,
02 Februari 2018 pukul: 14.00 WIB di Kantor Satwas SDKP Serang sebagai
berikut: “masih adanya kapal perikanan yang menggunakan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan. karena dalam SIPI dan aturan yang telah dibuat oleh
pemerintah tentang aturan alat tangkap ikan ramah lingkungan berbanding terbalik
Berdasarkan data penerbitan Surat Laik Operasi yang dilakukan oleh Satwas
SDKP Serang tertera masih adanya kapal perikanan nelayan yang menggunakan
alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti jenis alat tangkap cantrang dan
arad. Berikut adalah data penerbitan SLO berdasarkan alat tangkap yang
Tabel 1.7
Jumlah HPK keberangkatan berdasarkan jenis alat tangkap Tahun 2017
No Jenis Alat Tangkap Jumlah SLO
1. Cantrang 108
2. Pancing 195
3. Bagan Apung/Lief Net 734
4. Bagan Perahu 108
Total 1145
(Sumber: Laporan Tahunan Satwas SDKP Serang tahun 2017)
Berdasarkan tabel 1.6 di atas jumlah Hasil Pemeriksaan Kapal pada saaat
keberangkatan berdasarkan alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan yaitu
masih adanya jenis alat tangkap yang dilarang yaitu jenis Cantrang. Masalah alat
kondisi potensi laut yang akan datang. Karena jika ekosistem laut tidak di jaga
dengan baik maka akan mempengaruhi keberlanjutan biota laut dan segala
makhluk hidup di dalam laut yang akhirnya akan mencemari lingkungan. Peran
menjaga dan melestarikan agar laut tidak rusak akibat pencemaran lingkungan.
Untuk itu kita sebagai manusia yang memiliki jiwa social harus bisa peduli
Serang”.
20
berikut:
lengkap.
Serang.
1. Bagi Peneliti
22
akademika.
Dalam penulisan ini diagi kedalam lima bagian masing-masing terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN
masalah yang lebih spesifik dan relevan dengan tema yang diambil.
Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan
masalah penelitian.
temuan penelitian.
DASAR
yang jelas.
digunakan.
yang akan digunakan, dalam hal ini instrumennya adalah peneliti sendiri
pengolahan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini.
secara jelas, struktur organisasi serta hal lain yang berhubungan dengan
objek penelitian.
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan
1.4 Pembahasan
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
mudah dimengerti.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan
skripsi ini.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
secara berurutan yang dianggap perlu oleh peneliti karena berkaitan dengan data
BAB II
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung
panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang
Ikan Karangantu Dalam Penerbitan Surat Laik Opersi (SLO) Di Satwas SDKP
Serang.
mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan
(Handoko 2003:11)
30
dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterkaitan formal
dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit
akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.
sebagai berikut:
1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan
3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua
lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan
serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal
Tabel 2.1
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN MENURUT AHLI
G.R Terry John F. Mee Louis A. Allen Mc. Namara
1. Planning 1. Planning 1. Leading 1. Planning
2. Organizing 2. Organizing 2. Planning 2. Programming
3. Actuating 3. Motivating 3. Organizing 3. Budgeting
4. Controlling 4. Controlling 4. Controlling 4. Systeming
Henry Fayol Harold Koontz, Cyril Dr. S.P Siagian Prof. Drs. Oey Liang
O’Donnel Lee
1. Planning 1. Planning 1. Planning 1. Perencanaan
2. Organizing 2. Organizing 2. Organizing 2. Pengorganisasian
3. Commanding 3. Staffing 3. Motivating 3. Pengarahan
4. Coordinating 4. Directing 4. Controlling 4. Pengkoordinasian
5. Controlling 5. Controlling 5. Evaluating 5. Pengontrolan
W.H Newman Luther Gullick Lyndall F. Urwick John D. Millet
1. Planning 1. Planning 1. Forecasting 1. Directing
2. Organizing 2. Organizing 2. Planning 2. facilitating
3. Assembling 3. Staffing 3. Organizing
4. Resources 4. Directing 4. Commanding
5. Directing 5. Coordinating 5. Coordinating
6. Controlling 6. Reporting 6. Controlling
7. Budgeting
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti menarik
manusia dalam memenuhi sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai suatu
tujuan.
2003:359).
33
kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan
dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan.
guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai
(2012:138) teori pengawasan itu sama halnya dengan teori umum lainnya. Lebih
banyak merupakan keadaan pikiran (state of mind) dari pada gabungan spesifik
pemantauan, penilaian dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah
Dari berbagai definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli diatas, peneliti
program dan visi misi yang telah dibuat, serta mewujudkan kinerja yang efektif
dan efisien.
rencana.
35
adalah efektivitas.
e. Tidak ada manajer yang dapat mengelak dari tanggung jawab melakukan
dan ditaati.
perbedaan sudut pandang atau dasar perbedaan jenis pengawasan itu. Ada
a. Waktu pengawasan,
b. Objek pengawasan,
Ada tiga tipe dasar pengawasan, yaitu (1) pengawasan pendahuluan, (2)
2003:361-362)
36
standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
(concurrent control).
aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu
adalah:
37
tetap terjaga, penjualan eceran pada penyalur perlu dianalisa dan dicatat
efektif.
diselenggarakan.
strategic tertentu.
terlibat.
Penyimpangan
bersangkutan. Guna maksud pengawasan seperti ini, ada beberapa cara untuk
a. Peninjauan pribadi
Perikanan
a. WPP-NRI
b. Kapal perikanan
d. Pelabuhan tangkahan
h. UPI: dan/atau
Perikanan
ikan.
Penangkap Ikan
pengembangan perikanan.
Crew List.
43
tertentu.
penangkapan ikan.
ditetapkannya Peraturan Menteri ini agar kapal perikanan laik operasi dalam
yang harus dipenuhi bagi kapal penangkap ikan yaitu sebagai berikut:
1) Persayatan Administrasi
a) SIPI asli;
GT;
45
meliputi bahan kapal, merek dan nomor seri mesin utama, tanda
terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi. (https://www.kamusbesar.com/pelabuhan)
memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang
berpendingin juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
46
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan)
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas diujung samudera, sungai atau danau untuk
Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur segala tentang pelabuhan dan fungsi
serta penyelenggaraannya.
Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
Samudera (PPS);
Nusantara (PPN);
Ikan (PPI).
sekurang-kurangnya 30 GT;
sekurang-kurangnya minus 3 m;
1. terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
penelitian terdahulu yang pernah penulis baca. Penelitian terdahulu ini bermanfaat
dalam mengolah atau memecahkan masalah yang timbul dalam potensi dan
Laik Operasi (SLO) Di Satwas SDKP Serang. Walaupun lokus dan fokus nya
deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah dampak pembangunan yang semakin
terlihat seperti dampak dari aktivitas pengerukan yang terlalu dalam disekitar
kecemburuan sosial, dan pelabuhan hanya sebagai penyedia fasilitas dan hanya
2. Jurnal Penelitian oleh Dewi Indri Hapsari, Abdul Rasyid dan Trisnani Dwi
Sukabumi Jawa Barat. Hasil dari jurnal penelitian ini adalah kinerja Satker
PSDKP yang terbilang baik. sebagian besar tugas pokok yang ada pada
mendukung pemahaman selanjutnya. Suatu tolak ukur yang mudah adalah apakah
kita telah memahami pemahaman yang paling mendasar tersebut, atau pertanyaan
berikut
50
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Input:
1. Masih adanya kapal perikanan yang tidak memiliki dokumen kapal yang
lengkap.
2. Kurangnya SDM pengawasan di SATWAS SDKP Serang, dilihat dari
banyaknya tugas yang harus diselesaikan dengan jumlah wilayah Operasional
Satwas SDKP Serang yang ada di provinsi Banten.
3. Masih banyaknya kapal perikanan milik nelayan yang menggunakan alat
tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.
Proses:
Tahap-tahap Proses Pengawasan Dalam Effendi (2014:212-213) :
Tahap 1 : Penetapan Standar Pelaksanaan
Tahap 2 : Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Tahap 3 : Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Tahap 4 : Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisis Penyimpangan
Tahap 5 : Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan
Output:
Pengawasan Aktivitas Kapal Penangkap Ikan Karangantu Di Satwas SDKP Serang yang
optimal
pustaka dan kajian teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi berdasarkan
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Serang belum berjalan secara optimal.
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini. Metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
yang ditempuh dalam sebuah penelitian harus relevan dengan masalah yang
dirumuskan.
Perikanan Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu
instrument, yaitu peneliti sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti
harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
lebih jelas dan bermakna. Data yang dihasilkan berbentuk kata-kata, kalimat
mendeskripsikan hal-hal yang sesuai dengan masalah dan unit yang diteliti.
Tempat penelitian merupakan objek dan sumber data dari tempat yang
diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat dan
yang akan diteliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Pada penelitian
sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil tujaun, sasaran, kuota, dan target
periode waktu berapa kali (How often) maksudnya mengukur setiap kegiatan
setiap jam, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan atau setiap tahun. Dab
55
dalam bentuk apa (what form) pengukuran apakah akan dilakukan tertulis,
inspeksi visual, melalui telfon. Siapa (who) yang akan terlibat apakah
dilaksanakan dan tidak mahal serta dapat diterangkan kepada karyawan atau
bawahan.
menerus.
Penyimpangan
penyimpangan.
Berdasarkan definisi konsep serta teori yang digunakan oleh peneliti, maka
- Biaya / Anggaran
- Jangka waktu
- Laporan-laporan / pengaduan
Indikator : - Koordinasi
- Teguran
- Sanksi
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
yang belum memiliki bentuk pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,
hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak
dapat ditntukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu
dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti
dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai
bahwa instrument penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.
58
penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
kecuali manusia.
agar dapat diolah secara statistic, sedangkan yang menyimpang dari itu
yang bersifat kualitatif tidak dikenal adanya populasi, melainkan yang dikenal
hanya sampel yang terdiri dari responden yang ditentukan secara purposive sesuai
dengan tujuan penelitian, diaman yang menjadi responden hanya sumber yang
dapat memberikan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Penelitian ini
60
dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang lebih
akurat.
ditentukan berdasarkan tugas pokok dan fungsi nya masing-masing. Adapun yang
wawancara dan studi dokumentasi. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu:
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer adalah sumber
data sekunder merupkan sumber yang tidak langsung yang memberikan data
kepada peneliti. Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata
dan tindakan orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan observasi.
1. Observasi
observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
2. Wawancara
sebagai berikut:
Pedoman Wawancara
Tabel 3.2
No Dimensi Indikator Informan
3. Studi Dokumentasi
1. Reduksi Data
65
diverifikasi.
2. Penyajian Data
(2009:17)
66
saja yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
(2009:19)
67
Gambar 3.1
Pengumpulan
Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-
kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
3.7.3.1 Triangulasi
a. Triangulasi Sumber
b. Triangulasi Teknik
c. Triangulasi Waktu
dilakukan dengan cara mengecek data yang sama kepada sumber dengan
3.7.3.2 Membercheck
yang diberikan oleh sumber data juga menjaga keaslian data yang
(2010:129)
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Agst Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1. Pengajuan Judul
3. Penyusunan Proposal
Penelitian
4. Seminar Proposal
7. Penyusunan Laporan
hasil penelitian
8. Sidang laporan skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Selatan dan 106°07’ – 106°25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat sistem
UTM (Universal Transfer Mercator) Zone 48E wil ayah Kota Serang terletak
pada koordinat 618.000 m sampai dengan 638.600 m dari Barat ke Timur dan
geografisnya, sebelah utara Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di sebelah selatan
dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Serang. Kota Serang terdiri
Banten, juga sebagai daerah alternative dan penyangga Ibukota Negara, karena
dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta hanya berjarak sekitar 70 km. Ibukota dari
Kota Serang berada di Kecamatan Serang. Kota Serang yang luasnya sebesar
266,74 km², sebagian besar wilayahnya terletak di dataran rendah yang memiliki
72
ketinggian kurang dari 500 mdpl. Pada akhir tahun 2016, wilayah administrasi
Kota Serang terdiri dari enam kecamatan dengan luas daratan masing-masing,
yaitu: Curug 49,60 km², Walantaka 48,48 km², Cipocok Jaya 31,54 km², Serang
25,88 km², Taktakan 47,88 km², dan Kasemen 63,36 km². adapun luas wilayah
Gambar 4.1
Kota Serang memiliki wilayah pesisir yang membentang luas sepanjang batas
wilayah kota serang yang sering disebut dengan Teluk Banten. Lokasi pesisir
Kota Serang ini Terletak di Kecamatan Kasemen Kota Serang yang terkoneksi
langsung dengan Laut Jawa. Wilayah pesisir Kota Serang merupakan wilayah
yang sejak era kesultanan Banten pada abad ke-15 dijadikan sebagai nilai strategis
secara ekonomi dari masa kesultanan Banten hingga saat ini. Oleh karena itu,
nilai histrosis dari wilayah pesisir ini masih sangat terasa kental.
73
Dilihat dari segi luas wilayahnya Kota Serang memiliki Desa/Kelurahan yang
Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya RUU Kota
Serang disahkan pada 17 Juli 2007 kemudian dimasukkan dalam lembaran Negara
Nomor 98 Tahun 2007 dan tambahan lembaran Negara Nomor 4748, tertanggal
Tabel 4.1
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kota Serang
No Kecamatan Desa Kelurahan
1. Curug - 10
2. Walantaka - 14
3. Cipocok Jaya - 8
4. Serang - 12
5. Taktakan - 12
6. Kasemen - 10
Kota Serang 2016 66
2015 66
Sumber: (BPS, Kota Serang Dalam Angka,2017)
Kota serang memiliki berbagai macam produk unggulan asli daerah dari
masing-masing wilayahnya. Produk unggulan asli daerah yang ada di Kota Serang
yaitu mulai dari sektor Pertaninan, Perkebunan, Industi, Perikanan dan Kehutanan.
Tabel 4.2
Dari hasil pemaparan tabel 4.1 diatas disebutkan bahwa Kota Serang
yaitu dari objek wisata ziarah dan budaya nya. Akan tetapi objek wisata dan
produk yang lebih banyak ditekuni oleh masyarakat kecamatan Kasemen yaitu di
bidang perikanan laut dan tambak. Dengan produk-produk yang ditawarkan pada
penghasil perikanan laut yang nantinya akan menjadi salah satu penyumbang
Bagian Utara ini diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar budaya dan
cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas
Tabel 4.3
Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Kasemen
No Kelurahan Luas Wilayah Presentasi Terhadap
Luas Kecamatan (%)
1. Kasemen 6,7 11,89
2. Warung Jaud 4,5 7,98
3. Mesjid Priayi 2,82 5,00
4. Bendung 4,3 7,63
5. Terumbu 5,65 10,02
6. Sawah Luhur 11,87 21,06
7. Kilasah 7,02 12,46
8. Margaluyu 4,2 7,45
9. Kasunyutan 3,6 6,39
10. Banten 5,7 10,11
Kasemen 56.36 100.00
Sumber: (Kecamatan Kasemen, 2017)
76
Namun ada juga wilayah di kelurahan kecamatan kasemen yang memiliki wilayah
pesisir. Oleh karena itu di kecamatan kasemen memiliki potensi perikanan yang
sangat melimpah, dan memiliki salah satu pelabuhan yang bertaraf nasional satu-
Sawah Luhur. Adapun berikut ini adalah letak geografis kelurahan di kecamatan
Kasemen.
Tabel 4.4
Letak Geografis Kelurahan di Kecamatan Kasemen
Tiga kelurahan yang ada dikecamatan kasemen menutu letak geografis yang
dan Kelurahan Banten. Pada kelurahan Sawah Luhur dan Kelurahan Margaluyu
potensi di perikanan tangkap yaitu kelurahan banten dan kelurahan sawah luhur.
Dua kelurahan ini memiliki garis pantai sepanjang 10 KM. Tidak terlau besar
memang, namun potensi perikanan yang besar dan mampu dimanfaatkan oleh
sehari-hari. Adapun berikut ini adalah data mengenai jumlah dan kategori nelayan
yang ada di tiga kelurahan yaitu kelurahan swah luhur, kelurahan margaluyu, dan
Tabel 4.5
Jumlah Nelayan dan Kategori Nelayan di Kecamatan Kasemen
Tangkap Tambak
Perikanan Serang
Kelautan dan Perikanan. Satwas SDKP Serang terletak pada posisi 6º 01’ 49,69”
S 106º 09’ 49,37” T, dengan luas tanah 200 m² dan luas bangunan 120 m² berada
km dari pusat Kota Serang. Fasilitas yang terdapat di Satwas SDKP Serang ini
meliputi luas bangunan sekitar 120 m², dengan status tanah miliki PPN
Karangantu.
Penetapan Pengawas Perikanan Pada Unit Pelaksana Teknis, Satuan Kerja Dan
d. Verifikasi Unit Pengolahan Ikan, Usaha Budidaya Ikan dan distribusi hasil
perikanan;
Gambar 4.2
Ditjen PSDKP
Pangkalan PSDKP
Jakarta
Satwas Serang
Kota Cilegon
Kota Tangerang
Selatan
Tentang Organisasi dan tata kerja unit pelaksana Teknis pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan Lokasi, wilayah kerja, dan satuan pengawas
Gambar 4.3
Satuan Kerja ialah Ade Riza Taopik, S.P yang memiliki tugas pokok untuk
mengkoordinir atau mengarahkan staf pegawas lain sesuai tugas dan fungsinya,
Slamet Riyanto, S.Pi sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Setyo Budi
83
Raharjo, S.Pi sebagai Polisi Khusus (POLSUS). Dan Achmad Arif Afandi,
S.ST.Pi sebagai nahkoda kapal, serta tiga anggota sebagai tenaga kerja kontrak.
perikanan.
4. Anggota sebagai tenaga kerja kontrak yang memiliki tugas pokok sebagai
Perikanan Serang
Visi, Misi serta tujuan dan sasaran Satwas SDKP Serang dapat
a. Visi
b. Misi
Serang
Eksklusif Indonesia;
Tahun 2009;
86
Wilayah Laut;
Perusakan Laut;
Perikanan;
PSDKP Jakarta. Adapun, tugas pokok dan fungsi dari Satwas SDKP
87
1. Pengawas Perikanan
4. Pelaporan, dan
5. Pembinaan
1. WPP-NRI
2. Kapal perikanan
4. Pelabuhan tangkahan
8. UPI, dan/atau
Karena dalam penelitian kali ini hanya membahas tentang tata cara
pembudidayaan ikan
Adapun salah satu jenis aktivitas dari kapal perikanan yang ada yaitu
sebagai berikut:
pengembangan perikanan.
tertentu.
penangkapan ikan.
informan secara purposive artinya bahwa informan yang telah dipilih berdasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan apa yang telah peneliti tetapkan
orang yang memiliki informasi terkait penelitian ini. Dalam penelitian kali ini
(SKPD).
Pada bagian Instansi Pemerintah Pusat yang dijadikan sebagai salah satu
dan Perikanan (Satwas SDKP) Serang, sedangkan SKPD terkait yaitu Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. Selanjutnya aparat penegak hukum yaitu
Polisi Sektor Kecamatan Kasemen, dan yang terakhir yaitu Masyarakat nelayan.
Tabel 4.6
Informan penelitian
No. Nama Informan Usia Keterangan Kode
1. Afriyanto, S.Pi 33 Thn Staff Pelaksana Seksi PPI di I1-1
ZEEI dan Laut Lepas di
Kementerian Kelautan dan
Perikanan RI
2. Slamet Riyanto, S.Pi 35 Thn Penyidik Pegawai Negeri Sipil I2-1
di Satwas SDKP Serang
3. Setyo Budi Raharjo, S.Pi 28 Thn Polisi Khusus di Satwas SDKP I2-2
Serang
4. Latif Turmanto 38 Thn Bendahara di Satwas SDKP I2-3
Serang
5. Hery Juhaeri, S.H., M.Si 37 Thn Kepala Seksi Penanganan 13-1
Pelanggaran Bidang PSDKP
Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Banten
6. Hepson Daniar, S.H 51 Thn Kepala Satuan Kepolisian Air I4-1
Sektor Karangantu
7. Saiman 45 Thn Masyarakat Nelayan I5-1
Tradisional < 10 GT di
Karangantu
8. H. Sahibe 61 Thn Pemilik kapal perikanan I5-2
ukuran 10-30 GT di
Karangantu
9. Jamaludin 48 Thn Nahkoda Kapal Perikanan I5-3
ukuran 10-30 GT di
Karangantu
10. Sukara 28 Thn Nahkoda kapal perikanan I5-4
ukuran 10-30 GT di
Karangantu
(Sumber: Peneliti, 2018)
92
lapangan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa
data hasil dari wawancara. Data yang diperoleh yaitu berupa kata-kata yang
diamati dari hasil wawancara yang juga merupakan sumber utama dalam
penelitian kali ini. Sumber data ini kemudian di catat secara tertulis atau
berlangsung.
Koreksi Bila Diperlukan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
diperoleh yaitu berupa deskriptif berbentuk kata dan kalimat yang dilakukan
dokumentasi.
93
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu
sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
berlangsung. Adapun proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu yang
dilakukan dengan cara berawal dari pengumpulan data dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Banten terkait SOP Perizinan SIPI, SIUP dan SIKPI
PTSP Provinsi Banten dalam pelayanan SIPI nelayan, dan yang selanjutnya
yaitu review dokumen dari Kantor Satwas Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan Serang terkait SOP pelayanan SLO, Anggaran dan Profil Satwas
SDKP Serang. Adapun dalam pengumpulan data teknik yang dilakukan yaitu
dengan cara wawancara, observasi, studi dokumentasi. Hal ini dilakukan agar
2) Reduksi Data
Dalam tahap kali ini yaitu reduksi data merupakan langkah selanjutnya
dimana peneliti mulai merangkum dan memilih-milih data mana saja yang
sesuai dan berkaitan dengan penelitian dengan cara memfokuskan hal yang
dianggap penting, mencari tema dan pola yang sesuai dengan demikian akan
94
menyajikan data.
3) Penyajian Data
kalimat yang naratif. Dengan penyajian data maka akan terlihat mana saja
4) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Adapun dalam mereduksi data yaitu mengumpulkan seluruh data yang telah
dengan penelitian dan aspek jawaban yang dianggap sama dalam pembahasan
sebagai berikut:
Republik Indonesia.
5) Kode I2, menunjukan daftar informan dan urutan kategori Satwas SDKP
Serang.
6) Kode I3, menunjukan daftar informan dari pihak Dinas Kelautan dan
7) Kode I4, menunjukan daftar informan dan urutan kategori Polisi Air Sektor
Serang.
8) Kode I5, menunjukan daftar informan dan urutan kategori Pemilik kapal
kegiatan, mulai dari SOP, Anggaran, dan Sumber daya manusia atau
97
siap dan dapat memecahkan segala masalah yang ada di lapangan. Sama
Berdasarkan hasil temuan lapangan yang telah peneliti dapatkan pada I1-1
penting sebagai pihak yang senantiasa mengawasi segala aktivitas yang ada di
laut, baik dari hasil laut dan dari segi perikanan. Pengawas perikanan dalam hal
98
Laik Operasi (SLO), maka yang akan dibahas adalah terkait pengawasan
Operasi Kapal Perikanan. Dalam hal SOP yang dijadikan acuan oleh pengawas
perikanan, pada hasil temuan lapangan peneliti mengetahui bahwa dari pihak I1
tugas dan wewenangnya sesuai dengan apa yang telah tertuang di undang-
undang yang berlaku. Dari pihak daerah yaitu Satuan Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan Serang juga menyatakan hal yang sama terkait
perikanan diseluruh daerah yang ada di Indonesia yaitu salah satunya Provinsi
Banten. Adapun dari hasil temuan lapangan yang telah peneliti dapatkan dari
SOP pelaksaan pengawas perikanan, di daerah pun dalam hal SOP pelaksanaan
yang digunakan sebagai acuan pengawas perikanan karena segala aturan yang
telah dibuat merupakan suatu pemecahan masalah yang telah dibuat dan
perikanan dan kelautan yang menjadi lebih baik. Oleh karena itu dari segi SOP
sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Adapun alur
SOP Pelayanan Penerbitan SLO bagi para nelayan yang yang diterbitkan oleh
KAPAL MENGAJUKAN
PERMOHONAN
PENERBITAN SLO
DOKUMEN DOKUMEN
LENGKAP TIDAK
PEMERIKSAAN KELENGKAPAN DOKUMEN:
LENGKAP
SIPI/SIKPI, SIUP, SKAT, PHP, NP, BARCODE
PENYIDIKAN TINDAK
KAPAL LAIK
CETAK SLO PIDANA PERIKANAN
OPERASI
pada hasil ikan tangkapan saja tetapi juga segala aktivitas kapal perikanan, baik
kapal penangkap ikan, kapal penangkut ikan dll. Tugas pengawas perikanan
harus dilengkapi perizinannya oleh para nelayan pemilik kapal perikanan jika
ingin melakukan penerbitan SLO yaitu dengan cara harus memiliki Surat Izin
Penangkapan Ikan (SIPI) terlebih dahulu. Dalam hal ini perizinan SIPI
dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
terkait (DPMPTSP). Dinas terkait harus bisa menerbitkan SIPI nelayan yang
dinilai lambat dan jangka waktu yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah
dibuat. Adapun peneliti melakukan wawancarai I5-1 dengan salah satu nelayan
Dari hasil wawancara salah satu pemilik kapal perikanan di atas nelayan
memiliki dokumen kapal yang lengkap sehingga nelayan merasa susah dalam
merupakan salah satu syarat administrasi awal agar kapal perikanan bisa
diterbitkan Surat Laik Operasi (SLO). Jika SLO tidak diterbitkan oleh
kapal tidak dapat beroperasi. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan masih
mewawancarai salah satu petugas Satwas SDKP Serang yang pernah menerima
103
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan pihak
nelayan dan pihak Satwas SDKP Serang memiliki kesamaan yaitu masalah
Banten. Seharusnya masalah jangka waktu harus sesuai dengan ketentuan yang
kesesuain waktu pelayanan merupakan salah satu kriteria yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Adapun salah satu tujuan dibuatnya Pelayanan Terpadu Satu
pelaksanaan yaitu terkait Sumber Daya Manusia yang dimiliki. SDM dianggap
salah satu factor yang penting karena SDM merupakan agen yang melakukan
penangkap ikan dalam penerbitan SLO. Jika SDM tidak diperhatikan dengan
benar maka menjadi salah satu faktor penghambat untuk suatu organisasi atau
lembaga. Tidak hanya di Satwas SDKP Serang, setiap organisasi atau lembaga
harus memperhatikan SDM yang baik guna mencapai tujuan yang organisasi
Dalam penerbitan SLO, kapal perikanan dalam pemeriksaan teknis harus sesuai
dengan apa yang sudah tertera pada izin. Pemeriksaan teknis kapal perikanan
yang akan melakukan operasi dilakukan oleh petugas Satwas SDKP Serang
karena merupakan salah satu tugas pokok dari setiap pengawas perikanan.
nelayan yang sudah melakukan izin untuk penerbitan SLO sudah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan sehingga tidak adanya unsur manipulasi data
kapal perikanan harus dilakukan oleh SDM atau petugas yang diserahi tugas.
Tidak hanya itu SDM juga harus siap dalam melaksanakan tugas sebagai
Dalam penerbitan SLO di Satwas SDKP Serang dari tahap pemeriksaan teknis
kapal perikanan dilakukan oleh petugas atau pegawai yang bertugas. Dalam
105
temuan lapangan dengan cara mewawancarai I2-1 yaitu salah satu pegawai
”kita merasa masih kurang, karena dilihat dari operasional kerja kita
yang banyak. Di setiap tahunnya kita melakukan Analisis Jabatan
(ANJAB) di tahun sebelumnya. Setelah saya buat ternyata untuk kegiatan
pengawasan kita membutuhkan 2-3 orang orang lagi. Jika dilihat dari
aturan yang sudah dibuat, seharusnya setingkat Satwas SDM yang
dibutuhkan yaitu minimal sebanyak 18 orang. Sedangkan di kita SDM
nya hanya ada 8 orang saja, dilihat dari wilayah kerja nya luas yaitu di
kabupaten dan kota di Provinsi Banten”. (Sumber: Wawancara dengan
Bapak Slamet Riyanto, S.Pi., Penyidik Pegawai Negeri Sipil Satwas
SDKP Serang, pada hari Jumat tanggal 02 Maret 2018 pukul: 14.35 WIB
di Kantor Satwas SDKP Serang).
SDM di Satwas SDKP Serang dinilai kurang memenuhi kriteria yang telah
ditentukan. Hal ini terlihat dari luas nya wilayah operasional kerja yang
dilakukan oleh Satwas SDKP Serang. Dalam hal ini menjadi masalah bagi
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang ada di Provinsi Banten.
penangkap ikan penting adanya pemeriksaan teknis kapal perikanan agar tidak
perizinannya saja tidak sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan berarti sudah
106
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan. Hal ini dilakukan agar
tidak diinginkan. Pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan yang masih tidak
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan pihak Satwas
kepada instansi (UPT) Diatas Satwas SDKP Serang, namun pihak UPT yaitu
ditetapkan di Satwas SDKP Serang. SDM yang cukup akan berpengaruh pada
kinerja pegawai dalam pengawasan perikanan. Oleh karena itu ini merupakan
hal yang serius perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan masalah baru.
Karena pada hakikatnya SDM merupakan salah satu factor penting dalam
Hal lainnya yang ditemukan peneliti selama dilapangan yaitu dari hasil
wawancara dengan I2-1 pihak Satwas SDKP Serang terkait kesiapan SDM
Satwas dalam pemeriksaan teknis kapal perikanan dalam penerbitan SLO yaitu
sebagai berikut:
Dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Satwas SDKP
Pemeriksaan teknis kapal penagkap ikan dalam penerbitan izin SLO sangat
Dari uraian diatas menjelaskan bahwa petugas Satwas SDKP Serang hampir
melupakan salah satu syarat dari prosedur penerbitan Surat Laik Operasi
perikanan karena setiap harinya banyak kapal perikanan yang berlabuh keluar
muncul.
keberlangsungan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan agar tetap lestari tanpa
sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Setiap nelayan yang melakukan
disertai dengan alat tangkap ikan. Alat tangkap ikan menjadi masalah yang
nelayan akan melakukan pelanggaran. Salah satu contoh akibat dari tidak
perizinan SLO bisa saja nelayan melakukan pelaporan alat tangkap yang ramah
ramah lingkungan. Akibat dari nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak
ramah lingkungan yaitu merusaknya habibat laut dan segala macam nya sampai
Oleh karena itu pemeriksaan kapal perikanan yang akan beroperasi di laut
perikanan tahu dan memberikan tindakan jika ada kapal perikanan yang
dianggap masalah maka harus adanya perekrutan pegawai baru dan harus
pengawasan perikanan.
c. Biaya/Anggaran
bagi suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
110
hal ini peneliti diperkuat dengan hasil wawancara I2-3 Bendahara Pengeluaran
“jadi kita kerja itu berdasarkan anggaran, atau disebut sebagai kinerja
berdasarkan anggaran. Namun, sebelum anggaran direncanakan kita
sudah harus mengajukan point-point kegiatan yang akan kita laksanakan
pada tahun berikutnya. Karena dalam pelaksanaan tugas pengawasan
perikanan kita memiliki TOR atau disebut sebagai target rencana kerja
apa yang akan kita lakukan”. (Sumber: Wawancara dengan Bapak Latif
Turmanto, S.Pi., Bendahara pengeluaran pembantu Satwas SDKP Serang
pada hari Selasa tanggal 03 April 2018 pukul: 14.30 WIB di Kantor
Satwas SDKP Serang).
menjadi lebih baik dari segi kedisiplinan kegiatan penangkapan ikan, seperti
pengawasan sebelumnya. Oleh karena itu penting bagi suatu lembaga atau
Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan I1-1, peneliti
pengawasan. Tidak hanya itu anggaran juga sebagai factor pengawasan bagi
pelaksanaan kegiatan. Dalam tahap kali ini yang dijadikan kriteria dalam
pengawasan yaitu laporan hasil kegiatan, jangka waktu dan pihak atau lembaga
yang dilibatkan. Laporan hasil kegiatan setiap organisasi atau lembaga perlu
dibuat karena menjadi tolak ukur bagaimana suatu kegiatan dapat berjalan atau
tidak. Laporan hasil kegiatan selanjutnya dijadikan tolak ukur organisasi agar
Dalam penelitian kali ini yaitu Satwas SDKP salah satu instansi vertical
bahan pelaporan kepada Pemerintah Pusat dari hasil kinerja yang ada di daerah.
Berikut adalah hasil temuan lapangan yang telah peneliti temukan selama
Republik Indonesia:
Laporan hasil kegiatan yang telah dibuat suatu organisasi vertikal biasanya
dalam pelaporannya melakukan rapat kerja dengan instansi diatas nya. Rapat
kerja ini biasanya membahas tentang pencapaian kinerja yang telah dilakukan
kegiatan yang menunjang, seperti misalnya apa saja program yang telah
yang matang.
Dari pihak daerah yaitu Satwas SDKP Serang melakukan laporan hasil
”setiap ada kegiatan laporan hasil kegiatan dibuat, seperti misalnya kita
melakukan patroli laut dalam rangka pengawasan perikanan, setelah
patrol kita buat laporan hasil kegiatannya. Salah satu kegiatan patroli
itu adalah misalnya patroli mandiri yang kita lakukan atau kita
melibatkan aparat-aparat penegak hukum lainnya seperti TNI-AL dan
Polisi Air”. (Sumber: Wawancara dengan Bapaka Setyo Budi Raharjo
S.Pi., Polisi Khusus Satwas SDKP Serang, pada hari Kamis tanggal 29
Maret 2018 pukul: 11.00 WIB di kantor Satwas SDKP Serang).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti diatas,
target kinerja yang telah dibuat di Target Operasional Kegiatan (TOK). Hal
ini merupakan salah satu bentuk pelaporan yang nantinya akan dilaporkan
kepada pihak organisasi diatasnya yaitu Pangkalan PSDKP Jakarta yang juga
merupakan tanggung jawab dari pemerintah pusat dalam hal ini Dirtjen
PSDKP RI. Laporan hasil kegiatan dianggap penting bagi suatu organisasi
Dari pihak Bendahara Satwas SDKP Serang I2-3 terkait laporan hasil
dibuat oleh bendahara terkait kegiatan yang sudah dilakukan yaitu sebagai
berikut:
fungsi sebagai lembaga pengawas sumber daya kelautan dan perikanan yang
b. Jangka Waktu
bagian yang penting agar dijadikan sebagai target bagaiman suatu pelayanan
tujuannya adalah agar setiap program yang sudah menjadi tugas pokok dan
fungsi lembaga pengawas perikanan berjalan secara efektif dan efesien yang
Dari penjelasan yang telah peneliti dapatkan dari pihak polisi khusus
SDKP Serang dilakukan berdasarkan jadwal yang telah dibuat guna mencapai
sumber daya kelautan dan perikanan jangka waktu yang telah ditetapkan
agar kegiatan pengawasan berjalan dengan efektif dan efesien sesuai dengan
rencana kerja yang telah dibuat. Ini bertujuan untuk mengetahui masalah-
masalah apa saja yang terjadi pada saat dilapangan. Kegiatan pengawasan
dilakukan sebagai bentuk aspirasi oleh masyarakat nelayan agar para petugas
dilakukan juga oleh pihak Polisi Air Sektor setempat sebagai berikut:
“jangka waktu yang kita lakukan selama satu bulan, patroli laut
biasanya dalam sebulan dilakukan selama 13-15 kali kegiatan
pengawasan di laut. Namun, jika ada pelaporan-pelaporan dari
masyarakat terkait masalah kegiatan penangkapan ikan di laut
biasanya kita juga ada kegiatan pengawasan langsung tidak sesuai
dengan kegiatan yang telah direncanakan. Karena kita sebagai aparat
kepolisian laut memang tugas nya sebagai pengawas langsung dilaut”.
(Sumber: Wawancara dengan Bapak Hepson Daniar, S.H Kepala
Satuan Kepolisian Air Sektor Karangantu pada hari Senin tanggal 30
April 2018 pukul: 11.25 WIB di Kantor Kepolisian Air Karangantu).
Dari hasil wawancara di atas peneliti mengetahui bahwa dari pihak aparat
kapal perikanan tentu saja harus pihak atau lembaga yang kompeten di
bidangnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang mereka emban. Pihak
yang dilakukan oleh para petugas pengawas perikanan. Karena jika dilihat
118
pengawasan, jika terdapat penyimpangan yang sudah masuk dari segi hukum
yaitu dengan mewawancarai pihak Satwas SDKP Serang I2-2 sebagai berikut:
adalah agar nelayan bisa mematuhi aturan sesuai dengan yang telah
Dari pihak I 4-1 Aparat penegak Hukum yang juga melakukan kegiatan
kegiatan kapal penangkap ikan yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang,
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten, dan Polisi Air Sektor
berikut:
kegiatan pengawasan.
organisasi atau lembaga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada
tahap ini organisasi atau lembaga harus bisa mengukur apakah di setiap
tersebut agar tidak berpengaruh pada berjalannya suatu kegiatan yang telah
a. Pengamatan (Observasi)
melakukan pengamatan terkait hal-hal yang apa saja yang menjadi factor
ini agar menjadi bahan evaluasi suatu program dapat terus dijalankan atau
”di setiap ada kegiatan Patroli Laut, misalnya saja Patroli Laut yang
kita lakukan kemarin, kita menemukan alat tangkap ikan yang digunakan
oleh nelayan yang tidak ramah lingkungan. akhirnya kita sita atau kita
ambil alat tangkap tersebut kemudian kita tahan Selama beberapa hari.
Namun, pengambilan alat tangkap ini merupakan serah terima dari
nelayan sendiri karena memang nelayan yang telah melanggar aturan”.
(Sumber: Wawancara dengan Bapak Setyo Budi Raharjo, S.Pi., Polisi
Khusus Satwas SDKP Serang pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2018
pukul: 11.00 WIB di Kantor Satwas SDKP Serang).
Dari penjelasan yang telah dikemukan oleh Polisi Khusus Satwas SDKP
Satwas SDKP Serang dilakukan dengan cara melakukan Patroli Laut dengan
penangkapan ikan. Patroli laut ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan
aturan yang berlaku atau belum. Tidak hanya itu dengan adanya Patroli laut
yang dilakukan oleh pihak Satwas SDKP Serang dengan Aparat Penegak
mungkin saja menjadi bahan evaluasi bagi program yang sedang dijalankan.
dijadikan sebagai evaluasi kinerja yang akan menjadi lebih baik lagi dan
sebagai berikut:
Banten. Ini bertujuan untuk mengetahui apa saja masalah-masalah yang ada
b. Laporan Pengaduan
dan bahan pertimbangan bagi seorang pimpingan dalam suatu organisasi atau
lembaga yang sedang menjalankan suatu program atau kegiatan di bidang nya
dalam hal ini pengawas perikanan dapat mengetahui apa saja yang menjadi
diadukan kepada instansi terkait. Dalam hal ini peneliti menemukan temuan
lapangan dengan cara mewawancarai I2-1 pihak Satwas SDKP Serang terkait
berikut:
ikan tidak terlepas dari alat tangkap yang digunakan, alat tangkap yang
Penyimpangan
suatu organisasi atau lembaga berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah
memecahkan sebuah masalah. Tidak hanya itu saja dalam dimensi ini juga
a. Koordinasi
kepada sasaran dan tujuan gerak kegiatan harus adanya suatu pengendalian
Dalam indikator kali ini peneliti mewawancarai I1-1 Pihak Dirtjen PSDKP
bahwa bentuk koordinasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah pusat dengan
apa saja yang ada didaerah. Ini dijadikan sebagai bahan evaluasi suatu
sebagai berikut:
telah dicapai. Koordinasi biasa dilakukan dengan cara melakukan rapat kerja,
pusat dan pemerintah daerah telah melakukan koordinasi dengan baik sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi nya masing-masing. Oleh karena itu dalam
telah ditetapkan.
dengan Satwas SDKP Serang dan instansi terkait yang memiliki kewenangan
sebagai berikut:
DKP Provinsi Banten dengan Satwas SDKP Serang serta institusi terkait yang
koordinasi yang baik dengan cara membuat forum diskusi. Ini bertujuan
mencari solusi secara bersama. Hal lainnya yaitu terkait dengan evaluasi
pada Dirtjen PSDKP RI terkait evalusi program yang dilakukan oleh instansi
secara perlahan. Tindakan ini diambil guna tercapainya tujuan yang telah
sebagai berikut:
131
berpengaruh bagi kapal penangkap ikan pada saat akan melakukan kegiatan
kapal perikanan tidak bisa mendapatkan Surat Laik Operasi (SLO). Tidak
karena itu jika SLO tidak diterbitkan maka berdampak pada nelayan yang
c. Teguran
pengawasan yaitu teguran yang dilakukan instansi atau lembaga baik yang
132
berfokus pada sector privat maupun publik. Teguran diberikan agar para
Dalam indikator kali ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak Satwas
I2-2 SDKP Serang terkait teguran yang diberikan kepada nelayan jika
berikut:
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti
secara halus yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang sehingga lebih
Serang tidak langsung memberikan sanksi yang ketat kepada para nelayan
hukum I4-1 yaitu Polisi Air Karangantu terkait teguran atau hukuman yang
“jadi yang sering kami lakukan selama ini yaitu kami selalu memberikan
saran kepada nelayan dan Dinas terkait agar segera mengurus jika
masalah yang ditemukan yaitu terkait dokumen kapal perikanan.
Sedangkan selebihnya kita hanya memberikan saran secara lisan kepada
nelayan dan segera melakukan pembinaan”. (Sumber: Wawancara
dengan Bapak Hepson Daniar, S.H Kela Satuan Kepolisian Air
Karangantu pada hari Senin, tanggal 30 April 2018 pukul: 11.25 WIB di
Kantor Kepolisian Air Karangantu).
bahwa dari pihak aparat penegak hukum juga melakukan teguran secara
134
terkait jika masalah yang melibatkan SKPD dan Satwas. Ini bertujuan untuk
nelayan di karangantu.
apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu suatu organisasi akan berjalan
terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang
membuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah
dilakukan.
a. Evaluasi Kinerja
pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerj dalam
suatu organisasi dan lembaga sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan dari evaluasi kinerja adalah untuk
135
menjamin pencapaian sasaran dan tujuan suatu organisasi dan juga untuk
Singkatnya, jika hasil kinerja sesuai dengan standar maka respon akan baik
tercapai nya sasaran dan tujuan yang organisasi telah tetapkan. Dalam evalusi
tetapi harus sesegera mungkin ditangani dan diperbaiki sebab itu adalah suatu
keharusan.
I1-1 pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dalam hal
ini yaitu Dirtjen PSDKP RI terkait evaluasi kinerja yang dilakukan dalam
sebagai berikut:
136
jika mendapati nelayan yang melanggar aturan penangkapan ikan yang telah
apa yang sesuai dengan jenis kesalahan yang telah nelayan lakukan.
Dalam hal lainnya peneliti mewawancarai I2-1 pihak Satwas SDKP Serang
dalam kegiatan pengawasan pada bidang kelautan dan perikanan yang masuk
b. Sanksi
berjalan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Sanksi juga
pengawasan.
Dalam pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan dalam hal ini
diberikan jika ada nelayan local maupun nelayan asing yang melakukan
perikanan, pihak pembuat kebijakan dalam hal ini kementerian kelautan dan
perikanan selalu memberikan sanksi yang tegas kepada siapa saja yang
yang baru. Dalam pengawasan perikanan dan kelautan terutama bagi kapal-
kapal penangkap ikan sangatlah penting diterapkan, karena agar para nelayan
hukum terkait sanksi yang diberikan kepada kapal penangkap ikan yang
yang dilakukan secara berulang-ulang jika tidak ada perubahan yang baik
selama di lapangan serta disesuaikan dengan teori yang digunakan yaitu teori
yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya yang ada di
suatu organisasi atau lembaga telah digunakan secara efektif dan efisien
Pengawas Perikanan Pada Unit Pelaksana Teknis, Satuan Kerja Dan Pos
selanjutnya jika tidak ditangani dengan serius maka akan merusak biota laut
berlaku.
tugas nya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan guna mencapai suatu
tangkapan ikan.
tangkapan ikan, agar tidak terkena permainan harga yang dilakukan oleh
penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan. Satwas SDKP Serang dan
(DJPT).
SOP, Anggaran dan Sumber Daya Manusia. Dalam pengawasan sumber daya
kelautan dan perikanan di seluruh wilayah perairan Indonesia salah satu nya
dijadikan sebagai acuan awal suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Banten. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak Satwas SDKP Serang ketika
baik Organisasi diatas Satwas SDKP Serang pun yaitu Dirtjen PSDKP RI
Operasi. Sedangkan SOP atau peraturan yang digunakan sebagai acuan oleh
ikan yaitu Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 Tahun 2014
di perairan Teluk Banten, perlu adanya SDM yang memenuhi kriteria yang
telah ditentukan. Jumlah SDM yang cukup dan sesuai di nilai menjadi kriteria
pengawasan. Oleh karena itu SDM merupakan salah satu faktor penting
penangkapan ikan.
Dalam temuan lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti terkait kesiapan
Satwas SDKP Serang merasa kurang dalam jumlah SDM guna melakukan
146
SDKP Serang karena mereka merasa bahwa luas nya wilayah operasional
kerja yang menjadi tanggung jawab mereka adapun jumlah SDM yang ada di
Tabel 4.7
Pada tabel 4.7 di atas terlihat bahwa jumlah pegawai yang ada di Satwas
penangkap ikan di nilai kurang optimal. Adapun berikut ini adalah jumlah
Tabel 4.8
Wilayah Operasional Kerja Satwas SDKP Serang
Kabupaten Kota di Provinsi Banten
1. Kabupaten Serang
Satwas SDKP 2. Kota Serang
Serang 3. Kota Cilegon
4. Kabupaten Tangerang
5. Kota Tangerang
6. Kota Tangerang Selatan
Dari tabel 4.5 di atas menjelaskan bahwa wilayah operasional kerja Satwas
SDKP Serang bertugas pada tiga Kota dan dua Kabupaten di provinsi Banten.
diantara delapan Kabupaten Kota di Provinsi Banten yang tidak masuk dalam
dan Kabupaten Lebak. Dilihat dari jumlah wilayah operasional kerja Satwas
SDKP Serang terlihat bahwa jumlah SDM yang masih kurang dan diperlukan
yang lebih optimal. Jumlah SDM yang cukup akan tercipta hasil pengawasan
yang lebih baik, sehingga kapal penangkap ikan bisa lebih disiplin dalam
Oleh Satwas SDKP Serang terlihat Satwas SDKP Serang melaksanakan tugas
berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Hal ini
ditetapkan.
Satwas SDKP Serang adalah Anggaran DIPA APBN tahun 2017 untuk
SDKP Serang sampai bulan desember 2017 adalah sebesar Rp. 519.883.000,-
berjalan dengan maksimal atau tidak. Dari dimensi kali ini menggambarkan
Teluk Banten, Satwas SDKP Serang telah melakukan sesuai dengan prosedur
laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan
penangkap ikan yaitu kegiatan Patroli Laut dan Penerbitan Surat Laik Operasi
150
Tabel 4.9
Rekapitulasi Hasil Penerbitan HPK dan SLO
IZIN IZIN
IZIN PROPINSI JUMLAH TOTAL JMLH
PUSAT KABUPATEN JML
N KAPAL
BULAN HPK S HPK HPK HPK % Laik KAPA
O SL SL TIDAK
L SLO L LAIK
O O LAIK
D B O D B D B D B
12 December 60 73 68 60 73 68 93.15% 68 5
Tabel 4.10
Laporan Hasil Kegiatan Operasi Mandiri Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan
Hari/Tanggal Jam Kegiatan JAM Keterangan
LAYAR
06.00 Persiapan dek dan mesin
WIB
07.00 Tolak dari dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten 1.58 jam
Selasa, 20 07.40 Mesin trouble Terjadi gangguan pada
Maret 2018 WIB kemudi kapal, serta
gangguan pada dynamo
start
08.35 Standar dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
06.00 Persiapan dek dan mesin
WIB
07.00 Tolak dari dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
Rabu, 21 09.45 Riksa 1 KII, KM. SRI LOGIS 4 jam
Maret 2018 WIB
10.26 Riksa 2 KII, KM. BINTANG
WIB SELAMAT
11.00 Sandar dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
06.00 Persiapan dek dan mesin
WIB
07.00 Tolak dari dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
07.34 Riksa 3 KII, KM. PUTRI AYU
Kamis, 22 WIB 3.3 jam
Maret 2018 08.15 Riksa 4 KII, KM. SINAR LAUT
WIB
09.38 Riksa 5 KII, KM. BUNGA
WIB DESA
10.20 Sandar dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
06.00 Persiapan dek dan mesin
Jumat, 23 WIB
Maret 2018 07.30 Tolak dari dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
07.50 Riksa 6 KII, KM. CAHAYA 2.6 jam
WIB ABDAD
08.30 Riksa 7 KII, KM. RIZKY
152
WIB BAHARI
10.10 Sandar dermaga PPN
WIB Karangantu, Serang Banten
06.00 Persiapan dek dan mesin
WIB
Sabtu, 24 07.00 Tolak dari dermaga PPN 1.9 jam
Maret 2018 WIB Karangantu, Serang Banten
08.55 Sandar dermaga PPN Cuaca gelombang
WIB Karangantu, Serang Banten diharuskan kembali ke
darat
(Sumber:Laporan Operasi Mandiri Satwas SDKP Serang, 2018)
ini karena Satwas SDKP Serang hanya sebagai pihak yang mengedukasi
kepolisian Air setempat dan Aparat TNI-AL. kedua lembaga aparat penegak
di Teluk Banten tidak melakukan pelanggaran dan bisa lebih disiplin dalam
kegiatan yaitu jangka waktu. Satwas SDKP menentukan jangka waktu yang
oleh Satwas SDKP Serang yaitu berupa penentuan kegiatan yang dilakukan
pada setiap program, bulan, semester dan tahunan. Hal ini berakitan dengan
penentuan program yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat yang harus
perikanan. Dalam hal jangka waktu yang telah ditentukan oleh pemerintah
pusat telah dilaksanakan dengan baik oleh Satwas SDKP Serang selaku
Provinsi Banten.
kegiatan sangatlah penting diperhatikan karena dalam tahap kali ini organisasi
Adapun cara yang dilakukan oleh pihak Satwas SDKP Serang dalam
langsung kondisi yang ada di lapangan. Hal ini dilakukan agar dapat
Surat Laik Operasi (SLO) yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang, yang
dari hasil temuan lapangan yang telah peneliti temukan masih saja nelayan
menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Berikut ini adalah
jenis alat tangkap ikan yang masih diizinkan dikeluarkan SLO nya di Satwas
Tabel 4.11
Jumlah HPK keberangkatan berdasarkan jenis alat tangkap Tahun 2016
No Jenis Alat Tangkap Jumlah SLO
Tabel 4.12
Jumlah HPK keberangkatan berdasarkan jenis alat tangkap Tahun 2017
No Jenis Alat Tangkap Jumlah SLO
1. Cantrang 108
2. Pancing 195
3. Bagan Apung/Lief Net 734
4. Bagan Perahu 108
Total 1145
(Sumber: Laporan Tahunan Satwas SDKP Serang tahun 2017)
Dari tabel 4.9 dan tabel 4.10 di atas menjelaskan jenis alat tangkap yang
masih diizinkan dikeluarkan SLO nya oleh pihak Satwas SDKP Serang. Pada
tahun 2016 ada bermacam-macam jenis alat tangkap yang digunakan oleh
tangkap yang tidak ramah lingkungan sehingga merupakan alat tangkap yang
di larang oleh pemerintah. Salah satu alat tangkap yang dilarang oleh
pemerintah adalah jenis alat tangkap Cantrang. Alat tangkap ikan berjenis
menggunakan alat tangkap jenis cantrang. Hal ini tentunya merupakan salah
masyarakat nelayan, baik yang ditujukan untuk Satwas SDKP Serang ataupun
sebagai petugas pengawas pada bidang kelautan dan perikanan, Satwas SDKP
Hal ini berkaitan dengan pengawasan kapal penagkapan ikan pada saat
dinilai tidak jelas SOP nya. Selanjutnya tindakan yang diambil Satwas SDKP
Serang adalah melakukan koordinasi dengan Dinas terkait agar tidak ada lagi
Penyimpangan
kali ini yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang yaitu Koordinasi yang
di Atas Satwas dan pemerintah daerah yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan
Salah satu bentuk koordinasi yang dilakukan adalah dengan pemerintah pusat
dengan SKPD dan aparat penegak hukum ini bertujuan agar berjalannya
melakukan koordinasi dengan baik agar tidak ada nya masalah-masalah baru
yang berkaitan dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang terjadi di
Selanjutnya yang tidak kalah penting dari tahapan proses pengawasan pada
Evaluasi di setiap program bertujuan agar menjadi tolak ukur apakah suatu
program bisa berlanjut atau dihentikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Salah satu program pengawasan yang dilakukan oleh Satwas SDKP Serang
telah dilaksanakan, salah satunya adalah program rutin operasi mandiri yang
tindakan perubahan ke arah yang lebih baik jika terjadi suatu masalah selama
ada di Satwas SDKP Serang di nilai kurang memenuhi jumlah yang cukup.
159
nelayan yang melanggar aturan dapat mentaati aturan yang berlaku serta
Hal ini bertujuan agar memberikan efek jera kepada para nelayan sehingga
diberikan terkait dengan alat tangkap yang digunakan, ikan hasil tangkapan
dll. Ini bertujuan untuk agar nelayan dapat mematuhi aturan dalam melakukan
terjadi kerusakan.
dengan rencana awal yang telah ditentukan. Dalam dimensi kali ini yang
160
menjadi indikator adalah evaluasi kerja dan Sanksi yang dilakukan bertujuan
Satwas SDKP Serang dalam tahapan kali ini melakukan evaluasi kerja
dengan cara melakukan rapat kerja terkait pencapain kerja yang dilakukan
selama satu tahun. Evaluasi kerja juga dilakukan agar Satwas SDKP Serang
mengetahui apa saja program-program yang telah dicapai dan program yang
pengawas perikanan dalam hal ini kegiatan pengawasan pada aktivitas kapal
penangkap ikan. Dalam hal ini evaluasi kerja digunakan sebagai pengambilan
yang telah dibuat oleh pemerintah pusat dapat terealisasi dan menjadi sebagai
gambaran kinerja yang telah dicapai yang selanjutnya harus lebih baik lagi.
dan perikanan dalam hal ini pengawasan kapal penangkap ikan, petugas
pengawas harus memberikan sanksi yang tegas bagi siapa saja yang
penegak hukum terkait hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang telah
dilakukan. Satwas SDKP Serang hanya sebagai pihak atau agen yang
kepolisian air setempat, Satwas SDKP Serang hanya sebagai pihak yang
ikan bisa melakukan kegiatan penagkapan ikan dengan tertib sehingga tidak
dan kerugian tidak hanya untuk nelayan sendiri tetapi juga untuk ekosistem
laut berkelanjutan.
dan Sanksi. Adapun berikut adalah ringkasan hasil penelitian sebagai berikut:
162
Tabel 4.13
Hasil Penelitian
No Dimensi Indikator Hasil Penelitian Kategori
1. Penetapan a. SOP SOP yang digunakan sesuai Baik
Standar dengan peraturan pemerintah
Pelaksanaan yang ditetapkan. Yaitu
berdasarkan Permen KP No 1
Tahun 2017 tentang Surat Laik
Operasi. Dalam melaksanakan
tugas sebagai pengawas
perikanan sesuai dengan
program-program yang telah
direncanakan.
b. Satwas SDKP Serang me Kurang Baik
Biaya/Angg melaksanakan program
aran pengawasan kapal penangkap
ikan dan pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan
berdasarkan program yang
telah dianggarkan oleh atasan
pangkalan PSDKP Jakarta dan
Dirtjen PSDKP RI. Akibat dari
setiap kegiatan yang
dianggarkan yaitu sering kali
kegiatan yang berkaitan
dengan pengawasan
dilapangan menjadi dikurangi.
Salah satu pelaksanaan
kegiatan yang dibatasi oleh
anggaran yaitu: Kegiatan
patroli laut yang seharusnya
dilakukan selama 4-6 jam /
setiap program yang telah
direncanakan, namun karena
keterbatasan anggaran hanya
bisa melakukan kegiatan
Patroli Laut selama 2-3 jam.
c. SDM Jumlah pegawai Satwas Kurang Baik
SDKP Serang dinilai kurang
dalam pelaksanaan kegiatan
pengawasan kapal
penangkapan ikan yaitu hanya
berjumlah 8 petugas/pegawai.
Petugas pengawas perikanan
pada tingkat Satwas diseluruh
163
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
belum maksimal. Hal ini berdasarkan beberapa kendala yang dihadapi diantaranya
sebagai berikut:
adanya pemeriksaan fisik kapal sebagaimana yang telah tertera pada SOP
rencana kegiatan operasi laut yang telah dibuat, baik di tingkat Satwas
SDKP Serang, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, dan Aparat
penegak Hukum. Dalam tahapan kali ini baik Satwas SDKP Serang
Kegiatan dari segi pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh Satwas
masyarakat nelayan.
5.2 Saran
penerbitan SLO agar dokumen kapal sesuai dengan fisik kapal di lapangan
yang digunakan.
masalah pelanggaran apa saja yang ada pada kegiatan nelayan dalam
penangkapan ikan.
karena Satwas SDKP Serang sebagai perantara antara nelayan dan pihak
5) Memberikan tindakan sanksi yang tegas dan sesuai dengan aturan undang-
DAFTAR PUSTAKA
Dokumen Peraturan-Peraturan
Undang-undang Republik Indonesia No 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor:
PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan.
Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 tentang pelabuhan dan fungsi serta
penyelenggaraannya.
Permen Nomor Per.08/MEN/2012) Klasifikasi Pelabuhan Perikanan.
Sumber lainnya
https://titiknol.co.id/advertorial/pantau-sarana-dan-prasarana-nelayan-komisi-ii-
dprd-banten-kunjungi-karangantu/
http://news.kkp.go.id/index.php/jaga-keberlanjutan-ikan-dan-kesejahteraan-
nelayan-kkp-bagikan-alat-tangkap-ramah-lingkungan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan
http://www.gultomlawconsultants.com/definisi-pelabuhan-dan-jenis-jenisnya/
174
LAMPIRAN
175
Wawancara dengan Bapak Ariyanto, S.Pi Wawancara dengan Bapak Slamet Riyanto, S.Pi
(Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, (Satwas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Dirjen PSDKP RI). Serang).
Wawancara dengan Bapak Hery Juhaeri, S.H., Wawancara dengan Bapak Hepson Daniar, S.H
M.H (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi (Kepala Kepolisian Air Karangantu)
Banten).
176
Wawancara dengan Bapak Setyo Budi Raharjo, Wawancara degan Bapak H. Sahibe (Pemilik
S.Pi (Polisi Khusus Satwas SDKP Serang) Kapal Perikanan 10-30 GT).
Kegiatan penerbitan Surat Laik Operasi, (Pos Kegiatan Pengawasan Kapal Perikanan
(Patroli
Pelayanan Penerbitan SLO PPN Karangantu). Laut ) oleh Satwas SDKPSerang, DKP
Provinsi, Polisi Air Karangantu, TNI-AL.
Pemeriksaan kapal penangkap ikan karangantu Pemeriksaan dokumen kapal perikanan oleh
Dalam kegiatan patroli laut. DKP Provinsi dan TNI-AL dalam kegiatan
Patroli laut.
178
Suasana di dalam kapal patroli Satwas SDKP Pemeriksaan hasil tangkapan ikan di dalam
Serang. Kapal Perikanan nelayan.
Dokumen kapal perikanan, Surat Keterangan Dokumen Kapal perikanan, Surat Ukur
Kecakapan Nahkoda kapal perikanan. Dalam Negeri ukuran GT kapal
perikanan.
180
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Berat Badan : 42 kg
Telepon : 0895604232129
E-mail : lastri.kurniawati@yahoo.co.id
Pendidikan
Pengalaman Organisasi