SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
NIM: 131324036
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
-or"o,
Pembimbing,
c)q*
Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Sc. Tanggal: 6 Desember 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Happines can be found even in the darkest of times, if one only remembers to
turn on the light”
(Albus Dumbledore)
“Fokusnya bukan terletak pada seberapa berat bebannya, namun bagaimana cara
kita memikulnya”
(Penulis)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI t-
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
2417
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
NIM :131324036
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tarrpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 18 Desember 2017
Yang menyatakan
v11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This research aimed to verify and analyze the differences of the level
of welfare of fishermen who use environmental friendly and unfriendly
fishing tools, in terms of the income level, household consumption level,
housing and house facilities, access to the education for their children and
access to the health and medical services.
This research is a comparative study. This research was conducted on
July to August 2017. The research population were fishermen in Cilacap
and Pemalang districts. Total numbers of sample were 70 people. The
sampling technique was purposive sampling. The data analysis were
descriptive statistic analysis, Independent Sample-T test, and Mann Whitney
test.
The results of data analysis showed that: 1) there was a difference of
income level between fishermen who use the environmental friendly and
unfriendly fishing tools; (2) there was a difference of household
consumption level between fishermen who use the environmental friendly
and unfriendly fishing tools; (3) there was a difference of condition of
housing and house facilities between fishermen who use the environmental
friendly and unfriendly fishing tools; (4) there was a difference of
educational access between fishermen children who use environmental
friendly and unfriendly fishing tools; and (5) there was no difference in
health access and medical services between fishermen who use
environmental friendly and unfriendly fishing tools.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat pertolongan dan
Pada Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Cilacap. Skripsi ini
ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi. Untuk itu penulis
2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan
3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Program Studi
Dharma Yogyakarta.
4. Ibu Kurnia Martikasari S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
proses perkuliahan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Bapak Bambang Kustejo, Bapak Taubah, dan Bapak Benny Wahyu dari
8. Ibu Enim dan Bapak Toyo sekeluarga yang telah membantu penulis dengan
9. Bapak Tamtomo Budi Prakoso dan Ibu Wiwi Erowati selaku kedua orang
tua penulis, dan adik tercinta Yohanes Rio Pramono yang senantiasa
10. Romo Elias Ambirat Duhkito, yang selalu memotivasi, mendukung, dan
menguatkan penulis untuk tetap teguh serta yakin dalam menjalani proses
penyelesaian skripsi.
Pratiwi, Maria Imaculata Wea Mogi, Brigita Tryas Wijayati, Maria Yunita
Anggelina.
Augusta W, Yohanes Maria Restu, dan Adrianus Adhi Nugroho yang selalu
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Sahabat seperjuangan: Putri Maharani, Dias Widya Ningtyas, Tri Fena Ido,
14. Teman-teman bimbingan: Tupen, Dewi, dan Kdsna yang telah bersama-
mendukung dan meyakinkan penulis bahwa tidak ada proses yang sia-sia.
17. Sahabat SMA Agatha Arne, Paula Devina, dan Christine Adyanti yang
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima
kritik dan saran demi perbaikan karya ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
Penulis
xll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tingkat Pendapatan.......................................................................... 23
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Jenis Penelitian........................................................................................ 28
1. Populasi ............................................................................................ 30
2. Sampel ............................................................................................. 31
1. Tingkat Pendapatan.......................................................................... 32
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ............................................................................................. 86
B. Keterbatasan ............................................................................................ 89
C. Saran ....................................................................................................... 89
LAMPIRAN .......................................................................................................... 95
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tangga ........................................................................................... 36
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumah............................................................................................ 40
Tabel IV.4 Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Desa Asemdoyong ................. 52
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
strategis di antara benua Asia dan Benua Australia dengan wilayah laut seluas 5,8
juta km2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini membuat Indonesia
dikenal memiliki potensi bahari yang besar untuk diolah (Apridar, 2015: 4-5).
Pada tahun 2015, hasil perikanan laut yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan
(TPI) seluruh Indopnesia telah mencapai 535.712 ton. Indonesia telah berhasil
udang; dan 77.465,3 ton ikan tuna atau tongkol (Badan Pusat Statistik, 2015).
Fakta menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per kapita nelayan perikanan laut
termasuk dalam kategori extreme poverty (Data Dinas Perikanan dan Kelautan
menunjukkan bahwa kaum nelayan masih belum mampu memenuhi standar hidup
layak, meskipun laut Indonesia memiliki potensi sumber daya alam hasil laut yang
besar.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perubahan iklim yang tidak menentu seperti cuaca ekstrim menjadi salah
satu faktor penyebab dan kendala bagi para nelayan, yang berpotensi
Masa paceklik adalah masa di mana hasil tangkapan yang diperoleh berkurang,
sehingga nelayan terpaksa menghentikan kegiatan untuk melaut karena hasil yang
upaya yang dapat dilakukan nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan dan
Ada dua macam jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan, yaitu alat
tangkap ramah lingkungan dan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Modifikasi
alat tangkap yang masuk dalam kriteria ramah lingkungan berdasarkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 42 tahun 2014 adalah jaring lingkar,
jaring angkat, jaring tebar, jaring insang, alat perangkap dasar laut, alat pancing,
dan alat penjepit atau alat yang dapat melukai secara langsung. Untuk modifikasi
alat tangkap tidak ramah lingkungan contohnya adalah semua jenis pukat hela
atau trawls dan pukat tarik atau seine nets (Peraturan Menteri Kelautan dan
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Kajian Word Wide for
Nature Indonesia, pada tahun 2011 jumlah nelayan yang menggunakan alat
tangkap tidak ramah lingkungan seperti cantrang dan trawl telah mencapai 91.931
unit. Penyebab banyaknya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seperti trawls (pukat tarik) dan cantrang (pukat hela) disebabkan karena alat
tangkap tersebut dinilai lebih efisien untuk melakukan produksi. Hasil tangkapan
yang diperoleh dengan menggunakan trawl dan cantrang lebih banyak jika
tangkapan disebabkan mata jaring pada trawl dan cantrang terlalu kecil, sehingga
biota laut seperti ikan, udang dan berbagai jenis biota lainnya dengan segala
ukuran akan mudah tertangkap. Namun selain memberikan keuntungan bagi para
nelayan, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti trawl dan
2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan
Pukat Tarik. Alat tangkap berupa trawl (pukat tarik) dan seine nets (pukat hela)
dinilai dapat merusak keseimbangan alam dan tidak ramah lingkungan. Budaya
penggunaan trawl dan seine nets yang tidak ramah lingkungan pada akhirnya
turut menyumbang adanya over fishing dan over exploited hasil laut.
2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan
Pukat Tarik, ada daerah yang sudah menggunakan alat tangkap ramah lingkungan
Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat
karena adanya konflik sosial perihal kesenjangan dan kecemburuan antar dua
lingkungan seperti jaring arad (pukat tarik). Kesepakatan untuk menggunakan alat
kelompok nelayan Cilacap bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa
Daerah yang hingga kini masih mengoperasikan alat tangkap tidak ramah
lingkungan salah satunya adalah Kabupaten Pemalang. Alat tangkap tidak ramah
lingkungan seperti trawl, cantrang dan garok masih menjadi alat tangkap utama.
Pemakaian alat tangkap seperti trawl dan cantrang juga sudah menjadi budaya
dengan jenis dan ukuran kapal. Hal ini menyebabkan pembengkakkan kembali
biaya atau modal pemilik kapal karena peralihan penggunaan alat tangkap. Biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kabupaten Cilacap”.
B. Batasan Masalah
dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini menguji tingkat kesejahteraan dilihat
dari indikator tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat
tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak, dan akses kesehatan dan
dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap sesuai dan mewakili kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Subjek penelitian ini adalah nelayan buruh. Hal ini dikarenakan kaum
nelayan buruh adalah pihak yang paling merasakan dampak dari perubahan
termarginal dari segi sumber daya maupun ketrampilan dalam sistem kerja
nelayan.
1. Tingkat Pendapatan
yang diperoleh nelayan buruh setelah melakukan bagi hasil dengan pemilik kapal
kebutuhan pangan maupun nonpangan, dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
Kondisi tempat tinggal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi
fisik tempat tinggal nelayan buruh beserta fasilitas penunjang yang ada di dalam
rumah. Variabel kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah diukur dengan skala
anak ke jenjang pendidikan tertentu. Akses pendidikan diukur dalam skala ordinal
keterjangkauan nelayan buruh dalam mendapat akses kesehatan dari tenaga medis.
Akses pelayanan kesehatan dan pelayanan tenaga medis diukur dalam skala
D. Rumusan Masalah
2. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh
lingkungan?
3. Apakah ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan?
4. Apakah ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang
5. Apakah ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan?
E. Tujuan Penelitian
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan.
fasilitas rumah antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan.
F. Manfaat Penelitian
pemerintah, bagi pembaca, serta bagi penelitian selanjutnya baik secara teoritik
1. Manfaat Teoritik
a. Bagi Masyarakat
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
kesejahteraan nelayan buruh berdasarkan jenis alat tangkap, yang dapat digunakan
pelestarian lingkungan.
ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini juga diharapkan
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Tinjauan Teori
juragan darat, juragan laut, dan pandhiga atau nelayan buruh dalam satu sistem
kerja nelayan. Istilah golongan dalam kelompok kerja para nelayan dilihat
berdasarkan tugas dan kepemilikan modal per orangnya. Dalam sistem kerja
nelayan, juragan darat menempati posisi yang tertinggi. Juragan darat adalah para
pemilik modal berupa alat tangkap dan perahu untuk melaut. Perahu yang dimiliki
juragan darat akan dioperasikan oleh juragan laut atau kapten kapal, yang telah
Sementara itu, juragan laut adalah orang yang memimpin atau kapten kapal
saat sedang melaut. Juragan laut memiliki keterampilan yang lebih dibandingkan
dengan pandhiga atau nelayan buruh, misalnya dalam mengetahui arah angin,
dalam penebaran jala, dan kegiatan melaut lainnya. Sedangkan pandhiga atau
setiap kapal memiliki jumlah pandhiga atau nelayan buruh yang beragam sesuai
dengan kapasitas dan kebutuhan kapal. Para nelayan buruh hanya mengerjakan hal
tertentu, sesuai dengan keterampilannya seperti juru mesin, juru lampu, juru
jaring, dan juru kemudi. Pandhiga atau nelayan buruh adalah nelayan yang
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengabdi atau bekerja pada pemilik kapal. Nelayan buruh hanya mengandalkan
didapatkan oleh pandhiga atau nelayan buruh diperoleh dari sistem bagi hasil
dengan para juragan darat. Penghasilan yang didapatkan sangat bergantung pada
besar kecilnya hasil tangkapan sehari-hari. Penggunaan jenis alat tertentu turut
Penggolongan nelayan tidak hanya ada dalam satu tim, melainkan dalam
tersebut terdiri atas: (1) nelayan buruh, (2) nelayan juragan, dan (3) nelayan
perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap
milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat
tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan perorangan adalah
Perikanan dalam Nanlohy 2013, penangkapan ikan yang ramah lingkungan perlu
12
Hal yang perlu diperhatikan beberapa hal antara lain: selektifitas alat
2) Fishing ground
Pembagian daerah penangkapan ikan yang sesuai dengan ukuran kapal dan
lapangan agar tidak terjadi benturan antar kelompok nelayan (nelayan tradisional
3) Pemanfaatan
4) Peraturan
13
Pukat Hela dan Pukat Tarik, sebagai kebijakan untuk mendukung prinsip ekonomi
Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik menegaskan, bahwa
penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti Pukat Hela dan Pukat
Tarik kini dilarang. Berikut adalah rincian jenis dari alat tangkap pukat tarik dan
hela: (1) pukat hela dasar atau bottom trawls, (2) pukat hela pertengahan atau
midwaters trawls, (4) pukat hela berpapan, dan (5) pukat hela dorong. Sedangkan
untuk pukat tarik meliputi : (1) dogol (danish seines), (2) pair seines, (3) payang,
14
merupakan sesuatu yang sifatnya relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan
Sunarti 2006). Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,
usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosisal sebaik-baiknya bagi diri,
rumah tangga serta masyarakat (Rambe dalam Sunarti 2006). Kesejahteraan dapat
dilihat dari terpenuhinya seluruh kebutuhan baik yang bersifat fisik maupun
Statistik, 2000).
suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara
hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan
15
keluarga, yaitu dimensi material dan dimensi spiritual. Kesejahteraan juga dapat
sedangkan kesejahteraan material dilihat dari berbagai barang dan jasa yang dapat
diakses oleh keluarga. Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan merujuk pada
tingkat pendapatan, tingkat konsumsi, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses
dengan aspek psikologis yang dilihat dari tingkat kepuasan atau kebahagiaan.
Sementara pengukuran secara objektif dilihat dari patokan baku seperti tingkat
kondisi kesehatan, serta akses untuk memanfaatkan kebutuhan dasar (air, sanitasi,
16
fasilitas kesehatan
fasilitas pendidikan
perumahan.
kejahatan.
17
tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat tinggal dan
fasilitas rumah, akses pendidikan, akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis.
balas-karya yang diperoleh sebagi imbalan atau balas jasa atas sumbangan
bersumber dari usaha sendiri contohnya seperti wiraswasta, lalu bekerja pada
orang lain sebagai pegawai, karyawan, atau buruh. Terakhir bersumber dari hasil
hasil dan jarang diterima sistem upah atau gaji tetap. Dalam sistem bagi hasil
bagian yang dibagikan kepada nelayan buruh adalah pendapatan dari penjualan
waktu beroperasi ditambah dengan ongkos penjualan hasil (Mulyadi, 2007: 90).
Setiap daerah memiliki bentuk kesepakatan yang berbeda dalam sistem bagi
hasil. Sistem bagi hasil mengenal adanya proporsi berdasarkan alat tangkap,
proporsi bagi hasil, berikut salah satu contoh proporsi bagi hasil berdasarkan jenis
18
Tabel II.1
Cara Bagi Hasil pada Tiap-Tiap Jenis Alat Tangkap Penangkapan
Cara Yang Umum Variasi Tertinggi Variasi Terendah
Jenis Alat Untuk Nelayan Untuk Nelayan
Tangkap Pemilik Nelayan Pemilik Nelayan Pemilik Nelayan
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pukat langgar 33,4 66,6 50,0 50,0 - -
Pukat halus 33,4 66,6 25,0 75,0 - -
Pukat banting 50,0 50,0 33,4 66,6 60,0 40,0
Pukat trawler 60,0 40,0 50,0 50,0 70,0 30,0
Jaring 60,0 40,0 33,4 66,6 - -
Sumber: Mulyadi, 2007
lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Menurut Gilarso (2004: 63), besarnya
- Pengaruh psikologis
19
seperti biaya pendidikan, investasi, saving, kesehatan dan kebutuhan leisure akan
Tempat tinggal merupakan salah kebutuhan dasar atau primer yang harus
dipenuhi. Maka kesejahteraan nelayan buruh juga dapat dilihat dari kondisi
tempat tinggal dan fasilitas rumah. Indikator kesejahteraan Badan Pusat Statistik
(2013) menyatakan bahwa kualitas tempat tinggal yang sehat dan baik diartikan
sebagai kondisi rumah yang memenuhi standard minimal dari segi kesehatan,
sosial, budaya, ekonomi dan kualitas teknis. Fasilitas yang dapat mencerminkan
kesejahteraan rumah tangga antara lain kualitas material atap, dinding, dan lantai.
Selain itu fasilitas penunjang lainnya meliputi luas lantai, sumber air, fasilitas
sebagai berikut.
Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah
satu atau lima kebutuhan dasar (basic needs) sebagai keluarga sejahtera I, seperti
20
keluarga.
2) Pada umumnya seluruhnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau
lebih.
5) Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin berKB dibawa ke
sarana/petugas kesehatan.
8) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
per tahun.
9) Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni
rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
10) Seluruh anggota keluarga selama tiga bulan terakhir dalam keadaan sehat.
11) Paling kurang satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
12) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan
latin.
13) Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini.
14) Bila anak hidup dua atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur
Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai
14 dan dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga
yaitu:
keluarga.
17) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu
19) Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang satu kali per
enam bulan.
22
22) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
f. Keluarga Miskin
Keluarga Sejahtera Tahap I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah
3) Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni.
Keluarga miskin sekali adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan
1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih
23
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Dina
Mahardhika pada tahun 2008 tentang “Pengaruh Jenis Alat Tangkap Terhadap
kemiskinan Sajogyo dan kriteria kemiskinan Direktorat Jendral Tata Guna Tanah,
seluruh rumah tangga nelayan pemilik Cantrang di kota Tegal termasuk kriteria
tidak miskin. Sementara itu hanya terdapat 10% rumah tangga nelayan pemilik
Arad yang masuk tergolong dalam kategori miskin, sedangkan 90% lainnya
menurut BPS dalam SUSENAS 2003 seluruh rumah tangga nelayan pemilik
C. Kerangka Berpikir
kebutuhan dasar rumah tangga seperti: pelayanan kesehatan, pendidikan, air dan
1. Tingkat Pendapatan
hasil dan jarang diterima sistem upah atau gaji tetap. Dalam sistem bagi hasil
bagian yang dibagikan kepada nelayan buruh adalah pendapatan dari penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
waktu beroperasi ditambah dengan ongkos penjualan hasil (Mulyadi, 2007: 90).
jumlah hasil tangkapan. Semakin banyak dan beragam jenis hasil tangkapan yang
didapat, maka proporsi bagi hasil yang didapatkan nelayan buruh juga semakin
berikut.
Ha= Ada perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan buruh yang menggunakan
diperoleh. Hukum Engel dalam ilmu ekonomi menyatakan bahwa saat pendapatan
Ha= Ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh yang
nelayan buruh adalah kondisi rumah dan fasilitas tempat tinggal. Indikator
25
tinggal yang sehat dan baik diartikan sebagai kondisi rumah yang memenuhi
standard minimal dari segi kesehatan, sosial, budaya, ekonomi dan kualitas teknis.
kualitas material atap, dinding, dan lantai. Berdasarkan uraian di atas, dapat
Ha= Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
keterjangkauan biaya pemerintah seperti beasiswa, dan jarak antara rumah dengan
sebagai berikut.
Ha= Ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang
Akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis menjadi indikator umum yang
kesehatan (fasilitas rumah sakit dan klinik, asuransi kesehatan dari pemerintah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Ha= Ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
Tingkat
Pendapatan
Nelayan buruh
yang
menggunakan Tingkat konsumsi
alat tangkap rumah tangga
ramah lingkungan
Kesejahteran
Kondisi tempat
tinggal dan
Nelayan buruh fasilitas rumah
yang menggunakan
Akses pendidikan
alat tangkap tidak
anak
ramah lingkungan
Akses kesehatan
dan pelayanan dari
tenaga medis
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga antara nelayan buruh yang
27
2. Ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh yang
3. Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
5. Ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau
Kabupaten Pemalang.
representatif (sudah mewakili) dan sesuai dengan kriteria penelitian. Hal ini
penggunaan alat tangkap ramah lingkungan jenis jaring insang tetap (set gillnets)
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang terdiri dari jaring ikan, jaring udang, jaring rajungan, jaring mengkara, dan
jaring dawah, serta jenis jaring insang hanyut (drift nets) seperti jaring nylon
garok, cantrang dan arad masih banyak beroperasi bahkan menjadi alat tangkap
yang dominan. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga bulan
Agustus 2017.
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah nelayan buruh. Nelayan buruh adalah
nelayan yang ikut melaut dan bekerja pada pemilik kapal/pemilik modal. Nelayan
kemudi, juru angkut jaring, juru lampu, juru mesin. Nelayan buruh juga ikut
Nelayan buruh merupakan kelompok marginal dalam sistem kerja nelayan, karena
tidak memiliki sumber daya sendiri seperti kapal dan alat tangkap. Penghasilan
yang didapatkan juga sangat bergantung pada banyak sedikitnya hasil laut yang
diperoleh, sebab pemilik kapal menggunakan sistem bagi hasil sesuai dengan hasil
tangkapan untuk upah nelayan buruh. Dengan demikian, semakin banyak hasil
tangkapan yang didapat, maka semakin besar penghasilan yang didapat nelayan
30
Dalam penelitian ini nelayan buruh yang diteliti adalah nelayan buruh yang
hanya bekerja dengan mengandalkan tenaga sebagai juru mudi, juru lampu, juru
angkut jaring dan tugas-tugas lain di luar tugas kapten atau juragan laut.
Penelitian ini fokus pada nelayan buruh yang bekerja menggunakan alat tangkap
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang
rumah tangga, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat tinggal dan fasilitas
rumah, akses pendidikan anak, dan akses pelayanan kesehatan dan pelayanan
tenaga medis.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu (Sugiyono,
2012:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kaum nelayan buruh di
31
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
dan Kabupaten Cilacap. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang.
yaitu mengambil 35 orang dari populasi nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan dan 35 orang dari kelompok nelayan buruh yang
alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan, maka dalam
sebagai berikut:
32
1. Data Primer
Data primer merupakan data utama yang diperoleh peneliti dengan cara
kondisi tempat tinggal, akses pendidikan anak, dan kemudahan akses kesehatan.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung yang berfungsi
sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh dari hasil-hasil penelitian
sejenis, data dinas/instansi terkait (Badan Pusat Statistik, Dinas Kelautan dan
Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kesejahteraan nelayan
buruh yang dilihat dari lima indikator, yaitu: tingkat pendapatan, tingkat
konsumsi, kondisi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan kondisi sosial lainnya.
1. Tingkat Pendapatan
Pendapatan dalam hal ini adalah penerimaan bersih uang yang diperoleh
nelayan buruh dalam satuan rupiah (Rp) setelah dibagikan oleh pemilik kapal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
ditentukan dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem bagi hasil, bagian yang dibagi
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan, yang diterima selama satu
bulan.
Penentuan skala pengukuran dibuat dengan menghitung mean dan standar deviasi
variabel pendapatan.
Tabel III.1
Mean dan Standar Deviasi Variabel Pendapatan Buruh
Tabel III.2
Mean dan Standar Deviasi Variabel Pendapatan
34
interval dihitung dengan memasukan mean dan standar deviasi ke dalam rumus
Tabel III.3
Pedoman Skala Variabel Pendapatan
Tingkat
Rumus interval Interval Skala
pendapatan
x < mean-standar deviasi
< Rp682.786
1 Rendah
Mean-standar deviasi < x < antara Rp682.786 -
mean+ standar deviasi Rp2.818.642 2 Sedang
a. Pendapatan Rendah
b. Pendapatan Sedang
c. Pendapatan Tinggi
35
air, biaya sekolah, dan biaya lain-lain) setiap bulan dalam satuan satuan Rupiah
(Rp).
Dalam penelitian ini, peneliti menghitung mean dan standar deviasi untuk
Tabel III. 4
Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
Nelayan Buruh
Tabel III.5
Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
36
Tabel III.6
Pedoman Skala Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
berikut.
nonpangan.
Konsumsi rumah tangga nelayan buruh dikaji melalui beberapa aspek yaitu:
konsumsi pangan, konsumsi listrik, konsumsi air, biaya sekolah dan biaya lain-
lain. Skala masing-masing aspek, diukur dengan cara menghitung mean dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
standar deviasi dari masing-masing kelompok sampel. Mean dan standar deviasi
Kondisi tempat tinggal dilihat dari kondisi fisik tempat tinggal satu
keluarga. Kondisi fisik akan dinilai dari indikator variabel seperti luas bangunan,
material atap rumah, material dinding, dan lantai rumah. Fasilitas tempat tinggal
adalah unsur lain di dalam rumah sebagai pendukung kelangsungan hidup rumah
tangga. Dalam penelitian ini fasilitas tempat tinggal akan dinilai meliputi: luas
Tabel III.7
Kriteria Kondisi Rumah Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Menurut
BPS dalam SUSENAS tahun 2003
3 Status:
- Milik sendiri 3
- Sewa 2
- Menumpang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4 Lantai:
- Porselin 5
- Ubin 4
- Plester 3
- Papan 2
- Tanah 1
5 Luas Lantai:
- >100 m2 3
- 50-100 m2 2
- < 50 m2 1
6 Luas halaman:
- >100 m2 3
- 50-100 m2 2
- < 50 m 1
7 Sarana Penerangan:
- Listrik 3
- Petromak 2
- Lampu temple 1
8 Hiburan elektronik:
- Video 4
- TV 3
- Tape Recorder 2
- Radio 1
9 Sumber Air:
- PAM 6
- Sumur bor 5
- Sumur 4
- Mata air umum 3
- Air hujan 2
- Sungai 1
11 MCK:
- Kamar mandi sendiri 4
- Kamar mandi umum 3
- Sungai/laut 2
- Kebun 1
39
Tabel III.8
Indikator Tempat Tinggal yang Sudah Disesuaikan
Kondisi Nilai
No
Rumah 1 2 3
1 Atap Sirap/ daun Asbes/seng Genting
Setengah
Dinding Kayu/bambu Tembok
2 tembok
3 Status rumah Menumpang Sewa Milik sendiri
4 Lantai Papan/tanah Ubin/semen Keramik/marmer
5 Luas lantai <50 m2 50-100 m2 >100 m2
6 Luas halaman <50 m2 50-100 m2 >100 m2
7 Bahan bakar
Kayu arang Minyak tanah Gas
memasak
8 Kamar mandi Kamar mandi
Sungai/kebun Milik sendiri
(MCK) umum
dengan cara memasukan mean dan standar deviasi skor total ke dalam rumus
skala berikut.
Tabel III.9
Mean dan Standar Deviasi Skor Variabel Tempat Tinggal Nelayan Buruh
Tabel III.10
Mean dan Standar Deviasi Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah
40
Tabel III.11
Pedoman Skala Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah
Tingkat
Rumus Interval Kelas Interval Skala Kalayakan
Tempat Tinggal
x < mean-standar deviasi < 18 1 Kurang layak
Mean-standar deviasi < x <
antara 18-22 2 Cukup layak
mean+ standar deviasi
x > Mean+ standar deviasi > 22 3 Layak
Sumber: Sumber: olah data, 2017
41
Tabel III. 12
Indikator Akses Pendidikan Anak dan Akses Kesehatan Menurut Indikator
Kesejahteraan BPS dalam SUSENAS Tahun 2003 yang dimodifikasi
No Indikator Kesejahteraan
Variabel Skor
1 Kemudahan memasukan anak ke jenjang pendidikan
a. Biaya pendidikan
- Terjangkau 3
- Cukup terjangkau 2
- Sulit dijangkau 1
b. Prosedur penerimaan
- Mudah 3
- Sedang 2
- Sulit 1
c. Penerimaan beasiswa
- Sering mendapat 3
- Pernah mendapat 2
- Tidak pernah 1
c. Harga obat-obatan 3
- Terjangkau 2
- Cukup terjangkau 1
- Sulit dijangkau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
angket yang disebar kepada para responden untuk memperoleh data primer.
juga menggunakan dokumentasi data dan fakta yang berkaitan dengan masalah
H. Instrumen Penelitian
3. Bagian ketiga berisi tentang karakteristik responden yang terdiri dari nama,
43
4. Bagian keempat berisi pertanyaan terkait variabel yang akan diukur yaitu:
I. Pengujian Instrumen
maksud setiap butir pertanyaan. Kekurangan dalam tahap uji coba tergambar
melalui hasil pengisian kuesioner, saran, kritik serta komentar dari para responden
baik secara langsung, maupun yang tertulis dalam kolom komentar. Tahap uji
Dari hasil penyebaran uji coba kuesioner, diketahui ada pertanyaan yang
kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah untuk poin nomor 7, 8, 9 dan 11. Pada
membingungkan dan sulit dijawab oleh responden, yaitu pada pertanyaan nomor
2. Sementara itu pada variabel akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis
44
kebutuhan penelitian dan saran serta kritik dari responden. Perbaikan kuesioner
1. Statistik Deskriptif
melalui data sampel tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
terdiri dari perhitungan rata-rata (mean), standar deviasi, modus, nilai maksimum
2. Uji Prasyarat
berdistribusi normal. Uji normalitas data akan menentukan tahap selanjutnya yaitu
penentuan teknik uji hipotesis. Apabila data berdistribusi normal, yaitu jika nilai
asym.sig (2-tailed) lebih dari α = 0,05 maka teknik uji hipotesis dapat dilakukan
dengan analisis statistik parametrik. Apabila variabel data tidak normal, yaitu jika
nilai asym.sig (2-tailed) kurang dari α = 0,05 maka teknik uji hipotesis dilakukan
45
SPSS.16
3. Uji Hipotesis
t-test. Alasan ini dipilih apabila syarat untuk melakukan uji statistik parametris
terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal. Variabel yang memenuhi syarat untuk
diuji dengan independent sample t-test yaitu variabel tingkat konsumsi rumah
tangga, tingkat kelayakan tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan
anak, akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis. Sementara, untuk variabel
tingkat pendapatan akan diuji menggunakan uji mann whitney, sebab syarat
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data ordinal
tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak, akses kesehatan dan pelayanan
BAB IV
A. Letak Geografis
dengan luas 225.361 km2, terletak di bagian Selatan Pulau Jawa yang berhadapan
30’’ sampai 1090 22’ 30’’ Bujur Timur (BT) dan 70 30’ 20’’ sampai 70 45’ garis
Lintang Selatan (LS). Menurut catatan terakhir dari registrasi penduduk tahun
2015 dalam Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Cilacap telah
mencapai 1.780.533 jiwa yang terdiri dari 892.199 jiwa penduduk laki-laki dan
Tabel IV.1
Daftar Nama Kecamatan di Kabupaten Cilacap
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah
wilayah yang berada di pesisir pantai selatan, dan termasuk dalam kategori
antara koordinat 80 52’ 30’’ sampai 70 20’ 11’’ Lintang Selatan (LS) dan 1090 17’
30’’ sampai 1090 40’ 30’’ Bujur Timur (BT). Seluruh wilayah Kabupaten
Kabupaten Pemalang tersebar dari wilayah barat daya hingga timur laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel IV.2
Nama-Nama Kecamatan di Kabupaten Pemalang
terluas dengan presentase luas 13% dari keseluruhan luas Kabupaten Pemalang.
Pemalang.
Pemalang dengan jumlah penduduk mencapai 176.583 jiwa atau sekitar 13,75%
tingkat kepadatan yang tinggi adalah Kecamatan Comal, Petarukan, dan Taman.
Dalam penelitian ini, lokasi khusus yang dipilih untuk penelitian adalah
49
perikanan tangkap perairan sungai. Dari ketiga sub perikanan, potensi perikanan
laut.
adalah Tempat Pelelangan Ikan. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat
memiliki 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang tersebar dari bagian timur yaitu
wilayah Cilacap Selatan terdapat 8 TPI aktif yang dikelola oleh KUD Mino
Saroyo. TPI yang ada di wilayah Cilacap Selatan antara lain: (1) TPI Donan (2)
TPI Sentolokawat (3) TPI Pandanarang (4) TPI Sidakaya (5) TPI PPSC (6) TPI
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Cilacap. Perda awal yang digunakan yaitu
(TPI). Pada tahun 2007 peraturan kembali berubah menjadi peraturan pemerintah
50
Untuk tahun 2017, Pemerintah Cilacap menerapkan peraturan baru, yaitu sejak
memiliki kartu nelayan sebagai identitas. Jumlah nelayan yang memiliki kartu
nelayan sampai dengan bulan Desember 2016 tercatat mencapai 13.314 orang.
Nelayan dapat dikelompokan menurut jenis kapal dan alat tangkap yang
alat penangkapan ikan (API) terdiri dari 48% nelayan gillnet, 11% nelayan pukat
lainnya.
Ada banyak jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Kabupaten
lokasi penangkapan, jenis ikan, dan perilaku ikan. Di Kabupaten Cilacap ada
sekitar 7 kelompok alat tangkap perairan laut yang digunakan oleh nelayan
Kabupaten Cilacap. Berikut adalah rincian penggunaan alat tangkap perairan laut
di Kabupaten Cilacap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel IV.3
Jumlah Unit Alat Tangkap Ikan Perairan Laut di Kabupaten Cilacap
Jumlah
No Kelompok Jenis
unit
1 Pukat tarik Arad 910
Payang 142
2 Pukat Hela Pukat dorong tidak berkapal 251
3 Penggaruk Penggaruk tidak berkapal 978
4 Alat yang dijatuhkan Jala tebar 418
5 Jaring insang
Jaring insang tetap 1.135
Jaring insang Monofilamen 668
Jaring insang Oceanik 149
Jaring klitik 1.309
Jaring tiga lapis 1.500
6 Perangkap Bubu 744
Jermal 1.062
7 Pancing Rawai tetap 302
Rawai hanyut 465
JUMLAH 10.033
Sumber: Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cilacap 2015
kabupaten Pemalang berada di wilayah persisir pantai Utara Jawa. Panjang garis
(TPI) tersebut adalah: (1) TPI Tanjungsari (2) TPI Asemdoyong (3) TPI Mojo (4)
Asemdoyong. Berikut adalah jumlah dan untuk alat tangkap yang digunakan di
Desa Asemdoyong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel IV.4
Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Desa Asemdoyong
Dari tabel IV.3 terlihat bahwa jumlah alat tangkap penggaruk (garok) dengan
jumlah 345 unit dan cantrang dengan jumlah 152 unit, masih sangat mendominasi
Desa Asemdoyong. Alat tangkap lainnya yaitu jaring payang sebanyak 107 unit,
D. Karakteristik Nelayan
Tabel IV.5
Deskripsi Responden Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Terakhir
Lokasi Penelitian yang kedua adalah lokasi dengan kriteria nelayan buruh
pendidikan terakhir nelayan buruh yang ada di Kabupaten Cilacap lebih bervariasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
lapangan, ada sekitar 20 orang atau sebesar 57% yang memiliki pendidikan akhir
Sekolah Dasar (SD). Sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sekitar 10 orang atau sebesar 28,5%, dan yang lain sebanyak 5 orang atau sekitar
Tegalkamulyan berkisar antara usia 35-65 tahun dan sebagian besar sudah
berumah tangga. Berdasarkan temuan lapangan, pola jam melaut nelayan yang
ada di Kelurahan Cilacap dan Kelurahan Tegalkamulyan sedikit berbeda dan lebih
sebagian besar mulai melaut sejak pukul 05.00 WIB. Kegiatan melaut akan
berlangsung sampai siang hari, setelah itu nelayan akan kembali melaut apabila
mendapatkan informasi dari rekan nelayan yang lain bahwa terdapat hasil laut
yang muncul.
Kegiatan pelelangan ikan rata-rata dimulai sekitar pukul 07.00 WIB hingga
pukul 17.00 WIB. Kegiatan akan terus berlangsung, selama nelayan masih ada
54
Tabel IV.6
Deskripsi Responden Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Lokasi penelitian yang pertama adalah lokasi dengan kriteria nelayan buruh
pendidikan terakhir nelayan buruh Desa Asemdoyong adalah Sekolah Dasar (SD),
bahkan ada yang tidak lulus SD. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya nelayan
(SMP) sebanyak 8 orang atau sebesar 22,8%, dan hanya 3 orang atau sekitar 8,5%
Usia nelayan buruh aktif yang ada di Desa Asemdoyong, berkisar antara
umur 31– 58 tahun dan sebagian besar telah berumah tangga. Jam melaut seorang
nelayan buruh memang tidak ada batasan waktu, namun beradasarkan temuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
lapangan, jam melaut nelayan buruh di Desa Asemdoyong rata-rata dimulai pada
pukul 03.00 WIB hingga siang hari sekitar pukul 10.00 – pukul 13.00 WIB,
namun terkadang nelayan masih akan melaut kembali hingga sore hari sesuai
Ikan (TPI).
dengan sore hari sesuai dengan jam melaut. Jika pada waktu sore hari masih ada
nelayan yang melaut dan menjual hasil lelangannya di TPI, maka kegiatan
pelelangan ikan akan tetap berlangsung hingga tidak ada lagi nelayan yang
menjual hasil tangkapannya di TPI. Biasanya kegiatan di TPI berakhir pada sore
BAB V
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2017. Lokasi
lingkungan dan tidak ramah lingkungan yang ditinjau dari tingkat pendapatan,
tingkat konsumsi rumah tangga, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses
A. Deskripsi Data
konsumsi rumah tangga, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel V.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh yang
Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Kabupaten Cilacap
Pendapatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Rendah 5 14.3 14.3 14.3
Sedang 29 82.9 82.9 97.1
Tinggi 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017
responden (14,3%) memiliki tingkat pendapatan yang rendah, yaitu < Rp682.786.
pendapatan sedang. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan distribusi data lapangan
58
Tabel V.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh yang
Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan di Kabupaten
Pemalang
Pendapatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sedang 22 62.9 62.9 62.9
Tinggi 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017
pendapatan yang tinggi, yaitu > Rp2.818.642. Dengan demikian berdasarkan tabel
di atas, tingkat pendapatan sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat
Tabel V.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Buruh Nelayan
Kabupaten Cilacap
Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 11 31.4 31.4 31.4
Sedang 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hal ini terlihat dari hasil distribusi frekuensi menunjukkan bahwa 24 responden
lainnya (31,4%) berada dalam kategori tingkat konsumsi rendah (< Rp983.660).
Tabel V.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Buruh Nelayan
Kabupaten Pemalang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 25 71.4 71.4 71.4
Tinggi 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017
Rp2.255.140. Hal ini terlihat dari tabel di atas yang menyatakan bahwa 25
responden lainnya (28,6%) berada dalam kategori tingkat konsumsi yang tinggi
60
Tabel V.5
Distribusi Frekuensi Mengenai Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah
Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap
memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan kondisi kurang layak dan 26
responden (74,3%) memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah yang cukup layak.
Dengan demikian, berdasarkan kriteria kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah,
sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan
di Kabupaten Cilacap memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan kondisi
Tabel V.6
Distribusi Frekuensi Mengenai Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah
Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang
61
kelompok nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan
kondisi yang cukup layak dengan skor antara 18-22. Hal ini terlihat dari 31
dengan kondisi cukup layak. Sementara itu, 3 responden (8,6%) memiliki tempat
tinggal dan fasilitas rumah yang layak dengan skor > 22 dan sekitar 1 responden
(2,9%) memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan kondisi kurang layak
Tabel V.7
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Pendidikan Anak Nelayan Buruh
Kabupaten Cilacap
Akses pendidikan anak
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sulit 2 5.7 5.7 5.7
cukup
33 94.3 94.3 100.0
terjangkau
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017
yang cukup terjangkau untuk anak-anak. Hal ini terlihat dari tabel V.7 yang
terjangkau untuk anak-anak, yaitu dengan skor antara 4-8. Sementara itu ada 2
responden (5,7%) yang masih kesulitan dalam akses pendidikan untuk anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel V.8
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Pendidikan Anak Nelayan Buruh
Kabupaten Pemalang
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cukup
30 85.7 85.7 85.7
terjangkau
Terjangkau 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017
memiliki akses pendidikan yang cukup terjangkau untuk anak-anak. Hal ini
(14,3%) sudah memiliki akses pendidikan yang terjangkau, yaitu dengan skor > 8.
Tabel V.9
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Kesehatan dan Pelayanan tenaga
Medis Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap
63
responden (71,4%) memiliki akses kesehatan dan pelayanan medis yang cukup
terjangkau, dan 1 responden (2,9% ) memiliki akses yang terjangkau dalam akses
kesehatan dan pelayanan medis. Dengan demikian, sebagian besar nelayan buruh
Tabel V.10
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Kesehatan dan Pelayanan tenaga
Medis Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang
Akses kesehatan nelayan buruh
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sulit dijangkau 5 14.3 14.3 14.3
cukup
26 74.3 74.3 88.6
terjangkau
Terjangkau 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
medis yang cukup terjangkau, dan 4 responden (11,4% ) memiliki akses yang
sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah
64
B. Analisis Data
1. Uji Prasayarat
tidak. Apabila data berdistribusi normal, yaitu jika nilai asym.Sig (2-tailed) >
alpha 0,05; maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai asym.Sig (2-
tailed) < alpha 0,05; maka data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
Tabel V.11
Uji Normalitas Pada Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat
Tangkap Ramah Lingkungan
65
Tabel V.12
Uji Normalitas Pada Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat
Tangkap Tidak Ramah Lingkungan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kondisi
Tempat Akses
Tinggal Kesehatan
Dan Akses Dan
Tingkat Tingkat Fasilitas Pendidi- Pelayanan
Pendapatan Konsumsi Rumah kan Anak Medis
N 35 35 35 35 35
Normal Mean 2448571.43 2053400.00 21.09 7.23 6.74
Parametersa Std.
1009184.711 537391.204 1.442 1.239 1.314
Deviation
Most Extreme Absolute .137 .084 .219 .219 .171
Differences Positive .137 .084 .177 .125 .171
Negative -.088 -.071 -.219 -.219 -.120
Kolmogorov-Smirnov Z .809 .500 1.297 1.296 1.013
Asymp. Sig. (2-tailed) .529 .964 .069 .070 .256
Test distribution is normal
Dari uji normalitas setiap variabel pada dua kelompok di atas, diketahui
bahwa data pada variabel tingkat pendapatan tidak berdistribusi normal. Hal itu
pada kelompok nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan
memiliki nilai sebesar 0,02 < alpha 0,05. Sementara itu, data pada variabel tingkat
konsumsi, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak serta akses
kesehatan dan pelayanan medis pada kedua kelompok berdistribusi normal, sebab
2. Uji Penelitian
memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, tidak semua variabel dapat diuji
66
uji-T tidak semua terpenuhi. Terkait dengan hal ini, untuk variabel yang
berdistribusi normal yaitu tingkat konsumsi, kondisi tempat tinggal dan fasilitas
rumah, akses pendidikan, serta akses kesehatan akan dianalisis menggunakan uji-
yang memiliki distribusi data tidak normal, akan diuji menggunakan analisis
berikut.
Ho1 = Tidak ada perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga antara nelayan buruh
lingkungan.
Ha1 = Ada perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga antara nelayan buruh yang
Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika Zhitung < Ztabel, maka Ho1
diterima dan Ha1 ditolak, tetapi jika Zhitung > Ztabel, maka Ho1 ditolak dan Ha1
diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai
signifikansinya. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima,
tetapi jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak.
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat
dari variabel tingkat konsumsi, menggunakan uji beda mann-whitney karena data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
variabel tingkat pendapatan tidak berdistribusi normal. Hasil uji beda mann-
Tabel V.13
Hasil Uji Mann-Whitney Variabel Tingkat Pendapatan
Test Statisticsa
Tingkat
Pendapatan
Mann-Whitney U 101.500
Wilcoxon W 731.500
Z -6.018
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable: kelompok
-6,018 dan nilai asym.Sig (2-tailed) sebesar 0,00 < alpha 0,05. Berdasarkan
kriteria pengambilan keputusan, jika nilai asym.Sig(2-tailed) < alpha 0,05 maka
Ho1 ditolak dan Ho2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Ho2= Tidak ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Ha2 = Ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh yang
Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho2 diterima
dan Ha2 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.
Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika
nilai signifikansi < 0,05; maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, tetapi jika nilai
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat
Hasil Uji beda independent sample t test variabel tingkat konsumsi menggunakan
Tabel V.14
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel
Tingkat Konsumsi
Levene's Test
for Equality of t-test for Equality of
Variances Means
Sig.
(2-
F Sig. T Df tailed)
Tingkat Equal
variances 4.782 .032 -7.809 68 .000
Konsumsi
assumed
Nelayan
Equal
Buruh variances
-7.809 61.114 .000
not
assumed
Sumber: data primer diolah, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lingkungan dan tidak ramah lingkungan tidak sama atau tidak identik. Hal ini
dapat terlihat dari nilai probabilitas 0,032 < alpha 0,05. Oleh karena itu, asumsi
yang digunakan adalah kedua varian tidak sama, sehingga pedoman pengujian
hipotesis dalam untuk variabel tingkat konsumsi adalah Equal variances not
assumed.
adalah -7,809 dengan nilai probabillitas asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,00 < alpha
0,05; maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Ho3= Tidak ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan.
Ha3 = Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kriteria dalam analisis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho3
diterima dan Ha3 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho3 ditolak dan Ha3
diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai
signifikansinya. Jika nilai signifikansi < 0,05; maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima,
tetapi jika nilai signifikansi > 0,05; maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak.
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat
dari kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah, diuji menggunakan independent
sample t test. Hasil Uji beda independent sample t test variabel tempat tinggal dan
Tabel V.15
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Tempat Tingal dan
Fasilitas Rumah
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of
of Variances Means
Sig. (2-
F Sig. T df tailed)
Tempat Tinggal dan Equal
Fasilitas Rumah variances 4.224 .044 -6.471 68 .000
Nelayan Buruh assumed
Equal
variances
-6.471 60.510 .000
not
assumed
tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap
ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan tidak sama atau tidak identik. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
ini dapat terlihat dari nilai probabilitas 0,044 yang < alpha 0,05. Oleh karena itu,
asumsi yang digunakan adalah kedua varian tidak sama, sehingga pedoman
Dari tabel di atas, thitung untuk variabel tempat tinggal dan fasilitas rumah
adalah -6,471 dan nilai probabillitas asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,00 < alpha
0,05; maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan.
Ho4 = Tidak ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang
Ha4= Ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang
Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho4
diterima dan Ha4 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho4 ditolak dan Ha4
diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai
signifikansinya. Jika nilai signifikansi < 0,05; maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima,
tetapi jika nilai signifikansi > 0,05; maka Ho4 diterima dan Ha4 ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat
dari akses pendidikan anak, diuji menggunakan independent sample t test. Hasil
Uji beda independent sample t test variabel akses pendidikan anak menggunakan
Tabel V.16
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Akses
Pendidikan Anak
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Sig. (2-
F Sig. T df tailed)
Akses Equal variances
.002 .967 -5.968 68 .000
Pendidikan assumed
Anak Equal variances not
-5.968 67.998 .000
assumed
Sumber: data primer diolah, 2017
tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap
ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sama atau identik. Hal ini dapat
terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,967 yang > alpha 0,05. Oleh karena itu,
asumsi yang digunakan adalah kedua varian tidak sama, sehingga pedoman
Dari tabel di atas, thitung untuk variabel akses pendidikan anak adalah -5,968
dan nilai probabillitas asymp.Sig (2 tailed) 0,00 < dari alpha 0,05; maka Ho4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ditolak dan Ha4 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang menggunakan alat
Ho5= Tidak ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan medis antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
Ha5= Ada perbedaan perbedaan akses kesehatan dan pelayanan medis antara
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan.
Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho5
diterima dan Ha5 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho5 ditolak dan Ha45
diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai
signifikansinya. Jika Sig < 0,05, maka Ho5 ditolak dan Ha5 diterima, tetapi jika
nilai signifikansi > 0,05, maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak.
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat
sample t test. Hasil Uji beda independent sample t test variabel akses pendidikan
74
Tabel V.17
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Akses
Kesehatan dan Pelayanan Medis
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of
of Variances Means
Sig. (2-
F Sig. T df tailed)
akses Equal
kesehatan variances .000 1.000 -1.547 68 .127
dan assumed
pelayanan Equal
medis variances not -1.547 68.000 .127
assumed
akses kesehatan dan pelayanan medis nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sama atau identik. Hal ini
dapat terlihat dari nilai probabilitas sebesar 1,000 yang > dari alpha 0,05. Asumsi
yang digunakan adalah kedua varian sama, maka pedoman pengujian hipotesis
dalam untuk variabel akses kesehatan dan pelayanan medis adalah equal
variances assumed.
Dari tabel di atas, t hitung untuk variabel akses kesehatan dan pelayanan
medis adalah -1,547 dan nilai probabilitas asymp.Sig (2 tailed) 0,00 < alpha 0,05;
maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan akses kesehatan dan pelayanan medis antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan
yang dihasikan umumnya bersumber dari usaha sendiri (wiraswasta), atau bekerja
pada orang lain sebagai pegawai, karyawan, atau buruh. Selain itu, sumber
penyewaan lahan, rumah, sawah, dan lain-lain (Gilarso, 2004: 62). Pendapatan
yang diterima oleh buruh nelayan diperoleh dengan sistem bagi hasil dengan para
pemilik kapal atau juragan. Sebelum membagi uang hasil penjualan ikan, juragan
akan memotong 5-10% untuk biaya perbekalan kapal, setelah itu juragan akan
ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari hasil
0,00 < nilai alpha 0,05. Selain itu dalam perhitungan uji beda pada tabel V.13,
diketahui bahwa mean uji beda variabel tingkat pendapatan nelayan buruh yang
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan 20,90 < mean uji beda variabel
lingkungan 50,10 (terlampir pada lampiran 4), yang artinya tingkat pendapatan
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
besar daripada nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan.
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
hasil tangkapan yang didapat sangat berhubungan erat dengan alat tangkap yang
cantrang (sibolga) dan jaring garok (jaring yang dimodifikasi dengan alat
penggaruk). Tercatat ada 152 unit alat tangkap berupa cantrang dan 345 unit alat
tangkap jaring garok. Dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan garok,
maka jumlah hasil tangkapan yang didapat akan lebih banyak jika dibanding
pancing, dan alat tangkap ramah lingkungan yang lain. Hal tersebut dikarenakan
sasaran alat tangkap seperti cantrang dan garok adalah ikan-ikan pelagis
tangkap tersebut dapat menyisir semua ikan yang ada di permukaan hingga dasar
laut.
Faktor kedua adalah penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan yang
tidak mengenal musim. Cantrang dan garok bisa digunakan saat musim apapun
dalam jangka waktu yang panjang. Ketiga adalah perbedaan variasi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
tangkapan yang diperoleh nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak
menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan memiliki hasil tangkapan yang
menyebabkan nilai jual hasil tangkapan juga beragam menyesuaikan dengan hasil
tangkapan.
Hal ini berbeda dengan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap
lebih sedikit karena penggunaan alat tangkap disesuaikan dengan musim ikan
yang sedang muncul saat itu, sehingga jenis hasil tangkapan yang didapatkan
tidak beragam variannya. Alat tangkap yang ramah lingkungan juga mudah rusak,
tidak tahan lama, dan membutuhkan perawatan yang lebih apabila dibandingkan
dengan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti cantrang dan garok. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Himawan Arief
Sutanto (2005) tentang analisis Efisiensi Alat Tangkap Perikanan Gillnet Dan
Cantrang yang menyatakan bahwa alat tangkap cantrang memiliki efisiensi yang
78
alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari
hasil uji beda independent sample t test yang menunjukkan bahwa nilai asym.Sig
(2-tailed) sebesar 0,00 < nilai alpha 0,05. Selain itu, dalam perhitungan uji beda
pada tabel V.14, diketahui bahwa mean uji beda variabel tingkat konsumsi pada
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sebesar 1,19
lebih kecil daripada mean uji beda variabel pendapatan nelayan buruh yang
menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan sebesar 2,05 (terlampir pada
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dinyatakan Gilarso bahwa (2004:
65), pola pengeluaran keluarga akan berubah seiring dengan berubahnya tingkat
penghasilan. Konsumsi rumah tangga untuk kebutuhan tidak pangan seperti, biaya
pendidikan, investasi, saving, dan kebutuhan leisure akan bertambah. Hal ini juga
sejalan dengan hukum Engel yang menyatakan bahwa ketika terjadi kenaikan
konsumsi pangan, listrik, air, biaya sekolah dan biaya lain-lain. Jika dilihat dari
hasil temuan lapangan, sebagian besar nelayan yang menggunakan alat tangkap
79
pendapatan yang muncul cenderung lebih kecil daripada tingkat konsumsi rumah
tangga. Hal ini terlihat dari mean pendapatan sebesar Rp1.052.857,14 lebih kecil
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan biasanya meminjam uang dari para
pemilik modal/ juragan darat. Nelayan buruh akan mengembalikan pinjaman uang
tangkap ramah lingkungan, sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap tidak ramah lingkungan tidak mengalami defisit pendapatan. Hal ini
terlihat dari mean tingkat pendapatan sebesar Rp2.448.571,43 lebih besar dari
pendapatan yang dimiliki. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang
80
Hasil penelitian ini juga didukung oleh temuan lapangan yang menyatakan
adanya perbedaan tingkat pendapatan pada nelayan buruh yang menggunakan alat
pendapatan sedang (22 responden) dan kategori tingkat pendapatan tinggi (13
responden).
perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini
terlihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan nilai asym.sig (2-tailed) variabel
responden memiliki kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah yang cukup layak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hal ini terlihat dari tabel V.5 dan tabel V.6, ada 57 dari 70 responden nelayan
buruh yang memiliki kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah cukup layak.
Berdasarkan perhitungan uji beda pada tabel V.15, diketahui bahwa mean
variabel tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan sebesar 18,31 < mean variabel tempat tinggal dan
fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah
lingkungan sebesar 21,09 (terlampir pada lampiran 4). Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan mengenai kondisi tempat tinggal dan fasilitas
rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan
Sebagian besar kondisi lantai rumah nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sudah berkeramik atau
minimal sudah diplester semen. Dinding bangunan juga sudah masuk dalam
kategori permanen karena sebagian besar terbuat dari batu bata. Sementara itu,
sebagian besar luas halaman rumah nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan tidak jauh berbeda, yaitu
termasuk dalam kategori halaman yang sempit. Hal ini dikarenakan pola
tempat tinggal dan fasilitas rumah. Pendapatan yang diperoleh nelayan buruh
yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
lebih banyak dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan dan
kebutuhan nonpangan lainnya seperti listrik, biaya sekolah, dan biaya lain-lain.
menurut Badan Pusat Statistik tahun (1993) yang mengacu pada SUSENAS
biaya serta jarak untuk menikmati fasilitas pendidikan. Dengan akses pendidikan
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
pendidikan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan
tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari nilai asym.Sig (2-tailed) variabel
akses pendidikan sebesar 0,00 < nilai alpha 0,05. Hasil distribusi frekuensi
83
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sudah memiliki akses
perbedaan akses pendidikan. Hal itu ditunjukkan dari perhitungan uji beda pada
tabel V.16 bahwa mean uji beda akses pendidikan nelayan buruh yang
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sebesar 5,46 sedangkan mean uji
beda untuk nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah
pertama terkait dengan biaya sekolah yang dialokasikan dari pendapatan. Dari
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Hal ini membuat biaya sekolah
yang dikeluarkan masih cukup terjangkau. Anak-anak yang masih dalam jenjang
sekolah yang masih di tanggung secara langsung oleh orang tua antara lain biaya
buku, iuran sekolah, dan perlengkapan sekolah. Sementara itu nelayan buruh yang
memiliki anak dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah
84
menjangkau biaya sekolah anak hingga jenjang Sekolah Menengah Atas atau
akses kesehatan antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah
lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari nilai asym.Sig (2-
tailed) variabel akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis pada uji Independent
Sample T test sebesar 0,127 > nilai alpha 0,05. Berdasarkan temuan lapangan,
secara umum sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap
ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan mempunyai akses kesehatan dan
pelayanan tenaga medis yang cukup terjangkau. Hal ini terlihat dari tabel
distribusi frekuensi variabel akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis yang
Akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis yang tidak jauh berbeda ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah jenis kebutuhan akan
buruk. Faktor kedua adalah keterjangkauan obat ketika keluarga sedang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Berdasarkan temuan lapangan, sebagian besar obat untuk penyakit yang diderita
pada saat itu, masih bisa didapatkan di warung atau toko terdekat dengan harga
yang lebih terjangkau. Faktor ketiga adalah adanya bantuan dari pihak
Indonesia Sehat (KIS), BPJS, atau kartu Asuransi Nelayan, meskipun bantuan
kemudahan akses para nelayan buruh ketika keluarga mengalami sakit keras dan
BAB VI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab V, maka dapat ditarik
lebih sedikit dan kurang beragam dibandingkan alat tangkap tidak ramah
sehingga berdampak pada jumlah dan variasi jenis tangkapan. Alat tangkap
ramah lingkungan juga mudah rusak dan sangat tergantung pada musim
sehingga tidak bisa digunakan setiap saat. Hal ini berbeda dengan alat
tangkap tidak ramah lingkunngan yang lebih tahan lama dan bisa digunakan
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pangan juga lebih besar dari
50%. Hal ini berbeda dengan tingkat pendapatan nelayan buruh yang
untuk memenuhi kebutuhan pangan tidak lebih dari 50%. Dalam hukum
yang lain.
3. Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh
tempat tinggal antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah
kondisi tempat tinggal dan fasilitas. Kondisi kondisi tempat tinggal dan
berada dalam kondisi kurang layak hingga cukup layak. Sementara sebagian
besar kondisi kondisi tempat tinggal dan fasilitas nelayan buruh yang
88
5. Tidak ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara
nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
kondisi kesehatan keluarga nelayan buruh yang stabil dan tidak selalu buruk
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
KIS, dan Asuransi Nelayan juga turut memberikan dampak terhadap akses
89
B. Keterbatasan
1. Peneliti tidak mengetahui secara pasti kebenaran informasi atau data yang
karena terbatas pada akses lokasi, dan waktu penelitian. Nelayan buruh
cenderung sulit ditemui karena jam kerja yang sangat tidak menentu.
Sebagian besar hanya bisa ditemui pada saat sore hingga malam hari. Selain
itu lokasi kedua penelitian sangat berjauhan, sehingga peneliti tidak dapat
C. Saran
berikut.
dan fasilitas rumah, serta akses pendidikan anak. Namun, penggunaan alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
laut. Terkait hal ini, beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada
Kelautan dan Perikanan nomor 2 tahun 2015, agar tidak terjadi ketimpangan
antara nelayan yang yang sudah taat aturan menggunakan alat tangkap yang
c. Pemerintah perlu menerapkan sanksi yang tegas bagi para pemilik kapal
pukat hela dan pukat tarik seperti Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
pemberian bantuan alat tangkap dengan cicilan atau harga yang terjangkau
2. Pemerintah Daerah
91
tangkapan dengan alat tangkap oleh Dinas Perikanan daerah terkait dengan
kesejahteraan nelayan.
juga perlu disesuaikan kembali dengan jenis tonase kapal sesuai dengan
aturan Pemerintah.
memberi jeda untuk melaut, sehingga sumber daya laut tidak terus-menerus
92
dengan variabel lain, seperti variabel sosial lainnya dalam mengukur tingkat
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Nanlohy, A. C. (2013, Juni). Evaluasi Alat Tangkap Ikan Pelagis yang Ramah
Lingkungan di Perairan Maluku dengan Menggunakna Prinsip CCRF
(Code of Conduct for Responsible Fisheries). Jurnal Ilmu Hewani
Tropika, 2(1), 2.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
KUESIONER AWAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
I. Pengantar
Dengan hormat,
Peneliti,
IV. Kuesioner
A. Pendapatan Rumah tangga
1. Berapakah jumlah pendapatan anda dalam satu bulan?
a. Genting
b. Asbes
c. Seng
d. Sirap
e. Daun
2
Material dinding bangunan rumah anda:
a. Tembok
b. Setengah tembok
c. Kayu
d. Bambu kayu
3
Status kepemillikan bangunan rumah
anda:
a. Milik sendiri
Sewa
b.
Menumpang
c.
4
Material lantai bangunan runah anda:
a. Keramik
b. Ubin
c. Plester semen
d. Papan
e. Tanah
5
Luas bangunan rumah anda :
a. > 100 m2
b. 50-100 m2
c. < 50 m2
6
Luas halaman/pekarangan rumah anda:
a. Luas (> 100 m2)
b. Sedang (50-100 m2)
c. Sempit (< 50 m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pernyataan Keterangan
7
Fasilitas hiburan dalam bentuk elektronik:
a. Video (DVD/VCD)
b. TV
c. Tape recorder
d. Radio
8
Alat pendingin di dalam rumah:
a. AC
b. Lemari Es
c. Kipas angin
d. Alam
9 Sumber penerangan rumah anda:
a. Listrik
b. Petromak
c. Lampu tempel
10 Bahan bakar yang digunakan untuk
memasak
a. Gas
b. Minyak tanah
c. Kayu arang
11
Sumber air yang digunakan dalam rumah
anda
a. PAM
b. Sumur bor
c. Sumur
d. Mata air umum
e. Air tadah hujan
f. Sungai
c. Sungai/laut
d. Kebun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pernyataan Keterangan
a. Terjangkau
b. Cukup terjangkau
c. Sulit dijangkau
b. 0,01- 3 km
c. > 3 km
b. Cukup sulit
c. Sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pernyataan Keterangan
b. Cukup terjangkau
c. Sulit dijangkau
c. Sulit didapat
b. Cukup
c. Kurang
a. Terjangkau
b. Cukup terjangkau
c. Sulit dijangkau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
KUESIONER REVISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIOENER
V. Pengantar
Dengan hormat,
Peneliti,
VIII. Kuesioner
F. Pendapatan Rumah tangga
2. Berapakah jumlah pendapatan anda dalam satu bulan?
4
Material lantai bangunan runah anda:
a. Keramik
b. Ubin
c. Plester semen
d. Papan
e. Tanah
5
Luas bangunan rumah anda :
a. > 100 m2
b. 50-100 m2
c. < 50 m2
6
Luas halaman/pekarangan rumah anda:
a. Luas (> 100 m2)
b. Sedang (50-100 m2)
c. Sempit (< 50 m2)
7 Bahan bakar yang digunakan untuk
memasak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pernyataan Keterangan
d. Gas
e. Minyak tanah
f. Kayu arang
8 Kamar mandi keluarga:
e. Kamar mandi sendiri
g. Sungai/laut
h. Kebun
Pertanyaan tambahan:
2. Dari mana sumber air yang dikonsumsi oleh keluarga? (Misal: PDAM,
sumur bor, PAM, dll)
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................
No Pernyataan Keterangan
d. Terjangkau
e. Cukup terjangkau
f. Sulit dijangkau
d. Sering menerima
e. Pernah Menerina
b. Cukup sulit
c. Sulit
No Pernyataan Keterangan
b. Cukup terjangkau
c. Sulit dijangkau
b. Cukup
c. Kurang
No Pernyataan Keterangan
b. Cukup terjangkau
c. Sulit dijangkau
Pertanyaan tambahan :
1. Apakah anda mendapatkan bantuan pelayanan tenaga medis dan
kesehatan berupa asuransi/jaminan kesehatan dari pemerintah? (Misal:
BPJS, KIS, Asuransi Nelayan, dll?)
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI NORMALITAS
Uji Normalitas Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI NORMALITAS
Uji Normalitas Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI HIPOTESIS
a. Variabel Tingkat Pendapatan
Ranks
Mean Sum of
kelompok N Rank Ranks
Total 70
a
Test Statistics
tingkat pendapatan
Mann-Whitney U 101.500
Wilcoxon W 731.500
Z -6.018
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Group Statistics
LAMPIRAN 5
SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7
Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI