Anda di halaman 1dari 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN


NELAYAN BURUH YANG MENGGUNAKAN ALAT
TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN DAN TIDAK RAMAH
LINGKUNGAN PADA NELAYAN BURUH KABUPATEN
PEMALANG DAN KABUPATEN CILACAP

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :

KARINI AJENG PRAHASTIWI

NIM: 131324036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

STTIDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN


I\ELAYAII BT]RT]II YAITG MENGGI]NAKAN ALAT
TAI\GKAP RAMAII LINGI(INGAI\ DAN TIDAI( RAMAII
LINGKT]NGAI\ PADA I\IELAYANI BTIRT]H KOTA
PEMALAIIG DAN KOTA CILACAP

-or"o,

Karini Ajeng Prahastiwi


MM: 131324036

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

c)q*
Kurnia Martikasari, S.Pd., M.Sc. Tanggal: 6 Desember 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Orang tua dan adiku tercinta

Kakak Stephanus Dio Christi Nugraha (Alm)

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Sahabat dan teman-temanku

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar


kepada pengertianmu sendiri”
(Amsal 3:5)

“Happines can be found even in the darkest of times, if one only remembers to
turn on the light”
(Albus Dumbledore)

“Always be the better version of your life”


(Wolfgang Paul)

“Fokusnya bukan terletak pada seberapa berat bebannya, namun bagaimana cara
kita memikulnya”
(Penulis)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI t-

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah'

2417

VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERI\YATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama :Karini Ajeng Prahastiwi

NIM :131324036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN BURUH


YANG MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAII
DAN TIDAK RAMAH LINGKT]NGAN PADA NELAYAN BURUH
KABUPATEN PEMALANG DAN KABUPATEN CILACAP

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tarrpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,
Pada tanggal: 18 Desember 2017

Yang menyatakan

Karini Ajeng Prahastiwi

v11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

STUDI KOMPARASI TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN BURUH


YANG MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP RAMAH LINGKUNGAN
DAN TIDAK RAMAH LINGKUNGAN PADA NELAYAN BURUH
KABUPATEN PEMALANG DAN KABUPATEN CILACAP

Karini Ajeng Prahastiwi


Universitas Sanata Dharma
2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan tingkat kesejahteraan


nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak
ramah lingkungan, dilihat dari tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah
tangga, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak serta
akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis.
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juli-Agustus 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah nelayan
buruh di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Pemalang. Jumlah sampel
sebanyak 70 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan statistik
deskriptif, uji Independent Sample T dan uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan tingkat
pendapatan nelayan antara buruh yang menggunakan alat tangkap ramah
lingkungan dan tidak ramah lingkungan; (2) ada peberdaan tingkat
konsumsi antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah
lingkungan dan tidak ramah lingkungan; (3) ada perbedaan kondisi tempat
tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan; (4) ada perbedaan
akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang menggunakan alat
tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan; dan (5) tidak ada
perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara nelayan
buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah
lingkungan.

Kata kunci: tingkat kesejahteraan, nelayan buruh, alat tangkap ramah


lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

A COMPARATIVE STUDY ON WELFARE LEVELS OF THE


FISHERMEN WHO USE ENVIRONMENTAL FRIENDLY AND
UNFRIENDLY FISHING TOOLS IN PEMALANG AND CILACAP
DISTRICTS

Karini Ajeng Prahastiwi


Sanata Dharma University
2017

This research aimed to verify and analyze the differences of the level
of welfare of fishermen who use environmental friendly and unfriendly
fishing tools, in terms of the income level, household consumption level,
housing and house facilities, access to the education for their children and
access to the health and medical services.
This research is a comparative study. This research was conducted on
July to August 2017. The research population were fishermen in Cilacap
and Pemalang districts. Total numbers of sample were 70 people. The
sampling technique was purposive sampling. The data analysis were
descriptive statistic analysis, Independent Sample-T test, and Mann Whitney
test.
The results of data analysis showed that: 1) there was a difference of
income level between fishermen who use the environmental friendly and
unfriendly fishing tools; (2) there was a difference of household
consumption level between fishermen who use the environmental friendly
and unfriendly fishing tools; (3) there was a difference of condition of
housing and house facilities between fishermen who use the environmental
friendly and unfriendly fishing tools; (4) there was a difference of
educational access between fishermen children who use environmental
friendly and unfriendly fishing tools; and (5) there was no difference in
health access and medical services between fishermen who use
environmental friendly and unfriendly fishing tools.

Keywords: the welfare levels, fishermen, environmental friendly and


unfriendly fishing tools.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat pertolongan dan

penyertaanNya yang senantiasa mendampingi penulis dalam penyelesaian skripsi

dengan judul “Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Nelayan Buruh yang

Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Pada Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Cilacap. Skripsi ini

ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Kurnia Martikasari S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh ketelitian dan

kesabaran, serta banyak membantu dalam proses penulisan skripsi melalui

kritik, saran, arahan dan motivasi yang diberikan.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen Pendidikan Ekonomi yang telah membimbing

dan memberikan banyak ilmu pengetahuan, inspirasi serta motivasi selama

proses perkuliahan.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Ibu Christina Kristiani dan Bapak Al Purwoko Sunu selaku tenaga

administrasi Pendidikan Ekonomi yang telah membantu kelancaran proses

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.

7. Bapak Bambang Kustejo, Bapak Taubah, dan Bapak Benny Wahyu dari

pihak Pelabuhan Perikanan Pantai Asemdoyong Pemalalang, yang telah

banyak membantu penulis dalam memberikan informasi selama penelitian

di Desa Asemdoyong, Pemalang

8. Ibu Enim dan Bapak Toyo sekeluarga yang telah membantu penulis dengan

bersedia memperbolehkan tinggal di rumah keluarga Bapak Toyo selama

melaksanakan penelitian di Desa Asemdoyong.

9. Bapak Tamtomo Budi Prakoso dan Ibu Wiwi Erowati selaku kedua orang

tua penulis, dan adik tercinta Yohanes Rio Pramono yang senantiasa

mendukung, memberi kasih sayang, mendoakan tiada henti, dan memotivasi

penulis selama masa studi serta tahap penyelesaian skripsi.

10. Romo Elias Ambirat Duhkito, yang selalu memotivasi, mendukung, dan

menguatkan penulis untuk tetap teguh serta yakin dalam menjalani proses

penyelesaian skripsi.

11. Keluarga Cana Community: Yosafat Barona Valentino, Theodesia Lady

Pratiwi, Maria Imaculata Wea Mogi, Brigita Tryas Wijayati, Maria Yunita

Anggelina.

12. Seluruh anggota Cana Community angkatan 2013, khususnya Yohana

Augusta W, Yohanes Maria Restu, dan Adrianus Adhi Nugroho yang selalu

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menemani, saling mendukung, saling menguatkan serta menjadi the second

fomily bagi penulis selama menempuh studi di Yogyakarta.

13. Sahabat seperjuangan: Putri Maharani, Dias Widya Ningtyas, Tri Fena Ido,

AnastasiaNia, Hasni Latifah dan Marcelina Sari H,yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi, serta selalu berjuang bersama menghadapi suka

duka selama menempuh studi.

14. Teman-teman bimbingan: Tupen, Dewi, dan Kdsna yang telah bersama-

berjuang dan saling mendukung dalam proses penyelesaian skripsi.

15. Seluruh teman-teman Pendidikan Ekonomi 2013.

16. Yudha Aditya Pamungkas, teman yang selalu menguatkan,menghibur,

mendukung dan meyakinkan penulis bahwa tidak ada proses yang sia-sia.

17. Sahabat SMA Agatha Arne, Paula Devina, dan Christine Adyanti yang

mendukung dan selalu memotivasi penulis, meskipun sudah menempuh

studi di tempat yang berbeda.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima

kritik dan saran demi perbaikan karya ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 18 Desember 2017

Penulis

Karini Ajeng Prahastiwi

xll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxiii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Batasan Masalah ....................................................................................... 5

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 6

D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

BAB II. KAJIAN TEORITIK ............................................................................... 10

A. Tinjauan Teori ......................................................................................... 10

1. Penggolongan Nelayan dalam Kelompok Kerja .............................. 10

2. Alat Tangkap Ikan ........................................................................... 11

a. Alat Tangkap Ramah Lingkungan ............................................ 11

b. Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan ................................. 13

3. Kesejahteraan Keluarga Nelayan ..................................................... 14

a. Definisi dan Ruang Lingkup Kesejahteraan Keluarga ............. 14

b. Pengukuran Tingkat Kesejahteraan Keluarga........................... 15

c. Tingkat Kesejahteraan Menurut Undang-Undang .................... 19

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 23

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 23

1. Tingkat Pendapatan.......................................................................... 23

2. Tingkat Konsumsi Rumah Tangga .................................................. 24

3. Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah ................................ 24

4. Akses Pendidikan Anak ................................................................... 25

5. Akses Kesehatan dan Pelayanan Tenaga Medis .............................. 25

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 26

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 28

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 28

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 29

1. Subjek Penelitian ............................................................................. 29

2. Objek Penelitian ............................................................................... 30

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ................................... 30

1. Populasi ............................................................................................ 30

2. Sampel ............................................................................................. 31

3. Teknik Penarikan Sampel ................................................................ 31

E. Data yang Dicari ..................................................................................... 32

1. Data Primer ...................................................................................... 32

2. Data Sekunder .................................................................................. 32

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 32

1. Tingkat Pendapatan.......................................................................... 32

2. Tingkat Konsumsi Rumah Tangga .................................................. 34

3. Kondisi dan Fasilitas Tempat Tinggal ............................................. 37

4. Akses pendidikan anak .................................................................... 40

5. Akses Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Tenaga Medis ............. 40

G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 42

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Instrumen Penelitian ............................................................................... 42

I. Pengujian Instrumen ............................................................................... 43

1. Tahap Uji Coba Instrumen ............................................................... 43

2. Tahap Perbaikan Instrumen ............................................................. 44

J. Teknik Analisis Data............................................................................... 44

1. Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 44

2. Uji Prasyarat .................................................................................... 44

3. Uji Hipotesis .................................................................................... 45

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 46

A. Letak Geografis ....................................................................................... 46

B. Gambaran Umum Perikanan di Kabupaten Cilacap ............................... 49

C. Gambaran Umum Perikanan di Kabupaten Pemalang............................ 51

D. Karakteristik Nelayan ............................................................................. 52

1. Karakteristik Nelayan di Kabupaten Cilacap................................... 52

2. Karakteristik Nelayan Buruh di Kabupaten Pemalang .................... 54

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 56

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 56

1. Deskripsi Variabel Tingkat Pendapatan .......................................... 56

2. Deskripsi Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga ................... 58

3. Deskripsi Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah ............... 60

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Deskripsi Variabel Akses Pendidikan Anak .................................... 61

5. Deskripsi Variabel Akses Pelayanan Kesehatan ............................. 62

B. Analisis Data ........................................................................................... 64

1. Uji Prasayarat ................................................................................... 65

2. Hasil Penelitian ................................................................................ 65

a. Komparasi Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh ....................... 66

b. Komparasi Tingkat Konsumsi Nelayan Buruh ......................... 67

c. Komparasi Tempat Tinggal dan Fasilitas

Rumah Nelayan Buruh ............................................................. 69

d. Komparasi Akses pendidikan Anak Nelayan Buruh ................ 71

e. Komparasi Akses Kesehatan Nelayan Buruh ........................... 73

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 75

1. Perbedaan Tingkat Pedapatan Nelayan Buruh................................. 75

2. Perbedaan Tingkat Konsumsi Nelayan Buruh ................................. 77

3. Perbedaan Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas

Rumah Nelayan Buruh..................................................................... 80

4. Perbedaan Akses Pendidikan Nelayan Buruh .................................. 82

5. Perbedaan Akses Kesehatan dan Pelayanan Tenaga

Medis Nelayan Buruh ...................................................................... 84

BAB VI: KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN .......................... 86

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kesimpulan ............................................................................................. 86

B. Keterbatasan ............................................................................................ 89

C. Saran ....................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93

LAMPIRAN .......................................................................................................... 95

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Cara Bagi Hasil Pada Tiap-Tiap

Jenis Alat Tangkap Penangkapan .................................................. 17

Tabel III.1 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pendapatan

Nelayan Buruh ............................................................................... 33

Tabel III.2 Mean dan Standar Deviasi Variabel Pendapatan........................... 33

Tabel III.3 Pedoman Skala Variabel Pendapatan ........................................... 34

Tabel III.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat

Konsumsi Rumah Tangga Nelayan Buruh .................................... 35

Tabel III.5 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat

Konsumsi Rumah Tangga ............................................................ 35

Tabel III.6 Pedoman Skala Variabel Tingkat Konsumsi Rumah

Tangga ........................................................................................... 36

TabelIII.7 Kriteria Kondisi Rumah Berdasarkan Indikator

Kesejahteraan Menurut BPS dalam SUSENAS 2003 ................... 37

Tabel III.8 Indikator Tempat Tinggal yang Sudah Disesuaikan ..................... 39

Tabel III.9 Mean dan Standar Deviasi Skor Variabel Tempat

Tinggal dan Fasilitas Rumah Nelayan Buruh ................................ 39

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel III.10 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tempat Tinggal

dan Fasilitas Rumah ...................................................................... 40

Tabel III.11 Pedoman Skala Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas

Rumah............................................................................................ 40

Tabel III.12 Indikator Akses Pendidikan Anak dan Akses

Kesehatan Menurut Indikator Kesejahteraan BPS dalam

SUSENAS 2003 yang dimodifikasi .............................................. 41

Tabel IV.1 Daftar Nama Kecamatan di Kabupaten Cilacap ............................ 46

Tabel IV.2 Nama-Nama Kecamatan di Kabupaten Pemalang ........................ 48

Tabel IV.3 Jumlah Unit Alat Tangkap Ikan Perairan Laut

di Kabupaten Cilacap .................................................................... 51

Tabel IV.4 Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Desa Asemdoyong ................. 52

Tabel IV.5 Deskripsi Responden Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir.........................................52

Tabel IV.6 Deskripsi Responden Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir.........................................54

Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh

yang Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan

di Kabupaten Cilacap .................................................................... 57

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Nelayan

Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah


xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lingkungan di Kabupaten Pemalang............................................. 58

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap ............................................... 58

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang.............................................59

Tabel V.5 Distribusi frekuensi kondisi tempat tinggal

Dan Failitas rumah nelayan buruh kabupaten Cilacap .................. 60

Tabel V.6 Distribusi frekuensi kondisi tempat tinggal

Dan fasilitas rumah nelayan buruh kabupaten pemalang .............. 60

Tabel V.7 Distribusi Frekuensi Akses Pendidikan Anak Nelayan

Buruh Kabupaten Cilacap.............................................................. 61

Tabel V.8 Distribusi Frekuensi Akses Pendidikan Anak Nelayan

Buruh Kabupaten Pemalang .......................................................... 62

Tabel V.9 Distribusi Frekuensi Akses Kesehatan dan Pelayanan

Tenaga Medis Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap ....................... 62

Tabel V.10 Distribusi Frekuensi Akses Kesehatan dan Pelayanan

Tenaga Medis Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang .................... 63

Tabel V.11 Uji Normalitas Pada Kelompok Nelayan Buruh

yang Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan ................ 64

Tabel V.12 Uji Normalitas Pada Kelompok Nelayan Buruh yang

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan .............. 64

Tabel V.13 Hasil Uji Mann-Whitney Variabel Tingkat Pendapatan ............... 67

Tabel V.14 Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel

Tingkat Konsumsi ......................................................................... 68

Tabel V.15 Hasil Uji Independent Sample T Test Variabel

Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah ............................................ 70

Tabel V.16 Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel

Akses Pendidikan Anak ................................................................. 72

Tabell V.17 Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel

Akses Kesehatan dan Pelayanan Medis.........................................74

xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Macam-macam Alat Tangkap yang Dilarang

Penggunaannya daam Peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2015...........................................13

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..........................................................................26

xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lokasi

strategis di antara benua Asia dan Benua Australia dengan wilayah laut seluas 5,8

juta km2 dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini membuat Indonesia

dikenal memiliki potensi bahari yang besar untuk diolah (Apridar, 2015: 4-5).

Pada tahun 2015, hasil perikanan laut yang dijual di Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) seluruh Indopnesia telah mencapai 535.712 ton. Indonesia telah berhasil

mengekspor 109.624,4 ton komoditi kepiting dan kerang-kerangan; 145.077,9 ton

udang; dan 77.465,3 ton ikan tuna atau tongkol (Badan Pusat Statistik, 2015).

Potensi kekayaan hasil laut Indonesia yang besar sesungguhnya dapat

meningkatkan kesejahteraan para nelayan, tetapi kenyataanya justru berkebalikan.

Fakta menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per kapita nelayan perikanan laut

Jawa Tengah tahun 2003 sebesar Rp894.112. Berdasarkan Pencapaian Milenium

Development Goals (MDG) dari Bank Dunia, pendapatan sebesar Rp894.112

termasuk dalam kategori extreme poverty (Data Dinas Perikanan dan Kelautan

2005 dalam Hendratmoko, 2010). Dengan kata lain, gambaran tersebut

menunjukkan bahwa kaum nelayan masih belum mampu memenuhi standar hidup

layak, meskipun laut Indonesia memiliki potensi sumber daya alam hasil laut yang

besar.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perubahan iklim yang tidak menentu seperti cuaca ekstrim menjadi salah

satu faktor penyebab dan kendala bagi para nelayan, yang berpotensi

menyebabkan masa paceklik dan menurunkan tingkat kesejahteraan nelayan.

Masa paceklik adalah masa di mana hasil tangkapan yang diperoleh berkurang,

sehingga nelayan terpaksa menghentikan kegiatan untuk melaut karena hasil yang

diperoleh hanya sedikit. Ketidakpastian akan perolehan hasil laut tersebut,

mendorong nelayan untuk berusaha mengoptimalkan hasil tangkapan. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan dan

menciptakan efisiensi modal dengan menggunakan beragam jenis alat tangkap

agar dapat memperoleh hasil tangkapan yang optimal.

Ada dua macam jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan, yaitu alat

tangkap ramah lingkungan dan alat tangkap tidak ramah lingkungan. Modifikasi

alat tangkap yang masuk dalam kriteria ramah lingkungan berdasarkan Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 42 tahun 2014 adalah jaring lingkar,

jaring angkat, jaring tebar, jaring insang, alat perangkap dasar laut, alat pancing,

dan alat penjepit atau alat yang dapat melukai secara langsung. Untuk modifikasi

alat tangkap tidak ramah lingkungan contohnya adalah semua jenis pukat hela

atau trawls dan pukat tarik atau seine nets (Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 2 tahun Tentang 2015).

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Kajian Word Wide for

Nature Indonesia, pada tahun 2011 jumlah nelayan yang menggunakan alat

tangkap tidak ramah lingkungan seperti cantrang dan trawl telah mencapai 91.931

unit. Penyebab banyaknya penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

seperti trawls (pukat tarik) dan cantrang (pukat hela) disebabkan karena alat

tangkap tersebut dinilai lebih efisien untuk melakukan produksi. Hasil tangkapan

yang diperoleh dengan menggunakan trawl dan cantrang lebih banyak jika

dibanding menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Besarnya hasil

tangkapan disebabkan mata jaring pada trawl dan cantrang terlalu kecil, sehingga

biota laut seperti ikan, udang dan berbagai jenis biota lainnya dengan segala

ukuran akan mudah tertangkap. Namun selain memberikan keuntungan bagi para

nelayan, penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti trawl dan

cantrang juga memberikan dampak negatif terutama untuk kelestarian lingkungan

laut. Kesempatan regenerasi biota laut semakin berkurang akibat penangkapan

yang tidak selektif (www.wwf.or.id).

Dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan laut, Pemerintah Indonesia

mengeluarkan Peraturan Menteri terkait penggunaan alat tangkap yang ramah

lingkungan, yaitu Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun

2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan

Pukat Tarik. Alat tangkap berupa trawl (pukat tarik) dan seine nets (pukat hela)

dinilai dapat merusak keseimbangan alam dan tidak ramah lingkungan. Budaya

penggunaan trawl dan seine nets yang tidak ramah lingkungan pada akhirnya

turut menyumbang adanya over fishing dan over exploited hasil laut.

Terkait dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun

2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan

Pukat Tarik, ada daerah yang sudah menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

salah satunya adalah Kabupaten Cilacap. Penggunaan alat tangkap ramah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lingkungan di Kabupaten Cilacap sudah berlangsung sejak tahun 1990an, sebelum

dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 tahun 2015

Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat

Tarik. Kesepakatan atas penggunaan alat tangkap ramah lingkungan muncul

karena adanya konflik sosial perihal kesenjangan dan kecemburuan antar dua

golongan nelayan, yaitu nelayan yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan, dengan nelayan yang menggunakan alat tangkap tidak ramah

lingkungan seperti jaring arad (pukat tarik). Kesepakatan untuk menggunakan alat

tangkap yang ramah lingkungan juga kembali dilakukan oleh perwakilan

kelompok nelayan Cilacap bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa

Tengah pada tahun 2012. Perwakilan nelayan Kabupaten Cilacap menandatangi

nota kesepakatan untuk penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan

(www.regional.kompas.com). Kejadian ini menjadi faktor penyebab munculnya

kesepakatan antar nelayan di Kabupaten Cilacap untuk tetap menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan.

Daerah yang hingga kini masih mengoperasikan alat tangkap tidak ramah

lingkungan salah satunya adalah Kabupaten Pemalang. Alat tangkap tidak ramah

lingkungan seperti trawl, cantrang dan garok masih menjadi alat tangkap utama.

Pemakaian alat tangkap seperti trawl dan cantrang juga sudah menjadi budaya

turun-temurun. Masalah permodalan menjadi alasan atas penggunaan alat tangkap

tidak ramah lingkungan, sebab penggunaannya juga harus disesuaikan kembali

dengan jenis dan ukuran kapal. Hal ini menyebabkan pembengkakkan kembali

biaya atau modal pemilik kapal karena peralihan penggunaan alat tangkap. Biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tambahan untuk peralihan penggunaan alat tangkap mengakibatkan pemilik kapal

belum mau beralih untuk menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

Lingkungan laut merupakan komponen penting untuk meningkatkan

kesejahteraan nelayan, dan kelestariannya harus tetap dijaga untuk

keberlangsungan hidup masyarakat nelayan. Berdasarkan perbedaan kondisi dua

daerah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tingkat kesejahteraan nelayan

buruh dengan judul “Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Nelayan Buruh

yang Menggunakan Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan

Tidak Ramah Lingkungan Pada Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang dan

Kabupaten Cilacap”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan meneliti perbedaan tingkat

kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini menguji tingkat kesejahteraan dilihat

dari indikator tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat

tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak, dan akses kesehatan dan

pelayanan tenaga medis. Lokasi penelitian hanya akan dilakukan di Kabupaten

Pemalang khususnya di Desa Asemdoyong (untuk pengguna alat tangkap tidak

ramah lingkungan), sedangkan di Kabupaten Cilacap lokasi penelitian berada di

Kelurahan Cilacap Selatan dan Kelurahan Tegalkamulyan (untuk pengguna alat

tangkap yang ramah lingkungan). Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Cilacap

dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap sesuai dan mewakili kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian. Penulis membatasi lokasi penelitian agar nantinya hasil penelitian

dapat terfokus dan mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian.

Subjek penelitian ini adalah nelayan buruh. Hal ini dikarenakan kaum

nelayan buruh adalah pihak yang paling merasakan dampak dari perubahan

penggunaan alat tangkap. Selain itu, nelayan buruh merupakan masyarakat

termarginal dari segi sumber daya maupun ketrampilan dalam sistem kerja

nelayan.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih

yang diperoleh nelayan buruh setelah melakukan bagi hasil dengan pemilik kapal

dalam satu bulan yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

2. Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan

yang dialokasikan untuk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, yaitu

kebutuhan pangan maupun nonpangan, dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

3. Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah

Kondisi tempat tinggal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi

fisik tempat tinggal nelayan buruh beserta fasilitas penunjang yang ada di dalam

rumah. Variabel kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah diukur dengan skala

ordinal (kurang layak, cukup layak dan layak).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Akses pendidikan anak

Akses pendidikan anak adalah kemudahan nelayan buruh dalam memasukan

anak ke jenjang pendidikan tertentu. Akses pendidikan diukur dalam skala ordinal

(terjangkau, cukup terjangkau, atau sulit dijangkau).

5. Akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis

Akses pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keterjangkauan nelayan buruh dalam mendapat akses kesehatan dari tenaga medis.

Akses pelayanan kesehatan dan pelayanan tenaga medis diukur dalam skala

ordinal (terjangkau, cukup terjangkau, atau sulit dijangkau).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan?

2. Apakah ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan?

3. Apakah ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan?

4. Apakah ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Apakah ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat pendapatan antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaaan tingkat konsumsi rumah

tangga antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kondisi tempat tinggal dan

fasilitas rumah antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan akses pendidikan anak antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan.

5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan akses kesehatan dan

pelayanan tenaga medis antara nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi masyarakat,

pemerintah, bagi pembaca, serta bagi penelitian selanjutnya baik secara teoritik

maupun praktik. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritik

a. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tingkat

kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

dan tidak ramah lingkungan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/masukan mengenai

kesejahteraan nelayan buruh berdasarkan jenis alat tangkap, yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan implementasi suatu kebijakan. Khususnya dalam

melihat keterkaitannya dengan pelarangan penggunaan alat tangkap tidak ramah

lingkungan dalam rangka menjaga keselarasan kepentingan ekonomi dan

pelestarian lingkungan.

b. Bagi penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

perbedaan tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini juga diharapkan

dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Tinjauan Teori

1. Penggolongan Nelayan dalam Kelompok Kerja

Masyarakat nelayan mengenal mengenal adanya istilah golongan seperti

juragan darat, juragan laut, dan pandhiga atau nelayan buruh dalam satu sistem

kerja nelayan. Istilah golongan dalam kelompok kerja para nelayan dilihat

berdasarkan tugas dan kepemilikan modal per orangnya. Dalam sistem kerja

nelayan, juragan darat menempati posisi yang tertinggi. Juragan darat adalah para

pemilik modal berupa alat tangkap dan perahu untuk melaut. Perahu yang dimiliki

juragan darat akan dioperasikan oleh juragan laut atau kapten kapal, yang telah

ditunjuk oleh juragan darat atas dasar kepercayaan.

Sementara itu, juragan laut adalah orang yang memimpin atau kapten kapal

saat sedang melaut. Juragan laut memiliki keterampilan yang lebih dibandingkan

dengan pandhiga atau nelayan buruh, misalnya dalam mengetahui arah angin,

lokasi berkumpulnya ikan, lokasi strategis penebaran jala, pengambil keputusan

dalam penebaran jala, dan kegiatan melaut lainnya. Sedangkan pandhiga atau

nelayan buruh bekerjasama untuk membantu juragan laut. Masing-masing di

setiap kapal memiliki jumlah pandhiga atau nelayan buruh yang beragam sesuai

dengan kapasitas dan kebutuhan kapal. Para nelayan buruh hanya mengerjakan hal

tertentu, sesuai dengan keterampilannya seperti juru mesin, juru lampu, juru

jaring, dan juru kemudi. Pandhiga atau nelayan buruh adalah nelayan yang

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

mengabdi atau bekerja pada pemilik kapal. Nelayan buruh hanya mengandalkan

tenaga sebagai sumberdaya dalam sistem kerja nelayan. Penghasilan yang

didapatkan oleh pandhiga atau nelayan buruh diperoleh dari sistem bagi hasil

dengan para juragan darat. Penghasilan yang didapatkan sangat bergantung pada

besar kecilnya hasil tangkapan sehari-hari. Penggunaan jenis alat tertentu turut

memengaruhi jumlah hasil tangkapan (Sumintarsih et.al, 2005:22-23)

Penggolongan nelayan tidak hanya ada dalam satu tim, melainkan dalam

kelompok masyarakat nelayan itu sendiri. Mulyadi (2007:7) membedakan

kelompok nelayan berdasarkan kepemilikan sumberdaya alat tangkap. Kelompok

tersebut terdiri atas: (1) nelayan buruh, (2) nelayan juragan, dan (3) nelayan

perorangan. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap

milik orang lain. Sebaliknya, nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat

tangkap yang dioperasikan oleh orang lain. Adapun nelayan perorangan adalah

nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri dan dalam pengoperasiannya

tidak melibatkan orang lain.

2. Alat Tangkap Ikan

a. Alat Tangkap Ramah Lingkungan

Kelangsungan sumberdaya alam biota laut menjadi hal penting bagi

kehidupan nelayan. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan perikanan tangkap

harus dilakukan secara bertangungjawab. Berdasarkan Direktorat Produksi Ditjen

Perikanan dalam Nanlohy 2013, penangkapan ikan yang ramah lingkungan perlu

memperhatikan beberapa faktor berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

1) Kriteria penangkapan ikan ramah lingkungan

Hal yang perlu diperhatikan beberapa hal antara lain: selektifitas alat

penangkapan ikan, tidak merusak sumberdaya dan lingkungan, meminimumkan

discard (ikan buangan).

2) Fishing ground

Pembagian daerah penangkapan ikan yang sesuai dengan ukuran kapal dan

jenis alat tangkap yang digunakan, pengaturan operasi penangkapan ikan di

lapangan agar tidak terjadi benturan antar kelompok nelayan (nelayan tradisional

dan nelayan modern).

3) Pemanfaatan

Sumberdaya perikanan harus dikelola secara wajar, agar kontribusi terhadap

nutrisi, ekonomi dan kesejahteraan sosial penduduk dapat ditingkatkan.

4) Peraturan

Perlu diperhatikan adanya peraturan-peraturan yang mengatur jalannya

operasi penangkapan ikan yang menuju ramah lingkungan dan bertanggungjawab.

Menurut Monintja (2001), kriteria teknologi penangkapan ikan memiliki

beberapa aturan penting, yaitu: selektifitas yang tinggi, tidak membahayakan

nelayan, tidak destruktif terhadap nelayan, produksinya berkualitas, produknya

tidak membahayakan konsumen, by-catch dan discard minimum, tidak

menangkap spesies yang dilindungi atau punah, dampak minium terhadap

keanekaragaman hayati, dapat diterima sosial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

b. Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan

Mengacu pada pelaksanaan perikanan tangkap yang ramah lingkungan,

pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 02 Tahun 2015 Tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan

Pukat Hela dan Pukat Tarik, sebagai kebijakan untuk mendukung prinsip ekonomi

yang berkelanjutan dalam sektor perikanan tangkap di Indonesia.

Peraturan Menteri Nomor 02 Tahun 2015 Tentang Larangan Penggunaan

Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik menegaskan, bahwa

penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti Pukat Hela dan Pukat

Tarik kini dilarang. Berikut adalah rincian jenis dari alat tangkap pukat tarik dan

hela: (1) pukat hela dasar atau bottom trawls, (2) pukat hela pertengahan atau

midwaters trawls, (4) pukat hela berpapan, dan (5) pukat hela dorong. Sedangkan

untuk pukat tarik meliputi : (1) dogol (danish seines), (2) pair seines, (3) payang,

(4) cantrang, dan (5) lampara dasar.

Gambar 2.1 Macam–Macam Alat Tangkap yang Dilarang


Penggunaannya Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
02 Tahun 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

3. Kesejahteraan Keluarga Nelayan

a. Definisi dan Ruang Lingkup Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan mememiliki definisi yang luas dan beragam. Kesejahteraan

merupakan sejumlah kepuasan yang diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi

pendapatan yang diterima. Namun demikian tingkatan dari kesejahteraan

merupakan sesuatu yang sifatnya relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan

yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut (Sawidak dalam

Sunarti 2006). Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial,

material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan

ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara mengadakan

usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosisal sebaik-baiknya bagi diri,

rumah tangga serta masyarakat (Rambe dalam Sunarti 2006). Kesejahteraan dapat

dilihat dari terpenuhinya seluruh kebutuhan baik yang bersifat fisik maupun

nonfisik, yang mendukung tingkat harapan hidup seseorang (Badan Pusat

Statistik, 2000).

Konsep Kesejahteraan Sosial juga terdapat dalam menurut Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang menjelaskan bahwa

suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara

hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan

dapat melaksanakan fungsi sosialnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Menurut Sunarti (2001), terdapat dua dimensi ruang lingkup kesejahteran

keluarga, yaitu dimensi material dan dimensi spiritual. Kesejahteraan juga dapat

dilihat dari sisi kesejahteraan ekonomi (family well-being), dan kesejahteraan

material (family material well-being). Kesejahteraan ekonomi dapat dilihat dari

jumlah pendapatan, upah, kepemilikan aset, dan pengeluaran rumah tangga,

sedangkan kesejahteraan material dilihat dari berbagai barang dan jasa yang dapat

diakses oleh keluarga. Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan merujuk pada

kesejahteraan ekonomi, karena variabel yang dipilih dalam penelitian adalah

tingkat pendapatan, tingkat konsumsi, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses

pendidikan anak, serta akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis.

b. Pengukuran Tingkat Kesejahteraan Keluarga

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan keluarga. Ukuran tingkat kesejahteraan menurut World Bank (2004)

lebih menekankan pada pendekatan pengeluaran. Pengukuran tingkat

kesejahteraan terbagi dalam dua bagian, yaitu kesejahteraan subjektif dan

kesejahteraan yang objektif. Pengukuran kesejahteraan secara subjektif berkaitan

dengan aspek psikologis yang dilihat dari tingkat kepuasan atau kebahagiaan.

Sementara pengukuran secara objektif dilihat dari patokan baku seperti tingkat

pendapatan per kapita dan kepemilikan aset.

Menurut Sunarti (2001) aspek yang diamati dalam menganalisis

kesejahteraan mencakup pendapatan, pengeluaran konsumsi, status pekerjaan,

kondisi kesehatan, serta akses untuk memanfaatkan kebutuhan dasar (air, sanitasi,

pelayanan kesehatan, pendidikan). Badan Pusat Statistik (2013) yang mengacu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) mengukur kesejahteraan

secara spesifik menggunakan indikator sebagai berikut.

- Kependudukan; meliputi jumlah laju pertumbuhan penduduk, sebaran dan

kepadatan penduduk, fertilitas dan migrasi

- Kesehatan dan gizi; meliputi derajat kesehatan masyarakat dan pemanfaatan

fasilitas kesehatan

- Pendidikan; meliputi tingkat pendidikan, angka partisipasi sekolah, dan

fasilitas pendidikan

- Ketenagakerjaan; meliputi tingkat partisipasi kerja dan tingkat

pengangguran terbuka, lapangan kerja dan status pekerjaan, pekerja menurut

jumlah jam kerja

- Pengeluaran dan konsumsi penduduk; meliputi distribusi pendapatan dan

pengeluaran rumah tangga (pangan dan nonpangan)

- Perumahan dan lingkungan; meliputi kualitas tempat tinggal, fasilitas

rumah, status tempat tinggal

- Kemiskinan; meliputi perkembangan kemiskinan, karakteristik demografi,

kerakteristik pendidikan, karakteristik ketenagakerjaan, karakteristik

perumahan.

- Sosial lainnya; meliputi perjalanan wisata, akses pada informasi dan

hiburan, pemberian kredit usaha dan pelayanan kesehatan gratis, tindak

kejahatan.

Dalam penelitian ini, kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan diukur berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat tinggal dan

fasilitas rumah, akses pendidikan, akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis.

Pendapatan rumah tangga menurut Gilarso (2004) adalah segala bentuk

balas-karya yang diperoleh sebagi imbalan atau balas jasa atas sumbangan

seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan yang dihasilkan umumnya

bersumber dari usaha sendiri contohnya seperti wiraswasta, lalu bekerja pada

orang lain sebagai pegawai, karyawan, atau buruh. Terakhir bersumber dari hasil

kepemilikan, misalnya dengan menyewakan sawah, rumah, tanah, dan lain-lain.

Pendapatan nelayan buruh atau pandhiga ditentukan dengan sistem bagi

hasil dan jarang diterima sistem upah atau gaji tetap. Dalam sistem bagi hasil

bagian yang dibagikan kepada nelayan buruh adalah pendapatan dari penjualan

hasil tangkapan, dikurangi ongkos-ongkos eksploitasi yang dikeluarkan pada

waktu beroperasi ditambah dengan ongkos penjualan hasil (Mulyadi, 2007: 90).

Setiap daerah memiliki bentuk kesepakatan yang berbeda dalam sistem bagi

hasil. Sistem bagi hasil mengenal adanya proporsi berdasarkan alat tangkap,

sehingga masing-masing golongan alat tangkap memiliki standard tersendiri untuk

proporsi bagi hasil, berikut salah satu contoh proporsi bagi hasil berdasarkan jenis

alat tangkap (Mulyadi, 2007: 90-91).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Tabel II.1
Cara Bagi Hasil pada Tiap-Tiap Jenis Alat Tangkap Penangkapan
Cara Yang Umum Variasi Tertinggi Variasi Terendah
Jenis Alat Untuk Nelayan Untuk Nelayan
Tangkap Pemilik Nelayan Pemilik Nelayan Pemilik Nelayan
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Pukat langgar 33,4 66,6 50,0 50,0 - -
Pukat halus 33,4 66,6 25,0 75,0 - -
Pukat banting 50,0 50,0 33,4 66,6 60,0 40,0
Pukat trawler 60,0 40,0 50,0 50,0 70,0 30,0
Jaring 60,0 40,0 33,4 66,6 - -
Sumber: Mulyadi, 2007

Tingkat konsumsi rumah tangga juga menjadi pertimbangan dalam melihat

tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Menurut Gilarso (2004: 63), besarnya

pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:

- Jumlah penghasilan yang masuk

- Jumlah anggota keluarga

- Taraf pendidikan dan status sosial dalam masyarakat

- Lingkungan sosial sekitar

- Adat dan agama dan selera masyarakat

- Kemampuan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan

- Musim (contoh: panen/paceklik, masa pendaftaran sekolah)

- Pengaruh psikologis

- Banyaknya aset yang dimiliki

Hukum Engel dalam ilmu ekonomi menyatakan bahwa saat pendapatan

meningkat, proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk membeli kebutuhan

pangan akan berkurang, bahkan jika pengeluaran aktual untuk makanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

meningkat. Pola pengeluaran keluarga akan berubah seiring dengan berubahnya

tingkat pendapatan. Proporsi konsumsi keluarga untuk kebutuhan pangan akan

berkurang, sedangkan konsumsi rumah tangga untuk kebutuhan nonpangan

seperti biaya pendidikan, investasi, saving, kesehatan dan kebutuhan leisure akan

bertambah ketika sesuai dengan bertambahnya pendapatan.

Tempat tinggal merupakan salah kebutuhan dasar atau primer yang harus

dipenuhi. Maka kesejahteraan nelayan buruh juga dapat dilihat dari kondisi

tempat tinggal dan fasilitas rumah. Indikator kesejahteraan Badan Pusat Statistik

(2013) menyatakan bahwa kualitas tempat tinggal yang sehat dan baik diartikan

sebagai kondisi rumah yang memenuhi standard minimal dari segi kesehatan,

sosial, budaya, ekonomi dan kualitas teknis. Fasilitas yang dapat mencerminkan

kesejahteraan rumah tangga antara lain kualitas material atap, dinding, dan lantai.

Selain itu fasilitas penunjang lainnya meliputi luas lantai, sumber air, fasilitas

MCK dan sumber penerangan.

c. Tingkat Kesejahteraan Menurut Undang-Undang

Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1992 dalam (Putra, 2014) ada

beberapa kategori keluarga sejahtera dengan kriteria tertentu. Kategori ditetapkan

sebagai berikut.

a. Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah

satu atau lima kebutuhan dasar (basic needs) sebagai keluarga sejahtera I, seperti

kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga yang telah memenuhi

kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu:

1) Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota

keluarga.

2) Pada umumnya seluruhnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau

lebih.

3) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja sekolah dan bepergian.

4) Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.

5) Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin berKB dibawa ke

sarana/petugas kesehatan.

c. Keluarga Sejahtera Tahap II

Keluarga sejahtera tahap II yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah

dapat memenuhi kriteria keluarga sejatera tahap I, harus pula memenuhi

syarat sosial psikologis 6 sampai 14 yaitu:

6) Anggota keluarga menjalankan ibadah secara teratur.

7) Paling kurang sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur

sebagai lauk pauk.

8) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru

per tahun.

9) Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni

rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

10) Seluruh anggota keluarga selama tiga bulan terakhir dalam keadaan sehat.

11) Paling kurang satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas

mempunyai penghasilan tetap.

12) Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan

latin.

13) Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini.

14) Bila anak hidup dua atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur

memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil).

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai

14 dan dapat pula memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga

yaitu:

15) Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

16) Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan

keluarga.

17) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu

dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

18) Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

19) Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang satu kali per

enam bulan.

20) Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.

21) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai

dengan kondisi daerah setempat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

e. Keluarga Sejahtera Tahap III plus

Keluarga yang dapat memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan dapat pula

memenuhi kriteria 22 dan 23 , kriteria pengembangan keluarga yaitu:

22) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan

sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.

23) Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.

f. Keluarga Miskin

Keluarga Miskin adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan

Keluarga Sejahtera Tahap I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah

satu atau lebih indikator yang meliputi:

1) Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/telur/ikan.

2) Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

stel pakaian baru.

3) Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni.

g. Keluarga miskin sekali

Keluarga miskin sekali adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan

Keluarga Sejahtera Tahap I karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi

salah satu atau lebih indikator yang meliputi:

1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih

2) Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian.

3) Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Dina

Mahardhika pada tahun 2008 tentang “Pengaruh Jenis Alat Tangkap Terhadap

Tingkat Kesejahteraan Nelayan Di Kelurahan Tegalsari dan Muarareja, Tegal,

Jawa Tengah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berdasarkan kriteria

kemiskinan Sajogyo dan kriteria kemiskinan Direktorat Jendral Tata Guna Tanah,

seluruh rumah tangga nelayan pemilik Cantrang di kota Tegal termasuk kriteria

tidak miskin. Sementara itu hanya terdapat 10% rumah tangga nelayan pemilik

Arad yang masuk tergolong dalam kategori miskin, sedangkan 90% lainnya

masuk kategori tidak miskin.

Selain itu berdasarkan perhitungan skor dari 11 indikator kesejahteraan

menurut BPS dalam SUSENAS 2003 seluruh rumah tangga nelayan pemilik

Cantrang dan Arad di Kota Tegal memiliki kesejahteraan yang tinggi.

C. Kerangka Berpikir

Aspek-aspek dalam penilaian tingkat kesejahteraan antara lain mencakup

tingkat pendapatan, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan akses akan

kebutuhan dasar rumah tangga seperti: pelayanan kesehatan, pendidikan, air dan

sanitasi (Sunarti, 2001).

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan nelayan buruh atau pandhiga ditentukan dengan sistem bagi

hasil dan jarang diterima sistem upah atau gaji tetap. Dalam sistem bagi hasil

bagian yang dibagikan kepada nelayan buruh adalah pendapatan dari penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

hasil tangkapan, dikurangi ongkos-ongkos eksploitasi yang dikeluarkan pada

waktu beroperasi ditambah dengan ongkos penjualan hasil (Mulyadi, 2007: 90).

Penggunaan alat tangkap menjadi faktor utama yang menentukan perolehan

jumlah hasil tangkapan. Semakin banyak dan beragam jenis hasil tangkapan yang

didapat, maka proporsi bagi hasil yang didapatkan nelayan buruh juga semakin

besar. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai

berikut.

Ha= Ada perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

2. Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Tingkat konsumsi sangat bergantung pada jumlah pendapatan yang

diperoleh. Hukum Engel dalam ilmu ekonomi menyatakan bahwa saat pendapatan

meningkat, proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk membeli kebutuhan

pangan akan berkurang, bahkan jika pengeluaran aktual untuk makanan

meningkat. Meningkat atau menurunnya jumlah pendapatan yang diperoleh

nelayan buruh sangat bergantung pada hasil tangkapan yang didapatkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut.

Ha= Ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

3. Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah

Variabel lain yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan

nelayan buruh adalah kondisi rumah dan fasilitas tempat tinggal. Indikator

kesejahteraan Badan Pusat Statistik (2013) menyatakan bahwa kualitas tempat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

tinggal yang sehat dan baik diartikan sebagai kondisi rumah yang memenuhi

standard minimal dari segi kesehatan, sosial, budaya, ekonomi dan kualitas teknis.

Fasilitas yang dapat mencerminkan kesejahteraan rumah tangga antara lain

kualitas material atap, dinding, dan lantai. Berdasarkan uraian di atas, dapat

dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut.

Ha= Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

4. Akses Pendidikan Anak

Kesejahteraan keluarga dapat dilihat dari akses keluarga untuk memenuhi

kebutuhan dasar, seperti akses pendidikan anak. Akses pendidikan anak

merupakan kemudahan untuk memasukan anak ke jenjang pendidikan tertentu.

akses pendidikan anak dapat dilihat dari keterjangkauan biaya sekolah,

keterjangkauan biaya pemerintah seperti beasiswa, dan jarak antara rumah dengan

falisitas pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis ketiga

sebagai berikut.

Ha= Ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

5. Akses Kesehatan dan Pelayanan Tenaga Medis

Akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis menjadi indikator umum yang

dipertimbangkan dalam menilai tingkat kesejahteraan keluarga. Akses kesehatan

meliputi meliputi derajat kesehatan masyarakat dan pemanfaatan fasilitas

kesehatan (fasilitas rumah sakit dan klinik, asuransi kesehatan dari pemerintah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

berbagai program kesehatan dari pemerintah, dan lain-lain). Berdasarkan uraian di

atas, dapat dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut.

Ha= Ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Tingkat
Pendapatan
Nelayan buruh
yang
menggunakan Tingkat konsumsi
alat tangkap rumah tangga
ramah lingkungan
Kesejahteran
Kondisi tempat
tinggal dan
Nelayan buruh fasilitas rumah
yang menggunakan
Akses pendidikan
alat tangkap tidak
anak
ramah lingkungan

Akses kesehatan
dan pelayanan dari
tenaga medis

D. Hipotesis Penelitian

Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ada perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

2. Ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

3. Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

4. Ada perbedaan akses pendidikan anak pendidikan antara nelayan buruh

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

5. Ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian komparatif, yaitu

penelitian yang sifatnya membandingkan atau membedakan. Menurut Sugiyono

(2012:36), penelitian komparatif merupakan penelitian yang membandingkan

keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau

pada waktu yang berbeda.

Jenis penelitian komparatif dilakukan untuk membandingkan tingkat

kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan di Kabupaten Cilacap dan

Kabupaten Pemalang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang pertama adalah Kabupaten Cilacap tepatnya

dilakukan di Kelurahan Cilacap dan Kelurahan Tegalkamulyan. Lokasi kedua

berada di Kabupaten Pemalang tepatnya di Desa Asemdoyong. Alasan pemilihan

lokasi sebagai tempat penelitian dikarenakan responden pada lokasi ini

representatif (sudah mewakili) dan sesuai dengan kriteria penelitian. Hal ini

didukung oleh hasil survei pada kedua lokasi.

Di Kabupaten Cilacap tepatnya di Kelurahan Cilacap dan Tegalkamulyan

penggunaan alat tangkap ramah lingkungan jenis jaring insang tetap (set gillnets)

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

yang terdiri dari jaring ikan, jaring udang, jaring rajungan, jaring mengkara, dan

jaring dawah, serta jenis jaring insang hanyut (drift nets) seperti jaring nylon

masih sering digunakan. Sedangkan di Kabupaten Pemalang tepatnya di Desa

Asemdoyong, penggunaan alat yang tangkap tidak ramah lingkungan seperti

garok, cantrang dan arad masih banyak beroperasi bahkan menjadi alat tangkap

yang dominan. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga bulan

Agustus 2017.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah nelayan buruh. Nelayan buruh adalah

nelayan yang ikut melaut dan bekerja pada pemilik kapal/pemilik modal. Nelayan

buruh bekerja sesuai dengan keterampilan masing-masing, misalnya sebagai juru

kemudi, juru angkut jaring, juru lampu, juru mesin. Nelayan buruh juga ikut

membantu merawat dan memperbaiki alat tangkap apabila terjadi kerusakan.

Nelayan buruh merupakan kelompok marginal dalam sistem kerja nelayan, karena

tidak memiliki sumber daya sendiri seperti kapal dan alat tangkap. Penghasilan

yang didapatkan juga sangat bergantung pada banyak sedikitnya hasil laut yang

diperoleh, sebab pemilik kapal menggunakan sistem bagi hasil sesuai dengan hasil

tangkapan untuk upah nelayan buruh. Dengan demikian, semakin banyak hasil

tangkapan yang didapat, maka semakin besar penghasilan yang didapat nelayan

buruh, begitu pula sebaliknya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Dalam penelitian ini nelayan buruh yang diteliti adalah nelayan buruh yang

hanya bekerja dengan mengandalkan tenaga sebagai juru mudi, juru lampu, juru

angkut jaring dan tugas-tugas lain di luar tugas kapten atau juragan laut.

Penelitian ini fokus pada nelayan buruh yang bekerja menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang

menggunakan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan. Tingkat kesejahteraan akan dilihat melalui indikator pendapatan

rumah tangga, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat tinggal dan fasilitas

rumah, akses pendidikan anak, dan akses pelayanan kesehatan dan pelayanan

tenaga medis.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya

sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu (Sugiyono,

2012:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kaum nelayan buruh di

Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Cilacap.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel

adalah sebagian nelayan buruh yang menggunakan menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan di wilayah Kabupaten Pemalang

dan Kabupaten Cilacap. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 orang.

Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini diambil secara proporsional,

yaitu mengambil 35 orang dari populasi nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan 35 orang dari kelompok nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik yang akan digunakan untuk pengambilan sampel menggunakan

Sampling Purposive. Menurut Sugiyono (2012, p. 85) sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini,

peneliti ingin meneliti tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan, maka dalam

penelitian peneliti membuat beberapa pertimbangan dalam penetapan sampel

sebagai berikut:

a. Responden adalah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

b. Responden sudah berkeluarga.

c. Responden sudah berpengalaman sebagai nelayan buruh kurang lebih

selama 5 tahun dan masih aktif bekerja sebagai nelayan buruh.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

E. Data yang Dicari

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data Primer

Data primer merupakan data utama yang diperoleh peneliti dengan cara

membagikan kuesioner, observasi langsung, dan wawancara. Data primer yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah pendapatan dan pengeluaran keluarga,

kondisi tempat tinggal, akses pendidikan anak, dan kemudahan akses kesehatan.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung yang berfungsi

sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh dari hasil-hasil penelitian

sejenis, data dinas/instansi terkait (Badan Pusat Statistik, Dinas Kelautan dan

Perikanan, Pelabuhan Perikanan Pantai), kepustakaan, dokumentasi media, atau

sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi mengenai tingkat

kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

dan tidak ramah lingkungan.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kesejahteraan nelayan

buruh yang dilihat dari lima indikator, yaitu: tingkat pendapatan, tingkat

konsumsi, kondisi tempat tinggal, tingkat pendidikan, dan kondisi sosial lainnya.

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan dalam hal ini adalah penerimaan bersih uang yang diperoleh

nelayan buruh dalam satuan rupiah (Rp) setelah dibagikan oleh pemilik kapal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Menurut Mulyadi (dalam Hendratmoko, 2010) pendapatan nelayan penggarap

ditentukan dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem bagi hasil, bagian yang dibagi

ialah pendapatan setelah dikurangi ongkos-ongkos ekploitasi yang dikeluarkan

pada waktu beroprerasi ditambah dengan ongkos penjualan hasil.

Dalam penelitian ini, indikator untuk mengukur tingkat pendapatan adalah

jumlah pendapatan bersih nelayan buruh yang menggunakan menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan, yang diterima selama satu

bulan.

Skala pengukuran yang digunakan pada variabel pendapatan adalah skala

ordinal, yang menggambarkan tingkat pendapatan tinggi, rendah, dan sedang.

Penentuan skala pengukuran dibuat dengan menghitung mean dan standar deviasi

variabel pendapatan.

Tabel III.1
Mean dan Standar Deviasi Variabel Pendapatan Buruh

Pendapatan Nelayan Pendapatan Nelayan Buruh


Buruh yang yang Menggunakan Alat
Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah
Tangkap Ramah Lingkungan
Lingkungan
Mean Rp1.052.857,14 Rp2.448.571,43

Standar Rp541.640,06 Rp1.009.184,71


Deviasi

Tabel III.2
Mean dan Standar Deviasi Variabel Pendapatan

Pendapatan Nelayan Buruh


Mean Standar Deviasi
Rp1.750.714,29 Rp1.067.928,13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Untuk penentuan skala ordinal untuk variabel pendapatan berdasarkan kelas

interval dihitung dengan memasukan mean dan standar deviasi ke dalam rumus

interval sebagai berikut.

Tabel III.3
Pedoman Skala Variabel Pendapatan

Tingkat
Rumus interval Interval Skala
pendapatan
x < mean-standar deviasi
< Rp682.786
1 Rendah
Mean-standar deviasi < x < antara Rp682.786 -
mean+ standar deviasi Rp2.818.642 2 Sedang

x > Mean+ standar deviasi > Rp2.818.642 3 Tinggi


Sumber: data diolah, 2017

Penggolongan kategori variabel pendapatan dijelaskan sebagai berikut.

a. Pendapatan Rendah

Pendapatan tergolong dalam kategori rendah apabila responden dari kedua

kelompok memiliki pendapatan kurang dari Rp682.786 setiap bulannya.

b. Pendapatan Sedang

Pendapatan tergolong dalam kategori sedang, apabila responden dari kedua

kelompok memiliki pendapatan yang termasuk dalam rentang antara Rp682.786-

Rp2.818.642 setiap bulannya.

c. Pendapatan Tinggi

Pendapatan tergolong dalam kategori tinggi, apabila responden dari kedua

kelompok memiliki pendapatan lebih dari Rp2.818.642 setiap bulannya.

2. Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi merupakan kegiatan menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa.

Dalam penelitian ini tingkat konsumsi nelayan buruh diukur berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dialokasikan untuk memenuhi

kebutuhan berupa konsumsi pangan dan nonpangan (konsumsi listrik, konsumsi

air, biaya sekolah, dan biaya lain-lain) setiap bulan dalam satuan satuan Rupiah

(Rp).

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung mean dan standar deviasi untuk

menentukan skala pengukuran pada variabel konsumsi. Berikut adalah

perhitungan skala tingkat konsumsi rumah tangga.

Tabel III. 4
Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga
Nelayan Buruh

Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran Konsumsi


Nelayan Buruh yang Nelayan Buruh yang
Menggunakan Alat Menggunakan Alat
Tangkap Ramah Tangkap Tidak Ramah
Lingkungan Lingkungan
Mean Rp1.126.828,57 Rp2.030.542,86

Standar Deviasi Rp375.642,08 Rp518.629

Tabel III.5
Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Tingkat Konsumsi Nelayan Buruh


Mean Standar deviasi
Rp1.578.685,71 Rp639.690,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Tabel III.6
Pedoman Skala Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Rumus interval Interval kelas Skala Tingkat


Konsumsi
x < mean-standar deviasi < Rp938.995 1 Rendah

Mean-standar deviasi < x < antara Rp938.995- 2 Sedang


mean+ standar deviasi Rp2.218.376
x > Mean+ standar deviasi > Rp2.218.376 3 Tinggi
Sumber: olah data, 2017

Kategori penggolongan variabel tingkat konsumsi, dijelaskan sebagai

berikut.

a. Tingkat konsumsi rendah

Tingkat konsumsi tergolong rendah apabila responden dari kedua kelompok

membelanjakan pendapatan kurang dari Rp938.995 untuk konsumsi pangan dan

nonpangan setiap bulannya.

b. Tingkat konsumsi sedang

Tingkat konsumsi tergolong sedang, apabila responden dari kedua

kelompok membelanjakan pendapatan antara Rp938.995-Rp2.218.376 untuk

konsumsi pangan dan nonpangan setiap bulannya.

c. Tingkat konsumsi tinggi

Tingkat konsumsi tergolong tinggi, apabila responden dari kedua kelompok

membelanjakan pendapatannya lebih dari Rp2.218.376 untuk konsumsi pangan dan

nonpangan.

Konsumsi rumah tangga nelayan buruh dikaji melalui beberapa aspek yaitu:

konsumsi pangan, konsumsi listrik, konsumsi air, biaya sekolah dan biaya lain-

lain. Skala masing-masing aspek, diukur dengan cara menghitung mean dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

standar deviasi dari masing-masing kelompok sampel. Mean dan standar deviasi

kemudian dirumuskan menjadi kelas interval.

3. Kondisi dan Fasilitas Tempat Tinggal

Kondisi tempat tinggal dilihat dari kondisi fisik tempat tinggal satu

keluarga. Kondisi fisik akan dinilai dari indikator variabel seperti luas bangunan,

material atap rumah, material dinding, dan lantai rumah. Fasilitas tempat tinggal

adalah unsur lain di dalam rumah sebagai pendukung kelangsungan hidup rumah

tangga. Dalam penelitian ini fasilitas tempat tinggal akan dinilai meliputi: luas

halaman, fasilitas hiburan dalam bentuk elektronik, sumber penerangan, bahan

bakar untuk memasak, sumber air, kamar mandi (MCK).

Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Menurut BPS dalam SUSENAS tahun

2003, kelayakan tempat tinggal dilihat dari aspek berikut.

Tabel III.7
Kriteria Kondisi Rumah Berdasarkan Indikator Kesejahteraan Menurut
BPS dalam SUSENAS tahun 2003

No Indikator Kondisi Rumah Skor


1 Atap:
- Genting 5
- Asbes 4
- Seng 3
- Sirap 2
- Daun 1
2 Dinding:
- Tembok 5
- Setengah tembok 4
- Kayu 3
- Bambu kayu 2
- Bambu 1

3 Status:
- Milik sendiri 3
- Sewa 2
- Menumpang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

4 Lantai:
- Porselin 5
- Ubin 4
- Plester 3
- Papan 2
- Tanah 1
5 Luas Lantai:
- >100 m2 3
- 50-100 m2 2
- < 50 m2 1
6 Luas halaman:
- >100 m2 3
- 50-100 m2 2
- < 50 m 1
7 Sarana Penerangan:
- Listrik 3
- Petromak 2
- Lampu temple 1
8 Hiburan elektronik:
- Video 4
- TV 3
- Tape Recorder 2
- Radio 1
9 Sumber Air:
- PAM 6
- Sumur bor 5
- Sumur 4
- Mata air umum 3
- Air hujan 2
- Sungai 1

10 Bahan bakar memasak:


- Gas 3
- Minyak tanah 2
- Kayu arang 1

11 MCK:
- Kamar mandi sendiri 4
- Kamar mandi umum 3
- Sungai/laut 2
- Kebun 1

Dalam penelitian ini, indikator variabel tempat tinggal mengalami beberapa

modifikasi sesuai dengan keadaan lapangan. Berikut adalah indikator tempat

tinggal yang sudah disesuaikan oleh peneliti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Tabel III.8
Indikator Tempat Tinggal yang Sudah Disesuaikan

Kondisi Nilai
No
Rumah 1 2 3
1 Atap Sirap/ daun Asbes/seng Genting
Setengah
Dinding Kayu/bambu Tembok
2 tembok
3 Status rumah Menumpang Sewa Milik sendiri
4 Lantai Papan/tanah Ubin/semen Keramik/marmer
5 Luas lantai <50 m2 50-100 m2 >100 m2
6 Luas halaman <50 m2 50-100 m2 >100 m2
7 Bahan bakar
Kayu arang Minyak tanah Gas
memasak
8 Kamar mandi Kamar mandi
Sungai/kebun Milik sendiri
(MCK) umum

Pengkategorian skala untuk penilaian variabel tempat tinggal dihitung

dengan cara memasukan mean dan standar deviasi skor total ke dalam rumus

skala berikut.

Tabel III.9
Mean dan Standar Deviasi Skor Variabel Tempat Tinggal Nelayan Buruh

Skor Tempat Tinggal Skor Tempat Tinggal


Nelayan Buruh yang Nelayan Buruh yang
Menggunakan Alat Menggunakan Alat
Tangkap Ramah Tangkap Tidak
Lingkungan Ramah Lingkungan
Mean 18 21
Stansdar Deviasi 2 1

Tabel III.10
Mean dan Standar Deviasi Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah

Tempat Tinggal dan Fasilitas Nelayan Buruh


Mean Standar deviasi
20 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Tabel III.11
Pedoman Skala Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah

Tingkat
Rumus Interval Kelas Interval Skala Kalayakan
Tempat Tinggal
x < mean-standar deviasi < 18 1 Kurang layak
Mean-standar deviasi < x <
antara 18-22 2 Cukup layak
mean+ standar deviasi
x > Mean+ standar deviasi > 22 3 Layak
Sumber: Sumber: olah data, 2017

4. Akses Pendidikan Anak

Akses pendidikan anak adalah kemudahan orangtua untuk memasukkan

anak ke jenjang pendidikan tertentu. Tingkat akses pendidikan anak dalam

penelitian ini akan diukur dengan beberapa indikator, yaitu keterjangkauan,

ongkos/biaya pendidikan, prosedur penerimaan anak di sekolah, dan intensitas

penerimaan beasiswa yang pernah didapatkan anak.

5. Akses Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Tenaga Medis

Kesehatan menjadi unsur terpenting dalam kesejahteraan masyarakat, salah

satunya contoh konkretnya adalah akses pelayanan kesehatan. Akses pelayanan

kesehatan dari tenaga medis/paramedis adalah kemudahan untuk mendapat

pelayanan kesehatan. Kemudahan tersebut diukur dengan beberapa indikator,

yaitu biaya berobat, penilaian penanganan tenaga medis, kemudahan memperoleh

alat kontrasepsi dan kemudahan konsultasi Keluarga Berencana, serta

keterjangkauan harga obat-obatan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tabel III. 12
Indikator Akses Pendidikan Anak dan Akses Kesehatan Menurut Indikator
Kesejahteraan BPS dalam SUSENAS Tahun 2003 yang dimodifikasi

No Indikator Kesejahteraan
Variabel Skor
1 Kemudahan memasukan anak ke jenjang pendidikan
a. Biaya pendidikan
- Terjangkau 3
- Cukup terjangkau 2
- Sulit dijangkau 1

b. Prosedur penerimaan
- Mudah 3
- Sedang 2
- Sulit 1

c. Penerimaan beasiswa
- Sering mendapat 3
- Pernah mendapat 2
- Tidak pernah 1

2 Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dari


tenaga medis/paramedis
a. Biaya berobat
- Terjangkau 3
- Cukup terjangkau 2
- Sulit terjangkau 1

b. Kemudahan Mendapat Konsultasi KB serta Alat


kontrasepsi 3
- Mudah didapat 2
- Cukup mudah didapat 1
- Sulit didapat

c. Harga obat-obatan 3
- Terjangkau 2
- Cukup terjangkau 1
- Sulit dijangkau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau

angket yang disebar kepada para responden untuk memperoleh data primer.

Menurut (Sugiyono, 2012: 142-143) kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain kuesioner, peneliti

juga menggunakan dokumentasi data dan fakta yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan peneliti untuk mendapatkan data agar

penelitian mendapatkan hasil yang nantinya mudah untuk diolah (Arikunto,

2010:100). Instrumen penelitian yang digunakan peneliti berupa kuesioner. Dalam

penelitian ini, peneliti telah mengadopsi dan memodifikasi pertanyaan dari

beberapa jurnal dalam penyusunan instrumen penelitian, sehingga dapat

digunakan sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan penelitian. Instrumen

yang digunakan terdiri dari empat bagian, yaitu:

1. Bagian pertama adalah kata pengantar dalam kuesioner.

2. Bagian kedua berisi petunjuk pengisian kuesioner. Petunjuk dibuat agar

memudahkan responden dalam pengisian kuesioner.

3. Bagian ketiga berisi tentang karakteristik responden yang terdiri dari nama,

usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir responden.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

4. Bagian keempat berisi pertanyaan terkait variabel yang akan diukur yaitu:

pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, kondisi tempat tinggal dan

fasilitas rumah, akses pendidikan anak, dan akses layanan kesehatan.

I. Pengujian Instrumen

1. Tahap Uji Coba Instrumen

Sebelum memasuki tahap penelitian, peneliti melakukan uji coba intrumen

kepada 10 responden untuk mengetahui apakah masih ada kekurangan dalam

penyusunan instrumen tersebut, terutama dalam segi pemilihan bahasa dan

maksud setiap butir pertanyaan. Kekurangan dalam tahap uji coba tergambar

melalui hasil pengisian kuesioner, saran, kritik serta komentar dari para responden

baik secara langsung, maupun yang tertulis dalam kolom komentar. Tahap uji

coba instrumen dilakukan di Kabupaten Cilacap dengan menyebarkan 10

kuesioner terlebih dahulu.

Dari hasil penyebaran uji coba kuesioner, diketahui ada pertanyaan yang

membingungkan responden dalam beberapa variabel. Diantaranya pada variabel

kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah untuk poin nomor 7, 8, 9 dan 11. Pada

variabel akses pendidikan anak, terdapat butir pertanyaan yang dirasa

membingungkan dan sulit dijawab oleh responden, yaitu pada pertanyaan nomor

2. Sementara itu pada variabel akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis

terdapat pertanyaan yang dirasa sulit dijawab/membingungkan yaitu pada butir

nomor 1, 2, 4. (Kuesioner terdapat pada lampiran 1).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

2. Tahap Perbaikan Instrumen

Peneliti memperbaiki kembali butir pertanyaan kuesioner sesuai dengan

kebutuhan penelitian dan saran serta kritik dari responden. Perbaikan kuesioner

akan membantu peneliti dalam ketercapaian pengukuran variabel. Perbaikan

dilakukan pada butir-butir yang dirasa membingungkan atau sulit dijawab

(Perbaikan kuesioner terdapat pada lampiran 2).

J. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran penelitian

melalui data sampel tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku secara umum (Sugiyono, 2088:29). Statistik deskriptif dalam penelitian

terdiri dari perhitungan rata-rata (mean), standar deviasi, modus, nilai maksimum

dan nilai minimum.

2. Uji Prasyarat

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal. Uji normalitas data akan menentukan tahap selanjutnya yaitu

penentuan teknik uji hipotesis. Apabila data berdistribusi normal, yaitu jika nilai

asym.sig (2-tailed) lebih dari α = 0,05 maka teknik uji hipotesis dapat dilakukan

dengan analisis statistik parametrik. Apabila variabel data tidak normal, yaitu jika

nilai asym.sig (2-tailed) kurang dari α = 0,05 maka teknik uji hipotesis dilakukan

dengan analisis statistik tidak parametrik. Uji normalitas data dilakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji normalitas dilakukan menggunakan

SPSS.16

3. Uji Hipotesis

Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan nilai antar

kelompok dalam satu sampel (Sugiyono, 2012:15). Untuk menguji hipotesis

komparatif, peneliti menggunakan statistik parametrik yaitu independent sample

t-test. Alasan ini dipilih apabila syarat untuk melakukan uji statistik parametris

terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal. Variabel yang memenuhi syarat untuk

diuji dengan independent sample t-test yaitu variabel tingkat konsumsi rumah

tangga, tingkat kelayakan tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan

anak, akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis. Sementara, untuk variabel

tingkat pendapatan akan diuji menggunakan uji mann whitney, sebab syarat

normalitas data tidak terpenuhi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data ordinal

(tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, tingkat kelayakan tempat

tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak, akses kesehatan dan pelayanan

tenaga medis). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS.16.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis

Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terbesar di Provinsi Jawa Tengah

dengan luas 225.361 km2, terletak di bagian Selatan Pulau Jawa yang berhadapan

langsung dengan Samudera Hindia. Kabupaten Cilacap terletak di antara 1080 4’

30’’ sampai 1090 22’ 30’’ Bujur Timur (BT) dan 70 30’ 20’’ sampai 70 45’ garis

Lintang Selatan (LS). Menurut catatan terakhir dari registrasi penduduk tahun

2015 dalam Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kabupaten Cilacap telah

mencapai 1.780.533 jiwa yang terdiri dari 892.199 jiwa penduduk laki-laki dan

884.334 jiwa penduduk perempuan. Wilayah Kabupaten Cilacap dibatasi oleh:

- Sebelah Utara : Kabupaten Banyumas

- Sebelah Selatan : Samudra Hindia

- Sebelah Barat : Kabupaten Ciamis

- Sebelah Timur : Kabupaten Kebumen

Kabupaten Cilacap terbagi menjadi 24 kecamatan, 15 kelurahan dan 269

desa. Berikut adalah daftar kecamatan di Kabupaten Cilacap:

Tabel IV.1
Daftar Nama Kecamatan di Kabupaten Cilacap

Daftar Kecamatan Kabupaten Cilacap


Kecamatan Dayeuhluhur Kecamatan Kampung Laut
Kecamatan Wanareja Kecamatan Jeruklegi
Kecamatan Majenang Kecamatan Kesugihan
Kecamatan Cimanggu Kecamatan Adipala
Kecamatan Karangpucung Kecamatan Maos
Kecamatan Cipari Kecamatan Sampang

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Daftar Kecamatan Kabupaten Cilacap


Kecamatan Sidareja Kecamatan Kroya
Kecamatan Kedungreja Kecamatan Binangun
Kecamatan Kawunganten Kecamatan Cilacap Utara
Kecamatan Patimuan Kecamatan Nusawungu
Kecamatan Gandrungmangu Kecamatan Cilacap Selatan
Kecamatan Bantarsari Kecamatan Cilacap Tengah

Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah

Kabupaten Cilacap, tepatnya di Kecamatan Cilacap Selatan, Kelurahan Cilacap

dan Tegalkamulyan. Kelurahan Cilacap Selatan dan Tegalkamulyan merupakan

wilayah yang berada di pesisir pantai selatan, dan termasuk dalam kategori

topografi terendah dengan ketinggian 6 - 12m di atas permukaan laut (m dpl).

Lokasi Penelitian yang kedua adalah Kabupaten Pemalang. Kabupaten

Pemalang merupakan kabupaten yang terletak di wilayah pesisir pantai Utara

Pulau Jawa. Letak geografis Kabupaten Pemalang secara astronomis berada di

antara koordinat 80 52’ 30’’ sampai 70 20’ 11’’ Lintang Selatan (LS) dan 1090 17’

30’’ sampai 1090 40’ 30’’ Bujur Timur (BT). Seluruh wilayah Kabupaten

Pemalang dibatasi oleh:

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga

- Sebelah Barat : Kabupaten Tegal

- Sebelah Timur : Kabupaten Pekalongan

Secara administratif luas Kabupaten Pemalang adalah 1.115,30 km2, yang

terdiri dari 14 kecamatan, 11 kelurahan dan 211 desa. Semua kecamatan di

Kabupaten Pemalang tersebar dari wilayah barat daya hingga timur laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel IV.2
Nama-Nama Kecamatan di Kabupaten Pemalang

Kecamatan Pulosari Kecamatan Ampelgading


Kecamatan Belik Kecamatan Pemalang
Kecamatan Watukumpul Kecamatan Taman
Kecamatan Moga Kecamatan Warungpring
Kecamatan Randudongkal Kecamatan Petarukan
Kecamatan Bantarbolang Kecamatan Comal
Kecamatan Bodeh Kecamatan Ulujami

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pemalang tahun

2016, Kecamatan Bantarbolang menduduki peringkat pertama sebagai kecamatan

terluas dengan presentase luas 13% dari keseluruhan luas Kabupaten Pemalang.

Kecamatan terkecil dari Kabupaten Pemalang adalah Kecamatan Comal dan

Watupring, dengan presentase luas hanya 2% dari luas keseluruhan Kabupaten

Pemalang.

Proyeksi penduduk Badan Pusat Statistik Pemalang tahun 2016

menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Pemalang mencapai 1.284.236

jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan

Pemalang dengan jumlah penduduk mencapai 176.583 jiwa atau sekitar 13,75%

dari keseluruhan penduduk Kabupaten Pemalang, sedangkan kecamatan dengan

tingkat kepadatan yang tinggi adalah Kecamatan Comal, Petarukan, dan Taman.

Dalam penelitian ini, lokasi khusus yang dipilih untuk penelitian adalah

Kabupaten Pemalang, Kecamatan Taman, tepatnya di Desa Asemdoyong. Desa

Asemdoyong memiliki sebuah Pelabuhan Perikanan Pantai yang menjadi kawasan

sentra industrialisasi perikanan di Kabupaten Pemalang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

B. Gambaran Umum Perikanan di Kabupaten Cilacap

Perikanan umum di Kabupaten Cilacap terdiri atas perikanan tangkap laut,

perikanan tangkap umum darat (tambak/budidaya kolam, genangan, rawa), dan

perikanan tangkap perairan sungai. Dari ketiga sub perikanan, potensi perikanan

yang paling dominan di Kabupaten Cilacap adalah perikanan tangkap perairan

laut.

Sarana pendukung perikanan tangkap di Kabupaten Cilacap salah satunya

adalah Tempat Pelelangan Ikan. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat

pemasaran pertama hasil laut yang diperoleh nelayan. Kabupaten Cilacap

memiliki 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang tersebar dari bagian timur yaitu

Kecamatan Nusawungu, hingga bagian barat Kecamatan Kampung laut. Untuk

wilayah Cilacap Selatan terdapat 8 TPI aktif yang dikelola oleh KUD Mino

Saroyo. TPI yang ada di wilayah Cilacap Selatan antara lain: (1) TPI Donan (2)

TPI Sentolokawat (3) TPI Pandanarang (4) TPI Sidakaya (5) TPI PPSC (6) TPI

Tegal Katilayu (7) TPI Kemiren dan (8) TPI Lengkong.

Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Cilacap diatur oleh

Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Cilacap. Perda awal yang digunakan yaitu

UU no 18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Beberapa

kurun waktu, peraturan yang digunakan berubah menjadi Peraturan Daerah

Kabupaten Cilacap No 4 tahun 2002 Tentang Retribusi Tempat Pelelangan Ikan

(TPI). Pada tahun 2007 peraturan kembali berubah menjadi peraturan pemerintah

No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara pemerintah

pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten maka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

pengelolaan TPI merupakan urusan pemerintah daerah kabupaten. Setelah

beberapa kurun waktu, peraturan pengelolaan TPI mengalami perubahan kembali.

Untuk tahun 2017, Pemerintah Cilacap menerapkan peraturan baru, yaitu sejak

tertanggal 1 Januari 2010 Pemerintah Kabupaten Cilacap menyetujui untuk tidak

memungut retribusi di TPI.

Nelayan Kabupaten Cilacap yang beraktivitas pada tahun 2016 tercatat

sebanyak 13.608 orang. Hampir seluruh nelayan di Kabupaten Cilacap telah

memiliki kartu nelayan sebagai identitas. Jumlah nelayan yang memiliki kartu

nelayan sampai dengan bulan Desember 2016 tercatat mencapai 13.314 orang.

Nelayan dapat dikelompokan menurut jenis kapal dan alat tangkap yang

digunakan. Jumlah nelayan di Kabupaten Cilacap yang tercatat menurut kelompok

alat penangkapan ikan (API) terdiri dari 48% nelayan gillnet, 11% nelayan pukat

tarik, 26% nelayan pancing, dan 6% nelayan perangkap, 4% pengumpul ikan, 3%

lainnya.

Ada banyak jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Kabupaten

Cilacap. Penggunaan alat tangkap ikan sendiri dipertimbangkan berdasarkan

lokasi penangkapan, jenis ikan, dan perilaku ikan. Di Kabupaten Cilacap ada

sekitar 7 kelompok alat tangkap perairan laut yang digunakan oleh nelayan

Kabupaten Cilacap. Berikut adalah rincian penggunaan alat tangkap perairan laut

di Kabupaten Cilacap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Tabel IV.3
Jumlah Unit Alat Tangkap Ikan Perairan Laut di Kabupaten Cilacap

Jumlah
No Kelompok Jenis
unit
1 Pukat tarik Arad 910
Payang 142
2 Pukat Hela Pukat dorong tidak berkapal 251
3 Penggaruk Penggaruk tidak berkapal 978
4 Alat yang dijatuhkan Jala tebar 418
5 Jaring insang
Jaring insang tetap 1.135
Jaring insang Monofilamen 668
Jaring insang Oceanik 149
Jaring klitik 1.309
Jaring tiga lapis 1.500
6 Perangkap Bubu 744
Jermal 1.062
7 Pancing Rawai tetap 302
Rawai hanyut 465
JUMLAH 10.033
Sumber: Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cilacap 2015

C. Gambaran Umum Perikanan di Kabupaten Pemalang

Perikanan merupakan aktivitas utama di Kabupaten Pemalang, mengingat

kabupaten Pemalang berada di wilayah persisir pantai Utara Jawa. Panjang garis

pantai yang dimiliki Kabupaten Pemalang ± 35 km.

Kabupaten Pemalang memiliki 5 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sebagai

sarana pendukung pemasaran hasil perikanan tangkap. Tempat Pelelangan Ikan

(TPI) tersebut adalah: (1) TPI Tanjungsari (2) TPI Asemdoyong (3) TPI Mojo (4)

TPI Ketapang dan (5) TPI Tasik Rejo.

Praktik penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan masih ada di

beberapa desa nelayan di Kabupaten Pemalang, salah satunya adalah Desa

Asemdoyong. Berikut adalah jumlah dan untuk alat tangkap yang digunakan di

Desa Asemdoyong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel IV.4
Jenis dan Jumlah Alat Tangkap di Desa Asemdoyong

No Jenis Alat Tangkap Jumlah Unit


1 Cantrang 152
2 Payang 107
3 Penggaruk 345
4 Pancing 20
5 Badong 38
6 Gill net 18
Sumber: Data Statistik 2017 Pelabuhan Perikanan Pantai Asemdoyong

Dari tabel IV.3 terlihat bahwa jumlah alat tangkap penggaruk (garok) dengan

jumlah 345 unit dan cantrang dengan jumlah 152 unit, masih sangat mendominasi

Desa Asemdoyong. Alat tangkap lainnya yaitu jaring payang sebanyak 107 unit,

badong 38 unit, pancing 20 unit, dan gill net hanya 18 unit.

D. Karakteristik Nelayan

1. Karakteristik Nelayan di Kabupaten Cilacap

Tabel IV.5
Deskripsi Responden Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Presentase


Terakhir
SD 20 57%
SMP 10 28,5%
SMA/STM/SMK 5 14%
Sumber:kuesioner, 2017

Lokasi Penelitian yang kedua adalah lokasi dengan kriteria nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan, yaitu Kabupaten Cilacap.

Lokasi tepatnya berada di Kelurahan Cilacap dan Kelurahan Tegalkamulyan

(terdapat dua lokasi penelitian), Kecamatan Cilacap Selatan. Keragaman tingkat

pendidikan terakhir nelayan buruh yang ada di Kabupaten Cilacap lebih bervariasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

dibandingkan dengan dengan Kabupaten Pemalang. Berdasarkan temuan

lapangan, ada sekitar 20 orang atau sebesar 57% yang memiliki pendidikan akhir

Sekolah Dasar (SD). Sedangkan untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sekitar 10 orang atau sebesar 28,5%, dan yang lain sebanyak 5 orang atau sekitar

14 % memiliki pendidikan akhir di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

Sekolah Teknik Mesin (STM).

Usia nelayan buruh yang ada di Kelurahan Cilacap dan Kelurahan

Tegalkamulyan berkisar antara usia 35-65 tahun dan sebagian besar sudah

berumah tangga. Berdasarkan temuan lapangan, pola jam melaut nelayan yang

ada di Kelurahan Cilacap dan Kelurahan Tegalkamulyan sedikit berbeda dan lebih

fleksibel dibandingkan dengan nelayan di Desa Asemdoyong, Kabupaten

Pemalang. Nelayan buruh di Kelurahan Cilacap dan Kelurahan Tegalkamulyan

sebagian besar mulai melaut sejak pukul 05.00 WIB. Kegiatan melaut akan

berlangsung sampai siang hari, setelah itu nelayan akan kembali melaut apabila

mendapatkan informasi dari rekan nelayan yang lain bahwa terdapat hasil laut

yang muncul.

Kegiatan pelelangan ikan rata-rata dimulai sekitar pukul 07.00 WIB hingga

pukul 17.00 WIB. Kegiatan akan terus berlangsung, selama nelayan masih ada

nelayan yang menjual hasil tangkapannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Karakteristik Nelayan Buruh di Kabupaten Pemalang

Tabel IV.6
Deskripsi Responden Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Presentase


Terakhir
SD 24 68,5%
SMP 8 22,8%
SMA/STM/SMK 3 8,5%
Sumber:kuesioner, 2017

Lokasi penelitian yang pertama adalah lokasi dengan kriteria nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, yaitu di Kabupaten

Pemalang, tepatnya di Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman. Nelayan Buruh

Desa Asemdoyong memiliki beberapa karateristik seperti keragaman tingkat

pendidikan, usia, dan jam kerja. Karakteristik dijabarkan berdasarkan temuan

lapangan peneliti saat berada di lokasi penelitian.

Keragaman tingkat pendidikan nelayan buruh di Desa Asemdoyong, tidak

terlalu bervariasi. Berdasarkan temuan lapangan, hampir sebagian besar

pendidikan terakhir nelayan buruh Desa Asemdoyong adalah Sekolah Dasar (SD),

bahkan ada yang tidak lulus SD. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya nelayan

buruh yang berpendidikan SD sebanyak 24 orang dari 35 orang responden atau

sebesar 68,5%. Sedangkan yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) sebanyak 8 orang atau sebesar 22,8%, dan hanya 3 orang atau sekitar 8,5%

yang berpendidikan Sekolah Teknik Mesin (STM).

Usia nelayan buruh aktif yang ada di Desa Asemdoyong, berkisar antara

umur 31– 58 tahun dan sebagian besar telah berumah tangga. Jam melaut seorang

nelayan buruh memang tidak ada batasan waktu, namun beradasarkan temuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

lapangan, jam melaut nelayan buruh di Desa Asemdoyong rata-rata dimulai pada

pukul 03.00 WIB hingga siang hari sekitar pukul 10.00 – pukul 13.00 WIB,

namun terkadang nelayan masih akan melaut kembali hingga sore hari sesuai

dengan kebutuhan. Hal ini turut mempengaruhi kegiatan di Tempat Pelelangan

Ikan (TPI).

Kegiatan Pelelangan ikan berlangsung ± dari pukul 07.00 WIB sampai

dengan sore hari sesuai dengan jam melaut. Jika pada waktu sore hari masih ada

nelayan yang melaut dan menjual hasil lelangannya di TPI, maka kegiatan

pelelangan ikan akan tetap berlangsung hingga tidak ada lagi nelayan yang

menjual hasil tangkapannya di TPI. Biasanya kegiatan di TPI berakhir pada sore

hari sekitar pukul 16.00 WIB.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2017. Lokasi

penelitian berada di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Pemalang dengan jumlah

responden sebanyak 70 orang nelayan buruh.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan adanya perbedaan

tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan yang ditinjau dari tingkat pendapatan,

tingkat konsumsi rumah tangga, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses

pendidikan anak, dan akses pelayanan kesehatan.

A. Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner,

diketahui beberapa data mengenai karakteristik tingkat pendapatan, tingkat

konsumsi rumah tangga, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan

anak, dan akses pelayanan kesehatan para responden.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

1. Deskripsi Variabel Tingkat Pendapatan

Tabel V.1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh yang
Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Kabupaten Cilacap

Pendapatan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Rendah 5 14.3 14.3 14.3
Sedang 29 82.9 82.9 97.1
Tinggi 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan kriteria tingkat pendapatan diketahui bahwa sebanyak 5

responden (14,3%) memiliki tingkat pendapatan yang rendah, yaitu < Rp682.786.

Sementara itu, sebanyak 29 responden (82,9%) memiliki tingkat pendapatan yang

sedang, yaitu antara Rp682.786-Rp2.818.642, sedangkan 1 responden (2,9%)

memiliki tingkat pendapatan yang tinggi > Rp2.818.642.

Dengan demikian tingkat pendapatan nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan di Kabupaten Cilacap didominasi kriteria tingkat

pendapatan sedang. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan distribusi data lapangan

yang menyatakan bahwa sebanyak 29 responden (82,9%) memiliki tingkat

pendapatan yang sedang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel V.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh yang
Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan di Kabupaten
Pemalang

Pendapatan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sedang 22 62.9 62.9 62.9
Tinggi 13 37.1 37.1 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan kriteria tingkat pendapatan, sebanyak 22 responden (69,9%)

tergolong dalam tingkat pendapatan sedang, yaitu antara Rp682.786-Rp2.818.642,

sedangkan lainnya sebanyak 13 responden (37,1%) tergolong dalam tingkat

pendapatan yang tinggi, yaitu > Rp2.818.642. Dengan demikian berdasarkan tabel

di atas, tingkat pendapatan sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap tidak ramah lingkungan di Kabupaten Pemalang didominasi oleh kriteria

tingkat pendapatan sedang.

2. Deskripsi Variabel Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Tabel V.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Buruh Nelayan
Kabupaten Cilacap
Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 11 31.4 31.4 31.4
Sedang 24 68.6 68.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Berdasarkan tabel V.3, sebagian besar responden nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan di Kabupaten Cilacap tergolong

dalam kategori tingkat konsumsi sedang yaitu, antara Rp983.660-Rp2.255.140.

Hal ini terlihat dari hasil distribusi frekuensi menunjukkan bahwa 24 responden

(68,6%) berada dalam kategori tingkat konsumsi sedang, sedangkan 11 responden

lainnya (31,4%) berada dalam kategori tingkat konsumsi rendah (< Rp983.660).

Tabel V.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Rumah Tangga Buruh Nelayan
Kabupaten Pemalang

Tingkat Konsumsi Rumah Tangga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 25 71.4 71.4 71.4
Tinggi 10 28.6 28.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar responden nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan di Kabupaten Pemalang

tergolong dalam kriteria tingkat konsumsi sedang yaitu antara Rp983.660-

Rp2.255.140. Hal ini terlihat dari tabel di atas yang menyatakan bahwa 25

responden (71,4%) berada dalam kategori tingkat konsumsi sedang, sementara 10

responden lainnya (28,6%) berada dalam kategori tingkat konsumsi yang tinggi

yaitu > Rp2.255.140.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

3. Deskripsi Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah

Tabel V.5
Distribusi Frekuensi Mengenai Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah
Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap

Kelayakan Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang layak 9 25.7 25.7 25.7
cukup layak 26 74.3 74.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 9 responden (25,7%)

memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan kondisi kurang layak dan 26

responden (74,3%) memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah yang cukup layak.

Dengan demikian, berdasarkan kriteria kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah,

sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

di Kabupaten Cilacap memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan kondisi

yang cukup layak.

Tabel V.6
Distribusi Frekuensi Mengenai Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah
Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang

Kelayakan Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid kurang layak 1 2.9 2.9 2.9
cukup layak 31 88.6 88.6 91.4
Layak 3 8.6 8.6 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Berdasarkan tabel V.6 diketahui bahwa sebagian besar responden dari

kelompok nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan

di Kabupaten Pemalang, memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan

kondisi yang cukup layak dengan skor antara 18-22. Hal ini terlihat dari 31

responden (88,6%) menyatakan memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah

dengan kondisi cukup layak. Sementara itu, 3 responden (8,6%) memiliki tempat

tinggal dan fasilitas rumah yang layak dengan skor > 22 dan sekitar 1 responden

(2,9%) memiliki tempat tinggal dan fasilitas rumah dengan kondisi kurang layak

dengan skor < 18.

4. Deskripsi Variabel Akses Pendidikan Anak

Tabel V.7
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Pendidikan Anak Nelayan Buruh
Kabupaten Cilacap
Akses pendidikan anak

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Sulit 2 5.7 5.7 5.7
cukup
33 94.3 94.3 100.0
terjangkau
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan di Kabupaten Cilacap memiliki akses pendidikan

yang cukup terjangkau untuk anak-anak. Hal ini terlihat dari tabel V.7 yang

menunjukkan 33 responden (94,3%) memiliki akses pendidikan yang cukup

terjangkau untuk anak-anak, yaitu dengan skor antara 4-8. Sementara itu ada 2

responden (5,7%) yang masih kesulitan dalam akses pendidikan untuk anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel V.8
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Pendidikan Anak Nelayan Buruh
Kabupaten Pemalang

Akses pendidikan anak

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cukup
30 85.7 85.7 85.7
terjangkau
Terjangkau 5 14.3 14.3 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan di Kabupaten Pemalang

memiliki akses pendidikan yang cukup terjangkau untuk anak-anak. Hal ini

terlihat dari tabel yang menunjukkan 30 responden (85,7%) memiliki akses

pendidikan anak yang cukup terjangkau. Sementara itu, terdapat 5 responden

(14,3%) sudah memiliki akses pendidikan yang terjangkau, yaitu dengan skor > 8.

5. Deskripsi Variabel Akses Pelayanan Kesehatan

Tabel V.9
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Kesehatan dan Pelayanan tenaga
Medis Nelayan Buruh Kabupaten Cilacap

Akses kesehatan nelayan buruh


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sulit dijangkau 9 25.7 25.7 25.7
cukup terjangkau 25 71.4 71.4 97.1
Terjangkau 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan kriteria kemudahan akses kesehatan, sebanyak 9 responden

(25,7%) memiliki akses kesehatan dan pelayanan medis sulit dijangkau, 25


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

responden (71,4%) memiliki akses kesehatan dan pelayanan medis yang cukup

terjangkau, dan 1 responden (2,9% ) memiliki akses yang terjangkau dalam akses

kesehatan dan pelayanan medis. Dengan demikian, sebagian besar nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan di Kabupaten Cilacap

memiliki akses kesehatan dan pelayanan medis yang cukup terjangkau.

Tabel V.10
Distribusi Frekuensi Mengenai Akses Kesehatan dan Pelayanan tenaga
Medis Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang
Akses kesehatan nelayan buruh

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid sulit dijangkau 5 14.3 14.3 14.3
cukup
26 74.3 74.3 88.6
terjangkau
Terjangkau 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0

Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan kriteria kemudahan akses kesehatan, diketahui bahwa

sebanyak 5 responden (14,3%) memiliki akses kesehatan dan pelayanan medis

sulit dijangkau, 26 responden (74,3%) memiliki akses kesehatan dan pelayanan

medis yang cukup terjangkau, dan 4 responden (11,4% ) memiliki akses yang

terjangkau dalam akses kesehatan dan pelayanan medis. Dengan demikian,

sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah

lingkungan di Kabupaten Pemalang sudah memiliki akses kesehatan dan

pelayanan medis yang cukup terjangkau.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

B. Analisis Data

1. Uji Prasayarat

Sebelum memasuki tahap uji hipotesis dalam analisis data, peneliti

melakukan uji prasyarat menggunakan uji normalitas kolmogorov-smirnov. Uji

normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

tidak. Apabila data berdistribusi normal, yaitu jika nilai asym.Sig (2-tailed) >

alpha 0,05; maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, apabila nilai asym.Sig (2-

tailed) < alpha 0,05; maka data tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel V.11
Uji Normalitas Pada Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat
Tangkap Ramah Lingkungan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Kondisi
Tempat Akses
Tinggal Akses Kesehatan
Dan Pendidi- Dan
Tingkat Tingkat Fasilitas kan Pelayanan
Pendapatan Konsumsi Rumah Anak Medis
N 35 35 35 35 35
a
Normal Parameters Mean 1052857.14 1185400.00 18.31 5.46 6.26
Std.
541640.055 378995.126 2.083 1.245 1.314
Deviation
Most Extreme Absolute .310 .113 .150 .158 .171
Differences Positive .310 .113 .099 .158 .120
Negative -.154 -.059 -.150 -.154 -.171
Kolmogorov-Smirnov Z 1.836 .669 .886 .932 1.013
Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .762 .412 .350 .256
Test distribution is normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel V.12
Uji Normalitas Pada Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat
Tangkap Tidak Ramah Lingkungan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kondisi
Tempat Akses
Tinggal Kesehatan
Dan Akses Dan
Tingkat Tingkat Fasilitas Pendidi- Pelayanan
Pendapatan Konsumsi Rumah kan Anak Medis
N 35 35 35 35 35
Normal Mean 2448571.43 2053400.00 21.09 7.23 6.74
Parametersa Std.
1009184.711 537391.204 1.442 1.239 1.314
Deviation
Most Extreme Absolute .137 .084 .219 .219 .171
Differences Positive .137 .084 .177 .125 .171
Negative -.088 -.071 -.219 -.219 -.120
Kolmogorov-Smirnov Z .809 .500 1.297 1.296 1.013
Asymp. Sig. (2-tailed) .529 .964 .069 .070 .256
Test distribution is normal

Dari uji normalitas setiap variabel pada dua kelompok di atas, diketahui

bahwa data pada variabel tingkat pendapatan tidak berdistribusi normal. Hal itu

dikarenakan nilai asym.Sig (2-tailed) variabel pendapatan dalam uji normalitas

pada kelompok nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

memiliki nilai sebesar 0,02 < alpha 0,05. Sementara itu, data pada variabel tingkat

konsumsi, tempat tinggal dan fasilitas rumah, akses pendidikan anak serta akses

kesehatan dan pelayanan medis pada kedua kelompok berdistribusi normal, sebab

nilai asym.sig (2-tailed) yang > alpha 0,05.

2. Uji Penelitian

Berdasarkan uji normalitas, tidak semua variabel berdistribusi normal dan

memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, tidak semua variabel dapat diuji

menggunakan uji-T (independent sample t-test) sebab prasyarat analisis dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

uji-T tidak semua terpenuhi. Terkait dengan hal ini, untuk variabel yang

berdistribusi normal yaitu tingkat konsumsi, kondisi tempat tinggal dan fasilitas

rumah, akses pendidikan, serta akses kesehatan akan dianalisis menggunakan uji-

T (Independent Sample T-Test). Sementara itu, untuk variabel tingkat pendapatan

yang memiliki distribusi data tidak normal, akan diuji menggunakan analisis

nonparametrik yaitu uji mann whitney.

a. Tingkat Pendapatan Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap

Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Rumusan hipotesis untuk variabel tingkat pendapatan adalah sebagai

berikut.

Ho1 = Tidak ada perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga antara nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

Ha1 = Ada perbedaan tingkat pendapatan rumah tangga antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika Zhitung < Ztabel, maka Ho1

diterima dan Ha1 ditolak, tetapi jika Zhitung > Ztabel, maka Ho1 ditolak dan Ha1

diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai

signifikansinya. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima,

tetapi jika nilai signifikansi > 0,05, maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak.

Pengujian hipotesis komparatif tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat

dari variabel tingkat konsumsi, menggunakan uji beda mann-whitney karena data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

variabel tingkat pendapatan tidak berdistribusi normal. Hasil uji beda mann-

whitney variabel tingkat konsumsi menggunakan SPSS 16 adalah sebagai berikut.

Tabel V.13
Hasil Uji Mann-Whitney Variabel Tingkat Pendapatan

Test Statisticsa
Tingkat
Pendapatan
Mann-Whitney U 101.500
Wilcoxon W 731.500
Z -6.018
Asymp. Sig. (2-
.000
tailed)
a. Grouping Variable: kelompok

Tabel di atas menyatakan bahwa Zhitung variabel tingkat pendapatan adalah

-6,018 dan nilai asym.Sig (2-tailed) sebesar 0,00 < alpha 0,05. Berdasarkan

kriteria pengambilan keputusan, jika nilai asym.Sig(2-tailed) < alpha 0,05 maka

Ho1 ditolak dan Ho2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

b. Tingkat Konsumsi Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap

Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Rumusan hipotesis untuk variabel tingkat konsumsi adalah sebagai berikut.

Ho2= Tidak ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Ha2 = Ada perbedaan tingkat konsumsi rumah tangga antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

Dalam pengujian hipotesis, terdapat kriteria untuk menganalisis hipotesis.

Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho2 diterima

dan Ha2 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.

Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Jika

nilai signifikansi < 0,05; maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, tetapi jika nilai

signifikansi > 0,05; maka Ho2 diterima dan Ha2 ditolak.

Pengujian hipotesis komparatif tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat

dari variabel tingkat konsumsi, diuji menggunakan independent sample t test.

Hasil Uji beda independent sample t test variabel tingkat konsumsi menggunakan

SPSS 16 adalah sebagai berikut.

Tabel V.14
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel
Tingkat Konsumsi

Levene's Test
for Equality of t-test for Equality of
Variances Means
Sig.
(2-
F Sig. T Df tailed)
Tingkat Equal
variances 4.782 .032 -7.809 68 .000
Konsumsi
assumed
Nelayan
Equal
Buruh variances
-7.809 61.114 .000
not
assumed
Sumber: data primer diolah, 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Berdasarkan tabel V.14, diketahui bahwa nilai varians populasi variabel

tingkat konsumsi nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan tidak sama atau tidak identik. Hal ini

dapat terlihat dari nilai probabilitas 0,032 < alpha 0,05. Oleh karena itu, asumsi

yang digunakan adalah kedua varian tidak sama, sehingga pedoman pengujian

hipotesis dalam untuk variabel tingkat konsumsi adalah Equal variances not

assumed.

Tabel V.14 menunjukkan bahwa thitung untuk variabel tingkat konsumsi

adalah -7,809 dengan nilai probabillitas asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,00 < alpha

0,05; maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan tingkat konsumsi antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

c. Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah Nelayan Buruh yang

Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah

LingkunganRumusan hipotesis untuk variabel kondisi tempat tinggal dan

fasilitas rumah adalah sebagai berikut.

Ho3= Tidak ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan.

Ha3 = Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Kriteria dalam analisis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho3

diterima dan Ha3 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho3 ditolak dan Ha3

diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai

signifikansinya. Jika nilai signifikansi < 0,05; maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima,

tetapi jika nilai signifikansi > 0,05; maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak.

Pengujian hipotesis komparatif tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat

dari kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah, diuji menggunakan independent

sample t test. Hasil Uji beda independent sample t test variabel tempat tinggal dan

fasilitas rumah menggunakan SPSS 16 adalah sebagai berikut.

Tabel V.15
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Tempat Tingal dan
Fasilitas Rumah
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of
of Variances Means

Sig. (2-
F Sig. T df tailed)
Tempat Tinggal dan Equal
Fasilitas Rumah variances 4.224 .044 -6.471 68 .000
Nelayan Buruh assumed
Equal
variances
-6.471 60.510 .000
not
assumed

Sumber: data primer diolah,2017

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai varians populasi variabel

tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan tidak sama atau tidak identik. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

ini dapat terlihat dari nilai probabilitas 0,044 yang < alpha 0,05. Oleh karena itu,

asumsi yang digunakan adalah kedua varian tidak sama, sehingga pedoman

pengujian hipotesis dalam untuk variabel tingkat konsumsi adalah Equal

variances not assumed.

Dari tabel di atas, thitung untuk variabel tempat tinggal dan fasilitas rumah

adalah -6,471 dan nilai probabillitas asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,00 < alpha

0,05; maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan.

d. Akses Pendidikan Anak Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat

Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Rumusan hipotesis untuk variabel akses pendidikan adalah sebagai berikut.

Ho4 = Tidak ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

Ha4= Ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho4

diterima dan Ha4 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho4 ditolak dan Ha4

diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai

signifikansinya. Jika nilai signifikansi < 0,05; maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima,

tetapi jika nilai signifikansi > 0,05; maka Ho4 diterima dan Ha4 ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Pengujian hipotesis komparatif tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat

dari akses pendidikan anak, diuji menggunakan independent sample t test. Hasil

Uji beda independent sample t test variabel akses pendidikan anak menggunakan

SPSS 16 adalah sebagai berikut.

Tabel V.16
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Akses
Pendidikan Anak

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Sig. (2-
F Sig. T df tailed)
Akses Equal variances
.002 .967 -5.968 68 .000
Pendidikan assumed
Anak Equal variances not
-5.968 67.998 .000
assumed
Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai varians populasi variabel

tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sama atau identik. Hal ini dapat

terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,967 yang > alpha 0,05. Oleh karena itu,

asumsi yang digunakan adalah kedua varian tidak sama, sehingga pedoman

pengujian hipotesis dalam untuk variabel tingkat konsumsi adalah Equal

variances not assumed.

Dari tabel di atas, thitung untuk variabel akses pendidikan anak adalah -5,968

dan nilai probabillitas asymp.Sig (2 tailed) 0,00 < dari alpha 0,05; maka Ho4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

ditolak dan Ha4 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

e. Akses Kesehatan Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap

Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Rumusan hipotesis untuk variabel akses kesehatan dan pelayanan medis

adalah sebagai berikut.

Ho5= Tidak ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan medis antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

Ha5= Ada perbedaan perbedaan akses kesehatan dan pelayanan medis antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan.

Kriteria dalam analis hipotesis pertama adalah jika thitung < ttabel, maka Ho5

diterima dan Ha5 ditolak, tetap jika thitung > ttabel, maka Ho5 ditolak dan Ha45

diterima. Kriteria untuk analisis hipotesis juga dapat dilihat dari nilai

signifikansinya. Jika Sig < 0,05, maka Ho5 ditolak dan Ha5 diterima, tetapi jika

nilai signifikansi > 0,05, maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak.

Pengujian hipotesis komparatif tingkat kesejahteraan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dilihat

dari akses kesehatan dan pelayanan medis, diuji menggunakan independent

sample t test. Hasil Uji beda independent sample t test variabel akses pendidikan

anak menggunakan SPSS 16 adalah sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel V.17
Hasil Uji Independent Sample T-Test Variabel Akses
Kesehatan dan Pelayanan Medis

Levene's Test
for Equality t-test for Equality of
of Variances Means

Sig. (2-
F Sig. T df tailed)
akses Equal
kesehatan variances .000 1.000 -1.547 68 .127
dan assumed
pelayanan Equal
medis variances not -1.547 68.000 .127
assumed

Sumber: data primer diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai varians populasi variabel

akses kesehatan dan pelayanan medis nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sama atau identik. Hal ini

dapat terlihat dari nilai probabilitas sebesar 1,000 yang > dari alpha 0,05. Asumsi

yang digunakan adalah kedua varian sama, maka pedoman pengujian hipotesis

dalam untuk variabel akses kesehatan dan pelayanan medis adalah equal

variances assumed.

Dari tabel di atas, t hitung untuk variabel akses kesehatan dan pelayanan

medis adalah -1,547 dan nilai probabilitas asymp.Sig (2 tailed) 0,00 < alpha 0,05;

maka Ho5 diterima dan Ha5 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan akses kesehatan dan pelayanan medis antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perbedaan Tingkat Pedapatan Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat

Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Pendapatan merupakan bentuk balas jasa yang diperoleh sebagai imbalan

atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan

yang dihasikan umumnya bersumber dari usaha sendiri (wiraswasta), atau bekerja

pada orang lain sebagai pegawai, karyawan, atau buruh. Selain itu, sumber

pendapatan juga dapat berasal dari hasil kepemilikan, misalnya melalui

penyewaan lahan, rumah, sawah, dan lain-lain (Gilarso, 2004: 62). Pendapatan

yang diterima oleh buruh nelayan diperoleh dengan sistem bagi hasil dengan para

pemilik kapal atau juragan. Sebelum membagi uang hasil penjualan ikan, juragan

akan memotong 5-10% untuk biaya perbekalan kapal, setelah itu juragan akan

membagikan pendapatan bersih tersebut kepada nelayan buruh.

Berdasarkan uji hipotesis yang sudah dilakukan, diketahui bahwa ada

perbedaan tingkat pendapatan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari hasil

penelitian yang menunjukkan nilai asym.Sig(2-tailed) variabel pendapatan sebesar

0,00 < nilai alpha 0,05. Selain itu dalam perhitungan uji beda pada tabel V.13,

diketahui bahwa mean uji beda variabel tingkat pendapatan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan 20,90 < mean uji beda variabel

pendapatan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah

lingkungan 50,10 (terlampir pada lampiran 4), yang artinya tingkat pendapatan

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

besar daripada nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan tingkat pendapatan

antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan tingkat pendapatan

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan. Faktor pertama adalah perbedaan jumlah hasil tangkapan. Jumlah

hasil tangkapan yang didapat sangat berhubungan erat dengan alat tangkap yang

digunakan. Berdasarkan temuan lapangan, sebagian besar nelayan buruh di

Kabupaten Pemalang menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti

cantrang (sibolga) dan jaring garok (jaring yang dimodifikasi dengan alat

penggaruk). Tercatat ada 152 unit alat tangkap berupa cantrang dan 345 unit alat

tangkap jaring garok. Dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan garok,

maka jumlah hasil tangkapan yang didapat akan lebih banyak jika dibanding

menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan seperti, jaring rampus,

pancing, dan alat tangkap ramah lingkungan yang lain. Hal tersebut dikarenakan

sasaran alat tangkap seperti cantrang dan garok adalah ikan-ikan pelagis

(permukaan) dan sebagian ikan-ikan demersal (perairan dasar), sehingga alat

tangkap tersebut dapat menyisir semua ikan yang ada di permukaan hingga dasar

laut.

Faktor kedua adalah penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan yang

tidak mengenal musim. Cantrang dan garok bisa digunakan saat musim apapun

dalam jangka waktu yang panjang. Ketiga adalah perbedaan variasi hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

tangkapan yang diperoleh nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak

ramah lingkungan. Berdasarkan temuan lapangan, nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan memiliki hasil tangkapan yang

lebih beragam dibandingkan hasil tangkapan nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan. Perbedaan variasi hasil tangkapan ini

menyebabkan nilai jual hasil tangkapan juga beragam menyesuaikan dengan hasil

tangkapan.

Hal ini berbeda dengan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan di Kabupaten Cilacap. Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh

lebih sedikit karena penggunaan alat tangkap disesuaikan dengan musim ikan

yang sedang muncul saat itu, sehingga jenis hasil tangkapan yang didapatkan

tidak beragam variannya. Alat tangkap yang ramah lingkungan juga mudah rusak,

tidak tahan lama, dan membutuhkan perawatan yang lebih apabila dibandingkan

dengan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti cantrang dan garok. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Himawan Arief

Sutanto (2005) tentang analisis Efisiensi Alat Tangkap Perikanan Gillnet Dan

Cantrang yang menyatakan bahwa alat tangkap cantrang memiliki efisiensi yang

tinggi dibandingkan alat tangkap gillnet.

2. Perbedaan Tingkat Konsumsi Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat

Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Menurut Badan Pusat Statistik (2007), mendefinisikan konsumsi rumah

tangga merupakan proporsi pengeluaran rumah tangga yang dialokasikan untuk

kebutuhan pangan dan nonpangan. Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

bahwa terdapat perbedaan tingkat konsumsi nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari

hasil uji beda independent sample t test yang menunjukkan bahwa nilai asym.Sig

(2-tailed) sebesar 0,00 < nilai alpha 0,05. Selain itu, dalam perhitungan uji beda

pada tabel V.14, diketahui bahwa mean uji beda variabel tingkat konsumsi pada

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sebesar 1,19

lebih kecil daripada mean uji beda variabel pendapatan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan sebesar 2,05 (terlampir pada

lampiran 4). Dengan demikian, terdapat perbedaan tingkat konsumsi antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dinyatakan Gilarso bahwa (2004:

65), pola pengeluaran keluarga akan berubah seiring dengan berubahnya tingkat

penghasilan. Konsumsi rumah tangga untuk kebutuhan tidak pangan seperti, biaya

pendidikan, investasi, saving, dan kebutuhan leisure akan bertambah. Hal ini juga

sejalan dengan hukum Engel yang menyatakan bahwa ketika terjadi kenaikan

pendapatan, maka presentase penghasilan yang akan digunakan untuk kebutuhan

pangan akan cenderung berkurang atau hanya bertambah sedikit, sedangkan

presentase untuk memenuhi kebutuhan nonpangan akan bertambah.

Pengeluaran konsumsi dalam penelitian ini diukur dengan indikator

konsumsi pangan, listrik, air, biaya sekolah dan biaya lain-lain. Jika dilihat dari

hasil temuan lapangan, sebagian besar nelayan yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan menggunakan separuh lebih pendapatan mereka untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

kebutuhan pangan, dan beberapa responden memiliki proporsi konsumsi yang

lebih besar daripada pendapatan yang dimiliki (defisit pendapatan). Tingkat

pendapatan yang muncul cenderung lebih kecil daripada tingkat konsumsi rumah

tangga. Hal ini terlihat dari mean pendapatan sebesar Rp1.052.857,14 lebih kecil

dari mean konsumsi sebesar Rp.1.126.828,57. Berdasarkan hasil wawancara

dengan responden, untuk mengatasi defisit pendapatan, nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan biasanya meminjam uang dari para

pemilik modal/ juragan darat. Nelayan buruh akan mengembalikan pinjaman uang

tersebut dengan uang atau dengan menangguhkan hasil tangkapan.

Berbeda dengan proporsi konsumsi nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan, sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap tidak ramah lingkungan tidak mengalami defisit pendapatan. Hal ini

terlihat dari mean tingkat pendapatan sebesar Rp2.448.571,43 lebih besar dari

mean konsumsi sebesar Rp2.030.542,86. Pendapatan yang diperoleh juga tidak

hanya dialokasikan untuk kebutuhan pangan saja, bahkan beberapa di antaranya

masih memiliki kelebihan pendapatan (surplus pendapatan).

Variabel tingkat konsumsi sangat erat kaitannya dengan variabel tingkat

pendapatan. Proporsi pengeluaran rumah tangga akan disesuaikan dengan tingkat

pendapatan yang dimiliki. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang

diungkapkan Gilarso (2004:65), yang mengatakan bahwa besarnya pengeluaran

rumah tangga tergantung dari beberapa faktor seperti:

- Jumlah penghasilan yang masuk

- Jumlah anggota keluarga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

- Tarif pendidikan dan status keluarga

- Lingkungan sosial sekitar

- Kemampuan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan

Hasil penelitian ini juga didukung oleh temuan lapangan yang menyatakan

adanya perbedaan tingkat pendapatan pada nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Berdasarkan hasil

distribusi frekuensi data tingkat pendapatan diketahui bahwa nelayan buruh di

Kabupaten Cilacap sebagian besar masuk ke dalam kategori pendapatan rendah (5

responden) dan kategori pendapatan sedang (29 responden). Sementara itu,

nelayan buruh di Kabupaten Pemalang masuk ke dalam kategori tingkat

pendapatan sedang (22 responden) dan kategori tingkat pendapatan tinggi (13

responden).

3. Perbedaan Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah Nelayan

Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan

Tidak Ramah Lingkungan

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat

perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini

terlihat dari hasil uji hipotesis yang menyatakan nilai asym.sig (2-tailed) variabel

tempat tinggal dan fasilitas rumah sebesar 0,00 < 0,05.

Berdasarkan hasil perhitungan distribusi frekuensi, sebagian besar

responden memiliki kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah yang cukup layak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Hal ini terlihat dari tabel V.5 dan tabel V.6, ada 57 dari 70 responden nelayan

buruh yang memiliki kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah cukup layak.

Berdasarkan perhitungan uji beda pada tabel V.15, diketahui bahwa mean

variabel tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan sebesar 18,31 < mean variabel tempat tinggal dan

fasilitas rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah

lingkungan sebesar 21,09 (terlampir pada lampiran 4). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan mengenai kondisi tempat tinggal dan fasilitas

rumah nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan

tidak ramah lingkungan.

Sebagian besar kondisi lantai rumah nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sudah berkeramik atau

minimal sudah diplester semen. Dinding bangunan juga sudah masuk dalam

kategori permanen karena sebagian besar terbuat dari batu bata. Sementara itu,

sebagian besar luas halaman rumah nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan tidak jauh berbeda, yaitu

termasuk dalam kategori halaman yang sempit. Hal ini dikarenakan pola

pemukiman yang padat di kedua lokasi penelitian.

Dengan demikian, berdasarkan hasil temuan lapangan terlihat bahwa besar

kecilnya pendapatan tidak berpengaruh secara langsung terhadap kondisi fisik

tempat tinggal dan fasilitas rumah. Pendapatan yang diperoleh nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

lebih banyak dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan dan

kebutuhan nonpangan lainnya seperti listrik, biaya sekolah, dan biaya lain-lain.

4. Perbedaan Akses Pendidikan Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat

Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak Ramah Lingkungan

Pendidikan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan untuk menilai

tingkat kesejahteraan. Hal ini diterangkan kembali dalam indikator kesejahteraan

menurut Badan Pusat Statistik tahun (1993) yang mengacu pada SUSENAS

(1991), bahwa kemudahan akses pendidikan untuk memasukan anak ke suatu

jenjang pendidikan tertentu merupakan salah satu indikator untuk mengukur

tingkat kesejahteraan. Akses pendidikan yang dimaksud adalah keterjangkauan

biaya serta jarak untuk menikmati fasilitas pendidikan. Dengan akses pendidikan

yang mudah, masyarakat diharapkan mampu mengakses pendidikan anak

setinggi-tingginya, sehingga kualitas sumber daya generasi selanjutnya

meningkat. Pendidikan sebagai unsur kesejahteraan sosial juga ditekankan

kembali dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial yang menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa ada perbedaan akses

pendidikan nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan

tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari nilai asym.Sig (2-tailed) variabel

akses pendidikan sebesar 0,00 < nilai alpha 0,05. Hasil distribusi frekuensi

menunjukkan bahwa sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan sudah memiliki akses

pendidikan yang cukup terjangkau. Pada variabel akses pendidikan muncul

perbedaan akses pendidikan. Hal itu ditunjukkan dari perhitungan uji beda pada

tabel V.16 bahwa mean uji beda akses pendidikan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan sebesar 5,46 sedangkan mean uji

beda untuk nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap tidak ramah

lingkungan sebesar 7,23 (terlampir dalam lampiran 4).

Perbedaan akses pendidikan anak pada responden nelayan buruh

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan temuan lapangan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan akses pendidikan anak. Faktor

pertama terkait dengan biaya sekolah yang dialokasikan dari pendapatan. Dari

hasil kuesioner dan wawancara oleh beberapa responden nelayan buruh di

Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Pemalang, diketahui bahwa sebagian besar

anak-anak nelayan buruh di Kabupaten Cilacap masih berada dalam jenjang

Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Hal ini membuat biaya sekolah

yang dikeluarkan masih cukup terjangkau. Anak-anak yang masih dalam jenjang

Sekolah Dasar, mendapatkan bantuan beasiswa dari pemerintah. Beban biaya

sekolah yang masih di tanggung secara langsung oleh orang tua antara lain biaya

buku, iuran sekolah, dan perlengkapan sekolah. Sementara itu nelayan buruh yang

memiliki anak dengan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah

Menengah Kejuruan, merasa masih kesulitan untuk memenuhi biaya sekolah

anak, dikarenakan keperluan sekolah semakin beragam dan kompleks.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Hal tersebut juga dirasakan nelayan buruh di Kabupaten Pemalang, namun

sedikit berbeda sebab nelayan buruh di Kabupaten Pemalang masih dapat

menjangkau biaya sekolah anak hingga jenjang Sekolah Menengah Atas atau

Sekolah Menengah Kejuruan dan Perguruan Tinggi.

5. Perbedaan Akses Kesehatan Dan Pelayanan Tenaga Medis Nelayan

Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan Dan

Tidak Ramah Lingkungan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

akses kesehatan antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Hal ini terlihat dari nilai asym.Sig (2-

tailed) variabel akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis pada uji Independent

Sample T test sebesar 0,127 > nilai alpha 0,05. Berdasarkan temuan lapangan,

secara umum sebagian besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan mempunyai akses kesehatan dan

pelayanan tenaga medis yang cukup terjangkau. Hal ini terlihat dari tabel

distribusi frekuensi variabel akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis yang

menunjukkan sebanyak 51 dari 70 responden memiliki akses kesehatan dan

pelayanan tenaga medis yang cukup terjangkau.

Akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis yang tidak jauh berbeda ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah jenis kebutuhan akan

pelayanan kesehatan merupakan jenis kebutuhan berdasarkan waktu. Sebagian

besar responden menyatakan bahwa kondisi kesehatan keluarga tidak selalu

buruk. Faktor kedua adalah keterjangkauan obat ketika keluarga sedang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Berdasarkan temuan lapangan, sebagian besar obat untuk penyakit yang diderita

pada saat itu, masih bisa didapatkan di warung atau toko terdekat dengan harga

yang lebih terjangkau. Faktor ketiga adalah adanya bantuan dari pihak

pemerintah. Beberapa respnden mengaku bahwa mereka sudah memiliki Kartu

Indonesia Sehat (KIS), BPJS, atau kartu Asuransi Nelayan, meskipun bantuan

tersebut belum merata. Adanya bantuan tersebut memberikan keringanan dan

kemudahan akses para nelayan buruh ketika keluarga mengalami sakit keras dan

membutuhkan perawatan dari tenaga medis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab V, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada perbedaan tingkat pendapatan antara nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Perbedaan

tingkat pendapatan disebabkan karena adanya perbedaan penggunaan jenis

alat tangkap. Alat tangkap ramah lingkungan menghasilkan hasil tangkapan

lebih sedikit dan kurang beragam dibandingkan alat tangkap tidak ramah

lingkungan. Hal ini disebabkan tingkat selektivitas alat tangkap ramah

lingkungan lebih tinggi daripada alat tangkap tidak ramah lingkungan,

sehingga berdampak pada jumlah dan variasi jenis tangkapan. Alat tangkap

ramah lingkungan juga mudah rusak dan sangat tergantung pada musim

sehingga tidak bisa digunakan setiap saat. Hal ini berbeda dengan alat

tangkap tidak ramah lingkunngan yang lebih tahan lama dan bisa digunakan

setiap saat tanpa mengenal musim.

2. Ada perbedaan tingkat konsumsi antara nelayan buruh yang menggunakan

alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan. Perbedaan

tingkat konsumsi dipengaruhi oleh perbedaan tingkat pendapatan. Sebagian

besar nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

memiliki tingkat pendapatan rendah hingga sedang, dan proporsi

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pangan juga lebih besar dari

50%. Hal ini berbeda dengan tingkat pendapatan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan, yang memiliki tingkat

pendapatan sedang hingga tinggi dan proporsi pendapatan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan pangan tidak lebih dari 50%. Dalam hukum

Engel dikatakan bahwa proporsi pendapatan yang dihabiskan untuk

memenuhi kebutuhan pangan akan berkurang atau tetap, apabila ada

kenaikan pendapatan dan berganti dengan pemenuhan kebutuhan leisure

yang lain.

3. Ada perbedaan kondisi tempat tinggal dan fasilitas rumah nelayan buruh

yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan nilai probabilitas variabel. Perbedaan

tempat tinggal antara nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah

lingkungan dan tidak ramah lingkungan terlihat dari tingkat kelayakan

kondisi tempat tinggal dan fasilitas. Kondisi kondisi tempat tinggal dan

fasilitas nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan

berada dalam kondisi kurang layak hingga cukup layak. Sementara sebagian

besar kondisi kondisi tempat tinggal dan fasilitas nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan berada dalam kondisi

cukup layak hingga layak.

4. Ada perbedaan akses pendidikan anak antara nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan.

Akses pendidikan merupakan salah satu indikator dalam SUSENAS untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

melihat tingkat kesejahteraan. Pendidikan juga merupakan investasi untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari generasi sebelumnya.

Perbedaan akses pendidikan anak nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan dipengaruhi oleh

biaya sekolah yang dialokasikan terkait dengan perbedaan jenjang

pendidikan anak. Semakin tinggi jenjang pendidikan anak, semakin besar

biaya yang dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan.

5. Tidak ada perbedaan akses kesehatan dan pelayanan tenaga medis antara

nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak

ramah lingkungan. Tidak adanya perbedaan variabel akses kesehatan dan

pelayanan tenaga medis antara nelayan buruh yang menggunakan alat

tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah lingkungan karena akses

kesehatan merupakan jenis kebutuhan berdasarkan waktu. Selain itu,

kondisi kesehatan keluarga nelayan buruh yang stabil dan tidak selalu buruk

juga mempengaruhi tidak adanya perbedaan akses kesehatan antara nelayan

buruh yang menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan tidak ramah

lingkungan. Obat-obatan yang diperlukan untuk kesembuhan penyakit juga

masih dapat dijangkau nelayan buruh. Bantuan pemerintah seperti BPJS,

KIS, dan Asuransi Nelayan juga turut memberikan dampak terhadap akses

kesehatan dan pelayanan tenaga medis nelayan buruh.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

B. Keterbatasan

Kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini tidak dapat dihindari,

sehingga dapat mengakibatkan hasil penelitian belum menunjukan gambaran

kesejahteraan yang sesungguhnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Peneliti tidak mengetahui secara pasti kebenaran informasi atau data yang

diberikan responden, terutama terkait dengan informasi atau data pribadi

seperti jumlah pendapatan dan pengeluaran responden setiap bulannya.

2. Peneliti hanya mampu mengumpulkan 70 responden dari kedua wilayah,

karena terbatas pada akses lokasi, dan waktu penelitian. Nelayan buruh

cenderung sulit ditemui karena jam kerja yang sangat tidak menentu.

Sebagian besar hanya bisa ditemui pada saat sore hingga malam hari. Selain

itu lokasi kedua penelitian sangat berjauhan, sehingga peneliti tidak dapat

berlama-lama melakukan penelitian pada satu lokasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran

berikut.

1. Bagi Pemerintah Pusat

Berdasarkan hasil penelitian, nelayan buruh yang menggunakan alat tangkap

ramah lingkungan lebih unggul dibandingkan nelayan buruh yang

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan berdasarkan empat variabel,

yaitu: tingkat pendapatan, tingkat konsumsi rumah tangga, tempat tinggal

dan fasilitas rumah, serta akses pendidikan anak. Namun, penggunaan alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

tangkap tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem

laut. Terkait hal ini, beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada

pemerintah pusat, yaitu:

a. Mengontrol dan mengawasi penggunaan alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan, melalui penegasan waktu pelaksaan aturan Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan nomor 2 tahun 2015, agar tidak terjadi ketimpangan

antara nelayan yang yang sudah taat aturan menggunakan alat tangkap yang

ramah lingkungan dengan nelayan yang masih menggunakan alat tangkap

yang tidak ramah lingkungan

b. Pemerintah pusat dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah membatasi

penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan dalam rangka peralihan

menuju penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan.

c. Pemerintah perlu menerapkan sanksi yang tegas bagi para pemilik kapal

yang masih menggunakan alat tangkap tidak ramah lingkungan. misalnya

penegasan peraturan mengenai pelarangan penggunaan alat tangkap berupa

pukat hela dan pukat tarik seperti Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

nomor 2 tahun 2015.

d. Pemerintah dapat memperpanjang program pemberian bantuan berupa

pemberian bantuan alat tangkap dengan cicilan atau harga yang terjangkau

sesuai dengan potensi dan kondisi alam masing-masing daerah.

2. Pemerintah Daerah

a. Pemerintah daerah perlu mengadakan tindak lanjut kegiatan seperti

pembinaan mengenai penggunaan alat tangkap atau penyesuaian daerah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

tangkapan dengan alat tangkap oleh Dinas Perikanan daerah terkait dengan

peralihan penggunaan alat tangkap dari yang tidak ramah lingkungan

menuju ramah lingkungan.

b. Untuk mencegah adanya ketimpangan pendapatan, pemerintah dapat

membantu dengan menetapkan harga lelang ikan terendah dalam

mekanisme jual beli ikan di Tempat Pelelangan Ikan untuk melindungi

kesejahteraan nelayan.

3. Bagi nelayan pemilik modal

a. Sebaiknya para nelayan pemilik modal memperhatikan penggunaan alat

tangkap. Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan memang

memberikan dampak nyata khususnya untuk pendapatan nelayan. Namun

perlu diingat bahwa, penggunaan alat tangkap harus memperhatikan

beberapa poin seperti: selektivitas alat tangkap, tidak merusak sumberdaya

dan lingkungan, serta meminimumkan ikan buangan (discard). Alat tangkap

juga perlu disesuaikan kembali dengan jenis tonase kapal sesuai dengan

aturan Pemerintah.

b. Untuk menghadapi masa paceklik, nelayan pemilik modal dan nelayan

buruh dapat mengatur keberangkatan atau jadwal melaut. Misalnya dengan

memberi jeda untuk melaut, sehingga sumber daya laut tidak terus-menerus

dieksploitasi setiap hari.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Masih ada banyak kekurangan dalam cakupan pembahasan di penelitian ini.

Untuk peneliti selanjutnya, dapat menambah atau melengkapi penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

dengan variabel lain, seperti variabel sosial lainnya dalam mengukur tingkat

kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, peneliti selanjutnya

diharapkan mampu membahas lebih dalam lagi mengenai topik penelitian

ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Apridar. (2015). "Pembangunan maritim peluang dan tantangan", dalam Ironi


negeri sejuta nyiur hijau di pantai. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Finesso, G. M. (2012). Nelayan hentikan alat tangkap yang merusak. (On-line).


Tersedia: www.regional.kompas.com (6 Maret 2017)

Gilarso, T. (1992). Pengantar ilmu ekonomi bagian makro. Yogyakarta: Kanisius.

Hendratmoko, C., & Marsudi, H. (2010). Analisis tingkat keberdayaan sosial


ekonomi nelayan tangkap di Kabupaten Cilacap. Dinamika sosial
ekonomi, 6(1), 1-2.

Monintja, D. (2001). Pemanfaatan sumberdaya pesisir dalam bidang perikanan


tangkap. Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu. Bogor: Pusat
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.

Mulyadi, S. (2007). Ekonomi Kelautan. Jakarta: Rajawali Pers.

Nanlohy, A. C. (2013, Juni). Evaluasi Alat Tangkap Ikan Pelagis yang Ramah
Lingkungan di Perairan Maluku dengan Menggunakna Prinsip CCRF
(Code of Conduct for Responsible Fisheries). Jurnal Ilmu Hewani
Tropika, 2(1), 2.

Putra, A. R. (2014). Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Antara Buruh


Bangunan dan Petani Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten
Gunungkidul. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sumintarsih, et.al. (2005). Nelayan Desa Pamekasan. In Sumintarsih, Salamun,


Sukari, C. Ariani, & Sujarno, Kearifan lokal di lingkungan masyarakat
nelayan Madura (pp. 22-23). Yogyakarta: Kementerian Kebudayaan Dan
Pariwisata Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan
Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Sunarti, E. (2006). Indikator keluarga sejahtera: sejarah pengembangan,


evaluasi, dan keberlanjutan. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut
Pertanian Bogor.

Suyami, et al (2005). Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Nelayan Jepara


Jawa Tengah. Yogyakarta: Kementerian Kebudayaan Dan Pariwisata
Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional.

Yusuf, M. (2015). Trawl dan cantrang, keuntungan yang buntung. (On-line).


Tersedia: www.wwf.or.id. (15 Maret, 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1
KUESIONER AWAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KUESIONER

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Judul Skripsi : “Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Nelayan Buruh yang

Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak

Ramah Lingkungan Pada Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang

dan Kabupaten Cilacap”.

I. Pengantar

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi, saya Karini Ajeng Prahastiwi mahasiswa


Prodi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, melakukan penyebaran
kuesioner untuk memperoleh data dalam penelitian. Adapun penelitian ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Sanata Dharma.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i


untuk mengisi kuesioner berikut sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Setiap jawaban yang diberikan Bapak/ibu/saudara/i, merupakan bantuan yang
sangat berarti dalam penelitian ini. Atas kesediaan yang diberikan, saya ucapkan
terimakasih.

Peneliti,

(Karini Ajeng Prahastiwi)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

II. Petunjuk pengisian:


A. Lingkari jawaban yang sesuai pada pilihan ganda (a,b,c, d, dan seterusnya) di
setiap pertanyaan.
B. Mohon mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya (apabila
terdapat lebih dari 1 jawaban, diperkenankan untuk melingkari lebih dari 1
pilihan jawaban).

III. Identitas responden


Nama : ...........................................(boleh tidak diisi)
Umur :........................................
Jenis kelamin : laki-laki/perempuan* (*coret salah satu)
Pendidikan akhir :.........................................

IV. Kuesioner
A. Pendapatan Rumah tangga
1. Berapakah jumlah pendapatan anda dalam satu bulan?

B. Pengeluaran Rumah Tangga


1. Berapa jumlah pengeluaran anda dalam satu bulan?

2. Proporsi pengeluaran dalam satu bulan


No Jenis Pengeluaran dalam Besar pengeluaran dalam
sebulan rupiah
1 Pangan
2 Pakaian
3 Air
4 Listrik
5 Lain-lain
(Isi selain pengeluaran di atas
jika ada)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah


No Pernyataan Keterangan
1
Material atap bangunan rumah anda:

a. Genting
b. Asbes
c. Seng
d. Sirap
e. Daun
2
Material dinding bangunan rumah anda:
a. Tembok
b. Setengah tembok
c. Kayu
d. Bambu kayu
3
Status kepemillikan bangunan rumah
anda:
a. Milik sendiri
Sewa
b.
Menumpang
c.

4
Material lantai bangunan runah anda:
a. Keramik
b. Ubin
c. Plester semen
d. Papan
e. Tanah
5
Luas bangunan rumah anda :
a. > 100 m2
b. 50-100 m2
c. < 50 m2
6
Luas halaman/pekarangan rumah anda:
a. Luas (> 100 m2)
b. Sedang (50-100 m2)
c. Sempit (< 50 m2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pernyataan Keterangan
7
Fasilitas hiburan dalam bentuk elektronik:
a. Video (DVD/VCD)
b. TV
c. Tape recorder
d. Radio
8
Alat pendingin di dalam rumah:
a. AC
b. Lemari Es
c. Kipas angin
d. Alam
9 Sumber penerangan rumah anda:
a. Listrik
b. Petromak
c. Lampu tempel
10 Bahan bakar yang digunakan untuk
memasak
a. Gas
b. Minyak tanah
c. Kayu arang
11
Sumber air yang digunakan dalam rumah
anda
a. PAM
b. Sumur bor
c. Sumur
d. Mata air umum
e. Air tadah hujan
f. Sungai

12 Kamar mandi keluarga:


a. Kamar mandi sendiri

b. Kamar mandi umum

c. Sungai/laut

d. Kebun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Akses Pendidikan Anak

No Pernyataan Keterangan

Keterjangkauan biaya sekolah untuk anak


1
anda:

a. Terjangkau

b. Cukup terjangkau

c. Sulit dijangkau

2 Jarak antara sekolah anak dengan rumah


anda:
a. 0 km

b. 0,01- 3 km

c. > 3 km

3 Prosedur penerimaan siswa di sekolah


anak:
a. Mudah

b. Cukup sulit

c. Sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan dari Tenaga Medis/Paramedis

No Pernyataan Keterangan

Biaya untuk berobat saat sakit


1 Terjangkau
a.

b. Cukup terjangkau

c. Sulit dijangkau

2 Kemudahan memperoleh alat


kontrasepsi:
a. Mudah didapat

b. Cukup mudah didapat

c. Sulit didapat

3 Kemudahan konsultasi Keluarga


Berencana (KB):
a. Mudah

b. Cukup

c. Kurang

4 Keterjangkauan harga obat-obatan

a. Terjangkau

b. Cukup terjangkau

c. Sulit dijangkau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2
KUESIONER REVISI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KUESIOENER

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Judul Skripsi : “Studi Komparasi Tingkat Kesejahteraan Nelayan Buruh yang

Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan dan Tidak

Ramah Lingkungan Pada Nelayan Buruh Kabupaten Pemalang

dan Kabupaten Cilacap”.

V. Pengantar

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi, saya Karini Ajeng Prahastiwi mahasiswa


Prodi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, melakukan penyebaran
kuesioner untuk memperoleh data dalam penelitian. Adapun penelitian ini
merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Sanata Dharma.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i


untuk mengisi kuesioner berikut sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Setiap jawaban yang diberikan Bapak/ibu/saudara/i, merupakan bantuan yang
sangat berarti dalam penelitian ini. Atas kesediaan yang diberikan, saya ucapkan
terimakasih.

Peneliti,

(Karini Ajeng Prahastiwi)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

VI. Petunjuk pengisian:


C. Lingkari jawaban yang sesuai pada pilihan ganda (a,b,c, d, dan seterusnya)
di setiap pertanyaan.
D. Mohon mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya (apabila
terdapat lebih dari 1 jawaban, diperkenankan untuk melingkari lebih dari 1
pilihan jawaban).

VII. Identitas responden


Nama : ...........................................(boleh tidak diisi)
Umur :........................................
Jenis kelamin : laki-laki/perempuan* (*coret salah satu)
Pendidikan akhir :.........................................

VIII. Kuesioner
F. Pendapatan Rumah tangga
2. Berapakah jumlah pendapatan anda dalam satu bulan?

G. Pengeluaran Rumah Tangga


3. Berapa jumlah pengeluaran anda dalam satu bulan?

4. Proporsi pengeluaran dalam satu bulan


No Jenis Pengeluaran dalam sebulan Besar pengeluaran dalam
rupiah
1. Pangan
2. Pakaian
3. Air
4. Listrik
5. Biaya Sekolah
6. Lain-lain
(Isi selain pengeluaran di atas jika
ada)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Kondisi Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah


No Pernyataan Keterangan
1
Material atap bangunan rumah anda:
a. Genting
b. Asbes
c. Seng
d. Sirap
e. Daun
2
Material dinding bangunan rumah anda:
a. Tembok
b. Setengah tembok
c. Kayu
d. Bambu kayu
3
Status kepemillikan bangunan rumah
anda:
a. Milik sendiri
Sewa
b.
Menumpang
c.

4
Material lantai bangunan runah anda:
a. Keramik
b. Ubin
c. Plester semen
d. Papan
e. Tanah
5
Luas bangunan rumah anda :
a. > 100 m2
b. 50-100 m2
c. < 50 m2
6
Luas halaman/pekarangan rumah anda:
a. Luas (> 100 m2)
b. Sedang (50-100 m2)
c. Sempit (< 50 m2)
7 Bahan bakar yang digunakan untuk
memasak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pernyataan Keterangan
d. Gas
e. Minyak tanah
f. Kayu arang
8 Kamar mandi keluarga:
e. Kamar mandi sendiri

f. Kamar mandi umum

g. Sungai/laut

h. Kebun

Pertanyaan tambahan:

1. Apa saja fasilitas elektronik dalam rumah anda?


..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................

2. Dari mana sumber air yang dikonsumsi oleh keluarga? (Misal: PDAM,
sumur bor, PAM, dll)
..................................................................................
..................................................................................
..................................................................................

I. Akses Pendidikan Anak

No Pernyataan Keterangan

Keterjangkauan biaya sekolah untuk anak


1
anda:

d. Terjangkau

e. Cukup terjangkau

f. Sulit dijangkau

Penerimaan beasiswa anak disekolah


2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Sering menerima

e. Pernah Menerina

f. Tidak Pernah menerima

3 Prosedur penerimaan siswa di sekolah


anak:
a. Mudah

b. Cukup sulit

c. Sulit

J. Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan dari Tenaga Medis/Paramedis

No Pernyataan Keterangan

Biaya untuk berobat saat sakit


1 Terjangkau
a.

b. Cukup terjangkau

c. Sulit dijangkau

2 Kemudahan akses konsultasi Keluarga


Berencana
a. Mudah

b. Cukup
c. Kurang

3 Keterjangkauan harga obat-obatan saat


sakit
a. Terjangkau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Pernyataan Keterangan

b. Cukup terjangkau

c. Sulit dijangkau

Pertanyaan tambahan :
1. Apakah anda mendapatkan bantuan pelayanan tenaga medis dan
kesehatan berupa asuransi/jaminan kesehatan dari pemerintah? (Misal:
BPJS, KIS, Asuransi Nelayan, dll?)
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 3
UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI NORMALITAS

Uji Normalitas Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI NORMALITAS

Uji Normalitas Kelompok Nelayan Buruh yang Menggunakan Alat Tangkap Tidak Ramah Lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 4
UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI HIPOTESIS
a. Variabel Tingkat Pendapatan

Uji Mann Whitnney

Ranks

Mean Sum of
kelompok N Rank Ranks

tingkat nelayan buruh yang


pendapatan menggunakan alat tangkap ramah 35 20.90 731.50
lingkungan

nelayan buruh yang


menggunakan alat tangkap tidak 35 50.10 1753.50
ramah lingkungan

Total 70

a
Test Statistics

tingkat pendapatan

Mann-Whitney U 101.500

Wilcoxon W 731.500

Z -6.018

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Grouping Variable: kelompok

b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Tingkat Konsumsi Rumah Tangga


T- Test

Group Statistics

Std. Std. Error


Koding N Mean Deviation Mean

Tingkat nelayan buruh yang


konsumsi menggunakan alat tangkap 35 1.19E6 378995.126 64061.869
nelayan buruh ramah lingkungan

nelayan buruh yang


menggunakan alat tangkap 35 2.05E6 537391.204 90835.692
tidak ramah lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Variabel Tempat Tinggal dan Fasilitas Rumah


T- Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Variabel Akses Pendidikan Anak


T-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Variabel Akses Kesehatan dan Pelayanan Tenaga Medis


T-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 5
SURAT IJIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 6
DOKUMENTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 7
Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Kabupaten Cilacap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Kabupaten Cilacap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Kabupaten Pemalang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data Kabupaten Pemalang

Anda mungkin juga menyukai