Anda di halaman 1dari 83

KINERJA APARATUR DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DESA

PAGARBATU KABUPATEN TAPANULI UTARA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Administrasi Publik

Oleh

Juliana Sihombing

140903002

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

2018

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :


Nama : Juliana Sihombing
NIM : 140903002
Program Studi : Ilmu Administrasi Publik
Judul : Kinerja Aparatur Desa dalam Pelayanan Publik di Desa Pagarbatu
Kabupaten Tapanuli Utara

Medan, Agustus 2018


Dosen Pembimbing Ketua Program Studi,
Ilmu Administrasi Publik

Dr. Tunggul Sihombing, MA Dr. Tunggul Sihombing, MA


NIP : 195908141986011002 NIP : 1959081411986011002

Wakil Dekan FISIP USU

Husni Thamrin, S.Sos, M.SP


NIP : 19640081991021001

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Suamtera Utara

maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Dosen Pembimbing dan Dosen

Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi

Medan, Agustus 2018

Yang membuat Pernyataan

Juliana Sihombing

NIM : 140903002

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Aparatur Desa dalam

pelayanan publik khususnya dalam tertib Administrasi Desa di Desa Pagarbatu

Kabupaten Tapanuli Utara. Administrasi desa merupakan pelayanan keseluruhan

proses kegiatan pecatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan

pemerintahan desa pada buku administrasi desa.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif untuk menggambarkan fenomena sebenarnya dari kejadian di

lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan

dokumen yang terkait dengan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini

dilakukan secara kualitatif. Kinerja aparatur dilihat dari indikator Agus Dwiyanto

yaitu produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas .

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa produktivitas kerja aparatur

pemerintahan desa sudah berjalan dengan baik meskipun belum terlalu optimal,

hambatan dalam produktivitas kerja aparatur pemerintahan desa yaitu masih

kurangnya pengetahuan yang dimiliki aparat dalam mengelolah data-data dan fakta-

fakta yang ada dilapangan, kurangnya komitmen dan kesungguhan aparat dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan pemerintah di desa

Pagabatu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kemampuan sumber daya,

sarana dan prasarana yang menjadi aspek penting terhadap penyelenggaraan

pemerintah.

Kata Kunci: Kinerja, Pemerintah Kelurahan, Pelayanan Publik.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatNya

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana Administrasi Publik

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saya

menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak mulai dari masa

perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi ini sangatlah sulit dalam

menyelesaikannya. Oleh kerena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, M.S.P selaku Wakil dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara dan juga selaku dosen pembimbing saya.

3. Ibu Dra. Asima Yanti Siahaan, Ma.,Ph.D selaku sekretaris program studi Ilmu

Administrasi Publik.

4. Staf Dosen Ilmu administrasi Publik yang telah membekali penulis dengan

berbagai ilmu selama mengikuti perkuliahan samapai akhir penulisan skripsi ini.

5. Sekretaris dan Pendamping desa yang telah membantu saya dalam memperoleh

data skripsi saya.

8. Kedua orang tua saya, Bapak P. Sihombing dan mama H.Lubis serta saudara saya

Nova Sihombing dan Miko Sihombing yang selalu menyertai saya dalam doa.

Universitas Sumatera Utara


9. Buat teman-teman yang selalu memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi

ini di saat down Danawita Sianturi dan Lampita Siburian.

11. Para sahabat, rekan-rekan PKL di Dispar Tobasa angkatan 2014 yang telah

bersama-sama saling mendukung, Ika Handayani Marpaung, Corry Debora

Nainggolan, Pryda Hutasoit dan Jemsyi

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada kususnya.

Medan, Agustus 2018

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................ii

ABSTRAK ................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

1.3. Tujuan penelitian ........................................................................................ 8

1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 9

2.1 Kinerja ................................................................................................................. 9

2.1.1 Pengertian kinerja....................................................................................... 9

2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ............................................... 10

2.1.3. Indikator kinerja ........................................................................................ 10

2.2. Pemerintahan Desa ............................................................................................ 14

2.2.1. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa......................................................... 17

2.3. Pengertian Pelayanan Publik .............................................................................. 23

2.3.1. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik ............................................................ 25

2.3.2. Standar Pelayanan Publik ........................................................................ 26

2.3.3. Jenis-jenis Pelayanan Publik ................................................................... 27

2.3.4 Pengertian Tertib Administrasi Desa ....................................................... 28

Universitas Sumatera Utara


2.4. Hipotesis kerja ................................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 31

3.1. Jenis Penelitian .................................................................................................. 32

3.2. Lokasi Penelitian .............................................................................................. 32

3.3. Informan Penelitian ............................................................................................ 33

3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 36

3.5. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 37

3.6 Teknik Keabsahan Data ...................................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... .40

4.1 Gambaran umum Desa Pagarbatu ........................................................................40

4.1.2. Letak dan Luas Desa....................................................................................41

4.1.3. Sarana dan Prasarana Desa Pagarbatu .........................................................42

4.1.4. Sumber Daya Manusia............................................................................ ….43

4.1.5. Kondisi Pemerintahan Desa.................................................................... ….44

4.1.6. Visi dan misi pemerintah Desa Pagarbatu .............................................. ….46

4.2 Kinerja Aparatur Desa dalam Pelayanan Publik di Desa Pagarbatu Kabupaten

Tapanuli Utara ....................................................................................................49

4.2.1. Indikator Produktivitas ........................................................................... ….51

4.2.2. Indikator Kualitas layanan ...................................................................... ….54

4.2.3. Indikator Responsivitas ...............................................................................60

4.2.4. Indikator Responsibilitas .............................................................................66

4.2.5. Indikator Akuntabilitas ...............................................................................67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................70

Universitas Sumatera Utara


5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................70

5.2 SARAN ................................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................74

Lampiran-lampiran .................................................................................................76

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang

Aparatur pemerintah desa merupakan salah satu unsur penggerak dalam

pemerintahan desa. Dalam lingkungan pemerintah desa, kepala desa dan seluruh

perangkat desa sebagai pelaksana tugas pemerintah desa melaksanakan tugas

pemerintah desa dengan baik demi terciptanya kesejahteraan dan pembangunan

rakyat di desa. Kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum sangat

strategis karena akan sangat menentukan sejauh mana pemerintah mampu

memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian

akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai

dengan tujuan pendiriannya.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 untuk memajukan daerah dan

kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah memerlukan tersedianya

birokrasi daerah yang tangguh dan sangat memahami peranan yang dilakukannya.

Peranan birokrasi pemerintah, birokrasi daerah atau aparatur pemerintah daerah,

diharapkan berperan dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pelayanan, pengaturan,

pemberdayaan, dan pembangunan. Dengan peran sebagai penyedia pelayanan

masyarakat, birokrasi wajib memberikan pelayanan yang adil dan maksimal. Melalui

peranan yang berkaitan, birokrasi terlibat dalam memberikan arah perilaku

masyarakat. Umumnya peran ini tercermin pada proses pembuatan perundang-

undangan. Peran pengaturan sesungguhnya lebih luas dari itu, karena hal ini melekat

Universitas Sumatera Utara


pada setiap kegiatan pelayanan pemerintahan yang diberikan oleh birokrasi.

Kemampuan birokrasi tidak hanya sebatas pada penyediaan sumber daya dan sumber

dana, birokrasi dituntut mampu menciptakan suasana yang lebih terbuka bagi warga

untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya pada realitas kehidupan dan

tantangan yang mereka hadapi. Banyaknya jenis peranan dan luasnya ruang lingkup

kegiatan, menjadi peluang bagi aparat pemerintah untuk menyiapkan dan

mengembangkan kualitasnya, baik secara perorangan maupun kelembagaannya.

Sejak kebijakan otonomi daerah diberlakukan, terjadi perubahan mendasar

dalam sistem dan struktur pemerintahan daerah yang telah diperbaharui dengan

Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah, sehingga

membawa dampak yang sangat luas bagi penyelenggaraan pemerintah, perencanaan

pembangunan, pengelolaan keuangan dan system penganggaran dalam menunjang

penyelenggaraan pemerintah di daerah khususnya pada tingkat pemerintahan Desa.

Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang telah diprogramkan,

perlu didukung oleh aparatur pelaksana yang hendaknya memiliki kemampuan

optimal dalam pelaksanaan tugasnya agar terjalinnya hubungan yang serasi antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah bahkan sampai ditingkat desa.

Aparatur pemerintah desa merupakan alat pemerintah sebagai pelaksana

pemerintah terendah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mampu

menunjukkan kualitasnya sebagai abdi masyarakat dan abdi Negara. Sebagai abdi

masyarakat aparatur pemerintah desa adalah wakil dari masyarakat. Dengan fungsi

gandanya tersebut diharapkan aparatur pemerintah desa mampu mewakili masyarakat

yang dipimpinnya.

Universitas Sumatera Utara


Pelayanan publik merupakan unsur yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pemerintahan karena menyangkut aspek kehidupan yang sangat

luas. Tuntutan terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik terus berkembang

seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran bahwa warga negara memiliki hak

untuk dilayani, sedangkan kewajiban pemerintah adalah untuk memberikan

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan publik adalah bukan hanya

menciptakan sebuah pelayanan yang efisiensi, namun juga bagaimana pelayanan juga

dapat dilakukan dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang

dilayani, atau dengan kata lain bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan

demokratis. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat

terlebih dahulu mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

Ketika persoalan-persoalan dalam masyarakat sudah dapat diinventarisir dan

dilakukan analisis maka strategi-srategi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

tersebut akan semakin jelas dampaknya bagi masyarakat.

Kinerja aparat desa harus sesuai dengan pedoman yaitu konstitusi atau

undang-undang yang telah dibuat untuk mengelola dan menangani urusan desa.

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam

rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Negara berkewajiban melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi

Universitas Sumatera Utara


hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik. Pada prinsipnya

setiap pelayanan umum ini, senantiasa harus selalu ditingkatkan kinerjanya sesuai

keinginan masyarakat pengguna jasa.

Bentuk Pelayanan desa meliputi pelayanan administrasi dan pelayanan non

administrasi, pelayanan administrasi terdapat adminisrasi umum dan penduduk.

Sedangkan pelayanan non administrasi meliputi pelayanan fisik atau infrastruktur

desa dan pelayanan non fisik atau pelayanan yang berbentuk pemberdayaan

masyarakat desa.

Sukses tidaknya pemerintahan desa sangat tergantung dengan administrasi

desa. Administrasi desa dapat berjalan dengan baik apabila kualitas manusia sebagai

sumber daya dapat melaksanakan dengan sebaik mungkin, Kualitas tersebut selain

dilandasi kemampuan dan keterampilan yang memadai juga harus disertai kerjasama,

sehingga dapat merealisasikan tujuan-tujuan nasional.

Pengaturan tentang administrasi desa bertujuan untuk menjadikan desa lebih

mandiri, tanpa harus selalu bergantung pada pemerintahan diatasnya. Selain itu tujuan

dari administrasi desa ialah untuk menjadi landasan dasar dalam setiap pengambilan

keputusan oleh pemerintah terkait pembangunan nasional.

Beberapa permasalahan pelayanan publik yang dihadapi oleh pemerintahan


desa antara lain, masih banyaknya administrasi desa yang bersifat manual, belum di-
back up dengan teknologi informasi. Beberapa tempat masih mengandalkan
administrasi menggunakan buku atau tulisan di papan sehingga belum
terdokumentasikan dengan baik, sulitnya mengakomodir seluruh keinginan
masyarakat. Program pemberdayaan masyarakat dengan anggaran yang besar, maka
memunculkan banyaknya tarik ulur dalam penentuan program, sehingga akan ada
keinginan masyarakat yang tidak terakomodir, keterbatasan sarana dan prasarana
desa. Keterbatasan ini yang memunculkan minimnya sarana prasarana pelayanan
publik yang ditujukan untuk masyarakat desa, rendahnya kapasitas SDM kepala desa
dan perangkat desa. Kompetensi kepala desa menjadi ujung tombak maju atau

Universitas Sumatera Utara


mundurnya sebuah desa. Permasalahan di sini adalah masih jarangnya kepala desa
yang kompeten. (dikutip Merdeka, 11 Mei 2017).

Keberadaan aparat desa yang juga diserahi tugas di bidang administrasi,


menduduki posisi yang sangat penting karena sebagai organ pemerintahan yang
paling bawah mengetahui sacara pasti segala kondisi dan permasalahan yang ada di
wilayahnya, maka input pada pemerintah kecamatan yang menyangkut berbagai
keterangan dan informasi sangatlah dibutuhkan dalam pengambilan kebijaksanaan
daerah maupun nasional untuk kebutuhan pembangunan secara menyeluruh. Aparatur
pemerintah desa merupakan alat pemerintah sebagai pelaksana pemerintah terendah.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mampu menunjukkan kapasitas yang
optimal sebagai abdi masyarakat dan abdi negara. Namun, demikian yang terjadi di
tingkat pemerintahan desa yaitu desa atau kelurahan justru banyak terjadi kejadian-
kejadian yang menyangkut rendahnya kapasitas aparatur desa dalam pelaksanaan
tugas-tugas dan fungsinya. Terbukti kondisi desa dari dulu hingga sekarang tidak
terdapat perubahan yang cukup signifikan. Berbagai kendala dialami oleh desa dalam
melakukan Administrasi Desa, antara lain keterbatasan kapasitas aparatur desa.
(www.kemendesa.go.id./berita/1507/dana-desa-dapat meningkatkankapasitas-desa).

Desa masih sangat tergantung dari bantuan Pemerintah Pusat dan Daerah

dalam mengurusi segala permasalahan yang ada di wilayahnya. Pemerintah desa

sebagai pionir dalam melaksanakan administrasi desa belum mampu melakukan

fungsi dan perannya dengan baik. Sumber daya aparatur desa yang masih jauh dari

ideal disinyalir menjadi kendala tersendiri bagi pelaksanaan administrasi desa. Sering

dengan perubahan kelembagaan di desa maka mau tidak mau mendorong sumber

daya manusia desa untuk mencapai target yang hedak dicapai.

Agar tujuan pembangunan benar-benar dapat tercapai seperti yang

diharapkan, maka yang harus diperhatikan adalah adanya aparat pemerintah yang

memiliki kapasitas yang memadai atau optimal. Kualitas tersebut selain dilandasi

kapasitas dan keterampilan yang memadai juga harus disertai kerjasama, sehingga

dalam merealisasikan ,tujuan-tujuan nasional sesuai dengan kebijaksanaan

pembangunan yang ditetapkan pemerintah, dengan titik berat pembangunan perlu

Universitas Sumatera Utara


diarahkan pada masyarakat pedesaan karena sebagian besar penduduk Indonesia

bertempat tinggal dipedesaan.

Kinerja pemerintah sangat berperan dalam mengatur dan mengarahkan

seluruh kegiatan dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas pelayanan pada

masyarakat. Pelayanan yang berkualitas seringkali mengalami kesulitan untuk dapat

dicapai karena aparat pemerintah desa seringkali belum mengetahui dan memahami

bagaimana cara memberikan pelayanaan yang baik. Kondisi sumberdaya aparatur

pemerintah desa belum terwujud secara memadai. Kondisi tersebut berdampak pada

kinerja yang tidak maksimal dari pemerintah Desa dalam penyelenggaraan

administrasi desa.

Werther dan Davis (dalam Notoatmojo 2009 : 96), dalam menentukan


kebutuhan dari segi kuantitas sumberdaya manusia (aparatur desa), diperlukan
perencanaan sumber daya manusia yang merupakan inti administrasi sumber daya
manusia karena sumber daya manusia merupakan suatu perkurangan tentang
kebutuhan atau pasokan tenaga kerja sehingga jumlah dan tipe kebutuhan dapat
terencana dengan baik.

Sumber daya manusia dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan manusia

seperti kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Pagarbatu

dalam menjalankan pelayanan di desa.

Dari observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja pemerintah Desa

Pagarbatu dalam pelayanan publik masih belum mampu menyelesaikan tugasnya

dalam melaksanakan tertib administrasi desa. Hal ini dapat dillihat dari masih

kosongnya buku-buku administrasi desa. Permasalahan tersebut diduga disebabkan

oleh kurang mempunyai kemampuan aparatur Desa Pagarbatu dalam

penyelenggaraan pemerintahan khususnya terkait tertib administrasi desa.

Universitas Sumatera Utara


Kelemahan pada aspek sumberdaya manusia diduga disebabkan oleh kurangnya

kemampuan dalam mengembangkan dan melaksanakan program pelayanan kepada

masyarakat terkendala, karena dengan kualitas aparatur yang baik maka

penyelenggaraan pemerintahan desa akan berjalan dengan baik juga.

Dalam rangka membangun kualitas kinerja pemerintahan yang efektif dan

efisien, diperlukan waktu untuk memikirkan bagaimana mencapai kesatuan kerjasama

sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan untuk meningkatkan

kemampuan perangkat desa, dalam menjalankan pemerintah desa. Untuk itu,

diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan harapan dan keinginan,

menciptakan Sumber daya manusia yang berkualitas, membuat pedoman pelayanan,

tujuan, serta target kinerja yang jelas dan terukur.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik mengetahui perrmasalahan

kemampuan sumberdaya manusia masih kurang optimal untuk melaksanakan

tugasnya dalam bidang administrasi di Desa Pagarbatu. Sehingga peneliti melakukan

penelitian yang berjudul “Kinerja Aparatur Desa Dalam Pelayanan Publik di

Pagarbatu Kabupaten Tapanuli Utara”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah sebagaimana yang dijelaskan

diatas, maka yang menjadi perumusan di dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana

Kinerja Aparatur Desa dalam Pelayanan Publik di Desa Pagarbatu Kabupaten

Tapanuli Utara”?.

Universitas Sumatera Utara


1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan produktivitas, kualitas

layanan, responsifitas, responsibilitas, dan akuntabilitas dari kinerja aparatur desa

dalam pelayanan publik di desa Pagarbatu yang secara operasional didefinisikan

sebagai kerjasama pemerintah desa dalam menyelenggarakan pelayanan kepada

masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Kinerja atau tingkat keberhasilan

pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut diamati melalui sejauh

mana pemerintah desa dapat melaksanakan pelayanan kepada masyarakat melalui

administrasi desa Pagarbatu.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Secara Ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

pengembangan teori dan kierja Aparatur desa dalam pelayanan publik

kepada masyarakat di desa Pagarbatu, dan dapat menjadi tambahan

informasi bagi pihak yang berkepentingan degan masalah yang di tulis.

b. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

kepada Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam mewujudkan kinerja

pemerintah Desa yang baik, dan memenuhi standar.

c. Bagi Penulis, dapat menambah dan memperluas wawasan serta

pengetahuan penulis dalam penulisan karya ilmiah (skripsi) terkait

masalah yang diteliti, serta merupakan tugas akhir bagi peneliti untuk

mendapatkan gelar sarjana.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian kinerja

Sesungguhnya organisasi merupakan suatu koneksitas manusia yang

kompleks dan dibentuk untuk tujuan tertentu, dimana hubungan antara anggotanya

bersifat resmi, ditandai oleh aktivitas kerjasama, terintegritasi dalam lingkungan yang

lebih luas, memberikan pelayanan dan produk tertentu dan tangggungjawab kepada

hubungan dengan lingkungannya. Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan

dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

rencana strategi suatu organisasi. Menurut Pamungkas (2000) menjelaskan bahwa

kinerja adalah penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh

dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja. Kinerja individu

menggambarkan sampai seberapa jauh seseorang telah melaksanakan tugas pokoknya

sehingga dapat mencapai hasil sebagaimana yang ditetapkan oleh institusi.

Payaman Simanjuntak (2005:1) mengemukakan kinerja adalah tingkat


pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.Kinerja perusahaan adalah tingkat
pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.

Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing

individu dan kelompok kerja diperusahaan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kinerja

merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam menilai apakah tujuan telah

dicapai dengan baik, dan sejauhmana misi telah dicapai oleh organisasi.

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mahmudi (2005: 21), factor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Yaitu:

a. Fakor personal ( individu), meliputi: pengetahuan, kemampuan,


kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki leh setiap
individu
b. Fakor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan,
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan pimpinan
c. Faktor tim, meliputi : kualitas dukungan dan semnagat yang diberikan
oleh rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim, kesetaraan
dan kekompakan anggota tim
d. Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastuktur yang
diberikan organisasi yang diberikan organisasi, proses organisasi, dan
kultur kerja organisasi.

2.1.3. Indikator kinerja

Indikator penilaian kinerja tiap-tiap stakeholder berbeda-beda. Zeinthaml,

Parasuraman, dan Berry (1990) mengemukakan bahwa kinerja pelayanan publik yang

baik dapat dilihat melalui berbagai indikator yang sifatnya fisik. Penyelenggaraan

pelayanan publik yang baik dapat dilihat melalui aspek fisik pelayanan yang

diberikan, seperti tersedianya gedung pelayanan yang reprensentatif, fasilitas

pelayanan berupa televisi, ruang tunggu, peralatan pendukung yang memiliki

teknologi canggih, misalnya komputer, penampilan aparat yang menarik di mata

pengguna jasa, seperti seragam dan aksesoris, serta berbagai fasilitator kantor

pelayanan yang memudahkan akses pelayanan bagi masyarakat.

Kumorotomo (1996) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan

pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain adalah :

1. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) atau
output ( hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang

Universitas Sumatera Utara


dipergunaan) seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
pengunaan sumber yang terbatas.
2. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberpa jauh target
(kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, dimana makin besar prestasi
yang dicapai makin tinggi efektifitasnya.
3. Keadilan
Keadilan adalah semua hal yang berkenaan dengan sikap dan tindakan
dalam hubungan antar manusia. Keadilan berisi tuntutan agar orang
memperlakukan sesamanya sesuai dengan hak dan kewajibannya
perlakuan tersebut tidak pandang bulu, melainkan semua orang
diperlakukan sama sesuai hak dan kewajibannya.
4. Daya Tanggap
Daya tanggap adalah kemampuan menerima dengan panca indra dan
memberikan reaksi terhadap tanggap atau diterima oleh panca indra.

Aspirasi dan tuntutan masyarakat pada layanan publik yang optimal harus

meadapat perhatian dan tanggapan pemerintah. Oleh karena itu dipelukan upaya

sistematis untuk meningkatkan kinerja birokrasi pemerintah. Selanjutnya

dihubungkan dengan pendapat Dwiyanto yang menyatakan bahwa penilaian kinerja

birokrasi tidak cukup hanya dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator yang

melekat pada birokrasi itu seperti efektivitas dan efisiensi, tetapi harus dilihat juga

dari indikator-indikator yang melekat pada pengguna jasa.

Menurut Agus Dwiyanto (2006 : 50-51) ada beberapa indikator yang biasanya

digunakan untuk mendeskripsikan kinerja birokrasi publik yaitu sebagai berikut:

a. Produktivitas.
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektivitas pelayanan. Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu
efektivitas yang mengarah pada pencapaian hasil kerja yang maksimal
yaitu pencapaian target yang telah ditetapkan yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua efisiensi yang berkaitan dengan
suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara
masukan dan keluaran dalam suatu penyelenggaraan pelayanan publik.
b. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan kemampuan organisasi dalam memberikan
pelayanan yang sesuai dengan keinginan masyarakat yang bertujuan pada

Universitas Sumatera Utara


tercapainya kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan. Dengan
menggunakan indikator mengenai kepuasan masyarakat seperti
kehandalan, jaminan, sarana prasarana pendukung dan juga empati.
c. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan atau daya tanggap organisasi untuk
mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas
pelayanan, dan mengembangkanprogram-program pelayanan publik
sesuai dengan harapan, keinginan dan kebutuhan serta aspirasi
masyarakat.
d. Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi itu
dilakukan sesuai dengan standar pelayanan publik yang baik dan benar
atau sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh organisasi terebut
e. Akuntabilitas
Konsep akuntabilitas publik berarti pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan. Akuntabilitas juga dapat berarti penyelenggara pelayanan
publik melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal melalui
koordinasi yang baik antar penyelenggara pelayanan publik.

Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting bagi birokrasi

publik seringkali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna tidak

memiliki alternatif sumber pelayanan. Akibatnya dalam proses pelayanan publik,

pengguna pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama sekali dengan

kepuasan terhadap pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja organisasi publik

tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi

publik atau pemerintah, seperti pencapaian target semata. Sekarang ini sebaiknya

kinerja harus dinilai dari ukuran ekternal, seperti nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat agar diperoleh hasil atau terdapat hubungan antara penggunaan pelayanan

oleh publik dengan kepuasan pelayanan yang diberikan.

Bryson (1995) menjelaskan bahwa untuk lebih meningkatkan kinerja

organisasi publik secara teoritis menyeluruh aspek-aspek yang terkait terkadap

kinerja, sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


“pertama aspek-aspek input atau sumberdaya-sumberdayanya (resources) antara lain:
(1) Pengawasan Sumber Daya Manusia, (2) anggaran, (3) sarana dan prasarana, (4)
informasi, (5) budaya organisasi. Kedua, hal yang berkaitan dengan proses
manajemen dalam dinas seperti: (1) proses perencanaan, (2) proses pengorganisasian,
(3) proses pelaksanaan, (4) proses penganggaran, (5) proses pengawasan, (6) proses
evaluasi dan sebagainya.

Setiap aspek tersebut mempunyai potensi yang sama untuk muncul sebagai

faktor dominan yang terkait dengan kinerja organisasi publik, baik terkait dalam arti

negarif (menjadi lemahnya kinerja), maupun yang positif (meningkatnya kinerja).

Disamping faktor internal tersebut, perlu juga diperhatikan aspek-aspek lingkungan

eksternal yang secara langsung maupun tidak ikut mempengaruhi kinerjanya, seperti

perubahan-perubahan kondisi politik, ekonomi, social,budaya, dan teknologi, juga

pihak-pihak yang terkait dengan penyediaan input, misalnya wajib pajak dan para

pembuat kebijakan. Keberhasilan kebijakan akan sangat tergantung pada karakter dari

tujuan kebijakan itu sendiri, jumlah staf yang memadai, dan mempunyai motivasi

tinggi akan mempermudah proses konversi pesan kebijakan menjadi realita.

Tujuh indikator oleh Hersey, Blancharrd dan Jhonson seperti berikut:

1. Tujuan (Goal), merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari
oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai
2. Standar (Standart) , merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang
diinginkan dapat dicapai
3. Umpan balik (Feedback), merupakan masukan yang dipergunakan untuk
mengukur kemajuan kinerja, standarr kerja, dan pemcapaian tujuan
4. Alat atau sarrana (Mean) merupakan sumber daya yang dapat
dipergunakan untuk membantu ,enyelesaikan tujuan dengan sukses
5. Kompetensi (Competence) merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan
baik.
6. Motif (motive) merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu
7. Peluang (Opportunity), pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk
menunjukkan prestasi kerjanya.

Universitas Sumatera Utara


Paul Hersey (dalam wibowo, 2007:76) terdapat tujuh indicator kinerja

pemerintah, dua diantaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif.

Kineja pemerintah ditentukan oleh tujuan organisasi yang hendak dicapai dan untuk

melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai

tujuan, kinerja tidak akan berjalan. Namun kinerja memerlukan adanya dukungan

sarana, kompetensi, peluang, standar, dan umpan balik.

2.2. Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa menurut HAW. Widjaja (2003 : 3), penyelenggaraan

pemerintahan desa merupakan sistem penyelenggaran pemerintah, sehingga desa

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan menyatakan. Kepala desa

bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan menyampaikan

laporan pelaksaanan tersebut kepada Bupati.

Menurut Undang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2

pemerintahan desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Pasal 1 angka 3, menyebutkan Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau

yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsure

penyelenggaran Pemerintahan Desa. Susunan pemerintahan desa terdiri dari

pemerintah dan desa BPD. Pemerintah desa dipimpin oleh kepala desa yang dibantu

oleh sekretaris desa dan perangkat desa yang bertanggung jawab langsung kepada

Kepala Desa.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan

berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan

mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan

profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. BPD memiliki

fungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan desa (Sirajuddin, dkk, 2008 : 101).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa desa adalah

bagian terkecil dalam susunan pemerintahan yang di pimpin oleh seorang kepala

desa, dalam pelaksanaan kerjanya pemerintah desa mempunyai kewenangan yang

dapat diatur sendiri oleh masing-masing individu sebagai perangkat desa. Namun,

kewenangan tersebut tidak serta merta bebas tanpa ada batas, kewenangan yang

dimiliki pemerintah desa dalam mengelola jalannya roda pemerintahan harus sesuai

dan memperhatikan adat istiadat masyarakat yang ada selain itu juga karakter lokal

masyarakat juga harus tetap dijaga sebagai suatu ciri dan keistimewaan yang dimiliki

oleh masing-masing desa.

Pemerintah desa mempunyai hak dalam mengatur dan menjalankan roda

pemerintahan rumah tangganya sendiri, di antara beberapa kewenangan desa antara

lain:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak

asal usul desa.

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan

Universitas Sumatera Utara


pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan

masyarakat.

c. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota.

d. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.

Kepala desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintah desa

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa

(BPD). Seorang kepala desa adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,

mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok

orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang kepala desa adalah seseorang

yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan

memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama, tanggung jawab urusan

tugas pelayanan itu terpusat pada Kepala Desa.

Menurut Widjaja (2008 : 27) menyatakan “Kepala Desa yaitu penguasa


tertinggi di desa dan sebagai pemimpin formal maupun informal, pemimpin yang
setiap waktu berada di tengah-tengah rakyat yang dipimpinnya”.

Kepala desa berkedudukan sebagai alat Pemerintah Desa yang memimpin

penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala Desa bukan saja menjalankan

pemerintahan, membina ketertiban dan ketentraman, menjaga supaya hukum yang

dilanggar dapat dipulihkan seperti sediakala, tetapi juga agar orang-orang yang

melanggar hukum itu tidak mengulangi lagi perbuatannya dan orang-orang yang telah

didamaikan benar-benar damai seperti semula.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa Pemerintah desa

adalah kegiatan dari kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa diselenggarakan di

Universitas Sumatera Utara


bawah pimpinan seorang kepala desa beserta para pembantunya, mewakili

masyarakat desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat.

2.2.1. Tugas dan Fungsi Pemerintah Desa

Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan unsur-unsur dari pada fungsi

pemerintahan umum yang merupakan tugas pokok pemerintahan desa di samping

fungsi-fungsi lain guna melengkapi tugas, kewajiban, wewenang serta tanggung

jawab pemerintah desa yang bersangkutan.

a. Kepala Desa

1) Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan

bersama BPD

2) Mengajukan rancangan peraturan Desa

3) Menetapkan peraturan-peraturan yang telah mendapatkan persetujuan bersama

BPD

4) Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa

untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD

5) Membina kehidupan masyarakat Desa

6) Membina ekonomi desa

7) Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

8) Mewakili desanya di dalam dan luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa

hukum untuk mewakilinya sesuai dengan paeraturan perundang-undangan; dan

9) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.

b. Sekertaris

Universitas Sumatera Utara


1) Tugas Pokok: Membantu Kepala Desa dalam mempersiapkan dan

melaksanakan pengelolaan administrasi Desa, mempersiapkan bahan

penyusunan laporan penyelenggaraan Pemerintah Desa.

2) Fungsi :

a) Penyelenggara kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk

kelancaran tugas Kepala Desa

b) Melaksanakan tugas kepala desa dalam hal kepala desa berhalangan

c) Melaksanakan tugas kepala desa apabila kepala desadiberhentikan sementara

d) Penyiapan bantuan penyusunan Peraturan Desa

e) Penyiapan bahan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

f) Pengkoordinasian Penyelenggaraan tugas-tugas urusan; dan

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

c. Kepala Urusan Umum (KAUR)

1) Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan administrasi

umum, tata usaha dan kearsipan, pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta

mempersiapkan bahan rapat dan laporan.

2) Fungsi :

a) Pelaksanaan, pengendalian dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar

serta pengendalian tata kearsipan

b) Pelaksanaan pencatatan inventarisasi kekayaan Desa

c) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum

d) Pelaksanaan penyediaan, penyimpanan dan pendistribusian alat tulis kantor

serta pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor

Universitas Sumatera Utara


e) Pengelolaan administrasi perangkat Desa

f) Persiapan bahan-bahan laporan; dan

g) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

d. Kaur Keuangan

1) Tugas Pokok : Membantu Sekretaris Desa dalam melaksanakan pengelolaan

sumber pendapatan Desa, pengelolaan administrasi keuangan Desa dan

mempersiapkan bahan penyusunan APB Desa.

2) Fungsi :

a) Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan Desa

b) Persiapan bahan penyusunan APB Desa; dan

c) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

e. Kaur Pemerintahan

1) Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan

administrasi kependudukan, administrasi pertanahan, pembinaan, ketentraman

dan ketertiban masyarakat Desa, mempersiapkan bahan perumusan kebijakan

penataan, Kebijakan dalam Penyusunan produk hukum Desa.

2) Fungsi :

a) Pelaksanaan kegiatan administrasi kependudukan

b) Persiapan bahan-bahan penyusunan rancangan peraturan Desa dan keputusan

Kepala Desa

c) Pelaksanaan kegiatan administrasi pertanahan

d) Pelaksanaan Kegiatan pencatatan monografi Desa

Universitas Sumatera Utara


e) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan kelembagaan

masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan Desa

f) Persiapan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang

berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban

masyarakat dan pertahanan sipil; dan

g) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Desa.

f. Kaur Pembangunan

1) Tugas Pokok : Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis pembangunan desa dan potensi desa, pengelolaan

administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan

bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan.

2) Fungsi :

a) Pelaksanaan kegiaatan administrasi pembangunan

b) Pengelolaan tugas pembantuan; dan

c) Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

g. Kaur Kesra (Kesejahteraan Rakyat)

1) Tugas Pokok: Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis Penyusunan Program Keagamaan serta

melaksanakan Program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.

2) Fungsi :

a) Penyiapan bahan untuk pelaksanaan program kegiatan keagamaan

b) Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan kehidupan beragam.

Universitas Sumatera Utara


c) Penyiapan bahan dan pelaksanaan program, pemberdayaan masyarakat dan

sosial kemasyarakatan; dan

d) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

h. Kepala Dusun (Kadus)

1) Tugas

a) Membantu pelaksanaan tugas kepala desa dalam wilayah kerjanya

b) Melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan swadaya dan gotong

royong masyarakat

c) Melakukan kegiatan penerangan tentang program pemerintah kepada

masyarakat

d) Membantu kepala desa dalam pembinaan dan mengkoordinasikan kegiatan

RW (Rukun Wilayah) dan RT (Rukun Tetangga) diwilayah kerjanya

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.

2) Fungsi

a) Melakukan koordinasi terhadap jalannya pemerintah desa, pelaksanaan

pembangunan dan pembinaan masyarakat diwilayah dusun

b) Melakukan tugas dibidang pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan

yang menjadi tanggung jawabnya

c) Melakukan usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi dan swadaya

gotong royong masyarakat dan melakukan pembinaan perekonomian

d) Melakukan kegiatan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan ketrentaman

dan ketertiban masyarakat

e) Melakukan fungsi-fungsi lain yang dilimpahkan oleh kepala desa.

Universitas Sumatera Utara


i. BPD (Badan Perwakilan Desa)

BPD mempunyai fungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

1) Tugas :

a) Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa

b) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan

peraturan kepala desa

c) Mengusulkan, pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

d) Membentuk panitia pemilihan kepala desa

e) Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi

masyarakat

f) Menyusun tata tertib BPD.

2) Hak :

a) Meminta keterangan kepada pemerintah desa

b) Menyatakan pendapat Kewajiban

c) Mengamalkan pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan mentaati segala

peraturan perundang-undangan

d) Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

desa

e) Mempertahankan dan memelihara hukum nasional sera keutuhan NKRI

f) Menyerap, menampung, menghimpun dan menindak lanjuti aspirasi

masyarakat

g) Memproses pemilihan kepala desa

Universitas Sumatera Utara


h) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan

golongan

i) Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat

j) Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga

kemasyarakatan

Dengan adanya tugas dan fungsi pemerintahan desa diharapkan mampu

memberikan pelayanan dan melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai abdi

masyarakat dan abdi Negara. Sehingga terdapat koordinasi dalam menjalankan tugas

dan fungsi tersebut. Artinya bahwa aparatur desa dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya dapat melakukan kerjasama. Para aparatur desa dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya akan dikontrol oleh lembaga-lembaga yang ada di pemerintahan desa

maupun oleh masyarakat setempat.

2.3. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat terus mengalami

pembaharuan, baik dari sisi paragdigma maupun format pelayanan seiring dengan

meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan di dalam pemerintah itu sendiri.

Meskipun demikian, pembaharuan dilihat dari kedua sisi tersebut belumlah

memuaskan, bahkan masyarakat diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan

termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan.

Pelayanan publik sebagaimana UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan

publik merupakan suatu kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan

Universitas Sumatera Utara


penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan publik.

Tujuan dari pembentukan undang-undang pelayanan publik sesuai dengan

(pasal 3 UU No.25 Tahun 2009) adalah:

1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung


jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik
2. Terwujudnya system penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.

Menurut Anita (2005: 25) Pelayanan publik dapat diartikan secara luas dan
secara sempit. Secara luas pelayanan publik adalah segala aktivitas pengadaan barang
dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang dilakukan baik
melalui mekanisme pemerintah maupun bukan pemerintah. Sedangkan secara sempit
pelayanan publik adalah suatu kegiatan penyediaan barang dan jasa bagi masyarakat,
baik pemerintah maupun bukan Pemerintah yang dilakukan secara tatap muka
(langsung) atau pelayanan publik adalah berlangsungnya kontak atau pertemuan
langsung antara pemberi atau penerima layanan.

Menurut Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

81 Tahun 1983 menyatakan bahwa:

Pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh


instansi pemerintah baik di pusat, daerah, BUMN atau BUMD dalam bentuk barang
dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan menurut Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 63 Tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh


penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksana ketentuan perundang –undangan.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan

publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa

pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada

prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di

pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.1. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/KEP/M.PAN/7/2003, prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai berikut:

1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan
mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
a. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran.
b. Kepastian Waktu
c. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaiakn dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.
3. Akurasi Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.
4. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
5. Tanggung jawab pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
6. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).
7. Kemudahan Akses Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
8. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ihklas.

Universitas Sumatera Utara


9. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah
dan lain-lain.

Pada prinsipnya setiap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintahan

senantiasa harus selalu ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan keinginan kliennya

atau masyarakat yang ada di bawahnya, Masyarakat yang merupakan pelanggan dari

pelayanan publik, juga memiliki kebutuhan dan harapan pada kinerja penyelenggara

pelayanan publik yang professional, sehingga yang sekarang menjadi tugas

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah bagaimana memberikan

pelayanan publik yang mampu memuaskan masyarakat.

2.3.2. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar perlayanan

dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.

Standar pelayanan yang ditetapkan oleh Lembaga Administrasi Negara (dalam Atep,

2004 : 14) adalah Suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas

pelayanan sebagai komitmen atau janji dari pihak penyedia pelayanan kepada

pelanggan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

63/KEP/M.PAN/7/2003 setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki

standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi

penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam

Universitas Sumatera Utara


penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima

pelayanan. Standar pelayanan, sekurang-kurangnya meliputi:

1. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
2. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya Pelayanan
Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses
pemberian pelayanan
4. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan Prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan.

Standar pelayanan publik merupakan tolok ukur yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan pelayanan daan acuan penilaian kualitas pelayanan

sebagai kewajiban kepada organisasi terkait masyarakat dalam rangka pelayanan

yang berkualitas, cepat, mydah, terjangkau, dan terukur terkait data dan informasi

program dan kegiatan yang dibutuhkan sehingga dicapai kepuasan semua pihak.

2.3.3. Jenis-jenis Pelayanan Publik

Bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan dalam

beberapa jenis pelayanan, yaitu:

1. Pelayanan Administratif

Universitas Sumatera Utara


Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupan pencatatan,

dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan

menghasikan produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat,

rekomendasi, keterngan dan lain-lain. Contoh pelayanan ini antar lain

sertifikat tanah, IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akte

kelahiran, akte kematian) dan lain sebagainya.

2. Pelayanan Barang

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan

dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk penyampaiannya

kepada konsumen langsung (sebagai unit/individu) dalam suatu system.

secara keseluruhan kegiatan tersebut mengha67silkan produk akhir

berwujud benda atau yang dianggap benda yng memberikan nilai

tambahan secara langsung bagi penggunanya. Contoh pelayana ini, antara

lain: listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telepon, dan lain sebagainya.

3. Pelayanan Jasa

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan prasarana

serta penu njangnya. Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem

pengoperasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang

mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara tidak langsung dan habis

terpakai dalam jangka waktu tertentu. Contoh pelayanan ini antara lain,

pelayanan angkutan, air, udara, pelayanan kesehatan, perbankan, pos, dan

lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


Ketiga jenis pelayanan tersebut, orientasinya adalah pelanggan atau

masyarakat (publik). Artinya, kinerja pelayanan publik instansi pemerintah harus

berorientasi publik sehingga dapat mengubah paradigma aparatur dari dilayani

menjadi melayani. Hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima

kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintahan

sebagai abdi masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan kinerja pelayanan publik

senantiasa menyangkut tiga unsur pokok, yaitu : unsur kelembagaan penyelenggaraan

pelayanan, proses pelayanan serta sumber daya manusia pemberi layanan. Dalam

hubungan ini maka upaya peningkatan kinerja pelayanan publik senantiasa berkenan

dengan pengembangan tiga unsur tersebut (Surjadi, 2009 :9).

2.3.4 Pengertian Tertib Administrasi Desa

Sondang P. Siagian mengemukakan: “Keseluruhan proses pelaksanaan dari

keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya

dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujauan yang telah

ditentukan sebelumnya” (Kencana, 2003 : 5)” Berdasarkan uraian di atas, penulis

menyimpulkan bahwa Administrasi adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

Menurut (Silahi, 2009 : 10) ciri-ciri pokok untuk disebut sebagai administrasi:
a. Sekelompok orang; adalah kegiatan administrasi hanya mungkin
terjadi jika dilakukan oleh lebih dari satu orang
b. Kerja sama; adalah kegiatan administrasi hanya mungkin terjadi jika
dua orang atau lebih bekerja sama.
c. Pembagian kerja; adalah kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan
kerja sama, melainkan kerja sama tersebut harus didasarkan pada
pembagian kerja yang jelas.

Universitas Sumatera Utara


d. Kegiatan yang runtut dalam suatu proses; adalah kegiatan administrasi
berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu secara
berkesinambungan.
e. Tujuan adalah sesuatu yang diinginkan untuk dicapai melalui kegiatan
kerja sama.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tidak

akan berjalan tanpa adanya sekelompok orang, kerja sama sangat dibutuhkan dan

didasarkan pada pembagian kerja yang jelas untuk mencapai tujuan.

Oleh sebab itu semua dapat dilakukan melalui mekanisme dan sasaran kerja

yang telah ditetapkan oleh organisasi pemerintah desa dengan sebuah proses

administrasi sesuai tugas dan tanggungjawab dari atasan sampai kepada bawahan dan

dilaksakan.

Administrasi Desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32


Tahun 2006 Tentang Pedoman Administrasi Desa adalah keseluruhan proses kegiatan
pencatatan data dan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintah desa pada Buku
Administrasi Desa. Jenis dan bentuk Administrasi Desa menurut Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2006:
a. Administrasi Umum adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai kegiatan Pemerintahan Desa pada Buku Administrasi
Umum, terdiri dari:
1) Buku Data Peraturan Desa;
2) Buku Data Keputusan Kepala Desa;
3) Buku Data Inventaris Desa;
4) Buku Data Aparat Pemerintah Desa;
5) Buku Data Tanah Milik Desa/Tanah Kas Desa;
6) Buku Data Tanah di Desa;
7) Buku Agenda; dan
8) Buku Ekspedisi.
b. Administrasi Penduduk adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai penduduk dan mutasi penduduk pada Buku Administrasi
Penduduk, terdiri dari:
1) Buku Data Induk Penduduk Desa;
2) Buku Data Mutasi Penduduk Desa;
3) Buku Data Rekapitulasi Jumlah Penduduk Akhir Bulan; dan
4) Buku Data Penduduk Sementara.

Universitas Sumatera Utara


c. Administrasi Keuangan adalah kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai pengelolaan keuangan desa pada Buku Administrasi
Keuangan, terdiri dari:
1) Buku Anggaran Penerimaan;
2) Buku Anggaran Pengeluaran Rutin;
3) Buku Anggaran Pengeluaran Pembangunan;
4) Buku Kas Umum;
5) Buku Kas Pembantu Penerimaan;
6) Buku Kas Pembantu Pengeluaran Rutin; dan
7) Buku Kas Pembantu Pengeluaran Pembangunan.
d. Administrasi Pembangunan adalah kegiatan pencatatan data dan
informasi pembangunan yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan
pada Buku Administrasi Pembangunan, terdiri dari:
1) Buku Rencana Pembangunan;
2) Buku Kegiatan Pembangunan;
3) Buku Inventaris Proyek; dan
4) Buku Kader-Kader Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat.
e. Administrasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut
dengan BPD adalah kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
BPD, terdiri dari:
1) Buku Data Anggota BPD;
2) Buku Data Keputusan BPD;
3) Buku Data Kegiatan BPD;
4) Buku Agenda BPD; dan
5) Buku Ekspedisi BPD.
f. Administrasi lainnya
Agar berfungsinya organisasi dan terlaksananya managemen, maka
yang terpenting pula diperhatikan adalah unsur komunikasi disamping
unsur-unsur yang lain seperti, kepegawaian, keuangan, perbekalan,
tata usaha dan hubungan masyarakat (human realition). Dengan
demikian maka akan terlihat bahwa administrasi itu meliputi seluruh
kegiatan perorganisasian, managenebt, komunikasi, kepegawaian,
keuangan, perbekalan, tata usaha dan hubungan masyrakat.

Sistem administrasi masyarakat di tingkat desa di Indonesia sudah memiliki

tata struktur yang baik dari mulai adanya kepala desa sampai staff-staff pembantu

kepala desa. Hampir di seluruh desa dalam wilayah Indonesia menerapkan sistem

pemerintahan desa yang sama antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain,

dan antara desa yang satu dengan desa yang lain, sehingga tatanan pemerintahan di

tingkat desa bisa berjalan dengan baik dan tersistem.

Universitas Sumatera Utara


2.4 HIPOTESIS KERJA

Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti terhadap penelitian yang

dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan

(suggested, recommended) sebagai satu panduan dalam proses analisis data. Hipotesis

kerja adalah hipotesis yang sebenarnya yang asli, yang bersumber dari kesimpulan

teoritik (Tatang M Amirin 2000 :84). Penulis merumuskan hipotesis kerja dalam

penelitian ini, yaitu kinerja aparatur desa dalam pelayanan publik di desa Pagarbatu

Kabupaten Tapanuli Utara terkait dengan produktivitas, kualitas layanan,

responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

Metode Penelitian

1.5.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini bentuk penelitian yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif dengan melakukan wawancara secara mendalam. Menurut Kirk dan Miller

(Moleong 2007:4), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan social yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. Pada pendekatan kualitatif

menekankan analisisnya pada proses penyimpulan hubungan fenomena-fenomena

penelitian yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini sejalan dengan

tujuan penelitian dalam melihat bagaimana kinerja aparatur desa dalam pelayanan

publik di desa Pagarbatu Kabupaten Tapanuli Utara dengan menggunakan indikator-

indikator terkait dengan produktivitas, kualitas layanan, responsifitas, responsibilitas,

dan akuntabilitas sebagai indikator untuk mengukur sejauhmana hasil kinerja aparatur

desa telah terlaksana.

3.2. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data sebagai bahan untuk menjawab permasalahan yang

telah dikemukakan, penelitian ini dilakukan di Desa Pagarbatu Kabupaten Tapanuli

Utara. Kondisi sumberdaya aparatur pemerintah desa dalam menjalankan administrasi

desa, serta sarana dan prasarana pelayanan belum terwujud secara memadai. Hal

Universitas Sumatera Utara


inilah yang memicu penulis tertarik memilih lokasi penelitian Desa Pagarbatu

Kabupaten Tapanuli Utara terkait kinerja aparatur desa dalam pelayanan publik.

3.3 Informan Penelitian

Dalam penelitian ini informan yang ditetapkan adalah mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian

dan dianggap relevan dalam menjawab permasalahan. Agar sesuai dengan tujuan

penelitian penulis menggunakan informan yang terdiri:

1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informan pokok yang diperlukan dalam penelitian, Informan kunci dalam

penelitian ini: Kepala desa

2. Informan Informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung

dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini adapun yang

menjadi informan utama adalah Sekretaris Desa, perangkat Desa, dan

masyarakat

No Informan Jumlah
Jenis Informasi yang dibutuhkan
Penelitian Informan
1. Kepala Desa 1. Produktivitas terkait kinerja aparatur desa 1
dalam pelayanan publik di desa Pagarbatu
Kabupaten Tapanuli Utara
2. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap
kualitas kinerja pelayanan publik
3. Daya tanggap Aparatur Desa di desa
Pagarbatu dalam pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. kesesuaian antara kinerja pelayanan
publik dalam menyusun rencana kegiatan
terkait penertiban Administrasi Desa.
5. Tanggungjawab kinerja aparatur desa

Universitas Sumatera Utara


terhadap pelayanan yang dilakukan
2. Sekretaris Desa 1. Produktivitas terkait kinerja aparatur desa 1
dalam pelayanan publik di desa Pagarbatu
Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap
kualitas kinerja pelayanan publik
3. Daya tanggap Aparatur Desa di desa
Pagarbatu dalam pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. kesesuaian antara kinerja pelayanan
publik dalam menyusun rencana kegiatan
terkait penertiban Administrasi Desa.
5. Tanggungjawab kinerja aparatur desa
terhadap pelayanan yang dilakukan.
3. Perangkat Desa 1. Produktivitas terkait kinerja aparatur desa 6
dalam pelayanan publik di desa Pagarbatu
Kabupaten Tapanuli Utara.
2. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap
kualitas kinerja pelayanan publik
3. Daya tanggap Aparatur Desa di desa
Pagarbatu dalam pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. kesesuaian antara kinerja pelayanan
publik dalam menyusun rencana kegiatan
terkait penertiban Administrasi Desa.
5. Tanggungjawab kinerja aparatur desa
terhadap pelayanan yang dilakukan.
4. Masyarakat 1. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap 7
kualitas kinerja pelayanan publik dalam
pelayanan public di desa Pagarbatu.
2. Daya tanggap aparat desa Pagarbatu
dalam merespon setiap keluhan dan
kebutuhan masyarakat
3. Kesesuaian antara kinerja pelayanan
publik dengan SKPD yang telah
ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan data atau keterangan dan informasi, untuk itu

penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa data primer. Data

primer adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

a). Wawancara

Metode wawancara yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara

peneliti dengan informan yang telah dijadikan sumber data. Sehingga

akan diperoleh informan yang berkaitan dengan penelitian. Metode

wawancara itu ditujukan untuk informan penelitian yang telah

ditetapkan sebelumnya oleh si peneliti, yaitu mereka yang mengetahui

dan terkait langsung dengan proses kinerja aparatur desa dalam

pelayanan publik di desa Pagarbatu. Sebelum melakukan wawancara

langsung dengan informan, sebaiknya penulis terlebih dahulu menyusun

pedoman wawancara.

b). Observasi

Observasi adalah Pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data penelitian yang diamati oleh peneliti melalui panca indra. Observasi

dilakukan terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi

subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga

dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Sebelum

Universitas Sumatera Utara


melakukan observasi langsung ke lapangan, sebaiknya penulis terlebih

dahulu menyusun pedoman observasi.

c). Dokumentasi

Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan-

catatan dan foto dokumen-dokumen yang ada di lokasi penelitian atau

pada sumber-sumber lain yang terkait dengan objek penelitian

berdasarkan pedoman dokumentasi. Sebelum melakukan penelitian

langsung ke lapangan sebaiknya penulis menyusun pedoman

dokumentasi.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif, yaitu menguraikan serta menginterprestasikan data

yang diperoleh dari lapangan dan para informan. Setelah data-data diperoleh,

maka dilakukan analisis data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul,

mempelajari data, menelaah dan menyusunnya dalam satuan-satuan, yang

kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan

serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar

peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006 : 274).

Menurut Miles dan haberman (dalam sugiyono : 2005) terdapat

beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis yaitu :

1. Reduksi Data

Universitas Sumatera Utara


Mereduksi data berarti merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah direduksi, selanjutnya adalah menyajikan data. Sekumpulan

informasi disusun, kemudian dikelompokkan pada bagian atau sub bagian

masing-masing data yang didapat dari lapangan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas

dan dapat dibuat kesimpulan.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini digunakan triangulasi untuk melakukan pengujian

keabsahan data. Teknik Triangulasi menurut Moleong (2011: 330) adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu.

Tujuan umum dilakukan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis,

metodologis, maupun interpretative dari sebuah riset. Dengan demikian triangulasi

memiliki arti penting dalam menjembatani dikotomi riset kualitatif. Pengujian

Universitas Sumatera Utara


keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena data hasil

penelitian harus valid, rediabel dan objektif. Dalam penelitian ini, pengujian

keabsahan data yang diperlukan adalah uji kredibilitas karena melibatkan penetapan

hasil penelitian kualitatif yang sangat dipercaya. Kriteria kredibilitas dilihat dari

perspektif partisipan dalam penelitian yang dilakukan karena pada hakikatnya tujuan

penelitian kualitatif ialah untuk memahami fenomena social yang menarik perhatian

dari sudut pandang partisipasi penelitian. Pengumpulan data triangulasi melibatkan

observasi, wawancara dan dokumentasi.

Beberapa macam triangulasi data menurut Denzim dalam Moleong

(2005;330) yaitu:

1. Triangulasi Penyidikan
Triangulasi ini diakukan dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data,
yaitu dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan
analisis lainnya.
2. Triangulasi Sumber Data
Dilakukan dengan membandingkan dan engecek baik kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam
metode kualitatif yang dilakukan. Hal ini dapat dicapai dengan
membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi,
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen, dan
sebagainya.
3. Triangulasi metode
Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap
penggunaan metode pengumpulan data, apakah informan yang didapat
melalui metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah
hasil observasi sesuai dengan informasi yang ketika di interview. Begitu
pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data
ketika di interview dan di observasi akan memberikan informasi yang
sama atau berbeda.
4. Triangulasi Teori
Triangulasi ini didasarkan pada anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat
diperiksa derajatnya dengan satu atau lebih teori. Triangulasi teori
membandingkan hasil data yang diperoleh dengan teori yang ada. Dalam
membahas suatu permasalahan, hendaknya peneliti tidak menggunakan

Universitas Sumatera Utara


suatu perpektif teori. Perlu dilakukan adanya upaya pencapaian teori
sebagai pembanding teori untuk mengorganisasi data yang mungkin
mengarahkan pada upaya penemuan penelitian yang lebih relevan.

Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti

hanya menggunakan teknik triangulasi dengan memanfaatkan sumber data

dan metode. Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian

kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan survey.

Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh

mengenai informasi tertentu peneliti bisa menggunakan wawancara dan

observasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti

juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran

informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan

diperoleh hasil yang mendekati kebenaran.

Sedangkan Triangulasi Sumber data dilakukan dengan menggali

kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan

data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa

menggunakan dokumen tertulis, arsip, catatan resmi, catatan atau tulisan

pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan

menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan

memberikan pandangan yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Desa Pagarbatu

Pada awalnya desa Pagarbatu satu desa dengan Desa Sipahutar yang dikepalai

oleh peggawai negeri yang setaraf dengan kepala desa. Pagarbatu adalah nama suatu

wilayah di Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, yang menurut beberapa

tokoh masyarakat desa Pagarbatu dikenal sebagai Desa yang dikelilingi sungai dan

memiliki mata air yang terhubung dengan sungai-sungai kecil yang mengalir di desa

tersebut yang dipergunakan masyarakat. Wilayah ini lambat laun menjadi sebuah

desa yang pada saat sekarang ini bernama Desa Pagarbatu, Kecamatan Sipoholon,

Kabupaten Tapanuli Utara.

Desa Pagarbatu terbentuk dimulai pada tahun 1946 melalui program

pemerintah Transmigrasi Sosial yang pada saat itu penduduk berjumlah 106 KK dan

dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Pada tahun 1947 pengelolaan Desa diserahkan

kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara, dan Kepala Desanya dipilih oleh

warga desanya. Tanah yang digunakan untuk lokasi desa Pagarbatu berasal dari

pembagian lahan oleh beberapa desa yang saat ini sudah berdiri sendiri sebagai desa.

Pada Tahun 1982 masyarakat Desa Pagarbatu melakukan pemilihan kepala

desa Jannes Hutabarat terpilih sebagai Kepala Desa. Pada masa pemerintahan Kepala

Desa pertama ini, kegiatan desa Pagarbatu terfokus untuk menata kelembagaan

kelompok masyarakat walaupun masih bersifat sederhana. Mulai dari pembagian

regu, berkembang menjadi dusun dan penataan kelompok-kelompok pertanian yang

lainnya. Pada saat itu, kegiatan kelompok masyarakat banyak bekerja pada sektor

Universitas Sumatera Utara


pertanian dan sebagian kecil bekerja pada sektor perkebunan. Selanjutnya pada tahun

2003 masyarakat desa Pagarbatu melakukan pemilihan/memilih pemimpin baru dan

terpilih Jongga Lumbantobing.

Kemudian, pada tahun 2009 masyarakat desa Pagarbatu melakukan pemilihan

kepala desa, yang terpilih menjadi kepala desa Pagarbatu adalah Saut Pardamean dan

yang terpilih adalah Manimbun Hutabarat sampai sekarang.

Tabel 4.1 : Nama-nama Kepala Desa Pagarbatu


No Periode Nama Kepala Desa Keterangan
1 1982-2003 Jannes Hutabarat
2 2003-2009 Jongga Lumbantobing
3 2009-2014 Saut P. Hutagalung
4 2014-2015 Ihwan Nasution PJ.Kepala Desa
5 2016-Sekarang Manimbun Hutabarat

Sumber : Pemerintahan Desa Pagarbatu, 2018

4.1.2. Letak dan Luas Desa

Desa Pagarbatu terletak di dalam wilayah Kecamatan Sipoholon

Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara dengan titik koordinat 98,94139

BT dan 2,10976 LU. Luas wilayah Desa Pagarbatu adalah 17,49 km2 (9,24%)

atau 1.749 ha, 50% berupa daratan yang bertopografi berbukit-bukit, dan 30%

daratan untuk dimanfaatkan sebagai lahan persawahan tadah hujan. Sementara 20%

lagi dipergunakan sebagai areal permukiman.

Desa Pagarbatu berjarak 8 km dari ibu kota kecamatan yang terbentuk atas 4

Dusun, yang memiliki luas wilayah sebagai berikut :

1. Dusun I : 4,12km(312 ha)

Universitas Sumatera Utara


2. Dusun II : 6,09 Km (509 ha)

3. Dusun III : 3,16 Km(314 ha)

4. Dusun IV : 4,12Km (311 ha).

4.1.3. Sarana dan Prasarana Desa Pagarbatu

Kondisi sarana dan prasarana umum desa Pagarbatu secara garis besar adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2 : Sarana dan Prasarana Desa Pagarbatu


No Sarana/prasarana Jumlah/volume
1 Balai desa Tidak ada
2 Kantor desa Tidak ada
3 Pustu 1 unit
4 Poskedes 2 unit
5 Polindes -
6 Gereja 14 unit
7 Masjid Tidak ada
8 Mushola Tidak ada
9 Pos kamling Tidak ada
10 Taman kanak-kanak/paud 2 unit
11 Pos polisi Tidak ada
12 SD negeri 3 unit
13 SLTP negeri 1 unit
14 SLTA negeri 1 unit
15 Madrasah Diniah Awallsyah Tidak ada
16 Cek dam Tidak ada
17 Tempat pemakaman umum 3 unit
18 Sungai 2 sungai
19 Jalan 20.000 m
20 Lumbung tani Tidak ada
21 Prasarana air bersih/MCK 13 unit
22 Bangunan irigasi 2000 m
23 Jembatan 1 unit
Sumber : Pemerintahan Desa Pagarbatu, 2018

4.1.4. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Desa Pagarbatu merupakan hal

pokok yang wajib dimiliki oleh desa guna mendukung program-program baik desa,

Universitas Sumatera Utara


pemerintah Pusat maupun Daerah yang dimana dalam menentukan suatu keberhasilan

pembangunan adalah Sumber Daya Manusia yang kuat.

Tabel 4.3 : Daftar Sumber Daya Manusia


No Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Satuan
1 Penduduk dan Keluarga
a. Jumlah Penduduk Laki-laki 1190 Orang
b. Jumlah Penduduk Perempuan 1390 Orang
c. Jumlah Keluarga 645 Keluarga
2 Sumber penghasilan utama penduduk
a. Pertanian, Perikanan, Perkebunan 655 ha
b. Pembangunan dan Penggalian 0 ha
c. Industri Pengolahan (Pabrik, kerajinan, dll) 0 ha
d. Perdagangan besar/eceran 0 KK
e. Angkutan, pergudangan, komunikasi 0
f. Jasa 0
3 Tenaga Kerja berdasarkan latar belakang
pendidikan
a. Lulusan S-1 keatas 210 Orang
b. Lulusan SLTA 120 Orang
c. Lulusan SLTP 176 Orang
d. Lulusan SD 440 Orang
e. Tidak tamat SD/ tidak sekolah 1634 Orang
Sumber : Pemerintahan Desa Pagarbatu, 2018

4.1.5. Kondisi Pemerintahan Desa

Pembagian wilayah Desa Pagarbatu dibagi menjadi 4 (empat) dusun, yaitu

Dusun Huta Toruan, Dusun Hutagalung, Dusun Hutabarat, dan Perumnas serta

masing-masing dusun tidak ada pembagian wilayah secara khusus. Jadi disetiap

dusun ada yang mempunyai wilayah pertanian dan perkebunan, sementara pusat Desa

berada di dusun Hutabarat dan setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.

Universitas Sumatera Utara


a. Penyelenggaraan Pemerintah Desa Pagarbatu

Telah diketahui bersama bahwa yang dimaksud pemerintahan desa

adalah kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sedangkan Pemerintah Desa adalah

Kepala Desa dan Perangkat Desa. Dalam hal ini Kepala Desa adalah

merupakan alat Pemerintah Desa yang memimpin penyelengaraan Pemerintah

Desa dan kedudukannya sejajar dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

1. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Jumlah Perangkat Desa sebanyak 10 orang, terdiri dari:

- Kepala desa : Manimbun Hutabarat

- Sekretaris desa : Bernando hutabarat

- Bendahara :-

- Kepala Urusan Umum : Torang Simamora

- Kepala Urusan Pembangunan : Rinto Hutabarat

- Kepala Urusan Pemerintahan : Bepanto Hutagalung

- Kepala Dusun I : Sutanto Lumbantobing

- Kepala Dusun II : Hatogong Hutagalung

- Kepala Dusun III : Hasanudin Hutabarat

- Kepala Dusun IV :-

Universitas Sumatera Utara


Bagan Struktur Organisasi Perangkat Desa Pagarbatu

BPD Kepala Desa LPMD

Sekretaris Desa

Kaur Umum Kaur Pembangunan Kaur


Pemerintahan

Staff/ Bend. Staff Staff


Desa

Kepala Dusun Kepala Dusun Kepala Dusun

Sumber : Pemerintahan Desa Pagarbatu, 2018

4.1.6. Visi dan Misi Pemerintah Desa Pagarbatu

1. Visi desa

Desa pagarbatu desa yang komtmen dalam menjalankan aturan dan peraturan

dalam bidang:

a. Pemeritahan yang bersih da pro rakyat

Universitas Sumatera Utara


b. Hukum adat dan social budaya di desa Pagarbatu berdasarkan

musyawarah dan mufakat

c. Pendidikan

d. Kesehatan

e. Pembangunan

f. Keamanan

2. Misi desa

Program kerja untuk mewujudkan visi

A. Pemerintahan

a.1. Setiap warga desa Pagarbatu diwajibkan mempunyai KK/KTP

aaupun surat kependudukan lainnya untuk membuktikan sebagai

warga desa Pagarbatu

a.2. Apabila desa Pagarbatu tidak mempunyai surat kependudukan

maka harus menyerahkan data-data pendukung untuk mengurus

surat kependudukan.

a.3. Tidak memungut biaya dalam hal mengurus kelengkapan surat

menyurat sampai di kantor kepala desa apagarbatu keuali surat

tanah.

a.4. Paling lambat 6(enam) bulan sejak penyerahan photocopy surat

keterangan kependudukan untuk menjaga keseimbangan hak dan

kewajiban

B. Hukum adat

Universitas Sumatera Utara


Untuk mempererat hubungan sesama warga dalam kehidupan sehari-hari

serta menyamankan pendapat dalam hal adat istiadat yang berlaku di Desa

Pagarbatu, maka saya akan bekerja sama dengan BPD, LADN, LPM,

Karang Taruna, kepala dusun, dan raja-raja huta untuk merumuskan aturan

dan peraturan serta sangsi tanpa melawan peraturan dan hukum yang

berlaku serta mengundangkannya kepada masyarakat supaya mengerti dan

melakukannya

C. Pendidikan

Untuk meningkatkan sumberdaya manusia di desa Pagarbatu terutama

anak sekolah dasar maka perlu diadakannya kerjasama yang baik kepada

sekolah SD untuk :

C.1. Pengajuan tenaga guru pengajar (PNS)

C2. Tidak menerima tenaga guru honorer tamatan SLTA/sederajat

atau paling rendah D-II, dibuktikan dengan izajah.

C3. Bagi guru honorer yang sudah mengabdi di SD dan SLTP

Pagarbatu diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan

C4. Apabila poin B tidak memenuhi maka segala surat-surat

kepentingan dari kepala desa tidak dilayani.

D. Pembangunan

Untuk meningkatkan kehidupan masyarakat desa Pagarbatu serta

meningkatkan pendapatan serta membuka lahan tidur dibidang:

D1. Infrastruktur

D2. Perkebunan

Universitas Sumatera Utara


D3. Pertnian

D4 Peternakan

D5. potensi ya ng ada di desa

E. Kesehatan

Mengingat sangat pentingnya kesehatan terutama anak-anak dan usia

lanjut (lansia) maka perlu diadakan kerja sama dengan pihak kesehatan

atau bidan desa yang meliputi:

E1. Harus menempati polindes atau poskesdes

E2. Cepat dan tepat bertindak untuk melayani masyarakat .

E3. Biaya perobatan harus sesuai dengan prosedur dan tidak pilih

kasih.

E4. Siap mendampingi pasien berobat apabila dalam keadaan darurat

F. Keamanan

F1. Karangtaruna peranannya untuk menjaga keamanan desa maka

perlu dibenahi strukur kepengurusannya serta ,membuat anggaran

dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) untuk menjaga hak

dan kewajiban.

4.2 Kinerja Aparatur Desa Pagarbatu dalam Pelayanan

Keberadaan kepala desa dan perangkat desa yang diserahi tugas dibidang

administrasi, menduduki posisi yang sangat penting karena sebagai organisasi

pemerintahan yang paling bawah mengetahui sacara pasti segala kondisi dan

permasalahan yang ada di wilayahnya. Oleh sebab itu, bagi perangkat desa dituntut

Universitas Sumatera Utara


memiliki kemampuan yang optimal, dalam arti mereka harus mampu melaksanakan

tugas-tugas yang dilimpahkan oleh pemerintah tingkat atas dan harus mampu melihat

fenomena-fenomena yang ada di masyarakat sehingga segala kepentingan yang

berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tusgas pemerintah dan pembangunan

mempunyai keterpaduan.

Dalam undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa pasal 26 ayat 4

dinyatakan bahwa salah satu tugas pemerintah desa adalah menyelenggarakan

administrasi pemerintahan desa yang baik. Pasal ini menuntut dibutuhkannya

perangkat desa yang mampu untuk melaksanakan amanat undang-undang tersebut.

Perangkat desa yang dimaksud terdiri dari Sekretaris Desa, pelaksana kewilayahan

dan pelaksana teknis yang bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas

dan wewenangnya yang salah satunya adalah pengelolaan administrasi desa.

Pengelolaan administrasi yang dilakukan perangkat Desa Pagarbatu, yakni

pelaksanaan tugas terutama dalam menyiapkan bahan dan informasi, Hal ini

ditunjukkan dengan banyaknya keluhan masyarakat terhadap pengelolaan dalam

menyiapkan adminsitrasi yang diperlukan, sehingga aparat desa perlu untuk

memperhatikan kualitas pelayanan yang mereka berikan untuk masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut untuk menata pelayanan administrasi secara baik penulis

menggunakan teori yang disampaikan oleh Agus Dwiyanto dalam menilai kinerja

organisasi melalui 5 (lima) variabel. Adapun variabel tersebut adalah Produktivitas,

kualitas pelayanan, responsibilitas, responsiitas dan akuntabilitas. Teori ini dipilih

peneliti karena indikator-indikator yang dikemukakan oleh Agus Dwiyanto ini

Universitas Sumatera Utara


diharapkan dapat menjelaskan secara komperehensif tentang kinerja aparatur desa

dalam pelayanan public di Desa Pagarbatu Kabupaten Tapanuli Utara.

4.2.1. Indikator Produktivitas

Produktifitas kerja aparat merupakan hubungan antara kualitas yg dilakukan

untuk mencapai hasil dimana produktifitas adalah kekuatan atau kemampuan

menghasilkan sesuatu yang bersifat materil maupun nonmateril yang menggambarkan

kemampuan aparatur dalam bekerja. Untuk mewujudkan dan melaksanakan segala

tugas yang dimaksud diperlukan aparatur pemerintah Desa yang profesional dalam

bidangnya. Perangkat Desa adalah para pelaksana kegiatan dan proses

penyelenggaraan pemerintahan negara, baik yang bekerja di tingkat pusat, provinsi,

kabupaten, kecamatan hingga desa atau kelurahan. Perangkat desa diharapkan atau

dituntut adanya kemampuan baik berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap

perilaku yang memadai, sesuai dengan tuntutan pelayanan dan pembangunan

sekarang ini. Sementara itu, konsep lain mendefinisikan kemampuan atau ability

sebagai sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik sedangkan skill atau keterampilan

adalah kecakapan yang berhubungan dengan tugas.

Suatu organisasi pemerintah daerah menuntut adanya aparatur atau perangkat

daerah yang memiliki kemampuan dalam hubungan dengan pekerjaan sehingga

menghasilkan sesuatu yang optimal. Hal ini diungkapkan sekretaris desa mengenai

pemahaman terhadap tugas para aparat mengatakan bahwa :

Universitas Sumatera Utara


”Selama saya jadi sekretaris desa, sudah paham, kalau pun ada beberapa yang
tidak kami pahami bisa bertanya ke kecamatan atau ke pendamping desa.‟‟
(Hasil wawancara 15 April 2018, transkrip wawancara halaman 6).

kemudian kepala urusan pembangunan mengatakan bahwa :

„‟Kalau soal bidang saya sudah paham, tetapi untuk komputer saya selalu
minta tolong kepada anak saya‟‟ (Hasil wawancara 15 April 2018, transkrip
wawancara halaman 14).

Dari beberapa pernyataan diatas bahwa pemahaman dan keterampilan kinerja aparat

desa masih kurang, belum memiliki keterampilan dan ketangkasan dalam tertib

administrasi desa disebabkan oleh kurangnya peran dari kepala desa Pagarbatu dalam

upaya peningkatan kapasitas aparatur desa terkait penyelenggaraan administrasi desa.

Untuk dapat menciptakan SDM yang berkualitas dalam memberikan

pelayanan public juga harus diperkuat oleh mekanisme kerja yang adil dan

memberikan kesempatan kepada masing-masing pihak untuk berkompetisi dalam

memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat. dari hasil wawancara peneliti

dengan sekretaris desa, mekanisme kerja aparat desa adil, setiap aparat memiliki

tugas sesuai bidangnya masing-masing namun tidak bekerja maksimal. menurut

pendapat sekretaris desa dilihat dari kinerja pemerintah desa Pagarbatu mengatakan

bahwa :

“Kinerja aparat belum baik, karena masih banyak kekurangan khususnya


terhadap niat kerja aparat minim, dikarenakan gaji yang rendah sehingga
motivasi aparat yang lain juga kecil‟‟. (Hasil wawancara 15 April 2018,
transkrip wawancara halaman 6).

Hal senada juga disampaikan oleh kepala urusan pembangunan :

“Belum maksimal, cuma menurut saya mungkin karena ada beberapa aparat
yang tidak menerima gaji jadi mereka merasa dirinya bukan aparat desa ya
sehingga mereka hanya dipanggil saat dibutuhkan saja‟‟. (Hasil wawancara 15
April 2018, transkrip wawancara halaman 14).

Universitas Sumatera Utara


Dari keterangan yang diperoleh dari informan bahwa kinerja aparatur desa

belum berjalan maksimal, kecil dan tidak adanya gaji menjadikan niat kerja para

aparat desa tidak berjalan dengan baik. Tidak adanya reward menjadikan aparat desa

tidak memiliki inisiatif dan kompetisi dalam memberikan pelayanan yang baik

terhadap masyarakat.

Peneliti juga telah melakukan observasi pada tanggal 15 april 2018, dalam

pengamatan peneliti, proses pelayanan masyarakat hanya dilakukan oleh sekretaris

desa di rumah kepala desa, tidak ada jam kerja dan tidak ada papan informasi. SDM

tidak lengkap, dusun 4 belum memiliki kepala dusun. Peneliti melihat bahwa posisi

bendahara masih kosong diakibatkan adanya masalah internal mulai dari bulan 8

hingga sekarang. Kemudian denggan adanya pergantian antara sekretaris yang lama

dan sekretaris yang baru menyebabkan adanya masalah internal dalam menjalankan

administrasi sehingga data rekapitulasi tahun sebelumnya belum di serahkan.

(informasi hasil observasi 15 April 2018).

Lebih lanjut penulis bertanya mengenai koordinasi yang terjalin diantara

aparat desa, dari hasil wawancara dengan Kepala Urusan pemerintahan mengatakan

bahwa :

„‟Sejauh ini koordinasi antar aparatur masih sangat jauh dari yang seharusnya
karena pergantian para pengurus aparatur desa baru dilakukan, kantor kepala
desa nya kan tidak ada dek jadi komunikasinya pun jarang sama pengurus
aparatur yang lain‟‟.(Hasil informasi wawancara 15 April 2018, transkrip
wawancara halaman 11).

Pendapat kepala dusun 3 desa Pagarbatu mengatakan bahwa :

„‟Jika dibutuhkan kami saling komunikasi. Apa yang dibutuhkan masyarakat


didusun ini kami sampaikan melalui rapat nanti untuk ditanggapi aparat

Universitas Sumatera Utara


desa.‟‟(Hasil informasi wawancara 15 April 2018, transkrip wawancara
halaman 28).

Untuk meningkatkan kinerja dalam pelayanan, koordinasi antar pemberi layanan

sangat dibutuhkan agar menjalin tali silaturahmi dan kekompakan antar perangkat

desa menjadi tujuan utama sehingga dalam menjalankan tugas dalam pelayanan

masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Melalui hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 15 April 2018

melihat bahwa, hubungan antar aparat desa kurang dekat, bahkan ketika penulis

menanyakan keberadaan beberapa aparat desa, beliau tidak mengetahui bahkan beliau

tidak mengenal siapa bendahara desa dan nomor telepon dari beberapa aparat desa

pun tidak punya. Dari sini penulis menyimpulkan koordinasi yang terjalin diantara

aparat desa tidak baik, aparat hanya berkomunikasi hanya ketika diadakannya rapat

desa saja dan untuk pelayanan masyarakat sekretaris desa lebih banyak berperan,

terlihat ketika penulis melakukan penelitian di rumah kepala desa, aparat desa yang

lain tidak ada di tempat.

4.2.2. Indikator Kualitas layanan

Dalam pandangan Elhaitmmy (dalam Tjiptono, 1998 : 58), kualitas pelayanan

adalah service excellence atau pelayanan yang unggul, yakni suatu sikap atau cara

karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan. Secara garis besar ada 4

(empat) unur pokok dalam konsep pelayanan yang unggul, yaitu 1). Kecepatan; 2).

Ketepatan; 3). Keramahan; 4). Kenyamanan. Keempat komponen ini merupakan satu

kesatuan pelayanan yang terintegrasi, maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak

Universitas Sumatera Utara


unggul bila ada komponen yang kurang. Untuk mencapai tingkat excellence, menurut

Tjiptono (1998:58): “Seorang karyawan harus memiliki ketrampilan tertentu,

dintaranya berpenampilan baik dan rapi, bersikap ramah, memperlihatkan gairah

kerja dan sikap selalu siap untuk melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati

karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan pada

bagian atau departemennya maupun bagian lainnya, mampu berkomunikasi dengan

baik bisa memahami bahasa isyarat (gesture) pelanggan, dan memiliki kemampuan

menangani keluhan pelanggan secara professional”.

Aparatur desa dalam memberikan pelayanan administrasi kependudukan,

dilihat dari aspek kecepatan, ketepatan, keramahan, kenyamanan sudah cukup baik.

Dari hasil wawancara dengan Sekretaris Desa mengatakan bahwa :

“Ya kami mengupayakan dalam melayani masyarakat itu sebaik mungkin,


prosedurnya menurut saya mudah masyarakat datang dengan menunjukkan
surat pengantar, masuk ke dalam kantor langsung di kerjakan kemudian
duduk di ruang tunggu. Prosedurnya simple aja tidak berbelit-belit, agar
masyarakat mudah menggunakan pelayanan disini. Kendalanya ya masyarakat
masih banyak yang tidak membawa persyaratan tadi jadi harus dilengkapi
terlebih dulu kemudian kembali ke sini lagi‟‟. (Hasil wawancara tanggal 15
April 2018, transkrip wawancara halaman 7).

Pegawai pemberi layanan sebagai abdi masyarakat (public servant) harus

dapat lebih mendisiplinkan diri dalam hal waktu. Sebagai seorang publik servant,

sudah menjadi kewajiban pegawai untuk dapat memberikan pelayanan prima yang

dapat memuaskan pemohon, pada dasarnya mencakup salah satunya adalah

pelayanan harus cepat yang artinya pelanggan tidak menunggu terlalu lama.

Masyarakat juga tidak mau waktunya tersita hanya karena tidak adanya kepastian

waktu penyelesian pelayanan. Semua pihak terutama masyarakat butuh suatu

Universitas Sumatera Utara


kepastian waktu penyelesaian pelayanan. sebagai pegawai pemberi layanan, pemohon

seharusnya menjadi prioritas nomor satu para pegawai, sehingga memberikan layanan

dengan cepat kepada pemohon akan dapat terwujud. Seperti yang diungkapkan

Sekretaris desa mengatakan bahwa :

„‟Kalau mengenai waktu penyelesaian pelayanan itu kami usahakan cepat,


tergantung banyak tidaknya masyarakat dan apakah masyarakat juga telah
memenuhi persyaratan seperti prosedur yang saya jelaskan tadi. Hal tersebut
dikarenakan dalam satu hari rata- rata kami melayani 20 orang lebih dan
mereka datang pada waktu yang bersamaan. Jadi mereka harus mengantri
sesuai dengan urutanya. Yang jelas untuk kepastian waktu kita usahakan
secepatnya‟‟.(Hasil wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara
halaman 7).

Dalam wawancara selanjutnya dengan masyarakat yang telah peneliti lakukan

memberikan pendapatnya tentang waktu dan biaya pelayanan sebagai berikut:

„‟Tidak berbelit-belit, menurut saya, pelayanan yang diberikan cukup baik,


saya memberikan persyaratan dengan lengkap sehingga tidak lagi dipersulit
jadi hasilnya pun cepat dan tepat. Gratis, tidak membayar. (Hasil informasi
wawancara tanggal 16 April 2018, transkrip wawancara halaman 33).

Hal diatas kurang lebih sama diungkapkan oleh masyarakat lain, yaitu :

„‟tidak berbelit-belit, Karena saya melampirkan semua syarat-syarat sesuai


apa yang diminta oleh pegawai disini jadi prosesnya tepat waktu dan tidak ada
biaya.”(Hasil informasi wawancara tanggal 16 April 2018, transkrip
wawancara halaman 35).

Dari petikan wawancara diatas menurut peneliti bahwa dengan persyaratan yang

sudah lengkap maka pelayanan publik dapat selesai tepat waktu.

Biaya pelayanan merupakan segala biaya dan rinciannya atau sebutan apapun

sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang besaran pembayarannya

ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan masyarakat

Universitas Sumatera Utara


mengatakan biaya diberikan seikhlasnya dan didukung dengan hasil wawancara

dengan aparat desa juga mengatakan hal yang sama. Dari hasil observasi yang

dilakukan, peneliti melihat masyarakat memberi uang sekedarnya saja kepada aparat

tersebut.

Mengenai sikap kerja adalah kemampuan individu untuk dapat melaksanakan

pekerjaan yang sedang dilakukannya. Parameternya antara lain,

kesopanan/keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan

perlakuan aparat kepada masyarakat. Melalui hasil wawancara yang dilakukan

dengan masyarakat mengatakan bahwa :

„‟Mereka tidak pernah membentak dan tidak pernah saya lihat wajah yang
judes. Namanya orang desa, perangkatnya juga dari daerah sekitar jadi sudah
saling kenal‟‟.(Hasil informasi wawancara tanggal 16 April 2018, transkrip
wawancara halaman 36).

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh masyarakat yang penulis wawancarai

mengatakan bahwa :

„‟Menurut saya sikap mereka sopan, ramah. Jadi kita tidak ada rasa takut
untuk mengurus sesuatu‟‟. (Hasil informasi wawancara tanggal 6 April 2018,
transkrip wawancara halaman 38).

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam hal kesopanan

dan keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan sudah cukup baik. Hal ini

sejalan dengan pernyataan masyarakat yang mengatakan bahwa kesopanan dan

keramahan pegawai sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

Sarana dan prasarana merupakan peralatan maupun perlengkapan yang

dibutuhkan dalam proses pemberian pelayanan kepada masyarakat. Baik itu

Universitas Sumatera Utara


perlengkapan yang dipergunakan pegawai dalam memberikan pelayanan maupun

perlengkapan yang didapatkan masyarakat ketika proses pembuatan surat-surat

tersebut. Seperti yang disampaikan BPD di desa Pagarbatu mengatakan bahwa :

„‟Tentu saja fasilitas menunjang kinerja pelayanan publik dalam memberikan


pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas yang ada dirumah kepala desa
meliputi labtop, printer, ruang tamu kepala desa dijadikan ruang tunggu
pelayanan, untuk kendaraan tidak ada juga‟‟.(Hasil wawancara tanggal 15
Apri 2018, transkrip wawancara halaman 20).

Pernyataan ini juga didukung oleh kepala urusan pembangunan mengatakan bahwa :

„‟Untuk sarana prasarana masih ada yang kurang, padahal kita tahu jaminan
desa untuk maju itu juga salah satunya fasilitas desa harus lengkap, tapi ya
beginilah kita pun tidak bisa berkata apalagi kembali lagi ke tingkat
kabupaten. Dengan tidak adanya kantor hubungan kami sebagai sesama aparat
tidak begitu dekat hanya sebatas perlunya saja pergi ke rumah kepala
desa‟‟.(Hasil wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara,
halaman 15).

Pernyataan dari kepala urusan pemerintahan mengatakan :

„‟Untuk sarana dalam pelayanan masyarakat masih belum memadai. Sejauh


ini sarana dan prasarana yang ada di Desa Pagar batu ada Pustu 1 unit, Gereja
14 unit, Paud 1 unit, SD Negeri 3 unit, SLTP Negeri 1 unit, SLTA Negeri 1
unit, Tempat Pemakaman Umum 3 unit, Sungai 2 sungai, Jalan 20.000 m,
Prasarana Air Bersih/MCK 13 unit, Bangunan Irigasi 2000 m, Jembatan 1
unit‟‟.(Hasil wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara halaman
12).

Ketersediaan kelengkapan prasarana dan sarana Desa Pagarbatu dapat dilihat pada

Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 : Sarana dan Prasarana Desa Pagarbatu


No Sarana/prasarana Jumlah/volume
1 Balai desa Tidak ada
2 Kantor desa Tidak ada
3 Pustu 1 unit
4 Poskedes 2 unit
5 Polindes -

Universitas Sumatera Utara


6 Gereja 14 unit
7 Masjid Tidak ada
8 Mushola Tidak ada
9 Pos kamling Tidak ada
10 Taman kanak-kanak/paud 2 unit
11 Pos polisi Tidak ada
12 SD negeri 3 unit
13 SLTP negeri 1 unit
14 SLTA negeri 1 unit
15 Madrasah Diniah Awallsyah Tidak ada
16 Cek dam Tidak ada
17 Tempat pemakaman umum 3 unit
18 Sungai 2 sungai
19 Jalan 20.000 m
20 Lumbung tani Tidak ada
21 Prasarana air bersih/MCK 13 unit
22 Bangunan irigasi 2000 m
23 Jembatan 1 unit
Sumber : Pemerintahan Desa Pagarbatu, 2018

Berdasarkan hasil wawancara, hasil observasi maupun data yang penulis

peroleh dalam penelitian ini seperti pada tabel 4.2 di atas, dapat dikatakan bahwa

aparat desa Pagarbatu dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pelayanan

publik harus melengkapi berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan

selama proses pelayanan berlangsung. Apabila fasilitas-fasilitas yang menyangkut

peralatan dan perlengkapan sudah tersedia secara lengkap, maka hal ini akan

mempermudah kerja dari aparat desa untuk melaksanakan tugas pelayanannya kepada

masyarakat yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pelayanan yang lebih

produktif. Namun, ketika peneliti melakukan wawancara aparat mengeluhkan tentang

kantor desa dan fasilitas lain yang belum juga ada, hal ini menjadikan kinerja aparat

tidak efektif dan efisien.

Universitas Sumatera Utara


Hal ini didukung oleh hasil observasi yang penulis lakukan, dapat dilihat pada

Gambar 4.3. Lokasi Pelayanan

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Gambar 4.4. Rumah Kepala Desa

Sumber : Dokumentasi Penelitian, 2018

Dari gambar 4.3 dan 4.4 di atas dapat dikatakan bahwa, sarana dan prasarana

yang dimiliki sudah memadai untuk kelancaran pemberian pelayanan kepada

masyarakat, seperti komputer, dan printer. Sarana dan prasarana yang lengkap sangat

dibutuhkan untuk menunjang pelayanan dengan yang cepat. Hal ini dapat diketahui

Universitas Sumatera Utara


dari kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh pihak aparat desa,

dimana masyarakat banyak mengeluhkan sulitnya aparat desa ditemukan ditempat

disebabkan tidak ada kantor desa. Oleh sebab itu, ketika desa memiliki kantor maka

kinerja aparat desa berjalan efektif dan efisien dalam memberikan kenyamanan dan

kepuasan bagi masyarakat atas pelayanan yang diberikan.

4.2.3. Indikator Responsivitas

Responsivitas mengukur daya tanggap birokrasi terhadap harapan, keinginan

dan aspirasi serta tuntutan pengguna jasa. Responsivitas sangat dibutuhkan dalam

pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk

mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan

aspirasi masyarakat organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya

memiliki kinerja yang jelek juga.

Responsivitas, yaitu kemampuan pemerintah untuk mengenali kebutuhan

masyarakat menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan

program-program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Pemerintah desa dalam hal ini kepala desa beserta pegawai dan staff yang bertugas di

desa Pagarbatu dituntut untuk mempunyai kualitas kinerja pelayanan yang tinggi

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya serta berupaya untuk

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, untuk itu diperlukan pemerintah yang

benar-benar berfungsi sebagai pelayan masyarakat/Public service.

Sikap responsif aparatur desa Pagarbatu dapat dilihat dari hasil wawancara

dengan kepala dusun 2 mengatakan bahwa :

Universitas Sumatera Utara


„‟Aparat desa selalu tanggap, kami mendengar apa saja yang dikeluhkan
mayarakat. Maka itulah kita selalu mengadakan rapat sekali setahun dengan
mengundang masyarakat mengikuti rapat untuk mengumpulkan berbagai
kendala maupun keluhan dari masyarakat terhadap pelayanan desa yang ada,
rapat ini biasa disebut musrembang‟‟.(Hasil wawancara tanggal 15 April
2018, transkrip wawancara halaman 26).

Senada dengan tanggapan kepala dusun 3 Desa Pagarbatu mengatakan bahwa:

“Kami tanggap, kami melaksanakan musrembang setiap pertengahan tahun


jadi disitulah keinginan masyarakat disampaikan.‟‟ (Hasil wawancara tanggal
15 April 2018, transkrip wawancara halaman 29).

Hal ini didukung oleh komentar-komentar positif dari masyarakat yang mengatakan
bahwa :
„‟Mereka baik, mereka selalu merespon masyarakat yang membutuhkan
bantuan. Masyarakat disini selalu dilayani dan diharagin gitu. Jadi kita yang
datang kesini pun merasa nyaman‟‟ (Hasil wawancara tanggal 16 April 2018,
transkrip wawancara halaman 38)

Sikap daya tanggap aparatur desa dalam merespon keinginan dan kebutuhan

masyarakat aparatur desa Pagarbatu dapat dilihat dari tanggapan masyarakat

menyatakan bahwa aparat sudah baik namun masih memiliki kendala yaitu seperti

pendapat berbeda dari informan lainnya, mengatakan bahwa :

„‟Karena kantor kepala desa harusnya ada, agar kinerja nya efektif, dengan
adanya jam kerja kita masyarakat yang hendak berurusan tahu kapan
mendatangi mereka, karena ini tidak ada jam kerja jadi ketika pergi ke
rumahnya kadang tidak ketemu sama mereka. Mungkin ada urusan pribadi
diluar saya kurang tau juga‟‟.(Hasil wawancara tanggal 16 April 2018,
transkrip wawancara halaman 40 )

Melalui hasil observasi yang dilihat peneliti bahwa, dalam menjalankan

kegiatan pelayanan, aparat desa sudah memberikan empati/perhatian dengan

berupaya untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan masyarakat. Namun

kendalanya, aparatur pemerintahan desa tidak mempunyai waktu kerja bahkan jarang

mendatangi rumah kepala desa dan memilih untuk melakukan kegiatan lain.

Universitas Sumatera Utara


Pelayanan terhenti dan masyarakat menunggu lama bahkan harus pulang karena tidak

menemukan petugas di rumah kepala desa. Dalam melayani masyarakat sudah

selayaknya aparatur desa memberi pelayanan yang maksimal, mulai dari prosedur tata

cara pelayanan, persyaratan pelayanan, pejabat yang berwenang dalam memberikan

pelayanan. Menurut penelitian yang dilakukan, aparatur desa sudah menyediakan

tempat pelayanan dirumah kepala desa dengan kondisi baik, serta melayani

masyarakat dengan baik . Namun adanya kesalahpahaman informasi yang menjadi

kendala dalam kecepatan selesainya kepengurusan dokumen dikarenakan tidak ada

papan informasi. Ketepatan waktu pada pelayanan publik adalah pelaksanaan

pelayanan umum yang dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Dalam pembuatan surat-surat ketepatan waktu tidak menjadi masalah besar

dikarenakan aparatur desa Pagarbatu melayani masyarakat dengan ketentuan waktu

yang sudah ditentukan namun dengan adanya persyaratan yang belum terpenuhi

sesuai prosedur akan menjadikan dokumen selesai lebih lama. Seperti hasil

wawancara dengan sekretaris desa mengatakan bahwa:

“Kami cepat dalam merespon apapun itu kebutuhan masyarakat. Kita hanya
menyesuaikan waktu kerja dengan situasi disini , ya misalnya kalau pagi kami
usahakan di kantor sebentar. Dan malam setelah warga pulang dari ladang.
Kami juga menerima pelayanan setiap hari, hari minggu juga kami
terima‟‟.(Hasil wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara
halaman 8)

Selanjutnya BPD mengungkapkan bahwa :

„‟Sebagai penampung dan penyalur aspirasi masyarakat saya sebagai BPD


harus memiliki daya tanggap yang baik. Penggalian aspirasi dari masyarakat
dimulai dari menghimpun hasil dari musyawarah yaitu musrembang
kemudian BPD secara internal menyatukan pendapat terkait aspirasi
masyarakat yang tertuang dalam hasil musyawarah‟‟. (Hasil wawancara
tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara halaman 20).

Universitas Sumatera Utara


Dalam peraturan desa Pagarbatu nomor : 01/PB/III/ 2016 tentang rencana
pembangunan jangka menengah desa (rpjm-desa) tahun 2016 – 2021 mengatakan
bahwa :
1. Rencana RPJM-Desa dapat diajukan oleh Pemerintahan Desa,
2. Dalam menyusun rancangan. RPJM-Desa, Pemerintahan Desa harus
memperhatikan dengan sungguh-sungguh aspirasi yang berkembang di masyarakat
yang diwadahi oleh LPMD / LKMD;
3. Rancangan RPJM-Desa yang berasal dari Pemerintahan Desa disampaikan oleh
Kepala Desa kepada pemangku kepentingan yaitu: LPMD/LKMD, Lembaga
Kemasyarakatan, PKK, KPM Tokoh Masyarakat, tokoh Agama, dan sebagainya;
4. Setelah menerima rancangan RPJM-Desa, pemerintahan desa melaksanakan
musrenbang desa untuk mendengarkan penjelasan kepala desa tentang
perencanaan pembangunan desa;
5. Jika rancangan RPJM-Desa berasal dari Pemerintahan Desa, maka Pemerintahan
Desa mengundang LPMD/LKMD, lembaga-lembaga kemasyarakatan, tokoh
agama, tokoh masyarakat dan lain-lain untuk melakukan musrenbang-desa
membawa RPJM-Desa
6. Setelah dilakukan Musrenbang-Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dan
(5), maka Pernerintahan Desa menyelenggarakan rapat paripurna yang dihadiri
oleh BPD dan Pemerintah Desa serta LPM/LKMD dan Lembaga Kemasyarakatan
dalam acara penetapan persetujuan. BPD atas rancangan RPJM-Desa menjadi
RPJM-Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa;
7. Setelah mendapat persertujuan Pernerintahan Desa sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat (6), maka Kepala Desa menetapkan RPJM-Desa, serta memerintahkan
Sekretaris Desa atau Kepala Urusan yang ditunjuk untuk mengundangkan dalam
Lembaran Desa.

Responsivitas menggambarkan secara langsung kemampuan aparatur desa

dalam mewujudkan kinerjanya untuk mengatasi, menanggapi dan memenuhi

kebutuhan, keluhan, tuntutan dan aspirasi masyarakat dalam menangani masalah

pelayanan public. Organisasi di bidang jasa dalam memberikan pelayanan tidak luput

dari komplain/keluhan masyarakat. Hal ini terjadi karena karakteristik masyarakat

yang berbeda-beda. Masyarakat akan merasa senang terhadap sikap petugas

pelayanan yang serius menangani setiap keluhan yang disampaikan serta bersama-

sama mencari jalan keluar. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, sejauh

ini respon aparat desa terhadap kebutuhan masyarakat sudah baik.

Universitas Sumatera Utara


4.2.4. Indikator Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik

itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai

dengan kebijakan organisasi. Menurut Dwiyanto dalam Pasolong (2007:178)

responsibilitas adalah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan

prinsip-prinsip administrasi yang benar dan kebijakan birokrasi baik eksplisit maupun

implisit. Pada pelaksanaan pelayanan, aparatur dapat bekerja dengan sopan serta

santun dalam melayani masyarakat dan berinterkasi dengan masyarakat dengan tutur

kata yang baik serta dapat memberikan kenyamanan pada masyarakat serta

menerapkan prinsip pelayanan lainnya. Pelayanan penyelenggaraan pemerintah Desa

Pagarbatu Kabupaten Tapanuli Utara sudah dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun 1 desa Pagarbatu yang

dilakukan peneliti mengatakan :

“Saya melihat aparat Desa sudah menjalankan tugasnya dalam memberikan


pelayanan selama ini sudah baik, adapun masyarakat yang mendapat
perlakuan kurang memuaskan dari aparat itu sudah menjadi konsekuensi
apabila persyaratan masih kurang sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan.” (Hasil wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara
halaman 24).

Selanjutnya wawancara dengan BPD mengatakan bahwa :

„‟Kami disini memberikan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan


peraturan yang berlaku. Pastinya kami tidak berani bertindak ataupun
melakukan sesuatu yang tidak disusun dalam peraturan. Dengan kata lain
sudah adanya keselarasan antara program dengan kebutuhan masyarakat.”
(Hasil wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara halaman 21).

Selama ini pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Namun adanya pengurusan dokumen yang membutuhkan waktu lama

Universitas Sumatera Utara


disebabkan karena adanya syarat-syarat yang dibutuhkan masih kurang lengkap. Hal

tersebut mendapatkan respon dari sekretaris desa Pagarbatu yaitu:

“Mengutamakan kewajiban dan tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat


adalah tugas aparatur desa. Apabila ada masyarakat datang terlebih dahulu
ditanyakan tentang kelengkapan berkas, jika masih ada warga masyarakat
yang masih belum paham, petugas dengan senang hati menjelaskan langkah-
langkah dalam mengurus surat.” (Hasil wawancara tanggal 15 April 2018,
transkrip wawancara halaman 8).

Hasil wawancara tersebut di ketahui bahwa dengan adanya responsibilitas,

aparatur desa Pagarbatu dapat menunjukkan kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, serta

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan

aspirasi masyarakat, namun tentunya di setiap pelayanan yang diberikan tentunya ada

hambatan yang muncul. Hambatan-hambatan tersebut yang menjadikan suatu upaya

setiap aparatur pemerintah untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya

kualitas dan kinerja aparatur Desa Pagarbatu.

4.2.5. Indikator Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah ukuran seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi

publik dapat di pertanggung jawabkan kepada rakyat atau konsisten dengan kehendak

rakyat (Prasetyo, 2017). Menurut Dwiyanto dalam Pasolong (2007:178-179)

akuntabilitas public digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan

birokrasi publik itu konsisten dengan kehendak publik. Dalam Undang-undang

Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara disebutkan bahwa salah satu

kewajiban dari Aparatur Sipil Negara adalah melaksanakan tugas dengan penuh

Universitas Sumatera Utara


pengabdian, kejujuran, kesadaran dan tanggung jawab. Sebagai bukti pertanggung

jawaban aparatur dalam memberikan pelayanan yang baik serta memberikan

kepuasan kepada masyarakat, aparatur sipil negara melakukan upaya untuk

menaikkan kualitas pelayanannya. Dari pertanggung jawabannya cukup baik. karena

aparatur memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang baik, mereka

berupaya untuk menjadikan pelayanan lebih baik. Hasil wawancara menunjukkan

bahwa pelayanan yang diberikan aparatur Desa Pagarbatu sudah baik. Hal tersebut

dijelaskan oleh satu masyarakat desa Pagarbatu yaitu :

“Cukup baik, saya tidak pernah merasa dirugikan semua kebutuhan yang saya
dapat dari desa semua terpenuhi. Tidak ada satupun kesalahan sehingga harus
mondar-mandir untuk mengurus kembali”. (Hasil wawancara tanggal 16 April
2018, transkrip wawancara halaman 33).

Senada dengan yang disampaikan informan lain, mengatakan bahwa :

„‟Menurut saya mereka sebagai pemberi pelayanan cukup baik dalam


tugasnya, ini dapat dilihat dengan hasil kerjanya yang cukup sigap dalam
melayani masyarakat‟‟. (Hasil wawancara tanggal 16 April 2018, transkrip
wawancara halaman 38).

Aparatur desa dalam melaksanakan tugas dan kegiatannya harus jelas dan wajib

mempertanggungjawabkan kegiatannya dalam bentuk laporan kepada

lembaga/birokrat yang ada di atasnya dalam hal ini desa dan juga kepada pihak yang

memerlukan pertanggungjawabannya yaitu kepada masyarakat. Seperti yang

diungkapkan oleh salah satu informan dalam penelitian ini selaku Sekretaris desa

mengatakan bahwa :

„‟Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat tentu saja disini


diperlukannya tanggungjawab yang besar selaku pemberi layanan. Dalam
peraturan desa pagarbatu kabupaten Tapanuli Utara nomor.01/BB/III/2016
Tentang rencana kerja Desa mengatakan bahwa perencanaan pembangunan

Universitas Sumatera Utara


desa disusun berdasarkan hasil kesepakan dalam musyawarah desa.
Musyawarah desa paling lambat pada bulan Juni tahun anggaran berjalan.
Perencanaan pembangunan desa menjadi pedoman bagi pemerintahan desa
dalam menyusun rancangan RKPDesa dan daftar usulan RKPdesa‟‟. (Hasil
wawancara tanggal 15 April 2018, transkrip wawancara halaman 9).

Sikap tanggung jawab aparat desa Pagarbatu dalam menjalankan tugas-

tugasnya sudah berjalan dengan baik seperti yang disampaikan oleh aparat desa

bahwa memberikan pelayanan kepada masyarakat tentu saja diperlukan

tanggungjawab yang besar selaku pemberi layanan. Pertanggungjawaban Aparatur

desa memang bukan hanya dititikberatkan pada laporan pencapaian kinerja saja,

namun juga pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat. Pertanggungjawaban Desa Pagarbatu terhadap masyarakat dalam

pengertian di sini adalah bagaimana aparat desa bekerja dengan niat dan keseriusan,

dibutuhkan komitmen dan tanggungjawab yang besar dalam memberikan pelayanan,

hal tersebut akan menunjukkan akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah

desa yang secara baik dijalankan para perangkat desa, akan mengandung nilai positif

terhadap pelaksanaan tugas para perangkat desa walaupun masih timbulnya beberapa

kendala namun dari pemerintah Desa Pagarbatu sendiri sudah mengoptimalkan untuk

mencari solusinya. Pertanggungjawaban yang dilakukan secara tidak langsung akan

mempengaruhi kondisi pembangunan desa.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka dalam penulisan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

5.1.1 Produktivitas

Penerapan pelayanan administrasi yang dilakukan oleh pemerintahan desa

Pagarbatu Kabupaten Tapanuli Utara sudah dapat dikatakan terlaksana dengan

cukup baik. Hal itu dapat diketahui dengan pelayanan administrasi yang

diberikan dalam melayani masyarakat sudah sesuai dengan prosedur yang ada.

Namun perlu diketahui bahwa di desa Pagarbatu yaitu pelayanan yang

dilakukan oleh Pemerintahan desa Pagarbatu tidak dilakukan dalam satu atap,

sehingga masyarakat yang ingin mengurus keadministrasiannya harus

mendatangi rumah kepala desa Pagarbatu atau rumah sekretaris desa

Pagarbatu.

5.1.2 Kualitas Layanan

Kualitas pelayanan aparatur desa Pagarbatu, khususnya pelayanan

administrasi berjalan dengan lancar. Hal ini dapat kita ketahui dari kepuasan

masyarakat dari pelayanan yang diberikan oleh aparat desa, dimana

masyarakat sudah merasa dilayani dengan baik dengan kinerja dan keramahan

pihak aparatur dalam memberikan layanan. Perilaku aparat dalam melayani

Universitas Sumatera Utara


terlihat baik namun lemahnya pengetahuan dan keterampilan adalah masalah

yang terjadi bertahun-tahun.

5.1.3 Responsivitas

Daya tanggap dari aparat sesuai dengan penelitian sudah sesuai yang

diharapkan oleh masyarakat, dimana para aparat sangat responsive dalam

melayani masyarakat. Sudah ada kesesuaian antara tanggapan yang diberikan

aparatur desa Pagarbatu terhadap harapan dan aspirasi masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan masyarakat.

5.1.4 Responsibilitas

Responsibilitas pada desa Pagaratu sudah dapat dikatakan baik. Dapat dilihat

dari pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh pegawai sudah sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan masyarakat karena dalam melaksanakan pelayanan.

5.1.5 Akuntabilitas

Pertanggungjawaban Aparatur desa memang bukan hanya dititikberatkan pada

laporan pencapaian kinerja saja, namun juga pertanggungjawaban terhadap

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban Desa

Pagarbatu terhadap masyarakat dalam pengertian di sini adalah bagaimana

aparat desa bekerja dengan niat dan keseriusan, dibutuhkan komitmen dan

tanggungjawab yang besar. Pertanggungjawaban yang dilakukan secara tidak

langsung akan mempengaruhi kondisi pembangunan desa.

Universitas Sumatera Utara


5.2 SARAN

Sebagai saran dari penulis terhadap Kinerja Aparatur Desa dalam Pelayanan

Publik di Desa Pagarbatu Kabupaten Tapanuli Utara serta berdasarkan kesimpulan

yang telah dikemukakan di atas yaitu:

5.2.1 Aparatur desa harus mampu menciptakan suatu sistem koordinasi yang baik,

memiliki hubungan yang lebih baik diantara aparatur untuk menciptakan satu

tujuan yang jelas. Kepala desa diharapkan lebih bersikap tegas dan menjadi

sosok pemimpin yang dapat dicontoh bawahannya. perlu juga adanya

pemberian reward dari pimpinan.

5.2.2 dibutuhkan untuk menunjang pelayanan dengan yang cepat dibutuhkan sarana

dan prasarana yang lengkap agar masyarakat tidak terkendala dalam

melaksaakan kepengurusan surat-surat. perlu diusulkan kepada Pemerintah agar

kantor desa dibangun, supaya aparat dan masyarakat lebih leluasa dalam

menjalankan tugas dan menerima pelayanan.

5.2.3 Aparatur desa Pagarbatu sebaiknya selalu meningkatkan kinerjanya menjadi

lebih baik lagi. Meskipun selama ini aparat desa sudah menanggapi dengan

baik berbagai keluhan yang ada, diharapkan selanjutnya untuk berupaya lebih

responsive lagi.

5.2.4 Aparatur desa harus selalu sejalan dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan

masyarakat. Perlu dilakukan perbaikan secara berkelanjutan sesuai hasil

implementasi dan evaluasi, sebagai upaya peningkatan kualitas dan inovasi

pelayanan publik. Serta dalam melakukan perbaikan, perlu juga disesuaikan

dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


5.2.5 Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan masyarakat, aparatur desa

Pagarbatu harus memiliki komitmen dan tanggungjawab yang besar dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam menjalankan

pertanggungjawaban, pemerintah desa Pagarbatu yakni aparat Desa sudah

menjalankan sesuai dengan peraturan yang ada.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adya, Atep. 2004, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo

Arenawati, 2014, Administrasi Pemerintahan Daerah, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Achmad, Rucky S. 2002, Sistem Manajemen Kinerja, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta .

Amirin, Tatan M. 2000, Menyusun Rencana Penelitian, Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Dwiyanto, Agus. 2006, Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Pusat Studi


Kependudukan dan kebijakan UGM, Yogyakarta.

Kumorotomo, Wahyudi. 1992, Eika Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2005, Metodelogi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,


Bandung.

Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik., Unit Penerbit dan Percetakan
Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.

Napitupulu, Paimin. 2006, Menakar Urgensi Otonomi Daerah, P.T. Alumni,


Bandung.

Sembiring, Masana. 2012, Budaya dan Kinerja Organisasi, Fokus media, Bandung.

Simanjuntak, Payaman J. 2005, Manajemen dan Evaluasi Kerja, Fekon UI, Jakarta.

Sugiyono. 2005, Metode Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Thoha, M. 1993, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Tjandra, Ridwan, W.dkk, 2005, Peningkatan Kapastitas Pemerintah Daerah dalam


Pelayanan Publik, Kirman, Yogyakarta.

Syafiie Kencana Ini, Djamaldin Tanjung, dan Supardan Modeong, 1999. Ilmu
Administrasi Publik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Widjaja, Haw. 2008. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli Bulat Dan Utuh.
Jakarta: Raja Gravindo Persada.

Universitas Sumatera Utara


Sumber Perundang-undangan

Peraturan Desa Pagar Batu Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Nomor :
01 / Pb /Iii/2016 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa (Rkp-Des) Tahun
2016.

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1983


“pelayanan.

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:


63/KEP/M.PAN/7/2003, prinsip-prinsip pelayanan publik.

Undang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014 Pasal 1 Ayat 2 pemerintahan desa.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 memajukan daerah dan kesejahteraan


masyarakat.

Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai