Anda di halaman 1dari 140

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

EVALUASI KEBIJAKAN PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN DAN


PERDAGANGAN KOTA PEKANBARU (Suatu Studi Konsekuensi
Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha
Pedagang Kecil)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu
Bidang Ilmu Sosial Program Studi Adminiistrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Riau

NURHAFIZA
NPM : 187110004

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMUU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Nurhafiza
NPM : 187110004
Jurusan : Ilmu Administrasi
Program Studi : Administrasi Publik
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S.1)
Judul UP : Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi
Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan
Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)
Format sistematika dan pembahasan masing-masing bab dan sub bab bagian
dalam skripsi ini, telah dipelajari dan dinilai relatif telah memenuhi ketentuan-
ketentuan normatif dari kriteria metode penelitian ilmiah, oleh karena itu dinilai
layak serta dapat disetujui untuk diuji dalam sidang komperehensif.

Pekanbaru, 19 Juli 2022

Turut Menyetujui

Program Studi Administrasi Publik

Ketua Pembimbing

Lilis Suriani, S.Sos., M.Si Prof. Dr. Sufian Hamim, S.H, M.Si

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT

Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta dengan rahmatnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian Dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil)”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah dalam rangka memenuhi

tugas dan syarat akademis untuk mendapatkan gelar sarjana pada Perguruan

Tinggi Universitas Islam Riau, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Program

Studi Adminitrasi Publik.

Kemudian shalawat beserta salam saya lanturkan untuk junjungan alam

baginda Nabi Muhammad S.A.W dengan mengucapkan Allahuma Solli’ala

Sayyidina Muhammad Wa’ala Sayyidina Muhammad Assalamu’alaika Ya

Rasulullah. Yag telah memberikan suri tauladan serta pengajarannya, sehingga

terbukalah berbagai berkahnya ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi

umat manusia hingga akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semangat

dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, SH., M.CL selaku Rektor Universitas Islam

Riau.

ii
2. Bapak Dr. Syahrul Akmal Latief, M.Si selaku Desan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

3. Ibu Lilis Suryani, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

4. Bapak Dr. Moris Adidi Yogia, M.Si selaku Dosen PA

5. Bapak Prof. Dr. Sufian Hamim, S.H, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan arahan serta bimbingan dan saran yang bermanfaat

dalam penyelesaian penulisan usulan penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen dan staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Islam Riau khususnya Program Studi Administrasi Publik yang

telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan Pendidikan ini.

7. Bapak dan Ibu Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Riau yang telah banyak berjasa melayani segala keperluan dan

kelengkapan administrasi yang penulis butuhkan.

8. Kepada Orang Tua Ayahanda tercinta Ramlan dan Ibunda tersayang

Darmawati yang selalu sabar mendidik penulis hingga saat ini, atas uraian

doa, curahan kasih dan sayang serta motivasi tiada henti yang sangat besar

bagi penulis, terimakasih atas semua yang engkau berikan

9. Kepada Saudara Kandung, Abang tersayang Rian Abadi, Kakak tersayang

Nurhazila dan Adik tersayang Mutiara Dewi dan Intan Sri Mahfirah.

10. Kepada sahabat seperjuangan masa kuliah yaitu Finna Fatika Sari, Maya

Suttri, dan Sherly Yuliani yang sudah memberikan masukan, motivasi dan

iii
selalu menghibur dengan canda tawa dan mau menemani penulis selama

proses usulan penelitian ini.

11. Teman-teman seperjuangan serta senior yang tidak bisa disebutkan satu

persatu atas motivasi dan dukungannya selama perkuliahan.

Hanya Allah SWT yang dapat memberikan ganjaran pahala yang berlipat

ganda kesehatan serta kemuliaan. Dalam skripsi ini penulis sadari bahwa masih

banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

bersifat positif diharapkan dari semua pihak yang telah membaca usulan

penelitian ini untuk kesempurnaan skripsi nantinya penulis serta hiharapkan

sebagai bahan referensi untuk membantu skripsi adik-adik tingkat berikutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini akan dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan dan semoga ilmu yang penulis peroleh ini dapat

berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta bagi Nusa dan Bangsa,

dan dapat menambah khasanah cakrawala pemikiran bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 19 Juli 2021

Penulis

Nurhafiza
187110004

iv
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiii
SURAT PERNYATAAN...........................................................................xiv
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................16
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian.....................................................16
1.3.1 Tujuan Penelitian..................................................................16
1.3.2 Kegunaan Penelitian.............................................................17
BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR............18
2.1 Studi Kepustakaan..........................................................................18
2.1.1 Konsep dan Teori Administrasi Publik.................................18
2.1.2 Konsep dan Teori Organisasi Publik....................................19
2.1.3 Konsep dan Teori Manajemen Publik...................................21
2.1.4 Konsep Kebijakan Publik......................................................23
2.1.5 Konsep Evaluasi Publik........................................................27
2.2 Penelitian Terdahulu........................................................................30
2.3 Kerangka Pikir.................................................................................36
2.4 Konsep Operasional........................................................................37
2.5 Operasional Variabel.......................................................................40
2.6 Teknik Pengukuran..........................................................................42
BAB III : METODE PENELITIAN.........................................................47
3.1 Tipe Penelitian.................................................................................47
3.2 Lokasi Penelitian.............................................................................48
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................48
3.4 Teknik Penarikan Sampel................................................................50

v
3.5 Jenis dan Sumber Data....................................................................50
3.6 Teknik Pengumpulan Data..............................................................51
3.7 Teknik Analisis Data.......................................................................51
3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian.............................................................51
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN........................................53
4.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru..................................................53
4.1.1 Sejarah Kota Pekanbaru........................................................53
4.1.2 Pekanbaru Sebagai Ibukota Provinsi Riau............................55
4.1.3 Keadaaan Geografis Kota Pekanbaru....................................57
4.1.4 Keadaan Demografi Kota Pekanbaru....................................59
4.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian Dan Perdagangan..............61
4.2.1 Profil Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota
Pekanbaru............................................................................61
4.2.2 Visi dan Misi.......................................................................62
4.2.3 Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pekanbaru.............................................63
4.2.4 Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pekanbaru.............................................64
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................67
5.1 Identitas Responden........................................................................67
5.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.........................71
5.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Latar Belakang Usia...............73
5.1.3 Identitas Responden Berdasakan Pendidikan...............................77
5.2 Hasil dan Pembahasan.....................................................................81
5.2.1. Efektifitas (effectiveness).....................................................82
5.2.2. Efisiensi (efficiency).............................................................87
5.2.3. Kecukupan (edaquacy).........................................................92
5.2.4 Pemerataan............................................................................97
5.2.5 Responsivitas......................................................................102
5.2.6 Ketepatan............................................................................108
5.3. Rekapitulasi Dari Hasil Penelitian................................................113

vi
BAB VI PENUTUP...................................................................................119
6.1 Kesimpulan....................................................................................119
6.2 Saran..............................................................................................120
DAFTAR KEPUSTAKAAN....................................................................122

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel I.1 : Jumlah Toko Ritel Indomaret yang ada di Kota

Pekanbaru...........................................................................12

Tabel I.2 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

sudah dan belum menyediakan tempat usaha untuk

usaha kecil.......................................................................13

Tabel I.3 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

beroperasi melewati jam operasional yang sudah

ditentukan........................................................................13

Tabel I.4 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir

yang menyediakan barang dagangan produksi lokal

setempat paling sedikit 20%............................................13

Tabel 1.5 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir

yang menyedikan barang dagangan produksi lokal

setempat paling sedikit 20%............................................14

Tabel 2.1 : Penelitian terdahulu.........................................................30

Tabel 2.2 : Operasional Variabel.......................................................40

Tabel 3.1 : Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian..........................49

Tabel 3.2 : Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................52

Tabel 4.1 : Jumlah dan Luas Wilayah Kota Pekanbaru


menurut dari Kecamatannya............................................58
Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin berdasarkan

viii
Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.........................60
Tabel 5.1 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis
Kelamin pegawai Dinas Perindutrian dan Perdagangan
Kota Pekanbaru...............................................................71
Tabel 5.2 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis
Kelamin Pegawai Indomaret...........................................72
Tabel 5.3 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis
Kelamin Pedagang Kecil.................................................72
Tabel 5.4 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis
Kelamin Masyarakat........................................................73
Tabel 5.5 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia
pegawai Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota
Pekanbaru........................................................................73
Tabel 5.6 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia
Pegawai Indomaret..........................................................74
Tabel 5.7 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia
Pedagang Kecil................................................................75
Tabel 5.8 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang
Usia Masyarakat..............................................................75
Tabel 5.9 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang
Pendidikan pegawai Dinas Perindutrian dan
Perdagangan Kota Pekanbaru..........................................76
Tabel 5.10 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang
Pendidikan Pegawai Indomaret.......................................77
Tabel 5.11 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang
Pendidikan Pedagang Kecil.............................................79
Tabel 5.12 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang
Pendidikan Masyarakat...................................................80
Tabel 5.13 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai
Indomaret..........................................................................82
Tabel 5.14 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang

ix
Kecil....................................................................................84
Tabel 5.15 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat....85
Tabel 5.16 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai
Indomaret..........................................................................87
Tabel 5.17 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang
Kecil..................................................................................89
Tabel 5.18 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat....90
Tabel 5.19 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai
Indomaret..........................................................................92
Tabel 5.20 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang
Kecil...................................................................................93
Tabel 5.21 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat
..........................................................................................94
Tabel 5.22 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai
Indomaret .........................................................................98
Tabel 5.23 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang
Kecil .................................................................................99
Tabel 5.24 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat
........................................................................................100
Tabel 5.25 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai
Indomaret........................................................................103
Tabel 5.26 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang
Kecil................................................................................104
Tabel 5.27 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat
terhadap.............................................................................105
Tabel 5.28 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai
Indomaret..........................................................................108
Tabel 5.29 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang
Kecil..................................................................................109
Tabel 5.30 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat....111
Tabel 5.31 : Rekapitulasi Responden (Pegawai Indomaret).................114

x
Tabel 5.32 : Rekapitulsi Reponden (Pedagang Kecil).........................115
Tabel 5.33 : Rekapitulasi Responden (Masyarakat)..............................117

xi
DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret)...................................................................................

................................................................................................37

xii
SURAT PERNYATAAN

Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam
Riau peserta ujian Sidang Skripsi bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nurhafiza
NPM : 187110004
Jurusan : Ilmu Administrasi
Program Studi : Administrasi Publik
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S.1)
Judul UP : Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi
Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan
Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)
Atas naskah yang didaftarkan pada ujian sidang skripsi ini beserta seluruh
dokumen persyaratan yang melekat padanya dengan ini saya menyatakan :
1. Bahwa, naskah skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri (tidak karya
plagiat) yang saya tulis sesuai dan mengacu kepada kaidah-kaidah
metode penelitian karya ilmiah.
2. Bahwa, keseluruhan persyaratan administrasi, akademik dan keuangan
yang melekat padanya benar telah saya penuhi sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas dan universitas.
3. Bahwa, apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti secara bahwa
saya ternyata melanggar dan atau belum memenuhi sebagian atau
keseluruhan atas pernyataan butir 1 dan 2 tersebut diatas, maka saya
menyatakan bersedia menerima sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan
fakultas dan universitas serta Hukum Negara RI.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa
tekanan dari pihak manapun juga.

Pekanbaru, 19 Juli 2022


Pelaku Pernyataan

Nurhafiza

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-

daerah provinsi. Daerah provinsi tersebut terbagi lagi atas daerah kabupaten dan

kota. Setiap provinsi atau kota memiliki pemerintahan daerah yang di atur dengan

Undang-Undang. Pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip-prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem

dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia di atur dalam Undang-Undang

Dasar 1945.

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia yaitu memberikan kebebasan kepada daerah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah yang mana perlu untuk lebih menekankan

pada prinsip-prinsip demokrasi peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan

serta memperhatikan potensi dan keberagaman daerah.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang pemerintahan

daerah melalui pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa “Penyelenggaraan urusan

Pemerintahan Daerah oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan daerah

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945”.

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

1
2

pemerintah daerah dan DPRD sesuai asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya sesuai sistem prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia Tahun 1945. Pemerintahan daerah dibentuk agar mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyrakat melalui peningkatan, pelayanan,

pemberdayaan, peran serta masyarakat dalam peningkatan daya saing daerah

dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan,

dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam menjalankan fungsi pemerintahan salah satu aspek penting yaitu

melayani masyarakat dan berbagai aktivitas dan oleh karena itu, pemerintahan

perlu membentuk sistem administrasi dan birokrasi pemerintahan tingkat tinggi

sampai tingkat pemerintahan yang rendah, supaya dapat memberikan pelayanan

lebih optimal bagi semua masyarakat dalam fungsi debagai masyarakatnya.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 11 tentang Pemerintahan

daerah menjelaskan tentang urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar, urusan

pemerintahan wajib non pelayanan dasar dan urusan pemerintahan pilihan yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang merupakan

urusan yang berskala kabupaten/kota.

Perdagangan termasuk dalam urusan pemerintahan pilihan sebagaimana

maksud dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah pasal 11 maka pemerintahan Kota Pekanbaru membentuk Dinas

Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

No. 114 Tahun 2016.

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2013 Pasal 3 ayat 2


3

tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan

dan Toko Modern dengan Pasar Tradisional dan Toko eceran tradisional harus

mempertimbangkan beberapa hal yaitu :

a. Tingkat kepadatan penduduk dan pertumbuhan masing-masing setempat

sesuai data sesus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun akhir.

b. Potensi ekonomi wilayah setempat

c. Aksebilitas wilayah (arus lalu lintas)

d. Dukungan keamanan dan ketersediaan infrastruktur

e. Perkembangan pemukiman baru

f. Pola kehidupan masyarakat setempat

g. Jam kerja Toko Modern bersinegri dan tidak mematikan usaha toko

eceran tradisional setempat

Pada saat ini, keberadaan Toko Modern telah menjadi magnet tersendiri

dengan menawarkan berbagai hal yang menarik peminat masyarakat dalam

kebutuhan terhadap barang penjualan sehari-hari. Seperti halnya dengan

keberadaan fenomena Toko Ritel Moden Indomaret dengan gerai-gerainya, walau

harga barang yang dijual terbilang mahal dibandingkan kedai warung warga

setempat, namun tidak sepi pengunjung dan bahkan ramai akan pembeli hal ini

didasari karena kualitas pelayanan dan sistem transaksi jual beli yang praktis.

Fenomena tentang keberadaan Toko Ritel Indomaret di beberapa sudut

wilayah hingga kepelosok jalan lingkungan pemukiman perumahan warga. Hal

ini menimbulkan spekulasi pendirian toko ritel Indomaret tanpa adanya kajian

dalam penilaian sosial ekonomi dalam dampak negatif bagi pedagang tradisional
4

baik pasar rakyat/tradisional maupun warung serta toko eceran tradisional dari

masyarakat.

Dalam hal ini lebih spesifik pada fenomena penyimpangan terhadap

ketidakpatuhan toko ritel Indomaret akan keberadaan Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 09 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Swalayan. Yaitu mendirikan toko dijalan kecil,

beroperasional diluar jam operasional yang seharusnya, belum menyediakan

tempat untuk pedagang UMKM disetiap outletnya dan belum menyediakan

barang dagangan produksi setempat paling sedikit 20% (dua puluh per seratus).

Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dari pemerintah kota pekanbaru,

tertuju pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru.

Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru telah mengeluarkan Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat

Perbelanjaan dan Toko Swalayan pada bagian pengawasan dicantumkan pada

pasal 38 dan 41 yang terdiri dari beberapa hal yaitu di antaranya:

1. Pengawasan dilakukan walikota melalui Dinas Perindustrian dan

Perdagangan terhadap Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan

2. Pengawasan dilakukan harus bekerja sama dengan instansi yang terkait

masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat.

3. Pelaku usaha yang tidak memberikan data, informasi penjualan dapat

dikenakan sanksi administratif berupa:

a. Peringatan lisan/tertulis

b. Pembekuan izin usaha


5

c. Pencabutan izin usaha

4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan secara berkala melakukan evaluasi

terhadap kegiatan pengelolaan Pusat perbelanjaan dan toko swalayan

yang mana hasil evaluasi itu wajib dilaporkan kepada Walikota setiap 3

bulan.

Dalam Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan yang

mencakup aspek penjelasan pada bagian Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko

Swalayan tercantum pada pasal 22, 23, 24 dan pasal 40 yang terdiri dari beberapa

hal yaitu diantaranya:

1. Pasal 22

1) Pendirian Pusat Perbelanjaan Dan Toko Swalayan wajib memperhatikan

keberadaan kondisi sosial ekonomi pada pasar rakyat usaha kecil dan

usaha menengah yang ada di wililayah setempat.

2) Memperhatikan ketentuan jarak minimal radius 350 meter antara pusat

perbelanjaan dan toko swalayan dengan pasar rakyat atau pasar

tradisional setempat.

3) Pusat perbelanjaan dan toko swalayan hanya diperbolehkan membangun

di jalan besar maupun jalan raya yaitu jalan arteri atau jalan kolektor.

Tidak di pelosok-pelosok jalan kecil yaitu jalan lokal atau jalan

lingkungan.

2. Pasal 23

Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan (Supermarket, Hypermarket,


6

Departemen Store, Perkulakan) wajib menyediakan tempat usaha untuk usaha

kecil dengan harga jual atau biaya sewa yang sesuai dengan kemampuan Usaha

Kecil, atau yang dapat dimanfaatkan oleh Usaha Kecil melalui kerjasama lain

dalam rangka kemitraan.

3. Pasal 24

1) Jam kerja Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan adalah sebagai berikut :

a) Untuk hari Senin sampai dengan Jumat, pukul 10.00 wib sampai dengan

pukul 22.00 wib; dan

b) Untuk hari Sabtu dan Minggu, pukul 10.00 wib sampai dengan pukul

23.00 wib.

4. Pasal 40

1) Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan wajib menyediakan barang dengan

produksi dalam negeri paling sedikit 80% (delapan puluh per seratus) dari

jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan,

2) Barang produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

menyediakan paling sedikit 20% (dua puluh per seratus) produksi lokasi

setempat.

3) Toko swalayan wajib mencatumkan harga barang secara jelas, mudah dibaca

dan mudah dilihat.

Dalam peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 114 tahun 2016 Tentang

Rincian Tugas-Tugas, Fungsi dan Tata Kerja (Tupoksi) Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan Kota Pekanbaru terdapat uraian tugas:

Dalam pasal 4 ayat 2 Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Pekanbaru


7

mempunyai tugas menyelenggakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perdagangan dan perindustrian.

b. Perumusan rencana kerja, program dan kegiatan bidang Perdagangan

dan Perindustrian.

c. Pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas pokok Dinas Perdagangan dan

Perindustrian.

d. Perumusan kebijakan, penyusunan dan perencanaan teknis, pemberian

bimbingan dan penyuluhan bidang Perdagangan dan Perindustrian.

e. Penyelenggaraan pelayanan umum dan pelayanan teknis di bidang

Perdagangan dan Perindustrian.

f. Penetapan dan pengesahan naskah dinas sesuai dengan kewenangannya.

g. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya.

h. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang

Perdagangan dan Perindustrian.

i. Pembinaan pegawai di lingkungan Dinas Perdagangan dan

Perindustrian.

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Tertib Perdagangan Dan Perindustrian dalam pasal 10 ayat 2 :

Tupoksi:

Bidang Tertib Perdagangan dan Perindustrian dipimpin oleh Kepala Bidang

yang mempunyai tugas pokok perencanaan kegiatan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian barang beredar dalam hal kemetrologian dan kepemilikan izin tanda
8

daftar industri serta pengawasan pelaksanaan izin/pendaftaran jasa perdagangan

dan jasa distribusi guna kelancaran barang.

Tugas dan Fungsi:

a) Merencanakan, Mengatur dan Mengawasi terselenggaranya penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis tentang pembinaan pengawasan, dan

pengendalian barang beredar dalam hal kemetrologian, dan kepemilikan

izin tanda daftar industri;

b) Penyiapan, pemberian bimbingan tekhnis terhadap pelaksanaan

kebijakan perdagangan, peredaran barang dan pengembangan industri

kecil;

c) Merencanakan, Mengatur dan Mengawasi terselenggaranya penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis perlindunagn konsumen;

d) Melakukan penegakan hukum terhadap perizinan dan pendaftaran dalam

industri, distribusi dan perdagangan termasuk didalamnya penimbunan

dan perundungan;

e) Melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana Undang-Undang

metrologi legal, melakukan ukur ulang, mengolah data, pengawasan,

penyuluhan dan pembebasan tera ulang dalam rangka perlindungan

konsumen;

f) Pembagian tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan

agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing;

g) Pemberian petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara

lisan agar pelaksanaan tugas efisien dan efektif;


9

h) Pengaturan pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat

diselesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

i) Fasilitas tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja, sosialiasi dan

bimbingan teknis;

j) Pelaksanaan evaluasi tugas berdasarkan informasi, data dan laporan yang

diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;

k) Pelaporan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis;

l) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pengawasan Perdagangan dalam pasal 13 ayat 2 yaitu:

Tugas dan Fungsinya:

a. Pengkoordinasian, pembinaan, penyusunan program kegiatan bimbingan

usaha, pengawasan pelaksanaan kebijaksanaan perdagangan dan jasa;

b. Pengkoordinasian, pembinaan dan pengawasan kebijakan perlindungan

konsumen dan tenaga fungsional;

c. Pengkoordinasian, pembinaan keterampilan sektor perdagangan;

d. Pengkoordinasian, pembinaan bimbingan usaha, penyusunan, laporan

serta pengawasan pelaksanaan kebijakan perdagangan jasa, perlindungan

konsumen, tenaga fungsional serta penyuluhan;

e. Pengkoordinasian, pembinaan dengan instansi terkait sesuai dengan

bidanng tugasnya;

f. Pengkoordinasian, pembinaan serta melaksanakan penyidikan terhadap

perusahaan yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;


10

g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Usaha dan Jasa Perdagangan dalam pasal 18 ayat (1) dan (2) yaitu:

Tugas dan Fungsinya:

1. Seksi Usaha dan Jasa Perdagangan mempunyai rincian tugas membantu

Kepala Bidang Perdagangan dalam melaksanakan sub urusan dan jasa

perdagangan.

2. Seksi Usaha dan Jasa Perdagangan dalam melaksanakan rincian tugas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :

a) Penyusunan program kerja.

b) Pelaksanaan pelayanan umum.

c) Penyediaan dokumen yang diperlukan oleh pimpinan.

d) Pelaksanaan dukungan, bantuan serta kerja sama.

e) Pengolahan, penyajian informasi perusahaan dan menganalisa data

Wajin Daftar Perusahaan.

f) Pengolahan, penyajian peraturan perdagangan dalam dan luar negeri.

g) Pengoordinasian dengan unit kerja lainnya.

h) Pengiventarisasian permasalahan dan penyiapan bahan petunjuk

pemecahan masalah.

i) Pelaksanaan tugastugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

tujuan dan fungsinya.

Adapun struktur organisasi Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru sesuai dengan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 114 Tahun 2016
11

tentang Rincian Tugas-Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru adalah:

1. Kepala Dinas

2. Sekretriat

a) Sub bagian kepegawaian, umum dan perlengkapan.

b) Sub bagian keuangan.

c) Sub bagian penyusunan program.

3. Bidang Perindustrian:

a) Seksi pembinaan dan pengembangan perindustrian.

b) Seksi sarana dan usaha industri.

c) Seksi kerjasama dan informasi industri.

4. Bidang Pasar:

a) Seksi pengembangan pasar dan pengawasan.

b) Seksi keberhasilan, ketertiban, dan pembinaan PKL.

c) Seksi retribusi.

5. Bidang Perdagangan

a) Seksi informasi dan sistem hukum perdagangan.

b) Seksi usaha dan jasa perdagangan.

c) Seksi sarana dan distribusi perdagangan.

6. Bidang Tertib Perdagangan dan Perindustrian:

a) Seksi pengawasan metrologi.

b) Seksi pengawasan perdagangan.

c) Seksi pengawasan perindustrian.


12

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Berikut jumlah ritel Indomaret dan yang ada dikota Pekanbaru:

Tabel 1.1: Jumlah Toko Ritel Indomaret Yang Ada di Kota Pekanbaru

No Kecamatan Indomaret

1 Bukit Raya 26

2 Lima Puluh 18

3 Marpoyan Damai 24

4 Payung Sekaki 21

5 Pekanbaru Kota 15

6 Rumbai 12

7 Rumbai Pesisir 10

8 Sail 8

9 Senapelan 12

10 Sukajadi 21

11 Tampan 38

12 Tenayan Raya 20

Jumlah 225

Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Pekanbaru, 2021

Selanjutnya penelitian ini dibatasi pada Indomaret yang berada di Kecamatan

Rumbai Pesisir. Jumlah Indomaret yang terdapat di Kecamatan Rumbai Pesisir

yaitu berjumlah 10 Indomaret.


13

Berikut ini adalah data Indomaret yang terdapat di Kecamatan Rumbai

Pesisir :

Tabel 1.2 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

berdiri dijalan kecil dan memasuki pemukiman rumah

warga dan sudah sesuai dengan zona lokasi

No Keterangan Jumlah

1 Indomaret yang berdiri dijalan kecil dan memasuki 5

rumah warga

2 Indomaret yang sudah sesuai dengan zona lokasi 5

Sumber: Observasi Peneliti di Lapangan, 2022

Tabel 1.3 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

sudah dan belum menyediakan tempat usaha untuk usaha

kecil

No Keterangan Jumlah
1 Indomaret yang sudah menyediakan tempat usaha 7

2 Indomaret yang belum menyediakan tempat usaha 3

Sumber: Observasi Peneliti di Lapangan, 2022

Tabel I.4 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

beroperasi melewati jam operasional yang sudah ditentukan


14

No Keterangan Jumlah

1 Indomaret yang beroperasi sesuai jam


2
operasional

2 Indomaret yang beroperasi melewati jam


8
operasional

Sumber: Observasi Peneliti di Lapangan, 2022

Tabel I.5 : Jumlah Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

menyediakan barang dagangan produksi lokal setempat

paling sedikit 20%

No Keterangan Jumlah

1 Indomaret yang sudah menyediakan barang

dagangan produksi lokal setempat paling 2

sedikit 20%

2 Indomaret yang belum menyediakan barang

dagangan produksi lokal setempat paling 8

sedikit 20%

Sumber: Observasi Peneliti di Lapangan, 2022

Berdasarkan hasil observasi lapangan penulis menemukan beberapa

fenomena yang ditemui saat dilapangan sebagai berikut:

1. Masih terdapat toko ritel Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang


15

berdiri dijalan kecil dan memasuki pemukiman rumah warga yang

seharusnya tidak diperbolehkan. Sesuai Pasal 22 yaitu 1) Pendirian Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Swalayan wajib memperhatikan keberadaan kondisi

sosial ekonomi pada pasar rakyat usaha kecil dan usaha menengah yang ada

di wililayah setempat. 2) Memperhatikan ketentuan jarak minimal radius 350

meter antara pusat perbelanjaan dan toko swalayan dengan pasar rakyat atau

pasar tradisional setempat. 3) Pusat perbelanjaan dan toko swalayan hanya

diperbolehkan membangun di jalan besar maupun jalan raya yaitu jalan arteri

atau jalan kolektor. Tidak di pelosok-pelosok jalan kecil yaitu jalan lokal

atau jalan lingkungan.

2. Masih terdapat toko ritel Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

belum menyediakan tempat usaha untuk usaha kecil dengan harga sewa yang

sesuai kemampuan usaha kecil dan menjalin kemitraan dengan usaha kecil

yang merupakan kewajiban bagi pusat perbelanjaan dan toko swalayan

sesuai dengan Pasal 23 yang berbunyi Pusat Perbelanjaan dan Toko

Swalayan (Supermarket, Hypermarket, Departemen Store, Perkulakan) wajib

menyediakan tempat usaha untuk usaha kecil dengan harga jual atau biaya

sewa yang sesuai dengan kemampuan Usaha Kecil, atau yang dimanfaatkan

oleh Usaha Kecil melalui kerjasama lain dalam rangka kemitraan.

3. Masih terdapat toko ritel Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

beroperasi melewati jam operasional yang sudah ditentukan dimana

seharusnya untuk hari senin-jumat pukul 10.00 wib sampai dengan 22.00 wib

dan sabtu minggu pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 23.00 wib sesuai
16

dengan pasal 24 yang berbunyi Jam kerja Pusat Perbelanjaan dan Toko

Swalayan adalah sebagai berikut : a. Untuk hari Senin sampai dengan Jumat,

pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 22.00 wib; dan b. Untuk hari Sabtu

dan Minggu, pukul 10.00 wib sampai dengan pukul 23.00 wib.

4. Masih terdapat toko ritel Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir yang

menyediakan barang dagangan produksi lokal setempat paling sedikit 20%

(dua puluh per seratus) sesuai dengan pasal 40 yang berbunyi: (1) Pusat

Perbelanjaan dan Toko Swalayan wajib menyediakan barang dagangan

produksi dalam negeri paling sedikit 80% (delapan puluh per seratus) dari

jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan (2) Barang produksi dalam

negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyediakan paling

sedikit 20% (dua puluh perseratus) produksi lokal setempat.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada masing-

masing fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa

Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan

Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


17

Untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang

Kecil).

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Manfaat teoritis yaitu penelitian ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan pemikiran dan ikut berpartisipasi dalam perkembangan

ilmu administrasi publik, khususnya dibidang evaluasi kebijakan

publik.

2. Manfaat akademis yaitu penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan

masukan untuk penulis dan pembaca pada umumnya.

3. Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan bagi Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru untuk meningkatkan

kebijakan, khususnya pelaksanaan Perda Nomor 09 Tahun 2014

terhadap toko ritel di Kota Pekanbaru.


BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR

2.1 Studi Kepustakaan

Untuk mengetahui konsep dalam penelitian ini, maka penulis merangkai

beberapa teori sesuai dengan judul yaitu Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian Dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret. Teori-teori yang digunakan

merupakan rangkaian penelitian yang akan dibandingkan pada permasalahan.

2.1.1 Konsep dan Teori Administrasi Publik

Administrasi dalam arti sempit berasal dari kata administratie. Meliputi

kegiatan catat-mencatat, surat menyurat pembukuan ringan, ketik-mengetik,

agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Sedangkan dalam arti

luas istilah administrasi berasal dari kata administration.

Leonard D. White (dalam Maksudi, 2017;27) “Administration is process

common to all group efforts, publik or private, civil or military, large scale or

small scala...etc”

White memberikan pemahaman bahwa adminitrasi adalah suatu proses yang

pada umumnya terdapat di setiap usaha kelompok, baik pemerintah maupun

swasta, baik sipil maupun militer, usaha besar maupun kecil maupun besar.

Brooks Adams (dalam Syafri, 2012;8) “Administration is the capacity of

coordinating many, and often conflicting social energies in a single organism, so

adroitly that they shall operate as a unity.”

Menurut Adams administrasi adalah kemampuan mengkoordinasikan

18
19

berbagai kekuatan sosial yang sering kali bertentangan satu dengan yang lain di

dalam satu organisme sedemikian padunya sehingga kekuatan-kekuatan tersebut

dapat bergerak sebagai satu kesatuan.

The Liang Gie (dalam Syafiie, 2003;4) mendefinisikan Administrasi adalah

susunan kegiatan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh sekelompok orang

dalam kerjasama memperoleh tujuan tertentu. Terdapat beberapa hal yang

diperoleh dari defenisi administrasi tersebut yaitu pertama, administrasi sebagai

seni merupakan suatu proses yang hanya permulaan sedangkan akhirnya tidak

diketahui. Kedua, administrasi memliki beberapa unsur yaitu terdapat dua

manusia atau lebih, adanya tujuan yang dicapai, terdapat tugas yang harus

dilakukan dan terdapat peralatan untuk menjalankan tugas-tugas tersebut.

Menurut Hadari Nawawi (dalam Maksudi, 2017;28) mengemukakan

administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian

usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan yang yang telah

ditentukan sebelumnya.

Menurut William H. Newman (dalam Yunus dan Nawawi, 2013;108)

mendefinisikan administrasi sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan

daripada usaha-usaha kelompok individu-individu terhadap tercapainya tujuan

bersama.

2.1.2 Konsep dan Teori Organisasi Publik

Nawawi (2013;73) mendefenisikan organisasi sebagai suatu wadah atau

tempat untuk melaksanakan kegiatan secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan yang telah disusun secara bersama-sama pula.


20

Secara terperinci Syafri (2012;12) mendefenisikan organisasi sebagai unsur

utama bagi kelompok orang yang berkolaborasi untuk memperoleh tujuan

tertentu karena organisasi merupakan wadah (tempat) mengelompokkan orang

dan membagi tugas sekaligus tempat berjalannya berbagai kegiatan (proses)

bagai pencapai tujuan.

Menurut Hamim (2019;5) organiasasi merupakan suatu alat yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, tujuan itu ada banyak macamnya.

Oleh karena tujuan itu beranekaragam pula bentuk dan susunan dari suatu

organisasi.

Gareth R. Jones (dalam Maksudi, 2017;39) “An organization is tool used by

people individually or in groups to accomplish a wide verierity of goals.”

Jones memahami sebuah organisasi adalah alat yang digunakan oleh orang-

orang, baik secara individual maupun kelompok untuk mencapai bermacam

tujuan.

Menurut Triastuti (2019;2013) organisasi merupakan suatu sistem yang

saling mempengaruhi satu sama lain, apabila dari salah satu sub sistem tersebut

rusak maka akan mempengaruhi sub sistem lain yang ada didalamnya. Suatu sub

sistem dapat berjalan dengan baik apabila individu didalamnya memiliki

kewajiban untuk mengaturnya, berati selama anggota individu masih bertanggung

jawab terhadap tugas dan kewenangannya sebagaimana yang seharusnya maka

suatu organisasi akan berjalan dengan baik dan semestinya.

Menurut Siagian (dalam Andry dan Yussa, 2020;16) organisasi merupakan

persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formal dan terikat,
21

dalam rangka mewujudkan suatu tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat

seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok

orang yang disebut dengan bawahan.

D. Millet (dalam Nawawi, 2013;75) mendefenisikan organisasi sebagai

bentuk dari setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai tujuan bersama.

Herbert, Donald dan Victor (dalam Badu dan Djafri 2017;7) mendefinisikan

organisasi sebagai sebuah sistem yang terstuktur terkait usaha kerjasama dimana

setiap anggota memiliki kontribusi dan kewajiban yang diakui untuk

dilaksanakan.

Unsur-Unsur Organisasi menurut Fauzi dan Irviani (2018;25) yaitu :

1. Manusia, artinya organisasi baru akan ada apabila ada unsur manusia yang

bekerja sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.

2. Tempat kedudukan, artinya organiasasi baru akan ada jika telah ada tempat

atau lokasi beroperasinya organisasi tersebut.

3. Tujuan, artinya organisasi baru akan ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.

4. Pekerjaan, artinya organisasi baru akan ada jika ada pekerjaan yang akan

dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.

2.1.3 Konsep dan Teori Manajemen Publik

Menurut Paul Hersey & Ken Blanchard (dalam Maksudi, 2017;78)

mengemukakan defenisi manajemen “sebagai proses kerja sama dengan dan

melalui orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

Donovan dan Jackson (dalam Pasolong, 2016;82) mendefenisikan

manajemen sebagai suatu proses yang dilakukan pada tingkat organisasi tertentu,
22

sebagai rangkaian dari keterampilan dan sebagai rangkaian dari tugas.

Kemudian menurut Darwis dkk (dalam Wedayanti,2018;3) mengemukakan

bahwa manajemen lebih memntingkan pendayagunaan sumber daya manusia

lainnya, oleh karena itu dalam sebuah organisasi manajemen sangat diperlukan

untuk mendayagunakan sumber daya yang tersedia, dengan demikian suatu

konsep manajemen sumber daya manusia juga diperlukan.

Stoner et al (dalam Zulkifli dan Yogia, 2014;17) mengemukakan pendapat

bahwa manajemen merupakan proses dari merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin dan mengendalikan pekerjaan, anggota organisasi dan memanfaatkan

seluruh sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Manajemen menurut Siagian (dalam Andry dan Yussa, 2020;14)

didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk mendapatkan hasil,

dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

Defenisi manajemen dalam artian proses menurut George R Terry dan Leslie

W. Rue (dalam Maksudi, 2017;79) yaitu “Manajemen merupakan proses atau

kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan ke arah tujuan

operasional atau maksud yang nyata oleh sekelompok orang. Manajemen adalah

suatu kegiatan, pelaksanaannya disebut dengan managing atau mengelola dan

pelaksananya disebut dengan manajer atau pengelola.

Stoner dan Freeman (dalam Fauzi dan Irviani, 2018;1) mendefinisikan

manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengoranisasian, kepemimpinan

dan pengawasan pekerjaan anggota organisasi serta menggunakan semua sumber


23

daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan

dengan jelas.

Fungsi manajemen yang bersifat universal, dirinci sebagai berikut (dalam

Pasolong, 2016;40) :

1. Planning. Suatu proses pengambilan keputusan tentang apa tujuan yang harus

dicapai pada kurung waktu yang telah ditetapkan dimasa mendatang dan apa

yang wajib dilakukan untuk menghasilkan tujuan tersebut.

2. Organizing. Suatu proses pembagian kerja yang disertai dengan

pendelegasian kewenangan.

3. Staffing. Suatu proses untuk mendapatkan tenaga yang tepat, bijak dalam

jumlah maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam suatu

organisasi.

4. Directing. Suatu tugas yang berkelanjutan dalam perumusan keputusan dan

penyusunannya dalam aturan-aturan dan intruksi-instruksi khusus atau

umum, dan melayani sebagai pemimpin organisasi.

5. Coordinating, suatu proses pengintegrasian kegiatan-kegiatan dan target atau

tujuan dari berbagai unit kerja suatu organisasi untuk dapat mencapai tujuan

secara efisien.

6. Reporting. Merupakan suatu kegiatan menyampaikan informasi tentang apa

yang terjadi kepada atasan, agar bawahan dapat mengetahui informasi

melalui laporan-laporan, penelitian dan inpeksi.

7. Budgeting. Merupakan semua kegiatan dalam bentuk perencanaan,

perhitungan dan pengendalian anggaran.


24

2.1.4 Konsep Kebijakan Publik

Menurut (Pasolong, 2016;38) Kebijakan merupakan suatu rangkaian

alternatif yang siap dipilih berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Kebijakan

merupakan suatu hasil analisis yang mendalam terhadap berbagai alternatif yang

bermuara kepada keputusan tentang alternatif terbaik.

Syafiie dalam (Tahir, 2015;20) mengemukakan bahwa kebijakan (policy) dan

kebijaksanaan (wisdom) itu hendaknya dibedakan hendaknya dibedakan hal ini

dikarenakan kebijaksanaan merupakan aturan yang sudah ditetapkan oleh pejabat

yang berwenang sesuai situasi dan kondisi lingkungan yang berada disekitarnya.

Oleh sebab itu Syafiie mendefenisikan kebijakan publik yaitu sebuah jawaban

terhadap suatu masalah yang ada karena merupakan upaya untuk memecahkan,

mengurangi, dan mencegah suatu masalah serta sebaliknya menjadi sebuah

inovasi terciptanya kebaikan dengan cara terbaik dan tindakan yang terarah.

Robert Eyeston (dalam Winarno, 2012;20) mengemukakan bahwa defenisi

kebijakan publik dalam arti luas yaitu hubungan dari suatu unit pemerintah

dengan keadaan lingkungan yang ada disekitarnya.

Carl Friedrich (dalam Santosa, 2008) mendefenisikan kebijakan publik

sebagai seperangkat tindakan dengan suatu tujuan dan arahan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, tindakan ini dilakukan oleh pemerintah.

Keban dalam (Tahir, 2015;20) juga memberikan pengertian dari sisi

kebijakan publik, menurutnya bahwa :”Kebijakan publik sebagai suatu konsep

filosofis merupakan serangkaian prinsip, atau kondisi yang diinginkan, sebagai

suatu produk kebijakan dipandang sebagai serangkaian kesimpulan atau


25

rekomendasi, dan sebagai suatu proses, kebijakan dipandang sebagai suatu cara

dimana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang

diharapkan darinya, yaitu program dan mekanisme dalam mencapai produknya,

dan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar

menawar dan negosiasi untuk merumuskan isu-isu dan metode implementasinya.

James Anderson dalam (Agustino, 2016;17) juga memberikan pengertian

atas defenisi kebijakan publik sebagai berikut : “serangkaian kegiatan yang

mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang

aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau

suatu hal yang diperhatikan.”

Iskandar (dalam Mulyati, Minarsih dan Budi, 2020;3) kebijakan publik dapat

didefinisikan sebagai serangkaian rencana proram, aktivitas, aksi, keputusan,

sikap untuk bertindak maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh para pihak

(aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi.

Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting bagi organisasi untuk

mencapai tujuannya.

Menurut Tachjan (2006;15) mengemukakan bahwa kebijakan publik

merupakan rangkaian keputusan yang mengandung konsekuensi moral yang di

dalamnya adanya keterikatan akan kepentingan rakyat banyak dan keterikatan

terhadap tanah air atau tempat di mana yang bersangkutan berada.

Young dan Quinn dalam (Edi Suharto, 2012;44) mengemukakan beberapa

konsep dan kunci yang termuat dalam kebijakan publik yaitu:

1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik merupakan


26

tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang

memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial untuk melakukannya.

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakan

publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan kongkrit yang

berkembang di masyarakat.

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik

biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari beberapa

pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu

demi kepentingan orang banyak.

4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kebijakan

publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk memecahkan

masalah sosial. Namun, kebijakan publik juga bisa dirumuskan berdasarkan

keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat dipecahkan oleh kerangka

kebijakan yang sudah ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan

tertentu.

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor.

Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadap langkah-

langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan, bukan sebuah maksud

atau janji yang belum dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam

kebijakan publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh

beberapa perwakilan lembaga pemerintah.

Menurut Nugroho dalam (Pasolong, 2016;40) jenis-jenis kebijakan publik

dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :


27

1. Kebijakan yang bersifat makro, yaitu kebijakan atau peraturan yang bersifat

umum.

2. Kebijakan yang bersifat meso, yaitu kebijakan yang bersifat menengah atau

memperjelas pelaksanaan, seperti kebijakan Menteri, Peraturan Gubernur,

Peraturan Bupati dan Peraturan Wali Kota.

3. Kabijakan yang bersifat mikro, yaitu kebijakan yang bersifat mengatur

pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan diatasnya, seperti kebijakan

yang dikeluarkan oleh aparat publik di bawah Menteri, Gubernur, Bupati dan

Wali Kota.

Menurut Anderson dalam (Subarsono, 2005) mengkategorikan kebijakan

publik sebagai berikut, yaitu :

1. Kebijakan subtantif vs kebijakan prosedural.

2. Kebijakan distributif vs kebijakan regulatori vs kebijakan.

3. Kebijakan materil vs kebijakan simbolis.

4. Kebijakan yang berhubungan dengan umum (public goods) dan barang privat

(privat goods).

2.1.5 Konsep Evaluasi Publik

Menurut Subarsono (2016) evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan

untuk memberikan penilaian terhadap tingkat kinerja dari suatu kebijakan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Wirawan (dalam Saiton 2020;27) mendefinisikan evaluasi adalah suatu riset

yang berguna untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan informasi

yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya memberikan penilaian dan


28

membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk

mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut.

Riant Nugroho (dalam Nielwaty, 2021;3) menjelaskan evaluasi merupakan

penilaian terhadap pencapaian kinerja dari implementasi.

Pendapat Dunn (2003;608) Istilah evaluasi mempunyai arti yang

berhubungan, masing-masing menunjuk pada aplikasi bebrapa skala nilai

terhadap skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Evaluasi dapat

disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian

(assesment), kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil

kebijakan dalam arti satuan nilainya.

Menurut William N Dunn Suatu evaluasi mempunyai sejumlah karakteristik

yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya:

1. Fokus nilai. Evaluasi terutama ditujukan untuk menentukan manfaat atau

kegunaan sosial kebijkan atau program, dan bukan sekedar usaha untuk

mengumpulkan informasi mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi

dan tidak terantisipasi. Karena ketetapatan tujuan dan sasaran kebijakan

dapat selalu dipertanyakan, evluasi mencakup prosedur untuk mengevaluasi

tujuan-tujuan dan sasaran itu sendiri.

2. Interpendensi fakta-nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik “fakta” maupun

“nilai”. Untuk meyatakan bahwa kebijakan atau program tertentu telah

mencapai tingkat kinerja yang tertinggi (atau rendah) diperlukan tidak hanya

bahwa hasil-hasil kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok atau

seluruh masyarakat; untuk menyatakan demikian, harus didukung oleh bukti


29

bahwa hasil-hasil kebijakan secara aktual merupakan konsekuensi dari aksi-

kasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah tertentu. Oleh karena itu,

pemantauan merupakan prasyarat bagi evaluasi.

3. Orientasi masa kini dan masa lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda dengan

tuntutan-tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu,

ketimbang hasil di masa depan. Evaluasi bersifat retrospektif dan setelah

aksi-aksi dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup premis-

premis nilai, bersifat prospektif dan dibuat sebelum aksi-aski dilakukan (ex

ante).

4. Dualitas nilai. Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai

kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.

Evaluasi sama dengan rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada

(misalnya, kesehatan) dapat dianggap sebagai intristik (diperlukan bagi

dirinya) atapun ekstrintik (diperlukan karena hal itu mempengaruhi

pencapaian tujuan-tujuan lain). Nilai-nilai sering ditata di dalam suatu hirarki

yang merefleksikan kepentingan relatif dan saling ketergantungan antar

tujuan dan sasaran.

Menurut William N Dunn evaluasi mempunyai fungsi yaitu :

1. Evalusi memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai

kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang

telah dicapai melalui tindakan publik.

2. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai

yang mendasari pemilihan tujuan dan target.


30

3. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis

kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Kriteria evaluasi menurut William N Dunn yaitu :

a. Efektivitas yaitu berkenaan dengan apakah hasil yang diinginkan sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata lain

sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

b. Efisiensi yaitu berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efetivitas yang dikehendaki.

c. Kecukupan adalah seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

memecahkan masalah.

d. Pemerataan adalah proses atau cara yang dilakukan harus dengan berkeadilan

sosial.

e. Responsivitas, yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat

memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat yang menjadi target kebijakan.

f. Ketepatan, yaitu berkenaan dengan pertanyaan apakah kebijakan tersebut

tepat untuk suatu masyarakat.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 : Penelitian terhadulu terkait dengan penelitian yang berjudul

Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret)


31

No Peneliti/Judul Hasil Penelitian

1 2 3

1 Rusliandy (2022) Kebijakan disiplin PNS adalah kunci dalam


meningkatkan kepercayaan masyarakat dan
Evaluasi Implementasi produktivitas kinerja organisasi pemerintah
Kebijakan Disiplin Pegawai dan pemerintah daerah. Dalam
Negeri Sipil Daerah implementasinya terdapat sejumlah variasi
implementasi dengan berbagai faktor
Jurnal Ideas Publishing, vol. penyebab. Apabila dievaluasi, dapat
8, no. 1 disimpulkan bahwa kebijakan disiplin
daerah menghadapi berbagai permasalahan
dan hambatan dapat diidentifikasi.
2 Adek Saputra, Argantos Hasil penelitian mendeskripsikan tentang
(2020) model CIPP pembinaan prestasi
Sepaktakraw PSTI Kota Pariaman. Dalam
Evaluasi Kebijakan usaha meraih prestasi dibutuhkan kualitas
Pembinaan Prestasi PSTI latihan yang baik dankerjasama tim yang
Kota Pariaman baik. Selain itu untukmemperoleh prestasi
yang maksimal diperlukandukungan dari
Jurnal Performa Olahraga, semua pihak.
vol. 5, no. 1
3 Nur Rani, Elvira Yenistika Kebijakan yang dibuat dalam keadaan extra
Safarinda (2020) ordinary dari dampak yang ditimbulkan oleh
pandemi COVID-19 harus mendapatkan
Evaluasi Kebijakan Jogo respon yang cepat oleh pemerintah untuk
Tonggo Dalam Penanganan memikirkan alternatif-alternatif kebijakan
COVID-19 di Provinsi Jawa yang dapat mencegah dan menangani
Tengah penularan COVID-19. Kebijakan Jogo
Tonggo atau dalam bahasa Indonesia adalah
Jurnal Mahasiswa menjaga tetangga merupakan salah satu
Administrasi Negara kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
(JMAN), Vol. 4, No. 2 berbasis masyarakat di tingkat Rumah
Warga (RW) dalam upaya penanganan
COVID-19 sehingga perlu adanya
kolaborasi yang dilakukan pemerintah
dengan masyarakat.
4 Muhammad Ahsan Samad, Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2007
Erdiyansyah, Rina tentang penanggulanagn bencana, bencana
Wulandari (2020) dikelompokkan ke dalam tiga kategori,
yaitu; (1) bencana alam adalah bencana yang
Evaluasi Kebijakan diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
Pemerintah Pasca Bencana peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
(Studi Kasus Bencana di lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
Sulawesi Tengah) meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
32

tanah longsor, (2) bencana non-alam adalah


Jurnal Ilmu Administrasi bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
Vol 9 (1) atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit;
dan (3) bencana sosial adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
5 Ratna Atika Supriadi, Implementasi kebijakan publik bantuan tunai
Miranda Widya Astuti, Siti di Provinsi Lampung sudah berjalan sejak
Darina, Iga Frediani, pertengahan tahun 2020. Dalam
Theresia Nolince Pigai pengimplementasian kebijakan tersebut
(2021) diharapkan dapat berjalan sesuai dengan
sasaran yang diinginkan dalam kebijakan.
Analisis evaluasi kebijakan Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah
publik bantuan tunai: studi kebijakan publik bantuan tunai berjalan
kasus bantuan tunai di sesuai dengan harapan atau tidak perlu
provinsi Lampung (Analysis dilakukan adanya suatu evaluasi kebijakan
of cash aid public policy publik. Dalam penelitian ini, evaluasi
evaluation: case study of kebijakan publik yang dipakai adalah
cash assistance in Lampung evaluasi kebijakan publik yang bertipe
province) sistematis. Evaluasi kebijakan publik
sistematis adalah evaluasi yang melihat
Jurnal Studi Pemerintahan secara obyektif strategi-strategi kebijakan
dan Akuntabilitas (Jastaka) publik yang dilakukan untuk mengukur
Vol 1, No. 1 hasilnya bagaimana masyarakat serta
melihat sejauh mana tujuan yang telah
dicapai dari implementasi kebijakan
tersebut. Selain itu, evaluasi kebijakan
dimaksudkan untuk melihat hasil dari suatu
kebijakan dengan berpatokan pada sejauh
mana kebijakan tersebut dapat menjawab
kebutuhan masyarakat.
6 Achmad Sofian1, Cecep Penggunaan lahan kawasan ekosistem MAK
Kusmana, Akhmad Fauzi, & dan sekitarnya di Kecamatan Penjaringan
Omo Rusdiana (2020) Jakarta Utara terdiri dari area terbangun,
area terbuka, hutan mangrove, rawa, tambak,
Evaluasi Kondisi Ekosistem dan tubuh air. Kerapatan mangrove
Mangrove Angke Kapuk berdasarkan nilai indeks NDVI terkategori
Teluk Jakarta dan jarang 272,79 ha, sedang 16,83 ha dan lebat
Konsekuensinya terhadap 1,54 ha. Kondisi kawasan ekosistem MAK
Jasa Ekosistem. berdasarkan tingkat kekritisan lahan
mangrove terkategori rusak 272,79 ha dan
Jurnal Kelautan Nasional, terkategori tidak rusak 18,38 ha. Kawasan
33

Vol. 15, No 1. ekosistem MAK juga berpotensi terus


mengalami tekanan terutama disebabkan
aktivitas dari area terbangun di sekitarnya
dan penggunaan lainnya. Kondisi tersebut
juga akan berkonsekuensi terhadap
menurunnya jasa ekosistem yang tersedia.
7 Wandy Zulkarnaen, Iis Dewi Penanganan dan penyimpan produk/bahan
Fitriani, Budi Sadarman, baku, tidak banyak mengalami masalah,
Nina Yuningsih (2020) karena dalam menangani produk yang akan
diantar ke kantor, semuanya berjalan seperti
Evaluasi Kinerja Distribusi apa yang sudah dilakukan sebelum-
Logistik KPU Jawa Barat sebelumnya, akan tetapi lebih baik lagi jika
Sebagai Parameter Sukses sekali produk diangkut ke kantor dalam
Pilkada Serentak 2018. jumlah besar, sehingga biaya transportasi
bisa dikurangi. Penyimpanan bahan baku
Jurnal Ilmiah MEA dan produk tidak menjadi masalah karena
(Manajemen, Ekonomi, dan gudang tempat penyimpanan berada di
Akuntansi) Vol. 4 No. 2 lokasi yang sama denga kantor KPU.
8 Nur Aini (2019) Evaluasi kinerja adalah penilaian yang
dilakukan secara sistematis untuk
Evaluasi Kinerja Pegawai mengetahui hasil pekerjaan karyawan, serta
Untuk Mewujudkan memberikan tanggung jawab yang sesuai
Pelayanan Publik dalam sehingga dapat melaksanakan pekerjaan
Prespektif Good yang lebih baik dimasa mendatang.
Governance. Penilaian suatu kinerja pegawai dapat
dilakukan dengan mengukur seberapa jauh
Jurnal Inovasi Ilmu Sosial kinerja pegawai dengan melakukan penilaian
dan Politik Vol. 1 No. 1 kuantitatif dan kualitatif sehingga hasil kerja
yang dicapai oleh pegawai sesuai dengan
yang diharapkan. Dalam melakukan
penilaian ada juga yang mengutamakan
sistem kekeluargaan dimana penilaian ini
lebih menjunjung kebersamaan dan gotong
royong dalam melakukan suatu tugas.
9 Muhammad (2020) Tidak sedikit gejolak kerusuhan, pertikaian,
dan pertengkaran diantara masyarakat
Evaluasi Undang-Undang seolah-olah menjadi pembiasaan di kalangan
Pemilu (Telaah Atas masyarakat sebagai faktor dari sistem
Keserentakan Proporsional pemilu yang dianut (Hayat 2014, 472). Oleh
Terbuka, Parliamentary karena itu, diperlukan selalu evaluasi
Threshold dan Pengawasan) terhadap pelaksanaan Pemilu agar Pemilu
semakin berkualitas. Dalam pemaparan
Jurnal Arajang Vol.3 No 1 makalah ini, terdapat 4 poin krusial dalam
undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang
Pemilu yang perlu dievaluasi demi
perbaikan pelaksanaan Pemilu kedepannya.
34

10 Victor P. K. Lengkong, Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada


Hizkia H. D. Tasik (2018) dimensi pertama Kabupaten Minahasa
memiliki skor tertinggi dengan nilai 2,75,
Evaluasi Pengelolaan Dana diikuti Kabupaten Minahasa Utara dan
Desa dengan Instrumen Minahasa Selatan dengan skor masing-
Dimensi Pengukuran masing 2,54 dan 2,53. Kebanyakan desa
Pengelolaan Dana Desa yang diteliliti telah menggunakan Dana Desa
(DP2D2) Berdasarkan untuk mendanai kepentingan masyarakat dan
Undang-Undang Nomor 6 bukan kepentingan pribadi seperti yang
Tahun 2014 dinilai pada poin A1. Kebanyakan desa yang
diteliti juga mencatatkan skor 3 dan 4 untuk
Jurnal Manajemen Bisnis poin A2 dan A3 yang artinya proporsi Dana
dan Inovasi, Vol. 5 No 1 Desa yang alokasikan untuk Pembangunan
Sarana dan Prasarana Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat juga telah sesuai
dengan peraturan yang menganjurkan rasio
sebesar 70:30. Hanya dua desa yang
memiliki skor dibawah 3 untuk kedua poin
penilaian ini. Sedangkan alokasi dana untuk
3 program prioritas pemberdayaan
masyarakat yang dinilai pada poin A4, A5
dan A6 berbanding terbalik dengan 3 poin
penilaian sebelumnya. Hanya satu desa yang
tercatat konsisten memiliki skor antara 3 dan
4 untuk ketiga poin penilaian ini. Proporsi
pengalokasian dana untuk ketiga program
pemberdayaan masyarakat ini masih rendah
untuk kebanyakan desa yang diteliti. Ketiga
program yang dimaksud adalah Program
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Desa
dalam Berwirausaha, Peningkatan
Pendapaan atau Perluasan Skala Ekonomi
Masyarakat Desa, Program Pelayanan dan
Pemberdayaan Kaum Miskin serta Program
Pengembangan Potensi Aset dan Budaya
Desa.
11 Muhammad Assiddiq Setelah peneliti melakukan studi dan
Juliandri (2022) wawancara dengan berbagai informan,
ternyata layak untuk memperoleh beberapa
Evaluasi Program Pelayanan statistik tentang berbagai elemen yang
Administrasi Terpadu menjadi point of interest dalam Evaluasi
Kecamatan (PATEN) di Program Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan Biduk-Biduk Kecamatan (PATEN) di lingkungan
Kabupaten Berau. Kecamatan Bidukbiduk . Hal ini melihat
ambisi untuk mengkaji Program Pelayanan
eJournal Ilmu Pemerintahan, Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
35

Vol 9 No. 1 di Kecamatan Biduk-biduk dan


mendapatkan tanggapan dari masyarakat.
Fase ini akan menggambarkan dialog studi
konsekuensi dari informasi yang diperoleh.
Permasalahan tersebut adalah penilaian
Program PATEN dengan kriteria penilaian
cakupan, terutama efektivitas, efisiensi, dan
kecukupan
12 Ririn Mais, Daud Liando, Pelaksanaan reward dan punishment sangat
Fanley Pangemanan (2019) penting, apabila berjalan bersama-sama dan
saling mempengaruhi berdampak pada
Evaluasi Kebijakan kinerja pegawai yang artinya apabila reward
Pelaksanaan Reward dan dan punishment dapat berjalan bersamasama
Punishment Aparatur Sipil saling bersinergi akan menciptakan keadilan
Negara di Kota Bitung untuk pegawai yang mendapat reward dari
pimpinan atas prestasinya dan disesuaikan
Jurnal Jurusan Ilmu dengan tingkat besar kecil beban dan resiko
Pemerintahan Volume 3 No. masing-masing pegawai dan bersamaan
3 sejalan dilaksanakan punishment atau
hukuman disiplin yang tegas apabila
pegawai yang melanggar peraturan
kepegawaian sesuai dengan tingkatan
kesalahan pegawai.
13 Chrisantus Tristianto (2022) Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
dilakakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Penggunaan Metode pengembangan sistem informasi monitoring
Waterfall Untuk dan Evaluasi Pembangunan Pedesaan dapat
Pengembangan Sistem dilakukan dengan menggunakan metode
Monitoring dan Evaluasi waterfall yang terdiri dari beberapa tahapan,
Pembangunan Pedesaan. diantaranya: a. Analisa dan definisi
kebutuhan sisten. Dari hasil ini didapat
Jurnal Teknologi Informasi beberapa kebutuhan sistem dan informasi
ESIT Vol. XII No. 01 sebagai berikut: a) Tersedianya informasi
untuk melakukan identifikasi kebutuhan dari
keseluruhan sistem yang diaplikasikan ke
dalam bentuk perangkat lunak. b)
Tersedianya sarana pemasukan data yang
memadai untuk menghasilkan laporan yang
akurat. c) Pembuatan laporan secara tepat
dan akurat dapat menunjang proses dari
perencanaan.
14 Annida Ulfah, Ridho Al- Dalam pelaksanaan penerapan Peraturan
Hamdi (2020) daerah No. 10 Tahun 2007 ini terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
Evaluasi Peraturan Daerah keberhasilan dan kegagalan perda ini,
Nomor 10 Tahun 2007 berikut beberapa faktor yang mempengaruhi
36

Tentang Ketertiban Sosial di keberhasillan dan kegagalan penerapan


Kabupaten Banjar Provinsi perda tentang ketertiban sosial di Kabupaten
Kalimantan Selatan. Banjar1. Efektifitas Penerapan perda ini
dianggap belum efektif karena kurangnya
Jurnal Ilmiah Wahana sosialisasi kepada masyarakat yang
Bhakti Praja Vol 10, No. 1 mengakibatkan beberapa masyarakat tidak
mengetahui adanya perda ini. Tidak tahunya
masyarakat terhadap perda ini yang menjadi
faktor terjadinya kegagalan perda ketetrtiban
di Kabupaten Banjar. Hal ini berakibat pada
partisipasi masyarakat menjadi kurang,
sehingga masyarakat hanya menganggap
pelanggaran ini sebagai norma sosial dan
norma agama yang terjadi di masyarakat. 2.
Kecukupan Indikator kecukupan dianggap
tidak berhasil hal ini dikarenakan Dari segi
sumberdaya manusia, Satpol PP dan Dinas
sosial sudah mencukupi namun dari segi
kualitas belum memenuhi, yang rata rata
pegawainya masih lulusan SMA dan
dianggap kualifikasi pendidikannya belum
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan.
15 Prof. Budi Setiyono, S.Sos., Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa,
M.Pol.Admin.,Ph.D (2020) dalam pengimplementasian misi poin
keempat dalam RPJMD Kabupaten
Analisis Kebijakan Kuningan tahun 2014-2018, yaitu
Kabupaten Kuningan “Memantapkan pelestarian sumberdaya alam
Sebagai Kabupaten dan lingkungan hidup dalam kerangka
Konservasi (Evaluasi kabupaten konservasi dengan menerapkan
terhadap Perda 9/2014 asas kehidupan berkelanjutan”, ada beberapa
Tentang RPJMD Kabupaten indikator tujuan dalam misi ini, yaitu:
Kuningan) Meningkatnya persentase ruang terbuka
hijau persatuan wilayah, meningkatnya rasio
Journal of Politic and kawasan berfungsi lindung, menjadikan
Government Studies, Vol 9 Kabupaten Kuningan nol lahan kritis dan
No 4 pembentukan desa tangguh bencana.
Pemerintah Kabupaten Kuningan tidak
memenuhi target capaian dalam beberapa
poin indikator tujuan tersebut.
Sumber: Modifikasi Penulis, 2022

2.3 Kerangka Pikir


37

Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara terhadap suatu gejala

yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berpikir ini disusun

berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait.

Kerangka berpikir ini merupakan suatu argumentasi dalam merumuskan

hipotesis.

Gambar 2.1: Kerangka Pikir Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa

Perdagangan Indomaret)

Administrasi Kebijakan Publik Dinas


Publik Perindustrian dan Perdagangan Kota
Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi
Kebijakan Usaha dan Jasa
Perdagangan Indomaret)
Organisasi
Publik

Indikator Evaluasi yang


Manajemen dikembangkan oleh William N.
Publik Dunn (2003)
1. Efektifitas
2. Efisiensi
3. Kecukupan
Kebijakan 4. Pemerataan
Publik 5. Responsivitas
6. ketepatan

Evaluasi
Publik Terlaksana
Cukup terlaksana
Kurang Terlaksana

Sumber: Hasil Modifikasi Penulis, 2022

2.4 Konsep Operasional


38

Konsep merupakan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak suatu fenomena sosial atau alami. Konsep mempunyai tingkat generasi

yang berbeda-beda. Semakin dekat suatu konsep kepada realita, maka semakin

dekat konsep itu diukur. Untuk memudahkan penganalisaan dan tidak

mengaburkan konsep agar tujuan penelitian dapat tercapai maka penulis merasa

perlu membatasi dan mengoperasionalkan konsep-konsep yang dipakai, konsep-

konsep tersebut antara lain;

1. Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-

keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu umumnya dilakukan

oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya.

2. Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang yang membagi

tugas-tugasnya diantara para anggota, menetapkan hubungan-hubungan

kerja dan menyetujukan aktifitasnya kearah pencapaian tujuan bersama.

3. Majanemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organiasasi dan

menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran

organisasi yang sudah ditetapkan.

4. Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan

oleh seorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan

tertentu di mana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan

kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan

tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai


39

tujuan yang dimaksud.

5. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan menilai secara objektif

dari pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil

evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan

yang akan dilakukan didepan.

6. Indikator evaluasi menurut Dunn (2003) adalah :

a) Efektivitas adalah mengukur seberapa jauh tercapainya suatu tujuan

yang telah di tetapkan.

b) Efisiensi merupakan seberapa banyak usaha yang diperlukan untuk

mencapai hasil-hasil yang diinginkan.

c) Kecukupan adalah seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan

memecahkan masalah.

d) Pemerataan adalah dapat dilihat dari hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, atau nilai kelompok tertentu. Atau pemerataan ini juga

dapat diartikan sebagai keadilan baik itu dalam pelaksanaan

peraturan maupun pemberian sanksi.

e) Responsivitas berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan

dapat memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai-nilai kelompok-

kelompok masyarakat tertentu.

f) Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan

pada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut.

7. Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan

pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas outlet atau toko penjualan
40

kurang dari 200 m2.

8. Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah salah satu dinas pemerintahan

yang terdapat dijajaran Kota Pekanbaru yang bertugas mengawasi jalannya

kegiatan perdagangan toko ritel Indomaret di Kecamatan Rumbai Pesisir.

2.5 Operasional Variabel

Operasional Variabel dalam hal ini akan disajikan dalam bentuk tabel, yang

berisi uraian konsep, variabel, indikator, item penilaian dan skala yang dirancang

untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan akurat. Tujuan operasional

variabel ini menjelaskan mengenai konsep-konsep utama dalam penelitian ini dan

mengelompokkan item penelitian yang mana sebagai batasan-batasan penelitian.

Untuk lebih jelasnya mengenai konsep operasional variabel Evaluasi Peraturan

Daerah Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Swalayan di Kota Pekanbaru (Studi Pada Indomaret dan

Alfamart) dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2: Operasional Variabel Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret)

Konsep Variabel Indikator Item Penliaian Ukuran

(1) (2) (3) (4) (5)

Evaluasi Evaluasi Efektifitas a. Mewujudkan Setuju


merupakan Kebijakan usaha jasa dan
salah satu dari suatu perdagangan Cukup
dari proses konsekuensi yang tertib dan Setuju
ataupun kebijakan aman.
siklus usaha dan b. Sarana dan Kurang
41

kebijakan jasa prasarana


publik setelah perdagangan usaha jasa dan
perumusan Indomaret. perdagangan
masalah yang memadai.
kebiajakan, c. Menciptakan Setuju
implementasi suasana jual
dan beli yang aman
monitoring dan nyaman.
atau
pengawasan a. Memberikan
terhadap pelayanan
implementasi yang baik
kebijakan dalam
Dunn (2003) melayani
konsumen.
Setuju
b. Produk yang
disediakan
Cukup
lebih higenis
Efisiensi Setuju
dan terjamin
masa
Kurang
kadaluarsanya.
Setuju
c. Menyediakan
tempat yang
aman, nyaman,
bersih dan
teratur.

a. Produk yang
disediakan
lebih lengkap
dan beragam.
b. Menawarkan
potongan Setuju
harga dan
promo lainnya Cukup
Kecukupan yang lebih Setuju
menarik.
c. Melakukan Kurang
tindakan Setuju
perbaikan
dengan cepat
terhadap
keluhan
konsumen.
Pemerataan a. Mematuhi Setuju
praturang yang
42

berlaku
b. Jam
operasional
sudah sesuai Cukup
peraturan yang Setuju
berlaku.
c. Tidak berdiri Kurang
didekat pasar Setuju
rakyat, usaha
kecil dan usaha
menangah.
a. Terlaksananya
pengawasan
terhadap usaha
dan jasa
Setuju
indomaret.
b. Menyediakan
Cukup
tempat untuk
Responsivitas Setuju
UMKM
dengan harga
Kurang
terjangkau.
Setuju
c. Melakukan
kerja sama
dengan
UMKM.
a. Menumbuhkan
rasa keadilan
dikalangan
Setuju
UMKM.
b. Menyediakan
Cukup
barang
Ketepatan Setuju
produksi lokal
setempat.
Kurang
c. Menyediakan
Setuju
barang
produksi
dalam negeri.
Sumber : Modifikasi Penulis, 2022

2.6 Teknik Pengukuran

Dalam menjawab tujuan penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, maka dioperasionalkan konsep

dan pengukuran dari indikator yang digunakan. Pengukuran terhadap pelayanan


43

variabel dan indikator dalam penelitian ini dikualifikasikan dalam 3 indikator

yaitu baik, cukup baik dan kurang baik. Demikian kategori penellitian responden

terhadap evaluasi kebijakan publik adalah sebagai berikut:

Setuju : Apabila kualitas kebijakan publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru yang ditetapkan berada

pada kategori 67%-100%

Cukup setuju : Apabila kualitas kebijakan publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru yang ditetapkan berada

pada kategori 34%-66%

Kurang setuju : Apabila kualitas pelayanan publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru yang ditetapkan berada

pada kategori 1%-33%

A. Efektivitas

Dilihat dari efektivitas Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru dalam Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret pengukurannya adalah :

Setuju : Apabila semua item penilaian terkait dengan

indikator efektifitas dapat dilaksanakan, atau penilaian

jawaban reponsen pada tabel berada pada skala 67%-

100%

Cukup setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator efektivitas berada pada skala 34%-66%

Kurang setuju : Apabila hanya satu atau tidak ada satupun dari item
44

dapat dilaksanakan, atau jawaban responden pada

tabel 1%-33%

B. Efisiensi

Dilihat dari efisiensi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Pekanbaru dalam Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

pengukurannya adalah:

Setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator efisiensi berada pada skala 67%-100%

Cukup setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator efisiensi berada pada skala 34%-66%

Kurang setuju : Apabila hanya ada satu atau tidak ada satupun

dari item dapat dilaksanakan, atau jawaban

responden pada tabel 1%-33%

C. Kecukupan

Dilihat dari kecukupan Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru dalam Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret pengukurannya adalah:

Setuju : Jika rata-rata responden terkait dengan indikator

kecukupan berada pada skala 67%-100%

Cukup setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator kecukupan berada pada skala 34%-66%

Kurang setuju : Apabila hanya satu atau tidak ada satupun dari

item dapat dilaksanakan, atau jawaban responden


45

pada tabel 1%-33%

D. Pemerataan

Dilihat dari pemerataan Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru dalam Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret pengukurannya adalah:

Setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator pemerataan berada pada skala 67%-

100%

Cukup setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator pemerataan berada pada skala 34%-

66%

Kurang setuju : Apabila hanya satu atau tidak ada satupun dari

item dapat dilaksanakan, atau jawaban responden

pada tabel 1%-33%

E. Responsivitas

Dilihat dari responsivitas Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru dalam Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret pengukurannya adalah:

Setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator responsivitas berada pada skala 67%-

100%

Cukup setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator responsivitas berada pada skala 34%-


46

66%

Kurang setuju : Apabila hanya satu atau tidak ada satupun dari

item dapat dilaksanakan, atau jawaban responden

pada tabel 1%-33%

F. Ketepatan

Dilihat dari ketepatan Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru dalam Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret pengukurannya adalah:

Setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator ketepatan berada pada skala 67%-100%

Cukup setuju : Jika rata-rata penilaian responden terkait dengan

indikator ketepatan berada pada skala 34%-66%

Kurang setuju : Apabila hanya satu atau tidak ada satupun dari

item dapat dilaksanakan, atau jawaban responden

pada tabel 1%-33%


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tipe Deskriptif.

Karena penelitian ini bertujuan memberikan hasil analisa dan informasi yang

detail terhadap objek penelitian. Dan dilakukan dengan mengumpulkan data dari

sampel yang akan mewakili populasi, sehingga akan diperoleh penggambaran

yang sangat jelas dari hasil analisanya.

Metode deskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi

kuantitatif dan kualitatif . Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berdasarkan filsafat positivisme, dan digunakan untuk meneliti

populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

47
48

pada generalisasi.

Sehingga penulis menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk saling

melengkapi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah di Kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru. Adapun pemilihan lokasi ini

karena instansi ini yang bertanggung jawab dalam menjalankan kebijakan usaha

dan jasa perdagangan Indomaret di Kota Pekanbaru. Sementara itu penelitian

terhadap toko ritel Indomaret dibatasi pada Indomaret yang ada di Kecamatan

Rumbai Pesisir. Alasan memilih lokasi ini yaitu pertama, karena Kecamatan

Rumbai Pesisir termasuk daerah pesisir sehingga banyak UMKM yang

membutuhkan tempat untuk memasarkan produk mereka. Kedua, karena di

Kecamatan Rumbai Pesisir ditemukan banyak pelanggaran yang dilakukan oleh

ritel Indomaret. Ketiga, karena di Kecamatan Rumbai Pesisir cukup mewakili

kriteria untuk dilakukan pengambilan sampling.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang

mempunyai jumlah atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda lain, populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada objek dan subjek, tetapi meliputi seluruh

karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh subjek tersebut. Populasi sering juga

disebut “Universe”.
49

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel yang di ambil dari populasi juga harus representativ

(mewakili).

Tabel 3.1: Jumlah Populasi dan Sampel Penilaian

Jumlah Rata-rata
No Nama Populasi
Populasi Sampel Presentase

1 Kepala Disperindag Kota


1 1 100%
Pekanbaru

2 Kepala Bidang Perdagangan 1 1 100%

3 Kasi Usaha dan Jasa Perdagangan 1 1 100%

4 Kepala Toko Indomaret 10 10 100%

5 Pedagang yang terdampak ~ 20 ~

6 Konsumen ~ 30 ~

Jumlah - 63 -

Sumber: Modifikasi Penulis, 2022

(~) = Tak terhingga

Berdasarkan tabel diatas, untuk Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Kota Pekanbaru jumlah responden sebanyak 1 orang. Kepala Bidang

Perdagangan responden 1 orang. Kasi Usaha dan Jasa responden 1 orang. Kepala

Toko Indomaret responden 10 orang. Pedagang Kecil yang terdampak responden

20 orang dan untuk Konsumen responden 30 orang. Jadi total keseluruhan

responden yaitu 63 orang.


50

3.4 Teknik Penarikan Sampel

Berdasarkan pertimbangan penulis untuk menentukan sampel penelitian

untuk pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

menggunakan metode sensus. Sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Untuk pedagang dan konsumen penulis menggunakan metode Accidental

Sampling. Accidental Sampling adalah teknik pengambilan sampel secara

aksidental dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di

suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek

maupun objek penelitian yang relevan dengan masalah-masalah yang

sudah dirumuskan dengan penelitian, adapun data-data tersebut berupa

hasil kuesioner, wawancara, observasi lapangan.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data dan informasi yang diperoleh

melalui buku-buku dan struktur organisasi dari objek penelitian yang

bersifat mendukung penelitian, meliputi gambaran mengenai kota

Pekanbaru dan peraturan mengenai pengawasan terhadap Indomaret oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru.


51

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha memperoleh informasi tentang data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, maka pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang meliputi:

1. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang sudah disipakan

secara terstruktur dan di standarisasi terlebih dahulu untuk di isi oleh

responden penelitian ini.

2. Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan yang sudah disiapkan terlebih

dahulu oleh penulis.

3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang

akan diteliti sehingga dapat menilai terhadap pelayanan publik.

4. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain

tentang subjek.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis ini juga suatu cara yang dilakukan untuk menganalisis data

dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul secara

menyeluruh tentang suatu keadaan atau permasalahan yang terjadi pada objek

penelitian.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dikumpulkan, selanjutnya

dikelompokkan untuk dijadikan bahan masukan dalam penelitian ini. Data

kemudian diolah, dipresentasikan untuk dianalisis secara kuantitatif sesuai

dengan data yang ada guna dilakukan analisa kuantitatif dalam bentuk tabel.
52

3.8 Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal kegiatan penelitian sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian, Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Bulan dan Minggu ke Tahun 2022

No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Persiapan dan x x x
Penyusunan UP
2 Seminar UP x x x x

3 Riset x x x x

4 Penenlitian x x x x X
Lapangan
5 Pengolahan dan x x X x x x
Analisis Data
6 Konsultasi dan x x x
Bimbingan Skripsi
7 Ujian Skripsi x x x

8 Revisi dan x x
Pengesahan Skripsi
9 Panduan dan x x
Penyerahan Skripsi
BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kota Pekanbaru

4.1.1 Sejarah Kota Pekanbaru

Pekanbaru kota merupakan Ibukota dari Provinsi Riau. Nama Pekanbaru

dahulunya dikenal dengan nama “Senapelan” yang dimana saat itu dikepalai oleh

seorang kepala suku dari suku Batin. Wilayah ini terus berkembang menjadi

suatu pemukiman baru dan seiring berjalan waktu terjadilah perubahan pada

wilayah tersebut menjadi sebuah dusun yaitu Dusun Payung Sekaki yang terletak

di muara Sungai Siak.

Pada tanggal 9 April tahun 1689 tepat telah terjadi sebuah perjanjian antara

Kerajaan Johor (Malaysia) dengan Hindia Belanda (VOC) dimana isi didalam

perjanjian tersebut antara Hindia Belanda Kerajaan Johor, Hindia Belanda

diberikan wewenang yang lebih luas. Salah satunya yaitu pembebasan cukai dan

monopoli terhadap beberapa jenis barang dagangannya yang ada didaerah

Senapelan/Dusun Payung Sekaki. Dengan itu Belanda juga mendirikan Sebuah

Loji di Petapahan yang saat itu merupakan suatu kawasan yang maju dan cukup

penting bagi wilayah tersebut.

Terus berkembang, Payung Sekaki atau Senapelan memegang suatu peranan

penting dalam lalu lintas perdagangan diwilayah tersebut. Dan secara letak juga

Senapelan memiliki lokasi yang sangat strategis dan kondisi Sungai Siak yang

tenang dan itu juga membantu dalam membuat perkampungan ini memegang

posisi silang baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan

53
54

Kampar. Kondisi ini menyebabkan semakin berkembangnya sarana jalan darat

yang dimulai dari rute Teratak Buluh (Sungai Kelulut), Tangkerang hingga ke

Senapelan sebagai daerah yang strategis dan menjadi pintu gerbang

pperdagangan yang cukup penting.

Kerajaan Siak Sri Indra Pura merupakan andil dalam perkembangan wilayah

Senapelan. Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menjabat dan menetap di

Senapelan, beliau membangun suatu Istana di Kampung Bukit dan diperkirakan

Istana tersebut terletak disekitar lokasi Masjid Raya sekarang. Sultan kemudian

berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan namun tidak berkembang.

Kemudian usaha yang dirintis tersebut dilanjutkan oleh putranya Raja Muda

Muhammad Ali yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah

meskipun lokasi pasar bergeser di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.

Akhirnya menurut catatan yang dibuat oleh Iman Suhil Siak, Senapelan yang

kemudian lebih popular disebut Pekanbaru resmi didirikan pada tanggal 21 Rajab

hari Selasa tahun 1204 h bersamaan dengan 23 Juni 1784 M oleh Sultan

Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah dibawah pemerintahan Sultan Yahya

yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Sejak ditinggal oleh

Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, penguasaan Senapellan

diserahkan kepada Datuk Bandar yang dibantu oleh empat Datuk besar yaitu

Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir dan Datuk Kampar. Mereka

tidak memiliki wilayah sendiri tetapi mendampingi Datuk Bandar. Keemapt

Datuk tersebut bertanggungjawab kepada Sultan Siak dan jalannya pemerintahan

berada sepenuhnya ditangan Datuk Bandar.


55

Selanjutnya perkembangan tentang pemerintahan di Kota Pekanbaru selalu

mengalami perubahan :

 SK Kerajaan Bershuit van Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1 tanggal

19Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut District.

 Tahun 1932 Pekanbaru masuk wilayah Kampar kiri dipimpin oleh seorang

Controleor berkedudukan di Pekanbaru.

 Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dimpimpin oleh seorang Gubernur Militer

Go Kung, Distrik menjadi GUM yang dikapali oleh GUNCO.

 Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No. 103,

Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota B.

 UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten

Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil.

 UU No. 8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai Kota

Kecil.

 UU No. 1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.

 Kepmendagri No. 52//1/44-25 tanggal 20 Januari 1959 Pekanbaru menjadi

Ibukota Provinsi Riau.

 UU No. 18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya Pekanbaru.

 UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya

berubah menjadi Kota Pekanbaru.

4.1.2 Pekanbaru Sebagai Ibukota Provinsi Riau

Berdasarkan Penetapan Gubernur Sumatera di Medan No 103 tanggal 17 Mei

1956, Kota Pekanbaru dijadikan Daerah Otonomi yang disebut Harminte (kota
56

Baru) sekaligus dijadikan Kota Praja Pekanbaru. Dan pada tahun 1958,

Pemerintahan Pusat yang dalam hal ini Kementrian Dalam Negeri RI mulai

menetapkan ibukota Provinsi Riau secara permanen. Sebelumnya Kota Tanjung

Pinang Kepulauan Riau ditunjuk sebagai ibu kota provinsi hanya bersifat

sementara. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri RI telah mengirim surat kawat

kepada Gubernur Riau tanggal 30 Agustus 1958 no. Sekr. 15/15/6.

Untuk menanggapi maksud surat kawat tersebut, dengan penuh pertimbangan

yang dapat dipertanggungjawabkan, maka Badan Penasehat meminta kepada

Gubernur supaya membentuk suatu Panitia Khusus. Dengan Surat Keputusan

Gubernur Kepala Daerah Swatantra tingkat I Riau tanggal 22 September 1958

No. 21/0/3-D/58 dibentuk panitia Penyelidik Penetapan Ibukota Daerah

Swantantra Tingkat I Riau. Panitia ini telah berkeliling ke seluruh daerah di Riau

untuk mendengar pendapat pemuka masyarakat, penguasa Perang Riau Daratan

dan Penguasa Perang Riau Kepulauan. Dari angket langsung yang diadakan

panitia tersebut, maka diambillah ketetapan bahwa kota Pekanbaru terpilih

sebagai ibukota Provinsi Riau. Keputusan ini langsung disampaikan kepada

Menteri Dalam Negeri RI. Akhirnya tanggal 20 januari 1999 dikeluarkan Surat

Keputusan dengan No. Des 52/1/44-25 yang menetapkan Pekanbaru sebagai

ibukota Provinsi Riau sekaligus Pekanbaru memperoleh status Kotamadya

Daerah Tingkat II Pekanbaru.

Untuk merealisasi ketetapan tersebut, pemerintah pusat membentuk Panitia

Interdepartemental, karena pemindahan ibukota dari Tanjungpinang ke

Pekanbaru menyangkut kepentingan semua Departemen. Sebagai pelaksana di


57

daerah dibentuk suatu badan di Pekanbaru yang diketuai oleh Penguasa Perang

Riau Daratan Letkol Kaharuddin Nasution. Sejak itulah mulai dibangun Kota

Pekanbaru dan untuk tahap pertama mempersiapkan sejumlah bangunan dalam

waktu singkat agar dapat menumpang pemindahan kantor dan pegawai dari

Tanjungpinang ke pekanbaru. Sementara persiapan pemindahan secara simultan

terus dilaksanakan, perubahan struktur pemerintahan daerah berdasarkan Panpres

No. 6/1959 sekaligus direalisasi. Gubernur Provinsi Riau Mr. S. M. Amin

digantikan oleh Letkol Kaharuddin Nasution yang dilantik digedung Sekolah Pei

Ing Pekanbaru tanggal 6 Januari 1960. Karena Kota Pekanbaru mempunyai

gedung yang representatif, maka dipakailah gedung sekolah Pei Ing untuk tempat

upacara.

Kota Pekanbaru memiliki Selogan yaitu “KOTAKU, KOTAMU DAN

KOTA KITA BERTUAH”, mempunyai motto: BERSIH, TERTIB, USAHA

BERSAMA, AMAN, dan HARMONIS. Dimana selogan ini untuk merangkul

masyarakat yang ada di Kota Pekanbaru untuk menjaga kedamaian dan kerukuran

yang ada di Kota Pekanbaru sendiri.

4.1.3 Keadaaan Geografis Kota Pekanbaru

Secara posisi geografis Kota Pekanbaru terletak antara 101o 14’ - 101o 34’

Bujur Timur dan 0o 25’ - 0o 45’ Lintang Utara. Dengan ketinggian dari permukaan

berkisar 5-50 meter. Permukaan wilayah bagian utara landai dan bergelombang

dengan ketinggian berkisar antara 5-11 meter.

Ibukota Provinsi Riau yaitu Kota Pekanbaru memilik luas 632,32 Km 2

Pekanbaru memiliki peningkatan dari segi pembangunan meyebabkan


58

meningkatnya kegiatan penduduknya disegala bidang yang menyebabkan pula

meningkatkan juga tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap penyediaan

sarana dan prasarana yang ada diperkotaan serta kebutuhan lainnya. Untuk lebih

terciptanya ketertiban dan kenyamanan dalam menjalankan roda pemerintahan

dan aspek lainnya, maka dibentuklah Kecamatan Baru di Kota Pekanbaru dengan

Perda Kota Pekanbaru No. 4 Tahun 2003 menjadi 12 Kecamatan dan

Kelurahan/Desa baru dengan Perda tahun 2003 menjadi 58 Kelurahan/Desa.

Adapun 12 Kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Jumlah dan Luas Wilayah Kota Pekanbaru menurut dari 12

Kecamatannya.

No Kecamatan Luas Presentase

1 Pekanbaru Kota 2,26 KM2 0,36%

2 Sail 3,26 KM2 0,52%

3 Sukajadi 3,76 KM2 0,59%

4 Lima Puluh 4,04 KM2 0,64%

5 Senapelan 6,65 KM2 1,05%

6 Bukit Raya 22,05 KM2 3,49%

7 Marpoyan Damai 29,74 KM2 4,70%

8 Payung Sekaki 43,24 KM2 6,84%

9 Tampan 59,81 KM2 9,46%

10 Rumbai 128,,85 KM2 20,36%

11 Rumbai Pesisir 157,33 KM2 24,88%

12 Tenayan Raya 171,27 KM2 27,09%


59

Jumlah 632,26 KM2 100%

Sumber : Badan Statitiska Kota Pekanbaru 2022

Kota Pekanbaru memiliki posisi yang paling stragis pada jalur lintas Timur

Sumatera. Kota Pekanbaru juga berbatasan dengan beberapa Kabupaten yang

diantar adalah :

 Sebelah Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

 Sebelah Selatan : Kabpuaten Kampar dan Kabupaten Pelalawan

 Sebelah Timur : Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan

 Sebelah Barat : Kabupaten Kampar

Iklim Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan daerah yang beriklim

tropis dengan keadaan suhu udara pada wilayah ini maksimum berkisar antara

34,1o C - 35,6o C dan suhu minimum antara 20,2o C - 23,o C. Dan memilik kadar

Curah hujan antara 38,6 - 435,0 mm/tahun dengan keadaan musim berkisar :

 Musim hujan jatuh pada bulan Januari s/d April dan September s/d

Desember.

 Musim kemarau jatuh pada bulan Mei s/d Agustus.

 Kelembapan maksimum antara 96% - 100% Kelembapan minimum

antara 46% - 62%.

4.1.4 Keadaan Demografi Kota Pekanbaru

Dengan bertambah peningkatan dalam segi sarana dan prasarana di Kota

Pekanbaru menyebabkan meningkat pula jumlah penduduk yang ada di Kota

Pekanbaru. Maka dari itu perkembangan penduduk pada masa saat ini mengalami

peningkatan sangat signifikan yang dimana pertumbuhan penduduk banyak


60

datang yang meranatau ke Pekanbaru sendiri yang datang pun dari Provinsi

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Pulau Jawa dan bahkan dari kabupaten-

kabupaten yang ada di Provinsi Riau tersebut. Kota Pekanbaru menempati urutan

20 dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini dikarenakan Pekanbaru

Kota sendiri memiliki potensi dalam pengembangan sumber daya manusia dan

lapangan pekerjaan untuk pendatang sehingga penduduk pendatang banyak yang

datang ke Pekanbaru. Dari data yang dikemas oleh Badan Statistika (BPS) Kota

Pekanbaru pada Tahun 2022 Penduduk Kota Pekanbaru yang berada di 12

Kecamatan yang ada di Pekanbaru yaitu 1.011.476 jiwa, yang terdiri dari 519,515

jiwa penduduk laki-laki dan 491.952 jiwa penduduk perempuan. Berikut

pembagian jumlah penduduk di Kota Pekanbaru berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.2 : Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin berdasarkan

Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.

No. Kecamatan Jenis Kelamin Luas Jumlah

Laki-laki Perempuan (KM2)

1. Pekanbaru Kota 13.953 13.106 2,26 27.059

2. Sail 11.464 11.492 3,26 22.965

3. Sukajadi 24.347 24.989 3,76 49.336

4. Lima Puluh 21.819 22.163 4,04 43.982

5. Senapelan 18.819 19.364 6,65 38.183

6. Bukit Raya 54.993 51.533 22,05 106.161

7. Marpoyan Damai 72.864 68.705 29,74 141.569

8. Payung Sekaki 51.993 47.177 43,24 99.170


61

9. Tampan 100.656 93.675 59,81 194.331

10. Rumbai 33.722 36.011 128,85 69.733

11. Rumbai Pesisir 37.685 35.285 157,33 72.970

12. Tenayan Raya 74.067 68.452 171,27 142.519

Jumlah 519.515 491.951 632,26

Sumber : Badan Statitiska Kota Pekanbaru, 2021

Sebagian besar penduduk yang menduduki atau mendiami Kota Pekanbaru

merupakan Suku Melayu, namun ada juga suku lain yang bermigrasi ke Wilayah

Kota Pekanbaru yaitu Suku Jawa, Suku Minang, Suku Batak, Suku Ocu dan

sebagainya. Bermigrasinya suku ini membuat Kota Pekanbaru menjadi kota yang

rukun dan damai. Penduduk Kota Pekanbaru memiliki mata pencaharian yaitu

Berkebun Sawit, Wiraswasta, Pegawai Pemerintahan dan lain sebagainya.

4.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian Dan Perdagangan

4.2.1 Profil Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Pekanbaru

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru adalah lembaga

pemerintahan yang bergerak di bidang perdagangan maupun di bidang

perindustrian. Awal terbentuknya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru merupkaan perpaduan antara Departemen Perdagangan Kota Madya

Pekanbaru dan Departemen Perindustrian Kota Madya Pekanbaru.

Pada tahun 2001 Pemerintah Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Pekanbaru Nomor 7 Tahun 2001 Departemen Perindustrian dan

Perdagangan Kota Madya Pekanbaru berubah menjadi Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru. Perubahan ini terjadi bukan dari namanya saja
62

tetapi juga mengalami perubahan terhadap susunan organisasi dan tugas-tugas

pokok pada dinas tersebut.

Lalu pada tahun 2008 berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor

8 Tahun 2008 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru juga

mengalami perubahan terhadap susunan organisasi, kedudukan dan tugas-tugas

pokok hingga saat ini. Selanjutnya berkenaan dengan telah ditetapkannya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah terjadi

bebrapa perubahan mendasar terkait dengan bertambahnya penyelenggaraan

urusan pemerintahan daerah yaitu bergabungnya Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru dengan Dinas Pasar Kota Pekanbaru menjadi Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Kota Pekanbaru.

Hal ini tentunya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9

Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Pekanbaru dan Peraturan

Walikota Pekanbaru Nomor 114 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan

Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Kota Pekanbaru. Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru beralamat Jl. Teratai No. 83, Pulau Karam, Sukajadi, Kota Pekanbaru

Nomor Telepon/Faxmili/E-Mail/Kode Pos Telepon : (0761) 21669 Fax : (0761)

25174.

4.2.2 Visi dan Misi

Visi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru yaitu:

“Terwujudnya Pusat Perdagangan Dan Jasa Yang didukung oleh Industri yang

Mapan, dengan tujuan Guna Menunjang Ekonomi Kemasyarakatan atau Ekonomi


63

Kerakyatan”.

Misi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru yaitu:

1. Menciptakan industri yang kondusif dan distribusi barang yang merata.

2. Menumbuh kembangkan industri dan perdagangan yang berwawasan

lingkungan.

3. Meningkatkan mutu produk industri yang mempunyai daya saing dan

bertanggung jawab.

4. Memanfaatkan sumber daya yang ada dan meningkatkan kualitas dan

profesionalisme dibidang industri dan perdagangan.

5. Menyediakan informasi industri dan perdagangan yang akurat.

6. Meningkatkan pembinaan dan kerjasama dalam pengembangan pasar.

Distribusi, promosi peningkatan penggunaan produk dalam negri dan

pengawasan barang beredar/jasa serta perlindungan konsumen.

4.2.3 Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru

Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

terdiri dari:

1. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2. Sekretaris, membawahi :

a. Sub Bagian Kepegawaian, Umum dan Perlengkapan

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program

3. Bidang Perindustrian:
64

a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Perindustrian

b. Seksi Sarana dan Usaha Industri

c. Seksi Kerjasama dan Informasi Industri

4. Bidang Pasar:

a. Seksi Pengembangan Pasar dan Pengawasan

b. Seksi Kebersihan, Ketertiban, dan Pembinaan PKL

c. Seksi Retribusi

5. Bidang Pedagangan

a. Seksi Informasi dan Sistem Hukum Perdagangan

b. Seksi Usaha dan Jasa Perdagangan

c. Seksi Sarana dan Distribusi Perdagangan

6. Bidang Tertib Perdagangan dan Perindustrian

a. Seksi Pengawasan Metrologi

b. Seksi Pengawasan Perdagangan

c. Seksi Pengawasan Perindustrian

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas

8. Kelompok Jabatan Fungsional

4.2.4 Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru

Berdasarkan Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 114 Tahun 2016 tentang

Rincian Tugas-Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru. Rincian tugas pokok dan fungsi dari struktur
65

organisasi tersebut dijelaskan pada Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9

Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota

Pekanbaru.

Berikut secara umum Tugas dan Fungsi dari Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru:

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perdagangan dan perindustrian;

b. Perumusan rencana kerja, program dan kegiatan bidang Perdagangan

dan Perindustrian;

c. Pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas pokok Dinas Perdagangan dan

Prindustrian;

d. Perumusan kebijakan, penyusunan dan perencanaan teknis, pemberian

bimbingan dan penyuluhan bidang Perdagangan dan Perindustrian;

e. Penyelenggaraan pelayanan umum dan pelayanan teknis di bidang

Perdagangan dan Perindustrian;

f. Penetapan dan pengesahan naskah dinas sesuai dengan kewenangnnya;

g. Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya;

h. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang

Perdagangan dan Perindustrian;

i. Pembinaan pegawai di lingkungan Dinas Perdagangan dan

Peridnustrian;

j. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan

petunjuk operasional bidang Perdagangan dan Peindustrian;

k. Pembagian tugas kepada bawahan dengan cara diposisi atau secara lisan
66

agar bawahan mengetahui tugas dan tanggung jawan masing-masing;

l. Pemberian petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara

lisan agar pelaksanaan tugas efisien dan efektif;

m. Pengaturan pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas atas tugas dapat

diselesiakan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;

n. Pelaksanaan fasilitasi tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja,

sosialisasi dan bimbingan teknis;

o. Pelaksanaan evaluasi tugas berdasarkan infromasi, data dan laporan yang

diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;

p. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Berikut secara khusus penjelasan Tugas dan Fungsi Bidang tertib

Pedagangan dan Perindustrian:

a. Merencanakan, Mengatur dan Mengawasi terselenggaranya penyusuhan

pedoman dan petunjuk teknis tentang pembinaan pengawasan, dan

pengendalian barang beredar dalam hal kemetrologian, dan kepemilikan

izin tanda daftar industri;

b. Penyiapan, pemberian bimbingan tekhnis terhadap pelaksanaan

kebijakan perdagangan, peredaran barang dan pengembangan industri

kecil;

c. Merencanakan, Mengatur dan Mengawasi terselenggaranya penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis perlindungan konsumen;

d. Melakukan penegak hukum terhadap perizinan dan pendaftaran dalam


67

industri, distribusi dan perdagangan termasuk didalamnya penimbunan

dan pergudangan;

e. Melakukan penyidikan terhadap pelaku tindak pidana Undang-undang

metrologi legal, melakukan ukur ulang, mengolah data, pengawasan,

penyuluhan dan pembebasan tera ulang dalam rangka perlindungan

konsumen;

f. Pembagian tugas kepada bawahan dengan cara disposisi atau secara lisan

agar bawahan tugas dan tanggung jawab masing-masing;

g. Pemberian petunjuk kepada bawahan dengan cara tertulis atau secara

lisan agar pelaksanaan tugas efisien dan efektif;

h. Pengaturan pelaksanaan tugas berdasarkan prioritas agar tugas dapat

diselesaikan sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan;

i. Fasilitasi tugas dengan cara konsultasi, kunjungan kerja, sosialisasi dan

bimbingan teknis;

j. Pelaksanaan evaluasi tugas berdasarkan informasi, data dan laporan yang

diterima untuk bahan penyempurnaan pelaksanaan tugas lebih lanjut;

k. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada atasan secara lisan maupun tertulis;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemimpin sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Berikut secara khusus penjelasan Tugas Dan Fungsi dari Bidang

Perdagangan:

a. Merencanakan, Mengatur dan Memantau terselenggaranya penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis tentang pembinaan perusahaan,


68

manajemen usaha dan jasa, bimbingan teknis dan pembinaan

pendaftaran perusahaan, pelaksanaan pendaftaran perusahaan;

b. Merencanakan, Mengatur dan Mengawasi terselenggaranya penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis bimbingan usaha, penyaluran, promosi dan

sarana perdagangan, bimbingan teknis pembinaan sarana persana dan

prasarana usaha perdagangan, pengelolaan Izin Usaha Perdagangan dan

Surat Keterangan Asal Barang (SKAB), serta pengembangan

manajemen promosi dagang di dalam dan di luar negeri;

c. Pengkoordinasian, pembinaan dan perumusan penyiapan teknik

pendidikan standar mutu;

d. Pengkoordinasian, pembinaan dan penyiapan rencana dan program

penciptaan iklim usaha;

e. Pengkoordinasian, pembinaan serta melaksanakan penyidikan terhadap

perusahaan yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Berikut secara khusus Penjelasan Tugas Dan Fungsi dari Seksi Pengawasan

Perdagangan:

a. Mengkoordinasikan, pembinaan, penyusunan program kegiatan

bimbingan usaha dan pengawasan pelaksanaan kebijaksanaan

perdagangan dan jasa;

b. Mengkoordinasikan, membina dan pengawasan tenaga fungsional dan

penyiapan teknik pendidikan standar mutu dan kepada dunia


69

perdagangan dan industri;

c. Mengkoordinasikan, membina dan pengawasan barang beredar;

d. Mengkoordinasikan, membina dalam hal penyususnan laporan, dan

pengawasan pelaksanaan kebijaksanaan perdagangan dan jasa, serta

perlindungan konsumen, tenaga fungsional dan penyuluhan;

e. Melakukan pengawasan terhadap barang dan jasa yang diedarkan, dijual,

ditawarkan atau dipamerkan;

f. Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan kerjasama dengan

instansi tekait sesuai dengan bidang tugasnya;

g. mengkoordinasikan, membina dan merumuskan penyususnan laporan,

hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan tugas;

h. Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pemberian petunjuk

teknis pelaksanaan tugas kepada bawahannya;

i. Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pemberian petunjuk

teknis pelaksanaan tugas lain atas petunjuk pimpinan;

j. Mengkoordinasikan, membina dan merumuskan pelaksanaan tugas

dibidang pembinaan dan perlinduangan;

k. Merumuskan dan melaksanakan sistem perlindungan konsumen yang

mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta

akses untuk mendapatkan informasi, melakukan pengawasan barang

beredar dan jasa serta penegakan hukum skala kota;

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.


70

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Dalam menentukan hasil penelitian penulis yang sangat berperan penting

adalah responden, karena dari penelitian ini mengangkat masalah tentang

Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

(Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil), jadi data-data yang didapat dalam penelitian

ini bersumber dari Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru, pihak Indomaret, pedagang kecil dan masyarakat sekitar. Penulis

mendapatkan informasi melalui wawancara terhadap pegawai Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru sejumlah 2 orang dan penyebaran

kuisioner yaitu pihak Indomaret 10 orang, pedagang kecil 20 orang dan

masyarakat berjumlah 30 orang. Selain itu penulis melakukan wawancara

terhadap 2 orang pegawai Indomaret dan 5 orang pedagang kecil.

Sehubungan dengan penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Pedagang Kecil),

67
71

maka penulis memaparkan kriteria responden mulai dari jenis kelamin, usia dan

pendidikan. Identitas responden ini diperlukan untuk mempermudah penulis

dalam mengolah data yang disajikan dalam bentuk tabel. Selain itu penulis

menilai bahwa pentingnya penulis untuk mengetahui usia dan pendidikan

responden, karena hal ini akan dapat mempengaruhi cara pandang mereka

terhadap penelitian penulis. Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang identitas

responden. Usia yang penulis pilih dijadikan sebagai kriteria tentunya sudah

menanjak dewasa dan memiliki pemikiran sendiri dan sudah bisa memilih mana

yang baik dan yang tidak baik. Untuk lebih jelasnya, berikut penulis paparkan

yang dimulai dari identitas reponden jenis kelamin pegawai Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru:

5.1.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha

dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil), serta dengan

cara penyebaran kuisioner maka identitas responden adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis Kelamin

pegawai Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

No Klasifikasi Responden Jumlah Presentase %

1 Laki-Laki 2 100%

2 Perempuan 0 0%

Jumlah 2 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022


72

Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa responden pegawai yang dijadikan

sampel dalam penelitian yang membahas tentang Evaluasi Kebijakan Publik

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang

Kecil) adalah dominan laki-laki dengan jumlah 2 orang dengan presentase 100%.

Tabel 5.2 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis

Kelamin Pegawai Indomaret

No Klasifikasi Responden Jumlah Presentase %

1 Laki-Laki 4 40%

2 Perempuan 6 60%

Jumlah 10 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa responden Pegawai Indomaret yang

dijadikan sampel dalam penelitian yang membahas tentang Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil) adalah dominan perempuan dengan jumlah 6 orang dengan

presentase 60%, sedagngkan untuk responden yang memiliki jenis kelamin laki-

laki berjumlah 4 orang dengan presentase 40%, dari total keseluruhan responden

Pegawai Indomaret yaitu 10 orang.

Tabel 5.3 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis Kelamin

Pedagang Kecil

No Klasifikasi Responden Jumlah Presentase %


73

1 Laki-Laki 9 45%

2 Perempuan 11 55%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa responden Pedagang kecil yang

dijadikan sampel dalam penelitian yang membahas tentang Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil) adalah dominan perempuan dengan jumlah 11 orang dengan

presentase 55%, sedagngkan untuk responden yang memiliki jenis kelamin laki-

laki berjumlah 9 orang dengan presentase 45%, dari total keseluruhan responden

Pegawai Indomaret yaitu 20 orang.

Tabel 5.4 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Jenis

Kelamin Masyarakat

No Klasifikasi Responden Jumlah Presentase %

1 Laki-Laki 15 50%

2 Perempuan 15 50%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa responden masyarakat yang

dijadikan sampel dalam penelitian yang membahas tentang Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha


74

Pedagang Kecil) yaitu responden perempuan dengan jumlah 15 orang dengan

presentase 50%, dan responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki berjumlah

15 orang dengan presentase 50%, dari total keseluruhan responden masyarakat

yaitu 30 orang.

5.1.2 Identitas Responden Berdasarkan Latar Belakang Usia

Identitas ke dua yang penulis peroleh dari lapangan adalah berdasarkan latar

belakang usia. Usia merupakan salah satu penentu dalam pelaksanaan penelitian

ini, karena semakin matang usia seseorang maka cara berfikirnya juga sudah

berbeda dengan seseorang yang belum memiliki usia yang cukup. Dari hasil

penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan

Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil), serta dengan cara

penyebaran kuisioner yang dilakukan oleh peneliti, maka identitas responden

penelitian yang digunakan berdasarkan latar belakang usia berdasarkan tabel

berikut ini:

Tabel 5.5 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia pegawai

Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 14-19 Tahun 0 0%

2 20-25 Tahun 0 0%

3 26-30 Tahun 0 0%

4 31-35 Tahun 1 50%

5 36-40 Tahun 0 0%
75

6 > 40 Tahun 1 50%

Jumlah 2 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.5 di atas dapat dinyatakan bahwa responden dari pegawai Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, usia 31-35 Tahun sebanyak 1

orang dengan presentase 50% dan usia >40 Tahun sebanyak 1 orang dengan

presentase 50%, dengan jumlah sebanyak 2 orang.

Tabel 5.6 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia Pegawai

Indomaret

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 14-19 Tahun 0 0%

2 20-25 Tahun 6 60%

3 26-30 Tahun 4 40%

4 31-35 Tahun 0 0%

5 36-40 Tahun 0 0%

6 > 40 Tahun 0 0%

Jumlah 10 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.6 di atas dapat dinyatakan bahwa responden dari pegawai

Indomaret, usia 20-25 Tahun sebanyak 6 orang dengan presentase 60% dan usia

26-30 Tahun sebanyak 4 orang dengan presentase 40%. Hal ini dikarenakan

karena pada saat penulis dilapangan, penulis menemui respondedn yang memiliki

usia rata-rata pada interval 20-30 Tahun, selain itu usia 20-30 ini adalah usia yang
76

produktif dalam bekerja.

Tabel 5.7 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia

Pedagang Kecil

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 14-19 Tahun 0 0%

2 20-25 Tahun 2 10%

3 26-30 Tahun 3 15%

4 31-35 Tahun 6 30%

5 36-40 Tahun 4 20%

6 > 40 Tahun 5 25%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.7 di atas dapat dinyatakan bahwa responden dari Pedagang kecil,

usia 20-25 Tahun sebanyak 2 orang dengan presentase 10%, usia 26-30 Tahun

sebanyak 3 orang dengan presentase 15%, usia 31-35 Tahun sebanyak 6 orang

dengan presentase 30%, usia 36-40 Tahun sebanyak 4 orang dengan presentase

20% dan usia >40 Tahun sebanyak 5 orang dengan presentase 25%, dengan

jumlah sebanyak 20 orang.

Tabel 5.8 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Usia

Masyarakat

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 14-19 Tahun 4 13%

2 20-25 Tahun 12 40%


77

3 26-30 Tahun 7 23%

4 31-35 Tahun 4 13%

5 36-40 Tahun 2 7%

6 > 40 Tahun 1 4%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.8 di atas dapat dinyatakan bahwa responden dari Kosumen, usia

14-19 Tahun sebanyak 4 orang dengan presentase 13%, usia 20-25 Tahun

sebanyak 12 orang dengan presentase 40%, usia 26-30 Tahun sebanyak 7 orang

dengan presentase 23%, usia 31-35 Tahun sebanyak 4 orang dengan presentase

13%, usia 36-40 Tahun sebanyak 2 orang dengan presentase 7%, dan usia >40

Tahun sebanyak 1 orang dengan presentase 4%, dengan jumlah responden

sebanyak 30 orang.

5.1.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan

Dan identitas ketiga yang penulis dapatkan dari lapangan berdasarkan latar

belakang pendidikannya, rata-rata responden memiliki pendidikan SMA.

Pendidikan sangat mempengaruhi cara sudut pandang seseorang, baik itu

memberikan pendapat maupun dalam melakukan suatu tindakan. Dari hasil

penelitian tentang Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan

Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil), serta dengan cara

penyebaran kuisioner yang dilakukan oleh peneliti, maka identitas responden


78

penelitian yang digunakan berdasarkan latar belakang Jenjang Pendidikan

berdasarkan tabel berikut:

Tabel 5.9 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan

pegawai Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 SD/Sederajat 0 0%

2 SMP/Sederajat 0 0%

3 SMA/Sederajat 0 0%

4 Diploma 0 0%

5 Perguruan Tinggi (S1) 0 0%

6 Pasca Sarjana (S2) 2 100%

Jumlah 2 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.9 di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan terakhir responden

pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru yang menjadi

sampel dalam penelitian yang berjudul Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindutrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang

Kecil) yaitu memiliki pendidikan terakhir Pasca Sarjana (S2) sebanyak 2 orang

dengan presentase 100%.

Tabel 5.10 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan

Pegawai Indomaret
79

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 SD/Sederajat 0 0%

2 SMP/Sederajat 0 0%

3 SMA/Sederajat 8 80%

4 Diploma 0 0%

5 Perguruan Tinggi (S1) 2 20%

6 Pasca Sarjana (S2) 0 0%

Jumlah 10 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.10 di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan terakhir responden

Pegawai Indomaret yang menjadi sampel dalam penelitian yang berjudul

Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

(Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil) dominanya adalah pendidikan SMA/Sederajat

yaitu berjumlah 8 orang dengan presentase 80%, sedangkan responden yang

paling minim memiliki pendidikan S1 yaitu berjumlah 2 orang dengan presentase

20%.

Tabel 5.11 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan

Pedagang Kecil

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 SD/Sederajat 0 0%

2 SMP/Sederajat 4 20%

3 SMA/Sederajat 10 50%
80

4 Diploma 4 20%

5 Perguruan Tinggi (S1) 2 10%

6 Pasca Sarjana (S2) 0 0%

Jumlah 20 100%

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.11 di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan terakhir responden

Pedagang kecil yang menjadi sampel dalam penelitian yang berjudul Evaluasi

Kebijakan Publik Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap

Usaha Pedagang Kecil) dominanya adalah pendidikan SMA/Sederajat yaitu

berjumlah 10 orang dengan presentase 50%, sedangkan responden yang paling

minim memiliki pendidikan S1 yaitu berjumlah 2 orang dengan presentase 10%.

Tabel 5.12 : Klasifikasi Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan

Masyarakat

No Klasifikasi Responden Frekuensi Presentase %

1 SD/Sederajat 0 0%

2 SMP/Sederajat 0 0%

3 SMA/Sederajat 14 47%

4 Diploma 5 16%

5 Perguruan Tinggi (S1) 11 37%

6 Pasca Sarjana (S2) 0 0%

Jumlah 30 100%
81

Sumber: Data Olahan Hasil Penelitian dilapangan, 2022

Dari tabel 5.12 di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan terakhir responden

Kosumen yang menjadi sampel dalam penelitian yang berjudul Evaluasi

Kebijakan Publik Dinas Perindutrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap

Usaha Pedagang Kecil) dominanya adalah pendidikan SMA/Sederajat yaitu

berjumlah 14 orang dengan presentase 47%, sedangkan responden yang paling

minim memiliki pendidikan D3 yaitu berjumlah 5 orang dengan presentase 16%.

5.2 Hasil dan Pembahasan dari Indikator Variabel Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap

Usaha Pedagang Kecil)

Ada beberapa indikator yang akan penulis paparkan di dalam penelitian yang

berjudul Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil) adalah berdasarkan teori (Dunn,

2003). Dan indikator-indikator yang penulis gunakan dalam mencari hasil dari

penelitian ini yang adalah: Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, Pemerataan,

Responsivitas dan Ketepatan. Dan di dalam setiap Indikatornya akan dilengkapi

dengan tiap-tiap sub indikator yang berguna sebagai alat untuk menentukan item

penilaian yang akan penulis gunakan dalam mencari jawaban dan hasil dari

penelitian.
82

Untuk mengetahui hasil dari Indikator pertama yaitu penulis akan

menganalisis tentang indikator Efektifitas, maka penulis akan menyajikan dalam

bentuk tabel dan hasil wawancara yang penulis lakukan baik di Kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru. Berikut hasil penelitian penulis

yang disajikan dalam bentuk wawancara dan tabel:

5.2.1. Efektifitas (effectiveness)

Apabila pencapaian tujuan-tujuan suatu organisasi semakin besar, maka

semakin besar pula efektivitasnya. Pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya

pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi, maka makin besar pula hasil

yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn dalam bukunya

yang berjudul Pengantar Analisis Kebijakan Publik: Edisi Kedua menyatakan

bahwa: “Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternative

mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya

tindakan. Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu

diukur dari unit produk atau layanan atau nilai menternya” (Dunn, 2003). Apabila

setelah pelaksanaan kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak mampu

memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat, maka dapat

dikatakan bahwa suatu kegiatan kebijakan publik tersebut gagal, tetapi

adakalanya suatu kebijakan publik hasilnya tidak langsung efektif dalam jangka

pendek, akan tetapi setelah melalui proses tertentu.

Di dalam Indikator ini ada tiga poin penilaian sebagai pendukung indikator

pertama yaitu, mewujudkan usaha jasa dan perdagangan yang tertib dan aman,

sarana dan pra sarana usaha jasa dan perdagangan yang memadai dan
83

menciptakan suasana jual beli yang aman dan nyaman.

Tabel 5.13 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai

Indomaret terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret mewujudkan usaha
1 dan jasa perdagangan yang 9 1 0 10
tertib dan aman dibandingkan (90%) (10%) (0%) (100%)
dengan Pedagang Kecil.
Indomaret merupakan sarana
dan pra sarana usaha dan jasa
2 10 0 0 10
perdagangan yang memadai
(100%) (0%) (0%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Indomaret menciptakan
3 suasana jual beli yang aman 10 0 0 10
dan nyaman dibandingkan (100%) (0%) (0%) (100%)
dengan Pedagang Kecil
Jumlah 29 1 0 30

Rata-Rata 9,7 0,3 0 10

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pegawai Indomaret yang ada pada kategori “Setuju” adalah

rata-rata 9,5 orang dan presentasenya adalah 96,7%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 0,3 orang dan

presentasenya adalah 3,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 0 orang dengan presentase 0%. Dari penjelasan
84

tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai Indomaret

adalah pada kategori “Setuju” hal ini dikarenakan bahwa Pegawai Indomaret

menilai bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru sudah

maksimal dalam melakukan tugasnya mewujudkan usaha dan jasa yang

berkualitas.

Tabel 5.14 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang Kecil

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret mewujudkan usaha
1 dan jasa perdagangan yang 11 7 2 20
tertib dan aman dibandingkan (55%) (35%) (10%) (100%)
dengan Pedagang Kecil.
Indomaret merupakan sarana
dan pra sarana usaha dan jasa
2 10 9 1 20
perdagangan yang memadai
(50%) (45%) (5%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Indomaret menciptakan
3 suasana jual beli yang aman 9 9 2 20
dan nyaman dibandingkan (45%) (45%) (10%) (100%)
dengan Pedagang Kecil
Jumlah
30 25 5 60
Rata-Rata
10 8,3 1,7 20
Presentase
50% 41,7% 8,3% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa jawaban
85

yang diberikan oleh Pedagang kecil yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-

rata 10 orang dan presentasenya adalah 50%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 8,3 orang dan

presentasenya adalah 41,7%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 1,7 orang dengan presentase 8,3%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.15 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret mewujudkan usaha
1 dan jasa perdagangan yang 12 15 3 30
tertib dan aman dibandingkan (73,3%) (20%) (6,7%) (100%)
dengan Pedagang Kecil.
Indomaret merupakan sarana
dan pra sarana usaha dan jasa
2 11 17 2 30
perdagangan yang memadai
(70%) (26,7%) (3,3%) (100%)
dibandingkan dengan Pedagang
Kecil
Indomaret menciptakan
3 suasana jual beli yang aman 13 15 2 30
dan nyaman dibandingkan (76,7%) (20%) (3,3%) (100%)
dengan Pedagang Kecil
Jumlah
66 20 4 90
Rata-Rata
22 6,7 1,3 15
Presentase 73,3% 22,3% 4,4% 100%
86

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.15 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh masyarakat yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-rata

22 orang dan presentasenya adalah 73,3%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 6,7 orang dan

presentasenya adalah 22,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 1,3 orang dengan presentase 4,4%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Bidang Perdagangan yaitu Bapak

Andrico Septian, S.STP, pada tanggal 20 Juni 2022 menyatakan terkait dengan

tujuan yang telah ditetapkan yaitu:

“Indomaret tergolong ritel kelas menengah yang masuk kategori

minimarket/supermarket. Dilihat dari fasilitas yang diberikan seperti lahan

parkir, ruangan ber AC (Air Conditioner), rak yang rapih dan mesin kasir

yang lainnya. Indomaret juga sudah menerapkan teknologi yang modern”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Kasi Usaha dan Jasa

Perdagangan yaitu Bapak Rico Gistyan, SE, M.Si, pada tanggal 20 Juni 2022

menyatakan terkait dengan tujuan yang telah ditetapkan yaitu:

“Dari segi tempat Indomaret tertutup, ruangan dingin dan terhindar dari

debu, mencari barang lebih mudah karena sudah tersusun rapih dan untuk

pembayaran teratur atau antri dan barang-barang yang dijual tercantum


87

harganya. Indomaret tempatnya jelas, teratur dan bersih”.

Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari kuesioner dan wawancara terhadap

responden mengenai indicator efekitiftas dalam penelitian Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil) dalam kategori ukuran setuju, ini dapat dilihat dari tingginya

pesentase jawaban responden pada kategori ukuran setuju dibandingkan dengan

ukuran cukup setuju dan ukuran kurang setuju yang terdapat pada table diatas. Ini

berarti menunjukan sudah optimalnya kebijakan public yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru terkait dengan konsekuensi

kebijakan usaha dan jasa perdagangan indomaret terhadap usaha pedagang kecil.

5.2.2. Efisiensi (efficiency)

Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicara

tentang efesiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber daya

(resources) kita secara uptimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Maksudnya adalah efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya

diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai. Adapun

menurut William N. Dunn berpendapat bahwa : “Efisiensi (efficiency) berkenaan

dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas

tertentu. Efisiensi yang meruupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah

merupaak hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur

dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per
88

unit produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan

biaya terkecil dinamakan efisiensi” (Dunn, 2003)

Tabel 5.16 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai

Indomaret terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret memberikan
pelayanan yang baik dalam
1 9 0 1 10
melayani konsumen
(90%) (0%) (10%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Indomaret menyediakan
produk yang lebih higenis dan
2 10 0 0 10
terjamin masa kadaluarsanya
(100%) (0%) (0%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Indomaret menyediakan tempat
yang nyaman, bersih dan
3 teratur untuk melakukan 10 0 0 10
transaksi jual beli (100%) (0%) (0%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Jumlah 29 0 1 30

Rata-Rata 9,7 0 0,3 10

Presentase 96,7% 0% 3,3% 100%

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.16 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pegawai Indomaret yang ada pada kategori “Setuju” adalah
89

rata-rata 9,7 orang dan presentasenya adalah 96,7%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 0 orang dan

presentasenya adalah 0%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 0,3 orang dengan presentase 3.3%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.17 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang Kecil

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret memberikan
pelayanan yang baik dalam
1 9 10 1 20
melayani konsumen
(45%) (50%) (5%) (100%)
dibandingkan dengan Pedagang
Kecil
Indomaret menyediakan produk
yang lebih higenis dan terjamin
2 11 8 1 20
masa kadaluarsanya
(55%) (40%) (5%) (100%)
dibandingkan dengan Pedagang
Kecil
Indomaret menyediakan tempat
yang nyaman, bersih dan teratur
3 10 10 0 20
untuk melakukan transaksi jual
(50%) (50%) (0%) (100%)
beli dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Jumlah
30 28 2 60
Rata-Rata
10 9,3 0,7 20
Presentase 50% 46,7% 3,3% 100%
90

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.17 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pedagang kecil yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-

rata 10 orang dan presentasenya adalah 50%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 9,3 orang dan

presentasenya adalah 46,7%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 0,7 orang dengan presentase 3.3%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.18 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret memberikan
pelayanan yang baik dalam
1 12 16 2 30
melayani konsumen
(40%) (53,3%) (6,7%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Indomaret menyediakan
produk yang lebih higenis dan
2 16 12 2 30
terjamin masa kadaluarsanya
(53,3%) (40%) (6,7%) (100%)
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
3 Indomaret menyediakan 16 12 2 30
tempat yang nyaman, bersih (53,3%) (40%) (6,7%) (100%)
91

dan teratur untuk melakukan


transaksi jual beli
dibandingkan dengan
Pedagang Kecil
Jumlah
44 40 6 90
Rata-Rata
14,7 13,3 2 30
Presentase
48,9% 44,4% 6,7% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.18 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh masyarakat yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-rata

14,7 orang dan presentasenya adalah 48,9%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 13,3 orang dan

presentasenya adalah 44,4%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 2 orang dengan presentase 6,7%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Bidang Perdagangan yaitu Bapak

Andrico Septian, S.STP, pada tanggal 20 Juni 2022 menyatakan terkait dengan

usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan yaitu:

“Indomaret memiliki pramustan dua orang atau lebih untuk melayani

konsumen. Indomaret menjaga kualitas dan kuantitas barang yang

dijualnya. Indomaret juga memiliki standar toko untuk dikunjungi oleh

konsumen”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Kasi Usaha dan Jasa

Perdagangan Bapak Rico Gistyan, SE, M.Si, pada tanggal 20 Juni 2022
92

menyatakan terkait dengan usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

diinginkan yaitu:

“Pelayanan Indomaret lebih baik karena pekerjanya sudah diajari

bagaimana melayani konsumen, berbeda dengan pedagang kaki lima,

macam-macam sikap ada yang lembut, santai dan ada yang keras, sebagian

besar pengaruh lingkungannya. Setiap produk Indomaret yang dijual wajib

dicantumkan masa kadaluwarsanya dan barang-barang yang dijual

diletakkan ditempat yang bersih dan terhindar dari binatang seperti lalat

dan semut, sehingga barang-barang terhindar dari kuman. Indomaret

memiliki tempat yang tertutup dan dingin, bersih terhindar dari debu dan

pembayaran antri, dan ada bukti transaksi jual belinya (print item-item

harga barang yang dibeli), kalau kaki lima tempatnya terbuka, jadi barang

berdebu, lalatpun hinggap dan pembayaran tidak teratur”.

Berdasarkan hasil penelitian dilihat dari kuesioner dan wawancara terhadap

responden mengenai indicator efisiensi dalam penelitian Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil) dalam kategori ukuran setuju, ini dapat dilihat dari tingginya

pesentase jawaban responden pada kategori ukuran setuju dibandingkan dengan

ukuran cukup setuju dan ukuran kurang setuju yang terdapat pada table diatas. Ini

berarti menunjukan sudah optimalnya kebijakan public yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru terkait dengan konsekuensi

kebijakan usaha dan jasa perdagangan indomaret terhadap usaha pedagang kecil.
93

5.2.3. Kecukupan (edaquacy)

Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah

dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal . William N. Dunn

mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan dengan seberapa jauh

suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah.

Tabel 5.19 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai

Indomaret terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret menyediakan produk
10
1 yang lebih lengkap dan beragam 0 0 10
(100%
dibandingkan dengan Pedagang (0%) (0%) (100%)
)
Kecil
Indomaret menawarkan potongan
2 harga dan promo yang lebih 4 4 2 10
menarik dibandingkan dengan (40%) (40%) (20%) (100%)
Pedagang Kecil
Indomaret melakukan tindakan
perbaikan dengan cepat terhadap
3 4 6 0 10
keluhan dan masukan dari
(40%) (60%) (0%) (100%)
konsumen dibandingkan
Pedagang Kecil
Jumlah 18 10 2 30

Rata-Rata 6 3,3 0,7 10

Presentase 60% 33,3% 6,7% 100%


94

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.19 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pegawai Indomaret yang ada pada kategori “Setuju” adalah

rata-rata 6 orang dan presentasenya adalah 60%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 3,3 orang dan

presentasenya adalah 33,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 0,7 orang dengan presentase 6,7%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.20 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang Kecil

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret menyediakan produk
1 yang lebih lengkap dan beragam 7 13 0 20
dibandingkan dengan Pedagang (35%) (65%) (0%) (100%)
Kecil
Indomaret menawarkan potongan
2 harga dan promo yang lebih 11 7 2 20
menarik dibandingkan dengan (55%) (35%) (10%) (100%)
Pedagang Kecil
3 Indomaret melakukan tindakan 6 12 2 20
perbaikan dengan cepat terhadap (30%) (60%) (10%) (100%)
keluhan dan masukan dari
konsumen dibandingkan Pedagang
95

Kecil
Jumlah
24 32 4 60
Rata-Rata
8 10,7 1,3 20
Presentase
40% 53,3% 6,7% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.20 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pedagang kecil yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-

rata 8 orang dan presentasenya adalah 40%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 10,7 orang dan

presentasenya adalah 53,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 1,3 orang dengan presentase 6,7%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Cukup Setuju”.

Tabel 5.21 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Indomaret menyediakan produk
1 yang lebih lengkap dan beragam 11 17 2 30
dibandingkan dengan Pedagang (36,6%) (56,7%) (6,7%) (100%)
Kecil
2 Indomaret menawarkan 13 13 4 30
potongan harga dan promo yang (43,3%) (43,3%) (13,4%) (100%)
lebih menarik dibandingkan
96

dengan Pedagang Kecil


Indomaret melakukan tindakan
perbaikan dengan cepat
3 8 17 5 30
terhadap keluhan dan masukan
(26,7%) (56,7%) (16,6%) (100%)
dari konsumen dibandingkan
Pedagang Kecil
Jumlah
32 47 11 90
Rata-Rata
10,7 23,5 3,7 30
Presentase
35,5% 52,2% 12,3% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.21 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh masyarakat yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-rata

10,7 orang dan presentasenya adalah 35,3%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 23,5 orang dan

presentasenya adalah 52,2%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 3,7 orang dengan presentase 12,3%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Cukup Setuju”.

Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Bidang Perdagangan yaitu Bapak

Andrico Septian, S.STP, pada tanggal 20 Juni 2022 menyatakan terkait dengan

seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan yaitu:

“Karena Indomaret itu menjual barang-barang yang lebih lengkap, seperti

keperluan harian, dapur, alat mandi, buah-buahan dan kelengkapan

lainnya. Barang-barang di Indomaret di atas harga barang yang ada di kaki

lima atau pedagang kecil. Dan tidak semua Indomaret melakukan dengan

cepat karena melalui proses kepusat.”.


97

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Kasi Usaha dan Jasa

Perdagangan Bapak Rico Gistyan, SE, M.Si, pada tanggal 20 Juni 2022

menyatakan terkait dengan seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan yaitu:

“Hampir rata-rata barang yang dicari ada di Indomaret. Di Indomaret rata-

rata menawarkan produk mereka yang sedagng promo, ada potongan harga atau

beli satu gratis satu. Mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk para

customernya. Jika ada yang komplain ke pegawai, atau komplainan terhadap

perlakuan pegawai kepada atasan, mereka biasanya akan bertindak dengan

cepat.”

Dengan beragamnya jawaban responden diatas terkait dengan Evaluasi

Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap

Usaha Pedagang Kecil). Maka hasil penelitian dilihat dari kuesioner dan

wawancara terhadap responden mengenai indicator kecukupan dalam penelitian

Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

(Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil). Penulis menyimpulkan terdapat dalam kategori

ukuran cukup setuju. Ini dapat dilihat dari tiga tabel jawaban responden dalam

penelitian ini, ada dua kelompok responden yang jawabannya dalam kategori

cukup setuju dan satu kelompok responden dalam kategori ukuran setuju yang

dapat dilihat pada tabel diatas. Ini berarti menunjukan belum optimalnya

kebijakan public yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru terkait dengan konsekuensi kebijakan usaha dan jasa perdagangan


98

indomaret terhadap usaha pedagang kecil.

5.2.4 Pemerataan (equity)

Pemerataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti

dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik William

N. Dunn menyatakan bahwa kriteri (equity) erat berhubungan dengan rasionalitas

legal dan sosial dan merujuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-

kelompok yang berbeda dalam masyarakat (Dunn, 2003). Kebijakan yang

berorientasi pada pemerataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara

adil didistribusikan.

Tabel 5.22 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai

Indomaret terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Kuran
Setuju Cukup
g
Setuju
Setuju
Keberadaan Indomaret sudah
sesuai dengan peraturan tidak
1 5 4 1 10
berada dijalan kecil dan
(50%) (40%) (10%) (100%)
memasuki pemukiman rumah
warga
Jam operasional Indomaret sudah
2 8 1 1 10
sesuai Peraturan Daerah Kota
(80%) (10%) (10%) (100%)
Pekanbaru Nomor 9 Tahun 2014
Indomaret tidak mendirikan
3 6 1 3 10
usahanya didekat pasar rakyat,
(60%) (10%) (30%) (100%)
usaha kecil dan usaha menengah
99

Jumlah 19 6 5 30

Rata-Rata 6,3 2 1,7 10

Presentase 63,3% 20% 16,7% 100%

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.22 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pegawai Indomaret yang ada pada kategori “Setuju” adalah

rata-rata 6,3 orang dan presentasenya adalah 63,3%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 2 orang dan

presentasenya adalah 20%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 1,7 orang dengan presentase 16,7%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.23 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang Kecil

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Keberadaan Indomaret sudah
sesuai dengan peraturan tidak
1 3 5 12 20
berada dijalan kecil dan
(15%) (25%) (60%) (100%)
memasuki pemukiman rumah
warga
2 Jam operasional Indomaret 0 7 13 20
sudah sesuai Peraturan Daerah (0%) (35%) (65%) (100%)
Kota Pekanbaru Nomor 9
100

Tahun 2014
Indomaret tidak mendirikan
3 usahanya didekat pasar rakyat, 1 5 14 20
usaha kecil dan usaha (5%) (25%) (70%) (100%)
menengah
Jumlah
4 17 39 60
Rata-Rata
1,3 5,7 13 20
Presentase
6,7% 28,3% 65%% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.23 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pedagang kecil yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-

rata 1,3 orang dan presentasenya adalah 6,7%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 5,7 orang dan

presentasenya adalah 28,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 13 orang dengan presentase 65%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Kurang Setuju”.

Tabel 5.24 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
1 Keberadaan Indomaret sudah 8 8 14 30
sesuai dengan peraturan tidak (26,7%) (26,7%) (46,6%) (100%)
berada dijalan kecil dan
101

memasuki pemukiman rumah


warga
Jam operasional Indomaret
2 sudah sesuai Peraturan Daerah 5 9 16 30
Kota Pekanbaru Nomor 9 (16,7%) (30%) (53,3%) (100%)
Tahun 2014
Indomaret tidak mendirikan
3 usahanya didekat pasar rakyat, 3 12 15 30
usaha kecil dan usaha (10%) (40%) (50%) (100%)
menengah
Jumlah
16 29 45 90
Rata-Rata
5,3 9,7 15 30
Presentase
17,8% 32,2% 50% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.24 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh masyarakat yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-rata

5,3 orang dan presentasenya adalah 17,8%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 9,7 orang dan

presentasenya adalah 32,2%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 15 orang dengan presentase 50%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Kurang Setuju”.

Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Bidang Perdagangan yaitu Bapak

Andrico Septian, S.STP, pada tanggal 20 Juni 2022 menyatakan terkait dengan

keadilan dalam pelaksanaan peraturan yaitu:

“Selama didalam pengawasan kami sudah sesuai dengan aturan tetapi jika

ada laporan di gang sempit atau sebagainya akan segera kami tindak

lanjuti. Indomaret biasa tutup pukul 10.00 WIB sedangkan Indomaret Point
102

buka 24 Jam. Semua itu di atur dalam peraturan dan sudah sesuai jarak

yang ditentukan”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Kasi Usaha dan Jasa

Perdagangan Bapak Rico Gistyan, SE, M.Si, pada tanggal 20 Juni 2022

menyatakan terkait dengan keadilan dalam pelaksanaan peraturan yaitu:

“Indomaret sudah berada dibawah pengawasan kami, dan selalu

memberikan atau wajib memberikan laporan sehingga sudah dipastikan sesuai

dengan peraturan. Indomaret sudah beroperasi sesuai peraturan yang ada yaitu

Indomaret biasa tutup jam 10.00 WIB dan Indomaret point tutup pada jam 12

atau bahkan 24 jam. Pendirian Indomaret sudah diatur dan diawasi sesuai

dengan peraturan dan pendirian Indomaret sudah sesuai jarak yang ditentukan”.

Dengan beragamnya jawaban responden diatas terkait dengan Evaluasi

Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap

Usaha Pedagang Kecil). Maka hasil penelitian dilihat dari kuesioner dan

wawancara terhadap responden mengenai indicator pemerataan dalam penelitian

Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

(Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil). Penulis menyimpulkan terdapat dalam kategori

ukuran kurang setuju. Ini dapat dilihat dari tiga tabel jawaban responden dalam

penelitian ini, ada dua kelompok responden yang jawabannya dalam kategori

kurang setuju dan satu kelompok responden dalam kategori ukuran setuju yang

dapat dilihat pada tabel diatas. Ini berarti menunjukan belum optimalnya
103

kebijakan public yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru terkait dengan konsekuensi kebijakan usaha dan jasa perdagangan

indomaret terhadap usaha pedagang kecil.

5.2.5. Responsivitas (responsiveness)

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon

dari satu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas

penerapan satu kebijakan. Menurut William N. Dunn menyatakan bahwa

responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan

dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok

masyarakat tertentu (Dunn, 2003). Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat

melalui tanggapan masyarakat yang menganggapi pelaksanaan setelah terlebih

dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan

dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai

dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang

negatif berupa penolakan.

Tabel 5.25 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai

Indomaret terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
104

Pengawasan terhadap usaha


dan jasa perdagangan
1 Indomaret sudah terlaksana 6 3 1 10
sesuai dengan Peraturan (60%) (30%) (10%) (100%)
Daerah Kota Pekanbaru
Nomor 9 Tahun 2014
Indomaret menyediakan
2 tempat untuk usaha kecil 9 1 0 10
dengan harga sewa yang sesuai (90%) (10%) (0%) (100%)
kemampuan usaha kecil
Indomaret melakukan kerja
sama dengan Usaha Mikro
3 10 0 0 10
Kecil Menengah dan
(100%) (0%) (0%) (100%)
membantu mereka untuk
berkembang
Jumlah 25 4 1 30

Rata-Rata 8,3 1,3 0,4 10

Presentase 83,3% 13,3% 3,4% 100%

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.25 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pegawai Indomaret yang ada pada kategori “Setuju” adalah

rata-rata 8,3 orang dan presentasenya adalah 83,3%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 1,3 orang dan

presentasenya adalah 13,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 0,4 orang dengan presentase 3,4%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.26 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang Kecil

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan


105

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Pengawasan terhadap usaha
dan jasa perdagangan
1 Indomaret sudah terlaksana 0 7 13 20
sesuai dengan Peraturan (0%) (35%) (65%) (100%)
Daerah Kota Pekanbaru
Nomor 9 Tahun 2014
Indomaret menyediakan
2 tempat untuk usaha kecil 8 10 2 20
dengan harga sewa yang (40%) (50%) (10%) (100%)
sesuai kemampuan usaha kecil
Indomaret melakukan kerja
sama dengan Usaha Mikro
3 3 11 6 20
Kecil Menengah dan
(15%) (55%) (30%) (100%)
membantu mereka untuk
berkembang
Jumlah
11 28 21 60
Rata-Rata
3,7 9,3 7 20
Presentase
18,3% 46,7% 35% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.26 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pedagang kecil yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-

rata 3,7 orang dan presentasenya adalah 18,3%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 9,3 orang dan

presentasenya adalah 46,7%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 7 orang dengan presentase 35%. Dari penjelasan

tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai Indomaret

adalah pada kategori “Cukup Setuju”.

Tabel 5.27 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat


106

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Pengawasan terhadap usaha
dan jasa perdagangan
1 Indomaret sudah terlaksana 4 13 13 30
sesuai dengan Peraturan (13,4%) (43,3%) (43,3%) (100%)
Daerah Kota Pekanbaru
Nomor 9 Tahun 2014
Indomaret menyediakan
tempat untuk usaha kecil
2 7 17 6 30
dengan harga sewa yang
(23,3%) (56,7%) (20%) (100%)
sesuai kemampuan usaha
kecil
Indomaret melakukan kerja
sama dengan Usaha Mikro
3 5 18 7 30
Kecil Menengah dan
(16,7%) (60%) (23,3%) (100%)
membantu mereka untuk
berkembang
Jumlah
16 48 26 90
Rata-Rata
5,3 16 8,7 30
Presentase
17,8% 53,4% 28,8% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.27 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh masyarakat yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-rata

6,3 orang dan presentasenya adalah 17,8%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 16 orang dan

presentasenya adalah 53,4%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan


107

“Kurang Setuju” adalah rata rata 8,7 orang dengan presentase 28,8%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Cukup Setuju”.

Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Bidang Perdagangan yaitu Bapak

Andrico Septian, S.STP, pada tanggal 20 Juni 2022 menyatakan terkait dengan

seberapa jauh kebijakan memuaskan kebutuhan yaitu:

“Disperindag sudah mengawasi seuai dengan aturan dan melakukan

evaluasi setiap bulan dengan cara meminta laporan penjualan, laporan ritel

yang buka dan tutup setiap bulannya. Indomaret memberikan peluang mitra

kerja sama dengan pedagang kecil dengan memberikan space untuk

berjualan diseputar parkiran indomaret dengan harga terjangkau.

Indomaret juga memberikan atau memiliki program edukasi kepada

pedagang, bagaimana teknik berdagang dan menjaga kualitas barang”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Kasi Usaha dan Jasa

Perdagangan Bapak Rico Gistyan, SE, M.Si, pada tanggal 20 Juni 2022

menyatakan terkait dengan seberapa jauh kebijakan memuaskan kebutuhan yaitu:

“Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah mengawasi sesuai dengan

peraturan yang berlaku dan kami juga melakukan evaluasi setiap bulannya

dengan meminta laporan setiap bulannya, seperti laporan penjualan dan laporan

ritel yang buka dan tutup. Indomaret sudah membuka peluang untuk para

pedagang kecil bekerja sama dengan mereka, menyediakan tempat untuk

berjualan di depan toko mereka dengan harga sewa yang terjangkau. Pihak

indomaret juga sudah memiliki program yang berguna untuk menambah


108

wawasan kepada para pedagang kecil, contohnya edukasi teknik berdagang dan

memberikan atau menjaga kualitas barang yang terbaik untuk konsumen.”

Dengan beragamnya jawaban responden diatas terkait dengan Evaluasi

Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap

Usaha Pedagang Kecil). Maka hasil penelitian dilihat dari kuesioner dan

wawancara terhadap responden mengenai indicator responsivitas dalam penelitian

Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru

(Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil). Penulis menyimpulkan terdapat dalam kategori

ukuran setuju. Ini dapat dilihat dari tiga tabel jawaban responden dalam penelitian

ini, ada dua kelompok responden yang jawabannya dalam kategori setuju dan satu

kelompok responden dalam kategori ukuran kurang setuju yang dapat dilihat pada

tabel diatas. Ini berarti menunjukan sudah optimalnya kebijakan public yang

dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru terkait

dengan konsekuensi kebijakan usaha dan jasa perdagangan indomaret terhadap

usaha pedagang kecil.

5.2.6 Ketepatan (appropriateness)

Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dari pada

kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. William N. Dunn

menyatakan bahwa kelayakan (appropriateness) adalah “krtiteria yang dipakai

untuk menseleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan


109

menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut merupakan

pilihan tujuan yang layak. Kriteria kelayakan dihubungkan dengan rasionalitas

subtantif, karena kriteria menyangkut substansi tujuan bukan cara atau instrumen

untuk merealisasikan tujuan tersebut” (Dunn, 2003). Artinya ketepatan dapat diisi

oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada).

Tabel 5.28 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pegawai

Indomaret terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu

Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Keberadaan Indomaret
1 menumbuhkan rasa keadilan 3 0 7 10
dikalangan Usaha Mikro (30%) (0%) (70%) (100%)
Kecil Menengah
Indomaret sudah
menyediakan barang
2 produksi lokal setempat 9 1 0 10
sebanyak 20% (dua puluh per (90%) (10%) (0%) (100%)
seratus) dari jumlah jenis
barang yang diperdagangkan
Indomaret menyediakan
barang dagangan produksi
3 dalam negeri sebanyak 80% 10 0 0 10
(delapan puluh per seratus) (100%) (0%) (0%) (100%)
dari jumlah jenis barang yang
diperdagangkan
Jumlah 22 1 7 30

Rata-Rata 7,3 0,3 2,3 10

Presentase 73,3% 3,3% 23,4% 30%


110

Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel V.28 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pegawai Indomaret yang ada pada kategori “Setuju” adalah

rata-rata 7,3 orang dan presentasenya adalah 73,3%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 0,3 orang dan

presentasenya adalah 3,3%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 2,3 orang dengan presentase 23,4%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Setuju”.

Tabel 5.29 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Pedagang Kecil

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Keberadaan Indomaret
1 menumbuhkan rasa keadilan 0 3 17 20
dikalangan Usaha Mikro (0%) (15%) (85%) (100%)
Kecil Menengah
Indomaret sudah
menyediakan barang produksi
2 lokal setempat sebanyak 20% 1 8 11 20
(dua puluh per seratus) dari (5%) (40%) (55%) (100%)
jumlah jenis barang yang
diperdagangkan
3 Indomaret menyediakan 8 10 2 20
barang dagangan produksi (40%) (50%) (10%) (100%)
dalam negeri sebanyak 80%
(delapan puluh per seratus)
111

dari jumlah jenis barang yang


diperdagangkan
Jumlah
9 21 30 60
Rata-Rata
3 7 10 20
Presentase
15% 35% 50% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.29 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh Pedagang kecil yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-

rata 3 orang dan presentasenya adalah 15%, sedangkan responden yang

memberikan tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 7 orang dan

presentasenya adalah 35%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan

“Kurang Setuju” adalah rata rata 10 orang dengan presentase 50%. Dari

penjelasan tersebut dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai

Indomaret adalah pada kategori “Kurang Setuju”.

Tabel 5.30 : Distribusi frekuensi tanggapan responden Masyarakat

terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Sub Indikator Jumlah
Setuju Cukup Kurang
Setuju Setuju
Keberadaan Indomaret
1 menumbuhkan rasa keadilan 1 12 17 30
dikalangan Usaha Mikro Kecil (3,3%) (40%) (56,7%) (100%)
Menengah
2 Indomaret sudah menyediakan 7 11 12 30
barang produksi lokal setempat (23,3%) (36,7%) (40%) (100%)
112

sebanyak 20% (dua puluh per


seratus) dari jumlah jenis
barang yang diperdagangkan
Indomaret menyediakan barang
dagangan produksi dalam
3 negeri sebanyak 80% (delapan 10 15 5 30
puluh per seratus) dari jumlah (33,3%) (50%) (16,7%) (100%)
jenis barang yang
diperdagangkan
Jumlah
18 38 34 90
Rata-Rata
6 12,7 11,3 30
Presentase
20% 43,2% 37,8% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan penjelasan pada tabel 5.30 di atas dapat dilihat bahwa jawaban

yang diberikan oleh masyarakat yang ada pada kategori “Setuju” adalah rata-rata

6 orang dan presentasenya adalah 20%, sedangkan responden yang memberikan

tanggapan “Cukup Setuju” adalah rata rata 12,7 orang dan presentasenya adalah

43,2%. Sedangkan responden yang memberikan tanggapan “Kurang Setuju”

adalah rata rata 11,3 orang dengan presentase 37,8%. Dari penjelasan tersebut

dapat dilihat tanggapan yang paling dominan dari Pegawai Indomaret adalah pada

kategori “Cukup Setuju”.

Hasil wawancara dengan Bapak Kepala Bidang Perdagangan yaitu Bapak

Andrico Septian, S,STP, pada tanggal 20 Juni 2022 menyatakan terkait nilai atau

harga dari tujuan program yaitu:

“Pedagang kaki lima menganggap Indomaret menghancurkan pendapatan

pedagang kaki lima, walaupun harga jual lebih tinggi akan tetapi fasilitas

lebih baik. Indomaret atau ritel modern manapun sudah memberikan space

atau rak untuk barang dagangan setempat. Indomaret telah memenuhi 80%
113

produk dalam negeri dengan memberikan laporan setiap bulannya”.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Kasi Usaha dan Jasa

Perdagangan Bapak Rico Gistyan, SE, M.Si, pada tanggal 20 Juni 2022

menyatakan menyatakan terkait nilai atau harga dari tujuan program yaitu:

“Pedagang kecil atau Pedagang Kaki Lima merasakan dampak yang buruk

dari kehadiran Indomaret. Menurut mereka Indomaret menyebabkan penurunan

omset dan minat yang rendah dari konsumen untuk berbelanja kepada Pedagang

kecil. Indomaret maupun toko ritel modern yang ada sudah menyediakan rak

khusus untuk barang produksi lokal setempat, sehingga mereka bisa membantu

UMKM untuk lebih maju. Indomaret sudah memberikan laporan penjualan dan

sudah sesuai dengan peraturan yang ada atas penjualannya.”

Dengan beragamnya jawaban berdasarkan tiga table responden diatas terkait

dengan Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan

Indomaret Terhadap Usaha Pedagang Kecil). Dilihat dari hasil kuesioner dan

wawancara terhadap responden diatas untuk pegawai indomaret terdapat dalam

jawaban kategori ukuran setuju, sedangkan untuk pedagang kecil terdapat dalam

jawaban kategori ukuran kurang setuju, akan tetapi berbeda lagi untuk jawaban

responden masyarakat terdapat jawaban dalam kategori ukuran cukup setuju. Ini

berarti menunjukan belum optimalnya kebijakan public yang dilakukan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru terkait dengan konsekuensi

kebijakan usaha dan jasa perdagangan indomaret terhadap usaha pedagang kecil.
114

5.3. Rekapitulasi Dari Hasil Penelitian Yang Berjudul Evaluasi Kebijakan

Publik Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi

Konsekuensi Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Tehadap

Usaha Pedagang Kecil)

Berdasarkan hasil penelitian yang berhasil penulis lakukan dimasing-masing

indikator di atas yang mana diantaranya adalah indikator pertama yang

membahas tentang “Efektivitas” kemudian indikator yang kedua adalah

“Efisiensi”, indikator ketiga “Kecukupan”, indikator keempat “Pemerataan”,

indikator kelima “Responsivitas” dan indikator keenam adalah “Ketepatan” dan

didukung dengan hasil wawancara yang penulis lakukan di Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru. Setelah dihitung hasil dari tanggapan

responden yang berdasarkan kuisioner dari ke-enam indikator, maka dapat dibuat

rekapitulasi dari hasil keseluruhan tabel-tabel pada indikator, guna untuk

memperoleh hasil keseluruhannya, dan dapat ditarik kesimpulan dari keseluruhan

tanggapan responden. Adapun hasil rekapitulasi dari seluruh indikator tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 5.31 : Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil) (Pegawai Indomaret)

Kategori Ukuran
No Indikator Jumlah
Cukup Kurang
Setuju
Setuju Setuju
1 Efektivitas 29 1 0 30
(96,7%) (3,3%) (0%) (100%)
115

2 Efisiensi 29 0 1 30
(96,7%) (0%) (3,3%) (100%)
3 Kecukupan 18 10 2 30
(60%) (33,3%) (6,7%) (100%)
4 Pemerataan 19 6 5 30
(63,3%) (20%) (16,7%) (100%)
5 Responsivitas 25 4 1 30
(83,3%) (13,3%) (3,4%) (100%)
6 Ketepatan 22 1 7 30
(73,3%) (3,3%) (23,4%) (100%)
Jumlah
142 22 16 180
Rata-Rata
23,6 3,7 2,7 30
Presentase
78,9% 12,2% 8,9% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan data pada tabel 5.31 di atas dan dari hasil pengamatan penulis di

lapangan secara langsung terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Publik Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil), maka diperoleh rata-rata responden Pegawai Indomaret

memberikan tanggapan pada kategori “Setuju” yaitu 23,6 orang responden

dengan presentase 78,9% dan pada kategori “Cukup Setuju” responden

memberikan tanggapan rata-rata 3,7 orang responden dengan presentase 12,2%

dan yang terakhir pada kategori “Kurang Baik” responden memberikan

tanggapan rata-rata 2,7 responden dengan presentase 8,9%.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan yang terlihat pada table 5.31 pada

jawaban responden pegawai indomaret terkait dengan Evaluasi Kebijakan Publik

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang


116

Kecil). Jawaban paling dominan dari hasil penelitian berdasarkan penyebaran

kuesioner yang penulis lakukan diatas adalah dalam kategori setuju. Ini berarti

sudah optimalnya kebijakan public yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru terkait dengan konsekuensi kebijakan usaha dan

jasa perdagangan indomaret terhadap usaha pedagang kecil.

Tabel 5.32 : Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil) (Pedagang Kecil)

Kategori Ukuran
No Indikator Jumlah
Cukup Kurang
Setuju
Setuju Setuju
1 Efektivitas 30 25 5 60
(50%) (41,7%) (8,3%) (100%)
2 Efisiensi 30 28 2 60
(50%) (46,7%) (3,3%) (100%)
3 Kecukupan 24 32 4 60
(40%) (53,3%) (6,6%) (100%)
4 Pemerataan 4 17 39 60
(6,7%) (28,3%) (65%) (100%)
5 Responsivitas 11 28 21 60
(18,3%) (46,7%) (35%) (100%)
6 Ketepatan 9 21 30 60
(15%) (35%) (50%) (100%)
Jumlah
108 151 101 360
Rata-Rata
18 25 17 60
Presentase
30% 42% 28% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan data pada tabel 5.32 di atas dan dari hasil pengamatan penulis di

lapangan secara langsung terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas


117

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Publik Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil), maka diperoleh rata-rata responden Pedagang kecil

memberikan tanggapan pada kategori “Setuju” yaitu 18 orang responden dengan

presentase 30% dan pada kategori “Cukup Setuju” responden memberikan

tanggapan rata-rata 25 orang responden dengan presentase 42% dan yang terakhir

pada kategori “Kurang Baik” responden memberikan tanggapan rata-rata 17

responden dengan presentase 28%.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan yang terlihat pada table 5.32 pada

jawaban responden pedagang kecil terkait dengan Evaluasi Kebijakan Publik

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang

Kecil). Jawaban paling dominan dari hasil penelitian berdasarkan penyebaran

kuesioner yang penulis lakukan diatas adalah dalam kategori cukup setuju. Ini

berarti belum optimalnya kebijakan public yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru terkait dengan konsekuensi

kebijakan usaha dan jasa perdagangan indomaret terhadap usaha pedagang kecil.

Tabel 5.33 : Evaluasi Kebijakan Publik Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret

Terhadap Usaha Pedagang Kecil) (Masyarakat)

No Indikator Kategori Ukuran Jumlah


118

Cukup Kurang
Setuju
Setuju Setuju
1 Efektivitas 66 20 4 90
(50%) (41,7%) (8,3%) (100%)
2 Efisiensi 44 40 6 90
(50%) (46,7%) (3,3%) (100%)
3 Kecukupan 32 47 11 90
(40%) (53,3%) (6,6%) (100%)
4 Pemerataan 16 29 45 60
(6,7%) (28,3%) (65%) (100%)
5 Responsivitas 16 48 26 90
(18,3%) (46,7%) (35%) (100%)
6 Ketepatan 18 38 34 90
(15%) (35%) (50%) (100%)
Jumlah
192 222 126 540
Rata-Rata
32 37 21 90
Presentase
30% 42% 28% 100%
Sumber: Olahan Kuisioner Penelitian, Juni 2022

Berdasarkan data pada tabel 5.31 di atas dan dari hasil pengamatan penulis di

lapangan secara langsung terhadap Evaluasi Kebijakan Publik Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Publik Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha

Pedagang Kecil), maka diperoleh rata-rata responden masyarakat memberikan

tanggapan pada kategori “Setuju” yaitu 22 orang respondedn dengan presentase

30% dan pada kategori “Cukup Setuju” responden memberikan tanggapan rata-

rata 37 orang responden dengan presentase 42% dan yang terakhir pada kategori

“Kurang Baik” responden memberikan tanggapan rata-rata 21 responden dengan

presentase 28%.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan yang terlihat pada table 5.33 pada

jawaban responden masyarakat terkait dengan Evaluasi Kebijakan Publik Dinas


119

Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru (Suatu Studi Konsekuensi

Kebijakan Usaha dan Jasa Perdagangan Indomaret Terhadap Usaha Pedagang

Kecil). Jawaban paling dominan dari hasil penelitian berdasarkan penyebaran

kuesioner yang penulis lakukan diatas adalah dalam kategori cukup setuju. Ini

berarti menunjukan belum optimalnya kebijakan public yang dilakukan oleh

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru terkait dengan konsekuensi

kebijakan usaha dan jasa perdagangan indomaret terhadap usaha pedagang kecil.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang penulis lakukan dilapangan yang

telah dilengkapi dengan analisis serta dengan pembahasan hasil pada masing-

masing indikatornya. Maka penulis mendapatkan kesimpulan pada tiap tahapan

pengumpulan data yang penulis lakukan, baik berdasarkan pengamatan dilokasi

penelitian, wawancara dengan responden dilapangan dan juga pengumpulan data

berdasarkan penyebaran kuisioner. Maka adapun kesimpulan secara keseluruhan

yang dapat penulis tarik dari hasil penelitian ini adalah berada pada jawaban

dengan kategori “Cukup Setuju” jawaban ini penulis ambil kesimpulannya dari

hasil pengumpulan data dan wawancara serta observasi langsung kelapangan dari

responden yang ditetapkan, yaitu responden yang berasal dari Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Pegawai Indomaret, Pedagang Kecil dan juga

pada Konsumen yang ada di Kecamatan Rumbai Pesisir.

Dari kesimpulan jawaban yang telah di tentukan di atas, dimana

masyarakat berpendapat bahwa proses pengawasan terhadap usaha dan jasa

perdagangan Indomaret yang dilakukan oleh Dinas Perindutrian dan Perdagangan

Kota Pekanbaru masih belum maksimal. Hal ini dapat penulis buktikan dari hasil

observasi penulis dilapangan yang memang memberikan fakta yang sama dengan

pernyataan masyarakat, dimana fakta dilapangan menyatakan bahwa masih

banyaknya Indomaret yang beroperasi diluar Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan

120
121

dan Toko Swalayan. Keberadaan Indomaret juga memberikan pengaruh yang

kurang baik terhadap pedagang kecil seperti berkurangnya omset pedagang kecil

dikarenakan konsumen lebih memilih untuk berbelanja ke Indomaret, hal ini

tentu nantinya akan mengakibatkan pedagang kecil suatu daerah berkurang dan

tergantikan oleh toko ritel modern yang ada dan akan menurunkan ekonomi

masyarakat suatu daerah.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis buat diatas, maka penulis akan

memberikan saran -saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

terlibat di dalam penelitian yang penulis lakukan ini. Dimana di antaranya adalah

pihak dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru yang menjadi

objek penelitian. Dan adapun saran yang ingin penulis berikan kepada pihak-

pihak yang telah penulis sebutkan diatas adalah sebagai berikut:

1. Penulis menyarankan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota

Pekanbaru untuk lebih baik lagi dalam mengawasi dan menjalankan

peraturan yang berlaku, dalam hal ini yaitu Peraturan Daerah Kota

Pekanbaru Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pasar Rakyat,

Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.

2. Kepada Indomaret penulis menyarankan agar mengikuti peraturan yang

telah ada, dan bekerja sama dengan Pedagang Kecil, membantu mereka

untuk ikut berkembang bersama dengan memberikan pengetahuan atau

edukasi bagaimana menjaga kualitas dengan baik dan teknik dagang

yang benar.
122

3. Kepada Pedagang Kecil penulis menyarankan agar lebih meningkatkan

lagi kualitas dan kuantitas agar mampu bersaing dengan toko ritel yang

ada, serta meningkatkan pelayanan kepada para konsumen.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

Buku

Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta

Andry, Hendry dan Yussa, Tarmizi. 2020. Etika Administrasi Publik. Pekanbaru:

Marpoyan Tujuh

Badu, Syamsu Q dan Djafri, Novianti. 2017. Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Gorontalo: Ideas

Dunn, William, N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press

Fauzi dan Irviani, Rita. 2018. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Penerbit Andi

Hamim, Sufian. 2019. Organisasi Birokrasi dan Manajemen Pemerintahan.

Pekanbaru: UIR PRESS

Maksudi, Beddi Iriawan. 2017. Dasar-Dasar Administrasi Publik. Depok: PT

RajaGrafindo Persada

Nawawi, Zaidan. 2013. Manajemen Pemerintahan. Depok: PT RajaGrafindo

Persada

Pasolong, Harbani. 2016. Teori Administrasi Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta

Santosa, Pandji. 2008. Administrasi Publik Teori dan Aplikasi Good Governance,

Bandung: Refika Aditama

Subarsono, AG. 2016. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Kebijakan.

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Suharto, Edi. 2012. Analisis Kebijakan Publik Panduan Praktis Mengkaji

123
124

Masalah dan Kebijakan Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta

Syafiie, Inu Kencana. 2003. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta: Penerbit

Erlangga

Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: Penerbit AIPI

Bandung

Tahir, Arifin. 2015. Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah. Bandung: Penerbit Alfabeta

Wedayanti, Made Devi. 2018. Manajemen Corporate Sosial Responsibility.

Pekanbaru : Marpoyan Tujuh

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses dan Studi Kasus.

Yogyakarta: CAPS

Yunus dan Nawawi, W. 2013. Teori Organisasi. Majalengka: Unit Penerbitan

Universitas Majalengka

Zulkifli dan Yogis, Moris A. 2014. Fungsi-Fungsi Manajemen. Pekanbaru:

Marpoyan Tujuh
125

Jurnal dan Regulasi

Nielwaty, E. (2021). Evaluasi Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 9 Tahun

2014 Tentang Pengelolaan Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Swalayan pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Studi Kasus

Perencanaan Fisik Pasar Sail di Kecamatan Sail). JOELS: Journal of Election

and Leadership, 2(1).

Mulyati, S. A., Minarsih, M. M., & Hasiholan, L. B. (2020). THE INFLUENCE

OF GOVERNMENT POLICY ON THE PROHIBITION OF THE USE OF

PLASTIC BAGS IN INDOMARET (Case Study at Indomaret Soekarno

Hatta 40 Tlogosari Semarang). Journal of Management, 6(2).

Sos, S. S., & Anton, M. S. A. (2020). EVALUASI PERATURAN DAERAH

NOMOR 22 TAHUN 2002 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) PADA KELURAHAN SAKO

KOTA PALEMBANG. Jurnal Ilmiah Administrasi Dan Sosial, 15(16).

Triastuti, D. A. (2019). Pengaruh lingkungan kerja, kompetensi dan iklim

organisasi terhadap kinerja pegawai. Journal of management review, 2(2),

203-208.

Peraturan Daerah Kota pekanbaru Nomor 09 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perdagangan
126

dan Perindustrian Kota Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai