Anda di halaman 1dari 46

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL SAN ILMU POLITIK

PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN


UMUM DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI

(STUDI: RUMAH KOST)

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


pengajuan skripsi pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Riau

NOVA RIYANTI
NPM: 207310023

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


PEKANBARU
2023
PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN

Nama : NOVA RIYANTI

NPM : 207310023

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S1)

Judul UP : “Peran Lurah Dalam Meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban Umum

Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai (Rumah Kost)”

Format sistematika dan pembahasan materi masing-masing bab dan sub-sub dalam

Usulan Penelitian ini, telah dipelajari dan dinilai relatif telah memenuhi ketentuan-ketentuan

normatif dan kriteria metode penelitian ilmiah, oleh karena itu layak serta dapat disetujui untuk

diuji dalam sidang ujian usulan penelitian.

Pekanbaru,

Turut Menyetujui Pembimbing


Program Studi Ilmu Pemerintahan
Ketua

Dr. Ranggi Ade Febrian S.IP., M.Si Andriyus, S. Sos, M.Si

i
SURAT PERNYATAAN

Saya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau peserta
Ujian Komprehensif usulan penelitian yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nova Riyanti


NPM : 207310023
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S1)
Judul : “Peran Lurah Dalam meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban
Umum Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai
(Rumah Kost)”

Atas naskah yang didaftarkan pada ujian seminar usulan penelitian ini dan seluruh
dokumen persyaratan yang melekat padanya dengan ini menyatakan:
1. Bahwa nashkah UP ini adalah benar hasil karya sendiri (tidak karya plagiat) yang
saya tulis sesuai dengan mengacu pada kaidah-kaidah metode penelitian karya ilmiah.
2. Bahwa keseluruhan persyaratan administrasi, akademik dan keuangan yang melekat
pada benar telah saya penuhi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas
dan Universitas.
3. Bahwa apabila telah dikemudian hari ditemukan dan terbukti secara sah bahwa saya
melanggar dan atau belum memenuhi sebagian atau keseluruhan atas pernyataan bulir
1 dan 2 tersebut diatas, maka saya menyatakan bersedia menerima sanksi pembatalan
hasil ujian seminar Usulan Penelitian yang telah saya ikuti serta sanksi lainnya sesuai
dengan ketentuan Fakultas dan Universtas serta Hukum Negara RI.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa tekanan dari
pihak manapun juga.

Pekanbaru,
Pelaku Pernyataan

NOVA RIYANTI

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr, Wb. Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa, yang mana berkat Nikmat Rahmat dan Karunianya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dengan judul “Peran Lurah Dalam

Meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Di Kelurahan Maharatu Kecamatan

Marpoyan Damai (Rumah Kost)“ yang mana dengan selesainya Usuan Penelitian ini penulis

juga telah menyelesaikana tugas akhir tahap pertama untuk menyelesaikan tugas akhir (Skripsi)

di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau.

Penulisan Usulan Penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih yang setulus- tulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi S.H., M.CL selaku Rektor Universitas Islam Riau.

2. Bapak Dr. Syahrul Akmal Latif M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Islam Riau,

3. Bapak Dr,. Rangggi Ade Febian S.IP., M.Si Selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

Selaku Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan.

4. Bapak Andriyus, S. Sos, M. IP Selaku Dosen pembimbing penulis yang telah bersedia

menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk menyelesaikan Usulan Penelitian.

5. Kepada kedua orang tua penulis Ayah (Rafli) dan Ibu (Asria) yang telah memberikan

dukungan baik moril maupun materil serta yang selalu mendoakan penulis dalam

menyelesaikan pendidikan penulis.

6. Untuk adik saya (Adit Hanavia) semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat

memberikan suatu kebanggaan kepada adikku.

iii
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau, yang telah

banyak memberikan ilmu selama poses belajar mengajar yang penulis tempuh di Fakultas

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau,

8. Staff TU dan seluruh karyawan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam

Riau yang telah memberikan banyak bantuan selama proses pengurusan Usulan

Penelitian ini,

9. Teman-Teman seperjuangan yang telah sama-sama merasakan suka dan duka selama

menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau.

Pekanbaru,

Penulis

Nova Riyanti

iv
DAFTAR ISI

COVER

SURAT PERNYATAAN……………………………………………………. i

LEMBARAN PERSEMBAHAN…………………………………………… ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL……………………………………………………………vii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………... ...1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. ...6

C. Tujuan Dan Kegunaan……………………………………………………...6

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR

A. Studi Kepustakaan………………………………………………………….7

1. Konsep Pemerintah……………………………………………………..7

2. Konsep Pemerintahan…………………………………………………. 8

3. Konsep Pemerintahan Daerah………………………………………….11

4. Konsep Peran…………………………………………………………...12

5. Konsep Kelurahan……………………………………………………...14

6. Konsep Ketentraman dan Ketertiban Umum……………………….......15

7. Konsep Rumah Kost................................................................................16

B. Penelitian Terdahulu………………………………………………………..18

v
C. Kerangka Pikir………………………………………………………………19

D. Konsep Operasional………………………………………………………....20

E. Operasional Variabel………………………………………………..............21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian………………………………………………………………23

B. Lokasi Penelitian…………………………………………………………….24

C. Informan dan Key Informan……………………………………………........25

D. Teknik Penentuan Informan………………………………………………….25

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………...27

F. Teknik Analisis Data…………………………………………………………28

G. Sistematika Penulisan………………………………………………………...28

H. Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………………………..30

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...............31

vi
DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel I.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………18


Tabel II.2 operasional Variabel………………………………………………...21
Tabel III.1 Informan dan Key Informan………………………………………..25
Tabel III.2 Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………………30

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Kerangka Pikir…………………………………………………………19

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, pemerintahan daerah berwewenang untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Pembantuan otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan

peran serta masyarakat.

Hal di atas dipertegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

alinea 4 yang berbunyi :

“Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah Negara

Republik Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, perdamaian abadi dan keadilan sosial,…”

Dari pembukaan UUD 1945 tersebut di jelaskan bahwa pemerintah pada

umumnya menggerakkan pelayaanan umum, pengaturan dan perlindungan

masyarakat serta pembangunan. Sedangkan tugas dan kewajiban pemerintah

adalah membuat regulasi tentang pelayanan umum, pengembangan sumber daya

produktif, melindungi ketentraman dan ketertiban masyarakat, pelestarian nilai-

nilai sosio-kultural, kesatuan dan kesatuan nasional, pengembangan kehidupan

demokrasi, pencapaian keadilan dan pemerataan, pelestarian lingkungan hidup,

1
penerapan dan penegakan peraturan Perundang-Undangan, mendukung

pembangunan nasional dan mengembangkan kehidupan berbangsa, bernegara dan

bermasyarakat berdasarkan Pancasila serta menjaga tegak, lestari dan utuhnya

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai negara kesatuan, pemerintah Indonesia terdiri dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah. Dasar pemikiran Pemerintahan Daerah ini adlaah Pasal 18

Undang-Undang Dasar 1945 berikut :

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan

daerah Provinsi itu dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi,

Kabupaten dan Kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dalam

Undang-Undang.

2. Pemerintahan daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan

mengurus sendiri uusan pemerintahan menurut asa otonomi dan tugas

pembantuan.

Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang pemerintahan daerah, secara eksplisit meberikan otonomi yang luas

kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai kepentingan

dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah daerah harus mengoptimalkan

pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Melalui

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, pemerintah daerah dan masyarakat di

daerah lebih diberdayakan sekaligus diberikan tanggung jawab yang lebih besar

untuk mempercepat laju pembangunan daerah.

2
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah pada pasal 229, Kelurahan dibentuk dengan PERDA Kabupaten/Kota

berpedoman pada peraturan pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala

Kelurahan yang disebut Lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung

jawab kepada Camat. Lurah diangkat oleh Bupati/Wali kota atas usul sekretaris

daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan

ketentuan peraturan Undang-Undang.

Lurah mempunyai tugas dan fungsi :

a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan;

b. Melakukan pemberdayaan masyarakat;

c. Melakukan pelayanan masyarakat;

d. Memelihara ketentraman dan ketertiban umum;

e. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat;

g. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Sebagai perwakilan resmi masyarakat, Lurah mengelola administrasi

teknis dan pekerjaan pembangunan di Kelurahan. Untuk menggali potensi,

mengembangkannya, dan memberdayakan masyarakat, kapasitas lurah dalam

memimpin keluarahan sangatlah penting. Dengan demikian diharapkan

pembangunan yang diinginkan pemerintah dan kebutuhan masyarakat dapat

terpenuhi dengan baik.

3
Kelurahan sebagai satuan administrasi, pemerintahan terendah yang

berkedudukan dibawah kecamatan yang merupakan wilayah pelayanan

administrasi dengan masyarakat. Sebagaimana tentang dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia tentang kedudukan dan tugas lurah Pasal (3)

Nomor 73 Tahun 2005. Dalam Pasal (4) Perubahan Pemerintah Nomor 73 Tahun

2005 Tentang Pemerintahan Kelurahan ditegaskan bahwa fungsi lurah adalah:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan

b. Melaksanakan pembangunan

c. Melaksanakan lembaga kemasyarakatan

Selanjutnya Pasal 5 Peraturan Pemerintahan Republik Indoenesia Nomor 73

Tahun 2005 tentang Kelurahan disebutkan tugas lurah adalah:

a. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan

b. Pemberdayaan masyarakat

c. Pelayanan masyarakat

d. Penyelenggraan ketentraman dan ketertiban umum

e. Pemeliharaan sarana dan prasarana

f. Pembinaan lembaga kemasyarakatan.

Kecamatan Marpoyan Damai adalah salah satu dari 12 (dua belas)

kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru. Kecamatan Marpoyan Damai termasuk

kecamatan yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Bukit Raya. Kecamatan

Marpoyan Damai memiliki luas wilayah 29,74 km dimana wilayahnya terbagi

atas 5 kelurahan, yaitu Kelurahan Tangkerang Tengah, Tangkerang Barat,

Maharatu, Sidomulyo Timur, Wonorejo.

4
Rumah kost/kontrakan merupakan salah satu tempat penyedia jasa

penginapan atau tempat tinggal sementara yang terdiri dari beberapa kamar

dan setiap kamar memiliki beberapa fasilitas yang ditawarkan atau disediakan

dan juga memiliki harga yang telah ditentukan oleh pemilik kost.

Tempat kost merupakan suatu hunian untuk ditinggal sementara dengan

sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu. Dimana-mana

terutama diberbagai daerah di Indonesia, serta pendidikan tumbuh berjamuran,

terutama akademi dan universitas negeri dan swasta. Hal ini diikuti dengan

bertambahnya jumlah rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa

tempat kost bagi para pelajar atau mahasiswa yang membutuhkannya. Jasa ini

tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan sejumlah pembayaran untuk setiap

periode, yang di hitung perbulan atau pertahun. Setelah melakukan transaksi

pembayaran barulah seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang

diinginkan. Banyaknya universitas membuat tempat tinggal juga menjadi

prioritas yang penting untuk mahasiswa yang menuntut ilmu di daerah lain

atau jauh dari tempat tinggalnya. Salah satunya dengan menyewa tempat

tinggal sementara seperti tempat kost. Dipilihnya tempat kost karena tidak

semua universitas menyediakan fasilitas asrama bagi mahasiswa. Secara

umum hal tersebut akan menjadi mata pencaharian bagi warga di sekitar

kampus sebagai penyedia tempat hunian sementara.

Seiring banyaknya mahasiwa yang berasal dari daerah lain dan kota lain

untuk menuntut ilmu di ibu kota, dengan pertimabangan dari segi biaya,

waktu, dan tenaga lebih memilih tempat kost sebagai tempat tinggal

5
sementara selama berada di Pekanbaru. Terkadang mahasiswa yang tidak

mengetahui Kota Pekanbaru akan kesulitan ataupun banyak menemui kendala

dalam memilih tempat kost. Banyaknya tempat kost yang menawarkan harga,

keamanan, kebersihan, jarak dengan kampus, fasilitas kamar, kondisi

bangunan, luas kamar, kapasitas kamar, jarak dengan pertokoan dan fasilitas

penunjang dan berbagai kenyamanan lainnya. Sehingga tak jarang mahasiswa

akan kebingunan dalam hal menentukan hunian sementara yang pas untuk

mereka tempati.

Pengawasan dan pelaksanaan tanggung jawab Kelurahan Maharatu

Kecamatan Marpoyan Damai perlu dilakukan secara ketat. Dalam

menjalankan aktivitasnya sehari-hari, masyarakat selalu mengharapkan

keamanan dan ketertiban. Rasa aman dan tertib dalam interaksi sosial akan

mampu menumbuhkan keharmonisan dalam masyarakat dan mungkin yang

lebih penting lagi, akan mampu meningkatkan derajat kesejahteraan

masyarakat dalam mejalani kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dari wawancara

kepada beberapa penduduk di kelurahan maharatu, peneliti menemukan

gejala-gejala tentang tindak pelanggaran masyarakat sebagai berikut.

1. Terdapat pencurian sepeda motor di rumah penduduk terutama rumah

kontrakan dan rumah kost,

2. Terdapat pencurian barang milik pribadi di rumah penduduk terutama

rumah kontrakan dan rumah kost,

6
3. Beberapa warga cemas dan takut apabila kembali kerumah dari bekerja

lewat dari jam 9 malam.

Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa ketua RT dan RW

terkait data pelanggaran ketentraman dan ketertiban sebagai berikut.

DATA PELANGGARAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

DI KELURAHAN MAHARATU

Jenis Pelanggaran Tahun TOTAL

2020 2021 2022 2023

Pencurian 9 7 7 5 28

Pengrusakan 10 8 4 7 29
Fasilitas
Keributan 7 4 6 4 21

(Sumber : Hasil Wawancara dengan RT dan RW)

Berdasarkan gejala-gejala masalah yang peneliti temukan, maka

penliti tertarik mengambil judul penelitian, “PERAN LURAH DALAM

MENINGKATKAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM DI

KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI (STUDI:

RUMAH KOST)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan informasi latar belakang yang telah diberikan di atas, maka

permasalahan yang akan peneliti angkat dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran Lurah Dalam Meningkatkan Ketentraman Dan

Ketertiban Umum Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Mapoyan Damai?”

7
2. Apa Saja Kendala Yang Di Hadapi Lurah Dalam Meningkatkan

Ketentraman Dan Ketertiban Umum Di Kelurahan Maharatu Kecamatan

Marpoyan Damai?”.

C. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui peran lurah dalam meningkatkan ketentraman dan

ketertiban umum di kelurahan maharatu kecamatan marpoyan damai.

b. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh kelurahan

maharatu kecamatan marpoyan damai dalam meningkatkan

ketentraman dan ketertiban umum.

2. Kegunaan penelitian ini adalah:

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi instansi pemerintahan

dalam meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum.

2. Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat tentang

peran lurah dalam meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum.

3. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian

selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

8
1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang

peningkatan ketentraman dan ketertiban umum.

2. Bagi Masyarakat

Dapat menjadi bahan rujukan dalam merancang dan menyusun

program RT dan RW setempat di bidang ketentraman dan

ketertiban.

9
BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIR

A. Studi Kepustakaan

Sebagai pedoman dan acuan berfikir penulis dalam memecahkan masalah

pokok yang diajukan dalam penelitian ini penulis akan memaparkan konsep-

konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, agar dapat

mempermudah penulis untuk memecahkan permasalahan dan menjadi landasan

dalam penelitian ini.

1. Konsep Pemerintah

Dikemukakan oleh Inu Kencana Syafiie dalam bukunya Pengantar Ilmu

Pemerintahan sebagai berikut: “Pemerintah bearti melakukan pekerjaan

menyeluruh yang berarti bahwa di dalamnya terdapat dua pihak pemerintah

yang memiliki wewenang dan yang di perintah yaitu yang memiliki kepatuhan

akan keharusan”. Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemerintah yang

berarti badan yang melakukan kekuasaan memerintah. Setelah ditambah lagi

dengan akhiran “an” maka menjadi pemerintahan, yang berarti perbuatan, cara,

atau urusan dari badan yang memerintah tadi. (Syafiie, 2003:4).

Penjelasan Inu Kencana Syafiie diatas mengungkapkan bahwa secara

etimologi, pemerintah berasal dari kata perintah. Pengertian pemerintah

adalah badan yang melakukan kekuasaan memerintah, sedangkan

pemerintahan merupakan perbuatan dari pemerintah.

10
Pemerintah atau pemerintahan dalam arti sempit adalah pemegang

kekuasaaan eksekutif, sedangkan dalam arti luas lembaga dan kegiatannya

dalam suatu negara. Jadi juga menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan

kekuasaan legislataif dan yudikatif (Subidjo dalam Ismani H, 1996:8).

Menurut Sitanggang (1996:23) pemerintah adalah semua sistem dari gerak

semua fungsi yang ada di suatu masyarakat negara yang mempunyai wilayah

tertentu yang digunakan sebagai alat kekuasaan untuk mencapai tujuan

meliputi bidang-bidang kejasmanian dan kerohanian. Bahkan menurut Kuper

(2000:218) istilah government (pemerintah) dan segala bentuk implikasinya

merupakan jantung dari studi ilmu politik.

Menurut Sedarmayanti (2004:35) pemerintah atau government adalah

lembaga atau badan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, negara

bagian, atau negara kota dan sebagainya. Sedangkan kepemerintahan atau

government adalah tindakan dari kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.

Sedangkan menurut Ndraha (2005:36) pemerintah adalah semua badan

atau organisasi yang berfungsi memenuhi kebutuhan dari kepentingan

manusia dan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan pemerintahan

adalah proses pemecahan dan perlindungan kebutuhan dan kepentingan

manusia dan masyarakat.

2. Konsep Pemerintahan

Pemerintahan adalah sebuah sistem multi proses yang bertujuan

memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntunan yang di perintah akan jasa

11
publik dan layanan civil (Ndraha, 2003:5). Menurut definisi pemerintahan

dari Ndraha tersebut, pemerintahan di gambarkan sebagai sebuah sistem atau

proses yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang di perintah dengan

pelayanan yang dilakukan melalui hubungan pemerintahan.

Situmorang dan cormenyana memberikan pengertian pemerintah dan

pemerintahan dalam arti luas dan sempit, sebagai berikut:

1. Pemerintahan dalam arti luas adalah menunjuk kepada semua aparatur

atau alat perlengkapan negara sebagai kesatuan yang menjalankan segala

tugas dan wewenang kekuasaan negara. Sedangkan pemerintah dalam arti

sempit menunjuk kepada aparatur atau alat perlengkapan negara yang

melaksanakan tugas dan kewenangan pemerintahan dalam arti sempit.

2. Pemerintah sebagai kegiatan dalam arti luas adalah tugas hak dan

kewenangan negara. Jika dilihat pembidangan Montesquieu, pemerintahan

dalam arti luas terdiri dari bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Ssedangkan pemerintahan dalam arti sempit diartikan sebagai tugas dan

kewenangan negara dalam bidang eksekutif saja. (Sitimorang dan

Cormenyana, 1984:5).

Inu Kencana Syafiie dalam bukunya Ilmu pemerintahan edisi Revisi turut

menyumbangkan pemikirannya dalam mendefinsikan pemerintahan dalam

kerangka ilmu sebagai berikut: “Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana melaksanakan koordinasi dan kemampuan memimpin

bidang legislasi, eksekusi, dan yudikasi dalam hubungan pusat dan daerah ,

12
antar lembaga serta antara yang memerintah dengan yang diperintah” (Syafiie,

2003:36).

Definisi yang muncul dari pemikiran Inu Kencana Syafiie diatas

menggambarkan bahwa pemerintahan mencakup secara luas bagaimana

pemerintah melakukan koordinasi di bidang legislasi, eksekusi, dan yudikasi

dalam hubungan pemerintahan yang dilakukannya.

Dari beberapa definisi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

yang dimaksud pemerintahan adalah perbuatan, cara atau ha yang berkenaan

dengan urusan dari pemerintah.

Selanjutnya Widjaja (2005:44) mengatakan bahwa fungsi pemerintahan

adalah pengertian urusan pemerintahan di luar fungsi lembaga tertinggi dan

tertinggi negara lainnya (fungsi eksekutif) yang dilakukan presiden, dengan

demikian urusan pemerintahan ini tidak mencampuri fungsi legislatif dan

fungsi yudikatif.

Rasyid membagi fungsi pemerintahan menjadi 4 bagian yaitu:

1. Fungsi Pengaturan (regulation)

2. Fungsi Pelayanan (public service)

3. Fungsi Pemberdayaan (empowering)

4. Fungsi Pembangunan (development) (Rasyid, 2008:59)

Pelaksanaan fungsi pengaturan yang lazim dikenal sebagai fungsi regulasi

dengan segala bentuknya, dimaksudkan sbagai usaha untuk menciptakan

13
kondisi yang tepat sehingga menjadi kondusif bagi keberlangsungan berbagai

aktivitas, selain terciptanya tatanan sosial yang baik diberbagai kehidupan

masyarakat. Fungsi pelayanan akan membuahkan keadilan dalam masyarakat.

Pemeberdayaan akan mendorong kemandirian masyarakat dan pembangunan

akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat tersebut. Oleh karena itu,

seiring dengan hasil pembangunan dan pemberdayaan yang dilaksankaan oleh

pemerintah, serta keterbatasan yang dimiliki pmerintah, maka secara perlahan

masyarakat dituntut untuk secara mandiri mencakupi kebutuhannya.

3. Konsep Pemerintahan daerah

Pemerintahan Daerah menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah adalah penyelengaraan urusan

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang Dasar Negara Republik Indnesia Tahun 1945.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah penyelengaraan pemerintah daerah diarahkan untuk mempercepat

terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,

pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing

daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan

dan kekhasan suatu dareah dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

14
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

yang diselenggarakan berdasarkan kriteria urusan wajib dan urusan pilihan

pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah Pasal 14 yaitu:

1. Urusan yang wajib menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk

kabupaten/kota yaitu:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan

g. Penanggulangan masalah sosial

h. Palayanan bidang ketenagakerjaan

i. Fasilitas pembangunan koperasi, usaha kecil dan menengah

j. Pengadilan lingkungan hidup

k. Pelayanan pertahanan

l. Pelayanan Kependudukan dan sipil

m. Pelayanan administrasi umum dan pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal

o. Urusan lainnya yang diamankan oleh peraturan perundang-undangan.

Pada dasarnya pemerintah daerah dibentuk yaitu untuk meningkatkan

pelayanan publik guna agar mempercepat terwujudnya kesejahteraan

15
masyarakat disamping sebagai sarana pendidikan politik tingkat daerah.

Untuk itu pembentukan daerah harus mempertimbangkan berbagai faktor

seperti kemampuan ekonomi, potenis daerah, luas wilayah, kependudukan

dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya pertahanan dan

keamanan serta pertimbangan syarat lainnya.

4. Konsep Peran

Peranan dalam menyelenggarakan pemerintahan adalah melaksanakan

tugas dan fungsi yang sudah disusun secara tegas akan memudahkan

birokrasi pemerintahan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang hendak

dicapai, oleh karena itu untuk menghindari terjadinya disfungsi birokrasi

sebagai akibat struktur yang tidak rasional, tidak diperlengkapi oleh

pegawai yang betul-betul profesional. Menurut Ndraha (2003:53) peranan

diartikan sebagai prilaku yang diharapkan dari atau telah di tetapkan bagi

pemerintah selaku administrator di setiap jenjang pemerintahan.

Menurut Sondang P.Siagian (2003:54) mengatakan bahwa peran

adalah tempat yang ditentukan untuk menduduki oleh seseorang dalam

proses pencapaian tujuan.

Menurut pendapat Soekanto (2004:244) Peranan dapat mencakup 3 (tiga)

hal, yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma ynag dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

16
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

2. Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilakukan oleh

individu-individu dalam masyarakat sebagai oganisasi.

3. Peran juga dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Mengacu pada penjelasan diatas, peran dapat dibagi menjadi tiga jenis

Menurut Soekanto (2012:214), Adapun jenis-jenis peran sebagai berikut:

1. Peranan aktif

Peranan aktif adalah peran seseorang seutuhnya selalu aktif dalam

tindakannya pada suatu organisasi. Hal tersebut dapat dilihat atau

diukur dari kehadirannya dan kontribusinya terhadap suatu organisasi.

2. Peranan partisipatif

Peranan partisipatif adalah peran yang dilakukan seseorang

berdasarkan kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.

3. Peranan pasif

Peranan pasif adalah suatu peran yang tidak dilaksanakan oleh

individu artinya peranan pasif hanya dipakai sebagai simbol dalam

kondisi tertentu di dalam kehidupan masyarakat.

Dari penjelasan diatas kita mengetahui bahwa peran merupakan aspek

dinamis dari posisi. Ketika seseorang menjalankan hak dan kewajibannya

sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah menjalankan

17
suatu peran. Peran dan posisi saling bergantung satu sama lain. Tidak ada

peran tanpa posisi.

5. Konsep kelurahan

Kelurahan adalah pembagian wilayah adinistratif di Indonesia di

bawah kecamatan dalam konteks otonomi daerah di Indonesia. Kelurahan

merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten atau

kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang berstatus sebagai

Pegawai Negeri Sipil dan kelurahan memiliki hak dan kewajiban

wilayahnya lebih terbatas.

Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah kelurahan beserta

jajarannya melaksanakan tugas ketentraman dan ketertiban dalam

lingkungan wilayahnya masing-masing. Tujuan utama dibentuknya

pemerintahan adalah untuk menjaga sistem ketertiban dan menciptakan

ketentraman, dimana masyarakat bias menjalani kehidupan secara wajar.

Lurah sebagai pemimpin formal yang langsung berhadapan dengan

masyarakat, melaksanakan teknis administrasi pemerintahan dan tugas

pembangunan di kelurahan. Maka dari itu tugas seorang lurah dalam

memimpin kelurahan sangat diperlukan guna memelihara ketentraman dan

ketertiban umum di masyarakat sehingga dengan demikian diharapkan

agar masyarakat di lingkungan kelurahan bias hidup dengan tenang dan

tentram.

18
Berdasarkan pendapat Widjaja ( 2002:166), Tugas dan kewajiban

lurah dalam bidang pemeliharaan, ketentraman, dan ketertiban adalah

sebagai berikut:

1. Lurah mempunyai wewenang untuk mengasut dan menyelidiki

pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di kelurahnnya, karena ia

memiliki kewenangan atas pekerjaan kepolisian di kelurahannya.

2. Segera menangani dan melaporkan kepada instansi-instansi yang

berwenang bila terjadi atau menerima laporan tentang peristiwa

kriminalitas di aerahnya.

3. Segera melaporkan kepada pihak yang berwajib apabila di

kelurahannya terjadi kematian yang tidak wajar

4. Mengatur giliran dan mengawasi jalannya perondaan.

6. Konsep Ketentraman dan Ketertiban

Konsep keamanan pada hakekatnya adalah konsepsi pengaturan dan

penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang dan searah

dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh berdasarkan Undang-

undang 1945. Keamanan asal katanya adalah suatu kondisi yang bebas

dari segala macam bentuk gangguan dan hambatan, sedangkan penegrtian

ketertiban adalah suatu keadaan dimana segala kegiatan dapat berfungsi

dan berperan sesuai ketentuan yang ada.

Ketertiban merupakan salah satu syarat utama dalam mengsukseskan

pembangunan. Ketertiban menurut Madjloes adalah sebagai suatu asas tata

19
kehidupan dan hasil dari ketentuan-ketentuan, baik secara tertulis yang

disepakati dan dilaksanakan bersama. (Madjloes dalam Rauf, 2005:6).

Menurut Abdussalam (2007:104) Keamanan adalah perlindungan dari

segala kekerasaan-kekerasan atau kekejaman-kekejaman terhadap

seseorang termasuk tindakan-tindakan yang mencela fisik atau fisikologi

maupun serangan yang bersifat memfitnah pada moral seseorang.

Ketentraman dan ketertiban adalah suatu keadaan agar pemerintah dan

rakyat dapat melakukan kegiatan secara aman, tertib, dan teratur.

Ketentraman dan ketetrtiban ini dapat terganggu oleh berbagai sebab dan

keadaan di antaranya oleh pelanggaran hukum yang berlaku, yang

menyebabkan tergannggunya ketentraman dan ketertiban masyarakat

(Ermaya, 2006:6).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kondisi ketentraman dan ketertiban umum akan terkait dengan masalah

keamanan, sehingga tanpa keamanan tidak akan tercipta ketentraman dan

ketertiban, sedangkan ketentraman dan ketertiban merupakan dua keadaan

yang dapat dirasakan secara bersama.

7. Konsep Rumah Kost

Kost-kostan adalah sebuah hunian yang dipergunakan oleh sebagai

kelompok masyarakat sebagai tempat tinggal sementara atau sebuah

hunian yang sengaja didirikan oleh pemilik untuk disewakan kepada

beberapa orang dengan sistem pembayaran perbulan. Sedangkan dalam

20
kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kost-kostan yaitu tinggal dirumah

orang lain dengan atau tanpa makanan (dengan membayar setiap bulan),

memondok (H.Hastono, 2020).

A. Fungsi Kost-kostan

1. Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang

pada umumnya berasal dari luar daerah selama belajar.

2. Sebagai sarana tempat tinggal bagi masyarakat umum yang tidak

memiliki rumah yang berdekatan dengan lokasi tempat kerja.

3. Sebagai sarana pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih

disiplin, mandiri,dan bertanggung jawab.

4. Sebagai tempat menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain

dan hubungan sosial dan lingkungan sekitarnya.

B. Kewajiban Pengelola Rumah Kost

1. Memiliki izin pengelolaan rumah kost.

2. Bertanggung jawab secara keseluruhan segala aktivitas yang

terjadi dalam rumah kost khususnya dalam hal

keamanan/ketertiban, kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah

kost.

3. Menyediakan ruang tamu yang terpisah dengan kamar kost.

4. Menyediakan 1 kamar mandi dan wc setiap kamar kost.

5. Membuat tata tertib dan jadwal bertamu rumah kost.

6. Menaati segala ketentuan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

21
B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu

yang pernah dilakukan sebagai perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

penelitian yang dijadikan perbandingan dengan penelitian terdahulu dapat

dilihat pada table dibawah ini:

Tabel II.I : Penelitian terdahulu tentang Peran Lurah Dalam


Meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban Umum Di Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai

No Nama Judul Persamaan Perbeedaan

Peneliti

1 Agus Eko Peranan Lurah Dalam Tugas lurah Metode penelitian


Prasetyo Penyelenggaraan dalam Lokasi penelitian
(2014) Ketentraman Dan penyelenggaraan Indikator yang
Ketertiban Di Kelurahan ketentraman dan ditetapkan
Sidodadi Kecamatan ketertiban umum
Samarinda Ulu (Studi
Pada Organisasi
Bhayangkara)
2 Ichwann Fungsi Pembinaan Lurah Tugas dan Fungsi Metode penelitin
Hastono Terhadap Rukun Tetangga Lurah
Lokasi penelitian
(2015) Dan Rukun Warga Di
Indikator yang
Kelurahan Tangkerang
Tengah Kecamatan ditetapkan
Marpoyan Damai Kota
Pekanbaru Tahun 2013-
2014

22
No Nama Judul Persamaan Perbedaan
Peneliti

3 Dini Fungsi Lurah Dalam Tugas dan fungsi Metode penelitian


Annisa Membina Penetapan Lurah Lokasi penelitian
Tifany Jabatan RT/RW Di Indikator yang
(2015) Kelurahan Kota Baru ditetapkan
Pekanbaru Kota

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan dalam studi kepustakaan, maka


penulis membuat suatu kerangka berpikir dari penelitian ini, sebagai berikut:
Gambar II.I Kerangka Pemikiran Tentang Peran Lurah Dalam
Meningkatkan Ketentraman dan Ketrtiban Umum Di Kelurahan
Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai (Rumah Kost)

Peran Lurah (Sondang P.Siagian) :


1. Stabilisator
2. Inovator
3. Pionir
4. Modernisasi

Lurah Maharatu

Terciptanya Ketentraman dan Ketertiban di Kelurahan


Maharatu

23
D. Konsep Operasional

Adapun yang menjadi konsep operasional dalam penelitian mengenai

Peran Lurah Dalam Meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban Umum di

Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai menurut Siagian (2000 :

142 - 150) adalah sebagai berikut:

a. Stabilisator

Stabilisator dalam peran pemerintah artinya mewujudkan perubahan

tidak berubah menjadi suatu gejolak sosial, apalagi yang dapat menjadi

ancaman bagi keutuhan nasional serta kesatuan dan persatuan bangsa.

b. Inovator

Inovator merupakan salah satu dari hasil kreativitas. Pemerintah sebagai

keseluruhan harus menjadi sumber dari hal-hal baru.

c. Pionir/Pelopor

Selaku pelopor bahwa pemerintah tidak hanya menjalankan fungsi

selaku perumus kebijakan dan penyusunan rencana pembangunan saja,

tetapi juga sebagai pelaksana pembangunan yang inovatif yang mampu

memecahkan berbagai tantangan dan keterbatasan yang ada.

d. Modernisator

Selaku modernisator, bahwa pemerintah bertindak untuk mengantarkan

rakyat untuk hidup lebih maju mengikuti perkembangan zaman.

24
E. Operasional Variabel

Operasional Variabel dalam penelitian ini diwajibkan dalam bentuk table,

uraian konsep, variabel, indikator, ukuran, dan skala dirancang untuk

mendapatkan hasil penelitian yang baik dan akurat, seperti dapat dilihat pada

table operasional variabel dibawah ini:

Tabel II.2 Operasional Variabel Penelitian Tentang Peran Lurah


Dalam Meningkatkan Ketentraman dan ketertiban Umum (Rumah Kost)
Konsep Variabel Indikator Sub Indikator

1 2 3 4

Peranan adalah merupakan Peran Lurah Stabilisator 1. Menganalisis masalah


aspek dinamis kedudukan Dalam ketentraman dan
(status) apabila orang Meningkatan ketertiban umum.
melaksanakan hak dan Ketentraman 2. Melakukan mengusutan
kewajibannya sesuai Dan dan pnyelidikan sumber
dengan keduduknnya maka Ketertiban masalah ketentraman dan
ia menjalankan suatu Umum ketertiban umum.
peranan. 3. Menetapkan sumber
masalah yang ada.
Pionir/ 4. Mengkoordinasikan
Siagian Pelopor masalah ketentraman dan
(2000 : 142 - 150) ketertiban umum dengan
pihak keamanan.
5. Melaporkan sumber
masalah penganggu
ketentraman dan
ketertiban umum.

Modernisasi 6. Menetapkan pola


penanganan meningkatkan
ketentraman dan ketertiban
umum
7. Mewajibkan kegiatan
siskamling
8. Melakukan pengawasan

25
aktivitas kegiatan
siskamling
9. Mengevaluasi kegiatan
meningkatkan ketentraman
dan ketertiban umum.
Inovator 10. Menciptakan
lingkungan anti kriminal
dengan melaksanakan
program pengadaan CCTV
ditempat-tempat rawan
kriminal.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif yang

dilaksanakan dengan cara survei menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Nawawi (1991:63), Deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan

subjek/objek peneliti (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada

saat sekarang berdasarkan fakta-fakta tampak atau sebagaimana adanya.

Menurut Creswell (2010:19) penelitian kualitatif merupakan metode

untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal dari

masalah sosial atau kemanusiaan.

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi

dan memahami makna oleh sejumlah individu atau sekelompok orang yang

dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi. Pendekatan Fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang

tidak mengunakan hipotesis atau dugaan sementara dalam prosess analisisnya,

meskipun fenomenologi bisa pula menghasilkan sebuah hipotesis untuk diuji

lebih lanjut.

27
B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelurahan Maharatu kecamatan Marpoyan

Damai Kota Pekanbaru. Adapun alasan mengapa dipilihnya lokasi penelitian

ini dikarenakan peneliti melihat bahwa masalah ketentraman dan ketertiban di

Kelurahan Maharatu kecamatan Marpoyan Damai belum terlaksana secara

baik.

C. Informan dan Key Informan

1. Informan

Menurut Afrizal (2016:139) informan penelitian adalah orang yang

memberikan informasi tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian

atau suatu hal kepada peneliti atau pewawancara mendalam.

Bungin (2007:107) Dalam penelitian ini penulis menggunakan

informan dalam memperoleh data yang dibutuhkan. Pemilihan informan ini

melalui pertimbangan bahwa orang dipilih dapat memberikan informasi yang

jelas sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang sedang diteliti.

2. Key Informan

Menurut Moelong (2014) Key informan adalah mereka yang tidak

hanya bias memberi keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga

bias memberi masukan tentang sumber bukti mendukung serta menciptakan

sesuatu terhadap umber yang bersangkutan.

28
Adapun yang menjadi Key Informan dalam penelitian ini adalah

perangkat pemerintahan kelurahan yaitu: Lurah dan Sekretaris Lurah serta

tokoh masyarakat yang terdiri dari: Ketua RT/RW dan masyarakat.

Tabel III.1 Informan dan Key Informan

No Informan dan Key Informan Keterangan Jumlah

1 Lurah Key Informan 1

2 Sekretaris Lurah Informan 1

3 Ketua RT Informan 5

4 Ketua RW Informan 5

5 Masyarakat (rumah pribadi) Informan 8

6 Masyarakat (bertempat tinggal di kost) Informan 10

Jumlah 30

D. Teknik Penentuan Informan

Pada penelitian ini, teknik penentuan informan yang dilakukan oleh

peneliti adalah teknik purposive sampling technique. Menurut Sugiyono

(2012:54) “Purposive sampling technique yaitu cara penentuan informasi

yang ditetapkan secara sengaja atas dasar kriteria atau pertimbangan tertentu,

yaitu melalui orang-orang yang terlibat langsung dalam proses tugas.”

Pemilihan informan didasari pertimbangan bahwa informan dianggap

paling mengetahui mengenai permasalahan yang akan diteliti saat ini. Hal ini

dikarenakan bahwan informan tersebut memiliki keterkaitan yang besar

29
terhadap masalah yang akan diteliti. Sedangkan informan pendukung, hanya

sebagai pelengkap untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini. Kriteria

dari informan yang dipilih yaitu memiliki kriteria yang berdasarkan ketentuan

yang telah peneliti tentukan untuk kemudian dipertimbangkan oleh peneliti,

sesuai dengan keterkaitan mereka dengan penelitian ini.

E. Jenis dan Sumber Data

Guna memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis membagi kedalam dua

bagian yaitu:

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung oleh penulis

dari lokasi penelitian. Dengan kata lain data primer merupakan data yang

diperoleh langsung oleh penulis tanpa adanya perantara dari pihak lain.

Menurut Nawawi Data Primer adalah data Up to de untuk memperoleh data

primer ini langsung ke lokasi penelitian data ini berupa data dalam bentuk

peraturan perundang-undangan (Perdes, Perda dan lain sebagainya) (Nawawi,

2011:117).

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti melalui sumber

lain yang telah memiliki atau menyimpan data yang penulis butuhkan. Data

sekunder merupakan data yang diperoleh dari perantara atau data yang

30
diperoleh dari pihak kedua dapat berupa arsip kantor, laporan, dan sejarah

yang dimiliki oleh suatu instansi (Bungin, 2013:128).

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh yang diperlukn, maka penulis disini menggunakan teknik-

teknik pengumpulan data antara lain:

1. Wawancara

Wawancara yang dimaksud Creswell (2014:254) yaitu peneliti

melakukan face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan

partisipan, wawancara mereka dengan telepon, atau terlibat dalam focus group

interview (wawancara dalam kelompok tertentu yang terdiri dari enam sampai

delapan partisipasi per-kelompok.

2. Observasi

Observasi ialah dimana ketika penulis langsung turun kelapangan

untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu dilokasi penelitian.

(Creswell, 2014:254) Observasi bisa dikatakan sebagai teknik pengumpulan

data yang dilakukan secara langsung terhadap fenomena objek yang terjadi

atau diteliti, sehingga memungkinkan untuk memperoleh gambaran dari

fenomena yang sulit diperoleh dari orang-orang yang dijadikan sumber data.

3. Dokumentasi

Dokumen tersebut bisa berupa dokumen publik (koran, makalah,

laporan, kantor, ataupun dokumen privat seperti buku harian, deary, surat,

atau email. (Creswell, 2014).

31
G. Teknik Analisis Data

Bogdan dalam Sugiyono (2013:244) menyatakan bahwa, Analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga

dapat dengan mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Pedoman wawancara dengan cara beberapa data yang diperoleh

dari pertanyaan yang diajukan saat wawancara dengan menggunakan

pedoman wawancara dikumpulkan. Selanjutnya sumber data informan yang

ditunjuk melalui tahap proses klasifikasi dan reduksi data.

Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu merupakan salah satu dari

jenis penelitian kualitatif. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan kejadian

atau fakta, keadaan, fenomena dan yang terjadi pada saat penulis melakukan

penelitian secara langsung.

H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

BAB I pada penelitian ini nantinya akan berisikan antara lain: Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Dan Kegunaan Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II pada penelitian ini nantinya akan berisikan antara lain: Landasan

Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka Berpikir, Konsep Operasional,

Operasional Variabel.

32
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III pada penelitian nantinya akan berisikan antara lain: Tipe Penelitian,

Lokasi Penelitian, Informasi Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data, Teknis Analisis Data, Rencana Key Penelitian.

BAB IV LOKASI PENELITIAN

BAB IV pada penelitian ini nantinya akan berisikan tentang sejarah ringkas

tentang lembaga yang menjadi tempat penelitian, Struktur Organisasinya,

serta Fungsi Organisasinya, Sumber Organisasi, serta beberapa informasi

yang relevan.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V pada penelitian ini nantinya akan berisikan antara lain: Jawaban dari

rumusan masalah yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan hasil

observasi di lokasi penelitian di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan

Damai.

BAB VI PENUTUP

BAB VI pada penelitian ini nantinya akan berisikan antara lain: yaitu tentang

kesimpulan permasalahan yang ada pada penelitian tersebut.

33
I. Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel III.2 Jadwal Kegiatan Penelitian Tentang Peran Lurah Dalam Meningkatkan Ketentraman Dan Ketertiban
Umum Di Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai.

No Jenis TAHUN, BULAN, DAN MINGGU 2023-2024


Kegiatan
November Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
UP
2 Seminar UP
3 Revisi UP
4 Wawancara
5 Pengurusan
rekomendas
i penelitian
(riset)
6 Penelitian
Lapangan
7 Pengelolaan
dan analisis
data
8 Penyusunan
hasil
penelitian
9 Konsultasi
revisi
skripsi

1
10 Ujian skripri
11 Revisi dan
pengesahan
12 Pengendaan
serta
penyerahan
(skripsi)

2
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arif, Barda, Nawawi. Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum dan

Pengembangan Hukum Pidana. Citr Aditya Bhakti. 2005

Azam, awing. Mendra, Wijaya, 2012. Ekologi Pemerintahan. Pekanbaru, Alaf

Riau.

Inu Kencana Syafiie 2017 Pengantar Ilmu Pemerintahan, Bandung.

Kansil, C.S.T. Kelurahan Kita: Dalam Peraturan Tata Pemerintahan

Kelurahan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.

Ndraha, Taiziduhu, 2005. Ilmu Pemerintahan Baru. Jakarta: Rineka Cipta.

Ndraha, Taiziduhu,2010. Metodologi Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Siagian, Sondang, 2000. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku

Administrasi. Jakarta: Rinneka Cipta.

Soekanto, Soerjono, 2002. Teori Peranan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND.

BandungAlfabeda.

1
Jurnal:

Agesca, Trian (2023) PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN


KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT DI
KELURAHAN BELIUNG KOTA JAMBI BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005
TENTANG KELURAHAN
Hasdar, Muhammad Ridhwan (2019) Peranan Lurah Dalam Membina
Lembaga Kemasyarakatan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) Di Kelurahan Tangkerang Tengah Keamatan Marpoyan Damai
Kota Pekanbaru. Other thesis, Universitas Islam Riau.
Pranatha, Yunita (2018) Peranan Lurah Dalam Memelihara Ketentraman
Dan Ketertiban Masyarakat Di Kelurahan Pangkalan Bunut
Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. Other thesis, Universitas
Islam Riau.
Rachmawati, A. (2017), Membangun Informasi Layanan Umum Rumah Kos
Melalui Aplikasi Berbasis Fifo, 9(2), 155-162.
I Putu Paritra Naya Pratama, “Tanggung Jawab Sewa Meneywa Rumah
Kontrakan”, Jurnal Kertha Semaya, Vol. 3 No. 2 (2015) :
hhttps://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/11962.

Peraturan:

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 pada pasal 229 Tentang Pemerintahan


Daerah

Perda Undang-undang No.3 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan


Ketentraman masyarakat dan Ketertiban umum.
Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2002 Tentang Ketertiban Umum

Anda mungkin juga menyukai