Anda di halaman 1dari 98

KINERJA ORGANISASI KANTOR SEARCH AND RESCUE (SAR)

KENDARI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Administrasi Publik (S.AP) Pada Program Studi Administrasi Publik

Konsentrasi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Halu Oleo

OLEH:

SITTI NURBAYA
C1A515023

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

KONSENTRASI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan di nyatakan lulus ujian skripsi pada tanggal 22
Desember 2021 pada Jurusan Ilmu Administrasi Publik Konsentrasi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo
Kendari.

Nama : Sitti Nurbaya


Stambuk : C1A5 15 023
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Judul : Kinerja Organisasi Kantor Search and Rescue (SAR)
Kendari.

Kendari, Januari 2022

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rahman., M.Si Dr.Jopang, M.Si


NIP. 19651231 20003 1 069 NIP. 19740214 200604

Mengetahui,
Kordinator Program Studi
Ilmu Pemerintahan

Saidin, S. IP., M.Si


NIP. 19760110 200912 1 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
Dengan Judul :
Kinerja Organisasi Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari.
Disusun Oleh :
SITTI NURBAYA
C1A5 15 023

Telah dipertahankan dan diterima oleh panitia ujian Skripsi pada


Program Studi Ilmu Administrasi Publik Konsentrasi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo guna memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Ilmu
Administrasi Publik (S.Ap) pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Konsentrasi Ilmu Pemerintahan pada tanggal 22 Desember 2021 dan telah
memenuhi syarat dan dinyatakan lulus.
PANITIA UJIAN SKRIPSI

Ketua : Dr. Rahman., M.Si (.................................)


Sekretaris : Dr. Jopang., M.Si (.................................)
Anggota : Dr.Muh.Amir., M.Si (.................................)
Dr. Syamsul Alam., M.Si (.................................)
Wd. Srijuna Ramayana, S.S.TP.,M.Si (................................)

Kendari, Januari 2022

Disahkan Oleh :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo

Dr. La Tarifu, S.Pd., M.Si


NIP. 19711231 200604 1 002

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SITTI NURBAYA

Stambuk : CIA515023

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : KINERJA ORGANISASI KANTOR SEARCH AND

RESCUE (SAR) KENDARI

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian skripsi yang telah saya buat

merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata

dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat dan penjiblakan

terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas

Halu Oleo.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur

paksaan.

Kendari, Januari 2022

Penulis

SITTI NURBAYA

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subuhanahu Wata’ala, yang

telah melimpahkan karunia-Nya berupa kesehatan dan petunjuk sehingga skripsi

dengan judul “ Kinerja Organisasi Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari”

dapat terselesaikan. Salawat serta salam disampaikan kepada Nabi Muhammad

Shallallahu’alaihi Wasallam, para sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang setia.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

studi pada Program Studi Strata satu (1) Ilmu Pemerintahan Fakultas Imu Sosial

dan Imu Politik Universitas Halu Oleo Kendari guna memperoleh gelar Sarjana

Administrasi Publik (S.AP) dalam bidang Ilmu Pemerintahan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan, sekiranya ada masukan dan kritikan dari pembaca yang bersifat

membangun, maka penulis akan menerimanya dengan senang hati.

Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah

membantu dan memberi dukungan seta motivasi. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar

terkhusus kepada orang tua saya Wa Abe, La Ode Azis, saudara saya Sitti Jayanti,

La Ode Hidayat, La Ode Mubaraq, Ipar saya Agustion serta Kemanakan saya

Selfie Azalea Khaliqa yang senantiasa memberi semangat dan dukungannya

dalam kelancaran studi penulis. Berkat kekuatan doa luar biasa yang setiap saat

beliau panjatkan kepada penulis agar selalu mencapai kemudahan disegala urusan,

v
diberi kesehatan dan perlindungan oleh Allah Subbhanahu Wata’ala. Tak lupa

didikan dan perjuangannya dalam membesarkan penulis, semoga Allah

memberikan kebahagiaan yang tiada tara di dunia maupun di akhirat kelak.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini berkat arahan, support,

motivasi yang besar serta kesabaran dalam mengarahkan dan membimbing saya

selama menulis skripsi ini. Untuk itu, ucapan terima kasih yang begitu besar

kepada Bapak Dr. Rahman.,M.Si dan Bapak Dr. Jopang.,M.Si selaku pembimbing

penulis. Oleh karena itu, kepada kedua beliau penulis ucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya atas pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dukungan, bantuan,

motivasi, maupun bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tak ada kata yang mampu menggambarkan terima kasih penulis atas perjuangan

dan kerja keras dari kedua beliau dalam mengarahkan dan membimbing penulis

hingga sampai ke tahap akhir.

Selain itu, ucapan terima kasih dengan penuh rasa tulus dan hormat

penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarmrun F.,S.Si.,M.Si.,M.Sc. selaku Rektor

Universitas Halu Oleo.

2. Bapak Dr. La Tarifu, S.Pd.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Halu Oleo beserta seluruh Staf.

3. Bapak Saidin,S.Ip.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo beserta seluruh

staf.

vi
4. Almarhum Bapak Dr. Abdul Salam Rasak, M.Si dan Ibu Asriani,S.Ip.Ma.

selaku PA (Penasehat Akademik) di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo.

5. Kepada Bapak Dr. Syamsul Alam.,M.Si, Dr. Muh. Amir., M.Si dan Ibu Wd.

Srijuna Ramayana.S.S.TP.,M.Si selaku penguji penulis mulai dari ujian

proposal hingga ujian skripsi, terima kasih yang sebesar-besarnya atas

masukan dan arahannya dalam menyempurnakan skripsi ini.

6. Para dosen pengajar Program Studi Imu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo, terima kasih atas didikan dan ilmu

yang diberikan selama perkuliahan.

7. Seluruh staf tata usaha pada lingkup Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Halu Oleo.

8. Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari yang sudah memberi izin penulis

dalam melakukan penelitian.

9. Buat para sahabat saya Wa Ode Hasrati,S.Ap, Agustina,S.Ap, Aina

Sarehan,S.Ap, Miftahul Janna, S.Ap, Yeni, Sasmita Pratiwi,S.Ap, Hardianti

yang selalu memberi support dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Buat para sahabat seperjuangan saya yang sementara menyelesaikan skripsi

Muhammad Amrin, Hasmudin Wahyu, Edi Saputra, Ariel Putra Johanis,

Arianto, Adrian, Sudirman, Muhammad Lumanton dan Ahdal Arifudin yang

selalu senantiasa memberikan doa dan support dalam menyelesaikan skripsi

ini.

vii
11. Buat semua teman-teman Government 2015 yang selalu memberikan

support, bantuan dan memberikan keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Buat adik-adik Government 2016 yang selalu memberikan support dan doa

dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Buat kakak-kakak dan adik-adik mahasiswa Ilmu Pemerintahan yang selalu

memberikan semangat, bantuan dan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Buat teman-teman KKN Mekar Jaya tahun 2019 Universitas Halu Oleo yang

selalu memberikan doa dan support dalam menyelesaikan skripsi ini..

15. Buat seluruh kader HmI Komisariat Fkip Uho yang selalu memberikan doa

dan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Buat seluruh angkatan 67 HmI Komisariat Fkip Uho yang selalu memberikan

doa dan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Buat seluruh pengurus Kohati Komisariat Fkip Uho pada tahun 2017-2018

yang selalu memberikan doa dan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Buat seluruh Pengurus Kohati Cabang Kendari periode 2019-2020 yang

sebentar lagi demisioner yang selalu memberikan doa dan support dalam

menyelesaikan skripsi ini.

19. Buat Alumni LK II HmI Cabang (P) Raha yang selalu memberikan doa dan

support dalam menyelesaikan skripsi ini.

20. Buat seluruh teman-teman HmI Se-Cabang Kendari yang selalu memberikan

doa dan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

21. Buat seluruh teman-teman HmI Se-Cabang Nusantara yang selalu

memberikan doa dan support dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
22. Buat teman-teman SD N 1 TONGKUNO yang selalu memberikan doa dan

support dalam menyelesaikan skripsi ini.

23. Buat teman-teman MTsN TONGKUNO yang selalu memberikan doa dan

support dalam menyelesaikan skripsi ini.

24. Buat teman-teman SMA N 1 TONGKUNO yang selalu memberikan doa dan

support dalam menyelesaikan skripsi ini.

25. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan, bantuan serta doa kepada penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih telah

membantu selama penyelesaian skripai ini serta taklupa pula penulis ucapkan

permohonan maaf yang sedalam-dalamnya apabila selama menempuh studi pada

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo terdapat kesalahan

yang tak berkenan dihati.

Penulis, Januari 2022

SITTI NURBAYA

ix
ABSTRAK

SITTI NURBAYA (C1A515023). Kinerja Organisasi Kantor Search and


Rescue (SAR) Kendari. Dibawah pembimbing Rahman selaku pembimbing 1 dan
Jopang selaku pembimbing II.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan dari
pada kinerja organisasi Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari.
Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Untuk menggali
informasi dari informan yang bersifat terbuka dan bebas dengan 4 orang informan.
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari dengan
jenis data berupa data primer dan data sekunder. Instrumen penelitian sendiri
dilakukan dengan dokumentasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil studi kinerja SAR menunjukan bahwa kinerja organisasi
kantor search and rescue (SAR) Kendari sudah berjalan dengan baik yang dilihat
dari indikator efektivitas, akuntabilitas dan responsivitas.

Kata kunci : akuntabilitas, efektivitas, kinerja, responsivitas

x
ABSTRACT

SITTI NURBAYA (C1A515023). Organizational Performance of the


Kendari Search and Rescue (SAR) Office. Under the guidance of Rahman as
supervisor 1 and Jopang as supervisor II.
The purpose of this study is to determine and describe the perfomance of
the Kendari Search and Rescue (SAR) organization.
This research method is qualitative research. To dig up information from
informants who were open and free with 4 informants. This research was
conducted at the Kendari Search and Rescue (SAR) office with the types of data
in the form of primary data and secondary data. The research instrument it self is
done by documentation, interviews and observation.
Based on the results of SAR perfomance study, it shows that the
organizational of the Kendari Search and Rescue (SAR) office has been running
well, as seen from the indicators of effectiveness, accountability and
responsiveness.

Keywords: accountability, effectiveness, performance, responsiveness

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................... iv

KATA PENGANTAR....................................................................................... v

ABSTRAK......................................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1............................................................................. Latar Belakang
....................................................................................................1
1.2......................................................................... Rumusan Masalah
....................................................................................................6
1.3.......................................................................... Tujuan Penelitian
....................................................................................................7
1.4........................................................................ Manfaat Penelitian
....................................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1........................................................................ Pengertian Kinerja
...............................................................................................8
2.2........................................................................ Kinerja Organisasi
..................................................................................................10
2.2.1. Konsep Kinerja Organisasi................................................ 10
2.2.2. Pengukuran Kinerja Organisasi......................................... 11

xii
2.3. Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari......................... 16
2.3.1. Pengertian SAR................................................................. 16
......................................................................................................
2.3.2. Asas dan Dasar, Tujuan dan Manfaat Kantor SAR
Kendari................................................................... ......... 16
......................................................................................................
2.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor SAR Kendari................. 17
......................................................................................................
2.3.4. Sifat dan Usaha Kantor SAR Kendari............................... 18
......................................................................................................
2.3.5. Syarat untuk Menjadi Tim Rescuer .................................. 20
......................................................................................................
2.3.6. Keanggotaan, organisasi dan Pengurus Kantor SAR
Kendari............................................................................. 21
......................................................................................................
2.3.7. Pendapatan dan Pembiayaan Kantor SAR Kendari........... 25
......................................................................................................
2.3.8. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kantor SAR
Kendari........................................................................... 25
....................................................................................................
2.4..................................................................... Penelitian Terdahulu
..................................................................................................26
2.5.............................................................................. Kerangka Pikir
..................................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN


3.1............................................................................. Jenis Penelitian
................................................................................................33
3.2.......................................................................... Lokasi Penelitian
................................................................................................33
3.3.. . Informan Penelitian...................................................................
..................................................................................................33
3.4................................................ Jenis dan Sumber Data Penelitian
..................................................................................................34

xiii
3.4.1 Jenis Data............................................................................ 34
3.4.2 Sumber Data....................................................................... 34
3.5.................................................................... Teknik Analisis Data
..................................................................................................34
3.6.............................................................. Defenisi Konseptualisasi
..................................................................................................36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1........................................................... Deskripsi Lokasi Penelitan
..................................................................................................37
......................................................................................................
4.1.1. Sejarah Singkat Basarnas/ SAR Kendari.......................... 37
......................................................................................................
4.1.2. Arti dan Lambang SAR.................................................... 41
4.1.3. Visi dan Misi Kantor SAR Kendari.................................. 42
4.1.4 Struktur Organisasi Kantor SAR Kendari....................... 43
4.1.5 Sistem Kerja/Operasi dan Laporan Kantor SAR
Kendari............................................................................ 48
.........................................................................................
4.2....................................................... Kinerja Kantor SAR Kendari
..................................................................................................57
4.2.1. Efektifitas.......................................................................... 57
......................................................................................................
4.2.2. Akuntabilitas..................................................................... 62
......................................................................................................
4.2.3. Responsivitas.................................................................... 65
BAB V PENUTUP
5.1................................................................................... Kesimpulan
..................................................................................................70
5.2............................................................................................. Saran
..................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA

xiv
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sarana Kantor SAR Kendari.............................................................. 26

Tabel 2.2 Prasarana Kantor SAR Kendari........................................................ . 26

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu.......................................................................... 28

xv
Tabel 4.1 Kantor SAR kelas A dan kelas B....................................................... 40

Tabel 4.2 Daftar pegawai menurut umur dan jenis kelamin.............................. 46

Tabel 4.3 Tingkat pendidikan pegawai di Kantor SAR Kendari....................... 47

Tabel 4.4 Anggaran operasional Kantor SAR Kendari...................................... 47

Tabel 4.7 Rekapitulasi absensi kehadiran dan ketidakhadiran pegawai

kantor SAR Kendari.......................................................................... 48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir................................................................................. 32

Gambar 4.1 Arti dan Lambang SAR................................................................... 41

Gambar 4.2 Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A.................................... 44

xvi
Gambar 4.3 Sistem koordinasi dan sistem kerja Kantor SAR Kendari.............. 50

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan aset dan kedudukan yang sangat

penting serta mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi atau

instansi. Pengelolaan sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan kunci

sukses utama mencapai tujuan suatu organisasi atau instansi yang dapat dilakukan

dengan memperhatikan dan mengatur sesuai dengan keahlian serta kemampuan

yang dimiliki sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Dalam suatu

organanisasi atau instansi membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas,

baik pimpinan dan bawahannya dalam melakukan pengawasan dan melaksanakan

tugasnya, sehingga semakin tinggi kualitas sumber daya manusia yang dimiliki

maka kinerja pegawai suatu organisasi akan meningkat. Dengan demikian, perlu

dilakukan pengelolaan sumber daya manusia secara optimal agar dapat

memberikan hasil serta kontribusi yang positif dalam mengembangkan dan

mencapai keberhasilan kinerja pegawai dan tujuan suatu organisasi.

Kinerja pegawai sangat berpengaruh dalam mencapai sasaran dan tujuan

organisasi atau instansi. Menurut Sjafri Mangkuprawira (2009) kinerja adalah

hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode

tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Untuk menciptakan

1
2

kinerja pegawai yang tinggi, diperlukan adanya peningkatan standar dan sasaran

kerja yang optimal agar mencapai tujuan organisasi.

Suatu organisasi atau instansi dapat dilihat dari tingkat keberhasilan

kinerja pegawai yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, pengawasan yang

dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya, kompetensi pegawai, serta keadaan

lingkungan kerja fisik organisasi tersebut.

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi yang sedang berjalan

dperlukan pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan secara maksimal agar

pegawai dapat melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik, sehingga dapat

mencapai tujuan organisasi dan meningkatnya keberhasilan kinerja pegawai.

Menurut Admosudirdjo (2015) mengatakan bahwa pengawasan (controlling)

adalah keseluruhan dari pada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa

yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar, atau

rencaana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian,

pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan secara maksimal dan menyeluruh

terhadap bawahan dengan memantau dan mengukur seluruh kegiatan yang sedang

dijalankan dapat mencegah terjadinya penyimpangan pada setiap kegiatan dan

dapat mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.

Suatu organisasi atau instansi harus mempunyai landasan yang kuat yaitu

memiliki pegawai yang berbasis kompeten, penempatan posisi jabatan pegawai

berdasarkan dengan kompetensi yang dimiliki juga merupakan faktor penting

dalam peningkatan kinerja pegawai. Menurut Wibowo (2013), kompetensi adalah

suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas
3

yang dilandasi atas keterlampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap

kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi

merupakan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang

untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan dalam suatu bidang

tertentu. Seorang pegawai yang memiliki kompetensi kerja yang berkualitas tinggi

sesuai dengan posisi jabatan yang diberikan, maka semakin mampu untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan secara efektif dn efisien. Hal ini dapat

memberikan hasil dan kontribusi yang baik dalam hal mencapai tujuan suatu

organisasi.

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan organisasi yang sedang berjalan

diperlukan pengawasan yang dlakukan oleh pimpinan secara maksimal agar

pegawai dapat melaksanakan tugas pekerjaannya dengan baik, sehingga dapat

mencapai tujuan organisasi dan meningkatnya keberhasilan kinerja pegawai.

Kantor SAR Kelas B Kendari merupakan unit pelaksana teknis dibidang

pencarian, pertolongan, dan penyelamatan terhadap orang atau jiwa manusia dan

benda yang hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran,

penerbangan dan bencana/musibah lainnya terutama di wilayah Sulawesi

Tenggara. Kantor SAR Kelas B Kendari berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Badan SAR Nasional.

Menurut Perpres No.99 Tahun 2007 dalam melaksanakan tugas setiap

pimpinan satuan organisasi SAR wajib melakukan pengawasan terhadap satuan

organisasi dibawahnya, penyiapan rumusan kebijakan pengawasan interen,


4

pelaksanaan pengawasan terhadap kinerja melalui evaluasi, pemantauan dan

kegiatan pengawasan lainnya.

Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 36

Tahun 2006 Tentang Pencarian dan Pertolongan djelaskan bahwa SAR (Search

and Rescue) memiliki potensi yang sangat besar dalam usaha dan kegiatan yang

meliputi mencari, menolong dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau

menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran dan penerbangan. Potensi tersebut

meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang dapat dimanfaatkan

untuk menunjang kegiatan operasi Search and Rescue.

Badan Search and Rescue Nasional (disingkat Basarnas) adalah Lembaga

Pemerintahan Non Kementrian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (Search and Rescue /SAR).

Basarnas mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian

dan pengendalian potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang atau

dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau

penerbangan, serta memberikan bantuan dalam bencana dan musibah lainnya

sesuai dengan peraturan SAR Nasional dan Internasional.

Secara jelas, tugas dan fungsi SAR adalah penanganan musibah pelayaran

dan atau penerbangan dan atau bencana serta musibah lainnya dalam upaya

pencarian dan pertolongan saat terjadinya musibah. Penangan terhadap musibah

yang dimaksud meliputi 2 hal pokok yaitu pencarian ( search) dan pertolongan

(rescue). Dalam melaksanakan tugas penanganan musibah pelayaran dan

penerbangan harus sejalan dengan IMO dan ICAO. IMO (International Marotime
5

Organization) merupakan badan khusus PBB (perserikatan bangsa-bangsa) yang

bertanggumgjawab untuk keselamatan dan keamanan aktivitas pelayaran dan

pencegahan polusi di laut oleh kapal. Sedangkan ICAO (International Civil

Aviation Organization) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Organisasi

Penerbangan Sipil Internasional adalah sebuah Lembaga Perserikatan Bangsa-

Bangsa. Lembaga ini mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara

Internasional serta membantu perkembangan perencanaan dan pengembangan

angkutan Udara Interbasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana serta

aman.

Adanya perubahan situasi dan kondisi Indonesia serta untuk terus

mengikuti perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) maka

organisasi SAR di Indonesia terus mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu.

Organisasi SAR di Indonesia saat ini diatur dengan Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor KM 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Departemen Perhubungan dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 79

Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR.

Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan SAR kepada masyarakat,

Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2006 tentang

Pencarian dan Pertolongan yang mengatur bahwa pelaksana SAR (yang meliputi

usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang

hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran, dan atau penerbangan

atau bencana lainnya) dikoordinasikan oleh BASARNAS yang berada dibawah

dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Menindaklanjuti Peraturan


6

Pemerintah tersebut, BASARNAS saat ini sedang berusaha mengembangkan

organisasinya sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagai upaya

menyelenggarakan pelaksanaaan SAR yang efektif, efisien, cepat, handal dan

aman.

Adapun salah satu kebijakan yang dijalankan oleh Badan SAR khususnya

Kantor SAR Kendari yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36

Tahun 2006 tentang pencarian dan pertolongan karena Kantor SAR merupakan

instansi yang berwenang dalam setiap pencarian dan pertolongan. Hal ini sangat

membutuhkan tenaga dan bantuan dari anggota SAR Kendari yang efektif untuk

memberikan bantuan pertolongan dan pencarian terhadap korban bencana. Setiap

anggota BASARNAS diharapkan mampu untuk menangani setiap bencana yang

datang secara tiba-tiba, untuk itu dibutuhkan anggota BASARNAS yang dapat

cepat dengan cepat dan tanggap dan memiliki pengetahuan yang baik dan

keterampilan sesuai dengan pekerjaannya dilapangan yang penuh dengan resiko.

Dari beberapa hal yang penulis jabarkan, maka penulis akan

memfokuskan penelitian lebih lanjut dan akan mengangkatnya kedalam hasil

penelitian dengan judul “Kinerja Organisasi Kantor Search and Rescue (SAR)

Kendari”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan

masalah penelitian yaitu Bagaimana kinerja organisasi Kantor Search and Rescue

(SAR) Kedari ?
7

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

memdeskripsikan kinerja organisasi Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.) Manfaat teoritis

Diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang bermanfaat dan

memperluas serta menambah wawasan bidang akademik dalam pengembangan

ilmu pengetahuan.

2.) Manfaat Praktis

a. Bagi SAR Kendari

Sebagai bahan referensi dan pertimbangan mengenai kinerja organisasi

Kantor SAR Kendari.

b. Bagi penulis

Untuk menanbah wawasan serta pengetahuan tentang kinerja organisasi

kantor SAR Kendari.

c. Bagi akademisi /ilmuan

a) Diharapkan dapat melatih kemapuan akademis penulis dalam

membuat Skripsi.

b) Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada masyarakat dan

instansi yang terkait penelitian.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja

Secara etimilogi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara (2005) bahwa istilah kinerja

berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakaan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Bastian (2001) menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam

perumusan skema strategis suatu organisasi.

Robbins (2001) menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang

dicapai oleh pekerjaan dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku

untuk suatu pekerjaan.

Kinerja (perfomance) menurut Draft (2010) adalah kemampuan untuk

pencapain tugas organisasi dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan

efisien. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya organisasi manusia,

seluruh kekayaan, kapabilitas, proses organisasi, atribut perusahaan, informasi

serta pengetahuan yang dikendalikan perusahaan.

8
9

Kinerja diartikan sebagai gambaran tingkat pencapaian

pelaksanaan kegiatan, program serta kebijakan dengan menggunakan sejumlah

sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sembiring: 2012).

Dari defenisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja karyawan

merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target

tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Kinerja seseorang dikatakan baik

apabila hasil kerja individu tersebut dapat melampui peran atau target yang

ditentukan sebelumnya.

Menurut Jewe dan Siegel (1998) mengungkapkan bahwa kinerja karyawan

mengacu pada prestasi kerja karyawan yang diukur berdasarkan standar dan

kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja

karyawan secara optimal dalam suatu perusahaan , terdapat beberapa faktor yang

dianggap dapat mempengaruhi kinerja karyawan, antara lain sebagai berikut:

1. Strategi organisasional (nilai tujuan jangk pendek dan jangka Panjang).

2. Batasan situasional (budaya organisasi dan kondisi ekonomi).

3. Atribut individual (kemampuan dan keterampilan).

Mc Cormick dan Tiffin (1994) menjelaskan bahwa terdapat 2 variabel

yang mempengaruhi kinerja, yang pertama variabel individu yang terdiri dari

pengalaman, pendidikan, jenis kelamin, unsur, motivasi, keadaan fisik,

kepribadian dan sikap. Kedua adalah variabel situasional yakni menyangkut faktor

fisik dan faktor sosial dari organisasi atau pekerjaan.


10

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan kegiatan yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja juga selain

mengarah kepada individu juga mengarah kepada organisasi khususnya

organisasi/ instansi pemerintah.

2.2 Kinerja Organisasi

2.2.1 Konsep Kinerja Organisasi

Menurut Mulyadi (2007) kinerja organisasi adalah keberhasilan personel,

tim atau organisasi dalam mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

Menurut Chien (2004), terdapat lima (5) faktor yang menentukan

pencapaian kinerja organisasi yaitu:

1) Gaya kepemimpinan dan lingkungan organisasi.

2) Budaya organisasi.

3) Design pekerjaan.

4) Model motivasi.

5) Kebijakan sumber daya manusia.

Menurut Boyatzis (2008) yang terkenal dengan Theory of action and job

Perfomance, bahwa kinerja pada suatu organisasi dipengaruhi oleh 3 kelompok

utama yaitu:

1) Faktor pertama adalah individu yang terdiri dari visin nilai-nilai, filosofi,

pengetahuan, sifat, kompetensi, jenjang karir, gaya (style) dan minat.


11

2) Faktor kedua adalah lingkungan organisasi terdiri dari budaya dan iklim,

struktur dan sistem, kedewasaan industri, posisi strategis organisasi

kompetensi inti dan kontek yang lebih besar.

3) Faktor ketiga adalah permintaan pekerjaan terdiri dari tugas, fungsi dan peran

masing-masing anggota pada organisasi.

Teory of action and job performance mengindikasikan bahwa kinerja

terbaik (best fit) dapat diwujudkan dari irisan faktor individu, lingkungan serta

peran dan tugas yang dilaksanakan oleh sumber daya manusia, termasuk pimpinan

pada suatu organisasi (Boyatzis:2008). Nilai-nilai, sifat, gaya dan pengertahuan di

dukung oleh lingkungan orgnaisasi dapat menggerakan peran pemimpin dalam

menyelesaikan tugas dan fungsi menuju pencapaian kinerja organisasi yang

terbaik.

2.2.2 Pengukuran Kinerja Organisasi

Untuk dapat mempelajari kinerja suatu organisasi, harus diketahui ukuran

keberhasilan untuk menilai kinerja tersebut. Sehinggah indikator atau ukuran

kinerja itu tentunya harus merefleksikan tujuan dan misi dari organisasi yang

bersangkutan, karena itu berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Lebih lanjut Mardiasmo (2001) menjelaskan bahwa pada umumnya sistem

ukuran kinerja dibagi kedalam 5 kategori yaitu:

1) Indikator input, mengukur sumber daya yang diinvestasikan dalam suatu

proses, program maupun aktivitas untuk menghasilkan keluaran (output

maupun outcome). Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti

anggaran (dana), sumber daya manusia, informasi, kebijaksanaan / peraturan


12

perundang-undangan dan sebagainnya yang dipergunakan untuk

melaksanakan kegiatan. Dengan meninjau distribusi sumber daya, suatu

lembaga dapat menganalisis apakah alokasi sumber daya yang dimiliki telah

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2) Indikator output adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai d ari

sesuatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik. Indikator ini

digunakan untuk mengukur output yang dihasilkan dari suatu kegiatan.

3) Indikator outcome, adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

output (efek langsung) pada jangka menengah.

4) Indikator benefit, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator

outcome. Benefit (manfaat) tersebut pada umumnya tidak segera tampak.

Setelah beberapa waktu kemudian, yaitu dalam jangka menengah atau jangka

panjang dari benefitnya tampak. Indikator benefit menunjukan hal-hal yang

diharapkan untuk dicapai bila output dapat diselesaikan. Ia berfungsi dengan

optimal (tepat lokasi dan tepat waktu).

5) Indikator impact, memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari benefit

yang diperoleh, seperti halnya indikator benefit, indikator impact juga baru

dapat diketahui dalam jangka waktu menengah atau jangka Panjang. Indikator

impact menunjukan dasar pemikiran dilaksanakannya kegiatan yang

menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara

sektoral, regional dan nasional.

Pengukuran kinerja atau hasil karya merupakan alat manajemen untuk

menilai keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan strategis untuk mencapai


13

tujuan dan sasaran organisasi yang bersangkutan. Pengukuran kinerja selalu perlu

diperhitungkan kembali dengan visi dan misi organisasi serta tujuan dan sasaran

organisasi. Adapun beberapa cara pengukuran kinerja orgnaisasi antara lain

adalah membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan,

membandingkan kinerja nyata dengan hasil yang diharapkan, membandingkan

kinerja tahun ini dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya, membandigkan kinerja

suatu instansidengan kinerja organisasi lain dan membandingkan kinerja nyata

dengan standar kinerja.

Di dalam mencapai tujuan dari organisasi, diperlukan pemahaman

mengenai tugas dan fungsinya. Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan

program yang telah disusun sebelumnya, sehinggah visi dan misi dari organisasi

dapat tercapai. Untuk itu, instansi Pemerintah harus benar-benar

memvisualisasikan peraturan dan prosedur yang berlaku, sehinggah pencapaian

hasil dari kegiatan tidak keluar dari tujuan organisasi tersebut.

Tingkat pencapain hasil dari pelaksanaan kegiatan organisasi merupakan

hal yang perlukan didalam organisasi. Hal tersebut untuk mengetahui sejauh mana

tujuan organisasi dapat tercapai dan dapat memberi dampak dari pelaksanaan

kegiatan apakah sesuai dengan tujuan dan sasaran dari organisasi atau tidak,

sehinggah efektivitas akan tercapai dan kekurangan dari pelaksanaan kegiatan

tersebut dapat diperbaiki sebagai evaluasi pelaksanaan selanjutnya.

Berdasarkan berbagai keterbatasan waktu, dana dan tenaga, tidak semua

teori-teori akan diteliti atau dijadikan obyek penelitian. Menurut Dwiyanto (1995)
14

mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan dalam mengukur

kinerja organisasi yaitu: efektivitas, akuntabilitas, dan responsivitas .

1) Efektivitas

Efektivitas adalah hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung

jawab dengan sasaran yang mesti dicapai (Supriyono, 2000) . Dalam artian

efektifitas merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan

prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian

teoritis atau praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang

dimaksud dengan “efektivitas”.

2) Akuntabilitas

Dilihat dari dimensi kinerja tidak bisa hanya dilihat dari ukuran

internal organisasi, seperti pencapaian target. Kinerja sebaliknya harus dilihat

dari ukuran eksternal seperti nilai dan norma masyarakat. Lembaga

Administrasi Negara (2000) mengartikan akuntabilitas adalah kewajiban

untuk mempertanggung jawabkan kinerja dan tindakan seseorang/ badan

hukum/ pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak

atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Menurut Ghartey (Akip 2000), akuntabilitas ditujukan untuk

mencari jawaban terhadap pertanyaan yang berhubungan dengan pelayanan

apa, siapa, kepada siapa, milik siapa, yang mana dan bagaimana. Pertanyaan

yang memerlukan jawaban tersebut antara lain apa yang harus

dipertanggungjawabkan, mengapa pertanggungjawaban harus diserahkan,


15

kepada siapa pertanggungjawaban diserahkan, siapa yang bertanggung jawab

terhadap berbagai kegiatan dan lain sebagainya.

Dari pendapat dan penjelasan diatas mengisyaratkan bahwa kinerja

organisasi dianggap atau mempunyai akuntabilitas yang baik apabila

organisasi tersebut dalam melaksanakan kegiatannya tidak bertentangan

dengan aturan-aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Jadi

penilaian akuntabilitas ini lebih legitimet apabila telah memenuhi acuan-

acuan yang ada dimasyarakat.

3) Responsivitas

Agus Dwiyanto (1995) mengemukakan tentang pentingnya

responsivitas dalam hubungannya dengan penilaian kinerja yaitu: “dalam

kaitannya dengan penilaian kinerja pelayanan publik, responsivitas sangat

diperlukan dalam pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bentuk

kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, Menyusun

agenda, memprioritaskan pelayanan dan mengembangkan program-program

pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.”

Suatu organisasi yang mempunyai peran pelayanan publik dituntut

harus peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Responsivitas (responsivity) menurut S.P Siagian (2000) adalah kemampuan

aparatur dalam menghadapi perkembangan baru, tuntutan baru dan

pengetahuan baru sehingga birokrasi harus mersepon secara cepat agar tidak

tertinggal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.


16

2.3 Kantor Search and Rescue (SAR)

2.3.1 Pengertian SAR

SAR merupakan singkatan dari search and rescue yang mempunyai arti

yaitu usaha untuk melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamatan terhadap

keadaan darurat yang dialami baik manusia maupun harta benda yang berharga

lainnya. Istilah SAR telah digunakan secara Internasional, tak heran jika sudah

sangat mendunia sehinggah menjadi tidak asing bagi orang dibelahan dunia

manapun tidak terkecuali di Indonesia.

Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada Daerah dengan medan berat

seperti laut, hutan , gurun pasir, tetapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan

(urban SAR). Operasi SAR seharusnya dilakukan oleh personal yang memiliki

keterampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolognya sendiri

maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah pelayaran bila

terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga

terhadap adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan

api dan lain-lain.

2.3.2 Asas dan Dasar, Tujuan dan Manfaat Kantor SAR Kendari

a. Asas dan Dasar

SAR Kendari berasaskan Pancasila.

b. Tujuan

SAR bertujuan untuk membentuk tenaga SAR yang memiliki penegetahuan

dan keterampilan serta sikap dan mental di bidang pertolongan terhadap

korban yang mengalami musibah.


17

c. Manfaat

1) Bagi masyarakat

Tersedianya bantuan pelayanan emergency apabila terjadi suatu

musibah (individual maupun masal).

2) Bagi Lembaga Pendidikan

SAR Kendari bermanfaat sebagai wadah untuk mengarahkan ,

mendidik dan membina para generasi muda / mahasiswa/ pelajar untuk

lebih menghayati arti pengabdian dan meresapi nilai-nilai kemanusiaan.

3) Bagi Lembaga Pemerintah

SAR Kendari bermanfaat sebagai sarana untuk melestariakn kegiatan

sosial kemanusiaan dan sebagai patner dalam menumbuhkan rasa

solidaritas dan kepeduliaan sosial dalam masyarakat.

2.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kantor SAR Kendari

1) Tugas pokok

Dalam akta notaris No. 70 Tahun 2005 Tentang Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga, SAR Kendari mempunyai tugas pokok

melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian potensi SAR dalam kegiatan

SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang serta

memberi bantun SAR dalam penanggulangan bencana dan musibah lainnya.

Secara garis besar tugas utama SAR adalah melaksanakan operasi di

daerah bencana atau daerah yang dikhawatirkan terjadi bencana, ataupun

membantu dalam pencarian segala bentuk (material maupun manusia)

diwilayah Kota Kendari. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika SAR
18

Kendari juga melaksanakan tugas di luar wilayah Kendari (wilayah operasi)

apa bila di minta bantuan sesuai dengan tata cara dan ketentuan yang telah

diatur sebelumnya dan sesuai dengan kemampun.

2) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, SAR Kendari

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a) Pembinaan potensi SAR dan pembinaan operasi SAR diwilayah Kota

Kendari.

b) Pelaksanaan program pembinaan potensi SAR dan Operasi SAR.

c) Pelaksanaan tindak awal.

d) Pemberian bantuan SAR dalam bencana alam dan musibah lainnya.

e) Pelaksanaan hubungan dan kerja sama di bidang SAR baik dengan

instansi Pemerintahan maupun organisasi masyarakat lainnya.

f) Evaluasi pelaksanaan pembinaan potensi SAR dan operasi SAR.

g) Pelaksanaan administrasi di lingkungan SAR Kendari.

2.3.4. Sifat dan Usaha Kantor SAR Kendari

a) Sifat

Adapun sifat umum dari organisasi SAR Kendari adalah sebagai berikut:

1. SAR Kendari adalah organisasi social kemanusiaan yang keanggotaanya

bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan maupun agama.

2. SAR Kendari bukan sebagai organisasi kekuatan politik, bukan bagian dari

kekuatan sosial politik dan tidak menjalankan politik prkatis.


19

3. SAR Kendari ikut serta dalam membantu masyarkat dalam bidang sosial

kemanusiaan dan search and rescue (SAR) yang mengalami musibah baik

individu maupun massal.

4. SAR Kendari menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya memeluk

agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaan masing-masing.

Sifat organisasi SAR Kendari adalah secara sukarela dan bergerak

dibidang sosial kemanusiaan. Organisasi SAR sendiri bersistem komando.

Oleh karena itu, setiap orang yang masuk menjadi pengurus ataupun anggota

SAR Kendari tidak akan memperoleh imbalan (gaji) yang berupa apapun

kecuali penghargaan setinggi-tingginya. Pendanaan di SAR Kendari sendiri

hanya ditentukan sebagai dana operasional (akomodasi dan logistik) serta

untuk melengkapi sarana dan prasarana SAR, karena memang terbatasnya

dana yang diterima oleh SAR dari Pemerintah Daerah.

Sedangkan yang dimaksud dengan sistem komando di SAR Kendari

adalah SAR Kendari yang berada dibawah pimpinan seorang komandan, serta

dalam kerja berdasarkan keputusan dari pengurus (komandan) itu. Satu

perintah atau komando akan memudahkan sistem kerja SAR.

b) Usaha

Untuk mencapai tujuan diatas, diadakan usaha sebagai berikut:

1. Ke dalam

1) Mengembangkan SAR Kendari secara ilmiah.

2) Membina dan mendidik semua anggota SAR Kendari.


20

3) Mengusahakan bersama-sama sarana dan prasarana pendukung untuk

menunjang tujuan SAR Kendari tersebut.

2. Ke luar

1) Memupuk semangat persatuan, kesatuan dan kebersamaan dengan

mengadakan kerja sama dengan seluruh instansi pemerintahan terkait.

2) Mengadakan hubungan kerja sama dengan badan-badan ataupun

instansi pemerintahan dan swasta yang mempunyai visi dan misi

yang sama, baik di dalam Negeri maupun di Luar Negeri.

2.3.5. Syarat Untuk menjadi Tim Rescuer

Beberapa syarat khusus yang harus dipenuhi untuk menjadi tim penolong

(Rescuer) yaitu sebagi berikut:

1) Berusia paling tinggi 25 (dua puluh lima) tahun pada saat melamar.

2) Untuk melamar pria, memiliki tinggi badan minimal 165 cm serta memiliki

berat badan normal.

3) Untuk pelamar wanita, memiliki tinggi badan minimal 160 cm serta memiliki

berat badan normal.

4) Bagi pria tidak bertato/ bekas tato dan tidak ditindik/ bekas tindik telinganya

atau anggota badan lainnya, kecuali yang didisebabkan oleh ketentuan

agama/adat/ (dibuktikan dengan surat dari pemuka agama/adat).

5) Bagi wanita tidak bertato/ bekas tato dan tidak ditindik/ bekas tindik anggota

badan lainnya selain telinga dan tidak berlubang, tindik ditelinga lebih dari

satu pasang (telinga kiri dan kanan), kecuali yang disebabkan oleh ketentuan

agama/ adat (dibuktikan dengan surat dari pemuka agama/adat).


21

6) Memenuhi persyaratan fisik dan kesehatan dasar.

7) Tidak memiliki kelainan jantung.

8) Dapat berenang sejauh/ dengan jarak 25 (dua puluh lima) meter.

9) Tidak memiliki phobia ketinggian.

10) Tidak buta warna.

11) Belum pernah menikah secara hukum positif/ agama/ adat, belum pernah

hamil atau melahirkan, belum memiliki anak biologis (anak kandung) dan

sanggup untuk tidak menikah selama 2 (dua) tahun sejak diangkat dari CPNS.

12) Surat pernyataan seleksi calon pegawai Negeri Sipil Jabatan Rescuer pemula

Badan Pencarian dan Pertolongan dengan bermaterai Rp. 10.000.

2. 3. 6. Keanggotaan, Organisasi dan Pengurus Kantor SAR Kendari

1) Keanggotaan

Anggota SAR Kendari terdiri dari:

a) Anggota kehormatan

Anggota kehormatan diangkat dan di sahkan oleh pengurus SAR

Kendari . Anggota kehormatan diangkat dari tokoh yang berjasa dalam

pengembangan organisasi maupun dalam memajukan SAR Kendari.

b) Anggota biasa

Anggota biasa adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai jiwa

sukarela yang berdomisili di Kendari dan sekitarnya serta telah

dikukuhkan sebagai anggota setelah ditetapkan oleh pengurus.


22

c) Anggota magang

Anggota magang adalah warga Negara Indonesia yang mendaftarkan

diri sebagaia anggota SAR Kendari yang magang kepada SAR Kendari

dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh SAR Kendari.

Hak dan kewajiban Anggota yaitu:

a) Anggota berhak mengenakan pakaian identitas SAR Kendari dengan

lambang SAR Kendari.

b) Anggota kehormatan dapat dipilih menjadi anggota pengurus (kecuali

WNA) dan hadir dalam rapat-rapat sebagai peninjau.

c) Anggota wajib mentaati anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah

tangga (ART) serta keputusan-keputusan lainnya yang dikeluarkan oleh

pimpinan pelaksanaan SAR Kendari.

d) Anggota magang dapat melaksanakan operasi dan Latihan setelah

mendapatkan ijin dari pimpinan pelaksana dan bidang SAR Kendari yang

berwenang.

e) Anggota wajib menjaga dan menjunjung tinggi kehormatan SAR

Kendari.

f) Anggota berhak menyampaikan saran dan pendapat.

g) Hak-hak yang lain dan anggota tertulis dalam juklak..

Gugurnya keanggotaan terdiri dari:

a) Meninggal dunia,

b) Mengundurkan diri dari keanggotaan yang dinyatakan secara tertulis

kepada pengurus disertai alasan.


23

c) Diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat oleh pengurus

SAR Kendari karena melanggar Undang-undang Negara , AD/ART, serta

kode etik SAR Kendari.

d) Tidak mengikuti kegiatan SAR selama 6 bulan berturut-turut.

e) Anggota yang berhenti atau diberhentikan maka kedudukan atau

jabatannya secara otomatis gugur dan wajib menyerahkan seluruh atribut

SAR Kendari.

f) Anggota yang diberhentikan berdasarkan ketentuan pasal 5 sub C diatas,

pada tingkat terakhir dapat melakukan pembelaan di dalam musyawarah

luar biasa tanpa dapat diwakilkan kepada siapapun.

g) Keputusan pemberhentian batal demi keadilan bilamana musyawarah

luar biasa menyatakan keberatan atas keputusan tersebut.

Kartu anggota dibuat dan ditanda tanggani oleh Komandan SAR Kendari.

2) Organisasi

Organisasi SAR Kendari terdiri dari:

a) SAR Kendari merupakan organisasi sukarelawan yang bernaung pada

pemerintah daerah yang bergerak dalam bidang emergency dan social

kemanusiaan.

b) SAR Kendari berpegang pada garis komando.

c) SAR Kendari dipimpin oleh seorang Komandan dan Wakil Komandan.

3)Pengurus

Pengurus SAR Kendari terdiri dari :

a) Unsur Pimpinan
24

b) Unsur Pimpinan Pelaksana

c) Unsur Penunjang Pelaksana

d) Unsur bidang Pelaksana

Syarat-syarat menjadi pengurus yaitu:

a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b) Warga Negara Indonesia

c) Disiplin dan memiliki moral yang baik

d) Mempunyai kemampuan berorganisasi

e) Berdedikasi dan loyalitas pada organisasi

f) Mempunyai jiwa social kemanusiaan

Pengurus terdiri dari seorang komandan, seorang Wakil Komandan,

Sekretaris, bendahara , beberapa ketua bidang, antara lain Ketua Bidang

Operasional, Ketua Bidang Diklat dan Personalia dan seorang Ketua Bidang

Logistik.

Pengurus memimpin dan mengkoordinasikan segala kegiatan sesuai

lingkup wewenangnya. Komandan dan Wakil Komandan tidak

diperkenankan menduduki jabatan ketua/ wakil atau Komandan / wakil pada

organisasi lain. Kewajiban pengurus yaitu:

a) Melaksanakan AD dan ART serta keputusan -keputusan musyawarah

keluarga Besar SAR Kendari.

b) Memimpin dan menentukan kebijakan organisasi.

c) Melakukan hubungan dengan Pemerintah, organisasi-organisasi lain

untuk hal-hal yang berkaitan dengan search and rescue / SAR Kendari.
25

d) Khusus untuk hubungan dengan organisasi luar Negeri hanya dapat

dilakukan oleh pengurus SAR Kendari.

2.3.7 Pendapatan dan Pembiayaan Kantor SAR Kendari

1) Pendapatan

Pendapatan Kantor SAR Kendari diperoleh dari :

a) Iuran anggota SAR Kendari.

b) Bantuan dari instansi Pemerintahan.

c) Sumbangan dari masyarakat yang tidak mengikat.

d) Sumber-sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan pertauran

perundang-undangan yang berlaku maupun agama.

e) Usaha dana, badan usaha yang dimiliki SAR Kendari.

2) Pembiayaan

Biaya untuk mendukung kegiatan / operasi SAR Kendari dibebankan pada

APBD.

2. 3. 8 Kelengkapan Sarana dan Prasarana Kantor SAR Kendari

Kelengkapan sarana dan prasarana kerja sangat penting karena

memudahkan pegawai dalam bekerja. Jika sarana da prasarana yang diberikan

kepada pegawai tidak lengkap maka setiap pekerjaan yang dilakukan akan

menjadi kurang optimal. Selain sarana dan prasarana pada kantor SAR Kendari

seluruh perlengkapan kerja pegawai ditanggung oleh kantor, misalnya seperti

pakaian (baju kaos, pakaian olahraga , pakaian dinas, jaket), tas, sepatu PDL dan

topi (topi dan baret lapangan). Adapun rincian dari sarana dan prasaran Yng

dimiliki oleh kantor SAR Kendari dapat dilihat pada tabel berikut:
26

Tabel 2.1 Sarana Kantor SAR Kendari

No. Jenis Barang Jumlah/Unit


1. Rescue Boat 1 unit
2. Rescue Car 3 unit
3. Ambulance 1 unit
4. RIB 2 unit
5. Roda 2 4 unit
6. ATV 3 unit
7. Truk Personal 3 buah
8. Rescuer Comportament 1 unit
Sumber: Kantor SAR Kendari (2021)

Tabel 2.2 Prasaran Kantor SAR Kendari

No. Jenis Barang Jumlah


1. Ruang Fitnes 1 Unit
2. Ruang Rapat 1 unit
3. Pos keamanan 1 unit
4. Tempat parkir 1 unit
5. Kamar mandi 15 unit
6. Ruang medis 3 unit
7. Ruang Komputer 1 unit
8. Gudang Peralatan SAR 1 unit
Sumber: Kantor SAR Kendari (2021)

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang meneliti terkait kinerja organisasi pernah

dilakukan oleh Ria Ariany dan Roni Ekha Putera (2013) dengan judul penelitian

Analisis Kinerja Pemerintah dalam Memberikan Pelayanan Publik di Kota

Pariaman. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan dilakukan di 2

instansi berbeda yang menjadi fokus penelitian ini. Indikator yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain : akuntabilitas, produktivitas, kualitas,

responsivitas dan responsibilitas. Persamaan antara penelitian ini dengan

penelitian yang saat ini sedang dilakukan yaitu terletak pada faktor yang

mempengaruhi kinerja organisasi yaitu sumber daya manusia. Sementara untuk


27

perbedaan yaitu terletak pada indikator penilaian kinerja dan lokasi penelitian

dimana dalam penelitian ini dilakukan di 2 instansi, sementara lokasi dalam

penelitian yang dilakukan hanya 1 instansi.

Penelitian yang berjudul Kualitas Kinerja Organisasi Pemerintahan

ditulis oleh Yosef L. Wello (2014), Kinerja Organisasi Pemerintahan Desa

dalam Pembangunan di Desa Banua Ujung Kecamatan Embaloh Hulu

Kabupaten Kapuas Hulu oleh Adrinus Irwantoro (2014), dan Analisis Kinerja

Pemerintahan Kecamatan Dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Bone

Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo oleh Olivia F.C.Walangitan dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Selanjutnya penelitian mengenai gaya kepemimpinan dilakukan oleh

H.Anas Alhifni dan Hafidloh (2015) dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan

Mikro Syariah dan Prihatin Tiyanto, dkk dalam jurnal yang berjudul Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Dengan

Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Jepara), hasil dari kedua penelitian

tersebut mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap

kinerja organisasi.

Sementara Raluca-Elena Hurduzeu (2015) dalam jurnal yang ditulisnya

The Impact of Leadership on Organizational Perfomance dan supit

Wongyanon,dkk (2015) dalam jurnalnya Analysis Of The Influance of Leadership

Styles of Chief Executives to Organizational Perfomance of Local Organizatonal


28

in Thailand mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan baik gaya kepemimpinan

transformasional, transaksioanl, dan Laissez-faire positif mempengaruhi kinerja

organisasi.

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Perbedaan Metode


1. Ria Analisis Kinerja 1) Indikator penilaian Kualitatif
Ariany Organisasi kinerja yang
dan Pemerintahan digunakan berbeda
Roni dengan penelitian
Ekha yang akan
Putera digunakan.
(2013) 2) Lokasi dalam
penelitian ini
adalah 2 instansi,
sementara lokasi
penelitian yang
akan dilakukan
hanya 1 instansi.
3) Metode penelitian
kualitatif.
2. Yosef Kualitas Kinerja 1) Penilaian kinerja Deskriptif
L. Organisasi menggunakan kualitatif
Wello Pemerintahan elemen indikator
(2014) input, proses, dan
output.
2) Metode penelitian
kualitatif
3. Adrianu Kinerja 1. Indikator penilaiain Deskriptif
s Organisasi kinerja yang kualitatif
Irwantot Pemerintahan digunakan berbeda
o Desa dalam dengan penelitian
(2014) Pembangunan di yang akan
Desa Banua dilakukan.
Ujung 2. Metode penelitian
Kecamatan kualitatif.
Embaloh Hulu
Kabupaten
Kapuas Hulu.
4 H. Anas Pengaruh gaya 1. Alat analisis Kuantitatif
Alhifni kepemimpinan menggunakan (Model
dan dan budaya model persamaan persamaan
Hafidlo organisasi struktural struktural
29

h terhadap kinerja (strructural (strructural


(2015) lembaga Equation Equation
keuangan Mikro Modeling/SEM) Modeling/S
Syariah. sementara EM)
penelitian yang
akan dilakukan
menggunakan
koefisien korelasi
Spreaman Rank.
5 Raluca- The Impact of 1. Metode penelitian Kualitatif
Elena Leadership on menggunakan
Hurduz Organizational metode kualitatif.
eu Perfomance. 2. Menganalisis gaya
(2015) kepemimpinan
transformasi.
6 Supit Analysis of the 1. Penelitian ini Kuantitatif
Wongya Influence of menguji 3 gaya (frekuensi
non, Leadership kepemimpinan. persentil,
Andy Styles of Chiief 2. Terdapat 3 lokus korelasi
Fefta Executives to penelitian. person,
Wijaya, Organizational 3. Teknis analisis regresi
Mardi Perfomance of menggunakan berganda.
Yono, Local frekuensi, persentil,
M. Organization in korelasi person,
Saleh Thailand. regresi berganda
Soeaid
(2015)
7 Olivia Analysis kinerja 1. Penilaian kinerja Kualitatif
F.C Pemerintah menggunakan 14
Walangi Kecamatan indikator.
tan Dalam 2. Metode penelitian
Pelayanan kualitatif.
Publik di
Kecamatan Bone
Kabupaten Bone
Bolango
Provinsi
Gorontalo.
8 Prihatin Pengaruh gaya Alat analisis Kuantitatif
Tiyanto, Kepemimpinan, menggunakan regresi (regresi
Priagun budaya linear berganda linear
gHutom Organsasi sementara penelitian berganda)
o dan Terhadap yang akan digunakan
Akhma Kinerja menggunakan
d Organisasi koefisien korelasi
Taufik dengan Motivasi spearman Rank.
30

Kerja sebagai
Vaeriabel
Moderisasi
(Studi Empiris
Pada Dinas
Pariwisata dan
Kebudayaan di
Kabupaten
Jepara).
Sumber : Jurnal dan Hasil Penelitian, September-Oktober 2017

2.5 Kerangka Pikir

Agus Dwiyanto (1995) mengemukakan beberapa indikator yang dapat

digunakan dalam mengukur kinerja organisasi yaitu, efektivitas, akuntabilitas dan

responsivitas. Efektivitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan

prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan dan akan lebih efektif dalam

menilai. Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan

kegiatan organisasi publik yang memihak pada kepentingan masyarakat. Yang

dimaksud responsivitas disini adalah kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan.

Berpedoman pada pendapat diatas, bahwa organisasi publik mampu dan

mau mendengarkan serta peka terhadap apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi

masyarakat. Tingkat responsivitas yang akan diteliti adalah kemampuan

organisasi Kantor SAR dalam mersepon persoalan yang muncul dalam proses

pelaksanaan tugas dan fungsi untuk kemudian dikembangkan dan dituangkan

dalam kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat.

Disamping itu, pemahaman terhadap tugas-tugas dan fungsi masing-

masing seksi juga sangat diperlukan. Suatu organisasi dituntut untuk peka
31

terhadap tugas dan fungsinya baik secara individu maupun secara organisasi dan

juga tugas-tugas lain yang diberikan dari atasan sehinggah tujuan dari organisasi

yang dalam hal ini Kantor SAR Kendari akan tercapai.

Didalam mencapai tujuan dari organoisasi, diperlukan pemahaman

mengenai tugas dan fungsinya. Pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan

program yang telah disusun sebelumnya, sehingga visi dan misi dari organisasi

dapat tercapai. Selengkapnya kerangka pikir penulis ini dapat dilihat pada gambar

2.1 sebagai berikut:

Gambar 2. 1. Kerangka Pikir

KINERJA ORGANISASI

1. EFEKTIVITAS

2. AKUNTABILITAS

3. RESPONSIVITAS

(AGUS DWIYANTO, 1995)

PELAKSANAAN KEGIATAN
32

VISI / MISI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, metode ini digunakan

untuk mencari informasi-informasi dari pada informan. Penelitian tersebut bersifat


33

terbuka dan bebas yang bertujuan memberikan gambaran dan realita tentang

kinerja organisasi Kantor SAR Kendari.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi ini dilakukan pada Kantor Search and Rescue (SAR) Kendari yang

berada di Jl. Kapten Pierre Tendean Kecamatan Baruga Kota Kendari dengan

alasan karena SAR Kendari adalah suatu badan yang bertugas untuk mencari dan

menolong, sehingga pada penelitian ini ditujukan untuk dapat memperoleh

informasi tentang kinerja organisasi Kantor SAR Kendari.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian yang akan diwawancarai dipilih bedasarkan tujuan

penelitian dan memiliki kemampuan dan pemahaman yang akurat mengenai

Kinerja organisasi kantor SAR Kendari. Jumlah informan penelitian yaitu 4 orang

yang terdiri dari Kepala Urusan Umum Kantor Pencarian daan Pertolongan

Kendari, Kepala Subkesi Operasi dan Siaga Pencarian dan Pertolongan Kendari,

Operator Komunikasi dan Rescuer.

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

3.4.1 Jenis Data 33

Data dalam penelitian ini berasal dari dua (2) jenis , yaitu sebagai berikut:

1) Data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Sumber data primer didapatkan melalui kegiatan wawancara


34

dengan subjek penelitian dan dengan observasi atau pengamatan langsung

dilapangan (Sugiyono, 2016). Data dalam penelitian ini bersumber langsung

dari kantor search and rescue (SAR) Kendari.

2) Data sekunder, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama

dan telah tersusun dalam bentuk dokumen tertulis (Sujarweni, 2015) . Data

sekunder dalam penelitian ini yaitu mengambil data-data dokumen Kantor

search and rescue (SAR) Kendari.

3.4.2 Sumber Data

1) Wawancara (interview). Teknik pengambilan data dalam penelitian

dilakukan secara langsung dilapangan. Perolehan data tersebut akan didapat

melalui wawancara lisan anatar 2 orang atau lebih yang saling berhadapan

secara fisik.

2) Dokumentasi , yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan dan menyimpan bukti yang akurat berupa rekaman, video,

foto atau dokumen lainnya yang diperoleh dari sumber-sumber informasi..

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dengan mengorganisasikan

data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang harus dipelajari dan membuat

kesimpulan sehinggah mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono:2006).
35

Untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang ada sesuai

dengan tujuan penlitian maka metode yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah secara trianggulasi (gabungan, analisis data bersifat induktif dan hasil

lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono:2006).

Sebagaimana penjelasan diatas, data yang sudah diperoleh dalam

penelitian dikumpulkan, selanjutnya dikelompokkan untuk dijadikan sebagai

bahan masukan yang akan digunakan sebagai bahan bukti dalam pelaksanaan

penulisan ilmiah. Selanjutnya dilaksanakan konfirmasi terhadap informan lainya

untuk memperoleh data yang valid. Setelah data tersebut diolah, selanjutnya

dilakukan pembahasan terhadap data yang yang bersifat kualitatif dalam bentuk

deskriptif dengan menganalisa secara seksama.

Selanjutnya analisis data dilakukan secara induktif, yaitu penganalisaan

dengan cara menarik kesimpulan mengenai semua unsur-unsur penelitian yang

tidak diperiksa/teliti dalam penelitian mengenai kinerja Kantor SAR Kendari

setelah menyelidiki sebagian saja dari unsur-unsur sesuai penelitian yang telah

ditetapkan sebelumnya.

3.6 Defenisi Konseptualisasi

Defenisi konseptualisasi adalah pengertian, batasan dan ruang lingkung

penelitian yang digunakan untuk mempermudahkan pemahaman dalam

menganalisis data yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan dari hasil-


36

hasil pengamatan variabel yang ada. Yang termaksud dalam defenisi

konseptualisasi tersebut adalah Kinerja organisasi Kendari yang terdiri dari:

a. Efektivitas adalah gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam

mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterikatan nilai-nilai

yang bervariasi.

b. Akuntabilitas adalah adalah wujud pertanggungjawaban yang menjawab dan

menerangkan tentang tingkat manfaat kinerja/ penyelenggaraan kewenangan

dari seseoran atau badan hukum atau pimpinan kolektif suatu organisasi

kepada pihak yang memberi kewenangan.

c. Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan

program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Basarnas/ Kantor SAR Kendari


37

Badan SAR Nasional (disingkat Basarnas) adalah Lembaga Pemerintah

Non Kementrian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/ SAR). Basarnas mempunyai tugas

pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian potensi SAR

dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan

hilang atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta

memberikan bantuan dalam bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan

SAR Nasional dan Internasional. Secara jelas tugas dan fungsi SAR adalah

penanganan musibah pelayaran dan/atau penerbangan, dan/ atau musibah lainnya

dalam upaya pencarian dan pertolongan saat terjadinya musibah. Penanganan

terhadap musibah yang dimaksud meliputi 2 hal pokok yaitu pencarian (search)

dan pertolongan (rescue).

Sejarah Basarnas dimulai dengan terbitnya keputusan Presiden No.11

Tahun 1972 tanggal 28 Februari 1972 tentang Badan SAR Indonnesia (BASARI),

dengan tugas pokok menangani musibah kecelakaan dan pelayaran. BASARI

berkedudukan dan bertanggungjawab kepada Presiden dan sebagai pelaksana di

lapangan diserahkan kepada PUSARNAS (Pusat SAR Nasional) yang diketuai

oleh seorang pejabat dari Departemen Perhubungan.

Pada Tahun 1980 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

KM.91/OT.002/Phb-80 dan KM 164/OT.002/Phb-80, tentang Organisasi dan tata

kerja Departemen Perhubungan, PUSARNAS menjadi Badan SAR Nasional


37
(BASARNAS). Perubahan struktur organisasi BASARNAS mengalami perbaikan

pada tahun 1998 berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan KM.80 tahun


38

1998, tentang Organisasi dan Tata Kerja BASARNAS dan KM. Nomor 81 tahun

1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR. Pada tahun 2001, struktur

organisasi BASARNAS mengadakan perubahan sesusai dengan Keputusan

Menteri Perhubungan KM. Nomor 24 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Departemen Perhubungan dan Keputusan Menteri Perhubungan No. 79

tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Search and Rescue (SAR).

Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat mengenai pelayanan jasa SAR

dan adanya perubahan situasi dan kondisi Indonesia serta untuk terus mengikuti

perkembangan IPTEK, maka organisasi SAR di Inodonesia terus mengalami

penyesuaian dari waktu ke waktu. Organisasi SAR di Indonesia saat ini diatur

dengan Peraturn Menteri Perhubungn No.KM 43 Thun 2005 tentang Organsasi

dan Tata Kerja Departemen Perhubungan dan Keputusan Menteri Perhubungan

No. KM 79 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor SAR.

Dalam rangka terus meningkatkan pelayanan SAR kepada masyarakat,

maka pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2006

tentang Pencarian dan Pertolongan yang mengatur bahwa pelaksanaan SAR (yang

meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong dan menyelamatkan jiwa manusia

yang hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran, dan atau/

penerbangan, atau bencana dan musibah lainnya) dikoordinasikan oleh

BASARNAS yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Presiden. Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah tersebut, BASARNAS berusaha

mengembangkan organisasinya sebagai lembaga Pemerintah Non Departemen


39

sebagai upaya menyelenggarakan pelaksanaan SAR yang efektif, efesien, cepat,

handal dan aman.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, BASARNAS mempunyai Unit

Pelaksanaan Teknis (UPT) daerah yang disebut Kantor SAR. Kantor SAR adalah

Unit Pelaksana Teknis di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue)

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan SAR

Nasioanal. Kantor SAR di pimpin oleh seorang Kepala Kantor SAR, secara teknis

administrasi dibina oleh Sekretaris Utama dan secara teknis Fungsional dibina

oleh Deputi Bidang Operasi SAR dan Deputi Potensi SAR. Saat ini terdapat 34

Kantor SAR yang terdiri dar 12 Kantor SAR Kelas A dan 22 Kantor Kelas B.

Kantor SAR mempunyai wilayah tanggung jawab untuk melaksanakan

pembinaan, koordinasi dan pelaksanaan operasi SAR di wilayahnya.

Tabel 4. 1 Kantor SAR Kelas A dan Kelas B

Kelas A Kelas B
40

1. Kantor SAR Medan 1. Kantor SAR Pekanbaru


2. Kantor SAR Jakarta 2. Kantor SAR Tanjung Pinang
3. Kantor SAR Surabaya 3. Kantor SAR Pangkal Pinang
4. Kantor SAR Denpasar 4. Kantor SAR Palembang
5. Kantor SAR Makassar 5. Kantor SAR Palu
6. Kantor SAR Biak 6. Kantor SAR Pontianak
7. Kantor SAR Manado 7. Kantor SAR Banjarmasin
8. Kantor SAR Padang 8. Kantor SAR Balikpapan
9. Kantor SAR Semarang 9. Kantor SAR Ternate
10.Kantor SAR Lampung 10. Kantor SAR Kendari
11.Kantor SAR Bandung 11. Kantor SAR Kupang
12. Kantor SAR Banda Aceh 12. Kantor SAR Ambon
13. Kantor SAR Mataram
14. Kantor SAR Jayapura
15. Kantor SAR Sorong
16. Kantor SAR Timika
17. Kantor SAR Merauke
18. Kantor SAR Yogyakarta
19. Kantor SAR Jambi
20. Kantor SAR Gorontalo
21. Kantor SAR Bengkulu
22. Kantor SAR Monokwari

Sumber :http://www.basarnas.go.id(2011)

Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) BASARNAS adalah Kantor SAR

Kendari. Kantor SAR Kendari berdiri dengan adanya kejadian kecelakaan kapal

Veri Rahmat Bahari tahun 1998. Oleh karena itu, pusat mendirikan Pos Aju (pos

SAR) Kendari di tahun 1999.

4. 1. 2 Arti dan Lambang SAR


41

Gambar 4. 1

KETERANGAN:

a. DASAR

Warna kuning hijau adalah warna “pare anom” yang menurut sejarah dan

tradisi Bangsa Indonesia menandakan kesuburan Tanah Air Kita yang

diperuntukkan kesejahteraan rakyat. Wilayah Indonesia dari Sabang samapai

Merauke terdiri dari 13.677 Pulau/ Kepulauan pada posisi silang antara dua

(2) benua dan dua (2) samudera, dengan mengandung kekayaan bumi dan

air.

b. SAR NASIONAL

Tulisan SAR Nasional dengan warnah merah sebagai ketegasan dalam

melaksanakan tugas kemanusiaan yang meliputi seluruh wilayah dengan

tekad para petugasnya untuk bertindak dengan cepat, tepat dan berani setiap

saat diperlukan.

c. BINTANG
42

Jumlah bintang sebanyak 5 buah menggambarkanbahwa Pancasila merupakan

falsafah Negara Republik Indonesia dan sebagai pandangan hidup dari bangs

akita, yang mana pada sila kedua ialah “ Kemanusiaan Yang Adil dan

Beradab” merupakan ciri khas tugas SAR Nasional yang selalu berkaitan

dengan ke empat sila lainnya.

d. AVIGNAM JAGAT SAMAGRAM

Namun demikian, sila pertama dari Pancasila sebagai suatu keyakinan setiap

petugas SAR bahwa segala tugas ini di Ridhoi Tuhan Yang Maha Esa dengan

tetap berdoa “ Semoga Selamatlah Alam Semesta”.

4. 1. 3. Visi dan Misi Kantor SAR Kendari

a. Visi SAR

Visi Kantor SAR adalah mewujudkan pelaksanaan operasi SAR pada

setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal dan aman.

b. Misi SAR

Adapun Misi dari pada Kantor SAR Kendari terdiri dari 2 yaitu:

a) Menyelenggarakan operasi pencarian dan pertolongan yang efektif ,

terintegrasi dan berstandar Internasional dalam rangka memberikan rasa aman

bagi seluruh Negara dalam bertransportasi maupun dalam menghadapai

kejadian yang membahayakan manusia.

b) Menguatkan sistem penyelenggaraan pencarian dan pertolongan melalui

pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia , sarana dan prasarana serta

sistem komunikasi pengintergrasian seluruh potensi pencarian dan

pertolongan serta penguatan kerangka regulasi dan kelembagaan.


43

4. 1. 4 Struktur Organisasi Kantor SAR Kendari

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal

organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi,

dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins : 2007).

Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur orgnaisasi

menggambarkan kerangka dan susunan hubugan diantara fungsi, bagian atau

posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur organisasi sebagai

wadah untuk menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan

terhadap atasan . Peraturan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Nomor 5

Tahun 2019 Tentang perubahan atas peraturan kepala Badan Nasionl Pencarian

dan Pertolongan Nomor 16 TAHUN 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Pencarian dan Pertolongan . Dari penjelasan diatas dapat dgambarkan pada

bagan berikut:

Gambar 4. 2

KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KELAS A


44

KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN


KELAS A

SUB BAGIAN UMUM

SEKSI SUMBER DAYA PENCARIAN


SEKSI DAN PERTOLONGAN
OPERASI DAN SIAGA
PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Keterangan :

a.) Kepala Seksi Umum (KASUBAG UMUM)

Tugas Kepala Umum adalah sebagai berikut:

1) Merencanakan program Kegiatan Sub Bagian Umum berdasarkan

rencana dan program kerja Kantor SAR Kendari dan ketentuan yang

berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

2) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik

lisan maupun tertulis.

3) Melaporkan pelaksanaan tugas di lingkup Sub Bagian Umum dengan

cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja

dimasa akan datang.


45

4) Mengevaluasi kegiatan Sub Bagian Umum dengan cara membandingkan

rencana dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk pelaporan

pelaksanaan kegiatan.

5) Mengelola administrasi umum, persuratan berdasarkan ketentuan yang

berlakuguna tertib administrasi.

6) Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, kehumasan, hukum dan

pelayanan kesehatan berdasarkan ketentuan yang berlaku guna

kelancaran pelaksanaan tugas, mendata, melaporkan dan mengingatkan

kegiatan-kegiatan Kepala Kantor SAR sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan.

b.) Seksi operasi dan siaga pencarian dan pertolongan adalah unsur pelaksana

Sebagian tugas dan fungsi badan Nasional Pencarian dan Pertolongan di

bidang operasi pencarian dan pertolongan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Badan Nasional Pencarian dan

Pertolongan.

c.) Seksi sumber daya pencarian dan pertolongan

Mempunyai tugas melakukan pengelolaan sarana dan prasarana serta

perangkat dan peralatan komunikasi, pelaksanaan pelatihan dan bimbingan

teknis tenaga dan potensi, serta permasyarakatan pencarian dan pertolongan.

d.) Kelompok jabatan fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-


46

undangan yang terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam

kelompok sesuai dengan bidang tugas keahliannya, dikoordinasikan oleh

seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala kantor pencarian

dan pertolongan.

Di dalam melaksanakan stugas dan pekerjaan, Kantor SAR Kendari

memiliki jumlah pegawai sebanyak l17 orang. Berikut ini daftar pegawai di

Kantor SAR Kendari menurut umur dan jenis kelamin, tingkat Pendidikan, yaitu:

Tabel 4. 2 Daftar pegawai menurut umur dan jenis kelamin

No. Golongan Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 19 - 30 ta hun 29 10 39

2 31 - 40 tahun 56 5 61

3 41 – 50 tahun ke atas 17 - 17

Total 117

Sumber: Kantor SAR Kendari (2021)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah terbesar pegwai menurut

kelompok umur dan jenis kelamin adalah pada kelompok umur dan jenis kelamin

adalah pada kelompok umur 31 - 40 tahun.

Tabel 4. 3 Tingkat Pendidikan Pegawai di Kantor SAR Kendari

NO PENDIDIKAN PNS CPNS JUMLAH


1 S2 4 - 4
2 S1 12 - 12
3 D3 11 1 12
47

4 SMA/SMK 83 6 89
Total 117
Sumber: Kantor SAR Kendari (2021)

Didalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Kantor SAR Kendari

bergantung pada APBD yang digunakan untuk kegiatan operasional selama kurun

waktu 1(satu) tahun anggaran dan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 4. Anggaran Operasional Kantor SAR Kendari

No Kegiatan Alokasi Dana (RP)


1. Anggaran belanja pegawai 4.634.776.000
2. Anggaran belanja barang operasional 6.080.000.000
Total 10.714.776.000
Sumber: Kantor SAR Kendari (2021)

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa dana yang diberikan untuk

Kantor SAR Kendari adalah untuk kegiatan operasioanl Kantor SAR Kendari.

Menurut Perpres No. 99 tahun 2007 dalam melaksankan tugas setiap

pimpinan satuan organisasi SAR wajib melaksanakan pengawasan terhadap

satuan organisasi dibawahnya, penyiapan rumusan kebijakan pengawasan intern,

pelaksanaan pengawasan terhadap kinerja melalui evaluasi, pemantauan dan

kegiatan pengawasan lainnya. Berikut adalah hasil pemeriksaan yang diperoleh

dari data rekapitulasi absensi kehadiran dan ketidakhadiran pegawai pada bulan

Juni 2021 di Kantor SAR Kendari dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.5. Rekapitulasi Absensi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai

Kantor SAR Kendari pada Bulan Juni 2021.

No. Hari Jumlah Hari Kerja Sakit Izin Alpha Jumlah


Pegawai Efektif (orang) (orang) (orang)
1 Senin 117 21 - - - -
2 Selasa 117 21 - - - -
3 Rabu 117 21 - - - -
4 Kamis 117 21 - - - -
48

5 Jumat 117 21 - - - -
Sumber : Kantor SAR Kendari, Juni 2021

Berdasarkan dari tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa yaitu tingkat

kehadiran masuk pegawai sangat bagus, karena seluruh pegawai dalam bulan

Juni tidak ada yang menggajukan izin, alpa, serta sakit.

4.1.5 Sistem Kerja / Operasi dan Laporan Kantor SAR Kendari

Dalam menjalankan tugasnya, SAR Kendari mempunyai sistem kerja yang

telah ditetapkan dan disepakati Bersama. Penulis mendapatkan penjelasan

mengenai operasi SAR Kendari dari wawancara dengan pengurus SAR Kendari,

bidang Operasional, Hidayat yang mengatakan:

“…..Mengenai Operasi SAR ini, sudah ada aturan dari Badan SAR
Nasional sebagai badan yang menjadi titik tolak peraturan untuk sistem
operasi SAR. Dalam menjalankan operasi SAR pertama yang dilakukan
bila mendapatkan laporan adalah mengkonfirmasi berita tersebut, apakah
benar atau tidak, jika benar maka para anggota dan pengurus akan
melakukan koordinasi untuk mengatur atau membagi tugas saat terjun
kelapangan. Dalam koordinasi itu juga nantinya dibentuk susunan
organisasi lapangannya, antara lain SC, SMC dan SRU. Yang menjadi SC
dalam aturan adalah Komandan SAR, terus yang jadi SMC itu orang yang
ditunjuk, atau biasa disebut ketua lapangan, da nantinya akan dibantu oleh
seorang recording. Recording itu orang yang mencatat semua hal yang
diperlukan untuk pembuatan laporan. Terus yang terakhir adalah Sru. Nah
Sru itu nanti yang bekerja secara langsung untuk mencari atau
mengevakuasi korban di TKP (Tempat Kejadian Perkara)…..”
(wawancara 24 Agustus 2021)

Hal serupa juga dikemukakan oleh Rescue , Bambang mengatakan:

“…sistem kerja SAR Kendari adalah sistem komando . Hal tersebut dapat
dilihat ataupun diamati dalam pelaksanaan operasi SAR itu sendiri.
Sebelum terjun dan bersentuhan dengan korban, terlebih dahulu kita
mengadakan koordinasi antar sesama anggota dan pengurus SAR.
Didalam koordinasi itu akan dipilih SMC. SMC adalah orang yang
mengkoordinatori operasi SAR. ..” (wawancara 24 Agustus 2021)
49

Dalam melaksanakan setiap operasinya SAR Kendari mempunyai sistem

operasi yang sudah ditetapkan dalam peraturan. Sistem atau susuan operasi ini

menyangkut tentang peran maing-masing orang dalam menjalankan tugasnya agar

setiap orang mampu bekerja maksimal sesuai dengan porsinya tanpa ada

ketimpangan tugas yang terjadi. Hal ini mengharuskan dibentuknya sebuah sistem

organisasi kecil di dalam organisasi SAR itu sendiri, tetapi hanya bersifat

sementara, yakni selama operasi dilangsungkan. Hal ini dilakukan untuk

mengoptimalkan koordinasi dan komunikasi antara sesama anggota SAR Kendari

itu sendiri dan berbagai pihak yang turut membantu dalam operasi.

Sistem koordinasi dan sistem kerja SAR Kendari dapat dilihat dalam

bagan berikut:

Gambar 4 . 3. Sistem koordinasi dan sistem kerja SAR

PEMERINTAH DAERAH

SC

OSC

SMC

RECORDING SRU II SRU IIII SRU VI


SRU I
50

Keterangan:

a. SC ( SAR Coordinator)

SC adalah orang yang mempimpin organisasi SAR yaitu Komandan SAR

Kendari itu sendiri yang berkepentingan sebagai pelindung dalam

penyelnggaraan operasi SAR.

b. OSC

OSC adalah orang yang mengkoordinatori banyak misi SAR Kendari

kebanyakan dalam hal penyelenggaraan operasi. biasanya kedudukan itu ini

dimiliki oleh kepala bagian opersional atau yang mewakili dari bidang

operasional.

c. SMC (SAR Mission Coordinator)

SMC adalah seorang pemimping operasi SAR itu sendiri. Dia bertugas untuk

mengkoordinasikan beberapa SRU, yang bergerak dilapangan. Dia bertugas

dari awal pencarian atau pertolongan sampai dengan proses pelaporan operasi

kepada pemerintah daerah. Yang meduduki posisi ini bisa siapa saja yang

dianggap mampudan bertanggung jawab dengan tugasnya tetapi selain

anggota magang. SMC akan didampingi oleh seorang recording . Recording

adalah seseorang yang bertugas mencatat segala hal yang perlu. Hal ini

berfungsi untuk membuat laporan ke Pemerintah Daerah setelah operasi

selesai. Pencatatan oleh recording mencakup: tempat dan waktu kejadian

korban (baik yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia, saksi

mata, pelapor, kerugian dan penolong yang bergerak dalam operasi tersebut.
51

Selain itu, segala hal yang menyangkut perubahan dan perkembangan situasi

selalu dicatat dalam tempo waktu yang sudah diperkirakan. Jika ada pendirian

dapur umum dan pendistribusian logistic juga akan dicatat oleh recording

antara lain: barang masuk, barang keluar, barang yang diputuhkan, barang

yang dapat dialokasikan, dan lai sebagainya.

d. SRU (SRU I, SRU II, SRU III,……)

SRU adalah satuann-satuan kerja yang nantinya akan terjun langsung dilokasi

kejadian bencana sesuai dengan skill dan tugasnya masing-masing. Satuan-

satuan kerja ini biasanya dibagi berdasarkan kemampuan masing-masing

anggota. Atau jika bencana terjadi dan penanganannya memerlukakan waktu

yang mencapai berhari-hari, biasanya akan di shift dalam bentuk SRU

tersebut. Sebagai contoh dalam bencana Banjir Konawe Utara Tahun 2018.

Karena dalam penanganan dan dilanjutkan mittigasinya memerlukan waktu

yang tidak sedikit maka anggota SAR atau penolong akan dibagi dalam

beberapa shift untuk beberapa hari (biasanya roling dan akan dilakukan setiap

satu minggu sekali).

Dalam melakukan operasi SAR terlebih dahulu penolong atau rescue harus

memahami beberapa keadaan emergency atau keadaan darurat. Terdapat 3

keadaan darurat. Tiga (3) keadaan darurat merupakan fase dimana suatu sistem

transportasi mengalami keadaan darurat. Fase ini tidak harus berurutan dari

pertama sampai ke tiga. Dengan demikian keadaan daruraat bisa langsung

disttresfa sehingga operasi SAR harus segera dilaksanakan.

1) Fase pertama adalah “meragukan” ( uncertainly phase / INCERFA).


52

Tahap ini merupakan tahap dimana kondisi korban bencana tanah longsor

dalam keadaan meragukan karena mengalami loss atau hilang dari tempat

tinggal / tidak berada ditempat.

2) Fase kedua adalah “mengkhawatirkan” ( Alert phase/ ALERFA).

Merupakan kelanjutan dari tahap INCERFA dimana korban atau yang diduga

korban tanah longsor dalam keadaan mengkhawatirkan karena

keselamatannya terancam.

3) Fase Memerlukan Bantuan ( Distress Phase/ DISTRESSFA).

Merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA dimana penumpang warga

masyarakat atau korban tanah longsor memerlukan bantuan karena keadaan

darurat, tertimpa bangunan atau tertimbun tanah.

Selain yang dejelaskan diatas, ada lagi 5 tahapan dalam Operasi SAR.

Penyelenggaraan Operasi SAR dilaksanakan melalui 5 tahap rangkaian Tindakan

yang dilakukan oleh suatu organisasi SAR dalam merespon suatu kejadian

musibah, dimulai sejak diketahuinya ada musibah hinggah akhir penanganan

musibah tersebut. 5 tahap tersebut yaitu :

1) Tahap Menyadari (Awareness Stage)

Merupakan tahap disadari / diketahuinya adanya keadaan darurat atau

musibah yang mengancam keselamatan jiwa warga masyarakat . dalam tahap

ini kecepatan informasi awal yang disampaikan sangat penting untuk dapat

mencegah keadaan darurat/ musibah lebih lanjut. Informasi awal bisa berasal

dari pesawat telepon atau HT yang mengalami distress, unit-unit siaga ( ATS,
53

Radio Pantai), atau masyarakat umum yang mendengar dan menyaksikan

terjadinya musibah.

2) Tahap Tindak Awal ( Initial Action Stage)

Kegiatan awal dengan melaksanakan aksi setelah disadari adanya keadaan

darurat seperti melaksanakan Tindakan-tindakan sebagai berikut: menentukan

jenis keadaan darurat / musibah yang terjadi, menyiagakan fasilitas SAR, dan

pencarian awal dengan menggunakan alat komunikasi.

3) Tahap Perencanaan (Planning Stage)

Pada tahap ini disusun rencana operasi pencarian, pertolongan , dan

penyediaan tempat perawatan medis setelah evakuasi medis.

4) Tahap Operasi (Operation Stage)

Merupakan tahap pelaksanaan operasi berdasarkan rencana yang telah

dilaksanakan.

5) Tahap Akhir Penugasan (Conclusion Stage)

Dalam tahap ini berarti pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan/

penyelamatan dinyatakan telah selesai, semua SRU dikembalikan ke kesatuan

masing-masing dan SMC membuat laporan.

Dalam buku Komunikasi Organisasi karya Abdullah Masmuh menjelaskan

bahwa penyebaran pesan secara berurutan disampaikan secara bertahap. Bertahap

disini maksudnya adalah sesuai dengan struktur organisasi dalam perusahaan.

Proses penyampaian atau meneruskan laporan musibah yang diterima Kantor


54

SAR Kendari dari pelapor meliputi komunikasi vertical (dari bawah keatas). Ini

dilakukan agar pelaporan musibah yang diterima oleh petugas siaga komunikasi

Kantor SAR Kendari dapat disalurkan dan diketahui oleh setiap bidang yang

berada di Kantor SAR Kendari terutama bidang yang berkaitan dengan

pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Kak Inshy selaku petugas

operator komunikasi Kantor SAR Kendari, mengatakan:

“….begitu laporan kita terima di Kantor SAR Kendari dan dinyatakan


valid atau benar, maka laporan itu diteruskan ke kepala jaga harian
kemudian ke kepala seksi operasi dan ke kepala kantor hinggah ke kantor
Basarnas pusat, maka petugas siaga komunikasi dan kepala kantor SAR
Kendari berkoordinasi dengan instansi yang terkait dengan pelaksanaan
operasi pencarian dan pertolongan.” (wawancara 24 Agustus 2021)

Kemudian Bapak Hidayat, selaku kepala Operasi SAR, mengatakan

bahwa:

“…begitu laporan kita terima dikantor SAR Kendari dan dinyatakan valid
atau benar, maka laporan itu diteruskan ke kepala jaga harian kemudian ke
kepala seksi operasi dan kepala kantor. Kemudiaan kepala kantor
memberikan perintah pelaksanaan operasi SAR kepada tim Rescuer
Kantor SAR Kendari dan juga kepada personil yang berada dikapal KN
SAR Pacitan yang berada di dermaga kawasan timur dan juga personil
yang berada di kapal KN SAR Pacitan yang berada dikawasan timur
memerintahkan personil dari kantor SAR Kendari menuju kapal KN SAR
Pacitan berangkat meuju lokasi musibah terjadi dengan menggunakan alat
kapal KN SAR Pacitan yang berada didermaga Kawasan timur. Kemudian
selagi operasi berlangsung dan kita menunggu laporan tim yang sedang
menuju lokasi musibah maka kepala kantor memberikan perintah kepada
personil tim rescuer lainnya untuk membuka posko dan menyusun struktur
organisasi SAR.” (wawancara 24 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan dari Kak Inshy dan Bapak Hidayat tersebut

peneliti menganalisis bahwa Ketika kantor SAR Kendari menerima laporan

terjadinya sebuah musibah maka penyebaran atau penyampaian informasi laporan


55

musibah disalurkan atau disampaikan bertahap sesuai dengan struktur organisasi

petugas siaga pelaksanaan operasi SAR. Proses komunikasi dalam hal substansi

hasil wawancara tersebut dapat dilihat bagaimana proses penyampaian pesan itu

dilakukan sepenuhnya sudah memenuhi unsusr-unsur komunikasi didalamnya.

Pada zaman sekarang, penyebaran pesan serentak diperusahaan atau

instansi sangatlah muda dilakukan. Karena banyak teknologi yang memudahkan

manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Sebut saja mesin fax, internet, telepon

dan lain-lain. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Kak Bambang selaku

Rescuer di Kantor SAR Kendari mengatakan bahwa:

“….komunikasi antara tim yang berada dilokasi musibah dengan


pimpinan atau personil yang berada diposko tetap berjalan dengan baik
karena kita berkomunikasi dengan menggunakan HT (Handy Talk.
Komunikasi menggunakan HT juga menggunakan kode yaitu untuk kapal
disebut rescue boat , untuk korban disebut hiu, untuk penyelam disebut
lumba-lumba dan untuk pimpinan operasi disebut SMC. Personil yang
berada dilapangan atau lokasi musibah baik tim yangb berada diatas selalu
memberikan laporan setiap perkembangan ataupun pergerakan yang tim
lakukan dilapangan .” (wawancara 24 Agustus 2021)

Dalam melakukan koordinasi antar wilayah rawan bencana SAR Kendari

yang dibantu oleh Kesbang Pol melakukan cek keadaan wilayah masing-masing

kecamatan dan beberapa titik penting lainnya. Melalui pesawat HT yang dimiliki

oleh Kesbang Pol Kendari , SAR Kendari melakukan pemantauan wilayah yang

dilakukan setiap hari pukuk Tujuh malam. Setiap kecamatan akan melaporkan

situasi wilayah mereka masing-masing melalui pesawat HT yang telah dimiliki

oleh seluruh kecamatan. Pemantauan seperti ini merupakan tugas dari regu piket

SAR Kendari, inshy sebagai Operator Komunikasi mengatakan bahwa:


56

“… selain sistem kerja yang telah ditentukan, kita juga punya tim kerja
setiap harinya, atau yang biasa disebut piket harian Dik. Piket harian
tersebut terjadwal . yang termasuk dalam regu piket adalah semua
pengurus dan anggota tanpa terkecuali. Piket merupakan tugas wajib Dik,
agar sewaktu-waktu terjadi insiden kita telah siap. Mereka yang bertugas
untuk piket akan melakukan pemantauan wilayah Se Kota Kendari dengan
menggunakan pesawat HT, dilakukan setiap harinya dan setiap jam 7 an
gitulah Dik”. ( wawancara 24 Agustus 2021)

Dalam menjalankan tugasnya pegawai SAR mendapatkan jaminan keselamatan

kerja dan kesehatan kerja yang seperti yang dilakukan wawancara dengan Bapak

Hidayat , mengatakan:

“….. semua pegawai baik yang PNS dan ASN meupun kontrak dalam
PNPN itu memiliki jaminan keselamatan. Jadi seperti secara umum kalau
PNS/ ASN ada Namanya Askes (Asuransi Kesehatan) dari BPJS termasuk
juga dengan yang PNPN dan juga ada jaminan keselamtan kerja jika
terjadi kecelakaan bahwa kita sudah diberikan tunjangan dari pekerjaaan
yang beresiko tinggi. Karena kita bekerja memiliki resiko sehingga kita
diberikan tunjangan resiko tinggi. Sama halnya dengan yang kontrak atau
PNPN dimana pekerjaan itu terjamin dari surat perintah maka itu sudah
terjamin dari keselamatan kerjanya. Jadi kita harus bekerja sesuai dengan
prosedur, menggunakan alat pelindung diri sesusai dengan situasi dan
kondisi.” (wawancara 24 Agustus 2021)

4. 2. Kinerja Kantor SAR Kendari

Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena

dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai

misinya. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja maka upaya untuk

memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara lebih terarah dan sistematis.

Kinerja tentang kinerja Kantor SAR khususnya SAR Kendari dengan

peran yang diembannya memiliki nilai yang strategis, sehingga informasi tentang

kinerja organisasi ini menjadi penting untuk diketahui. Untuk melakukan


57

penilaian terhadap kinerja suatu organisasi, maka diperlukan indikator baik pada

tataran in i indikator menggambarkan tingkat pencapaian atau tujuan yang telah

ditetapkan baik dalam konteks pencarian mau penolongan.

4.2.1 Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dicapainya keberhasilan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Supriyono (2000),

efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat tanggung jawab

dengan sasaran yang mesti dicapai. Semakin besar kontribusi dari pada keluaran

yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan

efektif pula unit tersebut.

Dengan demikian efektivitas merupakan suatu tindakan yang mengandung

pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dan

menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian tujuan.

Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran (output) tidak

berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka pengukuran

efektivitas sering menghadapi kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektivitas

tersebut karena pencapaian hasil (outcome) seringkali tidak dapat diketahui dalam

jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah prpgram berhasil,

sehingga ukuran efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif (berdasarkan

pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya apabila mutu yang

dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.

Menurut pendapat Sudarman Danim (2004) dalam bukunya “Motivasi

Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok” menyebutkan ukuran efektivitas yaitu:


58

1) Jumlah hasil yang dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau

bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat

dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran

(output).

2) Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukurandalam efektivitas ini dapat

kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif

(berdasarkan pada mutu).

3) Produk kreatif, artinya penciptaan hubungan kondisi yang kondusif dengan

dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.

4) Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam

suatu tingkatan intens sesuatu dimana adanya rasa saling memiliki dengan

kadar yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa ukuran dari pada efektivitas harus

adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran. Ukuran dari pada

efektivitas harus adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja

yang kondusif serta intensitas yang tinggi artinya adanya keadaan rasa saling

memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

Efektivitas di ukur dari kesesuaian antara kebijkan dengan pelaksanaan

tugas dan pekerjaan dengan hasil yang dicapai. Efektivitas dilihat dari kesesuaian

kebijakan dengan tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh masing-masing

pegawai di Kantor SAR Kendari dapat dilihat melalui wawancara dengan Bapak

Idham, selaku Kepala Urusan Umum Kantor SAR Kendari yang mengatakan

bahwa:
59

“….Pada dasarnya kebijakan yang dilaksanakan oleh Pimpinan sudah


sesuai dengan tugas dan pekerjaan kami, tetapi ada kebijakan yang bukan
bidang tugas kami yang harus dilaksanakan karena sudah merupakan
prioritas sehinggah kami harus melaksanakannya, sehinggah hal tersebut
mempengaruhi pelaksanaan tugas dan pekerjaan kami sendiri, apalagi
pekerjaan kami juga mendesak untuk segera diselesaikan..” ( wawancara
24 Agustus 2021)

Kasi pelayanan umum yang berhadapan langsung dengan para

pegawai/karyawan harus berkonsentrasi pada pekerjaannya. Pegawai yang

membutuhkan surat keterangan maupun data lainnya harus mendapatkan

pelayanan secara langsung pada hari itu juga. Tugas dan pekerjaan kasi pelayanan

umum yang dituntut memberikan pelayanan yang maksimal tetapi karena

kebijakan dari pimpinan harus dilaksanakan sebagai bentuk dari loyalitas.

Wawancara dengan Bapak Idham, selaku Kepala Urusan Umum Kantor SAR

Kendari yang mengatakan bahwa:

“ Kebijakan yang diambil oleh pimpinan bukan kaitannya dengan tugas


pokok dan fungsi tetapi lebih kepada kebijakan yang bersifat membantu
tugas dan pekerjaan salah satu kasi sehinggah tidak menyimpang dari
ketentuan yang sudah ditetapkan.” ( wawancara 24 Agustus 2021)

Sesuai uraian diatas dijelaskan bahwa kebijakan yang diambil tidak akan

menyimpang dari tugas pokok dan fungsi staf/pegawai yang akan bisa

mempengaruhi tujuan dari organisasi Kantor SAR Kendari. Kebijakan yang

diambil sifatnya hanya membantu tugas dan pekerjaan salah satu bagian sehingga

akan memperlancar pelaksanaan tugas Kantor SAR Kendari sebagai satu kesatuan

organisasi. Kebijakan yang diambil seharusnya memang tidak boleh bertentangan

dengan tugas pokok masing-masing seksi karena tugas dan pekerjaan sudah diatur

oleh peraturan yang ada. Kebijakan yang diambil seharusnya membuat tugas
60

pekerjaan menjadi lancar dan menambah motivasi bagi pegawainya dan

meningkatkan kemampuan dari pegawainya.

Berikut ini wawancara dengan pegawai SAR Kendari Kak Bambang

bertugas sebagai Rescuer, yang mengatakan bahwa:

“ …di dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang sifatnya


memerlukan kajian khusus, pimpinan mengambil kebijakan
melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait.” ( wawancara 24 Agustus
2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa kebijakan yang diambil

pimpinan tidak bertentangan dengan tugas dan pekerjaan masing-masing unsur

pelaksana di Kantor SAR Kendari. Kebijakan yang diambil memperlancar tugas

dan pekerjaan dan memberikan pembelajaran serta pengalaman kepada masing-

masing unsur di Kantor SAR Kendari.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas kebijakan yang diambil harus benar-benar

sesuai dengan prosedur yang ada dan tidak menyimpang dari ketentuan yang

kemungkinan timbul dari pengaruh kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.

Didalam melaksanakan tugas, diperlukan pemahaman yang mendalam sehinggah

hasil yang dicapai dapat optimal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Organisasi kantor SAR Kendari senantiasa berusaha memahami pekerjaan yang

dilaksanakan. Untuk meminimalisir kesalahan melaksanakan koordinasi dengan

pimpinan sehinggah hasil yang dicapai sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Pegawai yang kurang mengerti dan memahami tugas yang diberikan

dan tidak mau berkoordinasi dengan pimpinan tugas dan pekerjaan dapat

terlambat dan membutuhkan waktu lagi untuk menyelesaikannya sehinnga dapat

mempengaruhi pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang lain. Disamping hal tersebut
61

diperlukan kecermatan dan ketelatenan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan

sehinggah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Seperti wawancara

dengan Bapak Hidayat selaku kepala Kasi Operasi Dan Siaga yang mengatakan

bahwa:

“….Laporan-laporan yang kami buat bersifat rutin maupun insidentil kami


berusaha membuat tepat waktu sehinggah pelaksanaan tugas yang akan
datang tidak akan terhambat. Pekerjaan kami yang tidak selesai tepat
waktunya dan dilaporkan terlambat akan membawa akibat pekerjaan yang
akan datang juga terlambat.”( wawancara 24 Agustus 2021)

Pekerjaan yang tidak selesai pada waktunya dapat menghambat pekerjaan yang

lain sehinggah berpengaruh pada hasil yang dicapai. Tugas dan pekerjaan yang

dilaksanakan tepat pada waktunya akan berhasil secara optimal dibandingkan

dengan tugas dan pekerjaan yang karena terlambat. Tugas dan pekerjaan yang

terlambat penyelesaiannya dapat menyebabkan kurang optimal karena prosessnya

juga dilaksanakan pada waktu yang seharusnya untuk mengerjakan pekerjaan

lainnya. Dalam wawancara dengan Kak Bambang selaku Rescuer mengatakan

bahwa:

“.. kami mempunyai buku kegiatan baik itu bersifat rutin maupun tugas-
tugas yang mendadak dari pimpinan sehinggah dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan, saya mencatat di buku tersebut sehinggah waktu pelak
sanaan, maupun hasil yang telah dilaksanakan dapat terprogram dengan
baik.” ( wawancara 24 Agustus 2021)

Didalam melaksanakan kegiatan diperlukan perencanaan sehinggah hasil

yang dicapai dapat sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap unsur di Kantor SAR

Kendari telah mempunyai buku agenda kegiatan sehinggah waktu dan hasil

pekerjaan dapat diketahui. Buku tersebut sangat berguna dan membantu

pelaksanaan kegiatan karena waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan


62

pekerjaan dapat diketahui dan tidak menimbulkan keterlambatan pelaksanaan

tugas. Tugas dan pekerjaan yang diselesaikan tepat waktu memudahkan

penyelesaian program-program yang telah direncanakan dapat diselesaikan sesuai

dengan ketentuan yang ada tanpa terkendala oleh batas waktu dari pekerjaan yang

belum terselesaikan.

4.2.2 Akuntabilitas

Dilihat dari dimensi ini kinerja tidak bisa hanya dilihat dari ukuran

internal organisasi, seperti pencapaian target. Akan tetapi kinerja sebaliknya harus

dilihat dari ukuran eksternal seperti nilai dan norma masyarakat. Menurut Ghartey

(AKIP, 2000) akuntabilitas ditujukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan

yang berhubungan dengan pelayanan apa, siapa, kepada siapa, milik siapa, yang

mana dan bagaimana. Pertanyaan yang memerlukan jawaban tersebut antara lain

apa yang harus dipertanggung jawabkan, mengapa pertanggung jawaban harus

diserahkan, kepada siapa pertanggung jawaban diserahkan , dan siapa yang

bertanggung jawab terhadap berbagai kegiatan dan lain sebagainya.

Wahyudi Kumarotomo (2005) menyatakan bahwa akuntabilitas adalah

ukuran yang menunjukan apakah aktivis birokrasi publik atau pelayanan yang

dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai oleh

masyarakat dan apakah pelayanan publik mampu mengakomodasi kebutuhan

masyarakat yang sesungguhnya.

Dari penjelasan diatas mengisyaratkan bahwa kinerja organisasi dianggap

atau mempunyai akuntabilitas yang baik apabila organisasi tersebut dalam

melaksanakan kegiatannya tidak bertentangan dengan atura-aturan yang tumbuh


63

dan berkembang dalam masyarakat. Jadi, penilaian akuntabilitas ini lebih

legitimet apa bila telah memenuhi acuan-acuan yang ada di masyarakat.

Lebih lanjut oleh Lalono Krina (2003) menyebutkan bahwa alat ukur

yang dipakai dalam akuntabilitas publik antara lain yaitu:

a.) Visi dan misi organisasi.

b.) Uraian tugas atau pekerjaan.

c.) Acuan pelayanan seperti pilihan metode pelayanan, informasi tentang tingkat

pelayanan, mekanisme/ standar pelayanan, standar efesiensi, kapasitas dan

kualitas yang memadai.

d.) Produk kebijakan.

e.) Laporan keuangan (sistem pengelolaan keuangan).

f.) Penanganan pengaduan baik dari kotak pos, berita mass media, LSM, hasil

studi penelitian maupun monitoring independent.

g.) Penetapan kriteria untuk mengukur perfomansi apparat.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas dapat dilihat dari konsistensi

antara tugas dan fungsi masing-masing bagian dengan kegiatan yang dilaksanakan

oleh Kantor SAR Kendari dan pertsssanggungjawabanya terhadap Kepala SAR

Kendari, masyarakat maupun Kepala SAR Pusat.

Keberhasilan pencapaian sasaran dan tujuan tidak terlepas pada Kantor

SAR Kendari itu sendiri didalam menetapkan satu cara melalui penetapan

kebujakan, program dan kegiatan. Atas dasar itu semua didalam pencapaian

sasaran dan tujuan Kantor SAR Kendari melakukan berbagai upaya untuk

melaksanakan pencarian dan pertolongan oleh Kepala SAR Kendari sehingga


64

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuaia dengan tugas pokok dan fungsi yang

sudah ditetapkan di masing-masing bidang.

Keberhasilan dalam melaksanakan tugas dapat memacu motivasi dari para

pegawai di Kantor SAR Kendari untuk lebih meningkatkan kemampuannya.

Dalam hal ini diperlukan kontrol dan pengawasan dari pimpinan sehinggah tugas

dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan tetap sesuai dengan tugas dan

kewajibannya sehinggah program-program dari kantor SAR Kendari akan

terlaksana dengan tujuan yang telah ditetapkan. Wawancara dengan Bapak Idham

selaku Kepala Urusan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kendari :

“…setiap bulan kami diperintahkan untuk melaporkan pekerjaan yang


telah dibuat selama 1 bulan penuh. Hal tersebut merupakan bentuk
pengawasan sehingga pekerjaan para pegawai menjadi terkontrol dan
tidak menyimpang dari tugas dan fungsi masing-masing.” (wawancara
24 Agustus 2021)

Kemudian Bapak Hidayat, selaku Kepala Subseksi Operasi dan Siaga

Pencarian dan Pertolongan Kendari mengatakan bahwa:

“..pekerjaan yang telah kami laksanakan selalu kami laporkan setiap


bulan dan untuk pekerjaan yang mendesak untuk diselesaikandan
hasilnya harus segera dilaporkan, kami tidak harus menunggu satu
bulan untuk melaporkannya,” (wawancara 24 Agustus 2021)

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa masing-masing bidang telah

menyadari bahwa tugas dan pekerjaan yang telah diselesaikan harus

dipertanggungjawabkan kepada pemberi kebijakan karena didalam menjalankan

tugas dan fungsinya harus ada hubungan timbal balik antara pimpinan dan

bawahan sehingga pekerjaan yang diberikan tidak menyimpang dari ketentuan

yang telah ditetapkan.


65

Selanjutnya berkaitan dengan hal tersebut diatas , pertanggungjawaban

tidak hanya disampaikan kepada pemberi kebijakan tetapi harus dilaksanakan juga

secara legal dan secara hukum kepada masyarakat.

4.2.3 Responsivitas

Responsivitas sebagai salah satu indikator untuk mengukur kinerja

organisasi, secara sederhana dapat diartikan mau mendengarkan saran (Jhon M.

Echols dan Hasan Shadely, 1992)

Menurut Hormon (1995) responsivitas (responsiveness) adalah

kemampuan pemerintah (organisasi) untuk mengenali kebutuhan, menyusun

agenda dan prioritas, mengembangkan program-program sesuai dengan kebutuhan

dan aspirasi masyarakat. Disini responsivitas menunjuk pada keselarasan antara

program dan kegiatan dengan kebutuhan masyarakat..

Berpedoman pada pendapat diatas, bahwa organisasi publik harus mampu

dan mamu mendengarkan serta peka terhadap apa yang menjadi tuntutan dan

aspirasi masyarakat. Tingkat responsivitas yang akan diteliti adalah kemampuan

organisasi Kantor SAR dalam merespon persoalan yang muncul dalam proses

pelaksanaan tugas dan fungsi untuk kemudian dikembangkan dan dituangkan

dalam kebijakan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Organisasi yang memiliki responsivitas yang rendah dengan

sendirinya menunjukkan kinerja yang jelek dan menunjukkan kegagalan

organisasi.

Responsivitas diukur dari tingkat kepekaan tugas pekerjaan dengan hasil

yang dicapai, dan prioritas terhadap tugas dan pekerjaan yang mendesak serta
66

kesesuaian dengan kebeutuhan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut dapat

dilihat pada hasil wawancara penulis dengan Bapak Hidayat, selaku Kepala

Subseksi Operasi dan Siaga Pencarian dan Pertolongan Kendari menyangkut

pemahaman terhadap tugas dan fungsi:

“…Tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan dapat kami pahami,


dalam pelaksanaan tugas apabila kami menemukan kesulitan dalam
penanganannya, hal itu kami koordinasikan dengan rekan-rekan sekerja
atau langsung kepada pimpinan untuk melaksanakan solusi
pemecahannya.” (wawancara 24 Agustus 2021)

Demikian juga yang dikemukakan oleh satu pegawai SAR Kendari Kak

Bambang selaku Rescuer, yang mengatakan bahwa:

“ Tingkat pemahaman terhadap tugas-tugas yang tertera dalam uraian


tugas belum semuanya dipahami apabalgi terhadap pegawai baru.
Sehinggah dalam pelaksanaannya kami harus memberi arahan atau
penjelasan kepada staf dan juga berkoordinasi dengan pimpinan
menyangkut mekanisme penyelesaian tugas sehinggah dalam
pelaksanaannya kami tidak mendapatakn kesulitan.” (wawancara 24
Agustus 2021)

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa pemahaman tugas dan pekerjaan

masih kurang sehinggah perlu meminta arahan dari pimpinan. Pemahaman

pegawai terhadap apa yang menjadi beban tugasnya dapata seperti dikemukakan

oleh Bapak Idham selaku Kepala Urussan Kantor Pencarian dan Pertolongan

Kendari :

“….pemahaman tugas-tugas yang diberikan relative masih kurang


sehinggah sering menimbulkan keterlambatan dalam menyelesaikan
suatu masalah/pekerjaan. Cara mengatasinya antara lain dengan
melaksanakan breafing setiap hari senin walaupun hanya 15 menit.
Tujuannya untuk mengetahui tugas-tugas pekerjaan yang belum selesai
dan merupakan mekanisme kontrol yang tepat.” (wawancara 24 Agustus
2021)
67

Pegawai di Kantor SAR Kendari di dalam tugas dan pekerjaannya telah

terprogram sehinggah dala, pelaksanaannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan

atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hasil pekerjaan juga telah di

dokumenkan sehinggah dapat menjadi acuan untuk tugas dan pekerjaan yang akan

dating. Pekerjaaan yang sifatnya insidentil/mendadak dan terfokus pada suatu

bidang menjadi pekerjaaan satu organisasi bukan lagi perseorangan.

Organisasi SAR Kendari dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan untuk

mencapai visi dan misinya tidak bersifat perseorangan atau mengendalikan

kemampuan masing-masing individu tetapi merupakan satu kesatuan dari

organisasi Kantor SAR Kendari. Kemampuan dari masing-masing bidang yang

mungkin kurang akan tertutupi oleh bidang yang lain karena baik dan buruknya

Kinerja Kantor SAR Kendari bukan karena individu masing-masing bidang tapi

karena Kerjasama dari unsur-unsur dimasing-masing bidang tersebut. Disamping

hal tesebut juga akan menumbuhkan rasa kebersamaan di Kantor SAR Kendari.

Hasil wawancara dengan operator komunikasi, Kak Inshy mengatakan bahwa:

“ kami menumbuhkan rasa kebersamaan dengan melaksanakan tugas


secara bersama-sama yang kemampuannya masih kurang dapat ditutupi
oleh pegawai yang lain sehinggah tugas dan pekerjaan yang dibebankan
dimasing-masing bidang akan terselesaikan.” (wawancara 24 Agustus
2021)

Selanjutnya responsivitas dilihat dari prioritas tugas dan pekerjaan. Bapak

Idham selakuk Kepala Urussan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kendari

mengatakan bahwa:

“…beban tugas yang ada pada kami sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang telah ditetapkan dapat kita kerjakan dengan tepat waktu,
tetapi apabila ada pekerjaan yang bersifat insidentil dan bukan
68

merupakan tugas pokok kami tetapi diwajibkan untuk membantu


pelaksanaannya akan menyebabakan pekerjaan kita sendiri belum
dilaksanakan dan kita membutuhkan waktu yang lebih untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan kita.” (wawancara 24 Agustus 2021)

Sesuai dengan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan

yang prioritas dapat dilaksanakan oleh organisasi Kantor SAR Kendari walaupun

merupakan tugas dari salah satu bidang tetapi bidang yang lain juga ikut

membantu dan itu menyebabkan pekerjaan pokok dari bidang yang lain

penyelesaiannya sedikit terhambat dan membutuhkan waktu dan tenaga dari

bidang yang lain. Kondisi seperti tersebut dapat menyebabkan salah satu bidang

menjadi tergantung kepada bidang yang lain sehinggah dampaknya salah satu

bidang tersebut tidak akan maju walaupun secara umum yang dilihat adalah

kinerja organisasi Kantor SAR Kendari. Dan dalam waktu yang cukup lama

ketergantungan itu akan dapat menyebabkan tidak berfungsi secara maksimal

salah satu bagian dari organisasi di Kantor SAR Kendari. Hasil wawancara

dengan operator komunikasi, Kak Inshy mengatakan bahwa:

“..di dalam melaksanakan tugasnya masing-masing seksi harus benar-


benar dapat memahami tugas dan tanggungjawabnya masing-masing
sehinggah apa yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan harapan dari
pimpinan. Dengan demikian, pimpinan tidak perlu mengarahkan lagi
secara khusus, tetapi hanya hanya arahan umum saja.” (wawancara 24
Agustus 2021)

Berdasarkan wawancara tersebut diatas responsivitas diukur dari

pemahaman terhadap tugas dan fungsi, tingkat kepekaan terhadap tugas pekerjaan

dapat menyebabkan masing-masing bagian mengerti dan memahami tugas

masing-masing sehinggah pekerjaan dapat berjalan secara optimal guna mencapai

visi dan misi dari Kantor SAR Kendari.


69

Kaitan dengan prioritas tugas dan pekerjaan yang mendesak masih ada

sedikit kendala karena kebersamaan dalam melaksanakan tugas pekerjaan

terutama yang prioritas dapat menyebabkan sifat ketergantungan salah satu unsur,

sehinggah diperlukan kebijakan dari pimpinan untuk memberi arahan, bimbingan

agar salah satu unsur tidak menjadi tergantung kepada unsur yang lain.

Ketergantungan dalam melaksanakan tugas akan dapat menghambat pelaksanaan

tugas dan pekerjaan bidang yang lain di Kantor SAR Kendari pada umumnya.

BAB V

PENUTUP

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut kinerja organisasi kantor search and rescue (SAR) Kendari

dilihat dari efektivitas sudah cukup tinggi didalam pelaksanaan kegiatan dan

sudah memperoleh hasil sesuai dengan perencanaan, kinerja organisasi kantor

search and rescue (SAR) Kendari dilihat dari akuntabilitas sudah cukup tinggi

didalam pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban terhadap pemberi kebijakan,

dan kinerja organisasi kantor search and rescue (SAR) Kendari dilihat dari

responsivitas sudah cukup tinggi dilihat dari tingkat pemahaman terhadap tugas
70

dan fungsi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tingkat kepekaan tugas

pekerjaan dengan hasil yang dicapai.

5. 2. Saran

Adapun saran yang dapat diajukan penulis sebagai hasil dari penelitian ini

yaitu perlunya kesadaran yang tinggi dari pegawai Kantor search and rescue

(SAR) Kendari sehingga pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya

dapat dipahami dan djalankan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
70
Admosudirdjo (2015). Pengantar Manajemen (3 in 1). Yogyakarta; Mediatera.
Brantas. 2009. Dasar-dasar Manajemen, Bandung : Alfabeta.
Adrinus Irwantoto (2014). Kinerja Organisasi Pemerintahan Desa Dalam
Pembangunan di Desa Banua Ujung Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten
Kapuas Hulu.
Bastian (2001), Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 2005. Pedoman
Penyusuna Anggaran Berbasis Kinerja (Revisi). Direktorat Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah 3. Jakarta, Indonesia.
Boyatzis (2008). Competencies in The 21st Century, Journal of Management
Development.
Chien (2004). An Investigation of The Organizational Structure, Employee’s
Personality and Organizational Citizenship Behavior. Jurnal of American
Academy of Business, Cambridge, Hollywood.
Draft (2010). Management 9Th Edition . South-Western: Cengage Learning.
Drs. R. A.Supriyono, Su, 2000, Akuntansi Manajemen, Edisi Ketiga, Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.
71

Drs. R. A.Supriyono, Su, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama,


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Dwiyanto, Agus. (1995). “ Penilaian Kinerja Organisasi Publik” . Seminar
Kinerja Organisasi Sektor Publik, Kebijakan dan Penerapannya, Jurusan
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
H. Anas Alhifni dan Hafidloh (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
Jewe dan Siegel (1998). Psikologi Industri / Organisasi Modern : Psikologi
Penerapan Untuk Memecahkan Berbagai Masalah Di Tempat Kerja,
Perusahaan , Industri, Dan Organisasi, ed-2, hal 529. Jakarta: Arcan.
Kumorotomo, Wahyudi, dan Subando, Mangono, Agus, 1998, Sistem Informasi
Manajement Dalam Organisasi Publik, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Lalono Krina. (2003). Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas,
Transparansi, dan Partisipasi. Sekretariat Good Public Governance. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta.
Mangkunegara .(2005). Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Mardiasmo (2001). Peningkatan Pendapatan Asli Daerah, Makalah Seminr
Otonomi Daerah, oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Batam.
Mc Cormick dan Tiffin (1994). Industrial Psychology, 6th edition Prentice-Hall of
India Private Limited, New- Delhi.
Mulyadi (2007), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba
Empat, Jakarta.
Olivia F.C.Walangitan. Analisis Kinerja Pemerintahan Kecamatan Dalam Publik
di Kecamatan Bone Kabupten Bone Bolango Propinsi Gorontalo.
Prihatin Tiyanto, Priagung Hutomo dan Akhmad Taufik. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dengan
Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Jepara).
Raluca-Elena Hurdzeu (2015). The Impact of Leadership on Organizational
Perfomance.
Ria Ariany dan Roni Ekha Putera (2013). Analisis kinerja organisasi
Pemerintahan dalam memberikan Pelayanan Publik di Kota Pariaman.
Robbins, Stephen P. (2001). Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi,
Jilid 1, Edisi 8, Prenhallindo, Jakarta.
72

Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks.


Sembiring (2012). Budaya & Kinerja Organisasi : Perspektif Organisasi
Pemerintah. Bandung : Fokus Media.
Siagian, P. Sondang (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sistem Akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP) tahun 2000, Lembaga
Administrasi Negara (LAN).
Sjafri Mangkuprawira (2009). Horison bisnis, manajemen, dan Sumber Daya
Manusia.
Sugiyono, (2006) Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta. Bandung
Wibowo (2013). Budaya Organisasi : Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan
Kinerja Jangka Panjang. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Wibowo (2013). Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Yosef L. Wello (2014). Kualitas Kinerja Organisasi Pemerintahan.
73

LAMPIRAN

73
74

Lampiran 1.

KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KELAS A

KANTOR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN


KELAS A

SUB BAGIAN UMUM

SEKSI SUMBER DAYA PENCARIAN


SEKSI DAN PERTOLONGAN
OPERASI DAN SIAGA
PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


Lampiran 2: Gambaran Kantor SAR Kendari
Lampiran 3 : Dokumentasi

Wawancara dengan bapak IDHAM, Selaku Kepala Urusan Umum Kantor

Pencarian dan Pertolongan Kendari

Wawancara dengan Bapak HIDAYAT, selaku Kepala Subseksi Operasi

dan Siaga Pencarian dan Pertolongan Kendari


Wawancara dengan Kak BAMBANG, selaku Rescuer

Wawancara dengan Kak INSHY, selaku Osperator Komunikasi


Pegawai / Karyawan Kantor SAR Kendari

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian KESBANGPOL


Lampiran 5: Pedoman Wawancara

Nama :

Jabatan :

1) Jelaskan secara singkat sejarah singkat berdirinya dari pada SAR Kendari?

2) Sejauh mana anda memahami pekerjaan yang anda laksanakan telah sesuai

dengan tugas dan fungsi serta arahan dari pimpinan?

3) Apa yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari pegawai di Kantor

anda bekerja?

4) Upaya apa yang anda lakukan agar pekerjaan yang saudara laksanakan

sesuai dengan tugas dan fungsi?

5) Apa pengaruh kerjasama tim dalam pelaksanaan tugas dan fungsi?

6) Sejauh mana pemahaman tugas dan fungsi terhadap hasil pekerjaan?

7) Bagaimana tanggungjawab saudara terhadap tugas dan pekerjaan yang

telah diberikan?

8) Apakah instansi di tempat saudara bekerja sudah melaporkan

pertanggungjawabannya?

9) Bagaimana proses komunikasi organisasi dalam pelaksanaan operasi

pencarian dan pertolongan oleh kantor SAR Kendari?

10) Bagaimana sistem kerja/operasi dan laporan SAR Kendari?


Lampiran 6: Informan Penelitian

1. Nama : Idham, S.E

Jenis Kelamin : Laki-laki

Ja batan : Kepala Urusan Umum Kantor Pencarian dan Pertolongan

Kendari

2. Nama : Hidayat, A. Md.

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Pencarian dan

Pertolongan Kendari

3. Nama : Bambang Supriyanto

Jenis kelamin : Laki-laki

Jabatan : Rescuer

4. Nama : Inshy Ramadyan Putri A.Md.T

Jenis Kelamin : Perempuan

Jabatan : Operator Komunikasi

Anda mungkin juga menyukai