SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Program Studi Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo Kendari
OLEH
SABRI
C1A1 13 156
Nama : SABRI
Stambuk : C1A1 13 156
Program Studi : Administrasi Negara
Judul : Kinerja Aparat Dan Kualitas Pelayanan Publik Pada
Kantor Lurah Kadia Kecamatan Kadia Kota Kendari
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Ilmu Administrasi Negara
Judul :
SABRI
C1A1 13 156
Kendari, April
2017
Disahkan Oleh :
iv
KATA PENGANTAR
Publik Pada Kantor Kelurahan Kadia Kecamatan Kadia Kota Kendari” sebagai
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo Kendari. Teriring doa, salawat
terimakasih yang tulus kepada Bapak Dr. La Ode Mustafah. R, M.Si selaku
Pembimbing I dan Bapak Dr. Adrian Tawai, S.Sos,. M.Si selaku Pembimbing II
1. Bapak Prof. Dr. Supriadi Rustad, M. Si selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
3. Bapak Dr. Adrian Tawai, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
v
4. Bapak Sahrun, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara,
Sianipar, S.AP., Akdar, S.Ap., Tri Oktayani Saspai, Abdul Qadir Al Jailani,
Fahmi, Miswar, Ulil Albab, Muh.Usman, Ari Gondrong, Usman, Rizaldi, Brian
penelitian ini.
7. Sahabat KKN ku :Budi, Yulan, Isma, Yuli, Ucha, Tafakur, Putri, Rahim, Caca,
Liling, Sulsia, Eka dan mini terima kasih atas persahabatan dan terimaksih telah
ini.
angkatan 2013, serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
9. Untuk Sesorang Yang special yang ada dalam hati saya terimakasih atas waktu
serta Segala perhatian dan kasih Sayangnya, yang telah menemani selama ini dan
vi
Secara khusus dengan hati yang tulus dan terimkasih yang setinggi-tingginya
RAMLAH yang selalu menemani dan dengan sabar mencoba menerima pilihanku
yang penuh dengan perbedaan. serta keluarga besarku atas doa restu,
dorongan dan curahan kasih sayang yang tak pernah penulis lupakan.
Demikian penulis sampaikan semoga Allah SWT membalas segala budi baik
dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyususnan skripsi ini.
Penulis
Sabri
C1A1 13 156
vii
DAFTAR ISI
viii
6. Struktur Organisasi .................................................................... 42
7. Keadaan dan Prasarana .............................................................. 43
B. Kinerja Aparat Kelurahan ................................................................ 45
1. Ketepatan Waktu Kerja ............................................................. 46
2. Kedisiplinan Terhadap Aturan dan Sistem Kerja ...................... 49
3. Kuantitas .................................................................................... 51
4. Kualitas ...................................................................................... 53
C. Kualitas Pelayanan Publik ............................................................... 55
1. Keterampilan ............................................................................. 56
2. Sikap/ Perilaku........................................................................... 58
3. Pengetahuan dan Keahlian......................................................... 60
4. Komunikasi / Informasi ............................................................. 62
5. Sarana dan Prasarana ................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 67
B. Saran ................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 17. Tanggapan Responden Tentang Keterampilan Pegawai dalam
Melaksanakan Pekerjaan Pada kantor keluharan Kadia .............. 56
Tabel 18. Tanggapan Responden Tentang Sikap Dan Perilaku Dalam
Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Pada Kantor
Kelurahan Kadia .......................................................................... 59
Tabel 19. Tanggapan Responden Tentang Tingkat Kemampuan Pegawai
Dalam Melayani Masyarakat Pada Kantor Kelurahan Kadia ...... 61
Tabel 20. Tanggapan Responden Tentang Tingkat Pelayanan Masyarakat
Terhadap Pelayanan Kantor Kelurahan Kadia ............................ 63
Tabel 21. Tanggapan Responden Tentang Sarana Dan Prasarana .............. 65
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang berstatus pegawai negeri sebagai
pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur. Kedudukan lurah cukup kuat. Ia tak
mengabaikan begitu saja saran atau usul Dewan Kelurahan terhadap suatu
tunduk kepada atasannya. Selain itu juga, Dewan Kelurahan tidak mempunyai
kekuatan poltik apa-apa seandainya saran atau usul kurangi tidak diperhatikan
Sementara itu, tumbuh kesan. Dewan Kelurahan ada, namun tak mempunyai
Disisi lain, Dewan Kelurahan juga lemah kedudukannya karena tidak bisa
di tangan lurah. Pengawasan terhadap lurah dalam masalah anggaran juaga tak
bisa di lakukan. Sebab lurah hanya bisa bertanggung jawab kepada atasannya,
di era otonomi belum tercapai secara maksimal. Dalam penelitaian selama ini,
masih banyak ditemukan keluhan warga masyarakat dalam hal pelayanan yang
dalam kehidupan sehari-hari, baik itu PAM, listrik, telepon, KTP, IMB, dan
permasalahan tersendiri diarahkan sebagai suatu indeks dari sesuatu yang lain,
yang rendah, dan debirokratisasi yang bersifat efisien dan fleksibilitas dalam
penyelenggaan pemerintahan.
paket semangat dan mekanisme kerja pelayanan publik, menjadi faktor kunci
oleh masyarakat, untuk itu perlu ditentukan semangat dan tenaga baru sehingga
organisasi kelurahan tidak bisa dianggap mudah. Peran organisasi dari waktu
waktu yang tidak sebentar, dan energy yang tidak sedikit, satu aspek yang
permasalahan ini, semua aspke dapat ikut terangkum dalam upaya perbaikan
pertumbuhan ekonomi yang tumbuh pesat, dimana yang menjadi beban kerja
rekomendasi KTP yang terkesan tidak tepat waktu dan suka melemparkan
tercantum dalam rekomendasi KTP yang diurusnya, hal ini ditambah dengan
rekomendasi KTP.
Kedua, masih belum dipatuhinya aturan jam kerja secara jelas sehingga
kapan waktunya dating dan pergi dari kantor, yang pada akhirnya akan
surat izin lainya sering aparat kelurahan yang tidak terkait masalah tersebut pun
ikut campur tangan menanganinya hanya karena urusan ini dianggap sebagai
publik pada Kantor Lurah Kadia Kecamatan Kadia Kota Kendari, yang mana
dituangkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Peningkatan Kinerja Aparat
dan Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Lurah Kadia Kecamatan Kadia
Kota Kendari”.
B. Rumusan Masalah
Kendari.
C. Tujuan Penelitian
melaksanakan tugas.
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kinerja
hasil kerja, sebuah proses manajemen atau organisasi secara keseluruhan, dimana
hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat
organisasi yang antara lain termasuk kualitas output, jangka waktu output kehadiran
(tiga) macam, yaitu; kinerja organisasi ; kinerja proses (proses administrasi dan
manajemen); dan kinerja pekerja. Ketiga macam kinerja ini tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang laiannya. Kinerja organisasi tergantung pada sukses tidaknya
kinerja proses dalam tiap-tiap unit kerja dalam organisasi, sedangkan kinerja proses
tergantung pada baik tidaknya kinerja orang yang menggerakkan proses itu.
kinerja lembaga dapat dilihat dari tiga dimensi, yakni (1) konstektual; (2)
lainnya. Lembaga dalam dimensi proses berarti baik buruknya kinerja lembaga
pekerjaan yang sedang dilakukannya dan tanpa memandang hasil yang dicapai.
Pada dimensi keluaran, berarti apa-apa yang telah dihasilkan oleh lembaga
tersebut. Sehingga kinerja dapat diartikan sebagai proses tata cara dan hasil yang
dilaksanakan.
Hersey dan Kenneth (2002 : 179) mendefenisikan kinerja sebagai hasil- hasil
yang telah dicapai seseorang dengan menggunakan media tertentu. Hal ini
menggambarkan bahwa kinerja tidak terlepas dari sarana yang digunakan akan
menghasilkan output yang baik, sehingga menghasilkan kinerja yang baik pula.
bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang diperlihatkan atau kemampuan kerja. Hal
kepadanya secara berhasil gun dan berdaya guna. Demikian pula yang dikatakan
Inti pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja
kelompok orang dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
prestasi kerja untuk menetukan apakah suatu pekerjaan bisa dikerjakan atau
Inti pendapat tersebut di atas apabila kita analisis tergambar dengan jelas
bahwa hasil kerja dari seseorang atau kelompok orang mempunyai perbedaan,
sehingga dibutuhkan prestasi kerja tersebut. Adapun maksud penilaian kerja dalam
para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa para ahli sama-sama menekankan
seseorang atau lembaga yang dapat diukur dengan standar atau tolak ukur yang
yang dibebankan kepadanya secara berhasil guna dan berdaya guna. Sementara
untuk mengukur kinerja suatu aparat dalam suatu organisasi apakah itu aparat
kinerj sector public dilakukan unutk memenuhi tiga maksud, yaitu ; (1) untuk
memperbaiki kinerja pemerintah yang berfokus pada tujuan dan sasaran program
unit kerja, (2) ukuran sektorpublik yang berguna unutk pengalokasian sumber daya
rasio antara input dan output. Konsep ini dirasa terlalu sempit dan kemudian
public itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja
yang penting.
murah.
kebutuhan masyarakat.
12
dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupu implicit. Oleh karena
itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.
publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilh oleh rakyat. Asumsinya
adalah bahwa para pejabat politik tersebut dipilih oleh rakyat sehingga dengan
banyak.
melaksanakan kegiatan,
sesuatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/ atau non fisip. Indikator ini
dengan rencana.
(efek langsung) pada jangka menengah. Dalam banyak hal, informasi yang
diperlukan untuk mengukur outcome sering kali tidak lengkap dan tidak
mudah diperoleh. Oleh karena itu, setiap instansi perlu mengkaji berbagai
indikator output.
waktu kemudian, yaitu dalam jangka waktu menengah atau jangka panjang
untuk dicapai bila output dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal
yang diperoleh. Seperti halnya indicator benefit indicator imfact juga baru
kinerja, yaitu:
budaya organisasi.
dan sebagainya.
Setiap aspek tersebut mempunyai potensi yang sama untuk muncul sebagai
faktor dominan yang mempengaruhi kinerja, baik berpengaruh dalam arti negatif
Demikian pula pendapat yang dikemukakan oleh Lenfile dalam Amri Yousa
berikut:
1. Keteraturan dan ketepatan waktu kerja. Karyawan harus tetap bekerja di tempat
2. Kepatuhan terhadap aturan dan system kerja. Peraturan dan system kerja yang
dibuat menjadi pedoman kerja yang harus dipatuhi secara baik dan benar.
3. Kuantitas dan kualitas kerja yang memuaskan. Pekerjaan yang dilakukan harus
organisasi bersangkutan.
4. Penyelesaian pekerjaan dan semangat kerja yang baik. Kinerja tidak hanya
dapat bekerja dengan penuh tanggung jawab, ikhlas, bukan keterpaksaan atau
5. Hubungan dan komunikasi yang efektif. Kinerja yang baik tidak akan muncul
tanpa ada hubungan dan komunikasi yang efektif antara pimpinan dan staf.
6. Mampu memberi kontribusi dan nilai tambah. Kinerja yang baik akan menjadi
motivasi dalam bekerja dan dihargai sebagai suatu nilai tambah bagi seorang
pegawai.
7. Tanggung jawab terhadap asset organisasi. Asset organisasi sebagai sarana dan
mungkin. Pegawai yang memiliki kinerja yang baik akan selalu bertanggung
organisasi.
sebagai berikut:
Dari beberapa konsep yang telah dipaparkan, maka jenis kinerja sebagai
kerja harus berada dalam koridor manajemen yang diselaraskan dengan target-
target pencapaian pelayanan yang cepat, tepat, terpadu, mudah dan berkualitas
karena prestasi kerja pegawai dapat diukur dengan lebih obyektif. Guna mengukur
Dalam mengukur kinerja organisasi dapat dilihat dari tujuan dan misi organisasi,
akan tetapi dalam mengatur kinerja tersebut sering kali mengalami kesulitan, hal
ini dikarenakan tujuan dan misi organisasi publik sering kali kabur dan bersifat
dimensional.
Acuan yang digunakan melihat kinerja sering digunakan dua ukuran yaitu
dari cakupan dan kualitas pelayanan. Sebenarnya pengukuran kinerja punya makna
ganda, yaitu pengukuran kinerja itu sendiri dan evaluasi kinerja. Untuk organisasi
melaksanakan kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dan misi
dari suatu program pada organisasi tersebut secara jelas. Setelah program didesain
17
tingkat keberhasilannya.
yang diharapkan. Suatu organisasi dapat dikatakan berhasil jika terdapat bukti-bukti
kinerja sangat sulit dicari pembenaran yang logis atau pencapaian misi organisasi.
operasional yang terukur, maka dapat diharapkan tersedia. Pembenaran yang logis
berhasil atau tidak. Berikut ini akan dijelaskan berturut-turut penetapan indikator
keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dan dampak, (impact), serta
yang telah terjadi. Dengan demikian indikator tersebut dapat digunakan untuk
evaluasi baik alam dalam tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, ataupun tahap
setelah kegiatan selesai dan berfungsi. Bahwa untuk indikator kinerja input dengan
18
output dapat dinilai sebelum yang dilakukan selesai. Sedangkan untuk indikator
outcome benefit dan impact diperoleh setelah beberapa waktu kegiatan berjalan.
terlepas dari proses kegiatan mengelolah input menjadi output atau proses
akurat.
Menurut Fandi Tjiptono (2000:132), bahwa ukuran kinerja yang kerap kali
digunakan untuk menilai layanan pelanggan terdiri atas tiga kategori yakni :
tanggal pengiriman.
an routing change.
c. Unsur-unsur paksa transaksi, terdiri atas tanggal pengiriman actual, teratur, dan
penyesuaian (adjustments)
Kemudian Van Mutar dan Van Hom (1975:6) meletakkan enam variable
(dua variable utama dan empat variable tambahan) yang membentuk antara
standard an tujuan kebijaksanaan, (2) sumber daya, (3) komunikasi antar lembaga,
(4) karakteristik lembaga pelaksana, (5) kondisi ekonomi,social dan politik, (6)
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan
menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan
pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap individu sesuai dengan tingkat
3. Daya tangkap (responsiveness) yaitu kegiatan para staf untuk membantu para
dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko, ataupun
keraguan.
4. Akses (access) yaitu keterjangkauan dapat dicapai dan mudah dijangkau waktu
5. Kesopan – santunan (courtenci) yaitu sikap sopan santun, respek, perhatian dan
8. Keamanan (security) yaitu perasaan aman dari bahaya, resiko atau keragu-
raguan. Aspek ini meliputi keamanan secara fisik, keamanan keuangan dan
kerahasian
22
10. Bukti fisik (tangible) yaitu bukti fisik dari jasa biasa berupa fasilitas fisik,
dalam dua golongan yaitu faktor yang sifatnya positif atau menunjang dan faktor
yang sifatnya negatif atau menghambat dari terciptanya kinerja yang prima.
Dimana sebauah faktor dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Ketika
faktor tersebut dapat memadai maka ia akan berdampak positif, namun manakala
faktor tersebut tidak memadai maka akan menjadi faktor tersebut akan berdampak
negatif.
telah dipaparkan baik secara implist maupun eksplit tentang konsep faktor-faktor
mencakup faktor yang terdapat dalam diri karyawan dan faktor pekerjaan, yaitu :
kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja, dedikasi serta
diatas, maka faktor-faktor yang akan dimasukkan dalam meneliti kinerja aparat
dan keamanan masyarakat, akan disesuaikan dengan relevansi kinerja yang akan
D. Kerangka Pikir
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersngkutan secara legal tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral dengan etika. Menurut yang dikemukakan Lenvile
dan ketepatan waktu kerja, kepatuhan terhadap aturan dan sistem kerja, kuantitas
dan kualitas kerja, penyelesaian pekerjaan dan semangat kerja. Sedangkan dari
tujuan tersebut diatas dapat kita lihat karakteristik utama dari kualitas pelayanan
5. Bukti fisik (tangible) yaitu bukti fisik dari jasa biasa berupa fasilitas fisik,
peralatan yang digunakan, dan representasi fisik dan jasa. ( Tjiptono,2003: 80-
82 ).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
aturan dan ketentuan resmi yang berkaitan langsung dalam peningkatan kinerja
pegawai.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di
Kelurahan Kadia berjumlah 2862 KK, yang terdiri dari 11. 462 jumlah penduduk.
Mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis
serta untuk menjaga dan mencengahnya tidak validnya data yang diperoleh dalam
Lurah Kadia selama kurun waktu 3 bulan (September – Desember) tahun 2016.
informan sebagai informan kunci (key informan ) yaitu : Lurah, dan Sekretaris
lurah.
sebagai berikut :
26
informan penelitian
Lurah Kadia
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
E. Defenisi Operasional
1.Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang
b. Kepatuhan terhadap aturan dan system kerja. Peraturan dan system kerja
yang dibuat menjadi pedoman kerja yang harus dipatuhi secara baik dan
benar.
indikator
pelaksanaan tugas
pelaksanan tugas.
pelayanan
bisa diatasi
e. Tangible adalah bukti fisik yang menunjukkan tempat dan ruang kerja yang
F. Operasional Variabel
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keadaan Geografis
luas, seluas 3.800 ha2 dan mempunyai batasan wilayah sebagai berikut :
sedang dan berbukit yang memiliki suhu suhu 260 cc dengan curah hujan
menit, dan jarak ke Ibu Kota Provinsi yaitu 8 km dengan dengan jarak
Kelurahan Kadia.
30
satu faktor penunjang upaya pencapaian tujuan pembangunan. Oleh karena itu
jumlah penduduk dalam suatu wilayah peran cukup penting dalam suatu
Kadia dihuni oleh berbagai macam suku etnis yang ada di Indonesia seperti;
suku Tolaki, Bugis, Muna, Buton, Jawa dan Toraja. Sesuai data yang
yang mendiami wilayah tersebut berjumlah 11. 462 jiwa. Untuk lebih
Tabel : 1
Komposisi Jumlah Penduduk Di Kelurahan Kadia
Menurut Kelompok Umur
No. Kelompok Umur/Usia Jumlah (jiwa) Persentase (%)
yang paling besar jumlahnya yaitu sebanyak 3438 jiwa, dengan persentase
dengan jenjang tingkat sosial ekonomi yang bervariasi. Hal ini sejalan
Tabel : 2
Komposisi Jumlah Penduduk Di Kelurahan Kadia
Menurut Jenis Mata Pencaharian
2. Pengusaha 40 25 3.96
3. Dokter 7 6 0.79
4. Pedagang 10 50 3.65
7. Montir 18 0 1.09
1.324 jiwa atau 80.73% dari jumlah penduduk mata pencaharian. Hal ini
a. Bidang Keagamaan
tersebut ikut pula berjalan dengan baik yang memberikan dampak yang
tarawih pada saat bulan ramadhan, sholat jum'at dan sholat lima waktu
berikut :
Tabel : 3
Komposisi Jumlah Penduduk Di Kelurahan Kadia
Menurut Aliran Kepercayaan
No. Agama Jenis Kelamin Persentase
L P
1. Islam 4.630 4.300 77.90
4. Hindu 80 90 1.48
5. Budha 70 60 1.13
6. Khonghucu 1 2 0.02
buktikan dari 11. 462 jumlah penduduk, terdapat 8.930 jiwa atau
atau 7.41%, Hindu terdiri dari 170 jiwa atau 1.48%, Budha 130 jiwa
35
atau 1.13%, dan Khonghucu yang hanya mempunyai 3 orang saja atau
0.02%.
b. Bidang Pendidikan
Tabel : 4
Komposisi Penduduk Di Kelurahan Kadia
Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
7. Magister 75 3.43
tatanan masyarakat yang sehat dan sejahtera perlu didukung oleh sarana
Tabel : 5
Keadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Di Kelurahan Kadia
No. Jenis Prasarana Jumlah Keterangan
yang tersedia.
dilaksanakan.
Tabel : 6
Komposisi Aparat Kantor Lurah Kadia
Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
1. SLTA/Sederajat 5 38.46
2. Sarjana 9 64.28
Jumlah 14 100
ada pada kantor Lurah Kadia tersebut, diketahui bahwa dari 14 orang
Tabel : 7
Komposisi Pegawai Kantor Lurah Kadia
Menurut Kelompok Umur
No. Kelompok Umur Jumlah Persentase
1. 36- 40 1 7.14
2. 41- 45 3 21.42
3. 50- keatas 10 71.42
Jumlah 14 100
Data pada tabel 7 diatas terlihat jumlah pegawai yang berada pada
orang atau terdapat 71.42% dari jumlah pegawai yang ada, menyusul
kelompok umur 41-45 yaitu sebanyak 3 orang atau 21.42%, dan usia
yang berada pada umur 36-40 terdapat 1 orang pegawai atau 7.14%.
Hal ini menunjukkan bahwa usia para pegawai Lurah Kadia, apabila di
jabatan, pangkat dan golongan yang di nilai masih kurang, dan kurang
banyak pegawai yang bekerja di kantor lurah kadia, dapat dilihat pada
Tabel : 8
Komposisi Aparat Kantor Lurah Kadia
Berdasarkan Jabatan, Pangkat Dan Golongan
No. Jabatan Pangkat Gol N %
Penata dan berada pada Golongan III/c, yaitu berjumlah 4 orang aparat
6. Struktur Organisasi
walikota kendari nomor 216 tahun 2002 tentang penjabaran tugas pokok dan
1. Lurah
2. Sekretaris
Masyarakat
tujuan organisasi.
memadai. Prasarana yang dimaksud adalah segala sesuatu, baik fisik yang
harus ada maupun non fisik sebagai instrument yang digunakan secara tidak
adalah segala alat fisik maupun non fisik yang digunakan secara langsung di
dalam suatu organisasi seperti mesin Ketik, kendaraan dan berbagai macam
prasarana tersebut. Adapun berbagai sarana pendukung kerja yang ada dalam
Lurah Kadia dapat dilihat pada tabel 9. Dimana tabel-tabel di bawah ini sudah
menjelaskan sarana dan prasarana yang ada di kantor kadia secara detail. Bisa
Tabel : 9
2. Komputer/Leptop 3 Baik
3. Meja 14 Baik
4. 24 Baik
Kursi
5. 3 Baik
Lemari
6. 2 Baik
Kalkulator
7. 2 Baik
Kendaraan roda dua (dinas)
Sumber data : Kantor Lurah Kadia, 2017
kerja yang dimiliki oleh sekretariat Kantor Lurah Kadia tergolong cukup
memadai, dan hal itu menjadi masalah kedepan dalam mendukung tugas
belum tersedianya alat komunikasi dalam hal ini telfon kantor yang dapat
perlukan oleh aparat dalam hal pelayanan kepada masyarakat sebisa mungkin
merelisasikannya. Salah satu langkah yang perlu dan harus dukembangkan saat ini
bersifat spesifik local yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia,
serta smber-sumber pendapatan daerah yang potensial. Di era otonomi daerah ini,
yang terlibat untuk membantu mengarahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh
yang kondusif yang didukng oleh penegakkan hukum dan diterapkannya prinsip-
dapat diselesaikan dakam kurun waktu yang telah ditentukan. Dalam penerapan
prinsip ketepatan waktu ini adalah hal- hal perlu diperhatikan yaitu :
secara realistis.
pelayanan umum ini senantisa harus selalu di tingkatkan kinerjanya sesuai dengaan
masyarakat dengan baik sesuai dengan kebutuhan, sehingga tercipta suatu kinerja
aparat yang dapat dijalankan pemerintahan seperti yang diharapkan oleh semua
pemerintah bahkan melayani tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan sehingga masyarakat pun akan puas ini sesuai dengam jawaban
1 Tepat waktu 16 32
2 Kurang tepat waktu 25 50
3 Tidak tepat waktu 9 18
Jumlah 50 100
tepat waktu, dan hanya 16 orang atau sekitar 32 % yang menjawah tepat waktu,
kemudian ada pula yang menjawab tidak tepat waktu berjumlah 9 orang atau sekitar
48
18 % . Ini menandakkan bahwa kinerja aparat belum diterapkan dengan baik guna
Dari hasil data di atas, maka sesuai dengan hasil wawancara dengan
bahwa urusan yang semestinya hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi
dibuat menjadi lama. Hal ini dikarenakan masih ada aparatur yang mau menunda
Kemudian juga aparatur dapat pula kita lihat dari kedisplinan mereka
dalam mematuhi aturan di dalam datang dan pulang kantor tepat waktu, untuk
Berdasarkan dari data di atas, maka kita dapat melihat bahwa ada sekitar
12 orang atau sekitar 24 % yang menjawab tepat waktu, ada 25 orang atau sekitar
50 % dan yang menjawab kurang tepat waktu, serta hanya ada 13 orang atau sekitar
Maka kesimpulan yang diambil yaitu bahwa kinerja aparat dalam hal
ketepatan waktu datang dan pulang kantor tepat waktu belum berjalan dengan baik
karena sebagian atau setengah dari responden yang menjawab aparat tidak tepat
waktu dimana yang dimaksud ini datang jam 10.00, pulang jam 12.00. Ini
dikarenkan oleh kurang adanya sikap disiplin yang diterapkan oleh apatur sehingga
mereka datang dan pulang kantor seenaknya saja tanpa memperhatikan dan
mengingat tugas mereka sebagai aparatur memberikan contoh yang baik kepada
masyarakat, agar tercipta suatu hubungan yang baik dan tugas pemerintahan pun
Disiplin kerja yang dimaksud dalam penelitian ini sikap aparat dlm
kehadiran aparat.
banyak adalah kurang disiplin dengan jumlah 25 orang atau sekitar 50 % kemudian
disusul cukup disiplin dengan jumlah 15 orang atau sekitar 30 % dan disiplin
dengan jumlah 10 orang atau sekitar 20 %. Dari data diatas menunjukkan bahwa
aparat kelurahan Kadia masih kurang disiplin. Hasil ini juga diperkuat dengan hasil
Kadia kurang disiplin. Hasil diatas adalah diperkuat dengan hasil wawancara
Kadia masih sangat kurang terutama kepal-kepala seksi yang relatif datang jam
09.00 bahkan ada pula yang datang lebih lama dai pada itu sehingga pelayanan yang
Kelurahan Kadia.
51
digambarkan bahwa Kelurahan Kadia dalam hal kehadiran kantor tergolong tidak
melakukan pelayanan yang kurang baik sehingga aparat Kelurahan Kadia kurang
disiplin.
3. Kuantitas
dicapai dalam suatu tujuan organisasi. Kinerja juga merupakan kualitas dan
kuantitas dari suatu hasil kerja (output) baik itu dari individu maupun kelompok
pekerjaannya yang bisa diselesaikan dalam waktu tertentu. Jadi, intinya disini
bahwa kuantitas membahas atau berbicara mengenai hasil kerja. Untuk itu maka
perhatikanlah tabel berikut uang membahas tentang jumlah pekerjaan yang dapat
1 Banyak 24 48
2 Cukup banyak 14 28
3 Kurang banyak 12 24
Jumlah 50 100
Berdasarkan data dari tabel diatas maka kita dapat melihat bahwa ada
baik, ada sekitar 14 orang atau sekitar 28 %yang mengatakan aparat menyelesaikan
tugasnya denga cukup baik serta ada pula sekitar 12 orang atau sekitar 24 %
yang mengatakan aparat kurang baik dalam menyelesaikan tugas dari segi jumlah
pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh aparat pemerintah kelurahan Kadia adalah
termasuk dalam kategori baik karena dapat melaksanakan tugas dengan baik dan
pelayanan aparat, dan tanggapaan aparat saat menerima proses pelayanan dati
1 Cepat 13 26
2 Cukup cepat 26 52
3 Kurang cepat 11 22
Jumlah 50 100
bahwa ada 13 orang atau sekitar 26 % yang mengatakan baik, ada pula yang
menyatakan cukup baik berjumlah 26 orang atau sekitar 52 % dan hanya ada 11
53
orang atau sekitar 22 % yang menyatakan tidah baik. Ini membuktikan bahwa
“ketika kita mengukur kinerja seseorang jika dilihat dari segi kuantitas
kerja maka kita perlu mengenal akan kualitas yang dimiliki oleh seseorang
dengan berpatokan pada semua aturan yang ada sehingga dari itu akan
muncul kuantitas yang sebenarnya”(Wawancara, 24 Desember 2017).
mengambil kesimpulan bahwa dari segi kuantitas kinerja aparat berjalan dengan
4. Kualitas
kecerdasan dan lain-lain. Kualitas yaitu menyangkut mutu yang harus dihasilkan
tingkat kepuasan. Yang dimaksud dalam hal ini menegnai mutu (kualitas ) dari
aparat Kelurahan Kadia ketika berhadpan dengan warga masyarakat dalam rangka
kali dilihat dari segi mutu (kualitas), merupakan hal yang sering didapati dalam
kantor lurah kadia ini. Untuk lebih jelasnya luhat tabel 15 di bawah ini :
54
1 Berkualitas 15 30
2 Kurang berkualitas 28 56
3 Tidak berkualitas 7 14
Jumlah 50 100
Berdasarkan dari tabel diatas maka kita dapat melihat bahwa ada 28 orang
atau sekitar 56 % yang menjawab kurang berkualitas, sekitar 15 orang atau sekitar
30 % yang menjawab berkualitas dan hanya sekitar 7 orang atau sekitar 14 % saja
dari aparat yang kurang menyenangkan karena kurangya mutu yang diberikan
bahkan dari segi manajemen SDM-nya pun perlu ditingkatkan agar dapat
Berdasarkan dari kedua hasil yang telah diperoleh baik itu dari hasil
pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah bahwa mereka belum berkualitas
55
pemerintah, mereka pun belum dapat menyelesaikan dengan baik (tidak konsisten)
sehingga dapat berakibat buruk baik bagi pribadi, organisasi, maupun berdampak
Tabel 16. Tanggapan Responden Tentang Hasil Pekerjaan Yang Dilakukan Oleh
Aparat Pemerintah Kelurahan Kadia
No Tanggapan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Baik 15 30
2 Cukup baik 22 44
3 Kurang baik 13 26
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel di atas maka kita melihat bahwa ada 15 orang atau
pemerintah adalah baik, sekitar 22 orang atau sekitar 44 % yang menjawab hasil
pelayanan pekerjaannya itu dalam kategori kurang baik, serta ada 13 orang atau
pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pemerintah belum berjalan dengan baik
pelayanan.
pokoknya adalah pemberi jasa, wujud konkrit daripada pelayanan adalah pelayanan
dimana didalamnya melibatkan tenaga kerja yaitu Aparat Keluran Kadia sebagai
orang yang mengabdikan diri dalam bidang pelayanan untuk memulihkan kondisi
bentuk tabel.
1. Keterampilan
sejumlah pekerjaan atau pelayanan dalam batas waktu yang telah ditentukan.
menyelesaikan pekerjaan dari persepsi responden itu sendiri. Hal ini disebabkan
karena tidak mungkin menghitung jumlah unit hasil pekerjaan yang dapat
57
diselesaikan dalam bats waktu tertentu mengingat bahwa tugas pegawai lebih
menyelesaikan pekerjaan pada Kantor Kelurahan wal dapat dilihat pada tabel
berikut:
1 Terampil 13 26
2 Cukup terampil 26 52
3 Kurang terampil 11 22
Jumlah 50 100
kategori cukup terampil dimana dapat di lihat bahwa dari 50 orang responden yang
ada yaitu sebanyak 26 orang atau sekitar 52 % yang menyatakan bahwa waktu
tidak tepat waktu atau kurang terampil atau tidak pernah dapat menyelesaikan
Kantor Lurah Kadia Kecamatan Kadia sering dapat diselesaikan tepat waktuya
menyatakan bahwa :
bahwa penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan oleh pegawai, masih sering tepat
waktu atau masih ada beberapa pegawai yang belum tepat waktu dalam
responden yang menyatakan bahwa pegawai sudah sering tepat waktu dalam
menyelesaikan dan tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan secara terampil.
Dalam hal ini waktu penyelesaian pekerjaan, perlu dijealaskan bahwa pada
Kantor Lurah Kadia, sistem kerja yang dilaksanakan tidak diukur atau dihitung
serta fasilitas atau peralatan. Dalam hal ini sarana dan prasarana kantor memadai
59
sehingga pegawai cukup terampil dan menimbulkan rasa nyaman dan betah
2. Sikap / Perilaku
membantu dalam memecahkan masalah secara spontan dan senang hati. Dalam
Perilaku ini diharapkan terwujud dalam setiap langkah kegiatan dalam proses
dilakukan.
Prinsip ini dalam pelayanan hanya dapat memahami secara jelas tentang
tugas dan tanggung jawab yang diembayannya yaitu komitmen, bekerja dengan
sikap dan prilaku pegawai kadia terhadap masyarakatnya sendiri dapat di lihat
Tabel 18. Tanggapan Responden Tentang Sikap Dan Perilaku Dalam Memberikan
Pelayanan Kepada Masyarakat Pada Kantor Lurah Kadia
1 Baik 14 28
2 cukup baik 24 48
3 kurang baik 12 24
Jumlah 50 100
pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah baik dalam artian
bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai kelurahan Kadia dilakukan dengan
menyatakan kurang baik dalam artian tidak sopan dan tidak bersahabat dalam
melayani masyarakat.
bahwa :
tanggung jawab. Pelayanan sekcil apapun yang diberikan harus dilakukan denga
adalah penyedian tenaga aparat. Tenaga aparat/ pegawai diperlukan untuk melayani
pelayanan yang prima kepada massyarakat. Para tenaga kerja yang direkrut
1 Mampu 17 34
2 Cukup mampu 23 46
3 Kurang mampu 10 20
Jumlah 50 100
ditempatkan pada Kantor Lurah Kadia. Dari tabel tersebut diketahui mayoritas
responden pada Kantor Lurah Kadia adalah kurang mampu 10 orang atau sekitar
62
dengan bidang dan keahliannya. Hal ini berkenan dengan alasan bahwa pegawai
yang ada pada Kantor Lurah Kadia. Dengan demikian responden yang menyatakan
artian bahwa tingkat kemampuan pegawai dalam melayani masyarakat pada Kantor
Kelurah Kadia Kecamatan Kadia pegawai ditempatkan pada bidang dan keahlian
keahliannya. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penyedian tenga/ pegawai belom
profesional.
Dalam kualitas pelayanan maih banyak hal-hal yang harus dibenahi satu
persatu tentang fasilitas pegawai yang akan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan
tugas dan tanggung jawab dapat dilihat profesionalisme pegawai dengan nyata
bahwa didukung dengan persediaan jasa, karyawan, dan memilki pengetahuan dan
profesional.
63
4. Komunikasi / Informasi
beserta karyawannya dan sistem dalam hal ini tingkat kepercayaan masyarakat
dan perilaku dalam bekerja, aturan dalam pelayanan masyarakat dan organisassi
pelayanan.
Kecamatan Kadia, masyarakat dengan sadar akan tugas dan tanggung jawab.
pokok dan fungsi yang ditanggapi fasilitas kerja yang menunjanng aktivitas
masyarakat.
1 Tinggi 18 36
2 Cukup tinggi 24 48
3 Kurang tinggi 8 16
Jumlah 50 100
dan masyarakat yang menyatakan tinggi berjumlah 18 orang atau sekitar 36 %. Hal
ini pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan baik karena tesedianya
dalam menunjang aktivitas dan untuk mempunyai aturan yang merupakan arah
kelurahan, oleh karena itu harus diupayakan untuk menyediakan fasilitas yang
Kantor Lurah Kadia, dapat kita mengambil kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan
65
Sarana adalah segala jenis peralatan perlengkapan kerja, dan fasilitas yang
sarana pelayanan sangat penting disamping peran unsur manusianya sendiri. Salah
satu yang uga sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik
adalah faktor sarana pelayanan karena dengan adanya sarana pelayanan beraneka
ragam jenis dan fungsinya bisa membuat pelayanan pada masyarakat dapat lebih
efisien dan efektif. Sarana pelayanan yang memadai ditandai dengan jumlahnya
yang buruk ditandai dengan umlahnya yang tidak mencukupi dan kondisinya yang
1 Baik 12 24
2 Cukup baik 25 50
3 Kurang baik 13 26
Jumlah 50 100
prasarana oleh aparat di Kelurahan Kadia paling banyak adalah cukup baik dengan
umlah 25 orang atau sekitar 50 % , kemudian disusul kurang baik dengan jumlah
66
13 orang atau sekitar 26 % dan baik berjumlah 12 orang atau sekitar 24 % . Dari
kelurahan Kadia adalah cukup baik. Hal ini juga diperkuat dengan hasil pengamatan
yang penulis dilakukan saat peneliian langsung. Pada umumnya aparat di Kelurahan
yang sudah lama, dan juga penggunaan komputer belum terlalu dikuasai oleh aparat
karena bantuan itu lama diterima sehingga aparat belum belajar memanfaatkannya.
prasarana diKantor Lurah Kadia digunakan dengan bik walaupun kondisi barangya
sudah lama dan komputer belum dapat digunakan dengan optimal karena baru
pemanfaatan sarana dan prasarana tergolong cukup baik, hal ini tidak terlepas
mengoperasikannya.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
terkesan tidak tepat waktu dan suka melemparkan tanggung jawab kepada
B. Saran
DAFTRA PUSTAKA
Gibson, James L, Jhon M Ivancuilh dan James H, Donelly Jr. 1996, Organisasi
Perilaku, Struktur, Proses, Jilid I. Bumi Aksara, Jakarta.
Peter M. Blau dan Marshail W, Maryer 2002 The Strategies, Penerjemah: Abdul
Rasyid Ramdan, Cetekan Kedua Revisi Oleh CV. Taruna Grafika.
Jakarta.
Syahrir, 1996, Pelayanan dan Jasa-jasa Publik Telaah Ekonomi Serta Implikasi
Sosial Politik, Majalah Prisma Nomor 12.
Van Mutar, Dumel dan Hom, Carl E, 1975, The Policy Implementasi
Pursers. A Conseptual Frame Work in Administration & Society, Vol. I
No. 4Nal 44T485
Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Ibu Kota
Negara