Anda di halaman 1dari 72

PERANAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KINERJA

PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PULAU


SEMBILAN KABUPATEN SINJAI

Skripsi

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIP)
Muhammadiyah Sinjai

NURHADI
NIM : 07.21.046

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK
MUHAMMADIYAH SINJAI
2011
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : NURHADI
Nim : 07.21.046
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Judul Skripsi : Peranan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang dibuat
untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan
Ilmu Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Muhammadiyah
Sinjai, bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah
dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di
lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Muhammadiyah Sinjai
maupun di Perguruan Tinggi/Instansi manapun, kecuali bagian yang dikutip
sumber informasinya, dicantumkan sebagaimana mestinya.
Demikian pernyataan ini dibuat. Bilamana dikemudian hari ternyata
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan
tersebut.

Sinjai, Oktober 2011

Penulis

Nurhadi

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi : Peranan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada


Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

Mahasiswa bernama NURHADI Nim : 07.21.046 Mahasiswa Jurusan Ilmu


Pemerintahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP)
Muhamamadiyah Sinjai, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah
yang diselenggarakan pada hari Sabtu 29 September 2011 dinyatakan telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan (S.Ip) dengan berbagai perbaikan.

Sinjai, Oktober 2011

TIM PENGUJI

Ketua : Dr. H. A. Djamaluddin, M.Si ( ……….....……… )

Sekretaris : Umar Congge, S.Sos., M.Si ( ……….....……… )

Munaqisy I : Dr. H. A. Djamaluddin, M.Si ( ……….....……… )

Munaqisy II : Drs. H. Abd. Karim, MM ( ……….....……… )

Pembimbing I : Umar Congge, S.Sos., M.Si ( ……….....……… )

Pembimbing II : Akbar Syamsuddin, S.Sos., M.Pd ( ……….....……… )

MENGETAHUI :

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Ketua Jurusan


dan Politik Muhammadiyah Sinjai Ilmu Pemerintahan

Drs. H. Marsuki Ali, M.Pd Drs. H. A. Mulawangsa Mappakalu, MH


NIDN. 09 22 12 5702 NIDN. 09 070 66602

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama Mahasiswa : NURHADI

NIM : 07.21.046

Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN

Skripsi berjudul : Peranan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja


Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai

Disetujui untuk diujikan pada Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Sekolah
Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Muhammadiyah Sinjai
Demikian untuk proses selanjutnya

Sinjai, September 2011

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Umar Congge, S.Sos., M.Si Akbar Syamsuddin, S.Sos., M.Pd

Mengetahui,

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ketua Jurusan


Politik Muhammadiyah Sinjai Ilmu Pemerintahan

Drs. H. Marsuki Ali, M.Pd Drs. H. A. Mulawangsa Mappakalu, MH


NIDN. 09 22 12 5702 NIDN. 09 070 66602

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT., yang

telah memberikan kami kesehatan serta kesabaran, dalam penyusunan skripsi

yang kami buat mengenai “Peranan Camat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai

pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai”.

Penulis hanya bisa menuangkan semua hasil pencarian data ke dalam

sebuah laporan yang sangat sederhana karena pengetahuan dan sumber yang

diperoleh sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih atas

saran-saran dan kritikan dari siapa saja yang akan memperluas objek kajian skripsi

ini menjadi skripsi yang sempurna yang selain berguna bagi perkembangan

pendidikan Ilmu Pemerintahan juga berguna untuk memperluas cakrawala

berpikir bagi penulis dan semua orang.

Penulis menyadari bahwa mungkin setiap mahasiswa yang berhasil

menjadi sarjana sepakat bahwa skripsi adalah sesuatu yang kelihatannya sepeleh

tapi luar biasa sulit untuk menyelesaikannya bila hanya bertumpu pada kaki

sendiri. Seperti itu juga yang penulis hadapi saat harus menyelesaikan tugas besar

ini. Penulis kira, pastinya semua sepakat bahwa bantuan orang lain sekecil apapun

bentuknya menyumbang peran besar untuk sebuah keberhasilan. Akhirnya penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak

yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan, baik itu melalui kata-kata

v
ataupun nasihat serta semangat untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Muhammadiyah Sinjai

atas bantuan dan motivasinya yang diberikan di dalam melaksanakan

penyusunan skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik

Muhammadiyah Sinjai.

2. Tanhar, SH, selaku Camat Pulau Sembilan beserta seluruh pegawai Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

3. Umar Congge, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing I yang sangat berperan

penting didalam menganalisis berbagai macam petunjuk cara penulisan secara

baku skripsi yang penulis buat.

4. Akbar Syamsuddin, S.Sos., M.Pd selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktunya memberikan berbagai macam penilaian, petunjuk cara

penulisan Skripsi secara Mendetail.

5. Drs. H. A. Mulawangsa Mappakalu, MH. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan sangat berperan penting di dalam pengambilan judul secara

tepat dan di mengerti.

6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen beserta Asisten Dosen beserta para staf yang

telah mengajar dan memberikan petunjuk-petunjuk serta bimbingan dan

membekali ilmu yang berguna bagi penulis selama mengikuti study pada

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Muhammadiyah Sinjai

vi
7. Kepada kedua Orang Tuaku yang tercinta beserta saudara-saudaraku yang

selama ini telah memberi bantuan, dorongan dan semangat dalam mengikuti

studi di Sekolah Tinggi Sosial dan Ilmu Politik Muhammadiyah Sinjai.

8. Teman-teman kuliah, yang telah memberikan sebuah persahabatan dan

kerjasama yang baik selama menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu

Sosial dan Politik Muhammadiyah Sinjai.

9. Kepada semua pihak yang telah membantu di dalam proses penyusunan

skripsi ini yang tidak sempat disebut namanya satu-persatu atas bantuan moril

maupun materilnya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya semoga Allah

SWT., memberikan rezki untuk mereka semua. Amin.

Sinjai, Agustus 2011

Penyusun

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................... v

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

ABSTRAK ................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ........................................................ 3

C. Rumusan Masalah ............................................................ 3

D. Tujuan Penelitian ............................................................. 3

E. Manfaat Penelitian ........................................................... 4

F. Kerangka Pikir ................................................................. 5

G. Defenisi Operasional ........................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Peranan ................................................................ 8

1. Pengertian Peranan .................................................... 8

2. Peranan Camat .......................................................... 9

3. Pembinaan ................................................................. 14

4. Koordinasi ................................................................. 15

viii
5. Pengawasan ............................................................... 16

6. Manajemen ................................................................ 17

B. Peningkatan Kinerja ......................................................... 18

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kinerja .. 19

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 22

A. Dasar Penelitian ............................................................... 22

B. Populasi dan Sampel ......................................................... 22

C. Lokasi Penelitian .............................................................. 23

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 24

E. Teknik Analisis Data ........................................................ 24

F. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 40

A. Peranan Camat dalam meningkatkan efektivitas kinerja

pegawai pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai .............................................................. 40

B. Faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja pegawai

pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten

Sinjai ................................................................................ 48

BAB V PENUTUP ................................................................................ 54

A. Kesimpulan ..................................................................... 54

B. Saran ................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ................................. 20


Tabel 2. Luas, Letak Desa/Kelurahan Dan Jarak Ibukota
Kecamatan-Kabupaten ............................................................... 26
Tabel 3. Jumlah Sarana Pendidikan di Pulau Sembilan ........................... 28
Tabel 4. Jawaban responden tentang Camat memiliki peranan
kepemimpinan dalam organisasi yang dipimpinnya .................. 40
Tabel 5. Jawaban responden tentang Camat telah berperan sebagai
Pembina dalam organisasi yang dipimpinnya ............................ 41
Tabel 6. Jawaban responden tentang camat secara aktif melakukan
koordinasi kepada bawahannya .................................................. 42
Tabel 7. Jawaban responden tentang camat selalu melakukan
pengawasan dalam setiap tugas dan pekerjaan bawahan ........... 44
Tabel 8. Jawaban responden tentang apakah camat secara aktif
mengevaluasi kinerja para bawahannya/pegawai ...................... 45
Tabel 9. Jawaban responden tentang camat secara aktif melakukan
strategi-strategi untuk meningkatkan kinerja para
pegawainya ................................................................................. 46
Tabel 10. Jawaban responden tentang camat secara aktif bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain secara baik ............................ 47
Tabel 11. Jawaban responden tentang kualitas pendidikan para pegawai
Kantor Kecamatan Pulau Sembilan masih perlu ditingkatkan ... 49
Tabel 12. Jawaban responden tentang sarana dan prasarana di Kantor
Kecamatan Pulau Sembilan perlu dilengkapi ............................. 50
Tabel 13. Jawaban responden tentang penggunaan jam kerja di Kantor
Kecamatan Pulau Sembilan perlu ditingkatkan ......................... 52

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ................................................................ 6

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Pulau Sembilan ........... 29

xi
ABSTRAK

Nurhadi 07.21.046 : “Peranan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai


Pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai”. Skripsi. Jurusan
Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Muhammadiyah
Sinjai. Dibimbing oleh Umar Congge dan Akbar Syamsuddin.
Peranan seorang Camat di dalam mengorganisasikan organisasi secara
tepat, diperlukan adanya suatu esensi pemikiran yang teoritis tentang pembinaan,
koordinasi dan pengawasan dilingkungan organisasi.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah peranan
Camat dalam meningkatkan efektivitas kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan
Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai? (2) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
efektivitas kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten
Sinjai?
Sampel yang diambil adalah keseluruhan dari populasi sebanyak 15
orang. Teknik pengumpulan data menggunakan Angket atau kuesioner,
wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan analisis secara deskriptif-
kualitatif. Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang
menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dan
diuraikan dalam bentuk tabel persentase.
Hasil penelitian membuktikan (1) Peranan Camat dalam meningkatkan
efektivitas kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten
Sinjai sangat baik, ini dilihat dari hasil angket yang telah dibagikan dan
dilengkapi dengan hasil wawancara. Pembinaan, koordinasi dan pengawasan
terus-menerus dilakukan oleh camat dalam meningkatkan kinerja pegawainya. (2)
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja pegawai pada Kantor
Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai terdiri dari kurangnya sarana dan
prasarana, transportasi, kurangnya staf namun semuanya telah diupayakan untuk
diatasi dengan melakukan strategi-strategi dan inovasi dari seorang Camat.

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh

keberhasilan aparatur negara dalam melaksanakan tugasnya. Terutama dari

segi kepegawaian. Oleh karena itu aparatur pemerintah memiliki peranan dan

kedudukan yang sangat penting sebagai motor dan penggerak dalam semua

aktivitas fungsi pemerintahan.

Peningkatan kinerja pegawai menjadi penting mengingat perubahan

arah kebijakan pemerintah sebagaimana dikehendaki oleh semangat reformasi

untuk lebih luas memberi ruang gerak dan peran serta yang lebih besar bagi

masyarakat dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan, dimana

pemerintah beserta aparaturnya lebih berperan sebagai fasilitator. Perubahan

arah kebijakan ini membawa implikasi terhadap kemampuan profesionalisme

pegawai dalam menjawab tantangan era globalisasi dalam menghadapi

persaingan ketat dengan Negara-negara lain di dunia. Bertitik tolak dari

pemikiran ini, maka peningkatan kinerja aparatur merupakan hal yang

mendesak untuk dilaksanakan dewasa ini.

Kehadiran Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai revisi

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, telah

memberikan kewenangan dalam Sistem Pemerintahan Daerah dalam bentuk

1
2

otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab yang semula sebagai

promoter pembangunan menjadi pelayan masyarakat.

Bagi Kantor Kecamatan Pulau Sembilan permasalahan kinerja

menjadi faktor penting karena merupakan salah satu kecamatan dari sembilan

Kecamatan di Kabupaten Sinjai sehingga kinerja dari Kecamatan Pulau

Sembilan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengelolaan daerah

terutama dalam otonomi daerah.

Kondisi ini mendorong kepada seluruh aparatur baik pada semua

tingkat dalam pemerintahan termasuk didalamnya Kantor Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai, untuk lebih memainkan peran yang signifikan

sebagai wujud nyata dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan yang kesemuanya tidak lepas dari peran Camat untuk dapat

mengemban visi dan misi dalam pencapaian tujuan organisasi.

Camat memainkan peran yang dominan, kritikal dalam keseluruhan

upaya untuk meningkatkan kinerja. Sampai saat ini kinerja pegawai Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari

kurangnya disiplin pegawai dalam penggunaan jam kantor serta kurangnya

kesadaran aparat dalam menjalankan tugas dan fungsinya, sehingga

menimbulkan menurunnya produktivitas kerja.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis sangat tertarik melakukan

penelitian mengenai peranan Camat, dimana penulis menampilkan dengan

judul “Peranan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai”


3

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat menentukan

dalam penelitian kualitatif walaupun sifanya masih tentatif. Karena suatu

penelitian tidak dimulai dari sesuatu yang vakum atau kosong.(Moleong,

2010:97)

Sesuai dengan uraian di atas dan mengingat keterbatasan

kemampuan penulis maka dalam penyajian skripsi ini penulis membatasi

pembatasan masalah hanya pada peranan Camat dalam meningkatkan kinerja

pegawai di Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah-masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peranan Camat dalam meningkatkan efektivitas kinerja

pegawai pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas kinerja pegawai pada

Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai?

D. Tujuan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu harus menentukan

tujuan dari penelitiannya, untuk menghindari agar penelitian yang akan

dilaksanakan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditentukan, sehingga

dalam penelitiannya akan mudah dilaksanakan. Sebab tujuannya digunakan

sebaga patokan dalam pengumpulan data dan sebagai pembatasan dalam


4

penelitian. Karena tanpa tujuan yang jelas data yang terkumpul akan mudah

hilang dan akan menyimpang dari maksud penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang berjudul Peranan Camat Dalam

Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan

Kabupaten Sinjai adalah sebagai berikut :

1. Guna mengetahui seberapa besar peran Camat sebagai Topmanajer

dalam peningkatan efektivitas kinerja pada Kantor Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai.

2. Guna mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kinerja

pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian yang berjudul Peranan Camat

Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai.

1. Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangan pemikiran yang dapat

digunakan sebagai tolak ukur khususnya di bidang peran Camat dalam

rangka peningkatan kinerja.

2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis

mengenai disiplin ilmu pemerintahan dan manajemen pada khususnya

dan sekaligus dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan ilmu pengetahuan bidang sosial, bidang pemerintahan.

3. Dapat menjadi bahan perbandingan bagi para peneliti yang berminat

mengadakan penelitian terhadap objek yang sama yang akan datang.


5

F. Kerangka Pikir

Setiap organisasi atau instansi akan selalu berusaha untuk

meningkatkan efektivitas kinerja pegawainya, dengan harapan apa yang

menjadi tujuan organisasi akan tercapai. Di samping itu peran pemimpin

menjadi tidak kalah pentingnya. Seorang pemimpin organisasi yang bijaksana

dan baik harus dapat memberikan kepuasan kepada para pekerjanya dan

selalu berusaha memperhatikan gairah serta semangat kerja mereka.

Pimpinan harus mempunyai kemampuan dalam mengelola,

mengarahkan, mempengaruhi, memerintah dan memotivasi bawahannya

untuk memperoleh tujuan yang diinginkan oleh organisasi. Di dalam

mengelola karyawan yang ada dalam organisasi harus diciptakan suatu

komunikasi kerja yang baik antara atasan dan bawahan agar tercipta

hubungan kerja yang serasi dan selaras.

Dengan meningkatnya semangat dan kegairahan kerja para karyawan

tersebut diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi di bidang pekerjaan

mereka masing-masing sehingga tujuan organisasi akan tercapai dengan hasil

yang memuaskan.

Indikator-indikator sebagaimana yang disebutkan di atas dapat

dijadikan acuan dalam proses peningkatan kinerja pegawai pada Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Untuk lebih jelasnya kerangka

pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


6

Peranan Camat dalam Faktor yang mempegaruhi


meningkatkan efektivitas Efektivitas kinerja;
kinerja; 1. Faktor Penghambat
1. Pembinaan, 2. Faktor Pendukung
2. Koordinasi, dan
3. Pegawasan

KINERJA
YANG MENINGKAT

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

G. Defenisi Opersional

1. Peranan Camat adalah sikap dan tindakan Camat yang diperbuat bagi

orang lain sesuai dengan statusnya atas kesempatan-kesempatan yang

diberikan kepadanya.

2. Peranan dalam Peningkatan Kinerja yang dimaksud adalah sikap dan

tindakan camat berupa pembinaan, koordinasi dan pengawasan yang

bersifat mengikat dan ditetapkan secara eksplisit.

- Pembinaan adalah segala usaha dan tujuan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penggunaan dan pemeliharaan dengan tujuan

untuk menghasilkan pegawai yang bermutu dan berkualitas yang

berdaya guna dan berhasil guna, yang dilakukan secara sistematis

dan pemanfaatan kemampuan sesuai dengan kebutuhan organisasi.


7

- Koodinasi adalah proses pengintegrasian (penyatuan) tujuan dan

kegiatanperusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

- Pengawasan adalah suatu upaya untuk membandingkan kinerja

aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan

apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk

mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin

bahwa semua sumber daya organisasi telah digunakan seefektif dan

seefisien mungkin guna mencapai tujuan organisasi.

3. Faktor yang mempengaruhi yang dimaksud adalah faktor-faktor yang

mempegaruhi efektivitas kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Pulau

Sembilan.

- Faktor Penghambat adalah faktor yang mempegaruhi menurunya

produktivitas kerja.

- Faktor pendukung adalah faktor yang mempengaruhi terciptanya

produktivitas kerja yang tinggi.

4. Kinerja yang meningkat yang dimaksud adalah hasil atau taraf

kesuksesan yang dicapai seseorang dalam periode tertentu dalam bidang

pekerjaannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Peranan

1. Pengertian Peranan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2001:83), bahwa peranan

adalah sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang

terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.

Selanjutnya Abdul Syani (1992:94) mengemukakan bahwa

peranan dapat didefinisikan sebagai sikap dan tindakan seseorang sesuai

dengan statusnya dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Gibson (1987:31), mengemukakan bahwa

peranan adalah seperangkat perilaku yang terorganisir, peranan adalah

hal-hal yang harus dilakukan oleh seseorang untuk menyahihkan

(validate) kedudukannya pada suatu posisi tertentu. Lebih lanjut Gibson

mengemukakan bahwa peranan tersebut secara budaya mendefenisikan

harapan yang dihubungkan dengan kedudukan khusus. Suatu peranan

dapat mencakup sikap dan nilai-nilai serta jenis perilaku tertentu.

Peranan yang dimainkan oleh seseorang dalam suatu organisasi

merupakan suatu pengaruh yang penting terhadap perilaku maupun sikap

suatu peranan tertentu mengandung tugas-tugas, wewenang dan harapan-

harapan yang mempengaruhi tindakan dan pekerjaan seseorang.

8
9

Dengan demikian dapat diartikan bahwa peranan merupakan

sikap dan tindakan seseorang yang diperbuat manusia bagi orang lain

atau masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan

kepadanya. Jadi hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat,

merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam

masyarakat.

2. Peranan Camat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2008 Bab I Pasal 1, menyebutkan bahwa Camat atau sebutan lain adalah

pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah

kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh

pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota untuk

menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan

tugas umum pemerintahan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, maka yang menjadi Tugas Umum

Pemerintahan Camat meliputi:

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum;

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

undangan;
10

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan;

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksana kan pemerintahan

desa atau kelurahan.

Adapun penjabaran uraian tugas tersebut diatas meliputi:

a. Pemberdayaan masyarakat

1) Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam

perencanaan pembangunan Lingkup kecamatan dalam forum

musyawarah perencanaan pembangunan di Desa/kelurahan dan

kecamatan;

2) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan

unit kerja baik Pemerintah maupun swasta yang mempunyai

program kerja dan kegiatan Pemberdayaan masyarakat di

wilayah kerja kecamatan;

3) Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan

masyarakat di wilayah Kecamatan baik yang dilakukan oleh unit

kerja pemerintah maupun swasta;


11

4) Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat

sesuai dengan Peraturan perundang -undangan; dan

5) Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di

wilayah kerja kecamatan Kepada bupati/walikota dengan

tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah yang

Membidangi urusan pemberdayaan masyarakat.

b. Ketenteraman dan ketertiban umum;

1) Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik

Indonesia dan/atau Tentara Nasional Indonesia mengenai

program dan kegiatan penyelenggaraan ketenteraman dan

ketertiban umum di wilayah kecamatan;

2) Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di

wilayah kerja kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan

ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan; dan

3) Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketenteraman dan

ketertiban kepada bupati/ walikota.

c. Penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

1) Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

yang tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan

perundang-undangan;

2) Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

yang tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan


12

perundang-undangan dan/atau Kepolisian Negara Republik

Indonesia; dan

3) Melaporkah pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan

perundang-undangan di wilayah kecamatan kepada

bupati/walikota.

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

umum;

1) Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah

dan/atau instansi vertical yang tugas dan fungsinya di bidang

pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

2) Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan

pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; dan

3) Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas

pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada bupati/walikota.

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan;

1) Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan

instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan;

2) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan

satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;


13

3) Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di

tingkat kecamatan; dan

4) Melaporkan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

kecamatan kepada bupati/walikota.

f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

dan

1) Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi

pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

2) Memberikan bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi

pelaksanaan administrasi desa dan/atau kelurahan;

3) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa

dan/atau lurah;

4) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat desa

dan/atau kelurahan;

5) Melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa

dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan; dan

6) Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan di

tingkat kecamatan kepada bupati/walikota.

g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa

atau kelurahan.
14

1) Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat

di kecamatan;

2) Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di

wilayahnya;

3) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

4) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada

masyarakat di wilayah kecamatan;

5) Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat

di wilayah kecamatan kepada Bupati/Walikota.

3. Pembinaan

Pengertian pembinaan menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut:

a. Menurut kamus Umum bahasa Indonesia (Peorwadarmita, 1987)

pembinaan adalah sautu usaha, tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara bedaya guna dan behasil guna unutk memperoleh

hasil yang lebih baik.

b. Menurut Thoha (1989: 7) pembinaan adalah suatu proses, hasil atau

pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya

perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau

berbagai kemungkinan atas sesuatu.

c. Menurut Widjaja (1988) pembinaan adalah suatu proses atau

pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali


15

dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan

tersebut yang disertai usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan, dan

mengembangkannya. Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan

perencanaan, pengorganisasin, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan,

dan pengawasan suatu pekerjaan unutk mencapai tujuan hasil yang

maksimal.

Dari beberapa definisi pembinaan diatas, jelas bagi kita maksud

dari pembinaan itu sendiri dan pembinaan tersebut bermuara pada adanya

perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya, yang diawali dengan

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi,

pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan

dengan hasil yang lebih baik.

4. Koordinasi

Menurut E.F.L. Brech dalam (Hasibuan, 2007:85), koordinasi

adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi

kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar

kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara

para anggota itu sendiri.

Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi

adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha

kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan

tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.


16

Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan koordinasi

(coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan

kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau

bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi secara efisien.

Berdasarkan defenisi diatas penulis menyimpulkan bahwa

Koodinasi adalah proses pengintegrasian, penyatuan tujuan dan kegiatan

pada satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi secara efisien.

5. Pengawasan

Menurut Stoner dan Wankel (dalam Subardi,1992:6).

“Pengawasan berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa

organisasi bergerak dalam arah atau jalur tujuan. Apabila salah satu

bagian dalam organisasi menuju arah yang salah, para manajer berusaha

untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkan kembali ke jalur

tujuan yang benar “.

Sementara itu menurut McFarland (dalam Handayaningrat,

1994:143). Pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin

mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh

bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau kebijaksanaan

yang telah ditentukan.

Selanjutnya Smith (dalam Soewartojo, 1995:131-132)

menyatakan bahwa: “Controlling“ sering diterjemahkan pula dengan


17

pengendalian, termasuk di dalamnya pengertian rencana-rencana dan

norma-norma yang mendasarkan pada maksud dan tujuan manajerial,

dimana norma-norma ini dapat berupa kuota, target maupun pedoman

pengukuran hasil kerja nyata terhadap yang ditetapkan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa

Pengawasan adalah suatu upaya untuk membandingkan kinerja aktual

dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah

terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan

perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya

organisasi telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna

mencapai tujuan organisasi.

6. Manajemen

G.R. Terry (dalam Kartini Kartono, 2010:168) menyatakan

beberapa definisi orang lain, sebagai berikut:

a. Kekuasaan yang mengatur suatu usaha, dan bertanggung jawab atas

keberhasilan atau kegagalan

b. Manajemen adalah penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapai

hasil yang diinginkan dengan menggunakan upaya-upaya kelompok,

terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan sumber daya manusia.

c. Manajemen adalah melaksanakan perbuatan-perbuatan tertentu

dengan menggunakan tenaga orang lain.


18

Kartini Kartono (2010:168-169) menyebutkan bahwa

manajemen dapat disebut sebagai pengendalian suatu usaha, yaitu

merupakan:

a. Proses pendelegasian/pelimpahan wewenang kepada beberapa

penanggung jawab dengan tugas-tugas kepemimpinan, dan

b. Proses penggerakan serta bimbingan pengendalian semua sumber

daya manusia dan sumber materiil dalam kegiatan mencapai sasaran

organisasi.

Dengan demikian manajemen memungkinkan terjadinya

perpaduan semua usaha dan kegiatan mengarah pada tujuan organisasi.

Juga menciptakan kerja sama yang baik demi kelancaran dan efektivitas

kerja, untuk mempertinggi daya guna semua sumber dan mempertinggi

hasil guna.

B. Peningkatan Kinerja

Sebelum membahas tentang peningkatan kinerja, terlebih dahulu

penulis mengungkapkan bebarapa pengertian kinerja.

Gibson (1996:70) menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan

dari perilaku. Kinerja individu merupakan dasar dari kinerja organisasi.

Handoko (dalam Tika, 2006:121) mendefinisikan kinerja sebagai

proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

Menurut Maryoto, (2000:91), kinerja karyawan adalah hasil kerja

selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misal

standar, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama.


19

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikemukakan bahwa

kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri

terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat

pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang

berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi

antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti

bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode

waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan

karyawan dalam periode waktu tertentu. (Timpe, 1999).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kinerja

Kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

menurut Sutermeister (1999) terdiri dari motivasi, kemampuan, pengetahuan,

keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian

kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan

kebutuhan egoistik.

A. Dale Timpe (2000:32) menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi

kinerja, antara lain :

1. Faktor perilaku dapat ditelusuri hingga ke faktor spesifik seperti

kemampuan, upaya, kesulitan tugas, atau nasib baik.


20

2. Faktor lain misalnya perilaku, sikap dan tindakan rekan kerja, bawahan,

pimpinan.

3. Kendala-kendala sumber daya.

4. Keadaan ekonomi, dsb.

Digambarkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Kinerja Internal (Pribadi) Eksternal (Lingkungan)


Kinerja Baik - Kemampuan tinggi - Pekerjaan mudah
- Kerja keras - Nasib baik
- Bantuan rekan-rekan
- Pimpinan yang baik
Kinerja yang - Kemampuan rendah - Pekerjaan sulit
Jelek - Upaya-upaya sedikit - Nasib buruk
- Rekan kerja tidak produktif
- Pimpinan tidak simpatik

Penyebab-penyebab yang dapat dijelaskan dibawah keadaan kinerja

baik mungkin bersifat internal (“Saya bekerja dengan baik karena saya betull-

betul berbakat”). Pengaruh eksternal (“Saya bekerja dengan baik karena

pekerjaannya begitu mudah, siapa saja dapat melakukannya sama baiknya

dengan saya”). Penyebab-penyebab yang dapat dijelaskan dibawah keadaan

kinerja jelek dapat bersifat internal (“Saya melakukannya dengan buruk

karena saya tidak mencoba”), atau bersifat eksternal (“Saya melakukan

dengan buruk karena saya mempunyai pimpinan yang jelek”).


21

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai sebagaimana

diuraikan diatas pada dasarnya dapat berupa faktor internal pagawai maupun

faktor eksternal pegawai. Faktor internal antara lain menyangkut perilaku

pegawai itu sendiri, misalnya tentang kemampuannya, sikap dalam

melaksanakan tugas, motivasi dalam bekerja. Sedangkan faktor eksternal

dapat berupa lingkungan kerja, organisasi, maupun atasan atau pimpinan

pegawai yang bersangkutan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan dasar penelitian adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur peneitian

yang menggunakan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang diamati (Moeleong 1990:3).

Alasan peneliti sendiri memilih metode kualitatif dikarenakan

penyelesaian masalah akan lebih mudah bila berhadapan dengan kenyataan

dan secara langsung bisa berhubungan dengan responden.

Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama

penyelesaian masalah akan lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda. Kedua, metode ini menggunakan secara langsung hakekat

hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak prajaman pengaruh bersama

dan terhadap pola-pola yang dihadapi (Moeleong, 1990 : 5)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang ada dalam

ruang lingkup Kantor Camat Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai yang

berjumlah 15 orang, terdiri dari.

22
23

a. Camat : 1 orang

b. Sekreataris Kecamatan : 1 orang

c. Kepala Seksi Pemerintahan dan Trantib : 1 orang

d. Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan : 1 orang

e. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat : 1 orang

f. Kepala Seksi Pelayanan Umum : 1 orang

g. Pegawai / Staf : 1 orang

h. Tenaga Honorer : 8 oran0g

Jumlah : 15 orang

2. Sampel

Karena populasi tersebut di atas hanya sedikit, maka peneliti

mengambil dan menentukan sampel yaitu keseluruhan dari populasi yang

berjumlah 15 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah

sampel jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

C. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kecamatan

Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai tepatnya di Kantor Kecamatan Pulau

Sembilan Kabupaten Sinjai.


24

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket atau kuesioner. Pada teknik ini peneliti menggunakan angket atau

formulir-formulir yang berisikan pertanyaan tertulis yang diberikan

kepada responden untuk diisi kemudian diolah dalam bentuk tabel

frekuensi.

2. Wawancara. Teknik ini dipergunakan untuk mendapatkan data dan

informasi dengan jalan bertanya langsung kepada informan. Pada teknik

ini peneliti mengadakan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang

dianggap mengetahui pengaruh kualitas pelayanan kantor kecamatan

terhadap kepuasan masyarakat.

3. Observasi adalah kegiatan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian yang sedang berlangsung untuk memperoleh keterangan dan

informasi data yang akurat tentang hal-hal yang diteliti serta untuk

mengetahui relevansi jawaban responden dan informan dengan kenyataan

yang ada. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan atau pemusatan

perhatian terhadap obyek penelitian dengan menggunakan seluruh alat

indra.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data.

Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan,

komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel,

dan sebagainya. (Moleong, 2010:280)


25

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode

pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis

data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu tehnik yang menggambarkan

dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul kemudian

diuraikan dalam tabel frekuensi.

F. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Letak Geografis

Kecamatan Pulau Sembilan, kecamatan ini sebelumnya

merupakan kesatuan dari Kecamatan Sinjai Utara. Karena bisa berdiri

sendiri maka dilakukan pemekaran wilayah sehingga Pulau Sembilan

menjadi kecamatan.

Pulau Sembilan terletak di sebelah Timur Kecamatan Sinjai

Utara. Berada di Teluk Bone 13 mil laut dari ibukota kabupaten.

Kecamatan ini terdiri dari 9 (sembilan) pulau dengan pusat kecamatan di

Pulau Kambuno. Kecamatan Pulau Sembilan terdiri dari terdiri dari 4

(empat) desa, semua desa yang ada di Kecamatan Pulau Sembilan

merupakan wilayah pantai karena letak kecamatan ini yang merupakan

gugusan dari Sembilan Pulau-Pulau. Klasifikasi desa terbagi atas desa

swakarya, yakni Desa Pulau Harapan, serta desa swadaya yakni Desa

Pulau Buhung Pitue, Desa Pulau Padaelo dan Desa Pulau Persatuan.
26

Tabel 2.
Luas, Letak Desa/Kelurahan Dan Jarak Ibukota
Kecamatan-Kabupaten

Luas Jarak Ibu Kota Letak Dari


Desa/Kelurahan
(Km2) Kabupaten Permukaan Laut
Pulau Buhung Pitue 2,15 15 ± 1
Pulau Harapan 1,75 20 ± 1
Pulau Padaelo 1,80 20 ± 1
Pulau Persatuan 1,85 19 ± 1
Sumber: Data Profil Kecamatan Pulau IX, Tahun 2010

2. Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Pulau Sembilan pada tahun 2009 sekitar

7.649 jiwa, jumlah penduduk ini mengalami peningkatan sebesar 8,8 %

untuk kurun waktu 9 tahun (jumlah penduduk th 2001 mencapai 7.028

jiwa). Dengan luas 7,55 km2 kecamatan pulau sembilan memiliki

kepadatan penduduk sekitar 1.013 orang per km2 pada tahun 2009 (rata-

rata kepadatan penduduk per tahun ± 1000 orang per km2 ), desa dengan

kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2009 adalah Desa Pulau

Harapan sebagai ibukota kecamatan dan pusat kegiatan masyarakat.

Penduduk Kecamatan Pulau Sembilan pada umunya

bermatapencaharian di bidang perikanan dan kelautan sebagai nelayan

maupun pengusaha budidaya biota laut seperti bagang, keramba, dan

lain-lain sebaginya. Produk unggulan dari bidang ini adalah ikan, rumput

laut, teripang serta biota laut lainnya yang umumnya di ekspor.


27

3. Sarana Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan indikator sosial ekonomi

masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah pula

masyarakat menerima inovasi atau pembaharuan. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan mutu pendidikan masyarakat tidak terlepas dari

tersedianya sarana pendidikan yang memadai dalam suatu wilayah

tertentu.

Perkembangan dunia pendidikan di Kecamatan pulau sembilan

selama 10 tahun terakhir mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat

dari peningkatan fasilitas pendidikan seperti pembangunan dan perbaikan

sekolah, penambahan kualitas dan kuantitas guru yang mengajar serta

fasilitas pendukung pendidikan lainnya (buku-buku, alat peraga, ruang

kelas dll).

Untuk, sarana pendidikan di Kecamatan Pulau Sembilan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.
Jumlah Sarana Pendidikan di Pulau Sembilan

No Sarana Pendidikan Jumlah


1 Taman Kanak-Kanak 2

2 Sekolah Dasar 10

3 SLTP / MTs 1

Jumlah 13
Sumber Data : Profil Kecamatan Pulau Sembilan, 2010
28

4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di
harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain
dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan
manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari
strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur
harus terkait erat. Tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika
manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi
organisasinya, strukturpun perlu dimodifikasi untuk menampung dan
mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini
terfokus pada tiga dimensi-inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan
pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing
dimensi. Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan
dipekenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi
minimalisasi biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya
secara ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang
tidak perlu, dan pemotongan biaya. Strategi imitasi adalah strategi yang
mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah
viabilitas terbukti
Adapun struktur organisasi Kantor Kecamatan Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada gambar 2, sebagai berikut
29

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN


KECAMATAN PULAU SEMBILAN
KABUPATEN SINJAI

CAMAT
Kelompok
Fungsional TANHAR, SH

SEKCAM

Kasi Kasi Kasi Kasi


Pemerintahan Ek. Pembangunan Kesj.Rakyat Pel. Umum
ALIMUDDIN, S.Sos M. LUFTI M ILHAM SAID SAKKA, S.Sos

Gambar 2. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Pulau Sembilan


30

5. Uraian Tugas Kecamatan

Keputusan Bupati Sinjai No. 443 Tahun 2001 menguraikan

Kewenangan Camat untuk melaksanakan pembinaan, Koordinasi dan

pengawasan di Tingkat Kecamatan, uraiannya sebagai berikut:

a. Bidang Pemerintahan

1) Mengawasi dan menegakkan pelaksanaan peraturan daerah dan

peraturan perundangan lainnya;

2) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap

pelaksanaan tugas daerah di kecamatan;

3) Melaksanakan pembinaan pertahanan sipil dan perlindungan

masyarakat serta pembinaan kesatuan bangsa;

4) Melaksanakan ketentuan-ketentuan tentang pendaftaran

penduduk termasuk orang asing dan ketentuan tentang kartu

penduduk;

5) Mengkoordinasikan dan membina ketertiban umum keamanan;

6) Membina dan mengawasi pemberdayaan, pelestarian dan

pengembangan adat istiadat dan lebaga adat istiadat dan

lembaga adat di kecamatan;

7) Menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara desa dengan

desa, antara desan dan kelurahan dan antara kelurahan dengan

kelurahan di kecamatannya;

8) Mengusahakan penyelesaian secara damai terhadap setiap

sengketa perdata antara warga masyarakat diwilayahnya;


31

9) Memfasilitasi pemberdayaan pemerintahan desa melalui

pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan

pegawasan;

10) Mengkoordinasikan pelaksanaan pajak bumi dan bangunan;

11) Mengadministrasikan pemungutan pajak bumi dan

pembangunan;

12) Membina dan mengawasi penguasaan dan kepemilikan tanah

diwilayahnya.

b. Bidang Ekonomi dan Pembangunan

4) Membina dan mengawasi perkembanan indsutri kecil, koperasi

dan usaha/kegiatan perkekonomian rakyat, dalam rangka

peningkatan kesejahteraan;

5) Mengumpulkan data-data yang diperlukan di bidang

perekonomian dan pembangunan;

6) Membina dan mengembangkan industri kecil dan koperasi;

7) Membina dan mengembangkan kelompok-kelmpok tani

nelayan;

8) Mengawasi dan mengendalikan tata ruang dan pemukiman

penduduk serta proyek-proyek pembangunan di kecamatannya;

9) Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

di kecamatannya;

10) Mengawasi dan mengendalikan proyek-proyek pembangunan

yang ada di wilayahnya;


32

11) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pembangunan desa dan

kelurahan;

12) Membina dan mengawasi pendistribusian saprodi (pupuk,

peralatan dan obat-obatan pertanian;

13) Membina dan mengawasi pertambangan, tambang galian

golongan C di wilayahnya;

14) Membina dan mengawasi pertambangan, tambang galian

golongan C di wilayahnya;

15) Membina dan mengawasi izin pengelolaan sumber daya air

bawah tanah;

16) Membina dan mengawasi harga pasar dan bahan pokok;

17) Membina dan mengawasi obyek wisata, tempat rekreasi,

perkemahan, pondok wisata dan sarana hiburan lainnya di

wilayahnnya;

18) Membina dan mengawasi menjalarnya penyakit hewan ternak di

wilayahnya.

c. Bidang kemasyarakatan

1) Membina keluarga berencana menuju keluarga bahagia dan

sejahtera;

2) Membina dan memantau kondisi gizi dan kesehatan masyarakat;

3) Membantu melaksanakan usaha-usaha pemberantasan penyakit

menular;
33

4) Menjaga, mengawasi dan mengendalikan kebersihan dan

keindahan diwilayahnya, menuju terwujudnya Sinjai Bersatu;

5) Membina dan mengembangkan majelis taklim;

6) Melaksanaan pembinaan pemuda, olahraga, seni dan budaya

serta pemberdayaan perempuan;

7) Melaksanakan pengendalian dan penanggulangan bencana alam;

8) Membantu menyelesaikan perselisihan keagamaan;

9) Mendorong dan meningkatkan fungsi Taman Pengajian Al-

Qur`an;

10) Membina dan mengawasi pelaksanaan wajib belajar 9 tahun

11) Melakukan pengawasan terhadap pelestarian hutan dan

konservasi lingkungan hidup di wilayahnya;

12) Membina dan mengawasi kelestarian pesisir pantai, hutan dan

konservasi lingkungan hidup diwilayahnya;

13) Membina dan mengawasi bantuan serta sumbangan dari orang

tua murid di wilayahnya;

14) Membina dan mengawasi izin usaha pendidikan di wilayahnya;

15) Membina dan mengawasi pengumpulan uang/barang dan

permintaan sumbangan lain diwilayahnya;

16) Pembina dan mengawasi penguasaan dan kepemilikan tanah di

wilayahnya;

17) Mengawasi dan memelihara pengelolaan fisik gedung yang

diserahkan kepada kecamatan atau milik kecamatan;


34

18) Mengatur dan mengawasi tempat pemakaman umum di

wilayahnya;

19) Memelihara dan mengawasi sarana dan prasarana jalan

kecamatan dan kelurahan/desa serta pengairan/irigasi di

wilayahnya;

20) Memelihara dan mengawasi kearsipan kecamatan;

21) Membina dan mengawasi penyelenggaraan dan pengurusan

tenaga kerja di wilayahnya;

22) Membina dan mengawasi penyalahgunaan obat-obatan terlarang

(narkoba) di wilayahnya.

3. Penjabaran Terhadap Uraian Tugas Sekcam dan Seksi-Seksi di

Kecamatan:

Sekretaris Camat

a. Sekretaris camat mempunyai tugas melakukan pembinaan

administrasi dan memberikan pelayanan administrastif kepada

seluruah satuan organisasi kecamatan;

b. Uraian tugas tersebut adalah sebagai berikut;

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas atau kegiatan para kepala

seksi di lingkungan sekretariat kecamatan dengan memberikan

arahan baik secara tertulis lisan sesuai dengan permasalahan dan

bidang tugasnya masing-masing;

2) Mengumpulkan dan mengevaluasi data dan penyusunan

program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan pelaksanaan


35

tugas umum pemerintahan kecamatan pembangunan dan

pembinaan kesejahteraan rakyat;

3) Mengkoordinasikan pelaksanaan pungutan pajak bumi dan

bangunan dan mengadministrasikan PBB;

4) Menginventariskan permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan program kecamatan dan menyiapkan

bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah;

5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

baik secara tertulis maupun lisan sesuai dengan bidang tugasnya

dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas kecamatan.

Seksi Pemerintahan dan Ketertiban

a. Seksi pemerintahan dan ketertiban mempunyai tugas melaksanakan

urusan memerintahan umum, kependudukan, pembinaan

pemerintahan Desa/kelurahan, pembinaan keagrariaan dan

pembinaan wilayah kecamatan serta pembinaan ketentraman

wilayah;

b. Uraian tugas tersebut sebagai berikut:

1) Menghimpun, mengolah dan mengevaluasi data bidang

pemerintahan, ketentraman dan ketertiban;

2) Melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang keagrariaan

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

3) Membantu pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku;


36

4) Melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat;

5) Membantu penyelenggaraan kegiatan pembinaan kesatuan

bangsa dan perlindungan masyarakat;

6) Membantu pelaksanaan pengawasan terhadap bantuan kepada

masyarakat serta melakukan kegiatan pengamanan akibat

bencana alam dan bencana lainnya;

7) Mengumpulkan dan mengolah data monografi kecamatan;

8) Melaksankan ketentuan-ketentuan tentang pendaftaran

penduduk;

9) Melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait dengan

bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

10) Menyiapkan data dan memberikan pertimbangan terhadap

penyelesaian perselisihan antara desa dengan desa, antar desa

dan kelurahan antara kelurahan dan kelurahan dalam wilayah

kerjanya;

11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

baik secara tertulis maupun lisan sesuai dengan bidang tugasnya

dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas camat.

Seksi Ekonomi dan Pembangunan

a. Seksi ekonomi dan pembangunan mempunyai tugas melakukan

pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian,

produksi dan distribusi serta lingkungan hidup.

b. Uraian tugas tersebut sebagai berikut:


37

1) Mengumpulkan, mengelolah dan mengevaluasi data di bidang

perekonomian dan pembangunan;

2) Melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang

perekonomian dan pembangunan;

3) Melakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan

partisipasi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan

pelaksanaan pembangunan;

4) Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan di

kecamatan;

5) Membina dan mengembangkan industri kecil dan dan koperasi

dan sektor informal;

6) Membina dan mengembangkan kelompok tani;

7) Mengawasi dan mengendalikan tata ruang dan lingkungan

pemukiman kabupaten dan kecamatan;

8) Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang

perekonomian dan pembangunan;

9) Melaksanakan pembinaan lingkungan hidup;

10) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat baik

secara tertulis maupun lisan sesuai dengan bidang tugasnya

dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas camat.


38

Seksi Kesejahteraan Rakyat

a. Seksi kesejahteraan rakyat mempunyai tugas mengkoordinasikan

penyusunan program dan melaksanakan pembinaan kesehateraan

rakyat.

b. Uraian tugas tersebut sebagai berikut:

1) Mengumpulkan, mengelolah dan mengevaluasi data bidang

kesejahteraan rakyat;

2) Melakukan pembinaan dalam bidang keagamaan, termasuk

membantu pengumpulan zakat dan infaq, mendorong dan

meningkatkan fungsi Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA) serta

membina dan mengembangkan majelis taklim dan remaja

mesjid;

3) Melakukan pembinaan dalam bidang kesejahteraan dan keluarga

berencana termasuk membina dan memantau kondisi gizi dan

kesehatan masyarakat, membantu usaha-usaha pemberantasan

penyakit menular dan peningkatan sanitasi lingkungan;

4) Melakukan pembinaan dalam bidang pendidikan termasuk

mendorong peningkatan partisipasi belajar dan pemberantasan

buta aksara;

5) Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan organisasi karag

taruna, pramuka dan organisasi kemasyarakatan lainnya;

6) Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/bantuan

terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya;


39

7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

baik secara tertulis maupun secara lisan sesuai dengan bidang

tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas

kecamatan.

Seksi Pelayanan Umum

a. Seksi pelayanan umum menpunyai tugas melakukan urusan umum

meliputi ketatausahaan dan pemberian pelayanan umum.

b. Uraian tugas sebagai berikut:

1) Mengumpulkan, mengelolah dan mengevaluasi data di bidang

pelayanan umum;

2) Melakukan adminstrasi kepegawaian dan keuangan;

3) Melakuka urusan rumah tangga kecamatan temasuk

inventarisasi barang dan kekayaan kecamatan;

4) Mengatur penyelenggaraan rapat-rapat dinas dan menyiapkan

perlengkapan upacara serta urusan keprotoleran lainnya;

5) Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat yang

tidak termasuk dalam bidang seksi lainnya;

6) Melakukan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait dengan

bidang tugasnya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

7) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan baik

secara tertulis, maupun lisan sesuai dengan bidang tugasnya

dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas kecamatan


40

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Peranan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan

Suatu organisasi akan berjalan dan bergerak maju, sangat tergantung

dari upaya pembinaan, koordinasi dan pengawasan dari pemimpinnya.

Dengan adanya Pembinaan, koordinasi dan pengawasan segala usaha dan

tujuan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan dan

pemeliharaan pegawai dengan tujuan untuk mampu melaksanakan tugas

organisasi dengan efektif dan efisien.

Berikut hasil penelitian selanjutnya untuk dapat menjelaskan peranan

camat tersebut dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 4.
Jawaban responden tentang Camat memiliki peranan kepemimpinan dalam
organisasi yang dipimpinnya

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat berperan 13 86,67

2. Berperan 2 13,33

3. Kurang berperan - -

4. Tidak berperan - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas dinyatakan bahwa 13 orang (86,67%)

responden memberikan jawaban sangat berperan, 2 orang (13,33%)


41

memberikan cukup berperan dan yang memberikan jawaban kurang berperan

tidak ada/nihil.

Dari hasil analisa di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa

Camat memiliki peranan kepemimpinan dalam organisasi yang dipimpinnya

hal ini pada Kantor Kecamatan Pulau Sembilan. Peran dapat dilihat dari

tingkat jawaban responden sampai pada tingkat 86,67%. Tingginya jawaban

responden tersebut yang dikuatkan pada hasil infomasi dari informan

dijelaskan pula bahwa peranan kepemimpinan akan sangat jelas dalam

pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan dengan peran kepemimpinan

dalam hal ini adalah Camat Pulau Sembilan sangat memperhatikan

peningkatan kemampuan pegawai yang berfokus pada pengembangan

keterampilan-keterampilan pegawai untuk meningkatkan kualitas kinerja

pegawai.

Berikut pula mengenai jawaban responden tentang pimpinan telah

berperan sebagai Pembina dalam organisasi, sebagai berikut:

Tabel 5.
Jawaban responden tentang Camat telah berperan sebagai
Pembina dalam organisasi yang dipimpinnya.

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat berperan 7 46,67

2. Cukup berperan 5 33,33

3. Kurang berperan 3 20

4. Kuran berperan - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011
42

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 7 orang

(46,67%) responden memberikan jawaban sangat berperan, 5 orang (33,33%)

memberikan jawaban cukup berperan dan 3 orang (20%) memberikan

jawaban kurang berperan.

Analisis data seperti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pimpinan telah berperan sebagai Pembina dalam organisasi yang

dipimpinnya. Kejelasan ini dapat dilihat melalui Jawaban responden sampai

pada tingkat 46,67%.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada informan bahwa

adanya kejelasan itu sangat Nampak pada rapat-rapat yang dilakukan oleh

camat yang berkaitan dengan pembagian tugas dan peningkatan kinerja,

cerminan dari apa yang diupayakan seorang camat yang sepert ini merupakan

kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.

Berikut jawaban responden mengenai camat secara aktif melakukan

koordinasi kepada bawahannya, terlihat pada tabel berikut:

Tabel 6.
Jawaban responden tentang camat secara aktif melakukan koordinasi
kepada bawahannya.

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat aktif 13 86,67

2. Aktif 2 13,33

3. Kurang aktif - -

4. Tidak aktif - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011
43

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 13 orang

(86,67%) responden memberikan jawaban sangat aktif, 2 orang (13,33%)

memberikan jawaban aktif dan yang memberikan jawaban kurang aktif dan

tidak aktif nihil/tidak ada.

Analisis data berdasarkan Jawaban responden di atas menguraikan

secara jelas bahwa camat secara aktif melakukan koordinasi kepada

bawahannya. Analisis di atas menunjukkan tingkat jawaban yang mendukung

62,5%. Berdasarkan data tersebut Camat Pulau Sembilan juga

mengungkapkan bahwa “Koordinasi di dalam pelaksanaan suatu rencana,

pada dasarnya merupakan salah satu aspek dari strategi yang sangat penting.

Koordinasi disini adalah suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi,

bertujuan untuk menyelaraskan tiap langkah dan kegiatan dalam organisasi

agar tercapai gerak yang tepat dalam mencapai sasaran dan tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan. Maka koordinasi pemerintahan merupakan pengaturan

yang aktif, bukan pengaturan yang pasif berupa membuat pengaturan

terhadap setiap gerak dan kegiatan dan hubungan kerja baik itu terhadap

bawahan maupun hubungan kerja terhadap instansi/perangkat daerah yang

ada di wilayah Kecamatan Pulau Sembilan. Hubungan kerjasama yang

terjalin antara Camat Pulau Sembilan dengan Pimpinan instansi-instansi di

kecamatan sejauh ini juga berjalan dengan baik. Bahkan hubungan yang

harmonis ini tidak hanya diimplementasikan dalam hubungan secara

kedinasan, akan tetapi juga telah ditunjukkan sebagai hubungan

kekeluargaan.
44

Berikut jawaban responden mengenai camat selalu melakukan

pengawasan dalam setiap tugas dan pekerjaan bawahan, dapat dilihat melalui

tabel sebagai berikut:

Tabel 7.
Jawaban responden tentang camat selalu melakukan pengawasan dalam
setiap tugas dan pekerjaan bawahan.

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat aktif 10 66,67

2. Aktif 5 33,33

3. Kurang aktif - -

4. Tidak aktif - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 10 orang

(66,67%) responden memberikan jawaban sangat aktif, 5 orang (33,33%)

memberikan aktif dan yang memberikan jawaban kurang berperan dan

jawaban tidak berperan tidak ada.

Dari hasil analisa di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa camat

selalu melakukan pengawasan dalam setiap tugas dan pekerjaan bawahan.

Peran dapat dilihat dari tingkat jawaban responden sampai pada tingkat

66,67%.

Berikut pula mengenai pendapat responden mengenai camat selalu

mengevaluasi kinerja para bawahannya/pegawai, dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:
45

Tabel 8.
Jawaban responden tentang apakah camat secara aktif mengevaluasi kinerja
para bawahannya/pegawai

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat aktif 5 33,33

2. Aktif 7 46,67

3. Kurang aktif 3 20

4 Tidak aktif - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 5 orang

(33,33%) responden memberikan jawaban sangat aktif, 7 orang (46,67%)

memberikan jawaban aktif, 3 orang (20%) memberikan jawaban kurang aktif

dan yang memberikan jawaban tidak aktif nihil jawaban. Analisis data seperti

tersebut dapat menggambarkan bahwa camat secara aktif mengevaluasi

kinerja para bawahannya/pegawai. Keaktifan ini dapat dilihat melalui

Jawaban responden sampai pada tingkat 46,67%, sedangkan hal yang

mendasari jawaban kurang aktif yaitu sebanyak 20% hal ini dapat dijelaskan

dari kondisi pegawai yang jarang masuk kantor sehingga kurang mengetahui

tentang peranan camat dalam melakukan evaluasi. Dan menurut informasi

yang didapatkan dari infroman bahwa evaluasi yang dilakukan dari hasil-hasil

kinerja dilakukan setiap bulannya, evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui

hasil kinerja yang meningkat dan mengetahui kekurangan-kekurangan,

sehingga apa yang menjadi kekurangan tersebut bisa diupayakan untuk

mengatasinya dan hasil yang telah meningkat akan tetap dipertahankan.


46

Berikut Jawaban responden mengenai camat secara aktif melakukan

strategi-strategi untuk peningkatan kinerja para pegawainya terlihat pada

tabel berikut:

Tabel 9.
Jawaban responden tentang camat secara aktif melakukan strategi-strategi
untuk meningkatkan kinerja para pegawainya

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat aktif 9 60

2. Aktif 4 26,67

3. Kurang aktif 2 13,33

4. Tidak aktif - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 9 orang

(60%) responden memberikan jawaban sangat aktif, 4 orang (26,67%)

memberikan jawaban aktif, 2 orang (13,33%) memberikan jawaban kurang

aktif dan yang memberikn jawaban tidak aktif nihil jawaban.

Analisis data berdasarkan Jawaban responden di atas menguraikan

secara jelas bahwa camat secara aktif melakukan strategi-strategi untuk

meningkatkan kinerja para pegawainya. Analisis di atas menunjukkan tingkat

jawaban yang mendukung 60%.

Menurut Bapak Tanah, SH selaku Camat Pulau Sembilan “Bahwa

ada beberapa strategi yang diambil saat ini dalam meningkatkan efektivitas

kerja pegawai yaitu memberikan kesempatan kepada bawahan menambah


47

wawasannya dengan memberikan tugas belajar selain itu bagi yang

melanjutkan pendidikannya akan diberikan izin belajar namun melalui aturan-

aturan tersendiri jangan sampai melalikan tugasnya sebagai abdi masyarakat,

sedangkan dalam hal kedisiplinan akan dilakukan sekali-kali inspeksi

mendadak (sidak) dan juga pemeriksaan absensi para pegawai.”

Tabel berikut akan diuraikan tanggapan para responden dari hasil

kuersioner yang telah dibagikan dilengkapi beberapa hasil wawancara kepada

responden.

Tabel 10.
Jawaban responden tentang camat secara aktif bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain secara baik

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat aktif 13 86,67

2. Aktif 2 13,33

3. Kurang aktif - -

4 Tidak aktif - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 13 orang

(86,67%) responden memberikan jawaban sangat aktif, 2 orang (13,33%)

memberikan jawaban aktif dan yang memberikan jawaban kurang aktif dan

tidak aktif tidak ada jawaban/nihil.

Analisis data berdasarkan Jawaban responden di atas menguraikan

secara jelas bahwa camat secara aktif bereaksi dan berinteraksi dengan
48

individu lain secara baik. Analisis di atas menunjukkan tingkat jawaban yang

mendukung 86,67%.

Bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain secara baik yang

dimaksud adalah hubungan Camat dengan masyarakat. Berdasarkan

wawancara kami dengan Kepala Seksi Pelayanan Umum Bapak Sakka, S.Sos

mengungkapkan bahwa Camat merupakan sosok pemimpin yang mudah

berinteraksi terhadap masyarakat, hal ini Nampak jelas pula mengingat masa

jabatan sebagai Camat sudah 9 (Sembilan) tahun berada di wilayah Pulau

Sembilan tanpa menemukan hambatan atau kendala dari penduduk setempat,

ini berarti masyarakat wilayah Kecamatan Pulau Sembilan senang akan

adanya seorang pemimpin seperti Camat sekarang yang mau berinteraksi dan

masuk ditengah-tengah masyarakatnya, mau berkomunikasi dan

menyampaikan informasi dengan baik kepada masyarakat, maka dapat

disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus royal, berinteraksi dan

berkomunikasi dengan baik terhadap dinamika sosial yang berada di wilayah

administratif yang dipimpinnya.

B. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kinerja Pegawai pada Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai

Setiap kegiatan pasti akan dipengaruhi beberapa hambatan-

hambatan, begitupun yang dialami dalam peranan Camat dalam

meningkatkan efektivitas kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Pulau

Sembilan. Ada beberapa hambatan yang menjadi kendala meningkatkan


49

efektivitas kinerja pegawai diantaranya kualitas pendidikan, sarana dan

prasarana, serta penggunaan jam kantor/kedisiplinan.

Berikut jawaban responden mengenai sarana dan prasarana di Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan perlu dilengkapi dapat dilihat melalui tabel

sebagai berikut:

Tabel 11.
Jawaban responden tentang kualitas pendidikan para pegawai Kantor
Kecamatan Pulau Sembilan masih perlu ditingkatkan

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat perlu 12 80

2. Perlu 3 20

3. Kurang perlu - -

4 Tidak perlu - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 12 orang

(80%) responden memberikan jawaban sangat perlu, 3 orang (20%) dan yang

memberikan jawaban kurang perlu dan tidak perlu nihil.

Dari hasil analisa di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa

kualitas pendidikan para pegawai Kantor Kecamatan Pulau Sembilan masih

perlu ditingkatkan. Peran dapat dilihat dari tingkat jawaban responden sampai

pada tingkat 80%.

Kepala Seksi Pelayanan Umum Bapak Sakka, S.Sos mengatakan

“bahwa melalui peningkatan pendidikan bagi para aparat maka efektivitas


50

kinerja akan meningkat. Untuk itu perlu peningkatan sumber daya manusia

sehingga dalam memberikan pelayanan pegawai kecamatan dapat

memberikan kepuasan pada masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut

tentunya pengetahuan para aparat harus ditingkatkan dengan bersandarkan

pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan melakukan

bimbingan teknis, rapat-rapat pembinaan oleh pimpnan, memberikan

kesempatan melakukan tugas belajar.”

Berikut pula mengenai jawaban responden tentang sarana dan

prasarana di Kantor Kecamatan Pulau Sembilan perlu dilengkapi, sebagai

berikut:

Tabel 12.
Jawaban responden tentang sarana dan prasarana di Kantor Kecamatan Pulau
Sembilan perlu dilengkapi

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat perlu 15 100

2. Perlu - -

3. Kurang perlu - -

4 Tidak perlu - -

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan tabel data di atas dinyatakan bahwa 15 orang (100%)

responden memberikan jawaban sangat perlu. Analisis data seperti tersebut

tentunya dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana di Kantor Kecamatan


51

Pulau Sembilan sangat perlu dilengkapi. Kejelasan ini dapat dilihat melalui

Jawaban responden sampai pada tingkat 100%.

Dari hasil wawancara terhadap Camat Pulau Sembilan Bapak Tanhar

mengungkapkan bahwa “Ada beberapa hambatan yang dihadapi dalam

meningkatkan efektivitas kinerja pegawai termasuk didalamnya dalam hal

pelayanan yaitu tidak adanya listrik di siang hari, listrik ada tapi hanya pada

malam hari, pernah diupayakan menggunakan generator namun hal itu tidak

efektif karena penggunaan generator dapat merusak alat-alat elektronik kantor

karena tegangan yang tidak stabil. Menghadapi hal tersebut maka upaya yang

dilakukan adalah demi memaksimalkan kinerja, sebagai pelayan masyarakat

maka pelayanan dilakukan selama 24 jam dalam hal ini apabila masyarakat

mempunyai kepentingan maka diperbolehkan datang langsung ke rumah

pribadi Camat Pulau Sembilan. Selain masalah listrik hambatan lain adalah

tidak adanya transportasi antarpulau dan kurangnya pegawai staf kecamatan

namun kesemuanya itu telah diupayakan pemecahannya”

Berikut Jawaban responden mengenai penggunaan jam kerja di

Kantor Kecamatan Pulau Sembilan perlu ditingkatkan, terlihat pada tabel

berikut:
52

Tabel 13.
Jawaban responden tentang penggunaan jam kerja di Kantor Kecamatan
Pulau Sembilan perlu ditingkatkan

No. Jawaban responden Frekuensi Prosentase


1. Sangat perlu 6 40

2. Perlu 4 26,67

3. Kurang perlu 3 20

4. Tidak perlu 2 13,33

Total Jawaban 15 100


Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2011

Berdasarkan hasil analisa data di atas dinyatakan bahwa 6 orang

(40%) responden memberikan jawaban sangat perlu, 4 orang (26,67%)

memberikan jawaban perlu, 3 orang (20%) memberikan jawaban kurang

perlu dan 2 orang memberi jawaban tidak perlu. Analisis data berdasarkan

Jawaban responden di atas menguraikan secara jelas bahwa penggunaan jam

kerja di Kantor Kecamatan Pulau Sembilan perlu ditingkatkan. Analisis di

atas menunjukkan tingkat jawaban yang mendukung 40%. Dan yang

mendasari adanya jawaban kurang perlu (20%) dan tidak perlu (13,33%)

karena sebagian pegawai berdomisili di luar wilayah Kecamatan Pulau

Sembilan.

Berdasarkan informasi dari Kepala Seksi Bagian Pelayanan Umum

Bapak Sakka, S.Sos “bahwa penambahan jam kerja telah dilakukan oleh

Camat Pulau Sembilan guna memaksimalkan kinerja dan pelayanan kepada

masyarakat yaitu dengan meningkatkan waktu pelayanan selama 24 jam


53

pelayanan” meski harus dilakukan di rumah pribadi Camat sendiri.

Mengingat kondisi letak geografis wilayah Kecamatan Pulau Sembilan dan

adanya beberapa hambatan sehingga banyak strategi-strategi yang dilakukan

Camat guna mengatasi hal tersebut dan Alhamdulillah sampai detik ini

semuanya berjalan dengan baik”


54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Keseluruhan hasil analisis data penelitian memberikan kesimpulan bahwa

variabel peranan Camat berpengaruh positif terhadap meningkatnya

kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan

melalui pembinaan, koordinasi dan pengawasan seorang Camat sangat

mempengaruhi semangat kerja pegawai dalam hal ini pada Kantor

Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai. Pembinaan telah

dilakukan oleh camat yang berkaitan dengan pembagian tugas dan

peningkatan kinerja, cerminan dari apa yang diupayakan seorang camat

yang seperti ini merupakan kemampuannya untuk tumbuh dan

berkembang. Dalam hal koordinasi, hubungan kerjasama yang terjalin

sudah sangat baik, baik itu antara Camat dengan para pegwainya maupun

antara Camat dengan segenap perangkat kerja yang berada di wilayah

Kecamatan Pulau Sembilan sejauh ini berjalan dengan sinergis dan

berkesinambungan.

2. Faktor yang menghambat peningkatan efektivitas kinerja yaitu masalah

pendidikan, sarana dan prasaran, dan penggunaan jam kerja/kedisiplinan.

Hambatan tersebut juga tercipta karena kondisi letak geografis

Kecamatan Pulau Sembilan yang berada pada wilayah perairan. Namun

hambatan tersebut telah diupayakan penyelesaiannya oleh Camat Pulau


55

Sembilan dan dari sinilah kita dapat melihat peranan seroang pemimpin

dalam membangun organisasi dan terlebih dalam hal meningkatkan

efektivitas kinerja bawahannya.

B. Saran

1. Perlunya pimpinan lebih meningkatan komunikasi guna memberikan

motivasi terhadap para pegawai secara langsung dan tatap muka,

sekaligus mampu mengadaptasikan gaya kepemimpinan dan perilaku

masing-masing dalam menghadapi berbagai tipe atau karakteristik dari

bawahannya sesuai dengan kondisi dan situasi yang tepat

2. Dalam rangka kualitas kinerja pegawai, perlu peningkatan mutu Sumber

Daya Manusia (SDM), mengingat motivasi berpengaruh terhadap kinerja,

serta penanaman mental keagamaan yang kuat guna mendapatkan mutu

yang tinggi sekaligus berakhlaq mulia;

3. Apa yang menjadi keberhasilan Camat semoga dapat dipertahankan

sehingga dapat memotivasi para pegawai dalam berkarya dan

professional.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syani. (1992). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Bumi Aksara,
Jakarta.

Gibson et. al. 1987. Organisasi Perilaku-Struktur Proses. Surabaya: Erlangga.

Gibson et. al. 1996. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jilid 1. Jakarta :
Binarupa Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P., 2007, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah.


Edisi Revisi. Cetakan Keenam. Bumi Aksara, Jakarta

Handayaningrat, Soewarno, 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan


Managemen. Cetakan Keenam. PT Gunung Agung, Jakarta

Handayaningrat, S., 1994, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen,


CV. Haji Masagung, Jakarta.

Handoko, T. Hani (2003), Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapanbelas.


Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. 2001. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta.

Kartono, Kartini, 2010, Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan


Abnormal Itu?, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Maryoto, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE


UGM.

Moeleong Lexy. J. 1990, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda


Karya. Bandung

Moeleong Lexy. J. 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT.


Remaja Rosda Karya. Bandung

Poerwadarminta. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta

Subardi, A., 1992, Dasar-Dasar Manajemen, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta

Sutermeister. R.A. 1999, People and Productivity, Toronto Inc, Mc. Graw Hill
Book. Co.

56
Soewartojo, J., 1995, Korupsi, Pola Kegiatan dan Penindakannya serta Peran
Pengawasan dalam Penanggulangannya, Restu Agung, Jakarta.

Thoha, Miftah, 1989, Pembinaan Organiasi: Proses Diagnosis dan Intervensi,


Rajawali Pers. Jakarta

Tika, MP. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.


Jakarta : Bumi Aksara

Timpe, A. Dale, 2000, Kinerja, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Timpe, A. Dale, 1999, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia (Kinerja/


Performance), Cetakan 4. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Widjaja, A.W. 1988. Administrasi Kepegawaian: Suatu Pengantar. Rajawali


Press. Jakarta

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 tentang


Kecamatan.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

57
BIODATA PENULIS

Nurhadi, lahir di Sinjai, Kelurahan Bongki Kecamatan Sinjai Utara

Kabupaten Sinjai, Sulawesi-selatan, lahir pada tanggal 04

Desember 1982 dari pasangan Muh. Hasbih dan Nurlaelah. Penulis

adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Penulis yang akrab disapa hadi ini

menyelesaikan Sekolah Dasarnya di SD Negeri No. 06 Paruntu Kelurahan Bongki

Kabupaten Sinjai pada tahun 1994, lulus di SMP Negeri 3 Sinjai pada tahun 1997,

lulus SMA Negeri 2 Sinjai pada tahun 2000. Pada tahun 2001 penulis lalu

mengikuti kursus di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Makassar jurusan Mobil

Diesel, dilanjutkan mengikuti kursus Bahasa Jepang di tempat dan tahun yang

sama. Setelah itu penulis melanjutkan kursusnya di Lembaga Pelatihan

Pengembangan Profesi Makassar (LP3M) dengan mengambil jurusan Program

Komputer Dasar pada tahun 2003 dan penulis sekarang mengikuti Studi pada

Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Muhammadiyah Sinjai.

58
59
60

60

Anda mungkin juga menyukai