Anda di halaman 1dari 140

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYAKAT


BERBASIS RUKUN WARGA DI KELURAHAN DELIMA
KECAMATAN BINAWIDYA KOTA PEKANBARU
TAHUN 2018

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Islam Riau

Aldi Oktaviadi
NPM. 187310658

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


PEKANBARU
2022

i
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERSETUJUAN TIM PEMBIMBING

Nama : Aldi Oktaviadi


NPM : 187310658
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S1)
Judul Skripsi : Efektivitas Program Pemberdayaan Masyakat Berbasis
Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan
Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018

Format sistematika dan pembahasan masing-masing bab dan sub bab dalam

skripsi ini telah dipelajari dan dinilai relatif telah memenuhi ketentuan-ketentuan

normatif dan kriteria metode penelitian ilmiah, oleh karena itu dinilai layak serta

dapat disetujui untuk di uji dalam siding ujian komprehensif.

Pekanbaru, 29 Agustus 2022

Turut Menyetujui Pembimbing,


Program Studi Ilmu Pemerintahan
Ketua

Dr. Ranggi Ade Febrian. S.IP., M.Si Prof. Dr. H. Yusri Munaf,SH., M., Hum

i
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Nama : Aldi Oktsviadi


NPM : 187310658
Programm Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Judul Skripsi : Efektivitas Program Pemberdayaan Masyakat Berbasis
Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan
Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018

Naskah Skripsi inis secara keseluruhan dinilai relatif telah


memenuhi ketentuan-ketentuan metode penelitian ilmiah. Oleh karena
itu, Tim Penguji Ujian Komprehensif Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dapat menyetujui dan menerimanya untuk memenuhi salah
satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana.

Pekanbaru, 29 Agustus 2022


Ketua Sekretaris,

Prof. Dr. H. Yusri Munaf, SH, M.Hum Dita Fisdian Adni, S.IP, M.IP

MengetaWakil Dekan I, Anggota,

Indra Safri, S.Sos., M.Si Data Wardana, S.Sos, M.IP

ii
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Aldi Oktaviadi
NPM : 187310658
Programm Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S-1)
Judul Skripsi : Efektivitas Program Pemberdayaan Masyakat
Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima
Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun
2018

Naskah skripsi ini benar telah dilakukan perbaikan dan


penyempurnaan oleh Mahasiswa bersangkutan sesuai dengan koreksi
dan masukan Tim Penguji dan dinilai telah memenuhi persyaratan
administratif dan akademis, oleh karena itu dapat disyahkan sebagai
sebuah Karya Ilmiah.

Pekanbaru, 29 Agustus 2022


An. Tim Penguji Sekretaris,
Ketua

Prof. Dr. H. Yusri Munaf, SH, M.Hum Dita Fisdian Adni, S.IP, M.IP

Turut Menyetujui,
Program Studi Ilmu Pemerintahan
Wakil Dekan I Ketua,

Indra Safri, S.Sos., M.Si Dr. Ranggi Ade Febrian, S.IP., M.Si

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat
dan Karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian yang berjudul
“Efektivitas Program Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga Di
Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018" tepat
pada waktunya.
Usulan Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Islam Riau Pekanbaru. Pada kesempatan ini Penulis
menghaturkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu Penulis dalam
Penyusunan Usulan Penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi SH. MCL sebagai Rektor Universitas Islam
Riau yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu pada Fakultas Ilmu Soaial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau;
2. Bapak Dr. Syahrul Akmal Latif M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Islasm Riau yang telah menyediakan fasilitas dan
dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di tempat
yang beliau pimpin;
3. Bapak Dr. Ranggi Ade Febrian S.IP., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan serta Pembimbing yang telah memfasilitasi serta mengajarkan
ilmu pengetahuan sehingga telah memperluas wawasan yang sangat
membantu penulis dalam penyusunan penelitian ini;
4. Bapak Prof. Dr. H. Yusri Munaf,SH., M., Hum selaku Pebimbing yang selalu
memberikan arahan dan masukan dalam proses pembuatan dan penyelesaian
prososal ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen khususnya Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah
banyak memberikan nasehat serta ilmu pengetahuan selama masa studi;
6. Seluruh Staf dan Karyawan/ti Tata Usaha (TU) dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau;

iv
7. Teristimewa Penulis haturkan kepada Ayahanda Maniso Ibunda Khotimah
yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, support moril maupun materil
serta do’a yang;
8. Kepada Kepala Lurah dan Aparatur Negara di Kelurahan Delima Kecamatan
Binawidya Kota Pekanbaru yang telah memberikan data pendukung bagi
penulis;
9. Kepada sahabat seperjuangan yang selalu ada dalam keaadaan apapun yaitu
Anisa Fadiah Sari, Muhammad Ridho, Rezki Ghazali, Dewi Aprilia Sari,
Veronika Margaretta, Nindi Sarasmida, dan M. Dibertio.

Penulis sudah berupaya memberikan hasil terbaik untuk Usulan Penelitian


ini, namun Penulis menyadari bahwa Karya ini masih perlu penyempurnaan.
Untuk itu, Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya
ini dimasa mendatang dari semua Pihak. Harapan Penulis Semoga Karya Usulan
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi Pembaca.

Pekanbaru, Desember 2021


Penulis

Aldi Oktaviadi
NPM. 187310658

v
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN TIM PEBIMBING

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

ix
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

x
ABSTRAK

xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

1
B. Rumusan Masalah

13

vi
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

13
1. Tujuan Penelitian

13
2. Kegunaan Penelitian

13
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIRAN
A. Studi Keperpustakaan

15
a. Ilmu Pemerintahan

15
b. Konsep Pemerintahan

17
c. Bentuk-bentuk Pemerintahan................................................................
18
d. Pemerintah dan Pemerintahan

19
e. Fungsi pemerintahan

21
f. Pengertian Kelurahan

22

vii
g. Pengertian Kecamatan

24
h. Efektivitas

25
1) Pengertian Efektivitas

25
2) Indikator Efektivitas

27
i. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

29
1) Defenisi Pemberdayaan Masyarakat

29
2) Pengertian Masyarakat

32
3) Dimensi Efektivitas

33
B. Kerangka Pikir

35
C. Penelitian Terdahulu

35

viii
D. Konsep Operasional

38
E. Operasionalisasi Variabel

39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian

41
B. Lokasi Penelitian

41
C. Informan dan Key Informan penelitian

42
D. Teknik Penarikan Sampel

43
E. Jenis Sumber Data

43
F. Teknik Pengumpulan Data

43
G. Teknik Analisa Data

45
H. Jadwal Waktu Kegiatan Penelitian

46

ix
BAB IV GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian

47
a. Sejarah Berdirinya Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru

47
b. Kondisi Geografis Kecamatan Binawidya

49
1) Letak dan Luas Kecamatan Binawidya

50
2) Jumlah Penduduk

51
c. Visi dan Misi Kecamatan Binawidya

52
1) Visi Kecamatan Binawidya

52
2) Misi Kecamatan Binawidya

53
d. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan Binawidya

55
e. Kondisi Pegawai Kecamatan Binawidya

65

x
B. Profil Berdirinya Kelurahan Delima

68
a. Sejarah Berdirinya Kelurahan Delima

68
b. Visi dan Misi Kelurahan Delima

72
1) Visi Kelurahan Delima

72
2) Misi Kelurahan Delima

73
c. Jumlah Penduduk

73
d. Struktur Organisasi Kelurahan Delima

74
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

75
a. Efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun
Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru

75

xi
1) Pencapaian tujuan

75
a) Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
76
b) Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
77
c) Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
78
d) Dasar Hukum Dari Kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
79
2) Integritas

80
a) Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
81
b) Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan
PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
82

xii
c) Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai
Kelurahan
...................................................................................................
...................................................................................................
83
d) Bentuk proses sosialisasi kepada masyarakat
...................................................................................................
...................................................................................................
84
3) Adaptasi

86
a) Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
86
b) Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam
kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
88
c) Kegiatan PMBRW ini meningkatan kemampuan masyarakat
...................................................................................................
...................................................................................................
89
d) Cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam
kegiatana PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
90

xiii
b. Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan
Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima
Kecamatan Bina Widya Kota PekanbaruTahun 2018

92
1) Pencapaian tujuan

93
a) Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
93
b) Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
94
c) Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
95
d) Dasar Hukum Dari Kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
96
2) Integritas

98
a) Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
98

xiv
b) Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-
RW
...................................................................................................
...................................................................................................
99
c) Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai
Kelurahan
...................................................................................................
...................................................................................................
101
d) Bentuk proses sosialisasi kepada masyarakat
...................................................................................................
...................................................................................................
102
3) Adaptasi

103
a) Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
103
b) Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam
kegiatan PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
104
c) Kegiatan PMBRW ini meningkatan kemampuan masyarakat
...................................................................................................
...................................................................................................
105

xv
d) Cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam
kegiatana PMB-RW
...................................................................................................
...................................................................................................
106
B. Pembahasan

108

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

113
B. Saran

114
DAFTAR PUSTAKA

115

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel I.1 : Data Tingkat Pengangguran Kota Pekan baru dari tahun 2014
s/d 2018..............................................................................
.................................................................................................5
Tabel I.2 : Rekapitualasi anggraan untuk program PMB-RW Tahun
2014- 2018 Kota Pekanbaru......................................................
.................................................................................................9
Table II.1 : Kajian Penelitian Terdahulu Yang Penelitiannya Menyangkut
Tentang Efektivias Program Pemberdayaan Masyarakat
Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) Dalam Mengentaskan
Kemiskinan...............................................................................
...............................................................................................36
Tabel II.2 : Operasional variabel penelitian efektivias program
pemberdayaan masyarakat Berbasis Rukun Warga dalam
mengentaskan kemiskinan di Kelurahan Delima Kecamatan
Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2018......................................
...............................................................................................39
Tabel III.1 : Jumlah Informan dalam Penelitian............................................
42
Tabel III.2 : Jadwal Waktu Kegiatan Penelitian tentang efektivias program
pemberdayaan masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-
RW) dalam mengentaskan kemiskinan di Kelurahan Delima
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru Tahun 2018....................
...............................................................................................46
Tabel IV.1 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan
Binawidya Tahun 2022............................................................
...............................................................................................52
Tabel IV.2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Di Kecamatan
Binawidya Tahun 2022.............................................................
...............................................................................................66

xvii
Tabel IV.3 : Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kecamatan Binawidya
Menurut Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2022....................
...............................................................................................66
Tabel IV.4 : Kelurahan Binawidya...............................................................
64
Tabel IV.5 : Kelurahan Delima.....................................................................
67
Tabel IV.6 : Kelurahan Tobekgodang..........................................................
67
Tabel IV.7 : Kelurahan Simpang Baru.........................................................
67
Tabel IV.8 : Kelurahan Sungai Sibam...........................................................
68

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 : Jumlah Satuan Lingkungan Setempat (SLS) Menurut


Kelurahan Di Kecamatan Tampan 2018 .............................
3
Gambar II.1 : Kerangka Pemikiran tentang Efektivitas Program
Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga Di
Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Tahun 2018...........................................................................
..........................................................................................35
Gambar IV.1 : Perbandingan Persentase Luas Kelurahan Di Kecamatan
Binawidya Tahun 2022........................................................
50
Gambar IV.2 : 5 (Lima) Peta Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru........
51
Gambar IV.3 : Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Di

xviii
Kecamatan Binawidya..........................................................
49
Gambar IV.4 : Struktur Organisasi Kecamatan Binawidya, 2022...............
55

SURAT PERNYATAAN

Saya Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam
Riau Peserta Ujian Seminar Proposal Usulan Penelitian yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : Aldi Oktaviadi


NPM : 187310658
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Judul Usulan Penelitian : Efektivitas Program Pemberdayaan Masyakat
Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima
Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018

xix
Atas naskah yang didaftarkan pada Ujian Seminar Proposal ini beserta
seluruh dokumen persyaratan yang melekat padanya dengan ini saya menyatakan :
1. Bahwa, naskah usulan penelitian ini adalah benar hasil karya saya sendiri
(tidak karya plagiat) yang saya tulis sesuai dan mengacu kepada kaidah-
kaidah metode penelitian ilmiah dan penulisan karya ilmiah.
2. Bahwa, keseluruhan persyaratan administrasi, akademik dan keuangan yang
melekat padanya benar telah saya penuhi sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Fakultas dan Universitas
3. Bahwa, apabila dikemudian hari ditemukan dan terbukti secara sah bahwa
saya ternyata melanggar dan atau belum memenuhi sebagian atau keseluruhan
atas pernyataan butir 1 dan 2 tersebut diatas, maka saya menyatakan bersedia
menerima sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan Fakultas dan Universitas
serta Hukum Negara RI.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
tekanan dari pihak manapun juga.

Pekanbaru, 27 Juni 2022


Yang Menyatakan,

Aldi Oktaviadi
NPM. 187310658

EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYAKAT


BERBASIS RUKUN WARGA DI KELURAHAN DELIMA
KECAMATAN BINAWIDYA KOTA PEKANBARU
TAHUN 2018

ABSTRAK

Aldi Oktaviadi

Pemko Pekanbaru telah meluncurkan program Pemberdayaan Masyarakat


Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) yang diharapkan dapat mempercepat
peningkatan pembangunan dan ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 25 Mei 2022 yang bertepat lokasi pada Kelurahan Delima

xx
Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun
Warga di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018,
serta untuk mengetahui mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala
dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga di
Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian
ini menujukkan bahwa efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru
Tahun 2018 Pekanbaru sudah telaksana cukup efektif dan kendala yang cendrung
terjadi dalam pelaksanaan program PMB-RW ini adalah (1) kurangnya sumber
daya manusia (SDM), (2) minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan PMB-RW
ini sangat rendah, dan (3) kurangnya pembinaan dari dinas terkait

Kata Kunci: Efektivitas, Program, PMBRW, Kelurahan Delima, Kecamatan


Binawidya, Kota Pekanbaru

xxi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di kota-kota besar permasalahan yang jadi polemik bagi pemerintah kota

adalah jumlah penduduk yang tidak terkendali yang berdampak sosial, sehingga

menjadi beban berat bagi pemerintahan kota, seperti tingginya angka

pengangguran, timbulnya pemukiman liar, meluasnya pemukiman kumuh,

masyarakat kekurangan gizi, anak-anak putus sekolah, persaingan lapangan kerja

dan lapangan usaha yang tinggi dan tingginya angka pengangguran. Untuk itu

pemerintah melakukan pemberdayaan masyarakat dari berbagai macam upaya

kebijakan, salah satunya dari program pemberdayaan masyakat berbasis rukun

warga (PMB-RW).

Berbagai rencana dan program-program pembangunan sebagai wujud

pelaksanaan pemerintah telah dibuat dan diimplementasikan di daerah kecamatan,

baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui instansi-instansi vertikal

daerah, maupun pemerintah itu sendiri. Salah satu program pemerintah yaitu

pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat secara swadaya atau oleh

lembaga-lembaga non-pemerintah lainnya yang memiliki program-program

pembangunan berupa pengembangan masyarakat.

Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera

yang memiliki 12 kabupaten dan kota. Sebagai provinsi yang memiliki sumber

daya alam yang cukup kaya, Provinsi Riau juga memiliki letak yang strategis

yakni dilintas negara-negara melayu serumpun. Maka ibukota Provinsi Riau itu

1
2

sendiri adalah Kota Pekanbaru. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan dalam Pasal 10 menjelaskan

bahwa Camat dalam memimpin Kecamatan bertugas salah satu yaitu

mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat meliputu :

1. Partisipasi masyarakat dalam forum musyarawah perencanaan

pembangunan di desa/kelurahan dan kecamatan

2. Sinkronisasi program kerja dan kegiatan pembedayaan masyarakat yang

dilakukan oleh pemerintah atau swasta di wilayah kerja Kecamatan;

3. Efektivitas kegiatan pembedayaan masyarakat di wilayah Kecamatan;

dan

4. Pelaporan pelaksanaan tugas pembedayaan masyarakat di wilayah kerja

Kecamatan kepada bupati/wali kota.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005

tentang Kelurahan, bahwa kelurahan merupakan perangkat daerah

Kabupaten/Kota yang berkedudukan diwilayah kecamatan. Dalam Pasal 5

dijelaskan bahwa melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimana dimaksud,

Lurah mempunyai tugas salah satunya pelaksanaan kegiatan pemerintahan

kelurahan dan pembedayaan masyarakat.

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan

yang terbentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1987, tentang

Perubahan Batas Antara Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal

14 Mei 1988 dengan luas wilayah + 199.792 KM2. Terbentuknya Kecamatan


3

Tampan ini terdiri dari beberapa Desa dan Kecamatan dari Kabupaten Kampar

yaitu :

Gambar I.1 : Jumlah Satuan Lingkungan Setempat (SLS) Menurut


Kelurahan Di Kecamatan Tampan 2018

RT

RW

Sumber : Kantor Camat Tampan, 2018

Dari penjelasan diagram diatas bahwa satuan lingkunga setempatn (SLS)

di Kelurahan berbeda-beda. Dari warna kurva biru menjelaskan jumlah RT

berdasarkan kelurahan, sedangkan dari kurva merah menjelaskan jumlah RW

berdasarkan kelurahan. Namun terhitung pada tahun 2019 terjadi pemekaran 3

Kecamatan berdasarkan usulan Pemerintah Kota Pekanbaru. Adapun 3 Kecamatan

tersebut yakni Kecamatan Tampan, Kecamatan Tenayan Raya dan Kecamatan

Rumbai. Pemekaran 3 kecamatan ini akan menambah jumlah kecamatan di

Pekanbaru yang sebelumnya 12 kecamatan menjadi 15 Kecamatan dan 83 daerah

kelurahan. Salah satunya kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru adalah

Kecamatan Tampan.

Pada tahun 2020 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No. 2

Tahun 2020, tentang Penataan Kecamatan. Wilayah Kecamatan Tampan

mengalami pemekaran kembali menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan


4

Binawidya sebagai Kecamatan Induk yang berkedudukan di Kelurahan Simpang

Baru dan Kecamatan Tuah Madani. Kecamatan Binawidya setelah mengalami

pemekaran terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu :

1. Kelurahan Binawidya;

2. Kelurahan Delima;

3. Kelurahan Tobekgodang;

4. Kelurahan Simpang Baru;

5. Kelurahan Sungai Sibam.

Dari hal tersebut maka, pemerintah kota Pekanbaru membuka peluang

bagi masyarakat dari masalah-masalah sosial diatas yaitu dengan memberi

peluang dan kesempatan kepada masyarakat dengan mengikut sertakan peran

masyarakat di tingkat Rukun Warga yang berperan sebagai media komunikasi

perpanjang roda pemerintah ke masyarakat yaitu dengan melaksanakan program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) Kota Pekanbaru.

Perda Nomor 9 Tahun 2012 tentang RPJMD dan Perda lainnya perlu

diterjemahkan ke dalam bentuk program melalui pendekatan Pemberdayaan

bersama-sama masyarakat Kota Pekanbaru. Akibat dari salah satu permasalahan

sosial diatas maka berdampak tingginya pengangguran, kemiskinan, anak-anak

putus sekolah dan kurang pendidikan, sehinga tingginya tingkat kemiskinan.

Masalah-masalah sosial tersebut harus mendapat perhatian khusus dan serius dari

Pemerintah Kota. Adapun data tingkat pengangguran dari Badan Pusat Statistik

Kota Pekanbaru dan Pekanbaru.go.id sejak tahun 2014 s/d 2018 sebagai berikut :
5

Tabel I.1 : Data Tingkat Pengangguran Kota Pekanbaru dari tahun 2014 s/d
2018
No Keterangan Tanggal Persentase (%)
1 Tingkat pengangguran pada tahun 2014 Februari 4,63%
2 Tingkat pengangguran pada tahun 2015 Agustus 7,83%
3 Tingkat pengangguran pada tahun 2016 Februari 7,43%
4 Tingkat pengangguran pada tahun 2017 Agustus 6,22%
5 Tingkat pengangguran pada tahun 2018 Februari 8,31%
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Pekanbaru dan Pekanbaru.go.id. 2018

Tabel diatas menjelaskan bahwa tingginya tingkat pengangguran terlihat

pada tahun 2018 dan 2019 sebanyak 8,31% dan 8,42%. Salah satu penyebabnya

adalah pengangguran. Pengangguran sering dikaitkan dengan minimnya lapangan

pekerjaan atau kualitas individu yang rendah. Pengangguran merupakan sebuah

istilah di mana seseorang sedang tidak bekerja sama sekali. Adanya pengangguran

telah menyebabkan produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang

sehingga akan menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

yang lainnya.

Di kota Pekanbaru pencapai tinggkat pengangguran sebesar 8.42% yang

dilansir dari media online Pekanbaru.go.id pada tanggal 05 Agustus 2019. Adapun

penyebab tingginya tingkat penggangguran yaitu (1) keterbatasan keterampilan

dan kemampuan; dan (2) jumlah lapangan kerja yang terbatas. Alasan yang utama

tingginya angka pengganguran disebab tingginya angka pengangguran pada

lulusan SMA dan perguruan tinggi karena banyaknya lulusan yang dikeluarkan

oleh universitas setiap tahunnya. Sedangkan jumlah lapangan kerja tidak

mencukupi untuk angka tersebut.

Dari penjelasan diatas maka dibutuhkan efektivitas pelaksanaan program

pemberdayaan masyakat berbasis rukun warga. Yang dimaksud dengan


6

efektiviatas (Streers, 2003:44) adalah atribut yang diinginkan dalam organisasi,

tetapi anehnya hanya ada sedikit usaha yang dilakukan untuk menerangkan

konsep itu sendiri sehingga orang selalu saja memiliki sudut pandang yang

berbeda-beda dalam memandang efektivitas.

Sedangkan yang dimaksud dengan pembedayaan masyarakat

(Aziz,dkk,2005:136) merupakan suatu proses dimana masyarakat, khususnya

mereka yang kurang akses ke sumber daya bangunan, didorong untuk

meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangan perkehidupan mereka.

Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus-menerus, proses

partisipasi dimana anggota masyarakat bekerja sama. Jadi pemberdayaan

masyarakat lebih merupakan suatu proses.

Sementara yang dimaksud dengan program PMB-RW dalam Peraturan

Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pedoman Umum dan

Petunjuk Teknis Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun

Warga Kota Pekanbaru pada Pasal 1 menjelaskan penduduk miskin terdaftar di

Badan Statistik Kota Pekanbaru dan hasil pemetaan swadaya yang dilakukan oleh

Kader Pembangunan Masyarakat program PMB-RW, kemudian dilakukan

musyawarah berjenjang untuk menetapkan penduduk miskin yang disepakati

bersama kemudian dituangkan dalam berita acara kesepakatan.

Pemerintahan Kota Pekanbaru harus bisa menyusun kebiajakan dan

program yang tepat dalam upaya meningkatan pembedayaan ekonomo

kerakyatan. Fakta ini selanjutnya direspon oleh Pemerintahan Kota Pekanbaru

dengan menerbitkan kebijakan melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016


7

tentang Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW)

Kota Pekanbaru.

Sedangkan menurut Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018

Tentang Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Kegiatan Program Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru pada Pasal 1, pada dasarnya

lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) adalah lembaga yang dibentuk

masyarakat sebagai wadah yang dipercaya untuk melaksanakan proses

pemberdayaan melalui program PMB-RW.

Pemerintah melalui Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018

Tentang Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Kegiatan Program Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru pada pasal 1 menjelaskan

bahwa PMB-RW adalah program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan

oleh pemerintahan Kota Pekanbaru. Dengan pendekatan pendekatan melalui pola

pemberdayaan masyarakat yang dibiayai oleh APBD kota Pekanbaru, APBD

Provinsi, Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), Corporte Social

Responcibility (CSR) Perusahaan Swasta, BUMN serta bantuan lain yang tidak

mengikat. Melalui program PMB-RW dibuat proses perencanaan melalui

pendekatan siklus PMB-RW yang akan menghasilkan Rencana Penataan Kawasan

Rukun Warga (RPK-RW) yang meliputi Tri Daya yaitu Pemberdayaan Sosial

dengan tujuan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pemberdayaan

Ekonomi Produktif melalui Kelembagaan Koperasi dan Penataan Lingkungan

untuk meningkatakan kualitas permukiman di masing-masing Rukun Warga.


8

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) pada pasal 2

menjelaskan semua penyelenggaraan kewenangan fisik program PMB-RW

dilaksanakan pada dana maksimal Rp.25.000.000. Program Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) Kota Pekanbaru adalah salah satu

kebijakan yang dibuat oleh Walikota Pekanbaru 2012-2017 dalam rangka

mewujudkan visi misi kota Pekanbaru 2005-2025, yaitu “Terwujudnya Kota

Pekanbaru sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, serta Pusat

K/ebudayaan Melayu Menuju Masayarakat Sejahtera yang Berlandaskan Iman

dan Taqwa”. Untuk mendukung visi jangka panjang tersebut, Walikota

Pekanbaru menetapkan Visi antara Tahun 2012-2017, yaitu : “Terwujudnya

Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani”.

Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW)

adalah suatu program penanggulan kemiskinan di kota Pekanbaru yang memiliki

pendekatan integratif, yaitu dilakukan dengan memadukan antara daya fisik,

ekonomi, dan sosial. Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga

(PMB-RW) dirancang sebagai suatu program yang menggukan pendekatan

pembelajaran dan pemberdayaan kepada warga masyarakat. Adapun rekapitualasi

anggraan yang diadakan pemerintah Kota Pekanbaru untuk program Program

PMBRW untuk pertama kalinya pada tahun 2014 sampai 2018 sebagai berikut :
9

Tabel I.2 : Rekapitualasi anggraan untuk program PMB-RW Tahun 2014-


2018 Kota Pekanbaru
No Nama Kegiatan Tahun Jumlah Anggaran Jumlah RW
1 2014 4,6 milyar 93 RW
2 Program PMB- 2015 15 milyar 300 RW
3 RW di Kota 2016 10 milyar 200 RW
4 Pekanbaru 2017 9 milyar 180 RW
5 2018 6,8 milyar 136 RW
Sumber : Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru, 2018

Pemerintahan Kota Pekanbaru meluncurkan Program PMB-RW untuk

pertama kalinya pada tahun 2014 dengan menggulirkan dana sebesar Rp.

4,6milyaruntuk 93 RW di wilayah Kecamatan Tenayan Raya sebagai pilot

project, dimana masing-masing RW mengelola dana sebesar 50 juta. Selanjutnya

pada tahun 2015 kembali program PMB-RW dilaksanakan dengan mengulirkan

dana sebesar Rp. 15 milyar untuk 300 RW di Kecamatan Marpoyan, Rumbai dan

Payung Sekaki. Kemudian pada tahun 2016 kembali digulirkan dana PMB-RW

sebesar Rp.10 milyar untuk 200 RW di Kecamatan Senapelan, Tampan dan

Rumbai Pesisir.

Oleh sebab itu peneliti tertarik menjadikan Kecamatan Binawidya sebagai

objek dalam penelitian yang berkaitan dengan Program PMB-RW pada tahun

2018 dengan dana 6,8 milyar untuk 136 RW untuk 4 (empat) Kelurahan yaitu

Kelurahan Simpang Baru, Kelurahan Tuah Karya, Kelurahan Delima dan

Kelurahan Sidomulyo Barat. Peneliti menjadikan Kelurahan Delima sebagai objek

penelitian dikarenkan Kelurahan Delima telah melaksanakan pelaksanaan PMB-

RW, dan adanya organisasi dan kelembagaan pembedayaan masyarakat pada

kelurahan ini.
10

Program PMB-RW ini dilaksanakan pertama kali di Kecamatan

Binawidya dengan Tema Pelatihan Tata Boga bagi warga Delima. Adapun

macam-macam pelatihan yang telah dilaksanakan di Kecamatan Tampan terdiri

dari (1) Pelatihan tata boga; (2) Pelatihan Hidroponik; (3) Pelatihan Bunga Fanel;

dan (4) Pelatihan Perbengkelan Motor. Dari kegiatan tersebut, program PMB-RW

telah berjalan hampir 5 (lima) tahun dan sudah sewajarnya dilakukan evaluasi

terhadap pelaksanaan program tersebut. Diantaranya sejauh mana efektivitas

pelaksanaan program PMBRW dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Evaluasi

tersebut juga berguna untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yng perlu

diperbaiki dalam kegiatan pelatihan program PMB-RW sehingga dapat ditemukan

solusi agar program tersebut efektif dan berjalan dengan baik. Dari obeservasi

awal dilapangan adapun gejala masalah yang peneliti temukan saat pelaksanaan

pelatihan Tata Boga bagi warga Kelurahan Delima yaitu :

Fenomena pertama, dalam pencapaian tujuan dinilai dari waktu

pelaksanaan yang mana waktu yang disedikan oleh panitia selama 1(satu) minggu

dari pukul 08.000 s/d 17.00 Wib. Akan tetapi pelaksanaan yang terjadi dilapangan

jauh berbeda, durasi yang dilaksanakan relatif singkat yaitu pukul 09.00 s/d 15.00

Wib. Sehingga warga mengeluhkan karena waktu yang sangat singkat tidak

efektif dalam menerapkan ilmu yang telah diajarkan oleh pemateri. (DPA,

Kecamatan Tampan Tahun 2018)

Fenomena kedua, dalam pencapaian tujuan yang mana sasaran dalam

kegiatan pelatihan ini terorientasi pada honor bagi warga Kelurahan Delima.

Masayarakat mengincar honor yang diperuntukkan bagi warga yang mengikuti


11

kegiatan Pelatihan Tata Boga perharinya sebesar Rp 50.000. Bukan itusaja,

partisipasi masyarakat yang mengikuti pelatihan Tata Boga dalam melaksanakan

kegiatan program PMBRW masih kurang, dikarenakan minimnya kesadaran dan

pengetahuan masyarakat tentang peluang besar untuk membuka usaha melalui

kegiatan pelatihan Tata Boga.

Fenomena ketiga, tentang adaptasi, kelemahan dalam adaptasi ini menurut

panitia pelaksana pelatihan PMB-RW adalah berubah-ubahnya kebijakan dari

proses standar operasional prosedur (SOP) yang diakibatkan adanya pergantian

jabatan oleh kepada Lurah. Perubahan tersebut dirasakan oleh panitia pelaksana

karena kurangnya penyesuaian diri dari atasan kepada bawahan, sehingga sasaran

dan tujuan yang diingikan tidak terlaksana dengan efektif. Bukan itu saja, panitia

pelaksana junga mengeluhkan akan perubahan-perubahan kebijakan standar

operasional prosedur (SOP) dari Kecamatan yang dikarenakan pergantian jabatan

dari Kepala Camat sehingga yang dilakukan tidak tercapai sesuai denga apa yang

direncanakan.

Sehingga kebijakan tersebut menjadi evaluasi dalam proses standar

operasional yang ada. Dari kegiatan Pelatihan PMB-RW diatas, ada tiga aspek

yang mendapat perhatian khusus dari program Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru yaitu :

(1) Program ini berupa menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan

masyarakat dalam bentuk gerakan bersama dalam komunitas;

(2) Progaram PMB-RW dilakukan dengan prinsip tridaya, yaitu

pemberdayaan SDM, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan


12

peningkatan kualitas lingkungan. Dengan demikian PMB-RW

memiliki tiga sasaran pokok yaitu aspek sosial dan kependudukan

yang bertujuan untuk menigkatkan kualitas sumber daya manusia,

aspek ekonomi produktif yang mengarahkan pemberdayan ekonomi

kerakyatan dan aspek penataan kawasan dan lingkungan dalam bentuk

pembenahan infrastruktur;

(3) Salah satu sisi penting pelaksanaan PMB-RW adalah adanya tawaran

dari program sebagai suatu upaya menyelesa/ikan masalah kemiskinan

masyarakat kota melalu pendekatan pemberdayaan masyarakat.

Masyakarat diposisikan sebagai pelaku utama.

Oleh sebab itu, program PMB-RW sangat perlu sebagai suatu program

pengembngan di Kelurahan Delima agar warga di Kelurahan Delima Kecamatan

Binawidya semakin tertarik untuk menjadikan Kelurahannya menjadi Kelurahan

yang maju tentunya akan memberikan manfaat yang besar dalam mengurangi

tingkat kemiskinan, menumbuhkan perekonomian masyarakat, serta

mengembangkan aktivitas kegiatan ekonomi yang ada di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya. Dari observasi awal yang peneliti dapatkan di kantor

Kelurahan Delima tangga 1 Desember tahun 2021 tercatat bahwa jumlah

penduduk di Kelurahan Delima sebesar 32.229 jiwa dan terdapat 8 RW dan 48 RT

di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya.

Berangkat dari latar belakang yang dikemukakan oleh penulis, maka

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kebijakan program PMB-RW ini


13

dengan mempersempit lokasi penelitian. Adapun judul penelitian yang penulis

angkat adalah “Efektivitas Program Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun

Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018”

B. Rumusan Masalah9884

Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektivitas program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Rukun Warga di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota

Pekanbaru Tahun 2018?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuidan menjelaskan latar

belakang masalah diatas sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas Program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam

pelaksanaan program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga

di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018


14

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Penulis, yaitu untuk meningkatkan wawasan, kemampuan, dan

keterampilan mahasiswa di bidang ilmu pemerintahan berdasarkan

pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.

b. Bagi Akademis. Sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun

bahan perbandingan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian

lanjutan di bidang yang sama dan menyesesaikan program S1 jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Riau.

c. Bagi Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya. Sebagai sarana untuk

melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dalam menulis karya

ilmiah tentang Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga

di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018

dan mengetahui apa-apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018.

d. Bagi semua pihak khususnya bagi Pemerintahan Kota Pekanbaru dalam

meningkatkan Pemberdayaan Masayarakat dalam pembangunan sehingga

diperoleh kinerja yang baik.


15

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA PIKIRAN

A. Studi Keperpustakaan

a. Ilmu Pemerintahan

Negara Indonesia merupakan Negara kesatuan dalam menyelenggarakan

pemerintahan, Wilayah Indonesia dibagi menjadi beberapa daerah seperti

penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh Karena itu, dalam melaksanakan

roda pemerintahannya, pemerintahan pusat di bantu oleh pemerintah Daerah,

sehingga masalah-masalah pemerintahan tidak hanya terbeban oleh pemerintahan

pusat saja.

Yang dimaksud dengan pemerintahan menurut S.F. Marbun dan Mahfud

(2010:8) mendefinisikan dalam arti sempit sebagai organ/ alat perlengkapan

negara yang diserahi tugas pemerintahan atau melaksanakan undang-undang.

Dalam pengertian ini pemerintah hanya berfungsi sebagai badan eksekutif

(eksekutif atau bestuur). Sementara dalam artian luasnya pemerintahan adalah

menyangkut kekuasaan bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Menurut Syafiie (2011: 23) Ilmu pemerintahan adalah ilmu yang

mempelajari tata cara melaksanakan pengurusan berupa eksekutif, pengaturan

berupa legislatif, dan kepemimpinan serta koordinasi pemerintahan dalam

berbagai gejala pemerintahan secara baik dan benar. Rosenthal (1978) juga

menjelaskan bahwa ilmu pemerintahan itu merupakan ilmu yang mendalami

pelajaran tentang penunjukan cara kerja struktur dan proses pemerintahan umum

(dalam syafiie, 2011:21).

15
16

Menurut Ndaraha (2002) menjelaskan bahwa ilmu pemerintahan

merupakan ilmu yang menjelaskan tata cara memenuhi kebutuhan dan melindungi

tuntutan masyarakat terhadap layanan civil dan publik dalam lingkup

pemerintahan (dalam syafiie, 2016:11). Ilmu pemerintahan dapat dikatakan

sebagai ilmu yang memperlajari bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan

dan tuntutan setiap orang akan jasa public dan layanan civil, dalam hubungan

pemerintahan hal ini sangat dibutuhkan oleh yang bersangkutan sehingga dapat

diterima denan cepat dan tepat. Ilmu pemerintahan berasal dari kata ilu dan

pemerintahan, pemerintahan berasal dari kata pemerintah.

Sementara menurut Gaffar ilmu pemerintahan adalah ilmu yang

mempelajari proses politik dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam sebuah

negara (dalam Ndraha, 2010: 16). Selain itu Soewargono (dalam Ndraha, 2010:

32) juga mendefinisikan bahwa ilmu pemerintahan adalah ilmu yang secara

otonomi mempelajari system kerjanya struktur-struktur dan proses-proses

pemerintahan umum, baik internal maupun eksternal. Syafhendry dan Susanti

( 2018:22) menjelaskan bahwa ilmu pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari

tentang bagaimana menyeimbangkan pelaksanaan kepengurusan eksekutif,

pengaturan legislatif, kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan dalam berbagai

peristiwa dan gejala pemerintahan secara baik dan benar.

Dari keseluruhan definisi diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

ilmu pemerintahan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mendalami prinsip dan

tata cara penyusuanan struktur dan proses pemerintahan umum dalam

penyelenggaraan pelayanan pemerintahan terhadap masyarakat.


17

b. Konsep Pemerintahan

Negara Republik Indonesia sebagai Negara kesatuan yang menganut asas

desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi

Daerah. Pasal 18 Undang-Undang dasar 1945 menyatakan bahwa pembagian

daerah Indonesia atas dasar besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan

pemerintahannya ditetapkan dengan Undang-Undang.

Menurut Munaf (2016:47) pemerintahan dalama paradigma lama memiliki

objek material Negara sehingga pemerintahan berorientasi pada kekuasaan,

namun dalam paradigma baru pemerintahan dipandang memiliki objek

materialnya masyaarakat, sehingga pemerintahan dimaknai sebagai suatu proses

menata kelola kehidupan masyarakat dalam suatu pemerintahan/Negara.

Menurut Robert Mac Iven (dalam Munaf, 2016:47) bahwa ikhtisar format

perintahan terdiri atas pemerintahan yang berbasis pada konstitusi ologarki dan

pemerintahan yang berbasis pada konstitusi democrat. Bentuk pemerintahan yang

berbasis pada konstitusi oligarki adalah pemerintahan yang bersifat monarkis

(monarchy), pemerintahan yang bersifat diktatoris (dictatorship), pemerintahan

yang bersifat teokratis (theocracy), dan pemerintahan yang bersifat pluralistik

(plural headship).

Sedangkan bentuk Pemerintahan yang berbasis pada konstitusi demokrasi

(democracy) adalah sistem pemerintahan monarkis dengan kekuasaan yang

terbatas dan sistem pemerintahan dengan pola republik. Menurut Ndraha (dalam

Labolo), 2006) pemerintah memiliki dua fungsi dasar yaitu :


18

a. Fungsi Primer (pelayanan)

Fungsi primer adalah fungsi pemerintah sebagai provider jasa-jasa

public yang tidak dapat diprivatisasikan termasuk juga hamkam,

layanan civil, dan layanan birokrasi.

b. Fungsi Sekunder (pemberdayaan)

Fungsi sekunder atau pemberdayaan adalah fungsi pemerintah sebagai

provider kebutuhan dan tuntutan yang diperintah atas barang dan jasa

dimana masyart tidak mampu penuhi sendiri karena masih lemah dan

tidak mampu termasuk penyediaan dan pembangunan sarana dan

prasarana.

Pemerintah secara umum dalam bahasa inggris diistilahkan dengan

government yaitu lembaga beserta aparaturnya yang mempunyai tanggung jawab

untuk mengurusi negara dan rakyat, kecenderungannya tertuju kepada lembaga

eksekutif. Pemerintah atau Pemerintahan adalah dua kata yang berasal dari kata

perintah yang berarti sesuatu yang harus dilaksanakan. Pemerintah dalam arti

paling dasar didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang memiliki wewenang

untuk menjalankan wewenangnya dalam urusan-urusan pemerintahan.

c. Bentuk-bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan pada dasarnya menyatakan struktur organisasi dan

fungsi pemerintahan.Kopstein dan Lichbach (2005) mengatakan bentuk

pemerintahan ialah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada rangkaian

institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara untuk

menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Pada dasarnya ada


19

banyak pendapat tentang macam bentuk pemerintahan.Teori klasik, bentuk

pemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu monarkhi,

aristokrasi dan demokrasi. (Munaf, 2016:47)

Sedangkan dalam teori modern bentuk pemerintahan dibedakan antara

bentuk monarkhi dan republik. Pembagian bentuk pemerintahan menjadi

monarkhi dan republik, pertama kali dikemukakan oleh Nicollo Machiavelli

dalam bukunya yang berjudul “Il Principe”. Pada perkembangannya, secara

umum bentuk pemerintahan yang banyak diadopsi ialah dari teori modern.

Menurut Bagir Manan (2003) bentuk pemerintahan berkaitan dengan bagian

dalam, yaitu pemerintahan negara yang dibedakan antara pemerintahan republik

dan pemerintahan kerajaan.

d. Pemerintah dan Pemerintahan

Menurut Wilson (dalam Syafiie, 2011:10) pemerintah adalah suatu

pengorganisasian kekuatan, tidak selalu berhubungan dengan organisasi kekuatan

angkatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok orang yang dipersiapkan suatu

organisasi untuk mewujudkan maksud bersama mereka, dengan hal-hal yang

memberikan keterangan bagi urusan-urusan umum masyarakat.

Pemerintahan secara etimologis berasal dari kata Yunani ‘Kubernan’ atau

nahkoda kapal. Pemerintahan adalah organisasi yang dipimpin oleh seseorang

yang bertanggung jawab dan memiliki kewenangan. Pemerintah diorientasikan

pada kemajuan sebuah Negara. Kata pemerintahan berasal dari kata perintah yang

berarti melakukan pekerjaan menyuruh, yang berarti memiliki 4 unsur yaitu terdiri

dari dua pihak unsur yang diperintah yaitu rakyat, unsur pemerintah itu sendri dan
20

antara keduanya ada hubungan. Setelah mendapat awalan “pe” menjadi

pemerintah yang berarti badan atau organisasi mengurus. Setelah ditambah

akhiran “an” menjadi pemerintahan menjadi perbuatan, cara atau perihal. Menurut

Talizudiduhu Ndraha ilmu pemerintahan adalah sebuah sistem multiproses yang

bertujuan memenuhi kebutuhan tuntutan yang diperintah atas jasa publik dan

layanan sipil,sedangkan pemerintah adalah yang berwenang memproses layanan

publik dan berkewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap anggota melalui

hubungan pemerintah.

Pemerintahan merupakan lembaga atau institusi yang menyelenggarakan

dan menyeimbangkan antara kebutuhan individu dan masyarakat akan barang dan

pelayanan publik. Pemahaman ini adalah sejalan dengan pemahaman terminology

ilmu pengetahuan sosial modern yang mengartikan pemerintah daerah sebagai

suatu sistem yang berfungsi bersama-sama dengan sistem lain. Oleh karena itu

desentralisasi pemerintahan merupakan dilimpahkan kepeda kewenangan dan

fungsi dari pemerintahan pusat kepada pemerintah daerah.( Asisasmita, 2011;16).

Menurut Budiarjo (2009;21), pemerintahan adalah segala kegiatan yang

teroganisasikan yang bersumber kepada kedaulatan dan kemerdekaan. Sedangkan

menurut syafiie (2005;20), terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti

yang luas dengan pemerintahan dalam arti yang sempit. Pemerintah dalam arti

yang sempit adalah hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan roda

pemerintahan yang disebut( eksekutif) sedangkan pemerintahan dalam arti yang

luas selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-

undangan yang disebut( yudikatif).


21

Konsep pemerintahan daerah berdasarkan dari terjemahan konsep local

government yang intinya mengandung 3 pengertian, yang pertama Pemerintah

lokal, yang kedua pemerintahan lokal, yang ketiga berarti wilayah lokal (Hoessin

dalam Hanif, 2007:24).

e. Fungsi Pemerintahan

Menurut Ndraha (2010: 34) fungsi pemerintahan adalah jenis tindakan

atau aktivatas yang dilakukan oleh pemerintah dalam mencapai tujuan. Dalam

menjalankan rode pemerintahan, pemerintahan mempunyai tiga fungsi yaitu:

a. Fungsi pengaturan, fungsi pengaturan ini dilakukan pemerintah dengan

membuat peraturan perundang-undangan yang akan mengatur hubungan

dalam masyarakat, karena masyarakat menghendaki adanya aturan dan

tatanan yang disepakati oleh semuah pihak. Dalam hal ini pemerintah

adalah hak yang dapat melakukan, merupakan peraturan dan memberikan

sanksi bagi yang melanggarnya.

b. Fungi pemerdayaan, dalam fungsi ini pemerintah dibebani kewajiban

untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pembangunan

pemerintahan. Kecuali pemberdayaan itu juga dilakukan pada kalangan

para aparat itu sendiri, agar mereka lebih berkualitas dalam melaksanakan

secara optimal jika pelaksanaanya cukup tangguh dan berbobot.

c. Fungsi pelayanan, merupakan fungsi utama pemerintah dan cukup

beragam dengan adanya fungsi ini diharapkan pemerintah akan dapat

mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya.


22

f. Pengertian Kelurahan

Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat dalam wilayah

kerja Kecamatan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73

Tahun 2005 tentang Kelurahan, disebutkan bahwa Kelurahan merupakan

perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah Kecamatan

yang dipimpin oleh lurahyang berada dan bertanggungjawab kepada Bupati/Wali

Kota melalui camat.

Dalam buku landasan dan pedoman kerja administrasi Pemerintah Daerah

Kotadan Desa, Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah

pendudukyang mempunyai organisasi Pemerintahan terendah langsung dibawah

camat yang tidakberhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Kelurahan

disini dinamakan wilayah administratif.

Menurut Kansil (1998:20) yang dimaksud Kelurahan adalah suatu

wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi

pemerintahan terendah langsung di bawah camat tetapi tidak memiliki hak untuk

menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Kelurahan merupakan wilayah kerja

Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten atau Kota. Kelurahan dipimpin oleh

seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan

merupakan unit pemerintahan terkecil, kelurahan memiliki hak mengatur

wilayahnya lebih terbatas. Dalam perkembangannya sebuah Desa dapat diubah

statusnya menjadi Kelurahan.

Sesuai dengan Nomer 73 Tahun 2005, Kelurahan adalah wilayah kerja

Lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah Kecamatan.


23

Kelurahan dibentuk di wilayah Kecamatan. Pembentukan Kelurahan harus

sekurang-kurangnya memenuhi syarat :

1) Jumlah Penduduk

2) Luas Wilayah

3) Bagian Wilayah Kerja

4) Sarana dan Prasarana Pemerintahan

Kelurahan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi

memenuhipersyaratan dapat dihapus atau digabung. Pemekaran dari satu

Kelurahan menjadidua Kelurahan atau lebih dapat dilakukan setelah mencapai

paling sedikit 5 Tahun penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan. Ketentuan lebih

lanjutmengenai pembentukkan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan

diaturdengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada

PeraturanMenteri. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati/ Walikota melalui Camat (Kansil, 1998 : 9).

Lurah diangkat oleh Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil.

Lurah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan. Selain tugas itu, Lurah melaksanakan urusan

pemerintahanyang dilimpahkan oleh Walikota. Urusan Pemerintahan disesuaikan

dengankebutuhan Kelurahan dengan memperhatikan prinsip efisiensi dan

peningkatanakuntabilitas. Pelimpahan urusan pemerintahan, disertai dengan

sarana, prasarana, pembiayaan dan personil. Pelimpahan urusan pemerintahan

ditetapkan dalamperaturan Walikota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri.

Dalam melaksanakan tugas, Lurah mempunyai fungsi sebagai berikut :


24

1) Pelaksanaan kegiatan pemerintahan Kelurahan;

2) Pemberdayaan masyarakat;

3) Pelayanan masyarakat;

4) Penyelenggara masyarakat ketentraman dan ketertiban umum;

5) Pemeliharaan prasaran dan fasilitas pelayanan umum, dan

6) Pembinaan lembaga kemasyarakatan kedudukan.

Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2006 Pasal

23 ayat (3) tentang Pengisian Jabatan Lurah dan Perangkat Kelurahan

sebagaimana berasal dariPegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bersangkutansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Dalam menyelenggarakan pemerintahan Kelurahan, Lurah dibantu

perangkat Kelurahan. Perangkat Kelurahan terdiri dari Sekretaris Kelurahan dan

Seksi Seksi serta jabatan fungsional. Dalam melaksanakan tugasnya,

perangkatKelurahan bertanggung jawab kepada Lurah. Perangkat Kelurahan, diisi

dariPegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

atasusul Camat. Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur organisasi dan tata

kerjaKelurahan diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

g. Pengertian Kecamatan

Camat diangkat oleh Bupati atau Walikota atas usul Sekretaris Daerah.

Camat menerima pelimpahan sebagian kewanangan Pemerintahan dari

Bupati/Walikota untuk menanganin urusan Otonomi Daerah. Camat adalah kepala


25

kecamatan, Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

Kabupaten/Kota, status Kecamatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 22

Tahun 1999 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 yang bukan lagi sebagai wilayah

administrasi tapi sebagai wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

Kabupaten/Kota. Dengan demikian perangkat daerah Kabupaten dan atau Daerah

Kota bukan sebagai kepala wilayah disebut camat. Pembentukan Kecamatan

ditetapkan dengan peraturan daerah.

Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat

daerah Kabupaten/Kota dalam Peraturan Perundang-undangan Nomor 19 Tahun

2008. Kedudukan Kecamatan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota

sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu

yang dipimpin oleh camat. Pembentukan Kecamatan adalah pemberian status

pada wilayah tertentu sebagai Kecamatan di Kabupaten/Kota. Penggabungan

Kecamatan adalah penyatuan Kecamatan yang dihapus pada Kecamatan yang

lain.

h. Efektivitas

1) Pengertian Efektivitas

Istilah efektivitas berasal dari istilah bahasa Inggris, “effective”, dari suku

kata, “effect”, artinya pengaruh atau akibat. Sedangkan “effective” atau

efektivitas, diterjemahkan berhasil atau sesuatu yang berhasil dilakukan. Dalam

kamus Besar Bahasa Indonesia, efektiv berarti dapat membuahkan hasil, mulai

berlaku, ada pengaruh/akibatnya. Selain itu efektivitas juga diartikan sebgai

pengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan.


26

Menurut Howlett dan Ramesh (2003:311), efektivitas merupakan bagian dari

evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sebuah program dijalankan

sebagaimana seharusnya. Dalam evaluasi ini, performa sebuah program

dibadingkan dengan goal yang telah ditetapkan atau dengan goal-goal yang telah

diadaptasi ulang pada saat pemenuhan program.

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan suatu program atau proyek mencatapi

sasaran dan tujuan yang direncanakan, maka pelu diadakan evaluasi dalam rangla

peningkatan kinerja program atau proyek tersebut seperti yang diungkapkan

Hikmat (2004:3) bahwa evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan

pengungkapan masalah kinerja proyek untuk memberikan umpan balik bagi

peningktan kualitas kinerja proyek.

Setiap program ataupun kegiatan yang dilakukan oleh organisasi manapun

pasti memiliki tingkat keberhasilan atau pencapaian target tertentu. Tak kecuali

kegiatan atau program yang dilakukan oleh organisasi pemerintahan, yang

memiliki target tertentu. Pencapaian target ini salah satunya dapat diukur dengan

melihat efektivitas daru pelaksanaan kegiatan atau program tersebut.

Menurut Steers (2003:5) efektivitas dijabarkan berdasarkan kapasitas suatu

orgranisasi untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber dayanya yang langka

dan berharg secara sepandai mungkin dalam usahanya mengejar tujuan operasi

dan operasioalnya.

Menurut Siagian (2006:171) menyatakan efektivitas mengandung arti

tentang penekanan pada dimensi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

suatu pekerjaan, dimana semakin cepat pekerjaan itu terselesaikan dengan baik
27

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, maka akan semakin baik pula efektivitas

kerja yang dicapai oleh orgranisasi tersebut.

Menurut Schermerhorn (2008:5), efektivitas merupakan suatu ukuran

tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sedangkan menurut Mahmudi

(2005:92) menyatakan, efektivitas mempumyai hubungan timbal balik antara

output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian

tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Efektivitas

berorientasi pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang akan dinilai efektif

apabila yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.

Sementara menurut Mahsun (2006:180) menjelaskan bahwa bahwa

efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang

harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada dasarnya berhubungan dengan

pencapaian tujuan atau target kebijakan. Kebijakan operasional dikatakan efektif

apabila proses kegiatan proses kegiatan tersebut mencapai sasaran akhir

kebijakan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mencapai tujuan suatu

kebijakan secara efektif perlu adanya harmonisasi kemampuan sumberdaya

dengan menggunakan sarana yang lain sehingga sasaran yang akan dicapai

menjadi jelas. Pencapaian sasaran dapat dikatakan efektif apabila adanya

keharmonisan. Tingkat

efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang

telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil pekerjaan

tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika hasil usaha atau hasil pekerjaan
28

yang dilakukan tidak tercapai sesuai denga apa yang direncanakan, maka hal itu

dikatakan tidak efektif.

2) Indikator Efektivitas

Pelaksanaan program atau kegiatan sebuah organisasi sangat perlu

mengukur atau mengetahui sejauh mana langkah efesiensi dilakukan dalam

organisasi tersebut. Keberhasilan organiasi pada umumnya di ukur dengan konsep

efektivitas, namun banyak terdapat perbedaan dari pada pakar yang

menggunakannya. Sebab utamanya adalah tidak adanya kesamaan pendapat

karena banyaknya ukuran efektifitas yang dapat digunakan.

Menurut Steers (2003:1) suatu kegiatan dapat dikatakan efektif jika

kegiatan tersebut dapat menghasilkan keluaran (output) sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, dan suatu kegiatan dapat dikatakan efektif jika kegiatan tersebut dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Dengan demikian ada 3

(tiga) efektifitas yang dapat diukur sebagai berikut : (Duncana dalam Steers

(2003:53)

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan adalah keselurahan upaya pencapaian tujuan haurs

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian

tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti

pentahapan pencapaian bagian-bagian maupun pentahapan dalam arti

periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari faktor-faktor yaitu :

1) Kurun waktu pencapaiannya ditentukan;

2) Sasaran merupakan target yang konkrit;


29

3) Dasar hukum.

2. Integrasi

Integrasi adalah pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organiasi untuk mendakan sosialiasi, pengembangan konsensus dan

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. integrasi

terdiri dari beberapa fakto yaitu :

1) Prosedur;

2) Proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah pengukuran bagaimana sebuah organisasi mampu

menyelesaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan adaptasi

merupakan kemampuan untuk mengubah atau menyelaraskan

prosedur standar operasinya secara dinamis apabila lingkungannya

mengalami perubahan. Dengan demikian adaptasi adalah proses

penyesuaian diri yang dilakukan untuk menyelaraskan suatu individu

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya.

Adaptasi terdiri dari beberapa faktor yaitu :

1) Peningkatan kemampuan;

2) Sasaran dan prasarana.

i. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

1) Defenisi Pemberdayaan Masyarakat

Konsep pemberdayaan masyarakat mulai muncul di awal tahn 1970-an dan

terus mengalami perkembangan hingga sekarang. Konsep ini merupakan


30

rekomendasi global dalam memperkuat paradigma pembangunan yang berpusat

pada rakyat. Menurut Webster dalam Roesmidi (2003:23), pemberdayaan sebagai

terjemahan dari empowerment mengandung 2 (dua) pengertian :

1. To give ability or anable to, yang diterjemahkan sebagai memberi

kecakapan atau kemampuan atau memungkinkan untuk;

2. To give power or authority to, yang berarti memberikan kekuasaan.

Di Indonesia istilah pemberdayaan masyakat (community empowerment)

bukanlah istilah baru lagi, bakhkan sudah sangat lazim dipergunakan

Pemerintahan tatkala merencanakan dan melaksanakan program yang

berhubungan dengan masyakat yang dianggap lemah, misalnya lemah dalam

ekonomi (miskin), lemah dalam keterampilan, sehingga selalu bergantung kepada

bantuan orang lain.

Pemberdayaan masyarakat dengan sendirinya berpusat pada bidang

ekonomi,karena sasaran utamanya adalah memandirikan masyarakat sehigga

mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan meningkatkan kualitas

hidupnya melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki. Pemberdayaan adalah

sebuah pendekatan yang memberi kesempatan,wewenang yang lebih besar kepada

masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengolah proses pembangunan

(Soetomo,2011:69).

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahun 2007

tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, dalam Pasal 1 ayat (8) dinyatakan

bahwa pembedayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam


31

pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selanjutnya defenisi pemberdayaan menurut Undang-undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dijelakskan

dalam pasal 1 angka 8 bahwa pemberdayaan adalah upaya yang dilakukang

pemerintahan, pemerintahan daerah, dunia usaha, dan masyarakat secara sinergis

dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro,

kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha

yang tangguh dan mandiri.

Menurut Suharto (2010:6) mendefenisikan pemberdayaan adalah sebuah

proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam

berbagai pengrontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta

lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupan. Pemberdayaan menekankan

bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup

untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

perhatian.

Menurut Mardikanto (2014:202), terdapat enam tujuan pemberdayaan masyarakat,

yaitu:

1. Perbaikan kelembagaan (better institution). Dengan perbaikan

kegiatan/tindakan yang dilakukan, diharapkan akan memperbaiki

kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring kemitraan usaha.


32

2. Perbaikan usaha (better business). Perbaikan pendidikan (semangat

belajar), perbaikan akses bisnislitas, kegiatan dan perbaikan kelembagaan,

diharapkan akan memperbaiki bisnis yang dilakukan.

3. Perbaikan pendapatan (better income). Dengan terjadinya perbaikan bisnis

yang dilakukan, diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang

diperolehnya, termasuk pendapatan keluarga dan masyarakatnya.

4. Perbaikan lingkungan (better environment). Perbaikan pendapatan

diharapkan dapat memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena

kerusakan lingkungan seringkali disebabkan oleh kemiskinan atau

pendapatan yang terbatas.

5. Perbaikan kehidupan (better living). Tingkat pendapatan dan keadaan

lingkungan yang membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan

kehidupan setiap keluarga dan masyarakat.

6. Perbaikan masyarakat (better community). Kehidupan yang lebih baik,

yang didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik,

diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.

2) Pengertian Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem

semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara

individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”

sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab disebut “musyarak”. Berdasarkan

penertian tersebut, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan

antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interpenden


33

(saling tergantung satu sama lain). Istilah masyarakat berasal dari akar kata Arab

“syaraka” yang berarti ikut serta (berpartisipasi). Dalam bahasa Inggris dipakai

istilah society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan, berikut

defenisi masyarakat menurut Soeharto (2010:47) yaitu :

“Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki perasaan sama atau


menyatu satu sama lain karena mereka saling berbagi identitas, dan kepentingan-
kepentingan yang sama perasaan memiliki, dan biasanya satu tempat yang sama”.

Sedangkan menurut undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik menjelaskan masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga

Negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan

hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan penjelasan diatas yang dimaksud dengan masyarakat adalah

masyarakat yang memiliki wewenang yang lebih besar. Kewewenangan tersebut

meliputi keseluruhan proses pembangungan sejak identifikasi masalah dan

kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan menarik manfaat dari hasil

pembangunan. Disamping akses dan kontrol terhadap pengambilan keputusan

tersebut, masyarakat lokal juga lebih memiliki akses dan kontrol terhadap

sumberdaya.

3) Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 Tentang

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru adalah

program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah Kota

Pekanbaru dengan pendekatan melalui pola pemberdayaan masyarakat yang


34

dibiayai oleh APBD Kota Pekanbaru, APBD Provinsi, Program Kemiskinan Bima

Lingkungan (PKBL). Comporate Sosial Responcibility (CBS) perusahaan swasa,

BUMD serta bantuan lain yang tidak mengikat.

Yang dimaksud dengan dengan Program PMB-RW dalam Peraturan

Walikota Pekanbaru Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Pedoman Umum dan

Petunjuk Teknis Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun

Warga Kota Pekanbaru pada Pasal 1 adalah program penanggulangan kemiskinan

yang dilakukan oleh pemerintah kota Pekanbaru, dengan pendekatan melalui pola

pemberyaan masyarakat yang dibiayai oleh APBD kota Pekanbaru, APBD

Provinsi, Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Corporate Social

Responsibility (CBS) perusahaan swasta, BUMD serta bantuan lain yang tidak

mengikat.

Sedangkan menurut Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 70 Tahun 2016

Tentang Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW)

pada pasal 1 menjelaskan bahwa PMB-RW adalah program penanggulangan

kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintahan kota Pekanbaru dengan pendekatan

pembedayaan masyarakat.
35

B. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikiran untuk menjelaskan antara variabel dan indikator

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori efektivitas dari Streers 2003

sebagai berikut :

Gambar II.1 : Kerangka Pemikiran tentang Efektivitas Program


Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima
Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018
Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018
Tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun
Warga (PMB-RW)

Efektivitas (Streers,2003:44) adalah suatu


Progam PMB-RW
kegiatan dapat dikatakan efektif jika
kegiatan tersebut dapat menghasilkan
keluaran (output) sesuai dengan tujuan Hasil Penelitian
yang diharapkan, dan suatu kegiatan dapat
dikatakan efektif jika kegiatan tersebut
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Adapun indikator
efektivitas adalah
1. Pencapaian tujuan;
2. Integritas
3. Adaptasi;
Sumber Data : Olahan, 2022

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan

penelitian sehingga peneliti dapat menambah wawasan teori yang digunakan

dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti

tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian ini.

Namun peneliti mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

menambah wawasan bahan kajian pada penelitian ini. Berikut merupakan


36

penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal dan skripsi terdahulu yang terkait

dengan penelitian ini sebagai berikut:

Table II.1 : Kajian Penelitian Terdahulu yang penelitiannya menyangkut


tentang Efektivias Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Rukun Warga (PMB-RW) Dalam Mengentaskan Kemiskinan
Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti
Amir Efektifitas Pemberdayaan masyarakat Penelitian ini
Syamsuadi, Pelaksanaan berbasis rukun warga terfokus pada
2016 Program (PMB-RW) ini dalam Program
Pemberdayaan prosesnya sedang berjalan. Pemberdayaan
Masyarakat Adapun yang menjadi Masyarakat
Berbasis Rukun kendala dari pelaksanaan Berbasis Rukun
Warga (PMB- program ini, yakni adanya Warga (PMB-
RW) Di perbedaan pandang RW)
KotaPekanbaru (dikotomi) eksekutif dan
Tahun 2016 legislatif di internal
Pemerintah Kota
Pekanbaru, sehingga
berdampak pada
keterlambatan proses
perumusan peraturan
daerah dalam mengatur
teknis pelaksananaan
program dan penyaluran
anggaran program.
Kendala lainnya adalah
masih minimnya
pemahaman masyarakat
terhadap teknis
pelaksanaan program
Pemberdayaan masyarakat
berbasis rukun warga
(PMBRW) ini sehingga
berimplikasi pada teknis
pelaporan kegiatan,
terutama bagi kelompok
rukun warga yang sudah
mendapatkan dana dari
program PMB RW
tersebut.
Ema Fitri Efektivitas Proses program Penelitian ini
Lubis dan Program keunggulan program terfokus pada
Evi Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat Program
37

Zubaidah, Masyarakat Rukun Warga (PMB-RW) Pemberdayaan


2019 Rukun menujukkan hasil yang Masyarakat
Warga(PMB- efektiv. Sedangkan faktor- Rukun
RW) Dalam faktor yang mempengaruhi Warga(PMB-
Mewujudkan efektivitas program RW) Dalam
Prinsip Tridaya Pemberdayaan Masyarakat Mewujudkan
Di Kota Rukun Warga (PMB-RW) Prinsip Tridaya
Pekanbaru Dalam Mewujudkan
Prinsip Tridaya Di Kota
Pekanbaru adalah faktor
hubungan antar tingkat
organisasi pelaksanaan
program.
Rizkie Implementasi Hasil Penelitian Penelitian ini
Ikhwanda, Program menunjukkan bahwa terfokus pada
2014 Pemberdayaan Program Pemberdayaan Pogram
Kemasyarakatan Kemasyarakatan Perkotaan Pengentasan
Perkotaan Di Di Kelurahan Rejosari Kemiskinan di
Kelurahan Kecamatan Tenayan Raya Perkotaan
Rejosari Kota Pekanbaru (P2KP).
Kecamatan dikategorikan cukup
Tenayan Raya terimplementasikan
Kota Pekanbaru denagan adanya 2 program
yang telah terlasana yaitu
Program Pengembangan
Kemasyarkatan (PPK) dan
Pogram Pengentasan
Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP).
Sumber: Modifikasi Penelitian, 2021

Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Adapun

persamaan dalam penelitian oleh Amir Syamsuadi Tahun 2016 Universitas

Abdurab adalah sama-sama meneliti tentang efektivitas Prot, subjek dalam

penelitian ini adalah Efektivitas Pelaksanaan PMB-RW di Kota Pekanbaru; dan

ketiga, buku rujukan yang digunakan dalam penelitian ini adalah karangan

Duncana dalam Steers Tahun 2003. Dari perbedaan tersebut, maka peneliti tertari

mengangkat judul hal yang berkaitan dengan “Efektivitas PMB-RW di Kelurahan

Delima Kota Pekanbaru Tahun 2018”.


38

D. Konsep Operasional

Konsep Operasional dalam penelitian ini bertujuan unyuk menghidari

kesalahan, pemahaman beberapa konsep ataupun istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan dalam konsep operasional sebagai berikut

1. Dialog tatap muka (face to face dialogue)

Dalam siklus proses kolaboirasi membutuhkan komunikasi baik untuk

melakukan negosiasi dalam mencapaoi kesepakatan. Bentuk negosiasi

yang terjadi antar aktor kolaborasi yaitu dengan melakukan interaksi

secara tatap muka (face to face dialogue) dalam efektivitas Program

Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima

Kecamatan Tampan Kota6 Pekanbaru Tahun 2018.

2. Membangun kepercarcayaan antar actor kolaborasi

Membangun kepercayaan adalah proses yang memakan waktu jangka

Panjang untuk mencapai kolaboratif. Dilakukan pemahaman bersama

antrara pemerintah selaku regulator maupun dari masyarakat selaku

pelaku dalam kegiatan program Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun

Warga (PMBRW) Di Kelurahan Delima Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru guna mencapai kesuksesan dalam pelaksanaan kegiatan PMB-

RW.

3. Berbagai pemahaman tentang visi dan misi

Setiap organiasi ataupun kelompok masyarakat yang memiliki

kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan tertentu pasti memiliki visi

dan misi yang jelas dalam menantang masa depan. Hal tersebut dapat
39

dipahami oleh semua actor terkait tentang kegiatan program

Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) agar

memiliki arah yang jelas dalam menjalankan perannya.

4. Hasil sementara

Hasil sementara adalah sebuah hasil dari yang didapatkan lalun

didefenisikan dan diukur dalam waktu dekat, dan merupakan indicator

hasil jangka Panjang.

5. Factor penghambat merupakan hal-hal yang menyebabkan terhambatnya

pelaksanaan program Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga

(PMBRW) sehingga tidak terlaksana dengan efektif.

E. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel dalam penelitian ini penulis sajikan dalam bentuk tabel,

uraian konsep, indikator, dan sub indikator dirancang untuk mendapatkan hasil

penelitian yang baik dan akurat. Maka penulis tampilkan operasional variabel

yang merupakan realita dari konsep operasional penelitian dan juga untuk

mempermudah menampilkan hasil penelitian serta pembahasan dalam sebuah

konsep yang telah diukur, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel II.2 : Operasional variabel penelitian efektivias program


pemberdayaan masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW)
dalam mengentaskan kemiskinan Di Kelurahan Delima
Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018
Konsep Variabel Indikator Sub Indikator
Peraturan Efektivitas 1. Pencapaian a. Kurun waktu
Walikota program tujuan pencapaiannya
Pekanbaru Nomor pemberdayaan ditentukan;
20 Tahun 2018 masyarakat b. Sasaran
Tentang Pedoman Berbasis Rukun merupakan target
Umum dan Warga (PMB- yang konkrit;
40

Petunjuk Teknis RW) dalam c. Dasar hukum.


Kegiatan Program mengentaskan 2. Integrasi a. Prosedur;
Pemberdayaan kemiskinan b. Proses sosialisasi
Masyarakat 3. Adaptasi a. Peningkatan
Berbasis Rukun kemampuan;
Warga Kota b. Sasaran dan
Pekanbaru pada prasarana
pasal 1
menjelaskan
bahwa PMB-RW
adalah program
penanggulangan
kemiskinan yang
dilakukan oleh
pemerintahan
Kota Pekanbaru.
Sumber: Modifikasi Penelitian, 2022
41

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan penulis adalah metode Deskriptif dengan

analisa data kualitatif, yaitu yang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya

atau yang sebenarnya terjadi tentang efektivias program pemberdayaan

masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) dalam mengentaskan kemiskinan

di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018.

Pemilihan metode ini karena deskriptif dimaksud untuk mengetahui secara cermat

terhadap fenomena yang terjadi.

Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam

pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi

tepat (Sedarmayanti, 2002;3). Sedangkan menurut Effendy (2010: 17) metode

kualitatif memberikan pengertian bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

yang menjelaskan dan menganalisis perilaku manusia secara individual dan

kelompok, prinsip atau kepercayaan, pemahaman, atau pemikiran dan persepsi

atau tangapan. Alasan Peneliti menggunakan tipe penelitian yang bersifat

deskriptif adalah karena penelitian deskriptif mempunyai tujuan untuk

menggambarkan dan menjelaskan situasi dimana dalam penelitia ini peneliti

mendeskripsikan.

41
42

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang beralamatkan jalan Swadaya Kelurahan Delima

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, yang secara fungsional bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan kegiatan program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Warga (PMB-RW). Adapun yang menjadi alasam bagi penulis dalam memilih

lokasi penelitian ini bahwa di Kelurahan Delima Kecamatan Tampan belum ada

dilakukan penelitiaan berkaitan tentang kegiatan program Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Warga (PMB-RW) yang sudah berjalan sejak 5 tahun

lamanya.

C. Informan dan Key Informan penelitian

Informan adalah orang dalam pada latar penelitian menurut Basrowi dan

Suwandi (2008:86) Informan atau narasumber adalah orang yang dijadikan untuk

memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat penelitian sedangkan

Sedangkan menurut (Nazir, 2005:55) informan peneltian adalah subyek yang

memahami informasi objek penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik penarikan informan, untuk key informan dalam penelitian ini yaitu lurah

dengan mengunakan teknik purposive sampling. Adapun jumlah informan dalam

penelitian ini yang menjadi informan penelitian utama (Key Informan) adalah

Tabel III.1 : Jumlah Informan dalam Penelitian


No Informan Jumlah Keterangan
1 Lurah 1 orang Key Informan
2 Sekretaris Lurah 1 orang Informan
3 Seksi pembangunan dan 1 orang Informan
pemberdayaan masyarakat
4 Ketua Forum RT/RW 2 orang Informan
5 Peserta/ Warga 2 orang Informan
Total 7 orang
Sumber: Modifikasi Penulis, 2022
43

D. Teknik Penarikan Sampel

Menurut Iskandar sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil

secara representative, atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil

yang diamati (Iskandar, 2009:69). Adapun teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive

sampling yaitu teknik pengam96bilan informan dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2005:54). Teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan

informan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005:54).

E. Jenis Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah:5

1. Data Primer yaitu data yang penulis dapatkan dari responden di Kelurahan

Delima Kecamatan Binawidya.

2. Data Sekunder yaitu data yang penulis peroleh dari pihak-pihak yang

terkait seperti ketua RT/RW serta peserta dan dokumentasi dari Kelurahan

Delima Kecamatan Binawidya, serta buku-buku atau kitab-kitab

perpustakaan yang dapat membantu penelitian ini guna melengkapi data-

data.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data yang

relevan, akurat sesuai dengan tujuan penelitian. Creswell (2013) menyebutkan 3

(tiga) jenis strategi sebagai teknik dalam pengumpulan data, yaitu :


44

1. Observasi

Menurut Creswell (2013: 254) observasi kualitatif adalah kegiatan yang

dilakukan peneliti ketika turun langsung ke lapangan untuk dapat mengamati dari

perilaku dan aktivitas individu yang berada di lokasi penelitian. Pada penelitian

ini, peneliti mencatat dan merekam secara terstruktur maupun semi terstruktur.

Pada umumnya observasi dalam penelitian ini bersifat open-ended dengan cara

peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum kepada subjek penelitian yang

didalamnya memungkinkan untuk memberikan pandangan dan pengetahuan.

Penelitan melakukan kegiatan observasi pada TPA.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data di mana peneliti

berhadapan langsung dengan narasumber untuk mendapatkan informasi sesuai

dengan data yang berkaitan dalam penelitian. Menurut Cresswell (2016: 254) di

dalam suatu penelitian dapat melakukan face-to-face interview (wawancara

berhadap-hadapan) dengan subjek yang sudah ditentukan, mewawancarai dengan

cara ditelepon, atau dalam focus group interview (wawancara kelompok tertentu

terdiri dari enam sampai dengan delapan per kelompok). Pada dasarnya

wawancara seperti ini sangat memerlukan pertanyaan dalam arti umum tidak

terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (open-ended) yang dirancang untuk

memunculkan pandangan dan opini.


45

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang berupa gambar atau foto kegiatan,

naskah arsip yang berkaitan dengan fokus dari peneliti, mencatat penemuan terkait

segala lah yang terjadi pada sumber.

G. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah data yang dilakukan

dapat dikumpulkan. Kegiatan dalam analisis data meliputi pengolahan dan

menelaah data dari hasil penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kulitatif.


46

H. Jadwal Waktu Kegiatan Penelitian

Waktu jadwal penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Desember 2021.

Maka dari itu penulis akan menjabarkan jadwal kegiatan penelitian ini pada tabel

dibawah ini:

Tabel III.2: Jadwal Waktu Kegiatan Penelitian tentang efektivias program


pmberdayaan masyarakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) dalam
mengentaskan kemiskinan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru Tahun 2018
Tahun 2021-2022
N Jenis Des Jan Feb Mar April
o kegiata 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
n
1 Persiapa
n dan
X X X X
Penyusu
nan UP
2 Seminar
X
UP
3 Riset X
4 Penelitia
n
X
Lapanga
n
5 Pengelol
aan dan
X X
Analisa
Data
6 Konsulta
si dan
Bimbing X X X X
an
Skripsi
7 Ujian
X
Skripsi
8 Revisi
dan
Pengesa X X X
han
Skripsi
9 Penyera X
han
Skripsi
Sumber: Modifikasi Penulis, 2022
47

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penelitian

a. Sejarah Berdirinya Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru

Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan

yang terbentuk berdasarkan PP No.19 Tahun 1987, tentang perubahan batas antara

Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar pada tanggal 14 Mei 1988 dengan

luas wilayah + 199.792 Km2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari

beberapa Desa dan Kecamatan dari Kabupaten Kampar yaitu :

1. Desa Simpang Baru dari Kecamatan Kampar;

2. Desa Sidomulyo Barat dari Kecamatan Siak Hulu;

3. Desa Labuh Baru dari Kecamatan Siak Hulu;

4. Desa Tampan dari Kecamatan Siak Hulu.

Pada tahun 2003 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No. 03

Tahun 2003, tentang Wilayah Kecamatan Tampan dimekarkan menjadi 2 (dua)

Kecamatan dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payung Sekaki (Kota

Pekanbaru);

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambang (Kabupaten

Kampar);

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai (Kota

Pekanbaru);

47
48

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai (Kota

Pekanbaru);

Sebelum pemekaran, luas wilayah Kecamatan Tampan adalah 58,81 Km2

yang terdiri dari 4 Kelurahan yaitu :

1. Kelurahan Simpang Baru;

2. Kelurahan Tuah Karya;

3. Kelurahan Sidomulyo Barat;

4. Kelurahan Delima

Pada tahun 2016 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No. 04

Tahun 2016, tentang Pembentukan Kelurahan di Kota Pekanbaru. Wilayah

Kelurahan di Kecamatan Tampan dimekarkan dari 4 Kelurahan menjadi :

a. Kelurahan Simpang Baru;

b. Kelurahan Tuah Karya;

c. Kelurahan Sidomulyo Barat;

d. Kelurahan Delima (Wilayah Kelurahan berasal dari Kel. Delima dan Kel.

Simpang Baru);

e. Kelurahan Tobekgodang (Wilayah Kelurahan berasal dari Kel. Delima dan

Kel. Simpang Baru);

f. Kelurahan Binawidya (Wilayah Kelurahan berasal dari Kel. Simpang

Baru);

g. Kelurahan Airputih (Wilayah Kelurahan berasal dari Kel. Simpang Baru);

h. Kelurahan Tuah madani (Wilayah Kelurahan berasal dari Kel. Simpang

Baru dan Kel. Tuah Karya);


49

i. Kelurahan Sialang munggu (Wilayah Kelurahan berasal dari Kel.

Sidomulyo Barat dan Kel. Tuah Karya).

Pada tahun 2020 Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Perda No. 2

Tahun 2020, tentang Penataan Kecamatan. Wilayah Kecamatan Tampan

mengalami pemekaran kembali menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan

Binawidya sebagai Kecamatan Induk yang berkedudukan di Kelurahan Simpang

Baru dan Kecamatan Tuah Madani. Kecamatan Binawidya setelah mengalami

pemekaran terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu :

6. Kelurahan Binawidya;

7. Kelurahan Delima;

8. Kelurahan Tobekgodang;

9. Kelurahan Simpang Baru;

10. Kelurahan Sungai Sibam.

b. Kondisi Geografis Kecamatan Binawidya

1) Letak dan Luas Kecamatan Binawidya

Kecamatan Binawidya merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan

Tampan. Wilayah Kecamatan Tampan Mengalami Pemekaran menjadi 2

Kecamatan yaitu Kecamatan Binawidya dan Kecamatan Tuahmadani. Kecamatan

Binawidya yang terdiri atas 5 (lima) Kelurahan, 49 Rukun Warga (RW), dan 215

Rukun Tetangga (RT). Kecamatan Binawidya setelah mengalami pemekaran

memiliki Luas Wilayah 36,59 km2 yang terdiri dari 5 kelurahan dengan luas

masing-masing sebagai berikut :


50

1. Kelurahan Binawidya : 11,9 km2

2. Kelurahan Delima : 9,65 km2

3. Kelurahan Tobekgodang : 9,54 km2

4. Kelurahan Simpang Baru : 11,3 km2

5. Kelurahan Sungai Sibam : 12,4 km2

Kecamatan Binawidya setelah mengalami pemekaran memiliki batas-batas

wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Payung Sekaki (Kota

Pekanbaru);

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tuah Madani;

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan Damai (Kota

Pekanbaru);

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tapung (Kabupaten

Kampar).

Gambar IV.1 : Perbandingan Persentase Luas Kelurahan Di Kecamatan


Binawidya Tahun 2022

Data Luas Wilayah


555
18%
23% Kelurahan Delima
25 Kelurahan Binawidya
Kelurahan Tobekgodang
22% Kelurahan Simpang Baru
21%
Kelurahan Sungai Sibam
17%

Sumber Data : Kecamatan Binawidya, 2022


51

Gambar IV.2 : 5 (Lima) Peta Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru

Sumber Data : Kecamatan Binawidya, 2022

2) Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Binawidya per Maret tahun 2022

berjumlah 88.955 (Delapan Puluh Delapan Ribu Sembilan Ratus Lima Puluh

Lima) jiwa.

Gambar IV.3 : Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Di


Kecamatan Binawidya

13,373
Jumlah Penduduk
12,115 12,564
10,054
10,010 9,892
5,214 6
5,076 5,349

Kelurahan Delima Kelurahan Tobek Kelurahan Binaw- Kelurahan Kelurahan Sungai


Godang idya Simpang Baru Sibam

Laki-laki Perempuan
Sumber Data : Laporan Penduduk Kantor Camat Binawidya, 2022

Pengklasifikasian penduduk Kecamatan Binawidya berdasarkan jenis


kelamin dapat kita temukan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Binawidya yang
52

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 43.959 jiwa dan yang berjenis kelamin
perempuan berjumlah 44.996 jiwa, artinya jumlah penduduk yang berjenis
kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk yang berjenis
kelamin laki-laki. Untuk data yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.1 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kecamatan
Binawidya Tahun 2022
Jumlah Penduduk Jumlah
No Nama Kelurahan
Laki-laki Perempuan RT RW
1 43.959 44.996 215 49
Kecamatan Binawidya
2 Binawidya 5.214 5.076 39 11
3 Delima 10.010 12.115 48 8
4 Tobekgodang 13.373 12.564 75 16
5 Simpang Baru 10.054 9.892 35 10
6 Sungai Sibam 5.308 5.349 18 4
Total 88.955 264
Sumber Data : Laporan Penduduk Kecamatan Binawidya, 2022

3) Visi dan Misi Kecamatan Binawidya

1) Visi Kecamatan Binawidya

Ketika mendirikan sebuah organisasi, perusahaan ataupun entitas tertentu

diperlukan impian dan tujuan yang ingin dicapai. Selain tujuan utama, biasanya

juga memiliki gagasan target-target jangka panjang, visi dan misi termasuk

kedalam gagasan atau pedoman tersebut. Visi sendiri adalah pandangan mengenai

arah berupa cita-cita suatu organisasi. Sedangkan misi merupakan tahapan-

tahapan berupa penjabaran dari sebuah visi.

Kecamatan Binawidya memiliki visi-misi yang tertuang dalam

Permendagri nomor 86 tahun 2017 yang menyatakan bahwa visi misi kepala

daerah dituangkan dalam RPJMD tahun 2017-2022 sehingga harus dijabarkan


53

dalam program kegiatan perangkat daerah yang sesuai dengan visi dan misi

Walikota/Wakil Walikota terpilih sebagai berikut :

“Terwujudnya Pekanbaru sebagai Smart City yang Madani

(Pekanbaru Smart City Madani)”

Penjelasan dari terminology Visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Smart City adalah Kota Pintar atau Kota Cerdas, yaitu sebuah tatanan kota

yang menggunakan sistem teknologi informasi sehingga memudahkan di

dalam pengelolaan kota dan pelayanan warganya. Smart City ini meliputi

6 (enam) pilar, yaitu Smart Government (pemerintahan pintar), Smart

Economy (ekonomi pintar), Smart Mobility (mobilitas pintar), Smart

People (masyarakat pintar), Smart Living (lingkungan pintar), dan Smart

Live (Hidup pintar).

2. Madani adalah Kota yang memiliki akhlak mulia, peradaban maju,

modern, memiliki kesadaran sosial yang kuat, gotong royong, toleran,

dalam system politik yang demokratis dan ditopang oleh supremasi hokum

yang berkeadilan, berpendidikan maju, berbudaya Melayu, aman, nyaman,

damai, sejahtera, bertanggung jawab serta berlandaskan iman dan taqwa.

2) Misi Kecamatan Binawidya

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, sesuai dengan harapan

terwujudnya Pekanbaru sebagai Smart City yang Madani, maka Misi

Pembangunan Kota Pekanbaru Tahun 2017 - 2022 adalah sebagai berikut :


54

Pertama Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Bertaqwa,

Berkualitas dan Berdaya Saing Tinggi

Kedua Mewujudkan Pembangunan Masyarakat Madani Dalam Lingkup

Masyarakat Berbudaya Melayu

Ketiga Mewujudkan Pekanbaru Kota Cerdas dan Penyediaan Infrastruktur

yang Memadai (sesuai dengan RPJP tahap ke-3)

Keempat Mewujudkan Pembangunan Ekonomi Berbasiskan Ekonomi

Kerakyatan dan Ekonomi Padat Modal, pada Tiga Sektor Unggulan

yaitu Jasa, Perdagangan dan Industri (olahan dan MICE)

Kelima Mewujudkan Lingkungan Perkotaan yang Layak Huni (Liveable City)

dan Ramah Lingkungan (Green City).

Implementasi Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih yang

dirumuskan dalam tujuan dan sasaran Pembangunan. Adapun Tujuan yang

disusun adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertqwa;


2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya
Saing Tinggi;
3. Mewujudkan Tatanan Masyarakat yang bermartabat, bermarwah,
berkeadilan serta hidup rukun dan damai;
4. Terjaganya Kelestarian Nilai-nilai tradisi, seni dan Budaya Melayu;
5. Mewujudkan Kota Cerdas;
6. Mewujudkan Reformasi Birokrasi (RB);
7. Mewujudkan Pekanbaru sebagai Kota MICE;
8. Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
Upaya Menanggulangi Kemiskinan;
9. Mewujudkan Pekanbaru sebagai Kota Layak Huni (Liveable City);
10. Mewujudkan Pekanbaru sebagai Kota Ramah Lingkungan (Green City).
55

d. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Kecamatan Binawidya

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 233 Tahun 2020

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Kecamatan dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru, maka susunan organisasi

Kecamatan Binawidya sebagai berikut :

1. Susunan Organisasi Kecamatan terdiri dari :


a. Camat
b. Sekretaris Camat, membawahi :
i. Sub Bagian Umum;
ii. Sub Bagian Keuangan.
c. Seksi Pemerintahan;
d. Ketentraman dan ketertiban;
e. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat;
f. Seksi Kesejahteraan Sosial;
g. Seksi Pelayanan Terpadu;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan susunan organisasi kecamatan Tipe A adalah sebagaimana

tercantum dalam lampiran Perwako Nomor 233 Tahun 2020 seperti bagan

berikut :

Gambar IV.4 : Struktur Organisasi Kecamatan Binawidya, 2022


56

Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 233 Tahun 2020

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Kecamatan dilingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru, maka rincian Tugas dan

Fungsi Kecamatan Tipe A di Lingkungan Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru,

dijelaskan bahwa :

1. Camat
a. Camat mempunyai tug6as membantu Walikota dalam menyelenggarakan
tugas umum pemerintahan dan tugas pembantuan lainnya berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Camat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menyelenggarakan fungsi :
i. Perumusan dan penetapan rencana operasional tugas umum
pemerintahan dan tugas pembantuan lainnya berdasarkan ketentuan
peraturan perudang-undangan;
ii. Penyelenggaraan urusan pemerintahan umum ditingkat kecamatan
sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan yang
mengatur pelaksanaan urusan pemerintahan umum;
iii. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat meliputi :
1. Partisipasi masyarakat dalam forum musyawarah perencanaan
pembangunan di Kelurahan dan Kecamatan;
2. Pengsinkronisasian program kerja dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta di
wilayah kerja Kecamatan;
3. Pengefektivitasan kegiatan pemberdayaan masyarakat di
wilayah kecamatan;
4. Pelaporan pelaksaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerja kecamatan kepada Walikota.
iv. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum, meliputi :
1. Pengsinergitasan dengan Kepolisian Negara Repoblik Indonesia,
Tentara Nasional Indonesia dan instansi vertikal di Wilayah
kecamatan;
2. Pengharmonisasian hubungan dengan tokoh agama dan tokoh
masyarakat;
57

3. Pelaporan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban


kepada Walikota.
v. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah, meliputi :
1. Pengsinergitasan dengan perangkat daerah yang tugas dan
fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan
dan / atau Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. Pelaporan Pelaksanaan penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan di wilayah kecamatan kepada Walikota.
vi. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan
umum meliputi :
1. Pengsinergitasan dengan perangkat daerah dan / atau instansi
vertikal yang terkait;
2. Pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum yang melibatkan pihak swasta;
3. Pelaporan pelaksanaan pemeliharaan pra sarana dan fasilitas
pelayanan umum di wilayah kecamatan kepada Walikota.
vii. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan, meliputi :
1. Pengsinergitasan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dengan
perangkat daerah dan instansi vertikal terkait;
2. Pengefektivitasan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat kecamatan;
3. Pelaporan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
kecamatan kepada Walikota.
viii. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan kelurahan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur kelurahan;
ix. Pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
Kota Pekanbaru yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat
daerah Kota Pekanbaru yang ada di kecamatan, meliputi :
Perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di Kecamatan;
1. Pelaksanaan faslilitasi percepatan pencapaian standar pelayanan
minimal di wilayah kecamatan
2. Pelaksanaan efektivitas pelayanan kepada masyarakat di wilayah
kecamatan
3. Pelaporan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di
wilayah kecamatan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
x. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Kecamatan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawan yang ditetapkan agar tugas
yang diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;
xi. Pemberian petunjuk peelaksanaan tugas kepada bawahan di
lingkungan kecamatan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
xii. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan kecamatan
dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan
58

tugas-tugas yang telah di laksanakan sebagai bahan laporan kegiatan


dan perbaikan kinerja dimasa yang akan datang;
xiii. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan oleh pimpinan yang
berkaitan dengan tugasnya.

2. Sekretaris Camat
a. Sekretaris Camat mempunyai tugas menyusun rencana operasional dan
menyusun bahan koordinasi bidang kesekretariatan meliputi umum,
keuangan dan program berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. Sekretaris Camat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
i. Penyusunan rencana operasional program kerja dan kegiatan
kesekretariatan pada kecamatan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
ii. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kesekretaris camat;
iii. Penyiapan bahan koordinasi pelayanan teknis administratif;
iv. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasi tugas pemerintahan
umum, tugas fungsi camat serta pelaksanaan kewenangan
pemerintahan daerah yang dilimpahkan oleh Walikota;
v. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasi administrasi
perkantoran, pengelolaan kearsipan, pengelolaan keuangan,
pengelolaan kepegawaian, pengelolaan barang milik daerah dan
pelaporan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan;
vi. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasi rencana kegiatan
pelayanan teknis administratif untuk kelancaran penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di
kecamatan berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
vii. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasi rencana program keija
pemerintahan kecamatan;
viii. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasi tugas administrasi
pemerintahan kecamatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, pelaporan;
ix. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasipelaksanaan
danevaluasi kegiatan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN);
x. Penyiapan bahan penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan fasilitasi
pembinaan, pengawasan dan pengendalian perangkat kecamatan dan
kelurahan dalam melaksanakan kebijakan pemerintah daerah;
xi. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan sekretariat
59

kecamatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan


agar tugas yang diberikan dapat beijalan efektif dan efisien;
xii. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
sekretariat kecamatan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
xiii. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan sekretariat
kecamatan dengan cara membandingkan antara rencana operasional
dengan tugas- tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan
kegiatan dan perbaikan kineija di masa yang akan datang;
xiv. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.
Sekretaris Camat, membawahi :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Camat.
A. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai rincian tugas merencanakan dan
memfasilitasi pelaksanaan program keija Sub Bagian Umum berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sub Bagian Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
1. Perencanaan kegiatan dan program keija Sub Bagian Umum berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi penyiapan dokumen dan pelaksanaan pelayanan
urusan umum, kepegawaian, ketatausahaan, sarana dan prasarana kantor;
3. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan program keija urusan umum,
kepegawaian, ketatausahaan, sarana dan prasarana kantor, meliputi
koordinasi dan pelaksanaan tugas bidang kepegawaian, umum dan
perlengkapan berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
4. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan program keija dan inventarisasi
barang milik daerah;
5. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan inventarisasi permasalahan yang
berhubungan kepegawaian, pembinaan aparatur serta peningkatan
kualitas pegawai;
6. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan administrasi, inventaris kantor dan
dokumentasi kegiatan kantor;
7. Pelaksanaan fasilitasi urusan keprotokolan, upacara-upacara, rapat-rapat
dinas dan pelayanan hubungan masyarakat;
8. Pelaksanaan fasilitasi kegiatan penyusunan kebutuhan dan materiil bagi
60

unit keija kecamatan;


9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian kegiatan kebersihan,
ketertiban, kenyamanan ruangan dan halaman kantor, disiplin pegawai
serta pengamanan di lingkungan kecamatan;
10. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan data kepegawaian, Sasaran Kineija
Pegawai (SKP), registrasi PNS dan DUK;
11. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian dan penyusunan data serta
informasi tentang kecamatan;
12. Pelaksanaan fasilitasi pengadaan barang dan jasa dilingkungan
kecamatan;
13. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Sub Bagian Umum
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan agar tugas yang
diberikan dapat berjalan efektif dan efisien;
14. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
Sub Bagian Umum sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku
agar tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
15. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Umum
dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan tugas-
tugas yang telah dilaksanakan sebagai bah an laporan kegiatan dan
perbaikan kineija di masa yang akan dating;
16. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

B. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas merencanakan dan


memfasilitasi pelaksanaan program keija Sub Bagian Keuangan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Sub Bagian Keuangan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menyelenggarakan
fungsi :
1. Perencanaan kegiatan dan program keija Sub Bagian Keuangan
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan rencana dan program keija Sistem
Akuntabilitas Kineija Instansi Pemerintah (SAKIP), Laporan Kineija
Instansi Pemerintah (LKjlP), Rencana Keija Tahunan (RKT), Penetapan
Kineija, laporan evaluasi kineija, Renstra, Renja, RKA, DPA dan laporan
realisasi fisik program pembangunan;
3. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan program keija Sub Bagian Keuangan
meliputi koordinasi dan pembinaan bidang keuangan kecamatan
berdasarkan petunjuk atasan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
4. Pelaksanaan fasilitasi verifikasi serta meneliti kelengkapan Surat
Permintaan Pembayaran (SPP);
5. Pelaksanaan fasilitasi penyiapan Surat Perintah Membayar (SPM);
61

6. Pelaksanaan fasilitasi verifikasi harian atas penerimaan;


7. Pelaksanaan fasilitasi verifikasi Laporan Pertanggungjawaban (SPJ)
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluran;
8. Pelaksanaan fasilitasi akuntansi kecamatan;
9. Pelaksanaan fasilitasi penyiapan laporan keuangan kecamatan;
10. Pelaksanaan fasilitasi perumusan rencana keija tahunan dilingkungan
kecamatan;
11. Pelaksanaan fasilitasi program keija pengelolaan dana peijalanan dinas
kecamatan;
12. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Sub Bagian
Keuangan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan agar
tugas yang diberikan dapat beijalan efektif dan efisien;
13. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan Sub
Bagian Keuangan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku agar
tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
14. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Sub Bagian Keuangan
dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan tugas-
tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan kegiatan dan
perbaikan kineija di masa yang akan datang;
15. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

3. Seksi Pemerintahan
Seksi Pemerintahan mempunyai tugas merencanakan kegiatan dan
melaksanakan fasilitasi program keija Seksi Pemerintahan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Seksi Pemerintahan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan kegiatan dan program keija Seksi Pemerintahan berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan urusan pemerintahan kecamatan;
3. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian dengan satuan keija perangkat
daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan pemerintahan;
4. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi serta sinkronisasi perencanaan
dengan perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan;
5. Pelaksanaan fasilitasi evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di
tingkat kecamatan;
6. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengawasan tertib administrasi
pemerintahan kelurahan;
7. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan kegiatan sosial politik, idiologi negara
dan kesatuan bangsa;
8. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan pembinaan administrasi kependudukan
dan pencatatan sipil;
9. Pelaksanaan fasilitasi bimbingan, supervisi, fasilitasi dan konsultasi
62

pelaksanaan administrasi kelurahan;


10. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat
kelurahan;
11. Pelaksanaan fasilitasi urusan pertanahan;
12. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan kelembagaan kemasyarakatan di
kelurahan seperti LPM, Lembaga Adat TP. PKK, RT/RW, Karang
Taruna, Lembaga Kemasyarakatan lainnya;
13. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Seksi Pemerintahan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan agar tugas yang
diberikan dapat beijalan efektif dan efisien;
14. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
Seksi Pemerintahan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku
agar tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
15. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Seksi Pemerintahan
dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan tugas-
tugas yang telah dilaksanakan sebagai bah an laporan kegiatan dan
perbaikan kineija di masa yang akan datang;
16. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban


Seksi Ketenteraman dan Ketertiban mempunyai tugas merencanakan
kegiatan dan melaksanakan fasilitasi program keija Seksi Ketenteraman dan
Ketertiban berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Seksi
Ketenteraman dan Ketertiban dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan kegiatan dan program keija Seksi Ketenteraman dan
Ketertiban berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian urusan ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
3. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai
program dan kegiatan penyelenggaraan, ketenteraman dan ketertiban
umum serta perlindungan masyarakat di wilayah kecamatan;
4. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan pemuka agama yang berada
diwilayah keija kecamatan untuk mewujudkan ketenteraman dan
ketertiban umum masyarakat di wilayah kecamatan;
5. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan perangkat daerah yang
tugas dan fungsinya dibidang penerapan peraturan perundang-undangan;
6. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan perangkat daerah yang
tugas dan fungsinya dibidang penerapa peraturan perundang-undangan;
7. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan perangkat daerah dan
instansi vertikal lain yang tugas dan fungsinya dibidang penerapan
peraturan perundang-undangan;
63

8. Pelaksanaan fasilitasi monitoring dan evaluasi pelaksanaan ketenteraman


dan ketertiban di tingkat kecamatan;
9. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Seksi Ketenteraman
dan Ketertiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan
agar tugas yang diberikan dapat beijalan efektif dan efisien;
10. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
Seksi Ketenteraman dan Ketertiban sesuai dengan peraturan dan prosedur
yang berlaku agar tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
11. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Seksi Ketenteraman
dan Ketertiban dengan cara membandingkan antara rencana operasional
dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan
kegiatan dan perbaikan kineija di masa yang akan datang;
12. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

5. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat


Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas
merencanakan kegiatan dan melaksanakan fasilitasi program keija Seksi
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan kegiatan dan program kerja Seksi Pembangunan dan
Pemberadayaan Masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian serta pelaksanaan pelayanan
urusan pembangunan masyarakat kecamatan dan kelurahan;
3. Pelaksanaan fasilitasi motivasi kepada masyarakat untuk ikut serta dalam
perencanaan pembangunan di kecamatan dan kelurahan;
4. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan program keija pembinaan
perekonomian, produksi dan distribusi di tingkat kecamatan;
5. Pelaksanaan fasilitasi pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan
unit keija baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program
keija dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah keija
kecamatan;
6. Pelaksanaan fasilitasi evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan
masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit keija
pemerintah maupun swasta;
7. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan perangkat daerah dan/atau
instansi vertikal yang tugas dan fungsinya dibidang pemeliharaan
prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
8. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan pihak swasta dalam
pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
9. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Seksi Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
64

yang ditetapkan agar tugas yang diberikan dapat beijalan efektif dan
efisien;
10. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan
peraturan dan prosedur yang berlaku agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan tugas;
11. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Seksi Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat dengan cara membandingkan antara
rencana operasional dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai
bahan laporan kegiatan dan perbaikan kinerja di masa yang akan datang;
12. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

6. Seksi Kesejahteraan Sosial


Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas merencanakan dan
melaksanakan program kerja Seksi Kesejahteraan Sosial berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Seksi Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan kegiatan dan program keija Seksi Kesejahteraan Sosial
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi dan pengoordinasian serta pelaksanaan pelayanan
urusan kesejahteraan sosial;
3. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan dan perumusan program kerja
pelayanan dan bantuan sosial, bantuan kepemudaan, pemberdayaan
masyarakat dan perempuan, keluarga berencana;
4. Pelaksanaan fasilitasi penyusunan program keija pembinaan kehidupan
keagamaan, pendidikan, kebudayaan dan kesehatan masyarakat;
5. Pelaksanaan fasilitasi evaluasi terhadap berbagai kegiatan bidang
kesejahteraan sosial;
6. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan perangkat daerah dan/atau
instansi vertikal yang tugas dan fungsinya dibidang kesejahteraan sosial;
7. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan pihak swasta dalam
pelaksanaan kesejahteraan sosial;
8. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Seksi Kesejahteraan
Sosial sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan agar
tugas yang diberikan dapat beijalan efektif dan efisien;
9. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
Seksi Kesejahteraan Sosial sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
10. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Seksi Kesejahteraan
Sosial dengan cara membandingkan antara rencana operasional dengan
tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai bah an laporan kegiatan dan
perbaikan kineija di masa yang akan datang;
11. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
65

dengan tugasnya.
7. Seksi Pelayanan Terpadu
Seksi Pelayanan Terpadu mempunyai tugas merencanakan dan
melaksanakan program kerja Seksi Pelayanan Terpadu berdasarkan ketentuan
peraturan Perundang-undangan. Seksi Pelayanan Terpadu dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan kegiatan dan program keija Seksi Pelayanan Terpadu
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
2. Pelaksanaan fasilitasi perumusan, pengoordinasian dan pelaksanaan
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN);
3. Pelaksanaan fasilitasi perencanaan program keija kegiatan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN);
4. Pelaksanaan fasilitasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN)
5. Pelaksanaan fasilitasi evaluasi terhadap pelaksanaan Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN);
6. Pendistribusian tugas kepada bawahan di lingkungan Seksi Pelayanan
Terpadu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang ditetapkan agar
tugas yang diberikan dapat beijalan efektif dan efisien;
7. Pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan di lingkungan
Seksi Pelayanan Terpadu sesuai dengan peraturan dan prosedur yang
berlaku agar tidak teijadi kesalahan dalam pelaksanaan tugas;
8. Pelaksanaan evaluasi tugas bawahan di lingkungan Seksi Pelayanan
Terpadu dengan cara me mbandingkan antara rencana operasional
dengan tugas-tugas yang telah dilaksanakan sebagai bahan laporan
kegiatan dan perbaikan kineija di masa yang akan datangj dan;
9. Pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

e. Kondisi Pegawai Kecamatan Binawidya

Jumlah aparatur pemerintah di lingkungan Kecamatan Binawidya

berjumlah 59 (Lima Puluh Sembilan) orang dengan rincian sebagai berikut :

1. ASN di lingkungan Kecamatan Binawidya berjumlah 27 orang;


2. ASN di lingkungan Kantor Lurah Binawidya berjumlah 8 orang;
3. ASN di lingkungan Kantor Lurah Delima berjumlah 6 orang;
4. ASN di lingkungan Kantor Lurah Tobekgodang berjumlah 6 orang;
5. ASN di lingkungan Kantor Lurah Simpang Baru berjumlah 6 orang;
6. ASN di lingkungan 5Kantor Lurah Sungai Sibam berjumlah 6 orang
66

Tabel IV.2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Di Kecamatan


Binawidya Tahun 2022
JUMLAH
NO GOLONGAN
(orang)
1 IV (empat) 5
2 III (tiga) 17

3 II (dua) 4

4 I (satu) -

JUMLAH PEGAWAI 26 orang


Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022
Gambaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Kecamatan Binawidya dapat
terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel IV.3 : Keadaan Pegawai Negeri Sipil Kecamatan Binawidya Menurut
Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2022
Pendidikan
No Jabatan Nama Personil
Formal
1 Camat Edi Suherman, S.Sos, M.Si S2
2 Sekretaris Kecamatan Dina Sepnita, S.STP, M.Si S2
3 Kasi Pemerintahan Syamsul Bahri, S.Pd S1
4 Kasi Trantib ABD Haris, SH S1
5 Kasi Pelayanan Terpadu Yessi Wisandi, S.Pd S1
6 Kasi PPM Nurhayati SMA
7 Kasi Kesejahteraan Sosial Yesse Poita Indri Putri, SE S1
8 Kasubag Umum Shauma Fajri, A.Md.PK., SKM S1
9 Kasubag Keuangan Deddy Kurniawan, SE S1
10 Staf Pemerintahan Japrizal, SH, M.Si, MH S2
11 Staf Pemerintahan Suwardi, SE, M.Si S2
12 St0af Pemerintahan Sri Ainun SMA
13 Staf PPM Dra Halima Suro SMA
14 Staf PPM Lusi Andayani, SE, MM S2
15 Staf PPM Afrizal SMA
16 Staf Kesejahteraan Sosial Zulkhaimar, S.Sos S1
17 Staf Kesejahteraan Sosial Auzia, ST S1
18 Staf Kesejahteraan Sosial Doni Pitria SMA
19 Staf Pelayanan Terpadu Hendra Azmi, S.Pd.SD S1
20 Staf Pelayanan Terpadu Roni Idham SMA
21 Staf Pelayanan Terpadu Ishak SMA
22 Staf Umum Eva Susiana, S.Sos S2
23 Staf Umum Ainal Mardiyah SMA
24 Staf Trantib Hendry Safitrah, SH, MH S1
25 Staf Keuangan Mutia Maretha, S.E S1
26 Staf Keuangan Fitriani Uskar, A.Md D3
27 Staf Keuangan April Syahril SMA

Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022


67

Dalam menjalankan tugas-tugas Pemerintahan, Pembangunan dan


Kemasyarakatan, Kecamatan didukung oleh 5 Kelurahan yang berada di
li8ngkungan Kecamatan Binawidya, diantaranya :
Tabel IV.4 : Kelurahan Binawidya
5 Jabatan Nama Personil Pendidikan Formal
Lurah Syamsu Rizal, S.E S1
1
Sekretaris Kelurahan Megawati SMA
2
Kasi. Pemerintahan Siti Rohayu, S.Pd S1
3
Kasi. Kesos Alfaka, S.Sos S1
4
Kasi. PPM Efrida Yanti Nasution, M.Pd S2
5
Staf Rita Fitriani, A.Md. Keb D3
6
Staf Widia Fitriani, AmKeb D3
7
Staf Lina SMA
8
Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022
Tabel IV.5 : Kelurahan Delima
2 Jabatan Nama Personil Pendidikan Formal
1 Lurah Muhammad Rizkiady Rambe, S1
Sekretaris SSTP
2 Kelurahan Robi Oktavianus, A.Md D3
3 Kasi. Pemerintahan Ahmad SMA
4 Kasi. Kesos Emaliza, A. Md D3
5 Kasi. PPM Yulida* Fitri, A. Md D3
6 Staf Sapridalismaria SMA
Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022
Tabel IV.6 : Kelurahan Tobekgodang
No Jabatan Nama Personil Pendidikan Formal
1 Lurah H. Yasir Arafat, S.Sos S1
2 Sekretaris Kelurahan Elvita, S.Sos S1
3 Kasi. Pemerintahan Sri Arwita, SE S1
4 Kasi. Kesos Fajrisna SMA
5 Kasi. PPM Firman Edi SMA
6 Staf Selamat Riyono SMA
Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022
Tabel IV.7 : Kelurahan Simpang Baru
No Jabatan Nama Personil Pendidikan Formal
Lurah Muhammad Zulfi Sahri, S2
1
Sekretaris Kelurahan M.Pd S1
2
Kasi. Pemerintahan Ayu Sartika, SSTP SMA
3
Kasi. Kesos Minsan Lubis SMA
4
Kasi. PPM Harmila S1
5
Staf Jumarni Asra, S.Sos SMA
6
Sasridawarti
68

Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022


Tabel IV.8 : Kelurahan Sungai Sibam
No Jabatan Nama Personil Pendidikan Formal
Lurah Sarnubi, M.Si S2
1 Sekretaris Kelurahan Ahmad Multazam, S1
2 Kasi. Pemerintahan S.STP S1
3 Kasi. Kesos Marsudianto, S.IP S1
4 Kasi. PPM Elin Yurwadani, S.IP S1
5 Staf Oktalina Dwi Iswara, SMA
6 S.E
Yuslaini
Sumber Data : Kantor Camat Binawidya, 2022

B. Profil Berdirinya Kelurahan Delima

a. Sejarah Berdirinya Kelurahan Delima

Kelurahan Delima sebagai salah satu kelurahan yang sedang berkembang

pesat menjadi di Kota Pekanbaru merupakan PKN dan simpul kegiatan ekonomi.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 4 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kelurahan Tangkerang labuai, Kelurahan Maharatu, Kelurahan

Tuah Karya, Kelurahan Air Hitam, Kelurahan Delima, Kelurahan Palas,

Kelurahan Sri Meranti dan Kelurahan Limbungan Baru Tanggal 17 Juni 2003.

Kelurahan Delima adalah salah satu dari 4 (empat) Kelurahan yang ada di

Kecamatan Tampan yang merupakan pemekaran dari Kelurahan Sidomulyo Barat

Kecamatan Tampan yang saat itu memiliki luas wilayah ±10,44 Km² dengan

batas-batas sebagai berikut :

a. Utara berbatasan dengan Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan

Tampan;

b. Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sidomulyo Barat Kecamatan


69

Tampan;

c. Timur berbatasan dengan Kelurahan Tangkerang Barat Kecamatan

Marpoyan Damai;

d. Barat berbatasan dengan Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan.

Pada saat ini, Seiring dengan perkembangan Kelurahan Delima,

Pemerintah Kota Pekanbaru mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru

Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Pemekaran Kelurahan di Kota Pekanbaru, dimana

Kelurahan Delima di mekarkan menjadi satu Kelurahan yaitu Kelurahan

Tobekgodang. Dan sekarang Kelurahan Delima adalah salah satu Kelurahan dari

9 (sembilan) Kelurahan yang ada di Kecamatan Tampan dengan luas wilayahnya

menjadi ± 5,44 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Utara berbatasan dengan Jl. Tuanku Tambusai Kelurahan Labuh Baru

Barat Kecamatan Payung Sekaki.

b. Selatan berbatasan dengan Jalan Lobak Kelurahan Tobekgodang

c. Timur berbatasan dengan Jl. Soekarno Hatta Kelurahan Tangkerang Barat

Kecamatan Marpoyan Damai.

d. Barat berbatasan dengan Jl. SM.Amin Kelurahan Simpang Baru

Kecamatan Tampan

Setelah berjalanya pemerintahan selama 4 tahun dengan adanya perluasan

wilayah yaitu tepatnya wilayah kecamatan, maka Pemerintah kota Pekanbaru

mengusulkan dan mengajukan pemekaran kecamatan yang dahulunya Kecamatan

Tampan dipecah menjadi dua kecamatan menjadi Kecamatan Tuahmadani dan

Kecamatan Binawidya sesuai dengan Peraturah Daerah Kota Pekanbaru No.02


70

Tahun 2020 Tentang Penataan Kecamatan. Sehingga Kecamatan Binawidya

terbagi menjadi 5 Kelurahan yaitu : Kelurahan Simpang Baru, Kelurahan

Tobekgodang, Kelurahan Delima, Kelurahan Binawidya dan Kelurahan Sungai

Sibam yang dahulunya terletak di wilayah Kecamatan Payung Sekaki.

Dengan Penataan Kecamatan ini maka Kelurahan Delima Menjadi salah

satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan Binawidya saat ini, yang luas wilayah

± 5,44 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Utara berbatasan dengan Jl. Tuanku Tambusai Kelurahan Labuh Baru

Barat Kecamatan Payung Sekaki.

b. Selatan berbatasan dengan Jalan Lobak Kelurahan Tobekgodang

Kecamatan

Binawidya

c. Timur berbatasan dengan Jl. Soekarno Hatta Kelurahan Tangkerang Barat

Kecamatan Marpoyan Damai.

d. Barat berbatasan dengan Jl. SM.Amin Kelurahan Simpang Baru

Kecamatan Binawidya

Secara monografi Kelurahan Delima ini dibagi menjadi 48 Rukun

Tetangga (RT) dan 8 Rukun Warga (RW) dengan jumlah Kepala Keluarga 5.125

KK sebanyak 22.125 jiwa terdiri dari 12.115 jiwa Perempuan dan 10.010 Jiwa

laki-laki. Kelurahan Delima ini memiliki jarak ke kantor Kecamatan Tampan

sekitar 4,5 Km² dan memilki jarak yang relatif mudah dicapai ke pusat kota

dengan memakan waktu kurang lebih lima belas menit menggunakan kendaraan.

Untuk lebih jelas nya akan ditampilkan pada lampiran profil Kelurahan di
71

halaman berikutnya.

Kelurahan Delima merupakan salah satu wilayah yang mendominasi

banyaknya perumahan yang ada di Kota Pekanbaru, yang dari segi geografis

terletak 12 Meter dari permukaan laut dengan topografi wilayah dataran. Kantor

Lurah terletak di Jalan swadaya I No.1 Kelurahan delima Kecamatan Binawidya.

Walaupun akses menuju Kantor Lurah agak masuk kedalam jalan perumahan

tetapi secara posisi kantor lurah delima berada tepat ditengah-tengah wilayah

kelurahan tersebut sehingga mempermudah masyarakat dalam berurusan

administrasi dan juga kelurahan delima menjadi akses jalan alternatif penghubung

dari Jalan HR.Soebrantas yang nota bene menjadi jalan negara yang merupakan

akses pintu masuk Kota Pekanbaru menuju Jalan Tuangku Tambusai ( Jalan

Lintas Sumatera ) dan juga Jalan Soekarno Hatta. Jalan alternatif tersebut yaitu

sebagai berikut :

a. Jalan Lobak ( Jalan Alternatif penghubung antara jalan Soekarno Hatta

menuju Jalan Srikandi - Jalan Delima – Jl.HR.Soebrantas – Jl.Tuangku

Tambusai – Jl.SM.Amin ) yang saat ini masih padat mobilitas nya dilewati

apalagi waktu Jam Kerja dan Jam pulang Kerja. Jalan ini merupakan batas

wilayah antara Kelurahan Delima dengan Kelurahan Tobekgodang.

b. Jalan Srikandi ( Jalan penghubung dari jalan Delima menuju jalan

Tuangku Tambusai – Jalan Melati – Jalan SM.Amin ) yang merupakan

jalan utama Kelurahan Delima yang dipenuhi dengan tempat usaha yaitu

mulai dari usaha perdagangan, percetakan dan sekolah-sekolah.

c. Jalan Melati ( Jalan penghubung antara Jalan srikandi menuju jalan


72

Rajawali sakti - Jl.SM.amin.

Dengan kepadatan penduduk yang dimiliki Kelurahan Delima tentunya

berdampak dengan meningkatnya kebutuhan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan oleh Masyarakat baik infrastruktur dan pendidikan serta aktifitas yang

dapat membangun peran serta masyarakat. Dan ini semua didukung dengan

kekuatan kelembagaan yang ada di Kelurahan Delima seperti LPM, RT dan RW,

PKK, Posyandu, LKM, Karang Taruna, UEK-SP dan kelembagaan lainnya yang

bertujuan menguatkan partisipasi masyarakat dalam perkembangan Sumber Daya

Manusia demi terwujudnya Masyarakat Madani dan Sejahtera.

b. Visi dan Misi Kelurahan Delima

1) Visi Kelurahan Delima

Ketika mendirikan sebuah organisasi, perusahaan ataupun entitas tertentu

diperlukan impian dan tujuan yang ingin dicapai. Selain tujuan utama, biasanya

juga memiliki gagasan target-target jangka panjang, visi dan misi termasuk

kedalam gagasan atau pedoman tersebut. Visi sendiri adalah pandangan mengenai

arah berupa cita-cita suatu organisasi. Sedangkan misi merupakan tahapan-

tahapan berupa penjabaran dari sebuah visi. Adapun visi dari Kelurahan Delima

adalah :

“ Terciptanya Pelayanan Prima Kepada Masyarakat serta

Mewujudkan Pembangunan Masyarakat Kelurahan dengan Prinsip

Kejujuran yang Berlandasarkan Iman dan Taqwa”.


73

2) Misi Kelurahan Delima

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, sesuai dengan harapan

terwujudnya Pekanbaru sebagai Smart City yang Madani, maka Misi Kelurahan

Delima adalah :

1. Memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan cermat kepada

masyarakat;

2. Menciptakan transparansi pelayanan administrasi pemerintah kepada

masyarakat;

3. Meningkatkan kinerja aparatur yang bersih dan bertanggungjawab;

4. Mewujudkan kelurahan yang bersih, indah dan tertib;

5. Mewujudkan pembangunan kelurahan yang merata dan tertahap;

6. Menciptakan masyarakat yang beriman dan bertaqwa dengan

menanamkan kejujuran dalam masyarakat.

c. Jumlah Penduduk

Penduduk Kelurahan Delima dengan jumlah Kepala Keluarga 5.125 KK

dengan 22.125 jiwa terdiri dari 12.115 jiwa Perempuan dan 10.010 Jiwa laki-laki.

Jumlah ini terus bertambah seiring berjalan waktu karena di wilayah Kelurahan

Delima ada juga beberapa tempat kontrakan ataupun Kos-Kosan yang notabene

ditempati oleh para pekerja-pekerja dari rumah sakit kebanyakan. Tentu ini akan

menjadi input atau penambahan populasi penduduk yang kian lama bertambah

walaupun secara identitas kebanyakan dari luar Wilayah Kelurahan Delima yang
74

statusnya domisili sementara sehingga menjadi data tambahan dan bagian dari

populasi penduduk di wilayah Kelurahan Delima sendiri.

d. Struktur Organisasi Kelurahan Delima

Sumber Data : Kelurahan Delima, 2022


75

BAB V t

HASIL DAN PEMBAHASAN t t

A. Hasil Penelitian t

Dalam hal ini penulis akan memaparkan data yang telah penulis peroleh
t t t t t t t t t t

selama mengadakan penelitian mengenai efektivitas Program Pemberdayaan


t t t t t t t

Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Bina Widya


t t t t t t t t t t

Kota Pekanbaru. Pengelohan data yang diperoleh oleh penulis kemudian akan
t t t t t t t t t t

dianalisa berdasarkan data-data yang telah didapatkan. Data yang diperoleh dari
t t t t t t t t t t

hasil kegiatan observasi penulis selama meneliti di lapangan, dari hasil wawancara
t t t t t t t t t t t

serta dari hasil dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung penulis
t t t t t t t t t t

selama mengadakan penelitian


t t t

Selain itu dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik penarikan


t t t t t t t t

informan, untuk key informan dalam penelitian ini yaitu (1) Lurah; (2) Sekretaris
t t t t t t t t t t t t

Lurah; (3) Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat; (4) Ketua Forum
t t t t t t t t t t

RT/RW; dan (5) Peserta/warga dengan mengunakan teknik purposive sampling.


t t t t t t t t t

Adapun hasil wawancara dari penelitian ini sebagai berikut :


t t t t t t t t t

a. Efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga t t t t t t

t Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t

1) Pencapaian tujuan t

Pencapaian tujuan adalah keselurahan upaya pencapaian tujuan harus t t t t t t t

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir
t t t t t t t t t t t

semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian


t t t t t t t t t

bagian-bagian maupun pentahapan dalam arti periodisasinya (Duncana dalam


t t t t t t t t

75
76

Steers, 2003:53). Adapun indikator dari pencapaian tujuan dapat dijelaskan sebagai
t t t t t t t t t t

berikut:
t

a) Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW


t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal bentuk


t t t t t t t t t

pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil wawancara
t t t t t t t t t t

kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal 30 Mei
t t t t t t t t t t t t

2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan Seksi
t t t t t t t t t t t t

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Delima Kecamatan


t t t t t t t t

Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t

“Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW ini adalah untuk


t t t t t t t t

memberdayakan masyarakat, menuntaskan kemiskinan dan menciptakan


t t t t t t

lapangan pekerjaan”.
t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW bagi masyarakat di


t t t t t t t t

Kelurahan Delima yaitu (1) memperbaiki usaha dan pendapatan masyarakat;


t t t t t t t t t

(2) memperbaiki lingkungan dan masyarakat; (3) memperbaiki kelembagaan


t t t t t t t t

antara lain pengembangan jejaringan kemitraan usaha. Hal ini terlihat dari
t t t t t t t t t t

meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat baik secara individu maupun


t t t t t t t t

kelompok”.
t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW yang sudah kami lakukan
t t t t t t t t t

adalah dapat membuka peluang lapangan kerja bagi diri pribadi dan
t t t t t t t t t t

meningkatkan kembali wawasan dan keterampilan bagi ibu-ibu yang tingkat


t t t t t t t t t

pendidikan rendah seperti kami yang hanya tamatan


t t t t t t t t
77

b) Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW


t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal batas


t t t t t t t t t

waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil
t t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal
t t t t t tt t t t t t

30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan
t t t t t t t t t t t t t

Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Delima


t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t

“Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW ± 3 tahun”.


t t t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW ± 3 tahun”.


t t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW kami kurang tau
t t t t t t t t t

perihal ini”.
t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa batas waktu


t t t t t t t t

pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW lebih kurang ± 3 tahun lamanya. Namun
t t t t t t t t t t t t

yang dirasakan batas waktu ± 3 tahun bagi masyarakat cukup optimal karena
t t t t t t t t t t t t

pelatihan tersebut cukup lama jaraknya dan saat mengikuti pelatihan durasi yang
t t t t t t t t t t t

diberikan cukup menelan waktu yang singkat sehingga kurang memberikan


t t t t t t t t t

motivasi dan kreatifitas pada peserta.


t t t t t
78

c) Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW


t t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal sasaran


t t t t t t t t t

atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil
t t t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal
t t t t t tt t t t t t

30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan
t t t t t t t t t t t t t

Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Delima


t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t

“Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW adalah untuk
t t t t t t t t t

menjadikan masyarakat yang mandiri, produktif dan dapat menggali potensi


t t t t t t t t t

dibidang usaha mikro”.


t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW bagi


t t t t t t t t

masyarakat adalah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam


t t t t t t t

pembangunan, mendorong peningkatan sumber pendapatan, dan dapat


t t t t t t t

membina lembaga kemasyarakat dibidang usaha mikro”.


t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW bagi masyarakat
t t t t t t t t t

yakni dapat membuka peluang usaha mikro seperti jual beli kue kering dan
t t t t t t t t t t t t

basah online, jual beli masakan rumahan, dan jual beli barang harian”.
t t t t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa sasaran atau target
t t t t t t t t t

yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW bagi masyarakat yakni dapat membuka
t t t t t t t t t t

peluang usaha mikro, dapat membina lembanga kemasyarakatan, dan dapat


t t t t t t t t t

menjadikan masyarakat mandiri serta produktif.


t t t t t
79

d) Dasar Hukum Dari Kegiatan PMB-RW


t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal dasar


t t t t t t t t t

hukum dari kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil wawancara kepada M.
t t t t t t t t t t t

Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022
t t tt t t t t t t t t

menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan Seksi
t t t t t t t t t t t

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Delima Kecamatan


t t t t t t t t

Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t

“Dasar hukum dari kegiatan PMB-RW adalah Peraturan Walikota Pekanbaru


t t t t t t t t

Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun


t t t t t t t t t

Warga Kota Pekanbaru dan Peraturan Walikota Nomor 32 Tahun 2019


t t t t t t t t t t

tentang Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Kegiatan Program


t t t t t t t t

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru”.


t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Dasar hukum dari kegiatan PMB-RW adalah Peraturan Walikota


t t t t t t t

Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Masyarakat


t t t t t t t t

Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru”.


t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kami kurang mehami dasar hukum dalam kegiatan PMB-RW ini”.


t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa Peraturan Walikota


t t t t t t t t

Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis


t t t t t t t t t

Rukun Warga Kota Pekanbaru yaitu program penanggulangan kemiskinan yang


t t t t t t t t t

dilakukan oleh pemerintah Kota Pekanbaru dengan pendekatan melalui pola


t t t t t t t t t
80

pemberdayaan masyarakat yang dibiayai oleh APBD Kota Pekanbaru, APBD


t t t t t t t t t

Provinsi, Program Kemiskinan Bima Lingkungan (PKBL). Dan Peraturan Walikota


t t t t t t t t t

Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Kegiatan
t t t t t t t t t t t

Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru.


t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan dan wawancara kepada 7 (tujuh) informan


t t t t t t t t t

diatas untuk indikator pencapaian tujuan bahwa bentuk kegiatan PMB-RW


t t t t t t t t t

belumlah meningkatkan ekonomi masyarakat, karena kegiatan PMB-RW ini berupa


t t t t t t t t t

pelatihan dan pembangunan fisik. Sifat pelatihannya juga seperti kilat, dengan
t t t t t t t t t t

durasi yang cukup singkat selama seminggu dan masayarakat hanya mengincar
t t t t t t t t t t

honor yang diperuntukkan bagi warga yang perharinya sebesar Rp. 50.000. Bentuk
t t t t t t t t t t t

pencapaian tujuan bertolak belakang dari keinginan dari program PMB-RW ini
t t t t t t t t t t

yaitu untuk memberdayakan masyadarakat, menuntaskan kemiskinan, dan


t t t t t t t

mewujudkan masyarakat yang mandiri serta produktif. Jadi efektivitas pelaksanaan


t t t t t t t t t

Program Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan Delima Kecamatan


t t t t t t t t t

Binawidya terlaksana dengan baik. Sebagaimana menurut Duncana dalam Steers


t t t t t t t t t

(2003:53) bentuk pencapaian tujuan menujukkan 3 (tiga) faktor yaitu kurun waktu
t t t t t t t t t t t

pencapaiannya ditentukan dapat menghasilkan inovatif dan kreatifitas, sasaran


t t t t t t t t

merupakan target yang konkrit untuk kegiatan; dan dasar hukum menjadi landasan
t t t t t t t t t t t

dari kegiatan.
t t

2) Integrasi

Integrasi adalah pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organiasi


t t t t t t t

untuk mendakan sosialiasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan


t t t t t t t t
81

berbagai macam organisasi lainnya (Duncana dalam Steers, 2003:53). Adapun


t t t t t t t t t

indikator dari integrasi dapat dijelaskan sebagai berikut:


t t t t t t t

a) Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal bentuk


t t t t t t t t t

prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil


t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe pada tanggal 30 Mei 2022 selaku kepala
t t t t t t t t t t t t

lurah Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW adalah mengadakan


t t t t t t t

rapat ditiap kelurahan yang dihadiri Kasi PMK dan RW dari kecamatan serta
t t t t t t t t t t t t

menentukan jumlah peserta,narasumber, waktu, hari dan tempat selanjutnya


t t t t t t t t

dirangkum dalam RPK (rencana pencapaian kerja)”.


t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan
t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t t t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu :


t t t t t t t t t

“ Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW adalah mengadakan


t t t t t t t t

rapat yang diselenggarakan oleh kecamatan yang dihadiri oleh PMK dan RW
t t t t t t t t t t t

dari kecamatan”.
t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW selama ini selaku


t t t t t t t t

RW menghadiri undangan dan sosialisasi dari kelurahan yang mana tiap-


t t t t t t t t t t

tiap RW nantinya menutuskan siapa-siapa saja yang akan menjadi peserta


t t t t t t t t t

dalam kegiatan PMB-RW”.


t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t
82

“Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW selaku peserta,


t t t t t t t

bahwasanya kami diberi undangan dari PKK dan rapat RW untuk


t t t t t t t t t t

menentukan siapa-siapa yang berminat mengikuti pelatihan PMB-RW”.


t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk prosedur dalam
t t t t t t t t t

pelaksanaan kegiatan PMB-RW tiap kelurahan, RW dan peserta berbeda-beda


t t t t t t t t t

waktu, tempat dan tata caranya. Namun, realitanya tidak semua masyarakat atau
t t t t t t t t t t t

peserta tertarik dengan kegiatan yang diadakan oleh pemerintahan kota Pekanbaru,
t t t t t t t t t t

yang mana menurut masyarakat pelatihan ini adalah pelatihan dasar yang mana dan
t t t t t t t t t t t t

alat-alat praga dan fasilitas yang diberikan juga terbatas diakibatkan minimnya
t t t t t t t t t t

anggaran yang disediakan sehingga menelan waktu yang sangat singkat.


t t t t t t t t t

b) Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW


t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal bentuk


t t t t t t t t t

minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil
t t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal
t t t t t tt t t t t t

30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan
t t t t t t t t t t t t t

Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Delima


t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t

“Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW berupa


t t t t t t t

menghadiri undangan sosialisai yang diadakan oleh Pemerintahan Kota


t t t t t t t t

Pekanbaru melalui kecamatan kepada kelurahan, Kasi PMK lalu dihadiri oleh
t t t t t t t t t t

RW setempat di Kelurahan Delima”.


t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW berupa


t t t t t t t

menghadiri undangan yang diadakan oleh RW”.


t t t t t t
83

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW kami selaku


t t t t t t t t

masyarakat menghadiri undangan RW yang mana nantinya pihiak RW


t t t t t t t t t

menjelaskan manfaat mengikuti pelatihan PMB-RW yang diadakan oleh


t t t t t t t t

Pemerintahan Kota Pekanbaru. Adapun bentuk minat masyarakat mengikuti


t t t t t t t t

pelatihan ini memperoleh penghargaan seperti sertifikat, honor, modul, dan


t t t t t t t t t

ilmu pengetahuan serta keterampilan”.


t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk minat


t t t t t t t t

masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW yaitu menghadiri sosialisai yang


t t t t t t t t t

diadakan oleh Pemerintahan Kota Pekanbaru melalui kecamatan dan kecamatan


t t t t t t t t t

meamanahkan kelurahan untuk mensosialisasikan kepada RW setempat di


t t t t t t t t

Kelurahan Delima agar masyarakat ikut berperan serta menghadiri dan mengikuti
t t t t t t t t t t

pelatihan PMB-RW yang nantinya memperoleh penghargaan seperti sertifikat,


t t t t t t t t t

honor, modul, dan ilmu pengetahuan serta keterampilan.


t t t t t t t

c) Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai Kelurahan t t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal bentuk


t t t t t t t t t

bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai kelurahan dapat dijelaskan
t t t t t t t t t t

dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza
t t t t t t t tt t t t

pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai kelurahan adalah


t t t t t t t t

tidaklah ada, yang ada bentuk kerja sama kelurahan kepada RW (Rukun
t t t t t t t t t t t

Warga) sekitar dan Kecamatan. Bentuk kerja sama kelurahan Bersama RW


t tt t t t t t t t t

(Rukun Warga) adalah sosialisasi sedangkan bentuk kerja sama Kelurahan


t t t t t t t t t
84

t hanya berkoordinasi kepada Kecamatan, dan disanalah kelurahan


t t t t t t

t mengundang tiap-tiap RW yang ada di Kelurahan Delima Kota Pekanbaru”.t t t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai keluharan adalah


t t t t t t t t

tidaklah ada, yang ada bentuk kerja sama kelurahan kepada RW (Rukun
t t t t t t t t t t t

Warga) sekitar”.
t tt

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai kelurahan adalah


t t t t t t t t

tidaklah ada”.
t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk kerja sama
t t t t t t t t t

antar masyarakat dengan pegawai Kelurahan tidaklah ada, yang ada bentuk kerja
t t t t t t t t t t t

sama kelurahan kepada RW (Rukun Warga) sekitar dan Kecamatan. Bentuk kerja
t t t t t t t t t t t t

sama kelurahan Bersama RW (Rukun Warga) adalah sosialisasi sedangkan bentuk


t t t t t t t t t t

kerja sama Kelurahan hanya berkoordinasi kepada Kecamatan. Untuk menjalin


t t t t t t t t t

kerja sama adalah Pemerintahan Kota Pekanbaru mengutus Kecamatan Tampan


t t t t t t t t t

untuk meamanahkan kepada kelurahan mengadakan kegiatan PMB-RW yang mana


t t t t t t t t t

pesertanya telah ditentukan oleh tiap-tiap RW dari Kelurahan Delima Kota


t t t t t t t t t t

Pekanbaru.
t

d) Bentuk proses sosialisasi kepada masyarakat


t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal bentuk


t t t t t t t t t

proses sosialisasi kepada masyarakat dapat dijelaskan dari hasil wawancara kepada
t t t t t t t t t t
85

M. Rizkiady Rambe pada tanggal 30 Mei 2022 selaku kepala lurah Delima
t t t t t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t

“Bentuk proses sosialisasi dari Kelurahan adalah mengunda RW (Rukun


t t t t t t t t

Warga), dan menghadiri undangan dari Kecamatan yang dihadiri Kasi PMK
t t t t t t t t t t

yang dihadiri oleh Camat dan Lurah”.


t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan
t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t tt t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu


t t t t t t t

“Bentuk proses sosialisasi dari kelurahan kepada RW (Rukun Warga) adalah


t t t t t t t t t

menghadiri undangan dan sosialisasi yang diadakan oleh kelurahan. Tiap


t t t t t t t t t

RW harus mengikuti dan menghadiri undangan dari kelurahan tersebut”.


t t t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk proses sosialisasi RW (Rukun Warga) kepada masyarakat adalah


t t t t t t t t

menghadiri udangan dari RW (Rukun Warga) yang telah ditentukan hari dan
t t t t t t t t t t t

tempat pelaksanaanya”.
t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk sosialisasi yang
t t t t t t t t t

diadakan kelurahan dan RW (Rukun Warga) berbeda-beda tempat, waktu dan


t t t t t t t t t t

pelaksanaanya. Bentuk sosialisasi yang diadakan pelaksanaanya telah tersusun


t t t t t t t t

dengan baik dan rapi. Kelurahan telah mengutus siapa-siapa saja RW yang
t t t t t t t t t t t

pesertanya akan mengikuti kegiatan PMB-RW. Dan kelurahan melaporkan kepada


t t t t t t t t t

kecamatan jumlah peserta dan kapan pelaksanaan kegiatan tersebut akan


t t t t t t t t t

dilaksanakan. Jadi efektivitas pelaksanaan Program Masyarakat Berbasis Rukun


t t t t t t t t

Warga di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya cukup efektif terlaksana.


t t t t t t t t t

Integrasi peserta mengikuti kegiatan ini adalah cukup antusias dengan adanya
t t t t t t t t t t
86

evaluasi dari pihak terkait yaitu dari kecamatan, kelurahan dan RW (Rukun Warga).
t t t t t t t t t t t t

Hal ini terlihat dari hasil wawancara informan diatas. Pada indikator integrasi
t t t t t t t t t t t

faktor-faktor yang menjadi pendukung terdiri dari prosedur dan proses sosialisasi.
t t t t t t t t t t

3) Adaptasi

Adaptasi adalah pengukuran bagaimana sebuah organisasi mampu t t t t t t

menyelesaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan adaptasi merupakan


t t t t t t t

kemampuan untuk mengubah atau menyelaraskan prosedur standar operasinya


t t t t t t t t

secara dinamis apabila lingkungannya mengalami perubahan. Dengan demikian


t t t t t t t t

adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk menyelaraskan suatu
t t t t t t t t t t

individu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya (Duncana


t t t t t t t

dalam Steers, 2003:53). Adapun indikator dari adaptasi dapat dijelaskan sebagai
t t t t t t t t t t

berikut:
t

a) Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW


t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal bentuk


t t t t t t t t t

bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil
t t t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal
t t t t t tt t t t t t

30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan
t t t t t t t t t t t t t

Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Delima


t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t

“Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW berupa sosialisasi


t t t t t t t t

dari kecamatan adalah mengunda kelurahan, Kasi PMK dan menentukan


t t t t t t t t t

waktu dan tempat acara yang dihadiri oleh Camat dan Lurah”.
t t t t t t t t t t
87

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktaviadi dan Emaliza pada tanggal 30


t t t t t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu :


t t t t t t t t

“Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW berupa t t t t t t t

sosialisasi dari kelurahan kepada RW (Rukun Warga) adalah menghadiri


t t t t t t t t t

undangan dan sosialisasi yang diadakan oleh kelurahan. Tiap RW harus


t t t t t t t t t t

mengikuti dan menghadiri undangan dari kelurahan tersebut”.


t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW berupa undangan


t t t t t t t t

RW (Rukun Warga) kepada masyarakat adalah menghadiri udangan dari RW


t t t t t t t t t t

(Rukun Warga) yang telah ditentukan hari dan tempat pelaksanaanya”.


t t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW berupa undangan


t t t t t t t t

resmi dari RW (Rukun Warga) kepada masyarakat”.


t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk layanan yang
t t t t t t t t t

diberikan dalam kegiatan PMB-RW berupa sosialisasi yang diadakan kecamatan


t t t t t t t t t

melalui kelurahan dan RW (Rukun Warga) berbeda-beda tempat, waktu dan


t t t t t t t t t t

pelaksanaanya. Bentuk sosialisasi yang diadakan pelaksanaanya telah tersusun


t t t t t t t t

dengan baik dan rapi. Kelurahan telah mengutus siapa-siapa saja RW yang
t t t t t t t t t t t

pesertanya akan mengikuti kegiatan PMB-RW. Dan kelurahan melaporkan kepada


t t t t t t t t t

kecamatan jumlah peserta dan kapan pelaksanaan kegiatan tersebut akan


t t t t t t t t t

dilaksanakan.
t
88

b) Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-


t t t t t t t t

RW

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal saranan dan
t t t t t t t t t t

prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil
t t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal
t t t t t ttt t t t t t t

yang sama selaku kepala lurah, di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota
t t t t t tt t t t t t

Pekanbaru adalah
t t

“Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW


t t t t t t t t

dari Pemerintahan Kota Pekanbaru adalah diberikan undangan, ditentukan


t t t t t t t t

tempat pelaksanaan kegiatan, telah disiapkan narasumber, modul, sarapan


t t t t t t t t

pagi dan makan siang selama 5 hari, alat peraga, bahan-bahan yang akan
t t t t t t t t t t t t

jadikan peraga, honor dan sertifikat”.


t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan
t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t t t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu :


t t t t t t t t

“Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW


t t t t t t t t

dari pihak RW hanyalah undangan kepada calon peserta yang telah ditunjuk
t t t t t t t t t t t

untuk mewakili tiap RW di Kelurahan Delima Kota Pekanbaru” .


t t t t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW


t t t t t t t t

dari pihak peserta hanya membawa undangan dari kelurahan dan


t t t t t t t t t

mempersiapkan diri selama 5 hari lamanya”.


t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t
89

“Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW


t t t t t t t t

dari pihak peserta hanya membawa undangan dari kelurahan dan


t t t t t t t t t

mempersiapkan diri selama 5 hari lamanya”.


t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk saranan dan
t t t t t t t t t

prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW yang diadakan, kelurahan


t t t t t t t t t

dan RW (Rukun Warga) dan peserta berbeda-beda. Pihak kelurahan telah


t t t t t t t t t t

mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan anggaran


t t t t t t t t t

yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Sarana dan prasaran yang
t t t t t t t t t t t

berupa alat peraga dan bahan-bahan yang akan diperagakan tidak sesuai dengan
t t t t t t t t t t t

jumlah peserta.
t t

c) Kegiatan PMB-RW ini meningkatan kemampuan masyarakat t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kegiatan


t t t t t t t t t

PMB-RW ini meningkatan kemampuan masyarakat dapat dijelaskan dari hasil


t t t t t t t t t

wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal
t t t t t ttt t t t t t t

yang sama selaku kepala lurah di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota
t t t t t t t t t t t

Pekanbaru adalah
t t

“Kegiatan PMB-RW ini seharusnya meningkatan kemampuan masyarakat


t t t t t t

yang akhirnya masyarakat dapat membuka lapangan pekerjaan, mandiri, dan


t t t t t t t t t

kreatif dalam membaca dunia bisnis terutama bagi ibu rumah tangga yang
t t t t t t t t t t t

pada dasarnya tidak ada kreativitas sehari-hari”.


t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan
t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktaviadi dan Emaliza pada tanggal 30


t t t t t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu :


t t t t t t t t

“Kegiatan PMB-RW ini seharusnya meningkatan kemampuan masyarakat


t t t t t t

yang akhirnya masyarakat dapat membuka lapangan pekerjaan, mandiri,


t t t t t t t t

dan kreatif dalam membaca dunia bisnis terutama bagi ibu rumah tangga
t t t t t t t t t t t

yang pada dasarnya tidak ada kreativitas sehari-hari”.


t t t t t t t
90

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kegiatan PMB-RW dapat meningkatan kemampuan kami yang pada


t t t t t t t

dasarnya hanya ibu rumah tangga. Dengan adanya kegiatan ini dapat
t t t t t t t t t t

membantu perekonomian keluarga dan membantu suami”.


t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kegiatan PMB-RW dapat meningkatan kemampuan ibu rumah tangga yang


t t t t t t t t

minim ilmu pengetahuan untuk membuka usaha kecil. Dengan adanya


t t t t t t t t t

kegiatan ini dapat membantu perekonomian keluarga dan membantu suami”.


t t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kegiatan PMB-RW


t t t t t t t t

ini seharusnya meningkatan kemampuan masyarakat yang akhirnya masyarakat


t t t t t t t t

dapat membuka lapangan pekerjaan, mandiri, dan kreatif dalam membaca dunia
t t t t t t t t t t

bisnis terutama bagi ibu rumah tangga yang pada dasarnya tidak ada kreativitas
t t t t t t t t t t t t

sehari-hari.
t

d) Cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana


t t t t t t t t

t PMB-RW

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal cara peserta
t t t t t t t t t t

penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW dapat dijelaskan
t t t t t t t t t t

dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, pada tanggal 30 Mei 2022
t t t t t t t tt t t t t

menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah, di Kelurahan Delima Kecamatan
t t t t t t t t t t t

Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t
91

“Cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW
t t t t t t t t t

menurut kelurahan tidaklah sulit. Karena tiap RW sudah mewakili warganya


t t t t t t t t t t

masing-masing dan mereka sudah saling mengenali dalam keseharian”.


t t t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t tt t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu :


t t t t t t t t

“Cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-
t t t t t t t t t

RW tidaklah rumit. Kami pihak RW sudah menentukan peserta berdasarkan


t t t t t t t t t

keinginan dan kemauan. Untuk sehari-hari mereka sudah mengenal yang


t t t t t t t t t

terkadang ada dalam 1 (satu) RT dan bertetanggaan”.


t t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Cara kami penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW
t t t t t t t t t

tidak rumit, karena kami sudah sering berjumpa dari hari ke hari dilingkungan
t t t t t t t t t t t t

perumahan tempat tinggal”.


t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Cara kami penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW
t t t t t t t t t

tidak rumit karena ada salah satu peserta yang tinggal 1 (satu) RW (Rukun
t t t t t t t t t t t t t

Warga) dan sering berjumpa di masjid atau tempat lainnya”.


t t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa cara peserta


t t t t t t t t

penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW tidaklah rumit
t t t t t t t t t t

karena peserta yang diutus sudah dalam keseharian mengenal. Yang mana ada
t t t t t t t t t t t

dalam 1 (satu) RT diutus 3 orang dan ada pula yang saling bertetanggaan. Jadi hal
t t t t t t t t t t t t t t t

tersebut tidak membuat peserta bingung saat mengikuti kegiatan PMB-RW yang
t t t t t t t t t t

diadakan oleh Pemerintahan Kota Pekanbaru.


t t t t t
92

Dalam efektifitas pelaksanaan kegiatan PMB-RW di Kelurahan Delima


t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru bahwa dalam pelaksanaan adaptasi antar


t t t t t t t t t

peserta tidaklah rumit. Peserta yang mengikuti pelatihan telah mengenal satu sama
t t t t t t t t t t t

lain jika bersamaan domisili dalam ruang lingkup RW. Peserta telah ditunjuk
t t t t t t t t t t t

melalui musyarawah RW dan Kelurahan. Dan hal ini bukan jadi penghambat dalam
t t t t t t t t t t t t

kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Pemko (Pemerintah Kota) Pekanbaru. Jadi
t t t t t t t t t t

efektivitas pelaksanaan Program Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya cukup efektif terlaksana. Hal ini terlihat dari hasil
t t t t t t t t t t t

wawancara kepada 7 (tujuh) informan diatas. Pada indikator adaptasi faktor-faktor


t t t t t t t t t t

yang menjadi pendukung terdiri dari peningkatan kemampuan dan sasaran dan
t t t t t t t t t t

prasarana.
t

b. Kendala-kendala dalam
t t Pelaksanaan Program
t Pemberdayaan
t

t Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan t t t t t t t

t Bina Widya Kota PekanbaruTahun 2018


t t t t

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang


t t t t t t t t t t

Kader Pemberdayaan Masyarakat, dalam Pasal 1 ayat (8) dinyatakan bahwa


t t t t t t t t t t

pembedayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam


t t t t t t t t

pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan


t t t t t t t t

kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


t t t t t t t

Menurut Howlett dan Ramesh (2003:311), efektivitas merupakan bagian


t t t t t t t

dari evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sebuah program dijalankan


t t t t t t t t t

sebag1aimana seharusnya. Dalam evaluasi ini, performa sebuah program


t t t t t t t t

dibadingkan dengan goal yang telah ditetapkan atau dengan goal-goal yang telah
t t t t t t t t t t t
93

diadaptasi ulang pada saat pemenuhan program. Namun masih ditemukan kendala-
t t t t t t t t t t

kendala dalam tiap pelaksanaan kegiatan PMB-RW ini. Adapun kendala-kendala


t t t t t t t t

tersebut dapat dijelaskan dalam tiap indikator sebagai berikut:


t t t t t t t t

1) Pencapaian Tujuan t

Proses pencapaian tujuan merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan


t t t t t t t t

dengan
t t menggunakan perencanaan,
t t pengarahan, t pengorganisasian t dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
t t t t t t t t t t

Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara
t t t t t t t t t t

efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan
t t t t t t t t t t t

sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Adapun indikator dari pencapaian tujuan
t t t t t t t t t t

mendapat kendala-kendala yang dapat dijelaskan sebagai berikut:


t t t t t t t

a. Bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan
t t t t t t t t t

dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe pada tanggal 30 Mei 2022 selaku
t t t t t t t t t t t t t

kepala lurah Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW t t t t t t t

adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM), orientasi peserta sebatas


t t t t t t t t t

honor, dan kurangnya pembinaan dari dinas terkait”.


t t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t tt t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu:


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW t t t t t t t

menurut kami selaku RW di Kelurahan Delima Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t t t t

kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan orientasi peserta sebatas


t t t t t t t t t

honor”.
t
94

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW t t t t t t t

kurangya pembinanaan dari kelurahan dan dinas terkait”.


t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW t t t t t t t

kurangya pembinanaan dari kelurahan dan dinas terkait”.


t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam bentuk pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW adalah terbatasnya


t t t t t t t t t

anggaran yang telah ditetapkan oleh Pemko (Pemerintah Kota) Pekanbaru dan
t t t t t t t t t t

minat masyarakat sangat rendah untuk mengikuti kegiatan PMB-RW yang hanya
t t t t t t t t t t

teroritentasi pada honor yang diberikan.


t t t t t

b. Batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW


t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW dapat
t t t t t t t t t

dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan
t t t t t t t t tt t t

Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB- t t t t t t t t

RW adalah tujuannya tidak tercapai dan tidak adanya batas waktu baku untuk
t t t t t t t t t t t

dijadikan target.”.
t t
95

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB- t t t t t t t t

RW yaitu durasi waktu pelatihan cukup singkat dan terbatas”.


t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB- t t t t t t t t

RW yaitu keterbatasan waktu pelatihan”.


t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan, menurut informan diatas


t t t t t t t t

bahwa kendala-kendala dalam batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-
t t t t t t t t t t

RW tujuannya kegiatan PMB-RW tidak tercapai sesuai sasaran yang diinginkan dan
t t t t t t t t t t

tidak adanya batas waktu baku untuk dijadikan target dalam pelatihan ini. Sehingga
t t t t t t t t t t t t

peserta kurang tertarik untuk tekun mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Pemko
t t t t t t t t t t t

(Pemerintahan Kota) Pekanbaru.


t t t

c. Sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW t t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW dapat
t t t t t t t t t t

dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan
t t t t t t t t tt t t

Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan t t t t t t t t

PMB-RW adalah rendahnya minat dan dukungan dari peserta yang mengikuti
t t t t t t t t t t
96

pelatihan sehingga sasaran yang diinginkan tidaklah sesuai dengan yang


t t t t t t t t t

ditujukan”.
t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan t t t t t t t t

PMB-RW adalah rendahnya minat masyarakat untuk mengikuti pelatihan”.


t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan t t t t t t t t

PMB-RW adalah rendahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat akan


t t t t t t t t

manfaat kegiatan PMB-RW yang diadakan oleh Pemko (Pemerintah Kota)


t t t t t t t t t

Pekanbaru”.
t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-RW adalah keinginan
t t t t t t t t t t t

masyarakat untuk mengikuti kegiatan pelatihan PMB-RW ini sangatlah rendah.


t t t t t t t t t

Disisi lain, peserta yang mengikuti kegiatan tata boga ini tidak berganti-gantian dari
t t t t t t t t t t t t

tahun- ketahun. Adanya indikasi tertentu dari pihak RW yang memilih peserta dari
t t t t t t t t t t t t

kalangan keluarga bukan dari masyarakat yang memang membutuhkan. Hal


t t t t t t t t t

tersebut membuat minat masyarakat mengikuti kegiatan PMB-RW rendah karena


t t t t t t t t t

misi dari kegiatan yang diingikan peserta adalah honor bukannya ilmu pengetahuan
t t t t t t t t t t t

dan keterampilan yang akan dihasilkan.


t t t t t

d. Dasar Hukum Dari Kegiatan PMB-RW t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam pelaksanaan yang berlandasar hukum dari kegiatan PMB-RW dapat
t t t t t t t t t
97

dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan
t t t t t t t t tt t t

Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam pelaksanaan yang berlandasar hukum dari kegiatan t t t t t t t

PMB-RW tidak ada”.


t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam pelaksanaan yang berlandasar hukum dari kegiatan t t t t t t t

PMB-RW tidak ada.”.


t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam pelaksanaan yang berlandasar hukum dari kegiatan t t t t t t t

PMB-RW tidak ada.”.


t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam pelaksanaan ini tidaklah ada. Karena pelaksanaan kegiatan pelatihan PMB-
t t t t t t t t t t

RW ini sudah diatur pada Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018
t t t t t t t t t t t

tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru yaitu


t t t t t t t t t

program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah Kota


t t t t t t t t

Pekanbaru dengan pendekatan melalui pola pemberdayaan masyarakat yang


t t t t t t t t

dibiayai oleh APBD Kota Pekanbaru, APBD Provinsi, Program Kemiskinan Bima
t t t t t t t t t t

Lingkungan (PKBL).
t t t
98

Dari hasil observasi lanjutan dan wawancara kepada 7 (tujuh) informan diatas
t t t t t t t t t t

untuk indikator pencapaian tujuan bahwa kendala yang cendrung dihadapi adalah
t t t t t t t t t t

minat masyarakat yang mengikuti kegiatan pelatihan ini rendah. Disisi lain
t t t t t t t t t t

anggaran yang ditetapkan terbatas, alat peraga dan bahan-bahan yang tersedia juga
t t t t t t t t t t t

terbatas tidak sesuai dengan jumlah peserta yang mengikuti pelatihan. Dari hal
t t t t t t t t t t t

tersebut jelas masih kurang efektivnya pelaksanaan kegiatan PMB-RW dibidang


t t t t t t t t t

tata boga. Kurangnya perhatian dinas terkait dari kegiatan tersebut. Sehinggan
t t t t t t t t t t

kurang menghasilkan sasaran dan target yang diingikan.


t t t t t t t

2) Integrasi

Integrasi adalah pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organiasi t t t t t t t

untuk mendakan sosialiasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan


t t t t t t t t

berbagai macam organisasi lainnya (Duncana dalam Steers, 2003:53). Adapun


t t t t t t t t t

indikator dari integrasi mendapat kendala-kendala yang dapat dijelaskan sebagai


t t t t t t t t t

berikut:
t

a) Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan


t t t t t t t t

dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza
t t t t t t t tt t t t

pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW t t t t t t

sebenarnya adalah anggaran yang tersedia terbatas dari Pemko (Pemerintahan


t t t t t t t t t

Kota) Pekanbaru”.
t t
99

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW t t t t t t

ini adalah anggaran yang tersedia terbatas dari Pemko (Pemerintahan Kota)
t t t t t t t t t t

Pekanbaru”.
t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW t t t t t t

adalah anggaran yang tersedia terbatas”.


t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk kendala-


t t t t t t t t

kendala dalam prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW adalah anggaran


t t t t t t t t

yang tersedia terbatas dari Pemko (Pemerintahan Kota) Pekanbaru. Bukan itu saja
t t t t t t t t t t t

realitanya tidak semua masyarakat atau peserta tertarik dengan kegiatan yang
t t t t t t t t t t

diadakan oleh pemerintahan kota Pekanbaru, yang mana menurut masyarakat


t t t t t t t t t

pelatihan ini adalah pelatihan dasar yang mana dan alat-alat praga dan fasilitas yang
t t t t t t t t t t t t t

diberikan juga terbatas diakibatkan minimnya anggaran yang disediakan sehingga


t t t t t t t t t

menelan waktu yang sangat singkat.


t t t t t

a) Bentuk minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW


t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW dapat


t t t t t t t t

dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe pada tanggal 30 Mei
t t t t t t t t t t t t

2022 selaku kepala lurah Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah
t t t t t t t t t t
100

“Kendala-kendala dalam minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB- t t t t t t t

RW adalah kurangnya sosialisasi yang mendalam dari dinas terkait”.


t t t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan
t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t tt t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu:


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB- t t t t t t t

RW adalah kurangnya sosialisasi yang mendalam dari dinas terkait dan


t t t t t t t t t

evaluasi dari kegiatan PMB-RW ini”.


t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB- t t t t t t t

RW ini adalah kurangnya sosialisasi dari dinas terkait yaitu pemerintahan kota
t t t t t t t t t t

Pekanbaru”.
t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB- t t t t t t t

RW ini adalah minat masyarakat kurang terhadap pelatihan yang diadakan


t t t t t t t t t

oleh kelurahan”.
t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam minat masyarakat dalam mengikuti kegiatan PMB-RW ini adalah kurangnya
t t t t t t t t t t

sosialisasi dari dinas terkait yaitu pemerintahan kota Pekanbaru dan minat
t t t t t t t t t t

masyarakat untuk mengikuti kegiatan pelatihan PMB-RW ini. Bentuk sosialisasi


t t t t t t t t t

yang diberikan cukup relatif singkat. Sehingga keinginan masyarakat untuk


t t t t t t t t t

mengikuti kegiatan pelatihan PMB-RW ini rendah dan cendrung peserta dari tahun
t t t t t t t t t t t

ke tahun yang sama.


t t t t
101

b) Bentuk kerja sama antar masyarakat dengan pegawai Kecamatan


t t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam kerja sama antar masyarakat dengan pegawai Kecamatan dapat
t t t t t t t t t

dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan
t t t t t t t t tt t t

Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam kerja sama antar masyarakat dengan pegawai t t t t t t t

Kelurahan tidak ada”.


t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam kerja sama antar kelurahan dengan RW tidak ada ”. t t t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam kerja sama antar masyarakat dengan RW tidak ada”. t t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam kerja sama antar masyarakat dengan pegawai Kelurahan dan RW tidak ada.
t t t t t t t t t t t t

Yang menjalin kerja sama adalah Pemerintahan Kota Pekanbaru mengutus


t t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya untuk meamanahkan kepada kelurahan mengadakan


t t t t t t t

kegiatan PMB-RW yang mana pesertanya telah ditentukan oleh tiap-tiap RW dari
t t t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kota Pekanbaru.


t t t t
102

c) Bentuk proses sosialisasi kepada masyarakat


t t t t

Pendapat pegawai di kantor Lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam proses sosialisasi kepada masyarakat dapat dari hasil wawancara
t t t t t t t t t

kepada M. Rizkiady Rambe pada tanggal 30 Mei 2022 selaku kepala lurah Delima
t t t t t t t t t t t t t

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t

“Kendala-kendala dalam proses sosialisasi kepada masyarakat adalah akses t t t t t t t

untuk mengumpulkan masyarakat dihari yang telah ditetapkan cukup rumit.


t t t t t t t t t

Karena kegiatan ini adalah keterampilan dalam tata boga dan pesertanya
t t t t t t t t t t

cendrung ibu rumah tangga yang tingkat pendidikan di jenjang SMA. Jadi
t t t t t t t t t t t

minat masyarakat cukup kurang untuk kegiatan ini”.


t t t t t t t

Sedangkan dari hasil wawancara Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan
t t t t t t t t t

pemberdayaan masyarakat kepada Robi Oktavinus dan Emaliza pada tanggal 30


t t t tt t t t t t t

Mei 2022 menyatakan hal yang sama yaitu:


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam proses sosialisasi kepada masyarakat adalah akses t t t t t t t

untuk mengumpulkan masyarakat dihari yang telah ditetapkan cukup rumit.


t t t t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam proses sosialisasi yang diasakan kelurahan kepada t t t t t t t

RW adalah mengumpulkan warga”.


t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam proses sosialisasi yang diadakan RW kepada t t t t t t t

masyarakat ini adalah acara yang diadakan cendrung saat malam hari, yang
t t t t t t t t t t t

mana malam hari waktu kami ibu rumah tangga untuk beristrirahat. Hal
t t t t t t t t t t t

tersebut membuat rendahnya ketertarikan masyarakat mengikuti”.


t t t t t t
103

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala dalam


t t t t t t t t

proses sosialisasi kepada masyarakat cukup bervariasi. Namun hal yang menjadi
t t t t t t t t t t

kendala yang sangat rumit dalam kegiatan ini adalah meningkatkan minat
t t t t t t t t t t

masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini. Mengumpulkan ibu rumah tangga disaat
t t t t t t t t t t

acara yang telah ditetapkan cukup sulit.


t t t t t t

1) Adaptasi

Adaptasi adalah pengukuran bagaimana sebuah organisasi mampu t t t t t t

menyelesaikan diri dengan lingkungan. Kemampuan adaptasi merupakan


t t t t t t t

kemampuan untuk mengubah atau menyelaraskan prosedur standar operasinya


t t t t t t t t

secara dinamis apabila lingkungannya mengalami perubahan. Dengan demikian


t t t t t t t t

adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk menyelaraskan suatu
t t t t t t t t t t

individu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya (Duncana


t t t t t t t

dalam Steers, 2003:53). Adapun indikator dari adaptasi mendapat kendala-kendala


t t t t t t t t t

yang dapat dijelaskan sebagai berikut:


t t t t t

a) Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW t t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW dapat dijelaskan
t t t t t t t t t

dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza
t t t t t t t tt t t t

pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW t t t t t t t

adalah kominikasi antar kelurahan dengan RW dan pihak peserta terbatas”.


t t t t t t t t t t
104

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW t t t t t t t

adalah kominikasi antar kelurahan dengan RW dan pihak peserta terbatas”.


t t t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW t t t t t t t

ini adalah kominikasi antar kelurahan dengan RW dan pihak peserta terbatas”.
t t t t t t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa bentuk kendala-


t t t t t t t t

kendala dalam layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW adalah kominikasi
t t t t t t t t t

antar kelurahan dengan RW dan pihak peserta terbatas. Peserta hanya dapat
t t t t t t t t t t t

berkomunikasi kepada RW yang telah diutus. Sedangkan pihak Kelurahan Delima


t t t t t t t t t t

Kota Pekanbaru hanya tau info jumlah peserta yang akan mengikuti kegiatan ini
t t t t t t t t t t t t

dari RW yang telah dipilih.


t t t t t

b) Bentuk saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-


t t t t t t t t

RW

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW
t t t t t t t t t

dapat dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi


t t t t t t t t t tt

Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama
t t t t t t t t t t t t

selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan
t t t t t t t t t t

masyarakat di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t t t
105

“Kendala-kendala dalam saranan dan prasarana yang diberikakan dalam t t t t t t t

kegiatan PMB-RW adalah kurangnya alat peraga, bahan-bahan yang akan


t t t t t t t t t

dijadikan peraga tidak sesuai dengan jumlah peserta”.


t t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam saranan dan prasarana yang diberikakan dalam t t t t t t t

kegiatan PMB-RW adalah kurangnya alat peraga, bahan-bahan terbatas” .


t t t t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam saranan dan prasarana yang diberikakan dalam t t t t t t t

kegiatan PMB-RW adalah kurangnya alat peraga, bahan-bahan terbatas tidak


t t t t t t t t t

sesuai dengan jumlah peserta”.


t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam saranan dan prasarana yang diberikakan dalam kegiatan PMB-RW adalah
t t t t t t t t t t

kurangnya alat peraga, bahan-bahan yang akan dijadikan peraga tidak sesuai
t t t t t t t t t t

dengan jumlah peserta.


t t t t

c) Kegiatan PMB-RW ini meningkatan kemampuan masyarakat t t t t t

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru kendala-kendala


t t t t t t t t

dalam kegiatan PMB-RW ini meningkatan kemampuan masyarakat cara peserta


t t t t t t t t t

penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW dapat dijelaskan
t t t t t t t t t t

dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi Oktavinus, dan Emaliza
t t t t t t t tt t t t

pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama selaku kepala lurah,
t t t t t t t t t t t t

Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di


t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t
106

“Kendala-kendala dalam kegiatan PMB-RW seharunya dapat meningkatan t t t t t t

kemampuan masyarakat yang mandiri dan terampil. Akan tetapi tidak semua
t t t t t t t t t t

peserta yang mengikuti pelatihan ini bersungguh-sungguh sehingga


t t t t t t t

kemampuan masyarakat tidak sesuai dengan sasaran dan keinginan dalam


t t t t t t t t t

program ini”.
t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam kegiatan PMB-RW tidak ada”. t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam kegiatan PMB-RW tidak ada”. t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam kegiatan PMB-RW ini adalah meningkatkan minat dan keinginan warga
t t t t t t t t t t

dalam membangun perekonomian yang sejahtera sehingga dapat menjadikan


t t t t t t t t

masyarakat yang mandiri dan kreatif. Namun realitanya minat masyarakat


t t t t t t t t t

mengikuti kegiatan ini cukup rendah dan kemampuan untuk memingkatkan


t t t t t t t t t

ekonomi keluarga rendah.


t t t

d) Cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana


t t t t t t t t

t PMB-RW

Pendapat pegawai di kantor lurah Delima Kota Pekanbaru perihal kendala-


t t t t t t t t t

kendala dalam cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana
t t t t t t t t t t

PMB-RW dapat dijelaskan dari hasil wawancara kepada M. Rizkiady Rambe, Robi
t t t t t t t t t t tt

Oktavinus, dan Emaliza pada tanggal 30 Mei 2022 menyatakan hal yang sama
t t t t t t t t t t t t
107

selaku kepala lurah, Sekretaris lurah dan Seksi pembangunan dan pemberdayaan
t t t t t t t t t t

masyarakat di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru adalah


t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain t t t t t t t t

dalam kegiatana PMB-RW tidak ada kendala”.


t t t t t t

Sementara dari hasil wawancara kepada RW (Rukun Warga) di Kelurahan t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru kepada Tutik dan Aswan pada
t t t t t t t t t t

tanggal 28 dan 29 Mei 2022 sebagai berikut:


t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain t t t t t t t t

dalam kegiatana PMB-RW tidak ada kendala”.


t t t t t t

Selain itu dari hasil wawancara kepada masyarakat selaku peserta yang
t t t t t t t t t

mengikuti pelatihan di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru


t t t t t t t t t

kepada Idawati dan Kartika Putri pada tanggal 25 Mei 2022 sebagai berikut:
t t t t t t t t t t t t

“Kendala-kendala dalam cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain t t t t t t t t

dalam kegiatana PMB-RW tidak ada kendala”.


t t t t t t

Dari hasil observasi lanjutan peneliti dilapangan bahwa kendala-kendala


t t t t t t t

dalam cara peserta penyesuaian diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW
t t t t t t t t t t t

tidaklah ada kendala. Sebagaimana dijelaskan dari bahwa cara peserta penyesuaian
t t t t t t t t t t

diri dengan peserta lain dalam kegiatana PMB-RW tidaklah rumit karena peserta
t t t t t t t t t t t

yang diutus sudah dalam keseharian mengenal. Yang mana ada dalam 1 (satu) RT
t t t t t t t t t t t t t

diutus minimal 2 atau 3 orang dan ada pula yang saling bertetanggaan. Jadi hal
t t t t t t t t t t t t t t

tersebut tidak membuat peserta bingung saat mengikuti kegiatan PMB-RW yang
t t t t t t t t t t

diadakan oleh Pemerintahan Kota Pekanbaru.


t t t t t

Dari penjelasan diatas bahwa efektivitas pelaksanaan Program Pemberdayaan


t t t t t t t

Masyakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya


t t t t t t t t t t t

Kota Pekanbaru cukup terlasana dengan efektif. Walaupun terdapat kendala yang
t t t t t t t t t t
108

menjadi faktor dari permasalah utama ini adalah perlunya ditingkatkan kembali
t t t t t t t t t t

kesadaran dan minat masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
t t t t t t t t t t

Pemerintahan Kota Pekanbaru dengan adanya dibimbing dan dibina oleh dinas
t t t t t t t t t t

terkait yang berperan dan ikut serta. Dan perlunya kerja sama dengan mitra lain agar
t t t t t t t t t t t t t t

dapat membangun wawasan dan pengetahuan terkait kegiaatan PMB-RW yang


t t t t t t t t t

diadakan oleh Pemerintahan Kota Pekanbaru.


t t t t t

B. Pembahasan

Dalam meningkatkan kualitas masyarakat, pemerintah terus berupaya

untuk memberdayakan masyarakat melalui beberapa programnya. Hal ini

dianggap penting karena dapat meningkatkan mutu hidup masyarakat di berbagai

bidang seperti salah satunya adalah bidang ekonomi.

Efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga

(PMB-RW) Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun

2018 sudah berjalan 5 (lima) tahun lamanya. Kegiatan ini cendrung banyak

melibatkan masyarakat kalangan bawah dan ibu-ibu yang minim ilmu

pengetahuan dan wawasan. Program PMB-RW ini dilaksanakan pertama kali di

Kecamatan Binawidya dengan Tema Pelatihan Tata Boga bagi warga Delima.

Dari kegiatan tersebut, sudah sewajarnya dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan

program tersebut. Diantaranya sejauh mana efektivitas pelaksanaan program

PMBRW dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Evaluasi tersebut juga berguna

untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan yng perlu diperbaiki dalam kegiatan

pelatihan program PMB-RW sehingga dapat ditemukan solusi agar program

tersebut efektif dan berjalan dengan baik. Dari hasil penelitan yang telah
109

dilakukan sejak6 tanggal 25 s/d 30 Mei mendapatkan hasil bahwa efektivitas

Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018 Pekanbaru adalah

1. Pencapaian tujuan

Bentuk pencapaian tujuan dalam efektivitas Program Pemberdayaan

Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya

Kota Pekanbaru Tahun 2018 Pekanbaru yaitu bentuk pencapaian tujuan dari t t t

kegiatan PMB-RW bagi masyarakat di Kelurahan Delima yaitu (1) memperbaiki


t t t t t t t t t t

usaha dan pendapatan masyarakat; (2) memperbaiki lingkungan dan masyarakat;


t t t t t t t t t

(3) memperbaiki kelembagaan antara lain pengembangan jejaringan kemitraan


t t t t t t t t

usaha. Hal ini terlihat dari meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat baik secara
t t t t t t t t t t t

individu maupun kelompok. Dengan batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan
t t t t t t t t

PMB-RW ± 3 tahun. Dan sasaran atau target yang diinginkan dari kegiatan PMB-
t t t t t t t t t t t

RW adalah untuk menjadikan masyarakat yang mandiri, produktif dan dapat


t t t t t t t t t

menggali potensi dibidang usaha mikro. Serta didasari hukum pada Peraturan
t t t t t t t

Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Masyarakat


t t t t t t t t t

Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru dan Peraturan Walikota Nomor 32 Tahun
t t t t t t t t t t t

2019 tentang Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Kegiatan Program


t t t t t t t t t

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru.


t t t t t t t

Sedangkan faktor yang menjadi penghambat dalam efektivitas Program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018 pada pencapaian tujuan

adalah terbatasnya anggaran yang telah ditetapkan oleh Pemko (Pemerintah Kota)
t t t t t t t t t
110

Pekanbaru dan minat masyarakat sangat rendah untuk mengikuti kegiatan PMB-
t t t t t t t t t t

RW yang hanya teroritentasi pada honor yang diberikan. Sedangkan kendala-


t t t t t t t

kendala dalam batas waktu pencapaian tujuan dari kegiatan PMB-RW tujuannya
t t t t t t t t t

kegiatan PMB-RW tidak tercapai sesuai sasaran yang diinginkan dan tidak adanya
t t t t t t t t t t t

batas waktu baku untuk dijadikan target dalam pelatihan ini. Sehingga peserta
t t t t t t t t t t t

kurang tertarik untuk tekun mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Pemko
t t t t t t t t t t

(Pemerintahan Kota) Pekanbaru. Jadi efektivitas pelaksanaan Program Masyarakat


t t t t t t t

Berbasis Rukun Warga di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya terlaksana


t t t t t t t t t

dengan baik
t t

2. Integrasi

Bentuk prosedur dalam pelaksanaan kegiatan PMB-RW adalah mengadakan


t t t t t t t

rapat ditiap kelurahan yang dihadiri Kasi PMK dan RW dari kecamatan serta
t t t t t t t t t t t t

menentukan jumlah peserta,narasumber, waktu, hari dan tempat selanjutnya


t t t t t t t t

dirangkum dalam RPK (rencana pencapaian kerja). Sedangkan bentuk kerja sama
t t t t t t t t t

kelurahan Bersama RW (Rukun Warga) adalah sosialisasi sedangkan bentuk kerja


t t t t t t t t t t

sama Kelurahan hanya berkoordinasi kepada Kecamatan. Sementara bentuk


t t t t t t

sosialisasi yang diadakan kelurahan dan RW (Rukun Warga) berbeda-beda tempat,


t t t t t t t t t t

waktu dan pelaksanaanya. Bentuk sosialisasi yang diadakan pelaksanaanya telah


t t t t t t t t t

tersusun dengan baik dan rapi. Kelurahan telah mengutus siapa-siapa saja RW yang
t t t t t t t t t t t t

pesertanya akan mengikuti kegiatan PMB-RW. Dan kelurahan melaporkan kepada


t t t t t t t t t

kecamatan jumlah peserta dan kapan pelaksanaan kegiatan tersebut akan


t t t t t t t t t

dilaksanakan.
t T
111

Faktor yang menjadi penghambat dalam efektivitas Program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018 pada integrasi adalah

menurut peserta yang telah mengikuti pelatihan PMBRW ini bahwa kendalanya

yaitu terbatasnya alat-alat praga dan fasilitas yang diberikan serta minimnya t t t t t t

anggaran yang disediakan sehingga menelan waktu yang sangat singkat. Jadi
t t t t t t t t t

efektivitas pelaksanaan Program Masyarakat Berbasis Rukun Warga di Kelurahan


t t t t t t t t t

Delima Kecamatan Binawidya cukup efektif terlaksana


t t t t t t

3. Adapatasi

Bentuk layanan yang diberikan dalam kegiatan PMB-RW berupa sosialisasi


t t t t t t t t

yang diadakan kecamatan melalui kelurahan dan RW (Rukun Warga) berbeda-beda


t t t t t t t t t t

tempat, waktu dan pelaksanaanya. Bentuk sosialisasi yang diadakan pelaksanaanya


t t t t t t t t t

telah tersusun dengan baik dan rapi. Kelurahan telah mengutus siapa-siapa saja RW
t t t t t t t t t t t t

yang pesertanya akan mengikuti kegiatan PMB-RW. Dan kelurahan melaporkan


t t t t t t t t t

kepada kecamatan jumlah peserta dan kapan pelaksanaan kegiatan tersebut akan
t t t t t t t t t t

dilaksanakan. Sarana dan prasaran yang berupa alat peraga dan bahan-bahan yang
t t t t t t t t t t

akan diperagakan
t t

Faktor yang menjadi penghambat dalam efektivitas Program

Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima

Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018 pada adaptasi adalah 5

kurangnya kominikasi antar kelurahan dengan RW dan pihak peserta terbatas.


t t t t t t t t t

Peserta hanya dapat berkomunikasi kepada RW yang telah diutus. Sedangkan pihak
t t t t t t t t t

Kelurahan Delima Kota Pekanbaru hanya tau info jumlah peserta yang akan
t t t t t t t t t t t
112

mengikuti kegiatan ini dari RW yang telah dipilih. Bukan itu saja, kurangnya
t t t t t t t t

pembinaan dari dinas terkait. sehingga realitanya minat masyarakat mengikuti t t t

kegiatan ini cukup rendah dan kemampuan untuk memingkatkan ekonomi keluarga
t t t t t t t t t t

rendah. Jadi efektivitas pelaksanaan Program Masyarakat Berbasis Rukun Warga


t t t t t t t t t

di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya cukup efektif terlaksana.


t t t t t t t t
113

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas

dengan judul efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Rukun

Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota Pekanbaru Tahun 2018

sudah terlaksana cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa

indikator yang menjadi tolak ukur yaitu :

Pertama, indikator Pencapaian tujuan. Bahwa pelaksanaan efektivitas

program Program Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW)

terlaksana dengan efektiv. Kendala yang dihadapi adalah peserta teroritentasi

mengikuti kegiatan ini adalah karena tersedianya honor, bukan dari pengetahuan

dan keterampilan;

Kedua, indikator integrasi. Bahwa pelaksanaan efektivitas program Program

Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) cukup terlaksana

dengan efektiv. Kendala dalam integrasi yaitu perlu adanya evaluasi dari pihak

terkait yaitu dari kelurahan dan RW (Rukun Warga) agar menumbuhkan minat

dan motivasi peserta mengikuti kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Walikota

Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis

Rukun Warga Kota Pekanbaru;

Ketiga, indikator adaptasi. Bahwa pelaksanaan efektivitas program Program

Pemberdayaan Masyakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) sudah cukup


114

terlaksana dengan efektiv. Kendala yang diadapi adalah perlu ditingkatkan

kembali personil dalam mensosialisasikan program Program Pemberdayaan

Masyakat Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) ini yaitu antar RW, antar pihak

kelurahan, antar pihak kecamatan dan pihak Pemerintahan Kota Pekanbaru.

B. SARAN

6Berdasarkan judul efektivitas Program Pemberdayaan Masyarakat

Berbasis Rukun Warga Di Kelurahan Delima Kecamatan Binawidya Kota

Pekanbaru Tahun 2018, adapun saran dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Perlu adanya peningkatan pencapaian tujuan dengan cara melakukan

evaluasi kembali dengan menyusun ulang targen dan sasaran yang

diingikan.

2. Perlu ditingkatkan kembali integrasi dari dinas terkait, seperti adanya

bimbingan sosialisasi dari Pemerintahan Kota Pekanbaru dan pihak

Kecamatan Bina Widya terhadap kegiatan PMB-RW ini;

3. Perlu dijalin kerjasama dengan mitra-mitra lain berterjun dalam bisnis

mikro agar program PMB-RW ini ada perubahan dari tahun ketahun;
115

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Moh. Ali,dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat. Paradigma Aksi


Metodologi, Yogyakarta : PT. LKS Pelangi Nusantara.

Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka

Creswell W. John. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan


Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Effendy, 2010. Komunikasi Teori Dan Praktek. Jakarta: Pt Grasindo Rosdakarya.

Howlett dan Ramesh. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta : Prenhalindo

Hanif, 2007. Pengertian Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Pt.
Grasindo

Kansil, C.S.T, 1988, Desa Kita : Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa,
Jakarta, Ghalia Indonesia

Munaf , Yusri, 2016. Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru : Marpoyan Tujuh


Publishing

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru. Jilid 1-2.


Jakarta: Rineka Cipta
5
Nazir, Moh, 2005. Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.Iskandar, 2009

Ndraha, Taliziduhu, 2010. Kybernology Ilmu Pemerintahan Baru Edisi Satu.


Jakarta: Rineka Cipta.

Steers, Richard, M. 2003. Organization Effectiviness, A Behavioral View, Good


Year Publishing Company. Terjemahan. Oleh Magdalena Jamin, Jakarta :
Erlangga

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Sedarmayanti, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika


Aditama

Sueharto, Edi. 2010. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.


Bandung : PT. Refika Aditama.

Suharto, 2010. Efektivitas Organisasi, Jakarta : Erlangga


116

Syafiie, Inu Kencana, 2011. Ilmu Pemerintahan Edisi Revisi Keempat. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sumber Lain :

https://id.wikipedia.org/wiki/
Daftar_kecamatan_dan_kelurahan_di_Kota_Pekanbaru
115
https://pekanbaru.go.id/p/news/angka-pengangguran-di-pekanbaru-capai-8-42-
persen

Menteri Dalam Negeri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan


Masyarakat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 tentang


Kelurahan

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 23 ayat
(3) tentang Pengisian Jabatan Lurah dan Perangkat Kelurahan

Perda Nomor 9 Tahun 2012 tentang RPJMD

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Program


Pemberdayaan Masyarakat Berbasisr Rukun Warga (PMBRW)

Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Program


Pemberdayaan Masyarakat Berbasisr Rukun Warga Kota Pekanbaru

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan


Masyarakat Berbasis Rukun Warga Kota Pekanbaru

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2018 tentang


Kecamatan

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Pedoman Umum


dan Petunjuk Teknis Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis
Rukun Warga Kota Pekanbaru

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa Seacara


Formal

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah (UMKM).
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Ri Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


117

Penelitian lain :
Amir Syamsuadi. 2016. Efektifitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat
Berbasis Rukun Warga (PMB-RW) Di KotaPekanbaru Tahun 2016. Universitas
Abdurab. Jurnal Publik

Ema Fitri Lubis dan Evi Zubaidah. 2019. Efektivitas Program Pemberdayaan
Masyarakat Rukun Warga(PMB-RW) Dalam Mewujudkan Prinsip Tridaya
Di Kota Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru : Universitas Islam Riau

Rizkie Ikhwanda, 2014. Implementasi Program Pemberdayaan Kemasyarakatan

Perkotaan Di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru.

Skripsi, Pekanbaru : Universitas Islam Riau. Fisipol

Anda mungkin juga menyukai