Anda di halaman 1dari 50

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM RIAU

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

EVALUASI PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG


RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM
DI KOTA PEKANBARU

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Penyusunan Skripsi
Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Islam Riau

OLEH :

Muhammad Ridho Kurniawan


NPM : 177310271

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


PEKANBARU
2021
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

NASKAH USULAN PENELITIAN

Nama : Muhammad Ridho Kurniawan


NPM 177310271
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu ( S. 1 )
Judul Usulan Penelitian: Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum Di Kota
Pekanbaru.

Format sistematika dan pembahasan masing-masing materi dalam usulan


penelitian ini telah dipelajari dan dinilai relatif telah memenuhi ketentuan-
ketentuan normatif dan kriteria metode penelitian ilmiah, oleh karena itu dinilai
layak serta dapat disetujui untuk diseminarkan.

Pekanbaru,10 November 2021

Turut Menyetujui : Pembimbing


Program Studi Ilmu Pemerintahan
Ketua,

Dr. Ranggi Ade Febrian, S.IP., M.Si. Rizky Setiawan S, S.IP, M.Si.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala keterbatasan akhirnya karya ilmiah yang

ditulis dalam bentuk usulan penelitian dapat penulis selesaikan. Usulan penelitian

yang berjudul “Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang

Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum Di Kota Pekanbaru.” ini penulis tulis dan

diajukan ke fakultas dalam rangka memenuhi salah satu syarat menamatkan studi

dan sekaligus memperoleh gelar sarjana strata satu pada Program Studi Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau.

Penulis dengan segala keterbatasan ilmu dan pengalaman sudah berupaya

semaksimal mungkin untuk menyusun setiap lembaran bab perbab usulan

penelitian ini sesuai dengan kaidah penelitian ilmiah dan ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas. Walaupun demikian penulis menyadari bahwa pada

lembar tertentu dari naskah usulan penelitian ini mungkin ditemukan berbagai

kesalahan dan kekurangan. Untuk membenahi hal itu penulis berharap

kemakluman serta masukan dari para pembaca.

Penulis menyadari pula bahwa dalam proses studi maupun dalam proses

penulisan dan penyelesaian usulan penelitian ini banyak pihak turut membantu.

Sehubung dengan itu secara khusus pada lembaran ini penulis mengucapkan salud

dan terimaksih kepada :

1. Rektor Universitas Islam Bapak Riau Prof. Dr. H. Syafrinaldi, SH., M.CL.

yang menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan kepada penulis

dalam menimbah ilmu pada lembaga pendidikan yang beliau pimpin.

iii
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Bapak Dr. Syahrul Akmal Latief,

M.Si yang menyediakan fasilitas dan memberikan kesempatan kepada

penulis dalam menimbah ilmu pada fakultas Ilmu Sosial dan Politik Ilmu

Pemerintahan.

3. Ketua Program Studi Bapak Dr. Ranggi Ade Febrian, S.IP., M.Si. selaku

yang telah memfasilitasi dan ilmu pengetahuan sehingga telah memperluas

wawasan dan sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

4. Bapak Rizky Setiawan S, S.IP, M.Si. selaku dosen Pembimbing yang telah

menyediakan waktu dan membentuk ilmu pengetahuan kepada penulis

terutama selama proses bimbingan berlangsung.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan Ilmu Pengetahuan selama

penulis menimba Ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Islam Riau.

6. Karyawan, Pegawai dan Tata Usaha yang selalu mengarahkan penulis

dalam melengkapai kelengkapan prosedur melakukan penelitian.

7. Orang tua, yang telah memberikan semangat dan motivis penulis agar

penulis dapat menyelesaikan penelitian.

8. Rekan-rekan seperjuangan Ilmu Pemerintahan angkatan 2017 yang telah

membantu dan memberikan semangat agar penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

Penulis bermohon kepada Yang Maha Kuasa semoga jasa baik beliau itu

dibalas dengan rahmat dan karunia yang setimpal, amin

iv
Akhirnya penulis berharap semoga usulan penelitian ini dapat memberikan

manfaat yang cukup berarti kepada setiap para pembacanya.

Pekanbaru,10 November 2021


Ttd,

Muhammad Ridho Kurniawan

v
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN................................................................ ii


KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH .................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................ 10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................................ 11
1. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 11
2. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN


A. Kajian Pustaka .................................................................................................... 13
1. Konsep Pemerintahan .................................................................................... 13
2. Konsep Pelimpahan Kewenangan..................................................................17
3. Konsep kebijakan ........................................................................................... 19
4. Konsep Evaluasi............................................................................................. 23
5. Retribusi ......................................................................................................... 27
B. Penelitian Terdahulu........................................................................................... 28
C. Kerangka Pikiran ................................................................................................ 29
D. Konsep Operasional ........................................................................................... 30
E. Operasional Variabel .......................................................................................... 31

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Tipe Penelitian .................................................................................................. 32
B. Lokasi Penelitian............................................................................................... 32
vi
C. Key Informan dan Informan ............................................................................. 33
D. Teknik Penarikan Key Informan dan Informan ................................................ 34
E. Jenis dan Sumber Data ...................................................................................... 34
F. Tekhnik Pengumpulan Data .............................................................................. 35
G. Tekhnik Analisis Data....................................................................................... 36
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 36
I. Rencana Sistematika Laporan Penelitian ........................................................... 37

DAFTAR KEPUSTAKAAN ........................................................................................ 39

vii
DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman
I.1 Target Realisasi Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Kota
Pekanbaru Tahun 2018-2020................................................................ 9
II.1 Penelitian Terdahulu............................................................................. 27
II.2 Operasional Variabel penelitian tentang Evaluasi Peraturan Daerah
Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan
Umum................................................................................................... 31
III.1 Key Informan dan Informan................................................................. 33
III.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 35

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman
I. 1 : Pembagian Urusan Pemerintahan……………………………………. 2
II. 1 : Kerangka pikiran tentang Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14
Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum………….. 28

ix
SURAT PERNYATAAN

Saya Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam
Riau Peserta Ujian Usulan Penelitian Yang Bertanda Tangan Di Bawah ini :

Nama : Muhammad Ridho Kurniawan


NPM 177310271
Program Studi : Ilmu Pemerintahan
Jenjang Pendidikan : Strata Satu ( S. 1 )
Judul Usulan Penelitian: Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum Di Kota
Pekanbaru.

Atas naskah yang didaftarkan pada ujian Usulan Penelitian ini beserta
seluru dokumen persyaratan yang melekat padanya dengan ini saya menyatakan :
1. Bahwa naska Usulan Penelitian ini adalah benar hasil karya sendiri (tidak
karya plagiat) yang saya tulis sesuai dengan mengacu kepada kaidah-
kaidah metode penelitian ilmiah dan penulisan karya ilmiah.
2. Bahwa keseluruhan persyaratan administrasi, akademik dan keuangan
yang melekat padanya benar telah saya penuhi sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas dan universitas.
3. Bahwa apabila di kemudian hari ditemukan dan terbukti secara syah bahwa
saya ternyata melanggar dan atau belum memenuhi sebagaian atau
keseluruhan diatas pernyataan butir 1 dan 2 tersebut diatas, maka saya
menyatakan bersedia menerima sanksi pembatalan hasil ujian
komprehensif yang telah saya ikuti serta sanksi lainnya sesuai dengan
ketentuan Fakultas dan Universitas serta Hukum Negara RI.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa
tekanan dari pihak manapun juga.

Pekanbaru,10 November 2021

Muhammad Ridho Kurniawan

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Negara Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu: melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan ketertiban dunia berdasar

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu system

ketertiban masyarakat dalam menjalani kehidupan secara wajar. Sistem

Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Undang-undang Dasar

1945 memberi keluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Dalam menyelenggarakan otonomi daerah, dipandang perlu untuk lebih

menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan

dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keaneka ragaman daerah. Oleh

karena penyelenggara otonomi daerah adalah dengan memberikan kewenangan

yang luas, nyata dan bertanggung jawab secara proposional.

Dalam menyeleggarakan pemerintahan di negara Republik Indonesia,

negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibagi atas daerah-daerah.

Sebagaimana didapat dalam penjelasan UUD 1945 Pasal (18) Ayat (1) Yaitu

Negara kesatuan Republik Indonesia diabagi atas daerah-daerah berdasarkan

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal (18) Ayat (1) Yaitu Negara kesatuan Republik

1
2

Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi itu terbagi atas

Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

bahwa Urusan pemerintahan terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan

absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan

pemerintahan absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi

kewenangan pemerintah pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan

pemerintahan yang dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah

kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan. Berikut

menggambarkan pembagian urusan pemerintahan.

Gambar I.1: Pembagian Urusan Pemerintahan

Urusan Pemerintah Daerah

Absolut Pemerintahan Umum Konkuren

1. Pertahanan
2. Keamanan Wajib Pilihan
3. Agama
4. Yustisi 1. Kelautan dan
5. Politik Luar Negeri Pelayanan Non perikanan
6. Moneter dan Fiskal Dasar Pelayanan 2. Pariwisata
Dasar 3. Kehutanan
4. Energi dan Sumber
daya Mineral
Perindustrian
5. Transmigrasi

Sumber : Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah
3

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah dimana diaktakan pada pasal

12 disebutkan bahwa Urusan Pemerintahan Wajib pemerintah yang tidak

berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Tenaga kerja;
b. Pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. Pangan;
d. Pertanahan;
e. Lingkungan hidup;
f. Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. Pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. Pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. Perhubungan;
j. Komunikasi dan informatika;
k. Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. Penanaman modal;
m. Kepemudaan dan olah raga;
n. Statistik;
o. Persandian;
p. Kebudayaan;
q. Perpustakaan; dan
r. Kearsipan.

Berdasarkan pemaparan diatas bahwa Urusan Pemerintahan Wajib

pemerintah yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud

antara lain adalah Perhubungan. Perhubungan adalah salah salu satu

penyelenggaraan otonomi oleh Organisasi Perangkat Daerah. Wewenang atas

otonomi di setiap daerah, maka setiap daerah diberi wewenang atas pelaksanaan

tersebut untuk menentukan bagian-bagian pendapatan daerah yang perlu

dilakukan pengaturan dalam proses penarikan dan retribusi daerah yang kemudian

dituangkan dalam suatu.

Peraturan Daerah sebagai perwujudan adanya pelaksanaan otonomi

daerah. Di daerah Pekanbaru sendiri, salah satu bagian retribusi yang cukup
4

menjanjikan adalah retribusi parkir di tepi jalan umum, dikarenakan semakin

pesatnya perkembangan pusat-pusat perbelanjaan, pusat-pusat hiburan dan

olahraga serta aktivitas perekonomian lainnya di pasar-pasar tradisional yang

berdampak pada kepadatan lalu lintas di ruas-ruas jalan kota Pekanbaru, maka

dari itu Pemerintah Kota Pekanbaru menggunakan tepi jalan umum sebagai

tempat parkir.

Ada hal yang menarik mengenai masalah perparkiran ini, pertama

perparkiran di tepi jalan umum menjanjikan kontribusi yang cukup besar bagi

daerah otonom, kedua perparkiran di tepi jalan umum di lain pihak dapat

mengganggu kelancaran lalu lintas. Selain itu masalah yang sering muncul dalam

perparkiran yaitu munculnya parkir liar atau parkir tidak resmi. Timbulnya parkir

liar biasanya dalam acara-acara tertentu dan tempat-tempat yang ramai

pengunjung, seperti gedung pertemuan, hotel, pusat perbelanjaan, tempat wisata,

restoran maupun rumah makan. Selain permasalahan tempat juga ada

permasalahan karcis atau tanda parkir, sering kali karcis tidak diberikan kepada

pengguna jasa parkir, terkhusus pengguna jasa parkir di tepi jalan umum, bahkan

ada petugas parkir yang membuat kartu karcis sendiri tanpa ada dasar peraturan

yang jelas.

Namun realitanya peraturan tersebut tidak dilaksanakan dengan konsisten.

Terjadinya sejumlah praktek penyimpangan dimana dapat merugikan tidak hanya

konsumen, namun dipastikan juga dapat merugikan Pemerintah Kota Pekanbaru

sendiri, terkhusus dari segi Pendapatan Asli Daerah.


5

Parkir Di Tepi Jalan Umum berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14

Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum iyalah fasilitas parkir

kendaraan di ditepi jalan umum yang disediakan, dimiliki dan atau di kelola oleh

pemerintah Daerah.

Penetapan retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum berdasarkan Peraturan

Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum

dimana dikatakan pada Bab VI tentang Struktur dan Besaran Tarif Retribusi

Parkir dimana pada pasal 8 dikatakan besar tarif pelayanan parkir disetiap parkir

yang dipungut terhadap setiap wajib retribusi sebagai berikut :

1) Besaran retribusi pelayanan parkir untuk setiap kali parkir yang dipungut

kepada setiap wajib retribusi adalah sebagai berikut:

a) Tarif retribusi pelayanan parkir di zona 1 adalah:

1) Kendaraan roda 2 : Rp. 4000,-

2) Kendaraan roda 4 : Rp. 8000,-

b) Tarif retribusi pelayanan parkir di zona 2 adalah:

1) Kendaraan roda 2 : Rp. 3000,-

2) Kendaraan roda 4 : Rp. 5000,-

c) Tarif retribusi pelayanan parkir di zona 3 adalah:

1) Kendaraan roda 2 : Rp. 1000.-

2) Kendaraan roda 4 : Rp. 2000,-

3) Kendaraan roda 6 : Rp. 10.000,-

d) Tarif retribusi pelayanan parkir dijalan lokal dan jalan lingkungan

adalah:
6

1) Kendaraan roda 2 : Rp. 1000,-

2) Kendaraan roda 4 : Rp. 2000,-

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa tarif penarikan retribusi parkir yang

ditemukan di lapangan ialah retribusi yang ditarik melebihi ketentuan. Misalnya

kendaraan roda 2, sesuai Peraturan Daerah ditentukan Rp. 1000,-, namun

prakteknya di lapangan juru parkir justru menarifkan Rp. 2000,-, begitu juga

dengan kendaraan roda 4, sesuai Peraturan Daerah ditentukan Rp. 2000,-, namun

prakteknya di lapangan juru parkir justru menarifkan Rp. 3000,- bahkan sampai

Rp. 5000,-. Fenomena ini hampir terjadi di semua lahan parkir, bahkan di acara

tertentu dan terutama di tempat-tempat keramaian yang menggunakan tempat

tersebut untuk sebuah event-event besar tarif parkir dapat mencapai Rp. 5000,-

untuk kendaraan roda 2 dan Rp. 10.000,- untuk kendaraan roda 4.

Sering kali juru parkir di tepi jalan umum menarik jasa parkir seenaknya,

dimana hal ini sangat memberatkan konsumen. Dan keberadaan juru parkir di tepi

jalan umum ini sangat dipastikan dapat merugikan Pemerintah terkhusus kota

Pekanbaru, karena tak ada pemasukan retribusi parkir pada Pemerintah Kota

Pekanbaru sebagai Pendapatan Asli Daerah. Namun, ada juga petugas yang

bertanggung jawab memberikan jasa parkir pada konsumen sesuai prosedur, tetapi

lebih kecil.

Mengingat retribusi parkir merupakan salah satu sumber pendapatan yang

dapat dikelola secara optimal serta dapat menunjang Pendapatan Asli Daerah hal

inilah yang melatarbelakangi Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru menetapkan

kebijakan tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum yang tercantum dalam
7

Peraturan Daerah Pekanbaru No 14 Tahun 2016 tentang Retribusi Parkir Di Tepi

Jalan Umum demi menunjang Pendapatan Asli Daerah dan terciptanya keamanan

dan kelancaran lalu lintas.

Retribusi merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya

Pendapatan Asli Daerah. Untuk itu Pemerintah Kota agar Pendapatan Asli Daerah

terus meningkat dengan upaya retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum yang

merupakan salah satu dari berbagai macam retribusi daerah yang dikelola oleh

Dinas Perhubungan.

Unsur pemerintah dalam penagan parkir di tepi jalan umum adalah UPTD

Parikir Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dengan melakukan Pengelolaan lahan

parkir namun hal ini dinilai belum membuah hasil dimana lahan-lahan yang

digunakan parkir atau penerimaan retribusi pari oleh masyarakat masih banyak

yang belum ditetapkan oleh Dinas Perhubungan wajib retribusi parkir serta

kendala dalam pengelolaannya dimana masih banyak kawasan parkir yang

strategis tetapi tidak terdaftar wajib retribusi parkir. Pengelolaan Parkir sebagai

kawasan perparkiran serta permasalahan parkir di tepi jalan umum yang aturannya

sangat tidak jelas dan sering disalahgunakan oleh oknum yang tidak

bertanggungjawab yang menggunakan momen tersebut untuk meraup keuntungan

atau sebagai parkir liar yang tidak memiliki atribut parkir dari Dinas Perhubungan

Kota Pekanbaru.

Pengelolaan parkir adalah penetapan atas pengguna jasa lokasi parkir

terhadap setiap pengguna lokasi perparkiran yang dikenakan jasa retribusi yang

ditetapkan oleh petugas Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dan diberikan


8

kepada pihak ketiga dalam penanganan parkir dimana petugas parkir yang

diangkat sebagai pelaksana parkir. Hal ini penetapan retribusi parkir masih belum

sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Maka dari itu untuk mewujudkan ketertiban

dan keteraturan perlu adanya pengelolaan yang baik oleh pemerintah kota

terhadap parkiran kedepannya, dari upayah-upayah perbaikan pengelolaan parkir

mulai dari pengawasan langsung ke lapangan, razia parkir liar, pemberian sanksi

hukum sampai dengan penetapan petugas yang bertugas dalam pelaksana parkir

dilapangan.

Sebagai upaya kebijakan yang dilakukan oleh UPTD Parikir Dinas

Perhubungan Kota Pekanbaru dalam penetapan retribusi parkir di tepi jalan umum

kota Pekanbaru dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah diprogram dalam

Rencana Kerja Tahunan yaitu :

1. Melakukan upaya pencegahan, penjangkauan, kendaraan yang sedang

parkir tidak pada tempatnya.

2. Melakukan pendataan terhadap tempat parkir yang telah disediakan oleh

Dinas Perhubungan.

3. Melakukan pengecekan terhadap anggota parkir yang telah ditetapkan oleh

Dinas Perhubungan.

4. Memberi sanksi hukum bagi kepemilikan parkir liar yang tidak memiliki

kartu keanggotaan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan.

Pelanggaran parkir di tepi jalan umum sangatlah meresahkan masyarakat

terutama pengguna kendaraan dikarenakan titik pada lokasih parkir cenderung di

tepi jalan lintas dan kebanyak lokasi parkir tersebut adalah parkir liar sehingga
9

menimbulkan kemacetan. Adapun berikut jumlah parkir yang melanggar aturan

parkir sebagai berikut:

Tabel I.1 Pelanggaran Parkir Liar Di Kota Pekanbaru Tahun 2020


No Pelanggaran Jumlah
1 Parkir Liar 7 lokasi
2 Petugas tidak menggunakan 17 Petugas
rompi parkir
3 Tidak memberikan karcis parkir 19 Lokasi Parkir
Sumber : Prasurve Peneliti, 2021

Berdasarkan tabel diatas Pelanggaran Parkir Liar Di Kota Pekanbaru

Tahun 2020 meliputi pelanggaran Parkir Liar sebanyak 7 lokasi, Petugas tidak

menggunakan rompi parkir sebanyak 17 petugas dan Tidak memberikan karcis

parkir sebanyak 19 lokasi parkir. Berdarkan data tersebut dimana masih banyak

pelanggaran aturan parkir yang terjadi di Jalan Kota Pekanbaru

Sehubung dengan itu berdasarkan semakin meningkatnya jumlah

kendaraan yang ada membutuhkan tempat parkir agar tercapaiannya retribusi

parkir, hal ini diharuskan melibatkan keanggotaan parkir yang sah dalam

penangannya dan tempat parkir yang telah disediakan dan ditetapkan oleh UPTD

Parikir Dinas Perhubungan. Pemungutan Retribusi Parkir menunjukkan hasil

pencapaian dalam pengelolaan parkir. Hal ini dapat dilihat dari tabel target dan

realisasi pendapatan retribusi parkir sebagaimana digambarkan pada tabel di

bawah ini :

Tabel I.1 Target Realisasi Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum Kota
Pekanbaru Tahun 2018-2020
No Tahun Target Realisasi %
1 2018 9.000.000.000 8.819.590.000 97%
10

2 2019 11.000.000.000 7. 119.171.000 64%


3 2020 9.000.000.000 3. 137.410.000 34%
Sumber : Prasurve Peneliti, 2021

Berdasarkan Tabel diatas Target Realisasi Retribusi Parkir di Tepi Jalan

Umum Kota Pekanbaru Tahun 2018-2020 dimana diketahui Target Realisasi

Retribusi Parkir tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami penurunan. Hal ini

Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru lebih mengoptimalkan dalam penetapan

retribusi parkir mulai dari pendataan dan pengawasan lapangan agar penerimaan

retribusi parkir dapat meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas pelaksanaan tugas Dinas Perhubungan

Pekanbaru terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah Pekanbaru No 14 Tahun 2016

tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum sudah selayaknya melakukan

penertiban parkir terutama parkir liar sehingga memberikan peningkatan PAD dan

melakuan pengawasan terhadap petugas parkir sehingga tidak melanggar aturan

parkir dalam penetapan retribusi parkir. berdasarkan pengamatan dilapangan

masih ditemui sejumlah fenomena sebagai berikut :

1. Penerimaan Retribusi parkir belum sesuai dengan target dan realiasi

dimana diketahui Retribusi Parkir tahun 2019 sampai dengan 2020

mengalami penurunan.

2. Penerapan sanksi tegas belum dilakukan oleh UPTD Parikir Dinas

Perhubungan Kota Pekanbaru sehingga masih banyak petugas parkir yang

meyalagunakan peraturan seperti parkir tidak memberikan karcis bagi

pengguna jasa parkir, tidak menggunakan rompi orange sebagai etugas


11

parkir dan penetapan tarif parkir yang tidak sesuai dengan ketetapan

peraturan retribusi parkir ditepi jalan umum.

3. UPTD Parikir Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru sebagai pelaksana

pengelolaan parkir belum melakukan pengawasan dan pendataan parkir

secara menyeluruh sehingga adanya parkir liar yang tidak memiliki izin

pelaku parkir sehingga mengurangi PAD dalam penerimaan reribusi

parkir,

Berdasarkan fenomena diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

peraturan daerah Pekanbaru belum terealisasian secara optimal sehingga penulis

tertarik untuk melakukan penelitian “Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14

Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dijelaskan di atas, maka

penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah

’’Bagaimanakah Hasil Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang

Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum Kota Pekanbaru

2. Untuk Mengetahui Hambatan Retribusi Parkir Di Kota Pekanabaru.

b. Kegunaan Penelitian

Adapan Kegunaan dari penelitian yang dilaksanakan antara lain:


12

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah untuk

menemukan solusi dalam Penerimaan Retribusi Parkir Kota Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui dan menjadikan hasil penelitian sebagai bahan

perbandingan bagi para peneliti yang membahas masalah yang sama.

Untuk menambah wawasan penulis dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan selama perkuliahan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Studi kepustakaan

Sebagai pedoman dan acuan dalam memecahkan pokok permasalahan

yang diajukan dalam penelitian ini penulisakan memaparkan konsep-konsep atau

teori-teori yang ada relevansinya untuk mendukung pemecahan masalah yang

dikemukakan diatas.

1. Konsep Pemerintahan

Menurut Ndraha (2005:6) pemerintah adalah organisasi yang

berwewenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban memproses

pelayanan sipil bagi setiap orang melalui hubungan pemerintahan, sehingga setiap

anggota masyarakat yang bersangkutan menerimanya pada saat diperlukan, sesuai

dengan tuntutan (harapan) yang diperintah. Dalam hubungan ini, bahkan warga

negara asing atau siapa saja yang pada suatu saat berada secara sah (legal) di

wilayah Indonesia, berhak menerima layanan sipil tertentu, dan pemerintah wajib

melayaninya.

Secara umum pemerintah dapat didefenisikan sebagai organisasi yang

memilikki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum secara undang –

undang di wilayah tertentu. Pemerintah merupakan sebuah organisasi yang

memilikki:

1. Otoritas yang memerintah dari suatu unit politik

2. Kekuasaan yang memerintah suatu masyarakat politik (political will)

13
14

3. Aparatur yang merupakan badan pemerintah yang berfungsi dan

menjalankan kekuasaan.

4. Kekuasaan untuk membuat peraturan prundang – undangan untuk

menangani perselisihan dan membicarakan putusan administrasi dan

dengan monopoli atas kekuasaan yang sah.

Adapun tugas pemerintah menurut Rasyid (2010: 37-38) menegaskan

bahwa Tugas pokok pemerintahan yang sudah dirincikan mencakupi tujuh bidang

pelayanan didalam tulisannya, dapat diringkas menjadi empat fungsi yang hakiki,

yaitu : pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), pembangunan

(development) dan pembinaan (directing). Inilah yang sekaligus menjadi misi

pemerintahan ditengah – tengah masyarakat.

Pemerintahan berasal dari kata “perintah” yang setelah ditambah awalan

“pe” menjadi pemerintah, dan ketika ditambah akhiran “an” menjadi

pemerintahan, dalam hal ini beda antara “pemerintah” dengan “pemerintahan”

adalah karena pemerintah merupakan badan atau organisasi yang bersangkutan,

sedangkan pemerintahan berarti perihal ataupun hal ikhwal pemerintahan itu

sendiri (Syafiie, 2005:4).

Menurut Ndraha (2002:10) ilmu pemrintahan adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan tiap

orang akan jasa publik dan layanan civil dalam hubungan pemerintahan (sehingga

diterima) pada saat dibutuhkan oleh yang bersangkutan.

Menurut musanef (dalam Syafiie 2001:7) menyebutkan bahwa ilmu

pemerintahan adalah suatu ilmu yang dapat menguasai dan memimpin serta
15

menyelidiki unsur – unsur dinas, berhubungan dengan keserasian kedalam

danhubungan antara dinas – dinas itu dengan masyarakat yang kepentingannya

diwakili oleh dinas itu.

Menurut Soemandar (dalam Syafiie, 2005:8) mengatakan bahwa

pemerintahan sebagai badan yan penting dalam rangka pemerintahannya,

pemerintahan musti memperlihatkan pula ketentraman dan ketertiban umum,

tuntutan dan harapan serta pendapat rakyat, kebutuhan dan kepentingan

masyarakat, pengaruh – pengaruh lingkungan, pengaturan – pengaturan,

komunikasi peran serta seluruh lapisan masyarakat dan legitimasi.

Sedangkan pemerintahan adalah segala daya upaya suatu Negara atau

wilayah untuk mencapai tujuannyapenyelenggaraan pemerintahan yang bertujuan

bagi pelaksanaan pembanguan dan pemerintah diharapkan dapat terlaksana

dengan kualitas dan kemampuan dari penyelenggara tersebut, selain pelaksanaan

tugas pemerintah umum yang telah ada maka pemerintahan kecamatan juga

melaksanakan tugas umum pemerintahannya yang merupakan sebagai pendukung

dari tugas pemerintahan umumyang ada (Musanef, 2001:15

Kemudian fungsi utama pemerintah dalam mengembangkan tugas dan

tanggung jawabnya ditentukan oleh beberapa factor antara lain (Rasyid 2010:96):

1. Tingkat efektifitas dan efisiensi yang dapat dicapai dalam organisasi yang

membawakan peranan-peranan yang disepakati, ini berkenaan dengan cara

mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan yang telah dibangun dengan baik,

baik secara manajerial maupun personal.


16

2. Program-program pengelolaan yang mencangkup pengambilan keputusan

secara umum berkenaan dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi

serta peruusan jalan keluar yang layak atas masalah itu.

Menurut Munaf (2015; 47) pemerintahan dimaknai sebagai suatu proses

menata kelola kehidupan masyarakat dalam suatu pemerintahan/ Negara.

Menurut Robert Mac Iver ( dalam Yusri Munaf 2015; 47) bentuk-bentuk

pemerintahan mengemukakan bahwa ikhtisar format pemerintahan yang berbasis

pada kontitusi oligarki dan pemerintahan yang pada konstitusi demokrasi yaitu :

1. Bentuk pemerintahan berbasis pada konstitusi oligarki adalah pemerintah

yang bersifat monarkis (monarchy), pemerintahan yang bersifat

diktatoris (Distatorship), pemerintahan yang bersifat teokratis, dan

pemerintahan yang bersifat pluraristik (Plural headship).

2. Bentuk pemerintahan yang berbasis pada konstitusi oligarki adalah

konstiutsi demokrasi (Democracy) adalah system pemrintahan monarkis

dengan kekuasaan yang terbatas dan system pemerintahan dengan pola

republik. Dalam perkembangannya, system pemerintahan dengan pola

republik semakin memperkuat bentuk pemerintahan yang demokratis.

Pada dasarnya bentuk-bentuk pemerintahan demokrasi adalah limited

monarcy kemudian berkembang menjadi pemerintahan republik.

Bentuk pemerintahan pada dasarnya menyatakan struktur organisasi dan

fungsi pemerintahan. Kopstein dan lichbach (dalam Yusri Munaf, 2015; 48)

mengatakan banwa bentuk pemerintahan suatu istilah yang digunakan untuk

merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk


17

mengorganisasikan suatu Negara untuk menegaskan kekuasaaannya atas suatu

komunikasi politik.

Berdasarkan teori diatas bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah

mempunyai fungsi utama dalam negoisasi dan menggali berbagai kepentingan

warga Negara dan berbagai kelompok komunitas yang ada dalam memberikan

pelayanan, baik pelayanan perorangan maupun pelayanan publik, pembagunan

fasilitas ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memberi

perlindungan kepada masyarakat

3. Konsep Pelimpahan Kewenangan

Menurut pendapat wasistiono (2009:47) yang mengemukakan kewenangan

adalah kekuasaan yang sah (legitimate power) atau kekuasaan yang

terlambangkan (institutionalized power). Dan kekuasaan pada dasarnya adalah

merupakan kemampuan yang membuat seseorang atau orang lain untuk untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Dalam pengertian

administrasi, hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan bersama (organisasi),

dengan demikian disimpulkan bahwa dalam kewenangan terdapat kekuasaan, dan

sebaliknya. Jadi kewenangan dan kekuasaan pada dasarnya merupakan dua sisi

yang tidak dapat dipisahkan.

Sedangkan dalam Ensiklopedia administrasi (dalam Wasistiono dkk,

2009:49), wewenang didefinisikan sebagai hak seorang pejabat untuk mengambil

tidakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan

dengan baik.
18

Pendelegasian atau pelimpahan kewenangan (delegation of authority)

dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni aspek tugas, tanggung jawab dan

wewenang. Pada prinsipnya, pendelegasian atau pelimpahan sama dengan

penyerahan, jadi pendelegasian atau kewenagan berarti penyerahan sebagaian hak

untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya

dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat satu ke pejabat lainnya. Menurut

Sutarto (2003:144-145), pelimpahan kewenangan itu bukan penyerahan hak dari

atasan kepada bawahan, melainkan penyerahan hak dari pejabat ke pejabat.

Format pendelegasian wewenang dapat dilakukan oleh pejabat yang berkedudukan

lebih tinggi (superior) kepada pejabat yang kedudukan rendah (subordinate) atau

pejabat atasan kepada pejabat bawahan, disamping itu pelimpahan wewenang

dapat dilakukan diantara pejabat yang berkedudukan pada jenjang yang sama atau

pejabat yang sederajat. Pelimpahan wewenang menegak atau vertical, sedangkan

pelimpahan wewenang yang kedua diartikan pelimpahan wewenang mendatar atau

horizontal.

Dilihat dari sumbernya kewenagan dapat menjadi 2 jenis (Wasistiono,

2009:26), yaitu :

1. Kewenagan atributif, adalah kewenagan yang melekat dan diberikan


kepada suatu institusi atau pejabat yang berdasarkan peraturan perundang-
undang.
2. Kewenagan delegatif, adalah kewenagan yang berasal dari pendelegasian
kewenangan dari institusi atau pejabat yang lebih tinggi.
Masing-masing pejabat diberikan tugas melekat sebagai bentuk tanggung

jawab agar tugas yang diberikan itu dapat dilaksanakan dengan baik. Tanggung

jawab merupakan keharusan pada sesorang pejabat atau melaksakan secara layak
19

segala sesuatu yang telah dibebakan kepadanya. Tanggung jawab hanya dapat

dipenuhi bila pejabat yang bersangkuta disertai dengan wewenang tertentu dalam

bidang dan tugasnya. Dengan tindakan otoritas itu, tanggung jawab tidak dapat

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jadi ada kolerasi antara tugas, tanggung

jawab dan wewenang.

3. Konsep Kebijakan

Istilah kebijakan atau sebagian orang mengistilahkannya kebijaksanaan

seringkali disamakan pengertiannya dengan policy. Hal tersebut barang kali

dikarenakan sampai saat ini belum diketahui terjemahan yang tepat istilah policy

ke dalam bahasa Indonesia.

Secara umum istilah kebijakan atau policy digunakan untuk menunjuk

perilaku seorang actor (misalnya seorang pejabat, suatu kelompok maupun suatu

lembaga pemerintah) atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu

(Winarno, 2002:19).

Menurut Dunn (2003:105) perumusan kebijakan adalah merupakan suatu

informasi yang relevan dengan kebijakan guna dimanfaatkan pada tingkat politik

dalam rangka pemecahan suatu masalah, adapun indikasi dari perumusan masalah

kebijakan ini adalah:

1. Pengelolahan informasi yaitu usaha yang dilakukan oleh setiap badan atau

instansi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pembuatan

suatu kebijakan.

2. Penetapan alternative-alternatif, merupakan penilaian yang diperoleh dari

beberapa usulan yang ada.


20

3. Penerapan sarana keputusan, menggunakan berbagai potensi yang dimiliki

oleh badan/instansi tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan

kebijakan,

4. Penilaian terhadap isi kebijakan, melakuka tindakan evaluasi yang

dilakukan oleh pembuat kebijakan.

Selanjutnya Rose (dalam Winarno, 2002:20) menyarankan bahwa

kebijakan hendaknya dipahami sebagai “serangkaian kegiatan yang sedikit banyak

berhubungan beserta konsekuensi-konsekunsinya bagi mereka yang bersangkutan

dari pada sebagai suatu keputusan sendiri”.

Anderson (dalam Winarno, 2002:21) kebijakan merupakan arah tindakan

yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor

dalam mengatasai masalah ataupun personalnya.

Menurut Dunn (2003:105) perumusan kebijakan adalah merupakan suatu

informasi yang relevan dengan kebijakan guna dimanfaatkan pada tingkat politik

dalam rangka pemecahan suatu masalah. Adapun indikasi dari pada perumusan

kebijakan ini adalah:

1. Pengelolahan informasi yaitu usaha yang dilakukan oleh setiap badan atau

instansi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pembuatan

suatu kebijakan

2. Penetapan alternative-alternatif, merupakan penilaian yang diperoleh dari

beberapa usulan yang ada.


21

3. Penerapan sarana keputusan, menggunakan berbagai potensi yang dimiliki

oleh badan/instansi tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan

kebijakan.

4. Penilaian terhadap isi kebijakan, meakukan tindakan evaluasi yang

dilakukan oleh pembentukan kebijakan.

Untuk memecahkan, mengurangi atau mencegah terjadinya suatu masalah,

diperlukan suatu kebijakan yang diformulasikan dengan mempunyai fungsi dan

sasaran tertentu, dimana untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan tetentu

diperlukan suatu implementasi dari kebijakan itu sendiri yang merupakan peroses

lebih lanjut dari tahap formulasi kebijakan hal ini sesuai dengan pendapat (Abidin

2002:20).

Banyak pakar menyebutkan bahwa kebijakan pemerintah sebagai

kekuasaan pengalokasian nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan. Ini

mengandung konotasi tentang kewenangan pemerintah yang meliputi keseluruhan

kehidupan masyarakat kecuali pemerintah. Menurut Carl Friedman mengatakan

bahwa yang paling pokok bagi suatu kebijakan adalah tujuan (goal), sasaran

(objective), atau kehendak (purpose). (Abidin, 2002:20)

Perbuatan kebijakan merupakan suatu aktivitas yang diarah tujuannya

sebagai yang memiliki ciri tersendiri dari aktivitas dan ekspresif murni yang

bertujuan untuk mempengaruhi prospektif (masa depan) alternative dalam arah

yang dikehendaki. (Tangkilisan, 2003:6).

Kebijakan publik menurut Erwan dkk (2010:89) sering dirumuskan

kedalam definisi yang sederhana yaitu sebagai segala sesuatu yang dikerjakandan
22

tidak dikerjakan oleh pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatuproses yang

mencakup pula tahap implementasi dan evaluasi, sehinggadefinisi kebijakan

publik diatas yang hanya menekankan pada apa yangdiusulkan atau yang

dilakukan menjadi kurang memadai atau kurang tepat.

Selanjutnya istilah public adalah dalam rangkaian kata oublik policy

mengandung tiga konotasi: pemerintah, masyarakat dan umum (Abidin, 2002:10).

Sedangkan menurut Nugroho (206:25) kebijakan public adalah kebijakan

yang mengatur kehidupan bersama atau kehidupan publik, bukan kehidupan

seseorang atau golongan.

Kebijakan publik menurut Dwijowijoto (2008:58) adalah keputusan yang

dibuat oleh Negara khususnya pemerintah sebagai strategi untuk tujuan Negara

yang bersangkutan. kebijakan publik adalah strategi untuk mengantar masyarakat

pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, untuk menuju

masyarakat yang dicita-citakan.

Kebijakan publik menurut Dwijowijoto (2008:59) dibagi menjadi dua,

yaitu :

1. Regulasi versus deregulatif : kebijakan yang menetapkan hal-hal yang

dibatasi dan hal-hal yang dibebaskan dari pembatasan-pembatasan.

2. Alokasi versus distributive : kebijakan yang berkenaan dengan anggaran

atau keuangan publik

Sedangkan menurut Nugroho (2006:25) kebijakan publik adalah kebijakan

yang mengatur kehidupan bersama atau kehidupan atau kehidupan publik, bukan

kehidupan seseorang atau golongan.


23

Kita melihat bahwa ada empat kegiatan pokok yang berkenaan dengan

kebijakan publik, yaitu :

1. Perumusan kebijakan

2. Implementasi kebijakan

3. Evaluasi kebijakan

4. Revisi kebijakan yang merupakan perumusan kembali dari kebijakan.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kebijakan pemerintah adalah

kewenagan atau pengalokasian nilai-nilai bagi masyarakat secara menyeluruh,

berarti yang berwenang mengatur secara menyeluruh kepentingan masyarakat

adalah pemerintah.

4. Konsep Evaluasi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, evaluasi adalah suatu penilaian

dimana penilaian itu ditujukan pada orang yang lebih atau kepada orang yang

lebih rendah, baik itu dari jabatan setrukturnya atau orang yang lebih rendah

keahliannya. Evaluasi adalah suatu proses penelitian positif dan negatif atau juga

gabungan dari keduanya. (Depdikbud, 2002:45).

Adapun Nurcholis (2005:169) evaluasi merupakan suatu proses yang

mendasarkan diri pada disiplin ketat dan tahap waktu. Maka dapat mengetahui

hasil dari kegiatan atau program yang telah direncanakan. Dengan evaluasi dapat

diketahui hambatan-hambatan atau kendala yang terjadi dari suatu kegiatan.

Dunn (2003:609) istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan,

masing-masing menunjukkan pada aplikasi berada sekala nilai terhadap hasil

kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan
24

penaksiran, pemberian angka dan penilaian yang menyatakan usaha untuk

menganalisis hasil kebijakan dalam arti suatu nilai. Dalam arti spesifik, evaluasi

berkenaan dengan produk informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan.

Selanjutnya kriteria evaluasi menurut Dunn (2003:610) adalah sebagai

berikut :

1. Efektifitas, apakah hasil yang diinginkan telah tercapai

2. Efesiensi, yaitu berapa usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang

yang diinginkan.

3. Kecukupan, yaitu sebarapa jauh pencapain hasil yang diinginkan

memecahakan maslah

4. Pemerataan adalah apakah biaya yang tersedia telah tersedia, telah

dimanfaatkan, dan telah didistribusikan secara merata.

5. Responsivitas, adalah apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan,

profesi, dan nilai kelompok-kelompok tertentu.

6. Ketetapan, adalah apakah hasil (tujuan) yang diinginan benar-benar

berguna atau bernilai.

Menurut Dunn (2003:187) evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam

analisis kebijakan, yaitu :

1. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai

kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan

yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini

evaluasi mmengungkapkan sebara jauh tujuan-tujuan tertentu dan

target tertentu dan target tertentu telah dicapai.


25

2. Evaluasi memberi sumbangan pada klasifikasi dan keritik terhadap

nilai-nilai yeng mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas

dengan mendefinisikan dan mengoprasikan tujuan dan target.

3. Evaluasi memberi sumbangan pada palikasi metode-metode analisis

kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.

Informasi tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat

memberi sumbangan pada perumusan ulang masalah kebijakan.

Selanjutnya Subarsono (2013:19) evaluasi dilakukan untuk melihat tingkat

kinerja suatu kebijakan, sejauh mana kebijakan tersebut mencapai sasaran dan

tujuannya. Evaluasi berguna untuk memberikan bagi kebijakan yang akan supaya

lebih baik.

Sedangkan menurut Ndraha (2002:201) evaluasi adalah proses

perbandingan antara standar dengan fakta dengan analisis hasilnya. Ada berbagai

model evaluasi. Tiga diantaranya sebagai berikut:

1. Model before-after yaitu perbandingan antara sebelum ddan sesudah suatu

tindakan (perlakuan, treatment). Tolak ukurnya adalah before

2. Model Das Sollen – Das Sein, yaitu perbandingan dengan yang seharusnya

dengan yang senyatanya. Tolak ukurnya adalah das solen.

3. Model Kelompok Kontrol – Kelompok Tes, yaitu prbandingan antara

kelompok control (tanpa perlakuan) dengan kelompk tes (diberi

perlakuan). Tolak ukurnya adalah kelompok kontrol.

Menurut Finsterbuch dan Motz dalam Subarsono (2013:13) menyatakan

bahwa ada empat jenis evaluasi yaitu:


26

1. Single program after only

Evaluasi single program after-only merupakan desain yang paling lemah

karena tidak diketahui juga kelompok sasaran sebelum menerima program.

2. Single program after – before

Evaluasi single program after-before dapat digunakan untuk mengetahui

keadaan kelompok sasaran sebelum menerima program tetapi tidak dapat

mengetahui efek dari program tersebut.

3. Comparative after only

Evaluasi comparative after only merupakan evaluasi dengan cara

membandingkan kelompok sasaran dengan kelompok bukan sasaran. Pada

evaluasi jenis ini efek program pada kelompok sasaran tidak diketahui.

4. Comparative before only

Comparative befor only merupakan gabungan dari ketiga kelompok diatas.

Sehingga kelemahan yang ada ketiga desain diatas dapat diatasi oleh

desain evaluasi ini.

Uraian diatas dapat diartikan bahwa evaluasi perlu dilakukan karena tidak

semua kebijakan yang dibuat dapat diimplementasikan sesuai rencana atau bahkan

sebuah kebijakan tidak dapat dijalankan, sehingga dengan adanya evaluasi dapat

memberikan masukan, keritik dan saran terhadap kebijakan yang dibuat mulai dari

implementasi sampai dengan dampak atau hasil dari kebijakan yang terjadi.

5. Retribusi

Menurut Mardiasmo (2009:14) Retribusi adalah pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
27

disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan.

Menurut Marihot (2005:6) Retribusi adalah pembayaran wajib dari

penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh

negara bagi penduduknya secara perorangan.

Retribusi Daerah menurut S.Prawirohardjono (dalam Rahardjo,

2011:109) retribusi daerah menurut pungutan daerah sebagai pembayaran

pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik daerah

baik langsung maupun tidak langsung.

(Sugianto, 2008:2). Retribusi daerah menurut Goedhart (dalam

Rahardjo, 2011:109) adalah penerimaan yang diperoleh dari rumah tangga

swasta berdasarkan norma-norma umum yang ditetapkan, berhubungan

dengan prestasi yang diselenggarakan dengan dan untuk kepentingan

masyarakat secara khusus yang dilaksanakan sendiri oleh penguasa publik.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa Retribusi adalah pembayaran wajib

dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan

oleh negara bagi penduduknya secara perorangan.

B. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang meneliti tentang sampah adalah sebagai

berikut:
28

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu

NO Nama Peneliti/Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


1 Sahnuriana. 2016 Evaluasi 1. Sama-sama 1. Lebih spesifik
(jurnal) Peneriamaan meneliti kepada tugas
retribusi parkir pengelolaan dinas
oleh Dinas sampah. 2. Lokasi
Perhubungan 2. Metode Penelitian
Kabupaten Kuantitatif. berbeda.
Karimun 3. Teori evaluasi 3. Hasil penelitian
2 Agussalim. KH 2017. Peran Dinas 1. Metode 1. Metode
(jurnal) Perhubungan pengumpulan Penelitian
Indragiri Hulu data Observasi Deskriptif
dalam Dokumentasi dan Kualitatif
pengelolaan Wawancara 2. Teori yang
parkir 2. Objek penelitian. digunakan.
3. Lokasi 3. Hasil penelitian
3 Syaiful Bahri 2015. Strategi 1. Objek penelitian 1. Teori yang
(jurnal) pengelolaan 2. Jumlah Informan. digunakan.
Parkir oleh dinas 3. Metode 2. Metode
perhubungan pengumpulan kuantitatif.
Kabupaten data Observasi 3. Lokasi
Tanggerang dan Dokumentasi penelitian.
4. Menganalisis
4 Yudi Anugerah Manajemen 1. Metode 1. Metode
Purwadi 2017. etribusi Parkir pengumpulan Penelitian
(jurnal) Oleh Dinas data Observasi Deskriptif
Perhubungan Dokumentasi dan Kualitatif .
Kota Pekanbaru Wawancara. 2. Mengkaji
2. Teori yang Implementasi
digunakan. 3. Lokasi
3. Objek penelitian. penelitian.
4. Hasil
Sumber :Olahan Data penelitian, 2020

Berdasarkan tabel diatas Persamaan dan Perbedaan dengan si peneliti

adalah perbedaan didalam teori yang digunakan dan sipeneliti mengunakan

penggabungan metode kuantitatif dengan kualitatif, dan akan hasil penelitian, hal

ini bertujuan agar tidak adanya perbedaan dengan sipeneliti, dan memiliki

persamaan pada lokasih penelitian.


29

C. Kerangka Pikiran

Berikut ini adalah gambaran tentang kerangka pikiran dalam penelitian :

Gambar II.1 : Kerangka pikiran tentang Evaluasi Peraturan Daerah Nomor


14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan
Umum

Evaluasi Kebijakan

Retribusi Parkir

Dunn (2003:610) Evaluasi


Kebijakan :
1. Efektivitas
2. Efisiensi
3. Kecukupan
4. Perataan
5. Responsivitas

Output
Peningktan Retribusi Parkir

D. Konsep Operasional

Untuk memberi suatu pemahaman agar memudahkan penelitian, maka

perlu adanya beberapa batasan penelitian dan fokus penelitian ini yang

dioperasionalkan melalui indikaor sebagai berikut.

1. Evaluasi merupakan suatu kegiatan penilaian terhadap hasil kerja yang

dicapai dalam pengelolahan sampah

2. Kebijakan adalah penetapan aturan dalam rangka upaya mengikat dengan

tujuan tertentu.
30

3. Retribusi parkir adalah penetapan biaya atas lahan atau tempat yang telah

disediakan.

4. Parkir adalah wadah atau tempat yang disediakan khusus kendaraan.

5. Evektifitas dalam tulisan ini adalah berjalannya kebijakan dengan baik

sebagaimana mestinya sehingga tidak adanya sampah yang berserakan

serta tercapainya tujuan

6. Efesiensi dalam tulisan ini adalah terpenuhinya segala bentuk pelayanan

dan pengelolaan terhadap penanagan retribusi parkir dengan kesediaan

sumber daya manusia, waktu, dan sarana dan prasarana yang ada

7. Kecukupan dalam tulisan ini adalah ketersediaan kemampuan petugas

dalam penaganan dan penyediaan kententuan parkir.

8. Pemerataan dalam tulisan ini adalah pengengawasan dan penetapan lokasi

parkir sesuai dengan aturan yang berlaku.

9. Responsivitas dalam tulisan ini adalah respon atau tanggapan dari

penerapan pengawasan dan pelaksanakan retribusi parkir.

10. Ketepatan dalam tulisan ini adalah keberhasilan pelaksanaan perda yang

didasarkan kinerja petugas dalam penaganan parkir di tepi jalan umum

Kota pekanabru.
31

E. Operasional Variabel

Table II.2 : Operasional Variabel penelitian tentang Evaluasi Peraturan


Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di
Tepi Jalan Umum.
Konsep Variabel Indikator
1 2 3
Evaluasi ialah penaksiran Evaluasi Tugas Bidang 1. Evektifitas
(appraisal) pemberian angka Pengelolaan Sampah
(ranting) dan penilaian Dinas Lingkungan 2. Efesiensi
(assement), kata-kata yang Hidup Kabupaten
menyatakan usaha untuk Indragiri Hulu dalam 3. Kecukupan
menganalisis hasil kebijakan, Pengelolaan Sampah Di
nilaai atau manfaat hasil Kecamatan Rengat 4. Perataan
kebijakan. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa kebijakan 5. Responsivitas
atau program telah mencapai
tingkat kinerja yang bermakna,
6. Ketepatan
yang berarti bahwa masalah-
masalah kebijakan dibuat jelas
dan diatasi (Dunn, 2003 :608)

Sumber: Data Modifikasi Penelitian, 2020


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini survey deskriptif yaitu tipe penelitian yang

menggambarkan mengenai variable yang diteliti dengan metode kualitatif yaitu

penelitian dalam bentuk persentase dan di akhiri dengan penarikan suatu

kesimpulan dalam pemberian saran. Sugiyono (2012;80).

Untuk mengetahui dan melihat serta melukiskan keadaan yang sebenarnya

secara rinci dan aktual dengan melihat masalah dan tujuan yang telah disampaikan

sebelumnya dengan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

maka tipe penelitian ini yang digunakan adalah penelitian survey. Pengertian

survey dibatasi dengan penelitian yang datanya dikumpulkan dari informan.

Dengan demikian, penelitian survey secara komplit adalah penelitian yang

mengambil sampel dari tiap-tiap informan dengan menggunakan wawancara

sebagai alat pengumpulan yang pokok. Penelitian ini akan menuntun si peneliti

dalam membuat daftar pertanyaan wawancara yang dimaksud diatas untuk

disebarkan kepada informan yang sudah ditentukan.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah di Kota Pekanbaru. Lokasi ini diambil

sebagai lokasi penelitian, karena penulis menemukan fenomena atau indikasi

bahwa Penerimaan Retribusi parkir belum sesuai dengan target dan realiasi

dimana diketahui Retribusi Parkir tahun 2019 sampai dengan 2020 mengalami

penurunan, dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru sebagai pelaksana

32
33

pengelolaan parkir belum melakukan pengawasan dan pendataan parkir secara

menyeluruh sehingga adanya parkir liar yang tidak memiliki izin pelaku parkir

sehingga mengurangi PAD dalam penerimaan reribusi parkir.

C. Key Informan dan Informan

Key informan adalah mereka yang mengetahui dan memiliki informasi

pokok yang diperlukan peneliti dan informan adalah mereka yang terlibat

langsung dalam intraksi social yang sedang diteliti (Suryanto 2005:171).

Dalam keterbatasan penulis untuk meneliti seluruh pihak-pihak yang

terkait, maka penulis merasa perlu untuk memilih beberapa informan yang penulis

piker cukup relavan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan

penelitian ini. Namun pada penelitian ini, jumlah informan tidaklah terbatas pada

informan yang akan ditetapkan selanjutnya. Adapun Key Informan dan Informan

didalam penelitian ini dapat dilihat sebagaimana table berikut :

Tabel III. 1: Key Informan dan Informan

NO Key Informan Keterangan


1 Kepala UPTD Parkir Dinas Perhubungan Kota
Pekanabaru
Informan
1 Kepala Seksi Parkir Dinas Perhubungan Kota
Pekanabaru
2 Petugas parkir Petugas parkir
3 Masyarakat Pengguna Jasa Parkir Masyarakat
Jumlah 4 orang
Sumber; Olahan Data Penelitian, 2020
34

Berdasarkan tabel diatas Key Informan dan Informan yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi Kepala UPTD Parkir, Kepala Seksi Parkir, Petugas parkir,

dan Masyarakat Pengguna Jasa Parkir sebanyak 4 Orang.

D. Teknik Penarikan Key Informan dan Informan

Berdasarkan pertimbangan penelitian dan pengelompokan key informan

dan Informan, Kepala UPTD Parkir, Kepala Seksi Parkir, Petugas

parkir,Masyarakat Pengguna Jasa Parkir dengan menggunakan teknik Purposive

Sampling yang merupakan teknik penentuan Key Informan dan Informan

berdasarkan suatu tujuan dan pertimbangan tertentu.

E. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari sumber di

lapangan yaitu Kepala UPTD Parkir, Kepala Seksi Parkir, Petugas

parkir,Masyarakat Pengguna Jasa Parkir, melalui wawancara terpimpin dengan

mengajukan pertanyaan yang meliputi pelaksanaan Pengelolaan Sampah di

Kecamatan Rengat.

2. Data Skunder

Data skunder adalah data atau informasi dan keterangan-keterangan yang

diperlukan penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti. Adapun data

skunder berupa Data parkir, penerimaan pendapatan retribusi parkir, Undang-

Undang, buku-buku, jurnal, laporan penelitian yang telah ada, serta data terkait

retribusi parkir yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penelitian.


35

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menghimpun data yang diperlukan, maka digunakan tekhnik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Yaitu Pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan

mengamati secara langsung peristiwa atau kejadian melalui cara yang

sistematik. Teknik ini akan membawa peneliti untuk dapat menangkap arti

fenomena dari segi pengertian subjek penelitian, dan dapat merasakan

pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi

Parkir Di Tepi Jalan Umum oleh UPTD Dinas Perhubungan Kota

pekanbaru dan apa yang dirasakan serta dihayati oleh subjek penelitian

sehingga meyakinkan peneliti bahwa subyek tersebut dapat menjadi

sumber data bagi penelitian.

2. Wawancara

Adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yaitu Kepala UPTD Parkir, Kepala Seksi

Parkir, Petugas parkir,Masyarakat Pengguna Jasa Parkir yang memberikan

jawaban atas pertanyaan terhadap pencapaian perda retribusi tarif parkir.

3. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pencatatan

atau pendokumentasian yang berhubungan dengan pelaksanaan Peraturan Daerah

Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum Tugas
36

Dinas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Indragiri Hulu dalam peneriamaan

tarif retribusi parkir yang akan diteliti, teknik ini digunakan untuk mendapatkan

tentang keadaan lokasi penelitian

G. Teknik Analisis Data


Setelah data yang diperoleh dari responden penelitian, lalu diolah untuk

selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan

metode deskritif, agar gambaran Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun

2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum (Studi Kasus Tarif Parkir Di

Tepi Jalan Umum Kota Pekanbaru) dapat diketahui.

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Dibawah ini akan dipaparkan mengenai jadwal pelaksanaan penelitian ini

dimulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2021. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel III.2 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian


JENIS KEGIATAN BULAN DAN MINGGU KE 2021
NO Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan UP f
2 Seminar UP t y
3 Revisi UP - p
4 Revisi Kuisioner i
5 Rekomendasi Survey p
6 Survey Lapangan i u
7 Analisis Data i i
8 Penyusunan Laporan ki i
Hasil Penelitian k
(skripsi) k
9 Konsultasi Revisi u i ii ki i
Skripsi k k
10 Ujian Konferensif pi
Skripsi l
11 Revisi Skripsi ui i
12 Penggandaan Skripsi
Sumber : Data Olahan Penelitian, 2021
37

I. Rencana Sistematika Laporan Penelitian

Sistematika penulisan dalam bab ini dibagi menjadi lima bab dengan

susunan sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang Latar belakang, rumusan masalah,

manfaat penelitian

BAB II :STUDI KEPUSTAKAAN

Bab ini memuat teori-teori yang digunakan sebagai

tinjauan/landasan dalam menganalisis batasan masalah yang telah

dikemukakan, kerangka pikir, dan hipotesis.

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan wilayah penelitian, metode

penelitian, variabel-variabel, operasional variabel, populasi

sampel, data dan sumber data, dan teknik analisis data dan

sistematika Penulisan Skripsi.

BAB IV :DESKRIPTIF LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran instansi yang menjadi objek

penelitian, dijelaskan pula sejarah lokasi penelitan dari awal

berdirinya.

BAB V :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis dalam penelitian serta berisi jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam perumusan

masalah.
38

BAB VI :PENUTUP

Pada bab ini hasil dalam penelitian di jelaskan secara ringkas dan

merupakan inti dari semua kegiatan yan dilakukan dalam

penelitian
39

DAFTAR KEPUSTAKAAN

A. Buku-buku

Anwar, Khairul. 2011. Ekonomi-Politik Formulasi Kebijakan Dalam Konteks


yang Berubah. Pekanbaru:Alaf Riau.

Budiarjo, Meriam. 2003. Dasar-dasar Imu Politik. Jakarta. Pt. Gramedia


Pustaka Utama.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta,


Gadjah Mada University Press.

Erwan Agus Purwanto dkk. 2010. Implementasi Kebijakan Publik, Gava


Media.

Handoko Hani, 2012. Manajemen. Yogyakarta, BPE-yogyakarta.

Islamy, M. Irfan. 2007. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.


Jakarta:Bumi Aksara.

Kansil, CST, dan Cristine. 2008. Sitem Pemerintah Indonesia. Jakarta, Bumi
Aksara.

Marihot P. Siahaan. 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Munaf, Yusri. 2015. Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru. Marpoyan


Tujuah.

Musanef, 2001, Sistem Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.

Nawawi, Zaidan. 2013. Manajemen Pemerintahan. Jakarta, Rajawali Pers.

Ndraha, Taliziduhu. 2002. Kybernology 1 & 2 (Ilmu Pemerintahan Baru).


Jakarta: Bineka Cipta.

. 2005. Kybernologi I dan II. Jakarta. Rineka


Cipta.Pembagunan.

Nurcholis, Hanif. 2005. Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi


Daerah, Jakarta, Grasindo

Rasyid, M. Ryass. 2010. Makna Pemerintahan : Tinjauan Dari Segi Etikadan


Kepemimpinan. Jakarta. Yasrif Watampone.
40

Syafiie, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. PT. Refika


Aditama: Bandung.

Syafhendri. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Pekanbaru. Vol I No 2 : 261-262. 2008.

Subarsono, AG. 2013. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiono, 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung, Alfabeta.

, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung,


Alfabeta.

Sutarto, 2003. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, PT Raja


Grafindo Persada.

Soeharto, Edi. 2008, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian


Strategis, Bandung, Refika Aditama.

Suharsimi, 2010. Prosedur Reklame. Jakarta, Rineka Cipta.

Tangkilisan, Hesel Nogi 2003. Kebijakan dan Manajemen Otonomi Daerah.


Yogyakarta, Lukman Offset.

Wahab, Solihin Abdul. 2004. Analisis Kebijaksanaan. Jakarta:Bumi Aksara.

Wasistiono, Sadu, Dkk. 2009.Perkenbangan Organisasi Kecamatan Dari


Masa ke Masa. Bandung: Fokus Media.

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media
Pressindo.

B. Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Retribusi Parkir Di Tepi


Jalan Umum.

Anda mungkin juga menyukai