Anda di halaman 1dari 45

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPAS

MELALUI PEMANFAATAN CHROME BOOK BERBANTUAN


GOOGLE WORKSPACE FOR EDUCATION PADA SISWA
SDN 03 MADIUN LOR

PROPOSAL TESIS

OLEH :
MAHFUR GUNAWAN
NIM. 2201202023

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
Oktober 2023
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPAS
MELALUI PEMANFAATAN CHROME BOOK BERBANTUAN
GOOGLE WORKSPACE FOR EDUCATION PADA SISWA
SDN 03 MADIUN LOR

PROPOSAL TESIS

Diajukan Kepada Universitas PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

OLEH :
MAHFUR GUNAWAN
NIM. 2201202023

PROGRAM STUDI MAGISTER


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
Oktober 2023

LEMBAR PERSETUJUAN

1
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPAS
MELALUI PEMANFAATAN CHROME BOOK BERBANTUAN
GOOGLE WORKSPACE FOR EDUCATION PADA SISWA
SDN 03 MADIUN LOR

OLEH :
MAHFUR GUNAWAN
NIM. 2201202023

Diajukan Kepada Universitas PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. MUHAMMAD HANIF, M.M., M.Pd. Dr. MOCH. RIFAI, M.Pd.I.


NIDN 0027126702 NIDN 0702086504

Mengetahui
Kaprodimag IPS

Dr. SUDARMIANI, M.Pd.


NIDN 0018036706
KATA PENGANTAR

2
Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah
Yang Maha Sempurna dan Mengetahui Segalanya. Atas rahmat Nya proposal
tesis ini mampu penulis selesaikan dengan segala kekurangan dan keterbatasan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai
pihak, segala kurangan dan keterbatasan penyusunan tesis ini tidak akan teratasi
dengan baik.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka
yang telah berjasa, yaitu kepada:
1. Ibu Dr. Sudarmiani, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan
proprosal tesis ini.
2. Bapak Dr. Muhammad Hanif, M.M., M.Pd. selaku Pembing I dan Bapak Dr.
Moch. Rifai, M.Pd.I. selaku pembimbing II yang penuh dengan kesabaran
telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari
proses awal penulisan hingga selesai. Dengan sifatnya yang kritis telah
berhasil membentuk wawasan berpikir penulis dalam menyikapi dan
mengatasi berbagai permasalahan.
3. Bapak Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi penulis
dalam mengembangkan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan
penulisan tesis di program Pascasarjana ini.
4. Ibu Kepala SDN 03 Madiun beserta bapak/ibu guru, yang telah mengijinkan
penulis untuk melaksanakan penelitian di SDN 03 Madiun Lor
5. Istri dan keluarga tercinta, yang selalu setia dan ikhlas mendukung setiap
kegiatan selama proses perkuliahan ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan di Program Studi Magister Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah berjasa dan banyak membantu penulis
baik selama masa perkuliahan sampai penyusunan tesis ini.

3
7. Semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang juga
telah membantu dalam proses penyusunan proposal tesis ini.
Semoga Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada semua pihak yang telah disebutkan
di atas yang telah berjasa membantu penulis dalam meraih cita-cita yang mulia
ini. Aamin-aamiin Ya Robbal Alamiin.

Madiun, Januari 2024


Penulis

4
DAFTAR ISI

JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Definisi Istilah 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10


A. Kajian Pustaka 10
1. Minat Belajar 10
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar 16
3. Mata Pelajaran IPAS Di Sekolah Dasar 17
4. Chromebook 18
5. Google Workspace For Education 21
B. Kerangka Berpikir 23
C. Hipotesis Tindakan 24
D. Kebaruan Penelitian (State of the Art) 24

BAB III METODE PENELITIAN 27


A. Tempat dan Waktu Penelitian 27
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 27

5
C. Subyek Penelitian 28
D. Teknik Pengumpulan Data 29
E. Prosedur Penelitian 31
F. Indikator Kinerja 33
G. Teknik Analisis Data 33

DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang telah Dilaksanakan tentang Minat Belajar dan
Penggunaan Chromebook dan Google Workspace 24
Tabel 3.1 Indikotar Kinerja 33

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. PTK Model Kemmis & Taggart 31

8
DAFTAR LAMPIRAN

1. Modul Ajar IPAS


2. Pedoman Observasi Kelas (Minat Belajar Siswa)
3. Pedoman Wawancara Minat Belajar Siswa
4. Kuesioner Minat Belajar

9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dari berbagai aspek. Melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang
unggul, berkompeten dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di era
globalisasi ini. Dengan pendidikan juga akan mampu mengembangkan segala
potensi dan ketrampilan serta kepribadian generasi penerus bangsa ini sebagai
penerus perjuangan untuk mewujudkan indonesia yang maju, sejahtera dan
bermartabat.
Hal ini sebagaimana termuat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (https://peraturan.bpk.go.id/
Details/43920/uu-no-20-tahun-2003)
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan merupakan
barometer kunci kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Hal ini disebabkan karena
perwujudan cita-cita bangsa hanya dapat dilakukan oleh penyelenggara
pembangunan yang memilki sumber daya manusia yang terdidik. Dengan
memiliki sumber daya manusia yang terdidik bangsa Indonesia akan mampu
menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju dan modern. Selanjutnya,
untuk menciptakan sumber daya manusia yang terdidik tersebut tentunya harus
melalui proses belajar. Belajar menjadi bagian penting dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang terdidik. Melalui kegiatan belajar akan terjadi proses
kegiatan untuk mengubah tingkah laku si objek belajar. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

1
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan

2
3

lingkungan. Perubahan tersebut tak lepas pula dari adanya minat yang dimiliki
oleh siswa dalam proses belajar.
Minat merupakan kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan
sebagai sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Menurut Rahmat
(2018:161) minat adalah suatu keadaan seseorang menaruh perhatian pada
sesuatu, yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui, memiliki,
mempelajari, dan membuktikan. Minat terbentuk setelah diperoleh informasi
tentang objek atau kemauan, disertai dengan keterlibatan perasaan terarah pada
objek kegiatan tertentu, dan terbentuk oleh lingkungan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang
ditunjukan dengan keinginan, kecendrungan untuk memperhatikan kegiatan
tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri
sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang. Minat merupakan unsur
psikologis yang menjadi sumber motivasi, minat mendorong (memotivasi)
seseorang dalam bertindak dan berbuat sesuai arah minatnya. Antara kebutuhan,
minat dan motivasi terdapat hubungan yang erat. Minat muncul karena ada rasa
kebutuhan dan kebutuhan menuntut adanya pemuasan. Pemuasan ini diperoleh
dari perbuatan (aktualisasi) minat, minat inilah yang akhirnya memotivasi
seseorang untuk berbuat sesuatu.
Minat belajar berkaitan dengan adanya perasaan tertarik dan juga senang
untuk belajar, adanya pasrtisipasi yang aktif, adanya kecenderungan untuk
memperhatikan dan daya konsentrasi yang besar, memiliki perasaan positif dan
kemauan belajar yang terus meningkat, adanya kenyamanan pada saat belajar, dan
dimilikinya kapasitas dalam membuat keputusan berkaitan dengan proses belajar
yang dijalaninya (Ria Yunitasari dan Umi Hanifah, 2020). Dengan demikian
minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat
siswa akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu yang diminatinya. Seorang siswa
yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memiliki rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruhnya. Minat
4

dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih


menyukai suatu hal yang menurutnya bermanfaat dari pada hal lainya yang tidak
sama sekali menurutnya tidak bermanfaat.
Namun demikian, kondisi tersebut seringkali belum sesuai dengan yang
terjadi di lapangan. Berdasarkan Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 5
Oktober 2023 menunjukan bahwa minat belajar IPAS pada siswa kelas V SDN 03
Madiun Lor Tahun Pelajaran 2023/2024 masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
data hasil observasi awal bahwa dari 28 siswa baru mencapai 40% yang
menunjukkan minat belajarnya baik. Penyebab masalah rendahnya minat belajar
siswa disebabkan oleh 2 faktor, yakni cara menyajikan materi pelajaran yang
disampaikan kurang menarik dan kurangnya kreativitas dan inovasi guru dalam
mengelola kelas. Media pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
Guru cenderung menggunakan buku teks sebagai sumber belajar di dalam kelas.
Penggunaan media pembelajaran yang dipadukan dengan perkembangan
teknologi belum diterapkan secara optimal.
Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran,
tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, kurang tertarik pada mata
pelajaran yang disampaikan dan perhatian siswa yang rendah dalam proses
pembelajaran. Seringkali ditemukan siswa mengantuk ketika guru menyampaikan
materi pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru, tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Siswa seringkali harus diingatkan untuk segera
menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Interaksi antar guru dengan siswa, siswa
dengan siswa tidak bisa berjalan dengan baik. Siswa tidak aktif untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran.
Siswa mudah menjadi jenuh atau bosan bahkan tidak konsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar.
Materi yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan siswa malas untuk
mempelajari materi tersebut. Penggunaan media yang kurang tepat dan bersifat
menoton juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Selain itu siswa kurang
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang disebabkan oleh
beberapa faktor internal dari siswa. Faktor-faktor yang dialami dan dihayati oleh
5

siswa dan hal ini akan menjadi penyebabnya terhadap proses belajar. Hal tersebut
tentunya dapat mengakibatkan para siswa akan merasa bosan dan menganggap
bahwa pelajaran IPAS itu membosankan.
Kondisi seperti ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Apabila hal ini diabaikan
dan tidak ditindaklanjuti maka akan berdampak kurang baik terhadap
perkembangan intelektual, emosional dan kepribadian siswa yang masih berada
dalam fase operasional-konkret.
Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi dalam suatu proses
pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan
pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan penggunaan
media pembelajaran yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap minat belajar
dan pemahaman siswa dalam menerima materi-materi yang disampaikan oleh
guru. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat
mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Media
pembelajaran yang tepat yaitu dengan memaksimalkan kemampuan siswa belajar
sendiri nantinya siswa akan mempunyai pengalaman berharga karena belajar
melalui pengalaman sendiri akan lebih mudah diingat oleh siswa. Penggunaan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar serta membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi materi pada saat
itu. Di samping membangkitkan minat belajar, media pembelajaran juga
membantu siswa meningkatkan pemahaman.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AP Astuti (2023)
menunjukkan bahwa penggunaan chromebook dalam pembelajaran IPAS
meningkatkan perolehan belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Sambirejo 02
Semarang, secara kualitatif, hal ini tampak dari hasil pengamatan dan hasil
wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan
senang terhadap penggunaan chromebook dalam pembelajaran dan cukup
memudahkan dalam memahami materi pembelajaran. Selanjutnya, penelitian
6

sejenis yang dilakukan oleh Mochammad Amirudin Ichda dkk (2023) juga
menunjukkan bahwa pemanfaatan chromebook dapat meningkatkan minat baca
siswa kelas rendah melalui implementasi cerita bergambar berbantuan aplikasi
Literacy Cloud di SDN Blimbing 2 Malang. Hal ini dibuktikan adanya beberapa
manfaat dari kegiatan ini yang dieroleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran di kelas. Pertama, guru mendapatkan pengalaman baru dengan
media dan sumber belajar yang mudah digunakan. Kedua, siswa lebih
bersemangat karena dapat secara langsung mengoperasikan chromebook, dan
yang ketiga siswa lebih fokus ketika memilih dan membaca cerita dengan gambar.
Penelitian lain terkait upaya peningkatan minat belajar dengan
memanfaatkan Google Workspace for Education telah dilakukan oleh Mufid
Dhiya Faliha (2022). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pemanfaatan media Google Classroom dalam pembelajaran daring pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: (1) Peserta didik dapat menerima materi
dengan mudah dikarenakan mereka sudah terbiasa menggunakan media tersebut;
(2) Peserta didik juga bisa mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan
dikarenakan media yang digunakan pada google classroom sangat bervariasi dan
lebih berwarna sehingga dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan. Selanjutnya, penelitian sejenis yang dilakukan oleh Erna
Rahayu (2021) menunjukkan bahwa penggunaan Google Workspace dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran daring di kelas 9B
MTs Negeri 1 Bantul Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan nilai rata – rata ulangan harian yaitu 77.5% pada siklus I dan 84%
pada siklus kedua. Jumlah peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM juga
mengalami peningkatan yaitu 76% pada siklus I dan 82.1% pada siklus 2.
Peningkatan keterlibatan peserta didik juga mengalami peningkatan yang
ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase jumlah peserta didik yang
mengumpulkan tugas tepat waktu yaitu 81.3% pada siklus 1 dan 2.
Merujuk pada hasil penelitian-penelitian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan chromebook maupun penggunaan Google
Workspace for Eduacation, dapat meningkatkan minat belajar maupun hasil
7

belajar siswa. Namun demikian, Apakah pemanfaatan chromebook dengan


berbantuan Google Workspace for Education juga mampu meningkatkan minat
belajar siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor ? Berdasarkan kondisi tersebut, maka
penelitian ini penting untuk dilaksanakan.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Guru dalam menyajikan materi pelajaran yang disampaikan kurang menarik
dan kurangnya kreativitas dan inovasi guru dalam mengelola kelas. Media
pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Guru cenderung
menggunakan buku teks sebagai sumber belajar di dalam kelas.
2. Guru dalam menggunakan media pembelajaran yang dipadukan dengan
perkembangan teknologi belum diterapkan secara optimal.
3. Siswa merasa kurang senang mengikuti pembelajaran, tidak terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran, kurang tertarik pada mata pelajaran yang
disampaikan dan perhatian siswa yang rendah dalam proses pembelajaran.
Seringkali ditemukan siswa mengantuk ketika guru menyampaikan materi
pembelajaran.
4. Siswa tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
dengan baik. Siswa seringkali harus diingatkan untuk segera menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
5. Siswa dalam berinteraksi guru maupun dengan siswa, tidak bisa berjalan
dengan baik. Siswa tidak aktif untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran.
6. Siswa mudah jenuh atau bosan bahkan tidak konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar. Materi
yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan siswa malas untuk mempelajari
materi tersebut.
8

C. Rumusan Masalah dan Pemecahannya


Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini dapat disusun sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pemanfaatan chromebook berbantuan Google Workspace for
Education untuk meningkatkan minat belajar pada siswa kelas V SDN 03
Madiun Lor?
2. Apakah pemanfaatan chromebook berbantuan Google Workspace for
Education dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas V SDN 03
Madiun Lor?

Pemecahan terhadap masalah yang telah dirumuskan dapat dilakukan


sebagai berikut.
1. Guru merancang kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPAS dengan
memanfaatkan chromebook berbantuan Google Workspace for Education
2. Guru melaksanakan proses kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPAS
dengan memanfaatkan chromebook berbantuaan Google Workspace for
Education
3. Guru melaksanakan proses evaluasi/penilaian pada pembelajaran mata
pelajaran IPAS dengan memanfaatkan chromebook berbantuan Google
Workspace for Education
4. Guru melaksanakan proses refleksi setelah kegiatan pembelajaran mata
pelajaran IPAS dengan memanfaatkan chromebook berbantuaan Google
Workspace for Education

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peningkatan minat belajar IPAS
melalui pemanfaatan chromebook berbantuan Google Workspace for
Education pada siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor.
9

2. Untuk mengetahui dapat atau tidaknya meningkatkan minat belajar pada siswa
kelas V SDN 03 Madiun Lor melalui pemanfaatan chromebook berbantuan
Google Workspace for Education.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
Sebagai bahan rujukan dan masukan dalam upaya meningkatkan minat belajar
siswa
2. Bagi Siswa
Sebagai motivasi untuk lebih bersemangat dalam meningkatkan minatnya
dalam kegiatan pembelajaran
3. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan kajian untuk dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan
yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum sekolah

F. Definisi Istilah
Beberapa definisi istilah yang perlu Peneliti kemukakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Minat belajar
Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar pada dasarnya adalah
penerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.
2. IPAS
IPAS adalah salah satu mata pelajaran Kurikulum Merdeka yang mempelajari
ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup, benda mati, dan interaksinya dalam
alam semesta ini. IPAS mengkaji makhluk hidup dan benda mati di alam
semesta serta interaksinya, sekaligus mempelajari kehidupan manusia sebagai
individu dan makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya.
10

3. Chromebook
Chromebook adalah jenis komputer baru yang dirancang untuk membantu
Anda menyelesaikan berbagai aktivitas dengan lebih cepat dan lebih mudah.
Chromebook menjalankan ChromeOS, sistem operasi dengan penyimpanan
cloud, memiliki fitur bawaan terbaik dari Google, serta keamanan berlapis.
4. Google Workspace for Education
Google Workspace for Education adalah serangkaian alat dan layanan Google
yang disesuaikan bagi sekolah dan homeschool untuk berkolaborasi,
menyederhanakan instruksi, dan menjaga pembelajaran tetap aman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Minat Belajar
a. Pengertian minat
Setiap orang ketika melakukan suatu hal, tentunya akan didasari oleh
suatu perasaan yang disebut dengan minat. Suharni Rahayu, dkk (2019)
menyatakan bahwa minat sering diartikan sebagai rasa senang atau tidak
senang dalam menangani suatu objek, maka tidak mungkin seseorang yang
tidak ingin tahu tentang pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik. Ketertarikan individu terhadap suatu objek akan lebih terlihat jika objek
tersebut sesuai dengan keinginan dan keinginan orang yang bersangkutan.
Sedangkan, Shalahudin (dalam Darmadi 2017) mengatakan minat adalah
perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Pernyataan Salahudin di
atas memberikan pengertian bahwa minat berkaitan dengan rasa senang atau
tidak senang. Oleh karena itu, minat sangat menentukan sikap yang
menyebabkan seseorang aktif dalam satu pekerjaan atau situasi, atau dengan
kata lain minat dapat menjadi sebab atau faktor motivasi dari suatu kegiatan.
Selanjutnya, Rahmat (2018:161) menjelaskan bahwa minat adalah suatu
keadaan seseorang menaruh perhatian pada sesuatu, yang disertai dengan
keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari, dan membuktikan.
Sementara Parnawi (2019:73) mengemukakan bahwa minat adalah sebuah
kecenderungan yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara menetap
dengan tujuan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.
Minat terbentuk setelah diperoleh informasi.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam
melakukan kegiatan dengan baik, sebagai aspek kejiwaan, minat tidak saja
dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh

11
12

perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.


Sejalan dengan yang diungkapkan diatas maka sah mengemukakan bahwa
minat adalah “kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu”.
Minat merupakan suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan
pada suatu kegiatan yang ditunjukan dengan keinginan, kecendrungan untuk
memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh,
dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dan diikuti dengan perasaan yang
senang. Minat merupakan unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi,
minat mendorong (memotivasi) seseorang dalam bertindak dan berbuat
sesuai arah minatnya. Antara kebutuhan, minat dan motivasi terdapat
hubungan yang erat. Minat muncul karena ada rasa kebutuhan dan kebutuhan
menuntut adanya pemuasan. Pemuasan ini diperoleh dari perbuatan
(aktualisasi) minat, minat inilah yang akhirnya memotivasi seseorang untuk
berbuat sesuatu.
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Sehingga
minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa
siswa lebih menyukai suatuhal daripada hal lainya. minat itu timbul dari
dalam diri seseorang tampa ada yang menyuruhnya dan memeiliki rasa yang
besar dan minat juga tertanam dalam diri sendiri sebab dengan minat
seseorang akan melakukan seseuatu yang diminati dan sebaliknya jugga
tanpa dengan adanya minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu meski
disuruh karena tidak ada yang tertanam dalam dirinya tentang minat yang
disuruhnya tersebut.
b. Pengertian belajar
Belajar sebagai proses suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya.
Melalui belajar akan terjadi suatu proses perubahan di dalam kepribadian
13

manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan


kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
kemampuan dan lain-lain. Menurut Darman (2020) bahwa belajar pada
hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu. Ismail dan Aflahah (2019) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan individu yang berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya ke arah yang baik maupun tidak baik. Sedangkan Khuluqo (2017)
belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal. Selanjutnya menurut Amral dan Asmar (2020)
menyatakan bahwa belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan untuk
yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat
tergantung pada keberhasilan proses belajar di sekolah dan lingkungannya.
Memperkuat pernyataan, Purwanto (2017) menyatakan bahwa “belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarahkepadatingkahlaku yanglebih buruk.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang
didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang
lainnya. belajar adalah persiapan sesorang untuk menuju memperbaiki diri
untuk mencapai perubahan yang di inginkan agar dapat beradaptasi dengan
lingkunanya, seringkali perubahan di setiap orang itu berbedabeda tidak
mesti sama tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar maupun dalam tahap perkembangan dan
pertumbuhan tidak termasuk dalam perubahan belajar.
c. Pengertian minat belajar
14

Belajar dan mengajar merupakan dua kosep yang tak dapat


dipisahkan satu sama lainya. Belajar menunjukan pada apa yang diharuskan
seseorang sebagi subyek yang harus menerima pelajaran (sasaran didik)
sedangkan mengajar menunjukan pada apa yang harus dilakukan guru sebagi
pengajar. Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar
adalah suatu proses yang ditandi dengan adanya perubahan pada diri sesorng.
Perubahan sebagi hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya dan daya
reaksi,daya penerimaannya dan daya pengingatannya dan lain-lain aspek
yang ada pada individu.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
intraksi dengan lingkungan. Jadi belajar aktif adalah suatu system belajar
mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara pisik, mental intelektual
dan emosional. Guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
anatara aspek kongnitip,apektif,dan pisikomotorik. Dari beberapa pengertian
minat belajar yang telah dikrmukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
minat belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu dari hasil
pengalaman dan latihan perubahan tingkah laku tersebut. Baik dalam aspek
pengetahuanya, keterampilannya, maupun sikapnya. Jadi, belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, belajar bukan
hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalamai secara
langsung.
d. Faktor-faktor yang Menentukan Minat Belajar
Minat belajar dipengaruhi oleh berbagai hal baik yang berasal dari
faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor ini menentukan tinggi
rendahnya minat belajar peserta didik.
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Syahputra (2020:21) bahwa faktor
internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal dari
dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain pemusatan perhatian,
keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan. a. Perhatian dalam belajar yaitu
15

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas seseorang yang ditujukan


kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar b. Keingintahuan adalah
perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui sesuatu; dorongan kuat
untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu c. Kebutuhan (motif) yaitu
keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan d.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Faktor eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa
meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Undang-undang Nomor 2
Tahun 1998 Tentang Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidkan
keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama,
nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Pertama yaitu aspek keluarga
terdiri dari: (a) Cara Orang Tua Mendidik Anak Cara orang tua mendidik
anak besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang tidak
memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang
berhasil dalam belajarnya; (b) Suasana Rumah Untuk menjadikan anak
belajar dengan baik perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan
tenteram. Jika suasana rumah tenang, seorang anak akan betah tinggal di
rumah dan anak dapat belajar dengan baik; (c) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi belajar anak; Kedua
yaitu aspek sekolah yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari: (a) Metode
mengajar. Metode mengajar mengajar merupakan suatu cara/jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka
metode mengajar diusahakan yang semenarik mungkin; (b) Relasi Guru
dengan Siswa Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa, dapat
menyebabkan proses belajarmengajar kurang lancar; (c) Disiplin
Kedisiplinan sekolah sangat erat hubungannya dengan kerajinan siswa pergi
ke sekolah dan juga belajar. d. Keadaan Gedung Jumlah siswa yang banyak
16

serta karakteristik masing-masing yang bervariasi, mereka menuntut keadaan


gedung harus memadai dalam setiap kelas. e. Alat Pelajaran Mengusahakan
alat pelajaran yang baik dan lengkap perlu agar guru dapat belajar dan
menerima pelajaran dengan baik. 3. Aspek masyarakat terdiri dari: a. Bentuk
Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat di sekitar juga dapat
menpengaruhi belajar anak. Pengaruh tersebut dapat mendorong semangat
anak atau siswa belajar lebih giat atau sebaliknya. b. Teman Bergaul Agar
siswa dapat belajar dengan baik, maka diusahakan agar siswa memiliki teman
bergaul yang baik dan pengawasan dari orang tua serta pendidik harus cukup
bijaksana. Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk
dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap diri siswa, dan sebaliknya.
e. Indikator Minat Belajar
Menurut Syahputra (2020), indikator minat ada empat yaitu: (1)
Perasaan senang, siswa yang memiliki perasaan senag atau suka terhadap
suatu mata pelajaran akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya tersebut
sehingga siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam tentang ilmu
tersebut. (2) Ketertarikan siswa, ketertarikan akan mendorong siswa
cenderung untuk merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa
berubah pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. (3)
Perhatian siswa, perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian. (4) Keterlibatan siswa, keterlibatan ini akan
mengakibatkan orang tersebut merasa senang dan tertarik untuk mengerjakan
kegiatan dari objek tersebut. Menurut Friantini dan Winata (2019, p.7),
indikator minat belajar yaitu adanya perasaan senang terhadap pembelajaran,
adanya pemusatan perhatian dan pikiran pembelajaran, adanya kemauan
untuk belajar, adanya kemauan dalam diri untuk aktif dalam pembelajaran,
adanya upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan untuk belajar.
beberapa indikator yang menentukan minat sesorang terhadap sesuatu antara
lain: (1) Keinginan, (2) Perasaan senang, (3) Perhatian, (4) Perasaan tertarik,
(5) Giat belajar, (6) Mengerjakan tugas, (7) Menaati peraturan. Dari beberapa
17

pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa indikator yang menandakan


siswa memiliki minat belajar adalah adanya perasaan positif terhadap
pembelajaran, adanya kenyamanan saat proses pembelajaran, adanya
keinginan untuk menjadi lebih aktif dan keingan untuk mengerjakan tugas,
adanya kemampuan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan
pembelajaran.
Eriyanto (2017, p.369), menyatakan bahwa upaya meningkatkan
minat belajar siswa tak terlepas dari peran guru sebagai pengelola kelas guru
hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik sehingga dapat membangitkan
minat belajar siswa. Marleni (2016, pp.151-152), minat belajar di pengaruhi
oleh faktor ekternal dan internal. Dimana faktor internal tersebut antara lain
perhatian siswa yang muncul karena rasa ingin tahu, sikap siswa dan bakat
siswa. Lalu faktor eksternal yaitu faktor skolah dan factor keluarga. Menurut
Kicardo dan Meilani ( 2017, p.191), upaya dalam meningkatkan minat
belajar sangatlah variatif. Salah satunya adalah melalui peran guru, guru bias
meningkatkan minat siswa dengan cara menciptakan lingkungan belajar
kondusif & kooperatif, melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran melalui
komunikasi positif, dan melakukan pendekatan pengetahuan dan
implementasi materi pada kehidupan sehari hari siswa. Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan minat belajar
di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti peran orang tua, lingkungan, rasa
keingin tahuan siswa dan komunikasi yang positif.

2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


Anak usia sekolah dasar merupakan masa untuk berfikir secara konkret
(berkaitan dengan dunia nyata) dan masa berakhirnya berfikir khayal. Selain
itu, anak usia sekolah dasar berada diantara usia 7-12 tahun dan masuk dalam
tahapan operasi konkret. Riri Zulvira (2021) menyatakan bahwa pembelajaran
disekolah dasar terbagi menjadi dua bagian yaitu pembelajaran untuk siswa
kelas rendah dan pembelajaran untuk siswa kelas tinggi. Pembelajaran untuk
siswa kelas rendah merupakan pembelajaran yang dilaksanakan untuk siswa
18

yang berada pada kelas 1, 2 dan 3 sedangkan proses pembelajaran yang untuk
siswa kelas tinggi yaitu untuk siswa yang berada pada kelas 3,4 dan 5.
Meskipun siswa sekolah dasar berada pada fase perkembangan yang sama
namun ada perbedaan-perbedaan yang harus diketahui oleh guru sekolah dasar
agar dapat menyusun pembelajaran yang sesuai. Terutama pada siswa kelas
rendah. Siswa kelas rendah merupakan masa transisi pembelajaran dasar siswa.
Sehingga guru harus dapat dipastikan untuk dapat mendesain pembelajaran
yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa.
Oleh sebab itu perlunya guru memahami karakteristik siswa kelas
rendah. Maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memberikan
informasi kepada guru sekolah dasar mengenai karakteristik siswa kelas rendah
sekolah dasar agar guru dapat mengembangkan pembelajaran yang bermakna
kepada siswa
Perkembangan intelektual anak usia sekolah dasar merupakan masa
berakhirnya berfikir khayal dan mulai berfikir konkret (berkaitan dengan dunia
nyata. Periode ini ditandai dengan tiga kecakapan baru, yaitu: (1) kemampuan
mengelompokkan benda-benda berdasrkan ciri-ciri yang sama, (2)
menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan, dan (3)
memecahkan masalah yang sederhana. Selain itu, anak usia sekolah dasar sudah
dapat mereaksi rangsangan intelektual maupun melaksanakan tugas belajar
(membaca, menulis, dan menghitung)

3. Mata Pelajaran IPAS Di Sekolah Dasar


Salah satu bagian terpenting dalam implementasi Kurikulum Merdeka
sebagai upaya untuk membenahi sistem pendidikan dasar di Indonesia adalah
dengan adanya penggabungan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS). Menurut Purnawanto (2022) bahwa penggabungan tersebut didasarkan
atas pertimbangan bahwa siswa pada jenjang sekolah dasar cenderung melihat
segala sesuatu secara utuh dan terpadu. Selain itu, mereka masih ada dalam
tahap berpikir sederhana/konkret dan menyeluruh namun tidak detail, sehingga
19

penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS tersebut diharapkan dapat memicu
siswa untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.
Selanjutnya, Susilowati (2023) menjelaskan bahwa realita yang ditemui di kelas
ketika pembelajaran IPAS, yakni guru bersifat dominan dengan mengajarkan
IPAS secara terpisah antara IPA dan IPS, serta materi yang disampaikan hanya
bersifat informatif dan menghafal. Pembelajaran IPAS yang dilakukan guru
hanya menghafal konsep, istilah, dan teori sehingga pelajaran yang seharusnya
secara terpadu dalam satu kesatuan sebagai proses, sikap, dan aplikasi menjadi
terabaikan.
Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas, maka pembelajaran
IPAS merupakan integrasi dari mata pelajaran IPA dan IPS. Materi IPS menjadi
bagian dari IPAS dalam proses pembelajarannya. Sedangkan cakupan mata
pelajaran IPAS di jenjang sekolah dasar ada disetiap fase A, B, dan C. Namun
Demikian untuk fase A yaitu kelas 1 dan 2 IPAS dilebur dengan mata pelajaran
lain, sedangkan untuk fase B kelas 3 dan 4, serta fase C kelas 5 dan 6 capaian
pembelajaran IPAS dipisah dan disajikan dalam mata pelajaran bernama IPAS.

4. Chromebook
a. Pengertian chromebook
Chromebook merupakan perangkat komputer/laptop yang sama
dengan yang laptop pada umumnya. Perbedaannya hanya pada sistem operasi
yang digunakan, yaitu Chrome OS. Situs web resmi Chromium OS juga
menunjukkan bahwa perbedaan paling signifikan antara Chromium OS dan
Chrome OS adalah bahwa logo yang pertama berwarna biru 11 sedangkan
yang kedua memiliki tiga warna (hijau, kuning, dan merah) dan terlihat di
setiap tutup Chromebook (Chromium, 2020)
Chromebook dilengkapi dengan Chrome Device Management (CDM)
sebagai perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan pendaftaran
(enrollment) Chromebook pada domain belajar.id. Pendaftaran (enrollment)
dilakukan oleh penyedia jasa yang memiliki syarat tertentu.
20

Sekolah yang menerima bantuan Chromebook dapat mengakses


perangkat dengan menggunakan Akun belajar.id.Pengaturan utama pada
Google Chrome di perangkat Chromebook yang telah dilakukan enrollment,
yakni: belajar.id, belajar.kemdikbud.go.id, mail.google.com, calendar.
google.com, drive.google.com dan classroom.google.com

b. Karakteristik chromebook
Chromebook memiliki karakteristik khususnya dibandingkan dengan
jenis laptop lainnya. Menurut Nuritia Ramadhani (2022) bahwa Chrome OS
atau OS Chromebook adalah sistem operasi keluaran Google khusus untuk
laptop Chromebook, yaitu sebuah perangkat baru yang dirancang untuk
membantu para penggunanya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
dengan cepat dan mudah. Laptop Chromebook yang menjalankan OS
Chromebook memiliki penyimpanan berbasis cloud, berbagai fitur terbaik
dari Google serta keamanan berlapis sehingga tentunya sangat berbeda
apabila dibandingkan dengan laptop pada umumnya.
Sistem operasi ini pertama kali dirilis pada tahun 2012 dan memiliki
kemiripan dengan Android karena memiliki kernel Linux, namun Chrome OS
lebih mengandalkan aplikasi web dengan semua layanan Google.
Chromebook tentunya memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan untuk
penggunaannya. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai keunggulan dan
kekurangan Chromebook, mari kita kupas dulu mengenai spesifikasi
Chromebook:
Chromebook umumnya memiliki spesifikasi yang lebih rendah
daripada laptop pada umumnya. Hanya bermodalkan Chrome OS,
Chromebook hanya memiliki spesifikasi minimum untuk digunakan yaitu:
1) Prosesor Intel Celeron Series atau MediaTek
2) RAM 2 GB atau 4 GB
3) Memori penyimpanan 64 GB
4) Layar HD (1.366 x 768 piksel)
21

Walaupun memiliki RAM minimal 2 GB hingga 4 GB, penggunaan


Chromebook sudah terbilang maksimal dan dapat digunakan secara multi-
tasking tanpa adanya gangguan atau lag yang berarti. Chrome OS sangatlah
ringan sehingga tidak memerlukan banyak memori penyimpanan, umumnya
Chromebook memiliki memori penyimpnanan hingga 32 GB, namun
pengguna dpat penggunakan slot microSD untuk memperluas penyimpanan
internal hingga 64 GB.
Selain itu Google menyediakan penyimpanan gratis di Google Drive
hingga 100 GB untuk setiap pembelian Chromebook hingga dua tahun. Tidak
hanya itu saja, laptop Chromebook menawarkan tampilan layar beresolusi
Full HD untuk beberapa series-nya. Tentunya perlu diingat spesifikasi
Chromebook tersebut ditujukan untuk orang-orang yang sering
menghabiskan waktunya di browser Chrome dan terhubung ke jaringan
internet.
Selanjutnya Nuritia Ramadhani (2022) menjelaskan bahwa Chrome
OS memiliki beberapa fitur menarik yang tidak akan Anda temui pada OS
lainnya. Selain itu Chrome OS memiliki beberapa keunggulan menarik yaitu:
1) Tampilan yang sederhana dan mudah digunakan: Chrome OS
memiliki user interface (UI) yang mudah dipahami oleh penggunanya
sehingga para penggunanya dapat dengan mudah menemukan aplikasi
yang dibutuhkan lewat menu yang tersedia.
2) Baterai tahan lebih lama: Chrome OS memiliki keunggulan baterai yang
tahan lama yaitu tahan hingga 12 jam dalam sekali charge.
3) Dapat diakses secara offline: Chrome OS tidak hanya dapat diakses
secara online, namun bisa juga secara offline. Anda dapat mengakses
dokumen dan menyelesaikan pekerjaan hingga membuka email
secara offline. Untuk mengakses Chrome OS secara offline, pengguna
harus mengaktifkan pre-download content dan memastikan offline
access telah diaktifkan.
4) Fitur backup secara otomatis: Tidak perlu khawatir apabila perangkat
Anda rusak atau mati mendadak, Chrome OS akan melakukan backup
22

secara otomatis dengan dokumen Anda saat Anda terhubung dengan


jaringan internet.
5) Terhindar dari malware: Chrome OS memiliki fitur Verified Boot yaitu
sistem yang akan mengcek keamanan termasuk aplikasi yang berjalan di
background demi mencegah malware masuk.
6) Populer untuk edukasi: Chromebook sering digunakan untuk aktivitas
pembelajaran dan pengajaran karena harga yang murah dan memiliki
baterai yang tahan lama. Selain itu penyimpanan sistem cloud
membuat sharing dokumen menjadi lebih mudah dan laptop siswa dapat
dimonitor lebih mudah oleh guru (administrator).
7) Sangat ringan dan mudah dibawa-bawa: Chromebook sangatlah ringan
baik dari segi perangkat ataupun harganya. Untuk beratnya sendiri,
Chromebook hanya mencapai 1,3kg untuk yang paling ringan dan
harganya terjangkau yaitu mulai dari harga Rp 3 jutaan.
Namun demikian, Chromebook juga memiliki kekurangan pada
kemampuan komputasinya yang terbatas sehingga tidak dapat menjalankan
aplikasi dengan keperluan sumber daya yang intensif, seperti aplikasi
pengeditan foto atau pengeditan video berbasis lengkap yang besar.
Chromebook tidak memiliki ruang penyimpanan internal yang besar sehingga
untuk fitur hiburan hanya bergantung pada layanan online streaming seperti
Youtube atau Netflix dan aplikasi prodktivitas kantor dari Google juga yang
merupakan aplikasi berbasis web.
Hal yang harus diingat bahwa Chrome OS dikembangkan untuk
komputer berbasis cloud sehingga penggunanya harus memastikan memiliki
koneksi internet untuk menggunakan perangkat ini walaupun perangkat ini
tetap bisa diakses secara offline untuk beberapa aplikasi tertentu. Untuk
menyalakan Chromebook dan masuk ke akun, silakan ikuti langkah berikut:
1) Buka Chromebook dan nyalakan dengan klik tombol
kunci pada keyboard.
2) Pilih bahasa yang akan digunakan dan klik Let’s go.
3) Sambungkan perangkat ke internet.
23

4) Masuk dengan menggunakan email @belajar.id dan password nya,


kemudian klik masuk/sign

5. Google Workspace For Education


Google Workspace for Education merupakan serangkaian alat dan
layanan Google yang disesuaikan bagi sekolah dan homeschool untuk
berkolaborasi, menyederhanakan instruksi, dan menjaga pembelajaran tetap
aman. Menurut Betty Marlina (2021) bahwa Google Workspace for Education
ialah produk google yang berisikan alat produktivias dan kolaboratif yang
tersedia penyimpanan cloud untuk lembaga pendidikan sebagai salah satu
fasilitas dari proses pembelajaran. Untuk menggunakan google workspace for
education membutuhka koneksi internet, web browser serta perangkat selular,
seperti android, IOS, dan Windows. Google Workspace for Education
menawarkan berbagai opsi untuk memenuhi kebutuhan organisasi, diantaranya:
1) Google Workspace for Education Fundamentals—Menyediakan alat
untuk membantu proses belajar dan mengajar, seperti Classroom, Google
Meet, Google Dokumen, Google Formulir, serta Google Chat.
2) Google Workspace for Education Standard—Alat yang sama seperti
Education Fundamentals, tetapi dilengkapi fitur keamanan canggih dan
kontrol administrasi yang ditingkatkan.
3) Teaching and Learning Upgrade—Menambahkan kemampuan
komunikasi video yang ditingkatkan, add-on Classroom, serta berbagai
fitur dan alat lainnya untuk edisi Education Fundamentals atau Education
Standard Anda.
4) Google Workspace for Education Plus—Mencakup semua fitur dalam
Education Standard dan Teaching and Learning Upgrade dengan fitur
tambahan untuk layanan tertentu, seperti pelacakan kehadiran di Google
Meet.
Education Fundamentals gratis untuk semua institusi yang memenuhi
syarat. Education Standard, Teaching and Learning Upgrade, dan Education
Plus didapatkan dengan langganan berbayar.
24

Selanjutnya Betty Marlina (2021) menjelaskan bahwa pada


pemanfaatan Google Workspace for Education semua telah digunakan dengan
maksimal dengan menggunakan beberapa apliaksi yang ada di Aplikasi Google
tersebut. Aplikasi yang sering digunakan guru responden dari seperangkat
Google Workspace for Education diantaranya Google Classroom untuk
membuat kelas daring, Google Drive untuk penyimpanan file dan arsip, Google
Form untuk daftar kehadiran dan ulangan siswa, Google Sheets, Google Docs,
dan Google Slides untuk pembuatan bahan ajar baik berupa pengelolaan kata,
nilai ataupun presentasi, kemudian Gmail sebagai alat komunikasi, Calendars
sebagai pengingat, Jamboard sebagai papan tulis virtual, serta penggunaan
Google Meet untuk melaksanakan tatap maya dengan peserta didik serta
aplikasi Google Workspace lainnya.

B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan acuan kerangka berpikir
sebagai berikut.

Kondisi Awal :
Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPAS

Tindakan :
Pemanfaatan Chromebook berbantuan Google Workspace for
Education

Hasil yang diharapkan :


Meningkatkanya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran
IPAS
25

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan gambar 2. Dapat diuraikan bahwa berdasarkan hasil observasi


awal, ditemukan bahwa minat belajar IPAS Siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor
masih rendah. Selanjutnya, untuk mengatasi permasalahan tersebut guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan Chromebook
berbantuan Google Workspace for Education. Harapannya setelah penggunaan
Chromebook berbantuan Google Workspace for Education Chromebook
berbantuan Google Workspace for Education dapat meningkatkan minat belajar
siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor terhadap mata pelajaran IPAS.

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemanfaatan chromebook
berbantuan Google Workspace For Education dapat meningkatkan minat belajar
IPAS pada siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor.

D. Kebaruan Penelitian (State of the Art)


Penelitian dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dengan
menggunakan chromebook maupun google workspace for education telah
dilaksanakan oleh para peneliti sebelumnya, antara lain :

Tabel 2.1 Penelitian yang telah Dilaksanakan tentang Minat Belajar dan
Penggunaan Chromebook dan Google Workspace
Tahun Judul Peneliti
2023 Penggunaan Chromebook Pada Peserta Didik Ayu Puji Astuti,
Kelas V SD Negeri Sambirejo 02 Semarang Suyoto Sumarno,
dan Endang
Rumiarci
2023 Pemanfaatan Chromebook dalam Mochammad
Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas Rendah Amirudin Ichda,
Melalui Implementasi Cerita Bergambar Astika Berliana
26

Tahun Judul Peneliti


berbantuan Aplikasi Literacy Cloud Wanti, Hariyanto,
dan Ade Eka
Anggraini
2022 Pemanfaatan Media Google Classroom Dalam Mufid Dhiya
Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Faliha
Pendidikan Kewarganegaraan.
2021 Penggunaan Google Workspace untuk Erna Rahayu
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada
Pembelajaran Daring

Berdasarkan tabel 2.1. penelitian yang dilakukan oleh AP Astuti (2023)


menunjukkan bahwa penggunaan chromebook dalam pembelajaran IPAS
meningkatkan perolehan belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Sambirejo 02
Semarang, secara kualitatif, hal ini tampak dari hasil pengamatan dan hasil
wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan
senang terhadap penggunaan chromebook dalam pembelajaran dan cukup
memudahkan dalam memahami materi pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Amirudin Ichda (2023)
menunjukkan bahwa pemanfaatan chromebook dapat meningkatkan minat baca
siswa kelas rendah melalui implementasi cerita bergambar berbantuan aplikasi
Literacy Cloud di SDN Blimbing 2 Malang. Hal ini dibuktikan adanya beberapa
manfaat dari kegiatan ini yang dieroleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran di kelas. Pertama, guru mendapatkan pengalaman baru dengan
media dan sumber belajar yang mudah digunakan. Kedua, siswa lebih
bersemangat karena dapat secara langsung mengoperasikan chromebook, dan
yang ketiga siswa lebih fokus ketika memilih dan membaca cerita dengan gambar.
Penelitian lain terkait upaya peningkatan minat belajar dengan
memanfaatkan Google Workspace for Education telah dilakukan oleh Mufid
Dhiya Faliha (2022). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pemanfaatan media Google Classroom dalam pembelajaran daring pada Mata
27

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: (1) Peserta didik dapat menerima materi


dengan mudah dikarenakan mereka sudah terbiasa menggunakan media tersebut;
(2) Peserta didik juga bisa mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan
dikarenakan media yang digunakan pada google classroom sangat bervariasi dan
lebih berwarna sehingga dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Erna Rahayu (2021) menunjukkan bahwa
penggunaan Google Workspace dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada pembelajaran daring di kelas 9B MTs Negeri 1 Bantul Tahun Pelajaran
2021/2022. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata – rata ulangan
harian yaitu 77.5% pada siklus I dan 84% pada siklus kedua. Jumlah peserta didik
yang mencapai nilai di atas KKM juga mengalami peningkatan yaitu 76% pada
siklus I dan 82.1% pada siklus 2. Peningkatan keterlibatan peserta didik juga
mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase
jumlah peserta didik yang mengumpulkan tugas tepat waktu yaitu 81.3% pada
siklus 1 dan 2.
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan chromebook maupun penggunaan Google Workspace for
Eduacation, dapat meningkatkan minat belajar maupun hasil belajar siswa.
Namun demikian, dalam kegiatan penelitian-penelitian belum adanya
penggabungan kedua media / variabel tersebut. Maka, Peneliti akan melakukan
penelitian dengan penggabungan kedua media tersebut dengan judul pemanfaatan
chromebook yang berbantuan Google Workspace for Eduacation untuk
meningkatkan minat belajar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 03 Madiun Lor yang beralamat di
Jalan Yos Sudarso No 102, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2023
sampai dengan Maret 2024.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan
kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh.
Sugiyono (2019:18) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari generalisasi.
Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang lebih memperhatikan fenomena yang terjadi yang dialami oleh subjek
penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui permasalahan di kelas
dan diuraikan secara deskriptif disertai dengan kata-kata yang memperkuat
temuan yang ada.

28
29

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
kualitatif yang dilakukan oleh seseorang secara individual atau kolektif, yang
bertujuan untuk mengubah atau memperbaiki permasalahan dalam suatu
kelompok.
Menurut Zainal Aqib, (2020:3) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat. Menurut Niken Septatiningtyas, dkk
(2020:5) mengatakan bahwa PTK adalah suatu pengamatan yang menerapkan
tindakan di dalam kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu atau dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi
penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan bersama di kelas secara profesional sehingga diperoleh peningkatan
pemahaman atau kualitas atau target yang telah ditentukan. Menurut Iwan
Ramadhan, dkk 2021:1 mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan terjemahan dari Clasroom Action Research yaitu suatu action
research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai pengertian dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di dalam
kelas dengan menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.

C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas V SDN 03 Madiun
Lor dengan jumlah 22 siswa, dengan perincian 12 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Selain siswa, subjek penelitian ini juga melibatkan seorang guru yang
menjabat sebagai guru kelas beserta wali kelas. Alasan peneliti mengambil subjek
30

penelitian ini yaitu dengan pertimbangan dari hasil-hasil observasi dan wawancara
yang telah diuraikan pada latar belakang masalah.

D. Teknik Pengumpulan Data


Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data maka metode
pengumpulan data merupakan langkah yang paling vital dalam suatu penelitian.
Peneliti yang melakukan penelitian tidak akan mendapatkan data yang diinginkan
jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data. Menurut Sugiyono
(2018:224) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sekunder.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), wawancara
(interview), kuisioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya. Menurut
Yusuf (2014:372) keberhasilan dalam pengumpulan data banyak ditentukan oleh
kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian.
Peneliti dapat melakukan wawancara dengan subjek yang diteliti, mampu
mengamati situasi sosial yang terjadi dalam konteks yang sesungguhnya. Peneliti
tidak akan mengakhiri fase pengumpulan data sebelum peneliti yakin bahwa data
yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi
sosial yang diteliti mampu menjawab rumusan masalah dari penelitian, sehingga
ketepatan dan kredibilitas tidak diragukan oleh siapapun.
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
31

1. Observasi.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku non verbal yakni dengan menggunakan teknik
observasi. Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar
tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dalam penelitian
ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kegiatan proses
pembelajaran kelas V SDN 03 Madiun Lor. kunci keberhasilan dari observasi
sebagai teknik dalam pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti
itu sendiri, karena peneliti melihat dan mendengarkan suatu objek penelitian
dan kemudian peneliti menyimpulkan dari apa yang diamati.
Peneliti yang memberi makna tentang apa yang diamatinya dalam
reliatas dan dalam konteks yang alami, ialah yang bertanya dan juga melihat
bagaimana hubungan antara satu aspek dengan aspek yang lain pada objek
yang ditelitinya.
2. Wawancara.
Wawancara menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Wawancara merupakan komunikasi dua arah
untuk memperoleh informasi dari informan yang terkait.
Menurut Berger (dalam Kriyantono, 2020) wawancara merupakan
percakapan antara periset (seseorang yang ingin mendapatkan informasi) dan
informan (seseorang yang dinilai mempunyai informasi penting terhadap satu
objek). Kriyantono (2020) mengemukakan bahwa wawancara dalam riset
kualitatif, dapat juga disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview)
atau wawancara intesif (intensive interview) dan kebanyakan tidak berstruktur.
Wawancara dalam riset kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
data kualitatif yang mendalam.
Wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara bebas
terpimpin. Melalui wawancara bebas terpimpin peneliti mengajukan
32

pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara
yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan
wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan penelitian. Informan utama (key informan) dalam
wawancara ini adalah siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor. Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
3. Angket atau Kueisioner
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
minat belajar siswa pada pembelajaran tematik dan diisi oleh siswa. Pada
penelitian ini, angket diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pra siklus
dan setelah pelaksanaan tindakan disetiap siklus.

E. Prosedur Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini mengacu pada model Kemmis & Taggart yang terdiri dari empat komponen
yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan
(observing), dan (4) refleksi (reflecting). Pada model ini, komponen tindakan dan
pengamatan dilaksanakan pada waktu yang sama.

Gambar 3.1. PTK Model Kemmis & Taggart


33

Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti dalam setiap siklus sebagai berikut:
1. Penyusunan perencanaan
Dalam melakukan penyusunan rencana harus berdasarkan pada hasil
refleksi awal yang telah dilakukan sebelumnya. Secara garis besar, perencanaan
yakni kegiatan yang berupa rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk
menangani permasalahan yang menjadi fokus pembahasan utama dalam PTK
yang akan dilakukan. Pada hakikatnya perencanaan bersifat fleksibel sesuai
dengan situasi dan kondisi nyata dilapangan saat pelaksanaan PTK. Guru
bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta
kelengkapannya sesuai dengan materi yang akan dipelajari.

2. Pelaksanaan tindakan
Dalam fase ini, peneliti mulai melaksanakan tindakan langsung dikelas
sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah dirancang sebelumnya. Dalam
pelaksanaan dilapangan, hendaknya harus berdasarkan pula pada pedoman
teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh seoptimal mungkin.

3. Observasi (pengamatan)
Dalam kegiatan ini, peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan
yang telah dilakukan pada peserta didik. Hasil dari pengamatan ini harus dapat
menggambarkan dan mencakup keadaan sesungguhnya dikelas.Poin penting
yang harus ada dalam hasil pengamatan yakni proses dari tindakan, efek
tindakan, lingkungan dan hambatan yang muncul. Hasil dari pengamatan ini
kemudian akan dijadikan sebagai dasar dilaksanakannya refleksi.

4.Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan menganalisis, sintesis, interpretasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Peneliti
memfokuskan diri untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil dari tindakan.
Peneliti pun harus mengkaji keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori
34

secara relevan. Selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan dari PTK yang
telah ia lakukan.

F. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 80% siswa kelas V
SDN 03 Madiun Lor memperoleh skor minat belajar dalam kriteria baik.
Tabel 3.1. Indikotar Kinerja
No Indikator Rentang nilai
1 Sangat Baik 91 – 100
2 Baik 81 – 90
3 Cukup 71 – 80
4 Kurang 61 – 70
5 Sangat Kurang Kurang dari 61

G. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses mengolah data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif, baik
deskriptif kualitatif maupun deskriptif kuantitatif. Tujuan dari analisis data adalah
untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar. Analisis
data yang dipergunakan meliputi analisis data kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Dalam analisis kualitatif penelitian ini peneliti melakukan kegiatan sebagai
berikut:
a. Reduksi data
Reduksi data ialah proses penyederhanaan melalui tahap seleksi,
pemfokusan, pengabstrakan data mentah menjadi informasi bermakna.
35

b. Penyajian data
Penampilan data dapat berupa grafik, naratif maupun bagan. Penggunaan
penyajian data merupakan bagian analisis yang saling berkaitan sehingga
mendukung setiap penelitian.
c. Penarikan kesimpulan
Proses ini merupakan tahap akhir dalam analisis yang mengacu pada data
yang sudah direduksi yang tetap mengacu pada rumusan masalah. Setiap data
yang sudah diperoleh dihubungkan dan dibandingkan sehingga dalam
penarikan kesimpulan mendapatkan kemudahan karena didukung oleh
sumber data lain sehingga kesimpulan merupakan jawaban permasalahan
yang ada.

2. Analisis Kuantitatif
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui minat belajar dengan penghitungan
rata-rata serta mengacu terhadap kategori pencapaian minat belajar.
a. Pengukuran minat
NP= __R__ x 100%
SM
Keterangan :
NP : Nilai prosentase yang dicari atau yang diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh
SM : Skor maksimum ideal minat yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap

Mean (rata-rata minat siswa)


X= ∑ Xi
N
Keterangan :
X : Rata-rata/mean
∑ Xi : Jumlah minat semua siswa
N : Jumlah siswa

Anda mungkin juga menyukai