PROPOSAL TESIS
OLEH :
MAHFUR GUNAWAN
NIM. 2201202023
PROPOSAL TESIS
Diajukan Kepada Universitas PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
OLEH :
MAHFUR GUNAWAN
NIM. 2201202023
LEMBAR PERSETUJUAN
1
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPAS
MELALUI PEMANFAATAN CHROME BOOK BERBANTUAN
GOOGLE WORKSPACE FOR EDUCATION PADA SISWA
SDN 03 MADIUN LOR
OLEH :
MAHFUR GUNAWAN
NIM. 2201202023
Diajukan Kepada Universitas PGRI Madiun untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Menyetujui
Mengetahui
Kaprodimag IPS
2
Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji dan syukur hanya kepada Allah
Yang Maha Sempurna dan Mengetahui Segalanya. Atas rahmat Nya proposal
tesis ini mampu penulis selesaikan dengan segala kekurangan dan keterbatasan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai
pihak, segala kurangan dan keterbatasan penyusunan tesis ini tidak akan teratasi
dengan baik.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka
yang telah berjasa, yaitu kepada:
1. Ibu Dr. Sudarmiani, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang selalu memberikan motivasi dalam penyusunan
proprosal tesis ini.
2. Bapak Dr. Muhammad Hanif, M.M., M.Pd. selaku Pembing I dan Bapak Dr.
Moch. Rifai, M.Pd.I. selaku pembimbing II yang penuh dengan kesabaran
telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari
proses awal penulisan hingga selesai. Dengan sifatnya yang kritis telah
berhasil membentuk wawasan berpikir penulis dalam menyikapi dan
mengatasi berbagai permasalahan.
3. Bapak Ibu Dosen Program Studi Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berharga bagi penulis
dalam mengembangkan wawasan keilmuan selama mengikuti studi dan
penulisan tesis di program Pascasarjana ini.
4. Ibu Kepala SDN 03 Madiun beserta bapak/ibu guru, yang telah mengijinkan
penulis untuk melaksanakan penelitian di SDN 03 Madiun Lor
5. Istri dan keluarga tercinta, yang selalu setia dan ikhlas mendukung setiap
kegiatan selama proses perkuliahan ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan di Program Studi Magister Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah berjasa dan banyak membantu penulis
baik selama masa perkuliahan sampai penyusunan tesis ini.
3
7. Semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang juga
telah membantu dalam proses penyusunan proposal tesis ini.
Semoga Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada semua pihak yang telah disebutkan
di atas yang telah berjasa membantu penulis dalam meraih cita-cita yang mulia
ini. Aamin-aamiin Ya Robbal Alamiin.
4
DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 6
C. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Definisi Istilah 8
5
C. Subyek Penelitian 28
D. Teknik Pengumpulan Data 29
E. Prosedur Penelitian 31
F. Indikator Kinerja 33
G. Teknik Analisis Data 33
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian yang telah Dilaksanakan tentang Minat Belajar dan
Penggunaan Chromebook dan Google Workspace 24
Tabel 3.1 Indikotar Kinerja 33
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
dari berbagai aspek. Melalui pendidikan akan tercipta sumber daya manusia yang
unggul, berkompeten dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di era
globalisasi ini. Dengan pendidikan juga akan mampu mengembangkan segala
potensi dan ketrampilan serta kepribadian generasi penerus bangsa ini sebagai
penerus perjuangan untuk mewujudkan indonesia yang maju, sejahtera dan
bermartabat.
Hal ini sebagaimana termuat dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (https://peraturan.bpk.go.id/
Details/43920/uu-no-20-tahun-2003)
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pendidikan merupakan
barometer kunci kemajuan bangsa Indonesia ke depan. Hal ini disebabkan karena
perwujudan cita-cita bangsa hanya dapat dilakukan oleh penyelenggara
pembangunan yang memilki sumber daya manusia yang terdidik. Dengan
memiliki sumber daya manusia yang terdidik bangsa Indonesia akan mampu
menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju dan modern. Selanjutnya,
untuk menciptakan sumber daya manusia yang terdidik tersebut tentunya harus
melalui proses belajar. Belajar menjadi bagian penting dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang terdidik. Melalui kegiatan belajar akan terjadi proses
kegiatan untuk mengubah tingkah laku si objek belajar. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
1
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan
2
3
lingkungan. Perubahan tersebut tak lepas pula dari adanya minat yang dimiliki
oleh siswa dalam proses belajar.
Minat merupakan kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu dan
sebagai sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Menurut Rahmat
(2018:161) minat adalah suatu keadaan seseorang menaruh perhatian pada
sesuatu, yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui, memiliki,
mempelajari, dan membuktikan. Minat terbentuk setelah diperoleh informasi
tentang objek atau kemauan, disertai dengan keterlibatan perasaan terarah pada
objek kegiatan tertentu, dan terbentuk oleh lingkungan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu kegiatan yang
ditunjukan dengan keinginan, kecendrungan untuk memperhatikan kegiatan
tersebut tanpa ada seorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri
sendiri dan diikuti dengan perasaan yang senang. Minat merupakan unsur
psikologis yang menjadi sumber motivasi, minat mendorong (memotivasi)
seseorang dalam bertindak dan berbuat sesuai arah minatnya. Antara kebutuhan,
minat dan motivasi terdapat hubungan yang erat. Minat muncul karena ada rasa
kebutuhan dan kebutuhan menuntut adanya pemuasan. Pemuasan ini diperoleh
dari perbuatan (aktualisasi) minat, minat inilah yang akhirnya memotivasi
seseorang untuk berbuat sesuatu.
Minat belajar berkaitan dengan adanya perasaan tertarik dan juga senang
untuk belajar, adanya pasrtisipasi yang aktif, adanya kecenderungan untuk
memperhatikan dan daya konsentrasi yang besar, memiliki perasaan positif dan
kemauan belajar yang terus meningkat, adanya kenyamanan pada saat belajar, dan
dimilikinya kapasitas dalam membuat keputusan berkaitan dengan proses belajar
yang dijalaninya (Ria Yunitasari dan Umi Hanifah, 2020). Dengan demikian
minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat
siswa akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat
seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu yang diminatinya. Seorang siswa
yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memiliki rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruhnya. Minat
4
siswa dan hal ini akan menjadi penyebabnya terhadap proses belajar. Hal tersebut
tentunya dapat mengakibatkan para siswa akan merasa bosan dan menganggap
bahwa pelajaran IPAS itu membosankan.
Kondisi seperti ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Apabila hal ini diabaikan
dan tidak ditindaklanjuti maka akan berdampak kurang baik terhadap
perkembangan intelektual, emosional dan kepribadian siswa yang masih berada
dalam fase operasional-konkret.
Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi dalam suatu proses
pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan
pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan penggunaan
media pembelajaran yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap minat belajar
dan pemahaman siswa dalam menerima materi-materi yang disampaikan oleh
guru. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat
mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Media
pembelajaran yang tepat yaitu dengan memaksimalkan kemampuan siswa belajar
sendiri nantinya siswa akan mempunyai pengalaman berharga karena belajar
melalui pengalaman sendiri akan lebih mudah diingat oleh siswa. Penggunaan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar serta membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi materi pada saat
itu. Di samping membangkitkan minat belajar, media pembelajaran juga
membantu siswa meningkatkan pemahaman.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AP Astuti (2023)
menunjukkan bahwa penggunaan chromebook dalam pembelajaran IPAS
meningkatkan perolehan belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Sambirejo 02
Semarang, secara kualitatif, hal ini tampak dari hasil pengamatan dan hasil
wawancara yang dilakukan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan
senang terhadap penggunaan chromebook dalam pembelajaran dan cukup
memudahkan dalam memahami materi pembelajaran. Selanjutnya, penelitian
6
sejenis yang dilakukan oleh Mochammad Amirudin Ichda dkk (2023) juga
menunjukkan bahwa pemanfaatan chromebook dapat meningkatkan minat baca
siswa kelas rendah melalui implementasi cerita bergambar berbantuan aplikasi
Literacy Cloud di SDN Blimbing 2 Malang. Hal ini dibuktikan adanya beberapa
manfaat dari kegiatan ini yang dieroleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran di kelas. Pertama, guru mendapatkan pengalaman baru dengan
media dan sumber belajar yang mudah digunakan. Kedua, siswa lebih
bersemangat karena dapat secara langsung mengoperasikan chromebook, dan
yang ketiga siswa lebih fokus ketika memilih dan membaca cerita dengan gambar.
Penelitian lain terkait upaya peningkatan minat belajar dengan
memanfaatkan Google Workspace for Education telah dilakukan oleh Mufid
Dhiya Faliha (2022). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pemanfaatan media Google Classroom dalam pembelajaran daring pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: (1) Peserta didik dapat menerima materi
dengan mudah dikarenakan mereka sudah terbiasa menggunakan media tersebut;
(2) Peserta didik juga bisa mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan
dikarenakan media yang digunakan pada google classroom sangat bervariasi dan
lebih berwarna sehingga dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan. Selanjutnya, penelitian sejenis yang dilakukan oleh Erna
Rahayu (2021) menunjukkan bahwa penggunaan Google Workspace dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran daring di kelas 9B
MTs Negeri 1 Bantul Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal ini ditunjukkan dengan
peningkatan nilai rata – rata ulangan harian yaitu 77.5% pada siklus I dan 84%
pada siklus kedua. Jumlah peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM juga
mengalami peningkatan yaitu 76% pada siklus I dan 82.1% pada siklus 2.
Peningkatan keterlibatan peserta didik juga mengalami peningkatan yang
ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase jumlah peserta didik yang
mengumpulkan tugas tepat waktu yaitu 81.3% pada siklus 1 dan 2.
Merujuk pada hasil penelitian-penelitian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan chromebook maupun penggunaan Google
Workspace for Eduacation, dapat meningkatkan minat belajar maupun hasil
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Guru dalam menyajikan materi pelajaran yang disampaikan kurang menarik
dan kurangnya kreativitas dan inovasi guru dalam mengelola kelas. Media
pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Guru cenderung
menggunakan buku teks sebagai sumber belajar di dalam kelas.
2. Guru dalam menggunakan media pembelajaran yang dipadukan dengan
perkembangan teknologi belum diterapkan secara optimal.
3. Siswa merasa kurang senang mengikuti pembelajaran, tidak terlibat aktif
dalam kegiatan pembelajaran, kurang tertarik pada mata pelajaran yang
disampaikan dan perhatian siswa yang rendah dalam proses pembelajaran.
Seringkali ditemukan siswa mengantuk ketika guru menyampaikan materi
pembelajaran.
4. Siswa tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
dengan baik. Siswa seringkali harus diingatkan untuk segera menyelesaikan
tugas-tugas tersebut.
5. Siswa dalam berinteraksi guru maupun dengan siswa, tidak bisa berjalan
dengan baik. Siswa tidak aktif untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran.
6. Siswa mudah jenuh atau bosan bahkan tidak konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran sehingga dapat menyebabkan menurunnya minat belajar. Materi
yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan siswa malas untuk mempelajari
materi tersebut.
8
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun di atas, maka penelitian
ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peningkatan minat belajar IPAS
melalui pemanfaatan chromebook berbantuan Google Workspace for
Education pada siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor.
9
2. Untuk mengetahui dapat atau tidaknya meningkatkan minat belajar pada siswa
kelas V SDN 03 Madiun Lor melalui pemanfaatan chromebook berbantuan
Google Workspace for Education.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
Sebagai bahan rujukan dan masukan dalam upaya meningkatkan minat belajar
siswa
2. Bagi Siswa
Sebagai motivasi untuk lebih bersemangat dalam meningkatkan minatnya
dalam kegiatan pembelajaran
3. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan kajian untuk dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan
yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum sekolah
F. Definisi Istilah
Beberapa definisi istilah yang perlu Peneliti kemukakan dalam penelitian
ini adalah:
1. Minat belajar
Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar pada dasarnya adalah
penerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.
2. IPAS
IPAS adalah salah satu mata pelajaran Kurikulum Merdeka yang mempelajari
ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup, benda mati, dan interaksinya dalam
alam semesta ini. IPAS mengkaji makhluk hidup dan benda mati di alam
semesta serta interaksinya, sekaligus mempelajari kehidupan manusia sebagai
individu dan makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya.
10
3. Chromebook
Chromebook adalah jenis komputer baru yang dirancang untuk membantu
Anda menyelesaikan berbagai aktivitas dengan lebih cepat dan lebih mudah.
Chromebook menjalankan ChromeOS, sistem operasi dengan penyimpanan
cloud, memiliki fitur bawaan terbaik dari Google, serta keamanan berlapis.
4. Google Workspace for Education
Google Workspace for Education adalah serangkaian alat dan layanan Google
yang disesuaikan bagi sekolah dan homeschool untuk berkolaborasi,
menyederhanakan instruksi, dan menjaga pembelajaran tetap aman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Minat Belajar
a. Pengertian minat
Setiap orang ketika melakukan suatu hal, tentunya akan didasari oleh
suatu perasaan yang disebut dengan minat. Suharni Rahayu, dkk (2019)
menyatakan bahwa minat sering diartikan sebagai rasa senang atau tidak
senang dalam menangani suatu objek, maka tidak mungkin seseorang yang
tidak ingin tahu tentang pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
baik. Ketertarikan individu terhadap suatu objek akan lebih terlihat jika objek
tersebut sesuai dengan keinginan dan keinginan orang yang bersangkutan.
Sedangkan, Shalahudin (dalam Darmadi 2017) mengatakan minat adalah
perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Pernyataan Salahudin di
atas memberikan pengertian bahwa minat berkaitan dengan rasa senang atau
tidak senang. Oleh karena itu, minat sangat menentukan sikap yang
menyebabkan seseorang aktif dalam satu pekerjaan atau situasi, atau dengan
kata lain minat dapat menjadi sebab atau faktor motivasi dari suatu kegiatan.
Selanjutnya, Rahmat (2018:161) menjelaskan bahwa minat adalah suatu
keadaan seseorang menaruh perhatian pada sesuatu, yang disertai dengan
keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari, dan membuktikan.
Sementara Parnawi (2019:73) mengemukakan bahwa minat adalah sebuah
kecenderungan yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara menetap
dengan tujuan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas.
Minat terbentuk setelah diperoleh informasi.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
minat merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam
melakukan kegiatan dengan baik, sebagai aspek kejiwaan, minat tidak saja
dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh
11
12
yang berada pada kelas 1, 2 dan 3 sedangkan proses pembelajaran yang untuk
siswa kelas tinggi yaitu untuk siswa yang berada pada kelas 3,4 dan 5.
Meskipun siswa sekolah dasar berada pada fase perkembangan yang sama
namun ada perbedaan-perbedaan yang harus diketahui oleh guru sekolah dasar
agar dapat menyusun pembelajaran yang sesuai. Terutama pada siswa kelas
rendah. Siswa kelas rendah merupakan masa transisi pembelajaran dasar siswa.
Sehingga guru harus dapat dipastikan untuk dapat mendesain pembelajaran
yang dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa.
Oleh sebab itu perlunya guru memahami karakteristik siswa kelas
rendah. Maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk memberikan
informasi kepada guru sekolah dasar mengenai karakteristik siswa kelas rendah
sekolah dasar agar guru dapat mengembangkan pembelajaran yang bermakna
kepada siswa
Perkembangan intelektual anak usia sekolah dasar merupakan masa
berakhirnya berfikir khayal dan mulai berfikir konkret (berkaitan dengan dunia
nyata. Periode ini ditandai dengan tiga kecakapan baru, yaitu: (1) kemampuan
mengelompokkan benda-benda berdasrkan ciri-ciri yang sama, (2)
menghubungkan atau menghitung angka-angka atau bilangan, dan (3)
memecahkan masalah yang sederhana. Selain itu, anak usia sekolah dasar sudah
dapat mereaksi rangsangan intelektual maupun melaksanakan tugas belajar
(membaca, menulis, dan menghitung)
penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS tersebut diharapkan dapat memicu
siswa untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.
Selanjutnya, Susilowati (2023) menjelaskan bahwa realita yang ditemui di kelas
ketika pembelajaran IPAS, yakni guru bersifat dominan dengan mengajarkan
IPAS secara terpisah antara IPA dan IPS, serta materi yang disampaikan hanya
bersifat informatif dan menghafal. Pembelajaran IPAS yang dilakukan guru
hanya menghafal konsep, istilah, dan teori sehingga pelajaran yang seharusnya
secara terpadu dalam satu kesatuan sebagai proses, sikap, dan aplikasi menjadi
terabaikan.
Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas, maka pembelajaran
IPAS merupakan integrasi dari mata pelajaran IPA dan IPS. Materi IPS menjadi
bagian dari IPAS dalam proses pembelajarannya. Sedangkan cakupan mata
pelajaran IPAS di jenjang sekolah dasar ada disetiap fase A, B, dan C. Namun
Demikian untuk fase A yaitu kelas 1 dan 2 IPAS dilebur dengan mata pelajaran
lain, sedangkan untuk fase B kelas 3 dan 4, serta fase C kelas 5 dan 6 capaian
pembelajaran IPAS dipisah dan disajikan dalam mata pelajaran bernama IPAS.
4. Chromebook
a. Pengertian chromebook
Chromebook merupakan perangkat komputer/laptop yang sama
dengan yang laptop pada umumnya. Perbedaannya hanya pada sistem operasi
yang digunakan, yaitu Chrome OS. Situs web resmi Chromium OS juga
menunjukkan bahwa perbedaan paling signifikan antara Chromium OS dan
Chrome OS adalah bahwa logo yang pertama berwarna biru 11 sedangkan
yang kedua memiliki tiga warna (hijau, kuning, dan merah) dan terlihat di
setiap tutup Chromebook (Chromium, 2020)
Chromebook dilengkapi dengan Chrome Device Management (CDM)
sebagai perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan pendaftaran
(enrollment) Chromebook pada domain belajar.id. Pendaftaran (enrollment)
dilakukan oleh penyedia jasa yang memiliki syarat tertentu.
20
b. Karakteristik chromebook
Chromebook memiliki karakteristik khususnya dibandingkan dengan
jenis laptop lainnya. Menurut Nuritia Ramadhani (2022) bahwa Chrome OS
atau OS Chromebook adalah sistem operasi keluaran Google khusus untuk
laptop Chromebook, yaitu sebuah perangkat baru yang dirancang untuk
membantu para penggunanya untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan
dengan cepat dan mudah. Laptop Chromebook yang menjalankan OS
Chromebook memiliki penyimpanan berbasis cloud, berbagai fitur terbaik
dari Google serta keamanan berlapis sehingga tentunya sangat berbeda
apabila dibandingkan dengan laptop pada umumnya.
Sistem operasi ini pertama kali dirilis pada tahun 2012 dan memiliki
kemiripan dengan Android karena memiliki kernel Linux, namun Chrome OS
lebih mengandalkan aplikasi web dengan semua layanan Google.
Chromebook tentunya memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan untuk
penggunaannya. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai keunggulan dan
kekurangan Chromebook, mari kita kupas dulu mengenai spesifikasi
Chromebook:
Chromebook umumnya memiliki spesifikasi yang lebih rendah
daripada laptop pada umumnya. Hanya bermodalkan Chrome OS,
Chromebook hanya memiliki spesifikasi minimum untuk digunakan yaitu:
1) Prosesor Intel Celeron Series atau MediaTek
2) RAM 2 GB atau 4 GB
3) Memori penyimpanan 64 GB
4) Layar HD (1.366 x 768 piksel)
21
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan acuan kerangka berpikir
sebagai berikut.
Kondisi Awal :
Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPAS
Tindakan :
Pemanfaatan Chromebook berbantuan Google Workspace for
Education
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemanfaatan chromebook
berbantuan Google Workspace For Education dapat meningkatkan minat belajar
IPAS pada siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor.
Tabel 2.1 Penelitian yang telah Dilaksanakan tentang Minat Belajar dan
Penggunaan Chromebook dan Google Workspace
Tahun Judul Peneliti
2023 Penggunaan Chromebook Pada Peserta Didik Ayu Puji Astuti,
Kelas V SD Negeri Sambirejo 02 Semarang Suyoto Sumarno,
dan Endang
Rumiarci
2023 Pemanfaatan Chromebook dalam Mochammad
Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas Rendah Amirudin Ichda,
Melalui Implementasi Cerita Bergambar Astika Berliana
26
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2023
sampai dengan Maret 2024.
28
29
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
kualitatif yang dilakukan oleh seseorang secara individual atau kolektif, yang
bertujuan untuk mengubah atau memperbaiki permasalahan dalam suatu
kelompok.
Menurut Zainal Aqib, (2020:3) mengatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat. Menurut Niken Septatiningtyas, dkk
(2020:5) mengatakan bahwa PTK adalah suatu pengamatan yang menerapkan
tindakan di dalam kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu atau dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi
penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan bersama di kelas secara profesional sehingga diperoleh peningkatan
pemahaman atau kualitas atau target yang telah ditentukan. Menurut Iwan
Ramadhan, dkk 2021:1 mengatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan terjemahan dari Clasroom Action Research yaitu suatu action
research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai pengertian dari
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di dalam
kelas dengan menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
C. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas V SDN 03 Madiun
Lor dengan jumlah 22 siswa, dengan perincian 12 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Selain siswa, subjek penelitian ini juga melibatkan seorang guru yang
menjabat sebagai guru kelas beserta wali kelas. Alasan peneliti mengambil subjek
30
penelitian ini yaitu dengan pertimbangan dari hasil-hasil observasi dan wawancara
yang telah diuraikan pada latar belakang masalah.
1. Observasi.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku non verbal yakni dengan menggunakan teknik
observasi. Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik
pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar
tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dalam penelitian
ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kegiatan proses
pembelajaran kelas V SDN 03 Madiun Lor. kunci keberhasilan dari observasi
sebagai teknik dalam pengumpulan data sangat banyak ditentukan oleh peneliti
itu sendiri, karena peneliti melihat dan mendengarkan suatu objek penelitian
dan kemudian peneliti menyimpulkan dari apa yang diamati.
Peneliti yang memberi makna tentang apa yang diamatinya dalam
reliatas dan dalam konteks yang alami, ialah yang bertanya dan juga melihat
bagaimana hubungan antara satu aspek dengan aspek yang lain pada objek
yang ditelitinya.
2. Wawancara.
Wawancara menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Wawancara merupakan komunikasi dua arah
untuk memperoleh informasi dari informan yang terkait.
Menurut Berger (dalam Kriyantono, 2020) wawancara merupakan
percakapan antara periset (seseorang yang ingin mendapatkan informasi) dan
informan (seseorang yang dinilai mempunyai informasi penting terhadap satu
objek). Kriyantono (2020) mengemukakan bahwa wawancara dalam riset
kualitatif, dapat juga disebut sebagai wawancara mendalam (depth interview)
atau wawancara intesif (intensive interview) dan kebanyakan tidak berstruktur.
Wawancara dalam riset kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
data kualitatif yang mendalam.
Wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara bebas
terpimpin. Melalui wawancara bebas terpimpin peneliti mengajukan
32
pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara
yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan
wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dengan penelitian. Informan utama (key informan) dalam
wawancara ini adalah siswa kelas V SDN 03 Madiun Lor. Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
3. Angket atau Kueisioner
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur
minat belajar siswa pada pembelajaran tematik dan diisi oleh siswa. Pada
penelitian ini, angket diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu pra siklus
dan setelah pelaksanaan tindakan disetiap siklus.
E. Prosedur Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini mengacu pada model Kemmis & Taggart yang terdiri dari empat komponen
yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan
(observing), dan (4) refleksi (reflecting). Pada model ini, komponen tindakan dan
pengamatan dilaksanakan pada waktu yang sama.
Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti dalam setiap siklus sebagai berikut:
1. Penyusunan perencanaan
Dalam melakukan penyusunan rencana harus berdasarkan pada hasil
refleksi awal yang telah dilakukan sebelumnya. Secara garis besar, perencanaan
yakni kegiatan yang berupa rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk
menangani permasalahan yang menjadi fokus pembahasan utama dalam PTK
yang akan dilakukan. Pada hakikatnya perencanaan bersifat fleksibel sesuai
dengan situasi dan kondisi nyata dilapangan saat pelaksanaan PTK. Guru
bersama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta
kelengkapannya sesuai dengan materi yang akan dipelajari.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam fase ini, peneliti mulai melaksanakan tindakan langsung dikelas
sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah dirancang sebelumnya. Dalam
pelaksanaan dilapangan, hendaknya harus berdasarkan pula pada pedoman
teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh seoptimal mungkin.
3. Observasi (pengamatan)
Dalam kegiatan ini, peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan
yang telah dilakukan pada peserta didik. Hasil dari pengamatan ini harus dapat
menggambarkan dan mencakup keadaan sesungguhnya dikelas.Poin penting
yang harus ada dalam hasil pengamatan yakni proses dari tindakan, efek
tindakan, lingkungan dan hambatan yang muncul. Hasil dari pengamatan ini
kemudian akan dijadikan sebagai dasar dilaksanakannya refleksi.
4.Refleksi
Kegiatan refleksi merupakan kegiatan menganalisis, sintesis, interpretasi
terhadap semua informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Peneliti
memfokuskan diri untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil dari tindakan.
Peneliti pun harus mengkaji keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori
34
secara relevan. Selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan dari PTK yang
telah ia lakukan.
F. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 80% siswa kelas V
SDN 03 Madiun Lor memperoleh skor minat belajar dalam kriteria baik.
Tabel 3.1. Indikotar Kinerja
No Indikator Rentang nilai
1 Sangat Baik 91 – 100
2 Baik 81 – 90
3 Cukup 71 – 80
4 Kurang 61 – 70
5 Sangat Kurang Kurang dari 61
b. Penyajian data
Penampilan data dapat berupa grafik, naratif maupun bagan. Penggunaan
penyajian data merupakan bagian analisis yang saling berkaitan sehingga
mendukung setiap penelitian.
c. Penarikan kesimpulan
Proses ini merupakan tahap akhir dalam analisis yang mengacu pada data
yang sudah direduksi yang tetap mengacu pada rumusan masalah. Setiap data
yang sudah diperoleh dihubungkan dan dibandingkan sehingga dalam
penarikan kesimpulan mendapatkan kemudahan karena didukung oleh
sumber data lain sehingga kesimpulan merupakan jawaban permasalahan
yang ada.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui minat belajar dengan penghitungan
rata-rata serta mengacu terhadap kategori pencapaian minat belajar.
a. Pengukuran minat
NP= __R__ x 100%
SM
Keterangan :
NP : Nilai prosentase yang dicari atau yang diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh
SM : Skor maksimum ideal minat yang bersangkutan
100 : Bilangan tetap