Anda di halaman 1dari 343

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN

TEMATIK TERPADU DI KELAS V SDN 22

UJUNG GURUN KOTA PADANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

RAHMADANIL ISLAMI

NIM : 16129382

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
i
ii
iii
ABSTRAK

Rahmadanil Islami : Implementasi Model Problem Based Learning (PBL)


Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Tematik
Terpadu Di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang

Penelitian ini dilatar belakangi pada RPP yang digunakan guru hanya RPP
yang ada di buku guru dan tidak dikembangkan sesuai dengan situasi, kondisi, dan
karakteristik siswa, proses pembelajaran tematik terpadu kurang mengorientasikan
siswa pada masalah nyata yang ada di sekitar siswa. Salah satu solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan model Problem Based
Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan proses
pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem Based Learning.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action


Research), menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Alur penelitian
meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah guru dan siswa Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang. Instrumen
penelitian adalah lembar observasi berupa lembar pengamatan RPP, lembar
pengamatan aspek guru dan lembar pengamatan aspek siswa. Penelitian ini
dilaksanakan dua siklus dengan tiga kali pertemuan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan proses


pembelajaran tematik terpadu pada siklus I dan siklus II. (a) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Siklus I memperoleh skor 79,16% kualifikasi (B), Siklus II
memperoleh skor 97,22% kualifikasi (SB). (b) Pelaksanaan pada aspek guru,
Siklus I memperoleh skor 81,24% kualifikasi (B), Siklus II memperoleh skor
95,83% kualifikasi (SB). (c) Pelaksanaan pada aspek siswa, Siklus I memperoleh
skor 81,24% kualifikasi (B), Siklus II memperoleh skor 95,83% kualifikasi (SB).
Dengan demikian model problem based learning dapat meningkatkan proses
pembelajaran di SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang.

Kata kunci : Model Problem Based Learning, Proses Pembelajaran

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadiran Allah Subhana Wa Ta’ala

karena berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat membuat karya ini, dengan

izin-Nya memberikan peneliti ide dan pemikiran yang tertuang selama perjalanan

penyelesaian skripsi yang berjudul “Implementasi Model Poblem Based Learning

(PBL) Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Di Kelas V

SDN 22 Ujung Gurun”.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk

melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan yang harus dipenuhi oleh

setiap mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti banyak memperoleh

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Yetti Ariani, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.

2. Ibu Mai Sri Lena, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PGSD Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang .

3. Ibu Dra. Zuryanty, M.Pd selaku Pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan saran kepada peneliti dalam

penulisan skripsi ini.

v
4. Ibu Dra. Syamsu Arlis, M.Pd selaku dosen penguji I skripsi yang telah

memberikan ilmu, arahan, kritikan, dan saran yang berharga untuk

kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Rifda Eliyasni, M.Pd, selaku dosen penguji II skripsi yang telah

memberikan ilmu, arahan, kritikan, dan saran yang berharga untuk

kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen beserta staf jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

yang telah memberikan sumbangan pikirannya selama peneliti menuntut ilmu

dalam perkuliahan.

7. Ibu Suri Gustina, S.Pd selaku kepala SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang yang

telah memberikan izin, fasilitas, dan kemudahan kepada peneliti dalam

melaksanakan penelitian ini.

8. Ibu Fitria Astuti, S.Pd selaku guru kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota

Padang yang telah menerima peneliti dengan baik dan mau berkolaborasi

untuk melaksanakan penelitian.

9. Teristimewa untuk orang tua tercinta Ayahanda (M.Dahar) dan Ibunda

(Jumainar) yang merupakan syurgaku, yang telah mengasuh, mendidik dan

meridhoi setiap langkahku di perantauan untuk meraih cita-citaku, untuk

saudaraku, Delvi Wendra, Nurma Anggraini, Wendra Sasri, Rita Fitri, dan

Aulia Rahman, yang selalu membantu dan menyemangatiku dalam

menyelesaikan karya kecilku ini.

10. Terkhusus kepada teman-teman seperjuangan Elisa Deka Putri, Putri Syafna

Dwita, Nova Sri Dayenti, Dayana Kurnia Fitri, Beni Andika Putra dan teman-

vi
teman mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar seksi 16 BB 02

adik-adik serta kakak senior yang bernaung dalam satu atap perjuangan,

senasib, dan seperjuangan, yang telah bersedia memberikan masukan dan

motivasi kepada peneliti selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian skripsi ini yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Peneliti mengirimkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semoga

bantuan yang telah diberikan memperoleh balasan yang berlipat ganda dari- Nya.

Peneliti menyadari tiada manusia yang sempurna, kebenaran hanya datang dari

Allah, dan kesalahan bersumber dari keterbatasan manusia, begitu pun skripsi ini

yang jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat peneliti harapkan dari pembaca. Peneliti berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Padang, 21 Agustus 2020


Peneliti

Rahmadanil Islami

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN AKARANGKA TEORI

A. Kajian Teori 10

1. Pengertian Proses Pembelajaran 10

a. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu 11

b. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu 11

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu 12

d. Keunggulan Pembelajaran Tematik Terpadu 13

2. Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu 15

viii
a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 15

b. Prinsip Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP

17

3. Model Problem Based Learning 19

a. Pengertian Model Pembelajaran 19

b. Pengertian Model Problem Based Learning 20

c. Karakteristik Model Problem Based Learning 21

d. Keunggulan Model Problem Based Learning 22

e. Langkah-langkah Model Problem Based Learning 24

4. Muatan Materi Pembelajaran 25

a. Bahasa Indonesia 25

b. PPKn 26

c. IPS 27

5. Kerangka Teori 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 31

1. Tempat Penelitian 31

2. Subjek Penelitian 31

3. Waktu Penelitian 31

B. Rancangan Penelitian 32

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 32

a. Pendekatan Penelitian 32

b. Jenis Penelitian 32

ix
2. Alur Penelitian 33

C. Prosedur Penelitian 36

a. Perencanaan 36

b. Pelaksanaan 37

c. Pengamatan 37

d. Refleksi 38

D. Data dan Sumber Data 39

1. Data Penelitian 39

2. Sumber Data Penelitian 39

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 40

1. Teknik Pengumpulan Data 40

2. Instrumen Penelitian 40

F. Analisis Data 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 45

1. Siklus I Pertemuan I 46

a. Tahap Perencanaan 46

b. Tahap Pelaksanaan 51

c. Tahap Pengamatan 55

1) Pengamatan RPP siklus I pertemuan I 56

2) Pengamatan Aspek guru siklus I pertemuan I 60

3) Pengamatan Aspek siswa siklus I pertemuan I 62

d. Tahap Refleksi 65

x
a) Perencanaan (RPP) 65

b) Pelaksanaan (aktivitas guru ) 68

c) Pelaksanaan (aktivitas siswa) 70

2. Siklus I Pertemuan II 73

a. Tahap Perencanaan 73

b. Tahap Pelaksanaan 78

c. Tahap Pengamatan 82

1) Pengamatan RPP siklus I pertemuan II 83

2) Pengamatan Aspek guru siklus I pertemuan II 86

3) Pengamatan Aspek siswa siklus I pertemuan II 89

d. Tahap Refleksi 93

a) Perencanaan (RPP) 93

b) Pelaksanaan (aktivitas guru) 95

c) Pelaksanaan (aktivitas siswa) 97

3. Siklus II 99

a. Tahap Perencanaan 99

b. Tahap Pelaksanaan 104

c. Tahap Pengamatan 109

1) Pengamatan RPP siklus II 110

2) Pengamatan Aspek guru siklus II 113

3) Pengamatan Aspek siswa siklus II 117

d. Tahap Refleksi 121

a) Perencanaan (RPP) 121

xi
b) Pelaksanaan (aktivitas guru) 122

c) Pelaksanaan (aktivitas siswa) 122

B. Pembahasan 123

1. Pembahasan siklus I 123

1) Perencanaan (RPP) 123

2) Pelaksanaan 129

2. Pembahasan siklus II 132

1) Perencanaan (RPP) 132

2) Pelaksanaan 133

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 135

A. Simpulan 135

B. Saran 136

DAFTAR RUJUKAN 138

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Siklus I Pertemuan I

1. Lampiran 1. Pemetaan Kompetensi Dasar 143

2. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 144

3. Lampiran 3. Materi Pembelajaran 155

4. Lampiran 4. Media Pembelajaran 161

5. Lampiran 5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1 162

6. Lampiran 6. Lembar Diskusi Kelompok (LDK) 164

7. Lampiran 7. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 2 166

8. Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal 167

9. Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I 174

10. Lampiran 10. Kunci Jawaban Evaluasi 177

11. Lampiran 11. Hasil Pengamatan Penilaian Sikap 178

12. Lampiran 12. Hasil Pengamatan Penilaian Pengetahuan 179

13. Lampiran 13. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan BI 181

14. Lampiran 14. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan PPKn 183

15. Lampiran 15. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan I PS 185

16. Lampiran 16 Hasil Pengamatan RPP 187

17. Lampiran 17. Hasil Pengamatan Aspek Guru 191

18. Lampiran 18. Hasil Pengamatan Aspek Siswa 195

xiii
Siklus I Pertemuan II

19. Lampiran 1. Pemetaan Kompetensi Dasar 199

20. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 200

21. Lampiran 3 Materi Pembelajaran 210

22. Lampiran 4. Media Pembelajaran 214

23. Lampiran 5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 216

24. Lampiran 6. Lembar Diskusi Kelompok (LDK) 218

25. Lampiran 7. Kisi – Kisi Soal 220

26. Lampiran 8. Soal Tes Evaluasi Siklus I Pertemuan II 227

27. Lampiran 9. Kunci Jawaban Evaluasi 230

28. Lampiran 10. Hasil Pengamatan Penilaian Sikap 231

29. Lampiran 11. Hasil Pengamatan Penilaian Pengetahuan 232

30. Lampiran 12. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan BI 234

31. Lampiran 13. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan PPKn 236

32. Lampiran 14. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan IPS 238

33. Lampiran 15. Hasil Pengamatan RPP 240

34. Lampiran 16. Hasil Pengamatan Aspek Guru 244

35. Lampiran 17. Hasil Pengamatan Aspek Siswa 247

Siklus II

36. Lampiran 1. Pemetaan Kompetensi Dasar 250

37. Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 251

38. Lampiran 3. Materi Pembelajaran 263

xiv
39. Lampiran 4. Media Pembelajaran 269

40. Lampiran 5. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 270

41. Lampiran 6. Lembar Diskusi Kelompok (LDK) 273

42. Lampiran 7 . Kisi –Kisi Soal 276

43. Lampiran 8. Soal Tes Evaluasi Siklus II 285

44. Lampiran 9 Kunci Jawaban Evaluasi 288

45. Lampiran 10 Hasil Pengamatan Penilaian Sikap 289

46. Lampiran 11. Hasil Pengamatan Penilaian Pengetahuan 290

47. Lampiran 12. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan BI 292

48. Lampiran 13. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan IPS 294

49. Lampiran 14. Hasil Pengamatan Penilaian Keterampilan PPKn 296

50. Lampiran 15. Hasil Pengamatan RPP 298

51. Lampiran 16. Hasil Pengamatan Aspek Guru 302

52. Lampiran 17. Hasil Pengamatan Aspek Siswa 306

53. Lampiran 18. Rekapitulasi Hasil Penilaian RPP Siklus I 309

54. Lampiran 19.Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1...310

55. Lampiran 20.Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1...311

56. Lampiran 21. Rekapitulasi Hasil Penilaian RPP Siklus II 312

57. Lampiran 22. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II

313

58. Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa SiklusII 314

59. Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II 315

60. Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian 316

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran

yang menggunakan tema sebagai fokus utamanya guna memberikan

pengalaman yang bermakna bagi setiap siswa. Menurut Rusman

(2012:254) ’’Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model

dalam pembelajaran terpadu (integrated intruction) yang merupakan suatu

sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual

maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-

prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik’’.

Pembelajaran tematik terpadu diarahkan untuk memberikan

kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi

yang tergabung dalam suatu tema (Mustamilah,2015:93). Hal senada juga

dikemukan oleh Majid (2014:80) bahwa “Pembelajaran tematik terpadu

adalah pembelajaran yang terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada murid”. Jadi, pembelajaran tematik

terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berfokuskan pada

tema, guna memberikan pengalaman yang bermakna pada siswa.

Pembelajaran tematik terpadu menuntut setiap guru untuk memiliki

kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang

menarik dan baik bagi siswa. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

1
2

guru harus mengembangkan RPP yang ada pada buku guru, dengan cara

memilih dan memilah komponen-komponen RPP mulai dari menganalisis

kompotensi inti, kompotensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, media,

materi, kegiatan pembelajaran dan penilaian sesuai dengan situasi, kondisi,

dan karakteristik siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran juga harus

menerapkan model pembelajaran yang tepat dan berpusat pada siswa.

Sehingga dapat membuat siswa aktif, kreatif dan bersemangat selama

proses belajar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

sebagaimana mestinya.

Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menuntut

guru untuk mampu mengaitkan materi antar mata pelajaran, melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat,

memperkenalkan siswa pada masalah-masalah nyata yang dekat dengan

lingkungan siswa itu sendiri, kemudian guru harus mampu menciptakan

suasana belajar yang membuat siswa aktif, kreatif, mampu berpikir kritis,

serta mampu bekerja sama dalam memecahkan masalah nyata yang dekat

dengan lingkungan siswa sendiri. Sehingga seluruh kegiatan pembelajaran

akan lebih berpusat pada siswa, dan dapat membuat siswa aktif dan kreatif

dalam membangun pengetahuan sendiri, mampu memecahkan masalah

nyata yang dekat dengan lingkungan siswa, mampu bekerja sama dalam

kelompok, dan mampu berpikir kritis serta bermakna bagi siswa itu

sendiri.
3

Sejalan dengan itu, berdasarkan lampiran Permendikbud No.67

tahun 2013 pembelajaran tematik terpadu yang idealnya yaitu: (1)

pembelajaran berpusat kepada siswa, (2) pembelajaran membuat siswa

aktif mencari, (3) pembelajaran yang berbasis tim (kelompok), (4)

pembelajaran yang berbasis masalah menjadi kebutuhan dengan

memperkuat potensi khusus yang dimiliki setiap siswa, dan (5) pola

pembelajaran yang buat siswa berpikir kritis.

Untuk mewujudkan proses pembelajaran tematik terpadu seperti

yang dikemukakan diatas, maka pembelajaran tematik terpadu hendaknya

diajarkan dengan berbagai cara selain dengan menggunakan pendekatan

saintifik, juga bisa dengan model pembelajaran. Model pembelajaran yang

yang digunakan sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membangun sendiri pengetahuan dan keterampilannya. Dengan demikian,

siswa dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari.

Implementasi pembelajaran tematik terpadu menuntut kemampuan

guru dalam mentransformasikan materi pembelajaran di kelas. Menurut

Kemendikbud (2014:16) “guru harus memahami materi yang diajarkan dan

bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas. Guru

harus dapat mengintegrasikan muatan mata pelajaran secara efektif dan

efisien serta menggunakan pendekatan dan metode yang variatif.

Kemudian guru juga harus memperhatikan aspek-aspek kompetensi yang

harus dicapai oleh peserta didik yaitu aspek sikap, pengetahuan dan
4

keterampilan. Karena pembelajaran tematik terpadu pada hakikatnya tidak

hanya sebatas integrasi mata pelajaran, namun merupakan pembelajaran

bermakna yang mana konsep-konsep materi dan aspek-aspek kompetensi

juga harus terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas V SDN

22 Ujung Gurun pada hari Senin dan Selasa tanggal 13 dan 14 Januari

2020 pada tema 6 (Panas dan Perpindahannya) subtema 1 (Suhu dan

Kalor) pembelajaran 1 yang terdiri dari 2 mata pelajaran yaitu Bahasa

Indonesia dan IPA. Pada pembelajaran 1 ada beberapa materi

pembelajaran diantaranya yaitu hubungan tindakan manusia terhadap

lingkungan alam yang berkaitan dengan perpindahan energi panas dan

teks penjelasan (eksplanasi) dari media cetak atau elektronik. dari

beberapa materi yang ada pada pembelajaran tematik terpadu ditemukan

sejumlah permasalahan baik yang dihadapi guru maupun permasalahan

siswa dalam proses pembelajaran. peneliti temukan beberapa

permasalahan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

pelaksanaan pembelajaran. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), peneliti temukan bahwa guru tidak mengembangkan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang ada pada buku guru, terlihat bahwa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sama persis

dengan yang ada pada buku guru, yang mana seharusnya RPP itu

dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat

sesuai dengan situasi, kondisi,dan karakteristik siswa.


5

Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti temukan beberapa

masalah yang dialami oleh guru, antara lain ; (1) Guru belum

menggunakan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi,

kondisi, dan karakteristik siswa, (2) Pembelajaran masih berpusat kepada

guru, (3) Guru kurang mengaitkan materi antar mata pelajaran (4) guru

kurang memperkenalkan siswa dengan masalah-masalah nyata yang dekat

dengan lingkungan siswa, (5) Guru kurang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpartisipasi aktif pada kelompok dalam menemukan

permasalahan-permasalahan kontekstual yang sedang dipelajari.

Permasalahan yang dialami guru tersebut berdampak kepada siswa,

seperti : siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

dalam memecahkan masalah nyata yang dekat dengan lingkungan siswa,

siswa kurang aktif bekerjasama di dalam kelompok, dan siswa tidak

bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung.

Untuk mengatasi permasalahan di atas guru harus mampu memilih

model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang

dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah Model

Problem Based Learning (PBL). Menurut Tan (dalam Rusman, 2012:232)

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran

berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan

yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia

nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan

kompleksitas yang ada.


6

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan

model pembelajaran yang mampu menuntut siswa untuk berpikir kritis

dalam memecahkan masalah, aktif bekerja sama di dalam kelompok. Setiap

siswa bebas mengemukakan idenya dengan teman yang lain, meningkatkan

rasa kepercayaan diri siswa dan mengaitkan pengalaman kehidupan nyata

siswa dengan materi sehingga siswa mampu membangun pengetahuannya

sendiri.

Tujuan Problem Based Learning (PBL) adalah mengembangkan

kemampuan berfikir kritis peserta didik, kemampuan pemecahan masalah

peserta didik dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik

untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri (Fathurrohman, 2016).

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, model

Problem mengimplementasikan pembelajaran tematik terpadu untuk

melatih siswa memecahkan masalah dunia nyata dan melatih siswa

berpikir kritis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “ Implementasi Model Problem

Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran

Tematik Terpadu di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Implementasi Model Problem Based Learning (PBL)


7

Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V

SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang” ?

Secara khusus, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran untuk peningkatan

proses pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota

Padang ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran untuk peningkatan proses

pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

secara umum adalah untuk mendeskripsikan “Implementasi Model

Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Proses

Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota

Padang”. Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus yaitu

mendeskripsikan:

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk peningkatan proses

pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL) di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang.


8

2. Pelaksanaan pembelajaran untuk peningkatan proses pembelajaran

tematik terpadu dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang

dapat dijadikan acuan bagi pengajar pada umumnya dan khususnya

berkaitan dengan meningkatkan proses pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning (PBL).

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan serta wawasan peneliti

dalam pengajaran proses pembelajaran tematik terpadu dengan

model Problem Based Learning (PBL) di kelas V sekolah dasar.

b. Bagi guru, memperoleh pengalaman dalam menerapkan

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem Based

Learning (PBL). Guru dapat menciptakan pembelajaran tematik

terpadu yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan

karakteristik siswa sehingga materi dapat tersampaikan dengan

baik.
9

c. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan baru mengenai cara

belajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada

pembelajaran tematik terpadu.


10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi antara guru

dengan siswa di dalam kelas guna tercapainya tujuan pembelajaran. Proses

pembelajaran diarahkan untuk membelajarkan siswa agar mampu

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan (Sanjaya, 2011).

Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk

membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses dimana didalam nya terdapat

rangkaian aktivitas guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

tertentu yan dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Hasyim, 2014:271).

Selanjutnya menurut Suprihatiningrum (2016:80-81) “Proses

pembelajaran merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang

terdapat dalam pembelajaran yang satu sama lainnya saling berhubungan

dalam ikatan mencapai suatu tujuan. Hal yang termasuk komponen

pembelajaran antara lain tujuan intruksional yang hendak dicapai, materi

pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi sebagai

alat ukur tercapai tidaknya tujuan”.

10
11

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran adalah interaksi antar semua komponen atau unsur yang

terdapat dalam pembelajaran seperti interaksi antara guru dengan siswa

serta antara siswa dengan siswa yang satu sama lainnya saling

berhubungan guna mencapai suatu tujuan.

2. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan

pembelajaran dengan menghubungkan dan mengaitkan materi dalam

berbagai bidang studi ke dalam suatu tema. Proses pembelajaran

tematik terpadu menekankan keterlibatan siswa sehingga siswa dapat

memperoleh pengalaman langsung dan berlatih untuk dapat

menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya

(Anshory,dkk, 2018:38).

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Machali, 2014).

Menurut Faisal (2014 : 39) menyatakan “Pembelajaran yang tematik

terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai

fokus utama. Pembelajaran tersebut memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa secara utuh”.


12

Kemudian, menurut Poerwadarminta (dalam Majid, 2014:80)

“Pembelajaran tematik terpadu merupakan pembelajaran yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid.

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok

pembicaraan”.

Berdasarkan pendapat dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran

tematik terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran agar dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa secara utuh.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik terpadu memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Majid

(2014:89-90) mengemukakan beberapa karakteristik dari pembelajaran

tematik terpadu, sebagai berikut :

(1) Berpusat pada peserta didik; (2) memberikan pengalaman


langsung kepada peserta didik; (3) pemisahan mata pelajaran
tidak begitu nyata dan jelas; (4) menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses mata pelajaran; (5)
bersifat fleksibel; (6) menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan.

Menurut Puspita & Yuhelman (2017:33) karakteristik

pembelajaran tematik terpadu antara lain, mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa, mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah nyata yang dekat dengan lingkungan siswa

dan peristiwa yang dialami siswa, serta memberikan pengalaman


13

langsung kepada siswa agar menjadi manusia yang terbiasa

berpikir kritis dan mandiri dalam kehidupannya.

Selanjutnya, menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2015:81-

83) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses

mempunyai beberapa karakteristik, sebagai berikut :

(1) Holistik suatu gejala, atau peristiwa yang menjadi pusat


perhatian dalam pembelajaran tematik terpadu diamati dan
dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut
pandang yang terkotak-kotak; (2) bermakna, pengkajian
suatu fenomena dari berbagai macam aspek,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar-
skemata yang dimiliki oleh siswa, yang pada gilirannya
nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi
yang dipelajari; (3) otentik, pembelajaran terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep
dan prinsip yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan
belajar secara langsung; (4) aktif, pembelajaran terpadu
menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran, baik
secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna
tercapainya hasil belajar yang optimal.

Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa karateristik

pembelajaran tematik terpadu adalah : (1) berpusat pada siswa, (2)

memberikan pengalaman langsung, (3) pemisahan pelajaran tidak

begitu jelas, (4) menyajikankan konsep dari berbagi mata

pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) menggunakan prinsip belajar

sambil bermain dan menyenangkan.

c. Keunggulan Pembelajaran Tematik Terpadu

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran tematik terpadu memiliki

berbagai keunggulan. Majid (2014:92) menyatakan ada beberapa

kelebihan pembelajaran tematik terpadu, yaitu :


14

(1) Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu


relevan dengan tingkat perkembangan anak; (2) kegiatan yang
dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
didik; (3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta
didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lama; (4)
pembelajaran terpadu menumbuhkembangkan keterampilan
berpikir dan social peserta didik; (5) pembelajaran terpadu
menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis. Dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil
peserta didik; (6) pembelajaran terpadu dirancang bersama dapat
meningkatkan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta
didik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dalam konteks yang
lebih bermakna.
Kemudian, menurut Daryantu & Sudjendro (2014:85-86)

pembelajaran tematik terpadu memiliki keunggulan diantaranya :

(1) Lebih mudah memusatkan perhatian peserta didik pada sebuah


tema; (2) dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar dalam
sebuah tema; (3) pembelajaran lebih berkesan danmendalam; (4)
kompetensi dasar dikaitkan dengan pengalaman peserta didik,
sehingga pembelajaran lebih bermakna; (5) Lebih bermanfaat
karena materi berbasis tema yang jelas; (6) Pembelajaran lebih
menggairahkan karena peserta didik mampu berkomunikasi dengan
kehidupan nyata; (7)Lebih efisien waktu, karena melalui satu tema
dapat dipelajari beberapa mata pelajaran sekaligus”.
Berdasarkan beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik terpadu memiliki berbagai keunggulan yaitu mampu

meningkatkan kerja sama antar guru dengan guru, guru dengan peserta

didik, peserta didik dengan peserta didik, belajar dalam situasi nyata dan

sesuai dengan tingkat perkembangan siswa , dan dalam konteks yang lebih

bermakna.
15

3. Perencanaan Pembelajaran Tematik TerpadPerencanaan perlu

dilakukan agar tercapainya tujuan dari pembelajaran tematik terpadu itu

sendiri. Perencanaan berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan

secara efektif dan efesien. Perencanaan tersebut dapat dituangkan dalam

bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran mencakup seluruh kegiatan

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Majid

(20014:20) perencanaan yang baik perlu memuat:

(1) Tujuan apa yang diinginkan atau bagaimana cara


mengorganisasi aktifitas belajar dan layanan-layanan
pendukungnya,(2) program atau layanan atau bagaimana
cara mengorganisasi aktifitas belajar dan layanan-layanan
pendukungnya, (3) tenaga manusia yakni mencakup cara-
cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, prilaku,
kompetensi maupun kepuasaan mereka, (4) keuangan
meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan, (5)
bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan
pola distribusi dan kaitannya dengan pengembangan
psikologis, (6) struktur organisasi bagaimana cara
mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan
program dan aktifitas kependidikan yang direncanakan, dan
(7) konteks sosial atau element-element lain yang perlu
dipertimbangkan dalam perecanaan pembelajaran.

Pembelajaran yang direncanakan memerlukan berbagai

teori untuk merancang agar pembelajaran yang disusun dapat

memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Adapun fungsi dari

perencanaan pembelajaran sebelum dilaksanakannya proses

pembelajaran yaitu untuk memperbaiki kualitas pembelajaran,


16

untuk merancang suatu pembelajaran, untuk merencanakan desain

pembelajaran, untuk menentukan ketercapaian tujuan, dampak

penggiring dari pembelajaran, memudahkan siswa untuk belajar,

melibatkan semua variabel pembelajaran, dan menetapkan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Rencana pelaksanaan pembelajaran harus dibuat oleh guru

sebelum melaksanakan pembelajaran. Rencana pembelajaran

disusun secara lengkap dan sistematis agar kegiatan pembelajaran

lebih terarah dan berlangsung secara efektif dan efisien. Berkaitan

dengan itu, Prastowo (2013:57) menyatakan bahwa “Dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran minimal ada 5 komponen

pokok, yaitu tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode, media

dan sumber belajar, serta komponen evaluasi”. Selanjutnya,

menurut Majid (2014:5) “Komponen rencana pelaksanaan

pembelajaran meliputi: (1)identitas mata pelajaran, (2) kompetensi

inti, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5)

tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) metode

pembelajaran, (8) media, alat dan sumber pembelajaran, (9)

kegiatan pembelajaran, dan (10) penilaian.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

perencanaan yang dibuat dengan baik akan membantu dalam

proses pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. Perencanaan


17

pembelajaran berfungsi untuk menentukan ketercapaian tujuan dan

memperbaiki kualitas pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan

pembelajaran harus berpedoman pada komponen-komponen RPP,

yaitu: : (1)identitas mata pelajaran, (2) kompetensi inti, (3)

kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan

pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) metode pembelajaran,

(8) media, alat dan sumber pembelajaran, (9) kegiatan

pembelajaran, dan (10) penilaian.

b. Prinsip Penyusunan Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun

berdasarkaan kompetensi-kompetensi dasar yang telah ditetapkan

dalam kurikulum. Menurut kurniasih (2014:190) ”Penyusunan

RPP dapat dimulai KD-3 dan KD-4 secara berpasangan, KD-1

dan KD-2 sebagai dampak proses pembelajaran atau

diintegrasikan secara khusus”.

Tahapan penyusunan RPP menurut Kurniasih (2014:203)

adalah : (1) mempelajari standar kompetensi yang ditetapkan

dalam kurikulum (2) mempelajari karakteristik siswa (3) memilih

konten (materi) pembelajaran (4) memilih metode dan teknik

penilaian (5) memilih proses intruksional( pendekatan, strategi

dan metode pembelajaran) (6) menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)
18

Selanjutnya, prinsip-prinsip yang harus diperhatikan

dalam pengembangan RPP menurut Majid (2014:226) adalah

sebagai berikut: (1) memperhatikan perbedaan individu siswa, (2)

mendorong partisipasi aktif siswa, (3) mengembangkan budaya

membaca dan menulis, (4) memberikan umpan balik dan tindak

lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik

positif, penguatan, pengayaan, dan remdy, (5) keterkaitan dan

keterpaduan, (6) menerapakan teknologi informasi dan

komunikasi.

Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah penyusunan RPP antara lain : mempelajari

standar kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum,

mempelajari karakteristik siswa, memilih konten (materi)

pembelajaran, memilih metode dan teknik penilaian, memilih

proses intruksional (pendekatan, strategi dan metode

pembelajaran), menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pengembangan

RPP seperti : memperhatikan perbedaan individu siswa,

mendorong partisipasi aktif siswa, mengembangkan budaya

membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak

lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik

positif, penguatan, pengayaan, dan remedial, keterkaitan dan

keterpaduan, menerapakan teknologi informasi dan komunikasi.


19

4. Model Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Proses pembelajaran akan dapat terlaksana dengan baik apabila

diajarkan dengan menggunakan atau memilih model pembelajaran yang

tepat dan relevan sesuai tuntutan materi yang akan diajarkan. Model

pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang menggambarkan

prosedur yang sistematis untuk mengorganisasikan pengalaman belajar

sebagai petunjuk dan pedoman bagi pengajar untuk merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran guna mencapai tujuan

pembelajaran (Hosnan, 2014).

Kemudian Trianto (2010:51) menyatakan “model pembelajaran

adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial”.

Lebih lanjut menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2013: 133)

mengungkapkan bahwa “Model pembelajaran adalah suatu rencana atau

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang

digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar dalam merencanakan


20

dan melaksanakan pembelajaran dikelas supaya terlaksana dengan baik

guna mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)

Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat

memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif terlibat dalam

pengalaman belajar, salah satu alternatif yang dapat dikembangkan

untuk keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah adalah

model Problem Based Learning (PBL).

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis

masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi

pembelajaran (Zuryanti,2017)

Pendapat lain dikemukakan oleh Hosnan (2014:298) bahwa

Problem Based Learning (PBL) adalah “Pembelajaran yang

menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-

structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik

untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan

berfikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru ”.

Kemudian, menurut Setiyaningrum (2018) model Pembelajaran

PBL adalah sebuah model pembelajaran yang menghadapkan siswa

pada suatu masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang harus


21

dicari solusinya, agar dapat membuat siswa aktif belajar dan diharapkan

dapat menciptakan pengalaman belajar bagi siswa.

Berdasarkan kedua uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model yang menekankan

siswa untuk aktif bekerja sama dalam pembelajaran, memecahkan

masalah, berpikir kritis, berani mengungkapkan pendapatnya untuk

mencari solusi dari permasalahan yang ada.

c. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik atau ciri-ciri

tersendiri. Adapun karakteristik dari model Problem Based Learning

(PBL) Menurut Rusman (2012:232) karakteristik pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

(1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar, (2)


permasalah yang diangkat adalah permasalah yang ada di dunia
nyata yang tidak terstruktur, (3) permasalahan membutuhkan
perspektif ganda (multiple perspective),(4) permasalahan,
menantang pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar, (5) belajar
pengarahan diri menjadi hal utama, (6) pemamfaatan sumber
pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL,
(7) belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif, (8)
pengembangan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah
sama pentingnya dengan pengguasaan isi pengetahuan untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan, (9) keterbukaan
proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah
proses belajar, (10) PBL melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajar.
Selanjutnya Model problem based learning memiliki

karakteristik sebagai berikut: (1) pengajuan pertanyaan atau masalah,(2)


22

berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu,(3) penyelidikan autentik,

(4) menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya,(5) kerja

sama (Nasir,Wagino,Pasaribu,2017).

Kemudian, Hosnan (2014: 300) karakteristik model Problem

Based Learning (PBL) diantaranya adalah pengajuan masalah atau

pertanyaan, keterkaitan dengan berbagai masalah disiplin ilmu,

penyelidikan yang autentik, menghasilkan dan memamerkan hasil atau

karya, dan kolaborasi baik antar sesama siswa maupun antar guru dan

siswa.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa karakteristik

model Problem Based Learning (PBL) yaitu pembelajaran yang

berfokus pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa

kemudian masalah yang dipilih haruslah berhubungan dengan dunia

nyata siswa, permasalahan harus menantang pengetahuan yang dimiliki

siswa dengan dukungan guru memberikan pembelajaran yang bermakna

pada siswa.

d. Keunggulan Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning (PBL) ini juga memiliki

beberapa keunggulan, menurut Suyadi (2013:142) sebagai berikut:

(1) pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus


untuk lebih memahami isi pelajaran, (2) Pemecahan masalah
dapat menantang kemampuan peserta didik, sehingga
memberikan keleluasaan untuk menentukan pengetahuan baru
bagi peserta didik. (3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran peserta didik, (4) Pemecahan masalah
dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
23

kehidupan nyata, (5) menjadikan siswa lebih mandiri dan


dewasa, mampu memberikan aspirasi dan menerima pendapat
orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif terhadap
siswa lain, (6) Pemecahan masalah dapat membantu peserta didk
untuk mengembangkan pengetahuan barunya, dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang dilakukan,
Sedangkan menurut Faisal (2014:89) mengidentifikasi 6

keunggulan Problem Based Learning (PBL), yakni:

(1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna, (2) dalam


situasi PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilanseca simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan, (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, (4) siswa lebih memahami konsep yang diajarkan
sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut, (5)
melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi, (6) Siwa dapat
merasakan manfaat pembalajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, (7)
menjadikan siswa lebuh mandiri dan dewasa, mampu memberi
aspirasi, menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap
sosial yang positif di antara siswa, (8) pengkondisian siswa
dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa daat
diharapkan.
Merujuk dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa keunggulan Problem Based Learning (PBL) adalah dapat

membuat siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sehingga siswa

diharapkan dapat menemukan konsep tersebut, melibatkan siswa secara

aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir

siswa yang lebih tinggi, pengetahuan tertanam berdasarkan skemata

yang dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna, siswa

dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-masalah yang

diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata.


24

e. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning (PBL)

Secara garis besar, model Problem Based Learning (PBL)

menyajikan kepada siswa situasi masalah kontekstual yang autentik dan

bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk

memecahkan masalah dengan membangun pengetahuannya sendiri.

Adapun langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) dalam

pembelajaran menurut Kemendikbud 2013 (dalam Faisal, 2014: 87)

Problem Based Learning (PBL) terdiri dari lima langkah, yaitu: “(1)

Konsep dasar; (2) Pendefenisian masalah; (3) Pembelajaran mandiri;

(4) Pertukaran pengetahuan; (5) Penilaian”.

Kemudian menurut (Marsali, 2016) menyatakan langkah-

langkah PBL sebagai berikut :

(1) Orientasi siswa pada masalah, diawali dengan


menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) mengorganisasikan
siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individu dan
kelompok, pada langkah ini siswa secara berkelompok saling
mengemukakan pendapat; (4) mengembangkan dan menyajikan
hasil karya; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah”.
Lebih lanjut Hosnan (2014: 301) menyatakan bahwa langkah-

langkah Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

(1) Orientasi siswa terhadap masalah. Guru menjelaskan tujuan


pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilih; (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar.
Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut; (3)
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai
atau melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalahnya; (4) Mengembangkan dan
25

menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa merencanakan


dan menyiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan
model serta membantu berbagi tugas dengan temannya; (5)
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan.
Dari penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti akan

menerapkan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Hosnan (2014: 301)

karena peneliti merasa bahwa langkah-langkah yang dikemukakan oleh

Hosnan lebih sederhana dan mudah untuk dipahami serta diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL).

5. Muatan Materi Pembelajaran

Pembelajaran tematik terpadu Pada Tema 8 (Lingkungan Sahabat

Kita) Subtema 1 (Manusia dan Lingkungan) Pembelajaran 3 yang terdiri

dari dari 3 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PPKn dan IPS.

a. Bahasa Indonesia

Non fiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informatif

(seringkali berupa cerita) yang pengarangnya dengan itikad baik

bertanggung jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa,

orang atau informasi yang disajikan.

Non fiksi merupakan sebuah karya yang berdasarkan fakta

dan dapat dipertanggung jawabkan oleh penulisnya. Contoh karya

sastra non fiksi antara lain adalah jenis karangan eksposisi,

argumentasi, fungsional, dan opini, esai mengenai seni atau sastra,


26

biografi, memoar, jurnalisme, serta tulisan-tulisan sejarah, ilmiah,

atau ekonomi.

b. PPKn

Keragaman Budaya Bangsa di Wilayah Indonesia

Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat

dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang

terutama suku, bangsa, ras, agama, ideologi, dan budaya. Kita

sebagai masyarakat Indonesia patut bangga dengan keragaman

sosial dan budaya yang kita miliki, dari Sabang sampai Merauke

beragam kebudayaan, suk, bangsa, bahasa, adat istiadat, agaman

dan masih banyak lagi.keragaman sosial budaya inilah yang

berpotensi menjadi sumber daya yang dapat membawa manusia

Indonesia dikenal dunia dengan keunikan dan corak warna-warni

kebudayaan.

Keanekaragaman budaya dimaknai sebagai proses, cara

atau pembuatan menjadikan banyak macam ragamnya tentang

kebudayaan yang sudah berkembang. Hal ini dimaksudkan bahwa

kehidupan bermasyarakat memiliki corak kehidupan yang beragam

dengan latar belakang kesukuan, agama, maupun ras yang berbeda-

beda. (Menurut Kamus Bahasa Indonesia dalam Widya,2013).

Kekayaan budaya Indonesia karena berbagai suku bangsa

yang ada. Kekayaan itu beragam bentuknya. Beberapa di antaranya

berbentuk bahasa daerah, rumah tradisional, pakaian adat, dan


27

kesenian daerah berupa taritarian, alat musik, lagu-lagu, dan

upacara adat. Semua budaya tersebut menjadi ciri khas tiap-tiap

daerah.

c. IPS

Jenis Usaha dengan Mengolah Sumber Daya Alam

Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat melakukan

berbagai usaha. Berbagai kegiatan dan jenis usaha yang dilakukan

menghasilkan barang dan jasa. Salah satu jenis usaha di

masyarakat yaitu mengolah sumber daya alam dari lingkungan.

Kita mengenal berbagai bentuk kegiatan manusia dalam

mengolah sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Jenis usaha bidang produksi yang bergerak dalam pengolahan

sumber daya alam (hewan dan tumbuhan) disebut usaha agraris.

Jenis usaha yang termasuk bidang agraris (pertanian dalam arti

luas) antara lain persawahan, perkebunan, perhutanan, peternakan,

dan perikanan.

A. Kerangka Teori

Kerangka teori memuat tentang proses pembelajaran tematik

terpadu di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota padang. Berdasarkan

observasi yang peneliti lakukan menemukan masalah bahwa pembelajaran

tematik terpadu belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan permasalahan

tersebut,maka peneliti ingin memperbaiki proses pembelajaran


28

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) menurut pendapat

Hosnan (2014: 301).

Langkah awal yang akan peneliti lakukan dalam pembelajaran

tematik terpadu dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) yaitu perencanaan. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tahap ini

adalah : (1) Merencanakan jadwal penelitian, (2) Merancang RPP, (3)

Menentukan materi pembelajaran, (4) merancang media.

Selanjutnya yaitu pelaksanaan pembelajaran, dengan menerapkan

model Problem Based Learning (PBL) di kelas V SDN 22 Ujung Gurun

Kota padang, yang bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran

tematik terpadu agar lebih optimal dengan dihadapkan pada permasalahan

yang dari dunia nyata serta bagaimana penyelesaiannya dan bagaimana

menerapkan pengetahuan dalam kehidupan nyata siswa.

Model Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan merujuk

pada pendapat Hosnan (2014: 301) dengan langkah-langkahnya sebagai

berikut: “(1) orientasi siswa terhadap masalah, (2) mengorganisasi siswa

untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individual dan kelompok, (4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah”.

Tahap selanjutnya yaitu penilaian, penilaian disusun dengan

merancang lembar pengamatan yang terdiri dari lembar pengamatan RPP

dan dan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran dari aspek guru

dan aspek siswa. Dengan dilaksanakan proses pembelajaran tematik


29

terpadu menggunakan model problem based learning (PBL) ini, di

harapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu di

kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota padang. Untuk lebih jelasnya,

kerangka teori dapat dilihat pada bagan teori berikut:


30

Bagan 2.1 Kerangka Teori Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik

Terpadu dengan Model Problem Based Learning (PBL)

Proses Pembelajaran Tematik Terpadu di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota

Padang Belum Optimal

Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Problem Based Learning


(PBL)

Perencanan Pelaksanaan Pembelajaan Penilaiain


1. Merencanakan 6. Orientasiakan siswa pada masalah 1. RPP
jadwal peneltian 7. Mengorganisasikan siswa untuk 2. Pelaksanaan
2. Merancang RPP belajar pembelajaran
3. Menentukan materi 8. Membimbing menyelidikikan - Apek
pembelajaran individual kelompok Guru
4. Merancang Media 9. Mengembangkan dan menyajikan -Aspe
hasil kerja Siswa
10. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.

BAB III

Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Problem Based


Learning (PBL) di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang Meningkat
31

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 22 Ujung Gurun kota Padang.

Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan

sebagai berikut. Pertama, karena guru di kelas V belum menerapkan

kegiatan memecahkan masalah di dalamproses pembelajaran. Kedua,

pihak sekolah memberikan izin dan guru kelas V juga mau bekerja

sama dengan peneliti untuk melakukan penelitian disekolah ini.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V

semester II SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang. Jumlah siswanya yaitu

27 orang yang terdiri dari 7 orang siswa perempuan dan 20 orang

siswa laki-laki yang terdaftar pada tahun ajaran 2019/2020. Di

samping itu, peneliti sebagai praktisi dan satu orang pengamat

(observer) yaitu guru kelas V .

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II januari s/d juni

tahun ajaran 2019/2020 dikelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang.

Penelitian ini akan terdiri dari 2 siklus yaitu siklus pertama terdiri dari

2 pertemuan dan siklus kedua terdiri dari 1 pertemuan. Penentuan

waktu peneliti mengacu pada kalender akademik sekolah dasar karena

35
32

penelitian memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses

pembelajaran yang efetif dikelas.

B. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Adapun pendekatan kualitatif

menurut Sugiono (2011:14) “Pendekatan kualitatif sering disebut

metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah”.

Berbeda dengan pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif

lebih berupa mengukur hasil akhir dari suatu penelitian proses

kerja, kemudian disajikan dalam bentuk angka-angka. Menurut

Sugiono (2011:13) menyatakan bahwa “Pendekatan kuantitatif

merupakan pendekatan ilmiah karena telah memenuhi kaidah-

kaidah ilmu yaitu konkret/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan

sistematis berupa data angka-angka dan analisis menggunakan

statistik”.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Mulyasa (2013: 11)

mengemukakan bahwa :
33

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu upaya


untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta
didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang
sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh
guru bersamasama dengan peserta didik dibawah
bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk
memperbaiki meningkatkan kualitas pembelajaran.

PTK juga merupakan suatu pendekatan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan perubahan ke

arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Hamzah (2014) “Penelitian tindakan kelas adalah

penelitian yang di lakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

baik, dan hasil belajar siswa meningkat”.

Lebih lanjut menurut Kunandar (2016:46) “Penelitian

Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan

oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan

untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-

praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang

praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik

tersebut dilaksanakan”.

2. Alur Penelitian

Alur penelitian ini terdiri dari empat komponen dimulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan untuk melihat


34

pelaksanaan pembelajaran, dan diakhiri dengan refleksi. Penelitian

tindakan kelas menggunakan model siklus menurut pendapat Kemmis

dan MC Taggart (dalam Uno,2011:87) “ Model siklus ini mempunyai

empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi”. Alur penelitian dijelaskan dalam bagan berikut :


35

BAGAN 2. ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Studi Pendahuluan: Observasi Awal Di SD, Pada tema 6 (Panas dan Perpindahannya) Subtema 1
(Suhu dan Kalor) Pembelajaran 1, Proses Pembelajaran Tematik Terpadu di
Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang, di temukan: RPP kurang adanya
inovasi dari guru, guru kurang mengorganisasikan siswa pada masalah, guru
kurang mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru kurang mengaitkan
materi pembelajaran dengan masalah nyata siswa.

Langkah-langkah model Problem Based Learning


Siklus I Perencanaan 1 1. Orientasiakan siswa pada masalah
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Rencana pelaksanaan pembelajaran I 3. Membimbing menyelidikikan individual
kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
Pelaksanaan dan pengamatan
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

Refleksi I Belum berhasil

Langkah-langkah model Problem Based Learning


Siklus II Perencanaan II 1. Orientasiakan siswa pada masalah
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membimbing menyelidikikan individual
Rencana pelaksanaan pembelajaran II kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
Pelaksanaan dan pengamatan pemecahan masalah.

Refleksi II Berhasil Laporan

Alur Penelitian Tindakan Kelas modifikasi dari Kemmis dan Mc Taggart

(dalam Uno,2011:87)
36

C. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bersama guru

membuat rencana pelaksanaan/tindakan yang telah dilakukan pada

pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Problem

Based Learning (PBL). Pada tahap perencanaan pelaksanaan/tindakan

ini, perlu dilihat kembali refleksi awal yang telah dilakukan.

Kegiatan perencanaan difokuskan pada persiapan pelaksanaan

Tindakan yang meliputi:

1. Menetapkan jadwal penelitian

2. Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan tahapan pembelajaran

model Problem Based Learning (PBL). Hal ini meliputi tahapan

RPP dan langkah-langkah Model Problem Based Learning.

Adapun komponen RPP adalah kompetensi inti, kompetensi dasar,

indikator, menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan

menetapkan materi, pelaksanaan proses pembelajaran, memilih

media, sumber belajar dan evaluasi. Sedangkan langkah-langkah

Model Problem Based Learning adalah sebagai berikut: (1)

Orientasi siswa pada masalah, (2) Mengorganisasikan siswa untuk

belajar, (3) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, (4)

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis

dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


37

3. Menyusun alat pedoman lembar observasi pengamatan RPP,

pengamatan aktivitas guru dan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melaksanakan pembelajaran

tematik terpadu dengan penggunaan model Problem Based Learning

(PBL) sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus. Peneliti

sebagai praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas berupa

kegiatan proses pembelajaran antara siswa dengan guru dan siswa

dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

1) Peneliti selaku praktisi melaksanakan pembelajaran tematik

terpadu dengan menggunakan model pembelajaran PBL sesuai

dengan rancangan pembelajaran yang telah disusun.

2) Guru kelas selaku observer melakukan pengamatan dengan

menggunakan lembar observasi.

3) Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang

dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan

untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

c. Pengamatan

Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran tematik

terpadu di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang dengan

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) akan

dilaksanakan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan


38

terhadap tindakan pembelajaran tematik terpadu dilakukan bersamaan

dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru

sebagai observer pada waktu peneliti melaksanakan tindakan

pembelajaran tematik terpadu.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I,

sampai dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus

dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya.

Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan

diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi diadakan setelah setiap tindakan yang dilaksanakan

berakhir. Dalam tahap ini guru dan peneliti mengadakan diskusi

terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan

adalah : 1) menganalisis tindakan yang baru dilakukan, 2) mengulas

dan menjelaskan perbedaan rencana dan tindakan yang dilakukan, 3)

melakukan interferensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang

diperoleh.

Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan dan

perbaikan pada tindakan selanjutnya. Kelemahan-kelemahan dan

kendala yang ditemukan pada siklus I diperbaiki pada siklus II dan

kendala pada siklus II diperbaiki pada siklus ke-n. Berdasarkan pada

kelemahan- kelemahan yang ditemukan pada siklus tersebut disusun

kembali perencanaan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.


39

D. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan

perbaikan pada pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

Problem Based Learning pada siswa kelas V SDN 22 Ujung Gurun

Kota Padang. Data tersebut tentang hal-hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan yang berupa informasi sebagai berikut:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) merupakan perkiraan

tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran sehingga

tercipta kemungkinan yang terjadinya proses pembelajaran yang

dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan aktivitas

guru dan siswa yang meliputi interaksi pembelajaran antara siswa

dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam pembelajaran tematik

terpadu

2. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran tematik

terpadu dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang yang meliputi RPP,

kegiatan penilaian, aktivitas guru dan siswa sewaktu proses

pembelajaran. Data diperoleh dari subjek yang akan diteliti yakni, guru

dan siswa kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang .


40

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

yang valid dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini melalui beberapa

cara. Adapun cara-cara tersebut diuraikan sebagaimana berikut ini:

a. Observasi

Observasi,dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran

yang berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi yang

telah disediakan

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Dokumentasi digunakan sebagai bukti dan untuk

mengabadikan kegiatan-kegiatan penting dalam peningkatan

proses pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) sehingga dapat melengkapi data

lapangan yang terjadi apabila ada hal yang terlepas dari

pengamatan peneliti.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan pada saat

teknik pengumpulan data penelitian. Instrumen pengumpulan data

berupa lembar observasi. Untuk lebih jelas berikut adalah uraiannya :

lembar observasi. Untuk lebih jelas berikut adalah uraiannya:


41

a. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri atas :

1. Lembar Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Lembar observasi ini akan digunakan untuk

mengamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

tematik terpadu dengan menggunakan model Problem

Based Learning guna meningkatkan proses pembelajaran.

Semua yang diamati dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) ditandai dengan memberikan ceklist di

kolom yang telah tersedia pada lembar pengamatan RPP.

2. Lembar Observasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Tematik Terpadu Menggunakan Model Problem Based

Learning (PBL).

Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati

proses pembelajaran menggunakan model problem based

learning (PBL). Pedoman penilaiaan terdapat pada lembar

observasi, lembar observasi terdiri dari lembar observasi

untuk aspek guru dan lembar observasi untuk aspek siswa

yang ditandai dengan memberikan tanda ceklis pada kolom

sasaran yang terdapat dalam lembar observasi.


42

3. Lembar Tes

Lembaran tes berfungsi untuk menilai dan

mengukur penguasaan materi, terutama pada aspek kognitif,

afektif dan psikomotor selama proses pembelajaran

dilaksanakan.

B. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan model analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang

mengandung makna sedangkan data kuantitatif data yang disajikan dalam

bentuk angka-angka. Miles, dkk (dalam Sugiyono 2013:337) “Aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusiondrawing/verifikation.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013:335) “Analisis data kualitatif

adalah analisis yang tidak menggunakan model matematika, model

statistik dan model ekonometrik atau model-model tertentu lainnya”.

Sedangkan analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat

analisis bersifat kuantitatif. Data tersebut direduktif berdasarkan masalah

yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan atau

verivikasi. Tahap analisis tersebut dilakukan secara berulang sampai data

selesai dikumpulkan. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:


43

a. Menelaah data yang telah terkumpul yang melalui observasi dengan

melakukan proses transkripsi hasil pengamatan, penyeleksian, dan

pemilihan data.

b. Menyajikan data yang dilakukan dengan cara mengorganisasikan

informasi yang sudah direduksi, data tersebut mula-mula disajikan

terpisah, tetapi setelah tindakan terakhir reduksi, keseluruhan data

tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu diperoleh sajian

tunggal berdasarkan fokus pembelajaran tematik terpadu dengan

model Problem Based Learning (PBL).

c. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan

akhir penelitian, diikuti dengan kegiatan triangulasi atau pengujian

temuan penelitian. Kegiatan triangulasi di lakukan dengan cara: (a)

peninjauan kembali lembar pengamatan, dan (b) bertukar pikiran

dengan ahli, teman sejawat, dan guru, serta kepala sekolah.

d. Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data

perencanaan maupun pelaksanaan, analisis data dilakukan dengan cara

terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai

informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat

pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas

berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang

bersangkutan.

Sedangkan menghitung presentase hasil pengamatan praktik proses

pembelajaran yaitu menurut Kemendikbud (2014:107)


44

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = x 100
jumlah skor maksimal

Tingkat Penugasan Nilai Huruf Predikat

86 – 100 % A Sngat Baik

76 – 85 % B Baik

60 – 75 % C Cukup

≤ 59 % D Kurang
45

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

dilakukan dengan judul “Implementasi Model Problem Based Learning

(PBL) Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu di

Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang”. Sebelum melaksanakan

tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi di kelas

V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang, Observasi tersebut dilakukan pada

saat proses pembelajaran pada tema Tema 6 (Panas dan Perpindahannya)

Subtema 1 (Suhu dan Kalor) Pembelajaran 1 dan Pembelajaran 3.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran

2019/2020. Pelaksanaan tindakan dibagi atas 2 siklus yaitu pada siklus

pertama dilaksanakan pada tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 1

(Manusia Dan Lingkungan) pembelajaran 3 dan subtema 2 (Perubahan

Lingkungan) Pembelajaran 3, sedangkan pada siklus kedua dilaksanakan

pada tema yang sama tetapi yang digunakan adalah subtema 3 (Usaha

Pelestarian Lingkungan) pembelajaran 3. Selama melaksanakan penelitian

ini, peneliti dibantu oleh guru kelas V di SDN 22 Ujung Gurun Kota

Padang. Dalam pelaksanaannya peneliti bertindak sebagai guru (praktisi),

sedangkan guru kelas bertindak sebagai pengamat (observer).

45
46

Pelaksanaan pembelajaran dari setiap tindakan penelitian ini sesuai

dengan langkah-langkah model Problem Based Learning menurut Hosnan

(2014:301) yang terdiri dari 5 langkah, yaitu 1) Orientasi siswa pada

masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membimbing

penyelidikan individu dan kelompok, 4) mengembangkan dan

menghasilkan hasil karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Adapun perincian setiap siklus adalah sebagai

berikut:

1. Siklus I Pertemuan I

a. Tahap Perencanaan

Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) Untuk

Meningkatkan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V SDN 22

Ujung Gurun Kota Padang, sebelum pelaksanaan dilakukan terlebih

dahulu disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP yang

disusun dalam penelitian ini terdiri dari beberapa komponen yaitu:

Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar dan indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, model pembelajaran (model Problem

Based Learning), media, alat dan sumber pembelajaran, langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Sebelum RPP disusun, peneliti

menganalisis setiap kompetensi dasar yang dikembangkan dalam buku

guru dan buku siswa kurikukum 2013 kelas V tema 8 semester II

khususnya pada subtema 1 pembelajaran 3. RPP ini disusun sesuai dengan

waktu penelitian berlangsung, Perencanaan pembelajaran disusun untuk 1


47

kali pertemuan dengan alokasi waktu (6 x 35 menit) pada Siklus I

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2020. Kompetensi Inti

(KI) yang dilaksanakan merupakan ketetapan dalam kurikulum 2013 yang

diharuskan dalam RPP. (KI) tersebut adalah: (1) Menerima dan

menjalankan ajaran agama yang dianutnya, (2) Memiliki perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. (3) Memahami

pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah. (4) Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Siklus I pertemuan I dilaksanakan dengan menganalisis keterkaitan

KI 3 dan KI 4 yang berimplementasikan pada KI 1 dan KI 2,

menyesuaikan materi yang akan dilaksanakan dengan kompetensi dasar,

indikator serta tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis tersebut tema

yang dilaksanakan adalah tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 1

(Manusia dan Lingkungan) pada Pembelajaran 3.

Materi pembelajaran pada siklus I pertemuan I ini diperoleh dari

buku guru, buku siswa, internet serta buku penunjang yang relevan. Sesuai

dengan tema (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 1 (Manusia dan


48

Lingkungan) pada Pembelajaran 3, dalam pembelajaran ini kompetensi

dasar yang terkait pada pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia 3.8

Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks

nonfiksi, 4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan

memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi, dengan

indikator yang akan dicapai yaitu 3.8.1 Membaca teks nonfiksi, 3.8.2

Mengidentifikasi urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada

teks nonfiksi, 3.8.3 Menyebutkan urutan peristiwa atau tindakan yang

terdapat pada teks nonfiksi, 4.8.1 Menulis hasil identifikasi uturan

peristiwa atau tindakan dengan memperhatikan latar cerita yang

terdapat pada teks nonfiksi.

2) Kompetensi dasar pada mata pelajaran PKN 1.3 Mensyukuri

keragaman sosial masyarakat sebagai anugrah tuhan Yang Maha Esa

dalam konteks Bhinneka Tunggal Eka, 3.3 Menelaah keragaman

sosial budaya masyarakat, 4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang

mendukung keragaman sosial budaya masyarakat, dengan indikator

yang akan dicapai yaitu 1.3.1 menyusun pertanyaan tentang

keberagama sosial budaya masyarakat, 3.3.1 Mengidentifikasi

keragaman sosial budaya masyarakat, 3.3.2 Menyebutkan keragaman

sosial budaya masyarakat, 4.3.1 Menuliskan contoh sikap yang

mendukung kegiatan keberagaman sosial budaya masyarakat.


49

3) Kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS 3.3. Menganalisis peran

ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di

bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan

bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang, 4.3

Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya

untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, dengan indikator

yang akan dicapai yaitu 3.3.1 Mengidentifikasi jenis-jenis usaha

kegiatan ekonomi masyarakat, 3.3.2 Menyebutkan jenis-jenis usaha

kegiatan ekonomu masyarakat lingkungan sekitar, 4.3.1 Melaporakan

hasil identifikasi jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi masyarakat

lingkungan sekitar.

Setelah menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator

selanjutnya peneliti membuat tujuan pembelajaran sebagai panduan

rancangan agar proses pembelajaran lebih terarah, tujuan pembelajaran

yang akan dilaksanakan adalah: (1) Dengan penugasan, peserta didik dapat

membaca teks nonfiksi “Rumah Betang Uluk Palin” dengan benar (2)

Dengan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi urutan atau tindakan

yang terdapat pada teks nonfiksi dengan tepat (3) Dengan tanya jawab,

peserta didik dapat menyebutkan urutan peristiwa atau tindakan yang

terdapat pada teks nonfiksi dengan tepat (4) Dengan penugasan, peserta

didik dapat menuliskan hasil identifikasi urutan peristiwa atau tindakan

yang terdapat pada teks nonfiksi dengan tepat (5) Dengan diskusi, peserta
50

didik dapat mengidentifikasi keragaman sosial budaya masyarakat dengan

tepat (6) Dengan tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan

keragaman sosial budaya masyarakat dengan tepat (7) Dengan penugasan,

peserta didik dapat menuliskan hasil identifikasi keragaman sosial budaya

masyarakat dengan tepat (8) Dengan diskusi, peseta didik dapat

mengidentifikasi jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi masyarakat dengan

tepat (9) Dengan tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis

usaha kegiatan ekonomi masyarakat lingkungan sekitar dengan tepat (10)

Dengan penugasan, peserta didik dapat melaporkan hasil identifikasi jenis-

jenis usaha kegiatan ekonomi masyarakat lingkungan sekitar dengan tepat.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah: tanya

jawab, penugasan, diskusi kelompok, dan presentasi. Selain itu media

dalam pembelajaran juga dipersiapkan untuk memperlancar proses

pembelajaran. Adapun kegiatan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan

awal, inti dan akhir. Dalam kegiatan awal yaitu pembuka pembelajaran,

dan penginformasian tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa,

dalam kegiatan inti disesuaikan dengan langkah-langkah model Problem

Based Learning, sedangkan dalam kegiatan akhir adalah kegiatan penutup

atau melakukan konfirmasi. Terdapat pula lembar penilaian hasil belajar

siswa meliputi penilaian sikap yaitu berupa jurnal catatan guru yang diisi

sendiri oleh guru, penilaian pengetahuan yaitu menggunakan lembar

evaluasi yang terdiri dari soal-soal dan penilaian keterampilan berupa

keterampilan siswa atau kinerja siswa saat proses pembelajaran. Selain


51

itu, peneliti juga menyiapkan lembar penilaian RPP dan lembar

pengamatan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan

model Problem Based Learning dari aspek guru dan aspek siswanya.

Lembar penilaian RPP dan lembar pengamatan pelaksanaan ini diisi oleh

guru kelas V sebagai pengamat (observer).

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan

model problem based learning pada siklus I Pertemuan I dilaksanakan

pada hari Sabtu tanggal 29 Februari 2020 jam 08.00-12.00 WIB,

Pembelajaran ini berlangsung selama 6 x 35 menit. Proses pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya yaitu pada tema 8

“Lingkungan Sahabat Kita” subtema 1 “Manusia Dan Lingkungan” pada

pembelajaran ke 3 dengan mata pelajaran yang terkait Bahasa Indonesia,

PKN dan IPS. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai

praktisi (guru) serta guru kelas sebagai pengamat (observer). Selama

pelaksanaan tindakan dilakukan pengamatan proses pembelajaran dan

pelaksanaan pembelajaran dengan model problem based learning dan hasil

pengamatan yang dilakukan mengacu pada penerapan langkah-langkah

model problem based learning. Berikut ini adalah deskripsi kegiatan awal,

inti dan akhir:


52

1) Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam kepada

siswa, menyiapkan kelas (meminta siswa merapikan tempat duduk),

menanyakan kabar siswa dan memandu siswa untuk berdo’a,

kemudian guru mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan

apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran sebelumnya. Kemudian

guru menyampaikan kepada siswa dan menuliskan di papan tulis

tentang tema, subtema, dan pembelajaran yang akan dipelajari, yaitu

pada tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita” subtema 1 “Manusia Dan

Lingkungan” pembelajaran 3.

2) Kegiatan Inti

Langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, pada langkah ini

diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana guru

menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa

tentang “Teks nonfiksi “Rumah Betang Uluk Palin”, Menganalisis

Keragaman Budaya Bangsa di Wilayah Indonesia dan Menguraikan

Jenis Usaha Dengan Mengelola Sumber Daya Alam”. Kemudian guru

menginformasikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan siswa.

Setelah tujuan pembelajaran diinformasikan kepada siswa, selanjutnya

guru meminta siswa mengamati gambar Rumah Betang Uluk Palin.

Setelah mengamati gambar Rumah Betang Uluk Palin siswa bertanya

jawab dengan guru mengenai isi bacaan, yaitu : Rumah adat suku

bangsa manakah itu?, Berapa ukuran dan penghuni rumah betang uluk
53

palin?, Apa arti penting rumah betang uluk palin bagi masyarakat

Dayak?, Apa yang kemudian terjadi pada rumah betang uluk palin?.

Kemudian guru mengarahkan siswa kepada kegiatan selanjutnya untuk

memecahkan permasalahan tersebut.

Langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada

kegiatan ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, guru membagi kelompok

dengan meminta siswa berhitung 1 sampai 5, setelah itu guru meminta

siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan sesuai dengan

angka yang disebutkan. Nama dan ketua kelompok ditentukan oleh

siswa sendiri alam masing-masing kelompoknya. Selanjutnya, siswa

diminta untuk menemukan konsep/ permasalahan yang berkaitan

dengan “Keragaman sosial budaya masyarakat”. Kemudian guru

membagikan LDK tentang “Mengelompokkan keragaman budaya

bangsa diwilayah indonesia. Sebelum mengerjakan LDK, lalu guru

menjelaskan cara mengerjakan LDK agar setiap kelompok mengerti

dengan tugas yang akan dikerjakannya

Langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, Pada kegiatan ini guru membimbing dalam menemukan

pengetahuannya, guru meminta siswa agar dalam setiap kelompok

mulai mengerjakan LDK yang telah diberikan. Kemudian siswa

diminta berbagi dan mencari informasi yang berkaitan dengan

permasalahan yang terdapat pada LDK, pada saat siswa bekerja dalam
54

kelompoknya masing-masing, guru menginformasikan kepada siswa

untuk saling kerja sama dan saling menghargai pendapat teman satu

kelompok dalam mengerjakan LDK. Kemudian, Guru berjalan

mengelilingi dan mendatangi setiap kelompok apakah setiap kelompok

bekerja sama dalam kelompoknya. Memastikan bahwa apakah ada

kesulitan siswa dalam mengerjakan LDKnya dan memberikan

bimbingan kepada setiap kelompok dalam penyelesaian LDK jika ada

kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan LDK tersebut. Pada

saat kegiatan kerja kelompok ada beberapa siswa yang berselisih

dengan temannya namun setelah guru menenangkannya siswa tersebut

mulai bekerja kembali dengan kelompoknya. Setelah itu, guru

menginformasikan pada setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil

diskusinya untuk di presentasikan.

Langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan yaitu pada kegiatan ini setelah semua kelompok

mengumpulkan hasil diskusinya untuk di presentasikan, guru

menyampaikan tentang aturan dalam penyampaian hasil diskusi

kelompok, setelah itu guru meminta setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil LDK nya kedepan kelas, guru membimbing

siswa dalam menyajikan hasil diskusinya di depan kelas, lalu guru

meminta kepada kelompok yang tidak tampil untuk memberikan

tanggapan atas hasil diskusi dari kelompok yang tampil. Kemudian


55

guru meminta siswa dalam kelompok lain untuk mempresentasikan

hasil diskusinya.

Langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, yaitu pada kegiatan ini siswa bertanya jawab

dengan guru tentang materi yang belum di mengerti dan menyimpulkan

hasil akhir dari proses pemecahan masalah. Kemudian guru bersama

siswa bertanya jawab tentang urutan peristiwa pada teks “Rumah

betang uluk palin”. untuk penguatan materi. Selanjutnya guru meminta

siswa untuk untuk membaca teks “jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi

masyarakat ”, kemudian siswa diminta untuk menganalisis jenis usaha

ekonomi yang dilakukan dan selanjutnya siswa dapat mengerjakan

LKPD yang diberikan guru. Setelah itu guru memberikan evaluasi

kepada siswa untuk menilai hasil belajar siswa.

3) Kegiatan Akhir

Pembelajaran kegiatan akhir ini yang dilakukan adalah siswa

mengumpulkan semua tugasnya, baik individu maupun kelompok

sebagai penilaian, lalu guru memberikan pesan-pesan moral kepada

siswa. Kemudian guru bersama siswa bersyukur atas apa yang telah

dipelajari hari ini, lalu guru mempersilahkan siswa untuk pulang dan

mengucapkan salam sebelum pulang.

B. Tahap Pengamatan

Pembelajaran pada siklus I pertemuan II diamati oleh guru kelas V

SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang. Sedangkan proses pembelajarannya


56

dilaksanakan oleh peneliti sendiri sebagai guru. Guru kelas mengamati

Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) dan jalannya pelaksanaan

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar penilaian RPP dan

lembar pengamatan aspek guru dan siswa dalam pelaksanaan proses

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning.

Hasil pengamatan ini selanjutnya direfleksi untuk perencanaan

pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan II,

maka observer melaporkan hasil penilaian RPP dan pengamatan kegiatan

guru dan siswa dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan Aspek Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penilaian terhadap RPP siklus pertemuan I dilaksanakan melalui

lembar pengamatan penilaian RPP, dengan aspek penilaian terdiri dari: (a)

Identitas mata pelajaran, (b) perumusan indikator pembelajaran, (c)

perumusan tujuan pembelajaran, (d) pemilihan materi pembelajaran, (e)

pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media pembelajaran, (g) metode

pembelajaran, (h) Kejelasan proses pembelajaran, (i) kelengkapan

instrumen. Aspek penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran masing –

masing memiliki 4 deskriptor yang harus dicapai.

Penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus

I pertemuan I, dilaksanakan dengan memberikan tanda cek ( √) pada

kolom yang tersedia dengan memberikan skor (1, 2, 3 4) dan disesuaikan

dengan kriteria yang tertera pada keterangan. Adapun penilain terhadap


57

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I Pertemuan I secara

lengkap adalah sebagai berikut:

Identitas mata pelajaran, pada aspek ini semua deskriptor sudah

mucul. Artinya sudah terlaksana dengan baik, deskriptor yang muncul

seperti terdapat satuan pendidikan, terdapat kelas, terdapat semester,

terdapat tema atau sub tema pembelajaran dan jumlah pertemuan.

Sehingga skor yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik(SB).

Perumusan indikator, pada aspek ini hanya 3 deskriptor yang sudah

muncul yaitu perumusan indikator kesesuaian dengan kompetensi dasar

(KD), perumusan indikator mencakup aspek pengetahuan, perumusan

indikator mencakup aspek keterampilan. Sedangkan 1 deskriptor yang

belum muncul yaitu perumusan indikator mengandung kata kerja

operasional (KKO). Sehingga skor yang diperoleh adalah 3 dengan

kualifikasi baik (B).

Perumusan tujuan pembelajaran , pada aspek ini semua deskriptor

telah muncul. Artinya sudah terlaksana dengan baik, deskriptor yang

muncul seperti, perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan indicator,

perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur audience, dan

behavior, perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur condition,

perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur degree. Sehingga skor

yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pemilihan materi pembelajaran , pada aspek ini hanya 2 deskriptor

yang sudah muncul yaitu pemilihan materi sesuai dengan indikator,


58

pemilihan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan 2

deskriptor yang belum muncul yaitu pemilihan materi sesuai dengan

karakteristik siswa, pemilihan materi rinci dan jelas. Sehingga pada aspek

ini mendapatkan skor 2 dengan kualifikasi cukup (C).

Pemilihan sumber belajar, pada aspek ini ada 3 deskriptor yang

sudah muncul yaitu pemilihan sumber belajar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, pemilihan sumber belajar sesuai dengan materi

pembelajaran, pemilihan sumber belajar sesuai dengan model problem

based learnig. Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul yaitu pemilihan

sumber belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga pada aspek ini

mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pemilihan media pembelajaran, pada aspek ini ada 3 deskriptor

yang sudah muncul yaitu pemilihan media pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sesuai dengan materi

pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sesuai dengan model

problem based learnig. Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul yaitu

pemilihan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pemilihan metode pembelajaran, pada aspek ini ada 3 deskriptor

yang sudah muncul yaitu pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan

materi pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan

model problem based learnig. Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul


59

yaitu pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Kejelasan proses pembelajaran, pada aspek ini hanya 2 deskriptor

yang sudah muncul yaitu dalam RPP terdapat kegiatan pendahuluan, inti,

dan penutup, dalam RPP terdapat kesesuaian kegiatan dengan model

Problem Based Learning. Sedangkan 2 deskriptor yang belum muncul

yaitu dalam RPP terdapat kesesuaian dengan sistematika/ keruntutan

materi, dalam RPP terdapat kesesuaian alokasi waktu pada setiap kegiatan

(pendahuluan, inti, dan penutup). Sehingga pada aspek ini mendapatkan

skor 2 dengan kualifikasi cukup (C).

Kelengkapan instrumen terdapat 4 deskriptor. 3 deskriptor yang

sudah muncul yaitu, penilaian sesuai dengan instrumen penilaian sikap,

penilaian sesuai dengan instrumen penilaian pengetahuan, penilaian sesuai

dengan instrumen penilaian keterampilan. Sedangkan 1 deskriptor belum

muncul yaitu penilaian sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer (Guru

kelas V) terhadap peneliti, jumlah skor yang diperoleh pada pengamatan

RPP siklus I pertemuan I adalah 27 dari jumlah skor maksimal 36, dengan

presentase keberhasilan 75%. Dengan demikian predikat keberhasilan

berada pada kriteria cukup (C). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

lampiran 16 halaman 187.


60

2) Pengamatan Aspek Guru

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

Problem Based Learning dari aspek guru masih belum terlaksana dengan

maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat pada lembar observasi

pengamat, penjelasannya sebagai berikut:

Pada langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, ke 4 deskriptor

sudah muncul dalam pembelajaran seperti menyampaikan tujuan

pembelajaran, guru meminta siswa mengamati gambar Rumah Betang

Uluk Palin. Setelah mengamati gambar Rumah Betang Uluk Palin siswa

bertanya jawab dengan guru mengenai isi bacaan, yaitu : Di mana letak

rumah betang uluk palin?, Rumah sadat suku bangsa manakah itu?, Berapa

ukuran rumah betang uluk palin?, Berapa penghuni rumah betang uluk

palin?, Apa arti penting rumah betang uluk palin bagi masyarakat Dayak?,

Apa yang kemudian terjadi pada rumah betang uluk palin? Sehingga skor

yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pada langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, ke 4

deskriptor sudah muncul seperti Guru membagikan LKPD kepada peserta

didik, meminta peserta didik mengumpulkan lembar LKPD yang telah

dikerjakan, Guru menjelaskan bahwa di Indonesia memiliki keragaman

budaya bangsa dan masing-masing keragaman itu memiliki keunikannya

tersendiri, meminta peserta didik untuk membaca teks “Keragaman

Budaya Bangsa di Wilayah Indonesia. Sehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).


61

Pada langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, hanya 3 deskriptor yang sudah muncul seperti Guru

membagikan lembar kerja kelompok (LDK), Guru meminta peserta didik

mengidentifikasi keragaman budaya bangsa di wilayah Indonesia, Guru

membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi keragaman budaya

bangsa di wilayah Indonesia, Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul

adalah membagi siswa kedalam 5 kelompok yang heterogen. Sehingga

pada langkah ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pada langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, hanya 3 deskriptor yang sudah muncul dalam

pembelajaran, seperti guru meminta siswa dalam setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil LDK nya kedepan kelas, membimbing siswa

dalam menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas, meminta siswa

dalam kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan. Sedangkan 1

deskriptor yang belum muncul seperti menjelaskan aturan dalam

penyampaian hasil diskusi kelompok. Sehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pada langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, hanya 3 deskriptor telah muncul dalam

pembelajaran, seperti meminta peserta didik membaca teks “Jenis Usaha

dengan Mengelola Sumber Daya Alam”, Guru membagikan LKPD 2

kepada siswa, Guru meminta siswa mengumpulkan LKPD 2, membagikan

lembar evaluasi kepada siswa. Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul


62

Guru meminta peserta didik membaca teks “Jenis Usaha dengan

Mengelola Sumber Daya Alam”. Sehingga pada langkah ini mendapatakan

skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pada kegiatan Penutup, hanya 2 deskriptor yang muncul yaitu

bertanya jawab dengan siswa tentang pembelajaran yang belum dipahami

siswa, meminta siswa untuk bersyukur atas apa yang telah dipelajarinya

hari ini dan juga dipersilahkan untuk pulang. Sedangkan 2 deskriptor yang

belum muncul adalah membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran

menyampaikan pesan moral kepada siswa. Sehingga memperoleh skor 2

dengan kualifikasi cukup (C).

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran aspek

guru yang diamati oleh observer, maka diperoleh jumlah skor sebanyak 19

dari jumlah skor maksimal yaitu 24 dengan presentase keberhasilan adalah

79,16% dan predikat keberhasilan berada pada kriteria Baik (B). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 191.

3) Pengamatan Aspek Siswa

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

Problem Based Learning dari aspek guru masih belum terlaksana dengan

maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat pada lembar observasi

pengamat, penjelasannya sebagai berikut:

Pada langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, ke 4 deskriptor

tersebut sudah muncul dalam pembelajaran seperti mendengarkan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran, mengamati media gambar “Rumah


63

betang uluk palin”, lalu bertanya jawab dengan guru tentang teks bacaan

“Rumah betang uluk palin”, Peserta didik kembali mengamati gambar

“Rumah Bagonjong”, lalu melakukan tanya jawab mengenai “Rumah

Bagonjong”., selanjutnya melakukan tanya jawab mengenai keunikan

Rumah Bagonjong yang ada di daerah mereka dan menyimak guru

menyampaikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa. Sehingga

skor yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB)

Pada langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, ke 4

deskriptor sudah muncul seperti siswa mengerjakan LKPD yang telah

dibagikan guru, siswa mengumpulkan lembar LKPD yang telah

dikerjakan, siswa mengetahui bahwa di Indonesia memiliki keragaman

budaya bangsa dan masing-masing keragaman itu memiliki keunikannya

tersendiri, siswa mengetahui keragaman budaya bangsa di wilayah

Indonesia. Sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4 dengan

kualifikasi sangat baik (SB).

Pada langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, hanya 3 deskriptor yang sudah muncul dalam pembelajaran,

seperti siswa, Peserta didik dibimbing guru dalam menyampaikan hasil

diskusinya di depan kelas, siswa mengidentifikasi keragaman budaya

bangsa di wilayah Indonesia, siswa dibimbing pada saat mengidentifikasi

keragaman budaya bangsa di wilayah IndonesiaSehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B). Sedangkan 1 deskriptor

yang belum muncul adalah siswa dibagi kedalam 5 kelompok yang


64

heterogen. Sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 3 dengan

kualifikasi baik (B).

Pada langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, hanya 3 deskriptor yang sudah muncul dalam

pembelajaran, seperti siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil

LDKnya kedepan kelas, siswa dibimbing guru dalam mempresentasikan

hasil LDKnya, siswa dalam kelompok yang tidak tampil memberikan

tanggapan, siswa dalam kelompok yang tidak tampil memberikan

tanggapan, Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul yaitu

mendengarkan guru menjelaskan aturan dalam penyampaian hasil diskusi

kelompok. Sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 3 dengan

kualifikasi baik (B).

Pada langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, hanya 3 deskriptor telah muncul dalam

pembelajaran seperti siswamembaca teks “Jenis Usaha dengan Mengelola

Sumber Daya Alam”, siswa dapat mengerjakan LKPD 2 yang dibagikan

guru , siswa mengumpulkan LKPD 2, membagikan lembar evaluasi

kepada siswa. Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul siswa membaca

teks “Jenis Usaha dengan Mengelola Sumber Daya Alam”. Sehingga pada

langkah ini mendapatakan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pada kegiatan Penutup, hanya 2 deskriptor yang muncul yaitu

bertanya jawab dengan guru tentang pembelajaran yang belum dipahami ,

bersyukur atas apa yang telah dipelajarinya hari ini dan juga dipersilahkan
65

untuk pulang. Sedangkan 2 deskriptor yang belum muncul adalah

menyimpulkan pelajaran dengan bimbingan guru, mendengarkan pesan

moral yang disampaikan guru kepada siswa. Sehingga memperoleh skor 2

dengan kualifikasi cukup (C).

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran aspek

siswa yang diamati oleh observer, maka diperoleh jumlah skor sebanyak

22 dari jumlah skor maksimal yaitu 28 dengan presentase keberhasilan

adalah 79,16% dan predikat keberhasilan berada pada kriteria Baik (B).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 195.

C. Tahap Refleksi

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas (observer)

pada siklus I pertemuan I dapat dilihat bahwa perencanaan pembelajaran

tematik terpadu menggunakan model problem based learning belum

terlaksana dengan maksimal, maka itu masih banyak perbaikan lagi,

refleksi mencakup refleksi terhadap RPP, aspek guru, dan aspek siswa.

untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a) Refleksi Terhadap Rencana Pelaksanaan (RPP)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas

(observer) pada siklus I pertemuan I dapat dilihat bahwa

perencanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

problem based learning masih banyak kekurangan. Adapun


66

kekurangan-kekurangan dalam aspek Rancangan Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pada komponen perumusan indikator ada 1 deskriptor yang

tidak muncul yaitu perumusan indikator tidak mengandung

kata kerja operasional. Upaya perbaikan yang dilakukan adalah

menyesuaikan perumusan indikator dengan kata kerja

operasional atau KKO .

2) Pada komponen pemilihan materi pembelajaran ada 2

deskriptor yang tidak muncul yaitu pemilihan materi

pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik siswa,

pemilihan materi kurang rinci dan jelas. Guru kurang

menyesuikan materi dengan karakteristik siswa serta pemilihan

materi masih belum rinci dan jelas. Solusi untuk pembelajaran

berikutnya guru harus lebih memperhatikan lagi pemilihan

materi ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa juga pada

penyajiannya.

3) Pada komponen pemilihan sumber belajar ada 1 deskriptor

yang tidak muncul seperti pemilihan sumber belajar belum

sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini terjadi karena guru

masih belum teliti dalam memilih sumber belajar yang tepat.

Sehingga pemilihan sumber belajar belum tercapai sesuai

dengan karakteristik siswa itu sendiri, dan sebaiknya guru

harus memperhatikan lebih dalam lagi mengenai hal tersebut


67

agar pada pembelajaran berikutnya ada hendaknya kesesuaian

antara pemilihan sumber belajar dengan karakterisitik siswa.

4) Pada komponen pemilihan media pembelajaran ada 1

deskriptor yang tidak muncul seperti pemilihan media

pembelajaran tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini

terjadi karena guru masih belum teliti dalam merancang media

pembelajaran yang tepat. Sehingga pemilihan media

pembelajaran belum tercapai sesuai dengan karakterisitik siswa

itu sendiri, dan sebaiknya guru harus memperhatikan lebih

dalam lagi mengenai hal tersebut agar pada pembelajaran

berikutnya ada hendaknya kesesuaian antara pemilihan media

pembelajaran dengan karakteristik siswa.

5) Pada komponen pemilihan metode pembelajaran ada 1

deskriptor yang tidak muncul seperti pemilihan metode

pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini

terjadi karena guru masih belum teliti dalam menggunakan

metode pembelajaran yang tepat. Sehingga pemilihan metode

pembelajaran belum tercapai sesuai dengan karakterisitik siswa

itu sendiri, maka sebaiknya guru harus memperhatikan lebih

dalam lagi mengenai hal tersebut agar pada pembelajaran

berikutnya ada hendaknya kesesuaian antara pemilihan metode

pembelajaran dengan karakteristik siswa.


68

6) Pada Komponen Kejelasan proses pembelajaran ada 2

deskriptor yang tidak muncul yaitu dalam RPP belum terdapat

kesesuaian dengan sistematika/ keruntutan materi, dalam RPP

belum terdapat kesesuaian alokasi waktu pada setiap kegiatan

(pendahuluan, inti, dan penutup), Upaya perbaikan yang

dilakukan adalah pada pertemuan selanjutnya adalah

hendaknya skenario pembelajaran dalam kegiatan proses

pembelajaran lebih memperhatikan lagi kesesuaian sistematika/

keruntutan materi dan kesesuaian alokasi waktu pada setiap

kegiatan (pendahuluan, inti, dan penutup) pada RPP.

7) Pada komponen kelengkapan instrumen ada 1 deskriptor yang

tidak muncul yaitu penilaian belum sesuai dengan indikator

pencapaian kompetensi. Upaya perbaikan yang dilakukan yaitu

guru harus merancang penilaian sesuai dengan kompetensi

yang hendak dicapai.

2. Pelaksanaan

a) Refleksi Terhadap Aspek Guru

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model problem based learning dari aspek guru yang

dilakukan observer (Guru kelas V) dengan peneliti masih ditemukan

kekurangan dari proses pembelajaran yang berlangsung, kekurangan-

kekurangan tersebut di uraikan sebagai berikut:


69

1) Pada langkah ke 3 Membantu penyelidikan individu atau

kelompok, guru belum membagi siswa menjadi 5 kelompok yang

heterogen, guru hanya membagi siswa berdasarkan angka yang

diucapkan siswa secara bergantian saat pembagian kelompok.

sehingga ada beberapa kelompok yang kurang aktif selama diskusi

kelompok berlangsung. Upaya perbaikan pada pertemuan

selanjutnya yaitu dengan memperhatikan tingkat kemampuan

masing-masing peserta didik dan membagi setiap kelompok

dengan anggota yang heterogen .

2) Pada langkah ke 4 mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, guru belum memberikan penjelasan tentang tata cara

penyampaian hasil diskusi kelompok. Sehingga beberapa

kelompok kebingungan dalam menyampaikan hasil diskusinya.

Upaya perbaikan pada pertemuan selanjutnya yaitu guru harus

memberikan penjelasan tentang tata cara penyampaian hasil diskusi

kelompok terlebih dahulu, agar nantinya masing-masing kelompok

siap dan tidak kebingungan untuk menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya.

3) Pada langkah ke 5 menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, guru tidak bertanya jawab dengan siswa

tentang teks “Jenis Usaha dengan Mengelola Sumber Daya Alam”

guru langsung membagikan LKPD 2 kepada siswa, sehingga pada

kegiatan pembelajaran berikutnya siswa masih kurang mengerti


70

dan tidak maksimal dalam mengerjakan tugas. Upaya perbaikan

pada pertemuan selanjutnya yaitu sebaiknya guru bertanya jawab

dengan siswa tentang teks “Jenis Usaha dengan Mengelola Sumber

Daya Alam” terlebih dahulu sebelum membagikan LKPD 2 kepada

siswa, sehingga siswa akan mengerti dan maksimal dalam

mengerjakan tugas selanjutnya.

4) Pada kegiatan penutup, guru belum membimbing siswa untuk

menyimpulkan pelajaran, memberi pesan moral kepada siswa.

Solusi yang diberikan sebaiknya pada akhir kegiatan pembelajaran

guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran

memberi penguatan materi kepada siswa, agar nantinya siswa tahu

makna dan kesimpulan sebenarnya dari apa yang telah siswa

pelajari, hingga nantinya tidak ada kesalahpahaman konsep dari

materi yang telah dipelajari dan guru juga harus memberi pesan

moral kepada siswa, agar siswa tetap pada akhlak yang baik dan

berbudi luhur.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

observer (guru kelas V) dengan peneliti. Selanjutnya proses

pembelajaran untuk siklus I pertemuan I perlu ditingkatkan untuk

pertemuan selanjutnya.

b) Refleksi Terhadap Aspek Siswa

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model problem based learning dari aspek siswa yang


71

dilakukan observer (Guru kelas V) dengan peneliti masih ditemukan

kekurangan dari proses pembelajaran yang berlangsung,

kekurangankekurangan tersebut di uraikan sebagai berikut:

1) Pada langkah ke 3 Membantu penyelidikan individu atau

kelompok, siswa belum dibagi menjadi 5 kelompok yang

heterogen, setiap kelompok hanya dibagi berdasarkan angka yang

diucapkan siswa secara bergantian saat pembagian kelompok.

sehingga ada beberapa kelompok yang kurang aktif selama diskusi

kelompok berlangsung. Upaya perbaikan pada pertemuan

selanjutnya yaitu dengan memperhatikan tingkat kemampuan

masing-masing peserta didik dan membagi setiap kelompok

dengan anggota yang heterogen .

2) Pada langkah ke 4 mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, siswa belum diberi penjelasan tentang tata cara

penyampaian hasil diskusi kelompok oleh. Sehingga beberapa

kelompok kebingungan dalam menyampaikan hasil diskusinya.

Upaya perbaikan pada pertemuan selanjutnya yaitu guru harus

memberikan penjelasan tentang tata cara penyampaian hasil diskusi

kelompok terlebih dahulu, agar nantinya masing-masing kelompok

siap dan tidak kebingungan untuk menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya.

3) Pada langkah ke 5 menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, siswa tidak bertanya jawab dengan guru


72

tentang teks “Jenis Usaha dengan Mengelola Sumber Daya Alam”

sebelum dibagikan LKPD 2, sehingga pada kegiatan pembelajaran

berikutnya siswa masih kurang mengerti dan tidak maksimal dalam

mengerjakan tugas. Upaya perbaikan pada pertemuan selanjutnya

yaitu sebaiknya siswa bertanya jawab dengan guru tentang teks

“Jenis Usaha dengan Mengelola Sumber Daya Alam” terlebih

dahulu sebelum dibagikan LKPD 2 sebagai penguatan materi pada

pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa akan mengerti dan

maksimal dalam mengerjakan tugas selanjutnya.

4) Pada kegiatan penutup, siswa belum dibimbing guru untuk

menyimpulkan pelajaran. Solusi yang diberikan sebaiknya pada

akhir kegiatan pembelajaran guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran memberi penguatan materi kepada

siswa, agar nantinya siswa tahu makna dan kesimpulan sebenarnya

dari apa yang telah siswa pelajari, hingga nantinya tidak ada

kesalapahaman konsep dari materi yang telah dipelajari dan guru

juga harus memberi pesan moral kepada siswa, agar siswa tetap

pada akhlak yang baik dan berbudi luhur.

Berdasarkan hasil dari pengamatan tentang pelaksanaan

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem Based

Learning dari aspek guru dan siswa pada siklus I pertemuan I ini

menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning pada

pembelajaran tematik terpadu belum terlaksana dengan maksimal. Dari


73

refleksi pada siklus I pertemuan I, disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran yang diharapkan pada siklus I pertemuan I belum

tercapai dengan baik. Dengan demikian, peningkatan proses

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem Based

Learning peneliti lanjutkan pada siklus I pertemuan II dengan

memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ditemui pada siklus I

pertemuan I. Kekurangan-kekurangan yang ditemui pada siklus I

pertemuan I akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II.

2. Siklus I Pertemuan II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus I Pertemuan II Implementasi

model problem based learning (PBL) untuk meningkatan proses

pembelajaran tematik terpadu di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota

Padang dilaksanakan berpedoman pada hasil refleksi siklus I Pertemuan I.

Perencanaan pembelajaran disusun untuk 1 alokasi waktu (6 x 35 menit)

1x Pertemuan, pada Siklus I Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 7

Maret 2020.

Proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem

Based Learning di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang, sebelum

pelaksanaan dilakukan terlebih dahulu disusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). RPP yang disusun dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa komponen yaitu: Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar dan


74

indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model pembelajaran

(model Problem Based Learning), media, alat dan sumber pembelajaran,

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian.

Sebelum RPP disusun, peneliti menganalisis setiap kompetensi

dasar yang dikembangkan dalam buku guru dan buku siswa kurikukum

2013 kelas V tema 8 semester II khususnya pada subtema 2 pembelajaran

3. Kompetensi Inti (KI) yang dilaksanakan merupakan ketetapan dalam

kurikulum 2013 yang diharuskan dalam RPP. (KI) tersebut adalah: (1)

Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, (2) Memiliki

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. (3) Memahami

pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah. (4) Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Siklus I pertemuan II dilaksanakan dengan menganalisis

keterkaitan KI 3 dan KI 4 yang berimplementasikan pada KI 1 dan KI 2,

menyesuaikan materi yang akan dilaksanakan dengan kompetensi dasar,

indikator serta tujuan pembelajaran. Berdasarkan analisis tersebut tema

yang dilaksanakan adalah tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 2


75

(Perubahan Lingkungan) pada Pembelajaran 3. Materi pembelajara pada

siklus I pertemuan II ini diperoleh dari buku guru, buku siswa, internet

serta buku penunjang yang relevan. Sesuai dengan tema 8 (Lingkungan

Sahabat Kita) subtema 2 (Perubahan Lingkungan) Pembelajaran 3, dalam

pembelajaran ini kompetensi dasar yang terkait pada pembelajaran adalah

sebagai berikut:

a) Kompetensi dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 3.8

Menguraian urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks

nonfiksi, 4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan

memperhatikan latar cerita yang terdapat pada cerita nonfiksi. Dengan

indikator yang akan dicapai yaitu 3.8.1 Mengidentifikasi peristiwa

pada teks “Desa Unik di Bali”, 3.8.2 Menuliskan keunikan desa di

Bali, 4.8.1 Menceritakan kembali peristiwa pada teks “Desa Unik di

Bali”

b) Kompetensi dasar pada mata pelajaran PKN yaitu 3.3 Menelaah

keragaman sosial budaya masyarakat, 4.3 Menyelenggarakan kegiatan

yang mendukung keragaman sosial budaya masyarakat. Dengan

indikator yang akan dicapai 3.3.1 Mengidentifikasi keunikan adat

istiadat dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal masing-masing,

4.3.1 Menyampaikan sikap terhadap keragaman adat istiadat yang ada

di Indonesia.

c) Kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS 3.3 Menganalisis peran

ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di


76

bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan

bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang, 4.3

Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya

untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan indikator

yang akan dicapai 3.3.1 Mengidentifikasi jenis usaha yang dikelola

perorangan dalam masyarakat, 3.3.2 Mengidentifikasi jenis usaha yang

dikelola perorangan dalam lingkungan masyarakat tempat tinggal

masing-masing, 4.3.1 Melaporakan hasil identifikasi tentang jenis

usaha yang di kelola perorangan di lingkungan masyarakat.

Setelah menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator

selanjutnya peneliti membuat tujuan pembelajaran sebagai panduan

rancangan agar proses pembelajaran lebih terarah, tujuan pembelajaran

yang akan dilaksanakan pada pembelajaran 3 adalah: (1) Dengan

membaca siswa dapat mengidentifikasi peristiwa pada teks “Desa

Unik di Bali” dengan benar, (2) Dengan membaca teks, siswa dapat

menuliskan keunikan desa di Bali dengan benar, (3) Dengan

penugasan siswa dapat menceritakan kembali peristiwa pada teks

“Desa Unik di Bali” dengan benar, (4) Dengan mengamati

mengidentifikasi keunikan adat istiadat dalam lingkungan masyarakat

tempat tinggal masing-masing dengan benar, (5) Dengan penugasan

siswa sikap terhadap keragaman adat istiadat yang ada di Indonesia

dengan benar, (6) Dengan membaca, siswa dapat mengidentifikasi


77

jenis usaha yang dikelola perorangan di lingkungan masyarakat dengan

benar, (7) Dengan mengamati, siswa dapat mengidentifikasi jenis

usaha yang dikelola perorangan di lingkungan masyarakat tempat

tinggal masing-masing dengan benar, (8) Dengan penugasan, siswa

dapat menceritakan kembali jenis usaha yang di kelola perorangan

dalam lingkungan masyarakat dengan benar, (9) Dengan penugasan

siswa dapat membuat laporan tentang jenis usaha yang di kelola

perorangan di lingkungan masyarakat dengan tepat.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah: tanya

jawab, penugasan, diskusi kelompok dan presentasi. Adapun kegiatan

proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir. Dalam

kegiatan awal yaitu pembuka pembelajaran, dan penginformasian tentang

kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan inti disesuaikan

dengan langkah-langkah model Problem Based Learning. Sedangkan

dalam kegiatan akhir adalah kegiatan penutup atau melakukan konfirmasi.

Media dalam pembelajaran juga dipersiapkan untuk memperlancar

proses pembelajaran. Terdapat pula lembar penilaian hasil belajar siswa

meliputi penilaian sikap yaitu menggunakanjurnal catatan guru yang diisi

sendiri oleh guru, penilaian pengetahuan yaitu menggunakan lembar

evaluasi yang terdiri dari soal-soal dan penilaian keterampilan berupa

keterampilan siswa atau kinerja siswa saat proses pembelajaran. Selain

itu, peneliti juga menyiapkan lembar penilaian RPP dan lembar

pengamatan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan


78

model Problem Based Learning dari aspek guru dan aspek siswanya.

Lembar penilaian RPP dan lembar pengamatan pelaksanaan ini diisi oleh

guru kelas V sebagai pengamat (observer).

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan

model problem based learning pada siklus I Pertemuan II dilaksanakan

pada hari Sabtu tanggal 7 Maret 2020 jam 08.00-12.00 WIB, Pembelajaran

ini berlangsung selama 6 x 35 menit. Proses pembelajaran dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan sebelumnya yaitu pada tema 8 (Lingkungan

Sahabat Kita), subtema 2 (Perubahan Lingkungan) pada pembelajaran ke

3 dengan mata pelajaran yang terkait Bahasa Indonesia, PKN, dan IPS.

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai praktisi

(guru) serta guru kelas sebagai pengamat (observer). Selama pelaksanaan

tindakan dilakukan pengamatan proses pembelajaran dan hasil

pembelajaran dengan model problem based learning dan hasil pengamatan

yang dilakukan mengacu pada penerapan langkah-langkah model problem

based learning. Berikut ini adalah deskripsi kegiatan awal, inti dan akhir:

1) Kegiatan Awal

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam kepada siswa, menyiapkan kelas

(meminta siswa merapikan tempat duduk), menanyakan kabar siswa dan

memandu siswa untuk berdo’a, kemudian guru mengecek kehadiran siswa.


79

Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran

sebelumnya. Kemudian guru menyampaikan kepada siswa dan menuliskan

di papan tulis tentang tema, subtema, dan pembelajaran yang akan

dipelajari, yaitu pada tema 8 “Lingkungan Sahabat Kita” subtema 2

“Perubahan Lingkungan ” pembelajaran 3, selanjutnya guru memberikan

motivasi agar siswa bersungguh-sungguh dalam belajar.

2) Kegiatan Inti

Langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, pada langkah ini

diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana guru

menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa tentang

Teks nonfiksi “Desa Unik di Bali”, Keunikan adat istiadat dalam

keberagaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan menguraikan jenis-

jenis usaha yang dikelola perorangan dalam lingkungan masyarakat”.

Kemudian guru menginformasikan kegiatan apa saja yang akan dilakukan

siswa. Setelah tujuan pembelajaran diinformasikan kepada siswa,

selanjutnya guru meminta siswa mengamati gambar Desa Unik di Bali .

Setelah mengamati gambar Desa Unik di Bali siswa bertanya jawab

dengan guru mengenai isi bacaan, yaitu : Apa saja Desa Unik yang ada di

Bali ?, Dimanakah Letak Desa Unik di Bali tersebut?, apa keunikan dari

Desa Trunyan ?, Bagaimana struktur bangunan Desa Penglipuran ?.

Kemudian guru mengarahkan siswa kepada kegiatan selanjutnya untuk

memecahkan permasalahan tersebut.


80

Langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada

kegiatan ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5-6 orang siswa, guru membagi kelompok sesuai dengan

nomor urut absensi siswa, setelah itu guru meminta siswa duduk dalam

kelompok yang telah ditentukan. Nama dan ketua kelompok ditentukan

oleh siswa sendiri dalam masing-masing kelompoknya. siswa diminta

untuk menemukan konsep/ permasalahan yang berkaitan dengan “jenis

usaha yang dikelola sendiri”. Kemudian guru membagikan LDK tentang

“jenis-jenis usaha yang dikelola perorangan dalam lingkungan

masyarakat”. Sebelum mengerjakan LDK, lalu guru menjelaskan cara

mengerjakan LDK agar setiap kelompok mengerti dengan tugas yang akan

dikerjakannya.

Langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok,

Pada kegiatan ini guru membimbing dalam menemukan pengetahuannya,

guru meminta siswa agar dalam setiap kelompok mulai mengerjakan LDK

yang telah diberikan. Kemudian siswa diminta berbagi dan mencari

informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang terdapat pada LDK,

pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing, guru

menginformasikan kepada siswa untuk saling kerja sama dan saling

menghargai pendapat teman satu kelompok dalam mengerjakan LDK.


81

Kemudian, Guru berjalan mengelilingi dan mendatangi setiap

kelompok apakah setiap kelompok bekerja sama dalam kelompoknya.

Memastikan bahwa apakah ada kesulitan siswa dalam mengerjakan

LDKnya dan memberikan bimbingan kepada setiap kelompok dalam

penyelesaian LDK jika ada kendala yang dihadapi siswa dalam

menyelesaikan LDK tersebut. Pada saat kegiatan kerja kelompok ada

beberapa siswa yang berselisih dengan temannya namun setelah guru

menenangkannya siswa tersebut mulai bekerja kembali dengan

kelompoknya. Setelah itu, guru menginformasikan pada setiap kelompok

untuk mengumpulkan hasil diskusinya untuk di presentasikan.

Langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan yaitu pada kegiatan ini setelah semua kelompok

mengumpulkan hasil diskusinya untuk di presentasikan, guru

menyampaikan tentang aturan dalam penyampaian hasil diskusi kelompok,

setelah itu guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

LDK nya kedepan kelas, guru membimbing siswa dalam menyajikan hasil

diskusinya di depan kelas, lalu guru meminta kepada kelompok yang tidak

tampil untuk memberikan tanggapan atas hasil diskusi dari kelompok yang

tampil. Kemudian guru meminta siswa dalam kelompok lain untuk

mempresentasikan hasil diskusinya.

Langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah, yaitu pada kegiatan ini siswa bertanya jawab dengan guru

tentang materi yang belum di mengerti dan menyimpulkan hasil akhir dari
82

proses pemecahan masalah. Kemudian guru bersama siswa bertanya jawab

tentang urutan peristiwa pada teks “Desa Unik di Bali” untuk penguatan

materi. Setelah itu guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk menilai

hasil belajar siswa.

3) Kegiatan Akhir

Pembelajaran kegiatan akhir ini yang dilakukan adalah: Siswa

mengumpulkan semua tugasnya, baik individu maupun kelompok sebagai

penilaian, lalu guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa.

Kemudian guru bersama siswa bersyukur atas apa yang telah dipelajari

hari ini, lalu guru mempersilahkan siswa untuk pulang dan mengucapkan

salam sebelum pulang.

c. Tahap Pengamatan

Pembelajaran pada siklus I pertemuan II diamati oleh guru kelas V

SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang. Sedangkan proses pembelajarannya

dilaksanakan oleh peneliti sendiri sebagai guru. Guru kelas mengamati

Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) dan jalannya pelaksanaan

proses pembelajaran dengan menggunakan lembar penilaian RPP dan

lembar pengamatan aspek guru dan siswa dalam pelaksanaan proses

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning.

Hasil pengamatan ini selanjutnya direfleksi untuk perencanaan

pada siklus II. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan II,
83

maka observer melaporkan hasil penilaian RPP dan pengamatan kegiatan

guru dan siswa dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Aspek Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penilaian terhadap RPP dilaksanakan melalui lembar

pengamatan penilaian RPP, dengan aspek penilaian terdiri dari: (a)

Identitas mata pelajaran, (b) perumusan indikator pembelajaran, (c)

perumusan tujuan pembelajaran, (d) pemilihan materi pembelajaran,

(e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan media pembelajaran, (g)

metode pembelajaran, (h) Kejelasan proses pembelajaran, (i)

kelengkapan instrumen. Masing – masing aspek penilaian memili 4

deskriptor yang harus dicapai.

Identitas mata pelajaran, pada aspek ini semua deskriptor sudah

mucul. Artinya sudah terlaksana dengan baik, deskriptor yang muncul

seperti terdapat satuan pendidikan, terdapat kelas, terdapat semester,

terdapat tema atau sub tema pembelajaran dan jumlah pertemuan.

Sehingga skor yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik

(SB).

Perumusan indikator pembelajaran, pada aspek ini hanya 3

deskriptor yang sudah muncul yaitu perumusan indikator kesesuaian

dengan kompetensi dasar (KD), perumusan indikator mencakup aspek

pengetahuan, perumusan indikator mencakup aspek keterampilan.

Sedangkan 1 deskriptor belum muncul yaitu perumusan indikator


84

mengandung kata kerja operasional (KKO). Sehingga skor yang

diperoleh adalah 3 dengan kualifikasi baik (B).

Perumusan tujuan pembelajaran, pada aspek ini semua

deskriptor telah muncul. Artinya sudah terlaksana dengan baik,

deskriptor yang muncul seperti, perumusan tujuan pembelajaran sesuai

dengan indicator, perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur

audience, dan behavior, perumusan tujuan pembelajaran mengandung

unsur condition, perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur

degree. Sehingga skor yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi

sangat baik (SB).

Pemilihan materi pembelajaran, pada aspek ini ada 3

deskriptor yang sudah muncul yaitu pemilihan materi sesuai dengan

indikator, pemilihan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran,

pemilihan materi rinci dan jelas. Sedangkan 1 deskriptor yang belum

muncul yaitu pemilihan materi sesuai dengan karakteristik siswa.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik

(B).

Pemilihan sumber belajar, pada aspek ini ada 3 deskriptor yang

sudah muncul yaitu pemilihan sumber belajar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, pemilihan sumber belajar sesuai dengan materi

pembelajaran, pemilihan sumber belajar sesuai dengan model problem

based learnig. Sedangkan 1 deskriptor belum muncul yaitu pemilihan


85

sumber belajarsesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga pada aspek

ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Pemilihan media pembelajaran, pada aspek ini ada 3 deskriptor

yang sudah muncul yaitu pemilihan media pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sesuai dengan

materi pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sesuai dengan

model problem based learnig. Sedangkan 1 deskriptor belum muncul

yaitu pemilihan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik

(B).

Pemilihan metode pembelajaran, pada aspek ini semua

deskriptor telah muncul. Artinya sudah terlaksana dengan baik,

deskriptor yang muncul yaitu pemilihan metode pembelajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran sesuai

dengan materi pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran sesuai

dengan model problem based learnig, pemilihan metode pembelajaran

sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga pada aspek ini

mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Kejelasan proses pembelajaran, pada aspek ini ada 3 deskriptor

yang sudah muncul yaitu dalam RPP terdapat kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup, dalam RPP terdapat kesesuaian kegiatan dengan

model Problem Based Learning, dalam RPP terdapat kesesuaian

dengan sistematika/ keruntutan materi . Sedangkan 1 deskriptor belum


86

muncul yaitu, Dalam RPP terdapat kesesuaian alokasi waktu pada

setiap kegiatan (pendahuluan, inti, dan penutup). Sehingga pada aspek

ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B).

Kelengkapan instrument, pada aspek ini hnya 3 deskriptor yang

sudah muncul yaitu , penilaian sesuai dengan instrumen penilaian

sikap, penilaian sesuai dengan instrumen penilaian pengetahuan,

penilaian sesuai dengan instrumen penilaian keterampilan. Sedangkan

1 deskriptor belum muncul yaitu penilaian sesuai dengan indikator

pencapaian kompetensi. Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3

dengan kualifikasi baik (B).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer, jumlah

skor yang diperoleh pada pengamatan RPP siklus I pertemuan II

adalah 30 dari jumlah skor maksimal 36, dengan presentase

keberhasilan 83,33%. Dengan demikian predikat keberhasilan berada

pada kriteria baik (B). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran

15 halaman 240.

2) Pengamatan Aspek Guru

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan

model Problem Based Learning dari aspek guru masih belum

terlaksana dengan maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat

pada lembar observasi pengamat, penjelasannya sebagai berikut:

Pada langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, hanya 3

deskriptor yang muncul, deskriptor yang sudah muncul dalam


87

pembelajaran seperti menyampaikan tujuan pembelajaran, meminta

siswa untuk mengamati teks bacaan “Desa Unik di Bali”, lalu bertanya

jawab tentang peristiwa “Desa Unik di Bali”, selanjutnya meminta

siswa mengamati gambar Desa Unik di Bali, lalu menyimak guru

menyampaikan permasalahan yang akan dipecahkan, yaitu tentang

Apa saja Desa Unik yang ada di Bali ?, Dimanakah Letak Desa Unik

di Bali tersebut?, apa keunikan dari Desa Trunyan ?, Bagaimana

struktur bangunan Desa Penglipuran ?. Sedangkan 1 deskriptor yang

belum muncul yaitu meminta peserta didik mengamati gambar

“Rumah Gadang”, lalu bertanya jawab mengenai “Rumah Gadang”.

Sehingga skor yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi baik (B).

Pada langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, ke

4 deskriptor sudah muncul dalam pembelajaran seperti meminta

peserta didik untuk menemukan konsep/ permasalahan yang berkaitan

dengan keragaman adat istiadat di wilayah Indonesia, membagikan

LKPD kepada setiap individu peserta didik, Guru menjelaskan cara

mengerjakan LKPD yang telah dibagikan kepada masing-masing

individu, Guru menjelaskan bahwa di Indonesia memiliki keragaman

budaya bangsa dan masing-masing keragaman itu memiliki

keunikannya tersendiri . Sehingga pada langkah ini mendapatkan skor

2 dengan kualifikasi sangat baik (SB).


88

Pada langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, hanya 2 deskriptor yang sudah muncul dalam pembelajaran

seperti Guru mengintruksikan peserta didik untuk mengerjakan LDK,

meminta siswa untuk mengumpulan LDK untuk dipresentasikan.

Sedangkan 2 deskriptor yang belum muncul adalah membagi siswa

kedalam 5 kelompok yang heterogen, Guru mengintruksikan peserta

didik untuk berbagi dan mencari informasi yang berkaitan dengan

jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri yang terdapat pada LDK.

Sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi

cukup (C).

Pada langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, ke 4 deskriptor sudah muncul dalam pembelajaran,

seperti menjelaskan aturan dalam penyampaian hasil diskusi

kelompok, meminta siswa dalam setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil LDK nya kedepan kelas, membimbing siswa

dalam menyampaikan hasil diskusinya, dan meminta siswa dalam

kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan. Sehingga pada

langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pada langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, ke 4 deskriptor telah muncul dalam

pembelajaran, seperti membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil

akhir dari proses pemecahan masalah, bertanya jawab tentang urutan

peristiwa pada teks “Desa Unik di Bali” untuk penguatan materi,


89

meminta peserta didik membaca teks “Jenis Usaha yang Dikelola

Sendiri”, kemudian menuliskan peristiwa pada teks “Jenis Usaha yang

Dikelola Sendiri” dengan memperhatikan latar cerita, membagikan

lembar evaluasi kepada siswa. Sehingga pada langkah ini

mendapatakan skor 3 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pada kegiatan Penutup, hanya 3 deskriptor yang muncul yaitu

bertanya jawab dengan siswa tentang pembelajaran yang belum

dipahami siswa, menyampaikan pesan moral kepada siswa, meminta

siswa untuk bersyukur atas apa yang telah dipelajarinya hari ini dan

juga dipersilahkan untuk pulang. Sedangkan 1 deskriptor yang belum

muncul adalah membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran.

Sehingga memperoleh skor 4 dengan kualifikasi baik (B).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

(guru kelas V) terhadap aktivitas yang dilakukan peneliti dalam

pembelajaran siklus I pertemuan II ini dengan jumlah skor yang

diperoleh 20 dari skor maksimal 24. Dengan demikian, persentase

skor pelaksanaan pembelajaran adalah 83,33%. Hal ini menunjukkan

bahwa kriteria keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran

tematik terpadu termasuk dalam kualifikasi Baik (B). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 244.

3) Pengamatan Aspek Siswa

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan

model Problem Based Learning dari aspek siswa masih belum


90

terlaksana dengan maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat

pada lembar observasi pengamat, penjelasannya sebagai berikut:

Pada langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, memiliki 4

deskriptor. Namun hanya 3 deskriptor yang muncul, deskriptor yang

sudah muncul dalam pembelajaran seperti mendengarkan tujuan

pembelajaran, mengamati gambar “Desa Unik di Bali”, lalu bertanya

jawab dengan guru teks bacaan “Desa Unik d Bali”, selanjutnya

mengamati media gambar, lalu menyimak guru menyampaikan

permasalahan yang akan dipecahkan, yaitu Apa saja Desa Unik yang

ada di Bali ?, Dimanakah Letak Desa Unik di Bali tersebut?, apa

keunikan dari Desa Trunyan ?, Bagaimana struktur bangunan Desa

Penglipuran?, Sedangkan 1 deskriptor yang belum muncul yaitu

peserta didik mengamati gambar “Rumah Gadang”, lalu bertanya

jawab mengenai “Rumah Gadang”. Sehingga skor yang diperoleh

adalah 4 dengan kualifikasi baik (B).

Pada langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar,

memiliki 4 deskriptor. ke 4 deskriptor sudah muncul dalam

pembelajaran seperti meminta peserta didik menemukan konsep/

permasalahan yang berkaitan dengan keragaman adat istiadat di

wilayah Indonesia, peserta didik diberikan LKPD, mendengarkan guru

menjelaskan cara mengerjakan LKPD yang telah dibagikan,

mendengarkan penjelasan guru bahwa di Indonesia memiliki

keragaman budaya bangsa dan masing-masing keragaman itu memiliki


91

keunikannya tersendiri. Sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4

dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pada langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok memiliki 4 deskriptor yang diamati, Hanya 2 deskriptor

yang sudah muncul dalam pembelajaran seperti siswa mengerjakan

LDK yang telah dibagikan bersama teman kelompoknya,siswa

mengumpulkan LDK untuk di presentasikan, Sedangkan 2 deskriptor

yang belum muncul adalah siswa dibagi kedalam 5 kelompok yang

heterogen, siswa berbagi dan mencari informasi yang berkaitan dengan

permasalahan yang terdapat pada LDK. Sehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 2 dengan kualifikasi cukup (C).

Pada langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan memiliki 4 deskriptor. Ke 4 deskriptor sudah muncul

dalam pembelajaran, seperti mendengarkan guru menyampaikan aturan

dalam penyampaian hasil diskusi kelompok, siswa dalam setiap

kelompok mempresentasikan hasil LDK nya kedepan kelas, siswa

dibimbing guru dalam menyampaikan hasil diskusinya , siswa dalam

kelompok yang tidak tampil memberikan tanggapan. Sehingga pada

langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pada langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah memiliki 4 deskriptor. Ke 4 deskriptor telah

muncul dalam pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru


92

menyimpulkan hasil akhir dari proses pemecahan masalah, siswa

bertanya jawab tentang urutan peristiwa pada teks “Desa Unik Dibali”

untuk penguatan materi, siswa membaca teks “Jenis Usaha yang

Dikelola Sendiri”, kemudian menuliskan peristiwa pada teks “Jenis

Usaha yang Dikelola Sendiri” dengan memperhatikan latar cerita.,

siswa dibagikan lembar evaluasi oleh guru. Sehingga pada langkah ini

mendapatakan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pada kegiatan Penutup, terdapat 4 deskriptor. Namun hanya 3

deskriptor yang muncul yaitu bertanya jawab dengan guru tentang

pembelajaran yang belum dipahami, mendengarkan guru

menyampaikan pesan moral kepada siswa, bersyukur atas apa yang

telah dipelajari hari ini dan bersiap untuk pulang. Sedangkan 1

deskriptor yang belum muncul adalah siswa dibimbing guru untuk

menyimpulkan pelajaran. Sehingga memperoleh skor 3 dengan

kualifikasi baik (B).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat

(guru kelas V) terhadap aktivitas yang dilakukan peneliti dalam

pembelajaran siklus I pertemuan II ini dengan jumlah skor yang

diperoleh 20 dari skor maksimal 24. Dengan demikian, persentase skor

pelaksanaan pembelajaran adalah 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa

kriteria keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik

terpadu termasuk dalam kualifikasi Baik (B). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 247.


93

d. Tahap Refleksi

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas (observer)

pada siklus I pertemuan II dapat dilihat bahwa perencanaan pembelajaran

tematik terpadu menggunakan model problem based learning belum

terlaksana dengan maksimal, maka itu masih banyak perbaikan lagi,

refleksi mencakup refleksi terhadap RPP, aspek guru, dan aspek siswa.

untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a) Refleksi Terhadap Rencana Pelaksanaan (RPP)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas

(observer) pada siklus I pertemuan II dapat dilihat bahwa perencanaan

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model problem based

learning masih banyak perbaikan. Adapun kekurangan-kekurangan

dalam aspek Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pada komponen perumusan indikator ada 1 deskriptor yang tidak

muncul yaitu perumusan indikator tidak mengandung kata kerja

operasional. Upaya perbaikan yang dilakukan adalah

menyesuaikan perumusan indikator dengan kata kerja operasional

atau KKO .

2) Pada komponen pemilihan materi ajar ada 1 deskriptor yang tidak

muncul yaitu pemilihan materi ajar tidak sesuai dengan


94

karakteristik siswa. Guru kurang menyesuaikan materi dengan

karakteristik siswa, sehingga pembelajaran yang berlangsung

mendapatkan hasil yang kurang maksimal. Solusi untuk

pembelajaran berikutnya guru harus lebih memperhatikan lagi

pemilihan materi ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa juga

pada penyajiannya.

3) Pada komponen pemilihan sumber belajar ada 1 deskriptor yang

tidak muncul seperti pemilihan sumber belajar tidak sesuai

dengan karakteristik siswa. Hal ini terjadi karena guru masih

belum teliti dalam memilih sumber belajar yang tepat. Sehingga

pemilihan sumber belajar belum tercapai sesuai dengan

karakteristik siswa itu sendiri, dan sebaiknya guru harus

memperhatikan lebih dalam lagi mengenai hal tersebut agar pada

pembelajaran berikutnya ada hendaknya kesesuaian antara

pemilihan sumber belajar dengan karakterisitik siswa.

4) Pada komponen pemilihan media pembelajaran ada 1 deskriptor

yang tidak muncul seperti pemilihan media pembelajaran tidak

sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini terjadi karena guru

masih belum teliti dalam merancang media pembelajaran yang

tepat. Sehingga pemilihan media pembelajaran belum tercapai

sesuai dengan karakterisitik siswa itu sendiri, dan sebaiknya guru

harus memperhatikan lebih dalam lagi mengenai hal tersebut agar


95

pada pembelajaran berikutnya ada hendaknya kesesuaian antara

pemilihan media pembelajaran dengan karakteristik siswa.

5) Pada Komponen Kejelasan proses pembelajaran ada 1 deskriptor

yang tidak muncul yaitu dalam RPP tidak terdapat kesesuaian

alokasi waktu pada setiap kegiatan (pendahuluan, inti, dan

penutup), Upaya perbaikan yang dilakukan adalah pada

pertemuan selanjutnya adalah hendaknya skenario pembelajaran

dalam kegiatan proses pembelajaran lebih memperhatikan lagi

kesesuaian alokasi waktu pada setiap kegiatan (pendahuluan, inti,

dan penutup) pada RPP agar proses belajar mengajar dapat

berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pada komponen

Kelengkapan instrumen ada 1 deskriptor yang tidak muncul yaitu

penilaian tidak sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Upaya perbaikan yang dilakukan yaitu guru harus merancang

penilaian sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai.

2. Pelaksanaan

a) Refleksi Terhadap Aspek Guru

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model problem based learning dari aspek guru yang

dilakukan observer (Guru kelas V) dengan peneliti masih ditemukan

kekurangan dari proses pembelajaran yang berlangsung,

kekurangan-kekurangan tersebut di uraikan sebagai berikut:


96

1) Pada langkah ke 1 orientasi siswa pada masalah, guru meminta

siswa untuk mengamati gambar “Rumah Gadang", lalu bertanya

jawab tentang keunikan “Rumah Gadang”, guru mengalami

kendala karena banyak siswa yang tidak mengetahui apa saja

keunikan yang dimiliki rumah gadang di minangkabau.

Sehingga hasil yang didapat proses pembelajaran belum

mencapai nilai maksimal. Upaya perbaikan pada pertemuan

selanjutnya yaitu guru sebaiknya memperlihatkan sebuah video

khusus rumah gadang diminang kabau kepada siswa dengan

bantuan infocus agar semua siswa mendapat pembelajaran yang

sama dan hasil yang lebih maksimal.

2) Pada langkah ke 3 Membantu penyelidikan individu atau

kelompok, guru belum membagi siswa menjadi 5 kelompok

yang heterogen, guru belum meminta siswa duduk dalam

kelompok yang telah ditentukan. Sehingga beberapa siswa ribut

saat pindah ke tempat duduk kelompoknya, dan ada beberapa

kelompok yang kurang aktif selama diskusi kelompok

berlangsung. Upaya perbaikan pada pertemuan selanjutnya yaitu

dengan memperhatikan tingkat kemampuan masing-masing

peserta didik dan membagi setiap kelompok dengan anggota

yang heterogen, serta meminta siswa untuk berbagi dan mencari

informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang terdapat

pada teks Jenis Usaha Perorangan.


97

3) Pada kegiatan penutup, guru belum membimbing siswa untuk

menyimpulkan pelajaran. Solusi yang diberikan sebaiknya pada

akhir kegiatan pembelajaran guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran dan memberi penguatan materi

kepada siswa, agar siswa tahu makna dan kesimpulan

sebenarnya dari apa yang telah siswa pelajari, hingga nantinya

tidak ada kesalapahaman konsep dari materi yang telah

dipelajari.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer

(guru kelas V) dengan peneliti. Selanjutnya proses pembelajaran

untuk siklus I pertemuan II perlu ditingkatkan pada pertemuan

selanjutnya.

b) Refleksi Terhadap Aspek Siswa

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model problem based learning dari aspek siswa yang

dilakukan observer (Guru kelas IV) dengan peneliti masih ditemukan

kekurangan dari proses pembelajaran yang berlangsung,

kekurangankekurangan tersebut di uraikan sebagai berikut:

1) Pada langkah ke 1 orientasi siswa pada masalah, Siswa mengamati

gambar “Rumah Gadang", lalu bertanya jawab tentang keunikan

“Rumah Gadang”, namun siswa belum memahami bagaimana

keunikan rumah gadang,siswa hanya mengetahui bentuk rumah


98

gadang. Siswa mengalami kendala karena banyak siswa yang tidak

mengetahui apa saja keunikan yang dimiliki rumah gadang di

minangkabau. Sehingga hasil yang didapat proses pembelajaran belum

mencapai nilai maksimal. Upaya perbaikan pada pertemuan

selanjutnya yaitu sebaiknya diperlihatkan sebuah video khusus rumah

gadang diminang kabau kepada siswa dengan bantuan infocus agar

semua siswa mendapat pembelajaran yang sama dan hasil yang lebih

maksimal.

2) Pada langkah ke 3 Membantu penyelidikan individu atau kelompok,

siswa belum menjadi 5 kelompok yang heterogen, tidak diminta guru

untuk berbagi dan mencari informasi yang berkaitan dengan

permasalahan yang terdapat pada LDK. Upaya perbaikan pada

pertemuan selanjutnya yaitu guru harus memperhatikan tingkat

kemampuan masing-masing peserta didik dan membagi setiap

kelompok dengan anggota yang heterogen.

3) Pada kegiatan penutup, siswa belum menyimpulkan pelajaran dengan

imbingan guru. Solusi yang diberikan sebaiknya pada akhir kegiatan

pembelajaran siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

pembelajaran dan mendengarkan guru memberi penguatan materi, agar

siswa tahu makna dan kesimpulan sebenarnya dari apa yang telah

siswa pelajari, hingga nantinya tidak ada kesalapahaman konsep dari

materi yang telah dipelajari.


99

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas

V) terhadap aktifitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa pada siklus I

pertemuan II, perlu perbaikan karena masih ada kegiatan yang tidak

terlihat yang tidak dilakukan oleh siswa. Diupayakan agar pertemuan

selanjutnya Pada Siklus II dapat lebih baik lagi dengan adanya perbaikan.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan tindakan pada siklus II Implementasi model Problem

Based Learning untuk meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu

di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang dilaksanakan berpedoman

pada hasil refleksi siklus I. Perencanaan pembelajaran disusun untuk 1

alokasi waktu (6 x 35 menit) 1x Pertemuan, pada Siklus II dilaksanakan

pada tanggal 12 Maret 2020.

Proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem

Based Learning di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang, sebelum

pelaksanaan dilakukan terlebih dahulu disusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). RPP yang disusun dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa komponen yaitu: Kompetensi Inti (KI), kompetensi dasar dan

indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model pembelajaran

(model Problem Based Learning), media, alat dan sumber pembelajaran,

langkah-langkah kegiatanpembelajaran, dan penilaian. Sebelum RPP

disusun, peneliti menganalisis setiap kompetensi dasar yang


100

dikembangkan dalam buku guru dan buku siswa kurikukum 2013 kelas V

tema 8 semester II khususnya pada subtema 3 pembelajaran 3.

Kompetensi Inti (KI) yang dilaksanakan merupakan ketetapan

dalam kurikulum 2013 yang diharuskan dalam RPP. (KI) tersebut adalah:

(1) Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya, (2)

Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. (3)

Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah. (4) Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam

gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Siklus II dilaksanakan dengan menganalisis keterkaitan KI 3 dan

KI 4 yang berimplementasikan pada KI 1 dan KI 2, menyesuaikan materi

yang akan dilaksanakan dengan kompetensi dasar, indikator serta tujuan

pembelajaran. Berdasarkan analisis tersebut tema yang dilaksanakan

adalah tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 3 (Usaha Pelestarian

Lingkungan) pada Pembelajaran 3.

Materi pembelajaran pada siklus II ini diperoleh dari buku guru,

buku siswa, internet serta buku penunjang yang relevan. Sesuai dengan
101

tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita) subtema 3 (Usaha Pelestarian

Lingkungan) pada Pembelajaran 3, dalam pembelajaran ini kompetensi

dasar yang terkait pada pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Kompetensi dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 3.8

Menguraikan urutan peristiwaatau tindakan yang terdapat pada teks

nonfiksi,4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan

memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks nonfiksi. Dengan

indikator yang akan dicapai 3.8.1 Menentukan informasi penting pada

teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat”, 3.8.2 Menguraikan informasi penting pada teks nonfiksi

“Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat”

dalam bentuk peta pikiran, 3.8.3 Menyimpulkan informasi penting

pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap

Kesejahteraan Masyarakat”.

b) Kompetensi dasar pada mata pelajaran IPS yaitu 3.3 Menganalisis

peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat

dibidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan

bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang, 4.3

Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya

untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan indikator

yang akan dicapai 3.3.1 Menemukan peran kegiatan ekonomi dalam

upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat, 3.3.2 Menganalisis


102

peran kegiatan ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan

masyarakat, 4.3.1 Menampilkan hasil analisis tentang peran kegiatan

ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat.

c) Kompetensi dasar pada mata pelajaran PKN 3.3 Menelaah keragaman

sosial budaya masyarakat, 4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang

mendukung keragaman sosial budaya masyarakat. Dengan indikator

yang akan dicapai 3.3.1 Menemukan keuntungan keragaman sosial

akibat adanya jenis usaha, 4.3.1 Menyajikan keuntungan dari

keragaman sosial akibat adanya jenis usaha.

Setelah menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator

selanjutnya peneliti membuat tujuan pembelajaran sebagai panduan

rancangan agar proses pembelajaran lebih terarah, tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pembelajaran 3 adalah: (1)

Dengan membaca teks, peserta didik dapat menentukan informasi

penting pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap

Kesejahteraan Masyarakat” dengan benar, (2) Dengan penugasan,

peserta didik dapat menguraikan informasi penting pada teks nonfiksi

“Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat”

dalam bentuk peta pikiran dengan benar, (3) Dengan penugasan,

peserta didik dapat menyimpulkan informasi penting pada teks

nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat” dengan benar, (4) Dengan penugasan, peserta didik dapat

menampilkan informasi penting pada teks nonfiksi “Pengaruh


103

Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat” dengan baik,

(5) Dengan diskusi kelompok, peserta didik dapat menemukan peran

kegiatan ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan

masyarakat dengan benar, (6) Dengan diskusi kelompok, peserta didik

dapat menganalisis peran kegiatan ekonomi dalam upaya

menyejahterakan kehidupan masyarakat dengan benar, (7) Dengan

penugasan, peserta didik dapat menampilkan hasil analisis tentang

peran kegiatan ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan

masyarakat dengan benar, (9) Dengan diskusi kelompok, peserta didik

dapat menemukan keuntungan keragaman sosial akibat adanya jenis

usaha dengan benar, (10) Dengan tanya jawab, peserta didik dapat

menunjukkan keuntungan dari keragaman sosial akibat adanya jenis

usaha dengan benar.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah: tanya

jawab, penugasan, diskusi kelompok, praktik langsung, dan presentasi.

Adapun kegiatan proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti

dan akhir. Dalam kegiatan awal yaitu pembuka pembelajaran, dan

penginformasian tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa.

Dalam kegiatan inti disesuaikan dengan langkah-langkah model

Problem Based Learning. Sedangkan dalam kegiatan akhir adalah

kegiatan penutup atau melakukan konfirmasi.

Media dalam pembelajaran juga dipersiapkan untuk

memperlancar proses pembelajaran. Terdapat pula lembar penilaian


104

hasil belajar siswa meliputi penilaian sikap yaitu menggunakan jurnal

catatan guru yang diisi sendiri oleh guru, penilaian pengetahuan yaitu

menggunakan lembar evaluasi yang terdiri dari soal-soal dan

penilaian keterampilan berupa keterampilan siswa atau kinerja siswa

saat proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga menyiapkan lembar

penilaian RPP dan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran

tematik terpadu menggunakan model Problem Based Learning dari

aspek guru dan aspek siswanya. Lembar penilaian RPP dan lembar

pengamatan pelaksanaan ini diisi oleh guru kelas V sebagai pengamat

(observer).

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan

menggunakan model problem based learning pada siklus II

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2020 jam 08.00-12.00

WIB, Pembelajaran ini berlangsung selama 6 x 35 menit. Proses

pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya

yaitu pada tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita), subtema 3 (Usaha

Pelestarian Lingkungan) pada pembelajaran ke 3 dengan mata

pelajaran yang terkait Bahasa Indonesia, IPS, PKN. Dalam

pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai praktisi (guru) serta

guru kelas sebagai pengamat (observer). Selama pelaksanaan tindakan

dilakukan pengamatan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran

dengan model problem based learning dan hasil pengamatan yang


105

dilakukan mengacu pada penerapan langkah-langkah model problem

based learning. Berikut ini adalah deskripsi kegiatan awal, inti dan

akhir:

1) Kegiatan Awal

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru

mengucapkan salam kepada siswa, menyiapkan kelas (meminta

siswa merapikan tempat duduk), menanyakan kabar siswa dan

memandu siswa untuk berdo’a, kemudian guru mengecek

kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan

mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya guru

menginformasikan pada siswa tema dan subtema yang akan

dipelajari yaitu tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita), subtema 3

(Usaha Pelestarian Lingkungan) pada pembelajaran ke 3.

Selanjutnya guru memberikan motivasi agar siswa bersungguh-

sungguh dalam belajar.

2) Kegiatan Inti

Langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, pada langkah

ini diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana

guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

siswa tentang “ teks nonfiksi Pengaruh ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat, jenis dan Peran kegiatan ekonomi bagi

masyarakat, Keragaman sosial budaya masyarakat dalam bidang


106

usaha ekonomi dan Keuntungan dari keragaman sosial akibat

adanya berbagai jenis usaha”. Kemudian guru menginformasikan

kegiatan apa saja yang akan dilakukan siswa. Setelah tujuan

pembelajaran diinformasikan kepada siswa, selanjutnya guru

meminta siswa membaca teks “Pengaruh ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat”, lalu guru bertanya kepada siswa pada

permasalahan yang akan dipecahakan, yaitu “apa saja pengaruh

kegiatan ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat?, apakah

konsumsi dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat?, apa

saja contoh dari produksi, distribusi dan konsumen ?”. beberapa

siswa mengangkat tangan dan menjawab bahwa kegiatan ekonomi

sangat menguntungkan bagi manusia supaya manusia bisa

mendapatkan kehidupan yang layak, lalu siswa lain menjawab

bahwa kegiatan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan

mayarakat. Kemudian guru mengarahkan siswa kepada kegiatan

selanjutnya untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar, pada

kegiatan ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang

heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, guru

membagi kelompok berdasarkan tingkat kemampuan masing-

masing siswa, setelah itu guru meminta siswa duduk dalam

kelompok yang telah ditentukan. Nama dan ketua kelompok

ditentukan oleh siswa sendiri dalam masing-masing kelompoknya.


107

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk untuk menemukan

konsep/ permasalahan yang berkaitan dengan “Pengaruh ekonomi

terhadap kesejahteraan masyarakat”. Lalu guru membagikan

LKPD kepada setiap individu tentang “Pengaruh ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat”. Sebelum mengerjakan LKPD, guru

menjelaskan cara mengerjakan LKPD agar setiap kelompok

mengerti dengan tugas yang akan dikerjakannya.

Langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, Pada kegiatan ini guru membimbing dalam

menemukan pengetahuannya, guru meminta siswa dalam setiap

kelompok mulai mengerjakan LDK yang telah diberikan,

Kemudian guru meminta siswa untuk mencari dan berbagi

informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang terdapat pada

LDK, pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing

guru menginformasikan kepada siswa untuk saling kerja sama dan

saling menghargai pendapat teman satu kelompok dalam

mengerjakan LDK. Kemudian, Guru berjalan mengelilingi

mendatangi setiap kelompok apakah setiap kelompok bekerja sama

dalam kelompoknya. Memastikan bahwa apakah ada kesulitan

siswa dalam mengerjakan LDKnya dan memberikan bimbingan

kepada setiap kelompok dalam penyelesaian LDK jika ada kendala

yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan LDK tersebut. Setelah


108

itu, guru menginformasikan pada setiap kelompok untuk

mengumpulkan hasil diskusinya untuk di presentasikan.

Langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya yaitu guru memberikan tentang aturan dalam penyampaian

hasil diskusi kelompok, setelah itu guru meminta setiap kelompok

untuk mempresentasikan hasil LDK nya kedepan kelas, guru

membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusinya di depan

kelas, guru meminta siswa dalam kelompok yang tidak tampil

memberikan tanggapan.

Langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, yaitu pada kegiatan ini guru membimbing

siswa dalam menyimpulkan hasil akhir dari proses pemecahan

masalah, siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang

belum di mengerti. Disaat ada siswa yang bertanya, guru

melemparkannya dulu pertanyaan tersebut kepada seluruh siswa

yang ada di dalam kelas. Jika tidak ada yang bisa menjawab maka

guru memberi stimulus/rangsangan yang nantinya siswa sendiri

yang akan menemukan jawabannya. Guru memberikan penguatan

materi dengan bertanya jawab tentang urutan peristiwa pada teks

“Pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat”. Setelah

itu, guru meminta siswa untuk membaca teks “Sayuran”, lalu

menjawab peristiwa penting tentang teks “Sayuran” dengan cerita.


109

Kemudian guru memberikan evaluasi kepada siswa untuk menilai

hasil belajar siswa.

3) Kegiatan Akhir

Pembelajaran kegiatan akhir ini yang dilakukan adalah:

Siswa mengumpulkan semua tugasnya, baik individu maupun

kelompok sebagai penilaian, setelah itu, siswa diarahkan untuk bisa

menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru memberikan pesan-

pesan moral. Siswa berdo’a dan mengucapkan salam sebelum

pulang.

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan proses pembelajaran tematik

terpadu menggunakan model problem based learning siklus II diamati

oleh guru kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang. Sedangkan

proses pembelajarannya dilaksanakan oleh peneliti sendiri sebagai

guru. Guru kelas mengamati Rencana Pelaksaanaan Pembelajaran

(RPP) dan jalannya pelaksanaan proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar penilaian RPP dan lembar pengamatan aspek

guru dan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning.

Berdasarkan pengamatan pada siklus II ini, dilakukan secara

berkelanjutan mulai dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran.

Berikut hasil pengamatan dalam proses pembelajaran.


110

1) Aspek Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penilaian terhadap RPP dilaksanakan melalui lembar

pengamatan penilaian RPP, dengan aspek penilaian yang terdiri

dari: (a) Identitas mata pelajaran, (b) perumusan indikator

pembelajaran, (c) perumusan tujuan pembelajaran, (d) pemilihan

materi pembelajaran, (e) pemilihan sumber belajar, (f) pemilihan

media pembelajaran, (g) metode pembelajaran, (h) Kejelasan

proses pembelajaran, (i) kelengkapan instrumen. Adapun masing –

masing aspek penilaian memiliki 4 deskriptor yang harus dicapai.

Identitas mata pelajaran, pada aspek ini ada 4 deskriptor

yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu terdapat satuan

pendidikan, terdapat kelas, terdapat semester, terdapat tema atau

sub tema pembelajaran dan jumlah pertemuan. Sehingga skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Perumusan indikator pembelajaran, pada aspek ini ada 4

deskriptor yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu perumusan

indikator sesuai dengan kompetensi dasar (KD), perumusan

indikator mengandung kata kerja operasional (KKO), perumusan

indikator mencakup aspek pengetahuan, perumusan indikator

mencakup aspek keterampilan. Sehingga skor yang diperoleh

adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).


111

Perumusan tujuan pembelajaran, pada aspek ini ada 4

deskriptor yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu perumusan

tujuan pembelajaran sesuai dengan indicator, perumusan tujuan

pembelajaran mengandung unsur audience, dan behavior,

perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur condition,

perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur degree.

Sehingga skor yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat

baik (SB) .

Pemilihan materi pembelajaran, pada aspek ini ada 4

deskriptor yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu pemilihan

materi sesuai dengan indikator, pemilihan materi sesuai dengan

tujuan pembelajaran, pemilihan materi sesuai dengan karakteristik

siswa, pemilihan materi rinci dan jelas. Sehingga skor yang

diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Pemilihan sumber belajar, pada aspek ini ada 4 deskriptor

yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu pemilihan sumber

belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, pemilihan sumber

belajar sesuai dengan materi pembelajaran, pemilihan sumber

belajar sesuai dengan model problem based learnig, pemilihan

sumber belajar sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga skor

yang diperoleh adalah 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).


112

Pemilihan media pembelajaran, pada aspek ini ada 4

deskriptor yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu pemilihan

media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, pemilihan

media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, pemilihan

media pembelajaran sesuai dengan model problem based learnig,

pemilihan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi

sangat baik (SB).

Pemilihan metode pembelajaran, pada aspek ini ada 4

deskriptor yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu pemilihan

metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran,

pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan materi

pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran sesuai dengan

model problem based learnig, pemilihan metode pembelajaran

sesuai dengan karakteristik siswa. Sehingga pada aspek ini

mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Kejelasan proses pembelajaran, pada aspek ini ada 4

deskriptor yang muncul. Deskriptor yang muncul yaitu dalam RPP

terdapat kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dalam RPP

terdapat kesesuaian kegiatan dengan model Problem Based

Learning, dalam RPP terdapat kesesuaian dengan sistematika/

keruntutan, dalam RPP terdapat kesesuaian alokasi waktu pada


113

setiap kegiatan (pendahuluan, inti, dan penutup). Sehingga pada

aspek ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB).

Kelengkapan instrument, pada aspek ini hanya 3 deskriptor

yang sudah muncul yaitu , penilaian sesuai dengan instrumen

penilaian sikap, penilaian sesuai dengan instrumen penilaian

pengetahuan, penilaian sesuai dengan instrumen penilaian

keterampilan. Sedangkan 1 deskriptor belum muncul yaitu

penilaian sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Sehingga pada aspek ini mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi

baik (B).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer,

jumlah skor yang diperoleh pada pengamatan RPP siklus II adalah

35 dari jumlah skor maksimal 36, dengan presentase keberhasilan

97,22%. Dengan demikian predikat keberhasilan berada pada

kriteria sangat baik (SB). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada

lampiran 15 halaman 298.

2) Pengamatan Aspek Guru

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran tematik

terpadu menggunakan model problem based learning dari aspek

guru yang dilaksanakan oleh Praktisi terdapat kegiatan

pendahuluan, kegiatan ini dengan langkah-langkah model problem


114

based learning, dan kegiatan penutup yang diuraikan sebagai

berikut:

Pada langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, semua

deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga

pada langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat

baik (SB). Artinya guru sudah melaksanakan semua deskriptor

seperti menyampaikan tujuan pembelajaran tentang “teks nonfiksi

Pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat, jenis dan

Peran kegiatan ekonomi bagi masyarakat, Keragaman sosial

budaya masyarakat dalam bidang usaha ekonomi dan Keuntungan

dari keragaman sosial akibat adanya berbagai jenis usaha”,

meminta siswa untuk membca teks “Pengaruh ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat”, mengamati gambar, lalu

menyampaikan permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa,

yaitu tentang “apa saja pengaruh kegiatan ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat?, apakah konsumsi dapat memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat?, apa saja contoh dari produksi,

distribusi dan konsumen ?”.

Pada langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar,

semua deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran,

sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi

sangat baik (SB). Artinya guru sudah melaksanakan semua

deskriptor seperti meminta siswa menemukan


115

konsep/permasalahan tentang Pengaruh ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat, membagikan siswa LKPD setiap

individu, dan menyampaikan cara mengerjakan LKPD, membagi

siswa menjadi 5 kelompok yang heterogen, setiap kelompok terdiri

dari 5-6 orang, menyuruh siswa duduk dalam kelompok yang telah

ditentukan.

Pada langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, ke 4 deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran, sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4

dengan kualifikasi sangat baik (SB). Artinya guru sudah

melaksanakan semua deskriptor seperti membimbing siswa

menemukan pengetahuannya, meminta siswa agar dalam setiap

kelompok mulai mengerjakan LDK yang telah diberikan.

Kemudian siswa diminta mencari dan berbagi informasi yang

berkaitan dengan permasalahan yang terdapat pada LDK, pada saat

siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing guru

menginformasikan kepada siswa untuk saling kerja sama dan

saling menghargai pendapat teman satu kelompok dalam

mengerjakan LDK. Kemudian, Guru berjalan mengelilingi

mendatangi setiap kelompok apakah setiap kelompok bekerja sama

dalam kelompoknya. Memastikan bahwa apakah ada kesulitan

siswa dalam mengerjakan LDKnya dan memberikan bimbingan

kepada setiap kelompok dalam penyelesaian LDK jika ada kendala


116

yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan LDK tersebut.

Kemudian guru menginformasikan pada setiap kelompok untuk

mengumpulkan hasil diskusinya untuk di presentasikan.

Pada langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, semua deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran, sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4

dengan kualifikasi sangat baik (SB). Artinya guru sudah

melaksanakan semua deskriptor seperti guru menjelaskan aturan

dalam penyampaian hasil diskusi kelompok, guru meminta untuk

setiap kelompok mempresentasikan hasil LDKnya di depan kelas,

guru membimbing siswa dalam menyampaikan hasil diskusinya,

guru meminta siswa dalam kelompok yang tidak tampil

memberikan tanggapan.

Pada langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, 3 deskriptor telah muncul dalam

pelaksanaan pembelajaran, sehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B) . Deskriptor yang

muncul yaitu guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil

akhir dari proses pemecahan masalah, meminta siswa membaca

teks “sayuran”, lalu menjawab apa saja informasi penting pada teks

“sayuran” dengan memperhatikan cerita, Guru membagikan lembar

evaluasi kepada peserta didik. Sedangkan 1 deskriptor belum


117

muncul yaitu guru memberikan penguatan materi pembelajaran

yang telah berlangsung.

Pada kegiatan Penutup, ke 4 deskriptor telah muncul dalam

pelaksanaan pembelajaran, sehingga pada langkah ini mendapatkan

skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB). Artinya guru sudah

melaksanakan semua deskriptor seperti bertanya jawab dengan

guru tentang pembelajaran yang belum dipahami, membimbing

siswa untuk menyimpulkan pelajaran, mendengarkan guru

menyampaikan pesan moral kepada siswa, bersyukur atas apa

yang telah dipelajari hari ini dan bersiap untuk pulang.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat (guru kelas V) terhadap aktivitas yang dilakukan peneliti

dalam pembelajaran siklus II ini dengan jumlah skor yang

diperoleh 23 dari skor maksimal 24. Maka presentase keberhasilan

telah mencapai 95,83% dengan predikat keberhasilan berada pada

kriteria sangat baik (SB). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 16 halaman 302.

3) Pengamatan Aspek Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan pengamatan proses

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model problem based

learning dari aspek guru yang dilaksanakan oleh Praktisi terdapat

kegiatan pendahuluan, kegiatan ini dengan langkah-langkah model


118

problem based learning, dan kegiatan penutup yang diuraikan

sebagai berikut:

Pada langkah 1 Orientasi siswa pada masalah, semua

deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga

pada langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat

baik (SB). Artinya siswa telah melaksanakan semua deskriptor

seperti mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran

tentang “teks nonfiksi Pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan

masyarakat, jenis dan Peran kegiatan ekonomi bagi masyarakat,

Keragaman sosial budaya masyarakat dalam bidang usaha ekonomi

dan Keuntungan dari keragaman sosial akibat adanya berbagai

jenis usaha”,siswamembca teks “Pengaruh ekonomi terhadap

kesejahteraan masyarakat” , mengamati gambar, lalu siswa

menyampaikan permasalahan yang akan dipecahkan yaitu tentang

“apa saja pengaruh kegiatan ekonomi terhadap kesejahteraan

masyarakat?, apakah konsumsi dapat memberikan kesejahteraan

bagi masyarakat?, apa saja contoh dari produksi, distribusi dan

konsumen ?”.

Pada langkah 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar,

semua deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan pembelajaran,

sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi

sangat baik (SB). Artinya siswa telah melaksanakan semua

deskriptor seperti siswa menemukan konsep/permasalahan tentang


119

Pengaruh ekonomi terhadap kesejahteraan masyarakat, siswa

setiap individu di berikan LKPD , dan siswa mendengarkan guru

menyampaikan cara mengerjakan LPDK, siswa dibagi menjadi 5

kelompok yang heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang

Pada langkah 3 Membimbing penyelidikan individu dan

kelompok, semua deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran, sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4

dengan kualifikasi sangat baik (SB). Artinya siswa dibimbing guru

menemukan pengetahuan barunya, siswa telah melaksanakan

semua deskriptor seperti siswa dalam setiap kelompok mulai

mengerjakan LDK yang telah diberikan oleh guru. Kemudian

siswa mencari informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

terdapat pada LDK, siswa dalam kelompok bekerja di bawah

bimbingan guru. Kemudian siswa mendengarkan guru

menginformasikan pada setiap kelompok untuk mengumpulkan

hasil diskusinya untuk di presentasikan.

Pada langkah 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/ laporan, ke 4 deskriptor telah muncul dalam pelaksanaan

pembelajaran, sehingga pada langkah ini mendapatkan skor 4

dengan kualifikasi sangat baik (SB). Artinya siswa telah

melaksanakan semua deskriptor seperti siswa mendengarkan guru

menjelaskan aturan dalam penyampaian hasil diskusi kelompok,

siswa dalam setiap kelompok di minta untuk mempresentasikan


120

hasil LDKnya di depan kelas, siswa dibimbing guru da;am

menyampaikan hasil diskusinya, siswa dalam kelompok yang tidak

tampil memberikan tanggapan.

Pada langkah 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah, 3 deskriptor telah muncul dalam

pelaksanaan pembelajaran, sehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 3 dengan kualifikasi baik (B) . Deskriptor yang

muncul yaitu siswa menyimpulkan hasil akhir dari proses

pemecahan masalah, siswa membaca teks “sayuran”, lalu

menjawab apa saja informasi penting pada teks “sayuran” dengan

memperhatikan cerita, setelah itu siswa di berikan evaluasi oleh

guru.Sedangkan 1 deskriptor belum muncul yaitu siswa

mendengarkan penjelasan guru tentang penguatan materi

pembelajaran yang telah berlangsung.

Pada kegiatan Penutup, semua deskriptor telah muncul

dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pada langkah ini

mendapatkan skor 4 dengan kualifikasi sangat baik (SB). Artinya

siswa telah melaksanakan semua deskriptor seperti bertanya jawab

dengan guru tentang pembelajaran yang belum dipahami,

menyimpulkan pelajaran dengan bimbingan guru, mendengarkan

guru menyampaikan pesan moral kepada siswa, bersyukur atas apa

yang telah dipelajari hari ini dan bersiap untuk pulang.


121

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat (guru kelas V) terhadap aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran siklus II ini dengan jumlah skor yang diperoleh 23

dari skor maksimal 24. Maka presentase keberhasilan telah

mencapai 95,83% dengan predikat keberhasilan berada pada

kriteria sangat baik (SB). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 17 halaman 305.

d. Tahap Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas

(observer) pada siklus II dapat dilihat bahwa perencanaan

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model problem based

lerning sudah meningkat. Refleksi mencakup refleksi terhadap RPP,

aspek guru, dan aspek siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Perencanaan

a) Refleksi Terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Refleksi terhadap perencanaan yakni dilihat dari hasil

paparan siklus II diketahui bahwa perencanaan pembelajaran

terlaksana dengan sangat baik walaupun masih ada satu langkah

yang belum terlaksana yaitu pada kelengkapan istrumen yaitu

penilaian sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Untuk


122

rencana pelaksanaan pembelajaran sudah terlihat peningkatan dari

siklus I dan peneliti mencukupkan sampai siklus II.

Dari hasil pengamatan terhadap rancangan pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan observer (guru kelas

V), untuk siklus II sudah terlaksana dengan sangat baik. Dapat

dilihat pada persentase siklus I pertemuan I 75%, siklus I

pertemuan II 83,33 % dan siklus II 97,22%. Hal ini dapat

dikatakan telah mengalami peningkatan.

2. Pelaksanaan

a) Refleksi Terhadap Aspek Guru

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model problem based learning dari aspek guru yang

dilakukan observer (Guru kelas V) dengan peneliti secara umum

pada siklus II telah terlaksana dengan sangat baik dan telah

mengalami peningkatan yang sangat baik, artinya sudah mencapai

95,83% dari setiap deskriptor dalam karakteristik langkah

pembelajaran telah terlaksana dengan baik.

b) Refleksi Terhadap Aspek Siswa

Dari hasil pengamatan proses pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model problem based learning dari aspek siswa yang

dilakukan observer (Guru kelas V) dengan peneliti secara umum

pada siklus II telah terlaksana dengan sangat baik dan telah


123

mengalami peningkatan yang sangat baik, artinya sudah mencapai

95,83% dari setiap deskriptor dalam karakteristik langkah

pembelajaran telah terlaksana dengan baik

Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan proses

pembelajaran tematik terpadu yang telah dilaksanakan baik dari

aspek guru maupun aspek siswa diketahui bahwa proses

pembelajaran tematik terpadu meningkat dan sesuai dengan yang

diharapkan. Hal ini dapat terlihat dari skor yang diperoleh baik dari

aspek guru maupun aspek siswa yaitu 95,8% dengan kualifikasi

sangat baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

pada siklus II ini telah mencapai kriteria yang diharapkan. Dengan

demikian penelitian berhenti pada siklus II dan tidak dilanjutkan

pada siklus berikutnya.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Siklus I

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Berdasarkan hasil pengamatan RPP dengan Menggunakan Model

Problem Based Learning Di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang

pada tema 8 (Lingkungan Sahabat Kita), subtema 1 (Manusia dan

Lingkungan), pembelajaran 3 dan subtema 2 ( Perubahan Lingkungan)

pembelajaran 3 dengan muatan pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, IPS,

tampak masih ada kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Adapun


124

penjabaran hasil pengamatan penilaian pelaksanaan pembelajaran (RPP)

adalah :

Pada Identitas Mata Pelajaran, semua deskriptor sudah muncul.

Identitas Mata Pelajaran memuat satuan pendidikan, terdapat kelas,

terdapat semester, terdapat tema/subtema dan jumlah pertemuan. Menurut

Kemendikbud (dalam Faisal, 2014:120) “komponen yang harus

diperhatikan dalam RPP adalah identitas sekolah, tema/subtema,

kelas/semester”.

Pada Perumusan Indikator, masih ada deskriptor yang belum

muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu, perumusan indikator sesuai

dengan kompetensi dasar (KD), perumusan indikator mencakup aspek

pengetahuan, perumusan indikator mencakup aspek keterampilan.

Deskriptor yang belum muncul yaitu perumusan indikator sebagian belum

mengandung kata kerja operasional (KKO). Sebagaimana menurut Taufina

(2011:57) bahwa “Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,

sikap dan keterampilan”.

Pada perumusan tujuan pembelajaran, semua deskriptor sudah

muncul, yaitu perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan indikator,

perumusan tujuan pembelajaran mengandung unsur audience, behavior,

condition, dan degree.


125

Pada pemilihan materi pembelajaran, masih ada deskriptor yang

belum muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu pemilihan materi

sesuai dengan indikator, pemilihan materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Deskriptor yang belum muncul, pemilihan materi belum

sesuai dengan karakteristik siswa, dan pemilihan materi belum rinci dan

jelas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Majid (2014:112) “Pemilihan

materi ajar haruslah relevan dengan kebutuhan siswa dan tunutan

lingkungan”.

Pada pemilihan sumber belajar, masih ada deskriptor yang belum

muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu pemilihan sumber belajar

sesuai dengan tujuan pembelajaran, pemilihan sumber belajar sesuai

dengan materi pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar sesuai dengan

model problem based learning. Deskriptor yang belum muncul yaitu

pemilihan sumber belajar belum sesuai dengan karakteristik siswa.

Sebagaimana yang dikemukakan Asep (2013:13) bahwa “menyediakan

media dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa

memungkinkan siswa memperoleh belajar secara konkrit,luas dan

mendalam”.

Pada pemilihan media pembelajaran, masih ada deskriptor yang

belum muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu pemilihan media

pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, pemilihan media

pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, dan pemilihan media

pembelajaran sesuai dengan model problem based learning. Deskriptor


126

yang belum muncul yaitu pemilihan media pembelajaran belum sesuai

dengan karakteristik siswa. Sebagaimana yang dikemukakan Asep

(2013:13) bahwa “Menyediakan media dan sumber belajar yang sesuai

dengan karakteristik siswa memungkinkan siswa memperoleh belajar

secara konkrit, luas dan mendalam”.

Pada metode pembelajaran, masih ada deskriptor yang belum

muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu pemilihan metode

pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, pemilihan metode

pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran, dan pemilihan metode

pembelajaran sesuai dengan model problem based learning. Deskriptor

yang belum muncul yaitu pemilihan metode pembelajaran belum sesuai

dengan karakteristik siswa. Menurut Faisal dan Lova (2016:43) “Guru

tidak banyak menerapkan metode ceramah atau kuliah. Tugas utama guru

adalah memberi instruksi singkat tapi jelas yag disertai dengan contoh-

contoh”.

Pada kejelasan proses pembelajaran masih ada deskriptor yang

belum muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu dalam RPP terdapat

kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dalam RPP terdapat kesesuaian

kegiatan dengan model PBL. Deskriptor yang belum muncul yaitu dalam

RPP belum terdapat kesesuaian dengan sistematika/keruntutan materi dan

dalam RPP belum terdapat kesesuaian alokasi waktu pada setiap kegiatan

(pendahuluan, inti, dan penutup). Sebagaimana yang dikemukakan oleh


127

Taufik (2011:58) bahwa “Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan

keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar”.

Pada kelengkapan instrumen, masih ada deskriptor yang belum

muncul. Deskriptor yang sudah muncul yaitu, penilaian sesuai dengan

instrumen penilaian sikap, penilaian sesuai dengan instrumen penilaian

pengetahuan, penilaian sesuai dengan instrumen penilaian keterampilan.

Deskriptor yang belum muncul yaitu penilaian sesuai dengan indicator

pencapaian kompetensi. Sebagaimana yang dikemukakan Kemendikbud

(2014:35-39) bahwa teknik dan istrumen yang digunakan untuk penilaian

adalah : “(1) Penilaian sikap, (2) Penilaian pengetahuan, dan (3) Penilaian

Keterampilan”.

Dengan kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada lembar

pengamatan RPP yang dilaksanakan pada siklus I maka dampaknya dalam

proses pembelajaran menjadi kurang maksimal. Rencana pelaksanaan

pembelajaran yang masih belum maksimal akan berdampak pada siswa.

Sebagaimana yang dikemukakan Rusman (2009:491) “RPP merupakan

persiapan yang dibuat oleh guru sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran dalam bentuk rencana tertulis”. Kemudian Hosnan (2014:96)

menyatakan bahwa “Agar proses pembelajaran pada siswa dapat

berlangsung dengan baik, amat tergantung pada perencanaan dan

persiapan mengajar yang dilakukan oleh guru yang harus baik pula, cermat

dan sistematis”.
128

Menggunakan Model Problem Based Learning Perencanaan

mutlak diperlukan agar pembelajaran tidak menyimpang dari tujuan yang

akan dicapai. Perencanaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang

menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi

dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus

(Kunandar, 2011). Dengan demikian RPP merupakan langkah awal yang

dilakukan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanaan sebagai acuan

bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah

dan berjalan secara efektif.

Kemudian Menurut Kemendikbud (2014:120) “Rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran

tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih dan dikembangkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya

mencapai kompetensi dasar”. Perencanaan pembelajaran yang disusun

dalam penelitian ini terdiri dari beberapa komponen yang disesuaikan

dengan perencanaan RPP yang dikemukakan oleh Kemendikbud (dalam

Faisal, 2014:120) komponen RPP sebagai berikut:

(1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; (2)


tema/subtema; (3) kelas/semester; (4) materi pokok; (5) alokasi
waktu; (6) kompetensi inti; (7) kompetensi dasar dan indikator
pencapaian kompetensi; (8) tujuan pembelajaran yang dirumuskan
129

berdasarkan KD; (9) materi pembelajaran; (10) metode/model


pembelajaran; (11) media, alat, dan sumber pembelajaran; (12)
langkah-langkah kegiatan pembelajaran mencakup pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup; (13) penilaian.

b) Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model

Problem Based Learning

Dari perencanaan yang telah disusun, maka proses pembelajaran

dilaksanakan dengan menggunakan langkah model Problem Based

Learning yang telah direncanakan. Langkah-langkah model Problem

Based Learning terdiri dari 5 komponen yaitu: 1) Orientasi siswa pada

masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membimbing

penyelidikan individu dan kelompok, 4) mengembangkan dan

menyajikan hasil karya/laporan, 5) menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah. Namun dalam pelaksanaannya masih belum

sepenuhnya terlaksana secara maksimal. Kekurangan pada siklus I ini

terlihat pada hasil pengamatan pelaksanaan yang diamati observer disaat

peneliti melaksanakan penelitian. Adapun penjabaran hasil pengamatan

penilaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem

Based Learning adalah

Pada langkah orientasi siswa pada masalah, semua deskriptor

sudah muncul, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, guru

bersama siswa mengamati gambar “Rumah Betang Uluk Palin”, , guru


130

mengarahkan siswa pada permasalahan yang akan dipecahkan dengan

mengamati gambar tersebut.

Pada langkah Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,

semua deskriptor sudah muncul yaitu Guru membagikan LKPD kepada

peserta didik, Guru meminta peserta didik mengumpulkan lembar LKPD

yang telah dikerjakan, Guru menjelaskan bahwa di Indonesia memiliki

keragaman budaya bangsa dan masing-masing keragaman itu memiliki

keunikannya tersendiri, Guru meminta peserta didik untuk membaca

teks “Keragaman Budaya Bangsa di Wilayah Indonesia”, dan

membimbing peserta didik untuk mengetahui apa saja keragaman

budaya bangsa di wilayah Indonesia.

Pada langkah Membantu penyelidikan individu atau kelompok,

masih ada deskriptor yang belum muncul. Deskriptor yang sudah

muncul yaitu guru membagikan LDK kepada siswa, Guru meminta

peserta didik mengidentifikasi keragaman budaya bangsa di wilayah

Indonesia, Guru membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi

keragaman budaya bangsa di wilayah Indonesia. Deskriptor yang belum

muncul yaitu guru belum membagi siswa kedalam kelompok yang

heterogen. Sehingga ada kelompok yang aktif dan ada juga kelompok

yang kurang aktif selam proses pembelajaran berlangsung, hal ini

berdampak kepada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Sebagaimana dalam lampiran Permendikbud No. 22 tahun 2016

“Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,


131

tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan

sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar

belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik”.

Pada langkah mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, guru belum menjelaskan aturan dalam penyampaian hasil

diskusi kelompok. Sehingga beberapa kelompok kurang maksimal

dalam menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

Pada langkah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah, masih ada deskriptor yang belum muncul. Descriptor yang

sudah muncul yaitu, Guru membagikan LKPD 2, Guru meminta siswa

mengumpulkan LKPD 2, Guru membagikan lembar evaluasi kepada

peserta didik. Deskriptor yang belum muncul yaitu guru belum bertanya

jawab dengan siswa tentang hal yang telah dipelajari sebagai penguatan

materi, sehingga masih ada siswa yang belum tahu dan mengerti makna

dan kesimpulan sebenarnya dari apa yang telah siswa diskusikan

bersama kelompoknya. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan yaitu,

guru bisa membelajarkan siswa cara bertanya dalam memperoleh

informasi yang baik, cara menuliskan dan menginformasikan informasi

yang diperoleh, serta cara mengambil kesimpulan (Faisal, 2014).

Pada langkah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah, semua deskriptor sudah muncul yaitu guru membimbing siswa

menyimpulkan hasil akhir dari proses pemecahan masalah, guru

bersama siswa bertanya jawab untuk penguatan materi, guru meminta


132

siswa membaca teks untuk melanjutkan materi, serta guru memberikan

lembar evaluasi kepada siswa.

Melihat data hasil pengamatan pelaksanaan siklus I masih ada

kekurangan, kekurangan tersebut diharapkan dapat diperbaiki pada

siklus II.

2. Siklus II

1) Perencanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model

Problem Based Learning

Perencanaan atau RPP pada siklus II tidak jauh berbeda dengan

perencanaan pembelajaran pada sikus I, karena langkah yang digunakan

sama dan pada fokus mata pelajaran yang juga sama. Hal ini sesuai dengan

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 (dalam Kemendikbud, 2014:120)

tentang Standar proses, menjelaskan bahwa RPP adalah “ Rencana

kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih dan

dikembangkan dan silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran

siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar.”

Perencanaan pada siklus II mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan siklus I. Perbaikan-perbaikan yang ditemukan pada

siklus II antara lain: (1) Perumusan Indikator Pembelajaran, (2) Pemilihan

Materi Pembelajaran, (3) Pemilihan Sumber Belajar, (4) Pemilihan Media

Pembelajaran, (5) Kejelasan Proses Pembelajaran .


133

Setelah melihat pemapaparan di atas, dapat disimpulakan bahwa

perencanaan pembelajaran dengan model problem based learning di kelas

V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang pada siklus II ini telah terlaksana

dengan maksimal dan memperoleh predikat keberhasilan sangat baik (SB).

2) Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model

Problem Based Learning

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sesuai dengan yang telah

direncanakan dalam RPP dengan menggunakan langkah yang

dikombinasikan dari langkah model problem based learning dengan

langkah sebagai berikut: 1) Orientasi siswa pada masalah, 2)

mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan

individu dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil

karya/laporan, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Pelaksanaan pada siklus II mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan siklus I, hal ini terlihat dengan tercapainya seluruh

komponen pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan rekapitulasi data dari hasil pengamatan pelaksanaan

siklus II, perbaikan-perbaikan yang ditemukan pada siklus II antara lain:

Pada langkah orientasi siswa pada masalah dan Langkah Membantu

penyelidikan individu atau kelompok

Setelah melihat pemaparan di atas, dapat disimpulakan bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan model problem based learning di kelas


134

V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang pada siklus II ini telah terlaksana

dengan maksimal dan memperoleh predikat keberhasilan sangat baik (SB).

Hal ini sesuai dengan keunggulan PBL menurut Kemendikbud (2014:26)

sebagai berikut:

(1) Melalui PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta


didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan
dengan situasi di mana konsep diterapkan, (2) dalam situasi PBL,
peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan, dan (3) PBL dapat meningkatkan kedapatan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, maka pelaksanaan

siklus II telah terlaksana dengan baik dan peneliti telah berhasil

menggunakan model problem based learning pada pembelajaran tematik

terpadu di kelas V SD N 22 Ujung Gurun Kota Padang. Sehubungan

dengan ini, maka penelitian berakhir dan peneliti bisa menulis laporan

penelitian.
135

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Simpulan hasil

penelitian dan pembahasan berkaitan dengan implementasi model Problem

Based Learning (PBL) untuk meningkatkan proses pembelajaran tematik

terpadu di kelas V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang. Saran berisikan

sumbangan pikiran peneliti tentang hasil penelitian dan pembahasan.

A. Simpulan

1. Perencanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem

Based Learning mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II di setiap

pertemuannya dengan persentase skor yang didapat 79,16% dengan

kualifikasi baik (B) dan siklus II mengalami peningkatan 97,22% dengan

kualifikasi sangat baik (SB). Perencanaan pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model Problem Based Learning disusun dalam bentuk RPP

yang komponen penyusunnya terdiri dari kompetensi inti, kompetensi

dasar, indikator, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media/alat dan sumber

pembelajaran, serta penilaian pembelajaran.

2. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Problem

Based Learning mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II di setiap

pertemuannya dengan persentase skor yang didapat pada siklus I 82,14%

135
136

dengan kualifikasi baik (B) dan siklus II mengalami peningkatan 95,83%

dengan kualifikasi sangat baik (SB). Sedangkan pada aspek siswa siklus I

dengan presentase skor yang didapat 82,14% dengan kualifikasi baik (B)

dan siklus II mengalami peningkatan 95,83% dengan kualifikasi sangat

baik (SB). Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

Problem Based Learning terdiri dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan

inti pembelajaran, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pelaksanaan

pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Problem

Based Learning dilaksanakan dengan langkah-langkah : (1) orientasi siwa

pada masalah, (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) Membimbing

penyelidikan individual dan kelompok, (4) Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemechaan masalah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini

diajukan beberapa saran untuk dipertimbangkan:

1. Pada perencanaan, disarankan kepada guru untuk membuat RPP yang

lengkap sesuai dengan komponen-komponen RPP yang seharusnya agar

dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

2. Pada pelaksanaan proses pembelajaran, apabila guru menerapkan model

Problem Based Learning dalam pembelajaran tematik terpadu, sebaiknya

guru terlebih dahulu memahami langkah-langkah pembelajaran

menggunakan Problem Based Learning dan melaksanakan kegiatan


137

pembelejaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah

dirancang sebelumnya agar pembelajaran lebih terarah dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai.


138

DAFTAR RUJUKAN

Anshory, I, Saputra, S. Y., & Amelia, D. J. (2018). Pembelajaran Tematik

Integratif Pada Kurikulum 2013 di Kelas Rendah Sd Muhammadiyah 07

Wajak. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), Vol 4, No 1, Hal 35-46.

diakses tanggal 19 Januari 2020.

Astuti, Widia. 2013. Analisis Swot Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah

WIDYA. Vol 1, No 1. ISSN 2338-3321. diakses tanggal 20 Januari 2020.

Daryanto & Sudjendro, Herry. 2014. Siap Menyongsong Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Gava Media

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta:

Gava Media.

Faisal. 2014. Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD (Teori dan Aplikasi).

Yogyakarta: Diandra Creative

Fathurrohman.2016. Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Hasyim, M. H. M. (2014). Penerapan Fungsi Guru Dalam Proses Pembelajaran.

AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, Vol 1, No 2, Hal 265-276.

diakses tanggal 19 Januari 2020.

Hamzah. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad

21. Jakarta : Ghalia Indonesia


139

Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Kemendikbud. 2014. Materi pelatihan implementasi kurikulum 2013 tahun 2014

SD Kelas I. Jakarta : Kementrian pendidikan dan kebudayaan.

Kunandar. 2016. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta Raja Wali Press

Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Imlplementasi Kurikulum 2013 Konsep

Dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Machali, Imam. (2014). Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 Dalam

Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045. Jurnal Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Vol.3, No.1, Hal. 71-92, diakses tanggal 19 Januari 2020

Marsali, Annisa. (2016). Peningkatan Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan

Menggunakan Model Problem Based Learning Di Kelas IV Sekolah

Dasar. Jurnal Inovasi Pembelajaran Sd, diakses tanggal 18 Januari 2020.

Mustamilah. (2015). Peningkatan Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar

Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Sub Tema Merawat

Tubuhku Siswa Kelas 1 Sd Negeri 1 Gosono – Wonosegoro. Jurnal

Scholaria. Vol. 5, No. 1, Hal, 92 -102, diakses tanggal 10 Januari 2020.

Nasir, M., Wagino, & Pasaribu, M. (2017). Peningkatan Prestasi Dan Aktivitas

Belajar Peserta didik Pada Pembelajaran Alat Ukur Mekanik

Menggunakan Model Problem Based Learning. Journal Inovasi,


140

Vokasional, Dan Teknologi, Vol 17, No 2, Hal 53–60. diakses tanggal 10

Januari 2020.

Puspita, Vivi & Yuhelman, Nofri. (2017). Peningkatan Proses Pembelajaran

Tematik Dengan Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Di

Kelas III Sd. Jurnal Perspektif Pendidikan Dan Keguruan. Vol.VIII, No.1,

ISSN: 1411-3570, diakses tanggal 10 Januari 2020

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Setiyaningrum, Monika. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model

Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas 5 Sd. Jurnal Riset

Teknologi Dan Inovasi Pendidikan. Vol.1, No.2. e-ISSN: 2622-2159,

diakses tanggal 10 Januari 2019

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media

Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.
141

Taufik, Taufina, dkk. 2011. Mozaik Pembelajaran Inovatif. Padang: Sukabina

Press

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:Bumi Aksara

Uno, Hamzah B, dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta:

Bumi Aksara

Zuryanty. 2017. Pembelajaran Berbasis Masalah Sebagai Upaya Peningkatan

Literasi Sains . Jurusan PGSD FIP UNP. Hal 88. ISBN:978-602-619994-

0-4. diakses tanggal 17 November 2019.


142
143

Lampiran 1

Pemetaan Kompetensi Dasar


144

Lampiran 2
Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran

Bahasa Indonesia
PPKn Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar 3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau
3.3 Menelaah keragaman sosial tindakan yang terdapat pada teks
budaya masyarakat. nonfiksi.
4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang 4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau
mendukung keragaman sosial tindakan dengan memperhatikan latar
budaya masyarakat. cerita yang terdapat pada teks fiksi.
Indikator
3.3.1 Mengidentifikasi keragaman Indikator
sosial budaya masyarakat.
3.3.2 Menyebutkan keragaman 3.8.1 Membaca teks nonfiksi.
sosial budaya masyarakat. 3.8.2 Mengidentifikasi urutan peristiwa
4.3.1 Menulis contoh sikap yang atau tindakan yang terdapat pada teks
mendukung kegiatan nonfiksi.
keberagaman sosial budaya 3.8.3 Menyebutkan urutan peristiwa atau
masyarakat. tindakan yang terdapat pada teks
nonfiksi.
4.8.1 Menuliskan hasil identifikasi
peristiwa atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang
terdapat pada teks nonfiksi.

Pembelajaran 3

IPS
Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
Indikator
3.3.1 Mengidentifikasi jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi masyarakat
lingkungan sekitar.
3.3.2 Menyebutkan jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi masyarakat lingkungan
sekitar.
4.3.1 Melaporakan hasil identifikasi jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi
masyarakat lingkungan sekitar.
145

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang
Kelas/Semester : V/2
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 1. Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran :3
Alokasi Waktu : 1× Pertemuan (6×35 Menit)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati
(mendengarkan, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan keinginannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator


3.8 Menguraikan urutan peristiwa 3.8.1 Membaca teks nonfiksi.
atau tindakan yang terdapat 3.8.2 Menentukan urutan peristiwa
pada teks nonfiksi atau tindakan yang terdapat
pada teks nonfiksi.
3.8.3 Menyebutkan urutan
peristiwa atau tindakan yang
146

terdapat pada teks nonfiksi.


4.8 Menyajikan kembali peristiwa 4.8.1 Melaporkan hasil identifikasi
atau tindakan dengan uturan peristiwa atau tindakan
memperhatikan latar cerita dengan memperhatikan latar
yang terdapat pada teks fiksi cerita yang terdapat pada teks
nonfiksi.
PPKn

Kompetensi Dasar Indikator


1.3 Mensyukuri keragaman sosial 1.3.1 menyusun pertanyaan
masyarakat sebagai anugrah tentang keberagama sosial
tuhan Yang Maha Esa dalam budaya masyarakat.
konteks Bhinneka Tunggal
Eka.

3.3 Menelaah keragaman sosial 3.3.1 Menganalisis keragaman


budaya masyarakat sosial budaya masyarakat.

4.3 Menyelenggarakan kegiatan 4.3.1 Menentukan contoh sikap


yang mendukung keragaman yang mendukung kegiatan
sosial budaya masyarakat keberagaman sosial budaya
masyarakat.
IPS

Kompetensi Dasar Indikator

3.3 Menganalisis peran ekonomi 3.3.1 Menguraikan jenis-jenis


dalam upaya menyejahterakan usaha kegiatan ekonomi
kehidupan masyarakat di masyarakat.
bidang sosial dan budaya 3.3.2 Menyimpulkan jenis-jenis
untuk memperkuat kesatuan usaha kegiatan ekonomu
dan persatuan bangsa masyarakat lingkungan
Indonesia serta hubungannya sekitar.
dengan karakteristik ruang
147

4.3 Menyajikan hasil analisis 4.3.1 Melaporakan hasil


tentang peran ekonomi dalam identifikasi jenis-jenis usaha
upaya menyejahterakan kegiatan ekonomi
kehidupan masyarakat di masyarakat lingkungan
bidang sosial dan budaya sekitar.
untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan penugasan, peserta didik dapat membaca teks nonfiksi
“Rumah Betang Uluk Palin” dengan benar.
2. Dengan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi urutan atau
tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi dengan tepat.
3. Dengan tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan urutan
peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi dengan tepat.
4. Dengan penugasan, peserta didik dapat menuliskan hasil identifikasi
urutan peristiwa atau tindakan dengan yang terdapat pada teks
nonfiksi dengan tepat.
5. Dengan diskusi, peserta didik dapat mengidentifikasi keragaman
sosial budaya masyarakat dengan tepat.
6. Dengan tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan keragaman
sosial budaya masyarakat dengan tepat.
7. Dengan penugasan, peserta didik dapat menuliskan hasil identifikasi
keragaman sosial budaya masyarakat dengan tepat.
8. Dengan diskusi, peseta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis usaha
kegiatan ekonomi masyarakat dengan tepat.
9. Dengan tanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis
usaha kegiatan ekonomi masyarakat lingkungan sekitar dengan tepat.
10. Dengan penugasan, peserta didik dapat melaporkan hasil
identifikasi jenis-jenis usaha kegiatan ekonomi masyarakat lingkungan
sekitar dengan tepat.
148

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia : Teks nonfiksi “Rumah Betang Uluk Palin”.
2. PPKn : Keragaman Budaya Bangsa di Wilayah
Indonesia.
3. IPS : Jenis Usaha Dengan Mengelola Sumber Daya
Alam.
(Materi Pembelajaran Terlampir)

E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) menurut
Hosnan (2014: 301) :
1. Orientasi peserta didik terhadap masalah.
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
3. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, penugasan dan
diskusi kelompok.

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media :
a) Papan Tulis
b) Gambar rumah Betang Uluk Palin Kalimantan Barat.
c) Gambar rumah Bagonjong Sumatera Barat.
d) Gambar jenis usaha dengan mengelola sumber daya alam.
(Media Pembelajaran Terlampir)
149

2. Alat :
a) Infocus
b) Laptop
c) Perlengkapan menulis
d) Lembar Kerja Peserta Didik (LKDP)
e) Lembar Kerja Kelompok (LDK)
f) Lembar Evaluasi
3. Sumber Belajar :
a) Heny Kusumawati. 2017. Tema 8. Lingkungan Sahabat Kita :
Buku Guru untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Dan Kebudayaan.
b) Heny Kusumawati. 2017. Tema 8. Lingkungan Sahabat Kita :
Buku Siswa untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik menjawab salam yang 15 Menit
pendahuluan diucapkan guru dengan santun.
2. Peserta didik berdoa menurut
kepercayaan masing-masing dengan
khusyu’.
3. Peserta didik mengacungkan tangan
sewaktu namanya dipanggil guru
dengan sopan.
4. Peserta didik merespon apersepsi yang
disampaikan guru.
5. Peserta didik menyimak tema yang
150

disampaikan guru dengan cermat.


6. Peserta didik menyimak tujuan
pembelajaran dengan cermat.
7. Peserta didik mendengarkan guru
memberikan motivasi agar peserta
didik bersunggu-hsungguh dalam
belajar.
Kegiatan inti Langkah 1 : Orientasi peserta didik 175 Menit
pada masalah.
8. Peserta didik membaca teks “Rumah
Betang Uluk Palin”.
9. Peserta didik mengamati gambar
Rumah Betang Uluk Palin.
10. Peserta didik bertanya jawab dengan
guru mengenai isi bacaan.
a) Di mana letak rumah betang uluk
palin?
b) Rumah sadat suku bangsa
manakah itu?
c) Berapa ukuran rumah betang uluk
palin?
d) Berapa penghuni rumah betang
uluk palin?
e) Apa arti penting rumah betang
uluk palin bagi masyarakat
Dayak?
f) Apa yang kemudian terjadi pada
rumah betang uluk palin?
10. Peserta didik mengamati gambar
rumah Bagonjong dari Sumatera
Barat.
151

11. Peserta didik bersama guru bertanya


jawab mengenai gambar rumah
Bagonjong dari Sumatera Barat.
Langkah 2. Mengorganisasikan peserta
didik untuk belajar.
12. Peserta didik menuliskan jawabannya
dari pertanyaan mengenai isi teks dan
gambar yang dipaparkan di depan
kelas pada LKPD yang dibagikan oleh
guru.
13. Peserta didik mengumpulkan hasil
LKPD di depan kelas.
14. Peserta didik dapat mengetahui bahwa
di Indonesia memiliki keragaman
budaya bangsa dan masing-masing
keragaman itu memiliki keunikannya
tersendiri. Baik bahasa daerah, rumah
adat, pakaian adat, ataupun kesenian
daerahnya.
15. Peserta didik membaca teks
“Keragaman Bangsa di Wilayah
Indonesia”.
16. Peserta didik dapat mengetahui apa
saja keragaman budaya bangsa di
wilayah Indonesia.

Langkah 3. Membantu penyelidikan


individu atau kelompok.
17. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
18. Peserta didik secara berkelompok
152

mengerjakan LKPD yang diberikan


oleh guru.
19. Peserta didik mengidentifikasi
keragaman budaya bangsa di wilayah
Indonesia.
20. Peserta didik dibimbing oleh guru
pada saat mengidentifikasi keragaman
budaya bangsa di wilayah Indonesia.

Langkah 4. Mengembangkan dan


menyajikan hasil karya.
21. Peserta didik menyampaikan hasil
LKPD yang telah dikerjakan di depan
kelas.
22. Peserta didik yang kelompoknya
tampil paling duluan akan
menimbulkan motivasi kelompok lain
untuk tampil karena guru memberikan
pujian bagi kelompok yang tampil
duluan.
23. Peserta didik dapat mengetahui bahwa
keragaman Indonesia tidak hanya dari
segi budaya saja, namun juga dari segi
sumber daya alamnya yang sangat
melimpah yang dapat dijadikan
sebagai usaha perekonomian
masyarakat Indonesia.
24. Peserta didik membaca teks “Jenis
Usaha dengan Mengelola Sumber
Daya Alam”.
153

Langkah 5. Menganalisis dan


mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
25. Peserta didik mengamati gambar jenis
usaha ekonomi yang disediakan guru
di depan kelas.
26. Peserta didik menganalisis jenis usaha
ekonomi yang dilakukan.
27. Peserta didik dapat mengerjakan
LKPD yang diberikan guru.
28. Peserta didik mengumpulkan LKPD
kepada guru.
29. Peserta didik diberikan soal evaluasi
oleh guru.
Kegiatan penutup 30. Peserta didik bertanya jawab dengan 20 Menit
guru tentang pembelajaran yang
belum dipahami peserta didik.
31. Peserta didik dengan bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
32. Peserta didik mendengarkan pesan
moral yang disampaikan oleh guru.
33. Peserta didik diminta untuk bersyukur
atas apa yang telah dipelajarinya hari
ini dan juga dipersilahkan untuk
pulang.

H. PENILAIAN PEM BELAJARAN


1. Penilaian sikap (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
154

b) Jenis penilaian : Non Tes


c) Bentuk Penliaian : Observasi
d) Instrumen Penlilaian : Jurnal penilaian sikap
2. Penilaian Pengetahuan (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Akhir Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Tes tertulis
c) Bentuk Penliaian : Objektif
d) Instrumen Penlilaian : Soal-soal dan kunci jawaban
3. Penilaian Keterampilan (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Proses Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Unjuk Kerja
c) Bentuk Penliaian : Kinerja
d) Instrumen Penlilaian : Rubrik penilaian

Padang, 29 Februrari 2020


Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 22 Ujung Gurun
155

Lampiran 3

Uraian Materi Pembelajaran

Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita

Subtema 1 Manusia Dan Lingkungan Pemebelajaran 3

1. Bahasa Indonesia
Rumah Betang Uluk Palin
Rumah betang (rumah panjang) uluk palin terletak di Kapuas Hulu,
Kalimantan Barat. Rumah betang ini berukuran panjang 268 meter, tinggi
5-6 meter, dan memiliki 53 bilik rumah. Menurut data pada tahun 2007,
rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar
130 kepala keluarga. Tidak diketahui persis pada tahun berapa rumah
betang ini pertama kali dibangun. Namun, diperkirakan rumah ini pertama
kali didirikan oleh komunitas Tamambaloh Apalin pada tahun 1800-an.
Kemudian, rumah betang ini pernah diperbaiki pada 1940-an karena
kebakaran. Rumah betang ini juga telah tiga kali berpindah lokasi karena
menyesuaikan dengan perubahan alur Sungai Uluk dan Sungai Nyabau
akibat erosi.
156

Dalam tradisi Dayak, rumah betang—dan hutan—adalah pusat


sekaligus bagian terpenting semesta kehidupan. Seperti jika kita
mengucapkan kata “kampung”, “pulang”, “rumah”; rumah betanglah yang
diingat oleh masyarakat Dayak. Bagi mereka, rumah betang juga
merupakan pemersatu. Di sanalah mereka berkerabat dan bertradisi. Di
rumah betanglah tradisi Dayak terpelihara. Rumah betang adalah
kekayaan budaya Indonesia.
Namun, pada Sabtu 13 September 2014 malam rumah betang uluk
palin terbakar. Tidak ada yang tersisa dari rumah betang yang terpanjang
dan tertua di seantero Kalimantan itu. Masyarakat bersedih karena
kehilangan tempat tinggal. Lebih dari itu, masyarakat Kalimantan bersedih
karena rumah betang uluk palin merupakan cagar budaya yang sangat
penting.

2. PPKn
Keragaman Budaya Bangsa di Wilayah Indonesia
Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku,
bangsa, ras, agama, ideologi, dan budaya. Kita sebagai masyarakat
Indonesia patut bangga dengan keragaman sosial dan budaya yang kita
miliki, dari Sabang sampai Merauke beragam kebudayaan, suk, bangsa,
bahasa, adat istiadat, agaman dan masih banyak lagi.keragaman sosial
budaya inilah yang berpotensi menjadi sumber daya yang dapat membawa
157

manusia Indonesia dikenal dunia dengan keunikan dan corak warna-warni


kebudayaan.
Kekayaan budaya Indonesia karena berbagai suku bangsa yang
ada. Kekayaan itu beragam bentuknya. Beberapa di antaranya berbentuk
bahasa daerah, rumah tradisional, pakaian adat, dan kesenian daerah
berupa taritarian, alat musik, lagu-lagu, dan upacara adat. Semua budaya
tersebut menjadi ciri khas tiap-tiap daerah.
a. Bahasa Daerah
Setiap suku bangsa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa
daerah setempat. Dengan demikian, keragaman suku menghasilkan
bahasa yang beragam. Salah satu contoh keberagaman kata yang
berasal dari daerah Sumatera Barat “rancak” yang apabila diarikan
dalam bahasa Indonesia artinya adalah “bagus”.
Keragaman bahasa daerah tidak menimbulkan masalah antarsuku
bangsa. Hal ini karena dalam komunikasi antarsuku bangsa digunakan
bahasa Indonesia yang telah mampu mempersatukan perbedaan
bahasa daerah.
b. Rumah Adat
Hampir setiap suku bangsa mempunyai bentuk rumah sebagai
tempat tinggalnya yang berbeda-beda. Bangunan rumah setiap suku
bangsa disesuaikan dengan kondisi alam. Nama rumah adat setiap
daerah pun berbeda. Salah satu contoh rumah adat yakni yang berasal
dari daerah Sumatera Barat adalah Rumah Gadang.
c. Pakaian Adat
Pakaian adat tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan
budaya yang dimiliki negara Indonesia. Banyaknya suku-suku dan
provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia maka banyak pula baju
adat yang dimiliki oleh setiap suku di seluruh provinsi Indonesia.
Pakaian adat di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatan
atau dalam mengenakan pakaian adat tersebut. Salah satu contoh
158

pakaian adat yakni yang berasal dari daerah Sumatera Barat adalah
pakaian adat Bundo Kanduang.
d. Kesenian Daerah
Kesenian daerah di wilayah Indonesia sangat beragam. Setiap suku
bangsa memiliki kesenian khas terdiri atas tari-tarian dan lagu daerah.
Salah satu contohnya kesenian daerah yang berasal dari daerah
Sumatera Barat yakni Tari Piring dan Tari Payung.
Itulah contoh keragaman budaya yang ada dalam masyarakat
Indonesia. Semua itu merupakan kekayaan negara Indonesia yang sangat
dikagumi negara lain. Indonesia memang memiliki masyarakat majemuk.
Namun demikian, masyarakat Indonesia tetap hidup rukun, saling
menghormati, dan bertoleransi antarwarga masyarakat. Masih banyak
keragaman masyarakat Indonesia lainnya.

3. IPS
Jenis Usaha dengan Mengolah Sumber Daya Alam
Untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat melakukan berbagai
usaha. Berbagai kegiatan dan jenis usaha yang dilakukan menghasilkan
barang dan jasa. Salah satu jenis usaha di masyarakat yaitu mengolah
sumber daya alam dari lingkungan.
Kita mengenal berbagai bentuk kegiatan manusia dalam mengolah
sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup. Jenis usaha bidang
produksi yang bergerak dalam pengolahan sumber daya alam (hewan dan
tumbuhan) disebut usaha agraris. Jenis usaha yang termasuk bidang agraris
(pertanian dalam arti luas) antara lain persawahan, perkebunan,
perhutanan, peternakan, dan perikanan.
159

Umumnya, usaha persawahan dan perkebunan dilakukan di daerah


perdesaan karena tanahnya masih luas. Namun, sekarang kita dapat
melakukan usaha penanaman pada lahan sempit, misalnya dengan cara
hidroponik (penanaman dengan media air) atau vertikultur (cara bercocok
tanam dengan menempatkan media tanam dalam wadah yang disusun
secara vertikal). Tanah pertanian ditanami sayur-mayur, buah-buahan, dan
palawija. Lahan pertanian juga dimanfaatkan untuk perkebunan. Tanaman
perkebunan di antaranya cengkih, teh, karet, cokelat, tembakau, kopi, dan
kelapa sawit.
Usaha di bidang peternakan membutuhkan lahan yang luas.
Hewan-hewan yang diternakkan antara lain sapi, kambing, domba, itik,
dan ayam. Selain itu, ada juga peternakan ulat sutra. Kepompong ulat sutra
dapat menghasilkan serat bahan baku kain sutra.

Kegiatan pertanian lainnya adalah perikanan. Usaha di bidang


perikanan dapat dilakukan di daerah pantai atau bendungan/waduk. Akan
tetapi, ada juga usaha perikanan yang memanfaatkan kolam-kolam di
lahan persawahan.
160

Ada pula jenis usaha lain yang memanfaatkan secara langsung


sumber daya alam. Jenis usaha ini disebut bidang usaha ekstraktif. Dalam
bidang usaha ekstraktif, kita hanya mengambil sumber daya alam tanpa
harus mengolahnya terlebih dahulu. Bidang usaha ekstraktif yaitu berburu,
pertambangan, dan penebangan hutan.
161

Lampiran 4
MEDIA PEMBELAJARAN

1. Bahasa Indonesia dan PPKn

Rumah Betang Uluk Palin Rumah Gadang

2. IPS

Perkebunan Peternakan

Perikanan Ektraktif
162
163
164
165
166

Lampiran 7
167
168

LAMPIRAN 8

KISI- KISI EVALUASI PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN 22 Ujung Gurun


Kelas/Semester : V/ II (Dua)
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 1. Manusia Dan Lingkungan
Pembelajaran ke :3
No. Kompetensi Materi Indikator soal Soal Level Nomor Bentuk

Dasar/Indikator Kognitif soal Soal

Bahasa Indonesia

3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi

3.8.1 Membaca teks Teks bacaan Disajikan teks Bacalah teks dibawah ini untuk menjawab soal nomor 1-3! C2 1 PG
Istana Pagaruyung
nonfiksi. Rumah bacaan Rumah
Istano Basa yang lebih dikenal dengan nama Istana
Betang Uluk Betang Uluk pagaruyung adalah sebuah istana yang terletak
dikecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten
Palin Palin Siswa
Tanah Datar, Sumatera Barat. Istano Basa yang berdisi
169

diminta untuk sekarang sebenarnya adalah replika dari yang asli. Istano
Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar
memahami teks
habis pada tahun 1804 oleh kaum paderi yang kala itu
bacaan tersebut
memerangi para bangsawan dan kaum adat. Sekarang
Istana Pagaruyung dibangun dengan struktur beton
modern, namun tetap mempertahankan teknik tradisional
dan material kayu yang dihiasi dengan 60 ukiran yang
menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau. Selain itu
istana sendiri memiliki tiga lantai dengan 72 tiang dan
gonjong sebagaimana pada umumnya Rumah Gadang.
Sekarang Istana Pagaruyung dijadikan sebagai pusat
budaya Minangkabau serta objek wisata di Sumatera
Barat.
1. Letak lokasi Istana Pagaruyung adalah di...
a. Kelurahan Silaing Bawah, Kecamatan Padang
Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Sumatera
Barat.
b. Paninggahan, Junjung Sirih, Solok, Sumatera
Barat.
170

3.8.2 Menjelaskan Teks bacaan Disajikan teks 2. Penyebab terbakarnya Istano Basa pada tahun 1804 C2 2,3 PG
adalah...
urutan peristiwa Rumah bacaan Rumah
a. Petir yang menyambar di puncak istana.
atau tindakan yang Betang Uluk Betang Uluk
b. Peperangan kaum paderi dengan bangsawan dan
terdapat pada teks Palin Palin Siswa kaum adat.
c. Peperangan dengan penjajah Belanda.
nonfiksi. diminta untuk
d. Peperangan dengan penjajah Jepang.
memahami teks

bacaan tersebut.

Disajikan teks
3. Istana Pagaruyung memiliki tiga lantai dengan 72
bacaan Rumah
tiang dan ....... sebagaimana pada umumnya Rumah
Betang Uluk Palin
Gadang.
Siswa diminta a. Filosofi

untuk memahami b. Tiang


c. Gonjong
teks bacaan
Hiasan
tersebut.
171

PKN
3.3 Menelaah keragaman sosial budaya masyarakat

3.3.1Menganalisis Keberagaman Disajikan 4. Yang tidak termasuk dalam keragaman sosial C4 4,5 PG
budaya di Indonesia adalah...
keberagaman karakteristik gambar, siswa
a. Pakaian adat
karakteristik individu dalam dapat
b. Makanan khas
individu dalam kehidupan mengemukakan c. Transportasi masyarakat
d. Cerita rakyat
kehidupan sehari- sehari-hari keberagaman

hari karakteristik
5. Balai Salaso Jatuh atau Rumah Adat Selaso Jatuh
individu sesuai Kembar, Rumah Melayu Atap Belah Bubung,
Rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan Rumah
gambar dengan
Melayu Atap Lantik adalah rumah adat dari daerah..
benar.
a. Bengkulu
b. Jambi
c. Sumater Barat
d. Riau
172

6. Tari Andun dan Tari Bidadari Teminang Anak


3.3.2 Menguraikan Keberagaman Disajikan C4 6,7 PG
adalah kesenian daerah yang berasal dari....
keragaman social individu sosial gambar, siswa
a. Bengkulu
budaya masyarakat budaya dapat b. Jambi
c. Sumatera Barat
masyarakat mengemukakan
d. Riau
dalam keberagaman

kehidupan karakteristik 7. Kita harus saling ... meskipun setiap daerah


memiliki berbagai macam keragaman sosial dan
sehari-hari individu sesuai
budaya.
gambar dengan
Sambunglah kalimat diatas menggunakan kata-kata
benar. dibawah ini dengan tepat.
a. Berdebat
b. Mengomentar
c. Menghargai
d. Berdiskusi
173

IPS
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang

3.3.3 Menguraikan Jenis Usaha Disajikan teks 8. Keadaan alam mempengaruhi jenis pekerjaan C4 8 PG
penduduk. Penduduk di daerah dataran tinggi
jenis-jenis usaha Dengan “Jenis Usaha
bermata pencarian…
kegiatan ekonomi Mengelola dengan
a. Nelayan
masyarakat Sumber Daya Mengolah b. Petani tambak
c. Berkebun teh
lingkungan sekitar. Alam Sumber Daya
d. Petani Garam
Alam”., siswa

dapat menjawab

soal yang

berhubungan

dengan isi teks

tersebut.
174

9. Berburu, pertambangan, dan penebangan hutan


3.3.4 Menyimpulkan Jenis Usaha Disajikan soal C5 9,10 PG
merupakan jenis usaha memanfaatkan secara
jenis-jenis usaha Dengan siswa menjawab langsung sumber daya alam pada bidang usaha...
a. Pertanian
kegiatan ekonomu Mengelola sesuai dengan isi
b. Peternakan
masyarakat Sumber Daya teks teks “Jenis
c. Perkebunan
lingkungan sekitar. Alam Usaha dengan d. Ekstraktif

Mengolah
10. Karena kekayaan alam disuatu daerah dengan
Sumber Daya
daerah lain bereda, menyebabkan terjadinya
Alam”. keragaman ….. bagi penduduknya.
a. Agama dan kekayaan
b. Penghasilan yang sama
c. Jenis mata pencarian
d. Perilaku bermasyarakat
175
176
177
178

Lampiran 10

KUNCI JAWABAN EVALUASI

1. C

2. B

3. C

4. C

5. D

6. A

7. C

8. C

9. D

10. C
179

Lampiran 11

Jurnal Penilaian Sikap KI-1 dan KI-2 Siklus 1 Pertemuan 1

No. Waktu Nama Peserta Kejadian/ Butir Pos/ Tindak

Didik perilaku Sikap neg lanjut

1. Aji Malik Tidak Tanggung - Diingatkan

Naufal mengembalikan jawab untuk lebih

pulpen teman yang bertanggung

dipinjam jawab

2. 29 Miftahul Rizky Tidak masuk kelas Disiplin - Diingatkan

Februari Rahmadhan tepat waktu agar masuk

2020 kelas tepat

pada

waktunya

3. Nabila Putri Mengumpulkan Disiplin + diberi

Suandi tugas tepat waktu apresiasi dan

dilanjutkan

Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM. 16129382
180

Lampiran 12

Hasil Pengamatan Penilaian Pengetahuan Siklus 1 Pertemuan 1

No. Kode Nama Muatan Pembelajaran Jumlah Nilai


Peserta Didik Bahasa PPKn IPS Skor
Indonesia
1. AFP 50 66,7 33,3 150 50
2. AMN 75 100 33,3 208,3 69,4
3. AAN 75 66,7 100 241,7 80,5
4. CW 100 66,7 66,7 233,4 77,8
5. DPH 75 66,7 100 241,7 80,5
6. FH 75 100 100 275 91,6
7. FY 75 66,7 66,7 208,4 69,4
8. HFA 100 66,7 100 266,7 88,9
9. HNAP 75 66,7 100 241,7 80,5
10. IMF 75 100 33,3 208,3 69,4
11. JIH 100 66,7 100 266,7 88,9
12. KLF 75 100 100 275 91,6
13. ME 100 66,7 100 266,7 88,9
14. MF 100 100 100 266,7 88,9
15. MRR 75 66,7 100 241,7 80,5
16. NAF 50 66,7 33,3 150 50
17. NPS 100 100 33,3 233,3 77,7
18. NSA 100 100 100 300 100
19. NZ 50 33,3 100 183,3 61,1
20. RZN 100 66,7 33,3 200 66,6
21. RNS 75 66,7 100 241,7 80,5
22. RMR 50 66,7 66,7 183,4 61,1
23. RIY 50 100 100 250 83,3
24. SGA 75 66,7 100 241,7 80,5
25. SKM 50 66,7 100 216,6 72,2
26. RAF 100 66,7 33,3 200 66,7
27. VDG 75 100 33,3 208,3 69,4
Jumlah Skor 2.100 2.067,2 2.066,5 6.200,3 2.065,9
Rata-rata 77,8 76.6 76,5 229,7 76,5
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129382
181
182

Lampiran 13

Penilaian Keterampilan Bahasa Indonesia Siklus 1 Pertemuan 1

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Keterampilan Menuliskan
Didik urutan peristiwa pada teks
“Rumah Betang Uluk Palin”
4 3 2 1
1. AFP 2 50
2. AMN 2 50
3. AAN 2 50
4. CW 3 75
5. DPH √ 50
6. FH 3 60
7. FY 2 50
8. HFA 2 50
9. HNAP 2 75
10. IMF 2 50
11. JIH 2 50
12. KLF 2 50
13. ME 3 75
14. MF 2 50
15. MRR 3 75
16. NAF 2 50
17. NPS 3 75
18. NSA 3 75
19. NZ 3 75
20. RZN 3 75
21. RNS 3 75
22. RMR 3 75
23. RIY 2 50
24. SGA 3 75
25. SKM 2 50
26. RAF 3 75
27. VDG 2 50
Jumlah skor 1.675
Rata-rata 62,0
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM. 16129382
183

Deskriptor

1 = Menuliskan semua peristiwa yang terdapat pada bacaan dengan runtut

2 = Menuliskan peristiwa pada bacaan dengan memperhatikan latar cerita

3 = Menuliskan peristiwa pada bacaan dengan tanda baca yang benar

4 = Menuliskan peristiwa pada bacaan dengan tulisan yang rapi

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya tiga deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika hanya satu deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal
184

Lampiran 14

Penilaian Keterampilan PPKn Siklus 1 Pertemuan 1

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Didik Keterampilan
mengelompokkan keragaman
budaya Indonesia
4 3 2 1
1. AFP 3 75
2. AMN 4 85

3. AAN 2 65

4. CW 2 65

5. DPH 3 75

6. FH 2 65

7. FY 4 85

8. HFA 2 65

9. HNAP 2 65

10. IMF 3 75

11. JIH 3 75
7
12. KLF 4 85

13. ME 2 65

14. MF 4 85

15. MRR 3 75

16. NAF 3 75

17. NPS 4 85

18. NSA 3 75

19. NZ 3 75
185

20. RZN 2 65

21. RNS 3 75

22. RMR 3 75

23. RIY 3 75

24. SGA 2 65

25. SKM 3 75

26. RAF 2 65

27. VDG 4 85

Jumlah skor 1.995


Rata-rata 73,9
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM. 16129382
Deskriptor

1 = Menuliskan semua keragaman budaya di Indonesia.

2 = Menuliskan kesimpulan hasil pengamatan yang dilakukan.

3 = Menuliskan laporan dengan tulisan yang rapi.

4 = menuliskan laporan dengan bersih.

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya satu deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika tidak ada deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4
186

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal

Lampiran 15

Penilaian Keterampilan IPS Siklus 1 Pertemuan 1

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Keterampilan
Didik mengelompokkan jenis usaha
dengan mengolah sumber daya
alam
4 3 2 1
1. AFP 2 60
2. AMN 2 60
3. AAN 3 75
4. CW 3 75
5. DPH 3 75
6. FH 2 60
7. FY 3 75
8. HFA 3 75
187

9. HNAP 3 75
10. IMF 2 60
11. JIH 3 75
12. KLF 3 75
13. ME 3 75
14. MF 3 75
15. MRR 3 75
16. NAF 3 75
17. NPS 3 75
18. NSA 2 60
19. NZ 3 75
20. RZN 2 60
21. RNS 3 75
22. RMR 3 75
23. RIY 3 75
24. SGA 2 60
25. SKM 3 75
26. RAF 3 75
27. VDG 3 75
Jumlah skor 1.920
Rata-rata 71,1
Peneliti

Rahmadanil Islami
Deskriptor

1 = Dapat mengidentifikasi jenis usaha ekonomi yang ada lingkungan sekitar.

2 = Dapat menentukan sumber daya alam yang digunakan.

3 = Dapat menentukan hasil usaha dari sumber daya alam yang ada di lingkungan
sekitar.

4 = Dapat menentukan manfaat dari jenis usaha ekonomi yang ada di lingkungan
sekitar.

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya tiga deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika satu deskriptor terlihat maka skor 1.


188

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×10
skor maksimal

Lampiran 16

Hasil Pengamatan Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dengan Model Problem Based Learning Di Kelas V
SDN 22 Ujung Gurun

Komponen Deskriptor Kualifikasi


Rencana yang
No Deskriptor muncul SB B C K
Pelaksanaan
Pembelajaran 4 3 2 1

a. Terdapat satuan pendidikan √


Identitas
b. Terdapat kelas √ √
Mata
Pelajaran c. Terdapat semester √
189

1. d. Terdapat tema/subtema dan



jumlah pertemuan

a. Perumusan indikator sesuai



dengan kompetensi dasar (KD)

Perumusan b. Perumusan indikator


indikator mengandung kata kerja - √
2. pembelajaran operasional (KKO)

c. Perumusan indikator mencakup



aspek pengetahuan.

d. Perumusan indikator mencakup



aspek keterampilan

a. Perumusan tujuan pembelajaran



sesuai dengan indikator

b. Perumusan tujuan pembelajaran


mengandung unsur audience, √ √
3. Perumusan dan behavior
tujuan
c. Perumusan tujuan pembelajaran
pembelajaran √
mengandung unsur condition

d. Perumusan tujuan pembelajaran



mengandung unsur degree

a. Pemilihan materi sesuai dengan



indikator

b. Pemilihan materi sesuai dengan


√ √
Pemilihan tujuan pembelajaran
4. materi c. Pemilihan materi sesuai dengan
Pembelajaran -
karakteristik siswa

d. Pemilihan materi rinci dan jelas -

Pemilihan a. Pemilihan sumber belajar sesuai √


sumber dengan tujuan pembelajaran
190

b. Pemilihan sumber belajar sesuai


√ √
dengan materi pembelajaran
5.

belajar a. Pemilihan sumber belajar sesuai



dengan model Problem Based
Learning

b. Pemilihan sumber belajar sesuai


-
dengan karakteristik siswa

a. Pemilihan media pembelajaran


sesuai dengan tujuan √
pembelajaran
6.
b. Pemilihan media pembelajaran
sesuai dengan materi √ √
Pemilihan pembelajaran
media
pembelajaran c. Pemilihan media pembelajaran
sesuai dengan model Problem √
Based Learning

a. Pemilihan media pembelajaran


sesuai dengan karakteristik -
siswa

a. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan tujuan √
pembelajaran

b. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan materi √ √
Metode pembelajaran
7.
pembelajaran c. Pemilihan metode pembelajaran
sesuai dengan model Problem √
Based Learning

d. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan karakteristik -
siswa
191

a. Dalam RPP terdapat kegiatan



pendahuluan, inti, dan penutup

b. Dalam RPP terdapat kesesuaian


kegiatan dengan model Problem √

Kejelasan Based Learning
proses c. Dalam RPP terdapat kesesuaian
8. pembelajaran -
dengan sistematika/ keruntutan
materi
d. Dalam RPP terdapat kesesuaian
alokasi waktu pada setiap -
kegiatan (pendahuluan, inti, dan
penutup)
a. Penilaian sesuai dengan
indikator pencapaian -
kompetensi
b. Penilaian sesuai dengan √ √
Kelengkapan instrumen penilaian sikap
instrument c. Penilaian sesuai dengan
9. instrumen penilaian √
pengetahuan
d. Penilaian sesuai dengan
instrumen penilaian √
keterampilan
Jumlah skor yang diperoleh 27 2 5 2

Jumlah skor maksimal 36

Persentase 75%

Kualifikasi (C) Cukup

Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru


Implementasi Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperoleh 27


Persentase skor rata-rata = x 100% = x 100 =
jumlah skor maksimal 36
75%
192

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Lampiran 17
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan Model
Problem Based Learning (Dari Aspek Guru) Di Kelas V
SDN 22 Ujung Gurun

Kegiatan Karakteristik Deskriptor Deskriptor Kualifikasi


yang SB B C K
muncul 4 3 2 1
Kegiatan Langkah 1. 1. Guru meminta peserta √
inti Orientasi peserta didik untuk membaca
didik terhadap teks “Rumah Betang
masalah Uluk Palin”.
2. Guru meminta peserta √ √
didik mengamati gambar
“Rumah Betang Uluk
Palin”, lalu bertanya
193

jawab mengenai rumah


tersebut sesuai dengan
teks bacaan.
3. Guru kembali meminta √
peserta didik mengamati
gambar “Rumah
Bagonjong”, lalu
bertanya jawab
mengenai “Rumah
Bagonjong”.
4. Guru kembali bertanya √
jawab dengan peserta
didik mengenai
keunikan Rumah
Bagonjong yang ada di
daerah mereka.
Langkah 2. 1. Guru membagikan √
Mengorganisasik LKPD kepada peserta
an peserta didik didik.
untuk belajar. 2. Guru meminta peserta √ √
didik mengumpulkan
lembar LKPD yang telah
dikerjakan.
3. Guru menjelaskan √
bahwa di Indonesia
memiliki keragaman
budaya bangsa dan
masing-masing
keragaman itu memiliki
keunikannya tersendiri.
4. Guru meminta peserta √
didik untuk membaca
teks “Keragaman
Budaya Bangsa di
Wilayah Indonesia”, dan
membimbing peserta
didik untuk mengetahui
apa saja keragaman
budaya bangsa di
wilayah Indonesia.
194

Langkah 3. 1. Guru membagi peserta -


Membantu didik menjadi 5
penyelidikan kelompok yang
individu atau heterogen, setiap
kelompok. kelompok terdiri dari 5-
6 orang.
2. Guru membagikan √ √
lembar kerja kelompok
(LDK).
3. Guru meminta peserta √
didik mengidentifikasi
keragaman budaya
bangsa di wilayah
Indonesia.
4. Guru membimbing √
peserta didik dalam
mengidentifikasi
keragaman budaya
bangsa di wilayah
Indonesia
Langkah 4. 1. Guru meminta peserta √
Mengembangkan didik kedepan kelas
dan menyajikan menampilkan hasil kerja
hasil karya. kelompoknya yaitu
perwakilan kelompok.
2. Guru menjelaskan -
aturan dalam
penyampaian hasil
diskusi kelompok
3. membimbing siswa √ √
dalam menyampaikan
hasil diskusinya di
depan kelas masyarakat
Indonesia.
4. meminta siswa dalam √
kelompok yang tidak
tampil memberikan
tanggapan
Langkah 5. 1. Guru membagikan √
LKPD 2
195

Menganalisis dan 2. Guru meminta siswa √ √


mengevaluasi mengumpulkan LKPD
proses 2.
pemecahan 3. Guru bertanya jawab -
masalah. dengan siswa tentang hal
yang telah dipelajari
sebagai penguatan
materi.
4. Guru membagikan √
lembar evaluasi kepada
peserta didik
Kegiatan 1. Guru bertanya jawab √
penutup dengan peserta didik
tentang pembelajaran
yang belum dipahami
peserta didik.
2. Guru membimbing - √
peserta didik untuk
menyimpulkan pelajaran
3. Guru menyampaikan -
pesan moral kepada
peserta didik
4. Guru meminta peserta √
didik untuk bersyukur
atas apa yang telah
dipelajarinya hari ini dan
juga dipersilahkan untuk
pulang.
Jumlah skor yang diperoleh 19 2 3 1
Jumlah skor maksimal 24
Persentase 79,16 %
Kulifikasi B (Baik)
Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperol eh 19


Persentase skor rata-rata = x100% = x100 =
jumlah skor maksimal 24
79,16%
196

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Lampiran 18

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan


Model Problem Based Learning (Dari Aspek Siswa)
SDN 22 Ujung Gurun

Kegiatan Karakteristik Deskriptor Deskriptor Kualifikasi


yang SB B C K
muncul 4 3 2 1
Kegiatan inti Langkah 1. 1. Peserta didik √
Orientasi membaca teks “Rumah
peserta didik Betang Uluk Palin”.
terhadap 2. Peserta didik √ √
masalah mengamati gambar
“Rumah Betang Uluk
Palin”, lalu bertanya
jawab mengenai rumah
tersebut sesuai dengan
197

teks bacaan.
3. Peserta didik kembali √
mengamati gambar
“Rumah Bagonjong”,
lalu melakukan tanya
jawab mengenai
“Rumah Bagonjong”.
4. Peserta didik kembali √
melakukan tanya jawab
mengenai keunikan
Rumah Bagonjong
yang ada di daerah
mereka.
Langkah 2. 1. Peserta didik √
Mengorganis menuliskan jawaban
asikan dari pertanyaan
peserta didik mengenai teks bacaan
untuk yang dibahas
belajar. sebelumnya pada
LKPD yang dibagikan
guru.

2. Peserta didik √ √
mengumpulkan hasil
LKPD kedepan kelas.
3. Peserta didik dapat √
mengetahui bahwa di
Indonesia memiliki
keragaman budaya
bangsa dan masing-
masing keragaman itu
memiliki keunikannya
tersendiri.
4. Peserta didik dapat √
mengetahui keragaman
budaya bangsa di
wilayah Indonesia.
Langkah 3. 1. Peserta didik dibagi -
Membantu menjadi beberapa
penyelidikan kelompok yang
198

individu atau heterogen yang terdiri


kelompok. dari 5-6 orang.
2. Peserta didik √ √
mengerjakan LKPD
yang diberikan guru.
3. Peserta didik √
mengidentifikasi
keragaman budaya
bangsa di wilayah
Indonesia.
4. Peserta didik √
dibimbing pada saat
mengidentifikasi
keragaman budaya
bangsa di wilayah
Indonesia.
Langkah 4. 1. Peserta didik √
Mengembang menyampaikan hasil
kan dan kerja kelompoknya
menyajikan didepan kelas.
hasil karya. 2. Siswa mendengarkan - √
guru menjelaskan
aturan dalam
penyampaian hasil
diskusi kelompok
3. siswa dibimbing guru √
dalam
mempresentasikan
hasil LDKnya
4. siswa dalam kelompok √
yang tidak tampil
memberikan
tanggapan

Langkah 5. 1. Peserta didik dapat √


Menganalisis mengerjakan LKPD
dan yang dibagikan guru
mengevaluasi 2. Peserta didik √ √
proses mengumpulkan LKPD
pemecahan kedepan kelas
199

masalah. 3. Peserta didik dan Guru -


bertanya jawab tentang
hal yang telah
dipelajari sebagai
penguatan materi.
4. Peserta didik diberikan √
evaluasi oleh guru

Kegiatan 1. Peserta didik bertanya √


penutup jawab dengan guru
tentang pembelajaran
yang belum dipahami
peserta didik.
2. Peserta didik dengan -
bimbingan guru
menyimpulkan
pelajaran
3. Peserta didik -
mendengarkan pesan
moral yang
disampaikan oleh
guru.
4. Peserta didik diminta √
untuk bersyukur atas
apa yang telah
dipelajarinya hari ini
dan juga dipersilahkan
untuk pulang.
Jumlah skor yang diperoleh 19 2 3 1
Jumlah skor maksimal 24
Persentase 79,16 %
Kulifikasi B (Baik)
Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperoleh 19


Persentase skor rata-rata = x 100% = x100=79,16
jumlah skor maksimal 24
%
200

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Lampiran 1

Pemetaan Kompetensi Dasar


201
202

Lampiran 2
Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran

Bahasa Indonesia
PPKn Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar 3.9 Menguraikan urutan peristiwa atau
3.4 Menelaah keragaman sosial tindakan yang terdapat pada teks
budaya masyarakat. nonfiksi.
4.4 Menyelenggarakan kegiatan yang 4.9 Menyajikan kembali peristiwa atau
mendukung keragaman sosial tindakan dengan memperhatikan latar
budaya masyarakat. cerita yang terdapat pada teks fiksi.

Pembelajaran 3

IPS
Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.
4.4 Menyajikan hasil analisis tentang peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.
203

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang
Kelas/Semester : V/2
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 2. Perubahan Lingkungan
Pembelajaran :3
Alokasi Waktu : 1× Pertemuan (6×35 Menit)

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati
(mendengarkan, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan keinginannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator


3.8 Menguraian urutan peristiwa atau 3.8.1 Menganalisis peristiwa pada teks
tindakan yang terdapat pada teks “Desa Unik di Bali”
nonfiksi 3.8.2 Menjelaskan keunikan desa di
Bali
204

4.9 Menyajikan kembali peristiwa atau 1.9.2 Menceritakan kembali peristiwa


tindakan dengan memperhatikan latar pada teks “Desa Unik di Bali”
cerita yang terdapat pada cerita
nonfiksi
PPKn

Kompetensi Dasar Indikator


1.4 Mensyukuri keragaman sosial
masyarakat sebagai anugrah tuhan
Yang Maha Esa dalam konteks
Bhinneka Tunggal Eka.

2.3 Bersikap toleran dalam keragaman


budaya masyarakat dalam konteks
Bhineka Tunggal Ika

3.4 Menelaah keragaman sosial budaya 3.4.1 Menguraikan keunikan adat


masyarakat istiadat dalam lingkungan
masyarakat tempat tinggal
masing-masing
4.4 Menyelenggarakan kegiatan yang 4.4.1 Menyampaikan sikap terhadap
mendukung keragaman sosial budaya keragaman adat istiadat yang ada
masyarakat di Indonesia
IPS

Kompetensi Dasar Indikator

3.4 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.4.1 menguraikan jenis usaha yang
upaya menyejahterakan kehidupan dikelola perorangan dalam
masyarakat di bidang sosial dan masyarakat.
budaya untuk memperkuat kesatuan 3.4.2 Menyimpulkan jenis usaha yang
dan persatuan bangsa Indonesia serta dikelola perorangan dalam
hubungannya dengan karakteristik lingkungan masyarakat tempat
205

ruang tinggal masing-masing


4.4 Menyajikan hasil analisis tentang 4.4.1 Melaporakan hasil identifikasi
peran ekonomi dalam upaya tentang jenis usaha yang di kelola
menyejahterakan kehidupan perorangan di lingkungan
masyarakat di bidang sosial dan masyarakat
budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca siswa dapat mengidentifikasi peristiwa pada teks
“Desa Unik di Bali” dengan benar.
2. Dengan membaca teks, siswa dapat menuliskan keunikan desa di Bali
dengan benar.
3. Dengan penugasan siswa dapat menceritakan kembali peristiwa pada
teks “Desa Unik di Bali” dengan benar.
4. Dengan mengamati mengidentifikasi keunikan adat istiadat dalam
lingkungan masyarakat tempat tinggal masing-masing dengan benar.
5. Dengan penugasan siswa sikap terhadap keragaman adat istiadat yang
ada di Indonesia dengan benar.
6. Dengan membaca, siswa dapat mengidentifikasi jenis usaha yang
dikelola perorangan di lingkungan masyarakat dengan benar.
7. Dengan mengamati, siswa dapat mengidentifikasi jenis usaha yang
dikelola perorangan di lingkungan masyarakat tempat tinggal masing-
masing dengan benar.
8. Dengan penugasan, siswa dapat menceritakan kembali jenis usaha
yang di kelola perorangan dalam lingkungan masyarakat dengan benar
9. Dengan penugasan siswa dapat membuat laporan tentang jenis usaha
yang di kelola perorangan di lingkungan masyarakat dengan tepat
206

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Bahasa Indonesia : Teks nonfiksi “Desa Unik di Bali”.
2. PPKn : Keunikan adat istiadat dalam keberagaman
sosial budaya masyarakat Indonesia
3. IPS : Jenis-jenis usaha yang dikelola perorangan
dalam lingkungan masyarakat
(Materi Pembelajaran Terlampir)

E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) menurut
Hosnan (2014: 301) :
a. Orientasi peserta didik terhadap masalah.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, penugasan dan
diskusi kelompok.

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Media :
a.Papan Tulis
b. Gambar “Desa Unik di Bali”
c. Gambar keunikan rumah gadang di sumatera barat.
d. Gambar jenis usaha yang dikelola sendiri didalam masyarakat
sekitar
(Media Pembelajaran Terlampir)
207

2. Alat :
a. Infocus
b. Laptop
c. Perlengkapan menulis
d. Lembar Kerja Peserta Didik (LKDP)
e. Lembar Kerja Kelompok (LDK)
f. Lembar Evaluasi
3. Sumber Belajar :
a. Heny Kusumawati. 2017. Tema 8. Lingkungan Sahabat Kita : Buku
Guru untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.
b. Heny Kusumawati. 2017. Tema 8. Lingkungan Sahabat Kita : Buku
Siswa untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Peserta didik menjawab salam yang diucapkan guru 20 Menit
pendahuluan dengan santun.
2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan masing-
masing dengan khusyu’.
3. Peserta didik mengacungkan tangan sewaktu
namanya dipanggil guru dengan sopan.
4. Peserta didik merespon apersepsi yang disampaikan
guru.
5. Peserta didik menyimak tema yang disampaikan guru
dengan cermat.
6. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran dengan
208

cermat.
7. Peserta didik mendengarkan guru memberikan
motivasi agar peserta didik bersungguh-sungguh
dalam belajar.
Kegiatan inti Langkah 1 : Orientasi peserta didik pada masalah. 165 Menit
8. Peserta didik membaca teks “Desa Unik di Bali”.
9. Peserta didik mengamati gambar Rumah Desa Unik
di Bali.
10. Peserta didik bertanya jawab dengan guru mengenai
isi bacaan.
a) Apa saja Desa Unik yang ada di Bali ?
b) Dimanakah Letak Desa Unik di Bali tersebut?
c) apa keunikan dari Desa Trunyan ?
d) Bagaimana struktur bangunan Desa Penglipuran ?
11. Peserta didik mengamati keunikan gambar rumah
gadang dari Sumatera Barat.
12. Peserta didik bersama guru bertanya jawab mengenai
keunikan gambar rumah gadang dari Sumatera Barat.

Langkah 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk


belajar.
13. Guru meminta peserta didik untuk menemukan
konsep/ permasalahan yang berkaitan dengan
keragaman adat istiadat di wilayah Indonesia
14. Guru membagikan LKPD kepada peserta didik
15. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKPD yang
telah dibagikan kepada masing-masing individu.
16. Peserta didik menuliskan jawabannya dari
pertanyaan mengenai isi teks dan gambar yang
dipaparkan di depan kelas pada LKPD yang
dibagikan oleh guru.
209

17. Peserta didik mengumpulkan hasil LKPD di depan


kelas.
18. Peserta didik dapat mengetahui bahwa di Indonesia
memiliki keragaman budaya bangsa dan masing-
masing keragaman itu memiliki keunikannya
tersendiri.
19. Peserta didik membaca teks “Usaha yang Dikelola
Sendiri”.
20. Peserta didik dapat mengetahui apa saja jenis usaha
yang dikelola sendiri.

Langkah 3. Membantu penyelidikan individu atau


kelompok.
21. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok
yang terdiri dari 5-6 orang.
22. Peserta didik secara berkelompok mengerjakan
LKPD yang diberikan oleh guru.
23. Guru mengintruksikan peserta didik untuk berbagi
dan mencari informasi yang berkaitan dengan jenis-
jenis usaha yang dikelola sendiri yang terdapat pada
LKPD
24. Peserta didik dibimbing oleh guru pada saat
mengidentifikasi apa saja jenis usaha yang dikelola
sendiri.
25. Peserta didik mengumpulkan LKPD untuk
dipresentasikan.

Langkah 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil


karya.
26. Guru memberikan penjelasan tentang tata cara
210

penyampaian hasil diskusi kelompok.


27. Peserta didik menyampaikan hasil LDK yang telah
dikerjakan di depan kelas.
28. Guru membimbing peserta didik dalam menyajikan
hasil diskusinya.
29. Guru meminta peserta didik dalam kelompok yang
lain untuk tampil
30. Peserta didik dapat mengetahui bahwa keragaman
Indonesia tidak hanya dari segi budaya saja, namun
juga dari segi sumber daya alamnya yang sangat
melimpah yang dapat dijadikan sebagai usaha
perekonomian masyarakat Indonesia.
Langkah 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
31. Peserta didik menyimpulkan hasil akhir dari proses
pemecahan masalah di bawah bimbingan guru.
32. Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang
urutan peristiwa pada teks “Desa Unik di Bali” untuk
penguatan materi.
33. Peserta didik membaca teks “Jenis Usaha yang
Dikelola Sendiri”, kemudian menuliskan peristiwa
pada teks “Jenis Usaha yang Dikelola Sendiri”
dengan memperhatikan latar cerita.
34. Peserta didik diberikan evaluasi oleh guru
Kegiatan 35. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan 25 Menit
penutup belajar yang telah dilakukan.
36. Peserta didik bersama guru menyimpulkan
pembelajaran.
37. Peserta didik mendengarkan pesan moral yang
disampaikan oleh guru.
211

38. Peserta didik menutup pembelajaran dengan


bersyukur dan mengucapkan salam.

H. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian sikap (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Non Tes
c) Bentuk Penliaian : Observasi
d) Instrumen Penlilaian : Jurnal penilaian sikap
2. Penilaian Pengetahuan (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Akhir Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Tes tertulis
c) Bentuk Penliaian : Essay
d) Instrumen Penlilaian : Soal-soal dan kunci jawaban
3. Penilaian Keterampilan (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Proses Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Unjuk Kerja
c) Bentuk Penliaian : Kinerja
d) Instrumen Penlilaian : Rubrik penilaian

Padang, 7 Maret 2020


Observer, Peneliti

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 22 Ujung Gurun
212

Lampiran 3
Uraian Materi Pembelajaran

Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita

Subtema 2 Perubahan Lingkungan Pembelajaran 3

1. Bahasa Indonesia dan PPKn

Desa Unik di Bali


Bali merupakan tujuan wisata yang sangat terkenal, baik di dalam negeri
maupun luar negeri. Banyak hal yang membuat Bali menarik untuk dikunjungi
wisatawan. Salah satu daya tarik Bali adalah adanya beberapa desa unik. Desa apa
sajakah itu? Apa keunikannya? Bacalah penjelasan berikut.
1. Desa Tenganan
Desa Tenganan terletak di Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karangasem di
sebelah timur Pulau Bali. Desa
Tenganan merupakan salah satu desa
tertua di Bali. Masyarakat desa ini masih
menjunjung tinggi nilai adat dan budaya.
Desa Tenganan merupakan salah satu
Desa Bali Aga (desa asli suku Bali).
Desa ini terkenal dengan
kesederhanaannya.

2. Desa Trunyan
Desa Trunyan terletak di pinggir
Danau Batur, Kintamani, Kabupaten
213

Bangli, Bali Utara. Keunikan desa ini


adalah tradisi pemakamannya. Pada
masyarakat Hindu Bali, jenazah orang
meninggal akan dibakar atau yang
disebut ngaben. Namun, di Desa
Trunyan jenazah orang meninggal hanya
diletakkan di atas tanah di dalam gua,
bahkan di atas pohon. Tradisi ini mereka
sebut dengan istilah mepasah

3. Desa Penglipuran
Desa Penglipuran terletak di
Kabupaten Bangli, lebih kurang 45 km
dari Kota Denpasar. Desa ini memiliki
struktur bangunan yang teratur dan rapi.
Masyarakat Desa Penglipuran tidak
pernah melepaskan adat dan budaya yang
berlaku turun-temurun. Oleh karena itu,
masyarakat Desa Penglipuran banyak
melakukan acara adat, seperti
pemasangan dan penurunan odalan serta
perayaan Galungan, dan hari besar
lainnya.

Sumber: bobo.kidnesia.com

2. IPS
214

Usaha yang Dikelola Sendiri


Usaha jenis ini disebut juga sebagai usaha perseorangan, artinya seorang
pemilik usaha mengelola langsung usahanya sendiri dengan tanpa melibatkan
pemodal lainnya. Contoh usaha yang dikelola sendiri adalah warung, toko,
bengkel, wartel, dan industri kecil rumahan. Akan tetapi, apabila usahanya
semakin bertambah maju, pemilik usaha yang bersangkutan akan merencanakan
untuk mengembangkan usahanya. Dalam pengembangan suatu usaha, apabila
kegiatan usaha tersebut sudah tidak bisa ditangani sendiri, biasanya jenis usaha itu
akan membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak lain agar lebih
maju dan lebih kuat.
1. Usaha Pertanian
Sebagian besar usaha pertanian
dikelola secara perorangan. Usaha ini
memiliki modal terbatas. Lahan yang
digarap petani biasanya terbatas, lahan
persawahan dan tegalan. Namun, ada
juga usaha pertanian yang dilakukan
secara besar-besaran.

2. Usaha Perdagangan
Usaha perdagangan secara
perorangan biasanya berskala
kecil dan sedang. Contoh usaha
perdagangan antara lain,
pedagang asongan, pedagang
keliling, pedagang kaki lima,
pedagang di pasar, warung, dan
toko kelontong.
215

3. Usaha Jasa
Perhatikan usaha jasa
perorangan di daerah sekitarmu!
Coba sebutkan usaha jasa
tersebut! Secara umum, banyak
usaha jasa yang dikelola secara
perorangan, contohnya usaha
salon, fotokopi, bengkel, potong
rambut, dan penjualan pulsa.

4. Industri Kecil
Sektor industri yang dikelola
perorangan merupakan industri
rumahan. Contoh industri rumahan
antara lain usaha kerajinan tangan
berupa pembuatan keramik,
souvenir, tembikar, anyaman, dan
mebel.

Usaha yang dikelola sendiri mempunyai banyak keuntungan, di


antaranya:
a. keuntungan dapat dinikmati sendiri;
b. kebebasan dalam pengembangan usaha;
c. tidak tergantung kepada orang lain dalam pengaturan usaha.
Akan tetapi, ada beberapa kelemahan dalam pengelolaan usaha
sendiri, di antaranya:
a. pengembangan usaha terbatas pada modal;
b. kekurangan tenaga kerja;
c. risiko kerugian yang harus ditanggung sendiri.
216

Lampiran 4
MEDIA PEMBELAJARAN

3. Bahasa Indonesia dan PPKn

Danau Desa Trunyan Desa Trunyan

Desa Penglipuran
217

Desa Tenganan Rumah Gadang

4. IPS

Pertanian Usaha Jasa


218

Perdagangan Industri Kecil


219
220
221
222
223

Lampiran 7

KISI- KISI EVALUASI PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN 22 Ujung Gurun


Kelas/Semester : V/ II (Dua)
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 1. Manusia Dan Lingkungan
Pembelajaran ke :3
No. Kompetensi Materi Indikator soal Soal Level Nomor Bentuk

Dasar/Indikator Kognitif soal Soal

Bahasa Indonesia

3.8 Menguraian urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi

3.8.1 Menganalisis Teks bacaan Disajikan teks 1. Apa saja peristiwa-peristiwa pada teks “Desa Unik C4 1,2 PG
peristiwa pada teks “Desa di Bali”...
“Desa Unik bacaan “Desa
Unik di Bali” a. Masyarakat didesa unik dibali pada umumnya
di Bali” Unik di Bali”
masih menjunjung tinggi nilai adat dan budaya
Siswa diminta serta tidak pernah melepaskan adat dan budaya
yang berlaku turun-temurun
untuk memahami
224

teks bacaan b. Desa memiliki struktur bangunan yang teratur


dan rapi
tersebut
c. Bali merupakan tujuan wisata yang sangat
terkenal, baik di dalam negeri maupun luar
negeri
d. Desa Trunyan terletak di pinggir Danau Batur

2. Dimana letak desa Tenganan ...


a. terletak di pinggir Danau Batur,
b. terletak di Kabupaten Bangli, lebih kurang 45
km dari Kota Denpasar
c. terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten
Karangasem di sebelah timur Pulau Bali.
d. Desa Tenganan terletak di Kecamatan Manggis
Disajikan teks

Teks bacaan bacaan “Desa C2 3,4 PG


3.8.3 Menjelakskan 3. Apa yang menjadi keunikan desa Trunyan pada
keunikan desa di “Desa Unik Unik di Bali” bacaan “Desa Unik di Bali”...
Bali a. memiliki keunikan menjunjung nilai adat dan
di Bali” Siswa diminta
tradisinya.
225

untuk menuliskan b. pemakaman  jenasah yang tanpa di kubur.


Hanya di letakkan saja di bawah pohon
keunikan dari
kemenyan.
teks bacaan
c. memiliki keunikan dengan struktur bangunan
tersebut yang tertata rapi.
d. tidak pernah melepaskan adat dan budaya yang
berlaku turun-temurun

4. Masyarakat Desa ini banyak melakukan acara adat,


seperti pemasangan dan penurunan odalan serta
perayaan Galungan, dan hari besar lainnya.
Merupakan keunikan dari desa ...
a. Trunyan
b. Pekalongan
c. Penglipuran
d. Tenganan
226

PKN
3.3 Menelaah keragaman sosial budaya masyarakat

3.3.1 Mengursika Keunikan adat Disajikan 5. Kita harus saling ... karena setiap daerah memiliki C2 5,6,7 PG
keunikan adat istiadat keunikan masing-masing dan berbagai macam
istiadat dalam gambar, siswa
dalam lingkungan keragaman sosial dan budaya.
keberagaman dapat
masyarakat tempat tinggal Sambunglah kalimat diatas menggunakan kata-kata
masing-masing sosial budaya mengemukakan dibawah ini dengan tepat.
e. Berdebat
masyarakat keberagaman
f. Mengomentar
Indonesia karakteristik
g. Menghargai
individu sesuai
6. Bagaimana sikapmu atas perbedaan budaya dan
gambar dengan
adat istiadat daerahmu dengan daerah lain...
benar.
a. Kita harus saling menghargai walaupun saling
berbeda suku/budaya/adat istiadat dan tidak
saling menghina.
b. melestarikan kebudayaan daerah lain.
c. Membandingkan keunikan budaya yang ada
didaerah
227

d. Menganggap budaya sendiri lebih unik dari


budaya lain
Disajikan

gambar, siswa
7. Keberagaman yang terdapat pada budaya daerah
dapat Sumatera Barat adalah ...
a. Menjunjung tinggi nilai adat dan budaya
mengemukakan
b. Memiliki keberagaraman tarian daerah,suku dan
keberagaman
adat daerah
karakteristik c. Memiliki rumah gadang
d. Menghargai budaya sendiri
individu sesuai

gambar dengan

benar.

IPS
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang

3.3.1 Mjenis usaha yang Jenis-jenis Disajikan teks 8. Apa yang dimaksud usaha ekonomi yang dikelola C1 8 PG
dikelola usaha yang sendiri/perorangan...
“Jenis Usaha
228

perorangan dalam dikelola yang dikelola a. usaha ekonomi yang pemilik dan pengelolanya
masyarakat. perorangan perseorangan, bukan kelompok.
perorangan”.,
dalam b. usaha ekonomi yang pemilik dan pengelolanya
siswa dapat
lingkungan kelompok
masyarakat menjawab soal c. saha ekonomi yang pemilik dan pengelolanya
perseorangan dan kelompok
yang
d. usaha ekonomi yang pemilik perusahaan
berhubungan

dengan isi teks

tersebut.

3.3.2 Mengidentifikasi Disajikan teks


Jenis-jenis
jenis usaha yang 9. Dibawah ini yang termasuk contoh jenis usaha
“Jenis Usaha C4 9,10 PG
usaha yang
dikelola ekonomi yang dikelola sendiri dalam lingkungan
dikelola yang dikelola
perorangan dalam masyarakat, yaitu...
perorangan
lingkungan perorangan”., a. bengkel mobil ,Badan Usaha Milik Negara
dalam
masyarakat tempat (BUMN)
siswa dapat
lingkungan
tinggal masing- b. pedagang bakso ,Badan Usaha Milik Swasta
229

masing masyarakat menjawab soal (BUMS)


c. warung, pedagang bakso dan bengkel
yang
d. Perusahaan daerah dan usaha penyewaan mobil.
berhubungan

dengan isi teks 10. Apa ciri-ciri usaha ekonomi yang dikelola sendiri...
a. modal terbatas dan dikelola secara sederhana.
tersebut.
b. Modal banyak dan sederhana
c. Dikelola dengan bantuan orang lain
d. Tidak memiliki modal
230
231
232
233

Lampiran 9

Kunci Jawaban

1. A
2. C
3. B
4. C
5. C
6. A
7. B
8. A
9. C
10. A
234

Lampiran 10

Jurnal Penilaian Sikap KI-1 dan KI-2 Siklus 1 Pertemuan 2

No. Waktu Nama Peserta Kejadian/ Butir Pos Tindak lanjut

Didik Perilaku Sikap /

neg

1. Abdul Faiz Mengambil Jujur - Diingatkan untuk


Pratama
pulpen teman meminta izin

tanpa izin sebelum meminjam

barang teman

2. 7 Maret Rahman Al Senantiasa hati- Teliti �


Faiz
2020 hati dalam Diberi apresiasi dan

mengerjakan + dilanjutkan

sesuatu

3. Shelina Giani Tidak mudah Percaya + diberi apresiasi dan


Anindya
putus asa atau diri dilanjutkan

pantang menyerah

Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
235

Lampiran 11

Hasil Pengamatan Penilaian Pengetahuan Siklus 1 Pertemuan 2

No. Kode Nama Muatan Pembelajaran Jumlah Nilai


Peserta Didik Bahasa PPKn IPS Skor
Indonesia
1. AFP 75 66,6 100 241,6 80,5
2. AMN 100 66,6 100 266,6 88,8
3. AAN 75 100 66,6 241,6 80,5
4. CW 100 100 66,6 266,6 88,8
5. DPH 100 66,6 100 266,6 88,8
6. FH 75 100 66,6 241,6 80,5
7. FY 75 100 100 275 91,6
8. HFA 100 100 66,6 266,6 88,8
9. HNAP 75 100 66,6 241,6 80,5
10. IMF 100 66,6 100 266,6 88,8
11. JIH 100 66,6 100 266,6 88,8
12. KLF 100 100 66,6 266,6 88,8
13. ME 100 100 66,6 266,6 88,8
14. MF 100 66,6 100 266,6 88,8
15. MRR 100 100 66,6 266,6 88,8
16. NAF 75 66.6 66,6 208,2 69,4
17. NPS 100 100 66,7 266,6 88,8
18. NSA 100 100 100 300 100
19. NZ 75 100 100 275 91,6
20. RZN 100 100 100 300 100
21. RNS 100 100 66,7 266,6 88,8
22. RMR 50 66,6 33,3 183,2 61
23. RIY 75 100 100 275 91,6
24. SGA 100 66,6 66,6 233,2 77,7
25. SKM 100 66,6 100 266,6 88,8
26. RAF 100 100 66,6 266,6 88,8
27. VDG 75 100 66,6 241,6 8O,5
Jumlah Skor 2.425 2.366 2.165,7 12.190 2.328,6
Rata-rata 89.81 87,62 80,21 451,55 86,24
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
236
237

Lampiran 12

Penilaian Keterampilan Bahasa Indonesia Siklus 1 Pertemuan 2

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Keterampilan Menuliskan
Didik urutan peristiwa pada teks
“Desa Unik di Bali”
4 3 2 1
1. AFP 3 75
2. AMN 2 50
3. AAN 3 75
4. CW 3 75
5. DPH 3 75
6. FH 3 75
7. FY 3 75
8. HFA 3 75
9. HNAP 3 75
10. IMF 3 75
11. JIH 2 50
12. KLF 3 75
13. ME 4 100
14. MF 2 50
15. MRR 3 75
16. NAF 3 75
17. NPS 3 75
18. NSA 3 75
19. NZ 4 100
20. RZN 3 75
21. RNS 2 50
22. RMR 3 75
23. RIY 3 75
24. SGA 3 75
25. SKM 3 75
26. RAF 3 75
27. VDG 3 75
Jumlah skor 2.250
Rata-rata 83,3
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
238

Deskriptor

1 = Menuliskan semua peristiwa yang terdapat pada bacaan dengan runtut

2 = Menuliskan peristiwa pada bacaan dengan memperhatikan latar cerita

3 = Menuliskan peristiwa pada bacaan dengan tanda baca yang benar

4 = Menuliskan peristiwa pada bacaan dengan tulisan yang rapi

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya tiga deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika hanya satu deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal
239

Lampiran 13

Penilaian Keterampilan PPKn Siklus 1 Pertemuan 2

No Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Didik Keterampilan menuliskan
keunikan adat istiadat yang
ada didaerah masing-masing
4 3 2 1
1. AFP 3 83,3
2. AMN 3 83,3
3. AAN 3 83,3
4. CW 3 83,3
5. DPH 3 83,3
6. FH 3 83,3
7. FY 3 83,3
8. HFA 3 83,3
9. HNAP 3 83,3
10. IMF 3 83,3
11. JIH 4 91,7
12. KLF 3 83,3
13. ME 4 91,7
14. MF 4 91,7
15. MRR 3 83,3
16. NAF 4 91,7
17. NFS 3 83,3
18. NSA 3 83,3
19. NZ 3 83,3
20. RZN 3 83,3
21. RNS 3 83,3
22. RMR 3 83,3
23. RIY 4 91,7
24. SGA 3 83,3
25. SKM 3 83,3
26. RAF 3 83,3
27. VDG 3 83,3
Jumlah skor 2.292,1
Rata-rata 84,9
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
240

Deskriptor

1 = Menuliskan semua keragaman budaya di Indonesia.

2 = Menuliskan kesimpulan hasil pengamatan yang dilakukan.

3 = Menuliskan laporan dengan tulisan yang rapi.

4 = menuliskan laporan dengan bersih.

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya satu deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika tidak ada deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal
241

Lampiran 14

Penilaian Keterampilan IPS Siklus 1 Pertemuan 2

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Didik Keterampilan
mengelompokkan jenis usaha
perorangan yang ada di dalam
masyarakat
4 3 2 1
1. AFP 3 75
2. AMN 2 60

3. AAN 4 90

4. CW 4 90

5. DPH 4 90

6. FH 3 75

7. FY 4 90

8. HFA 3 75

9. HNAP 4 90

10. IMF 2 60

11. JIH 3 75

12. KLF 4 90

13. ME 4 90

14. MF 4 90

15. MRR 3 75

16. NAF 3 75

17. NPS 4 90

18. NSA 3 75
242

19. NZ 3 75

20. RZN 2 60

21. RNS 4 90

22. RMR 4 90

23. RIY 4 90

24. SGA 2 60

25. SKM 3 75

26. RAF 4 90

27. VDG 3 75

Jumlah skor 2.160


Rata-rata 80
Peneliti

Rahmadanil Islami
Deskriptor

1 = Dapat mengidentifikasi jenis usaha ekonomi yang ada lingkungan sekitar.

2 = Dapat menentukan sumber daya alam yang digunakan.

3 = Dapat menentukan hasil usaha dari sumber daya alam yang ada di lingkungan
sekitar.

4 = Dapat menentukan manfaat dari jenis usaha ekonomi yang ada di lingkungan
sekitar.

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya tiga deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika satu deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4
243

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal

Lampiran 15

Hasil Pengamatan Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dengan Model Problem Based Learning Di Kelas V

SDN 22 Ujung Gurun

Komponen Deskriptor Kualifikasi


Rencana yang
No Deskriptor muncul SB B C K
Pelaksanaan
Pembelajaran 4 3 2 1

a. Terdapat satuan pendidikan √

Identitas Mata b. Terdapat kelas √ √


Pelajaran
c. Terdapat semester √
244

1. d. Terdapat tema/subtema dan



jumlah pertemuan

a. Perumusan indikator sesuai



dengan kompetensi dasar (KD)

Perumusan b. Perumusan indikator


indikator mengandung kata kerja - √
2. pembelajaran operasional (KKO)

c. Perumusan indikator mencakup



aspek pengetahuan.

d. Perumusan indikator mencakup



aspek keterampilan

a. Perumusan tujuan pembelajaran



sesuai dengan indikator

b. Perumusan tujuan pembelajaran


mengandung unsur audience, √ √
3. Perumusan dan behavior
tujuan
c. Perumusan tujuan pembelajaran
pembelajaran √
mengandung unsur condition

d. Perumusan tujuan pembelajaran



mengandung unsur degree

a. Pemilihan materi sesuai dengan



indikator

a. Pemilihan materi sesuai dengan


√ √
Pemilihan tujuan pembelajaran
4. materi b. Pemilihan materi sesuai dengan
Pembelajaran -
karakteristik siswa

c. Pemilihan materi rinci dan jelas √

a. Pemilihan sumber belajar sesuai √


dengan tujuan pembelajaran
Pemilihan
245

b. Pemilihan sumber belajar sesuai


√ √
dengan materi pembelajaran
5.
sumber c. Pemilihan sumber belajar sesuai
belajar dengan model Problem Based √
Learning

d. Pemilihan sumber belajar sesuai


-
dengan karakteristik siswa

a. Pemilihan media pembelajaran


sesuai dengan tujuan √
pembelajaran
6.
b. Pemilihan media pembelajaran
√ √
Pemilihan sesuai dengan materi
media pembelajaran
pembelajaran

c. Pemilihan media pembelajaran



sesuai dengan model Problem
Based Learning

d. Pemilihan media pembelajaran


sesuai dengan karakteristik -
siswa

a. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan tujuan √
pembelajaran

b. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan materi √ √
pembelajaran
7. Metode
c. Pemilihan metode pembelajaran
pembelajaran
sesuai dengan model Problem √
Based Learning

d. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan karakteristik √
siswa
246

a. Dalam RPP terdapat kegiatan



pendahuluan, inti, dan penutup

b. Dalam RPP terdapat kesesuaian √


kegiatan dengan model Problem √
Kejelasan Based Learning
proses c. Dalam RPP terdapat kesesuaian
8. pembelajaran √
dengan sistematika/ keruntutan
materi
d. Dalam RPP terdapat kesesuaian
alokasi waktu pada setiap -
kegiatan (pendahuluan, inti, dan
penutup)
a. Penilaian sesuai dengan
indikator pencapaian -
kompetensi
Kelengkapan b. Penilaian sesuai dengan √ √
instrument instrumen penilaian sikap

9. c. Penilaian sesuai dengan


instrumen penilaian √
pengetahuan
d. Penilaian sesuai dengan
instrumen penilaian √
keterampilan
Jumlah skor yang diperoleh 30

Jumlah skor maksimal 36 3 6 0 0

Persentase 83,33 %

Kualifikasi B (Baik)

Observer, Peneliti
Wali Kelas V
247

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Lampiran 16
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (Dari Aspek Guru)
Di Kelas V SDN 22 Ujung Guru

Kegiatan Karakteristik Deskriptor Deskrip Kualifikasi


tor yang
SB B C K
muncul
4 3 2 1
Kegiatan Langkah 1. 1. Guru meminta peserta didik
untuk membaca teks “Desa
inti Orientasi √
Unik di Bali”.
peserta didik 2. Guru meminta peserta didik √
mengamati gambar “Desa
terhadap √
Unik di Bali”, lalu bertanya
masalah jawab mengenai keunikan
desa tersebut sesuai dengan
teks bacaan.
248

3. Guru kembali meminta


peserta didik mengamati
gambar “Rumah Gadang”, -
lalu bertanya jawab
mengenai “Rumah Gadang”.
4. Guru kembali bertanya √
jawab dengan peserta didik
mengenai keunikan Rumah
Gadang yang ada di daerah
mereka.
Langkah 2. 1. Guru meminta peserta didik √
untuk menemukan konsep/
Mengorganisas
permasalahan yang berkaitan
ikan peserta dengan keragaman adat
istiadat di wilayah Indonesia
didik untuk
2. Guru membagikan LKPD √ √
belajar. kepada setiap individu
peserta didik
3. Guru menjelaskan cara √
mengerjakan LKPD yang
telah dibagikan kepada
masing-masing individu.
4. Guru menjelaskan bahwa di √
Indonesia memiliki
keragaman budaya bangsa
dan masing-masing
keragaman itu memiliki
keunikannya tersendiri.
Langkah 3. 1. Guru membagi Peserta didik -
menjadi beberapa kelompok
Membantu
heterogen, setiap kelompok
penyelidikan terdiri dari 5-6 orang.
2. Guru mengintruksikan √ √
individu atau
peserta didik untuk
kelompok. mengerjakan LKPD yang
telah dibagikan bersama
teman kelompoknya
3. Guru mengintruksikan -
peserta didik untuk berbagi
dan mencari informasi yang
berkaitan dengan jenis-jenis
usaha yang dikelola sendiri
yang terdapat pada LKPD
4. Guru meminta peserta didik √
mengumpulkan LKPD untuk
di presentasikan.
249

Langkah 4. 1. Guru memberikan √


penjelasan tentang tata cara
Mengembangk
penyampaian hasil diskusi
an dan kelompok
2. Guru meminta peserta didik √ √
menyajikan
dalam setiap kelompok
hasil karya. untuk menyajikan hasil
diskusinyanya kedepan
kelas.
3. Guru membimbing peserta √
didik dalam menyajikan
hasil diskusinya.
4. Guru meminta siswa dalam √
kelompok yang tidak tampil
memberikan tanggapan.

Langkah 5. 1. Guru menyimpulkan hasil √


akhir dari proses pemecahan
Menganalisis
masalah di bawah bimbingan
dan guru
2. Guru bertanya jawab dengan √ √
mengevaluasi
peserta didik tentang urutan
proses peristiwa pada teks “Desa
Unik di Bali” untuk
pemecahan
penguatan materi
masalah. 3. Guru meminta peserta didik √
membaca teks “Jenis Usaha
yang Dikelola Sendiri”,
kemudian menuliskan
peristiwa pada teks “Jenis
Usaha yang Dikelola
Sendiri” dengan
memperhatikan latar cerita.
4. Guru membagikan lembar √
evaluasi kepada peserta didik
Kegiatan 1. Guru bertanya jawab dengan √
peserta didik tentang
penutup
pembelajaran yang belum
dipahami peserta didik.
2. Guru membimbing peserta - √
didik menyimpulkan
pelajaran
3. Guru menyampaikan pesan √
moral kepada peserta didik
250

4. Guru meminta peserta didik √


untuk bersyukur atas apa
yang telah dipelajarinya hari
ini dan juga dipersilahkan
untuk pulang.
Jumlah skor yang diperoleh 20 3 2 1
Jumlah skor maksimal 24
Persentase 83,33 %
Kulifikasi B (Baik)

Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru


Implementasi Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)
jumlah skor yang diperoleh 20
Persentase skor rata-rata = x 100% = x100=
jumlah skor maksimal 24
83,33%

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Lampiran 17
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan
Model Problem Based Learning (Dari Aspek Siswa)
Di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun

Kegiatan Karakteristik Deskriptor Deskrip Kualifikasi


tor yang
SB B C K
muncul
4 3 2 1
Kegiatan Langkah 1. 1. Peserta didik membaca √
teks “Desa Unik di Bali”.
inti Orientasi peserta
2. Peserta didik mengamati √ √
didik terhadap gambar “Desa Unik di
Bali”, lalu bertanya jawab
251

masalah mengenai keunikan desa


tersebut sesuai dengan teks
bacaan.
3. Peserta didik mengamati -
gambar “Rumah Gadang”,
lalu bertanya jawab
mengenai “Rumah
Gadang”.
4. Peserta didik kembali √
melakukan tanya jawab
mengenai keunikan Rumah
Gadang yang ada di daerah
mereka.
Langkah 2. 1. Peserta didik menemukan √
konsep / permasalahan yang
Mengorganisasik
berkaitan dengan
an peserta didik keragaman adat istiadat di
wilayah Indonesia
untuk belajar.
2. Peserta didik diberikan √ √
LKPD
3. Peserta didik mendengarkan √
guru menjelaskan cara
mengerjakan LKPD yang
telah dibagikan.

4. Peserta didik mendengarkan √


penjelasan guru bahwa di
Indonesia memiliki
keragaman budaya bangsa
dan masing-masing
keragaman itu memiliki
keunikannya tersendiri.
Langkah 3. 1. Peserta didik dibagi -
menjadi beberapa kelompok
Membantu
heterogen, setiap kelompok
penyelidikan terdiri dari 5-6 orang.
2. Peserta didik mengerjakan √
individu atau
LKPD yang telah dibagikan
kelompok. bersama teman
kelompoknya
3. Peserta didik berbagi dan -
mencari informasi yang
berkaitan dengan
permasalahan yang terdapat
pada LKPD.
252

4. Peserta didik √
mengumpulkan LKPD.
untuk di presentasikan.
Langkah 4. 1. Peserta didik mendengarkan √
guru memberikan
Mengembangkan
penjelasan tentang tata cara
dan menyajikan penyampaian hasil diskusi
kelompok
hasil karya.
2. Peserta didik dalam setiap √ √
kelompok menyajikan hasil
LKPD nya kedepan kelas
3. Peserta didik dibimbing √
guru dalam menyajikan
hasil diskusinya
4. Guru meminta siswa dalam √
kelompok yang tidak tampil
memberikan tanggapan.

Langkah 5. 1. Peserta didik √


menyimpulkan hasil akhir
Menganalisis dan
dari proses pemecahan
mengevaluasi masalah di bawah
bimbingan guru
proses
2. Peserta didik bertanya √
pemecahan jawab dengan guru tentang
urutan peristiwa pada teks
masalah.
“Desa Unik di Bali” untuk
penguatan materi
3. Peserta didik membaca teks √ √
“Jenis Usaha yang Dikelola
Sendiri”, kemudian
menuliskan peristiwa pada
teks “Jenis Usaha yang
Dikelola Sendiri” dengan
memperhatikan latar cerita.
4. Peserta didik diberikan √
evaluasi oleh guru
Kegiatan 1. Peserta didik bertanya √
jawab dengan guru tentang
penutup
pembelajaran yang belum
dipahami.
2. Peserta didik dengan - √
bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
3. Peserta didik mendengarkan √
pesan moral yang
253

disampaikan oleh guru


4. Peserta didik diminta untuk √
bersyukur atas apa yang
telah dipelajarinya hari ini
dan juga dipersilahkan
untuk pulang.
Jumlah skor yang diperoleh 20 3 2 1 0
Jumlah skor maksimal 24
Persentase 83,33 %
Kulifikasi B (Baik)

Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru


Implementasi Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperoleh 20


Persentase skor rata-rata = x 100% = x100=
jumlah skor maksimal 24
83,33%

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Lampiran 1

Pemetaan Kompetensi Dasar


254

Lampiran 2

Pemetaan KD dan Indikator Pembelajaran

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar :
3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan
yang terdapat pada teks nonfiksi

255

Pembelajaran 3

IPS
PPKn
Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis peran ekonomidalam Kompetensi Dasar :

upaya menyejahterakan kehidupan 1.3 Mensyukuri keragaman sosial


masyarakat dibidang sosial dan masyarakat sebagai anugerah
budaya untuk memperkuat Tuhan Yang Maha Esa dalam
kesatuan dan persatuan bangsa konteks Bhineka Tunggal Ika
Indonesia serta hubungannya 2.3 Bersikap toleran dalam keragaman
dengan karakteristik ruang. sosial budaya masyarakat dalam
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang konteks Bhineka Tunggal Ika
peran ekonomi dalam upaya 3.3 Menelaah keragaman sosial
menyejahterakan kehidupan budaya masyarakat
masyarakat di bidang sosial dan 4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang
budaya untuk memperkuat mendukung keragaman sosial
kesatuan dan persatuan bangsa. budaya masyarakat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
256

Satuan Pendidikan : SDN 22 Ujung Gurun


Kelas / Semester : V/2
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita
Sub Tema 3 : Usaha Pelestarian Lingkungan
Pembelajaran : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan

bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan

mencoba, berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di

sekolah, dan tempat bermain.

4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif,

kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,

sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku

anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


257

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menguraikan urutan peristiwaatau 3.8.1 Menentukan informasi penting pada teks

tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi

nonfiksi. terhadap Kesejahteraan Masyarakat”.

3.8.2 Menguraikan informasi penting pada teks

nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi

terhadap Kesejahteraan Masyarakat” dalam

bentuk peta pikiran.

3.8.3 Menyimpulkan informasi penting pada teks

nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi

terhadap Kesejahteraan Masyarakat”.

4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau 4.8.1 Menampilkan informasi penting pada teks

tindakan dengan memperhatikan nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi

latar cerita yang terdapat pada teks terhadap Kesejahteraan Masyarakat”.

nonfiksi

IPS

Kompetensi Dasar Indikator

3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam 3.3.1 Menemukan peran kegiatan ekonomi

upaya menyejahterakan kehidupan dalam upaya menyejahterakan

masyarakat dibidang sosial dan budaya kehidupan masyarakat.

untuk memperkuat kesatuan dan 3.3.2 Menganalisis peran kegiatan ekonomi

persatuan bangsa Indonesia serta dalam upaya menyejahterakan


258

hubungannya dengan karakteristik kehidupan masyarakat.

ruang.

4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran 4.3.1 Menampilkan hasil analisis tentang

ekonomi dalam upaya menyejahterakan peran kegiatan ekonomi dalam upaya

kehidupan masyarakat di bidang sosial menyejahterakan kehidupan masyarakat.

dan budaya untuk memperkuat kesatuan

dan persatuan bangsa.

PKN

Kompetensi Dasar Indikator

1.3 Mensyukuri keragaman sosial masyarakat

sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa

dalam konteks Bhineka Tunggal Ika

2.3 Bersikap toleran dalam keragaman sosial

budaya masyarakat dalam konteks Bhineka

Tunggal Ika

3.3 Menelaah keragaman sosial budaya 3.3.1 Menemukan keuntungan keragaman

masyarakat sosial akibat adanya jenis usaha.

4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang 4.3.1 Menyajikan keuntungan dari

mendukung keragaman sosial budaya keragaman sosial akibat adanya jenis

masyarakat. usaha.

C. Tujuan Pembelajaran
259

1. Dengan membaca teks, peserta didik dapat menentukan informasi penting

pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat” dengan benar.

2. Dengan penugasan, peserta didik dapat menguraikan informasi penting

pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat” dalam bentuk peta pikiran dengan benar.

3. Dengan penugasan, peserta didik dapat menyimpulkan informasi penting

pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat” dengan benar.

4. Dengan penugasan, peserta didik dapat menampilkan informasi penting

pada teks nonfiksi “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan

Masyarakat” dengan baik.

5. Dengan diskusi kelompok, peserta didik dapat menemukan peran kegiatan

ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat dengan

benar.

6. Dengan diskusi kelompok, peserta didik dapat menganalisis peran kegiatan

ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat dengan

benar.

7. Dengan penugasan, peserta didik dapat menampilkan hasil analisis tentang

peran kegiatan ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan

masyarakat dengan benar.

8. Dengan diskusi kelompok, peserta didik dapat menemukan keuntungan

keragaman sosial akibat adanya jenis usaha dengan benar.


260

9. Dengan tanya jawab, peserta didik dapat menunjukkan keuntungan dari

keragaman sosial akibat adanya jenis usaha dengan benar.

D. Materi Pembelajaran

1. Bahasa Indonesia : Teks “Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap

Kesejahteraan Masyarakat”

2. IPS : Jenis dan Peran kegiatan ekonomi bagi masyarakat

3. PPKn : Keragaman sosial budaya masyarakat dalam bidang usaha

ekonomi

(Materi Pembelajaran Terlampir)

E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) menurut
Hosnan (2014: 301) :
a. Orientasi peserta didik terhadap masalah.
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.
c. Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab, penugasan dan
diskusi kelompok.
F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media :
a. Papan Tulis
b. Gambar jenis kegiatan ekonomi
(Media Pembelajaran Terlampir)

2. Alat :
a. Infocus
261

b. Laptop
c. Perlengkapan menulis
d. Lembar Kerja Peserta Didik (LKDP)
e. Lembar Kerja Kelompok (LDK)
f. Lembar Evaluasi
3. Sumber Belajar :
a. Heny Kusumawati. 2017. Tema 8. Lingkungan Sahabat Kita : Buku
Guru untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.
b. Heny Kusumawati. 2017. Tema 8. Lingkungan Sahabat Kita : Buku
Siswa untuk Kelas 5 SD/MI. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Deskripsi Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab salam yang diucapkan 15 Menit


guru dengan santun.
2. Peserta didik berdoa menurut kepercayaan
masing-masing dengan khusyu’.
3. Peserta didik mengacungkan tangan sewaktu
namanya dipanggil guru dengan sopan.
4. Peserta didik merespon apersepsi yang
disampaikan guru.
5. Peserta didik menyimak tema yang disampaikan
guru dengan cermat.
6. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran
dengan cermat.
7. Peserta didik mendengarkan guru memberikan
motivasi agar peserta didik bersungguh-sungguh
262

dalam belajar.
Inti Langkah 1: Orientasi siswa terhadap masalah 175

8. Peserta membaca teks bacaan “Pengaruh ekonomi Menit

terhadap kesejahteraan masyarakat”.

9. Peserta didik diminta mengamati gambar

10. Siswa diberikan suatu permasalahan dengan

melakukan tanya jawab terkait pengaruh ekonomi

terhadap kesejahteraan masyarakat:

a. Apa saja pengaruh kegiatan ekonomi

terhadap kesejahteraan masyarakat?

b. Apakah konsumsi dapat memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat?

c. Apa saja contoh dari produksi,distribusi

dan konsumen ?

11. Guru membagikan LKPD kepada setiap individu.

Langkah 2: Mengorganisasi siswa untuk belajar

12. Peserta didik mengerjakan LKPD yang diberikan

guru tentang menganalisis informasi penting yang

terdapat pada teks nonfiksi “Pengaruh ekonomi

terhadap kesejahteraan masyarakat”.

13. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKPD

14. Peserta didik mengumpulkan hasil LKPD di

depan kelas.

15. Peserta didik dapat mengetahui bahwa


263

dilingkungan pengaruh ekonomi terhadap


kesejahteraan masyarakat sangatlah penting .
16. Peserta didik diminta membaca teks “jenis peran
kegiatan ekonomi dalam masyarakt”
Langkah 3: Membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok

17. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, dan duduk

dikelompok masing-masing

18. Siswa menerima LKPD yang diberikan guru

tentang “peran ekonomi dan keuntungan

keragaman usaha ekonomi”.

19. Siswa dengan bimbingan guru mengerjakan

LKPD yang telah diberikan.

20. Peserta didik mengidentifikasi jenis kegiatan


ekonomi beserta perannya dalam lingkungan
masyarakat .
21. Peserta didik dibimbing oleh guru pada saat
mengidentifikasi jenis kegiatan ekonomi beserta
perannya dalam lingkungan masyarakat.
22. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusinya

untuk dipresentasikan.

Langkah 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya

23. Siswa mendengarkan guru menjelaskan cara


264

penyampaian hasil diskusi kelompok.

24. Peserta didik menyampaikan hasil LKPD yang

telah dikerjakan di depan kelas

25. Guru membimbing peserta didik dalam

menyajikan hasil diskusinya

26. Peserta didik dalam kelompok yang lain diminta

untuk tampil

27. Siswa dari kelompok lain memberikan tanggapan

terhadap hasil kelompok yang tampil.

28. Siswa dari kelompok yang tampil menanggapi

terhadap tanggapan siswa dari kelompok lain.

Langkah 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

29. Siswa bersama guru menganalisis dan

mengevaluasi proses pembelajaran yang sudah

berlangsung.

30. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan

hasil akhir dari proses pemecahan masalah

31. Siswa mendengarkan penegasan konsep yang

disampaikan guru tentang peran ekonomi dan

keuntungan keragaman usaha ekonomi yang ada

di lingkungan sekitar.

32. Siswa diminta untuk menanggapi apa yang


265

disampaikan oleh guru.

33. Siswa diminta membaca teks “sayuran”, lalu

menuliskan peristiwa penting pada teks “sayuran”

dengan memperhatikan cerita

34. Peserta didik diberikan soal evaluasi oleh guru.

Penutup 35. Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang 20 Menit
pembelajaran yang belum dipahami peserta didik.
36. Peserta didik dengan bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
37. Peserta didik mendengarkan pesan moral yang
disampaikan oleh guru.
38. Peserta didik diminta untuk bersyukur atas apa
yang telah dipelajarinya hari ini dan juga
dipersilahkan untuk pulang.

I. PENILAIAN PEMBELAJARAN
1. Penilaian sikap (Terlampir)
a) Prosedur penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Non Tes
c) Bentuk Penliaian : Observasi
d) Instrumen Penlilaian : Jurnal penilaian sikap

2. Penilaian Pengetahuan (Terlampir)


a) Prosedur penilaian : Akhir Pembelajaran
b) Jenis penilaian : Tes tertulis
c) Bentuk Penliaian : Objektif
d) Instrumen Penlilaian : Soal-soal dan kunci jawaban
3. Penilaian Keterampilan (Terlampir)
266

a) Prosedur penilaian : Proses Pembelajaran


b) Jenis penilaian : Unjuk Kerja
c) Bentuk Penliaian : Kinerja
d) Instrumen Penlilaian : Rubrik penilaian

Padang, 12 Maret 2020


Observer, Peneliti

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 22 Ujung Gurun

Lampiran 3

Uraian Materi Pembelajaran

Tema 8 Lingkungan Sahabat Kita


267

Subtema 3 Usaha Pelestarian Lingkungan pembelajaran 3

A. Bahasa Indonesia

Cerita nonfiksi merupakan cerita yang bersifat factual. Hal-hal yang

terkandung di dalamnya nyata, dan benar-benar ada dalam kehidupan.

Selanjutnya informasi penting dalam sebuah cerita merupakan informasi pada

teks bacaan yang dianggap penting atau memberikan berita tentang sesuatu

hal. Cara mendapatkan informasi penting dalam sebuah teks adalah dengan

membaca teks tersebut secara cermat dan teliti, kemudian memperhatikan

kata-kata sulit yang terdapat dalam teks cerita tersebut.

Berikut adalah contoh teks nonfiksi.

Pengaruh Kegiatan Ekonomi terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan ekonomi.

Apa sajakah kegiatan ekonomi yang dilakukan sehari-hari? Kegiatan ekonomi

meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga kegiatan

ekonomi ini saling berkaitan satu sama lain. Satu kegiatan ekonomi

terhambat, akan mengganggu kegiatan ekonomi lainnya.

1. Produksi

Apakah produksi? Amatilah kegiatan ekonomi seorang petani!

Petani menanam padi di sawah, lalu memberi pupuk, dan menyiangi

rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman padi. Setelah bulir-bulir padi

mulai bernas, petani mengusir burung-burung yang berusaha makan

bulir-bulir padi itu. Saat padi menguning, itulah saatnya petani memanen.

Hasil panen lalu dijual.


268

Dari ilustrasi tersebut, si petani telah melakukan kegiatan produksi.

Jadi, produksi adalah kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Orang yang melakukan

kegiatan produksi disebut produsen. Berikan contoh kegiatan produksi

yang terdapat di sekitar tempat tinggalmu.

Kegiatan produksi berpengaruh terhadap kesejahteraan pemilik

sumber daya ekonomi dan produsen. Sumber daya ekonomi adalah

barang atau jasa yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan.

Sumber daya ekonomi dapat berasal dari sumber daya alam atau sumber

daya manusia. Sumber daya ekonomi dapat diolah menjadi modal dasar

pembangunan. Bagi pemilik sumber daya ekonomi, adanya proses

produksi memungkinkannya memperoleh balas jasa. Balas jasa ini

berupa sewa, bunga modal, atau gaji. Dengan balas jasa ini, pemilik

sumber daya ekonomi dapat memenuhi kebutuhan hidup.


269

Bagi produsen, adanya proses produksi menyebabkan produsen

memperoleh keuntungan. Selanjutnya, keuntungan tersebut digunakan

untuk menjaga kelangsungan usaha dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini

dilakukan dalam upaya mencapai kemakmuran hidup.

2. Distribusi

Setiap hari kamu makan dan mengenakan pakaian. Bahan makanan

tersebut dihasilkan di suatu tempat tertentu. Pakaian juga diproduksi di

tempat tertentu lainnya. Untuk mendatangkan bahan makanan dan

pakaian diperlukan kegiatan penyaluran. Kegiatan inilah yang disebut

distribusi. Jadi, distribusi adalah kegiatan menyalurkan hasil produksi

dari produsen ke konsumen. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut

distributor. Kelancaran distribusi barang membutuhkan sarana

transportasi dan jalanyang memadai. Tujuannya agar hasil produksi dapat

segera sampai kepada konsumen dengan cepat dan tepat sehingga

kebutuhan konsumen segera terpenuhi.

3. Konsumsi
270

Perhatikan aktivitas teman sekolah ketika waktu istirahat! Ada

yang jajan di kantin, ada pula yang makan bekal dari rumah. Jajan di

kantin dan makan bekal termasuk kegiatan konsumsi.

Konsumsi adalah kegiatan manusia mengurangi atau

menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhan. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen.

Untuk mengonsumsi barang atau jasa, masyarakat mengeluarkan

pengorbanan tertentu. Pengorbanan dapat berupa uang atau waktu. Dari

uraian di atas kamu mengetahui kegiatan ekonomi dan dampaknya bagi

masyarakat. Kegiatan ekonomi dapat berdampak positif terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

B. IPS dan PPKn


271

Jenis Kegiatan Ekonomi dalam Masyarakat

1. Produksi

Produksi adalah kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Kegiatan produksi berperan terhadap kesejahteraan pemilik

sumber daya ekonomi dan produsen. Bagi pemilik sumber daya ekonomi,

adanya proses produksi memungkinkannya memperoleh balas jasa. Balas

jasa ini berupa sewa, bunga modal, atau gaji. Dengan balas jasa ini,

pemilik sumber daya ekonomi dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Bagi produsen, adanya proses produksi menyebabkan produsen

memperoleh keuntungan. Selanjutnya, keuntungan tersebut digunakan

untuk menjaga kelangsungan usaha dan memenuhi kebutuhan hidup. Ini

dilakukan dalam upaya mencapai kemakmuran hidup.

2. Distribusi

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan hasil produksi dari produsen

kekonsumen. Kegiatan distribusi sangat berpengaruh dalam kegiatan

ekonomi. Dengan adanya kegiatan distribusi, maka akan mempermudah

konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkannya tanpa harus

pergi jauh ke tempat barang tersebut diproduksi.

Contohnya Jika di sebuah desa terpencil tidak ada warung kelontong,

maka setiap penduduk desa tersebut harus pergi ke pasar yang jaraknya

jauh untuk membeli beberapa barang. Maka dengan adanya kegiatan


272

distribusi ini, akan memudahkan penduduk desa tersebut untuk

mendapatkan barang yang diinginkannya tanpa perlu pergi ke pasar.

3. Konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan

nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Contoh

kegiatan konsumsi adalah penggunaan listrik sebagai sumber daya untuk

menerangi rumah di malam hari, pemenuhan kebutuhan makanan dan

pakaian juga salah satu contoh dari kegiatan konsumsi.

Lampiran 4
273

Media Pembelajaran
274
275
276
277
278
279
280

Lampiran 7

KISI- KISI EVALUASI PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SDN 22 Ujung Gurun


Kelas/Semester : V/ II (Dua)
Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita
Subtema : 3. Usaha Pelestarian Ligkungan
Pembelajaran ke :3
Kompetensi Dasar/Indikator Materi Indikator soal Soal Level Nomor Bentuk

Kognitif soal Soal

Bahasa Indonesia

3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi

1. 3.8.1 Menentukan informasi Informasi Disajikan teks bacaan, Teks untuk jawaban soal nomor 1-4 C3 1 PG
peserta didik dapat Sayuran merupakan salah satu kebutuhan
penting pada teks nonfiksi penting dalam
membaca teks pangan manusia yang banyak mengandung
“Pengaruh Kegiatan teks cerita
nonfiksi “Pengaruh zat-zat penting bagi tubuh. Kandungan gizi
Ekonomi terhadap nonfiksi Kegiatan Ekonomi dalam sayuran bervariasi, meskipun
terhadap umumnya mengandung sedikit protein atau
Kesejahteraan
281

Masyarakat”. Kesejahteraan lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu,


Masyarakat” dengan sayuran juga mengandung antioksidan, anti
benar. bakteri, anti jamur, anti virus, dan anti kanker
yang baik bagi tubuh. Sayuran juga
mengandung nutrisi penting yang diperlukan
untuk kesehatan rambut dan kulit.
1. Informasi penting yang disajikan dalam
teks di atas adalah mengenai...
a. Kegunaan sayuran
b. Manfaat sayur bagi kesehatan manusia
c. Kandungan zat-zat penting dalam
sayuran
d. Kandungan zat-zat penting bagi tubuh

3.8.2 Menguraikan informasi


2. Salah satu informasi yang paling benar
penting pada teks nonfiksi Informasi C4 2 PG
Disajikan teks bacaan, dari teks di atas adalah …
“Pengaruh Kegiatan penting dalam peserta didik dapat a. Sayuran merupakan kebutuhan
menentukan informasi pangan manusia yang utama yang
Ekonomi terhadap teks cerita
penting dalam teks. banyak mengandung zat-zat penting
282

Kesejahteraan nonfiksi bagi tubuh


b. Sayuran banyak mengandung
Masyarakat” dalam bentuk
protein, lemak, dan vitamin
peta pikiran.
c. Manusia banyak yang tidak
menyukai sayur
d. Sayuran mengandung nutrisi penting
untuk kesehatan rambut dan kulit.
3.8.3 Menyimpulkan informasi
3. “Selain itu, sayuran juga mengandung
penting pada teks nonfiksi Disajikan teks bacaan,
Informasi antioksidan, antibakteri, antijamur,
“Pengaruh Kegiatan peserta didik dapat
antivirus, dan anti kanker. Sayuran juga
penting dalam C5 3,4 PG
Ekonomi terhadap menyimpulkan
mengandung nutrisi penting yang
Kesejahteraan Masyarakat”. teks cerita informasi pada teks
diperlukan untuk kesehatan rambut dan
non fiksi.
nonfiksi kulit”. Kesimpulan di atas menjelaskan
tentang…
a. Kandungan penting dalam sayuran
yang bermanfaat bagi tubuh
b. Sayuran sangat penting bagi tubuh
manusia
283

c. Sayuran baik untuk penderita kanker


d. Nutrisi dalam sayuran sangat baik
untuk kesehatan rambut dan kulit
4. Perhatikanlah informasi di bawah ini!
1) Sayuran merupakan salah satu
kebutuhan pangan manusia
2) Manusia tidak membutuhkan sayuran
untuk di makan
3) Kandungan zat antikanker dalam
sayuran baik untuk tubuh
4) Antioksidan, antibakteri, antijamur,
antivirus, dan anti kanker terdapat
dalam sayuran
Dari penjelasan di atas, manakah
kesimpulan yang paling benar sesuai
dengan teks di atas …
a. 1, 2 dan 4
b. 2 dan 4
284

c. 1 dan3 d. 1, 3 dan 4.

IPS 3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat dibidang sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan persatuan

bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.

1. 3.3.1 Menemukan peran kegiatan Peran kegiatan Disajikan teks “peran 5. Di bawah yang merupakan peran kegiatan C3 5 PG
ekonomi bagi masyarakat, kecuali …
ekonomi dalam upaya ekonomi dalam kegiatan ekonomi
a. Masyarakat dapat bertahan hidup
menyejahterakan upaya dalam upaya
karena terpenuhi kebutuhannya
kehidupan masyarakat. menyejahterakan menyejahterakan b. Menguntungkan bagi masyarakat yang
kaya
kehidupan kehidupan
c. Menjalin hubungan kerjasama yang
masyarakat masyarakat” siswa
baik antar sesama masyarakat
dapat menjawab soal d. Menciptakan lapangan kerja bagi
pengangguran
yang berhubungan

dengan isi teks

tersebut.
6. Peran dari kegiatan distribusi adalah …
3.3.2 Menganalisis peran Jenis dan peran Disajikan teks “peran C4 6,7 PG
a. Menjadikan hubungan yang baik
285

kegiatan ekonomi dalam kegiatan kegiatan ekonomi antara produsen dan konsumen
b. Barang yang dibutuhkan konsumen
upaya menyejahterakan ekonomi dalam dalam upaya
lebih cepat sampai
kehidupan masyarakat. upaya menyejahterakan
c. Memudahkan konsumen
menyejahterakan kehidupan mendapatkan barang yang
diinginkannya
kehidupan masyarakat” siswa
d. Salah semua
masyarakat dapat menjawab soal

yang berhubungan
7. Salah satu bentuk kegiatan ekonomi dapat
dengan isi teks
memberikan kesejahteraan kepada
tersebut.
pemilik sumber daya ekonomi dan
produsen.
Pernyataan di atas merupakan salah satu
peran kegiatan ekonomi di bidang …
a. Konsumsi
b. Produksi
c. Produsen
286

d. Distribusi

PKN

3.3 Menelaah keragaman sosial budaya masyarakat

3.3.1 Menemukan keuntungan Keuntungan Disajikan teks “Jenis 8. Salah satu bentuk keuntungan dari C3 8,9,10 PG
adanya keragaman usaha dalam kegiatan
keragaman sosial akibat adanya keragaman Kegiatan Ekonomi
ekonomi adalah …
jenis usaha. sosial akibat dalam Masyarakat”
a. Saling terpenuhi kebutuhannya
adanya jenis siswa dapat menjawab b. Menciptakan persaingan yang sengit
c. Menurunnya sikap tenggang rasa
usaha. soal yang
terhadap sesama
berhubungan dengan
d. Menciptakan hubungan yang kurang
isi teks tersebut. baik karena saling bersaing
9. Keluarga Andi memiliki usaha di bidang
pertanian. Keluarga Ani memiliki usaha
di bidang perikanan, sedangkan keluarga
Tono memiliki usaha di bidang kuliner.
Meskipun berbeda usaha ketiganya,
namun mereka saling membutuhkan
287

dalam memenuhi kebutuhannya.


Pernyataan di atas menjelaskan bahwa
kegiatan usaha dapat memberikan
keuntungan yaitu …
a. Menciptakan persaingan dalam
memenuhi kebutuhan
b. Saling memenuhi kebutuhan antar
sesama
c. Saling menghargai
d. A dan B benar
10. Dengan adanya kegiatan usaha banyak
masyarakat yang mendapatkan
keuntungan. Dibawah ini yang termasuk
keuntungan yang diperoleh masyarakat
karena adanya keragaman usaha, kecuali
a. Kebutuhan saling terpenuhi
b. Terciptanya sikap saling menghargai
c. erciptanya sikap acuh tak acuh
288

terhadap sesama
289
290
291
292
293

Lampiran 9

Kunci Jawaban Evaluasi

1. C
2. A
3. D
4. D
5. B
6. C
7. B
8. A
9. B
10. D
294

Lampiran 10

Jurnal Penilaian Sikap KI-1 dan KI-2 Siklus II

No. Waktu Nama Peserta Kejadian/ Butir Pos Tindak

Didik perilaku Sikap / lanjut

neg

1. Aji Malik Mengganggu teman Spiritual - Diingatkan

Naufal disaat berdo’a sebelum untuk khusu’

belajar saat berdoa

2. 12 Jihan Izzatul Datang lebih awal Tanggung + Diberi


Hendri
Maret untuk melaksanakan jawab apresiasi dan

2020 piket kelas. dilanjutkan

3. Fairuz Menunjukkan sikap Percaya + diberi


Habibullah
percaya diri yang diri apresiasi dan

sangat menonjol dilanjutkan

Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
295

Lampiran 11

Hasil Pengamatan Penilaian Pengetahuan Siklus II

No. Kode Nama Muatan Pembelajaran Jumlah Nilai


Peserta Didik Bahasa IPS PPKn Skor
Indonesia
1. AFP 100 66,7 100 266,7 88,9
2. AMN 75 100 100 283,3 91,7
3. AAN 100 66,7 100 266,7 88,9
4. CW 100 100 100 300 100
5. DPH 100 100 100 300 100
6. FH 100 100 100 300 100
7. FY 100 66,7 100 266,7 88,9
8. HFA 100 100 100 300 100
9. HNAP 100 66,7 100 266,7 88,9
10. IMF 100 100 66,7 266,7 88,9
11. JIH 100 100 100 300 100
12. KLF 100 66,7 100 266,7 88,9
13. ME 100 66,7 100 266,7 88,9
14. MF 100 100 100 300 100
15. MRR 100 100 66,7 266,7 88,9
16. NAF 100 100 100 300 100
17. NPS 100 100 100 300 100
18. NSA 100 100 100 300 100
19. NZ 66,7 66,7 66,7 183,4 66,7
20. RZN 100 100 100 300 100
21. RNS 100 100 100 300 100
22. RMR 100 100 66,7 266,7 88,9
23. RIY 100 100 100 300 100
24. SGA 66,7 100 100 266,7 88,9
25. SKM 66,7 100 100 266,7 88,9
26. RAF 100 100 100 300 100
27. VDG 100 100 66,7 266,7 88,9
Jumlah Skor 2.575,1 2.466,9 2.533,5 7.567,1 2.525,2
Rata-rata 95,3 91,3 93,8 280,3 93,5
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
296
297

Lampiran 12

Penilaian Keterampilan Bahasa Indonesia Siklus II

No Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Keterampilan Menampilkan
Didik informasi penting pada teks
nonfiksi
4 3 2 1
1. AFP 3 75
2. AMN 3 75
3. AAN 3 75
4. CW 4 100
5. DPH 3 75
6. FH 3 75
7. FY 3 75
8. HFA 4 100
9.` HNAP 4 100
10. IMF 3 75
11. JIH 4 100
12. KLF 3 75
13. ME 3 75
14. MF 3 75
15. MRR 4 100
16. NAF 4 100
17. NPS 4 100
18. NSA 4 100
19. NZ 3 75
20. RZN 4 100
21. RNS 3 75
22. RMR 4 100
23. RIY 4 100
24. SGA 4 95
25. SKM 3 75
26. RAF 3 95
27. VDG 4 100
Jumlah skor 2.375
Rata-rata 88,0
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
298

Deskriptor

1 =Menuliskan semua informasi penting yang terdapat pada bacaan dengan runtut

2 =Menuliskan informasi penting pada bacaan dengan memperhatikan latar cerita

3 = Menuliskan informasi penting pada bacaan dengan tanda baca yang benar

4 = Menuliskan informasi penting pada bacaan dengan tulisan yang rapi

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya tiga deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika hanya satu deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal
299

Lampiran 13

Penilaian Keterampilan IPS Siklus II

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Didik Keterampilan mengelompokkan
peran kegiatan ekonomi dalam
masyarakat
4 3 2 1
1. AFP 2 100
2. AMN 2 75
3. AAN 3 90
4. CW 3 100
5. DPH 3 75
6. FH 2 80
7. FY 3 100
8. HFA 3 90
9. HNAP 3 90
10. IMF 2 80
11. JIH 3 100
12. KLF 3 100
13. ME 3 80
14. MF 3 80
15. MRR 3 100
16. NAF 3 100
17. NFS 3 100
18. NSA 2 100
19. NZ 3 80
20. RZN 2 75
21. RNS 3 75
22. RMR 3 90
23. RIY 3 90
24. SGA 2 100
25. SKM 3 75
26. RAF 3 100
27. VDG 3 100
Jumlah skor 2.525
Rata-rata 93,5
Peneliti

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
300

Deskriptor

1 = Dapat mengidentifikasi peran kegiatan ekonomi dalam upaya


menyejahterakan kehidupan masyarakat yang ada lingkungan sekitar.

2 = Dapat menentukan hasil dari kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan


sekitar.

3 = Dapat menentukan manfaat peran ekonomi yang ada di lingkungan sekitar.

4 = Menampilkan hasil analisis menggunakan bahasa yang jelas, dan mudah


dipahami

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya tiga deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika satu deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal
301

Lampiran 14

Penilaian Keterampilan PPKn Siklus II

No. Kode Nama Aspek yang Dinilai Nilai


Peserta Didik Keterampilan Menyajikan
keuntungan keragaman sosial
akibat adanyan jenis usaha
4 3 2 1
1. AFP 4 85
2. AMN 4 85
3. AAN 4 90
4. CW 4 100
5. DPH 3 80
6. FH 3 80
7. FY 4 100
8. HFA 4 100
9. HNAP 4 85
10. IMF 4 85
11. JIH 4 95
12. KLF 4 95
13. ME 4 100
14. MF 4 90
15. MRR 3 80
16. NAF 4 90
17. NPS 4 100
18. NSA 4 100
19. NZ 3 80
20. RZN 3 80
21. RNS 4 100
22. RMR 4 100
23. RIY 3 80
24. SGA 4 95
25. SKM 3 80
26. RAF 4 95
27. VDG 4 100
Jumlah skor 2.437,5
Rata-rata 90,27
Peneliti
302

Rahmadanil Islami
NIM.16129381
Deskriptor

1 = Menuliskan keuntungan keragaman sosial akibat adanya jenis usaha.

2 = Menuliskan kesimpulan hasil pengamatan yang dilakukan.

3 = Menuliskan laporan dengan tulisan yang rapi.

4 = menuliskan laporan dengan bersih.

Keterangan: Jika semua deskriptor terlihat maka skor 4.

Jika hanya dua deskriptor terlihat maka skor 3.

Jika hanya satu deskriptor terlihat maka skor 2.

Jika tidak ada deskriptor terlihat maka skor 1.

Skor Maksimal : 4

skor yang diperoleh


nilai= ×100
skor maksimal
303

Lampiran 15

Hasil Pengamatan Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Dengan Model Problem Based Learning Di Kelas V
SDN 22 Ujung Gurun

Komponen Deskriptor Kualifikasi


Rencana yang
No Deskriptor muncul SB B C K
Pelaksanaan
Pembelajaran 4 3 2 1

a. Terdapat satuan pendidikan √

b. Terdapat kelas √ √
Identitas Mata c. Terdapat semester √
1. Pelajaran
d. Terdapat tema/subtema dan

jumlah pertemuan

a. Perumusan indikator sesuai



dengan kompetensi dasar (KD)

Perumusan b. Perumusan indikator


indikator mengandung kata kerja √ √
2. pembelajaran operasional (KKO)

c. Perumusan indikator mencakup



aspek pengetahuan.

d. Perumusan indikator mencakup


aspek keterampilan √

Perumusan a. Perumusan tujuan pembelajaran



tujuan sesuai dengan indikator
3. pembelajaran
b. Perumusan tujuan pembelajaran
mengandung unsur audience, dan √ √
behavior

c. Perumusan tujuan pembelajaran √


304

mengandung unsur condition

d. Perumusan tujuan pembelajaran


mengandung unsur degree √

a. Pemilihan materi sesuai dengan



indicator

b. Pemilihan materi sesuai dengan


√ √
Pemilihan tujuan pembelajaran
4. materi c. Pemilihan materi sesuai dengan
Pembelajaran √
karakteristik siswa

d. Pemilihan materi rinci dan jelas √

a. Pemilihan sumber belajar sesuai



dengan tujuan pembelajaran

b. Pemilihan sumber belajar sesuai


√ √
c. dengan materi pembelajaran
Pemilihan
5.
sumber d. Pemilihan sumber belajar sesuai
belajar dengan model Problem Based √
Learning

e. Pemilihan sumber belajar sesuai


dengan karakteristik siswa √

a. Pemilihan media pembelajaran


sesuai dengan tujuan √
pembelajaran
Pemilihan
b. Pemilihan media pembelajaran
media
sesuai dengan materi √ √
pembelajaran
pembelajaran
6.

c. Pemilihan media pembelajaran
sesuai dengan model Problem
Based Learning
305

d. Pemilihan media pembelajaran


sesuai dengan karakteristik siswa √

a. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan tujuan √
pembelajaran

b. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan materi √ √
pembelajaran
7.
Metode
c. Pemilihan metode pembelajaran
pembelajaran
sesuai dengan model Problem √
Based Learning

d. Pemilihan metode pembelajaran


sesuai dengan karakteristik siswa √

a. Dalam RPP terdapat kegiatan



pendahuluan, inti, dan penutup

b. Dalam RPP terdapat kesesuaian


kegiatan dengan model Problem √ √

8. Based Learning
Kejelasan
proses c. Dalam RPP terdapat kesesuaian
dengan sistematika/ keruntutan √
pembelajaran
materi
d. Dalam RPP terdapat kesesuaian
alokasi waktu pada setiap
kegiatan (pendahuluan, inti, dan √
penutup)

a. Penilaian sesuai dengan indikator


pencapaian kompetensi -
Kelengkapan
9. instrument
b. Penilaian sesuai dengan √ √
instrumen penilaian sikap
306

c. Penilaian sesuai dengan √


instrumen penilaian pengetahuan
d. Penilaian sesuai dengan
instrumen penilaian keterampilan √

Jumlah skor yang diperoleh 35 8 1 0

Jumlah skor maksimal 36

Persentase 97,22 %

Kualifikasi SB (Sangat Baik)

Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru Implementasi


Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperoleh 35


Persentase skor rata-rata = x 100% = = 97,22 %
jumlah skor maksimal 36

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382
307

Lampiran 16

Pelaksanaa Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan


Model Problem Based Learning (Dari Aspek Guru)
Di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun

Kegiatan Karakteristik Deskriptor Deskriptor Kualifikasi


yang SB B C K
muncul 4 3 2 1
Kegiatan Langkah 1. 1. Guru menyampaikan √
inti Orientasi peserta tujuan pembelajaran.
didik terhadap 2. Guru meminta peserta
masalah didik untuk membaca √ √
teks “Pengaruh ekonomi
terhadap kesejahteraan
masyarakat”.
3. Guru meminta peserta
didik mengamati √
gambar jenis-jenis
kegiatan ekonomi.
4. Guru memberi suatu
permasalahan kepada √
peserta didik dengan
melakukan tanya jawab
terkait pengaruh
ekonomi terhadap
kesejahteraan
masyarakat
Langkah 2. 1. Guru membagikan √
Mengorganisasik LKPD kepada peserta
an peserta didik didik
untuk belajar. 2. Guru menjelaskan cara √ √
mengerjakan LKPD
yang telah dibagikan
3. Guru meminta peserta √
didik mengumpulkan
308

lembar LKPD yang telah


dikerjakan.
4. Guru meminta peserta √
didik untuk membaca
teks “jenis kegiatan
ekonomi dalam
masyarakat”, dan
membimbing peserta
didik untuk mengetahui
apa saja jenis kegiatan
ekonomi yang ada dalam
masyarakat.
Langkah 3. 1. Guru membagi peserta √
Membantu didik menjadi 5
penyelidikan kelompok yang
individu atau heterogen, setiap
kelompok. kelompok terdiri dari 5-
6 orang.
2. Guru membagikan √ √
LKPD tentang “peran
ekonomi dan keuntungan
keragaman usaha
ekonomi”..
3. Guru membimbing √
peserta didik dalam
mengerjakan LKPD.
4. Guru meminta Peserta √
didik mengumpulkan
LKPD untuk di
presentasikan.
Langkah 4. 1. Guru menjelaskan cara √
Mengembangka penyampaian hasil
n dan diskusi kelompok
menyajikan 2. Guru membimbing √ √
hasil karya. peserta didik dalam
menyajikan hasil
diskusinya
3. Guru meminta peserta √
didik dalam kelompok
yang lain untuk tampil
309

4. Guru meminta kelompok √


lain memberikan
tanggapan terhadap hasil
kelompok yang tampil
Langkah 5. 1. Guru membimbing √
Menganalisis peserta didik
dan menyimpulkan hasil
mengevaluasi akhir dari proses
proses pemecahan masalah
pemecahan 2. Guru meminta peserta - √
masalah. didik mendengarkan
penguatan konsep
tentang peran ekonomi
dan keuntungan
keragaman usaha
ekonomi yang ada di
lingkungan sekitar.
3. Guru meminta peserta √
didik membaca teks
“sayuran”, lalu
menuliskan informasi
penting pada teks
“sayuran” dengan
memperhatikan cerita.
4. Guru membagikan √
lembar evaluasi kepada
peserta didik
Kegiatan 1. Guru bertanya jawab √
penutup dengan peserta didik
tentang pembelajaran
yang belum dipahami
peserta didik.
2. Guru membimbing √ √
peserta didik untuk
menyimpulkan pelajaran
3. Guru menyampaikan √
pesan moral kepada
peserta didik
310

4. Guru meminta peserta √


didik untuk bersyukur
atas apa yang telah
dipelajarinya hari ini dan
juga dipersilahkan untuk
pulang.
Jumlah skor yang diperoleh 23 5 1 0
Jumlah skor maksimal 24
Persentase 95,83%
Kulifikasi SB (Sangat Baik)
Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperoleh 23


Persentase skor rata-rata = x 100% = = 95,83%
jumlah skor maksimal 24

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382
311

Lampiran 17

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Menggunakan


Model Problem Based Learning (Dari Aspek Siswa)
Di Kelas V SDN 22 Ujung Gurun

Kegiatan Karakteristik Deskriptor Deskriptor Kualifikasi


yang
SB B C K
muncul
4 3 2 1
Kegiatan Langkah 1. 1. Peserta didik mendengarkan √
guru menyampaikan tujuan
inti Orientasi
pembelajaran.
peserta didik 2. Peserta didik membaca √ √
teks“Pengaruh ekonomi
terhadap
terhadap kesejahteraan
masalah masyarakat”.
3. Peserta didik mengamati √
gambar jenis-jenis kegiatan
ekonomi
4. Peserta didik menyimak √
guru menyampaikan
permasalahan yang akan
dipecahkan dan melakukan
tanya jawab dengan guru
terkait pengaruh ekonomi
terhadap kesejahteraan
masyarakat.
Langkah 2. 1. Peserta didik dibagikan √
LKPD oleh guru
Mengorganisa
2. Peserta didik mendengarkan √ √
sikan peserta guru menjelaskan cara
mengerjakan LKPD yang
didik untuk
telah dibagikan
belajar. 3. Peserta didik √
mengumpulkan lembar
LKPD yang telah
dikerjakan.
4. Peserta didik membaca teks √
“jenis kegiatan ekonomi
dalam masyarakat”
Langkah 3. 1. Peserta didik dibagi √
menjadi beberapa kelompok
Membantu
yang heterogen yang terdiri
312

penyelidikan dari 5-6 orang.


2. Peserta didik dalam √ √
individu atau
kelompok diberikan LKPD
kelompok. tentang “peran ekonomi dan
keuntungan keragaman
usaha ekonomi”.
3. Peserta didik dibimbing √
guru dalam mengerjakan
LKPD.
4. Peserta didik √
mengumpulkan LKPD
untuk di presentasikan
Langkah 4. 1. Peserta didik mendengarkan √
guru memberikan
Mengembang
penjelasan cara
kan dan penyampaian hasil diskusi
kelompok
menyajikan
2. Peserta didik dibimbing √ √
hasil karya. guru dalam menyajikan
hasil diskusinya.
3. Peserta didik dalam √
kelompok yang lain
diminta untuk tampil.
4. Peserta didik dalam √
kelompok lain memberikan
tanggapan terhadap hasil
kelompok yang tampil.

Langkah 5. 1. Peserta didik √


menyimpulkan hasil akhir
Menganalisis
dari proses pemecahan
dan masalah dibawah
bimbingan guru.
mengevaluasi
2. Peserta didik mendengarkan - √
proses guru memberikan
penguatan konsep tentang
pemecahan
peran ekonomi dan
masalah. keuntungan keragaman
usaha ekonomi yang ada di
lingkungan sekitar..
3. Peserta didik membaca teks √
“sayuran”, lalu menuliskan
peristiwa penting pada teks
“sayuran” dengan
memperhatikan cerita
313

4. Peserta didik diberikan √


evaluasi oleh guru
Kegiatan 1. Peserta didik bertanya √
jawab dengan guru tentang
penutup
pembelajaran yang belum
dipahami peserta didik.
2. Peserta didik dengan √ √
bimbingan guru
menyimpulkan pelajaran
3. Peserta didik mendengarkan √
pesan moral yang
disampaikan oleh guru.
4. Peserta didik diminta untuk √
bersyukur atas apa yang
telah dipelajarinya hari ini
dan juga dipersilahkan
untuk pulang.
Jumlah skor yang diperoleh 23 5 1 0
Jumlah skor maksimal 24
Persentase 95,83%
Kulifikasi SB (Sangat Baik)

Sumber data : Dikembangkan dari buku “Materi Pelatihan Guru Implementasi


Kurikulum 2013” Kemendikbud. (2013:144-145)

jumlah skor yang diperoleh 23


Persentase skor rata-rata = x 100% = = 95,83%
jumlah skor maksimal 24

Observer, Peneliti
Wali Kelas V

Fitria Astuti, S.Pd Rahmadanil Islami


NIP. 19820529 201805 2 0001 NIM.16129382
314

Lampiran 18

Rekapitulasi Hasil Penilaian RPP Tematik Terpadu Mengunakan Model


Problem Based Learning Siklus I

N0. Aspek Penilaiian Hasil Jumlah Rata - Rata


P1 P2
1. Identitas mata 4 4 8 4
pelajaran
2. Perumusan indikator 3 3 6 3
pembelajaran
3. Perumusan tujuan 4 4 8 4
pembelajaran
4. Pemilihan materi 2 3 5 2,5
pembelajaran
5. Pemilihan sumber 3 3 6 3
belajar
6. Pemilihan media 3 3 6 3
pembelajaran
7. Metode 3 4 7 3,5
pembelajaran
8. Kejelasan proses 2 3 5 2,5
pembelajaran
9. Kelengkapan 3 3 6 3
instrumen
Jumlah 27 30 57 28,5
Skor Maksimal 36 36 36
Persentase 75% 83,33 % 79,16 %
Kualifikasi C B B
315

Lampiran 19

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Prosees Pembelajaran Tematik


Terpadu Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Aspek Guru
Siklus I

Proses Karakteristik Hasil Juml Rata –


Pembelajaran P1 P2 ah Rata
1. Orientasi siswa pada 4 3 7 3,5
masalah
2. Mengorganisasikan 4 4 8 4
Kegiatan siswa untuk belajar
Pembelajaran 3. Membimbing 3 2 5 2,5
penyelidikan
individual dan
kelompok
4. Mengembangkan 3 4 7 3.5
dan Menyajikan
hasil karya
5. Menganalisis dan 3 4 7 3,5
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
6. Kegiatan penutup 2 3 5 2,5

Jumlah 19 20 39 19,5
Skor Maksimal 24 24 24
Persentase 79,16% 83,33 % 81,25 %
Kualifikasi B B B
316

Lampiran 20

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Prosees Pembelajaran Tematik


Terpadu Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Aspek Siswa
Siklus I

Proses Karakteristik Hasil Juml Rata –


Pembelajaran P1 P2 ah Rata
1. Orientasi siswa pada 4 3 7 3,5
masalah
2. Mengorganisasikan 4 4 8 4
Kegiatan siswa untuk belajar
Pembelajaran 3.Membimbing 3 2 5 2,5
penyelidikan
individual dan
kelompok
4.Mengembangkan dan 3 4 7 3.5
Menyajikan hasil
karya
5. Menganalisis dan 3 4 7 3,5
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
6. Kegiatan penutup 2 3 5 2,5

Jumlah 19 20 39 19,5
Skor Maksimal 24 24 24
Persentase 79,16% 83,33 % 81,25 %
Kualifikasi B B B
317

Lampiran 21

Rekapitulasi Hasil Penilaian RPP Tematik Terpadu Mengunakan Model


Problem Based Learning Siklus II

N0. Aspek Penilaian Hasil


Siklus II

1. Identitas mata 4
pelajaran
2. Perumusan indikator 4
pembelajaran
3. Perumusan tujuan 4
pembelajaran
4. Pemilihan materi 4
pembelajaran
5. Pemilihan sumber 4
belajar
6. Pemilihan media 4
pembelajaran
7. Metode pembelajaran 4

8. Kejelasan proses 4
pembelajaran
9. Kelengkapan 3
instrumen
Jumlah 35
Skor Maksimal 36
Persentase 97,22%
Kualifikasi SB
318

Lampiran 22

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Prosees Pembelajaran Tematik


Terpadu Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Aspek Guru
Siklus II

Proses Karakteristik Hasil


Pembelajaran Siklus II

1. Orientasi siswa 4
pada masalah
2. Mengorganisasikan 4
Kegiatan siswa untuk belajar
Pembelajaran 3. Membimbing 4
penyelidikan
individual dan
kelompok
4. Mengembangkan 4
dan Menyajikan
hasil karya
5. Menganalisis dan 3
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
6. Kegiatan penutup 4

Jumlah 23
Skor Maksimal 24
Persentase 95,83%
Kualifikasi SB
319

Lampiran 23

Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pelaksanaan Prosees Pembelajaran Tematik


Terpadu Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Aspek Siswa
Siklus II

Proses Karakteristik Hasil


Pembelajaran Siklus II

1. Orientasi siswa 4
pada masalah
2. Mengorganisasikan 4
Kegiatan siswa untuk belajar
Pembelajaran 3. Membimbing 4
penyelidikan
individual dan
kelompok
4. Mengembangkan 4
dan Menyajikan
hasil karya
5. Menganalisis dan 3
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
6. Kegiatan penutup 4

Jumlah 23
Skor Maksimal 24
Persentase 95,83%
Kualifikasi SB
320

Lampiran 24

Rekapitulasi Hasil Penelitian Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik

Terpadu Dengan Model Problem Bassed Learning (PBL) Di Kelas

V SDN 22 Ujung Gurun Kota Padang

Hasil Siklus I Siklus II

pengamatan P1 P2 Rata-rata Persentase P1 Persentase

1. RPP 75% 83,33% 79,16 79,16% 97,22 97,2%

2. Pelaksanaan Siklus I Siklus II

P1 P2 Rata-rata Persentase P1 Persentase

a. Aspek guru 79,16% 83,33% 81,24 81,24% 95,83 95,8%

b. Aspek

peserta 81,25% 83,3% 81,24 81,24% 95,83 95,8%

didik

Ket :

(S) : Aspek sikap

(P) : Aspek Pengetahuan

(K) : Aspek Keterampilan


321

Lampiran 25
DOKUMENTASI PENELITIAN
322

Gambar 1. Orientasi Siswa Pada Masalah

Gambar 2. Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar


323

Gambar 3. Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok


324

Gambar 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


325

Gambar 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masal


326
327

Anda mungkin juga menyukai